PENGARUH PROFITABILITAS, STRUKTUR AKTIVA DAN UKURAN

Download Jurnal Manajemen, Volume 01, Nomor 01, September 2012. 1. Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur ...

1 downloads 600 Views 215KB Size
Jurnal Manajemen, Volume 01, Nomor 01, September 2012

Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Meidera Elsa Dwi Putri Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang Email : [email protected]

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh profitabilitas, struktur aktiva dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI). Sampel penelitian ini ditentukan dengan metode purposive sampling berdasarkan kriteria perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang selalu terdaftar di BEI dan mempublikasikan laporan keuangan serta menyajikan datanya secara lengkap mencakup data dari variabel yang diteliti selama periode penelitian (2005-2010), sehingga diperoleh sampel sebanyak 12 perusahaan. Penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menyimpulkan Profitabilitas (Return On Assets/ROA) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal (Long Term Debt to Equity Ratio). Struktur Aktiva (Fixed Assets to Total Assets/FATA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal (Long Term Debt to Equity Ratio) dan Ukuran Perusahaan (SIZE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal (Long Term Debt to Equity Ratio). Kata kunci : Profitabilitas (Return On Assets/ROA), Struktur Aktiva (Fixed Assets to Total Assets/FATA), Ukuran Perusahaan (SIZE), Struktur Modal (Long Term Debt to Equity Ratio). ABSTRACT This study aimed to analyze the influence of profitability, asset structure and capital structure of firm size in manufacturing food and beverage industry sectors listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX). The research sample was determined by the method of purposive sampling based on the criteria of food manufacturing and beverage industries are always listed on the Stock Exchange and publish financial reports are complete and present the data includes the data of the studied variables during the study period (2005-2010), in order to obtain a sample 12 companies. This study used multiple linear regression models. The results of this study concluded Profitability (Return On Assets / ROA) have positive and significant impact on the capital structure (Long Term Debt to Equity Ratio). Structure of Assets (Fixed Assets to Total Assets / FATA) have a positive and significant impact on capital structure (Long Term Debt to Equity Ratio) and company size (SIZE) have positive and significant impact on capital structure (Long Term Debt to Equity Ratio).

