ISU STRATEGIS BIDANG FARMASI FORENSIK FORENSIC

Download Farmasi-Universitas Udayana-Bali. 1. Isu Strategis Bidang Farmasi. Forensik. Dr. rer.nat. ..... ilmiah falsu untuk publikasikan dalam jurnal...

0 downloads 489 Views 168KB Size
Catatan Kuliah Farmasi Forensik Farmasi-Universitas Udayana-Bali

Forensic Sciences Isu Strategis Bidang Farmasi Forensik Dr.rer.nat. I M A Gelgel Wirasuta, M.Si., Apt Jurusan Farmasi – FMIPA Universitas Udayana

Makna Kata Forensik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun Pusat Bahasa, 2003). 1) cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan penerapan fakta-fakta medis pada masalah-masalah hukum: 2) ilmu bedah yang berkaitan dengan penentuan identitas mayat seseorang yang ada kaitannya dengan kehakiman dan peradilan, dimana polisi belum bisa menjelaskan identitas korban karena masih menunggu hasil pemeriksaan yang diselidiki oleh tim

Forensic Sciences

Forensic Sciences

• forensic (Kamus Bhs Ingris Encarta dictionary Encarta® 2006.)

• forensic science“ secara umum adalah „the application of science to law • Forensik Sains adalah bidang ilmu yang sangat luas bersifat multi disiplin, dimana setiap ranah keilmuan memiliki penerapanya pada masalah-masalah hukum

– crime-solving: relating to the application of science to decide questions arising from crime or litigation • forensic evidance

– of debating: relating to debate and formal argumentation • forensic oratory

„Kriminalistik

„Odontologi

Forensik

„Antrofologi

„Kedokteran

Forensik

„Psikiatri

Forensik

„Toksikologi

„Entomologi

Forensik „Farmasi

„Serologi/BioMol

Forensik

Forensik

Forensik

Apakah Farmasi Forensik Suatu Bidang Baru

Forensik

1

Catatan Kuliah Farmasi Forensik Farmasi-Universitas Udayana-Bali Pekerjaan aspek forensik tanpa disadari

Pekerjaan aspek forensik tanpa disadari

• Melakukan Pekerjaan Kefarmasian di Apotek

• Farmasis kumunitas perlu meneliti keabsahan resep yang diterima sebelum melayaninya, apakah ada pemalsuan dari resep tersebut. • Farmasis rumah sakit beruhasa menciptakan sistem untuk mendeteksi secara dini suatu penyimpangan distribusi / pengalihan obat. • Farmasis klinik mungkin memonitor pasiennya terhadap tanda-tanda penyalahgunaan obat (substance abuse).

– Seorang tenaga kefarmasian (Apoteker/ AA) dalam melayani resep: • dimana apoteker akan melakukan penelitian atas keabsahan dari lembar resep yang diterimanya.

– Penyediaan Obat di Apotek • seorang farmasis akan membeli obat dari sumber yang sah / jalur resmi, untuk menjamin keaslian (originalitas) dari produk obatnya, sehingga tujuan pengobatan kepada pasien dapat tercapai.

• Dalam hal ini apoteker akan mengedepankan aspek kesembuhan pasien, bukannya semata-mata keuntungan, dengan membeli obat palsu akan mendapat keuntungan yang tinggi, dimana tidak terdapat jaminan akan keberhasilan tujuan pengobatan yang diharapan

Pekerjaan aspek forensik tanpa disadari

Bekerja dibidang Toksikologi Forensik

• Farmasis pediatrik mungkin mengawasi pasiennya terhadap child abuse. • Apoteker yang bertugas sebagai reviewer pemanfaatan sediaan farmasis dalam pengobatan mempunyai tanggungjawab terhadap deteksi penipuan (baik berkaitan dengan asuransi maupun tidak secara langsung). • Seorang apoteker yang bertugas pada pusat informasi obat

• Farmasis dengan latar belakang keilmuannya:

– informasi tentang indikasi dan efek samping dari obat – pengarahan kepada siswa-siswa SMP mapun SMA tentang bahaya dan pencegahan pengalahgunaan narkoba. – emberi informasi mengenai obat-obat yang berpontensial digunakan dalam tindak pidana pemerkosaan

