PERAN PENYULUH PERTANIAN SEBAGAI KOMUNIKATOR DALAM PENERAPAN USAHA PERTANIAN LAHAN SEMPIT DIDESA HUKURILA KOTAMADYA AMBON
ROLE OF AGRICULTURAL EXTENSION FOR COMMUNICATIONS IN BUSINESS APPLICATION OF AGRICULTURAL LAND NARROW VILAGES HUKURILA AMBON MUNICIPALITY
Richard Mozes Amahorseya¹, Hafied Cangara², Sylvia Sjam³ ¹Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku ²Ilmu Komunikasi Falkutas Ilmu Sosial Politik Universitas Hasanuddin ³ IlmuHama dan Penyakit Falkutas Pertanian Universitas Hasanuddin
Alamat Korespondensi: Richard Mozes Amahorseya Jl.Raya Natsepa Km.17 Dusun Wainusalaut RT.036 Desa Suli Kec. Salahutu-Kab.Maluku Tengah ,Ambon Telp Kantor: 0914-22728 Hp.085 242 552 152 Email :
[email protected]
Abstrak Komunikasi bagian penting dari proses penyelenggaraan penyuluhan pertanian dalam mengatasi dinamika pembangunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas peran penyuluh pertanian dalam penerapan model kawasan rumah pangan lestari dalam hubungannya dengan usaha pertanian lahan sempit yang dilakukan oleh kelompok tani didesa hukurila kotamadya ambon. Desain penelitian ini memakai pendekatan survei (survey research) dengan melihat sejauhmana pengaruh hubungan antar variabel bebas (independent variable) dan variabel bebas (dependent variable). Penentuan masing-masing sampel 34 anggota kelompok tani dan 9 penyuluh pertanian yang menjadi alat ukur dari populasi 43 orang dengan cara ‘purposive sampling”. Analisis diskriptif hasil uji validitas, reabilitas kedua alat ukur Uji kenormalan data. Kuesioner petani mempunyai nilai rata-rata korelasi 0.31 dan rata-rata korelasi kuesioner penyuluh adalah 0.32. Kedua nilai korelasi tersebut menunjukkan bahwa validitas kedua alat ukur berada pada kriteria cukup kuat/valid. Nilai reliabilitas alat ukur kuesioner petani 0.769 dianggap reliabel dan untuk penyuluh, reliabilitasnya hanya 0,256 dengan kriteria agak reliabel. Hasil uji kenormalan data menunjukkan bahwa data variabel x1, x2, dan x3 adalah normal, sedangkan variabel y mempunyai nilai rasio skewness lebih besar dari +2 sehingga grafiknya menonjol ke kiri dan rasio kurtosis lebih besar dari +2 sehingga grafiknya lebih simetrik, sedangkan variabel x4 mempunyai rasio skewness lebih kecil dari -2 grafiknya sedikit menonjol ke kanan dan rasio kurtosis lebih besar dari +2 yang menandakan bahwa grafiknya sedikit lebih simetrik dibandingkan dengan kurva normal. Analisis regresi variabel x1, x2, x3, dan x4 secara serempak 85,10 % berpengaruh positif terhadap y dan sisanya 14,90% dipengaruhi oleh faktor lain. Secara parsial hanya variabel x1 yang memberikan pengaruh yang nyata, dan semua model regresi yang lain (model 2 dan 3) variabel x1 pun yang memberikan pengaruh yang nyata, dan berpengaruh sangat nyata pada model regresi yang ke-4. Sesuai hasil analisis ini dapat menunjukkan bahwa penerapan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari hanya variabel x1 yang mempunyai peranan yang signifikan dibandingkan dengan variabel lainnya. Disimpulkan bahwa sesuai hasil penelitian ini adanya hubungan signifikan peran penyuluh pertanian dengan hasil kerja kelompok tani dalam proses komunikasi secara efektif. Kata Kunci : Komunikasi, penyuluh pertanian, kelompok tani.
Abstract Communication is important part of the process of implementation of agricultural extension in dealing with the dynamics of development.This study aims to determine the effectiveness of the role of agricultural extension in the application model of sustainable food home region in conjunction with a narrow land farming conducted by farmer groups in villages hukurila Ambon municipality. The design approach of this study were taking the survey (survey research) to examine the extent of the influence of the relationship between the independent variable (the independent variable) and the independent variable (the dependent variable). The determination of each sample 34 members of farmer groups and 9 agricultural extension as a means of measuring the population 43 people by way of 'purposive sampling'. Descriptive analysis of the results of test validity, reliability second measuring instrument Test normality of data. Questionnaires farmers have an average value of 0.31 and a correlation of the average correlation extension questionnaire was 0.32. Both the correlation value indicates that the validity of the two measuring devices are powerful enough to criteria / invalid. Questionnaire measuring instrument reliability values are considered reliable and the 0769 farmers for extension, only 0.256 reliability criteria rather reliable. Results of the normality test data indicate that the data variables x1, x2, and x3 is normal, whereas the variable y has a value of skewness ratio greater than +2 so the graphics stand out to the left and kurtosis ratio greater than +2 so that the graph is more symmetric, while the variable x4 has a skewness ratio is less than -2 graph to the right and slightly protruding kurtosis ratio greater than +2 which indicates that the graph is slightly more symmetric than the normal curve. Regression analysis of variables x1, x2, x3, and x4 simultaneously 85.10% positive effect on y and the remaining 14.90% is influenced by other factors. Partially only variable x1 which gives a real effect, and all other regression models (models 2 and 3) was the variable x1 significant effect, and the effect is significant in the regression models 4th. As per the results of this analysis may indicate that the application of the Model Region Sustainable Food Houses x1 only variable that has a significant role compared with other variables Keywords: Communication, agricultural extension, farmer groups.
