JURNAL PENUNJANG KEPUTUSAN PENGADAAN INPUT DALAM RANTAI PASOK PENGOLAHAN COKELAT PADA BUMDES “MOTOTOMPIAAN” DESA POYUYANAN
SHINTA MEILAN TENGOR 110 314 035
Dosen Pembimbing : 1. Ir. Mex L. Sondakh, MSi 2. Dr. Ir. Tommy F. Lolowang, MSi
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS PERTANIAN MANADO 2015
PENUNJANG KEPUTUSAN PENGADAAN INPUT DALAM RANTAI PASOK PENGOLAHAN COKELAT PADA BUMDES “MOTOTOMPIAAN” DESA POYUYANAN
SHINTA MEILAN TENGOR
ABSTRAK
Manajemen rantai pasok merupakan suatu kegiatan yang saling berhubungan dan ketergantungan satu dengan lainnya, mulai dari pemesanan bahan baku sampai produk diserahkan kepada konsumen. Tujuannya yaitu pengkoordinasian dari berbagai
aktivitas
dalam
proses
produksi
dan
pihak-pihak
yang terlibat.
Ketidakpastian atau kendala disepanjang rantai pasok akan membuat layanan pemenuhan kebutuhan konsumen menjadi menurun dan proses produksi terganggu. Perlu keputusan yang tepat terutama pada pengadaan input karena kegiatan tersebut adalah awal produksi dilaksanakan. Oleh karena itu, seorang pengambil keputusan membutuhkan penunjang keputusan yang dapat membantu memberikan pertimbangan dalam kegiatan pengambilan keputusan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan penunjang keputusan mengenai pengadaan input terutama dalam pemilihan
pemasok
terbaik
dan
pemilihan
produk
yang
potensial
untuk
dikembangkan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemilihan pemasok yang diolah menggunakan Metode Delphi menghasilkan Kecamatan Dumoga Utara sebagai pemasok yang memiliki nilai tertinggi yaitu 5,4 diikuti oleh Kecamata Dumoga Timur dengan nilai 5,2. Sedangkan penentuan produk potensial yang diolah menggunakan MPE menghasilkan produk Cokelat Milk/Cokelat Batang sebagai produk yang potensial untuk dikembangkan, dengan nilai 397.303.882.
Kata Kunci : Manajemen Rantai Pasok, Penunjang keputusan, Pemasok, Produk.
ABSTRACT
Supply Chain Management is an activity that is interconnected and dependence on one another, ranging from ordering raw materials to finished product delivered to the consumer. The goal is the coordination of various activities in the production process and the parties involved. Uncertainties or constraints along the supply chain will make the service meeting the needs of consumers into decline and uninterrupted production process. Need the right decisions especially in the procurement of input because these activities are carried out initial production. Therefore, a decision maker needs a decision support that can help provide a consideration in the decision-making activities. The purpose of this study was to obtain a decision support regarding the procurement of inputs, especially in the selection of the best suppliers and the selection of products with the potential to be developed.The results showed that the selection of suppliers are processed using the Delphi method produces District of North Dumoga as a supplier who has the highest score of 5.4 followed by Kecamatan East Dumoga with a value of 5.2. While the determination of potential products are processed using MPE products Milk Chocolate / Chocolate Trunk as potential products to be developed, with a value of 397 303 882. Keywords :Supply Chain Management , Decision Support , Suppliers , Products.
Perusahaan harus bersaing di
PENDAHULUAN
tengah dunia bisnis yang semakin
Latar belakang Kemajuan
ilmu
ketat. Perusahaan akan membutuhkan
pengetahuan dan teknologi yang pesat
cara-cara baru dalam menjalankan
berdampak bagi dunia bisnis. Dampak
perusahaan
agar
tersebut dapat membuat suatu usaha
persaingan,
khususnya
atau
dapat
kegiatan
dunia
bisnis
memiliki
bertahan
menunjang
dalam
bagaimana pengambilan
kesempatan untuk berkembang dan
keputusan dalam pengadaan input yaitu
bertahan dalam persaingan. Namun, di
penentuan
sisi lain hal tersebut menantang sumber
produk. Kedua hal tersebut penting dan
daya
saling berhubungan karena pasokan
manusia
kemampuan
untuk dalam
memiliki mengambil
bahan
pemasok
baku
dari
dan
pemasok
pilihan
akan
keputusan dengan lebih berhati-hati
menentukan produk yang dihasilkan.
dan mengutamakan pertimbangan atau
Dengan kata lain, apa yang diminta
segala kemungkinan yang akan terjadi.
dari pemasok akan berdampak pada
proses
pembuatan
produk
bahkan
produk itu sendiri.
tanpa keputusan tepat menyangkut perencanaan yang baik. Kegiatan yang
Rangkain kegiatan pemenuhan
dapat dikatakan sebagai hal utama
kebutuhan konsumen dimulai dari
yang
pasokan bahan mentah yang kemudian
kegiatan untuk memutuskan pemasok
diberi nilai tambah menjadi sebuah
bahan baku selama proses produksi
produk dan dikirim sampai ke tangan
dan
konsumen melalui proses distribusi.
diproduksi. Pemasok harus ditentukan
Yang utama juga adalah dengan pihak
terlebih
siapa produsen bekerjasama.
