Ilmu Kalam Secara etimologi, ilmu kalam berasal dari kata kalam

29 Jul 2013 ... Misalnya: ilmu tauhid yang disajikan di Indonesia lebih spesifik versi Asy'ariah. Sedangkan ilmu kalam sajian kajiannya lebih dalam, f...

32 downloads 611 Views 60KB Size
Ilmu Kalam Secara etimologi, ilmu kalam berasal dari kata kalam, yang berarti “kata-kata”. Kata-kata di sini dimaksudkan sebagai katakata (firman) Allah. Jadi ilmu kalam merupakan ilmu yang membicarakan permasalahan kalam Allah. Tetapi ada juga ahli yang menyatakan bahwa “kalam” di sini yang dimaksud kata-kata manusia, karena di dalam ilmu kalam terdapat ajang bersilat atau berdebat kata-kata antar berbagai ahli dalam mempertahankan pendapat dan pendirian masing-masing. Orang yang seperti ini kemudian disebut mutakallim, yakni ahli debat yang pintar memakai kata-kata. Secara terminologi, ilmu kalam adalah ilmu yang membahas tentang ketuhanan dengan nuansa pemikiran yang cenderung menggunakan logika (filsafat) yang dikaitkan dengan dalil-dalil naqliah. Ilmu kalam biasa juga disamakan dengan Theologi Islam. 1. Jelaskan perbedaan ilmu kalam dengan ilmu tauhid! Banyak ahli yang menyebutkan bahwa ilmu kalam sama dengan ilmu tauhid. Tetapi tidak dipungkiri juga banyak yang membedakan antara keduanya, kendatipun sebenarnya baik ilmu kalam maupun ilmu tauhid sama-sama membahas tentang ketuhanan. Letak perbedaannya kalau ilmu tauhid lebih menekan-kan pada soal aqidah atau keimanan, pembahasannya kurang mendalam dan kurang filosofis, penyajian pembahasan lebih banyak bersifat sepihak dan tidak mengemukakan pendapat dan paham dari aliran-aliran atau golongan-golongan lain yang ada dalam ilmu kalam. Misalnya: ilmu tauhid yang disajikan di Indonesia lebih spesifik versi Asy’ariah. Sedangkan ilmu kalam sajian kajiannya lebih dalam, filosofis, mengakomodasi pemikiran para ahli dalam berbagai aliran, seperti Mu’tazilah, Khawarij, Murjiah, dan sebagainya. 2. Kemukakan sejarah singkat kemunculan ilmu kalam ! Setelah wafatnya Rasulullah SAW, terjadi perbedaan pendapat dalam persoalan siapa yang akan menggantikan Rasulullah dalam memimpin ummat Islam. Pada saat itu terjadi perbedaan pendapat; namun, kemudian dicapai kata sepakat, yakni dengan menunjuk Abu Bakar al-Shiddiq sebagai pengganti-nya. Setelah Abu Bakar wafat, dilanjutkan oleh Umar bin Khattab, kemudian Usman bin Affan. Pada masa Usman ini berkembang berbagai

