PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI

Download Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA e-ISSN ... terbimbing pada materi hidrolisis garam serta mengetahui respon siswa terhadap LKS ..... ...

1 downloads 590 Views 479KB Size
JPPI, Vol. 2, No. 2, Desember 2016, Hal. 197-212 e-ISSN 2477-2038

Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI HIDROLISIS GARAM (Diterima 29 Juni 2016; direvisi 31 Desember 2016; disetujui 31 Desember 2016) Abdurrohim1, Tonih Feronika2, Evi Sapinatul Bahriah3 1,2,3

Program Studi Pendidikan Kimia, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta Email: [email protected]

Abstract This research is aimed to produce student’s activity sheet (LKS) based on guided inquiry on salt hydrolysis and to know the students’ response on developed student’s activity sheet. The method used in this research is descriptive study through three phases: need asessment, development, and evaluation. An analysis of basic competence (KD) with the indicators that had been integrated with guided inquiry stage used as reference in developing student’s activity sheet had been produced during the preparation stage. The development stage had produced worksheets that had been validated by 3 lecturers and 3 chemistry teachers. On the evaluation stage, the worksheets validated was tested on 41 students of XI MIA 2 of SMAN 1 Parung. Products were validated and responded based on properness of contents, design, language, and guided inqury. The results showed that the worksheets had ben developed based on four aspects: 84,39% on design aspect, 81,47% on properness of contents aspects, 81,22% on guided inquiry aspect and 79,39% on language aspect. Overall, the average percentages of the worksheets that had been developed was 81,62%. That value included in the proper category with the very well criteria. Keywords: LKS, Guided Inquir, Salt Hydrolysis, Descriptive. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan lembar kegiatan siswa (LKS) berbasis inkuiri terbimbing pada materi hidrolisis garam serta mengetahui respon siswa terhadap LKS yang dikembangkan. Metode penelitian yang digunakan adalah R & D (research and development) melalui tiga tahap yaitu tahap analisis kebutuhan, pengembangan, dan evaluasi. Pada tahap analisis kebutuhan dihasilkan analisis kompetensi dasar (KD) dengan indikator pembelajaran yang telah diintegrasikan dengan tahapan inkuiri terbimbing untuk dijadikan acuan dalam mengembangkan LKS. Pada tahap pengembangan dihasilkan LKS yang telah divalidasi oleh 3 orang dosen dan 3 orang guru kimia. Pada tahap evaluasi, LKS yang telah divalidasi diuji cobakan kepada 41 orang siswa kelas XI MIA 2 SMAN 1 Parung. Produk divalidasi dan direspon berdasarkan aspek kelayakan isi, kegrafisan, bahasa, dan inkuiri terbimbing. Hasil validasi 3 orang dosen dan 3 orang guru kimia menunjukkan hasil yang sangat baik, yaitu sebesar 100% untuk tiap indikatornya, sedangkan hasil uji coba kepada siswa menunjukkan bahwa respon siswa pada LKS yang dikembangkan yaitu pada aspek kegrafisan memperoleh persentase sebesar 84,39%, aspek kelayakan isi memperoleh persentase sebesar 81,47%, aspek inkuiri terbimbing memperoleh persentase sebesar 81,22% dan aspek bahasa memperoleh persentase sebesar 79,39%. Secara keseluruhan, rata-rata persentase LKS yang dikembangkan sebesar 81,62% termasuk dalam kategori layak dengan kriteria sangat baik. Kata kunci: LKS, Inkuiri Terbimbing, Hidrolisis Garam, Deskriptif.

197

dapat terlaksana dengan baik. Guru

PENDAHULUAN Pembelajaran

IPA

merupakan

berfungsi

sebagai

fasilitator

untuk

pembelajaran yang menekankan pada

memberikan kesempatan kepada siswa

pemberian pengalaman langsung artinya

dalam menemukan atau menerapkan

pembelajaran yang diharapkan adalah

ide-ide mereka sendiri. Selain itu, guru

berpusat pada siswa. Siswa aktif dalam

harus kreatif dalam pembelajaran, agar

proses “mencari tahu” dan “berbuat”,

siswa dapat termotivasi dan aktif dalam

sehingga siswa dapat mengembangkan

belajar.

kemampuannya

dalam

memahami

Berdasarkan

hasil

wawancara

konsep dan memperoleh pemahaman

dengan guru kimia, pembelajaran kimia

yang lebih mendalam (Zulfiani,dkk.,

saat ini sudah baik dan sesuai antara

2009).

materi dengan tujuan pembelajaran.

Pembelajaran kimia merupakan

Dalam

proses

pembelajaran,

siswa

salah satu pembelajaran IPA yang dalam

cukup aktif dan antusias, hal ini

prosesnya melibatkan peran siswa untuk

disebabkan karena materi kimia dapat

memahami

suatu

konsep

kimia.

diterapkan melalui praktikum, sehingga

Pemahaman

siswa terhadap

konsep

menarik minat siswa untuk belajar.

kimia dapat dibentuk melalui keaktifan

Akan tetapi, menurut Pratiwi,dkk (2015)

siswa dalam proses “mencari tahu” dan

menyatakan

“berbuat” seperti kegiatan eksperimen

pembelajaran di kelas siswa lebih

atau demonstrasi yang dapat membantu

diarahkan untuk menghafal informasi,

siswa

mengkonstruksikan

akibatnya kemampuan berpikir siswa

pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini

menjadi berkurang”. Assriyanto, dkk

sesuai dengan Assriyanto, dkk.(2014)

(2014)

yang menyatakan bahwa, “Siswa tidak

penggunaan

hanya sekedar menerima informasi yang

pembelajaran kurang mendorong siswa

diberikan

siswa

untuk ikut terlibat langsung dalam

melibatkan diri dalam proses untuk

proses belajar, hal ini menyebabkan

menemukan ilmu itu sendiri dan harus

hasil yang dicapai kurang maksimal dan

terampil menerapkan pengetahuannya

keaktifan siswa serta kemampuan yang

dalam menghadapi masalah kehidupan

dimiliki siswa kurang terlihat.

