SEKOLAH ALAM SOREANG

Download Sekolah Alam adalah fasilitas pendidikan dengan konsep pengembangan ... sekolah ini mengedepankan alam sebagai inspirasi siswa yang diwujud...

0 downloads 577 Views 684KB Size
JURNAL ARSITEKTUR SAPPK

SEKOLAH ALAM SOREANG Veronika Joan Putri Program Studi Sarjana Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), ITB. Email: [email protected]

Abstrak Sekolah Alam adalah fasilitas pendidikan dengan konsep pengembangan pendidikan secara alami. Keunikan Sekolah Alam dibandingkan dengan sekolah konvensional adalah pada elemen visualspasial, kinestetik, dan naturalis. Sekolah Alam ini dirancang untuk menampung 513 orang, memiliki fasilitas khusus yaitu lahan tani dan ternak untuk mendukung program kurikulumnya. Konsep sekolah ini mengedepankan alam sebagai inspirasi siswa yang diwujudkan dalam perancangan bangunan yang terintegrasi dengan ruang luar, dirancang dengan eksplorasi material bambu, diperkuat dengan prinsip ekologis yaitu dengan penggunakan sistem rainwater harvesting dan sumur resapan. Kata kunci: alam, hubungan ruang luar dan ruang dalam, material bambu, prinsip ekologis.

Pendahuluan

Data

Secara umum, pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mengintegrasikan manusia, teknologi, dengan alam. Alam adalah sumber ilmu pengetahuan yang belum dimanfaatkan. Alam memberi sangat banyak inspirasi dan mengajarkan kita untuk berpikir secara realistis dan sesuai fitrah.

Tapak berada di Jalan Raya Soreang, Kabupaten Bandung, dengan luas lahan 4,7 Ha, berbatasan dengan Kopo - Katapang di Utara, Jalan Cipatik di Barat, Banjaran - Sindangpalaya di Timur, dan Ciwidey di Selatan. Lahan berketentuan KDB 60%, KLB 200% dan GSB di Barat-Timur 6 meter, Utara - Selatan 8 Meter. Secara umum lahan merupakan persawahan pribadi, namun masih terdapat kemungkinan penetrasi guna lahan untuk sarana pendidikan melihat kondisi kualitas dan juga kuantitas fasilitas pendidikan yang masih kurang.

Sekolah Alam adalah fasilitas pendidikan yang filosofi dasarnya kembali pada tujuan penciptaan manusia, yaitu menjadi rahmat bagi sekalian alam (QS. Al-Anbiya’/21:107). Sekolah Alam memiliki fungsi dan tingkatan yang sama dengan sekolah konvensional, memiliki kurikulum Departemen Pendidikan Nasional yang ditambah dengan kurikulum khas sekolah alam yaitu kurikulum kepemimpinan dan akhlak yang terinspirasi oleh keteraturan alam, juga 2 penekanan aspek visual-spasial, kinestetik, dan naturalis pada penggunaan metoda Multiple Intelegence System. Kualitas Sekolah Alam dewasa ini kurang memenuhi standar untuk kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini, arsitektur sebagai cabang ilmu di luar ilmu pendidikan mengambil peranan penting untuk meningkatkan kualitas Sekolah Alam dalam rangka mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.

Sarana Pendidikan Sarana pendidikan yang ada di Soreang berupa sarana pendidikan tingkat TK, SD, SLTP, SMA, SMK, dan Perguruan Tinggi (swasta). Pada kenyataannya pelayanan dari sarana ini kurang seimbang penyebarannya, sehingga secara kuantitas belum memenuhi kebutuhan penduduk, terlebih lagi dalam segi kualitasnya. Aksesibilitas Skema pencapaian dari selatan yaitu Terminal Soreang menuju Jalan Al-Fathu, sementara dari utara yaitu Jalan Terusan Kopo - Katapang menuju Jalan Al-Fathu. Jalan tersebut adalah jalan lingkungan yang dapat dilalui oleh kendaraan motor dan mobil. Kondisi prasarana lahan cukup baik dengan material perkerasan Jurnal Arsitektur SAPPK No. 1 | 1

