PERANAN BIOPSI ASPIRASI JARUM HALUS DENGAN PANDUAN ULTRASONOGRAFI

Download Karsinoma papilar tiroid (KPT) ialah keganasan tyroid yang berasal sel epitel folikel yang memberi gambaran papil dengan inti ground glass ...

0 downloads 295 Views 269KB Size
ISBN No. 978-602-98559-1-3

Prosiding SNSMAIP III-2012

PERANAN BIOPSI ASPIRASI JARUM HALUS DENGAN PANDUAN ULTRASONOGRAFI DALAM MENDIAGNOSIS KARSINOMA PAPILAR THYROID Muhartono, S.Ked, dan dr., M.Kes, Sp.PA Bagian Biologi Medik, Kelompok Bidang Ilmu Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Hp. 081279358340; Tilp/fax. 0725-7525077; email: [email protected]

ABSTRAK Karsinoma papilar tiroid (KPT) ialah keganasan tyroid yang berasal sel epitel folikel yang memberi gambaran papil dengan inti ground glass appearance, pseudoinclusion nulear, atau nuclear groove. Saat ini dikembangkan pemeriksaan biopsi aspirasi jarum halus (BAJH) untuk mendiagnosis kanker sebelum operasi, terutama KPT. Untuk meningkatkan akurasi pemeriksaan BAJH dapat dipandu ultrasonografi (USG). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui akurasi BAJH dipandu USG pada KPT. Penelitian ini merupakan uji diagnostik BAJH dipandu USG dengan gold standard pemeriksaan histopatologi. Sampel penelitian berjumlah 70 pasien yang dicurigai KPT. Hasil uji diagnostik BAJH dipandu USG pada KPT: sensitifitas 95%; spesifitas 96%; nilai prediksi positif 91%; nilai prediksi negatif 98%; rasio kemungkinan positif 24; rasio kemungkinan negatif 0,05; dan akurasi 97%. Kesimpulan, biopsi aspirasi jarum halus dengan panduan ultrasonografi mempunyai akurasi tinggi untuk mendiagnosis karsinoma papilar tyroid sebelum operasi. Kata kunci: Biopsi aspirasi jarum halus, karsinoma papilari tyroid, ultrasonografi

1. PENDAHULUAN Karsinoma papilar tiroid (KPT) ialah keganasan tyroid yang berasal sel epitel folikel yang memberi gambaran berupa struktur papil dengan inti ground glass appearance, pseudoinclusion nulear, atau nuclear groove (Mills dkk, 2004). Karsinoma papilar tyroid merupakan jenis keganasan yang paling banyak ditemukan pada tyroid yaitu 70−80% dari seluruh kasus karsinoma tiroid (Pasaribu, 2004; Arora, 2006). Keganasan tipe ini biasanya diferensiasi baik, sering bermetastasis ke kelenjar getah bening leher, dan mempunyai prognosis baik dibandingkan karsinoma tipe lain di tyroid (Young dkk, 2011).

Pada beberapa penelitian uji diagnostik menyatakan sensitivitas dan spesifisitas BAJH sebesar 83-90% dan 80-92%; serta akurasi 87,3% (Subekti dkk, 2009; Koss, 2006). Kebanyakan kasus, BAJH dilakukan tanpa dipandu USG sering menimbulkan hasil negatif palsu (Sriwidyani dan Mulyadi, 2007). Dengan bantuan USG maka jarum halus dapat diarahkan ke bagian yang solid untuk mendapatkan spesimen yang akurat, sehingga diharapkan dapat meningkatkan akurasi pemeriksaan (Seiberling dkk, 2008). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai akurasi pemeriksaan BAJH dipandu USG dalam mendiagnosis KPT. 2.

Berbagai upaya dikembangkan untuk mendiagnosis KPT lebih baik. Salah satu yang dikembangkan adalah biopsi aspirasi jarum halus (BAJH) dan ultrasonografi (USG) terutama pada pasien sebelum operasi KPT (Rasad dkk, 2005; Seiberling dkk, 2008). Biopsi aspirasi jarum halus merupakan pemeriksaan sitologi yang dapat digunakan untuk mendiagnosis KPT prabedah. Keuntungan pemeriksaan BAJH ialah biaya yang murah, teknik sederhana, cepat dan tanpa komplikasi yang bermakna (Subekti dkk, 2009).

