PETUNJUK PRAKTIKUM HISTOLOGI I
Dipakai untuk kalangan sendiri
Universitas Gadjah Mada
1
CELLULA (SEE)
Pada semua preparat, perhatikan lebih dahulu keseluruhan dengan perbesaran lemah, baru kemudian (kalau perlu) dengan perbesaran kuat. Khusus pada praktikum mengenai sitologi, hendaklah pada setiap preparat diperhatikan lebih dahulu apa yang dimaksud- dengan ―sel‖, lihat bentuk, batas-batas sel. Perhatikan nukleus, mengenai bentuk dan letak dalam sel. 1. Stereocilium Organ yang dipakai
:
Cy- 1
No. Sediaan
:
Testis pada bagian epididymidis.
Teknik pewarnaan
:
PTAH (Mallory) Pada bagian superfisial/ permukaan
Perhatikan
:
sel tampak stereocilium berupa bangunan seperti rambut berwarna cokiat tua. Stereocilium tidak dapat bergerak aktif. Bangunan ini merupakan tonjolan sitoplasma sel kearah lumen ductus epididymidis.
2. Substantia chromatophilica (Nissl)/badan Nisel Organ yang dipakai
:
Cy-2
No. Sediaan
:
Medulla oblongata
Teknik pewarnaan
:
Toluidin biru
Perhatikan
:
Dalam
sitoplasma
neuron
tampak
substantia
chromatophilica berupa bercak-bercak berwarna biru, bersifat basofil.
3. Mitochondrion Organ yang dipakai
:
Cy-3
No. Sediaan
:
Ren
Teknik pewarnaan
:
Acid fuchsin (Metzner)
Perhatikan
:
Struktur mitokondria sebagai batang-batang kecil merah dalam sitoplasma, letak infranuklear berjajar tegak lurus terhadap membrana basalis.
Universitas Gadjah Mada
2
4. Granulum glycogeni Organ yang dipakai
:
Cy -4
No. Sediaan
:
Hepar
Teknik pewarnaan
:
Periodic Acid Schiff Reaction (PAS)
Perhatikan
:
Temukan hepatocytus berupa sel berbentuk poligonal berderet -deret tersusun radier mengelilingi vena centralis. Sitoplasma dengan granulum glycogeni yang tersebar, berupa butir-butir berwarna merah magenta (reaksi PAS positif).
5. Granulum zymogeni Organ yang dipakai
:
Cy-5
No. Sediaan
:
Pancreas
Teknik pewarnaan
:
Trikhrom (Mallory)
Perhatikan
:
Can pars exocrin pancreatis yang berbentuk asinus. Asinus tersusun atas sel berbentuk piramidal deñgan bagian puncak sel berbata an dengan lumen sinus. Perhatikan pada puncak sel-sel asinus terli hat butirbutir merah; butir-butir itu adalah granula zimogen.
6. Mucinogen Organ yang dipakai
:
Cy-6
No. Sediaan
:
Intestinum tenue
Teknik pewarnaan
:
PAS
Perhatikan
:
Carilah lebih dahulu villi intestinalis yang dilapisi oleh epitel kolumner selapis Exocrinocytus caliciformis/sel piala
disela-sela
epitheliocytus
columnaris/epitel
kolumner. Teknik mi khusus memperagakan musin yang terdapat di dalam sitoplasma exocrinocytus caliciformis, tercat berwarna merah magenta karena berea]si positif dengan teknik PAS.
Universitas Gadjah Mada
3
7. Tetes lemak Organ yang dipakai
:
Cy- 7
No. Sediaan
:
Kulit
Teknik pewarnaan
:
Osmium-tetroksid (Flemming) -eosin Bulatan lemak
Perhatikan
:
dalam vakuola lemak, terpulas hitam. Sitoplasma berwarna merah, tampak sebagai garis tipis sekali melingkari vakuola lemak. Nukleus juga terpulas hitam.
8. Partikel tripan biru di dalam macrophagocytus Organ yang dipakai
:
Cy- 8
No. Sediaan
:
Hepar
Teknik pewarnaan
:
―Counterstain‖
(pewarnaan
tambahan)
dengan
Safranin-O. Binatang disuntik tripan biru kemudian hepar diproses jadi irisan lalu di counter stain dengan Safranin-O. Perhatikan
:
Carilah
dulu
endotheliocytus
dan
reticuloendotheliocytus stellatus (macrophagocytus) yang terdapat/ membatasi vas sinusoideum yang terdapat di antara deretan hepato cytus. Di dalam cytoplasma reticuloendotheliocytus stellatus terdpat partikel tripan biru (berwarna biru) sebagai hasil proses fagosi t®sis partikel tersebut oleh ret iculoendotheliocytüs stellatus.
9. Cyclus mitoticus/mitosis Organ yang dipakai
:
Cy-9
No. Sediaan
:
Kepala embrio
Teknik pewarnaan
:
Hematoksilin-Eosin
Perhatikan
:
Carilah bangunan bulat-bulat yang disebut folikel rambut, pada kulit kepala atau pada daerah moncong. Cobalah menemukan gambaran tahapan mitosis dengan memperhatikan apparatus mitoticus pada sel folikel rambut.