Sekolah Alam Soreang

dari beton. Lebar jalan lingkungan 6 m, arus dua arah, median 0.9 m, trotoar 1.5 m, dan buffer berupa meadow setinggi 2.45 m. Moda transportasi melalui jalan kaki, kendaraan pribadi, dan kendaraan umum. Kemiringan lahan Lahan terletak pada tanah yang berkontur relatif datar dengan perbandingan 3-6%. Fitur Arsitektur dan Pemandangan Setempat Berikut adalah beberapa gambar fitur arsitektur dan pemandangan yang terlihat di sekitar tapak.

Gambar 2. Pemandangan sekitar tapak

Analisis Fungsi Dibagi atas tiga fungsi utama yaitu administrasi, pendidikan formal, dan penunjang pendidikan (fungsi penunjang berupa ruang-ruang tertutup dan ruang terbuka). Fungsi administrasi berupa penyediaan fasilitas bagi staf administrasi, guru, dan kepala sekolah untuk mengakomodasi kegiatan administratif dan menjadi tempat informasi bagi tamu. Fungsi pendidikan formal berupa penyediaan fasilitas sarana belajar serta bermain bagi anak-anak. Fungsi penunjang pendidikan berupa penyediaan fasilitas yang menunjang kegiatan belajar mengajar.

Gambar 1. Infrastruktur sekitar tapak

Analisis Program Ruang Fasilitas yang akan dirancang meliputi fasilitas SD, SMP, fasilitas penunjang, gedung serba guna, fasilitas pengelola, dan fasilitas ruang terbuka. Berikut adalah program ruang beserta jumlah, standar, dan luas satuan ruang: Tabel 1. Analisis Program Ruang

Fasilitas SD No.

Nama Ruang

Jumlah

Standar perruang

Ruang

Kapasitas

Luas persatuan

Luas Satuan

Luas (m2)

Ruang (m2)

1

R. Kelas

12

20

2.50 m2/orang

50

600

2

R. Guru

1

12

2.50 m2/orang

300

300

3

R. Kepsek

1

1

6 m2/orang

6

6

4

Toilet Guru

1

2

2.00 m2/toilet

4

4

5

Toilet Anak

3

6

2.00 m2/toilet

12

36

Fasilitas SMP 1

R. Kelas

12

20

2.50 m2/orang

50

600

2

R. Guru

1

12

2.50 m2/orang

300

300

3

R.

