pengembangan lks matematika menggunakan ... - Jurnal Online UM

LKS Matematika menggunakan strategi pemecahan masalah Polya materi keliling dan luas lingkaran kelas VIII Semester II SMP yang valid dan efektif. ... ...

12 downloads 567 Views 884KB Size
PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH POLYA MATERI KELILING DAN LUAS LINGKARAN KELAS VIII SEMESTER II SMP Nurneyla Hadrotul Ula*, Cholis Sa’dijah** Universitas Negeri Malang E-mail: [email protected], [email protected] ABSTRAK: Tujuan penelitian pengembangan ini adalah untuk menghasilkan LKS Matematika menggunakan strategi pemecahan masalah Polya materi keliling dan luas lingkaran kelas VIII Semester II SMP yang valid dan efektif. Pengembangan LKS ini menggunakan model 4D yang dimodifikasi yaitu tahap pendefinisian, tahap perancangan, tahap pengembangan, untuk tahap penyebaran tidak dilakukan. Hasil pengembangan LKS dinyatakan valid dan efektif. Dinyatakan valid oleh validator dengan nilai rata-rata persentase 88,3%. LKS juga dinyatakan efektif karena siswa dapat memenuhi nilai standar ketuntasan minimum yang ditentukan yaitu 80,00 dan secara keseluruhan respon siswa terhadap LKS positif. Kata Kunci: strategi pemecahan masalah Polya, Lembar Kerja Siswa, keliling dan luas lingkaran

Bahan ajar merupakan salah satu sumber belajar di sekolah. “Belajar dengan proses pembelajaran ada peran guru, bahan belajar, dan lingkungan kondusif yang sengaja diciptakan” (Suherman, 2001:9). Siswa akan terlibat lebih aktif di dalam pembelajaran jika guru mampu menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Salah satu bahan ajar yang sering digunakan dalam pembelajaran di kelas adalah Lembar kerja siswa (LKS). Menurut Dinas Pendidikan Nasional (2006), “Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa”. Penggunaaan LKS diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan kelancaran dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. “Tujuan pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses terus-menerus manusia untuk menanggulangi masalah-masalah yang akan dihadapi sepanjang hayat. Karena itu siswa harus benar-benar dilatih dan dibiasakan berpikir secara mandiri” (Hudojo, 2005:156). Siswa harus dibiasakan menghadapi suatu masalah kemudian memecahkannya secara mandiri. Dengan kemampuan memecahkan masalah di dalam pembelajaran siswa akan mempunyai bekal dalam memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran matematika di sekolah, masalah perlu dimunculkan agar siswa mampu memecahkannya. Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting. Permendiknas (2006:345) menyatakan “pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya”. Menurut Gagne dalam Suherman (2001:36), “pemecahan masalah merupakan tipe belajar yang paling tinggi dari 8 tipe belajar, yaitu belajar isyarat, stimulus respon, rangkaian gerak, rangkaian verbal, membedakan, pembentukan konsep, pembentukan aturan, dan pemecahan masalah”. *Mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang **Dosen Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang

Untuk memecahkan masalah matematika adalah dengan menggunakan pemecahan masalah Polya. Polya dalam Suherman (2001:91) secara rinci menguraikan empat tahapan untuk memecahkan suatu masalah matematika yaitu,” (1) memahami masalah, (2) merencanakan penyelesaiannya, (3) menyelesaikan masalah sesuai rencana langkah kedua, dan (4) memeriksa kembali hasil yang diperoleh”. Pada tahap pertama siswa memahami masalah yang akan dipecahkan. Siswa diharapkan mampu memahami informasi yang diketahui dari masalah, informasi tentang apa yang akan dicari, informasi apa saja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah dan sebagainya. Lalu pada tahap berikutnya siswa merencanakan strategi untuk memecahkan masalah tersebut. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting, karena siswa harus mampu memilih strategi untuk menyelesaikan masalah. Walaupun untuk memilih strategi tidak mudah, diharapkan siswa mengetahui rencana yang akan dipilih. Selanjutnya siswa melakukan strategi untuk memecahkan masalah tersebut. Tahap terakhir adalah mengecek kembali langkah-langkah pengerjaan dan jawaban. Beberapa LKS yang selama ini digunakan di sekolah yang sudah penulis amati diperoleh informasi bahwa LKS tersebut jarang memberikan masalahmasalah matematika. Pada umumnya LKS hanya berisi ringkasan materi atau kumpulan rumus-rumus secara umum dan latihan soal-soal rutin. Pembelajaran dengan menggunakan LKS tersebut tidak dapat mengajarkan siswa untuk memahami materi dan bagaimana memecahkan masalah. Padahal untuk belajar bagaimana memecahkan masalah siswa harus mampu memahami materi bukan menghafal kumpulan rumus-rumus. Pemecahan masalah itu sendiri adalah salah satu bagian yang sangat penting dalam pembelajaran sesuai dengan kurikulum KTSP. “Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan...” (Depdiknas, 2006). METODE LKS matematika ini dikembangkan dengan menggunakan model yang dikembangkan oleh Thiagarajan dalam Hobri (2010:12-16). Model tersebut terdiri dari empat tahap yang dikenal dengan model 4-D (four D model) dengan modifikasi penulis yaitu, “(1) Tahap pendefinisian (define), tahap ini bertujuan untuk menetapkan dan mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan pembelajaran dengan menganalisis tujuan dan batasan materi. Tahap pendefinisian meliputi analisis awal akhir, analisis siswa, analisis konsep, analisis tugas, dan spesifikasi tujuan pembelajaran. (2) Tahap perancangan (design), tahap ini bertujuan untuk merancang perangkat pembelajaran. Tahap perancangan terdiri dari empat langkah yaitu: penyusunan tes, pemilihan media, pemilihan format dan perancangan awal. (3) Tahap pengembangan (develop), tahap ini bertujuan untuk menghasilkan draft perangkat pembelajaran yang telah direvisi berdasarkan masukan atau saran dari validator ahli, praktisi, dan hasil uji coba” Hobri (2010:12-16). Tahap pengembangan terdiri dari penilaian validator ahli dan praktisi dan uji coba lapangan.

Tahap pengembangan dilakukan untuk mengumpulkan data sebagai dasar untuk menetapkan tingkat kevalidan dan keefektifan LKS yang sudah dikembangkan. Pada tahap ini dilakukan uji coba produk yang meliputi: (1) desain uji coba, dilakukan dengan dua tahap yaitu uji coba tahap pertama tentang validasi terhadap LKS oleh satu dosen matematika dan dua guru matematika SMP dan uji coba tahap kedua oleh enam siswa SMP kelas VIII. (2) Subjek uji coba, subjek uji coba dalam pengembangan LKS ini adalah satu dosen dan dua guru SMP pada uji coba LKS tahap pertama dan enam siswa SMP kelas VIII pada uji coba LKS tahap kedua. (3) Jenis data, jenis data yang akan digunakan untuk memvalidasi LKS adalah data kualitatif dan kuantitatif yang diperoleh dari subjek validasi. Data kualitatif merupakan data berupa kritik, saran dan komentar terhadap LKS dari subjek ahli pada tahap pertama. Sedangkan pada uji coba tahap kedua data kualitatif berupa komentar atau saran siswa terhadap LKS. Data kuantitatif merupakan data yang berupa skor penilaian pada lembar validasi terhadap LKS yang diberikan oleh subjek ahli dan hasil belajar siswa pada uji coba tahap kedua. (4) Instrumen pengumpulan data, instrumen yang akan digunakan dalam pengumpulan data adalah lembar validasi pada uji coba tahap pertama dan menggunakan angket dan hasil belajar siswa pada uji coba tahap kedua. (5) Teknik analisis data. Data yang diperoleh dari proses validasi kemudian dianalisis dengan teknik persentase yaitu: n