dalam

oleh

guru

tetapi

dan teknologi”.

bahwa,

menambahkan model

atau

“Dalam

bahwa metode

Salah satu faktor yang secara

Dalam kegiatan belajar mengajar

langsung

bersinggungan

dengan

peran guru sebagai pengarah sangat

kegiatan pembelajaran siswa di kelas

diperlukan agar proses pembelajaran

dan mempengaruhi kemampuan siswa

JPPI, Vol. 2, No. 2, Desember 2016, Hal. 197-212 e-ISSN 2477-2038

198

Abdurrohim, dkk

adalah

keberadaan

sumber

belajar

juga merupakan media pembelajaran,

(Kurnia, dkk., 2014). Dalam PP nomor

karena dapat digunakan secara bersama

19 tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan

dengan sumber belajar atau media

bahwa

pembelajaran yang lain (Widjajanti,

guru

diharapkan

mengembangkan materi pembelajaran, yang

kemudian

melalui

Fungsi LKS digunakan sebagai

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

acuan untuk memandu pelaksanaan

nomor 41 tahun 2007 tentang Standar

kegiatan pembelajaran dan juga sebagai

Proses, yang antara lain mengatur

alat

tentang

proses

pembelajaran. Penilaian proses dapat

pembelajaran yang mensyaratkan bagi

diartikan sebagai penilaian terhadap

pendidik pada satuan pendidikan untuk

proses belajar yang sedang berlangsung,

mengembangkan rencana pelaksanaan

yang menekankan pada aktivitas dan

pembelajaran (RPP). Salah satu elemen

kreativitas siswa dalam memperoleh

dalam RPP adalah sumber belajar.

pengetahuan, keterampilan, nilai dan

Dengan

sikap untuk mencapai suatu tujuan

untuk

dipertegas

2008).

perencanaan

demikian,

guru

mengembangkan

sebagai

salah

satu

diharapkan bahan

sumber

ajar

penilaian

(Sudaryono,

belajar

proses

2012).

dalam

Dengan

menggunakan LKS sebagai instrumen

(Direktorat Pembinaan SMA, 2008).

penilaian proses dapat membantu guru

Salah satu bahan ajar yang dapat

dalam melakukan penilaian terhadap

digunakan adalah lembar kegiatan siswa

proses kerja dan hasil kerja siswa,

(LKS). LKS berisi ringkasan materi dan

seperti hasil diskusi kelompok, kegiatan

tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh

eksperimen,

peserta didik. LKS merupakan salah satu

mandiri. Dari hasil penilaian proses ini

sarana

dapat

untuk

membantu

dan

evaluasi

membuktikan

mempermudah dalam kegiatan belajar

mampu

mengajar. Dengan adanya LKS maka

mengkonstruksikan

akan terbentuk interaksi yang efektif

lebih mendalam.

antara siswa dengan guru, sehingga

memahami

dan

bahwa konsep

latihan

siswa dan

pengetahuannya

Lembar kegiatan siswa (LKS)

dapat meningkatkan aktivitas belajar dan

yang

prestasi

belajar

dengan pendekatan pembelajaran IPA.

2012).

LKS

siswa yang

(Arafah,dkk.,

disusun

digunakan

harus

disesuaikan

dapat

Pendekatan

pembelajaran

dirancang dan dikembangkan sesuai

disarankan

adalah

dengan kondisi dan situasi kegiatan

pembelajaran inkuiri. Dari beberapa

pembelajaran yang akan dihadapi. LKS

jenis inkuiri, inkuiri terbimbing adalah

JPPI, Vol. 2, No. 2, Desember 2016, Hal. 197-212 e-ISSN 2477-2038

199

yang

pendekatan

Abdurrohim, dkk

salah satu jenis inkuiri yang dapat

Pratiwi,dkk

diterapkan kepada siswa, dimana siswa

mengembangkan

diberikan kesempatan untuk bekerja

berbasis inkuiri terbimbing pada pokok

merumuskan

menganalisis

bahasan larutan penyangga kelas XI IPA

hasil dan mengambil kesimpulan secara

SMA, mengemukakan bahwa hasil dari

mandiri,

hal

pengembangan LKS dari segi kelayakan

dan

isi, kebahasaan, sajian dan kegrafisan

bahan penunjang, guru hanya berperan

memiliki kualitas baik berdasarkan hasil

sebagai fasilitator (Suyanti, 2010).

validasi oleh ahli media, ahli materi,

prosedur,

sedangkan

menentukan

topik,

Berdasarkan

dalam pertanyaan

LKS

yang praktikum

wawancara

reviewer, peer reviewer, dan uji coba

dengan guru terhadap ketersediaan dan

terhadap siswa. Upaya lain dilakukan

pemanfaatan LKS, kebanyakan LKS

oleh Andarwati dan Hernawati (2013)

yang digunakan di sekolah tidak dibuat

mendapatkan

sendiri oleh guru mata pelajaran yang

penelitiannya

bersangkutan, melainkan membeli ke

menggunakan LKS berbasis pendekatan

penerbit. LKS yang berasal dari penerbit

penemuan terbimbing memiliki kualitas

biasanya berisi ringkasan materi, soal,

baik berdasarkan penilaian dari ahli

remedial dan pengayaan. Hasil analisis

materi dan ahli media, dengan skor

kebutuhan bahan ajar terhadap LKS

masing-masing sebesar 3,3 dan 3,375,

menyatakan bahwa berdasarkan 4 aspek

sedangkan

dari komponen LKS, diantaranya aspek

penilaian siswa memiliki perolehan skor

struktur LKS, aspek komponen LKS

rata-rata 3,11 yang menunjukkan bahwa

percobaan,

minat siswa menggunakan LKS ini

dalam

hasil

(2015)

aspek

belajar,

kreativitas

dan

aspek

siswa inkuiri

kesimpulan bahwa

menurut

hasil

dari dengan

angket

berada dalam kategori baik.

terbimbing, memiliki persentase rata-

Materi hidrolisis garam dipilih

rata sebesar 27,3% dengan kriteria

karena sangat erat hubungannya dengan

kurang baik. Hal ini menunjukkan

kehidupan

bahwa LKS yang beredar di sekolah

mengetahui bahwa garam itu netral, tapi

masih

ternyata ada yang bersifat asam dan

kurang

dalam

meningkatkan

sehari-hari.

