JURNAL ILMU & RISET MANAJEMEN VOL.1 NO.11

Download dasar ekuitas merek, yaitu: brand awarenes (kesadaran merek), brand assiciation (asosiasi merek), perceived quality (persepsi kualitas), br...

0 downloads 511 Views 133KB Size
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.11 (2012)

PENGARUH MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN UNTUK MEMBELI SEPEDA MOTOR HONDA Herma Yuliana [email protected] Marsudi Lestariningsih Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT In dealing with tight competition, a strong brand is a clear differentiator, worthy and sustainability; to be the frontline for the company’s competitive advantage and support the company’s strategy. The customers will see a brand as an important part of a product, and a brand can become an additional value in the product. The purpose of this research is to know the influence of brand and product quality, simultaneously and partially to the customer decision in order to purchase Honda motorcycle as well as to know brand and product quality, which variables have dominant influence to the customer decision in order to purchase Honda motorcycle. The multiple correlation coefficients (R) show the value of 0.973, it means that the relationship between brand and product quality to the customer decision is very strong. value R Squared of 0.947 means that the brand contribution and product quality to the customer decision variable in order to purchase Honda motorcycle is as much as 94.7% and the remaining of 5.3% is influenced by other factors. The simultaneous test of brand variable and product quality have an influence to the customer decision in order to purchase Honda motorcycle since the sign value of 0.000 < (α) 0.05. On the other hand, the partial test shows that the brand sign value of 0.000 < α = 0.05. Therefore, partially the brand variable and product quality have an influence to the customer decision in purchasing Honda motorcycle. Keywords:

Brand, Product Quality and Customer Decision. ABSTRAK

Dalam menghadapi persaingan yang ketat, merek yang kuat merupakan pembeda yang jelas, bernilai dan berkesinambungan, menjadi ujung tombak bagi daya saing perusahaan dan sangat membantu strategi perusahaan. Konsumen akan melihat sebuah merek sebagai bagian yang paling penting dalam sebuah produk, dan merek dapat menjadi sebuah nilai tambah dalam produk tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh merek dan kualitas produk secara simultan maupun parsial terhadap keputusan konsumen untuk membeli sepeda motor Honda serta untuk mengetahui merek dan kualitas produk, manakah yang mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan konsumen untuk membeli sepeda motor Honda. Koefisien korelasi berganda (R) sebesar 0,973 yang berarti bahwa hubungan antara merek dan kualitas produk terhadap keputusan konsumen adalah sangat kuat. Nilai R Squared sebesar 0,947 yang berarti bahwa kontribusi dari pemilihan merek dan kualitas produk terhadap variabel keputusan konsumen untuk membeli sepeda motor Honda sebesar 94,7%, sisanya 5,3% dipengaruhi oleh faktor lain. pengujian secara simultan variabel merek dan kualitas produk mempunyai pengaruh terhadap keputusan konsumen untuk membeli sepeda motor Honda karena nilai sign 0,000 < (α) 0,05. Sedangkan hasil pengujian secara parsial nilai sign merek sebesar 0,000, dan kualitas produk sebesar 0,000 < () 0,05 sehingga secara parsial variabel merek dan kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk membeli sepeda motor Honda. Kata kunci: Merek, Kualitas Produk dan Keputusan Konsumen 1

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.11 (2012)