P

Dengan, P i 1

i 1

i

nk

 100%

= persentase penilaian

n

x

x

i

= menyatakan jumlah poin penilaian Subjek validasi

n = menyatakan jumlah Subjek validasi k = menyatakan poin penilaian tertinggi (Diadaptasi dari Sugiyono, 2007:137) Sebagai dasar dan pedoman untuk menentukan tingkat kevalidan dan dasar pengambilan keputusan untuk merevisi LKS atau tidak, maka digunakan kriteria kualifikasi penilaian sebagai berikut: Tabel 1 Kriteria Kualifikasi Penilaian Validator % Kriteria Validitas Keterangan 85-100 Sangat valid Tidak perlu revisi 70-84 Valid Tidak perlu revisi 55-69 Cukup valid Tidak perlu revisi 50-54 Kurang valid Perlu revisi 0-49 Tidak valid Revisi total (diadaptasi dari Purwanto, 2005:70)

Untuk kriteria penentuan efektifitas LKS jika dua indikator penentu keefektifan dipenuhi yaitu, “(1) analisis hasil belajar siswa mampu mencapai minimal standar ketuntasan belajar yaitu 80,00, (2) analisis angket oleh siswa jika

lebih dari atau sama dengan 80% dari jumlah siswa yang diteliti (80% dari 6 siswa yaitu minimal 5 siswa) memberi respon positif” (diadaptasi dari Hobri, 2010: 64). HASIL Pada tahap pendefinisian terdapat lima tahapan pokok yaitu 1) analisis awal akhir bertujuan mengkaji kurikulum matematika yaitu ruang lingkup mata pelajaran matematika SMP kelas VIII semester II materi Lingkaran dengan Standar Kompetensi (SK) yaitu menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya dan Kompetensi Dasar (KD) yaitu menghitung keliling dan luas lingkaran (Dinas Pendidikan Nasional, 2006), 2) analisis siswa, menurut Piaget dalam Suherman (2001: 43) siswa SMP kelas VIII sudah mampu melakukan penalaran dengan menggunakan hal-hal yang abstrak, 3) analisis konsep, konsepkonsep utama yang termuat dalam LKS pembelajaran yang akan dikembangkan yaitu mengenai keliling dan luas lingkaran, 4) analisis tugas bertujuan mengidentifikasi keterampilan-keterampilan utana yang diperlukan dalam pembelajaran sesuai dengan kurikulum. Pemecahan masalah merupakan salah satu keterampilan yang diperlukan di dalam kurikulum matematika. “Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian” (Dinas Pendidikan Nasional, 2006). 5) spesifikasi tujuan pembelajaran, disusun berdasarkan SK, KD, dan indikator yaitu (a) dengan membandingkan keliling dan diameter lingkaran siswa dapat menemukan pendekatan nilai pi, (b) siswa dapat menentukan rumus keliling lingkaran dengan menggunakan strategi pemecahan masalah, (c) dengan memecahkan masalah yang berhubungan dengan keliling lingkaran siswa dapat menghitung keliling lingkaran, (d) dengan menggunakan pendekatan bangun jajargenjang, luas lingkaran dan segitiga siswa dapat menentukan rumus luas lingkaran, (e) dengan memecahkan masalah siswa dapat menghitung luas lingkaran, (f) siswa dapat memecahkan masalah yang berhubungan dengan keliling dan luas lingkaran dengan menggunakan strategi pemecahan masalah. Selanjutnya pada tahap perancangan terdapat tiga langkah yaitu 1) penyusunan tes, tes yang dimaksud adalah tes hasil belajar pokok bahasan keliling dan luas lingkaran, 2) pemilihan format, LKS akan dikembangkan dengan format berisi (a) halaman sampul yang memuat identitas LKS ( judul, jenjang pendidikan, materi pokok, dan identitas siswa), (b) petunjuk penggunaan, daftar isi, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, langkah-langkah penyelesaian, strategi pemecahan masalah, (c) bagian 1, bagian 2, dan bagian 3 yang memuat serangkaian kegiatan belajar pemecahan masalah yang di dalamnya terdapat aktivitas mandiri agar siswamencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, (d) daftar pustaka, merupakan acuan bagi siswauntuk menemukan sumber belajar lain yang relevan dengan materi yang dipelajari, 3) perancangan awal, yaitu perancangan seluruh kegiatan di dalam tahap perancangan. Kemudian pada tahap ketiga dari model 4-D yaitu tahap pengembangan dilakukan validasi oleh validator ahli dan validator praktisi, untuk selanjutnya dilakukan uji coba kelompok kecil. Dari validasi dan uji coba diperoleh data yang akan dianalisis. Dalam penelitian pengembangan data yang diperoleh terdiri dari 2 macam, yaitu data hasil validasi subjek ahli dan data hasil uji coba kepada enam