Siswa

dan

basa. Hal ini disebabkan adanya ion H+

mengkonstruksikan pengetahuan yang

dan ion OH- yang mengidentifikasi sifat

dimilikinya.

asam dan basa. Dalam hal ini, ion H+

pemahaman

siswa

Berdasarkan hal tersebut, akhir-

dan ion OH- yang dihasilkan tersebut

akhir ini upaya pengembangan LKS

tidak dapat diamati secara langsung. Hal

sudah banyak dilakukan.

ini merupakan suatu hambatan bagi

Misalnya,

JPPI, Vol. 2, No. 2, Desember 2016, Hal. 197-212 e-ISSN 2477-2038

200

Abdurrohim, dkk

siswa untuk memahami konsep tersebut.

kepada 41 orang siswa kelas XI MIA 2

Oleh

SMA Negeri 1 Parung.

sebab

itu

dalam

proses

pembelajarannya

guru

harus

mengonstruksikan

pemahaman

bisa

Dalam

siswa

pengembangan

LKS

berbasis inkuiri terbimbing pada materi

agar konsep mudah diterima oleh siswa.

hidrolisis garam dilakukan melalui 3

Dalam memahami materi ini,

tahapan yang mengadopsi dari Warsita

dibutuhkan pemahaman konsep dari

(2008), yaitu: tahap analisis kebutuhan,

materi

tahap

sebelumnya

yang

berkaitan,

sehingga pengetahuan awal siswa dapat

pengembangan,

dan

tahap

evaluasi.

terbangun. Oleh karena itu, diperlukan

Instrumen yang digunakan dalam

suatu bahan ajar yang dapat menunjang

penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)

proses

lembar analisis kebutuhan bahan ajar,

pembelajaran

dan

dapat

membantu siswa dalam menemukan

digunakan

untuk

mengidentifikasi

konsep siswa.

struktur LKS hidrolisis garam yang

Berdasarkan permasalahan yang

umum digunakan dan komponen inkuiri

telah diuraikan, maka penulis tertarik

terbimbing yang terkandung dalam LKS

untuk mengembangkan LKS berbasis

tersebut.

inkuiri terbimbing pada materi hidrolisis

terstruktur,

digunakan

untuk

garam., sehingga diharapkan LKS yang

mendapatkan

informasi

tentang

dikembangkan dapat membantu siswa

ketersediaan dan pemanfaatan LKS di

dalam memahami konsep hidrolisis

sekolah. Wawancara ditujukan kepada

garam.

guru kimia untuk mengetahui kendala

METODE PENELITIAN

apa saja yang terjadi saat pembelajaran

Metode

lembar

wawancara

yang

kimia, dan khususnya terhadap LKS

digunakan dalam penelitian ini adalah

yang digunakan. (3) lembar validasi

metode

tahapan model pembelajaran inkuiri

R

penelitian

(2)

&

D

(research

and

development). Uji coba LKS dilakukan

terbimbing,

di SMA Negeri 1 Parung yang berlokasi

mendapatkan

di Jl. Waru Jaya No. 17, Parung-Bogor

pertimbangan dari para ahli bidang studi

pada tanggal 1-8 Maret 2016. Objek

yaitu dosen kimia terhadap isi dari LKS

pada penelitian ini adalah LKS berbasis

yang dikembangkan dan akan menjadi

inkuiri terbimbing pada materi hidrolisis

acuan dalam revisi. Lembar penilaian ini

garam.

menggunakan

LKS

yang

dikembangkan

digunakan

untuk

penilaian

skala

dan

pengukuran

divalidasi oleh 3 orang dosen kimia dan

Guttman. (4) lembar penilaian LKS,

3 orang guru kimia, serta diuji cobakan

digunakan untuk mendapatkan penilaian

JPPI, Vol. 2, No. 2, Desember 2016, Hal. 197-212 e-ISSN 2477-2038

201

Abdurrohim, dkk

dan pertimbangan dari para ahli bidang

instrumen yang berupa pertanyaan atau

studi yaitu guru kimia terhadap LKS

pun pernyataan. Pengolahan data angket

yang dikembangkan dan akan menjadi

respon siswa menggunakan respon skala

acuan dalam revisi. Lembar penilaian ini

empat. Pilihan respon skala empat

menggunakan

pengukuran

mempunyai variabilitas respon lebih

Guttman. (5) Lembar angket respon

baik atau lebih lengkap dibandingkan

siswa,

digunakan

skala

respon

siswa

terhadap

LKS

dikembangkan.

Lembar

angket

skala

untuk

mengukur yang

tiga

sehingga

mengungkapkan

ini

mampu

lebih

maksimal

perbedaan sikap responden (Widoyoko,

disusun dengan menggunakan skala

2014).

Likert.

Analisis data dilakukan dengan

Data yang diperoleh dari lembar

menyederhanakan data ke dalam bentuk

penilaian dicari persentasinya kemudian

yang

dianalisis.

diinterpretasikan

Dalam

Arikunto

(2013)

lebih

mudah

dibaca

dan

data

yang

agar

dijelaskan bahwa data yang diperoleh

diperoleh dapat dianalisis dan diambil

dari angket atau daftar cek dijumlahkan

kesimpulan. Data hasil dari angket

atau

respon siswa dan lembar penilaian LKS

dikelompokkan

sesuai

dengan

bentuk instrumen yang digunakan. Jika

kemudian

pilihan jawaban dari angket berbentuk

persentasenya

“Ya” atau “Tidak” peneliti tinggal

Kemudian persentasenya ditulis dengan

menjumlahkan

rumus (Riduwan dan Sunarto, 2010) :

saja

berapa

banyak

jawaban “Ya” dan “Tidak”. Dalam penentuan

skor

digunakan

ditabulasikan

dan

kemudian

dianalisis.