Universitas Gadjah Mada
4
10. Chromosome Organ yang dipakai
:
Cy-10
No. Sediaan
:
Darah yang ditanam/kultur/dibenihkan.
Teknik pewarnaan
:
Giemsa
Perhatikan
:
- Perbesaran lemah:
Sel-sel besar dengan nucleus berwarna ungu, bentuk bulat, ukuran besar dikenal sebagai limfoblas.
Kromosom
pada
tahap
metafase
tampak
berserakan. - Perbesaran kuat:
Kromosom metasentrik, bentuk seperti huruf ―X‖, sentromer yang ditengah-tengah, terdiri atas 2 kromatid (chromatidium) yang dilekatkan oleh sentromer.
Kromosom submetasentrik, sentromer terletak pada 2/3 bagian ujung.
kromosom akrosentrik, sentromer terletak diujung.
11. Drumstick Organ yang dipakai
:
Cy-11
No. Sediaan
:
Darah tepi, khusus pada Leukosit Neutrof ii.
Teknik pewarnaan
:
Giemsa
Perhatikan
:
Perbesaran lemah:
Leukosit neutrof ii tampak bulat, nucleus terdiri atas 2-3 lobi, berwarna ungu, satu sama lain dihubungkan oleh benang kromatin.
Perbesaran kuat:
Temukan leukosit neutrofil yang lobus intinya mempunyai tonjolan seperti pemukul tambur: drumstick, bertangkai halus, ujung bulat.
PERTANYAAN 1. Bagaimana mikrograf elektron membrana cellularis? 2. Sebutkan organella dalam sel yang terlihat dengan mikroskop elektron! 3. Mengapa granulum glycogeni bereaksi positif pada teknik P.A. S? 4. Sebutkan ciri khas setiap tahap mitosis! 5. Apakah substantia chromatophilica itu? Mengapa basofil?
Universitas Gadjah Mada
5
TEXTUS EPITHELIALIS (JARINGAN EPITEL) 1. Epithelium simplex squamosum/epitel selapis pipih Organ yang dipakai
:
E - 1a
No. Sediaan
:
REN, pada corpusculum renale
Teknik pewarnaan
:
Hematoksilin-eosin (HE)
Perhatikan
:
Cari pada cortex renale, bangunan bulat-bulat di antara
tubulus
renalis
yang
dikenal
sebagai
corpusculum renale. Can capsula glomeruli panes externa pada corpusculum renale. Epitheliocytus berbentuk pipih, selapis dengan nucleus pipih. 2. Membrana basalis Organ yang dipakai
:
E - lb
No. Sediaan
:
REN, pada corpusculurn renale
Teknik pewarnaan
:
PAS
Perhatikan
:
Amati sel-sel epitel, dapat juga pada bangunan yang dikenal sebagai corpusculum renale. Perhatikan membrana basalis, tempat sel epitel bersandar, berwarna merah magenta karena bereaksi positif dengan teknik PAS.
3. Epithelium simplex cuboideum/epitel selapis kuboid Organ yang dipakai
:
E-2
No. Sediaan
:
Glandula thyroidea
Teknik pewarnaan
:
HE
Perhatikan
:
Folikel glandula thyroidea berbentuk bulat berisi massa koloid. Setiap folikel disusun oleh epithet liocytus berbentuk kuboid, selapis memiliki sebuah nucleus berbentuk bulat, terletak di pusat sel.
Universitas Gadjah Mada
6
4. Epithelium simplex columnare/epitel selapis kolumner Organ yang dipakai
:
E-3
No. Sediaan
:
Intestinum tenue
Teknik pewarnaan
:
HE
Perhatikan
:
Carilah tunica mucosa yang membatasi lumen intestinum tenue. Turiica mucosa membentuk tonjolan seperti jan yang disebut villi intestinaus. Permukaan villi intestinalis dilapisi sederetan sel, seragam ukurannya, membentuk epithelium simplex columnare,
berbentuk
silinder,
selapis.
Nucleus
berbentuk bujur telur dengan aksis tegak lurus membrana basalis. Coba temukan lirnbus striatus pada permukaan sel epitel. Exocrinocytus caliciformis atau sel piala tampak di sana-sini antara sel epitel. Sel piala merupakan modifikasi sel epitel kolum— ner, menganaung mucin yang dengan teknik pewarriaan HE tampak jernih, tidak terwarnai. 5. Epithelium pseudostratfticatum columnare/epitel semu berlapis kolumner Organ yang dipakai
:
E-4
No. Sediaan
:
Testis pada ductus epididymidis
Teknik pewarnaan
:
HE
Perhatikan
:
Carilah ductus epididymidis merupakan saluran kecilkecil dilapisi epitel pseudostratificatum colum flare. Deretan sel epitel yang sebenarnya satu lapis, namum karena ukuran tinggi sel tidak sama, maka tampak
seakan-akan
diperhatikan
letak
berlapis,
nucleus
yang
lebih-lebih
jika
berbeda-beda.