METODE PENELITIAN

Desain penelitian adalah uji diagnostik BAJH dipandu USG dengan gold standard pemeriksaan histopatologi pasien yang diduga KPT di laboratorium Sentra Patologi Anatomi Lampung tahun 2011. Sampel dipilih adalah semua pasien yang dikirim ke Laboratorium Sentra Patologi Anatomi Lampung dan diduga menderita KPT. Pemeriksaan BAJH adalah teknik aspirasi kelompok sel dari fragmen jaringan dengan menggunakan jarum ukuran 25-27 G. Pemeriksaan BAJH dipandu USG untuk 364

ISBN No. 978-602-98559-1-3

Prosiding SNSMAIP III-2012

mendapatkan sampel yang representatif dan pembuatan preparat dengan pewarnaan diff quik; sedangkan pemeriksaan histopatologi dilakukan prosedur baku prosesing dan diakhiri

dengan pewarnaan hematoksilin eosin. Hasil BAJH terdiri dari positif dan negatif. Hasil pemeriksaan histopatologi terdiri positif dan negatif. Selanjutnya dibuat tabel 2x2 seperti Tabel 1.

Tabel 1. Tabel 2x2 uji diagnostik Histopatologi

BAJH dipandu USG

Total

+

-

+

a

b

a+b

-

c a+c

d b+d

c+d N=a+b+c+d

Total

Pada Tabel 2x2 di atas dapat dihitung nilainilai uji diagnostik (Dahlan, 2009) sebagai berikut: Sensitivitas = a / (a+c) x 100% Spesifisitas = d / (b+d) x 100% Nilai Duga Positif = a / (a+b) x 100% Nilai Duga Negatif = d / (c+d) x 100% Rasio Kemungkinan Positif = Sensitivitas / (1-spesifisitas) Rasio Kemungkinan Negatif =

(1-sensitivitas) / Spesifisitas Akurasi = (a+d) / N x 100% 3.

HASIL PENELITIAN

Hasil uji diagnotik BAJH dipandu USG pada pasien yang diduga KPT seperti yang tercantum pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil uji diagnostik BAJH dipandu USG pada pasien yang diduga KPT Histopatologi

BAJH dipandu USG

Total

+

-

+

18

2

20

-

1 19

49 51

50 70

Total

Hasil uji diagnostik BAJH dipandu USG pada KPT menunjukkan hasil sebagai berikut: sensitifitas 95%; spesifitas 96%; Nilai Prediksi Positif 91%; Nilai Prediksi Negatif 98%; Rasio Kemungkinan Positif 24; Rasio Kemungkinan Negatif 0,05; dan akurasi 97%.

spesifisitas 73%. Penelitian Young dkk, menyatakan sensitivitas 70% dan spesifisitas 93%. Mirshemirani dkk (2010) menyatakan sensitivitas sebesar 91% dan spesifisitas 94%. Dari beberapa penelitian tersebut sensitivitas pemeriksaan BAJH dipandu USG adalah 70-100% dan spesifitas 73-96%.

4. PEMBAHASAN

Nilai prediksi positif, yaitu kemungkinan seseorang menderita KPT bila hasil uji diagnostiknya positif. Nilai prediksi negatif yaitu kemungkinan seseorang tidak menderita KPT bila hasil uji diagnostiknya negatif. Hasil uji diagnostik BAJH dipandu USG pada KPT menunjukkan nilai prediksi positif 91%; nilai prediksi negatif 98%. Penelitian yang menunjukkan hasil yang jauh berbedan nilai prediksi positif 57,1%; nilai prediksi negatif 100% (Seiberling dkk, 2008). Mirshemirani dkk (2010) menyatakan nilai prediksi positif 74%, nilai prediksi negatif 96%. Dari beberapa penelitian tersebut nilai prediksi positif

Sensitivitas adalah kemampuan pemeriksaan BAJH dipandu USG untuk mendiagnosis bahwa subjek yang diperiksa benar-benar KPT. Spesifisitas, yaitu kemampuan pemeriksaan BAJH dipandu USG untuk mendiagnosis bahwa subjek yang diperiksa benar-benar bukan KPT. Hasil uji diagnostik BAJH dipandu USG pada penelitian ini adalah sensitifitas 95% dan spesifitas 96%. Hasil dari penelitian ini didukung oleh penelitian Seiberling dkk (2008) dengan menggunakan 203 sampel dimana hasil sensitivitas 100% dan