siswa SMP kelas VIII. Data hasil validasi subjek ahli yang terdiri dari satu dosen matematika dan dua guru matematika SMP diambil dari lembar validasi. Sedangkan data hasil uji coba kepada kelompok kecil yaitu enam siswa diambil dari hasil evaluasi siswa dan angket untuk mengetahui respon siswa terhadap LKS yang diujicobakan. Berdasarkan penilaian subjek ahli terhadap LKS pada uji coba tahap pertama menunjukkan bahwa perhitungan setiap indikator pada lembar validasi berada pada rentang 75% - 100% termasuk kategori valid atau sangat valid. LKS yang telah dikembangkan dapat disimpulkan valid dengan beberapa indikator perlu revisi (lihat Tabel 2) dan dapat diujicobakan kepada siswa dalam uji coba kelompok kecil. Validator memberikan komentar agar materi dirumuskan sesingkat mungkin agar siswa mau membaca setiap bagian. Tujuan pembelajaran pada RPP disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ada pada LKS. Alokasi waktu juga perlu dirinci pada kegiatan inti. Revisi LKS didasarkan pada komentar para validator. Pada uji coba kelompok kecil diperoleh dari hasil evaluasi dan respon siswa terhadap LKS. Berdasarkan hasil evaluasi yang sudah dilakukan, rata-rata perolehan nilai tes yaitu 88,05. Dari 6 siswa yang mengikuti tes, ada 1 orang siswa yang mendapatkan nilai 100, 1 orang mendapat nilai 80, dan empat siswa lainnya mendapatkan nilai lebih dari 80. Dengan kriteria nilai standar ketuntasan minimum 80,00 maka keenam siswa tersebut telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar. Sedangkan analisis angket, dari kedelapan indikator pada angket yang diberikan secara keseluruhan siswa memberikan respon positif.

Tabel 2 Penyajian Data Sebelum dan Sesudah Revisi Uji Coba Tahap Pertama Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

