KOMPARASI PARADIGMA PSIKOLOGI KONTEMPORER VERSUS PSIKOLOGI ISLAM TENTANG MANUSIA
kemajuannya di abad ke 14 dengan cara memaksa, memberontak
Ema Yudiani
masuk akal, tidak ilmiah dan menghambat kemajuan ilmu
melepaskan diri dari kungkungan agama yang mereka anggap tidak
pengetahuan. Sebelumnya, banyak sekali ilmuan yang dihukum Abstrak
mati hanya karena pikirannya tidak sesuai dengan doktrin keagamaan yang berlaku disana (gereja). Setelah renaissance,
Tulisan ini mencoba memaparkan mengenai manusia dengan cara membandingkan paradigma psikologi kontemporer versus psikologi islam. Uraian psikologi kontemporer dalam menjelaskan manusia terdiri dari 3 mazhab yaitu psikoanalisa, behavioristik, dan humanistik. Jika dibandingkan dengan pandangan psikologi Islam, maka terdapat perbedaan yang substantif dalam menggambarkan manusia. Islam mengajarkan bahwa manusia adalah ciptaan Allah SWT yang paling sempurna dan diciptakan untuk menjadi khalifah di muka bumi, jadi Islam memandang manusia dari sudut pandang yang positif.
berkembanglah faham bahwa agama tidak sejalan dengan sains, agama hanya menghambat kemajuan sains dan peradaban, agama non-sense, agama tidak masuk akal dan tidak bisa dibuktikan secara empiris. Faham ini selanjutnya membuat kaum ilmuan menjadi sangat antipati terhadap agama dan berusaha dengan sekuat mungkin untuk memisahkan ilmu pengetahuan dengan agama, seolah-olah bebas dari agama adalah syarat mutlak dari
Kata-kata kunci: psikologi kontemporer, psikologi Islam, manusia
sains. Di sisi lain, agama mayoritas di Eropa dan Amerika yaitu Kristen percaya bahwa manusia adalah makhluk pendosa, yang Pengantar
diciptakan beserta dosa kutukan yang diwariskan dari nenek
Berhubung latar belakang pelopor psikologi kontemporer
moyang mereka, Adam dan Hawa telah membuat dosa ketika hidup
yang hampir rata-rata semuanya berasal dari Eropa Barat dan
di surga sebelum dikutuk dan dihukum hidup didunia yang fana ini.
Amerika.
Kristen memandang hakikat manusia dari sudut pandang yang
Sebelum mencoba untuk membandingkan paradigma
psikologi kontemporer dan psikologi Islam terhadap manusia, tidak
negatif.
ada salahnya jika kita terlebih dahulu berjalan-jalan ke masa lalu,
Bagaikan langit dengan bumi, Islam sama sekali tidak
jauh sebelum psikologi menjadi salah satu cabang ilmu mandiri.
punya masalah dengan sains, justru Islam menganjurkan umatnya
Sebagaimana yang telah umum diketahui, Eropa mengawali
untuk menyelidiki alam dan mengambil pengetahuan dari sana agar
1
2
mereka bisa mengenal Tuhan lebih baik dan menjadi manusia yang
terpisah dari filsafat. Kelompok awal pendiri psikologi
lebih baik. Jadi, dalam Islam, sains justru dipelihara dan dipupuk
kontemporer
sehingga tumbuh dengan subur. Tidak pernah ada dalam sejarah
berlatarbelakang ilmu kedoteran, mereka mempelajari anatomi
Islam seorang ilmuan dihukum mati karena mengatakan bumi bulat
dan faal manusia, lalu kemudian beralih ke dimensi mental
ataupun bumi mengelilingi matahari. Justru Islam percaya bahwa
manusia karena rasa penasaran yang mereka rasakan ketika
semua ilmu terkumpul dalam Al-Qur’an yang langsung diturunkan
menemukan kasus-kasus penyakit fisik yang sama sekali tidak
Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, tidak ada yang luput
berhubungan dengan kesehatan jasmani pasien-pasiennya,
tema yang luput dibahas oleh Al-Qur’an, sehingga ilmuan
secara otomatis latar belakang keilmuan dan pengalaman ini
muslim/muslimah
mencintai Islam tidak kalah dari
mempengaruhi cara mereka memandang manusia, yang dapat
kecintaannya terhadap ilmu yang ditelaahnya. Islam mengajarkan
kita lacak dari perkembangan psikologi kontemporer di masa-
bahwa manusia adalah ciptaan Allah SWT yang paling sempurna
masa awal yang menjadi dasar dari ilmu psikologi yang
dan diciptakan untuk menjadi khalifah di muka bumi, jadi Islam
berkembang sekarang ini. Setelah era Wund, psikologi
memandang manusia dari sudut pandang yang positif.
kontemporer terpecah kepada tiga mazhab besar, yaitu : 1)
lebih
rata-rata
hidup
dizaman
perang
dan
Mazhab psikoanalisa, 2) Mazhab behavioristik, dan 3) Mazhab Perbedaan mendasar yang substantif inilah yang menjadi “asal
humanistik.
muasal” banyak perbedaan yang ditemukan antara psikologi kontemporer dengan psikologi Islam.