PENDAHULUAN Kemajuan tekhnologi dan informasi yang semakin berkembang membuat perusahaan-perusahaan berusaha meningkatkan kualitas produknya. Semua ini dilakukan agar perusahaan lebih kompetitif terhadap perusahaan lainnya. Pada saat ini perusahaan harus lebih fleksibel di zaman yang selalu berubah, ini akan menjadi suatu dorongan bagi perusahaan untuk selalu meningkatkan produk yang dihasilkannya baik dari segi kualitas maupun ragam produknya. Upaya yang harus dilakukan perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen serta mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan adalah dengan melakukan strategi pemasaran yang tepat dan terarah. Sepeda motor adalah salah satu sarana transportasi bepergian dari satu tempat ke tempat yang lain secara mudah, irit, cepat, luwes, efisien, dan lain sebagainya. Bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah, motor menjadi harapan satu-satunya untuk dapat memiliki alat transportasi darat pribadi sesuai dengan kemampuan ekonominya. Kotler dan Keller (2009:10) mengatakan bahwa tujuan pemasaran adalah membuat penjualan tidak terlalu penting lagi serta mengetahui dan memahami pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya produk tersebut dapat terjual. Idealnya, pemasaran harus menghasilkan pelanggan yang siap membeli. Hal inilah yang mempengaruhi perkembangan industri sepeda motor di Indonesia. Tujuannya adalah untuk meningkatnya permintaan dari masyarakat yang dijadikan peluang bagi para produsen yang bertujuan meningkatkan volume penjualan. Salah satu produk sepeda motor yang mempunyai brand image yang cukup populer di masyarakat khususnya masyarakat kota Surabaya adalah Honda. Merek bukanlah sebuah nama, simbol, gambar atau tanda yang tidak berarti. Merek merupakan identitas sebuah produk yang dapat disajikan sebagai alat ukur apakah produk itu baik dan berkualitas. Menurut Kotler dan Keller (2009:42), dalam menghadapi persaingan yang ketat, merek yang kuat merupakan pembeda yang jelas, bernilai dan berkesinambungan, menjadi ujung tombak bagi daya saing perusahaan dan sangat membantu strategi perusahaan. Konsumen akan melihat sebuah merek sebagai bagian yang paling penting dalam sebuah produk, dan merek dapat menjadi sebuah nilai tambah dalam produk tersebut (Widjaja, 2007:44 ). Merek yang bagus akan menjadi suatu produk yang sukses jika komponenkomponen lain dari produk sesuai dengan keinginan pasar. Merek yang tidak sesuai dengan cita rasa pasar dapat mengakibatkan produk tersebut tidak dapat berkiprah dipasar. Oleh karena itu merek menjadi dasar pengambilan keputusan suatu produk. Pengambilan keputusan oleh pelanggan untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan. Menurut Tjiptono (2007:32) terdapat dua jalur utama yang bisa ditempuh oleh setiap perusahaan dalam rangka mendapatkan merek kuat yaitu: (1) membangun dan mengembangkannya sendiri dan (2) membeli merek atau perusahaan yang memiliki merek potensial spesifik. Cara pertama jelas sekali merupakan rute yang beresiko tinggi , membutuhkan waktu lama dan memakan biaya besar. Sejumlah riset mengindikasikan bahwa sebagian merek baru gagal di pasaran. Di perlukan waktu lama dan investasi besar untuk membangun sebuah merek dari nol dan memposisikannya secara efektif dalam benak konsumen. Sebaliknya,cara kedua sering di pandang sebagai jalan pintas untuk menambah koleksi portofolio merek perusahaan. Cara ini belakangan marak di lakukan perusahaan multinasional yang membidik merek-merek lokal yang kuat dan potensial di berbagai negara (Tjiptono, 2007:33). Pengukuran ekuitas merek dapat dilakukan dengan menganalisis keempat dimensi dasar ekuitas merek, yaitu: brand awarenes (kesadaran merek), brand assiciation (asosiasi merek), perceived quality (persepsi kualitas), brand loyalty (loyalitas merek). Semakin kuat ekuitas merek suatu produk, maka akan semakin kuat pula daya tariknya bagi konsumen 2

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.11 (2012)

untuk membeli produk tersebut dan pada akhirnya akan memberikan keuntungan yang terus meningkat kepada perusahaan (Tjiptono, 2007:40) Produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tak berwujud, termasuk didalamnya masalah warna ,harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual (pengecer), dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya. Simamora (2006:78) menyatakan bahwa persepsi kualitas adalah persepsi pelanggan terhadap kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan ditinjau dari fungsinya secara relatif dengan produk-produk lain. Dengan demikian persepsi kualitas merupakan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Honda mempunyai kesempatan yang besar untuk memasuki lebih luas lagi pasar Indonesia terutama Surabaya, karena produk Honda telah menjanjikan kualitas produk yang sangat bermutu dan telah di uji ketangguhan mesinnya. Persepsi kualitas adalah persepsi pelanggan atas atribut yang dianggap penting baginya, karena kualitas dari suatu produk atau jasa layanan ditinjau dari fungsinya secara relatif dengan produk-produk lain. Dalam konsep pemasaran, salah satu cara untuk mencapai tujuan perusahaan adalah dengan mengetahui apa kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga produk mampu diserap oleh pasar (Kotler dan Armstrong, 2008:87). Rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Apakah merek dan kualitas produk secara simultan berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk membeli sepeda motor Honda? 2. Apakah merek dan kualitas produk secara parsial berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk membeli sepeda motor Honda? 3. Manakah dari merek dan kualitas produk yang mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan konsumen untuk membeli sepeda motor Honda? Tujuan penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh merek dan kualitas produk secara simultan terhadap keputusan konsumen untuk membeli sepeda motor Honda. 2. Untuk mengetahui pengaruh merek dan kualitas produk secara parsial terhadap keputusan konsumen untuk membeli sepeda motor Honda 3. Untuk mengetahui diantara merek dan kualitas produk, manakah yang mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan konsumen untuk membeli sepeda motor Honda.

TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran merupakan ujung tombak untuk mencapai suatu keberhasilan dalam perusahaan, apabila suatu perusahaan ingin berhasil dalam melaksanakan proses pemasaran, maka manajemen perusahaan harus dapat menerapkan suatu strategi pemasaran dengan baik, sehingga tujuan perusahaan dapat terwujud sesuai dengan misi dan visi perusahaan. Alma (2002:2) pemasaran didefinisikan sebagai kegiatan membeli dan menjual, dan termasuk didalamnya kegiatan menyalurkan barang dan jasa antara produsen dan konsumen. Kotler dan Keller (2009:10) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses sosial dengan mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan individu dan kelompok lainnya. 3

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.11 (2012)