Persentase :

skala

dicari

x 100%

Kemudian, peneliti menentukan

Guttman. Menurut Widoyoko (2014)

kategori penilaian untuk menentukan

menyatakan bahwa skala Guttman selain

kesimpulan apakah pengembangan LKS

dapat dibuat dalam bentuk pilihan

berbasis inkuiri terbimbing pada materi

ganda, juga dapat dibuat dalam bentuk

hidrolisis

check list.

garam

termasuk

kategori

sangat baik (81-100), baik (61-80),

Pada angket respon siswa yang

cukup (41-60), kurang (21-40) atau

dianalisis menggunakan skala Likert.

sangat kurang (0-20).

Menurut Widoyoko (2014). Dengan

HASIL DAN PEMBAHASAN

skala Likert, maka variabel yang akan

Berdasarkan

diukur dijabarkan menjadi indikator

diperoleh

variabel. Indikator tersebut dijadikan

data

hasil

penelitian,

mengenai

proses

pengembangan produk LKS dan data

titik tolak dalam menyusun butir-butir

hasil uji coba produk LKS berbasis

JPPI, Vol. 2, No. 2, Desember 2016, Hal. 197-212 e-ISSN 2477-2038

202

Abdurrohim, dkk

inkuiri terbimbing pada materi hidrolisis

metode inkuiri terbimbing yang terdapat

Tabel 1. Hasil Analisis Kebutuhan Bahan Ajar Skor RataDimensi rata Total Kriteria (%) Struktur Kurang 40,75 LKS Baik Komponen Cukup LKS 60,32 Baik Percobaan Kreativitas Sangat Siswa 4,33 Kurang Dalam Baik Belajar Sangat Inkuiri 3,70 Kurang Terbimbing Baik Rata-rata Kurang 27,3 Keseluruhan Baik Dari hasil analisis tersebut, dapat

dalam LKS di sekolah. LKS hidrolisis

diketahui bahwa LKS berbasis inkuri

garam yang dianalisis berasal dari 3

terbimbing belum banyak digunakan

sekolah yang berbeda yaitu SMA Al-

dalam

Hasra,

digunakan cenderung berisi kegiatan-

garam. 1. Proses Pengembangan Produk Pada

tahap

pertama

proses

pengembangan LKS adalah peneliti melakukan analisis kebutuhan bahan ajar dan wawancara. Tahap analisis kebutuhan dilakukan di awal penelitian untuk mencari informasi agar masalah yang sedang diteliti memiliki kedudukan yang jelas (Arikunto, 2013). Pada tahap analisis kebutuhan bahan ajar dilakukan dengan menganalisis struktur LKS dan

SMA

2

Mei

dan

SMA

pembelajaran.

LKS

yang

kegiatan yang kurang membuat siswa

Muhamadiyah 8 Tangerang Selatan.

dalam

Analisis kebutuhan bahan ajar

menemukan

konsep

menurut

Andarwati

kimia.

menggunakan lembar penilaian yang

Padahal

berisi 27 pernyataan berskala likert dan

Hendarwati (2013) menyatakan bahwa

dilengkapi dengan rubrik penilaian.

LKS

Analisis kebutuhan dilakukan untuk

pembelajaran harus disesuaikan dengan

mengetahui gambaran umum mengenai

karakteristik peserta didik dalam mata

LKS hidrolisis garam yang umum

pelajaran, yakni dengan menerapkan

digunakan siswa berdasarkan dimensi

pembelajaran yang meliputi proses-

struktur LKS secara umum, komponen

proses

LKS percobaan, kreativitas siswa dalam

konfirmasi. Oleh karena itu, diperlukan

belajar dan model inkuiri terbimbing.

LKS

yang

digunakan

eksplorasi,

hidrolisis

dalam

elaborasi,

garam

dan

yang

dan

dapat

membantu siswa dalam menemukan

Adapun hasil analisis kebutuhan

konsep kimia dan diharapkan siswa

dapat dilihat pada Tabel.1 berikut ini:

dapat lebih kreatif dalam pembelajaran. Selanjutnya

adalah

melakukan

wawancara kepada guru kimia terhadap JPPI, Vol. 2, No. 2, Desember 2016, Hal. 197-212 e-ISSN 2477-2038

203

Abdurrohim, dkk

ketersediaan dan pemanfaatan LKS

akan dimuat dalam pengembangan LKS

dalam

yaitu

pembelajaran.

wawancara

Dari

disimpulkan

hasil bahwa

KD

3.12

dan

4.12.

Dari

kompetensi dasar yang telah ditentukan,

penggunaan LKS pada saat proses

peneliti

pembelajaran masih kurang maksimal.

pembelajaran, sub indikator, materi

Kebanyakan

digunakan

pembelajaran,

dan

disekolah tidak dibuat sendiri oleh guru

pembelajaran.

Karena

mata

dikembangkan

LKS

pelajaran

yang

yang

bersangkutan

merumuskan

indikator

aktivitas LKS

berbasis

yang inkuiri

melainkan membeli ke penerbit. LKS

terbimbing, maka aktivitas pembelajaran

yang berasal dari penerbit biasanya

yang ditentukan dihubungkan dengan

berisi ringkasan materi, soal, remedial

komponen

dan pengayaan. Hal ini sejalan dengan

dimuat dalam LKS.

penelitian yang dilakukan oleh Arafah,

inkuiri

terbimbing

Selanjutnya

yang

peneliti

dkk (2012) yang menyatakan bahwa

mengintegrasikan desain LKS yang akan

LKS

digunakan

yang

digunakan

di

sekolah

sesuai

buku

rangkuman

meteri

pelajaran

yang

disertai

dengan

ukuran LKS yaitu ukuran A4 (21 cm x

kumpulan

soal,

terutama

soal-soal

29,7 cm). Ukuran A4 merupakan ukuran

pilihan ganda. Selain itu, soal-soal yang

kertas yang umum digunakan untuk

terdapat di dalam LKS bisa dijawab

LKS. Hal ini dikarenakan LKS memuat

siswa dengan melihat materi yang ada

berbagai macam kegiatan seperti diskusi

dalam LKS sehingga kurang melatih

bersama, eksperimen, evaluasi ataupun

siswa berpikir kritis dan menemukan

latihan mandiri yang membutuhkan

konsep kimia.