1

1

6 m2/orang

6

Jurnal Arsitektur SAPPK No. 1 | 2

6

JURNAL ARSITEKTUR SAPPK

KepalaSekolah 4

Toilet Guru

1

2

2.00 m2/toilet

4

4

5

Toilet Anak

3

6

2.00 m2/toilet

12

36

Fasilitas Penunjang 1

R. Komputer

1

20

2.40 m2/orang

80

80

2

R. Seni

1

20

2.70 m2/orang

54

54

3

R. Musik

1

20

2.70 m2/orang

54

54

4

Lab IPA

1

20

4.20 m2/orang

84

84

5

Perpustakaan

1

50

2 m2/orang

100

100

6

Masjid

1

480

0.72 m2/orang

34.56

7

R. Kesehatan

1

5

2.00 m2/orang

10

10

8

Toilet

4

1

2.00 m2/orang

2

8

1

RSG

1

480

2

R. Persiapan

1

16

16

3

R. Audio

1

9

9

4

Gudang

1

5

Toilet

6

34.56

Gedung Serba Guna 0.8 m2/orang

2.00 m2/toilet

1

3840

3840

6

6

2

12 6

Fasilitas Pengelola 1

R. Direktur

1

1

6 m2/orang

6

2

R. Staff Adm

1

4

4.16 m2/orang

16.64

3

R. Tamu

1

5

1.00 m2/orang

5

5

4

R. Rapat

1

40

2.00 m2/orang

80

80

5

Toilet

6

1

2.00 m2/toilet

2

12

6

Pantry

1

2

2.00 m2/toilet

4

4

16.64

Fasilitas Ruang Terbuka 1

Lapangan

1

50

25

1250

2

Amphiteater

1

40

1.00 m2/orang

40

40

3

Kebun Bunga

1

20

1.00 m2/orang

20

20

4

Kebun Buah

1

20

1.00 m2/orang

20

20

5

Kebun Sayur

1

20

1.00 m2/orang

20

20

6

Kebun Herba

1

20

1.00 m2/orang

20

20

7

Lahan Tani

20

1.00 m2/orang

20

0

8

Kandang

1

5 ekor

0.90 m2/ekor

4.5

4.5

Kandang Unggas

1

20 ekor

0.08 m2/ekor

1.6

1.6

10

Kandang Sapi

1

2 ekor

0.9 m2/ekor

1.8

1.8

11

Kandang Kelinci

1

20 ekor

0.08 m2/ekor

1.6

1.6

12

Saung Istirahat

8

10 orang

2 m2/orang

20

160

13

Outbound

1

60

60

14

Parkir Mobil

2

125

250

1250

Kambing 9

10 mobil

12.5 m2/mobil

Jurnal Arsitektur SAPPK No. 1 | 3

Sekolah Alam Soreang 15 Parkir Motor

1

20 motor

2 m2/motor

40

40

16

Parkir Sepeda

1

20

2 m2/sepeda

40

40

17

Area Air

1

10 orang

2 m2/orang

20

20

18

Rumah Pohon

2

5 orang

0.50 m2/orang

2.5

5

Sumber: Design Guide For Secondary School In Asia, Data Arsitek, Architect's Room Design Data Handbook

5. Safety

Isu Secara umum, isu yang berkaitan dengan tipologi sekolah alam adalah sebagai berikut:

Perlu diperhatikan dengan sangat detail sistem keselamatan bangunan dan hal-hal terkait standar keselamatan lainnya.

1. Fungsi

6. Image

Organisasi dan hubungan antar ruang yang jelas dan sesuai standar.

Merepresentasikan yang asri dan menimbulkan semangat belajar yang tinggi.

2. Fasilitas dan ruang

Tujuan Perancangan



Tujuan perancangan adalah menciptakan ruangruang sekolah yang memancing daya juang dan kreativitas dengan mengeksplorasi potensi alam sebagai media utama pembelajaran.



Mewadahi kegiatan pendidikan sekolah alam dan menjadi ciri dari kekhasan kurikulumnya. Pengorganisasian ruang dengan kejelasan sirkulasi dan hubungan antar fungsi untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang nyaman dan aman serta sesuai dengan metode pengajaran yang digunakan.

3. Tapak

Tapak sebagai satu kesatuan dengan bangunan sehingga tercipta sebuah lingkungan pembelajaran yang khas bagi siswa.

4. Bentuk dan struktur bangunan

Kriteria Untuk menunjang kegiatan para pengguna bangunan, maka Sekolah Alam Soreang perlu menyediakan tempat atau ruang-ruang sesuai dengan standar ruangan sekolah pada umumnya dengan kriteria sebagai berikut:

Bentuk massa bangunan yang dapat beradaptasi dengan iklim tropis dan penggunaan material bangunan lokal, low maintenance, dan selaras dengan alam. Tabel 2. Kriteria Umum Perancangan

Ruang Ruang Kelas Terbuka Masjid Ruang Serba Guna Ladang dan Green House Area Outbound Playground Jurnal Arsitektur SAPPK No. 1 | 4

Kriteria Ruang kelas ini adalah ruang beratap namun tidak berdinding. Ruang ini fleksibel sehingga layout-nya dapat diubah agar tidak membuat siswa bosan. Masjid haruslah menjadi elemen pemersatu kawasan, pusat orientasi atau landmark, juga mudah diakses oleh masyarakat sekitar untuk melakukan shalat jamaah. Ruang serba guna memiliki fleksibilitas yang tinggi, dengan konsep terbuka (memiliki banyak bukaan), dan mudah dibagi menjadi beberapa ruangan. Ladang digunakan sebagai laboratorium alam bagi siswa, sehingga siswa dapat belajar mengenai alam langsung di alam terbuka. Ladang tidak digunakan untuk kegiatan komersial. Area outbound memiliki tingkat keamanan yang tinggi, namun tidak mengurangi tingkat edukasi dan kreatifitas siswa, sehingga area ini dapat menjadi media pembelajaran yang baik bagi siswa. Playground mengakomodasi permainan-permainan yang edukatif dan menjadi pointview di sekolah yang mengikat hubungan

