PENGARUH PENGEMBANGAN WISATA BROMO TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN MASYARAKAT TUMPANG Sunyoto1, Ambar Sutjahjanti2, Yosta Yoserizal3 Teknik Industri, Universitas Wisnuwardhana Malang Jl. Danau Sentani No 99 Malang, Tlp. 0341-713604 E-mail:
[email protected]
Abstrak Obyek wisata Taman Nasional Bromo merupakan obyek wisata yang sudah banyak dikenal oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Pemerintah Kabupaten Malang berusaha memaksimalkan potensi wilayah Malang Timur dengan menjadikan kawasan sebagai pintu masuk wisata menuju gunung Bromo. Sedangkan Kecamatan Tumpang merupakan pusat keramaian tempatnya terminal mobil antar kota kecamatan, pasar Agro Wisata serta sebagai tempat transit bagi para pengunjung. Namun demikian keberadaan ini, masih belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat sekitar sebagai peluang untuk melakukan usaha untuk meningkatkan perekonomian mereka. Oleh karena itu perlu dikaji lebih mendalam tentang pengaruh pengembangan wisata Bromo terhadap kinerja perekonomian masyarakat. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti ingin menganalisis bagaimana pengaruh keberadaan pengembangan wisata Taman Nasional Bromo terhadap kinerja perekonomian masyarakat di Kecamatan Tumpang. Dengan pendekatan deskriptif kuantitatif peneliti menganalisis kinerja perekonomian dilihat melalui faktor peningkatan jumlah wisatawan, lapangan kerja, pertumbuhan kegiatan ekonomi baru, dan jumlah pelaku usaha serta keberlanjutan usaha. Hasil penelitian menunjukkan dalam penciptaan lapangan kerja atau pelaku usaha lebih banyak pada sektor penyediaan sarana transportasi menuju wisata, selain itu juga munculnya beberapa penyedia jasa penginapan. Sedangkan pertumbuhan kegiatan ekonomi baru terlihat dari peningkatan jumlah pertokoan yang ada namun demikian kebanyakan dari mereka berpendapat bahwa peningkatan ini dikarenakan adanya ekonomi masyarakat sekitar yang semakin baik. Peneliti berharap kedepan perlu dikembangkan lebih yang optimal terhadap macam ragam dagangan yang bisa mengakomodir kebutuhan para wisatawan. Kata kunci: pengaruh, wisata, kenerja ekonomi masyarakat 1. PENDAHULUAN Sektor pariwisata juga merupakan salah satu sektor yang memiliki kontribusi dalam penerimaan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja. Pariwisata merupakan salah satu bentuk industri baru yang bisa membuka lapangan kerja baru, meningkatkan penghasilan, standar hidup masyararakatnya dengan cepat. Selain itu pariwisata akan mendongkrak sektor-sektor lainnya yang berkaitan, seperti transportasi, penginapan, restoran dan lain-lain, sehingga nantinya akan dapat meningkatkan kinerja perekonomian, yaitu dengan memanfaatkan peluang tersebut untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat lokal untuk bekerja sehingga masyarakat akan memperoleh pendapatan dari pekerjaan tersebut. Wisata Gunung Bromo merupakan destinasi wisata yang dikenal luas baik dari wisatawan domestik maupun mancanegara. Gunung bromo adalah salah satu bagian yang membentuk Taman Nasional Bromo Tengger Semeru sejak tahun1992, memiliki ketinggian 2.392 meter diatas permukaan laut dengan suhu antara 20c s/d 200c. Gunung Bromo adalah gunung berapi aktif dikelilingi oleh lautan pasir yang secara teritorial masuk kedalam wilayah Kabupaten Probolinggo, Kabupten Pasuruan, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang. Kecamatan Tumpang mempunyai potensi dan produk unggulan di bidang pertanian, perkebunan, Industri, dan lain-lain. Letak yang strategis untuk menuju obyek-obyek wisata dimana jalan satu satunya dari arah barat untuk menuju ke gunung Bromo. Tumpang juga merupakan pusat keramaian kecamatan sebagai tempat terminal mobil antar kota kecamatan dan juga pasar Agro Wisata. Selain sebagai tempat transit pengunjung gunung Bromo, wilayah ini juga terdapat beberapa 1130
SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
obyek wisata antara lain; di desa Duwet terdapat Air Terjun Sumber Pitu, di desa Duwet Krajan terdapat Air Terjun Coban Cindhe, di desa Benjor terdapat Candi Jago, di desa Kidal terdapat Candi Kidal, Pemandian Sumberingin dan lain sebagainya. Namun demikian keberadaan wilayah yang mempunyai peluang dan kesempatan tersebut masih belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat sekitar. Hal ini mengindikasikan bahwa masih terdapat berbagai hambatan yang dihadapi masyarakat. Oleh karena itu dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh keberadaan pengembangan wisata Taman Nasional Bromo terhadap kinerja perekonomian masyarakat di wilayah kajian. Adapun sasaran dari penelitian ini adalah teridentifikasinya pengaruh wisatawan dalam menciptakan lapangan kerja, merangsang pertumbuhan kegiatan ekonomi baru, dan jumlah pelaku usaha serta keberlanjutan usahanya . 1.1. Pariwisata Dengan semakin berkembangnya pertumbuhan pariwisata di suatu wilayah yang mendorong berbagai kegiatan ekonomi terpusat di dalamnya. Sebagaimana dalam Undang-Undang No.10 Tahun 2009 dijelaskan bahwa usaha pariwisata meliputi daya tarik wisata, kawasan pariwisata, jasa transportasi wisata, jasa perjalanan wisata, jasa makanan dan minuman, penyediaan akomodasi, penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi, jasa informasi wisata, jasa konsultan pariwisata, jasa pramuwisata, wisata tirta, penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran. Wisatawan adalah orang-orang yang melakukan kegiatan wisata [1]. Pariwisata merupakan serangkaian kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh perorangan atau keluarga atau kelompok dari tempat tinggal asalnya ke berbagai tempat lain dengan tujuan melakukan kunjungan wisata dan bukan untuk bekerja atau mencari penghasilan di tempat tujuan. Kunjungan yang dimaksud bersifat sementara dan pada waktunya akan kembali ke tempat tinggal semula. Hal tersebut memiliki dua elemen yang penting, yaitu: perjalanan itu sendiri dan tinggal sementara di tempat tujuan dengan berbagai aktivitas wisatanya. 1.2 Peran Sektor Pariwisata Pariwisata merupakan suatu gejala sosial yang sangat kompleks, yang menyangkut manusia dan memiliki berbagai macam aspek yang penting, aspek tersebut diantaranya yaitu aspek sosiologis, aspek psikologis, aspek ekonomis, aspek ekologis dan aspek-aspek yang lainnya. Pengembangan sektor pariwisata akan berhasil dengan baik, apabila masyarakat luas dapat lebih berperan atau ikut serta secara aktif. Agar masyarakat luas dapat lebih dapat berperan serta dalam pembangunan kepariwisataan, maka masyarakat perlu diberi pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan pariwisata serta manfaat dan keuntungan-keuntungan apa yang akan diperoleh. Pembangunan di sektor kepariwisataan perlu ditingkatkan dengan cara mengembangkan dan mendayagunakan sumber-sumber serta potensi kepariwisataan nasional maupun daerah agar dapat menjadi kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan dalam rangka memperbesar penerimaan devisa atau pendapatan asli daerah, memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja terutama bagi masyarakat setempat. Peranan pariwisata paling tidak ada tiga hal yaitu: peranan ekonomi, peranan sosial dan kebudayaan. Pertama peran ekonomi dapat meningkatkan pendapatan pemerintah dan masyarakat. Peningkatan pendapatan masyarakat dan pemerintah berasal dari pembelanjaan dan biaya yang dikeluarkan wisatawan selama perjalanan dan persinggahannya seperti