PENDAHULUAN Pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan pembangunan masyarakat Indonesia seutuhnya. Penyadaran diri dalam kehidupan masyarakat yang hetrogen, maka tentunya secara holistik semua akan memiliki hak dan naluri serta membutuhkan nilai kehidupan yang setara untuk saling menopang. Komunikasi sangat esensial bagi individu, relasi, kelompok, organisasi dan masyarakat, dia merupakan garis yang menghubungkan manusia dengan dunia, bagaimana manusia membuat kesan tentang kepada dunia, komunikasi sebagai sarana manusia untuk mengekspresikan diri dan mempengaruhi orang lain (Liliweri, 2011). Fungsi dasar komunikasi meliputi 3 bagian yang menjadi faktor penyebab mengapa manusia perlu berkomunikasi, yaitu : 1) hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya. Melalui komunikasi manusia dapat
mengetahui
peluang-peluang yang ada untuk
dimanfaatkan, dipelihara, dan menghindar pada hal-hal yang mengancam alam sekitarnya, 2) upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Proses kelanjutan dari suatu masyarakat sesungguhnya tergantung bagaimana masyarakat itu bisa beradaptasi dengan lingkungannya, dan 3) upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi (Cangara 2011). Secara umum akibat atau hasil komunikasi menurut Achmad (1990) dapat mencakup 3 aspek, yaitu : 1) Kognitif, yaitu menyangkut kesadaran dan pengetahuan, 2) Afektif, yaitu menyangkut sikap atau perasaan dan emosi, 3) Konatif atau psikomotor, yaitu menyangkut perilaku atau tindakan. Asumsi yang digunakan dalam falsafah penyuluhan dilandasi oleh tiga hal yakni : 1) penyuluhan
pertanian itu
merupakan suatu proses pendidikan yang
membawa perubahan yang diharapkan oleh sesorang ataupun masyarakat, 2) penyuluhan merupakan proses demokrasi yang dilaksanakan dengan cara tidak memaksa sesuatu kepada masyarakat tani, dan 3) penyuluhan merupakan proses yang terus menerus. Harun dan Adrianto (2011) menyebutkan bahwa komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan. Kegiatan penyuluhan diartikan dengan berbagai pemahaman yaitu seperti : penyebaran informasi, penerangan atau penjelasan, pendidikan non formal, perubahan perilaku, rekayasa sosial, pemasaran inovasi (teknis dan sosial), perubahan sosial (perilaku, individu, nilai-nilai, hubungan antara individu, kelembagaan), pemberdayaan masyarakat (community empowerment) serta penguatan komunitas (community strengthening), Mardikanto (2009). Sasaran dan tujuan
penyuluhan pertanian adalah terwujudnya petani yang mempunyai kemandirian dan kebebasan dalam menggunakan pesan dan informasi berupa teknologi, maupun hal-hal yang bersifat baru dalam memperbaiki usahataninya (better farming) sehingga menjadi lebih produktif, efisien dan menguntungkan (better business) sehingga akan dicapai kehidupan yang lebih baik (better living), dan pada akhirnya tercipta kondisi masyarakat yang hidupnya sejahtera (better community), Padmowihardjo (1999). Peneliti mencoba mengadopsi hasil kajian penelitian sebelumnya yang relavan untuk dijadikan bahan referensi. Penelitian tersebut dilakukan oleh Aginia Revikasi-H0405009 mahasiswa Falkutas Pertanian Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan Judul Peran Penyuluh Pertanian Dalam Pengembangan Gabungan Kelompok Tani di Desa Tampuran Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi. Penelitian ini bertujuan : 1) Untuk mengkaji peran penyuluh pertanian dalam pengembangan gabungan kelompok tani (Gapoktan), 2) Untuk mengkaji berbagai hambatan dalam upaya pengembangan gabungan kelompok tani (Gapoktan), dan 3) Untuk mengkaji faktor pelancar atau faktor pendukung dalam pengembangan gabungan kelompok tani (Gapoktan). Penelitian ini akan dilaksanakan dan terfokus pada aktivitas anggota kelompok tani di Desa Hukurila Kecamatan Leitimur Selatan Kotamadya Ambon yang telah dijadikan sebagai tempat pelaksanaan penerapan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) tahun anggaran 2012/2013. Proses penyelenggaraan pembangunan pertanian terkesan baik, sehingga kotamadya Ambon juga dijadikan sebagai sentra produksi pertanian diantaranya untuk tanaman pangan yang luasannya mencakup 2.822,5 ha, hortikultura 12.364,37 ha dan tanaman perkebunan 6.057 ha. Wilayah kotamadya ambon pengembangan pertanian telah menghasilkan berbagai produksi dari jenis tanaman sayuran 41.301,97 ton per tahun, sementara untuk produksi hortikultura sebanyak 1284,6 ton per tahun dan tanaman perkebunan 2.050 ton per tahun (Data Statistik Kotamadya Ambon dalam angka mengetahui efektifitas
Tahun 2012). Penelitian ini bertujuan untuk
peran penyuluh pertanian dalam penerapan model kawasan rumah
pangan lestari dalam hubungannya dengan usaha pertanian lahan sempit yang dilakukan oleh kelompok tani didesa hukurila kotamadya ambon.
