(PLANT GROWTH PROMOTING REZOBAKTERIA) PGPR

Download palawija bahkan tanaman keras. PGPR sangat baik bila diaplikasikan pada saat tanaman muda, dipersemaikan atau pada benih tanaman. PGPR berb...

0 downloads 447 Views 820KB Size
(Plant Growth Promoting Rezobakteria)

baik bila diaplikasikan pada saat tanaman muda, dipersemaikan atau pada benih tanaman. PGPR berbentuk cair berwarna coklat keruh dengan bau masam.

PGPR adalah Bakteri sekitar perakaran yang dapat memacu pertumbuhan tanaman dan juga merupakan agens (mikroba) pengendali hayati yang menguntungkan bagi Tumbuhan. Bakteri ini hidupnya di sekitar perakaran (Rhizosper) di mana terdapat eksudat yang dikeluarkan akar sebagai nutrusi bagi mikroba. PGPR yang bersumber pada akar rumpun bambu, rumput gajah yang mengandung bakteri Pseudomonas flourenscens, Bacillus polymixa, Bakteri tersebut mampu memacu pertumbuhan tanaman melalui beberapa cara, di antaranya:  Mengeluarkan cairan yang mampu melarutkan mineral (misal pospat) sehingga menjadi unsur hara yang tersedia  Merombak dan mengurai bahan organik (dekomposisi bahan organik) menjadi nutrisi tanaman  Mengeluarkan enzim dan hormon yang berguna untuk memacu pertumbuhan tanaman  Mengeluarkan antibiotik yang mampu menghanbat pertumbuhan dan perkembangan mikroba yang bersifat patogenik (mikroba penyebab penyakit) Petani telah banyak mengembangbiakan dan menggunakan PGPR karena telah terbukti memacu pertumbuhan tanaman dan efektif mengurangi infeksi pathogen tular tanah (soil born), antraknosa dll. PGPR dapat digunakan untuk tanaman hortikultura, padi maupun palawija bahkan tanaman keras. PGPR sangat

Cara pengambilan dan pembiakan PGPR 1. 100 gr akar bamba atau rumput gajah atau putri malu (sebagai biang) direndam selama 2-4 hari dalam 1 liter air masak yang telah di dinginkan 2. Membuat adonan bahan nutrisi bakteri dengan komposisi sbb: 400 gr gula pasir, 200-400gr terasi, 1 kg dedak halus/bekatul, 10 liter air bening, Penyedap rasa secukupnya. 3. Adonan bahan nutrisi bakteri juga dapat dibuat dengan komposisi 2 kg Kedelai/ kacang merah/hijau, 200 gr gula merah, 1 sendok injet, 20 liter air bening. Untuk dapat menghemat biaya dapat menggunakan limbah pengolahan tempe dan tahu sebagai pengganti kacangkacangan. 4. Adonan bahan nutrisi tersebut direbus sampai mendidih tunggu selama 15-20 menit dari mulai mendidih lalu diangkat dari atas kompor /tungku. Diamkan adonan tersebut sampai dingin (tunggu sampai temperatur adonan sama dengan temperature udara luar) 5. Peras adonan dengan kain sehingga menjadi larutan kental kemudian di campur dengan air rendaman akar rumput gajah 6. Masukan campuran larutan tersebut kedalam jerigen/wadah tertutup 7. Diamkan selama 7 hari. Tiap 2 hari sekali, diaduk (jerigen digoyang-goyangkan).