PEMBAHASAN Hasil pengembangan LKS pembelajaran matematika pada materi keliling dan luas lingkaran dengan menggunakan strategi pemecahan masalah Polya untuk siswa SMP kelas VIII ini dikembangkan dengan menggunakan empat langkah pemecahan masalah Polya yaitu, “(1) memahami masalah, (2) merencanakan penyelesaiannya, (3) menyelesaikan masalah sesuai rencana langkah kedua, dan (4) memeriksa kembali hasil yang diperoleh” (Suherman, 2001:91). LKS yang dikembangkan juga menggunakan strategi pemecahan masalah Polya dalam menyelesaikan soal-soal. “Soal disebut masalah jika soal tersebut tidak dapat dijawab dengan prosedur rutin yang telah diketahui siswa” (Hudojo, 2005:124). Beberapa soal di dalam LKS menggunakan soal-soal yang termasuk dalam kategori masalah atau soal non rutin. Soal-soal tersebut diselesaikan dengan menggunakan empat langkah pemecahan masalah Polya. LKS yang dikembangkan juga menggunakan beberapa strategi dalam memecahkan masalah seperti “menduga dan mengetes, menggunakan variabel, menggambar sketsa, menggunakan rumus dan melakukan simulasi” Musser & Burger (2004:4). Kelebihan dari LKS yang dikembangkan sebagai berikut, (1) sebagai sumber belajar yang dapat dimanfaatkan guru dalam proses pembelajaran, (2) menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan LKS, (3) LKS memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menyelesaikan soal menggunakan empat langkah pemecahan masalah Polya. Kekurangan dari LKS yang dikembangkan yaitu, (1) beberapa bagian LKS yang terlalu padat kalimatnya cenderung diabaikan oleh siswa, (2) siswa masih kesulitan untuk memilih strategi dalam merencanakan penyelesaian, (3) LKS belum sepenuhnya menarik, terlihat dari respon beberapa siswa, (4) LKS diujicobakan kepada enam siswa SMP kelas VIII dengan asal sekolah yang sama. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil pengembangan LKS pembelajaran matematika pada materi keliling dan luas lingkaran dengan menggunakan strategi pemecahan masalah Polya untuk siswa SMP kelas VIII ini dikembangkan dengan model Thiagarajan (dalam Hobri, 2010:12-15) terdiri dari empat tahap yang dikenal dengan model 4-D (four D model) dengan modifikasi penulis yaitu “define, design, develop”. Berdasarkan penilaian validator yang telah diuraikan sebelumnya semua aspek penilaian terhadap LKS dinyatakan valid yaitu pada rentang 75% - 100%. Selain itu, berdasarkan hasil uji coba tahap kedua, enam siswa mampu mencapai nilai standar ketuntasan minimum yang ditentukan yaitu lebih dari atau sama dengan 80. Siswa juga memberikan respon yang positif terhadap LKS. Sehingga LKS dapat dikatakan valid dan efektif. Saran Bagi guru SMP disarankan untuk dapat memanfaatkan LKS ini sebagai alternatif pembelajaran matematika pada materi keliling dan luas lingkaran.

Sebaiknya LKS digunakan untuk mengajarkan siswa menemukan konsep agar siswa lebih memahami konsep yang akan dipelajari. Adapun saran pengembangan LKS lebih lanjut adalah sebagai berikut, (1) sebaiknya materi di dalam LKS lebih sederhana dan tidak terlalu panjang namun siswa mampu memahami materi, (2) bagi pengembang yang lain, disarankan untuk mengujicobakan LKS ini kepada siswa di dalam kelas agar dapat lebih diketahui tingkat keefektifannya, (3) sebaiknya LKS dapat dikembangkan lebih jauh dengan menggunakan soal-soal non rutin, (4) LKS belum sepenuhnya menarik, diharapkan pengembang selanjutnya lebih memperhatikan tampilan dan lebih banyak memberikan animasi maupun gambar-gambar yang menarik namun tetap berhubungan dengan materi. DAFTAR RUJUKAN Depdiknas. 2006. Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Hobri. 2010. Metodologi Penelitian Pengembangan (Aplikasi Pada Penelitian Pendidikan Matematika). Mangli: Pena Salsabila. Hudojo, Herman. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: UM PRESS. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 22 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jaringan dokumentasi dan Informasi Hukum Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. (Online), (http://www.balitbang.depdiknas.go.id/mdl.ktsp/mdl.ktsp.php), diakses 20 April 2012. Suherman, Erman dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA. Rahaniyah, Puitika. Sepeda Unik dan Keren di Dunia, 7 November 2012. (online), (http://www.didunia.net/2012/11/sepeda-unik-dan-keren-didunia_2377.html) diakses 7 Juli 2013. Anonim. Yogabudhi The Wonderfull of Nature. (online), (http://yogabudhi.wordpress.com/Lingkaran/) diakses 12 Juli 2013.

Artikel Ilmiah oleh Nurneyla Hadrotul Ula ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing.

Malang,

Juli 2013

Pembimbing

Dr. Cholis Sa’dijah, M.Pd, M.A. NIP.19610407 198701 2 001

Mahasiswa

Nurneyla Hadrotul Ula NIM 109311426531