STUDI KASUS KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA

Download Magister Promkes K3 UNDIP ... Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis faktor tindakan dan lingkungan yang tidak aman ... This study was...

1 downloads 689 Views 226KB Size
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 11 / No. 1 / Januari 2016

Studi Kasus Kecelakaan Kerja pada Pekerja Pengeboran Migas Seismic Survey PT. X di Papua Barat Sigit Winarto*), Hanifa M. Denny**), Bina Kurniawan **). *) Magister Promkes K3 UNDIP **)FKM UNDIP.

ABSTRAK Industri migas merupakan salah satu industri dengan tingkat risiko kecelakaan yang sangat tinggi. Kecelakaan kerja secara umum disebabkan oleh 2 hal pokok, yaitu perilaku kerja yang tidak aman (unsafe act) dan kondisi kerja yang tidak aman (unsafe conditions).Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis faktor tindakan dan lingkungan yang tidak aman dengan kecelakaan kerja di PT. X. Penelitian ini dilakukan secara observasional analitik dengan desain kasus kontrol. Jumlah sampel 60 orang, meliputi 30 kasus (Pekerja yang mengalami kecelakaan kerja) dan 30 kontrol (Pekerja yang tidak mengalami kecelakaan kerja). Analisis data secara bivariat dengan uji chi square, dan multivariat dengan uji regresi logistik berganda. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecelakaan kerja adalah lama kerja (p value 0,006), tindakan pekerja (p value 0,0001), dan lingkungan kerja (p value 0,001), sedangkan faktor yang tidak berhubungan dengan kecelakaan kerja adalah umur (p value 0,116), pendidikan (p value 1,000), pelatihan (p value 0,252), informasi (p value 1,000). Secara multivariat, factor lingkungan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kecelakaan kerja (p value 0,009; Exp.B 0,134). Tindakan dan lingkungan berpengaruh terhadap kejadian kecelakaan kerja di PT. X. Kata Kunci : tindakan, lingkungan, kecelakaan kerja. ABSTRACT Oil and gas industry is one of the industries with the level of risk of accidents is very high. Workplace accidents are generally caused by two main points, namely the behavior of unsafe working (unsafe act) and unsafe working conditions (unsafe conditions). The research objective is to analyze the actions and unsafe environment with workplace accidents in PT. X. This study was conducted analytic observational case control design. Number of samples 60 people, including 30 cases (Workers injured at work) and 30 controls (Workers who are not injured at work). Bivariate data analysis with chi square testand multivariat with test of regresi logistics. Factors related to accident of activity is period of activity (p value 0,006), worker action (p value 0,0001), and environment (p value 0,001), while factor which do not relate to accident of activityis age (p value 0,116), education (p value 1,000), training (p value 0,252), information (p value 1,000). By multivariat, environmental factor represent most having an effect on factor to accident of activity (p value 0,009; Exp.B 0,134). Action and environment have an effect on to occurence of accident of activity in PT X. Keywords: Action, environment, accident. PENDAHULUAN Industri memiliki

risiko

pencemaran

sektor tinggi,

lingkungan,

dan

lainnya

pertambangan

menyebabkan industri migas memiliki

misalnya

potensi

di

bahaya

yang tinggi

terhadap

pertambangan minyak dan gas bumi.

kejadian kecelakaan kerja (Ramli, 2010).

Banyaknya kecelakaan yang terjadi di

Kecelakaan kerja secara umum disebabkan

sektor migas, seperti kebakaran, peledakan,

oleh 2 hal pokok, yaitu perilaku kerja yang 51

Studi Kasus Kecelakaan Kerja…… (Sigit Winarto, Hanifa MD, Bina K) tidak aman (unsafe act) dan kondisi kerja

detik terjadi satu kasus kecelakaan kerja

yang tidak aman (unsafe conditions). Work

(Yulianti, 2012).

in

Safety Environment

(WISE)

yang

Data

Jamsostek

tahun

2008,

menyatakan kecelakaan kerja terjadi 98%

menunjukkan bahwa kasus kecelakaan

akibat unsafe act dan sisanya akibat unsafe

kerja (KK) selama tahun 2003-2006

condition. Hal ini berarti perilaku pekerja

menunjukkan grafik turun naik. Selama

memegang

tahun 2003 terjadi sebanyak 105.846 KK,

peranan

penting

dalam

terjadinya kecelakaan (Riyadina, 2008). Menurut

catatan

World

tahun 2004 sebanyak 95.418 KK, tahun

health

2005 sebanyak 99.023 KK, dan pada tahun

organization (WHO), 45% penduduk dunia

2006

menurun

menjadi

dan 58% penduduk yang berusia diatas

Statistik kecelakaan kerja pada sektor

sepuluh tahun tergolong tenaga kerja.

Mineral dan Batubara sejak tahun 2008-

Diperkirakan dari jumlah tenaga kerja

2013

diatas, sebesar 35% sampai 50% pekerja di

menyebabkan kematian, yaitu sejumlah 19

dunia terpajan bahaya fisik, kimia, biologi,

jiwa (tahun 2008), 44 jiwa (tahun 2009),

dan juga bekerja dalam beban kerja fisik

15 jiwa (tahun 2010), 22 jiwa (tahun

dan ergonomi yang melebihi kapasitasnya

2011), 29 jiwa (tahun 2012), dan 45 jiwa

termasuk pula beban kerja psikologis.