Merek Widiana dan Sinaga (2010:43) merek adalah simbol seluruh informasi yang berkaitan dengan produk atau jasa. Merk terdiri dari nama, logo dan seluruh elemen visual lainnya seperti gambar, topografi, warna, dan symbol. Merek juga merupakan visualisasi dari citra yang ingin ditanamkan di benak konsumen. Dalam konteks lain, merek sering menggunakan kata trademark (merek dagang). Alma (2002:105) merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa. Merek yang telah dipilih oleh konsumen mempunyai pengaruh terhadap kelancaran penjualan. Sehingga untuk setiap perusahaan hendaknya dapat menetapkan merek yang dapat menimbulkan kesan yang positif. Untuk itu syaratsyarat yang perlu diperhatikan dalam memilih merek adalah (Alma, 2002:107): (1) Mudah diingat; (2) Menimbulkan kesan positif; dan (3) Tepat untuk promosi. Kualitas produk Salah satu kunci sukses pemasaran suatu produk adalah penilaian konsumen terhadap produk. Dewasa ini konsumen semakin kritis dalam menilai layak tidaknya suatu produk untuk digunakan. Atribut dari kualitas produk meliputi: 1. Kinerja adalah tingkat di mana karakteristik utama produk beroperasi. 2. Fitur adalah jumlah panggilan dan tanda sebagai karakteristik utama panggilan 3. Reabilitas adalah ukuran probabilitas bahwa produk tidak akan mengalami malfungsi atau gagal dalam periode waktu tertentu. 4. Daya tahan adalah ukuran umur operasi harapan produk. 5. Pelayanan adalah ukuran kemudahan perbaikan produk ketika produk itu tidak berfungsi atau gagal. 6. Estetika adalah bagaimana produk dilihat, dirasakan dan didengar. 7. Sesuai dengan spesifikasi adalah setuju akan produk yang menunjukkan tanda produksi. 8. Kualitas penerimaan adalah kategori tempat termasuk citra merek dan faktor- faktor tidak berwujud lainnya yang dapat mempengaruhi persepsi konsumen atas kualitas. Keputusan Pembelian Keputusan membeli oleh Kotler dan Armstrong (2008:226) adalah tahap proses pengambilan keputusan membeli di mana konsumen benar-benar membeli produk. Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat atas merek dan membentuk niat untuk membeli. Biasanya keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan membeli. Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan yang oleh Assael disebut need arousal. Proses pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen tidak bisa terjadi dengan sendirinya, melainkan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya dan faktor-faktor tersebut memiliki pengaruh yang sangat besar. Menurut Sumarwan (2011:31) dalam pembelian ada beberapa faktor yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan, yaitu: faktor psikologis, faktor kebudayaan dan faktor sosial. Pengaruh Merek terhadap Keputusan Pembelian Merek mempunyai posisi yang penting dalam keputusan pembelian karena salah satu keputusan dalam struktur pembelian adalah keputusan mengenai merek. Salah satu yang mengakibatkan konsumen menentukan salah satu merek yang akan mereka beli di antara banyak merek adalah adanya keyakinan konsumen bahwa mereka akan memperolah 4

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.11 (2012)

kualitas barang yang sama jika mereka membeli ulang pada merek yang sama yang telah mereka beli. Konsumen akan lebih mudah dan tidak dibingungkan lagi oleh berbagai macam merek yang ada karena citra merek yang telah melekat dibenak mereka. Merek akan memudahkan konsumen dalam membedakan mutu sehingga dapat berbelanja (dalam mengambil keputusan) secara lebih efisien. Merek juga sangat berperan dalam membentuk persepsi konsumen tentang kualitas produk. Persepsi yang terbentuk melalui merek tersebut akan banyak mempengaruhi keputusan pembelian yang di lakukan konsumen. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Kualitas merupakan konsep yang terpenting dalam menciptakan suatu produk. Produk yang berkualitas adalah produk yang diterima oleh konsumen karena sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen karena kualitas produk adalah keseluruhan gabungan karakteristik produk baik pemasaran, teknik, pembuatan dan pemeliharaan, sehingga produk yang ada akan sesuai harapan konsumen. Maksudnya bahwa dari sudut pandang dan untuk kepentingan pemasaran kualitas produk harus diukur dari persepsi konsumen. Dalam melakukan penilaian suatu produk atau jasa konsumen memandang penilaian tersebut sebagai suatu totalitas atau hasil yang menyeluruh terhadap segala unsur produk yang memberikan nilai padanya. Berdasarkan pemikiran ini, maka pengukuran kualitas suatu produk bisa menggunakan aras produk. Sebab dengan menggunakan pendekatan ini maka segala unsur produk dapat terukur secara keseluruhan (Kotler dan Armstrong, 2008:279). Produk dan jasa yang berkualitas memiliki peran penting dalam menentukan keputusan konsumen untuk membelinya. Apabila pelanggan mempunyai pengalaman yang baik dan puas terhadap kualitas produk di suatu badan usaha, maka hal ini dapat menimbulkan keuntungan bagi badan usaha tersebut, karena pelanggan menggunakan produk badan usaha dan bahkan akan merekomendasikan pada pelanggan lain untuk melakukan pembelian. Penelitian Terdahulu 1. Chan (2010) Meneliti tentang “Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen: Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia Cabang Bandung”, menyimpulkan bahwa proses keputusan pembelian konsumen untuk menjadi nasabah Bank Muamalat Indonesia Cabang Bandung dinilai tinggi, ini tercermin pada pada pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternative, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian yang semuanya masuk dalam kategori tinggi. Sedang hasil pengujian hipotesis menunjukkan ekuitas merek Bank Muamalat Indonesia Cabang Bandung memiliki pengaruh postif dan signifikan terhadap proses keputusan pembelian konsumen. 2. Hanum (2012) Meneliti tentang “Pengaruh Kualitas Produk Dan Kualitas Layanan Terhadap Keputusan konsumen pengguna Kartu Prabayar IM3 Di STIESIA Surabaya” menyimpulkan bahwa variabel kualitas produk dan kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pelanggan kartu pra bayar IM3, serta kualitas layanan karena mempunyai dominan terhadap keputusan pelanggan kartu pra bayar IM3. Perumusan Hipotesis 1. Merek dan kualitas produk secara simultan berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk membeli sepeda motor Honda. 2. Merek dan kualitas produk secara parsial berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk membeli sepeda motor Honda. 5