untuk hotel, makan dan minum, cenderamata, angkutan dan sebagainya. Pengembangan pariwisata berpengaruh positif pada perluasan peluang usaha dan kerja. Peluang usaha dan kerja yaitu membuka peluang bagi masyarakat tersebut untuk menjadi pengusaha hotel, wisma, restoran, warung, angkutan dan lain-lain. Peluang usaha tersebut akan memberikan kesempatan kepada masyarakat lokal untuk bekerja dan sekaligus dapat menambah pendapatan untuk dapat menunjang kehidupan rumah tangganya. Kedua peran sosial, untuk menjalankan jenis usaha yang tumbuh dibutuhkan tenaga kerja dan makin banyak wisatawan yang berkunjung, makin banyak pula lapangan kerja yang tercipta. Di Indonesia penyerapan tenaga kerja yang bersifat langsung dan menonjol adalah bidang perhotelan, biro perjalanan, pemandu wisata, instansi pariwisata pemerintah yang memerlukan tenaga terampil. Ketiga peran kebudayaan, Indonesia memiliki beraneka ragam adat istiadat, kesenian, peninggalan sejarah yang selain menjadi daya tarik wisata juga menjadi modal utama untuk mengembangkan pariwisata. Oleh karena itu, pengembangan pariwisata akan mengupayakan agar modal utama tersebut tetap terpelihara, dilestarikan dan dikembangkan. Kekayaan dan keindahan Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017
1131
alam seperti flora dan fauna, taman laut, lembah hijau pantai dan sebagainya, merupakan daya tarik wisata. Daya tarik ini harus terus dipelihara dan dilestarikan karena hal ini merupakan modal bangsa untuk mengembangkan pariwisata. Wisatawan selalu menikmati segala sesuatu yang khas dan asli. Hal ini merangsang masyarakat untuk memelihara apa yang khas dan asli untuk diperlihatkan kepada wisatawan. Sesuai Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah, kemampuan daerah dalam melaksanakan otonominya sangat ditentukan atau tergantung dari sumber sumber pendapatan asli daerah. Pemerintah daerah dituntut untuk dapat menghidupi dirinya sendiri dengan mengadakan pengelolaan terhadap potensi yang dimiliki, untuk itu usaha untuk mendapatkan sumber dana yang tepat merupakan suatu keharusan. Secara spesifik pengembangan pariwisata diharapkan dapat memperbesar penerimaan devisa, memperluas dan memeratakan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, serta mendorong pembangunan daerah. Sektor pariwisata juga diharapkan sebagai lokomotif (penggerak) dan magnit (pemicu) dalam memperbaiki kondisi ekonomi 1.3 Perekonomian Perkembangan ekonomi adalah suatu perubahan spontan dan terputus-putus sementara pertumbuhan ekonomi adalah perubahan jangka panjang secara perlahan dan mantap yang terjadi melalui kenaikan tabungan dan jumlah penduduk. Sementara menurut Hicks dalam Marina 1996, perkembangan berkaitan dengan potensi dari negara terbelakang yang akan digunakan dalam proses produksi sebab belum semua potensi di negara berkembang dapat ditemukan dengan pasti, sementara pertumbuhan lebih mencerminkan proses produksi di negara maju mengingat hampir semua potensi sumber daya telah diketahui. Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan dalam perekonomian. Pembangunan menentukan usaha pembangunan yang berkelanjutan dan tidak menghilangkan sumberdaya asli, jika teori dan model pertumbuhan yang dihasilkan dijadikan panduan dasar negara. Pembangunan ekonomi menurut merupakan proses perpaduan antara pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi [2]. Sedangkan Schumpeter mendefinisikan bahwa pembangunan ekonomi merupakan proses yang harmonis atau gradual, tetapi merupakan perubahan yang spontan dan tidak terputus-putus. Objek dari pembangunan ekonomi, mencangkup seluruh wilayah dari suatu negara sehingga ruang gerak dari pembangunan ekonomi dibatasi oleh wilayah satu Negara [3]. Dalam ilmu ekonomi pembangunan dapat menjelaskan daerah maju dengan daerah terbelakang atau hubungan antar kota dengan daerah belakangnya. Pembangunan ekonomi juga berkaitan dengan pendapatan per kapita dan pendapatan nasional. Pendapatan per kapita yaitu pendapatan rata-rata penduduk suatu daerah sedangkan pendapatan nasional merupakan nilai produksi barang-barang dan jasa-jasa yang diciptakan dalam suatu perekonomian di dalam masa satu tahun. Pertambahan pendapatan nasional dan pendapatan per kapita dari masa ke masa dapat digunakan untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi dan juga perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai penjelasan mengenai faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output perkapita dalam jangka panjang, dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut sehingga terjadi proses pertumbuhan [4]. Sehingga persentase pertambahan output itu haruslah lebih tinggi dari persentase pertambahan jumlah penduduk dan ada kecenderungan dalam jangka panjang bahwa pertumbuhan itu akan terus berlanjut. 2. METODE Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang. Dalam penelitian ini dilakukan dengan studi literatur, pengumpulan data, analisis studi kasus, serta perumusan daya tarik para wisatawan dalam menciptakan lapangan kerja, merangsang pertumbuhan kegiatan ekonomi baru, dan jumlah pelaku usaha serta keberlanjutan usaha masyarakat. Metode penelitian yang digunakan untuk menggali data menggunakan pendekatan kuantitatif dan didukung pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dan informasi dilakukan di sekitar pasar tradisional Tumpang. Pendekatan kuantitatif yang digunakan dengan metode survei kepada masyarakat dengan menggunakan kuesioner. Sedangkan Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan menggunakan metode 1132
SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
wawancara terhadap informan maupun responden untuk memperoleh keterangan dengan cara tanya jawab bertatap muka antara pewawancara dengan responden [5]. Dalam pendekatan kualitatif bukan sebatas orang-orang yang diamati melainkan juga perilaku sesuatu kejadian atau keadaan lingkungan social ekonomi sekitar sehingga bukan banyaknya responden yang menjadi ukuran melainkan kualitas sumber informasi [6]. Sumber data informasi yang digunakan adalah subyek sebagai informan, yaitu pelaku usaha (pedagang pasar, pedagang toko/warung, penyedia jasa transportasi) dan masyarakat sekitar pasar. Selain itu juga data sekunder diperoleh melalui berbagai sumber yang memiliki keterkaitan dengan masalah yaitu data dari dinas pasar, BPS, dinas pariwisata, disperindag, maupun dokumen atau catatan administrasi yang dimiliki pedagang atau pelaku usaha. Data yang diperoleh baik secara kuantitatif maupun kualitatif diolah dengan cara mereduksi bagian-bagian terpenting guna menjawab permasalahan dalam penelitian. Data yang diperoleh dari hasil kuesioner responden diolah dan ditabulasi kemudian dianalisis dengan statistik inferensial untuk menguji hipotesis. Data kualitatif dari wawancara mendalam dan observasi disajikan secara deskriptif untuk mendukung dan memperkuat analisis kuantitatif. Hasil data yang diolah dan dianalisis disajikan dalam bentuk teks naratif, tabel, matriks, bagan, dan gambar, kemudian ditarik kesimpulan dan dipaparkan melalui penjelasan ilmiah [7]. Untuk mengetahui besarnya pengaruh pengembangan wisata Bromo terhadap kenerja perekonomian masyarakat dilakukan dengan uji beda atau Uji t. Penerimaan hipotesis dengan membandingkan ttabel dan thitung, (1) Jika thitung lebih besar atau sama dengan ttabel maka hipotesis nihil (H0) ditolak, dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. (2) Jika