(tahun 2013) (Lestari, 2014).

menunjukkan

95.624

kecelakaan

KK.

yang

Berdasarkan statistik dari International

Industri migas merupakan salah satu

labour office, 120 juta kecelakaan kerja

industri dengan tingkat risiko kecelakaan

terjadi setiap tahunnya di tempat kerja di

yang sangat tinggi. Dalam OSHA strategic

seluruh dunia (Laksono, 2009).

management

Masalah Indonesia

kecelakaan

masih

kerja

tergolong

di

operasi

plan,

pelayanan

disebutkan

bahwa

lapangan

industri

tinggi.

minyak dan gas termasuk dalam salah satu

Pada 2010 tercatat kasus kecelakaan kerja

dari tujuh industri dengan tingkat bahaya

sebanyak 65.000 kasus atau menurun

yang tinggi (Ratnasari, 2009). PT.X adalah

dibanding 2009 yang mencapai 96.314

sebuah perusahaan

kasus. Dari 96.314 kasus kecelakaan kerja

bergerak dibidang perminyakan dan gas

yang terjadi di Indonesia pada 2009,

bumi. PT.X adalah perusahaan jasa energi

sebanyak 87.035 tenaga kerja sembuh

terpadu, dengan kompetensi inti di jasa

total, 4.380 mengalami cacat fungsi, 2.713

hulu migas yaitu jasa seismik (Geoscience

cacat sebagian, 42 cacat total, dan 2.144

services),

meninggal dunia. Di Indonesia setiap tujuh

services) dan jasa pemeliharaan lapangan

jasa

Internasional

pemboran

yang

(Drilling

migas (Oilfield services). Saat ini PT.X 52

Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 11 / No. 1 / Januari 2016 melayani perusahaan migas nasional mau

saat bekerja karenakan kekurangan cairan

pun multinasional, antara lain Pertamina

dan istirahat pada tahun 2015. Beberapa

Group, Total E&P Indonesia, Chevron,

insiden yang terjadi diduga diakibatkan

Total, ENI, Repsol, GNPOC, ENI.

dikarenakan pekerja tidak memakai APD

Berdasarkan hasil observasi dan

(Alat pelindung diri) sewaktu bekerja serta

wawancara pada bulan Oktober 2014

kondisi lingkungan yang tidak mendukung

didapatkan data kecelakaan kerja pada

para

tujuh departemen yang dibawahi oleh

maksimal dan aman.

pekerja

untuk

bekerja

secara

seismic survey PT.X, tercatat data pekerja yang

mengalami

sebanyak

33

kecelakaan

kasus.

sebagian

kerja

METODE

besar

Penelitian ini merupakan penelitian

kecelakaan kerja terjadi di departemen

epidemiologi analitik dengan rancangan

pengeboran yang melakukan pengeboran

observasional menggunakan pendekatan

dangkal pada seismic survey sebanyak 30

studi kasus kontrol (case control study),

kasus.

yaitu studi yang mempelajari hubungan

Kecelakaan kerja periode 2012-2015

antara

faktor

penelitian/paparan

dan

di departemen pengeboran PT.X, yaitu:

penyakit dengan cara membandingkan

Seorang pekerja mengalami luka sobek

kelompok kasus dan kelompok kontrol

pada bagian dagu dikarenakan terkena

berdasarkan status paparannya (Buchari,

kayu saat berjalan di jembatan lapangan

2012). Desain ini diterapkan untuk mencari

pada

pekerja

hubungan seberapa jauh faktor risiko

mengalami dislokasi pada bagian kaki

mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja

kanan karena terjepit kayu jembatan

pada tahun 01 januari 2012 sampai dengan

lapangan saat hendak memindahkan mesin

31 desember 2015 di unit pengeboran.

power rig pada tahun 2012, seorang

Populasi dalam penelitian ini adalah

pekerja mengalami pendarahan di bagian

seluruh pekerja di PT.X di unit pengeboran

lengan kanan karena pakaian pekerja

yang berjumlah 135 orang. Sampel yang

terlilit didalam mesin yang sedang berputar

dijadikan responden dibagi menjadi dua

pada tahun 2012. Pada tahun 2015, seorang

kelompok, yaitu kelompok kasus dan

pekerja mengalami luka sobek pada bagian

kelompok kontrol. Kelompok kasus dalam

kening kepala saat mata cangkul yang

penelitian ini adalah pekerja yang tercatat

digunakan teman kerja terlepas pada tahun

pernah mengalami kecelakaan di unit

2015, seorang pekerja mengalami pingsan

pengeboran selama tahun 2012-2015 di

tahun

2012,

seorang

53

Studi Kasus Kecelakaan Kerja…… (Sigit Winarto, Hanifa MD, Bina K) PT.X yaitu sejumlah 30 orang (kasus).

mengalami kecelakaan kerja berjumlah 21

Sedangkan

orang, lebih banyak dari pekerja yang

kelompok

kontrol

dalam

penelitian ini adalah pekerja yang tidak

berumur

pernah mengalami kecelakaan di unit

mengalami

pengeboran.

sebanyak 14 orang.

Dalam

penelitian

ini

lebih

dari

30

kecelakaan

tahun

yang

kerja,

yaitu

menggunakan perbandingan kasus dan

Hasil uji statistik menggunakan ui

kontrol 1:1, maka sampel kasus sejumlah

chi square didapatkan nilai p value sebesar

30 orang, dan kontrol sejumlah 30 orang,

0,116

total sampel dalam penelitian ini adalah 60

menunjukkan tidak ada hubungan antara

orang. Analisis statistik yang digunakan

umur pekerja dengan kejadian kecelakaan

adalah analisis univariat, analisis bivariat

kerja

menggunakan uji chi square, dan analisis

Berdasarkan hasil penelitian umur pekerja

multivariat

tidak

menggunakan

uji

regresi

logistik berganda.

(>

di

0,05).

unit

Hal

ini

pengeboran

berhubungan

dengan

berarti

PT.