Hal
bahan baku maupun kualitas bahan
tersebut butuh suatu manajemen yang
baku dapat terkontrol selama proses
disebut Manajemen Rantai Pasok atau
produksi. Sama pentingnya dengan
Supply
menetukan produk potensial yang akan
Chain
dikenal
dengan
Management SCM.
yang
Menurut
perlu
diperhatikan
produk
potensial
dahulu
menjadi
agar
produk
adalah
yang
akan
ketersediaan
utama
untuk
Indrajit,dkk (2006), manajemen rantai
diproduksi. Pemilihan produk perlu
pasok adalah suatu sistem tempat
dipertimbangkan secara tepat, karena
organisasi
produk akan menentukan kelanjutan
menyalurkan
produksi
dan
jasa
barang
kepada
para
produksi sebuah perusahaan.
pelanggannya.
Kesempatan
Dalam
rantai
pasok,
besar
didunia
bisnis dimanfaatkan oleh pemerintah
ketidakpastian adalah hal yang akan
Desa
tetap
Barat yang mendirikan Badan Usaha
ditemui
dalam
pengambilan
keputusan.
Ketidakpastian pasok
disepanjang rantai
akan
pemenuhan
proses
membuat kebutuhan
layanan pelanggan
Poyuyanan
Milik
Desa
dinamakan memilih pertanian
kecamatan
(BUMDes)
“Mototompiaan”, Kakao utama
sebagai yang
Passi
yang dan produk akan
menjadi menurun. Oleh karena itu,
dikembangkan. Desa Poyuyanan salah
untuk
resiko
satu desa binaan dari PT. PLN Persero
ketidakpastian itu, seorang manajer
Wilayah SULUTTENGO sehingga PT.
sebagai pengambil keputusan harus
PLN Persero memutuskan mendirikan
memiliki
dalam
bangunan dan peralatan pabrik untuk
memutuskan setiap tindakan untuk
pengolahan coklat sebagai fasilitas
setiap
Tujuan
bagi masyarakat Poyuyanan. Meskipun
perusahaan tidak mungkin dicapai
industri ini telah memiliki struktur
meminimumkan
ketrampilan
tahapan
produksi.
organisasi yang jelas dan fasilitas pabrik
yang
kenyataannya
tersedia,
rantai
pasok
Tujuan Penelitian
tapi
Berdasarkan rumusan masalah,
belum
maka tujuan diadakannya penelitian ini
diolah secara optimal untuk mencapai
adalah
tujuan,
produksi
keputusan tentang masalah pemilihan
tersendat atau tidak berlangsung secara
pemasok terbaik dan pemilihan produk
berkesinambungan. Oleh karena itu,
potensial pada mata rantai pasok
peneliti
pengadaan input pengolahan cokelat
sehingga
proses
tertarik
untuk
melakukan
penelitian tentang rantai pasok usaha
mengetahui
penunjang
BUMDes “Mototompiaan”.
ini, dan penelitian ini difokuskan pada pengadaan input (pengadaan input
Manfaat Penelitian
merupakan mata rantai pertama dalam
Penelitian ini dapat bermanfaat
rantai pasok) yaitu pemilihan pemasok
bagi pihak-pihak yang terkait. Adapun
dan
potensial.
manfaat yang dapat diperoleh antara
Seperti yang telah diuraikan di atas
lain : (1) Penelitian ini dapat dijadikan
bahwa pengadaan input menentukan
modal pertimbangan bagi pelaku usaha
kelangsungan
industri
penentuan
produk
proses
produksi,
pengolahan
coklat
sehingga pada usaha ini diharapkan
pengambilan
bahwa proses produksi usaha ini akan
industri ini dapat beroperasi secara
berkesinambungan
setelah adanya
berkeinambungan. (2) Penelitian ini
penelitian yang dapat memberikan
dapat menjadi referensi bagi peneliti
penunjang keputusan bagi pengambil
lain yang berminat untuk melakukan
keputusan,
penelitian
terutama
pengambilan
keputusan dalam pengadaan input.
keputusan
dalam
di
bidang
sehingga
yang
sama
ataupun penelitian lanjutan.