– kimia farmasi analisis, kimia intrumentasi, farmakologi, farmakokinetik dan tentunya toksikologi – merupakan basis keilmuan yang sangat menunjang bagi farmasis menjalankan profesinya dalam dunia

toksikologi forensik • Banyak farmasis bekerja di institut kedokteran kehakiman seorang farmasis dikenal sangat eksis dalam bidang toksikologi forensik

Bekerja dibidang Toksikologi Forensik

Farmasis bekerja Pemerintahan

• Farmasis bekerja pada laboratorium toksikologi forensik/klinik akan

• Banyak kolega farmasis (apoteker) telah berkarir di lembaga yang melakukan pengawasan terhadap sediaan farmasis, berprofesi sebagai polisi, • Laboratorium pemerintah dalam pemeriksaan penyalahgunaan obat-obatan (test Narkoba, test dooping, dll). • Dengan latarbelakang keahliannya mereka mengerjakan hal-hal yang berkaitan dengan aspek forensik.

– lebih profesional dalam mengintrepetasikan efek-efek yang mungkin muncul oleh senyawa obat dalam kasus keracunan, dan – melakukan analisis dalam menentukan toksikan yang bertanggung jawab dalam suatu kasus keracuanan – Ilmu Farmakokinetik yang dikuasainya dapat digunakan untuk memprediksi konsentrasi toksikan pada saat kejadian dan juga time intake dari toksikan tersebut

2

Catatan Kuliah Farmasi Forensik Farmasi-Universitas Udayana-Bali

• Pekerjaan aspek forensik tanpa disadari • Bekerja dibidang Toksikologi Forensik • Farmasis bekerja Pemerintahan – Lembaga pengawasan sediaan farmasis – Laboratorium kontrol (Napza)

Aspek telaah forensik farmasi bukan merupakan suatu bidang yang baru, tetapi sebenarnya hanya terminologi forensik

farmasi merupakan hal baru.

Namun saja mereka itu belum menyatakan profesi yang mereka geluti sebagai forensis forensik

Pengakuan Profesi Farmasi Forensik

Farmasi forensik: bidang ilmu yang luas

• Di Amerika profesi farmasi forensik telah masuk ke dalam asosiasi

• domain farmasi forensik saling beririsan dengan bidang forensik lainnya, seperti:

– – – –

the American Academy of Forensic Sciences, American College of Forensic Examiners, the Association of Certified Fraud Examiners bahkan seorang farmasis Mr Yale Caplan (toksikologis forensik dari Maryland Medical Examiner’s Office”, pernah menjabat sebagai presiden dari the American Academy of Forensic Sciences (Anderson, 2000), dan – terdapat banyak lagi farmasis yang telah menjalankan profesinya pada bidang forensik.

– – – – – – – –

kedokteran forensik, psikologi forensik, toksikologi forensik, akuntan forensik (forensic accounting), fraud examination, death investigation, forensic nursing dan rekonstruksi suatu kasus (pindana)

Issu-issu yang berhubungan dengan kegiatan farmasi forensik

Issu-issu yang berhubungan dengan kegiatan farmasi forensik

1. pemalsuan resep atau membuat kopi resep, yang tidak sesuai dengan aturan 2. farmakologi euthanasia 3. skrining dan test bagi pengalahguna obatobatan (drugs of abuse) 4. profesional malkratek pengobatan (kedokteran dan farmasis) 5. kesalahan pengobatan (medication errors) 6. reaksi efek samping obat / interaksi obat 7. tindak kejahatan menggunakan obat 8. product tampering (pemalsuan produk)

9. fraud (penipuan, penipuan asuransi kesehatan), 10. kerahasiaan dan perijinan pasien, 11. keracunan 12. efek pengobatan psikoaktif pada kompentensi untuk berdiri di depan persidangan 13. pain equilibration (penilaian tingkat sakit/nyeri pada suatu individu melalui analisis pengobatan analgesik) 14. ketepatan penggunaan senyawa kimia pengendali (penenang) appropriate use of chemical restraints 15. efek psikofarmakologik sebagai faktor pereda dalam aktivitas criminal 16. risk management (menegemen penanganan bahaya)

3

Catatan Kuliah Farmasi Forensik Farmasi-Universitas Udayana-Bali Malpraktek Kefarmasian, dan profesi kesehatan lainnya,

Malpraktek Kefarmasian, dan profesi kesehatan lainnya,

• Farmasis mungkin dapat digugat terhadap kasus:

• Seorang farmasis klinik bertanggung jawab terhadap

– kesalahan pengobatan dispensing, – kesalahan peracikan obat, – kegagalan dalam mendeteksi interaksi obat, dan – kegagalan atau kelalaian pemberian informasi efek samping (berbahaya) obat pada pasien.