1

Jurnal Manajemen, Volume 01, Nomor 01, September 2012

Keywords: Profitability (Return On Assets / ROA), Structure of Assets (Fixed Assets to Total Assets / FATA), company size (SIZE), capital structure (Long Term Debt to Equity Ratio). Sebuah perusahaan selalu membutuhkan dalam Suad, 2008:324-325) : Pertama, modal baik untuk pembukaan bisnis maupun perusahaan lebih menyukai internal financing dalam pengembangan bisnisnya. Masalah (pendanaan dari hasil operasi perusahaan). pendanaan tidak akan lepas dari sebuah perKedua, perusahaan mencoba menye- suaikan usahaan yang meliputi seberapa besar rasio pembagian dividen yang ditargetkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi dengan berusaha menghindari perubahan kebutuhan dana yang akan digunakan untuk pembayaran dividen secara drastic. Ketiga, beroperasi dan me-ngembangkan usahanya. kebijakan dividen yang konstan dengan fluktuasi Pemenuhan modal usaha dapat dilakukan dengan profitabilitas dan kesempatan investasi yang pendanaan internal maupun eksternal. Brigham tidak dapat bisa diduga. Keempat, apabila dan Houston (2011:153) menyatakan bahwa pendanaan dari luar (external financing) perusahaan yang sedang berkembang diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan membutuhkan modal yang dapat berasal dari sekuritas paling “aman” terlebih dahulu. utang maupun ekuitas. Penting bagi suatu perusahaan untuk Menurut Keown (2010:149) perusahaan mempertimbangkan variabel-variabel atau harus memahami komponen-komponen utama faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal struktur modal. Struktur modal yang optimal sehingga dapat menetapkan keputusan struktur adalah struktur modal perusahaan yang akan modal yang tepat. Banyak faktor yang memaksimalkan harga sahamnya. Terlalu mempengaruhi keputusan struktur modal. banyak utang akan dapat menghambat Brigham dan Houston (2001:39-41) menyatakan perkembangan perusahaan yang juga akan ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam membuat pemegang saham berpikir dua kali pengambilan keputusan struktur modal untuk tetap menanamkan modalnya. diantaranya yaitu : profitabilitas dan struktur Struktur modal menurut Bambang (2008: aktiva. 22) adalah pembelanjaan permanen dimana menProfitabilitas menunjukkan kemam- puan cerminkan perimbangan antara utang jangka perusahaan dalam menghasilkan laba. Salah satu panjang dengan modal sendiri. Struktur modal alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur menjadi masalah yang sangat penting bagi profitabilitas perusahaan adalah Return On perusahaan karena baik buruknya struktur modal Assets (ROA). ROA merupakan tingkat akan dapat mempengaruhi kondisi keuangan pengembalian atas asset-aset dalam menentukan perusahaan yang pada akhirnya juga akan jumlah pendapatan bersih yang dihasilkan dari mempengaruhi nilai perusahaan. aset-aset perusahaan dengan menghubungkan Trade-off theory dalam struktur modal pendapatan bersih ke total asset (Keown, adalah menyeimbangkan manfaat dan pe2010:80). ngorbanan yang timbul sebagai akibat Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi penggunaan hutang. Menurut Brigham dan struktur modal suatu perusahaan yaitu Struktur Houston (2001:5) kebijakan struktur modal Aktiva. Menurut Bambang (2008 : 298), melibatkan perimbangan (trade-off) antara risiko perusahaan yang sebagian besar aktivanya dengan tingkat pengembalian. berasal dari aktiva tetap akan mengutamakan Secara ringkas pecking order theory pemenuhan kebutuhan dananya dengan utang. menyatakan bahwa (Brealey dan Myers, 1991 Perusahaan dengan jumlah aktiva tetap yang 2

Jurnal Manajemen, Volume 01, Nomor 01, September 2012

besar dapat menggunakan utang lebih banyak karena aktiva tetap dapat dijadikan jaminan yang baik atas pinjaman-pinjaman perusahaan. Bambang Riyanto (2001:279) menyebutkan bahwa besarnya suatu perusahaan juga mempengaruhi struktur modal perusahaan. Ukuran perusahaan dapat juga mempengaruhi struktur modal karena semakin besar suatu perusahaan akan cenderung menggunakan utang yang lebih besar. Bambang Riyanto (2001:279) menyebutkan bahwa besarnya suatu perusahaan juga mempengaruhi struktur modal perusahaan. Ukuran perusahaan dapat juga mempengaruhi struktur modal karena semakin besar suatu perusahaan akan cenderung menggunakan utang yang lebih besar. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik ingin meneliti mengenai “Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausatif. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data profitabilitas, struktur aktiva, ukuran perusahaan dan struktur modal pada perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI). Data tersebut merupakan data time series tahunan dari tahun 2005-2010. Data diperoleh melalui melalui pojok BEI FE UNP dan situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Teknik Analisis Data Sesuai dengan tujuan penelitian dan hipotesis, maka analisis data ini bertujuan untuk

mengetahui peran masing-masing variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat. Adapun teknik analisis data adalah sebagai berikut: a. Model Regresi Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah teknik analisis regresi berganda, karena variabel bebas dalam penelitian ini lebih dari satu. Teknik analisis regresi berganda merupakan teknik uji yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Persamaan analisis regresi berganda dapat dirumuskan sebagai berikut: LTDERi t= a + b1ROAi t + FATAi t + b3SIZEi t + ei t

Keterangan: LTDERi t = Struktur Modal A = Konstanta b1,2,3 = Koefisien regresi dari setiap variabel bebas ROAi t = Return On Assets FATAi t = Fixed Assets to Total Assets Sizei t = Ukuran Perusahaan E = Error b. Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik berguna untuk mengetahui apakah data yang digunakan telah memenuhi ketentuan dalam model regresi. Pengujian ini meliputi : Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal (tidak menceng ke kiri atau ke kanan). Hal ini juga dinyatakan Imam (2005:110) bahwa data harus memiliki distribusi normal. Salah satu uji yang bisa digunakan untuk menguji normalitas data adalah Kolmogorof-Smirnov test. 3