X.

kejadian

kecelakaan kerja. Hal ini dikarenakan kecelakaan

HASIL DAN PEMBAHASAN

golongan

Umur

kecelakaan

kerja umur kerja

dapat berapa yang

terjadi saja.

pada

Artinya

terjadi

tidak

Umur pekerja yang kurang dari 30

bergantung pada kelompok umur tertentu

tahun pada kelompok kasus sebanyak

pada pekerja. Hasil univariat menunjukkan

53,3%, lebih besar dibandingkan dengan

bahwa golongan umur muda lebih banyak

umur pekerja yang kurang dari 30 tahun

mengalami

pada kelompok kontrol (30%). Umur

alasan mengapa tenaga kerja golongan

pekerja yang lebih dari 30 tahun pada

umur muda mempunyai kecenderungan

kelompok (70%) lebih besar dibandingkan

untuk mengalami kecelakaan kerja lebih

dengan umur pekerja yang lebih dari 30

tinggi

tahun pada kelompok kasus (46,7%).

umur yang lebih tua. Kurang perhatian,

kecelakaan

dibandingkan

kerja.

dengan

Banyak

golongan

Pekerja dengan umur yang kurang

kurang disiplin, cenderung menuruti kata

dari 30 tahun lebih banyak mengalami

hati, ceroboh, dan tergesa-gesamerupakan

kecelakaan kerja dibandingkan, dimana

beberapa

sebanyak 16 orang mengalami kecelakaan

tingginya kejadian kecelakaan kerja pada

kerja sedangkan yang tidak mengalami

golongan umur muda (Depkes, 1990).

kecelakaan

kerja

hanya

9

faktor

yang

mempengaruhi

orang.

Pada penelitian kasus kecelakaan

Sedangkan pada kelompok umur yang

yang terjadi di propinsi DKI Jakarta dan

lebih dari 30 tahun, pekerja yang tidak

Kalimantan Timur dari data tahun 2004 54

Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 11 / No. 1 / Januari 2016 sampai dengan tahun 2006 oleh Jamsostek

kecelakaan

kerja

dibandingkan

Tbk ternyata kecelakaan yang terjadi

mengalami kecelakaan kerja.

yang

paling banyak menimpa kelompok umur

Berdasarkan hasil uji statistik dengan

21-25 tahun, diikuti kelompok umur 26-30

uji chi square didapatkan nilai p value

tahun dan 31-35 tahun yang merupakan

sebesar 0,006 (< 0,05). Hal ini berarti ada

kelompok

hubungan

antara

Banyaknya kasus kecelakaan pada usia

kejadian

kecelakaan

muda ini karena usia ini cenderung untuk

pengeboran PT. X. Masa kerja pada

berperilaku sembrono, kurang pengalaman,

pekerja

senang mencoba-coba dan mengakibatkan

kejadian kecelakaan kerja. Menurut ILO

perilaku tidak aman dan atau membuat

menyatakan bahwa sulit untuk menarik

kondisi lingkungan kerja yang tidak aman

kesimpulan yang jelas pengaruh masa kerja

(Depnakertrans, 2007).

terhadap

tingkat

berbagai

faktor

usia

paling

produktif.

Masa Kerja

juga

masa

kerja

kerja

dengan di

berpengaruh

terhadap

kecelakaan yang

unit

karena

menyebabkan

kecelakaan saling mempengaruhi dan tidak

Masa kerja pada pekerja yang kurang

dapat dipisahkan. Perhatian pekerja yang

dari 4 tahun pada kelompok kasus (93,3%)

belum terbiasa pada lingkungan kerja akan

lebih besar apabila dibandingkan dengan

terpencar oleh banyak kesan baru dan ini

masa kerja pada pekerja yang kuran dari 4

bersama kurangnya pengalaman dapat

tahun pada kelompok kontrol. Sedangkan

menjelaskan

masa kerja pekerja yang lebih dari 4 tahun

kecelakaan relatif tinggi di antara para

pada kelompok kasus (6,7%) lebih kecil

pekerja yang baru (Depnakertrans, 2007).

mengapa

frekuensi

apabila dibandingkan dengan lama kerja

Masa kerja dalam penelitian ini

responden yang lebih dari 4 tahun pada

mempunyai hubungan dengan kejadian

kelompok kontrol.

kecelakaan

kerja.

Masa

kerja

dan

Pekerja yang memiliki masa kerja

pengalaman kerja merupakan faktor yang

kurang dari 4 tahun yang mengalami

dapat mempengaruhi terjadinya kecelakaan

kecelakaan

kerja

kerja. Berdasarkan berbagai penelitian

dibandingkan

yang

lebih tidak

banyak mengalami

dengan

meningginya akan

pengalaman

kecelakaan kerja. Sedangkan pada pekerja

keterampilan

yang memiliki masa kerja lebih dari 4

penurunan

tahun, lebih banyak yang tidak mengalami

Kewaspadaan terhadap kecelakaan akibat

angka

disertai

dan

kecelakaan

dengan kerja.

kerja bertambah baik sejalan dengan

55

Studi Kasus Kecelakaan Kerja…… (Sigit Winarto, Hanifa MD, Bina K) pertambahan usia dan lamanya kerja di

Hasil uji statistik menggunakan uji

tempat kerja yang bersangkutan. Tenaga

chi square didapatkan nilai p value sebesar

kerja baru biasanya belum mengetahui

1,000 (>0,05). Hal ini berarti tidak ada

secara

hubungan

mendalam

tentang

seluk-beluk

pekerjaannya. Hasil bahwa

kejadian analisis

masa

univariat pekerja

kecelakaan

kerja

dengan di

unit

pengeboran PT. X. Peristiwa kecelakaan kerja tentu ada penyebabnya. Salah satu

mengalami

penyebab dari kecelakaan kerja adalah

kecelakaan kerja rata-rata bekerja kurang

perbuatan tidak aman, seperti perbuatan

dari 4 tahun, bila dibandingkan dengan

tidak

pekerja yang tidak mengalami kecelakaan

kurangnya pengetahuan dan keterampilan,

kerja. Hal ini menunjukkan bahwa pekerja

keletihan dan kelesuan, serta sikap dan

yang mempunyai masa kerja yang minim

tingkah laku yang tidak aman. Pendidikan

atau

seseorang sangat penting diperhatikan

PT.X

masih

yang

baru,

di

pendidikan

area

pengeboran

kerja

terlihat

antara

cenderung

akan

mengalami kecelakaan kerja.

aman

yang

disebabkan

oleh

untuk meningkatkan kesadaran akan arti pentingnya kesehatan dan keselamatan

Pendidikan Responden

kerja (Aditama, 2002).