– pemantauan terapi obat diklinik (rumah sakit), kelalaian dalam penyelenggaraan pemantauan atau pemantauan yang tidak mengikuti standar (kurang tepat) oleh farmasis klinik dapat dikatagorikan dalam kegiatan malpraktek kefarmasian.

Malpraktek Kefarmasian, dan profesi kesehatan lainnya,

Tujuan Pembentukan MPEA – ISFI

• Kasus malpraktek terhadap farmasis secara umum kesaksian ahli dari farmasis lainya, dimana umumnya organisasi profesi – MAJELIS PEMBINA ETIK APOTEKER ISFI Pada umumnya pengacara tidak berkompeten dalam membela kliens (korban malpraktek farmasi), kecuali didampingi oleh seorang farmasis, yang memberikan pendapat / atau pandangan bahwa memang benar kejadian tersebut dapat digolongkan sebagai kasus malpraktek kefarmasian

Kewenangan, tugas dan tanggung jawab MPEAD Tanggung Jawab: –

Bertanggung jawab atas tegaknya Kode Etik Apoteker Indonesia

Kewenangan : – –

Memberikan pembinaan dan penilaian kepatuhan kepada para Apoteker dalam pelaksanaan Kode Etik Apoteker Indonesia. Mereabilitasi nama baik bagi anggota ISFI yang tidak terbukti melanggar Kode Etik Profesi

Tujuan Umum • Tegaknya Etika Apoteker dalam kehidupan profesi farmasi Tujuan Khusus • Meminimalisir terjadinya kasus mal-practice dan misconduct dalam pelayanan kefarmasian. • Meningkanya kesadaran dan kehadiran Apoteker ditempat pengabdiannya sebagai panggilan profesi. • Terbinanya rasa solidaritas profesi dalam bentuk peer group.

Seorang pasien mendapat resiko insufisiensi ginjal akibat penyakit diabetes atau hipertensi

Kelalaian dalam memilih obat dapat menyebabkan terjadinya kerusakan ginjal.

Tugas : – –

Mewadahi berbagai kegiatan organisasi yang betujuan untuk pembinaan, pengawasan serta penilaian pelaksanaan Kode Etik Apoteker Indonesia. Menjalin hubungan kemitraan yang saling menguntungkan dengan organisasi sejenis, khususnya organisasi profesi kesehatan.

4

Catatan Kuliah Farmasi Forensik Farmasi-Universitas Udayana-Bali

• dituduhkan melibatkan reaksi efek samping atau interaksi obat,

Seorang farmasis dapat memberikan pendapat tentang pengobatan, guna mencegah timbulnya efek samping pengobatan, atau komplikasi yang ditimbulkan eleh efek samping obat, Dalam Kasus di atas:

seorang farmasis dapat bersama dokter berdiskusi dalam pemilihan obat, guna mencegah terjadinya kerusakan ginjal Seorang forensik farmasis dapat bertindak sebagai asisten pada kasus-kasus malpraktek profesi kesehatan lainnya

Pemantauan tingkat konsentrasi obat di darah • Obat-obat dengan rentang / indeks terapi sempit seharusnya dilakukan pemantauan konsentrasi obat dalam darah. – Alasan klinis: • pemantauan tingkat konsentrasi obat agar selalu berada dalam batas rentang terapi, • dosis yang tinggi dapat menimbulkan efek keracunan atau timbulnya efek samping obat yang tidak diinginkan, • namun kurangnya dosis dapat menyebabkan gagalnya terapi yang diinginkan.

Drugs, alkohol, dan kecelakaan lalulintas • Farmasis dengan keahlian analisis obat dalam materi biologi bermanfaat dalam bidang / kasus-kasus – penyalahgunaan obat-obatan, – alkohol dan – pembuktian kasus kecelakaan dibawah pengaruh obat-obatan dan alkohol, – serta tindak kriminal lainnya yang melibatkan penggunaan obat-obatan, seperti tindak pemerkosaan, tindak kekerasan dibawah pengaruh alkohol.