Perumusan Masalah
METODOLOGI PENELITIAN
Secara garis besar perumusan
Waktu dan Tempat Penelitian
masalah dalam penelitian ini adalah
Penelitian
ini
dilaksanakan
bagaimana penunjang keputusan untuk
selama 5 bulan, yaitu dimulai dari
pemilihan
pemasok
penentuan
produk
terbaik
dan
Februari sampai Juli 2015 di Badan
potensial
bagi
Usaha
BUMDes “Mototompiaan” ?
Milik
“Mototompiaan”
Desa
(BUMDes)
Desa
Poyuyanan,
Kecamatan Passi Barat, Kabupaten Bolaang-Mongondow.
Jenis dan Metode Pengumpulan
1. Persediaan Bahan baku (Mata rantai pertama),
Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan
meliputi
beberapa
kegiatan, yaitu: - Kegiatan pemilihan pemasok
sekunder. Data primer adalah data
Dalam kegiatan ini akan diukur
yang diperoleh langsung dari sumber
berapa banyak pemasok yang siap
utama dengan cara observasi atau
menyediakan bahan baku. Kegiatan
pengamatan,
pemesanan bahan baku
dan
wawancara.
Sedangkan data sekunder adalah data
Pengukuran
yang sudah tersedia baik dokumen
menggunakan satuan ton. Artinya,
perusahaan, internet maupun sumber
berapa banyak bahan baku yang
lain yang terkait guna kepentingan
dipesan kepada pemasok untuk
penelitian.
kegiatan produksi.
Metode
pengumpulan
data
dalam kegiatan ini
- Kegiatan pengangkutan bahan baku
yang dilakukan oleh peneliti adalah
Pada variabel
sebagai berikut :
bagaimana
1. Wawancara,
yaitu
ini,
proses
akan dikaji pengangkutan
metode
bahan baku dari tempat pemasok
pengumpulan data yang dilakukan
sampai ke pabrik. Setiap aspek yang
dengan cara berdialog langsung
berkaitan
dengan responden. Proses dialog ini
merupakan informasi, seperti jenis
berdasarkan pada daftar pertanyaan
angkutan yang digunakan, jadwal
atau
telah
pengangkutan, biaya, tenaga kerja
oleh
yang dipakai, dan lainnya.
kuesioner
disediakan
yang
terlebih
dulu
peneliti.
dengan
kegiatan
ini
- Kegiatan pengendalian persediaan
2. Observasi, merupakan metode yang
bahan baku (Stock)
dilakukan dengan mengamati objek
Kegiatan pengendalan bahan baku
penelitian
maupun
merupakan kegiatan penting yang
langsung
menentukan kelancaran produksi.
situasi),
(keadaan baik
secara
maupun tidak langsung.
Variabel
didalamnya
termasuk
berapa banyak bahan baku yang Konsep Pengukuran Variabel Penelitian ini dilakukan dengan proses pengumpulan data yang dibatasi pada variabel-varibel berikut :
disimpan
(ton),
tempat
penyimapanan,
bagaimana
cara
penyimpanan
(mungkin
ada
perlakuan khusus), berapa lama
Variabel ini diukur dengan melihat
batas penyimpanan, dan lainnya.
cara penentuan tujuan distribusi dan
2. Tahapan Produksi
(Mata rantai
kedua), meliputi kegiatan berikut : - Kegiatan
penentuan
jumlah
produksi
pemilihan jalur, dengan mengkaji biaya
yang
diperlukan
untuk
kegiatan ini. - Kegiatan
pemilihan
jenis
Pada kegiatan ini, variabel diukur
transportasi
lewat besaran bahan baku yang akan
Pada kegiatan ini, variaebel akan
diproduksi (ton) dan yang nanti
diketahui
akan dihasilkan (kemasan untuk
pemilihan
coklat batangan dan sejenisnya, Kg
digunakan dan alasan-alasan apa
untuk coklat bubuk). Biaya dan
saja yang menjadi pertimbangan
penentuan waktu juga merupakan
dalam menetukan jenis transportasi
hal penting dalam kegiatan ini.
untuk distribusi. Alasan-alasan yang
- Kegiatan pemakaian tenaga kerja dan mesin
dapat
jika
melihat
transportasi
dipertimbangkan
cara yang
salah
satunya adalah biaya.
