Pertumbuhan Jahe Emprit (Zingiber officinale var. Rubrum) setetah Perlakuan Pupuk Kuda Sri Haryanti* *Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA UNDIP Abstract The aims of this experiment was to know thw growth of ginger after treatment horse fertilizer. Randomized Complete Design with 3 replicates were used to the experiment. The dosage was 7lg, 142g, 213g, 248g and control (0g). Parameters was sum of leaf, sum of root, length of root and sum of bud. The result of this experiment indicated that horse fertilizer was able to increase on sum of leaf and tusk of length root. Dosage of 213g is better to increase of length of the root. Key words : horse fertilizer, growth, ginger. Abstrak Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tentang tertumbuhan jahe emprit setelah diberi perlakuan pupuk kotoran kuda. Penelitian menggunakan CRD dengan ulangan 5 kali. Dosis pupuk adalah 71 g, 142 g, 213 g ,284 g dan kontrol (0 g). Parameter yang diamati adalah jumlah daun, jumlah akar, panjang akar jumlah tunas. Hasil penelitian menuunjukkan bahwa pupuk kotoran kuda dapat meningkatkan jumlah daun dan panjang akar, namun tidak pada jumlah akar dan jumlah tunasnya. Dosis 71 g adalah dosis terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan akar. Kata kunci : pupuk kuda, pertumbuhan, jahe
memungkinkan bakteri berkembang aktif,
PENDAHULUAN Tawangmangu
merupakan
daerah
sehingga kotoran kuda sangat potensial
wisata yang banyak memanfaatkan kuda
untuk
sebagai alat transportasi untuk menikmati
(Prihmantoro, 1996). Tingginya kesadaran
keindahan alam. Hal ini didukung juga oleh
akan kesehatan dan kualitas lingkungan
banyaknya ternak kuda yang lebih dominan
menyebabkan pergeseran pola konsumsi
dibandingkan ternak lainnya. Akan tetapi
hasil pertanian yang dibudidayakan secara
pemanfaatan
daerah
organik menghindari penggunaan pupuk
tersebut belum dioptimalkan, sehingga
kimiawi seminimal mungkin, sehingga
untuk memenuhi kebutuhan pupuk kandang
aman
yang mendukung budidaya tanaman obat
(Indrakusuma, 2000).
kotoran
kuda
di
dikembangkan
bagi
sebagai
kesehatan
pupuk
manusia
misalnya jahe emprit masih disuplai dari
Jahe emprit (Zingiber officinale var.
daerah lain. Kotoran kuda mengandung
Rubrum) merupakan salah satu tanaman
unsur hara makro dan mikro yang sangat
obat yang dibudidayakan di daerah tersebut.
dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman,
Jahe ini mempunyai aroma dan rasa yang
terutama
sangat tajam. Penyediaan bibit untuk
bahan
cairnya
yang
budidaya mudah
dan
pemeliharaannya
dengan
biaya
cepat
mengharuskan
pemakaiannya/
murah.
pembenamannya pupuk kuda yang telah
Pemanfaatan tanaman ini cukup banyak
matang sebaiknya dilakukan 1 minggu
yaitu selain sebagai bahan obat-obatan dan
sebelum tanaman. Perlakuan demikian
bumbu masak juga sebagai bahan industri
dilakukan untuk mencegah hilangnya unsur
makanan dan minuman. Jahe emprit ini
hara yang terkandung di dalamnya (Suteja,
mengandung nutrisi (gizi) yang cukup
1999). Kandungan unsur hara pada kotoran
tinggi. Primpang jahe kering mengandung
kuda adalah N 0,70%, P2O5 0,25% dan
pati 58%, protein 8%, oleoresin 3-5%,
K2O 0,55%. Pupuk kandang berperan
minyak atsiri 1-3% (Rukmana, 2000).