Semua epithelio cytus berbentuk kolumner bersandar pada membrana basalis, namun tidak semua sel mencapai rongga ductus.
Universitas Gadjah Mada
7
6. Epithelium stratificatum squamosum noncornificatum / epitel berlapis pipih tidak menanduk Organ yang dipakai
:
E-5
No. Sediaan
:
Oesophagus pada bagian tunica mucosa
Teknik pewarnaan
:
HE
Perhatikan
:
Carilah tunica mucosa yang membata si lumen oesophagus terdiri atas sel epitel yang berlapis-lapis. Jika diperhatikan secara keseluruhan, maka epitel tersusun oleh 3 lapisan
stratum
superficiale/lapisan
permukaan,
membatasi rongga usus; sel-sel dan nucleus .berbentuk pipih.
stratum intermedium/lapisan tengah dengan selsel berbentuk polihedral (bersudut banyak).
stratum
basale/lapisan dasar
dengan sel-sel
kuboid atau kolumner rendah, bersandar pada membrana basalis. 7. Epithelium stratificatum squamosum cornificatum/epitel berlapis pipih menanduk Organ yang dipakai
:
E-6
No. Sediaan
:
Kulit telapak kaki/tangan
Teknik pewarnaan
:
HE
Perhatikan
:
Carilah permukaan terluar kulit yang terdiri atas sel epitel yang berlapis-lapis. Epitel di sini memperlihatkan 3 lapisan pula seperti pada sediaan no. E-5 dengan tambahan disebelah luar epitheliocytus superficialis terdapat lapisan sel yang telah mengalami cornificatio atau penandukan. Sel-sel
di
sini
telah
mengalami
degenerasi,
kehilangan nucleus dan organela lain, dan di dalam sitoplasma dideposisi keratin (zat tanduk).
Universitas Gadjah Mada
8
8. Epithelium stratificatum columnare/epitel berlapis kolumner Organ yang dipakai
:
E-7
No. Sediaan
:
Palpebra pada fornix conjunctivae
Teknik pewarnaan
:
HE
Perhatikan
:
Carilah fornix conjunctivae palp brae yang dilapisi sel epitel berlapis-lapis. Stratum superficiale terdiri atas sel-sel berbentuk kolumner, memiliki inti berbentuk oval dengan aksis inti tegak lurus permukaan epitel. Letak inti lebih dekat pada bagian basal sel. Stratus intermedium terdiri atas sel berbentuk poligonal, dengan intl bulat. Stratum basale terdiri atas sel-sel berbentuk kuboid atau kolumner rendah.
9. Epithelium transitionale Organ yang dipakai
:
E-8
No. Sediaan
:
Vesica urinaria pada bagian tunica mucosa
Teknik pewarnaan
:
HE
Perhatikan
:
Carilah lumen vesica urinaria yang dilapisi sel berlapis-lapis. Epitel ini sesungguhnya tergolong epitel berlapis tersusun oleh: stratum superficiale pada sediaan ini alat sedang mengempis, Sehingga sel permukaan melengkung, membulat, ke arah lumen. Jika alat berisi penuh dan mekar, terdiri atas sel berbentuk pipih. stratum intermedium menempati ba’gian tengah terdiri atas sel berbentuk seperti buah ―peer‖. stratum basale bersandar pada membrana basalis, terdiri atas sel berbentuk kuboid.
PERTANYAAN 1. Sebutkan penggolongan epitel. 2. Exocrinocytus caliciformis itu termasuk jenis epitel apa? 3. Bagaimana gambaran mikrograf elektron membrana basalis? 4. Sebutkan berbagai macam hubungan antara sel-sel epitel. 5. Bagaimana epitel mendapat nutrisi?
Universitas Gadjah Mada
9
TEXTUS CONNECTIVUS (JARINGAN IKAT) GUNAKANLAH PERBESARAN LEMAH SEBELUM PERBESARAN KUAT 1!!. 1. Textus connectivus mucosus (gelatinosus)/jaringan ikat mucus (gelatinosa). Organ yang dipakai
:
CT-2
No. Sediaan
:
Funiculus umbilicalis
Teknik pewarnaan
:
H.E
Perhatikan
:
Dengan mata biasa, tampak bulatan berdiameter lebih kurang 1 cm dengan 3 bulatan kecil yaitu pembuluh darah. Jaringan ikat mukus terletak sekeliling pembuluh, darah.
fibrobiastus berupa celiula stellata, menyerupai bintang.
substantia intercellularis homogen dengan fibrae collagenosae halus, masih terputus-putus, belum membentuk berkas.
2. Textus connectivus areolaris/jaringan ikat longgar. Organ yang dipakai
:
CT-3
No. Sediaan
:
Mesenterium
Teknik pewarnaan
:
Toluidin biru
Perhatikan
:
sel-sel, terutama fibrobiastus
substantia intercellularis berisi serabut kolagen, berwarna biru, Cebal dan berombak, serabut elastik lebih tipis dan bercabang cabang;
pembuluh darah kapiler dengan endotheliocytus dan periangiocytus. Sepanjang kapiler sering dijumpai mastosit.
