KESULITAN MAKAN PADA ANAK
Subbagian Gizi dan Metabolik Bag. Ilmu Kesehatan Anak FK USU - RSHAM
KESULITAN MAKAN PADA ANAK DEFINISI • Samsudin : masalah makan adalah bila anak hanya mampu menghabiskan kurang dari 2/3 dari jumlah makanannya sehingga kebutuhan nutrien tidak terpenuhi. • Palmer : masalah makan adalah ketidak mampuan untuk makan atau penolakan terhadap makanan tertentu sebagai akibat disfungsi neoromotorik, lesi obstruktif, atau faktor psikososial yang mempengaruhi makan, atau kombinasi dua atau lebih penyebab tersebut.
Angka Kejadian • Laporan GUAPCD adalah sbb : 1.Hanya mau makanan lumat/cair 2.Kesulitan menghisap, mengunyah, menelan 3.Kebiasaan makan yang aneh/ganjil 4.Tidak menyukai banyak macam makanan 5.Keterlambatan makan mandiri 6.Mealtime tantrums
27.3% 24.1% 23.4% 11.1% 8.0% 6.1%
• Penelitian anak prasekolah usia 4-6 tahun di Jakarta, kesulitan makan sebesar 33.6% • 44.5% diantaranya menderita malnutrisi ringan-sedang • 79.2% telah berlangsunglebih dari 3 bulan.
Pengaturan metabolik masukan makanan Masukan makanan
Otak
Komposisi energi
neurotransmiter
Usus
Plasma
Glukosa a. amino lipid
Nutrien hormon
Liver glikogen as.amino lemak glukosa
Jaringan produksi & penyimpanan energi
Faktor fisiologik yang mempengaruhi masukan makanan (Hunger, satiety and appetite) 1. Teori glukostatik • Utilisasi glukosa tinggi, reseptor ini berlaku sebagai “rem” terhadap nukleus lateralis sehingga proses makan kemudian berhenti. • Utilisasi glukosa rendah, tidak terjadi stimulasi pada reseptor ventromedialis dan timbul rasa lapar yang menyebabkan terjadinya konsumsi makanan. 2. Teori lipostatik • Lipoprotein lipase mempengaruhi hipotalamus untuk membentuk set point menentukan masukan energi 3. Teori aminostatik : Kadar asam amino pada sirkulasi darah dapat menentukan mulainya atau berakhirnya rasa lapar. 4. Teori termostatik : Pada lingkungan dingin binatang makan lebih banyak dibandingkan pada lingkungan panas.
Sekitar 2020-30 peptida di usus bersifat sebagai hormon dan neurotransmiter • Gastrin : meningkatkan kontraksi lambung → masukan makanan meningkat • Kolesistokinin : mengurangi kontraksi → masukan makanan menurun • Glikogen hati rendah → lapar • Insulin menurunkan glukosa darah → masukan makanan meningkat • Dopamin → makan lebih banyak • Serotonin → makan berkurang, dsb
Sistem lain : Liver Jar. Lemak Hormon Sal. cerna
Ssn. Saraf Pusat : Hipotalamus Sentra lain pd. Otak Reseptor Opiat endogen, dll
Lapar Adakah yang dapat dimakan ?
Lingkungan : Ketersediaan mak. Suhu, dll
Penyakit : Obesitas Anoreksia/bulimia Ggn. Jiwa
Emosi : Stres Nuansa jiwa persepsi
Faktor hedonik : Palatability Rasa Tekstur aroma
Farmakologik : Obat-obatan Naloxone
Pemilihan/penolakan : Takut terhadap makanan baru
Selera makan (appetite) : Apa yang ingin saya makan ?
Rasa spesifik : Haus ‘Salt hunger’
Pengaruh sosial : Budaya Agama
Lingkungan : Suhu
Metabolik : Kebutuhan energi > Level Neurotransmiter
Perkembangan keterampilan makan • Waktu lahir bayi dibekali berbagai refleks untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yaitu refleks hisap, rooting reflex, extrusion refleks dan refleks menalan • Pada perkembangan selanjutnya, mulai timbul keterampilan mengunyah yang memerlukan gerakan lidah ke arah lateral dan memutar, demikian pula dengan mandibula, sedangkan refleks ekstrusi mulai menghilang pada usia 4 bulan. • Usia antara 6 sampai 9 bulan merupakan periode kritis dalam pembinaan keterampilan makan dan apabila periode ini tidak dimanfaatkan secara optimal dapat timbul masalah makan oral-motor
Masalah makan oraloral-motor yang umum Problem
Deskripsi
Tonik bite reflex
Penutupan rahang secara kuat bila gigi dan gusi dirangsang Dorongan lidah yang kuat dan seringkali berulang bila mulut dirangsang Rahang dibuka dengan kuat ke dalam dan maksimal (selebar-lebarnya) sewaktu makan, minum, mencoba bicara atau general excitement
Tongue thrust Jaw thrust
Tongue retraction
Menarik kembali lidah ke dalam mulut pada pemberian makanan, sendok ataupun cangkir.