METODE PENELITIAN Lokasi dan Rancangan Penelitian Penetapan lokasi penelitian dipilih sesuai wilayah yang menerima pelaksanaan penerapan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) khususnya pada Kelompok Tani di Desa Hukurila Kecamatan Leitimur Selatan Kotamadya Ambon. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 2 bulan mulai dari
18 Maret sampai dengan 18 Mei 2014. Pertimbangan secara
representatif dari penelitian berupa survei yang intinya untuk mencari, mengamati dan mengetahui lebih jauh tentang sumber informasi apa saja yang telah dilakukan penyuluh pertanian selama ini dalam pendampingan dan bimbingan kerja kepada kelompok tani. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian adalah 43 orang terdiri dari anggota kelompok tani dan penyuluh pertanian yang masing-masing diantaranya anggota kelompok tani 34 orang di Desa Hukurila, 9 orang penyuluh pertanian terdiri dari 6 orang dengan lokasi tugas di wilayah Kecamatan Leitimur Selatan Kotamadya Ambon dan 3 orang dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Maluku. Penentuan sampel menjadi alat ukur utama dari populasi menggunakan cara “Purposive Sampling”. Untuk memenuhi persyaratan tersebut, maka kecenderungan dalam penarikan sampel ini dengan memilih informan kunci yang benar-benar mengetahui keadaan dan masalah selama secara mendalam dan juga yakin atas informasinya. Teknik dan Metode Pengumpulan Data Kuesioner berupa daftar pertanyaan yang disiapkan untuk diisi oleh responden dan secara deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan obyek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang muncul sesuai kenyataannya. Wawancara juga digunakan untuk melengkapi informasi tentang peran penyuluh pertanian meliputi; 1) kemampuan menyusun program, 2) kemampuan menyusun rencana kerja, dan 3) kemampuan membimbing anggota kelompok tani. Teknik Analisis Data Teknis analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis inferensial, yaitu analisis berganda dengan tiga predictor. Rumus persamaannya adalah sebagai berikut : Y = βo +β¹x¹+β²x²+β³x³+β4 x4 Dimana : Y
= Hasil kerja kelompok tani, X
= Penerapan model
kawasan rumah pangan lestari yang terdiri dari : X¹ = Menyusun program, X² =Menyusun dan melaksanakan rencana program kerja, X³ = Bimbingan kepada kelompok tani , X4 = Aspek
Komunikasi, Βo = Konstan regresi, β¹, β², β³ ,β4 = Koofisien korelasi produk moment. Analisis ini digunakan untuk melihat pengaruh X terhadap Y untuk mengetahui validitas dan reliabilitas alat ukur (kuesioner) maka dilakukan uji validitas dengan menggunakan korelasi persamaan dengan uji reliabilitas dengan metode Alpha Crombach, selain itu juga dilakukan uji kenormalan data (Patilima, 2007)
HASIL Deskripsi Penelitian Tabel 1 menunjukkan bahwa dari kedua alat ukur yang digunakan (kuesioner untuk petani dan kuesioner untuk penyuluh) yang berisikan 84 pertanyaan, 18 (21,43 %) pertanyaan berkorelasi sangat nyata dan 11 (13,09 %) berkorelasi nyata, dan 36 (42,86 %) pertanyaan memberikan korelasi yang tidak nyata, sedangkan 9 (22,89 %) pertanyaan lainnya tidak dapat dihitung korelasinya karena dari semua responden memberikan jawaban yang nilainya sama atau konstan. kuesioner untuk petani mempunyai nilai rata-rata korelasi dari semua pertanyaan adalah 0.31 dan nilai rata-rata korelasi pertanyaan untuk kuesioner penyuluh adalah 0.32, kedua nilai korelasi tersebut menunjukkan bahwa validitas kedua alat ukur tersebut berada pada kriteria cukup kuat atau valid. Tabel 2 dapat dilihat bahwa kuesioner yang dibagikan ke petani mempunyai nilai