Universitas Gadjah Mada
10
3. Textus connectivus areolaris/jaringan ikat longgar jaringan ikat padat ireguler. Organ yang dipakai
:
CT-4
No. Sediaan
:
Kulit kepala
Teknik pewarnaan
:
Hematoksilin-Resorcin-Anilin Biru
Perhatikan
:
fibroblastus dengan inti pipih berwarna cokiat tua. serabut
kolagen
tersusun
padat
tidak
teratur
berwarnabiru. - serabut elastik tidak membentuk berkas berwarna cokiat merah. 4. Textus connectivus areolaris/jaringan ikat longgar jaringan ikat padat ireguler. Organ yang dipakai
:
CT-S
No. Sediaan
:
Tendo
Teknik pewarnaan
:
H.E
Perhatikan
:
fibroblastus atau tendosit
substantia intercellularis mengandung serabut kolagen yang menibentuk berkas padat sekali yang disebut fasciculus tendinosus, dikelilingi jaringan ikat longgar.
5. Textus connectivus reticularis/jaringan ikat retikuler. Organ yang dipakai
:
CT-6
No. Sediaan
:
Nodus Lymphaticus
Teknik pewarnaan
:
Impregnasi perak (AgNO3) (da Fano)Safranin 0
Perhatikan
:
sel retikuler mempunyai processus cellularis
substantia
intercellularis
penuh
berisi
fibra
reticularis yang beranyaman membentuk jala dan berwarna
hitam.
Di
antara
serabut-serabut
terdapat sel-sel terutama lymphocytus, dengan nucleus yang tercat kemerahan.
Universitas Gadjah Mada
11
6. Textus connectivus elasticus / jaringan ikat elastis Organ yang dipakai
:
CT-7
No. Sediaan
:
Ligamentum nuchae
Teknik pewarnaan
:
Orcein - anilin blue
Perhatikan
:
Sel
(fibroblastus),
mci
berwarna
cokiat
ungu
perhatikan juga kromatin dan nucleolus. Substantia intercellularis mengandung:
serabut elastik berwarna coklat kekuningan dan tersusun rapat.
serabut kolagen warna biru, halus tersusun berkelompok.
7. Textus
connectives
adiposus
atau
textus
adiposus/jaCT-8connectivus
reticularis/jaringan ikat retikuler. Organ yang dipakai
:
CT-7
No. Sediaan
:
Ligamentum nuchae
Teknik pewarnaan
:
Orcein - anilin blue
Perhatikan
:
Sel
(fibroblastus),
mci
berwarna
cokiat
ungu
perhatikan juga kromatin dan nucleolus. Substantia intercellularis mengandung:
serabut elastik berwarna coklat kekuningan dan tersusun rapat.
serabut kolagen warna biru, halus tersusun berkelompok.
PERTANYAAN 1. Sebutkan penggolongan jaringan ikat. 2. Jenis sel apa yang mempunyai kemampuan diferensiasi terkuat dalam jaringan ikat? 3. Bagaimana serabut kolagen dapat dibedakan dan serabut elastik? 4. Terangkan peranan jaringan ikat sebagai benteng pertahanan tubuh. 5. Terangkan kejadian edema di bawah kulit tubuh.
Universitas Gadjah Mada
12
TEXTUS CARTILAGINEUS (KARTILAGO) GUNAKANLAH PERBESARAN LEMAAHA SEBELUM PERBESARAN KUAT!!! 1. Cartilago embryonale No. Sediaan
:
C-1
Organ yang dipakai
:
Embryo
Teknik pewarnaan
:
HE
Perhatikan
:
Chondrocytus kumparan),
masih
tersebar
berbentuk dalam
fusiformis
matrix
yang
(seperti homogen.
Jaringan ini dibungkus oleh lapisan jaringan ikat fibrous disebut perichondrium. 2. Cartilago hyaline No. Sediaan
:
C-2a
Organ yang dipakai
:
Trachea
Teknik pewarnaan
:
HE
Perhatikan
:
Daerah pars cartilaginea trachea -
Perichondrium terdiri atas
stratum fibrosum di luar, berserabut banyak.
stratum chondrogenicum atau stratum cellulare, disebelah dalam, mengandung banyak sel.
-
Chondroytus
di pusat, sel berbentuk bundar atau ovoid. Seringkali
dua
sel
atau
lebih
berkelompok,
membentuk aggregatio cellularis.
di bagian permukaan, sel lebih pipih, dengan sumbu
panjang
sejajar
dengan
permukaan,
terletak di dalam lacuna cartilaginea. -
Matrix cartilaginea dapat dibedakan:
substantia fundamentalis cartilaginea (substansi dasar), warna kebiru-biruan seperti kaca.
matrix territorialis cellularis tampak lebih biru, mengitari lacuna cartilaginea.
matrix interterritorialis, di antara lacuna
3. Cartilago hyalina No. Sediaan
:
C-2b
Organ yang dipakai
:
Trachea
Teknik pewarnaan
:
Metilen-biru Universitas Gadjah Mada
13
Perhatikan
:
Matrix cartilaginea (matriks tentonal, interteritonial & kapsula) berwarna ungu kemerahan (sifat metakromasi), struktur lain berwarna biru sesuai dengan zat pewarna.