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.11 (2012)

3. Kualitas produk mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan konsumen untuk membeli sepeda motor Honda.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif dengan menggunakan metode survey. Jenis penelitian asosiatif atau hubungan, yang artinya penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2008:11). Metode survey merupakan suatu metode pengumpulan data yang menggunakan kuesioner atau angket. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2008:135). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang melakukan pembelian sepeda motor Honda di Surabaya Teknik Pengambilan Sampel Teknik Pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Accidental Sampling. dengan jumlah populasi tidak diketahui (Unknow populations) sehingga dihasilkan perhitungan dengan rumus sebagai berikut: n=

(1,976) 2 (0,5)(0,5)  100 (0,10) 2

Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 100 responden (Sugiyono, 2009:85). Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan data mengenai objek yang diteliti dengan cara penyebaran kuesioner, survei dan dokumentasi. kuesioner adalah daftar pertanyaan yang cukup terperinci dan lengkap. Yang menuliskan isian ke dalam kuesioner adalah responden (Nazir, 2002:203). Survey adalah teknik penelitian dimana informasi dikumpulkan dari sekelompok manusia sebagai sampel dan biasanya menggunakan daftar pertanyaan. Sedangkan dokumentasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan pencatatan secara sistematis atau arsip, dokumen yang dimaksudkan memperoleh informasi dari obyek penelitian (misal: mencatat sejarah perusahaan dan lain-lain). Variabel dan Definisi Operasional Variabel Variabel Penelitian 1. Variabel bebas atau independent variable, diberi symbol ‘X’ yaitu merek dan kiualitas produk. 2. Variabel terikat atau dependent variable, diberi symbol ‘Y’ yaitu Keputusan pembelian. Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Independent (Variabel Bebas) a. Merek (X1) Merek adalah nama, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengindentifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing. Adapun indikator dari variabel ini adalah: 1) Merek mudah di baca (X1.1) 6

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.11 (2012)

2) Merek mudah di ingat (X1.2). 3) Merek mudah di ucapkan (X1.3). 4) Merek tidak menimbulkan konotasi negatif (X1.4). b. Kualitas produk (X2) Kualitas produk adalah sebagai evaluasi menyeluruh pelanggan atas kebaikan kinerja barang dan jasa. Atribut dari kualitas produk meliputi: 1) Performansi (X2.1) berkaitan dengan aspek fungsional dari produk itu. 2) Features (X2.2) berkaitan dengan pilihan-pilihan dan pengembangnya. 3) Keandalan (X2.3 ) berkaitan dengan tingkat kegagalan dalam penggunaan produk itu. 4) Serviceability (X2.4) berkaitan dengan kemudahan dan ongkos perbaikan. 2. Variabel Dependen (variabel terikat) / Keputusan Pembelian Keputusan Pembelian adalah serangkaian proses yang dialami konsumen sebagai usaha untuk memecahkan masalah (konflik) atas kebutuhan dan keinginan yang belum terpuaskan atau dipenuhi. Adapun indikator keputusan Pembelian dalam penelitian ini adalah: a. Berdasarkan pada produk, harga yang ditawarkan serta saluran distribusi (Y1.1). b. Untuk memenuhi pembeli dan kebutuhan produk, harga dan saluran distribusi (Y1.2). c. Mencari informasi yang berkaitan dengan produk tersebut (Y1.3). d. Konsumen pernah memiliki atau terbiasa membeli produk tersebut (Y1.4). Dalam penelitian ini kuesioner disusun dalam kalimat-kalimat pertanyaan dan responden diminta untuk menjawabnya dengan memberikan tanda silang (X). Untuk mengukur jawaban responden tersebut digunakan dalam bentuk Skala Likert, dimana jawaban responden untuk pertanyaan positif maupun negatif dibedakan atas 4 skala. Contoh skor untuk pertanyaan positif adalah sebagai berikut: yang datang“ 5 4 3 2 1 Sangat mempengaruhi Mempengaruhi