PGPR

KONSEP USAHA TANI ORGANIK Keberhasilan pembangunan pertanian selama ini telah memberikan dukungan yang sangat tinggi terhadap pemenuhan kebutuhan pangan rakyat Indonesia, namun demikian disadari bahwa dibalik keberhasilan tersebut terdapat kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki. Produksi yang tinggi yang telah dicapai banyak idukung oleh teknologi yang memerlukan input (masukan) bahan-bahan anorganik yang tinggi terutama bahan kimia pertanian seperti pupuk urea, TSP/SP-36, KCl, pestisida, herbisida, dan produk-produk kimia lainnya yang berbahaya bagi kesehatan dengan dosis yang tinggi secara terus-menerus, terbukti menimbulkan banyak pencemaran yang dapat menyumbang degradasi fungsi lingkungan dan perusakan sumberdaya alam, serta penurunan daya dukung lingkungan. Adanya kesadaran akan akibat yang ditimbulkan dampak tersebut, perhatian masyarakat dunia perlahan mulai bergeser ke pertanian yang berwawasan lingkungan. Dewasa ini masyarakat sangat peduli terhadap alam dan kesehatan, maka muncullah teknologi alternatif lain, yang dikenal dengan “pertanian organik”, “usaha tani organik”, “pertanian alami”, atau “pertanian berkelanjutan masukan rendah”. Pengertian tersebut pada dasarnya mempunyai prinsip dan tujuan yang sama, yaitu untuk melukiskan sistem pertanian yang bergantung

pada produk-produk organik dan alami, serta secara total tidak termasuk penggunaan bahanbahansintetik. Beberapa kegiatan yang diharapkan dapat menunjang dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan keuntungan produktivitas pertanian dalam jangka panjang, meningkatkan kualitas lingkungan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat pedesaan adalah sebagai berikut: 1. Pengendalian Hama Terpadu Pengendalian Hama Terpadu merupakan suatu pendekatan untuk mengendalikan hama yang dikombinasikan dengan metode-metode biologi, budaya, fisik dan kimia, dalam upaya untuk meminimalkan; biaya, kesehatan dan resiko-resiko lingkungan. Adapun caranya dapat melalui;  Penggunaan insek, reptil atau binatangbinatang yang diseleksi untuk mengendalikan hama atau dikenal musuh alami hama, seperti Tricogamma sp., sebagai musuh alami dari parasit telur dan parasit larva hama tanaman.  Menggunakan tanaman “penangkap” hama, yang berfungsi sebagai pemikat (atraktan), yang menjauhkan hama dari tanaman utama.  Menggunakan drainase dan mulsa sebagai metode alami untuk menurunkan infeksi jamur, dalam upaya menurunkan kebutuhan terhadap fungsidasintetis.  Melakukan rotasi tanaman untuk memutus populasi pertumbuhan hama setiap tahun. 2. Sistem Rotasi dan Budidaya Rumput Sistem pengelolaan budidaya rumput intensif yang baru adalah dengan memberikan tempat bagi binatang ternak di luar areal

pertanian pokok yang ditanami rumput berkualitas tinggi, dan secara tidak langsung dapat menurunkan biaya pemberian pakan. Selain itu, rotasi dimaksudkan pula untuk memberikan waktu bagi pematangan pupuk organik. Areal peternakan yang dipadukan dengan rumput atau kebun buah-buahan dapat memiliki keuntungan ganda, antara lain ternak dapat menghasilkan pupuk kandang yang merupakan pupuk untuk areal pertanian. 3. Konservasi Lahan Beberapa metode konservasi lahan termasuk penanaman alur, mengurangi atau tidak melakukan pembajakan lahan, dan pencegahan tanah hilang baik oleh erosi angin maupun erosi air. Kegiatan konservasi lahan dapat meliputi:  Menciptakan jalur-jalur konservasi.  Menggunakan dam penahan erosi.  Melakukan penterasan.  Menggunakan pohon-pohon dan semak untuk menstabilkan tanah. 4. Diversifikasi Lahan dan Tanaman Bertanam dengan memiliki varietas yang cukup banyak di lahan pertanian dapat mengurangi kondisi ekstrim dari cuaca, hama penggangu tanaman, dan harga pasar. Peningkatan diversifikasi tanaman dan jenis tanaman lain seperti pohonpohon dan rumputrumputan, juga dapat memberikan kontribusi terhadap konservasi lahan, habitat binatang, dan meningkatkan populasi serangga yang bermanfaat.

Tim PKMM UNS DIKTI 2010 Sekolah Hayati untuk Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Pangan Di Kecamatan Karanganom Kabupaten Klaten