ruang bagi siswa untuk menuliskan hasil

dilakukan,

wawancara

telah

peneliti

bisa

menentukan

diskusi, jawaban dari pertanyaan yang disajikan,

maupun

mengetahui gambaran kondisi awal

dalam

melakukan

eksperimen.

mengenai penggunaan LKS di sekolah

Kemudian

peneliti

menentukan

sebagai acuan untuk pengembangan

pengorganisasian

LKS berbasis inkuiri terbimbing yang

diantaranya

akan peneliti lakukan.

sampul, daftar isi, peta konsep, petunjuk

Tahap

maka

yang

Peneliti

tujuan

berbentuk

Dari

pembelajaran.

dengan

kedua

adalah

peneliti

hasil

percobaan

halaman

cover

depan,

LKS, halaman

penggunaan LKS, LKS 1 sifat-sifat

melakukan analisis KD sesuai dengan

larutan

kurikulum 2013. Pada materi hidrolisis

hidrolisis garam dan perhitungan pH

garam terdapat 2 Kompetensi dasar yang

larutan garam, LKS 3 evaluasi dan

JPPI, Vol. 2, No. 2, Desember 2016, Hal. 197-212 e-ISSN 2477-2038

204

garam,

LKS

2

jenis-jenis

Abdurrohim, dkk

latihan mandiri, lampiran, daftar pustaka

wacana dibuat dalam bentuk tabel

dan cover belakang.

dengan 4 indikator yaitu teks dasar atau

Tahap

ketiga

melakukan

adalah

peneliti

pengumpulan

teks awal dari sumbernya seperti buku

materi

dan

internet.

Penghalusan

hidrolisis garam dari berbagai sumber

penghapusan

yang akan dimuat ke dalam LKS.

dimasukkan ke dalam LKS. Teks luaran

Pengumpulan materi dilakukan dengan

atau

mengintegrasikan

tahapan-tahapan

penghalusan dan akan dimasukkan ke

inkuiri terbimbing. Hal ini sejalan

dalam LKS, dan terakhir keterampilan

dengan Yaumi (2013) yang menyatakan

intelektual yang menunjukkan jenis dari

bahwa dalam proses pengembangan

teks yang akan dimasukkan dalam LKS,

bahan

seperti

pembelajaran

mengumpulkan

harus

banyak

referensi

teks

teks-teks

yang

yang

atau

sudah

deskripsi,

aplikasi

tidak

melalui

dan

eksemplifikasi. Pada tahap ini, peneliti

terutama yang berkenaan dengan topik-

melakukan

analisis

wacana

dengan

topik relevan.

tujuan untuk menentukan materi dan

Pada tahap ini diawali dengan

tugas yang akan dimasukkan dalam

melakukan analisis konsep. Peneliti

LKS. Materi yang dimasukkan harus

mengidentifikasi pokok-pokok materi,

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang

melakukan

telah ditentukan serta model yang

penjabaran

materi

dan

menentukan evaluasi hasil belajar yang

digunakan

akan disusun dalam LKS. Hasil dari

Selanjutnya adalah membuat Lesson

analisis konsep akan terbentuk peta

Sequence Map. Lesson Sequence Map

konsep

untuk

dibentuk berdasarkan analisis wacana

mempermudah siswa dalam memahami

yang dilakukan. Lesson Sequence Map

keterkaitan

merupakan rangkuman dari isi LKS

yang

bertujuan

konsep

pada

materi.

Selanjutnya adalah membuat struktur

analisis

konsep

dan

inkuri

terbimbing.

secara keseluruhan.

makro. Struktur makro didasarkan pada hasil

yaitu

Setelah menentukan materi yang

analisis

akan

dimasukkan

dalam

LKS,

wacana yang akan dilakukan. Struktur

selanjutnya melakukan rincian tugas

makro dapat menjelaskan garis besar

yang akan dimuat dalam LKS. Perincian

dari isi materi LKS hidrolisis garam

tugas dibagi berdasarkan LKS yang

berbasis

telah ditentukan yaitu pada LKS 1 berisi

inkuiri

terbimbing

secara

keseluruhan. Tahap

diskusi kelompok, eksperimen, analisis selanjutnya

adalah

data hasil percobaan, evaluasi hipotesis

melakukan analisis wacana. Analisis

dan menyimpulkan hasil percobaan serta

JPPI, Vol. 2, No. 2, Desember 2016, Hal. 197-212 e-ISSN 2477-2038

205

Abdurrohim, dkk

membuat laporan prkatikum. Pada LKS

untuk memastikan bahwa pernyataan-

2 berisi menuliskan definisi hidrolisis

pernyataan yang dituangkan ke dalam

garam berdasarkan hasil percobaan,

lembar penilaian LKS sudah baik atau

menentukan

belum.

larutan

yang

termasuk

Setelah

melakukan

validasi

hidrolisis garam atau bukan, diskusi

sebanyak dua kali, maka validator

kelompok,

menyatakan bahwa lembar penilaian

menentukan

jenis-jenis

hidrolisis garam dan meramalkan pH

LKS

larutan garam, analisis data, evaluasi

memvalidasi LKS. Selanjutnya, LKS

hipotesis dan menyimpulkan. Pada LKS

yang sudah dibuat divalidasi kepada 3

3 berisi soal evaluasi dan latihan

orang dosen dan 3 oang guru. Hal ini

mandiri. Pada bagian evaluasi memuat 3

dilakukan agar kekurangan yang tidak

soal terkait perhitungan pH larutan

ditemui oleh ahli yang satu dapat

garam, sedangkan pada latihan mandiri

dilengkapi dan disempurnakan oleh ahli

memuat 20 soal yang mencakup semua

lain, sehingga kualitas konten yang

materi.

dikembangkan betul-betul dapat dijamin

Tahap penyusunan

keempat LKS.

merupakan

Pada

tahap

layak

digunakan

untuk

kualitas dan akurasinya (Yaumi, 2013).