persoalan, misalnya, Usman—yang karena kondisinya sudah berusia lanjut, baik secara fisik maupun mental cenderung lemah. Untuk itu, dalam melaksanakan pemerintahannya, Usman banyak mendelegasikan kepemimpinanya kepada kerabat dekat (famili) atau orang-orang kepercayaannya. Berkenaan dengan itu, terjadi kecemburuan lagi dari beberapa sahabat rasul, karena di antara beberapa orang yang dipercayai untuk mengelola pemerintahan sebagai pelaksana, terdapat keluarganya (antara lain:Muawiyah) yang pada masa-masa rasulullah masih hidup dianggap sebagai musuh rasul yang utama. Gejolak pun kemudian terjadi, terutama ketika Usman wafat terbunuh karena ulah para pemberontak yang tidak puas dengan kebijaksanaan Usman itu. Penggantinya kemudian diangkat Ali bin Abi Thalib. Ketika Ali menjadi khalifah terjadilah perseteruan antara Ali beserta para penuntut (di satu pihak)-keluarga Usman-- di pihak lain dengan para pemberontah (semula pengikut Ali sendiri), yang tidak puas atas arbitrase antara kelompok Muawiyah dengan Ali (Kepala negara). Karena menghasilkan penurunan Ali dari tampuk pemerintahan, dan menobatkan Muawiyah( sebagai kepala negara) sebagai pengganti Ali. Awal perseteruan sebenarnya dimulai ketika Ali membuat kebijakan yang sangat tegas, misalnya, mencopot keluarga Usman yang duduk di pemerintahan. Pihak Usman yang lebih banyak dimotori Muawiyah bin Abi Sufyan lalu melakukan agitasi. Pada puncaknya terjadilah Perang Shiffin (perang antara Ali beserta pengikutnya dengan Muawiyah bin Abi Sufyan beserta pengikut-nya). Dalam perang itu, ketika pasukan Muawiyah terdesak, kemudian terjadilah Peristiwa Tahkim (Arbitrase: Perjanjian Damai) kedua belah pihak. Pihak Muawiyah diwakili Amr bin Ash, dan pihak Ali diwakili Abu Musa al-Asy’ari. Dalam arbitrase itu pihak Ali merupakan pihak yang dirugikan, yakni dengan diturunkannya Ali sebagai khalifah, lalu menobatkan Muawiyah sebagai penggantinya (khalifah). Di sinilah kemudian pengikut Ali keluar dari barisan Ali, dan menuduh bahwa, pihak Ali maupun pihak Mu’awiyah yang terlibat arbitrase itu diklaim sebagai orang yang tidak memegang hukum Allah, dan oleh karenanya dianggap sebagai orangorang yang berdosa besar dan harus dibunuh.

Barisan yang keluar dari Ali ini kemudian terkenalah sebagai golongan Khawarij. Perdebatan dan klaim-klaim mereka yang bersentuhan seputar dosa besar, kafir, dan sebangsanya, secara teologis kesemuanya masuk dalam pembahasan ilmu kalam. Dari peristiwa tahkim atau arbitrase itulah dianggap oleh para ahli sebagai awal munculnya ilmu kalam. 3. Sebutkan materi pembahasan ilmu kalam ! Semula pembahasan Ilmu Kalam berkisar pada persoalanpersoalan dosa besar, kafir, mu’min, dan fasik. Pada perkembang-an selanjutnya meluas pada persoalan wahyu, akal, kekuasaan Tuhan, perbuatan manusia, keadilan Tuhan, sifat-sifat Tuhan, dan sebagainya. 4. Sebutkan materi pembahasan Ilmu Tauhid ! Materi pembahasan Ilmu Tauhid lebih spesifik pada persoalan sekitar Sifat-Sifat Tuhan (Sifat Wajib, Sifat Mustahil, Sifat Ja`iz), Rukun Iman, dan sejenisnya. 5. Sebutkan aliran-aliran dalam ilmu kalam ! Aliran-aliran sekitar Ilmu Kalam antara lain adalah Aliran Khawarij, Murji’ah, Mu’tazilah, Asy’ariyah, Maturidiyah, Ahlussunnah wal-Jama’ah, dan Syi’ah. Kemudian ada juga yang tidak termasuk aliran, tetapi semacam isme atau kecenderungan pemahaman, seperti Qadariyah dan Jabbariyah. 6. Jelaskan pengertian Khawarij ! Seperti dikemukakan di depan, bahwa kaum Khawarij terdiri atas pengikut-pengikut Ali bin Abi Thalib yang meninggalkan baris-annya, karena tidak puas dengan Ali bin Abi Thalib yang mengirimkan team arbitrase sebagai jalan untuk menyelesaikan persengketaan antara khilafah dengan Muawiyah bin Abi Sufyan. Hasil team arbitrasenya justru menurunkan Ali dari jabatan Khalifah. Adapun istilah khawarij sendiri berasal dari kata kharaja yang berarti keluar. Nama itu diberikan kepada mereka karena mereka keluar dari barisan Ali. Tetapi ada juga yang menyatakan bahwa pemberian nama itu didasarkan atas ayat 100 surat al-Nisa, yang di dalamnya disebutkan: “keluar dari rumah lari kepada Allah dan Rasul-Nya”. Dengan demikian kaum khawarij memandang diri mereka sebagai orang yang meninggalkan rumah dari kampung halamannya untuk mengabdikan diri kepada Allah dan Rasulnya. Namun dari