Lip retraction
Menarik kedua bibir ke dalam dengan kuat seperti pola tertawa bila sendok atau cangkir didekatkan ke wajahnya.
Sensory defensiveness
Reaksi tidak normal (adverse reaction) yang sangat kuat terhadap stimulus sensorik (sentuhan, suara, cahaya, dsb)
Faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan •
Faktor – faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan tersebut adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kultur / budaya Keadaan ekonomi Nilai sosial makanan Agama dan moral Golongan umur dan gender Emosi Keadaan sakit
Penyebab dan klasifikasi masalah makan pada anak • Illingworth 1. Defek konginetal pada palatum, lidah, mandibula, farings, esofagus dan toraks 2. Kelainan neuromuskular : palsi serebral, keterlambatan pematangan, distrofi muskular, berbagai sindrom serta infeksi bakteri ataupun virus. 3. Infeksi akut ; stomatitis, faringitis, dsb.
• Palmer dkk.
•
Samsudin membagi penyebab masalah kesulitan makan : Faktor organik, Faktor nutrisi dan Faktor psikologik
Faktor organik : 1. Pada rongga mulut : - Kelainan bawaan : labiognatopalatoskisis, makroglosus - Infeksi : stomatitis, karies dentis, tonsilitis akut, dll. - Gangguan neuromuskuler : paralisis lidah, palatum molle 2. Pada bagian lain saluran cerna : - Kelainan bawaan : atresia esofagus, stenosis pilorus, penyakit Hirschprung, akalasis, dll. - Infeksi : diare akut / kronik, hepatitis, pankreatitis, cacing / parasit lain, dsb. 3. Pada organ tubuh lain : - Kelainan bawaan : penyakit jantung bawaan, sindrom Down - Infeksi akut / kronik : ISPA, tuberkulosis, dll. - Gangguan neuromuskuler : palsi serebral, - Keganasan / tumor : leukemia, tumor Wilms, Neuroblastoma, dll 4. Penyakit metabolik : diabetes melitus, inborn errors of metabolism.
Faktor Nutrisi : Bayi konsumer pasif : - Anak Konsumer Semi Pasif/Semi aktif - Pemenuhan kebutuhan bergantung pada orang lain.
nutrisi
masih
- Pada bayi & anak terjadi perubahan pola makan dari makanan bayi ke makanan dewasa, hal tersebut seringkali secara sinergis menimbulkan masalah makan yang dapat mengakibatkan terjadinya defisiensi nutrien dan malnutrisi, yang bisa menurunkan nafsu makan sehingga asupan makanan lebih berkurang lagi.
Faktor psikologik : 1. Mekanisme beban sosiokultural serta aturan makan yang ketat/berlebihan 2. Sikap ibu yang obsesif dan memaksa akibat overproteksi 3. Respons infantil terhadap sikap ibu
Tatalaksana masalah makan •
Tatalaksana mencakup 3 aspek yaitu :
1. Identifikasi faktor penyebab 2. Evaluasi tentang dampak yang telah terjadi 3. Upaya perbaikan : a. nutrisi b. faktor penyebab
Upaya yang dilakukan adalah : 1. Atasi faktor penyebab (organik, infeksi, psikologik, dll) 2. Atasi dampak yang telah terjadi (malnutrisi, defisiensi nutrien tertentu, dll) 3. Upaya nutrisi : perbaiki/tingkatkan asupan makanan 4. ‘Re-edukasi’ tentang perilaku makan 5. Fisioterapi bagi anak yang mengalami kesulitan mengunyah/menelan
SEKIAN TERIMA KASIH
Normal nutrition from infancy through adolescence Nutrient needs : determinants factors are : -rate and stage of growth -Activity -body size -BEE -onset of puberty -state of illness The DRIs (Dietary Reference Intakes) include RDA and AI : -as a guide to prevent deficiency -to provide positive health benefits -data are extrapolated values
Normal nutrition from infancy through adolescence • ENERGY : -
RDA : based on reference weight for each age group using doubly labeled water : RDA for children was overestimate as much as 25% up to age 10 yrs no distinction between sexes 11 yrs and above : allowance for energy are based on sex and puberty age is not good criterion for determining energy needs especially in pubertal years ( growth spurt occur at varying times) height is a useful reference in determining appropriate energy intakes
Normal nutrition from infancy through adolescence • PROTEIN : - 10 - 16% of energy ( enough energy provided)
• MINERALS and VITAMIN : - Calcium
: 800 mg (preadolescence) 1200 mg (adolescence)
-
Iron : 1.0 - 2.5 mg/d (absorbed) Zn Vit A, D, E Vit C Folic acid vit B1, B6 and niacin