Pada kegiatan ini variabel di ukur dalam satuan jam (untuk mesin) dan
Metode Analisis Data
hari (untuk orang). - Kegiatan
Untuk mendapatkan penujang
produksi/pengelolahan
produk
keputusan data diolah menggunakan metode sebagai berikut :
Variabel
ini
diukur
mengkaji
berapa
dengan
tahapan
yang
- Pemilihan pemasok terbaik Langkah - langkah pengolahannya
dilakukan dalam satu kali produksi
dimulai
(pengolahan bahan baku). Pada
preferensi
setiap tahapan akan dikaji apa alat
keputusan,
atau
digunakan,
pengamblil keputusan pada setiap
pembagian tenaga kerja pada setiap
alternatif dijumlahkan dan kemudian
tahapan, dan waktu yang diperlukan
dibagi
untuk satu tahapan.
pengambil
mesin
yang
dari
perhitungan setiap
dimana
sesuai
pengambil nilai
dengan
keputusan
nilai
pada
setiap
jumlah setiap
3. Tahapan Distribusi (Mata Rantai
alternatif. Hasil perhitungan tersebut
ketiga), meliputi beberapa kegiatan
akan menjadi nilai rataan yang dapat
seperti yang dijelaskan dibawah ini:
menunjukan alternatif terbaik.
- Kegiatan pemilihan jalur distribusi
Penentuan nilai yang dilakukan
Keterangan :
oleh responden dalam hal ini sebagai
TNi = Total nilai alternaif ke-i
pengambil keputusan, didasarkan pada
Rkij = derajat kepentingan relatif
teori Marimin dan Maghfiroh (2011)
kriteria ke-j pada pilihan keputusan i
yaitu menggunakan skala 1-6. Skala 1-
TKKj = derajat kepentingan kriteria
6 ini akan menggambarkan penilaian
keputusan ke-j; TKKj> 0; bulat
responden terhadap keadaan alternatif
n
= jumlah pilihan keputusan
tersebut, apakah alternatif tersebut
m
= jumlah kriteria keputusan
masuk dalam kategori terbaik dan memenuhi
semua
kriteria
(skala
HASIL DAN PEMBAHASAN
kategori ini adalah skala 6) atau sama sekali tidak baik dan tidak memenuhi
Deskripsi Lokasi Penelitian
kriteria (skala kategori ini adalah skala
Penelitian ini dilakukan pada
1).
sebuah industri pengolahan cokelat
- Penentuan produk potensial
yang terletak di Desa Poyuyanan,
Untuk
penunjang
Kecamatan Passi Barat, Kabupaten
keputusan mengenai produk potensial
Bolaang-Mongondow. Industri tersebut
bagi
adalah industri pengolahan cokelat
mendapatkan
usaha
ini,
data
diolah
menggunakan Metode Perbandingan
BUMDes
Eksponensial
merupakan satu unit usaha milik Desa
(MPE).
Metode
ini
menggunakan bobot penilaian 1-9 (Marimin
dan
Maghfiroh,
“Mototompiaan”,
yang
Poyuyanan.
2011),
dimana bobot akan menggambarkan
Model Rantai Pasok BUMDes
seberapa pentingnya kriteria tertentu
“Mototompiaan”
dalam
suatu
kegiatan
BUMDes
produksi,
“Mototompiaan”
sedangkan nilai alternatif pada setiap
merupakan usaha yang berfokus untuk
produk
seberapa
memberikan nilai tambah pada bahan
besar produk memenuhi suatu kriteria.
baku biji cokelat sehingga cokelat
Setelah dilakukan penilaian, maka
dapat dinikmati oleh konsumen dalam
untuk mendapatkan hasil perhitungan
bentuk yang bervariasi. Usaha ini
Metode Perbandingan Eksponensial
memiliki aliran bahan baku sama
dilakukan perhitungan dengan rumus :
seperti
menggambarkan
∑
usaha-usaha
lain,
tetapi
perbedaannya pada usaha ini hasil olahan atau produk belum dipasarkan
secara bebas. Artinya, produk usaha ini
pemikiran yang kritis dan dukungan
belum bisa didapatkan dipasaran secara
pihak-pihak terkait merupakan suatu
umum karena produk yang dihasilkan
keputusan yang dapat meminimalisir
masih menjadi produk dalam sebuah
kegagalan.
pameran. Di bawah ini merupakan
menyangkut
gambaran
usaha dipertimbangkan dengan bijak
struktur
rantai
pasok
pengolahan cokelat.
Setiap
dengan
yang
kelangsungan
oleh pengambil keputusan dengan menggunakan
logika
dan
pertimbangan-pertimbangan.. Mata Rantai 1
Pemasok
Pemerintah
Pihak Industri
keputusan
Pengiriman bahan baku
Pada
kasus BUMDes “Mototompiaan” yang menyangkut
dengan
pemilihan
pemasok menggunakan Metode Delphi dan penentuan hasil olahan yang Mata Rantai 2
Pabrikasi/ Pengolahan
potensial
menggunakan
Perbandingan Untuk Mata Rantai 3
Distribusi ke Pameran
Konsumen
Metode
Eksponensial
mendapatkan
(MPE).
penunjang
keputusan yang akan membantu pihak BUMDes “Mototompiaan”, data yang ada
diolah
dengan
menggunakan
metode di atas yang hasilnya akan menjadi
Keterangan: Pihak
yang
terlibat
dalam rantai pasok pengolahan cokelat
bahan pertimbangan bagi
manajer, yang dalam hal ini sebagai pengambil keputusan.