JURNAL ARSITEKTUR SAPPK

Amphiteater Perpustakaan dan Teras Terbuka Laboratorium Ruang Administrasi Ruang Guru dan Kepala Sekolah

antarkelas. Mampu menampung berbagai macam kegiatan siswa, baik pameran atau acara bersama lainnya, dan berlokasi di tengah kawasan sehingga dapat dijangkau oleh seluruh civitas sekolah. Perpustakaan memiliki ruangan yang terhindar dari kelembaban dan sinar matahari. Terdapat pula teras terbuka dan juga pilotis yang dapat digunakan siswa untuk membaca di ruang terbuka. Memiliki akses ke jalur servis yang dilengkapi dengan gudang penyimpanan peralatan laboratorium, serta dilengkapi dengan hydran, fire hose, atau alat pemadam kebakaran. Ruang administrasi haruslah menjadi pusat informasi bagi tamu, berada satu zonasi dengan ruang guru dan ruang kepala sekolah, mudah diidentifikasi dan aksesibel dari entrance. Berada pada satu zonasi dengan ruang administrasi dan ruang istirahat guru.

KONSEP

Konsep Sirkulasi

Konsep dasar Sekolah Alam adalah perancangan fasilitas yang mendukung aktivitas belajar mengajar yang kondusif sesuai dengan konsep utama dan metoda sekolah alam yang mengintegrasi alam dengan teknologi. Konsep ini kemudian diterjemahkan dalam pemintakatan tapak, peletakan dan gubahan massa, sirkulasi, vegetasi, fasad, interior, struktur, juga sistem utilitas yang mendukung prinsip ekologis.

Di dalam kompleks, dibuat jalur berupa selasarselasar penghubung antar bangunan. Dirancang pula titik-titik ruang yang berguna sebagai area bermain dan bersosialisasi. Jalur sirkulasi untuk pedestrian di dalam kompleks cukup lebar sehingga apabila terjadi bencana seperti kebakaran, maka kendaraan pertolongan dapat masuk hingga ke dalam kompleks.

Konsep Pemintakatan Pemintakatan terbagi menjadi fungsi administrasi, pendidikan formal, penunjang juga mempertimbangkan kemudahan sirkulasi dan pencapaian antar bangunan.

Gambar 4. Rencana Tapak Gambar 3. Konsep pemintakatan Jurnal Arsitektur SAPPK No. 1 | 5

Sekolah Alam Soreang

Gambar 6. Denah, tampak, potongan bangunan penerima

Gambar 5. Ground plan

Konsep Gubahan dan Peletakan Massa Gubahan massa berupa bentuk-bentuk platonic solid. Bentuk-bentuk ini dipilih untuk memudahkan siswa mengenal bentuk-bentuk dasar arsitektur seperti bulat, persegi, hingga segi delapan. Peletakkan massa dilakukan dengan merespon view dari tapak. Massa dirancang terpecah, namun disatukan kembali dengan adanya ruang komunal terbuka.

Gambar 7. Denah, tampak, potongan masjid dan kelas

Konsep Vegetasi Vegetasi dirancang untuk memberikan estetika visual, pembentuk kenyamanan termal, pembatas, pendingin, pengarah sirkulasi, dan penutup visual terhadap area servis. Jenis vegetasi yang dipilih adalah Tanjung, pohon dari jenis karet, Angsana, Kihujan, dan palem. Konsep Fasad Tampak dari setiap bangunan memiliki transformasi halus yaitu dengan pola hiasan skur berikat tali ijuk dan material atap yang sama.