4. Cartilago elastica No. Sediaan
:
C-3
Organ yang dipakai
:
Daun telinga.
Teknik pewarnaan
:
Hematoksilin Resorcin Anilin biru
Perhatikan
:
Susunan kartilago ini mirip dengan cartilago hyalina, dengan perbedaan, bahwa cartilago elastica meñandung serabut elastis di dalam matriks. Serabut tersebut pada teknik pewarnaan yang spesifik Hematoksilin Resorcin Anilin bi-ru berwarna coklat kemerahan, sedangkan matriks dan serabut kolagen berwarna biru.
5. Cartilago fibrosa/cartilago collagenosa No. Sediaan
:
C-4
Organ yang dipakai
:
Discus intervertebralis
Teknik pewarnaan
:
HE
Perhatikan
:
Matrix mengandung serabut kolagen kasar, berlapis-lapis, arah serabut kolagen pada lapisan bersilangan dengan arah serabut pada lapisan lain, sehingga pada irisan sediaan
mernbentuk
gambaran
seperti
bulu
ayam.
Chondrocytus tampak terletak di dalam lacuna, tersebar diantara serabut kolagen. Kartilago jenis ini tidak memiliki perikondrium. 6. Cartilago cum fibrae asbestoseae / kartilago dengan transformasi asbes No. Sediaan
:
C-5
Organ yang dipakai
:
Costa
Teknik pewarnaan
:
HE
Perhatikan
:
-
Bagian pinggir cartilago sama strukturnya dengan cartilage hyalin.
-
Di bagian pusat, matrix ada gambaran garis-garis kasar sejajar, mirip serabut asbes.
-
Chondrocytus
ada
yang
intinya
sudah
piknotis
(degenerasi). Perhatian/Perlu Diingat
:
Pada sediaan kerapkali dijumpai sel-sel teriris tanpa nucleus, sehingga seakan-akan sel tampak kosong.
Universitas Gadjah Mada
14
PERTANYAAN 1. Berilah contoh lokasi jenis cartilago hyalina, elastica dan fibrosa. 2. Terangkan bagaimana terjadinya aggregatio cellularis 3. Mengapa matrix cartilainea makin ke pusat makin basofil? 4. Apakah pengapuran dapat terjadi dalam kartilago? Bilamanakah pengapuran itu terjadi? 5. Bagaimana cara kartilago mendapat makanan? 6. Mengapa matrix cartilaginea bersifat metakromatik? 7. Apakah cartilago hyalina mengandung serabut di dalam matriksnya?
Universitas Gadjah Mada
15
TEXTUS OSSEUS (TULANG) GUNAKANLAH PERBESARAN LEMAH SEBELUM PERBESARAN KUAT !!! 1. Osteogenesis desmalis No. Sediaan
:
B-1
Organ yang dipakai
:
Kepala embryo
Teknik pewarnaan
:
H.E
Perhatikan
:
-
Os membranaceum mirip ―pulau-pulau ’, kemerahmerahan dengan matriks yang disebut osteoid.
-
Osteoblastocytus, berderet-deret dipermukaan pulau Cytoplasma bersifat agaak basofil
-
Ostepcytus terletak lebih di pusat pulau dengan cytoplasma yang bersifat agak asidofil.
-
Carilah osteoclastocytus atau cellula gigantica (sel raksasa) berinti banyak, terletak pada lekukan jaringan tulang yang disebut lacuna Howship.
2. Osteogenesis cartilaginea. No. Sediaan
:
B-2
Organ yang dipakai
:
Tibia
Teknik pewarnaan
:
Orcein - Anilin biru
Perhatikan
:
Pelajarilah proses pembentukan tulang ini pada cartilago epiphysialis. Dan epiphysis kearah diaphysis berturut-turut perhatikanlah: -
zona reservata, penuh chondrocytus yang bersifat ernbryonal.
-
zona proliferativa, chondrocytus teratur rapi sebagai columella
chondrocyti,
berjajar
membujur
sejajar
permukaan. -
zona hypentrophica, chondrocytus besar, mengalami hipertrofi menjadi chondrocytus hypertrophicus.
-
zona
resorbens,
mengalami
matrix
resorbsi
yang
disana-sini,
telah
mengapur
sehingga
dapat
terlihat
cartilago calcificata
cavitas cartilaginea, rongga yang dibatasi balokbalok akibat resorbsi.
trabecula
cartilaginea,
balok-balok
pembatas
Universitas Gadjah Mada
16
rongga makin ke arah diaphysis, sel-sel mengalami atrofi. -
zona ossificationis, merupakan daerah penulangan.
trabecula ossea primaria
trabecula ossea secundaria
lamella
ossea
di
daerah
ini
terjadi
osendochondrale lamellosum. 3. Penampang melintang tulang untuk melihat. lamella ossea. No. Sediaan
:
B-3a
Organ yang dipakai
:
Os .compactum tulang panjang dibuat sediaan gosok.
Teknik pewarnaan
:
Sediaan dengan cara digosok.