sebagai : l). Humus yang menjaga struktur
Pemupukan
relatif
cukup
bertujuan
untuk
tanah, sehingga mudah diolah, 2). Sebagai
memelihara atau memperbaiki kesuburan
sumber
tanah.Berdasarkan
penelitian
pertumbuhan tanaman, 3). Meningkatkan
Yuniastuti et. al. (2000), diketahui bahwa
kemampuan menahan air dan 4). Sumber
dengan pemberian pupuk kotoran sapi
mikroorganisme yang
sebyak 20 ton/hektar dalam waktu 10 bulan
sampah-sampah organik
hasil
mampu menghasilkan 20 ton rimpang jahe
N,
P
dan
Pertumbuahan
K
tinggi
untuk
menghancurkan
tanaman
pada
dalam setiap hektarnya. Tanaman jahe
dasarnya dibagi dalam dua fase yaitu fase
perlu pemupukan susulan pertama yaitu
vegetatif dan reproduktif. Tanaman jahe
setelah tanaman berumur 3 bulan (Djumidi,
berada pada fase vegetatif sampai umur 12
l998). Namun menurut anonim (2002)
minggu (Haryadi, l99l). Fase ini meliputi
pemeliharaan tanaman jahe secara organik
tiga proses penting yaitu pembelahan sel,
sebaiknya pemupukan susulan pada umur
pembesaran sel dan deferensiasi sel (Ashari,
6-8 minggu setelah tanam, selanjutnya
l995). Pembelahan sel terjadi pada jaringan
setiap l.5-2 bulan sekali memakai pupuk
meristematik pada titik tumbuh batang,
kandang dan kompos. Pupuk organik
ujung akar dan pada kambium. Pembelahan
mengandung berbagai macam zat hara
sel
tanaman yang sebagian terdapat di dalam
memerlukan karbohidrat dan jumlah air
persenyawaan kimia yang sama pada pupuk
yang banyak karena dindingnya tersusun
buatan (Rinsema, l983).
dari selulosa dan protoplasmanya sebagian
menghasilkan
sel-sel
baru
yang
Pupuk yang berasal dari kotoran kuda
terbuat dari gula. Pembesaran sel diikuti
termasuk pupuk yang mudah mengalami
dengan terjadinya pemenjangan sel, proses
penguraian hal ini karena susunan kimianya
ini membutuhkan banyak air. Daerah
mengandung
yang
pembesaran sel berada di belakang titik
memungkinkan bakteri-bakteri berkembang
tumbuh. Apabila sel-sel di daerah ini mulai
dengan aktif. Adanya penguraian yang
membesar,
senyawa-senyawa
vakuola-vakuola
besar
terbentuk dan secara intensif menghisap air,
dan beratnya 20 gram dengan l mata tunas.
sehingga
Penyiapan pupuk
sel
diferensiasi
memanjang.
Tahap
merupakan
kotoran kuda (diambil
hasil
dari BPTO Tawangmangu) dengan rasio
perkembangan yang tidak hanya perubahan
C/N=l5. Pupuk yang sudah matang dengan
kuantitatif tetapi juga kualitatif di antara sel,
karakteristik remah dan tidak berbau.
jaringan
Perlakuan
dan
organ.
Proses
proses
media
sebagai
berikut
perkembangan berlangsung terus secara
(Muhlisah, l999):
lambat atau bertahap selama separuh atau
P0 = tanah tanpa pupuk kotoran kuda
seluruh
fase
P1 = tanah + pupuk kotoran kuda 71 g
pertumbuhan
P2 = tanah + pupuk kotoran kuda 142 g
reproduktif, antara lain pembentukan organ
P3 = tanah + pupuk kotoran kuda 213 g
penyimpan
P4 = tanah + pupuk kotoran kuda 284 g
hidup
vegetatif
tumbuhan.
dapat
terjadi
cadangan
Pada
makanan
yaitu
rimpang (Haryadi, l99l). Pada bagian
Selanjutnya potongan –potongan ini
tertentu dari rimpang tumbuh mata-mata
lalu ditanam dalam polibag yang sudah
tunas yang memungkinkan munculnya
diisi media tersebut dengan posisi mata
anakan/rumpun tumbuhan baru
tunas menghadap ke atas (Syukur, 200l).
