Jurnal Sosio Humaniora Vol.3 No.4,. September 2012
ISSN : 2087-1899
Jurnal
Sosio Humaniora PENANGGUNGJAWAB Kepala LPPM Universitas Mercu Buana Yogyakarta Ketua Umum : Dr. Ir. Ch Wariyah, MP Sekretaris : Awan Santosa, SE., M.Sc Dewan Redaksi : Dr. Kamsih Astuti, MA Dr. Hermayawati, M.Pd
Penyunting Pelaksana : Tutut Dwi Astuti, SE., M.Si Dra Indra Ratna KW, M.Si Restu Arini, S,Pd Sumiyarsih, SE., M.Si Pelaksana Administrasi : Gandung Sunardi Hartini Guest Editor : Prof. Dr. Bimo Walgito Alamat Redaksi/Sirkulasi : LPPM Universitas Mercu Buana Yogyakarta Jl. Wates Km 10 Yogyakarta Tlpn (0274) 6498212 Pesawat 133 Fax (0274) 6498213 E-Mail :
[email protected]
Jurnal yang memuat ringkasan hasil penelitian ini diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Mercu Buana Yogyakarta, terbit dua kali setiap tahun. Redaksi menerima naskah hasil penelitian, yang belum pernah dipublikasikan baik yang berbahasa Indonesia maupun Inggris. Naskah harus ditulis sesuai dengan format di Jurnal Sosio Humaniora dan harus diterima oleh redaksi paling lambat dua bulan sebelum terbit.
ii
Jurnal Sosio Humaniora Vol.3 No.4,. September 2012
ISSN : 2087-1899
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayahNya, sehingga Jurnal Sosio Humaniora Volume 3, No. 4, September 2012 dapat kami terbitkan. Redaksi mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada para penulis yang telah berbagi pengetahuan dari hasil penelitian, untuk dipublikasikan dan dibaca oleh pemangku kepentingan, sehingga memberikan kemanfaatan yang lebih besar bagi perkembangan IPTEKS. Pada jurnal Sosio Humaniora edisi September 2012, disajikan beberapa hasil penelitian di bidang Psikologi, Ekonomi, dan Sistem Informasi, yang implementasinya dapat dilaksanakan di perusahaan, institusi pendidikan maupun industri kecil. Diharapkan, melalui publikasi ini, hasil penelitian dapat memberikan manfaat bagi masyarakat terkait, sehingga menghasilkan outcome positif bagi lembaga utamanya Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Redaksi menyadari bahwa masih terdapat ketidaksempurnaan dalam penyajian artikel dalam jurnal yang kami terbitkan. Untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan, agar penerbitan mendatang menjadi semakin baik. Atas perhatian dan partisipasi semua pihak redaksi mengucapkan terima kasih.
Yogyakarta, September 2012 Redaksi
iii
Jurnal Sosio Humaniora Vol.3 No.4,. September 2012
ISSN : 2087-1899
DAFTAR ISI Hal Kata Pengantar Daftar Isi
PENGARUH KOMITMEN TERHADAP KEPERCAYAAN STUDY PADA MAHASISWA PADA UNIVERSITAS “X” Haryanto Aris, SE.,S.Kom.,MM.,MSi. ANALISIS PENGARUH RELEVANSI STRATEGIS TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN KINERJA TIDAK BERWUJUD SEBAGAI VARIABEL MEDIASI Rochyawati, Fety,SE.,M.Si.