365

ISBN No. 978-602-98559-1-3

pemeriksaan tersebut adalah 57-91% dan nilai prediksi negatif 73-100%. Rasio kemungkinan positif, yaitu perbandingan antara hasil positif pada kelompok yang memang positif dibandingkan dengan hasil positif pada kelompok yang negatif. Pada penelitian ini didapatkan nilai rasio kemungkinan positif 24. Hasil ini memperlihatkan pada penelitian ini pemeriksaan BAJH diandu USG memberikan hasil uji diagnostik yang baik. Besaran hasil uji diagnostik positif baik memberikan rasio kemungkinan positif di atas 10. Rasio kemungkinan negatif, yaitu perbandingan antara hasil negatif pada kelompok yang positif dibandingkan dengan hasil negatif pada kelompok yang negatif. Pada penelitian ini didapatkan nilai Rasio kemungkinan negatif 0,05. Hasil ini memperlihatkan pada penelitian ini pemeriksaan BAJH dipandu USG memberikan hasil uji diagnostik yang baik. Besaran hasil uji diagnostik negatif baik memberikan Rasio kemungkinan negatif dibawah 0,1 (Dahlan, 2009). Akurasi pemeriksaan BAJH dipandu USG pada KPT 97%. Menurut Young dkk 2011 akurasi BAJH dipandu USG adalah 87%, sedangkan Mirshemirani dkk 2010 menyatakan akurasi pemeriksaan tersebut adalah 90%. Terdapat angka yang bervariasi antara 87-97% Melihat adanya variasi pemeriksaan dari sensitivitas sampai dengan akurasi menandakan bahwa pemeriksaan BAJH dipandu USG mempunyai keterbatasan. Keterbatasan tersebut seperti adanya negatif palsu (1,3 -17%); material inadekuat (2-31%); dan kemampuan patolog mendiagnosis BAJH (Rasad dkk, 2005; Seiberling dkk, 2008). Tetapi secara umum pemeriksaan ini sangat membantu mendiagnosis KPT sebelum operasi. Untuk menurunkan negatif palsu dan meningkatkan akurasi pemeriksaan BAJH, sangat perlu memperhatikan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan kelenjar getah bening leher, hasil pemeriksaan USG itu sendiri, dan tentunya pemeriksaan sitologi BAJH. Ultrasonografi diharapkan dapat membantu menentukkan letak massa tumor sehingga dapat meningkatkan akurasi. Ultrasonografi mempunyai sensitivitas, spesifisitas, dan akurasi masing-masing sebesar 60%, 59%, dan 59% (Seiberling dkk, 2008); sedangkan sensitivitas sebesar

Prosiding SNSMAIP III-2012

85%, spesifisitas 89%, dan akurasi 87% (Subekti dkk, 2009). Hasil uji diagnostik BAJH dipandu USG pada penelitian ini adalah sensitifitas 95%, spesifitas 96% , dan akurasi 97%. Dari data tersebut terlihat bahwa penggunaan USG sangat signifikan meningkatkan sensitifitas, spesifisitas, dan akurasi; terutama pada nodul tiroid yang sulit dipalpasi, ukuran nodul kecil, letak nodul dalam, kistik, dan fibroitik (Seiberling dkk, 2008). 5. SIMPULAN Simpulan, pemeriksaan BAJH dipandu USG mempunyai akurasi tinggi dalam mendiagnosis KPT prabedah. PUSTAKA Arora, R. Iodine and Thyroid Cancer in Goa, south India. Juni 2006. Tufts U. 18 Februari 2011. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/e ncy/article/000331.html. Dahlan, M. S. 2009. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Edisi 2. Salemba Medika, Jakarta. 79-82 hlm. Mills, S.E., Carter, D., Reuter, V.E. 2004. Sternberg’s Diagnostic Surgical Pathology. 4th ed. Vol.1.A. Lippincott. Philadelphia. Pp: 557586. Mirshemirani, A., Roshanzamir, F., Tabari, A.K., Ghorobi, J., Salehpoor, S., Gorji, F.A. 2010. Thyroid Nodules in Childhood : a Single Institute Experience. Pediatrics Center of Excellence, Children’s Medical Center, Tehran University of Medical Sciences. Teheran. Pp:91-96. Pasaribu, E. 2004. Hubungan Multifokal Dengan Group Risiko Multifaktorial Sistem Ames Pada Penderita Karsinoma Tiroid Berdifrensiasi Baik. Diakses pada tanggal 2010. http://library.usu.ac.id/download/fk/be dah-emir.pdf. Rasad, S., Makes, D., Sutarto, A.S., Boer, A. 2005. Radiologi Diagnostik Edisi Kedua. FKUI. Jakarta. 528-535 hlm.

366

ISBN No. 978-602-98559-1-3

Seiberling, K.A., Dutra, J.C., Gunn, J. 2008. Ultrasound-Guided Fine Needle Aspiration Biopsy of Thyroid Nodules Performed in the Office. The American Laryngological, Rhinological and Otological Society, Inc. The Laryngoscope 118, USA. Pp: 228-231. Sriwidyani, N.P. dan Mulyadi, K. 2007. Jurnal Kedokteran Peranan FNAB untuk diagnosis Pembesaran Kelenjar Tiroid pada Majalah Jurnal Kedokteran MEDICINA. FK Universitas Udayana / RS Sanglah Denpasar, Denpasar. 225-227 hlm.

Prosiding SNSMAIP III-2012

Subekti, I., Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadribata, M., Setiati, S. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Interna Publishing Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Jakarta. 2031-2037 hlm. Young, J.K., Lumapas, C.G., Mirasol, R. 2011. Sonographically Guided FineNeedle Aspiration Biopsy of Thyroid Nodules: Correlation Between Cytologic and Histopathologic Findings. Philippine Journal of Internal Medicine, Philippine.p:8-14.

367