1. Mazhab Psikoanalisa Mazhab psikoanalisa yang menekankan analisis terhadap
I.
PARADIGMA TERHADAP MANUSIA
struktur kejiwaan manusia yang relative stabil dan menetap.
A. Psikologi Kontemporer
Aliran ini dipelopori oleh Sigmund Freud (1856-1939) yang
Awalnya psikologi kontemporer dibahas bercampur dengan
kemudian disempurnakan oleh Carl Gustav Jung dan Erik H.
filsafat hingga Wilhem Wund mendirikan laboratoriumnya di
Erikson. Ciri utama mazhab ini adalah:
Jerman dan membawa psikologi ke ranah empirik sehingga ia 3
4
a. Menentukan aktivitas manusia berdasarkan dinamika
c. Alam kesadaran manusia terbagi menjadi tiga tingkatan
struktur kejiwaan yang terdiri dari id, ego dan super ego.
yaitu; alam pra sadar (pre-conscious), alam tak sadar
Lebih lanjut, id merupakan sumber dari impuls-impuls
(unconscious) dan alam sadar (conscious). Yang menjadi
yang menuntut untuk dipuaskan dan ia tunduk pada
kedudukan dari masing masing struktur kepribadian.
kesenangan (pleasure principle), sementara ego merupakan
d. Memandang bahwa gangguan mental disebabkan oleh
sistem kesadaran manusia yang bertugas untuk memuaskan
ketidakmampuan ego menyelaraskan pemenuhan id dengan
id cara yang disetujui oleh super ego. Sigmund Freud
nilai-nilai yang dianut super ego.
menggambarkan interaksi ketiga struktur ini dengan analogi orang berkuda. Id adalah kuda yang bergerak dan
Pandangan psikoanalisa terhadap perilaku beragama manusia
menerjang sesukanya, sementara ego adalah orang yang memegang tali kekang dan mengendalikan kuda agar
Jika ditelaah lebih lanjut, teori psikoanalisa membagi struktur
berjalan sesuai dengan aturan lalu-lintas dan aturan itu
kejiwaan manusia menjadi 3 aspek yaitu, aspek biologis
sendiri adalah super ego.
(struktur id), aspek psikologis (struktur ego) dan aspek
b. Motif dasar penggerak struktur jiwa manusia adalah libido
sosiologis (struktur super ego). Psikoanalisa sama sekali tidak
dan insting yang terdiri dari eros (insting yang mengarah
membahas aspek religiusitas dan spiritualis yang mau tidak
pada kehidupan – konstruktif –
mau dimiliki oleh manusia.
membangun dan
memelihara) dan tanatos (insting yang mengarah kepada kematian – destruktif – merusak dan menghancurkan),
Freud tidak mengikutkan aspek keagamaan dalam teori-
motif-motif dasar
teorinya karena: 1) teori psikoanalis dikembangkan Freud
ini
berkedudukan di
dalam
id.
Selanjutnya Freud lebih konsen membahas libido seksual,
bersandar
pada
hasil
penelitian-penelitiannya
terhadap
bahkan banyak teori-teorinya dilandaskan pada libido yang
individu-individu yang mengalami gangguan mental dan fisik
satu ini.
dengan tidak pernah sama sekali meneliti individu sehat mental dan fisik, 2) struktur kejiwaan yang dibangun Freud tidak 5
6
menyentuh alam supra sadar (atas sadar), sementara agama
yang religius justru terbukti mampu mengintegrasikan jiwanya
berada pada alam atas sadar, dan 3) agama yang dijadikan
dan mereka tidak pernah mengalami hambatan-hambatan
fokus penelitian oleh Freud adalah agama-agama primitif
hidup yang serius.
seperti animism dan dinamisme, bukan agama monoteisme yang rasional atau supra rasional, dengan kata lain objek
Kritik terhadap Mazhab Psikoanalisa
penelitiannya tidak lengkap sehingga kesimpulan Freud
Paul Riccooeur menyatakan bahwa teori Freud telah
tentang agamapun tidak menyentuh pada hakikat ajaran agama
memperkuat pendapat orang-orang atheis, namun ia belum
yang sesungguhnya.
mampu meyakinkan atau menghapuskan iman orang-orang beragama.