ini,

Dalam

proses

validasi

LKS,

peneliti menuliskan semua kerangka

awalnya untuk validator ahli (dosen)

LKS yang disusun ke dalam bentuk

lembar yang digunakan adalah lembar

LKS. Peneliti menyusun LKS kimia

penilaian LKS yang sudah divalidasi,

berdasarkan desain LKS, materi dan

namun salah satu validator menyarankan

rincian tugas serta soal yang telah

untuk validasi isi LKS, lembar penilaian

ditentukan.

yang digunakan adalah lembar validasi

Penyusunan

LKS

juga

memperhatikan gambar atau ilustrasi

tahapan

yang membantu siswa dalam memahami

sehingga, untuk validator lainnya lembar

materi. Kendala pada tahap ini adalah

yang digunakan adalah lembar validasi

saat kerangka yang sudah disusun harus

tahapan

disesuaikan dengan materi yang ada,

sedangkan untuk guru, lembar yang

sehingga terjadi perubahan kerangka

digunakan adalah lembar penilaian LKS

atau desain dari sebelumnya.

yang

Tahap

kelima

adalah

tahap

model

inkuiri

model

sudah

inkuiri

divalidasi,

terbimbing,

terbimbing,

hal

ini

disebabkan dalam penilaian suatu bahan

pemeriksaan dan penyempurnaan LKS

ajar

harus

meliputi

dengan melakukan validasi isi LKS.

bahasa,

Sebelumnya, lembar penilaian LKS

(Direktorat Pembinaan SMA, 2008).

sajian,

kelayakan

dan

isi,

kegrafisan

terlebih dahulu divalidasi kepada dosen JPPI, Vol. 2, No. 2, Desember 2016, Hal. 197-212 e-ISSN 2477-2038

206

Abdurrohim, dkk

Validasi LKS dimaksudkan untuk

Tabel 2 Hasil Analisis Validasi LKS 1 LKS 2 Dimensi (%) (%) Menyajikan 100 100 masalah Merumuskan 57,14 57,14 masalah Membuat 85,71 71,42 hipotesis Analisis data 85,71 100 Evaluasi 71,42 85,71 hipotesis Menyimpulkan 100 100

mendapatkan penilaian serta mengetahui kelemahan LKS dengan meminta saran dari validator untuk penyempurnaan LKS yang dikembangkan. Selanjutnya saran dari validator akan digunakan sebagai acuan dalam merevisi LKS agar menjadi lebih baik (Warsita, 2008). Proses validasi dan revisi dilakukan berkali-kali, menyatakan

sampai bahwa

validator LKS

Dari hasil persentase validasi isi

yang

LKS, maka proses validasi dilakukan

dikembangkan layak digunakan dan

hingga

diuji cobakan ke siswa.

validator

menyatakan

layak

digunakan. Hasil akhir dari validasi isi

2. Penilaian Hasil Pengembangan Produk Penilaian hasil pengembangan

LKS

dari

masing-masing

validator

sebesar 100%. Hal ini menunjukkan

LKS berbasis inkuiri terbimbing pada

bahwa kesesuaian antara tahapan inkuiri

materi

terbimbing dengan kegiatan LKS sudah

hidrolisis

garam

dilakukan

berdasarkan hasil validasi kepada para

sesuai dan LKS layak digunakan.

ahli (dosen) dan praktisi (guru kimia).

Validasi oleh praktisi (guru kimia)

Data diperoleh melalui lembar validasi

menggunakan lembar penilaian LKS.

tahapan model inkuiri terbimbing untuk

Lembar penilaian LKS yang digunakan

validator para ahli (dosen) dan lembar

terdiri dari 5 dimensi yaitu kelayakan

penilaian LKS untuk praktisi (guru

isi, bahasa,

kimia). Lembar validasi tahapan model

terakhir

inkuiri terbimbing terdiri dari 2 bagian

masing-masing validator memberikan

yaitu penilaian LKS 1 dan LKS 2. Pada

penilaian

LKS 1 dan LKS 2 masing-masing terdiri

diantaranya

dari 6 komponen yaitu menyajikan

mendapat persentase sebesar 95%, hal

masalah,

ini

membuat

merumuskan hipotesis,

masalah,

analisis

sajian,

inkuiri

kegrafisan

terbimbing.

terhadap dimensi

disebabkan

5

Dari

dimensi,

kelayakan

karena

dan

LKS

isi

yang

data,

dikembangkan tidak disajikan contoh

evaluasi hipotesis dan menyimpulkan.

soal perhitungan pH larutan garam,

Tabel 2 berikut data hasil validasi dosen

sehingga

dan guru kimia terhadap komponen LKS

kebutuhan siswa. Selanjutnya dimensi

yang dikembangkan.

bahasa, sajian, kegrafisan dan inkuiri

LKS

kurang

memenuhi

terbimbing mendapat persentase sebesar JPPI, Vol. 2, No. 2, Desember 2016, Hal. 197-212 e-ISSN 2477-2038

207

Abdurrohim, dkk

100%. Hasil akhir dari validasi LKS

memenuhi

syarat-syarat

untuk masing-masing validator sebesar

konstruksi dan teknis. Hal ini sejalan

100%. Hal ini menunjukkan bahwa LKS

dengan

yang dikembangkan layak digunakan

mengatakan bahwa : (1) syarat didaktik

oleh siswa.

mengatur

Rohaeti, dkk

didaktik,

(2009)

penggunaan

LKS

yang

yang

Data lainnya diperoleh melalui

bersifat universal dapat digunakan siswa

angket yang diberikan saat uji coba LKS

yang lamban atau yang pandai (sesuai

ke siswa. Angket yang digunakan berisi

dengan perkembangan siswa), selain itu

20 pernyataan yang disebarkan kepada

LKS

41 siswa kelas XI MIA 2 di SMA

menemukan konsep dan terdapat variasi

Negeri

stimulus berbagai media dan kegiatan

1

Parung.