reliabilitas yang cukup bagus dan tergolong dalam kriteria reliabel sebesar 0.769 dibandingkan dengan kuesioner untuk penyuluh yang hanya memberikan nilai sebesar 0.256 yang tergolong agak reliabel, dan hasil uji kenormalan data untuk semua variabel dapat dilihat pada Tabel 3. Secara umum menunjukkan bahwa nilai rasio skewness dan kurtosis untuk variabel x1, x2, dan x3, berada pada kisaran 2 dan -2, sehingga data variabel x1, x2, dan x3 adalah normal, sedangkan variabel y mempunyai nilai rasio skewness lebih besar dari +2 sehingga grafiknya agak condong ke kiri dan rasio kurtosis lebih besar dari +2 sehingga grafiknya lebih simetrik, sedangkan variabel x4 mempunyai rasio skewness lebih kecil dari -2 grafiknya sedikit condong ke kanan dan rasio kurtosis lebih besar dari +2 yang menandakan bahwa grafiknya sedikit lebih simetrik dibandingkan dengan kurva normal. Tabel 4 juga memperlihatkan besarnya angka r2 adalah 0.851. Angka tersebut digunakan untuk melihat besarnya pengaruh Menyusun Program (x1), menyusun dan melaksanakan Rencana Program Kerja (x2), bimbingan kerja kepada kelompok tani (x3), dan aspek komunikasi
(x4) secara serempak terhadap hasil kerja kelompok tani (y) dengan cara mengalikan nilai koefisien determinasi (KD) dengan 100 %, sehingga diperoleh nilai sebesar 85,10 %. Dari nilai tersebut, dapat dijelaskan bahwa x1, x2, x3, dan x4 secara serempak atau bersama-sama 85,10 % berpengaruh positif terhadap y. Dengan kata lain, bahwa variabilitas y yang dapat diterangkan dengan menggunakan variabel x1, x2, x3, dan x4 adalah sebesar 85,10% sedangkan sisanya 14,90% dipengaruhi oleh faktor lain. Bahwa untuk variabilitas y dapat diterangkan dengan menggunakan variabel x1, x2, x3, dan x4 adalah sebesar 85,10%, sedangkan pengaruhnya sebesar 14,90% disebabkan oleh variabel-variabel lain di luar model ini. Tabel 5 ini terlihat jelas bahwa pada model 1, hanya variabel x1 yang berpengaruh nyata terhadap y. Pada model 2 variabel x1 berpengaruh sangat nyata terhadap y setelah variabel x3 dieliminasi, dan model 3, variabel x1 berpengaruh sangat nyata terhadap y setelah variabel x3 dan x4 dieliminasi serta untuk model 4, variabel x1 berpengaruh sangat nyata terhadap y setelah variabel x2, x3 dan x4 dieliminasi.
PEMBAHASAN Hasil uji validitas alat ukur memperlihatkan bahwa alat ukur yang digunakan (kuesioner untuk petani dan kuesioner untuk penyuluh) hanya 29 (34%) pertanyaan yang berkorelasi nyata sampai sangat nyata. Hal ini menandakan bahwa alat ukur yang digunakan belum sepenuhnya dapat diandalkan karena masih banyaknya pertanyaan yang belum memberikan nilai korelasi yang nyata bahkan ada 9 (22,89 %) pertanyaan yang tidak dapat dihitung korelasinya karena semua nilainya sama atau konstan. Dari gambaran kedua alat ukur tersebut, maka kuesioner untuk petani mempunyai nilai rata-rata korelasi 0.31 dan rata-rata korelasi kuesioner penyuluh adalah 0.32. Nampak dari kedua nilai korelasi tersebut telah menunjukkan bahwa validitas kedua alat ukur tersebut berada pada kriteria cukup kuat atau valid seperti yang dikemukakan oleh Sarwono (2007) yang memberikan kriteria korelasi sebagai berikut: 0–0,25 (berkorelasi sangat lemah dan dianggap tidak berkorelasi), >0,25–0,5 (berkorelasi cukup kuat), >0,5–0,75 (berkorelasi kuat), >0,75–1 (berkorelasi sangat kuat). Adapun nilai reliabilitas alat ukur kuesioner petani 0.769 dianggap reliabel, sedangkan untuk kuesioner penyuluh, reliabilitasnya hanya 0,256 dengan kriteria agak reliabel. Ashari (2005) menegaskan bahwa kuesioner yang baik adalah jika memiliki nilai reliabilitas minimal
