KESEHATAN EKOSISTEM TERUMBU KARANG SANGAT DIPENGARUHI OLEH

Download di rantai makanan pada ekosistem terumbu karang. Salah satu ... Rencana publikasi jurnal pada Makara Seri Sains, Peringkat B, SK No. 167/DI...

0 downloads 498 Views 93KB Size
PENGAYAAN NUTRIEN, LOGAM BERAT DAN POTENSI MIKROALGA BERBAHAYA DI PERAIRAN PESISIR DAN LAUT SEKITAR GUGUSAN TERUMBU KARANG SPERMONDE, SULAWESI SELATAN Muhammad Lukmanab, Rahmadi Tambarua, Khairul Amriab, Andriani Nasirc, Nurfadilahb, Andi Etti Estinawatib a

Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Univesitas Hasanuddin, Jl. P. Kemerdekaan Km. 10, Makassar 90245. b Pusat Penelitian dan Pengembangan Laut, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil, Universitas Hasanuddin, Jl. P. Kemerdekaan Km. 10, Makassar 90245. c

Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Jl. P. Kemerdekaan Km. 10, Makassar 90245.

ABSTRAK

Kesehatan ekosistem terumbu karang sangat dipengaruhi oleh kualitas perairan pesisir dan laut, yaitu kadar nutrien dan logam berat. Tingginya kadar nutrien di perairan, menyebabkan invasi makroalga yang sangat merugikan terumbu karang, dan perubahan komposisi mikroalga (fitoplankton) yang bisa memunculkan fitoplankton beracun (toxic microalgae). Demikian pula, tingginya konsentrasi logam berat di perairan akan meningkatkan potensi bioakumulasi dan biomagnifikasi di rantai makanan pada ekosistem terumbu karang. Salah satu ancaman terbesar bagi kesehatan terumbu karang di pesisir barat Sulawesi Selatan adalah tingginya buangan daratan khususnya nutrien dan logam berat dari perkembangan kota-kota pesisir, intensifikasi pertanian dan pertambakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara komprehensif konsentrasi dan fluks nutrien dan logam berat dari sumbersumber buangan utama (yaitu sungai-sungai besar di pantai barat Sulawesi Selatan dari kota Makassar, kabupaten Maros, dan kabupaten Pangkajene Kepulauan), yang bermuara ke pesisir dan laut di gugusan terumbu karang Spermonde. Selain itu, penelitian ini juga akan menganalisa potensi mikroalga (fitoplankton) berbahaya sebagai akibat dari pengayaan nutrien di perairan pesisir dan laut tersebut. Pengukuran konsentrasi nutrien menggunakan Spektrofometer Shimadzu UV-A1800 dengan metode Grasshoff et al., (1983). Hasil analisis nutrien pada saat curah hujan tinggi di wilayah pesisir mengikuti model N-P-Si dan Si-P-N untuk pulau terluar (outer zone). Sedangkan pada saat curah hujan rendah wilayah outer zone telah mengalami model Si-N-P. Kata Kunci: Nutrien, Logam, Fitoplankton, Kesehatan Karang

Rencana publikasi jurnal pada Makara Seri Sains, Peringkat B, SK No. 167/DIKTI/Kep/2007 Tanggal 07-12-2007, Penerbit Direktorat Riset dan Pangabdian Kepada Masyarakat Universitas Indonesia, www.research.ui.ac.id.

EUTROFIKASI DAN RASIO DIATOM / DINOFLAGELLATA DI PERAIRAN PESISIR PANTAI BARAT SULAWESI SELATAN Muhammad Lukmana,b, KhairulAmria,b, RahmadiTambarua, AndrianiNasirc, Nurfadillahb a

JurusanIlmuKelautan, FakultasIlmuKelautan Dan Perikanan, UnivesitasHasanuddin, Jl. P. Kemerdekaan Km. 10, Makassar 90245. b PusatPenelitiandanPengembanganLaut, Pesisir, danPulau-Pulau Kecil, UniversitasHasanuddin, Jl. P. Kemerdekaan Km. 10, Makassar 90245. c

Program PascasarjanaUniversitasHasanuddin, Jl. P. Kemerdekaan Km. 10, Makassar 90245.