keabsahan istilah, istilah yang pertama lebih diakui secara historis, dibandingkan dengan penggunaan istilah kedua. 7. Jelaskan pengertian Murji’ah ! Istilah Murji’ah ada yang mengatakan berasal dari kata arja’a yang berarti menunda, maksudnya, menunda penyelesaian persoalan hukum kafir atau syirik tidaknya seseorang ke hari perhitungan di hadapan Tuhan. Ada yang mengatakan berasal dari kata raja’a, yang berarti pulang atau kembali. Maksudnya adalah memulang-kan atau mengembalikan persoalan kepada Tuhan. Dengan demikian, kaum Murji’ah pada mulanya merupakan golongan yang tidak mau turut campur dalam pertentangan (netral) yang terjadi di ketika itu, dan mengambil sikap menyerahkan penentuan kafir atau tidaknya orang yang berbuat dosa besar itu kepada Tuhan. Arja’a selanjutnya, juga mengandung arti memberi pengharapan. Orang yang berpendapat bahwa orang Islam yang melakukan dosa besar bukanlah kafir tetapi tetap mukmin dan tidak akan kekal dalam neraka, memang memberi pengharapan bagi orang yang berbuat dosa besar untuk mendapatkan rahmat Allah. 8. Jelaskan pengertian Mu’tazilah ! Istilah mu’tazilah berasal dari kata I’tazala artinya menjauhkan diri dari. Istilah ini bermula ketika terjadi perbedaan pendapat antara seorang guru, Hasan al-Basri dengan Wasil bin Atha sebagai murid (tokoh Mu’tazilah awal) tentang hukum orang yang telah berbuat dosa besar, apakah ia masih dianggap sebagai mu’min atau ia sudah kafir ?. Bagi orang Khawarij, orang yang telah berbuat dosa besar itu kafir, sementara Wasil menganggap orang itu tidak mu’min, juga tidak kafir. Kalau ia meninggal dunia ia tidak di masukkan ke dalam surga maupun ke dalam neraka, tetapi ia di masukkan di suatu tempat di antara dua tempat ( al-manzil bain al-manzilatain). Sikap Wasil seperti itu kurang disetujui oleh gurunya (Hasan a-Basri), lalu dia membuat lingkaran (dahulu sistem pengajaran ilmu berada dalam suatu lingkaran di dalam sebuah masjid) sendiri menjauhkan diri (I’tazala), dari gurunya. Versi lain, menyatakan bahwa pada suatu hari Qatadah ibn Damah masuk ke masjid Basrah untuk belajar kepada Hasan al-Basri, tetapi yang didapatinya justru majlis ‘Amr ibn. ‘Ubaid, untuk itu ia lalu kembali sambil menyatakan bahwa kelompok yang ada itu sebagai kelompok Mu’tazilah.

Berbeda dengan yang disampaikan oleh al-Mas’udi, bahwa istilah Mu’tazilah itu diberikan kepada kelompok Wasil dan para pengikutnya, karena pandangan Wasil yang menyatakan bahwa pendosa besar itu kalau meninggal dunia tidak akan masuk surga atau neraka, tetapi di dalam al-Manzil bain al-manzilatain. Versi lain lagi menyatakan bahwa istilah Mu’tazilah itu sudah ada sebelum Wasil menyatakan pandangannya tentang al-manzil bain al-manzilatain. Tetapi justru berasal dari istilah pada masa terjadinya persengketaan antara Usman dan Ali dalam membicarakan masalah politik kenegaraan. Satu keloompok yang netral mencoba menjauhkan diri dari (I’tazala) ikut dalam kelompok tertentu. Dari sini para sejarawan menganggap bahwa istilah Mu’tazilah atau I’tazala itu telah digunakan sejak 100 tahun sebelum peristiwa antara Hasan al-Basri dengan Wasil bin Atha. 9.

Apa yang dimaksud dengan Qadariyah ? Qadariyah merupakan paham di dalam Theologi Islam. Istilah qadariyah berasal dari kata “qadara” yang berarti kekuatan untuk melaksanakan kehendak. Dengan demikian Qadariyah merupakan faham yang mengakui bahwa manusia mempunyai kebebasan dan kekuatan sendiri untuk mewujudkan perbuatanperbuatannya. Dalam bahasa Inggris, faham ini dikenal dengan nama free will dan free act, yakni bebas berkemauan dan bebas bertindak.

