BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kosmetik menjadi salah satu kebutuhan sehari-hari setiap orang. Seiring perkembangan ilmu
pengetahuaan dan
industri,
ragam
kosmetik terus
berkembang. Berbagai jenis kosmetik dengan fungsi dan manfaat spesifik bermunculan di masyarakat (Muliyawan dan Suriana, 2013). Kulit setiap hari mengalami paparan radikal bebas dari lingkungan yang dapat mengakibatkan penuaian dini. Dengan demikian diharapkan ada sediaan kosmetik yang dapat berfungsi sebagai penangkal radikal bebas (Muliyawan dan Suriana, 2013). Penuaan merupakan proses alamiah dalam kehidupan manusia erat kaitannya dengan berbagai proses degeneratif. Proses penuaan ditandai dengan menurunnya produksi kelenjar keringat, lalu diikuti dengan kelembaban kulit yang menurun karena daya elastisitas kulit dan kemampuan kulit untuk menahan air sudah berkurang. Proses pigmentasi kulit semakin meningkat dari wajah biasanya terlihat kerut/keriput, kulit kering dan kasar, bercak hitam,dan kekenyalan kulit menurun (Arhdie, 2011). Semakin bertambahnya usia, regenerasi kulit semakin melambat, akibatnya kulit menjadi keriput. Anti–aging adalah suatu proses rangkaian perawatan untuk membantu kulit terasa lebih kencang untuk tampak lebih muda dan cantik. Terapi anti-aging akan lebih baik apabila dilakukan sedini mungkin, yakni disaat seluruh fungsi sel-sel tubuh masih sehat dan berfungsi dengan baik (Fauzi dan Nurmalina, 2012).
1 Universitas Sumatera Utara
Wajah merupakan bagian tubuh yang menggambarkan keseluruhan kondisi seseorang. Kulit wajah yang cantik, segar dan mulus berseri merupakan dambaan setiap orang terutama kaum wanita, oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan untuk dapat memperoleh kulit wajah yang cantik dan mulus. Kulit wajah memerlukan pemeliharaan yang khusus karena kulit wajah merupakan organ yang sensitif terhadap perlakuan dan rangsangan. Setiap individu memiliki jenis kulit wajah berbeda, karena dipengaruhi oleh kadar air dan produksi minyak dalam kulit, kecepatan pergantian sel-sel lapisan tanduk, dan faktor lingkungan (Sukmawati, 2013). Berbagai faktor lingkungan seperti cuaca, rokok, makanan, stress, alkohol, dan kelelahan dapat menjadi penyebab gangguan kesehatan pada kulit wajah (Dwikarya, 2003). Gangguan kesehatan kulit wajah dapat menyebabkan kulit menjadi kering, keriput, dan terlihat kusam. Untuk mengatasi kulit wajah agar tidak mengalami gangguan kesehatan dapat dilakukan dengan cara perawatan. Perawatan wajah dapat dilakukan dengan perawatan dari dalam dan perawatan dari luar. Perawatan dari dalam dapat dilakukan dengan cara mengkonsumsi makanan dan suplemen yang sehat untuk kulit, misalnya pada makanan yang mengandung vitamin C, D, dan E. Perawatan dari luar dapat dilakukan dengan cara menggunakan kosmetik perawatan, seperti milk cleanser, face toner, peeling cream, dan masker wajah (Septiani, 2012). Buah pisang memiliki kandungan berbagai vitamin yaitu A, C, E dan vitamin B1, B2, B3, B5, dan B6 yang berfungsi sebagai antioksidan yang dapat membantu perawatan pada kulit. Kandungan senyawa flavonoid dan melatonin pada buah pisang dapat membantu menghilangkan jerawat, menghilangkan kerut,
2 Universitas Sumatera Utara
dan menghambat proses penuaan dini. Buah pisang juga memiliki kandungan serat, kalium, protein, tanin, isoflavon, pektin, pati, serotonin, dopamine, dalam jumlah yang tinggi. Masker wajah berfungsi untuk menghaluskan kulit, mengangkat sel-sel kulit mati, melembabkan, dan memberikan vitamin dan nutrisi pada kulit. Masker wajah dapat dibuat dari bahan-bahan alami yang berasal dari buah-buahan seperti pisang yang telah diolah menjadi tepung. Kandungan senyawa flavonoid, vitamin, dan melatonin yang terdapat pada tepung pisang berkhasiat sebagai antioksidan dapat menghaluskan kulit, meremajakan kulit, menjaga kelembutan kulit sehingga kulit terlihat lebih muda dan segar (Wibisana, 2013). Mengingat keunggulan dari buah pisang tersebut, maka peneliti ingin memanfaatkan tepung pisang ambon sebagai bahan dasar pembuatan masker wajah untuk anti-aging. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: a.
Apakah tepung pisang ambon (Musa acuminata AAA) dapat diformulasikan dalam sediaan masker wajah?
b.
Apakah perbedaan konsentrasi tepung pisang ambon (Musa acuminata AAA) dalam masker wajah mempengaruhi efektivitas anti-aging?
c.
Apakah penggunaan sediaan masker wajah mengandung tepung pisang dapat meningkatkan kondisi kulit menjadi lebih baik selama empat minggu perawatan?
3 Universitas Sumatera Utara
1.3 Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis pada penelitian ini adalah: a. Tepung pisang ambon (Musa acuminata AAA) dapat diformulasikan dalam sediaan masker wajah. b.
Perbedaan konsentrasi tepung pisang ambon (Musa acuminata AAA) dalam sediaan masker wajah mempengaruhi efektivitas anti-aging.
c.
Penggunaan sediaan masker wajah mengandung tepung pisang ambon dapat meningkatkan kondisi kulit menjadi lebih baik selama empat minggu.
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: a.
Untuk mengetahui apakah tepung pisang ambon (Musa acuminata AAA) dapat diformulasikan dalam sediaan masker wajah.
b.
Untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi terhadap efektivitas antiaging.
c.
Untuk mengetahui peningkatan kondisi kulit selama empat minggu perawatan menggunakan sediaan masker wajah mengandung tepung pisang.
1.5 Manfaat Penelitian Adapun
manfaat
penelitian
ini
adalah
untuk
memanfaatkan
atau
menggunakan tepung pisang ambon sebagai bahan alami dalam sediaan kosmetik Anti-aging.
4 Universitas Sumatera Utara