• Dalam dugaan kasus keracunan, diperlukan pengambilan sampel darah untuk menetapkan tingkat konsentrasi obat dalam darah. • Seorang farmasis dapat bekerja sama dengan kolega dokter dalam melakukan analisis toksikologi klinik dan bersama-sama dokter menerjemahkan makna klinis dari tingkat konsentrasi obat dalam darah, dan merumuskan tindakan pertolongan dalam penanganan keracunan.

• Dengan bekal keahlian farmasi analisis seorang farmasi dapat menentukan konsentrasi obat dalam darah korban/pelaku,

Tindak kriminal melibatkan penggunaan obat

Tindak kriminal melibatkan penggunaan obat



• Pembelaan ini akan berhasil jika, perubahan mental yang terjadi, seperti: tindakan agresip, depresi, halusinasi, ilusi, dan khayalan, diakibatkan penggunaan obat-obatan yang sebelumnya diresepkan oleh dokter. • Obat-obatan dapat juga berhubungan dengan kapasitas terdakwa atau tergugat untuk berdiri di depan pengadilan. • Obat-obat juga dapat digunakan sebagai alat dalam usaha / tindakah pembunuhan atau bunuh diri

Kasus-kasus kriminal yang menggunakan obat, senyawa kimia sebagai – senjata, atau – obat yang berefek pada penekanan kapasitas metal dari pelaku atau korban.



Obat-obatan digunakan sebagai faktor penginduksi seseorang mampu berbuat agresif atau mempengaruhi psikis pelaku/korbat dalam tindak kriminal: – – – – – –



insulin (dari hipoglikemia), alkohol, anabolik steroid, psikostimulan (contoh derivat amfetamin), opiat (heroin, morfin, kodein), dan golongan halusinogen (seperti: THC, Asam Lisegik dietilamide ”LSD”, Psilosibin).

Obat-obat ini dapat menginduksi perubahan mental: – agresivitas, – depresi, – halusinasi (suatu sensor pengamatan, perasaan, pendengaran tidak sesuai dengan input sensori), – ilusi (lesalahan dalam menejemahan sensor input oleh otak), dan – khayalan.

– ilmu farmakokinetik bermanfaat dalam menghitung balik tingkat konsentrasi obat pada saat kejadian, – sedangkan ilmu farmakologi-toksikologi berguna dalam menginterpretasikan efek farmakologis-toksik yang muncul. – Dengan lain kata apakah pada tingkat konsentrasi yang tetapkan, obat tersebut memberikan efek farmakologis yang signifikan dalam melakukan tindak pidana yang dituduhkan.

5

Catatan Kuliah Farmasi Forensik Farmasi-Universitas Udayana-Bali Tindak kriminal melibatkan penggunaan obat

Tindak kriminal melibatkan penggunaan obat

• Obat juga dapat diberikan kepada korban dengan tujuan agar korban tidak dapat mempertahankan / membela diri atau korban akan lupa pada semua kejadian yang dialami (develop amnesia).

• Ketamin adalam suatu anestetik dan juga dapat mengakibatkan halusinasi atau seperti dalam keadaan mimpi, dimana tidak sanggup membedakan kenyataan.

– Flunitrazepam (Rohypnol®) ”the date rape drug” adalah obat psikotropika golongan benzodiazepin, dengan potensi delapan kali lebih kuat jika dibandingkan dengan diazepam – Pelaku tindak kriminal (pemerkosa), menjebak korban dengan menuangkan obat ini ke dalam minuman. – Efek yang diharapkan adalah korban akan lemah atau akan kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan/membela diri, obat ini juga akan menginduksi munculnya amnesia. – Keadaan ini juda akan membawa ke keadaan dimana korban tidak dapat dipercara sebagai saksi dipengadilan.

– Efek obat ini juga membawa korban pada kondisi tidak dapat dipercara sebagai saksi.