Penelitian
tentang
penggunaan
Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan
kotoran kuda sebagai pupuk masih sangat
setiap hari disiram air 200 ml. Pemanenan
sedikit
memacu
dilakukan setelah tanaman umur 3 bulan.
pertumbuhan tanaman obat jenis empon-
Parameter yang diamati adalah : jumlah
empon. Adanya hal-hal di atas yang
daun, jumlah akar, panjang akar dan jumlah
mendasari perlunya dilakukan penelitian
tunas. Penelitian ini dilakukan dengan
penggunaan kotoran kuda sebagai pupuk
menggunakan Rancangan Acak Lengkap
tanaman jahe emprit.
(RAL), dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan
terutama
dalam
pada masing-masing perlakuan tersebut. METODOLOGI
Data dianalisis dengan ANOVA pada taraf
Bahan jahe emprit untuk persiapan
signifikan 95%, dan jika ada beda nyata
bibit diambil dari Sumowono umur l tahun.
dilanjutkan dengan uji Duncan (Gomez dan
Bibit ditanam sampai tumbuh mata tunas.
Gomez,l995).
Kemudian bibit ini dipotong-potong kecil
Tabel 1. Rata-rata pertumbuhan tanaman jahe emprit yang diperlakukan dengan pupuk kotoran kuda. Parameter
P0
P1
e
46,1
P2 ab
45,4
P4
abc
48,4
P5 a
42bcd
Jumlah daun
26
Jumlah akar
22,7a
33,2a
27,1a
29a
22a
Panjang akar
51,4a
42,9b
40,7bc
31,4e
34,3d
Jumlah tunas
3,2a
4,8a
4,5a
6,1a
4,5a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti superskrip yang sama pada baris yang sama menunjukkan berbeda tidak sama pada uji Duncan dengan taraf signifikan 95%
60
50
48,4
46,1
45,4
Jum lahD aun
42 40
30
26
20
10
0 P0
P1
P2
P4
P5
Dosis Pupuk Jumlah daun
Gambar 1.histogram pertumbuhan jumlah daun tanaman jahe emprit setelah perlakuan pupuk kotoran kuda pada dosis yang berbeda 60
Jum lahdanPanjangAkar
51,4 50 42,9
40,7
40
34,3
33,2 29
27,1
30
31,4
22,7
22
20
10
0 P0
P1
P2
P4
Dosis Pupuk Jumlah akar
Panjang akar
Gambar 2. Histogram pertumbuhan jumlah akar dan panjang akar tanaman jahe emprit setelah perlakuan pupuk kotoran kuda pada dosis yang berbeda
P5
7 6,1
Jum lahTunas
6 4,8
5
4,5
4,5
4 3,2 3 2 1 0 P0
P1
P2
P4
P5
Dosis Pupuk Jumlah tunas
Gambar 3. histogram pertumbuhan jumlah tunas tanaman
jahe emprit setelah perlakuan pupuk kotoran kuda pada dosis yang berbeda dipakai
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil perhitungan anova pada taraf
dalam
metabolisme
sel
dan
hasilnya digunakan untuk pertumbuhan
signifikan 95% terhadap jumlah daun dan
vegetatif
panjang akar menunjukkan bahwa F hitung
yaitu akar dan daun. Unsur hara lain di
lebih besar dari F tabel, hal ini berarti
tanah diserap tanaman dalam bentuk ion
pemberian
kuda
bermuatan positif (NH4+, K+, Ca+, MG+)
berpengaruh nyata meningkatkan jumlah
dan bermuatan negatif (NO3-, HPO42- dan
daun dan memperlambat pemanjangan akar.
