PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI LINGKUNGAN KERJA AUDITOR EKSTERNAL TERHADAP PILIHAN KARIRNYA SEBAGAI AUDITOR (Studi Kasus Pada Mahasiswa dan Alumni Jurusan Akuntansi Perguruan Tinggi Swasta se Kopertis Wilayah IV Jawa Barat Banten) Neni Maryani 1) Rudiana 2) 1)
Akuntansi FE UNJANI Jl. Terusan Jenderal Sudirman Cimahi
[email protected] 2) Akuntansi, Poltek Praktisi Bandung Jl. Merdeka Bandung
[email protected] Abstrak – Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi Perguruan Tinggi Swasta se Kopertis Wilayah IV Jawa Barat Banten yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara persepsi mahasiswa akuntansi mengenai lingkungan kerja Auditor Eksternal terhadap pilihan karir sebagai auditor. Pemilihan sebuah karir bagi mahasiswa akuntansi adalah tahap awal dari pembentuk karir tersebut. Setelah berhasil menyelesaikan kuliahnya, pilihan karir bagi lulusan akuntansi tidak tertutup pada profesi akuntansi saja, banyak pilihan profesi yang dapat dijalani oleh mereka tergantung faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Persepsi memiliki peranan yang penting dalam pilihan karir, persepsi mahasiswa memainkan peranan penting dalam proses pengambilan keputusan pilihan karir mahasiswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu data yang terkumpul dalam bentuk deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah kuesioner, penelitian ini digunakan statistik non parametrik karena sangat sesuai dengan data-data ilmu sosial. Teknik koefisiensi kontingensi mempunyai kaitan erat dengan teknik chi kuadrat (chi Square). Hasil penelitian ini, menunjukan bahwa setelah dilakukan pengujian didapatkan hasil bahwa persepsi mahasiswa akuntansi mengenai lingkungan kerja eskternal auditor memiliki pengaruh terhadap pilihan karir sebagai auditor. Kata Kunci: Persepsi, pilihan karir, auditor
I. PENDAHULUAN Melihat kondisi yang ada saat ini, dapat dikatakan ada berbagai kendala yang harus diatasi dalam kaitannya dengan profesi akuntan publik diantaranya: 1. Rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap jasa Akuntan Publik Lokal 2. Kesiapan pemberlakuan Standar Akuntansi Internasional (IFRS) tahun 2012 3. Rendahnya minat lulusan akuntansi menjadi Akuntan Publik. Rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Akuntan Publik Lokal dapat dilihat dari penyebaran jasa profesi ini. Sampai tahun 2009, terdapat 46 Kantor Akuntan Publik (KAP) Lokal yang berafiliasi dengan KAP Asing. Dari pangsa pasar yang ada sampai tahun 2009, 50% jasa ini dikuasai oleh akuntan Publik yang berafiliasi dengan Kantor Akuntan Publik Asing.(Tia Aditiasih, 2010). Rendahnya minat lulusan akuntansi menjadi Akuntan publik dapat dilihat dari penyebaran pekerjaan sarjana akuntansi secara umum menyebar pada berbagai bidang pekerjaan sebagai berikut: Tabel 1 Penyebaran Pekerjaan Lulusan Akuntansi
Akuntan Publik
2 – 4%
Akuntan Manajemen
45 – 55%
Akuntan Pendidik
20 – 30%
Akuntan Sektor Publik
20 – 35%
Bisnis mandiri/wira usaha
10 – 20%
(Suwarjono, 2004) Dilihat dari data tersebut, nampak bahwa profesi akuntan pulbik merupakan profesi yang paling rendah minatnya.
Ditinjau dari sudut usia, saat ini terdapat 920 tenaga profesional di kantor Akuntan Publik yang tergabung di 501 kantor akuntan publik. Berikut ini data mengenai akuntan publik dan tingkat penyebarannya.