Jurnal Arsitektur SAPPK No. 1 | 6

Gambar 8. Denah, tampak, potongan perpustakaan dan ruang seni

Konsep Interior Dirancang dengan sistem open layout sehingga sangat fleksibel untuk menghasilkan ruang yang mudah diubah tatanan kursi atau mejanya sehingga siswa tidak merasa bosan berada di ruangan. Pencahayaan dan penghawaan

JURNAL ARSITEKTUR SAPPK

diperoleh dengan alami melalui bukaan yang lebar.

Gambar 9. Denah, tampak, potongan market area dan laboratorium

Pengelolaan air hujan dalam kawasan juga menggunakan prinsip Rainwater Harvesting. Proses Rainwater Harvesting (RWH) dimulai dengan penangkapan air hujan oleh talangtalang. Dari talang-talang tersebut lalu dialirkan ke sebuah tempat penyimpanan yaitu sebuah balong yang terdapat di sisi kiri, kanan, dan belakang kawasan. Pada balong ini dilakukan treatment khusus untuk membersihkan air dari kotoran. Filter tersebut berupa tanaman eceng gondok. Selanjutnya air yang sudah di-filter secara alami dialirkan ke tempat penyimpanan atau disebut juga sebagai recycled water pond yang terletak di kolam di kontur yang paling rendah.

Konsep Struktur, Konstruksi dan Material Konsep struktur mengedepankan kejujuran struktur (bambu dan beton). Konsep material dirancang dengan menggunakan material lokal yaitu bambu, batu alam, dan beton yang di kombinasikan dengan bambu. Material penutup atap adalah daun bambu. Bambu banyak digunakan karena kelenturan dan keindahan bentuknya, juga karena bambu menimbulkan kesan khas Jawa Barat yang kental.

Gambar 10. Detail arsitektural

Konsep Utilitas dan Prinsip Ekologis Konsep utilitas dirancang berdasarkan daya dukung terhadap konservasi alam. Menara air digunakan untuk mendistribusikan air melalui pompa tekan, reservoar, dan masuk ke masingmasing bangunan. Konsep drainasenya adalah natural drainage, yaitu menggunakan batubatuan untuk meresapkan air. Hal ini dilakukan untuk menciptakan prinsip zero run off. Untuk utilitas air hujan dari run off, digunakan sumur resapan resapan. Air kotor dan air run off kemudian dialirkan menuju kolam resapan.

Gambar 11. Desain utilitas

Pembimbing dan Penguji Artikel ini merupakan laporan perancangan Tugas Akhir Program Studi Sarjana Arsitektur SAPPK ITB. Pengerjaan tugas akhir ini disupervisi oleh pembimbing Ir. Budi Faisal, MLA., MAUD., PhD.dan penguji. Ir. Ismet Belgawan Harun, MSc., Ir. Dewi Larasati, MT, PhD., dan Ir. Naufal Yura, MT.

Jurnal Arsitektur SAPPK No. 1 | 7

Sekolah Alam Soreang

Catatan Pembimbing

Daftar Pustaka

Dalam merancang Sekolah Alam, diperlukan pemahaman mendalam mengenai kurikulum, metoda pengajaran, dan analisis karakter pengguna sehingga dapat memahami implikasinya terhadap program ruang dalam fasilitas Sekolah Alam. Dalam segi desain, diperlukan pemahaman yang baik terhadap proses alami (natural processes) yaitu air, udara, dan tanah. Diperlukan pula konsep yang holistik antara pendekatan konsep tapak, geometri, tampak, hingga pada pengembangan infrastruktur lanskap.

Damayanti,

Dianita. 2004. Sekolah Laporan Tugas Departemen Teknik Arsitektur Bandung.

Bandung.

http://unnes.info/tag/pengertian-sekolah-alam Iwako, Gusti Yan. 2011. Sekolah Alam Bandung. Laporan Tugas Akhir Departemen Teknik Arsitektur ITB. Bandung.

Gambar 12. Perspektif

Jurnal Arsitektur SAPPK No. 1 | 8

Alam

Akhir ITB.