IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KINERJA KARYAWAN DI BANK BUKOPIN CABANG MEDAN Duti Marcyola
abstrak Skripsi ini berisi penelitian mengenai pengaruh iklim komunikasi organisasi terhadap kinerja karyawan. Kinerja yang diukur disini adalah kinerja karyawan di Bank Bukopin Cabang Medan. Tipe penelitian ini memfokuskan pada penelitian kuantitatif yang merajuk pada metode penelitian korelasional serta teknik pengumpulan data dengan penelitian kepustakaan dan kuesioner. Teknis analisis data yang dipakai adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang, dan uji hipotesis dengan menggunakan aplikasi system solution (SPSS) 13.0 serta tata jenjang oleh Spearman. Dan diperoleh hasil, terdapat hubungan yang cukup berarti antara iklim komunikasi organisasi dan kinerja karyawan di Bank Bukopin Cabang Medan. Kata Kunci : Iklim Komunikasi Organisasi, Kinerja Karyawan Pendahuluan Komunikasi yang terjadi di dalam perusahaan dikenal dengan komunikasi organisasi. Komunikasi organisasi umumnya membahas tentang
struktur
dan
fungsi
organisasi,
hubungan
antarmanusia,
komunikasi, dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi. Komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan horizontal (Effendy, 2007 : 114). Komunikasi dibutuhkan dalam penyelesaian tugas dan fungsi perusahaan tempat kita bekerja. Berdasarkan hal tersebut sering diadakan rapat agar setiap audit dalam perusahaan tersebut bisa menyatukan ide mereka untuk mencapai tujuan perusahaan pada umumnya.
Seorang atasan di dalam perusahaan dituntut tidak hanya memberikan perintah kerja atau tugas kepada bawahannya. Tetapi juga harus mendengarkan dan menerima gagasan serta keluhan dari bawahannya, serta turut menawarkan solusi untuk memecahkan persoalan yang berkaitan dengan pekerjaan. Sehingga dapat tercipta suasana komunikasi yang harmonis dan proses komunikasi yang efektif. Dengan adanya komunikasi yang efektif tersebut para bawahan akan merasa kinerja mereka dihargai, kedua belah pihak dapat merasa puas dan nyaman dengan informasi, media, dan hubungan-hubungan dalam organisasi (Pace dan Faules, 2001: 165). Salah satu perusahaan perbankan swasta yang belakangan ini cukup memiliki prestasi yang baik di mata masyarakat adalah Bank Bukopin. Bank Bukopin memfokuskan diri bergerak di bidang UMKMK (Usaha Micro Kecil Menengah Kebawah), dan saat ini berkembang menjadi bank yang masuk ke kelompok menengah di Indonesia di sisi aset. Dan kemudian mengembangkan usahanya ke segmen komersial konsumen. Bank Bukopin tersebar luas di Indonesia dengan kini berjumlah 543 outlet sebagai wujud program kemitraan dengan koperasi dan lembaga keuangan mikro. Bank Bukopin memiliki visi, “Menjadi Bank yang terpercaya dalam pelayanan jasa keuangan”, dan misi “Memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabah, turut berperan dalam pengembangan usaha menengah, kecil, mikro, dan koperasi serta meningkatkan nilai tambah investasi pemegang saham dan kesejahteraan karyawan. Bank Bukopin yang berbasis koperasi, tentu tidak serta merta melupakan prinsip koperasi. Bank ini lebih mengutamakan kesejahteraan karyawannya, karena jika karyawan telah sejahtera, otomatis mereka akan bekerja lebih profesional. Budaya perusahaannya adalah Profesionalism, Respect Others, Integrity, Dedicated to Costumer and Excellence. Atau