ABSTRAK

Perairanpantaibarat Sulawesi selatantermasuksalahsatuperairan yang potensial dibidang perikanan. Namun demikian pembangunan yang cukup pesat di sepanjang pantai tersebut kemungkinan dapat menurunkan kualitas perairan akibat dari tingginya buangan material daratan dan nutrient. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji rasio diatom/dinoflagellata pada perairan pesisir pantai Barat Sulawesi Selatan yang mengalami eutrofikasi. Sampel plankton dan nutrient di kumpulkan dalam dua trip ekpedisi: April (Curah hujan tinggi) dan Juni (curah hujan rendah) 2013), dari perairan di sekitar muara sungai Maros, Pangkep, dan Makassar. Sampel plankton kemudian dianalisa untuk komposisi jenis, kepadatan dan perhitungan rasio diatom/dinoflagellata (Dianoflagellata) kepadatan. Sampel nutrien diukur dengan metode spektrometrik (Spektrofotometer UV Shimadzu A1800) untuk NH3, NO2, NO3, Si, dan PO4. Hasil menunjukkan bahwa rasio Dianoflagellata berkisar antara 2,774-8.352 (bulan Juni 2013) dan 0.035-4.373 (bulan April 2013) dimana rasio Dianoflagellata tertinggi berada pada daerah muara sungai Kalibone. Rasio antara komposisi Dianoflagellata pada bulan April lebih kecil dari pada rasio Dianoflagellata pada bulan Juni.

Akan dipresentasikan pada International conference and National seminar: “climate change, marine life, and livelihood in the center of coral triangle”. FIKP Universitas Hasanuddin, Makassar 11 September 2013.

DISTRIBUSILOGAM BERAT CADMIUM DAN TIMBEL PADA KERANG (BIVALVIA) DAN PARTIKELTERLARUT LUAPAN SUNGAI BESAR KE PERAIRAN PESISIR PANTAI BARAT SULAWESI SELATAN

Muhammad Lukmana,b, KhairulAmria,b, RahmadiTambarua, AndrianiNasirc, A. EttyEstinawatib, Nurfadillahb a

JurusanIlmuKelautan, FakultasIlmuKelautanDan Perikanan, UnivesitasHasanuddin, Jl. P. Kemerdekaan Km. 10, Makassar 90245. b PusatPenelitiandanPengembanganLaut, Pesisir, danPulau-Pulau Kecil, UniversitasHasanuddin, Jl. P. Kemerdekaan Km. 10, Makassar 90245. c Program PascasarjanaUniversitas Hasanuddin, Jl. P. Kemerdekaan Km. 10, Makassar 90245

ABSTRAK

Perairan pantai barat Sulawesi Selatan merupakan daerah yang memiliki peran penting sebagai sumber pangan. Perkembangan pertanian, pertambakan, dan pembangunan perkotaan disepanjang pantai tersebut tidak menutup kemungkian terjadinya penurunan kualitas perarain akibat luapan material daratan dan bahan cemar termasuk logam berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur konsentrasi dan distribusi logam berat (Pb dan Cd) di kerang dan partikel terlarut dari luapan lima sungai besar yang bermuara ke perairan pantai barat Sulawesi Selatan. Sampel kerang dan sampel partikulat terlarut dikumpulkan dari dari beberapa sungai besar di sepanjang perairan pantai barat yang meliputi Sungai jeneberang, Sungai Tallo, Sungai Maros dan Sungai Pangkep. Pengukuran logam berat dilakukan dengan menggunakan AAS (Shimidzu-7000) dengan metode destruksi basah. Hasil menunjukan bahwa pada kerang kandungan konsentrasi Pb (2,32±0,004g/g)sepuluh kali lebih besar dibandingkan dengan konsentrasi Cd (1,32±0,005g/g). Sama halnya dengan kerang, kandungan Pb pertikel terlarut (Rata2±STD) sepuluh kali lebih besar dibandingkan dengan konsentrasi Cd (rata2±STD).Tingginya konsentrasi Pb menunjukan tingginya buangan timbel dari daratan yang ditransport melalui sungai-sungai besar. Kata Kunci: logam berat, kerang, partikel, perairan pantai, Sulawesi Selatan

Akan dipresentasikan pada International conference and National seminar: “climate change, marine life, and livelihood in the center of coral triangle”. FIKP Universitas Hasanuddin, Makassar 11 September 2013.