Pekerja yang hanya lulus SD pada kelompok

kasus

(40%),

lebih

Berdasarkan

analisis

data

yang

besar

dilakukan, diperoleh hasil bahwa tingkat

dibandingkan dengan pekerja yang lulus

pendidikan responden tidak berhubungan

SD pada kelompok kontrol (36,7%).

dengan kecelakaan kerja. Hal ini tidak

Sedangkan pekerja yang lulus SMP, pada

sejalan dengan teori yang mengatakan

kelompok kontrol (63,3%) lebih besar

bahwa pendidikan seorang tenaga kerja

dibandingkan pekerja yang lulus SMP pada

mempengaruhi cara berpikirnya dalam

kelompok kasus (60%).

mengahadapi pekerjaannya, termasuk cara

Pekerja yang hanya lulus SD dan

pencegahan

kecelakaan

maupun

mengalami kecelakaan kerja lebih besar

menghindari kecelakaan saat ia melakukan

dibandingkan pekerja yang lulus SD tetapi

pekerjaannya. Hal ini dapat disebabkan

tidak

oleh

mengalami

kecelakaan

kerja.

adanya

faktor

lain

yang

Sedangkan pada pekerja yang lulus SMP,

mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja

lebih

seperti

banyak

yang

tidak

mengalami

tingkat

pengetahuan

dan

kecelakaan kerja dibandingkan pekerja

keterampilan tenaga kerja serta sikap

lulus SMP yang mengalami kecelakaan

tenaga kerja itu sendiri dalam melakukan

kerja.

pekerjaannya serta kurangnya pemantauan 56

Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 11 / No. 1 / Januari 2016 dan pendampingan khusus didalam proses

yang kurang bersinggungan dengan tingkat

kerja pengeboran oleh para ahli yang

pendidikan, dimana pekerjaan ini sudah

berkompeten dibidang pengeboran yang

dapat dilakukan hanya dengan banyak

mana para ahli

seharusnya memiliki

terpapar dengan pekerjaan, dan pekerjaan

pendidikan serta pengetahuan yang lebih

ini lebih banyak mengandalkan fisik atau

terhadap bidang pekerjaan pengeboran dan

tenaga, dibandingkan proses pemikiran.

dapat memberikan bantuan dan peringatan langsung terhadap pekerja disaat produksi

Pelatihan

sedang berlangsung.

Sebanyak

36,7%

pekerja

pada

Hasil penelitian yang menunjukkan

kelompok kasus tidak pernah mendapatkan

tidak ada hubungan antara pendidikan

pelatihan, lebih besar dari kelompok

pekerja dengan kejadian kecelakaan kerja

kontrol

sesuai dengan hasil dengan penelitian oleh

pelatihan, yaitu sebesar 20%. Sedangkan

Yanto Hidayat mengenai hubungan antara

pekerja yang pernah mendapat pelatihan,

berbagai faktor individu dengan kejadian

pada kelompok kontrol (80%) lebih besar

kecelakaan kerja di PT. Jasa Marina Indah

dibandingkan

Semarang, dimana hasil penelitian ini

mendapat pelatihan pada kelompok kasus

menyebutkan bahwa pendidikan pekerja

(63,3%).

baik pendidikan rendah maupun tinggi tidak

berhubungan

kecelakaan Penelitian

kerja lain

dengan

yang

dilakukan

pekerja

Pekerja

terjadinya

(Hidayat,

yang tidak pernah mendapat

mendapatkan

yang

pernah

yang

tidak

pernah

pelatihan

lebih

banyak

2005).

mengalami kecelakaan kerja dibandingkan

oleh

kelompok pekerja yang tidak pernah

Kristiyanto Indra Kusuma menyebutkan

mendapat

bahwa

berhubungan

mengalami kecelakaan kerja. Sedangkan

dengan kejadian kecelakaan kera di section

pada kelompok pekerja yang pernah

component body and welding departement

mendapat pelatihan, lebih banyak yang

produksi Minibus PT.X, dimana baik

tidak

pendidikan formal maunpun nonformal

dibandingkan

pada pekerja tetap berisiko terjadinya

pernah

kecelakaan kerja (Indra, 2013).

mengalami kecelakaan kerja.

pendidikan

tidak

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti berpendapat

bahwa

pekerjaan

pelatihan

mengalami

namun

kecelakaan

kelompok

mendapat

pekerja

pelatihan

tidak

kerja yang namun

Hasil uji statistik menggunakan uji

unit

chi square didapatkan nilai p value sebesar

pengeboran adalah suatu jenis pekerjaan

0,252 (>0,05). Hal ini berarti tidak ada

57

Studi Kasus Kecelakaan Kerja…… (Sigit Winarto, Hanifa MD, Bina K) hubungan antara pelatihan dengan kejadian

tidak mendapat informasi tentang pelatihan

kecelakaan kerja di unit pengeboran PT X.

yang dilaksanakan. Hasil penelitian ini

Teori

dan

sesuai dengan penelitian yang dilakukan

pencegahan kecelakaan kerja dikemukakan

oleh Sovian Piri yang menunjukkan bahwa

oleh Assunnah, berdasarkan konsep sebab

pelatihan

kecelakaan kerja, maka ditinjau dari sudut

kejadian kecelakaan kerja pada pekerja

keselamatan kerja unsur-unsur penyebab

konstruksi di kota Tomohon. Hal ini terjadi

kecelakaan

karena pekerja yang belum pernah/tidak

lainnya

tentang

kerja

penyebab

mencakup

5

yaitu:

tidak

berhubungan

Manusia, Manajemen (unsur pengatur),

pernah

Material (bahan-bahan), Mesin (peralatan),

beragam alasan/penyebab sehingga tidak

Medan (tempat kerja/lingkungan kerja).