Akibatnya
psikoanalisa
tingkahlaku
irrasional
memandang sebab
tingkah
moralitas laku
ini
sebagai
Carl Gustav Jung, yang merupakan muridnya sendiri juga
hanya
menentang teori Freud, selanjutnya Jung melakukan
mengutamakan nilai-nilai general, bukan nilai-nilai yang
penellitian terhadap mitologi, agama, alkemi dan astrologi
berada dalam kesadaran manusia itu sendiri. Lebih lanjut,
untuk membangun teorinya sendiri.
Erich Fromm menjelaskan bahwa menurut Freud kepercayaan
Ego yang menjadi pusat kepribadian ternyata tidak
terhadap agama merupakan suatu delusi, ilusi, perasaan
memiliki otonomi untuk bertingkahlaku.
menggoda pikiran (obsessional neurosis), dan berasal dari
ternyata dikontrol oleh kekuatan Id. Selanjutnya hal inilah
ketidakmampuan manusia (helpleness) dalam menghadapi
yang
alam di luar dirinya dan juga kekuatan insting dari dalam
pasikoanalisa kontemporer dan humanistik.
menjadi
objek
kritikan
favorit
Kekuatan ego
dari
aliran
dirinya sendiri.
Sayangnya, psikolog-psikolog kontemporer tidak berhasil
Kesimpulan
menemukan patologi psikologis yang terjadi pada pemeluk agama yang religious (shaleh). Sebaliknya, pemeluk agama 7
8
Menurut pandangan psikoanalisa, motivasi dasar manusia
lingkungan. Seiring dengan perkembangannya, mazhab ini
adalah struktur id yang terikat pada prinsip mengejar
banyak
kesenangan (pleasure principle), hingga bisa dikatakan
termasuk teori-teori tentang belajar.
menyumbangkan teori-teori
modifikasi perilaku
bahwa psikoanalisa beranggapan bahwa hakikat hidup
manusia hanya untuk mengejar kesenangan semata,
Menurut pandangan mazhab ini perilaku manusia tidak lebih
hedonisme, memuaskan impuls-impuls primitif, bukan
dari respon terhadap stimulus yang ia terima (teori S-R, teori
ingin mencapai kualitas kemanusiaan yang lebih baik.
awal aliran ini), respon-respon yang ditampilkan oleh manusia
Manusia tidak memiiki kebebasan untuk memilih karena ia
juga ikut dipengaruhi oleh penguatan (reinforcement) yang ia
terikat dengan prinsip id yang mengejar kesenangan dan
terima dari lingkungan. Pendek kata dalam pandangan mazhab
pemuasan.
ini tingkah laku manusia sangat mungkin untuk diprediksikan dan dimodifikasi. Lebih lanjut, mazhab ini sama sekali tidak
2. Mazhab Behavioristik
tertarik pada pembahasan struktur kejiwaan, mereka hanya
Behavioristik adalah aliran psikologi yang menekankan
membahas perilaku, terutama proses terjadinya dan bagaimana
teorinya pada perubahan tingkah laku manusia. Aliran ini
caranya perilaku tersebut bisa jadi menetap.
dipelopori oleh John Millar, BF. Skinner dan Neal E Miller. Mazhab behavioristik menolak bahwa struktur kejiwaan
Lebih lanjut, objek penelitian yang dilakukan oleh ilmuan
manusia
mereka
psikologi dari mazhab ini adalah hewan, kemudian hasil
berkeyakinan bahwa tingkah laku individu mudah berubah
penelitian tersebut digunakan untuk membahasa dan mengkaji
yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Menurut
dinamika
pandangan mazhab ini, manusia dilahirkan dalam kondisi
penelitiannya
kosong atau netral, sehingga tingkahlaku yang ada merupakan
penelitiannya tentang perilaku merpati, dan peneliti lain yang
wujud
meneliti simpanse, tikus, dan lain-lain.
yang
dari
relative
stabil
kebiasaan-kebiasaan
dan
menetap,
yang
dibentuk
oleh
9
perilaku tentang
manusia, perilaku
seperti;
Pavlov
dengan
anjing,
skinner
dengan
10
Pandangan Mazhab Behavioristik terhadap Perilaku Beragama
behavioristik membuat psikologi dipahami sebagai ilmu
Menurut Skinner, keyakinan manusia terhadap suatu agama
jiwa tanpa pembahasan jiwa.