disingkat dengan PRIDE, yang berarti bangga atau kebanggaan. Bank Bukopin sering sekali memenangkan berbagai macam penghargaan di bidang perbankan. Diantaranya penghargaan untuk pelayanan prima berupa “Bank Service”, Penghargaan sebagai “Mitra Terpercaya tahun 2003-2007 kategori Bank Umum Swasta Nasional Devisa”, Lima Besar Bank Umum Swasta Teraman versi Majalah Pilar Bisnis, CBE Award 2010 sebagai Bank Paling Kreatif, meraih Info Bank Award untuk Kinerja keuangan dengan predikat “Sangat Bagus” dari tahun 2000-2010, serta berbagai prestasi lainnya (www.infobank-award.com). Dari berbagai penghargaan yang di dapatkan Bank Bukopin, otomatis menunjukkan kepada kita bahwa bank ini memiliki sumber daya manusia yang bagus di dalamnya, baik itu karyawan maupun pimpinan perusahaannya. Berdasarkan beberapa alasan serta pertimbangan di atas yang dapat mendukung penelitian ini, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang iklim organisasi terhadap kinerja karyawan di PT. Bank Bukopin Cabang Medan. Peneliti membatasi lingkup pembahasan hanya pada hal-hal yang berkaitan dengan iklim komunikasi organisasi yang terjadi di Bank Bukopin Cabang Medan. Agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan mengingat luasnya iklim komunikasi organisasi, maka ruang lingkupnya dibatasi pada elemen iklim komunikasi organisasi. indikator yang digunakan
adalah
kepercayaan,
pembuatan
keputusan
partisipatif,
kejujuran, keterbukaan. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas, dan memikirkan tujuan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran dari iklim komunikasi organisasi di Bank Bukopin Cabang Medan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hubungan antara iklim komunikasi organisasi di Bank Bukopin Cabang Medan terhadap kinerja karyawannya.
Kajian Literatur Organisasi merupakan wadah tempat berkumpulnya seluruh anggota dengan status posisi tertentu yang selalu bergerak menuju tercapainya tujuan bersama. Komunikasi yang terjadi di dalam organisasi dikenal dengan komunikasi organisasi. Komunikasi organisasi dalam perusahaan, ada yang bersifat formal dan informal. Komunikasi formal adalah komunikasi yang terjadi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal. Sedangkan komunikasi informal tidak tergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antarsejawat, juga termasuk gosip di dalamnya atau lebih berorientasi kepada individu atau pribadi. Di dalam perusahaan, ada yang dikatakan komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, komunikasi horizontal dan komunikasi lintas saluran. Komunikasi ke bawah, adalah pola komunikasi yang terjadi antara atasan kepada bawahannya, sedangkan komunikasi ke atas adalah proses komunikasi yang dari karyawan kepada atasannya, dan komunikasi horizontal merupakan komunikasi antara rekan sekerja yang selevel. Biasanya ketiga pola komunikasi ini lebih bersifat formal, karena biasanya berorientasi terhadap pekerjaan. Lain halnya dengan komunikasi lintas saluran, komunikasi ini terjadi jika karyawan berhubungan dengan yang lainnya tanpa memperhatikan posisi mereka dalam organisasi sehingga lebih informal atau pribadi. Dari pola komunikasi yang terjadi tersebut, kita dapat menyimpulkan bagaimana suasana bekerja yang kita alami di tempat kita bekerja. Suasana dalam organisasi disebut dengan iklim komunikasi organisasi. Iklim komunikasi organisasi merupakan pengalaman yang lebih bersifat objektif
mengenai lingkungan internal organisasi, yang mencakup persepsi anggota organisasi terhadap pesan dan hubungan pesan dengan kejadian yang terjadi di dalam organisasi (Muhammad, 2005 : 86). Iklim komunikasi sangat penting, karena secara tidak langsung dapat mempengaruhi cara hidup orangorang di dalam sebuah organisasi. Kepada siapa orang-orang berbicara, siapa saja yang disukai, bagaimana perasaan masing-masing orang, dan bagaimana perkembangan orang-orang di dalam organisasi tersebut. Suasana dalam bekerja dapat mendongkrak bahkan menurunkan kinerja karyawan. Kinerja (peformance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang tertuang dalam strategi perencanaan suatu organisasi (Mahsun, 2006 : 25).