10. Apa yang dimaksud dengan Jabariyah ? Istilah Jabbariyah berasal dari kata jabara yang mengandung arti memaksa. Memang dalam Jabariyah ini terdapat paham bahwa manusia mengerjakan perbuatannya dalam keadaan terpaksa. Dalam istilah Bahasa Inggris disebut fatalism atau predistination. Perbuatan-perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh qada dan qadar Tuhan. 11. Kemukakan dalil-dalil yang dipegangi oleh aliran Qadariyyah dan Jabbariyyah! Ayat-ayat al-Qur’an yang dijadikan landasan kaum Qadariyah antara lain adalah: 1)

Surat al-Kahfi (18) ayat 29 (artinya): “Katakanlah, kebenaran datang dari Tuhanmu. Siapa yang mau percayalah ia, siapa yang mau janganlah ia percaya”.

2)

Surat Ali Imran (3) ayat 164 (artinya): “Buatlah apa yang kamu kehendaki, sesungguhnya ia melihat apa yang kamu perbuat”. 3) Surat al-Ra’d (13) ayat 11 (artinya): “Sesungguhnya Allah tidak merubah nasib suatu kaum, sehingga mereka merubahnya sendiri”. Sedangkan ayat-ayat al-Qur’an yang dijadikan landasan kaum Jabariyah antara lain adalah: 1) 2) 3)

Surat al-An’am (6) ayat 112 (artinya): “Mereka sebenarnya tidak akan percaya, sekiranya Allah tidak menghendaki”. Surat al-Shaffat (37) ayat 96 (artinya): “Allah menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat”. Surat al-Insan (76) ayat 30 (artinya): “Tidaklah kamu menghendaki, kecuali Allah yang menghendaki”.

12. Sebutkan tokoh-tokoh Khawarij, Murji’ah, dan Mu’tazilah ? Tokoh Khawarij antara lain adalah Nafi’ ibn al-Azraq, Najdah ibn Amir al-Hanafi, Abu Fudaik, Rasyid al-Tawil, Atiah al-Hanafi, Abd al-Karim ibn ‘Ajrad, Ziad ibn Asfar, dan Abdullah ibn Ibad. Tokoh Murj’iah antara lain adalah al-Hasan ibn Muhammad ibn Ali ibn Abi Thalib, Abu Hanifah, Abu Yusuf, Jaham bin Shafwan, dan beberapa ahli hadits. Sedangakn tokoh Mu’tazilah antara lain adalah Wasil bin Atha’, Bisyr ibn Sa’id, Abu Usman al-Za’farani, Abu Huzail al-‘Allaf, Bisyr ibn Mu’tamar, Ibrahim ibn Sayyar ibn Hani al-Nazzam, dan sebagainya. 13. Sebutkan sekte-sekte dari aliran Khawarij ! Sekte-sekte Khawarij antara lain adalah al-Muhakkimah, alAzariqah, al-Najdat, al-‘Ajaridah, al-Sufriah, dan al-Ibadah. 14. Secara garis besar, aliran Murji’ah terbagi menjadi dua golongan besar, yakni golongan moderat dan golongan ekstrem. Jelaskan paham kedua golongan tersebut! Golongan moderat berpendapat bahwa orang yang berdosa besar bukanlah kafir dan tidak kekal di dalam neraka, tetapi akan dihukum di dalam neraka sesuai dengan besarnya dosa yang dilakukannya, dan ada kemungkinan bahwa Tuhan akan mengampuni dosanya dan oleh karena itu tidak akan masuk neraka sama sekali.