Jurnal Manajemen, Volume 01, Nomor 01, September 2012

Uji Multikolonieritas Menurut Idris (2010:82), multi-kolonieritas merupakan gejala korelasi antar variabel bebas yang ditunjukkan dengan korelasi yang signifikan antar variabel bebas. Korelasi antara variabel bebas dapat dideteksi dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) dengan kriteria yaitu : Jika angka tolerance di atas 0,1 dan VIF < 10 dikatakan tidak terdapat gejala multikolonearitas dan jika angka tolerance di bawah 0,1 dan VIF > 10 dikatakan terdapat gejala multikolonearitas. Uji Autokorelasi Menurut Imam (2005:95) pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Pengujian ini menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). Uji Heteroskedastisitas Dalam regresi, salah satu asumsi yang harus dipenuhi adalah bahwa varians residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tidak memiliki pola tertentu. Pola yang tidak sama ini ditunjukkan dengan nilai yang tidak sama antar satu varians dari residual. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Pengujian ini menggunakan uji park. c. Uji Kelayakan Model Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R²) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Jika nilai R² mendekati 1 maka dapat dikatakan semakin kuat kemampuan variabel bebas dalam model regresi tersebut dalam menerangkan variasi variabel terikatnya. Sebaliknya jika R² mendekati 0 maka semakin lemah variabel bebas 4

menerangkan variasi variabel terikat (Imam, 2005:83). Uji F-statistik Uji F Statistik pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Imam, 2005:84). Kriteria penilaiannya sebagai berikut: Jika nilai signifikan < 0,05 berarti terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama, jika nilai signifikan > 0,05 berarti tidak terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama. Kemudian membandingkan F hitung dengan F tabel. Jika nilai F hitung > F tabel maka hal ini berarti variabel bebas mampu menjelaskan variabel terikat secara bersamasama. d. Uji t (Hipotesis) Uji t pada dasarnya bertujuan untuk menguji pengaruh satu variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial (individual) dalam menerangkan variasi variabel dependen (Imam, 2005:84). Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut : Jika nilai signifikan < 0,05, ini berarti bahwa ada pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat (hipotesis diterima) dan jika nilai signifikan > 0,05, ini berarti bahwa tidak ada pengaruh secara parsial antara variabel bebas dengan variabel terikat (hipotesis ditolak). HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal (Long Term Debt to Equity Ratio) perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Variabel tersebut adalah profitabilitas, struktur aktiva, dan ukuran perusahaan.

Jurnal Manajemen, Volume 01, Nomor 01, September 2012

Selanjutnya variabel terikat adalah struktur modal yang diukur dengan Long Term Debt to Equity Ratio(LTDER). Berdasarkan hasil penelitian di-peroleh nilai rata-rata LTDER sebesar 0,7493 atau 74,93%. LTDER maksimum adalah sebesar 5,26 atau 526% pada PT Davomas Abadi Tbk di tahun 2009, Sedangkan LTDER minimum adalah sebesar -0,22 atau -22% pada PT Akasha Wira International Tbk di tahun 2005. Kemudian nilai standar deviasi (simpangan baku) LTDER perusahaan makanan dan minuman dari tahun 2005-2010 adalah sebesar 0,95586 artinya variasi sebaran data LTDER atau penyimpangan titik-titik data dari nilai rata-ratanya adalah sebesar 0,95586. Profitabilitas atau kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang dapat diukur dengan ROA. ROA merupakan perbandingan laba bersih dengan total asset yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan atau diinvestasikan dalam satu periode. Nilai rata-rata ROA sebesar 0,0486 atau 4,86% artinya secara rata-rata, perusahaan makanan dan minuman dari tahun 2005-2010 mampu memperoleh keuntungan atau laba bersih sebesar 4,86% atas aktivanya. ROA maksimum sebesar 0,97 atau 97% pada PT Sekar Laut Tbk di tahun 2005 sedangkan ROA minimum adalah sebesar -0,87 atau -87% pada PT Akasha Wira International Tbk tahun 2007. Kemudian nilai standar deviasi (simpangan baku) ROA perusahaan makanan dan minuman dari tahun 2005-2010 adalah sebesar 0,20640 artinya variasi sebaran data ROA atau penyimpangan titik-titik data dari nilai rata-ratanya adalah sebesar 0,20640. Struktur Aktiva (FATA) merupakan perbandingan antara aktiva tetap dengan total aktiva. Nilai rata-rata FATA sebesar 0,4415 atau 44,15% artinya secara rata-rata sebagian besar dari total aktiva perusahaan makanan dan