0,60. Hasil uji reliabilitas adalah cerminan dapat tidaknya suatu instrumen penelitian dapat dipercaya berdasarkan tingkat kemantapan dan ketepatan suatu alat ukur dalam pengertian bahwa hasil pengukuran yang didapatkan merupakan ukuran yang benar dari sesuatu yang diukur. Abdulrahman & Muhidin (2007) menyatakan bahwa uji validitas dan reliabilitas diperlukan untuk memaksimalkan kualitas alat ukur dan dapat meminimalkan kekeliruan dalam pengukuran. Validitas menggambarkan kinerja alat ukur dalam melakukan fungsinya sedangkan reliabilitasnya dapat menggambarkan tingkat kekonsistenan dalam mengukur suatu gejala yang sama. Hasil uji kenormalan data yang diperoleh telah menunjukkan bahwa data variabel x1, x2, dan x3 adalah normal, sedangkan variabel y mempunyai nilai rasio skewness lebih besar dari +2 sehingga grafiknya condong ke kiri dan rasio kurtosis lebih besar dari +2 sehingga grafiknya lebih simetrik, sedangkan variabel x4 mempunyai rasio skewness lebih kecil dari -2 grafiknya sedikit condong ke kanan dan rasio kurtosis lebih besar dari +2 yang menandakan bahwa grafiknya sedikit lebih simetrik dibandingkan dengan kurva normal. Dijelaskan oleh Ashari & Santosa (2005) bahwa error adalah independen untuk setiap variabel ke-n sehingga diharapkan variabel random error diasumsikan terdistribusi secara normal dan ini berarti bahwa setiap variabel independen, kesalahan dari prediksi diasumsikan terdistribusi secara normal. Hasil yang diperoleh dalam pengujian ini,
maka dijelaskan bahwa sebagaian besar
kelompok tani sangat tertarik dan sangat antusias dengan penerapan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL). Penerapan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) ini sebagai suatu bentuk kegiatan dengan prinsip dan tindakan untuk upaya pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan guna pemenuhan kebutuhan pangan lokal dan gizi keluarga, serta peningkatan pendapatan yang bermuara kepada meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Analisis regresi juga menunjukkan bahwa variabel x1, x2, x3, dan x4 secara serempak 85,10 % berpengaruh positif terhadap y dan sisanya 14,90% dipengaruhi oleh faktor lain, walaupun secara statistik tidak memperlihatkan adanya hubungan yang linear. Secara parsial hanya variabel x1 yang memberikan pengaruh yang nyata, bahkan pada semua model regresi yang lain (model 2 dan 3) variabel x1 pun yang memberikan pengaruh yang nyata, dan berpengaruh sangat nyata pada model regresi yang ke-4. Berdasarkan hasil tersebut dapat menunjukkan bahwa dalam penerapan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) hanya variabel x1 yang mempunyai peranan yang signifikan
dibandingkan dengan variabel lainnya. Variabel x1 adalah kegiatan kemampuan menyusun program dengan indikator sesuai dengan kebutuhan usaha pertanian, sesuai dengan minat dari kelompok tani, dan juga sesuai dengan kepentingan penyuluh untuk memacu semangat kerjanya. Seorang penyuluh pertanian diharapkan tidak saja mampu menyusun program yang sesuai dengan kebutuhan kelompok tani tetapi juga mampu menyusun dan melaksanakan rencana program kerja (variabel x2) yang meliputi rencana usaha kelompok, rencana definitif kelompok, dan rencana definitif kebutuhan kelompok tani dengan maksud supaya kegiatan pengembangan kelembagaan kelompok tani dapat berjalan maksimal. Variabel ini belum memperlihatkan adanya pengaruh yang nyata karena kelompok tani yang dibina adalah kelompok tani kelas pemula yang masih membutuhkan banyak bimbingan untuk meningkatkan kelas kemampuan kelompok taninya.
KESIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa peran penyuluh pertanian dalam penerapan model kawasan rumah pangan lestari belum memperlihatkan suatu efektifitas perannya yang optimal dalam pengembangan usaha pertanian lahan sempit, sehingga perlu adanya upaya peningkatan peran penyuluh pertanian agar dapat memperbaiki kinerjanya sesuai tuntutan falsafah penyuluhan pertanian. Oleh karena itu sangat diharapkan peran dan sikap profesional penyuluh pertanian agar dapat memotivasi kelompok tani untuk terus berupaya membangun kreativitas pekerjaan khususnya dalam mengelola pemanfaatan lingkungan pekarangan rumah secara baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulrahman M. & Muhidin S. (2007). Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Pustaka Setia. Bandung Achmad S. (1990). Manusia dan Informasi Hasanuddin University Press. Ujung Pandang Ashari. & Santosa P. (2005). Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS. Penerbit Andi, Yogyakarta Cangara H. (2011).Pengantar Ilmu Komunikasi Edisi Revisi.Rajawali Press Jakarta Harun R. & Ardianto E. (2011). Komunikasi Pembangunan dan Perubahan Sosial, Prespektif Dominan, Kaji Ulang dan Teori Kritis. Rajawali Press PT.Grafindo Persada . Jakarta Liliweri H. (2011). Komunikasi Serba Makna Serba Ada. Prenada Media Group. Jakarta Mardikanto T. (2009). Sistem Penyuluhan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta Padmowihardjo S. (1999). Metode Penyuluhan Pertanian. Universita Terbuka. Jakarta Pattilima H. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung Sarwono J. (2007). Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis dengan SPSS. Penerbit Andi, Yogyakarta
LAMPIRAN
Tabel 1. Hasil Uji Validitas Alat Ukur Yang Digunakan Tingkat keeratan Kelompok Pertanyaan I.Kuesioner Petani A. Kelompok Tani 1 Tujuan Program 2 Materi Program Kegiatan 3 Metode Program Kegiatan B.Aspek Komunikasi 1 M-KRPL 2 Kemampuan Mencari Informasi 3 Partisipasi dalam Program M-KRPL 4 Efektivitas dan Inovasi Teknologi II.Kuesioner Penyuluh Total Persentase (%)
Tidak terhitung
Korelasi tidak nyata
Korelasi nyata
Korelasi sangat nyata
-
1
-
3
-
1
1
2
4
-
1 4
2 -
1 -
4 4
-
2
-
3
5
6
7
2
1
16
4 9 19 22.62
6 14 36 42.86
2 4 11 13.09
8 18 21.43
Total 4
20 27 84 100,0
Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas Alat Ukur Yang Digunakan Alat Ukur Kuesioner Petani Kuesioner Penyuluh
Reliabilitas 0.769 (Reliabel) 0.256 gak reliabel)
Tabel 3. Hasil Uji Kenormalan Data Untuk Setiap Variabel Parameter Skewness SE Skewness Rasio Skewness Kurtosis SE Kurtosis Rasio Kurtosis
y 1.88 0.403 4.665 2.616 0.788 3.320
x1 -1.374 0.717 -1.916 1.641 1.4 1.172
Variabel x2 -0.37 0.717 -0.516 -0.315 1.4 -0.225
x3 -0.502 0.717 -0.700 -0.009 1.4 -0.006
x4 -1.009 0.403 -2.504 1.991 0.788 2.527
Tabel 4.
Hasil Perhitungan Pengaruh Variabel x1, x2, x3, dan x4 Pada Berbagai Model Metode Pemilihan Variabel Regresi
Model 1 (a) 2 (b) 3 (c) 4 (d) Keterangan: a. b. c. d.
Koefisien Koefisien Korelasi (r) Determinasi (KD) (r2) 0.923 0.851 0.919 0.845 0.873 0.763 0.828 0.685 Predictors: (Constant), x4, x3, x2, x1 Predictors: (Constant), x4, x2, x1 Predictors: (Constant), x2, x1 Predictors: (Constant), x1
KD (r) Disesuaikan 0.703 0.752 0.684 0.640
Tabel 5. Hasil Uji t Pengaruh Variabel x1, x2, x3, x4 Secara Parsial Terhadap Variabel y Model 1
2
3
4
Nilai t
Sig.
(Constant)
2.504
0.066
X1 X2
-3.502 -1.852
0.025 0.138
X3
0.409
0.703
-1.151 3.747 -4.262 -2.269 -1.629 7.580 -4.137 -1.400 9.619 -3.905
0.314 0.013 0.008 0.073 0.164 0.000 0.006 0.211 0.000 0.006
X4 (Constant) X1 X2 X4 (Constant) X1 X2 (Constant) X1
Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Variables Entered/Removed(b)
Model
Variables Entered
1
X4, X3, X2, X1(a)
Variables Removed
Method .
Enter
2 .
X3
Backward (criterion: Probability of F-toremove >= .100).
.
X4
Backward (criterion: Probability of F-toremove >= .100).
.
X2
Backward (criterion: Probability of F-toremove >= .100).