Sedangkan golongan ekstrem berpendapat bahwa orang Islam percaya kepada Tuhan dan kemudian menyatakan kekufuran secara lisan tidaklah menjadi kafir, karena iman dan kufur tempatnya di dalam hati, bukan dalam bagian lain dari tubuh manusia. Bahkan orang demikian juga tidak menjadi kafir, sungguhpun ia menyembah berhala, menjalankan ajaran agama Yahudi dan agama Kristen dengan menyembah salib, menyatakan percaya kepada trinity, dan kemudian mati. Orang yang demikian, kata golongan Murji’ah ekstrem, bagi Allah tetap merupakan seorang mukmin yang sempurna imannya. 15. Jelaskan pendapat al-Asy’ari tentang iman ! Iman ialah Tashdiq bi al-qalbi (menyatakan kebenaran adanya Allah di dalam hati). Wa nutqun bi al-lisan (mengucapkan syahadat dengan lidahnya), dan wa ‘amalun bi al-arkan (mengerjakan rukun islam yang lima). Jadi, bagi al-Asy’ari, seseorang dinyatakan mu’min, apabila hati, lisan, dan perbuatannya menyatakan mu’min. 16. Jelaskan paham tentang Ushul al-Khamsah dari aliran Mu’tazilah ! Ushul al-Khamsah yaitu: Lima pokok ajaran Mu’tazilah. Seseorang tidak akan dinyatakan sebagai Mu’tazilah apabila ia tidak secara lengkap melaksanakan lima pokok ajaran itu. Kelima pokok ajaran itu yaitu: 1. al-tauhid (keesaan Allah). Dengan konsepnya ini, Mu’tazilah ingin membersihkan pemikiran syirik yang berkembang di antara para pemikir muslim. Caranya dengan menyatakan bahwa Allah tidak mempunyai sifat, oleh sebab itu aliran ini dikenal pula dengan istilah Mu’aththilah. Apalagi kalau sifat itu qadim (dahulu). Sebab, kalau Allah bersifat, apalagi sifatnya qadim itu artinya yang qadim itu banyak, ini sama dengan menyatakan bahwa Allah itu banyak (ta’addud al-qudama). Dan Allah banyak itu mustahil. Untuk itu ia membuat konsep ini 2. al-‘Adl (keadilan Allah ). Maksudnya bahwa Allah itu mustahil bersifat dhalim (aniaya). Bahkan tak mampu berbuat dhalim. Justru Allah ingin selalu berbuat kebaikan pada umat-Nya, bahkan yang terbaik. Konsep ini biasa dikenal dengan istilah al-shalah wa al-ashlah Karena adilnya maka Allah berkewajiban menurunkan Rasul untuk memberi petunjuk umatnya (manusia) yang tidak banyak mengetahui kebenaran. 3. al-Wa’ad wa al-wa’id (janji dan ancaman). Maksudnya bahwa Allah pasti akan memberikan surga bagi orang yang berbuat baik, dan pasti akan

memasukkan ke neraka orang yang berbuat jahat 4. al-manzil bain al-manzilatain (tempat di antara dua tempat). Maksudnya bahwa seseorang yang telah berbuat dosa sementara dia belum bertobat, ia dihukumi tidak mu’min juga tidak kafir. Karena ia tidak mu’min dan tidak kafir, maka setelah meninggal dunia ia tidak bisa di masukkan ke dalam surga atau ke dalam neraka. Dan ia akan berada di dalam suatu tempat antara surga dan neraka. Tempat itu oleh kelompok ini dinamai al-manzil bain almanzilatain. dan 5. al-amr bi al-ma’ruf wa al-nahyu ‘an almunkar (mengajak kebaikan dan mencegah yang kekeliruan). Maksudnya bahwa seorang yang menyatakan dirinya sebagai muslim wajib atasnya berbuat amar ma’ruf nahi mungkar. 17. Jelaskan apa yang dimaksud dengan aliran Maturidiyah ! Aliran Maturidiyah yaitu suatu aliran teologi islam yang berkembang di wilayah Maturidi, (Uni Sovyet sekarang). Aliran ini pada satu sisi masih memegangi ajaran teologi islamnya Imam al-Asy’ari. Oleh sebab itu gabungan antara pemikiran Maturidiyah dan Asy’ariyah, --belakangan— dikenal sebagai aliran ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah. Pada sisi yang lain pemikirannya lebih rasional, hampir menyamai pemikiran Mu’tazilah. 18. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Ahlu Sunnah wal Jama’ah ! Ahlu Sunnah wa al-Jamaah yaitu aliran teologi gabungan antara pemikiran teologi Maturidiyah dengan Asy’ariyah. Kedua aliran ini berkolaborasi dalam menyatakan pandangannya, antara lain: bahwa Tuhan itu bersifat, Tuhan dapat dilihat pada hari Qiyamat. Tuhan tidak berkewajiban untuk mengutus Rasulnya kepada manusia. Selalu menafsirkan al-Qur’an secara bi alma’tsur. Lebih mengedepankan aspek wahyu dari pada rasio dalam mengkaji permasalahan. 19. Dalam soal sifat-sifat Tuhan, aliran Maturidiyah dan Asy’ariyah terdapat persamaan. Jelaskan persamaan tersebut ! Kedua aliran itu menyatakan bahwa Allah mempunyai sifat, antara lain sifat Allah yang dua puluh. Berkenaan dengan itu kedua aliran ini dikenal pula dengan istilah aliran Shifatitah. Sifat itu terpisah dengan Dzatnya. Meskipun demikian, nilai pisahnya itu hanya dalam konsep bukan dalam aktualisasinya. Istilah ini biasa dikenal dengan istilah la hiya wala huwa ghairuh (Ia bukan Dia tetapi tidak dapat berpisah dengan Dia).