pernah mengikuti pelatihan. Ada yang

Berdasarkan teori-teori tentang pencegahan

menganggap

kecelakaan kerja diatas, dimana faktor

pelatihan dibutuhkan biaya yang mahal,

manusia merupakan salah satu faktor

adapula

dominan dalam penyebab kecelakaan kerja

pelatihan tidak penting dan terdapat juga

sehingga

yang mengatakan bahwa tidak mendapat

diperlukan

usaha-usaha

mengikuti

dengan

pelatihan

bahwa

yang

untuk

memiliki

mengikuti

menganggap

pencegahan kecelakaan yang berkaitan

informasi

tentang

langsung dengan manusia. Salah satu

dilaksanakan (Piri, 2012).

bahwa

pelatihan

yang

upaya adalah dengan adanya pelatihan (Assunah, 2008). Hasil sebanyak

Informasi

penelitian 63,3%

menunjukkan

pekerja

Pekerja

yang

tidak

pernah

pernah

mendapatkan informasi pada kelompok

mendapatkan pelatihan, sedangkan sisanya

kasus (23,3%) lebih besar dibandingkan

sebesar 36,7% belum pernah mendapatkan

pada kelompok kontrol (20%). Sedangkan

pelatihan. Hasil uji statistik menunjukkan

pekerja yang pernah mendapat informasi

tidak ada hubungan

pada kelompok kontrol (80%) lebih besar

antara pelatihan

dengan kejadian kecelakaan kerja (p value

dibandingkan

0,252). Berdasarkan temuan di lapangan,

informasi pada kelompok kasus (76,7%).

pekerja

menganggap

bahwa

untuk

pekerja

Pekerja

yang

mendapat

tidak

mendapatkan

mahal, walaupun ada pelatihan yang

mengalami kecelakaan kerja dibandingkan

diselenggarakan oleh PT.X pekerja masih

kelompok pekerja yang tidak pernah

menganggap bahwa pelatihan tidak penting

mendapat

dan terdapat juga yang mengatakan bahwa

mengalami kecelakaan kerja. Sedangkan

informasi

lebih

pernah

mengikuti pelatihan dibutuhkan biaya yang

58

informasi

yang

namun

banyak

tidak

Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 11 / No. 1 / Januari 2016 pada kelompok pekerja yang pernah

Menurut

Notoadmojo,

informasi

mendapat informasi, lebih banyak yang

yang ada pada setiap manusia diterima atau

tidak

kerja

ditangkap melalui panca indra. Semakin

yang

banyak

mengalami

dibandingkan pernah

kecelakaan

kelompok

mendapat

pekerja

informasi

namun

indra

yang

digunakan

untuk

menerima sesuatu maka akan banyak dan

mengalami kecelakaan kerja.

semakin jelas pula pengertian/pengetahuan

Hasil uji statistik menggunakan uji

yang diperoleh. Oleh karena itu diperlukan

chi square didapatkan nilai p value sebesar

media informasi yang lebih mudah untuk

1,000 (>0,05). Hal ini berarti tidak ada

dipahami seperti penggunaan gambar yang

hubungan

besar dengan tulisan yang mudah diingat

antara

kejadian

informasi

kecelakaan

unit

dengan penggunaan warna yang menarik

pengeboran PT X. Faktor lain dalam

dan penempatan yang tepat yang dapat

kecelakaan kerja adalah adanya informasi

dilihat oleh banyak orang. Sebagaimana

yang didapatkan oleh pekerja mengenai

menurut para ahli indra yang paling

berbagai

yang berhubungan

banyak menyalurkan pengetahuan kedalam

dengan pekerjaannya maupun faktor-faktor

otak adalah mata. Kurang lebih 75-87%

lain

dengan

dari pengetahuan manusia diperoleh atau

keselamatan kerja. Menurut Helliyanti,

disalurkan melalui mata, sedangkan 13-

informasi dalam K3 adalah suatu bentuk

27% lainnya tersalur melalui indra lainnya.

usaha yang dilakukan untuk mendorong

Hal ini dapat disimpulkan bahwa alat

dan menguatkan kesadaran serta perilaku

visual dapat lebih mempermudah cara

pekerja

penyampaian dan penerimaan informasi

informasi

yang

kerja

dengan di

berhubungan

tentang

K3

sehingga

melindungi

pekerja,

property,

lingkungan

sekitar

(Putri,

dapat dan

(Notoadmojo, 2003).

2009).

Berdasarkan hasil penelitian, informasi

Tindakan

dalam penelitian ini tidak berhubungan

Pada

kelompok

kasus

yang

dengan kejadian kecelakaan kerja. Hasil

melakukaan tidak aman adalah sebanyak

penelitian ini sesuai dengan penelitian

76,7%, hal ini lebih besar dibandingkan

menurut Siti Halimah yang menunjukkan

kelompok

tidak ada hubungan antara informasi yang

tindakan tidak aman yaitu sebesar 20%.

didapat

Sedangkan

pekerja

dengan

kejadian

kecelakaan kerja.

kontrol

pekerja

yang

yang

melakukan

melakukan

tindakan secara aman pada kelompok kontrol (80%), lebih besar dibandingkan

59

Studi Kasus Kecelakaan Kerja…… (Sigit Winarto, Hanifa MD, Bina K) pekerja yang melakukan tindakan secara

penyebab kecelakaan kerja.