Usia
Tabel 2 Jumlah akuntan Publik berdasarkan Usia ∑ Penyebaran Akuntan Akuntan % Publik Jabodetabek Wilayah lainnya
Proceedings SNEB 2014: Hal. 1
> 51 thn
589
64%
40 – 50 thn
230
25%
< 40 thn
101
11%
55% 45% 920 100% Sumber: Harian Ekonomi dan Neraca, 23 Agustus 2010, http://bataviase.co.id/node/353037, diolah kembali.
Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa sedikit generasi muda akuntan yang berminat menjadi akuntan Publik. Data dari Departemen Keuangan menunjukkan bahwa Akuntan beregister kurang lebih 50.000 orang, dimana yang memiliki gelar CPA tidak sampai seribu orang. Sedangkan jika dilihat dari tingkat penyebarannya, sebagian besar terpusat di ibukota Jakarta dan sekitarnya. Rendahnya minat menjadi Akuntan Publik dilakukan penelitian oleh Srihadi terhadap mahasiswa jurusan akuntansi PAAP FE UNPAD. Total respondennya sebanyak 80 orang terdiri dari 45 mahasiswa pria dan 35 wanita yang duduk dalam semester lima dan enam. Mahasiswa tersebut telah menempuh mata kuliah auditing.
Dari prosentase pencapaian skor jawaban responden maka terlihat bahwa prosentase pilihan karir tertinggi ditunjukkan pada sektor industri perbankan sejumlah 32%,sedangkan untuk menjadi Akuntan Publik sebesar 20% Peran pendidikan akuntansi menurut Prakarsa adalah (1) menciptakan knowledge workers yang dapat bekerja sama secara sinergi dengan bluecollar workers serta menciptakan nilai tambah (2) tanggap terhadap peran akuntansi yang cenderung makin multidimensional dan vital dimasa depan (3) mampu memberi bekal kepada para akuntan agar dapat melaksanakan oversight, insight dan foresight rolers yang akan menjadi makin rumit pada era globalisasi. II. LANDASAN TEORI Pengertian Persepsi Terdapat banyak pengertian mengenai persepsi, Jalaludin Rakhmat menyatakan bahwa pengertian persepsi adalah: “ Pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan”.(2004;51) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Persepsi seseorang diperengaruhi oleh berbagai faktor yang menyebabkan individu dapat memberikan interpretasi yang berbeda dengan orang lain pada saat melihat sesuatu. Menurut Jalaludin Rakhmat faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah: “1. Faktor fungsional, berasal dari kebutuhan, pengalaman masalalu, motivasi, harapan dan keinginan, perhatian, emosi dan
suasana hati dan hal-hal lain yang termasuk dalam faktor personal. 2. Faktor stuktural, berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkan pada sistem saraf individu. 3. Faktor kebudayaan, kultur atau kebudayaan dimana individu tumbuh dan berkembang akan turut pada menentukannya proses persepsi seseorang”.(2004;57) Persepsi terhadap karir berdasarkan penelitian Nystrom dan Mc Arthur (1989) dapat ditinjau dari dua cara yaitu,1) karir sebagai variabel dependen, dan 2) karir sebagai variabel independen. Sebagai variabel dependen, artinya karir dipengaruhi oleh berbagai pilihan organisasi seperti strategi, struktur, proses dan kondisi organisasi. Sebaliknya bila karir sebagai variabel independen akan mempengaruhi kinerja organisasi, misalnya kesempatan promosi dalam organisasi akan mempengaruhi kualitas tenaga kerja. Jadi kesesuaian antara stuktur organisasi dan perkembangan karir diperlukan dalam hubungannya dengan kemungkinan peningkatan kinerja individu dan kinerja organisasi. Lingkungan Kerja Auditor Menurut DeZoort et al (1997) dalam Sharon Ayumediaz (2005), lingkungan kerja auditor dijabarkan dalam 3 (tiga) indikator yang dinilai cukup meliputi beberapa isu yang relevan dengan dunia akuntan publik, yaitu : 1. Job Duties and Responsibilities. Mencakup pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan oleh seorang auditor, juga mengenai atribut dan manfaat profesi auditor. 