Netral

Tidak mempengaruhi

Sangat tidak mempengaruhi

Demikian sebaliknya, untuk pertanyaan negatif diberi skor nilai secara terbalik. Analisis Data 1. Uji Validitas Suatu instrument dikatakan valid jika mempunyai validitas tinggi yaitu correlation r hitung > r tabel sebaiknya instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah dengan nilai correlation r hitung. 2. Uji Reliabilitas Pengujian reliabilitas dapat menggunakan metode Alfa cronbach, dengan cerita Alfa cronbach dari masing-masing variabel lebih dari 0.6 maka alat ukur dalam penelitian ini dapat dikatakan reliabel. 3. Uji Regresi Untuk menguji hipotesis dalam penelitan ini, dapat digunakan alat uji statistic dalam model regresi linear berganda. Adapun model regresi linear berganda adalah sebagai berikut: Y = a + β1X1 + β2 X2 + e Dalam persamaan di atas Y= Keputusan konsumen; X1= Merek; X2= Kualitas produk; β1, β2 = Koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas; a = Konstanta ; dan e = Standar Error. Setelah diketahui persamaan regresi maka hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat di tafsirkan berdasarkan atas nilai koefisien dari variabel bebas. 7

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.11 (2012)

4. Analisis koefisien korelasi (R) dan analisis Koefisien Determinasi (R2) a. Analisis Koefisien Korelasi (R) Koefisien korelasi untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linear antara dua variabel (Ghozali, 2011:96). Pada penelitian ini untuk menunjukkan kuat atau lemahnya hubungan antara produk, harga, dan saluran distribusi terhadap keputusan pembelian. b. Analisis koefisien determinasi (R2) Pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2011:97). Jika nilai R2 mendekati 1, menunjukkan bahwa sumbangan atau kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan semakin kuat, sedangkan apabia Jika R2 mendekati 0 menunjukkan bahwa sumbangan atau kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan semakin lemah. 5. Pengujian Hipotesis a. Uji F (Uji secara simultan) menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011:98). kriteria pengujian secara simultan dengan tingkat signikan α = 5% yaitu sebagai berikut: 1) Jika nilai signifikan uji F > 0,05 maka, H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti merek dan kualitas produk secara simultan tidak berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk membeli sepeda motor Honda di Surabaya. 2) Jika nilai signifikan uji F < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti merek dan kualitas produk secara simultan berpengaruh keputusan konsumen untuk membeli sepeda motor Honda di Surabaya b. Uji t (Uji secara parsial) menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Kriteria pengujian secara parsial dengan tingkat level of significant α = 0,05 sebagai berikut: 1) Jika Sig > () 0,05, maka H0 diterima, berarti tidak ada pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat 2) Jika Sig < () 0,05, maka H0 ditolak, berarti ada pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat. c. Koefisien Determinasi Parsial (r²) digunakan untuk mengetahui sejauh mana kontribusi dari masing-masing variabel bebas (produk, harga dan saluran distribusi) terhadap variabel terikat (keputusan pembelian). Dimana analisis ini dinyatakan oleh besarnya kuadrat koefisien parsial atau dengan kata lain r2 = koefisien determinasi parsial (Sugiyono, 2009:260). Nilai r² yang sangat besar menunjukkan variabel bebas (Xi) tersebut memiliki kontribusi besarnya pengaruh (dominan) terhadap perubahan variabel terikat (Y).

PEMBAHASAN Gambaran Obyek Penelitian PT Lumenindo Gilang Cahaya berdiri pada tahun 1995 merupakan sinergi keunggulan teknologi dan jaringan pemasaran di Indonesia, sebuah pengembangan kerja sama antara Honda Motor Company Limited, Jepang dan PT Lumenindo Gilang Cahaya, Indonesia. PT Lumenindo Gilang Cahaya memiliki pengetahuan yang komprehensif tentang kebutuhan para pemakai sepeda motor di Indonesia, berkat jaringan pemasaran dan 8

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.11 (2012)

pengalamannya yang luas. Astra juga mampu memfasilitasi pembelian dan memberikan pelayanan purna jual sehingga brand Honda semakin unggul.

Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Angka korelasi yang diperoleh (rhitung) harus dibandingkan dengan angka kritis tabel korelasi product moment (rtabel) pada taraf 5% pada derajat bebas n-2. Suatu atribut dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel dan bernilai positif. Tabel 1. Hasil Uji Validitas Butir Kuesioner No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 11 12

Butir Dalam Kuesioner X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 Y1 Y2 Y3 Y4

Koefisien Korelasi (r) 0.933 0.923 0.965 0.945 0.924 0.976 0.954 0.985 0.980 0.923 0.975 0.968

Nilai Kritis (r-tabel) 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312

Sig.2ta iled (p-level) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

Taraf Sig. (α = 0,05) 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05

Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Sumber: Data diolah SPSS

Berdasarkan hasil perhitungan Program SPSS menunjukkan bahwa semua aspek indikator dari merek (X1), kualitas produk (X2) dan Keputusan Pembelian (Y) dinyatakan valid, sehingga layak digunakan untuk analisis selanjutnya, yaitu analisis regresi linier berganda.