Dari sikap

aman pada kelompok kasus (23,3%).

responden saat kecelakaan di tempat kerja

Pekerja yang melakukan tindakan

terjadi, sebagian besar responden termasuk

tidak aman lebih banyak mengalami

kurang konsentrasi dengan apa yang

kecelakaan kerja dibandingkan kelompok

sedang

pekerja yang melakukan tindakan tidak

mereka terpecah dengan urusan lain selain

aman namun tidak mengalami kecelakaan

urusan

pekerjaan.

kerja. Sedangkan pada kelompok pekerja

bahaya

yang

yang melakukan tindakan secara aman,

keselamatannya

lebih

Sikap yang mengarah pada kecelakaan

banyak

yang

tidak

mengalami

mereka

kerjakan.

Konsentrasi

Akibatnya, dapat

tidak

mengancam

dapat

seperti

pekerja yang melakukan tindakan secara

peraturan

aman namun mengalami kecelakaan kerja.

melakukan pekerjaan di luar aturan yang

yang

ada,

menghiraukan bertindak

atau

ada, kurang konsentrasi saat bekerja

chi square didapatkan nilai p value sebesar 0,0001 (<0,05). Hal

tanpa

dihindari.

kecelakaan kerja dibandingkan kelompok

Hasil uji statistik menggunakan uji

bekerja

potensi

(Swaputri, 2010).

ini berarti ada

Hasil penelitian juga menunjukkan

hubungan antara tindakan pekerja dengan

ada beberapa pekerja yang bekerja dengan

kejadian

unit

tindakan yang tidak aman dan berada pada

analisis

lingkungan kerja yang tidak aman, namun

kecelakaan

pengeboran multivariat,

PT

kerja

X.

di

hasil

Tindakan

menunjukkan

tidak

mengalami

kecelakaan

kemaknaan, p value 0,0001 (< 0 ,05)

Berdasarkan

dengan OR/Exp. (B) 11,914. Hal ini berarti

dilapangan, pekerja tersebut melakukan

bahwa pekerja yang melakukan tindakan

tindakan

yang

mengoperasikan

tidak

aman

mempunyai

risiko

data

yang

yang

kerja.

didapatkan

tidak

aman

berupa

alat

dengan

cepat,

terjadinya kecelakaan kerja sebesar 11,914

menggunakan APD tidak sesuai serta

kali dibandingkan pekerja yang melakukan

bergurau saat bekerja. Walaupun tindakan

tindakan secara aman.

tersebut

Hasil

penelitian

dan

berpotensi

juga

menimbulkan kecelakaan kerja, namun

menunjukkan bahwa kecelakaan kerja

pada kenyataannya pada pekerja tersebut

yang terjadi dikarenakan sikap pekerja saat

tidak mengalami kecelakaan kerja. Salah

bekerja yang berpotensi menimbulkan

satu hal yang menjadi alasanya adalah

kecelakaan kerja. Hasil ini sejalan dengan

masa

penelitian

berkisar antara 4-8 tahun masa kerja.

yang

dilakukan

ini

berbahaya

oleh

Eka

Swaputri yang menunjukkan penyebab-

kerja

Menurut 60

pekerja

ILO,

tersebut,

kewaspadaan

dimana

terhadap

Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 11 / No. 1 / Januari 2016 kecelakaan kerja akibat kerja bertambah

Pekerja

yang

bekerja

pada

baik sejalan dengan pertambahan usia dan

lingkungan kerja tidak aman lebih banyak

lamanya kerja di tempat kerja yang

mengalami kecelakaan kerja dibandingkan

bersangkutan.

kelompok

Hasil

penelitian

bekerja

dilingkungan tidak aman namun tidak

ditemukan adanya pekerja yang melakukan

mengalami kecelakaan kerja. Sedangkan

tindakan

terjadi

pada kelompok pekerja yang bekerja di

kecelakaan kerja. Hal ini terjadi karena

lingkungan yang aman, lebih banyak yang

pada perinsipnya tindakan dan lingkungan

tidak

kerja

dibandingkan

namun

merupakan

PT.X

yang

juga

aman

di

pekerja

masih

sesuatu

yang

tidak

mengalami

kelompok

bekerja

kerja. kondisi tempat kerja. Hal ini sejalan

mengalami kecelakaan kerja.

Wowo

Riyadina

yang

lingkungan

kerja

pekerja

terpisahkan dalam terjadinya kecelakaan

dengan penelitian yang dilakukan oleh

di

kecelakaan

aman

yang namun

Hasil uji statistik menggunakan uji

menunjukkan

chi square didapatkan nilai p value sebesar

adanya hubungan kondisi lingkungan kerja

0,001 (<0,05). Hal ini berarti ada hubungan

dengan kecelakaan kerja. Lingkungan kerja

antara lingkungan kerja dengan kejadian

yang berisiko celaka mempunyai potensi

kecelakaan kerja di unit pengeboran PT X.

risiko 4,07 kali (95% CI: 2,95-5,63)

Hasil

dibandingkan dengan lingkungan tidak

menunjukkan kemaknaan, pvalue 0,005 (<

berisiko. Kondisi ruang kerja yang seperti

0,05) dengan OR/Exp. (B) 7,647. Hal ini

itu dapat menyebabkan gangguan fisik atau

berarti bahwa lingkungan kerja yang tidak

psikis terhadap pekerja sehingga berisiko

aman

terjadi kecelakaan kerja (Riyadina, 2008).

kecelakaan

analisis

berisiko

multivariat

Lingkungan

menyebabkan

kerja

sebesar

kejadian

7,647

kali

dibandingkan lingkungan yang aman. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja dibidang industri

Lingkungan kerja yang tidak aman

migas seperti PT.X, memiliki tingkat risiko

pada kelompok kasus (63,3%) lebih besar

kecelakaan

dibandingkan

pada

satunya

adalah

kelompok kontrol (16,7%). Sedangkan

material

yang berbahaya dan mudah

lingkungan

terbakar serta lokasi kerja yang sangat

lingkungan

kerja

yang

kerja

aman

pada

kerja

yang

tinggi.