Kegiatan dalam Rantai Pemilihan pemasok (Metode Delphi)
Pasok pengolahan cokelat
Menentukan indikator adalah
Mata Rantai Aliran Informasi
langkah awal dalam melaksanakan
Aliran Bahan
metode Delphi. Indikator yang dipilih adalah indikator yang diharapkan dapat
Penunjang Keputusan Pengadaan
menjadi dasar dalam pertimbangan
Input dalam Rantai Pasok BUMDes
keputusan untuk memilih pemasok
“Mototompiaan”
yang terbaik. Indikator yang termasuk yang
dalam pertimbangan tersebut adalah
berdasarkan perhitungan yang tepat,
kualitas bahan baku, kontinuitas bahan
Sebuah
keputusan
baku, jarak, dan ketepatan waktu pengiriman.
(Ha) 1
Untuk mendapatkan penilaian peneliti menggunakan kuesioner yang
Peneliti
mengisi
lembaran
menggunakan
tersebut.
2
dengan
setiap
responden
3
Dumoga
554,80
403,12
Dumoga
192,45
151,80
145,44
26,24
570,36
407,39
Tengah 4
untuk
mendapatkan penilaian terhadap setiap
396,60
Timur
kuesioner
tersebut dan melakukan wawancara
505,75
Barat
hanya membutuhkan beberapa saat untuk
Dumoga
Dumoga Utara
5
pertanyaan yang ada. Dari wawancara
Dumoga Tenggara
tersebut setiap responden akan menilai
6
Dumoga
294,80
187,10
setiap alternatif pemasok yang ada
7
Passi Barat
176,40
85,18
berdasarkan empat indikator yang telah
8
Passi Timur
299,65
120,14
ditentukan, yaitu kualitas bahan baku,
9
Lolayan
1362,91
527,53
kontinuitas bahan baku, jarak, dan
10
Poigar
262,35
80,63
ketepatan waktu pengiriman. Skala
11
Bolaang
306,15
75,60
yang digunakan untuk penilaian adalah
12
Bolaang
123,20
40,60
berdasarakan
teori
Marimin
dan
Timur
maghfiroh (2011) yaitu skala 1-6.
13
Bilalang
116,50
59,56
Berikut adalah nama-nama kecamatan
14
Lolak
199,05
48,65
yang ada di Kabupaten Bolaang-
15
Sang
392,55
93,39
Mongondow
yang
merupakan
Tombolang
kabupaten yang menaungi BUMDes
Jumlah
“Mototompiaan” ini. Pada tabel 4.2
Sumber : BPS Kabupaten Bolaang-
dicantumkan luas panen pada setiap
Mongondow, 2014
5502,36
2703,53
kecamatan dan banyaknya produksi cokelat di tiap-tiap kecamatan tersebut.
Nilai preferensi adalah hasil pemilihan
para
responden
untuk
Tabel Luas Panen dan produksi cokelat
menggambarkan suatu pilihan yang
setiap kecamatan di Kabupaten
dianggap utama dibandingkan yang
Bolaang Mongondow
lain, lewat pemberian skala pada
No.
Kecamatan
Luas
Produksi
panen
(ton)
masing-masing alternatif pilihan yang ada.
Setiap
responden
memiliki
penilaian
tersendiri
setiap
atas 5, yaitu Dumoga Timur dengan
kriteria-kriteria yang ada, tidak semua
nilai rataan 5,2 dan Dumoga Utara
kriteria dianggap sama penting, bagi
dengan nilai rataan 5,4. Berdasarakan
responden selalu ada satu kriteria yang
hasil
dianggap
untuk
Metode Delphi, dapat disimpulkan
pemeberian
bahwa pemasok cokelat terbaik untuk
lebih
pada
penting
dipertimbangkan dalam nilai,
tetapi
bukan
mengabaikan
kriteria-kriteria lainnya.
pengolahan
BUMDes
menggunakan
“Mototompiaan”
adalah
pemasok dari kecamatan Dumoga
Tabel Nilai Preferensi
Utara (nilai rataan tertinggi).