minuman tertanam di luar aktiva tetapnya. FATA maksimum sebesar 0,80 atau 80% pada PT Akasha Wira International Tbk di tahun 2007. Sedangkan struktur aktiva minimum adalah 0,16 atau 16% pada PT Delta Djakarta Tbk di tahun 2009. Kemudian nilai standar deviasi (simpangan baku) struktur aktiva perusahaan makanan dan minuman dari tahun 2005-2010 adalah sebesar 0,15213 artinya variasi sebaran data struktur aktiva atau penyimpangan titik-titik data dari nilai rata-rata adalah sebesar 0,15213. Ukuran perusahaan (SIZE) dapat dinyatakan dalam total assets, penjualan, dan kapitalisasi pasar. Total assets relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai market capitalized dan penjualan dalam mengukur ukuran perusahaan. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan ditunjukkan dengan Ln total assets. Nilai rata-rata SIZE perusahaan makanan dan minuman selama tahun 2005-2010 adalah sebesar 13,4640. SIZE maksimum sebesar 17,67 pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk di tahun 2010 dan SIZE minimum adalah 6,36 pada PT Multi Bintang Indonesia Tbk di tahun 2005. Kemudian nilai standar deviasi (simpangan baku) SIZE perusahaan makanan dan minuman dari tahun 2005-2010 adalah sebesar 1,88558 artinya variasi sebaran data SIZE atau penyimpangan titik-titik data dari nilai rataratanya adalah sebesar 1,88558. Analisis Data a. Model Regresi Analisis regresi berganda dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Berikut hasil olahan regresi yang didapat:

5

Jurnal Manajemen, Volume 01, Nomor 01, September 2012

Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut, maka dapat dirumuskan persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: LTDERit = -2,135 + 0,697 ROA it + 1,964 FATAit + 0,147 SIZEit b. Uji Asumsi Klasik Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Sehingga dalam penelitian ini perlu dilakukan uji asumsi klasik. Hal ini disebabkan karena dalam analisis regresi berganda perlu dihindari penyimpangan asumsi klasik supaya tidak timbul masalah dalam penggunaan analisis regresi berganda. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan adalah sebagai berikut: Uji Normalitas Bedasarkan hasil penelitian diperoleh nilai Kolmogorov Smirnov sebesar 1,259 dengan signifikansi 0,084. Dengan hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini telah terdistribusi normal, karena nilai signifikansi dari uji normalitas untuk masing-masing variabel lebih besar dari 0,05 (0,084 > 0,05). Uji Multikolonieritas Dari hasil penelitian diperoleh nilai tolerance semua variabel lebih dari 0,10 dan Variance inflation factor (VIF) kurang dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar semua variabel bebas yang terdapat penelitian. Uji Autokorelasi Dari hasil penelitian ditemukan bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 2,097, dengan nilai du sebesar 1,546 dan nilai dl sebesar 1,372. Model dapat dikatakan tidak terkena autokorelasi apabila du < dw < 4-du. Hal ini dapat disimpulkan bahwa model tidak terkena autokorelasi karena, 1,546 < 2,097 < 2,454. 6

Unstandardized Coefficients Std. Error

Model

B

Constant

-2,14

,918

ROA

,697

,551

FATA

1,964

SIZE

,147

Beta

t

Sig.