B. Dirosah 1

2

Soal

Apa pengertian hadis dan taqrir dalam ilmu musthalah Hadis?

Jawab

Hadis adalah sesuatu yang disandarkan kepada nabi Muhammad saw berupa perkataan, perbuatan, dan taqrir dan yang lainnya. Sedangkan taqrir adalah keadaan beliau mendiamkan, tidak mengadakan sanggahan atau menyetujui terhadap sesuatu yang dilakukan oleh sahabat di hadapan beliau. Seperti ketika seorang sahabat menyajikan makanan daging biawak dalam sebuah jamuan makan, Nabi tidak memakannya karena tidak pernah melihat sebelumnya tapi tidak melarang sahabat yang memakannya. “Jangan menulis dariku selain Al-Qur’an” sabda Nabi Muhammad saw. Riwayat itu dianggap sebagai larangan menulis hadis. Mengapa pada waktu itu dilarang menulis Hadis? Untuk menghindari adanya kemungkinan sebagian sahabat penulis wahyu memalsukan Hadis ke dalam lembaran tulisan Al-Qur’an karena meng-anggap segala yang dikatakan Nabi adalah wahyu. Terlebih lagi bagi generasi yang tidak menyaksikan turunnya wahyu, tidak mustahil mereka berang-gapan bahwa seluruh yang tertulis adalah wahyu, sehingga bercampur aduk antara Al-Qur’an dengan Hadis.

Soal

Jawab

3

Soal Jawab

Apa motivasi khalifah Umar bin Abdul Aziz memerintahkan untuk membukukan Hadits? a. b.

c.

Kekhawatiran hilangnya Hadits bersama dengan meninggalnya ulama Hadits yang hapal Hadits. Untuk memelihara dan menjaga kebersih-an Hadits dari hadis-hadis palsu yang dibuat oleh orang-orang yang fanatik terhadap golongan tertentu. Sudah tidak dikhawatirkan adanya campur aduk antara Al-Qur’an dan Hadis karena Al-Qur’an telah dibukukan.

4

5

Soal

Mengapa Hadits dijadikan sumber hukum Islam?

Jawab

Karena perintah Allah swt dalam Al-Qur’an, antara lain : “Apa-apa yang disampaikan Rasulullah saw kepadamu terimalah dan apaapa yang dilarang-nya tinggalkanlah” (Al-Hasyr: 7)

Soal

Ada berapa macam Hadits ditinjau dari sedikit atau banyaknya rawi yang menjadi sumber berita?

Jawab

Ada dua yaitu 1.

6

7

Soal

Hadits Mutawatir. Hadits Mutawatir adalah suatu hadits hasil tanggapan dari panca indra, yang diriwayatkan oleh sejumlah besar rawi yang menurut adat kebiasaan mustahil mereka berkumpul dan bersepa-kat berdusta 2. Hadits Ahad. Sedangkan hadits Ahad adalah hadis yang tidak mencapai derajat mutawatir. Apa yang dimaksud dengan hadits Shahih, hadits Hasan, dan Hadits Dha’if?

Jawab

Hadits Shahih adalah hadis yang diriwayatkan oleh rawi adil, sempurna ingatannya. Sanadnya bersambung, dan tidak berilat dan syadz (janggal). Hadits hasan ialah hadits yang diriwayatkan oleh orang adil tapi tidak begitu kokoh ingatannya, sanadnya bersambung dan tidak terdapat illat serta kejanggalan pada matannya. Hadits dha’if ialah hadis yang kehilangan satu syarat atau lebih dari syaratsyarat hadis shahih atau hadist hasan.

Soal

Apa yang dimaksud dengan hadits mursal ?

Jawab

Hadits mursal ialah hadits yang gugur diakhir sanadnya, setelah tabi’iy yaitu sahabat. Artinya seorang tabi’iy meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda padahal dia mendengar sabda Rasulullah itu dari sahabat yang dalam periwayat-annya tidak dia sebutkan.

8

9

10

Soal

Sebutkan definisi Ulumul Qur’an dan al-Quran ?