PK
PK
PK
PK
PK
Rata
1
2
3
4
5
an
Penentuan Produk Hasil Olahan
1
5
4
6
5
4
4,8
Cokelat Potensial (Metode
2
5
4
6
5
6
5,2
Perbandingan Eksponensial atau
3
4
5
4
4
5
4,4
MPE)
4
6
6
4
5
6
5,4
5
4
5
4
5
4
4,4
pegolahan
6
4
5
3
5
4
4,2
“Mototompiaan” yang dipilih adalah
7
3
2
4
6
2
3,4
Cokelat pelapis (slay cokelat), Cokelat
8
3
2
1
4
2
2,4
Milk (Cokelat Batang), Minuman 3 in
9
3
3
5
3
4
3,6
1 atau cokelat bubuk. Keempat produk
10
2
3
2
3
2
2,4
tersebut merupakan produk unggulan
11
1
1
1
2
2
1,4
dari usaha ini, tetapi diantara keempat
12
1
2
1
2
1
1,4
produk
13
3
2
3
3
1
2,4
manakah produk yang potensial. Oleh
14
3
2
1
2
2
2
karena itu, ditentukan ada 6 (enam)
15
1
2
2
1
1
1,4
Alt
Produk yang dihasilkan dari
kriteria
cokelat
tersebut
yang
pada
akan
menjadi
BUMDes
diketahui
bahan
pertimbangan untuk menetukan nilai Penentuan pemasok terbaik dari
dari setiap produk, yaitu sebagai
hasil akhir metode ini dapat dilihat
berikut : (1) Kondisi bahan baku; yang
pada kolom rataan di tabel 4.3 yaitu
dimaksud adalah kualitas cokelat yang
alternatif yang memiliki nilai rataan
baik dan ketersediaan bahan baku.
minimal 5 (Marimin dan Maghfiroh,
(2)Teknologi
2011). Dilihat dari tabel tersebut, ada 2
mempengaruhi waktu produksi dan
alternatif yang memiliki nilai rataan di
termasuk biaya bahakan tenaga kerja
yang
dipakai;
yang digunakan. (3) Potensi pasar;
memenuhi kriteria dengan berpatokan
terbukanya
pada skala penilaian 1-9.
produk
pasar
terhadap
dikatakan
sebagai
suatu potensi
Tabel Penilaian alternatif hasil olahan
pasar. Artinya, dari keadaan pasar saat
cokelat potensial
ini dapat dinilai apakah suatu produk yang
akan
dihasilkan
memiliki
kesempatan masuk dipasaran dan dapat berpotensi sesuai
untuk
sasaran
menguasai yang
(4)Penyerapan
Nilai Alternatif Produk N o
Kriteria
ditetapkan.
tenaga
1
mempertimbangkan proses pengolahan
baku
suatu produk akan meibatkan berapa
2
yang
terhadap lingkungan; yang dimaksud
dipakai
adalah dampak kegiatan pabrikasi terhadap
alam,
keberadaan
terhadap
masyarakat
sekitar,
pengaruh
perusahaan
ini
3
pabrik dan
4
at
m
at
Milk
3in1
8
8
7
8
8
7
8
8
6
7
9
7
9
5
7
6
8
8
6
7
6
8
8
8
8
5
cokelat.
7
7
8
5
7
Potensi
Dampak
lingkungn 6
Nilai tambah
Selanjutnya akan
kriteria-kriteria
diberi
nilai
produk
yang
menggambarkan tingkat kepentingan
Pemberian
skala
kriteria tersebut. Nilai atau bobot
menggambarkan
kriteria berkisar antara 1-9 sesuai
produk masuk dalam setiap kriteria.
dengan penilaian alternatif (Marmin
Setiap produk dinilai berpatokan pada
dan
enam kriteria yang telah dijelaskan
Maghfiroh,
alternatif produk
dinilai yang
2011).
Penilaian
dari
bagaimana
akan
dihasilkan
Bubuk
Penyerapa
terhadap
adalah
perubahan nilai yang terjadi pada buah
Cokelat
kerja
pemerintah desa. (6) Nilai tambah
tersebut
Cokel
n tenaga
pemerintah,
dimaksud
ot
pasar
terhadap
mengingat usaha ini merupakan milik
yang
Minu
Teknologi
banyak tenaga kerja. (5) Dampak
produk;
Cokl
Kondisi bahan
atau
Slay
pasar
kerja;
masyarakat
Bob
seberapa
besar
sebelumnya. Dilihat
dari
bobot
kriteria
diatas, potensi pasar memiliki bobot
paling tinggi karena kriteria tersebut merupakan
alasan
utama
sebuah
1 Produk
produk diciptakan yaitu karena adanya
potensial
pasar. Sedangkan kondisi bahan baku
2
menempati urutan kedua berdasarkan
Produk
besarnya bobot kriteria. Pada urutan
potensial
ketiga berdasarkan besarnya bobot,
3
kriteria teknologi yang dipakai dan
Produk
nilai tambah produk memiliki bobot
potensial
yang sama, karena kedua hal ini saling
4
Slay
60.575.06
cokelat
Cokelat
59.157.702
bubuk
Minuman
19.397.202
3 in 1
mempengaruhi atau saling berdampak satu dengan
yang lain. Seberapa
Tabel 4.2 menunjukan bahwa
canggih teknologi yang ada akan
hasil olahan cokelat atau produk yang
mempengaruhi
potensial
kegiatan
untuk
dan
memenuhi
kriteria
menghasilkan produk dan nilai tambah
pertimbangan lebih besar dari produk
yang melekat pada produk tersebut.