Cl-) yang terikat dalam kompleks jerapan
Sedangkan jumlah akar dan jumlah tunas
tanah. Ion-ion tersebut bersama air dari
tidak menunjukkan pengaruh nyata.
partikel tanah dan CO2 dari udara berperan
pupuk
kotoran
Adanya penambahan pupuk pada Pl,
dalam penyusunan protein, karbohidrat,
P2, P3 dan P4 memungkinkan tersedianya
pengaturan tekanan osmosis sel, gerakan
unsur hara
bagi tanaman. Pupuk ini
stomata, pengaturan turgor sel dan aktifitas
berfungsi dalam memperbaiki struktur
enzim dan metabolisme lainnya.Fungsi
tanah
kalium dalam pupuk ini diduga mengatur
menjadi lebih gembur, sehingga
mempermudah akar dalam menyerap air
pengembangan
dan
mengembang 80-90% dari volume sel.
oksigen.Di
samping
itu
juga
sel
karena
vakuola
meningkatkan kemampuan menahan air
Pupuk kotoran kuda merupakan
serta banyak mengandung mikroorganisme
pupuk panas sehingga terfermentasi lebih
sebagai pengurai bahan organik tanah.
cepat dari pada pupuk kotoran sapi dan
Unsur hara yang terkandung dalam pupuk
babi. Selain itu bahwa tidak semua unsur
kotoran kuda P2O5 dan K2O akan diserap
hara pupuk yang diberikan ke tanah dapat
akar dalam bentuk yang tersedia kemudian
diserep tanaman, karena sebagian akan
tercuci bersama air perkolasi, difiksasi oleh
Pemberian pupuk yang berlebihan
tanah dan menguap. Efisiensi pupuk kuda
menyebabkan
dapat mencapai 90%, banyak membantu
sehingga
pertumbuhan akar.Adanya cahaya yang
menjadi terlambat. Perubahan NH4 menjadi
cukup dapat meningkatkan laju fotosintesis,
NO3 akan terhambat, sehingga kehidupan
sehingga hasil asimilat dipergunakan untuk
bakteri tersebut kurang optimum dan
pertumbuhan
penimbunan nitrit ini merupakan racun bagi
primordia
daun.
Sel-sel
tanah
kehidupan
menjadi bakteri
enzimatik
meristem pucuk sangat memerlukan energi
tanaman.
untuk
dan
pertunbuhan akar merupakan fase vegetatif
deferensiasinya Sel-sel baru atau sel anakan
yang sangat membutuhkan energi respirasi.
memerlukan karbohidrat dalam jumlah
Proses
besar karena dindingnya tersusun dari
meristem pucuk maupun akar memerlukan
selulosa
ATP . Pada saat daun sedang tumbuh
melakukan
dan
pembelahan
protoplasnya
dari
gula.
Pertumbuhan
asam,
pembentukan
sel
baru
dalam
meristem
adanya pupuk kotoran kuda. Tingkat
membelah , maka proses fotosintesis
perkembangannya semakin jelas terlihat
belum maksimal sehingga hasilnya tidak
sesuai dosis pupuk yang meningkat.
cukup
untuk
pertumbuhan
dan
dan
Pertumbuhan primordia daun terpacu oelh
Berdasarkan analisis data jumlah
marginal
daun
basalnya
memacu
bersama
calon akar yang sedang
diketahui F lebih kecil dari F
tumbuh. Fungsi P dalam pupuk kotoran
tabel, ini menunjukkan bahwa jumlah akar
kuda untuk memacu pertumbuhan akar .
menunjukkan hasil
yang tidak berbeda
Perubahan P akar tanaman ada 3 fase yaitu
nyata terhadap kontrol. Hal ini diduga
perubahan P anorganik yang baru diserap
karena inisiasi akar relatif sama pada
menjadi
semua
respon
perubahan P dari ATP menjadi ADP,
pertumbuhan jumlah akar juga sama.