3 4
a All requested variables entered. b Dependent Variable: Y
Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas Alat Ukur Kuesioner Untuk Penyuluh s Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.256
27 Scale Statistics
Mean
Variance
53.6667
Std. Deviation
N of Items
2.39792
27
5.750
Tabel 3. Hasil Uji Kenormalan Data Statistics Y N
X1
X2
X3
X4
Valid
34
9
9
9
Missing
0
25
25
25
0
Mean
49.7941
18.5556
18.3333
16.7778
83.8824
Median
48.0000
19.0000
18.0000
17.0000
85.0000
48.00
19.00(a)
18.00
17.00
85.00
3.10210
1.66667
1.32288
.97183
4.49757
9.623 1.880
2.778 -1.374
1.750 -.370
.944 -.502
20.228 -1.009
Mode Std. Deviation Variance Skewness
34
Std. Error of Skewness
.403
.717
.717
.717
.403
Kurtosis Std. Error of Kurtosis
2.616
1.641
-.315
-.009
1.991
Sum
.788
1.400
1.400
1.400
.788
1693.00
167.00
165.00
151.00
2852.00
a Multiple modes exist. The smallest value is shown
Tabel 4. Hasil Uji Validitas Alat Ukur Kuesioner Untuk Penyuluh Total p1
p2
p3
p4
p5
p6
p7
p8
p9
p10
p11
p12
p13
p14
Pearson Correlation
0.730*
Sig. (2-tailed)
Total p15
Pearson Correlation
0.59
0.026
Sig. (2-tailed)
0.095
N
9
N
9
Pearson Correlation
0.261
Pearson Correlation
0.158
Sig. (2-tailed)
0.499
Sig. (2-tailed)
0.685
N
9
N
9
Pearson Correlation
0.417
Pearson Correlation
0.730
Sig. (2-tailed)
0.264
Sig. (2-tailed)
0.026
p16
p17
N
9
Pearson Correlation
0.276
Sig. (2-tailed)
0.472
Sig. (2-tailed)
.
N
9
N
9
Pearson Correlation
.(a)
Pearson Correlation
0.521 0.150
p18
p19
N
9
Pearson Correlation
.(a)
Sig. (2-tailed)
.
Sig. (2-tailed)
N
9
N
9
Pearson Correlation
0.730*
Pearson Correlation
0.429
Sig. (2-tailed)
0.026
Sig. (2-tailed)
0.25
N
9
N
9
Pearson Correlation
0.209
Pearson Correlation
.(a)
Sig. (2-tailed)
0.59
Sig. (2-tailed)
.
N
9
N
9
Pearson Correlation
.(a)
Pearson Correlation
-0.197
Sig. (2-tailed)
.
Sig. (2-tailed)
0.611
N
9
N
9
p20
p21
p22
Pearson Correlation
0.33
Pearson Correlation
-0.264
Sig. (2-tailed)
0.386
Sig. (2-tailed)
0.493
N
9
N
9
Pearson Correlation
.(a)
Pearson Correlation
0.261
Sig. (2-tailed)
.
Sig. (2-tailed)
0.498
N
9
Pearson Correlation
.(a)
p23
p24
p25
N
9
Pearson Correlation
.(a)
Sig. (2-tailed)
.
Sig. (2-tailed)
.
N
9
N
9
Pearson Correlation
0.261
Pearson Correlation
.(a)
Sig. (2-tailed)
0.498
Sig. (2-tailed)
.
p26
N
9
Pearson Correlation
0.73
Sig. (2-tailed)
0.026
Sig. (2-tailed)
.
N
9
N
9
Pearson Correlation
-0.334
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N
0.380 9
Sig. (2-tailed) N
9
p27
Total
N
9
Pearson Correlation
.(a)
**
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
a
Cannot be computed because at least one of the variables is constant.
Tabel. 1 Hasil Uji Validitas Alat Ukur Kuesioner Untuk Petani Correlations Total AI1
AI2
AI3
AI4
AII1
AII2
AII3
Pearson Correlation
Total 0.562* *
0.003
Sig. (2-tailed)
34
N Pearson Correlation
Pearson Correlation
0.496**
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson
0.694**
B2.4
B2.5
0.000 34 0.295 0.09 34
B3.1
0.570** 0.000 34
B3.2
0.323 0.062 34
B3.3
0.616** 0.000 34 0.379
B3.4
B3.5
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson
Pearson Correlation
Total 0.444* *
0.000
Sig. (2-tailed)
0.008
34
N Pearson Correlation
34
0.15
B4.3
B4.4
0.397 34 .(a) . 34
B4.5
-0.17 0.337 34
B4.6
.(a) . 34
B4.7
.(a) . 34 0.467*
B4.8
B4.9
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson
0.279 0.109 34 .(a) . 34 0.372* 0.03 34 0.439* * 0.009 34 0.482* 0.004 34 0.438*
Correlation
AII4
AIII 1
AIII 2
AIII 3
AIII 4
B1.1
B1.2
B1.3
B1.4
B2.1
B2.2
B2.3
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
0.027 34 0.732** 0.000 34
B3.6
0.423* 0.012 34
B3.7
0.554** 0.000 34
B3.8
0.414* 0.015 34
B3.9
0.229 0.193 34 0.137 0.441 34 0.058 0.7444 34 -0.035 0.842 34 -0.026 0.885 34 0.490** 0.003 34 0.622** 0.000 34 -0.005 0.975 34
B3.1 0
B3.1 1
B3.1 2
B3.1 3
B3.1 4
B3.1 5
B3.1 6
B4.1
B4.2
Correlation
*
Correlation
*
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
0.005 34
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
0.009 34 0.508* * 0.002 34
0.407* 0.017 34 0.223 0.206 34 -0.137 0.438 34 .(a) . 34 -0.05 0.778 34 0.372* 0.03 34 0.08 0.652 34 .(a) . 34 .(a) . 34 0.164 0.353 34 0.223 0.206 34 .(a) . 34 0.498* * 0.003
B4.1 0
B4.1 1
B4.1 2
B4.1 3
B4.1 4
B4.1 5
B4.1 6
B4.1 7
B4.1 8
B4.1 9
B4.2 0
Total
0.482* 0.004 34 0.304 0.081 34 0.251 0.152 34 0.244 0.164 34 0.132 0.457 34 0.399* 0.019 34 0.438* * 0.009 34 -0.291 0.095 34 .(a) . 34 .(a) . 34 1 34
N ** * a
34
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Cannot be computed because at least one of the variables is constant.
Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Variables Entered/Removed(b)
Model
Variables Entered
1
X4, X3, X2, X1(a)
Variables Removed
Method .
2
Enter
.
X3
Backward (criterion: Probability of F-toremove >= .100).
.
X4
Backward (criterion: Probability of F-toremove >= .100).
.
X2
Backward (criterion: Probability of F-toremove >= .100).
3 4
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: Y
Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas Alat Ukur Kuesioner Untuk Penyuluh s Reliability Statistics Cronbach's Alpha .256
N of Items 27
Scale Statistics Mean
Variance
53.6667
Std. Deviation
N of Items
2.39792
27
5.750
Tabel 3. Hasil Uji Kenormalan Data Statistics Y N
Valid
X1 34
Missing
X2 9
X3 9
X4 9
34
0
25
25
25
0
Mean
49.7941
18.5556
18.3333
16.7778
83.8824
Median Mode
48.0000 48.00
19.0000 19.00(a)
18.0000 18.00
17.0000 17.00
85.0000 85.00
Std. Deviation
3.10210
1.66667
1.32288
.97183
4.49757
9.623
2.778
1.750
.944
20.228
1.880
-1.374
-.370
-.502
-1.009
Variance Skewness Std. Error of Skewness
.403
.717
.717
.717
.403
Kurtosis
2.616
1.641
-.315
-.009
1.991
Std. Error of Kurtosis Sum
.788
1.400
1.400
1.400
.788
1693.00
167.00
165.00
151.00
2852.00
a Multiple modes exist. The smallest value is shown
Tabel 4. Hasil Uji Validitas Alat Ukur Kuesioner Untuk Penyuluh Total p1
p2
p3
p4
p5
p6
p7
p8
p9
p10
p11
Pearson Correlation
0.730*
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
0.261
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
0.417
Sig. (2-tailed)
0.264
Total Pearson Correlation
0.59
0.026
Sig. (2-tailed)
0.095
9
N
9
Pearson Correlation
0.158
0.499
Sig. (2-tailed)
0.685
9
N
9
Pearson Correlation
0.730
Sig. (2-tailed)
0.026
N
9
Pearson Correlation
0.276
Sig. (2-tailed)
0.472
N
9
Pearson Correlation
.(a)
Sig. (2-tailed)
.
N
9
Pearson Correlation
0.730*
Sig. (2-tailed)
0.026
p15
p16
p17
p18
p19
p20
N
9
Pearson Correlation
.(a)
Sig. (2-tailed)
.
N
9
Pearson Correlation
0.521
Sig. (2-tailed)
0.150
N
9
Pearson Correlation
0.429
Sig. (2-tailed)
0.25
N
9
Pearson Correlation
0.209
Sig. (2-tailed)
0.59
Sig. (2-tailed)
.
N
9
N
9
Pearson Correlation
.(a)
Pearson Correlation
-0.197
Sig. (2-tailed)
.
Sig. (2-tailed)
0.611
N
9
N
9
p21
p22
p23
N
9
Pearson Correlation
.(a)
Pearson Correlation
0.33
Pearson Correlation
-0.264
Sig. (2-tailed)
0.386
Sig. (2-tailed)
0.493
N
9
N
9
Pearson Correlation
.(a)
Pearson Correlation
0.261
Sig. (2-tailed)
.
Sig. (2-tailed)
0.498
N
9
N
9
Pearson Correlation
.(a)
Pearson Correlation
.(a)
Sig. (2-tailed)
.
Sig. (2-tailed)
.
N
9
N
9
p24
p25
p12
p13
p14
Pearson Correlation
0.261
Sig. (2-tailed)
0.498
N
9
Pearson Correlation
0.73
Sig. (2-tailed)
0.026
N
9
Pearson Correlation
-0.334
Sig. (2-tailed) N
0.380 9
p26
p27
Total
Pearson Correlation
.(a)
Sig. (2-tailed)
.
N
9
Pearson Correlation
.(a)
Sig. (2-tailed)
.
N
9
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N
9
**
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
a
Cannot be computed because at least one of the variables is constant.