Perhatikan
:
-
periosteum rusak akibat penggosokan.
-
lamella
circumferentialis
eksterna,
dibawah
periosteum. -
osteonum, tersusun oleh
lamella osteoni dengan lacuna ossea, osteocytus rusak.
canalis centralis
canalis perforans, terpotong kecil-kecil dengan arah tegak lurus canalis centralis.
canaliculi ossei, merupakan saluran-saluran halus keluar dan lacuna ossea.
-
lamella interstitialis
-
lamella circumferentia interna, lapisan-lapisan sejajar dengan permukaan dalam jaringan tulang.
-
endosteum melapisi bagian terdalam jaringan tulang hanya tampak sebagai sisa.
4. Penampang melintang tulang untuk melihat osteonum dan osteocytus. No. Sediaan
:
B-3b
Organ yang dipakai
:
Os compactum tulang panjang
Teknik pewarnaan
:
Hematoksilin-Eosin setelah didecaltificatio.
Perhatikan
:
-
Osteonum dengan komponennya, lamella kurang nyata.
-
Osteocytus dalam lacuna ossea, kadang tampak terpotong intinya.
-
Canalis centralis dan canalis perforans.
5. Penampang membujur tulang untuk melihat lacuna ossea dan canaliculus osseus. No. Sediaan
:
B-3c
Organ yang dipakai
:
Os Compactum tulang panjang Universitas Gadjah Mada
17
Teknik pewarnaan
:
Sediaan gosok
Perhatikan
:
-
lamella osteoni merupakan kedudukan deretan lacuna ossei, terpotong memanjang sejajar canalis centralis.
-
lacuna ossea dengan canaliculiossei.
-
canalis centraiis teriris membujur.
-
canalis perforans teriris pendek pendek. Perhatikan canalis perforans yang berhubungan dengan canalis centralis.
6. Penampang melintang tulang (dekalsifikasi) untuk melihat fibra perforans (Sharpey) No. Sediaan
:
B-4
Organ yang dipakai
:
Os compactum tulang panjang
Teknik pewarnaan
:
Impregnasi perak
Perhatikan
:
-
Serabut
berwarna
biru
pada
daerah
lamella
circumferentia externa, dengan arah serabut tegak lurus periosteum. -
Serabut tidak menembus osteonum.
PERTANYAAN 1. Mengapa osteocytus tidak membentuk aggragatio osteocyti? 2. Mengapa cytoplasma osteoclastocytus lebih basofil daripada osteocytus? 3. Sebutkan
perbedaan
textus
osseus
dengan
textus
cartilagineus
dalam
pertumbuhannya. 4. Bagaimana cytogenesis osteoblastocytus dan osteoclastocytus? 5. Apakah peranan fibra perforans (Sharpey)?
Universitas Gadjah Mada
18
hal
TEXTUS MUSCULARIS (TULANG) GUNAKANLAH PERBESARAN LEMAH SEBELUM PERBESARAN KUAT !!! 1. Textus muscularis striatus pada irisan membulur No. Sediaan
:
M-la
Organ yang dipakai
:
Otot skelet
Teknik pewarnaan
:
Orcein - anilin blue
Perhatikan
:
-
myocytus striatus, nucleus banyak (multi nuklear) terletak di tepi, myocytus berbentuk pipih.
-
myofibrillae dengan striae melintang sehingga tampak garis melintang gelap dan terang secara hergantian (discus A=garis melintang gelap, discus 1= garis melintang terang).
-
membrana myocyti (dulu sarcolemma).
2. Textus muscularis striatus pada irisan melintang No. Sediaan
:
M-1b
Organ yang dipakai
:
Otot skelet
Teknik pewarnaan
:
Orcein-anilin blue
Perhatikan
:
-
myocytus
dengan
membrana
myocyti
(dulu:
sarcolemma) -
letak nucleus di tepi, berbentuk pipih
-
di dalam cytoplasma tampak potongan-potongan melintang myofibrilae (area densa)
-
endomysium, perimysium, epimysium (biru)
3. Textus muscularis nonstriatus pada irisan melintang dan membujur. No. Sediaan
:
M-2
Organ yang dipakai
:
Batas rectum-anus
Teknik pewarnaan
:
HE
Perhatikan
:
-
pada penampang melintang:
myocytus bentuk bulat, tidak sama besar, ada yang mengandung nucleus bentuk bulat, di tengah
-
sekelompok myocytus terbungkus jaringan ikat.
pada penampang membujur:
myocytus berbentuk fusiform, dengan bentuk nucleus fusiform juga letak di tengah sel
cytoplasma
dan
membrana
cellularis
atau
membrana myocyti Universitas Gadjah Mada
19
4. Textus muscularis striatus cardiacus/otot iantung No. Sediaan
:
M-3
Organ yang dipakai
:
Jantung
Teknik pewarnaan
:
Orcein - anilin blue
Perhatikan
:
-
myocytus yang teriris melintang, tangensial, dan yang teriris membujur
-
myocytus cardiacus memiliki nucleus bentuk oval letak di tengah
-
pada irisan membujur tampak garis-garis melintang, sebagai discus A dan discus / tampak jelas
-
anastomosis, menghubungkan antara serabut otot pada irisan membujur
-
cari myofibra conducens cardiac yang memiliki cirri
sel berbentuk polygonal
ukuran myofibra lebih besar
myofibril hanya dibagian tepi sel
cytoplasma
sekeliling
nucleus
tampak
jernih
karena mengandung glikogen.