Uji Reliabilitas Pengujian reliabilitas ditujukan untuk mengetahui apakah instrumen penelitian yang digunakan dapat diterapkan berulangkali pada obyek yang sama. Pengukuran reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan metode Alpha Cronbach (Gozali, 2006:137). Instrumen dikatakan reliabel apabila nilai koefisien alpha > 0,6. Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Pembelian (Y)

cronbach alpha 0,6371

koefisien alpha (α) 0,6

Keterangan reliabel

Merek (X 1)

0,6287

0,6

reliabel

Kualitas produk (X2)

0,6228

0,6

reliabel

Sumber: Data diolah SPSS

Berdasarkan hasil perhitungan program SPSS diketahui bahwa semua aspek indikator dari merek (X1), dan kualitas produk (X2) dan keputusan pembelian (Y) dinyatakan reliabel, sehingga dapat digunakan untuk analisis selanjutnya, yaitu analisis regresi linier berganda. 9

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.11 (2012)

Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor yang digunakan dalam model penelitian yaitu merek dan kualitas produk terhadap keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor Honda pada PT Lumenindo Gilang Cahaya Surabaya. Hasil perhitungan dengan bantuan program komputer SPSS, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa

Model 1

(Constant) Produk Harga saluran distribusi

Unstandardized Coefficients B Std. Error 1.004 1.932 .205 .095 .361 .115 .262 .117

Standardized Coefficients Beta .230 .316 .222

t .520 2.143 3.142 2.245

Sig. .605 .035 .002 .027

Collinearity Statistics Tolerance VIF .631 .717 .744

1.58 1.39 1.34

a. Dependent Variable: Keputusan pembelian Sumber Data: Hasil Output SPSS

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas, diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = 1,883 + 0,683X1 + 0,724X2 Fungsi regresi linier berganda dari variabel bebas merek dan kualitas produk adalah bertanda positif, yang berarti variabel bebas yang digunakan dalam penelitian mempunyai hubungan yang searah dengan variabel terikatnya. Jika nilai dari variabel bebas tersebut meningkat maka akan mendorong meningkatnya keputusan konsumen untuk membeli sepeda motor honda pada PT Lumenindo Gilang Cahaya Surabaya dan sebaliknya. Dengan persamaan regresi yang telah didapat, dapat diartikan sebagai berikut: (1) Konstanta (a) = 1,883 menunjukkan bahwa jika sebelum ada pengaruh dari variabel bebas merek dan kualitas = 0, maka keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor honda pada PT Lumenindo Gilang Cahaya Surabaya akan sebesar 1,883; (2) Koefisien regresi merek (b1) = 0,683, menunjukkan arah hubungan positif searah antara produk dengan keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor honda pada PT Lumenindo Gilang Cahaya Surabaya, hal ini berarti jika variabel merek naik 1 satuan maka keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor honda pada PT Lumenindo Gilang Cahaya Surabaya akan naik sebesar 0,683 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan; (3) Koefisien regresi kualitas produk (b2) = 0,724, menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara kualitas produk dengan keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor honda pada PT Lumenindo Gilang Cahaya Surabaya hal ini berarti jika variabel kualitas produk naik 1 satuan maka keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor honda pada PT Lumenindo Gilang Cahaya Surabaya akan naik sebesar 0,724 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. Koefisien Korelasi Berganda (R) dan Koefisien Determinasi (R2) Koefisien korelasi (R) merupakan cerminan tingkat keeratan hubungan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sedangkan koefisien determinasi (R2) yang berasal dari hasil pengkuadratan koefisien korelasi (R) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen atau kontribusi variabel bebas merek dan kualitas produk secara bersama-sama terhadap variabel terikat keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor honda pada PT Lumenindo Gilang Cahaya Surabaya. Hasil uji koefisien korelasi dan koefisien determinasi dengan program SPSS 15 dapat dilihat pada tabel 4. 10

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.11 (2012)

Tabel 4. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi dan Determinasi Model Summary Model 1

R .973a

R Square .947

Adjusted R Square .945

Std. Error of the Estimate .75459

a. Predictors: (Constant), Kualitas produk, Merek Sumber Data: Hasil output SPSS

Simpulan: nilai R Square sebesar 0.947 menunjukkan bahwa variabel merek dan kualitas produk mampu menjelaskan variabel keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor Honda pada PT Lumenindo Gilang Cahaya Surabaya sebesar 94,70% sedangkan sisanya 5,30% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk di dalam model penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada variabel-variabel lain di luar merek dan kualitas produk yang berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor honda pada PT Lumenindo Gilang Cahaya Surabaya. Dalam proses pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen tidak bisa terjadi dengan sendirinya, melainkan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya dan faktor-faktor tersebut memiliki pengaruh yang sangat besar dalam proses pengambilan keputusan pembelian yang meliputi: faktor psikologis, faktor kebudayaan dan faktor sosial (Sumarwan, 2011:31).

Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan, dilakukan melalui uji F (Uji Simultan) dan uji t (Uji Parsial). Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas merek dan kualitas pelayanan secara simultan terhadap variabel terikat yaitu keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor honda pada PT Lumenindo Gilang Cahaya Surabaya. Sedangkan Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas merek dan kualitas produk secara parsial terhadap keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor Honda pada PT Lumenindo Gilang Cahaya Surabaya. Uji F Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F) menunjukkan pengaruh secara simultan atau bersama-sama. Hasil uji F sesuai dengan perhitungan SPSS dapat dilihat pada lampiran seperti pada tabel berikut ini: Tabel 5. Hasil Perhitungan Uji F ANOVAb Model 1

Regression Residual Total

Sum of Squares 978.768 55.232 1034.000

df 2 97 99

Mean Square 489.384 .569

F 859.469

Sig. .000a

a. Predictors: (Constant), Kualitas produk, Merek b. Dependent Variable: Keputusan Konsumen Sumber Data: Hasil Output SPSS