-2,33

,023

,150

1,263

,211

,759

,313

2,586

,012

,058

,291

2,539

,013

Uji Heteroskedastisitas Hasil penelitian menunjukan nilai sig 0,229 untuk variabel ROA, 0,071 untuk variabel FATA dan 0,421 untuk variabel SIZE. Terlihat dari nilai signifikan masing-masing variabel bebas tersebut > 0,05. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada penelitian ini. c. Uji Kelayakan Model Uji Koefisien Determinasi (R2) Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R2 yang diperoleh sebesar 0,104. Ini berarti bahwa struktur modal (LTDER) perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya yaitu ROA, FATA, dan SIZE yang diharapkan sebesar 10,40%. Sisanya 89,60% ditentukan oleh variabel lain yang tidak dianalisis dalam penelitian ini. Uji F-statistik Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 3,737 dengan F Tabel sebesar 2,73 sehingga F hitung > F Tabel (3,737 > 2,73) dengan tingkat signifikansinya 0,000 < 0,05. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara semua variabel bebas terhadap variabel terikat. Selain itu, dapat disimpulkan bahwa model layak untuk diuji. d. Uji t (Hipotesis)

Jurnal Manajemen, Volume 01, Nomor 01, September 2012

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nilai koefisien ROA bernilai positif 0,697 dan nilai t hitung adalah sebesar 1,263 dengan signifikansi 0,211 > 0,05. Hal ini berarti Profitabilitas (ROA) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal (LTDER) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis pertama ditolak. Nilai koefisien FATA bernilai positif 1,964 dan nilai t hitung adalah sebesar 2,586 dengan signifikansi 0,012 < 0,05. Hal ini berarti Struktur Aktiva (FATA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal (LTDER) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis kedua diterima. Nilai koefisien SIZE bernilai positif 0,147 dan nilai t hitung adalah sebesar 2,539 dengan signifikansi 0,013 < 0,05. Hal ini berarti Ukuran Perusahaan(SIZE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal (LTDER) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis ketiga diterima. Pembahasan a. Pengaruh Profitabilitas (ROA) Terhadap Struktur Modal (LTDER) pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Berdasarkan hasil penelitian secara parsial dapat diketahui variabel profitabilitas berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI selama periode 2005-2010. Hasil ini dibuktikan dengan hasil pengujian regresi ROA bernilai positif 0,697 dan nilai t hitung sebesar 1,263 dengan signifikansi 0,211 > 0,05. Nilai signifikansi ini menunjukkan perubahan nilai profitabilitas (ROA) tidak

mempengaruhi perubahan nilai struktur modal perusahaan (LTDER). Hasil penelitian ini sesuai dengan teori trade off yang dikemukakan oleh Brealey dkk (2008:25) yang menyatakan bahwa laba yang tinggi seharusnya lebih banyak kapasitas pelayanan utang dan lebih banyak laba kena pajak yang terlindungi oleh karena itu harus memberikan rasio utang yang lebih tinggi. Artinya perusahaan akan menggunakan lebih banyak utang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Bram (2008) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan. Kesenjangan hasil penelitian ini dengan hasil penelitian Sukma (2009), kemungkinan disebabkan karena adanya perbedaan proporsi penggunaan laba perusahaan makanan dan minuman selama periode 2005-2010. Pada saat perusahaan memperoleh laba yang besar kemungkinan perusahaan lebih banyak membagikan laba kepada pemegang saham sebagai dividen. Pembagian dividen ini dengan tujuan agar dapat memaksimumkan kemakmuran bagi para pemegang saham, karena tingginya dividen yang dibayarkan akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Dengan dibayarkannya dividen, diharapkan kinerja perusahaan dimata investor bagus sehingga dapat diakui bahwa perusahaan mampu menghadapi gejolak ekonomi dan mampu memberikan hasil yang baik kepada investor. Pembagian dividen ini dapat mengakibatkan proporsi laba ditahan perusahaan yang akan digunakan untuk pembiayaan investasi dimasa datang berkurang. Hal ini membuat perusahaan harus mencari sumber pendanaan lain untuk pembiayaan investasi perusahaan. Alternatif pendanaan yang dapat digunakan perusahaan yaitu external financing yang dapat berasal dari utang jangka panjang. 7