Angket

yang

menekankan

kelayakan isi, bahasa, kegrafisan dan

berhubungan

inkuiri terbimbing. Data dapat dilihat

bahasa, susunan kalimat, kosa kata,

pada Gambar. 1 berikut.

tingkat kesukaran dan kejelasan dalam

Nilai Rata-rata (%)

siswa,

dengan

konstruksi penggunaan

LKS, (3) syarat teknis menekankan pada

84.39 81.47

syarat

untuk

disebarkan terdiri dari 4 dimensi yaitu

85 84 83 82 81 80 79 78 77 76

(2)

siswa

81.22

tulisan, gambar dan penampilan LKS.

79.39

Berdasarkan

penelitian,

hasil

persentase tertinggi adalah pada dimensi kegrafisan

LKS.

Kegrafisan

LKS

memiliki 3 indikator penilaian yaitu penggunaan huruf, ilustrasi gambar dan

Indikator

desain tampilan. Persentase rata-rata Gambar 1. Nilai Rata-rata (%) Tiap Komponen LKS

yang didapat adalah sebesar 84,39%. Responden menilai bahwa dari segi

Berdasarkan hasil pengolahan data

ukuran huruf, penggunaan font sudah

angket, diperoleh hasil bahwa dimensi

baik. Gambar yang disajikan menarik

kegrafisan LKS memperoleh persentase

dan sesuai dengan konsep hidrolisis

tertinggi

garam. Halaman LKS tidak terlalu

yaitu

sebesar

84,39%,

kelayakan isi sebesar 81,47%, lalu

padat,

inkuiri terbimbing sebesar 81,22%, dan

membosankan. Dengan nilai persentase

terakhir Bahasa sebesar 79,39%. Dari

yang dimiliki, maka kegrafisan LKS

nilai persentase yang diperoleh, dapat

dinilai sangat baik.

dikatakan bahwa LKS berbasis inkuiri

serta

tampilan

LKS

tidak

Pada dimensi kelayakan isi LKS,

terbimbing yang dikembangkan telah

persentase

JPPI, Vol. 2, No. 2, Desember 2016, Hal. 197-212 e-ISSN 2477-2038

208

yang

diperoleh

sebesar

Abdurrohim, dkk

81,47%. Hal ini menunjukkan bahwa

Pada dimensi inkuiri terbimbing

seluruh indikator dinilai sangat baik.

diperoleh persentase sebesar 81,22%

Dalam

dengan kriteria sangat baik. Dalam

penelitiannya,

Jannah

dan

Dwinigsih (2013) menjelaskan bahwa

penelitiannya,

kelayakan isi dalam suatu bahan ajar

menjelaskan bahwa inkuiri terbimbing

dapat dilihat dari penyusunan materi

membantu

yang dilakukan secara sistematis dan

konsep dan prinsip hasil temuan siswa,

rinci

karena siswa dilatih untuk menggunakan

terhadap

konsep-konsep

yang

Pratiwi

siswa

(2015)

dalam

memahami

disajikan. Hal tersebut menunjukkan

kemempuan

bahwa materi dalam bahan ajar yang

sistematis, kritis, logis dan analisis

dikembangkan

sehingga siswa mampu merumuskan

mencerminkan

dan

menyajikan materi yang sesuai dengan

menyelidiki

secara

sendiri pengetahuan yang diperoleh.

tujuan yang hendak dicapai.

Terdapat

Dalam dimensi kelayakan isi, dua

tercakup

4

dalam

indikator inkuiri

yang

terbimbing.

dari tiga indikator memiliki persentase

Diantara 4 indikator tersebut, indikator

di atas 80%. Indikator menunjang

kegiatan mengumpulkan data memiliki

keterlibatan dan kemauan siswa untuk

persentase tertinggi sebesar 87,80%.

ikut aktif memiliki persentase tertinggi

Sebagian besar siswa menilai bahwa

sebesar 82,12%, selanjutnya mengajak

kegiatan-kegiatan yang dimuat dalam

siswa

LKS (kegiatan eksperimen, diskusi,

sebesar

berfikir

memiliki

81,10%.

persentase

Sebagian

besar

latihan)

membantu

siswa

dalam

responden menilai bahwa LKS membuat

memahami materi. Penyajian masalah

siswa

dalam

berupa wacana memiliki nilai persentase

pembelajaran, mengajak siswa untuk

sebesar 80,49%. Responden menilai

berfikir dan materi hidrolisis garam

bahwa wacana yang disajikan mudah

menarik untuk dipelajari. Selanjutnya

dipahami dan sangat berkaitan erat

indikator sistematis dan logis mendapat

dengan

persentase sebesar 79,88%. Responden

Kemampuan

menilai bahwa LKS yang dikembangkan

memiliki persentase sebesar 79,27% dan

sudah sistematis dan logis, sehingga

terakhir

LKS dapat digunakan dengan baik.

memiliki persentase sebesar 70,73%.

Secara keseluruhan, kelayakan isi pada

Kedua indikator tersebut merupakan

pengembangan LKS berbasis inkuiri

kegiatan yang memerlukan pemikiran

terbimbing memiliki kriteria sangat

yang

baik.

pembelajaran.

untuk

ikut

aktif

JPPI, Vol. 2, No. 2, Desember 2016, Hal. 197-212 e-ISSN 2477-2038

209

kehidupan merumuskan

kemampuan

logis

sehari-hari.

dan

masalah

menyimpulkan

kritis

dalam

Abdurrohim, dkk

Pada dimensi bahasa diperoleh persentase

sebesar

kriteria

baik.

Pembinaan bahwa

79,39%

Dalam

SMA

(2008)

bahan

ajar

dengan kaidah bahasa Indonesia yang

dengan

baik dan benar. Indikator kejelasan

Direktorat

informasi memiliki persentase sebesar

dijelaskan

78,66%. Responden

cetak

harus

menilai

bahwa

bahasa yang digunakan dalam LKS

memperhatikan hal bahasa yang mudah,

efektif

menyangkut: mengalirnya kosa kata,

memberikan informasi dengan tepat.

jelasnya kalimat, jelasnya hubungan

Indikator

penggunaan

kalimat, dan kalimat yang tidak terlalu

memiliki

persentase

panjang.

sebesar 77,44%.