lain adalah produk Cokelat milk atau
Sebaliknya, nilai tambah pada produk
cokelat
yang tergambar lewat tampilan atau
397.303.882. Kemudian urutan kedua
kemasan produk dan kualitasnya akan
yaitu slay cokelat atau cokelat pelapis
menggambarkan
yang nilainya berbeda sedikit dengan
kecanggihan
teknologi yang dipakai.
batang,
dengan
nilai
cokelat bubuk, yatu masing-masing
Hasil pembobotan pada tabel
60.575.06 dan 59.157.702. Sedangkan
4.1 menjadi untuk perhitungan teknik
minuman 3 in 1 berada diurutan
MPE. Tujuan tahapan perhitungan ini
terakhir.
adalah melihat urutan atau prioritas hasil olahan cokelat dan memberikan
PENUTUP
informasi tentang hasil olahan yang
Kesimpulan
potensial.Berikut hasil perhitungannya:
Berdasarakan
hasil
pengolahan
data dapat diambil kesimpulan bahwa TabelHasil Perhitungan MPE Prioritas
Alternatif terpilih
Produk
Cokelat
potensial
milk
Nilai MPE
397.303.882
penunjang keputusan yang didapat yaitu : pemilihan pemasok terbaik (Metode
Delphi)
adalah
pemasok
cokelat dari kecamatan Dumoga Utara, dengan nilai 5,4. Sedangkan pemilihan
produk atau hasil olahan potensial
Utara memiliki keunggulan dalam hal
adalah produk cokelat milk dalam
kualitas bahan baku, dan kecamatan
bentuk coklat batang, dengan nilai
Dumoga Timur memiliki keunggulan
397.303.82.
dalam hal ketersediaan jumlah bahan baku. 2.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian,
Berdasarkan hasil penelitian,
untuk menunjang keputusan dalam
penulis menyarankan kepada pihak
pemilihan produk yang potensial
industri (terutama bagi manjer senagai
untuk
pengambil keputusan) dan pemerintah
menyarankan produk cokelat batang
desa sebagai pemilik usaha, sebagai
(nilai MPE 397.303.82) dan produk
berikut :
slay cokelat (nilai MPE 60.575.06).
1.
Dilihat
Untuk menunjang keputusan
dikembangkan,
dari nilai
peneliti
MPE, produk
terutama dalam pemilihan pemasok,
cokelat batang memiliki nilai lebih
manajer dapat mempertimbangkan
besar dari slay cokelat, tetapi kedua
hasil penelitian ini untuk memilih
produk
pemasok terbaik yaitu pemasok dari
masing-masing, yaitu : cokelat batang
kecamatan Dumoga Utara (Nilai 5,4)
dapat menjadi cemilan diberbagai
atau
kecamatan
keadaan, dimana saja, dan sangat
Dumoga Timur (Nilai 5,2). Untuk
digemari banyak orang, tetapi waktu
Dumoga
produksi
pemasok
dari
Utara, diketahui
bahwa
ini
memiliki
dapat
keunggulan
dikatakan
akan
kualitas cokelat didaerah tersebut
memakan waktu lama, sedangkan
tergolong baik dan dapat digunakan
slay cokelat yang waktu produksinya
sebagai
pabrikasi,
lebih cepat dari cokelat batang, tidak
terutama syarat kadar air biji cokelat
bisa dikonsumsi diberbagai keadaan
yang memenuhi standar produksi,
dan dimana saja karena slay cokelat
yatu maksimal 7,5%. Sedangkan di
biasanya
Dumoga Timur, jumlah produksi
pelengkap makanan lainnya, seperti
cokelat lebih besar dari jumlah
roti.
bahan
baku
hanya
dipakai
sebagai
produksi didaerah Dumoga Utara (dalam kualitas
1
musim
masih
panen),
belum
tetapi
tergolong
dalam syarat biji cokelat yang bisa diproduksi.
Kecamatan
Dumoga
DAFTAR PUSTAKA Anatan, L., dan Elitan, L., 2008. Supply Chain Management (Teori dan Aplikasi). Alfabeta, Bandung.