Kinerja bisa
diketahui hanya jika individu atau kelompok individu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan atau target tertentu yang hendak dicapai. Hal yang dapat mempengaruhi kinerja adalah loyalitas, semangat kerja, kepemimpinan, kerjasama, prakarsa, tanggung jawab, serta pencapaian target. Metode Penelitian Penelitian ini mengarah pada metodologi penelitian korelasional kuantitatif, yang menghasilkan penemuan-penemuan yang dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik. Metode korelasional merupakan metode yang menjelaskan sejauhmana hubungan antara dua variabel. Objek dari penelitian ini adalah seluruh karyawan di Bank Bukopin Cabang Medan. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Bank Bukopin Tbk Cabang Medan, yang beralamat di Jl. Gajah Mada no.23B Medan, Sumatera Utara, Telp. (061) 4152445, 4529266, 4150453, Fax (061) 45292228. Subjek dalam penelitian penelitian ini adalah seluruh karyawan di Bank Bukopin Cabang Medan
yang berjumlah 117 orang. Responden dalam penelitian ini diambil dari perwakilan setiap divisi yang ada yaitu sebanyak 30 orang responden. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan (library research) dilakukan dengan membaca buku-buku, literatur, jurnal, internet, serta tulisan yang berkaitan dengan penelitian ini. Penelitian lapangan (field research) dilakukan dengan mengumpulkan data di lapangan yang meliputi kegiatan survey di lokasi penelitian. Dalam hal ini, penelitian lapangan dilakukan melalui kuesioner. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, yaitu sejumlah pertanyaan yang telah disediakan jawabannya, sehingga responden hanya perlu memilih salah satu jawaban saja. Penyebaran kuesioner pada penelitian ini dilakukan pada tanggal 20 September 2012. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan hasil dari analisis tabel tunggal dan analisis tabel silang yang telah dilakukan, maka dapat dilihat bahwa terdapat korelasi antara iklim komunikasi organisasi dan kinerja karyawan di Bank Bukopin Cabang Medan. Hasil uji Spearman, dari tabel diketahui nilai korelasi (r) = 0.657 dan signifikansi =0.00. Di sini diketahui bahwa nilai signifikansi adalah 0.00 < α (0.05). Nilai 0.657 menunjukkan adanya hubungan yang cukup berarti. Maka hipotesis “Terdapat Hubungan Antara Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja Karyawan di Bank Bukopin Cabang Medan” diterima. Keterbukaan dalam bekerja, kejujuran, kepercayaan juga dapat mempengaruhi kinerja. Karena, jika karyawan beranggapan mereka tidak dipercayai pimpinan maupun rekan sekerja mereka, hal tersebut dapat
membuat karyawan hanya bekerja tanpa mencintai apa pekerjaannya, dan bangga akan pekerjaannya. Jika hal tersebut terjadi, maka kinerja dari perusahaan otomatis akan berkurang. Berdasarkan teori kebutuhan, manusia pada dasarnya memiliki kebutuhan umum, dan bekerja untuk mencukupi kebutuhan tersebut, bukan hanya kebutuhan fisiologis seperti pangan, sandang, dan papan, tetapi juga kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan penghargaan dan sosialisasi. Begitu pun dalam berorganisasi, karyawan bekerja bukan hanya untuk memuhi kebutuhan financial, tetapi juga untuk menstabilkan kebutuhan jiwa dan emosi mereka sebagai manusia. Setelah kebutuhan ini tercukupi, barulah karyawan dapat melanjutkan kebutuhankebutuhan lainnya. Orang yang memiliki harapan lebih dalam pekerjaannya, otomatis akan meningkatkan kinerja yang ia miliki. Sesuai dengan expentacy theory atau teori pengharapan, di Bank Bukopin Cabang Medan, dari pendapat responden, rata-rata mereka memberikan harapan tersendiri dari pekerjaan mereka.
Selain
untuk
mencukupi
kebutuhan
finansial,
karyawan
meningkatkan kinerjanya juga untuk dapat meningkatkan jenjang karier yang mereka miliki. Berdasaran penelitian, karyawan di Bank Bukopin Cabang Medan, mayoritas memberikan penilaian positif terhadap iklim komunikasi organisasi yang terdapat di kantor mereka. Hubungan antara atasan dan bawahan, rekan sekerja, dan bawahan cukup baik. Tingkat kejujuran dan keterbukan pun baik. Terlihat dari setiap anggota sering diikutsertakan dalam setiap pengambilan keputusan, dan selalu diinformasikan mengenai kebijakan baru yang terjad di perusahaan.