Jurnal Manajemen, Volume 01, Nomor 01, September 2012

Dengan kata lain perusahaan meningkatkan penggunaan hutang dalam membiayai kegiatan investasinya yang artinya perusahaan akan lebih banyak menggunakan utang jangka panjangnya sehingga memperbesar nilai struktur modalnya. Dengan menggunakan utang yang lebih banyak berarti juga meningkatkan ketergantungan perusahaan dengan pihak luar. b. Pengaruh Struktur Aktiva (FATA) Terhadap Struktur Modal (LTDER) pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Berdasarkan hasil penelitian secara parsial dapat diketahui variabel struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI selama periode 2005-2010. Hasil ini dibuktikan dengan hasil pengujian regresi FATA bernilai positif 1,964 dan nilai t hitung sebesar 2,586 dengan signifikansi 0,012 < 0,05. Nilai signifikansi ini menunjukkan perubahan nilai Struktur Aktiva (FATA) akan mempengaruhi perubahan nilai struktur modal perusahaan (LTDER). Nilai koefisien FATA yang positif menunjukkan semakin tinggi struktur modal (FATA) maka akan diikuti semakin tinggi nilai struktur modal perusahaan (LTDER). Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan Sartono (2010:248) menyatakan bahwa “perusahaan yang memiliki asset tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan utang dalam jumlah besar hal ini disebabkan karena dari skalanya perusahaan besar akan mudah mendapatkan akses ke sumber dana dibandingkan dengan perusahaan kecil. Kemudian besarnya asset tetap dapat digunakan sebagai jaminan utang perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Bram (2008) bahwa Struktur Aktiva menjadi salah satu faktor yang akan mempengaruhi meningkat atau 8

menurunnya nilai struktur modal. Implikasi bagi perusahaan makanan dan minuman adalah dapat meningkatkan investasi pada aktiva jangka panjang perusahaan. Pemilihan jenis aktiva oleh suatu perusahaan akan mempengaruhi struktur modal perusahaan tersebut. Proporsi aktiva yang lebih besar akan mendorong pemberi pinjaman untuk memberikan pinjaman yang berarti perusahaan akan mempunyai tingkat leverage yang lebih tinggi. Proporsi aktiva yang besar merupakan jaminan yang baik bagi pemberi pinjaman. Sehingga kepemilikan aktiva tersebut juga dapat menjaga nilai likuiditas perusahaan.

c. Pengaruh Ukuran Perusahaan (SIZE) Terhadap Struktur Modal (LTDER) pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Berdasarkan hasil penelitian secara parsial dapat diketahui variabel Ukuran Perusahaan (SIZE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI selama periode 2005-2010. Hasil ini dibuktikan dengan hasil pengujian regresi SIZE bernilai positif 0,147 dan nilai t hitung sebesar 2,539 dengan signifikansi 0,013 < 0,05. Nilai signifikansi ini menunjukkan perubahan nilai ukuran perusahaan (SIZE) akan mempengaruhi perubahan nilai struktur modal perusahaan (LTDER). Hal ini sesuai dengan landasan teori yang dikemukakan oleh Bambang (2008:297), semakin besar suatu perusahaan, semakin mudah perusahaan itu memperoleh hutang. Perusahaan besar memiliki kemudahan akses sehingga fleksibilitas perusahaan besar juga lebih besar. Pihak kreditur atau pemberi hutang tentunya lebih menyukai untuk memberikan kredit kepada perusahaan besar sehingga perusahaan yang besar mempunyai kesempatan yang lebih luas