PERTANYAAN 1. Apakah endomysium, perimysium dan epimysium itu? 2. Terangkan mengapa dengan mikroskop optik otot seran lintang menunjukkan gambaran banyak sekali garis-garis melintang. 3. Apakah discus intercalatus itu dan apakah peranannya? 4. Secara ontogenetis, dari manakah asal myocytus? 5. Apakah beda struktur myofibra pada otot kerangka dan otot jantung?
Universitas Gadjah Mada
20
TEXTUS NERVOSUS (TULANG) GUNAKANLAH PERBESARAN LEMAH SEBELUM PERBESARAN KUAT !!! 1. Ganglion spinale No. Sediaan
:
N-1
Organ yang dipakai
:
H.E
Teknik pewarnaan
:
-
Perhatikan
:
Ganglion merupakan kumpulan badan sel saraf yang terdapat di luar sistem saraf sentral, keseluruhannya dibungkus oleh kapsula.
-
Soma/badan sel saraf bergerombol dengan nucleus bulat
di
pusat
sel.
Jenis
neuron
adalah
pseudounipoler, soma pada sediaan tampak bulat. -
Gliocytus gangiil/sel glia menempel pada soma.
-
Akson. Ikutilah akson yang masuk atau meninggalkan ganglion.
-
Fibroblast bentuk fusiform di jaringan ikat.
2. Ganglion sympathicum No. Sediaan
:
N-2
Organ yang dipakai
:
H.E
Teknik pewarnaan
:
Bandingkan dengan sediaan No. N-1.
Perhatikan
:
Ikutilah petunjuk pada latihan No. 1 untuk sediaan N-1 dengan catatan -
neurocytus di sini lebih berpadatan, lebih kecil.
-
inti neurocytus terietak agak menepi dalam badan sel.
3. Nervus periphericus/saraf perifer (membujur) No. Sediaan
:
N-3a
Organ yang dipakai
:
Serabut saraf
Teknik pewarnaan
:
H.E
Perhatikan
:
-
Pada sediaan ini diperagakan serabut saraf bermyelin pada potongan membujur.
-
akson tampak berupa garis hitam
-
di kedua sisi tampak selubung myelinum, jernih tak terwarnai
-
di luarnya tampak inti sel Schwann berupa bercakbercak berwarna biru.
Universitas Gadjah Mada
21
4. Nervus periphericus/saraf perifer (penampang melintang) No. Sediaan
:
N-3b
Organ yang dipakai
:
Serabut saraf
Teknik pewarnaan
:
H.E
Perhatikan
:
Sediaan yang teriris melintang mi dimaksudkan untuk mempelajari
struktur
umum
neurofibra.
Kecuali
mempelajari struktur-struktur yang disebutkan pada latihan No. 3, cobalah temukan dan pelajari - endoneurium - perineurium - epineurium 5. Corpusculum Tactus (Meissner) No. Sediaan
:
N-4
Organ yang dipakai
:
Kulit telapak tangan
Teknik pewarnaan
:
H.E - Cresyl fast violet
Perhatikan
:
Sediaan yang dipakai adalah kulit. Carilah lapisan luar kulit (epidermis yang terwarnai biru tua dan membatasi papilla coril). Pada papilla ini di bawah lapisan luar, coba temukan struktur berupa akhiran saraf memanjang yang dibungkus kapsula jaringan ikat, sehingga berbentuk seperti buah yang dibung kus keranjang (kreneng).
6. Corpusculum Lamellosum (Vater Paccini) No. Sediaan
:
N-5
Organ yang dipakai
:
Kulit telapak tangan
Teknik pewarnaan
:
H.E
Perhatikan
:
Carilah bangunan ini di lapisan agak dalam (tela subcutanea). Temukanlah struktur yang tersusun oleh lamella konsentris, terdiri atas jaringan ikat. Nucleus fibroblastus tampak banyak. Di pusat struktur terletak irisan ujung saraf.
7. Medulla spinalis No. Sediaan
:
N-6
Teknik pewarnaan
:
H.E
Perhatikan
:
Untuk melihat bentuk kasar alat ini, amatilah sediaan dengan mata biasa. Coba bedakan substantia grisea dan substantia alba. Dengan perbesaran sangat lemah, carilah
substantia grisea: - neurocytus. Pelajari sel ini di cornuventrale. Sel tampak biru jelas, penuh substantia chromatophilica. Perhatikan axon dan neuroglia.