11

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.11 (2012)

Dari hasil output perhitungan program SPSS diperoleh nilai Fhitung sebesar 859,469 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000, sehingga merek dan kualitas produk, secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian karena nilai sign 0,000 < (α) 0,05. Berpengaruhnya merek dan kualitas produk secara simultan terhadap keputusan konsumen untuk membeli sepeda motor honda, karena merek mempunyai posisi yang penting dalam keputusan pembelian karena salah satu keputusan dalam struktur pembelian. Merek juga sangat berperan dalam membentuk persepsi konsumen tentang kualitas produk. Persepsi yang terbentuk melalui merek tersebut akan banyak mempengaruhi keputusan pembelian yang di lakukan konsumen (Widiana dan Sinaga, 2010:45). Sedangkan produk dan jasa yang berkualitas memiliki peran penting dalam menentukan keputusan konsumen untuk membelinya. Apabila pelanggan mempunyai pengalaman yang baik dan puas terhadap kualitas produk di suatu badan usaha, maka hal ini dapat menimbulkan keuntungan bagi badan usaha tersebut, karena pelanggan menggunakan produk badan usaha dan bahkan akan merekomendasikan pada pelanggan lain untuk melakukan pembelian (Kotler dan Armstrong, 2008:279). Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) menunjukan pengaruh secara parsial dari masingmasing variabel. Berdasarkan olah data dengan SPSS dan tabel t, maka hasil perhitungan uji t tampak dalam tabel berikut: Tabel 6. Hasil Analisis Uji t Variabel

t hitung

Sig

(α)

Keterangan

Produk

5,598

0,000

0,05

Berpengaruh

Harga

5,989

0,000

0,05

Berpengaruh

Sumber Data: Hasil Output SPSS

a. Merek terhadap Keputusan Konsumen Dengan menggunakan tingkat signifikasi  = 0,05 hasil perhitungan SPSS diperoleh tingkat signifikansi variabel merek sebesar 0,000 (lebih kecil dari = 0,05). Dengan demikian pengaruh variabel merek terhadap keputusan pembelian secara parsial adalah signifikan. Berpengaruh merek terhadap keputusan pembelian, karena merek mempunyai posisi yang penting dalam keputusan pembelian salah satu keputusan dalam struktur pembelian adalah keputusan mengenai merek. Salah satu yang mengakibatkan konsumen menentukan salah satu merek yang akan mereka beli di antara banyak merek adalah adanya keyakinan konsumen bahwa mereka akan memperolah kualitas barang yang sama jika mereka membeli ulang pada merek yang sama yang telah mereka beli. Konsumen akan lebih mudah dan tidak dibingungkan lagi oleh berbagai macam merek yang ada karena citra merek yang telah melekat dibenak mereka. Merek akan memudahkan konsumen dalam membedakan mutu sehingga dapat berbelanja (dalam mengambil keputusan) secara lebih efisien. Merek juga sangat berperan dalam membentuk persepsi konsumen tentang kualitas produk. Persepsi yang terbentuk melalui merek tersebut akan banyak mempengaruhi keputusan pembelian yang di lakukan konsumen. b. Kualitas Produk terhadap Keputusan Konsumen Dengan menggunakan tingkat signifikasi  = 0,05 hasil perhitungan SPSS diperoleh tingkat signifikansi variabel kualitas produk sebesar 0,000 (lebih kecil dari = 0,05). Dengan demikian pengaruh variabel kualitas produk terhadap keputusan pembelian secara parsial adalah signifikan. Kualitas produk berpengaruh terhadap 12

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.11 (2012)

keputusan konsumen karena kualitas produk adalah keseluruhan gabungan karakteristik produk baik pemasaran, teknik, pembuatan dan pemeliharaan, sehingga produk yang ada akan sesuai harapan konsumen. Produk yang berkualitas tersebut yang diterima oleh konsumen karena sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk dan jasa yang berkualitas memiliki peran penting dalam membentuk kepuasan pelanggan. Apabila pelanggan mempunyai pengalaman yang baik dan puas terhadap kualitas produk di suatu badan usaha, maka hal ini dapat menimbulkan keuntungan bagi badan usaha tersebut, karena pelanggan menggunakan produk badan usaha dan bahkan akan merekomendasikan pada pelanggan lain. Pelanggan yang puas terhadap produk dan jasa pelayanan cenderung untuk membeli kembali produk dan menggunakan jasa kembali pada saat kebutuhan yang sama muncul kembali dikemudian hari. Kualitas dari suatu produk erat hubungannya dengan kepuasan konsumen, karena semakin tinggi penilaian yang dilakukan oleh konsumen menyatakan kualitas produk maka akan semakin tinggi kepuasan yang dirasakn oleh konsumen Yamit (2007:93).