2. Advancement, Training and Supervision. Mencakup kemahiran dalam pekerjaan, pelatihan dan pendidikan yang dilaksanakan oleh kantor Akuntan Publik, Promosi jabatan dan kecukupan supervisi kerja. 3. Personal Concerns. Mencakup Standar etik dan interaksi dengan rekan seprofesi, dukungan perusahaan dalam mengikuti persiapan Ujian Sertifikat Akuntan Publik (USAP). Pengertian Karir Pengertian karir menurut Marihot Tua Efendi Hariandja pengertian karir adalah: “ Keseluruhan jabatan atau pekerjaan atau posisi yang dapat diduduki seseorang selama kehidupan kerjanya dalam organisasi atau dalam beberapa organisasi”. (2002;219) Sementara Achmad S Ruky menyatakan karir adalah sebagai berikut: “ Karir adalah sebuah pola pengalamanpengalaman yang terkati dengan pekerjaan (misalnya jabatan,tugas-tugas, keputusankeputusan dan interpretasi pribadi tentang kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan) dan kegiatan-kegiatan Selama masa kerja seseorang”(2003;284)
Proceedings SNEB 2014: Hal. 2
Pengertian karir menurut Mutiara S Panggabean adalah: “ Semua pekerjaan yang dilakukan seseorang selama masa kerjanya yang memberikan kelangsungan, keteraturan, dan nilai bagi kehidupan seseorang” (2002:58) Dari beberapa pengertian di atas, maka karir merupakan serangkaian kegiatan seseorang berhubungan dengan pekerjaan yang mengandung perilaku, kemampuan, sikap dan aspirasi selama hidupnya dimana hal tersebut memberikan arti dalam kehidupannya. Pengertian Informasi Karir Informasi karir adalah sejumlah bahan informasi tentang pemahaman diri, pemahaman informasi dan pemahaman dunia kerja serta jenis pekerjaan tertentu,, sehingga seseorang dapat merencanakan masa depannya sesuai dengan kemampuannya dan mendapatkan kepuasan atas pilihan karirnya. Dari pengertian diatas dapat disebutkan bahwa informasi karir memuat rencana dan pilihan karir seseorang yang didasarkan pada berbagai pengetahuan yang diperlukan untuk membuat keputusan mengenai suatu pekerjaan atau karir. Tujuan Informasi Karir Dewa Ketut Sukardi mengemukakan bahwa informasi karir bertujuan untuk dipergunakan sebagai alat untuk membantu individu memperoleh pandangan, pengertian dan pemahaman tentang dunia kerja dan aspek-aspek dunia kerja. (1998;112) Berkenaan dengan pentingnya individu untuk memperoleh pandangan dan pengertian untuk mengambil keputusan tentang karir, L.E.Tyler yang dikutip E.Lahope mengemukakan bahwa: “Informasi karir penting diberikan kepada seseorang agar ia dapat mengetahui dengan jelas apa dan bagaimana pekerjaan itu, ciriciri pribadi apa yang dituntutnya, serta mana yang dikehendaki dan mana yang tidak dikehendaki, dengan maksud membawa seseorang kepada pilihan, keputusan dan rencana hidup di masa depan.”(2002;28) Sumber Informasi Karir Informasi karir dapat diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Lembaga pendidikan (guru/dosen) 2. Media cetak dan media elektronik seperti koran, majalah radio dan TV dalam bentuk iklan, artikel dan sebagainya. 3. Keluarga dan teman. 4. Bursa karir atau bursa tenaga kerja. Jenis Informasi Karir Dewa Ketut Sukardi membagi informasi karir menjadi tiga golongan besar, yaitu: “1. Informasi Pribadi Sosial.