Jawab

Ulumul Qur’an ialah ilmu yang membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan alQur’an dari segi asbab an-nuzul, pengumpulan dan penertiban al-Qur’an, pengetahuan tentang surat-surat makiyah dan madaniyah, nasikh mansukh, muhkam mutasabih dan lain sebagainya yang berhubungan dengan alQur’an. Sedangkan al-Qur’an adalah kalam atau firman Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw yang membacanya termasuk ibadah.

Soal

Bagaimana cara wahyu diturunkan kepada nabi Muhammad ?

Jawab

a. Melalui malaikat Jibril. b. Melalui melihat dalam tidur. c. Bicara langsung dibalik tabir. d. Seperti suara gemerincing lonceng. e. Malaikat berwujud seperti seorang laki-laki. Sebutkan ciri-ciri surat makiyah ?

Soal Jawab

11

Soal Jawab

a.

Diturunkan sebelum nabi hijrah ke madinah b. Ayat yang dimulai kalimat “ya ayyuhan nas” c. Setiap ayat yang mengandung kata ‘Kalla’ d. Setiap surat yang mengandung kisah para nabi dan umat terdahulu kecuali surat al-Baqarah e. Setiap surat yang dimulai dengan hurufhuruf hijaiyah kecuali al-Baqarah dan al-Imran f. Kandungan ayatnya banyak berhubungan dengan masalah aqidah serta ayat pen-dek-pendek. Sebutkan ciri-ciri surat madaniyah? a. b.

Setiap surat yang berisi kewajiban atau sangsi Setiap surat yang membicarakan orang munafik kecuali surat al-Ankabut

c.

Setiap surat yang didalamnya ada dialog dengan ahli kitab d. Ayat yang membicarakan ibadah, muamalah, kekeluargaan, warisan, jihad, hubungan sosial, kaidah hukum, dan masalah perundang-undangan. e. Seruan terhadap ahli kitab dan kalangan Yahudi dan Nasrani, dan ajakan kepada mereka untuk masuk Islam. f. Ayatnya panjang-panjang. Sebutkan hikmah diturunkannya al-Qur’an secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad?

12

a.

13

14

Soal

Untuk menguatkan hati Rasulullah saw. Ketika Rasulullah berdakwah beliau banyak mendapat tantangan dan coba-an, sehingga datangnya wahyu merupa-kan penguat dan peneguh hati beliau. b. Mempermudah hapalan dan pemaham-an karena masa itu masih terbatas sarana alat tulis maka panurunan Al-Qur’an secara bertahap untuk memper-mudah menghapalnya. c. Pentahapan dalam penetapan hukum karena Al-Qur’an diturunkan secara bertahap otomatis berlaku hukumnya pun bertahap sehingga orang bisa beradaptasi dalam menerima dan melaksanakan hukum tersebut. Apa motivasi pembukuan al-Qur’an pada masa Abu Bakar?

Jawab

Karena khawatir dengan banyaknya penghapal al-Qur’an yang mati syahid akan menyebabnya hilangnya al-Quran yang ada pada hapalan mereka.

Soal

Sebutkan defenisi Asbab an-Nuzul?

Jawab

Sesuatu yang menyebabkan ayat al-Quran turun bisa berupa pertanyaan atau peristiwa.

15

16

17

18

Soal

Apa perbedaan syariat Islam (Islamic Law) dengan fiqh Islam (Islamic Jurisprudence)

Jawab

Syariat terdapat dalam Qur’an dan kitab-kitab hadis, bersifat fundamental, mempunyai ruang lingkup yang lebih luas dari fiqh, ketetapan Allah dan ketentuan Rasul-Nya. Sedangkan fiqh terdapat dalam kitab-kitab fikih, bersifat instrumental, karya manusia yang dapat berubah atau diubah dari masa ke masa.

Soal

Apa perbedaan tafsir, takwil, dan terjemah ?

Jawab

Tafsir adalah suatu hasil usaha tanggapan, penalaran dan ijtihad manusia untuk menyingkap-kan nilai-nilai samawi yang terdapat di dalam Al-Qur’an. Takwil adalah suatu usaha untuk mema-hami ayat-ayat Al-Qur’an melalui pendekatan pemahaman arti yang dikandung oleh lafaz itu. Dengan kata lain takwil berarti mengartikan lafaz dengan beberapa alternatif kandungan makna yang bukan merupakan makna lainnya. Sedangkan terjemah adalah salinan dari suatu bahasa ke bahasa lain, atau mengganti, menyalin, memin-dahkan kalimat dari suatu bahasa ke bahasa lain.