Koefisien Korelasi Parsial Untuk mengetahui faktor manakah yang paling berpengaruh dari variabel bebas merek dan kualitas produk terhadap keputusan konsumen untuk membeli sepeda motor Honda. Nilai koefisien korelasi parsial didapat dari output hasil perhitungan analisis regresi dengan program SPSS dan digunakan untuk menguji hipotesis 3. Tabel 7. Koefisien Korelasi dan Determinasi Parsial Variabel Merek

r 0,450

r2 0,2025

Kualitas produk

0,520

0,2704

Sumber : data diolah SPSS

Berdasarkan tabel 7 nilai korelasi parsial (r2 ) terbesar adalah variabel kualitas produk, sehingga mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan konsumen untuk membeli sepeda motor Honda.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa variabel merek dan kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen untuk membeli sepeda motor honda. 2. Hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa variabel merek dan variabel kualitas produk nilai sig < () 0,05, secara parsial variabel-variabel bebas tersebut berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk membeli sepeda motor honda. 3. Variabel yang mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan konsumen untuk membeli sepeda motor honda adalah variabel kualitas produk. 4. Nilai koefisien korelasi berganda ditunjukkan dengan (R) 0,973 yang berarti bahwa hubungan antara merek dan kualitas produk terhadap keputusan konsumen untuk membeli sepeda motor honda memiliki hubungan sangat kuat, sedangkan nilai koefisien derterminasi yang ditunjukkan dengan R Squared = 0.947 atau 94,7% yang berarti bahwa 13

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.11 (2012)

sumbangan atau kontribusi dari merek dan kualitas produk secara bersama-sama terhadap variabel keputusan konsumen untuk membeli sepeda motor honda adalah besar, sedang sisanya 5,3% dipengaruhi oleh faktor lainnya. Saran 1. Sikap konsumen untuk membeli suatu produk, didasarkan pada kepribadian yang dimiliki oleh seseorang dalam memakai atau menggunakan produk tersebut, untuk itu pihak perusahaan harus bisa menjaga kepercayaan dan kualitas dari produk yang dihasilkan serta harus bisa membidik pasar dan menentukan segmen pasarnya. 2. Perusahaan perlu melakukan inovasi baru secara berkelanjutan dalam segi produk dengan meningkatkan mutu atau kualitas produk dan atribut-atribut produk yang termasuk di dalamnya. Perusahaan juga perlu mengeluarkan ide-ide atau inovasi baru dalam mengemas dan mendesain produknya sehingga lebih menarik konsumen untuk membeli produknya, hal ini juga sebagai usaha dalam menghadapi persaingan yang semakin meningkat. 3. Dari hasil penelitian dapat dilihat adanya pengaruh variabel lain, sehingga dalam penelitian yang akan datang hendaknya diperhitungkan variabel lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. 4. Untuk penelitian yang akan datang disarankan untuk menambah variabel independen lainnya yang dapat mempengaruhi variabel dependen, agar lebih melengkapi penelitian ini karena masih ada variabel-variabel independen lain di luar penelitian ini yang mungkin bisa mempengaruhi keputusan pembelian.

DAFTAR PUSTAKA Alma, B. 2002. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Cetakan Kelima. Bandung: Alfabeta. Angipora, M.P. 2006. Dasar-Dasar Pemasaran. Cetakan Keenam. Jakarta: Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Chan, A. 2010. Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen : Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia Cabang Bandung. Jurnal Penelitian. Jurusan Administrasi Niaga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran. Bandung Ferdinand. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Jakarta: Balai Pustaka Ghozali, I. 2006, Analisis Multivariate lanjutan dengan program SPSS, Edisi Pertama. Semarang: Penerbit Universitas Diponegoro. Hanum, I.S. 2012. Skripsi. Pengaruh Kualitas Produk Dan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Kartu Prabayar IM3 Di Stesia Surabaya. Tidak Dipublikasikan. Sekolah Tinggi ILmu Ekonomi Indonesia. STIESIA. Surabaya. Kotler, P., 2007. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian. Jilid Satu. Jakarta: Penerbit Erlangga. Kotler, P. dan G. Armstrong. 2008. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi Kesembilan. Jilid 1. Jakarta. Penerbit PT. Indeks Gramedia Kotler, P. dan Keller, L L. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 12. Jilid 1. Jakarta. PT Indeks Kelompok Gramedia. Mowen dan Minor. 2006. Perilaku Konsumen. Jilid Satu. Cetakan Kedua. Edisi Lima. Jakarta: Penerbit Penhallindo. Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Keduabelas, Alfabeta, Bandung. ________, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan Ketigabelas. Alfabeta. Bandung. 14

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.11 (2012)

Suharyadi dan Purwanto. 2007. Statistika untuk Ekonomi & Keuangan Modern. Jakarta. Penerbit Salemba Empat. Sumarwan, U. 2011. Perilaku Konsumen; Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran. Edisi Kedua. Cetakan Pertama. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. Swastha, B. 2006. Manajemen Pemasaran, Analisis Perilaku Konsumen. Edisi Kedua. Cetakan Keempat, Yogyakarta. Penerbit BPFE. Tjiptono, F. 2007. Service Quality dan Statisfaction. Yogyakarta: Penerbit Andi. Widjaja, A. 2007. Perilaku Konsumen dan Pemasaran Strategi. Jakarta. Penerbit Harvarindo. Widiana, M.E dan Sinaga, B. Dasar-Dasar Pemasaran. Bandung. Karya Putra Darwati. Yamit. 2007. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Edisi Satu. Cetakan Ketiga. Yogyakarta: Penerbit Ekonisia.

15