thitung lebih kecil daripada ttabel maka hipotesis nihil (H0) diterima, dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak. Selain itu dasar pengambilan keputusan penerimaan hipotesis penelitia juga melalui taraf signifikansi sebesar 0,05. (1) Jika nilai signifikan < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. (2) Jika nilai signifikan > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji validitas merupakan kemampuan instrumen dalam mengukur atau mengungkap karakteristik variabel [8]. Semua indikator dalam penelitian dapat dikatakan valid jika nilai r hitung lebih besar dari nilai rtabel. Tabel 1. Rangkuman Uji Validitas No Item
rxy
rtabel
1
0.852
0.195
2
0.518
3
Keterangan
No
rxy
rtabel
Keterangan
Valid
14
0.455
0.195
Valid
0.195
Valid
15
0.481
0.195
Valid
0.648
0.195
Valid
16
0.385
0.195
Valid
4
0.247
0.195
Valid
17
0.419
0.195
Valid
5
0.340
0.195
Valid
18
0.215
0.195
Valid
6
0.501
0.195
Valid
19
0.296
0.195
Valid
7
0.739
0.195
Valid
20
0.748
0.195
Valid
8
0.828
0.195
Valid
21
0.204
0.195
Valid
9
0.557
0.195
Valid
22
0.518
0.195
Valid
10
0.862
0.195
Valid
23
0.462
0.195
Valid
11
0.370
0.195
Valid
24
0.481
0.195
Valid
12
0.292
0.195
Valid
25
0.385
0.195
Valid
13
0.385
0.195
Valid
Item
Uji reliabilitas diperlukan agar instrimen yang digunakan dalam penelitian dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data untuk untuk mengungkap informasi yang sebenarnya di lapangan [9]. Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017
1133
Untuk mengukur tingkat reliabilitas instrumen penelitian atau kuesioner yang merupakan indikator dari variabel dengan uji statistik cronbach’s alpha (α), dimana variabel dikatakan reliabel jika nilai hitung cronbach’s alpha > 0.60. Analisis dilakukan dengan menggunakan program SPSS 10 for windows,yang dapat ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 2. Reliability Statistics
Cronbach’s
Cronbachs Alpha Based on Standadized Items
Alpha
N of Items
.775
.836
25
Berdasarkan tabel 2 diperoleh nilai cronbach’s alpha 0.775 yang dapat diartikan bahwa indikator-indikator dalam penelitian ini sudah reliabel ujtuk dilakukan penelitian dengan mengunakan variabel independen pengembangan wisata dan variabel dependen kinerja perekonomian masyarakat Tumpang. Untuk mengetahui pengaruh pengembangan wisata terhadap kinerja perekonomian masyarakat Tumpang dapat diketahui dari hasil analisis yang ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 3 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi (R2)
Model 1
R .576a
R Square .332
Adjusted R Square .325
Std. Error of the Estimate 1.91592
a. Predictors: (Constant), Pengembangan Wisata
Hasil nilai korelasi atau hubungan (R) pada tabel 3 sebesar 0,576. Nilai tersebut dapat menjelaskan tingkat keeratan antar variabel dan besarnya prosentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang disebut koefisien determinasi yang merupakan hasil dari penguadratan R. Pada tabel tersebut diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar 0,332 yang dapat diartikan bahwa pengaruh variabel bebas atau pengembangan wisata Bromo terhadap variabel terikat yaitu kinerja perekonomian masyarakat Tumpang adalah sebesar 33,2%. Namun demikian masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian masyarakat sebesar 76,8% diluar pengamatan peneliti. Tabel 4 Hasil Uji t dan Perhitungan Koefisien Beta
Model 1
(Constanta) x
Unstandardized Coefficients B Std. Error 28.034 1.433 .323 .046
Standardized Coefficients Beta .576
t 19.566 6.983
Sig. .000 .000
a. Dependent Variable: Kinerja Perekonomian Sumber: hasil analisis regresi linier sederhana