dan upacara ritual untuk mengagungkan Tuhan yang terkandung dalam agama merupakan tingkahlaku tahayul,
Kesimpulan
sepert halnya tingkah laku burung merpati kelaparan yang
Menurut pandangan behavioristik, perilaku manusia sangat
terus menerus mengulangi perilaku khusus untuk mendapatkan
ditentukan oleh lingkungan, dengan kata lain manusia tidak
penguatan (reinforcement) yang berupa makanan.
memiliki kuasa untuk menentukan perilakunya sendiri, ia harus takluk dan ikut pada hukum-hukum berperilaku
Kritik terhadap Mazhab Behavioristik
sebagaimana yang telah ditentukan alam.
Paham mazhab behavioristik anti agama, sehingga teori-
Dalam
kaca
mata
behavioristik,
perilaku
manusia
teorinya melepaskan diri dari norma-norma agama.
disamakan dengan perilaku hewan, padahal tingkah laku
Menurut
behavioristik
manusia sangat berbeda dengan perilaku hewan, baik
memandang manusia sebagai suatu mesin, yaitu sistem
dilihat dari sisi asumsi maupun dari makna tingkah laku
kompleks yang bertingkahlaku menurut cara yang sesuai
yang diperbuat.
kaum
humanis,
teori-teori
dengan hukum. Lebih lanjut mereka memandang bahwa behavioristik
melakukan
dehumanisasi
dengan
cara
3. Mazhab Humanistik
mengindahkan keunikan individu.
Mazhab humanistik adalah aliran psikologi yang menekankan
Karena ketidakmau-tahuan terhadap jiwa, behavioristik
fahamnya pada kekuatan dan keistimewaan manusia. Menurut
tidak memiliki konsep tentang jiwa sehingga seolah-olah
aliran ini manusia lahir dengan citra dan atribut yang baik dan
behavioristik mengkaji gejala-gejala kejiwaan manusia
dipersiapkan untuk berbuat baik pula. Diantara citra baik
yang tak berjiwa. Sebagian kritik lain berpendapat bahwa
tersebut adalah sifat-sifat dan kemampuan khusus manusia, seperti berpikir, berimajinasi, bertanggungjawab, berestetika,
11
12
beretika,
dan
sebagainya.
Orientasi
aliran
ini
lebih
menentukan kehidupannya, dengan melupakan kekuasaan
menekankan pada pola-pola kemanusiaan sehingga ia lebih dikenal sebagai aliran yang berpaham humanisme.
Tuhan yang juga memiliki andil dari kesemuanya itu.
Aliran ini memfokuskan dirinya pada hubungan antar manusia sehingga melupakan kebutuhan manusia akan
Pandangan Mazhab Humanistik terhadap Perilaku Beragama
agama.
Aliran ini membahas spiritualitas dalam strukturnya, namun
Walaupun
mengakui
keberadaan
spiritualitas
dalam
spiritual yang dimaksudkan bukanlah agama, tetapi sebatas
struktur manusia, namun humanisme hanya menyandarkan
pada ketergantungan manusia terhadap sesuatu yang belum
diri pada metode penelitian ilmiah, sehingga temuan-
atau tidak realistik.
temuannya sebatas pada pengalaman spiritual versi ilmiah. Padahal pengalaman spiritual itu baru bisa menampakkan
Lebih lanjut, Viktor Frankl, pelopor logoterapi menyatakan
fungsinya ketika peneliti melibatkan diri secara langsung,
bahwa maksud spiritual tidak mengandung pengertian agama.
bukan sekedar mengamati saja. Mujib dan Mudzakir
Spiritual diartikan sebagai inti kemanusiaan dan sebagai
(2002) menganjurkan untuk melakukan pendekatan ilmiah-
sumber hidup dan potensi dari berbagai kemampuan dan sifat
profetik agar hasil penelitian tentang spiritualis bisa
luhur manusia yang luar biasa.
dirasakan, bukan Cuma sekedar digambarkan saja.