Salah

adanya

bahan

kimia

kelompok kontrol (83,3%) lebih besarr

beresiko

dibandingkan lingkungan kerja yang aman

Berdasarkan hasil penelitian, beberapa

pada kelompok kasus (36,7%).

responden yang sudah melakukan tindakan

61

terjadinya

kecelakaan.

Studi Kasus Kecelakaan Kerja…… (Sigit Winarto, Hanifa MD, Bina K) aman masih mengalami kecelakaan kerja.

dan bising 2,24 (95%: 1,66 – 3,03).

Salah satu penyebabnya adalah adanya

Kondisi ruang kerja yang seperti itu dapat

bahan berbahaya dalam pekerjaannya. Hal

menyebabkan gangguan fisik atau psikis

ini sejalan dengan penelitian oleh Ade

terhadap pekerja sehingga berisiko terjadi

Irma dan kawan-kawan tentang risiko

kecelakaan kerja (Riyadina, 2008).

kecelakaan kerja di industri migas yang menyebutkan memiliki

bahwa

pengaruh

Peran faktor lingkungan tidak aman

material

kimia

pekerja memang sangat memiliki peran

terhadap

risiko

yang

sangat

besar

akan

terjadinya

kecelakaan kerja (p value = 0,009) dengan

kecelakaan kerja, ini dapat dilihat dari

probabilitas sebesar 78% (Suryani, 2013).

berbagai kasus yang terjadi karena faktor

Lingkungan kerja yang tidak aman

lingkungan

tidak

aman

pada

kasus

merupakan salah satu faktor penting untuk

kecelakaan kerja di unit PT.X. Dari 30

ikut berperan dalam kejadian kecelakaan

kasus kecelakaan kerja yang terjadi pada

kerja.

penelitian

pekerja unit pengeboran PT.X periode

ditemukan beberapa pekerja yang mengalai

2012-2015, setelah diklasifikasi menurut

kecelakaan

oleh

penyebab kecelakaan kerja Lingkungan

lingkungan yang tidak aman, seperti tidak

kerja sesuai dengan International Labour

adanya pengaman lingkungan, tempat kerja

Organization

yang

bahwa kecelakaan kerja di unit pengeboran

Berdasarkan

kerja

sempit

hasil

disebabkan

dan

pengap,

kurang

(ILO).

Didapatkan hasil

bersih/licin, dan kurangnya penerangan

seismic survey

(Kurniawati, 2013). Hal ini sesuai dengan

oleh: Lingkungan kerja berjumlah 8 kasus.

hasil

PT.X yang disebabkan

penelitian oleh Woro Riyadina

Lokasi pengeboran seismic survey

mengenai kecelakaan kerja di lingkungan

PT.X di Papua Barat merupakan lokasi

industri yang menunjukkan bahwa kondisi

kerja yang sangat komplek, baik berupa

tempat kerja berhubungan secara bermakna

lingkungan geografis maupun cuaca di area

(p<0,05)

kerja.

dengan

kejadian

kecelakaan

Artinya

banyak

kemungkinan

kerja. Ruang kerja yang berisiko celaka

potensi bahaya yang ada dilingkungan

mempunyai potensi risiko 4,07 kali (95%

lokasi tersebut yang sewaktu-waktu bisa

CI: 2,95 – 5,63) dibandingkan dengan

berubah menjadi hal yang benar-benar

ruang tidak berisiko. Beberapa kondisi

diluar dugaan seorang pengawas maupun

fisik ruang kerja seperti pencahayaan

pekerja mungkin terjadi dan disinilah

mempunyai risiko tinggi kecelakaan kerja

aspek pencegahan kecelakaan ditempat

dengan risiko 2,4 (95%: 1,77 – 3,25),

kerja tersebut sangatlah diperlukan.

sempit dan pengap 2,32 (95%: 1,57 – 3,41) 62

Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 11 / No. 1 / Januari 2016 Disamping lokasi kerja yang sangat

observasi terhadap penerapan keselamatan

komplek, didalam kegiatan pelaksanaan

kerja dan melaporkannya dalam “Hazard

seismic

beberapa

Card”. Namun ini semua tidak berjalan

departemen yang bekerja secara langsung

dengan baik dan maksimal dikarenakan

dan saling berhubungan satu dengan yang

kesadaran dan perilaku pekerja terhadap

lainnya.

yang

lingkungan kerjanya tidak berjalan dengan

Topografi,

baik, ditambah dengan kurangnya jumlah

Seismologist, Drilling, Recording, Field

pengawas yang intensif dan berkompeten

Quality

didalam pengawasan bagi para pekerja

survey

melibatkan

Departemen-departemen

terlibat

antara

lain:

Control

departemen

(QC),

HSE

pendukung

dan lainya.

pada unit produksi pengeboran.

Departemen Topografi bertugas untuk menempatkan

koordinat

teoretik

hasil

SIMPULAN

desain. Departemen Seismologist bertugas mulai

dari

penempatan

pembentangan Shot

point.

Faktor yang berhubungan dengan

kabel,

kejadian kecelakaan kerja di PT. X adalah

Departemen

faktor masa kerja, tindakan pekerja, dan

pengeboran (Drilling) bertugas melakukan

lingkungan

pemboran dangkal pada seismic survey

berhubungan dengan kecelakaan kerja

bertujuan

adalah faktor umur, pendidikan, pelatihan,

untuk

membuat

tempat

kerja.

(source)

Kegiatan

berpengaruh terhadap kecelakaan kerja di

pengeboran ini alat yang terlibat adalah

PT. X adalah tindakan pekerja. Pekerja

mesin power rig yang digunakan untuk

dengan tindakan yang tidak aman memiliki

menjadi motor mesin didalam proses

risiko

pengeboran yang menggunakan pipa bor

kecelakaan kerja dibandingkan pekerja

untuk membuat lubang bor sedalam 30

yang melakukan tindakan aman (OR =

meter sehingga dapat digunakan untuk

11,914).