Jurnal Manajemen, Volume 01, Nomor 01, September 2012

dan mudah memperoleh kredit. Bukti empirik menyatakan bahwa skala perusahaan berhubungan positif dengan rasio antara utang dengan nilai buku ekuitas atau debt to book value of equity ratio (Agus, 2010:249). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nila (2009) bahwa ukuran perusahaan menjadi salah satu faktor yang akan mempengaruhi meningkat atau menurunnya nilai struktur modal. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan pendahuluan, kajian teori dan pengolahan data serta pembahasan yang telah dilakukan pada Bab terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu Profitabilitas (ROA) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal (LTDER) pada perusahaan makanan dan mimunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Struktur Aktiva (FATA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal (LTDER) pada perusahaan makanan dan mimunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dan Ukuran Perusahaan (SIZE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal (LTDER) pada perusahaan makanan dan mimunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan maka dapat dikemukakan beberapa saran. Bagi kreditur, hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Struktur Aktiva (FATA) dan Ukuran Perusahaan (SIZE) yang diteliti berpengaruh secara signifikan terhadap terhadap struktur modal (LTDER) pada perusahaan makanan dan mimunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sehingga variabel tersebut dapat dijadikan indikasi pertimbangan bagi kreditur sebelum memberikan pinjaman pada perusahaan. Bagi Peneliti

selanjutnya, dengan penelitian ini di-harapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang lebih lanjut berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal. Menganti objek penelitian pada sektor atau indeks tertentu dan menambah variabel penelitian seperti stabilitas penjualan, leverage keuangan, tingkat pertumbuhan, pajak, dan lainnya. Bagi Perusahaan, untuk lebih memperhatikan Profitabilitas yang merupakan ukuran kinerja perusahaan. Sebelum memberikan pinjaman, kreditor akan melihat seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba karena tanpa adanya laba akan sulit bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman. Untuk itu perusahaan sebaiknya dapat melakukan efisiensi biaya sehingga menghasilkan laba yang cukup untuk mengembalikan pinjaman. DAFTAR KEPUSTAKAAN Agus Sartono. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta. BPFE. Bambang Riyanto. 2008. Dasar–Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. Brealey, Richard A. Myers, Stewart C, & Marcus, Alan J. 2008. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Erlangga. Bram Hadianto. 2008. Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Telekomunikasi Periode 2000-2006: Sebuah Pengujian Hipotesis Pecking Order. Jurnal Manajemen Volume 7 Nomor 2, hal 5-6. Brigham, Eugene F. Dan Joel F. Houston. 2011. Dasar–Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba Empat. Damodar, Gujarati. 1997.Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga Horngren, Charles T. Dan Walter T Harrison Jr. 2009. Akuntansi. Jakarta : Erlangga. 9

Jurnal Manajemen, Volume 01, Nomor 01, September 2012

Idris. 2006. Aplikasi Model Analisis Data Kuantitatif dengan Program SPSS. Padang: UNP Imam Ghozali. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Keown, Arthur J. et al. 2008. Manajemen Keuangan : Prinsip dan Penerapan. Jakarta: Salemba Empat. Lukas Setia Atmaja. 2003. Manajemen Keuangan Edisi Revisi.: Yogyakarta. Lukman Syamsuddin. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta : Rajawali Pers. Meyulinda, Aviana Elim dan Yusfarita. 2010. Pengaruh Struktur Aktiva, Pertumbuhan Penjualan, dan Return On Assets Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi Volume I no. 1, hal 98-103. Nila Permata Hati Simbolon. 2009. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Kemampuan Laba Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Medan : Universitas Sumatera Utara. Niswonger, C Rollin. Warren, Reeve, & Fees. 1999. Prinsip-Prinsip Akutansi. Jakarta : Erlangga. Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Penerbit BPFE. Sabar Warsini. 2003. Draft Buku Teks Manajemen Keuangan. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Sri Yulianti. 2011. Pengujian Pecking Order Theory: Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Industri Manufaktur Di BEI Periode Setelah 10

Krisis Moneter. Jurnal Politeknosains Volume. X no. 1, hal 57-59. Suad Husnan. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang). Yogyakarta: Penerbit BPFE. Subramanyam, K.R. dan John J.Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Sukma Saputra. 2009. Pengaruh Profitabilitas, Operating Leverage, dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Padang. Weston, J.Fred dan Thomas E. Copeland. 1996. Manajemen Keuangan. Edisi 8. Jilid 2. Terj. Yohanes Lamarto. Jakarta: Erlangga www.economy.okezone.com di akses oleh pada tanggal 15 Mei 2012 www.idx.co.id