Universitas Gadjah Mada
22
substantia alba dengan -
axon
-
neuroglia, terutama oligodendrocytus
canalis
centralis
yang
dibatasi
oleh
ependyma,
tersusun oleh ependymocytus. 8. Cerebellum No. Sediaan
:
N-7
Teknik pewarnaan
:
H.E
Perhatikan
:
-
sulcus dan gyrus
-
cortex, tersusun oleh 3 lapisan
stratum moleculare: sel-sel kecil tersebar
Astratum neuronorum piriformium: ditandai oleh kehadiran sel Purkinje berbentuk seperti botol, berjajaran jelas.
stratum
granulosum:
sel—sel
bundar-bundar,
berpadatan. -
medulla: mengandung banyak:
-
neuroglia
-
neurofibra
9. Cerebrum No. Sediaan
:
N-8
Teknik pewarnaan
:
H.E
Perhatikan
:
Bedakan lebih dahulu bagian cortex dan medulla. Setelah mengenl dataran terluar cortex, kenalilah lapisan-lapisan cortex. Pada sediaan ini batas lapisan masih sulit dikenal. Coba perhatikan berbagai bentuk
neurocytus yang
menyusun cortex dan unsur serabut. Neuroglia mengisi sela-sela neuronum. Khusus perhatikan neurocytus yang berbentuk piramid. PERTANYAAN 1. Apakah neuronum itu? 2. Sebutkan selubung neurofibra. 3. Bagaimana mikrograf elektron synapsis? 4. Apakah peranan oligodendrocytus? 5. Ceriterakan kejadian stratum myelini. 6. Sebutkan perbedaan ganglion spinale dan ganglion sympathicum. 7. Bagaimanakah histogenesis neuroglia? 8. Sebutkan klasifikasi terminationes nervorum. Universitas Gadjah Mada
23
SANGUIS (DARAH) GUNAKANLAH PERBESARAN LEMAH SEBELUM PERBESARAN KUAT!!! SEBAIKNYA SEDIAAN BERIKUT DIPERIKSA DENGAN BANTUAN MINYAK EMERSI. No. Sediaan
:
S-1
Sediaan yang dipakai
:
Darah dengan metode apus
Teknik pewarnaan
:
Sediaan apus darah diwarnai dengan Giemsa
Perhatikan
:
Periksalah sediaan pada bagian ujung sambil mencari bagian yang terwarnai. baik dengan sel-sel darah tidak bertumpukan. -
erythrocytus berwarna kemerah - merahan, bentuk bulat dengan bagian tengah lebih jernih, letak tersebar merata, tidak berinti.
-
trombosit,
merupakan
fragmentasi
megakariosit,
tampak sebagai butir-butir halus seperti pasir berwarna kemerahan. -
lymphocytus memiliki nucleus bulat, berwarna biru jelas, hampir mengisi seluruh sel, cytoplasma sempit.
-
monocytus tampak lebih besar daripada lymphocytus dengan nucleus berbentuk serupa ginjal relatif besar, berwarna ungu biru.
-
-
granulocytus neutrophilicus
memiliki nucleus yang berlobus 2 sampai 5
cytoplasma dengan granulae halus
meskipun agak sulit, coba temukan granulocytus acidophilicus dan granulocytus basophilicus dengan memperhatikan granulae kasar dalam cytoplasma. Pada granulocytus acidophilicus butir berwarna merah uniform dan pada granulocytus basophilicus berwarna biru.
2. Medulla ossium No. Sediaan
:
S-2
Sediaan yang dipakai
:
Sumsum tulang
Teknik pewarnaan
:
Hematoksilin – Eosin
Perhatikan
:
-
textus connectives reticularis sebagai jaringan dasar yang dengan pewarnaan HE serabutnya tidak tampak.
-
Megacarycytus
merupakan
sel
raksasa
Universitas Gadjah Mada
dengan
24
nucleus relative besar dan cytoplasma berwarna eosin. -
Normoblastus memiliki cytoplasma berwarna kemerah merahan nucleus biru letak di tengah
-
Heamocytoblastus, adipocytus.
PERTANYAAN 1. Sebutkan klasifikasi sel darah 2. Bagaimanakah dapat menduga jenis kelamin orang dari sediaan apus darah? 3. Sebutkan perbedaan lymphocytes B dan lymphocytes T. 4. Mengapa istilah ―thrombocytus‖ tidak benar? 5. Bagaimanakah tafsiran kita jika sediaan apus darah tepi menunjukkan kehadiran cukup banyak normoblastus.
Universitas Gadjah Mada
25
DAFTAR PUSTAKA Bergman, R.A., Afifi, A.K., & Heidger, P.M. (1996) Histology. Saunders Text and Review Series. W.B.Saunders Company, Philadelphia. Berman, I. (1993) Color Atlas of Basic Histology. A Lange Medical Book, Miami, Florida. Fawcett, D.W. (1994) A Textbook of Histology. Twelfth edition. Boston, Massachusetts. Leeson, C.R., Leeson, T.S., & Paparo, A.A. (1985) Textbook of Histology. W.B. Saunders Company, Philadelphia. Paulsen, D.F (1993) Basic Histology. Examination & Board Review. Second edition. Appleton & Lange. Norwalk, Connecticut. Steven, A., & Lowe, J.S. (1997) Human Histology. Second edition. University of Nottingham Medical School, Nottingham UK.
Universitas Gadjah Mada
26