2. Informasi Pendidikan. 3. Informasi Pekerjaan.”(1998;40) Pilihan Karir dalam Profesi Akuntansi Pilihan karir dalam profesi akuntansi menurut Weygandt, Kreso, Kell, (1999;7) dapat diklasifikasikan menjadi tiga bidang utama, yaitu : (1) Public Accounting, (2) Private Accounting, dan (3) Non Profit For Accounting. Profesi merupakan suatu bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan di bidang tertentu. Sebagai suatu profesi, profesi akuntan merupakan bidang profesi yang memberikan jasa bagi masyarakat terutama yang terkait dengan pengkajian informasi dalam dimensi moneter (satuan uang). Orang-orang yang berprofesi dalam bidang akuntansi disebut akuntan. Akuntan dapat dikelompokan sesuai dengan spesifikasinya yang diminati, yaitu: 1. Akuntan Intern 2. Akuntan Publik 3. Akuntan Sektor Publik (pemerintahan) 4. Akuntan Pendidik Profesi auditor juga memiliki persepsi negatif yang muncul berkaitan dengan turnover karyawan yang biasanya terjadi pada staf yang baru masuk. Rhode et al (1977) dalam Sharon Ayumediaz (2005) dalam penelitiannya tentang penyebab turnover profesi auditor menyatakan bahwa alasan yang paling banyak diberikan untuk meninggalkan profesi auditor adalah (1) Konflik antara kerja dengan kehidupan keluarga (2) Tersitanya terlalu banyak waktu (3) Ketidakmampuan individu yang bersangkutan untuk menggunakan bakat dan kemampuannya. Carcello et al (1991) dalam Sharon Ayumediaz (2005) mengindikasikan atribut profesi auditorlah yang dapat mengurangi minat mahasiswa akuntansi untuk memilih karir sebagai auditor atau menyebabkan mereka yang sudah memilih auditor sebagai karir menjadi tidak puas. Empat karakteristik yang paling sering disebutkan adalah overtime, deadline/budget yang tidak realistis, stres/tekanan pekerjaan serta politik perusahaan. Dua karakteristkik tersebut, yaitu overtime dan stres / tekanan pekerjaan, merupakan alasan yang paling banyak diberikan untuk meninggalkan profesi auditor. Dalam penelitian Dennis et al pada tahun 1996 tentang dampak litigation terhadap profesi auditor sebagai pilihan karir diindikasikan bahwa profesi auditor merupakan batu loncatan karir non auditor. Pekerjaan sebagai auditor digunakan untuk mengasah keahlian yang akan ditransfer ke profesi non auditor. Salah satu penyebab adalah masalah stres dan waktu yang menjadi karakteristik profesi auditor. Dari hal tersebut diatas dapat membentuk sebuah paradigma berpikir masyarakat mengenai profesi auditor eksternal, bahwa profesi auditor eksternal adalah profesi yang membosankan, gaji tidak memadai dengan pekerjaan yang menumpuk.
Proceedings SNEB 2014: Hal. 3
Profesi auditor eksternal dapat kehilangan calon-calon auditor berkualitas jika informasi negatif mengenai lingkungan kerja Auditor Eksternal terus berkembang di masyarakat. Sehingga minat lulusan sarjana akuntansi dapat berkurang untuk memilih karirnya sebagai auditor eksternal dan mengalihkan pilihan karirnya pada profesi akuntansi yang lain. Rendahnya minat menjadi Akuntan Publik dilakukan penelitian oleh Srihadi terhadap mahasiswa jurusan akuntansi PAAP FE UNPAD. Total respondennya sebanyak 80 orang terdiri dari 45 mahasiswa pria dan 35 wanita yang duduk dalam semester lima dan enam. Mahasiswa tersebut telah menempuh mata kuliah auditing. III. PEMBAHASAN Pengujian ini dilakukan dengan teknik koefisien kontingensi sebagai berikut: 1. Menyusun frekuensi pengamatan dalam tabel kontigensi r x k 2. Menentukan nilai frekuensi harapan tiap sel, diaman jika terdapat 20 % dari seluruh sel memiliki frekuensi harapan tiap sel yang lebih kecil dari satu dilakukan penggabungan kategori. 3. Menghitung chi kuadrat (X2) 4. Menghitung nilai koefisiensi kontingensi ( C ) Test Statistics Chi-Square a df Asy mp. Sig.
Y 1067.450 30 .000
a. 0 cells (.0%) hav e expected f requencies less than 5. The minimum expected cell f requency is 20.8.
Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Lingkungan Kerja Auditor Eksternal Dari hasil penelitian dan penjelasan tentang persepsi mahasiswa Program Studi Akuntansi Perguruan Tinggi Swasta se Kopertis Wilayah IV Jawa Barat Banten mengenai lingkungan kerja Auditor Eksternal maka, hasil pengolahan data pada bagian sebelumnya menunjukan bahwa mahasiswa akuntansi cenderung memiliki persepsi positif mengenai lingkungan kerja Auditor Eksternal, mahasiswa atau responden yang memiliki persepsi positif tersebut cenderung memilih karir auditor. Sebanyak 65% dari responden yang memiliki persepsi positif, memilih karir auditor, sedangkan dengan mahasiswa yang memiliki persepsi sangat positif cenderung memilih karir non auditor yaitu sebanyak 64% dari responden yang memiliki persepsi sangat positif. Dari hasil penelitian diatas yaitu persepsi mahasiswa akuntansi mengenai lingkungan kerja Auditor Eksternal, sebagian besar responden menyatakan persepsi positif terhadap lingkungan kerja Auditor Eksternal, namun juga terdapat beberapa persepsi yang negatif. Untuk indikator job duties and responsibility pernyataan dengan skor terendah atau persepsi
terendah adalah pernyataan butir 7 yaitu mengenai profesi auditor adalah profesi yang menarik bagi responden. Hal ini menunjukan bahwa ketertarikan responden terhadap profesi auditor adalah rendah meskipun persepsi mereka positif. Kemudian untuk indikator advancement, training and supervision pernyataan dengan skor terendah adalah butir pernyataan no 20 yaitu mengenai profesi auditor responden tidak dapat menerima evaluasi pekerjaan tepat waktu dan konstruktif. Beberapa hal yang menyebabakan persespsi responden rendah mengenai pernyataan ini diantaranya adalah sebagian besar responden tidak memiliki pengalaman dalam audit, jadi responden tidak memiliki pengetahuan mengenai evaluasi pekerjaan untuk audit. Sedangkan untuk indikator personal concern, beberapa pernyataan dengan skor rendah diantaranya adalah pernyataan butiR 24 dan 26. Pernyataan butir 24 mengenai dalam profesi auditor jika responden bekerja lembur responden tidak dapat memastikan kapan akan berhenti pada hari itu. Responden mendapatkan informasi mengenai banyaknya waktu lembur jika bekerja di KAP diantaranya dari perkuliahan, hal ini menyebabkan responden berpersepsi jika mereka bekerja sebagai auditor di KAP mereka belum pasti bisa memastikan dapat berhenti bekerja kapan pada hari itu, hal ini juga dapat menyebabkan responden enggan untuk memilih karir sebagai auditor. Untuk pernyataan butir 26 juga mendapatkan skor rendah, bahkan skor terendah untuk seluruh penyataan yaitu mengenai dalam profesi auditor saaat bekerja keluar kota responden tidak dapat memastikan apakah di akhir minggu dapat pulang kerumah. Profesi auditor tidak jarang memiliki klien sampai keluar kota, hal ini menyebabkan auditor harus berpergian keluar kota untuk melaksanakan audit. Responden berpersepsi jika mereka bekerja sebagai auditor mereka ragu bisa memastikan dapat pulang kerumah pada akhir minggu. Hal tersebut membentuk informasi bahwa profesi auditor mempunyai masalah dengan waktu yang tidak pernah cukup dan hal ini pada akhirnya membentuk persepsi negatif mengenai masalah lembur atau perjalanan keluar kota dalam profesi auditor. Pengaruh Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Lingkungan Kerja Auditor Eksternal Lingkungan Kerja Auditor Terhadap Pilihan Karir Sebagai Auditor Dari perhitungan, diperoleh chi kuadrat (x2) sebesar 1067,45 ,untuk menguji signifikansi koefisien C yang dihasilkan, dilakukan perbandingan Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat Tabel pada tingkat signifikansi dan degree of freedom (df) tertentu. Tingkat signifikansi adalah 0,05 dengan df = 642. Setelah dilakukan perbandingan, maka diperoleh nilai Chi Kuadrat tabel sebesar 43,775. Ternyata X2 hitung ≤ X2 Tabel (1067,45 ≤ 43,775). Berarti Ho ditolak dan Ha diterima.