Soal

Apa yang dimaksud dengan fiqh dan ushul fiqh ?

Jawab

Fiqh adalah sekumpulan hukum syara yang berhubungan dengan perbuatan yang diketahui melalui dalil-dalilnya yang terperinci dan dihasilkan dengan jalan ijtihad. Sedangkan ushul fiqh adalah ilmu tentang kaidah-kaidah dan pembahasan-pembahasannya yang merupakan cara untuk menemukan hukum-hukum syara yang amaliyah dari dalil-dalilnya yang terperinci.

Soal

Apa yang dimaksud dengan al-maqasyid alkhamsah?

Jawab

Al-Maqasyid al-khamsah adalah tujuan hukum Islam yang mencakup lima hal di antaranya: a. b.

Memelihara agama (hifdz al-din) Memelihara diri (hifdz al-Nafs)

c.

19

Soal Jawab

Memelihara keturunan dan kehormatan (hifdz al-nashl) d. Memelihara harta (hifdz al-mal) e. Memelihara akal (hifdz al-aql) Kapan sejarah Islam itu ditulis dan apa manfaatnya ?  Ada dua versi penulisan sejarah Islam itu, di antaranya: 1. Ada yang berpendapat sejak Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul (13 tahun di Mekkah lahir masyarakat muslim walaupun belum berdaulat) 2. Ada yang berpendapat sejak Nabi Hijrah ke Madinah (masyarakat muslim telah berdau-lat). Penulisan sejarah sejak masa keemasan dari perkembangan budaya dan peradaban Islam pada dinasti Abbasyiah abad ke-9 dan 10. Tokoh sejarawan menulis ribuan buku dengan judul yang berbeda-beda. Umumnya mereka memfokuskan pada tujuan mengambil manfaat dan teladan yang banyak didapatkan didalam AlQur’an tentang kisah-kisah umat yang telah lalu. Oleh karena itu karya-karya sejarah pertama berisi berita pencipta-an bumi, turunnya Nabi Adam, kisah para nabi, riwayat hidup Muhammad dan lainnya. Contoh karyanya seperti berjudul: Akhbar...... (berita). Sirah...... (biografi). Tarikh....... (sejarah). Futuh.... (penaklukan). Karena terlalu panjang tulisan sejarah di atas itu, maka bermunculan lagi ringkasan yang agak pendek yang bersandar pada sumber itu di antaranya: Mukhtashar...... (ringkas-an). Syarah...... (keterangan). Ada pula sejarawan muslim menulisnya dikaitkan dengan disiplin ilmu seperti sastra, politik, sosial, fiqh, geografi dan lainnya seperti: Tuhfat..... (pengembaraan), Uqud... (transaksi) dan lainnya .  Di antara manfaat mempelajari sejarah Islam di antaranya: 1. Untuk mengetahui sumber sejarah Islam.

2. Untuk

20

Soal Jawab

mendapatkan sumber-sumber yang benar di antara sumber yang dianggap sumber primer itu. Di antaranya selain at-Thabari, juga ada Abu Miknaf, Saif Ibn Umar, Ibn al-Kalbi, Nashr Ibn Muzahim, Ibn Ishaq, dan lainnya. 3. Untuk mengetahui pandangan dan metode penelitian serta penulisan sejarah yang dilakukan oleh sejarawan muslim tersebut. Apa yang dimaksud dengan khalifah al-rasyidun ? Kata “khalifah” sering diartikan sebagai melampui, terus. Kata ini pula dipakai dalam term politik Islam dengan utusan, pergantian, penerus, yang kaitannya dengan kepemimpinan seseorang. Kata tersebut sesungguhnya sering pula disebut dalam Al-Qur’an 2:30 perihal Nabi Adam sebagai khalifah di bumi. Dan nabi Muhammad sendiri sesungguh-nya dari satu sisi sebagai khalifah (penerus) fungsi kekhalifahan yang pertama yang diberikan kepada Nabi Adam. Oleh karena itu pengganti nabi diberi gelar ini, khalifah al-rasyidun (khalifah, pemimpin yang lurus). Di antara sahabat yang menjadi khalifah al-rasyidun adalah: a. Abu Bakar Al-Shiddiq b. Umar Ibn al-Khattab c. Usman Ibn Affan d. Ali Ibn Abu Thalib