Pada tabel 4 menunjukan bahwa variabel pengembangan wisata mempunyai pengaruh terhadap kinerja perekonomian masyarakat Tumpang, hal ini dapat dibuktikan karena nilai t hitung = 6.983 > t tabel = 1.660 selain itu juga dapat dilihat dari nilai Sig. atau p-value = 0.000< α (0.05) maka Ho ditolak sebaliknya Ha diterima, sehingga dapat ditarik kesimpukan bahwa pengembangan wisata berpengaruh terhadap kinerja masyarakat Tumpang Malang. Berdasarkan hasil analisis dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan ada pengaruh pengembangan wisata Bromo terhadap kinerja perekonomian masyarakat. Pengaruh yang paling menonjol adalah pada sektor jasa, selama tiga tahun terakhir terlihat semakin banyak atau menjamurnya pertokoan/warung di wilayah kajian. Pada jasa transportasi juga semakin banyak pelaku usaha penyedia jasa transportasi menuju obyek wisata Bromo, setidaknya ada 353 kendaraan mobil Jip yang khusus melayani wisatawan gunung bromo. Keberadaan wisata bromo membawa 1134
SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
dampak positif bagi masyarakat khususnya disekitar pasar tradisional Tumpang. Masyarakat juga memanfaatkan peluang setidaknya dalam penciptaan lapangan pekerjaan [7] sesuai dengan kemampuan dan ketrampilan yang di miliki baik menjadi tukang parkir, tukang ojek, tukang becak sebagai mata pencaharian. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Retnowati bahwa aktivitas ekowisata (pariwisata) dapat memberi manfaat kepada masyarakat setempat dengan pembukaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha [10]. Namun disisi lain bagi pedagang didalam pasar masih banyak yang belum marasakan adanya pengaruh yang signifikan dari wisatawan yang transit di wilayah kajian, hal ini karena masih belum adanya dagangan khas yang janjakan oleh pedagang untuk memenuhi kebutuhan wisatawan sebagai oleh-oleh wisata. 4. KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan secara simultan keberadaan pengembangan wisata bromo berpengaruh terhadap kinerja perekonomian masyarakat Tumpang. Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan pengaruh yang paling menonjol pada sektor jasa yaitu dapat di ketahui dari perkembangan pertokoan/warung, penyedia jasa angkutan/transportasi wisatawan, jasa penginapan yang semakin meningkat. DAFTAR PUSTAKA [1] Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. [internet]. [dikutip 25 September 2017]. Dapat diunduh dari: http://www.budpar. go.id/userfiles/ file / 46361364UUTentang Kepariwisataanet1.pdf [2] Suryana, 2000. Ekonomi Pembangunan: Problematika dan Pendekatan. Jakarta: Salemba Empat. [3] Tarigan, R., 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta. Bumi Aksara. [4] Boediono. 1999. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta, BPFE. [5] Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia. [6] Leksono, Sonny. 2013. Penelitian Ilmu Ekonomi Kualitatif Dari Metodologi ke Metode. Raja Grafindo Persada PT. Jakarta [7] Dhalyana, Dini danAdiwibowo, Soeryo. 2013. Pengaruh Taman Wisata Alam Pangandaran Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat. Sodality : Jurnal Sosiologi Pedesaan, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB [8] Aritonang, R. Lerbin, R. 2007. Teori dan Praktik Riset Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia [9] Dergibson Siagian Sugiarto. 2006. Metode statistika Untuk Bisnis dan Ekonomi , penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama [10] Retnowati E. 2004. Ekoturisme di Indonesia: Potensi dan Dampak. Prosiding Ekspose Hasil-hasil Penelitian Pemanfaatan Jasa Hutan dan Non Kayu Berbasis Masyarakat Sebagai Solusi Peningkatan danPelestarian Hutan. Bogor ID: Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam.
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017
1135