Untuk melihat besarnya kekuatan hubungan antara iklim komunikasi organisasi dan kinerja karyawan di Bank Bukopin Cabang Medan, maka digunakan rumus : KP= rs2 x 100% Dengan demikian, nilai keofisien determinasi adalah : KP= (0.657)2 x 100% = 43,1% Maka dapat disimpulkan, hubungan antara iklim komunikasi organisasi dan kinerja karyawan didapatkan koefisien determinan sebesar 43,1% dan sisanya 56,9% dipengaruhi oleh faktor lain (selain iklim iklim komunikasi organisasi).
Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa iklim komunikasi yang baik, merupakan hal utama yang harus menjadi perhatian serius bagi pimpinan perusahaan. Karena hal ini memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap kinerja karyawan pada suatu perusahaan. Situasi yang baik dan kondusif bagi karyawan setiap organisasi sangat vital dalam meningkatkan kinerja karyawannya. Pada penelitian initerdapat pengaruh yang kuat antara iklim komunikasi organisasi dan kinerja karyawan. Semakin baik iklim organisasi yang terjadi di dalam perusahaan atau organisasi, maka kinerja karyawan akan semakin meningkat, dan begitu sebaliknya. Iklim Komunikasi di Kantor Bank Bukopin Cabang Medan telah berfungsi secara efektif. Hali ini ditunjukkan dari survei yang telah
dilakukan, yang menyatakan adanya kepercayaan antara pimpinan dan karyawan serta kepercyaan antara rekan sekerja. Baik itu mengenai pekerjaan, kejujuran, maupun tentang pengambilan keputusan tingkat divisi dan organisasi. Terlihat dari siapa saja yang berada di lingkungan kantor Bank Bukopin Cabang Medan bisa berbicara dengan siapa saja dan kapan saja untuk menyampaikan pemikiran mereka. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mengharapkan setiap responden lebih meningkatkan lagi hubungan antara sesama anggota organisasi, bukan hanya tingkat divisi. Mungkin dikarenakan adanya pertandingan kinerja terbaik setiap divisi, karyawan di Bank Bukopin lebih saling akrab di kalangan divisi mereka. Agar iklim komunikasi organisasi di kantor mereka dapat dijaga kestabilannya. Saran dalam kaitan akademis peneliti mengharapkan, agar penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya, terutama bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara pada umumnya, dan Departemen Ilmu Komunikasi pada khususnya. Saran dalam kaitan praktis, kinerja menjadi gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam menjadikan sasaran, tujuan, visi misi organisasi yang tertuang dalam strategi perencanaan suatu organisasi. Kinerja pegawai akan sangat berkaitan dengan iklim komunikasi organisasi yang terdapat di dalam organisasi tersebut, karena itu harus lebih diperhatikan lagi mengenai kestabilan iklim organisasi di dalam organisasi tersebut.
Daftar Pustaka Effendy, Onong Uchjana. 2004. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : Remaja Rosdakarya. Mahsun, Mohammad. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : BPFE. Muhammad, Arni. 2005. Komunikasi Organisasi. jakarta : Bumi Aksara. Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komuniksi Suatu Pengantar.Bandung : Remaja Rosdakarya. Nawawi, Hadari. 2001. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada University Press Singarimbun, Masri & Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES. Soehartono, Irawan. 2008. Metodologi Penelitian Sosial : Suatu Tektik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung : Remaja Rosdakarya. Soemirat, Soleh & Ardianto, Elvianto. 2002. Dasar-dasar Public Relation. Bandung : Remaja Rosdakarya. Soeprihanto, Jhon. 2000. Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan. Yogyakarta : YPFE. Sulistiyani, Ambar Teguh & Rosidah. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia : Konsep, Teori, dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi. Yogyakarta : Graha Ilmu. Yuli, Sri Budi Cantika. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Malang : UMM Press