Proceedings SNEB 2014: Hal. 4
Dari karakteristik responden diketahui bahwa 91% tidak memiliki pengalaman audit, mungkin hal ini juga yang menyebabkan sebagian responden tidak berminat untuk memilih karirnya sebagai auditor. Namun, informasi mereka dapat dari perkuliahan, media, teman, dosen dan sebagainya. Sehingga meskipun tidak memiliki pengalaman audit, persepsi masih dapat terbentuk dari informasi yang didapat. Persepsi mahasiswa akuntansi mengenai lingkungan kerja Auditor Eksternal bukanlah satusatunya faktor yang mempengaruhi pilihan karir mereka sebagai auditor, hal ini karena meskipun persepsi responden sangat positif mengenai lingkungan kerja Auditor Eksternal, namun hal ini tidak lantas membuat mereka memilih auditor sebagai pilihan karir mereka. IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis terhadap mahasiswa Program Studi Akuntansi Perguruan Tinggi Swasta se Kopertis Wilayah IV Jawa Barat Banten, dapat disimpulkan bahwa persepsi mahasiswa mengenai lingkungan kerja Auditor Eksternal memiliki pengaruh terhadap pilihan karir mereka sebagai auditor. Berdasarkan teori-teori yang dipelajari serta pembahasan yang dilakukan pada babbab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan mahasiswa Program Studi Akuntansi Perguruan Tinggi Swasta se Kopertis Wilayah IV Jawa Barat Banten memiliki persespsi positif mengenai lingkungan kerja Auditor Eksternal, yang mencakup indikatorindikator job duties and responsibilities, advancement, training and supervision serta personal concern. 2. Secara keseluruhan mahasiswa Program Studi Akuntansi Perguruan Tinggi Swasta se Kopertis Wilayah IV Jawa Barat Banten memilih karir sebagai non auditor setelah lulus nanti. Berdasarkan indikator penelitian, mereka tidak memilih auditor sebagai karirnya pada pernyataan-pernyataan mengenai masalah waktu lembur, perjalanan ke luar kota serta penugasan pekerjaan dalam profesi auditor. 3. Meskipun persepsi responden sangat positif terhadap lingkungan kerja Auditor Eksternal, akan tetapi hal ini tidak membuat mereka untuk memilih karir sebagai auditor. Sehingga tidak terdapat pengaruh antara persepsi mahasiswa akuntansi mengenai lingkungan kerja Auditor Eksternal terhadap pilihan karirnya sebagai auditor. Pilihan Karir Mahasiswa Akuntansi Sebagai Auditor Dari hasil penelitian dan penjelasan mengenai persepsi mahasiswa Program Studi Akuntansi Perguruan Tinggi Swasta se Kopertis Wilayah IV Jawa Barat Banten mengenai lingkungan kerja Auditor Eksternal menunjukan bahwa mahasiswa akuntansi (responden) memiliki persepsi
positif mengenai lingkungan kerja Auditor Eksternal. Meskipun persepsi responden positif mengenai lingkungan kerja Auditor Eksternal, namun kecenderungan responden untuk memimilih karir sebagai auditor lebih tinggi yaitu sebanyak 65% dari responden yang memiliki persepsi positif. Hal tersebut mengindikasikan bahwa persepsi yang positif mengenai lingkungan kerja Auditor Eksternal akan mengarahkan responden untuk memilih karir sebagai auditor. Setelah dilakukan penelitian, sebanyak 67,55% responden dari seluruh responden untuk keseluruhan pernyataan memilih karir sebagai non auditor. Hal ini menjadi tolak ukur bahwa lebih dari setengah responden berminat untuk memilih karir sebagai non auditor. Responden yang tidak memilih karir sebagai auditor sebagai karirnya diantaranya disebabkan oleh karakteristik-karakteristik dalam profesi auditor. Karakteristik-karakteristik seperti lembur, perjalanan ke luar kota serta penugasan pekerjaan pada profesi auditor diindikasikan dapat mengurangi