Ballou, R. H., 2004. Business Logistics/supply Chain Management (planning, organizing, and controlling the Supply Chain). Fifth edition. Pearson Education, Inc., New Jersey. Chase, R. B., N. J. Aquilano, dan F. R Jacobs, 2001. Operations Management For Competitive Advantage. 9th ed. McGraw Hill Irwin, Bouston Burr Ridge. Djatmiko,
Y.H.,
Organisasi.
2008.
Penerbit
Perilaku Alfabeta,
Bandung. Eriyatno, 2003. Ilmu Sistem: Meningkatkan Mutu dan Efektivitas Manajemen. Penerbit IPB press, Bogor. Griffin, J., 2005. Customer Loyalty: Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan. Penerbit Erlangga, Jakarta. Handfield, R. B., and Ernest L. Nichols Jr., 1999. Introduction to Supply Chain Management. Prentice Hall, Upper Sadle River, New Jersey. Haming, M., dan Mahfud Nurnajamudin, 2007. Manajemen Produksi Modern: Operasi Manufaktur dan Jasa. Penerbit Bumi Askara, Jakarta. Haming, M., dan Mahfud Nurnajamudin, 2012. Manajemen Produksi Modern: Operasi Manufaktur dan Jasa (Buku 2, edisi kedua). Penerbit Bumi Askara, Jakarta.
Harari, O, 2003. The Leadership Secret of Colin Powell: Sebuah Paradigma Baru Kepemimpinan. Penerbit PT gramedia pustaka utama, Jakarta. Hasibuan, M. S. P., 2006. Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah. Penerbit Bumi askara, Jakarta. Hasibuan, M. S. P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia: Dasar dan Kunci Keberhasilan, Edisi revisi cetakan ke-1. Penerbit PT bumi askara, Jakarta. Hill, T., 2000. Operations Management. Diterjemahkan oleh Chandrawati dan Dwi Prabantini. Penerbit Andi, Yogyakarta. Jacobs, F. R., R. B. Chase, dan R. R. Lummus, 2011. Operations and Supply Chain Management, 13rd Edition, Global Edition, McGraw Hill. Richard D. Irwin, USA. Jacobs, F. R., R. B. Chase, dan N. J. Aquilano, 2009. Operations and Supply Management. 12th Edition, McGraw-Hill International Edition. Richard D. Irwin, USA. Liker, J. K., dan David Mejer, 2007. The Toyota Way Field book : Panduan Untuk Mengimplementasikan Model 4p Toyota.Penerbit Erlangga, Jakarta. Loudon, K. C., dan Jane P. Loudon, 2008. Management Information Systems: Managing the Digital Firm. edisi 10. Penerbit Salemba empat, Jakarta. Marimin, dan Nurul Maghfiroh, 2011. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan dalam Manajemen
Rantai Pasok. Penerbit IPB Press, Bogor. McLeod, R. Jr., George. P. Schell, 2008. Sistem Informasi Manajemen. Erlangga. Jakarta. Mentzer, J. T., William DeWitt, James S. Keebler, Soonhong Min, Nancy W. Nix, Carlo D. Smith, and Zach. G. Zacharia, 2001. Defining Supply Chain Management. Journal of Business Logistics, Vol. 22, No. 2, pp 1-25. Prentice Hall, New Jersey. Nugraha, C. A., 2011. Analisis Rumusan strategi Rantai Pasokan Minyak Akar Wangi Di Kabupaten Garut Jawa Barat. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, 2010. Budidaya Kakao. AgroMedia, Jakarta Selatan. Pujawan, I Nyoman, 2005. Supply Chain Management. Guna Widya, Surabaya. Prasetyo, Hery, dan Fitri Likiastuti, 2009. Manajemen Operasi. Penerbit Medpress, Yogyakarta. Rahadian, D., _____. Manajemen Agroindustri. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan. Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Render, B., dan Jay Heizer, 2001. Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi. Diterjemahkan oleh Kresnohadi Ariyoto. Penerbit Salemba empat, Jakarta. Siagian, 2004. Strategi Memenangkan Persaingan. Bina Rupa Aksara, Jakarta.
Siagian, Y. M, 2005. Aplikasi Supply Chain Management Dalam Dunia Bisnis. Penerbit PT Grasindo, Jakarta. Sule, T. E., dan kurniawan Saefullah, 2008. Pengantar Manajemen.PenerbitKencana, Jakarta. Wuwung, S. C, 2013. Manajemen Rantai Pasokan Produk Cengkeh Pada Desa Wawona Minahasa Selatan. Jurnal EMBA 231 Vol.1 No.3, Hal. 230-238. Penerbit Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Sam Ratulangi, Manado.