pemecahan dari pirofosfat atau fosfat
Hukum
minimum
secara hidrolisis.
bahwa
pertumbuhan
akar dan
perlakuan,
sehingga
Liebig
menyatakan
suatu
tanaman
bentuk
Berdasarkan
senyawa
analisis
organik,
data
pada
tergantung pada faktor yang ada dalam
panjang akar diketahui F hitung lebih besar
jumlah minimum. Naik atau turunnya
dari F tabel, hal ini menunjukkan bahwa
pertumbuhan sesuai dengan peningkatan
penambahan dosis pupuk menghambat
dan penysutan jumlahnya. Jika jumlah yang
pemanjangan akar.
dibutuhkan sudah dalam batas maksimum,
Pertumbuhan
panjang
akar
maka penambahan atau kenaikan dosis
menunjukkan hasi yang berbeda nyata
pupuk
meningkatkan
terhadap kontrol. Hal ini diduga terjadi
pertumbuhan tanaman (Salisbury dan Ross,
perbedaan pengaruh terutama pada zona-
1992).
zona ujung akar yaitu zona meristematis,
tidak
akan
zona elongasi dan zona maturasi. Pada zona
dikarenakan
maturasi banyak terbentuk bulu-bulu akar
penggunaan energi untuk pertumbuhan
yang sangat berpenyaruh dalam penyerapan
organ seperti bunga dan organ penyimpan.
unsur hara. Akar tumbuh cepat karena
Kompetisi
adanya unsur P yang cukup pada saat fase
mendapatkan asimilat, enzim dan kofaktor
pertumbuhan vegetatif. Di samping itu
enzim yang bekerja dalam metabolisme sel.
panjang pendeknya akar tergantung pada
Di samping itu juga terjadi kompetisi antar
faktor genetik dan faktor luar seperti keras
organ tanaman terhadap nutrisi, vitamin,
lunaknya tanah, banyak sedikitnya air dan
unsur mineral dan substansi pertumbuhan
jauh dekatnya air tanah terhadap akar.
lainnya.
Semakin panjang akar semakin mudah
pertumbuhan reproduktif pada tanaman
mencapai unsur yang ada. Pada akar anion
tidak
fosfot mudah bertukar dengan OH. Fosfor
keduanya berjalan beriringan. Pada fase
diambil tanaman dari
H2PO4-
terjadi
ini
kompetisi
meliputi
Pertumbuhan
berjalan
dalam
persaingan
vegetatif
sendiri-sendiri
dan
tetapi
dan HPO4=
vegetatif terjadi pertumbuhan reproduktif
atau bentuk pirofosfat dan metafosfat
antara lain terjadinya pembentukan organ
dipakai untuk metabolisme fosfolipit dan
penyimpan
nukleoprotein.
dosis
halnya rimpang (Haryadi,l99l). Pendapat
pupuk ,akar tanaman semakin pendek.
tersebut didukung pula.oleh Lakitan (1996)
Dilihat secara morfologi zona maturasi
yang menyatakan bahwa pertumbuhan
semakin memendek. Hal ini menyebabkan
tidak langsung secara seragam terjadi pada
daerah bulu-bulu akar berkurang, sehingga
seluruh bagian tanaman. Heddy (l994) juga
daerah yang bersentuhan dengan unsur hara
mengatakan
terbatas penyerapannya. Penyerapan unsur
pembentukan organ pada tumbuhan dapat
hara dan air serta pertukaran ion-ion
meningkatkan
menjadi terhambat.
fotosintat di antara daerah tumbuh misalnya
Semakin
tinggi
cadangan
bahwa
makanan
adanya
persaingan
seperti
peristiwa
kebutuhan
Hasil analisis data untuk jumlah
batang dab cabang ataupun rimpang Fosfor
tunas menunjukkan bahwa F hitung lebih
diperlukan tanaman untuk pembentukan
kecil dari F tabel. Hal ini menunjukkan
primordia bunga dan organ tanaman untuk
bahwa penambahan dosis pupuk belum
reproduksi. Metabolisme karbohidrat pada
mempengaruhi
daun
jumlah
tunas.