Kritik terhadap Mazhab Humanistik
Humanistik
sangat
menggantungkan
B. Psikologi Islam teorinya
pada
Mujib & Mudzakir (2002) menggambarkan pandangan Islam
kekuatan manusia, sehingga hasil teorinya cenderung
tentang fitrah dan citra manusia, sebagai berikut:
mengarah ke faham ateisme. Aliran ini juga terkesan
1. Manusia dilahirkan dengan citra yang baik, seperti
menganggap diri manusia sebagai Tuhan (play God),
membawa potensi suci, berislam, bertauhid, ikhlas, mampu
dimana manusia dianggap memiliki kemampuan untuk
memikul amanah Allah SWT untuk menjadi khalifahnya di
13
14
muka bumi, memiliki potensi dan daya pilih. Potensi baik tersebut diaktualisasikan dalam tingkah laku yang nyata. Citra baik tersebut awalnya disangsikan oleh malaikat dan
2. Manusia juga memiliki dimensi ruhani:
manusia memiliki ruh yang berasal dari Tuhan. Ruh
iblis, namun setelah Allah SWT meyakinkannya maka
menjadi esensi kehidupan manusia. Maka hakikat
malaikatpun percaya akan kemampuan manusia, sementara
manusia tidak hanya didilihat dari aspek biologis
iblis dengan kesombongan tetap mengingkarinya. Iblis
semata, namun juga aspek ruhaninya. Boleh jadi secara
mengalami kesalahan persepsi karena hanya melihat
biologis manusia lebih buruk daripada iblis karena
dimensi fisik manusia saja (ia merasa asal kejadiannya dari
manusia berasal dari tanah sedangkan iblis dari api,
api lebih superior dari asala kejadian manusia dari tanah),
tetapi secara ruhaniah manusia lebih baik dari iblis,
ia tidak memperhitungkan dimensi ruhani manusia, karena
bahkan lebih baik dari malaikat karena manusia mampu
itulah iblis enggan bersujud kepada Adam As ketika
memikul amanat Allah SWT. Karena itu dalam Islam
ditiupkan ruh padanya.
hakikat manusia bukanlah hewan yang berakal, tetapi
Kesalahan persepsi iblis tersebut ternyata tidak berhenti disitu saja. Banyak ilmuan kontemporer yang
manusia adalah makhluk Allah yang mulia dan berakal.
Kebutuhan ruh yang utama adalah agama, yang
mewarisi persepsi salah tersebut. Mereka menentukan
teraktualisasi dalam bentuk ibadah. Beragama bukan
substansi manusia sama dengan substansi binatang. Seperti
berarti delusi, ilusi atau irrasional, tetapi menduduki
Lemettrie (1709-1751) seorang matrealisme, Darwin
tingkat di atas kesadaran manusia. Agama menjadi
(1809-1882) seorang evelusionisme, dan Haekel (1834-
kerangka bagi kehidupan manusia dalam hidup
1919) seorang biologisme-animalisme. Persepsi iblis
berbudaya, berekonomi, berpolitik, bersosial, beretika
itupun kemudian disempurnakan dengan pernyataan
dan berestetika.
“manusia adalah hewan yang berpikir, berpolitik, bersosial, berbudaya, berjiwa, berbahasa, menyadari dirinya sendiri
Periode kehidupan manusia bukan hanya diawali dari pra-natal sampai kematian, tetapi jauh sebelum dan
dan bertanggung jawab atas perbuatannya”. 15
16
sesudahnya masih terdapat alam lagi, yaitu alam perjanjian (pra kehidupan dunia), alam manusia, dan Referensi:
alam akhirat (pasca kehidupan dunia).
Bastaman, HD. 1995. Integrasi Psikologi dengan Islam, Menuju Psikologi Islami. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
3. Melalui fitrah nafsani (psikofisik) dalam psikologi Islam maka:
Hartati dkk. 2004, Islam dan Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Mubarok, A. 2002. Psikologi Dakwah. Jakarta: Penerbit Pustaka Firdaus.
Pusat tingkah laku adalah kalbu, bukan otak atau jasmani manusia. selain hal itu didasarkan ayat dan hadist Nabi, kalbu merupakan daya nafsani yang paling dekat dengan natur ruh, yang mana ruh menjadi esensi manusia. Jika kehidupan manusia dikendalikan oleh
Mujib, A & Mudzakir, J. 2002, Nuansa-nuansa Psikologi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sardar, Z. 1989. Rekayasa Masa Depan Peradaban Muslim. Bandung: Mizan.
peran kalbu maka kehidupannya akan selamat dan bahagia dunia-akhirat.
Manusia
dapat
memperoleh
pengetahuan
tanpa
diusahakan, seperti pengetahuan intuitif dalam bentuk wahyu dan ilham.
Tingkat kepribadian manusia tidak hanya sampai pada humanitas
atau
sosialitas,
tetapi
sampai
pada
berketuhanan. Tuhan merupakan asal dan tujuan dari segala realitas inna lillahi wa inna ilayhi raji’un (sesungguhnya kita bagi Allah dan kepada-Nya kita kembali).
17
18