11,914

kali

yang

tidak

dan

perekaman.

Faktor

yang

penanaman dinamit sebagai sumber energi pada

informasi.

Faktor

untuk

paling

mengalami

menanam dinamit didalam lubang bor. Kegiatan tersebut di atas tentunya tidak

KEPUSTAKAAN

lepas dari resiko kecelakaan tetapi semua

Husni,

hal

yang

menyebabkan

kecelakaan

Lalu.

2003.

Ketenagakerjaan

Hukum Indonesia.

prinsipnya dapat dicegah dan dihindari.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Salah satu cara pencegahannya yaitu

Ramli, S., 2010. Manajemen Risiko Dalam

dengan menggunakan metode program

Perspektif

63

K3

OHS

Risk

Studi Kasus Kecelakaan Kerja…… (Sigit Winarto, Hanifa MD, Bina K) Management,

Jakarta:

Dian

Buchari L. Metode penelitian kesehatan. Jakarta: Balai penerbit –yayasan

Rakyat. Riyadina W. Kecelakaan kerja dan cedera

pustaka obor indonesia, 2012.

yang dialami oleh pekerja industri

R.I. Depkes. 1990. Materi Orientasi Bagi

di kawasan industri Pulo Gadung

Kepala Dinas Kesehatan Dati II.

Jakarta. Jurnal Makara Kesehatan

Jakarta:

2008; 11(1): 25-31.

Pembinaan

Laksono

D.

Faktor-faktor

mempengaruhi kampanye

yang

Jenderal Kesehatan

Masyarakat-Direktorat Bina Peran

efektifitas

keselamatan

Direktorat

Serta Masyarakat,: hlm. 153-158

cidera

Depnakertrans RI. Kecelakaan kerja dan

tangan akibat kerja di Total E&P

faktor-faktor yang berhubungan di

Indonesia periode tahun 2008.

Indonesia (Berdasarkan data PT.

Jakarta:

Jamsostek Tbk), volume xxxx

Universitas

Indonesia,

2009.

No.3.Majalah keselamatan kerja

Yulianti U. Manajemen risiko keselamatan

dan hiperkes.Juli-oktober 2007.

dan kesehatan kerja (K3) pada

Jakarta. Jakarta. Depnakertrans RI

proyek

Press. Hal 31-45

infrastruktur

gedung.

Universitas Gunadharma, 2012. Lestari

F.

Strategi

keselamatan

Depnakertrans RI. 2003. Jakarta. Modul

peningkatan kerja

pelatihan keselamatan kerja dan

dan

pencegahan

keselamatan publik di Indonesia melalui

pendekatan

pencegahan

kecelakaan.

Depnakertrans Press.

sistemik

Aditama Y.T., Hastuti T. 2002. Kesehatan

Pidato

dan Keselamatan Kerja. Jakarta:

kecelakaan.

pada pengukuhan guru besar FKM

UI Press,: hal. 12, 64.

UI. 2014

Hidayat, Yanto.Hubungan Antara Berbagai

Ratnasari ST. Analisis risiko keselamatan

Faktor Individu Dengan Kejadian

kerja pada proses pengeboran

kecelakaan

kerja

di

pt.

Jasa

panas bumi rig darat #4. Jakarta:

Marina Indah Semarang.Program

Universitas Indonesia, 2009.

Studi

Kesehatan

Masyarakat,

Fakultas

ilmu

kesehatan

Pengaruh potensi bahaya terhadap

masyarakat

Universitas

risiko kecelakaan kerja di unit

Semarang 2005.

Suryani AI, Isranuri I, Mahyuni EL.

produksi migas PT. X Aceh.

Indra,

Jurnal procure, 2013; 1(1). 64

Kristiyanto.

Hubungan

Pendidikan

Dan

Masa

negeri

Tingkat Kerja

Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 11 / No. 1 / Januari 2016 Dengan

Kecelakaan

Riyadina W. Kecelakaan kerja dan cedera

Component

yang dialami oleh pekerja industri

Body And Welding Departemen

di kawasan industri Pulo Gadung

Produksi Minibus PT.X. Program

Jakarta. Jurnal Makara Kesehatan

Diploma

2008; 11(1): 25-31.

Kerja

kejadian Di

Section

4

Keselamatan

Dan

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas

Sebelas

Suryani AI, Isranuri I, Mahyuni EL.

Maret

Pengaruh potensi bahaya terhadap

Surakarta 2013.

risiko kecelakaan kerja di unit

Assunnah, 2008. Pencegahan Kecelakaan

produksi migas PT. X Aceh.

Kerja.

Jurnal procure, 2013; 1(1).

http://lngbontang.wordpress.com/2008

Piri,

Kurniawati E., Sugiono, Yuniarti R.

/09/24/pencegahan–kecelakaan-

Analisis Potensi Kecelakaan Kerja

kerja/.

Pada

Sovian.

Pengaruh

Kesehatan,

ProduksiSpringbed

Dengan

Pelatihan Dan Penggunaan Alat

Metode Hazard Identification And

Pelindung

Risk Assessment (HIRA). Teknik

Diri

Terhadap

Kecelakaan Kerja Pada Pekerja

Industri

Konstruksi Di Kota Tomohon.

Universitas Brawijaya. 2013

Jurnal Ilmiah Media Engginering, November, 2012. Vol. 2,No. 4. Putri

Departemen

Helliyanti,

Faktor-faktor

Berhubungan Tidak

Aman

Utility

and

dengan di

yang

Perilaku

Departemen

Operation,

PT.

Indofood Sukses Makmur, Tbk Divisi Bogasari Flour Mills, 2009 Notoatmodjo,

Soekidjo.

2003.

Ilmu

Kesehatan Masyarakat, Prinsipprinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta,: hlm. 175-194 Swaputri E. Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja.

Jurnal

Kesehatan

Masyarakat 2010; 5 (2): 95-105.

65

Fakultas

Teknik