Hasil
dan
pemindahan
sukrose
juga
pertumbuhan jumlah tunas menunjukkan
dipengaruhi oleh P anorganik, walaupun
berbeda tidak nyata terhadap kontrol. Hal
mungkin secara tidak langsung. Pada
ini diduga karena hasil metabolisme tidak
proses pertama penyusunan sukrose dan
difokuskan untuk membentuk tunas baru
heksose memerlukan fosfat energi tinggi
tetapi
dan
(ATP dan UTP). Oleh karena itu P
ini
anorganik diperlukan dalam sel-sel daun
untuk
perkembangan
pembesaran rimpang.
Hal
waktu
penyusunan
karbohidrat.
tanaman jahe emprit adalah 71
Diperkirakan 40% P berikatan dengan pati/amilum kentang, dan mungkin pada jahe lebih rendah sedikit. Regenerasi dapat
gram per tanaman. 3. UCAPAN TERIMA KASIH
terjadi dengan cara dedeferensiasi yaitu
Ucapan terima kasih ini kami
proses perkembangan sel-sel yang telah
sampaikan kepada rekan dosen dan
dewasa menjadi meristem lagi. Mata tunas
teknisi serta mahasiswa Lilis Paridah
ini jika ditanam
yang telah membantu pelaksanaan
pada lingkungan yang sesuai akan tumbuh
penelitian ini, dengan harapan semoga
menjadi tanaman baru yang lengkap.
kerjasama yang telah terlaksana selama
Jumlah tunas
ini dapat terus ditingkatkan.
relatif sama untuk semua
perlakuan karena penambahan dosis pupuk masih
belum
bertambahnya
mampu
mempengaruhi
daerah
inisiasi/calon
tunas .Jaringan parenkim yang mengalami dedeferensiasi relatif sama, sehingga sel-sel penyusun tunas tingkat perkembangannya sama. Hal ini diduga terjadi ekpresi gen yang sama yang memungkinkan daya regenerasi yang sama pada tiap rimpang tanaman.
KESIMPULAN Berdasarkan analisis terhadap hasil pengamatan pada penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pemberian dosis pupuk kotoran kuda yang berbeda berpengaruh terhadap jumlah daun dan panjang akar tanaman jahe emprit tetapi tidak berpengaruh meningkatkan terhadap jumlah akar dan jumlah tunasnya. 2. Dosis pupuk kotoran kuda yang paling efektif bagi pertumbuhan
DAFTAR PUSTAKA Ashari, l995. Hortikultura : Aspek Budidaya. Universitas Indonesia Press. Jakarta Gomez, K.A. dan Gomez, l995. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Haryadi, S. l99l. Pengantar Agronomi. PT.Gramedia Jakarta. Heddy, S. Dkk l994. Pengantar Produksi Tanaman dan Penanganan Pasca Panen. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Indrakusuma, 2000. Proposal Pupuk Organik Cair Supra Alam Lestari. PT. Surya Pratama Alam. Yogyakarta. Muhlisah, F. l999. Temu-temuan dan Empon-empon. Kanisius .Yogyakarta. Prihmantoro, H. 1996. Memupuk Tanaman Buah. Penebar Swadaya. Jakarta. Rinsema, l983. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Bhratara Karya Aksara. Jakarta. Rukmana, R. 2000. Usaha Tani Jahe. Kanisius.Jakarta Salisbury, F.B. dan C. W.Ross, 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Penerjemah : Dian R.Lukman, Sumaryono. Institut Teknologi Bandung. Bandung Suteja, 1999. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta.Jakarta Syukur, C. 200l. Agar Jahe Berproduksi Tinggi. Penebar Swadaya. Jakarta.