Pada dimensi bahasa, terdapat 4 indikator

yaitu

penggunaan

dan

efisien,

yaitu

dapat

tanda

baca

terkecil

yaitu

Secara keseluruhan, berdasarkan

bahasa

persentase per indikator yang diperoleh

secara efektif dan efisien, kejelasan

dalam

penelitian,

informasi, kesesuaian dengan kaidah

interpretasi

bahasa, dan penggunaan tanda baca.

pengembangan LKS berbasis inkuiri

Indikator penggunaan bahasa secara

terbimbing pada materi hidrolisis garam

efektif dan efisien memiliki persentase

adalah sangat baik dengan persentase

tertinggi sebesar 82,32%. Responden

rata-rata sebesar 81,62%.

menilai bahwa bahasa yang digunakan

KESIMPULAN

data

dapat bahwa

dilakukan hasil

dari

dalam LKS mudah dipahami. Hal ini

Hasil validasi 3 orang dosen dan 3

sejalan dengan penelitian Jannah dan

orang guru kimia menunjukkan hasil

Dwiningsih (2013) menjelaskan bahwa

yang sangat baik, yaitu sebesar 100%

kategori

layak

didapatkan digunakan

pada

karena dalam

aspek

bahasa

untuk tiap indikatornya, sedangkan hasil

bahasa

yang

uji coba kepada siswa menunjukkan

yang

bahwa respon siswa pada LKS yang

buku

ajar

dikembangkan sesuai dengan kaidah

dikembangkan

bahasa Indonesia yang baik dan benar,

kegrafisan

penulisan tidak menggunakan bahasa

sebesar 84,39%, aspek kelayakan isi

daerah sehingga dapat dipahami semua

memperoleh persentase sebesar 81,47%,

siswa dari berbagai daerah.

aspek inkuiri terbimbing memperoleh

Indikator kaidah sebesar

bahasa

kesesuaian memiliki

79,27%.

yaitu

pada

memperoleh

aspek

persentase

dengan

persentase sebesar 81,22% dan aspek

persentase

bahasa memperoleh persentase sebesar

Sebagian

besar

79,39%. Secara keseluruhan, rata-rata

responden menilai bahwa bahasa yang

persentase LKS yang dikembangkan

digunakan dalam LKS telah sesuai

sebesar

JPPI, Vol. 2, No. 2, Desember 2016, Hal. 197-212 e-ISSN 2477-2038

210

81,62%

termasuk

dalam

Abdurrohim, dkk

kategori layak dengan kriteria sangat

kreativitas siswa pada materi larutan penyangga di SMAN 2 Sukoharjo tahun ajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia. 3 (3): 8997.

baik. SARAN Sebagai

tindak

lanjut

dari

penelitian ini, maka LKS berbasis inkuri

Direktorat Pembinaan SMA. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

terbimbing yang dikembangkan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan melakukan implementasi pembelajaran

Jannah, D. F., dan K. Dwiningsih. 2013. Kelayakan buku ajar kimia berorientasi quantum learning pada materi pokok kimia unsur untuk siswa kelas XII SMA. Unesa Journal of Chemistry Education. 2 (2): 173-180.

untuk mengetahui tingkat pemahaman atau

hasil

belajar

siswa.

Dalam

memenuhi kebutuhan siswa, guru dapat lebih kreatif dengan membuat bahan ajar berupa LKS berbasis inkuiri terbimbing

Kurnia, F., Zulherman.,dan A. Fathurohman. 2014. Analisis bahan ajar fisika SMA kelas XI di kecamatan Indralaya Utara berdasarkan kategori literasi sains. Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika. 1 (1): 43-47.

dengan materi kimia lainnya sebagai sarana

untuk

pembelajaran

mencapai dan

tujuan

pencapaian

kompetensi inti. DAFTAR PUSTAKA Andarwati, D., dan K. Hernawati. 2013. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Penemuan Terbimbing Berbantuan Geogebra untuk Membelajarkan Topik Trigonometri pada Siswa Kelas X SMA. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 166-174.

Pratiwi, D. M., S. Saputro, dam A. Nugroho. 2015. Pengembangan LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada pokok bahasan larutan penyangga kelas XI IPA SMA. Jurnal Pendidikan Kimia. 4 (2): 32-37.

Arafah, S. F., B. Priyono, dan S. Ridlo. 2012. Pengembangan LKS berbasis berpikir kritis pada materi animalia. Unnes Journal of Biology Education. 1(1): 75-81.

Rohaeti, E., E. Widjajanti, dan R. T. Padmaningrum. 2009. Pengembangan lembar kegiatan siswa (LKS) mata pelajaran sains kimia untuk SMP. Inovasi Pendidikan. 10 (1): 1-11.

Riduwan & Sunarto. 2010. Dasar-Dasar Statistika. Alfabeta. Bandung.

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

Sudaryono. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Assriyanto, K. E., J. S. Sukardjo, dan S. Saputro. 2014. Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah melalui metode eksperimen dan inkuiri terbimbing ditinjau dari

Suyanti, R. D. 2010. Strategi Pembelajaran Kimia. Graha Ilmu. Yogyakarta.

JPPI, Vol. 2, No. 2, Desember 2016, Hal. 197-212 e-ISSN 2477-2038

211

Abdurrohim, dkk

Warsita, B. 2008. Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Widoyoko, S. E. P. 2014. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Pustaka Belajar. Yogyakarta. Yaumi, M. 2013. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran. Kencana. Jakarta.

Widjajanti, E. 2008. Kualitas Lembar Kerja Siswa. Makalah yang disampaikan dalam Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat dengan Judul “Pelatihan Penyusunan LKS Mata Pelajaran Kimia Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bagi Guru SMK/MAK” Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA UNY.

Zulfiani., T. Feronika, dan K. Suartini. 2009. Strategi Pembelajaran Sains. Lembaga Penelitian UIN Jakarta. Jakarta.

JPPI, Vol. 2, No. 2, Desember 2016, Hal. 197-212 e-ISSN 2477-2038

212

Abdurrohim, dkk