minat mahasiswa akuntansi untuk memilih karir sebagai auditor atau menyebabkan merek yang sudah memilih karir sebagai auditor menjadi tidak betah . Selain karakteristik-karakteristik tersebut diatas, alasan lain yang mereka tidak memilih auditor sebagai karirnya dikarenakan profesi auditor adalah membosankan, karena dalam pekerjaannya membutuhkan waktu dan konsentrasi yang cermat ketika melakukan pemeriksaan laporan keuangan, walaupun dalam pelaksanaannya mereka mengetahui dengan menjadi auditor bisa memperlajari banyak hal. Selain itu, alas an lainnya adalah balas jasa yang kurang jika bekerja di KAP. Balas jasa yang didapat auditor kurang sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. Mungkin dengan alasan-alasan diatas minat memilih karir auditor menjadi kurang. Bekerja sebagai staf keuangan pada perusahaan, bank atau institusi pemerintah, menjadi wiraswasta merupakan pilihan karir yang menarik bagi mereka daripada menajdi seorang auditor. REFERENSI Dewan
SPAP Ikatan Akuntan Indonesia. Kompartemen Akuntan Publik, 2001. Standar Profesional Akuntan Publik Per 1 Januari 2011. Jakarta: PT. Salemba Empat.
Dezoort, F.T., A.T. Lord, dan B.R. Cargile. 1997. A Comparison of Accounting Professors’ and Student Perceptions of The Public Accounting Work Environment, Issues in Accounting Education (Fall): 281-298. Dindin
Zaenudin, Neni Maryani. (2012).”Pengaruh Persepsi Mahasiswa dan Alumni Jurusan Akuntansi Mengenai Lingkungan Kerja Auditor
Proceedings SNEB 2014: Hal. 5
Eksternal Terhadap Pilihan Karir Sebagai Auditor (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi FE UNJANI). Skripsi. Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi. Hariandja, Marihot Tua Effendi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, Peningkatan Produktivitas Pegawai. Jakarta. PT Garsindo
tahun 2004. Saat ini menjadi Dosen di Poltek Praktisi Bandung dan Patner di KAP Roebiandini dan Rekan.
Rhode, J.G.J.E. Sorensen dan E.E. Lawler. 1997. Sources of Professional by the Exit Interview Accounting. Organizations acnd Society Rakhmat, Jalaludin. 2004. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sawarjuwono.2004.Produk Pendidikan Akuntansi di Masa Depan : Suatu Proses Antisipasi.Media Akuntansi Edisi 49/TahunXII/September 2005 hal 54. Sharon Ayumediaz. 2005. Pengaruh Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Lingkungan Kerja Auditor Eksternal Terhadap Pilihan Karirnya Sebagai Auditor (Survei atas Mahasiswa Akuntansi Angkatan 2002-2005 Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran Bandung). Padjajaran Bandung. Srihadi, 2009.Pilihan Karir Mahasiswa Program D III Akuntansi FE UNPAD –Suatu Penelitian Deskriptif. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Terapan FE UNPAD.Vol 5 No 2 September 2009 hal 1-12. Panggabean, Mutiara S. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Pertama. Jakarta. Ghalia Indonesia.
Biodata Penulis Neni Maryani, memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE), Jurusan Akutansi Universitas Padjadjaran Bandung, lulus tahun 1994. Memperoleh gelar Magister Science (MSi) Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung, lulus tahun 2004. Saat ini menjadi Dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi Rudiana, memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE), Jurusan Akuntansi Universitas Padjadjaran Bandung, lulus tahun 1995. Memperoleh gelar Magister Akuntansi (M.Ak) Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung, lulus
Proceedings SNEB 2014: Hal. 6
Proceedings SNEB 2014: Hal. 7