• Acetilkolin di otak berpengaruh pada daya ingat, asetilkolin diblok oleh skopolamin. • Burundaga adalah produk skopolamin dan di Kolombia telah salah gunakan dalam tindak kejahatan, seperti pada kasus pemerkosaan dan perampokan. – Beberapa obat-obatan juga dapat memberi efek perubahan perasaan pada korban, yaitu seolah-olah tindak kriminal yang dialami merupakan tindakan biasa.

Tindak kriminal melibatkan penggunaan obat

Tindak kriminal melibatkan penggunaan obat

• Obat-obatan dan juga beberapa bahan kimia telah digunakan sebagai agent dalam kasus (child abuse).

• Dalam kasus penyalahgunaan obatobatan ini, keterangan ahli toksikologi forensik atau farmasis akan membantu dalam proses penuntutan.

– Dalam suatu tayangan televisi nasional, diberitakan bahwa obat tidur, anti histamin, dan penenang telah digunakan oleh Gelandangan dan Pengemis (Gepeng), untuk tujuan membuat sianak kecil (bayi) tertidur lelap/tenang selama Gepeng mengkesploitasi anak selama mengemis. – Begitu juga bahan/bahan kimia yang merangsang (hipnotikum/sedatikum) sengaja dimasukkan dalam mainan anak-anak berfarfum, untuk tujuan sebagai inisiator anak-anak tertarik pada penyalahgunaan NAPZA.

Death investigation

Drugs testing, • Forensic Urine Drug Testing, which determines the absence or presence of drugs and their metabolites in urine to demonstrate prior use or abuse.

Penyidik

LAB TOKSIKOLOGI FORENSIK

Keterangan penyebab kematian

6

Catatan Kuliah Farmasi Forensik Farmasi-Universitas Udayana-Bali

Fraud and White Collar Crime,

Fraud and White Collar Crime,

• The Association of Certified Fraud Examiners, mendifinisikan fraud sebagai perbuatan disengaja untuk memperoleh uang atau properti dengan tindakan ilegal. • Fraud umumnya tetapi tidak selalu bertujuan untuk mendapatkan keuntungan berupa uang.

• Terdapat beberapa jenis Fraud yang berhubungan dengan forensik farmasi, seperti:

Unlabeled uses of medications • Peresepan / penggunaan obat-obatan yang terdaftar dan berlabel untuk tujuan pengobatan yang tidak seperti tercantuk dalam indikasi yang tertera dalam lieflet yang telah diperiksa/disetujui oleh otoritas – Di Amerika, pasien, praktek dokter profesional, organisasi kesehatan sering mengajukan klaim obat-obatan unlabeled uses ini kepada perusahan asuransi untuk medapatkan pembayaran atau tanggungan

Seorang forensik farmasis dapat mereview klaim-klaim dan memberikan pendapat apakah penggunaan obat-obatan tersebut dalam terapi yang dimaksud dapat dipertangungjawabkan dan umum digunakan dalam medikasi penyakit yang dimaksudkan.

– Scientific Fraud, penipuan secara keilmuan adalah memberikan data ilmiah falsu untuk publikasikan dalam jurnal maupun buku. – Quackery: Memberikan / mempromosikan obat-obatan yang sangat kurang dukungan data sainstifiknya kepada konsumen atau rekan profesi kesehatan lainnya. – Drug Diversion: memberikan obat yang mengandung senyawa obat yang diawasi (narkotika dan psikotropika) untuk tujuan missuse (salah penggunaan) atau abuse (penyalahgunaan) – Helthcare Fraud: memberikan/menyampaikan data-data kesehatan falsu kepada perusahan asuransi dengan sengaja. – Accupational Fraud and Abuse: – Record Tampering (perusakan data catatan medis): Perubahan yang tidak layak dalam penulisan catatan medis setelah gugatan hukum dimulai atau suatu ketakutan akan gugatan hukum setelah sesuatu yang tidak diharapkan terjadi.

Unlabeled uses of medications • Ketepatan dan kesesuaian penggunaan obat off-labeled dengan tujuan terapi dan diperlukan dalam penanganan terapi tersebut memerlukan: – validasi dari ahli (farmasis klinik) dengan mengkaji pengujian fakta indikasi klinis yang didukung oleh literatur kedokteran dan farmasis yang terpercaya, sehingga surat keterangan ahli dapat membantu dan menjelaskan penggunaan obat tersebut.

7