PERAN PENGUATAN SISTEM INFORMASI PADA METODE STRATEGI DAN PENDORONG INOVASI PADA KINERJA PERUSAHAAN Asep Rokhyadi MENINGKATKAN KINERJA UMKM INDUSTRI KREATIF MELALUI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN ORIENTASI PASAR: KAJIAN PADA PERAN SERTA WIRAUSAHA WANITA DI KECAMATAN MOYUDAN, KABUPATEN SLEMAN, PROPINSI DIY Gumirlang Wicaksono Audita Nuvriasari PROFIL PERSEPSI TERHADAP COMPUTER BASED TEST PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
iii iv
1-7
8-14
15-26
27-39
40-47
Ranni Merli Safitri
HUBUNGAN DUKUNGAN ATASAN DENGAN NILAI POSITIF PEKERJAAN-KELUARGA PADA IBU YANG BEKERJA Triana Noor Edwina Dewayani Soeharto
EVALUASI KUALITAS TES PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I Muhammad Wahyu Kuncoro MODEL PENYELENGGARAAN EKONOMI KERAKYATAN DI KOTA YOGYAKARTA BERBASIS INDEKS DEMOKRASI EKONOMI
48-57
58-73
74-92
Awan Santosa
iv
Jurnal Sosio Humaniora Vol.3 No.4,. September 2012
Pengaruh EVA (Economic Value Added), ROE (Return On Equity) dan EPS (Earning Per share) Terhadap Harga Saham (Studi Kasus :PT Kimia Farma Tbk periode tahun 2001 – 2010)
ISSN : 2087-1899
93-107
Drs Subarjo M.Si
PEDOMAN PENULISAN NASKAH
108
v
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP KOMITMEN STUDY PADA MAHASISWA PADA UNIVERSITAS “X” Oleh: Haryanto Aris Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AUB Surakarta – Jawa Tengah Email:
[email protected]
Abstract This study aimed to determine the effect of trust on commitment only between superiors and subordinates, in this case, between faculty and students. The study was conducted at a university "X" in Surakarta - Central Java Respondents 100 students. From the research results using simple regression analysis found that there is a very strong influence of trust and commitment. The results of this research as well as to test the assumptions of classical as , heteroscedasticity and autocorrelation Key word: Trust, commitment. bawahan, kepemimpinan dan budaya, dan PENDAHULUAN
pemimpin
Bagaimana kepercayaan itu muncul, diperlukan
kiat
mencapainya,
yang
komunikator,
baik
adalah
inovator,
sebagai
delegator,
dan
untuk
pelatih (coach) bagi bawahannya (Wynne,
dibutuhkan
1990). Hal ini mutlak dibutuhkan jika tidak
baik
dimana
yang
kapabilitas pemberdayaan karyawan yang
tentu
sangat baik dengan konsep strategis antara
Karenanya,
personal, tugas, teknologi, proses informasi,
mencuat kepermukaan, diperlukan kualitas
penghargaan dan struktur organisasi, yang
pelayanan yang berdampak pada hasil
kesemuanya
sebelum
kepercayaan,
organisasi bekerja secara efisie (Sahoo,
hubungannya
2011), Kapabilitas kepercayaan ini akan
kepercayaan
mencapai
diferensiasi. Diferensiasi, pada gilirannya,
harus
sejalan
komitmen
organisasi
jika
akan
menimbulkan sebelum
dengan telah
mendorong
penempatan kerja, dilaksanakan dengan
berdampak pada
pemimpin
harus
baik,
tersebut
outcame.
menjadi
komitmen
dan pendorong
yang
akhirnya
kepuasan dan word of mouth yang
cara yang positif (Ashraf, 2012). yang
konflik
diferensiasi
penetapan tujuan, keterlibatan karyawan,
Komitmen
konflik.
dimana
mengakselerasikan
hubungan manajemen dengan rekan /
positif
(Chenet,
2010).
Disamping
itu
diperlukan pengelolaan faktor-faktor yang menyebabkan
"mediator"
dalam
bentuk 1
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 kepercayaan
karyawan
organisasi,
dimana
dan
komitmen
penekankan
pada
ISSN : 2087-1899 pendidikan merpakan sebuah entitas atau organisasi
dan
mahasiswa
sebagai
fleksibilitas dan orientasi pelanggan, akan
stakeholde utama dalam perguruan tinggi
sangat mempengaruhi komitmen organisasi
merupkan
dan
perguruan tinggi.
sementara
hubungan
kepercayaan
konsumen
utama
dalam
dengan karyawan harus melalui strategi internal yang sesuai (Iverson,1996). Untuk memulai itu, cara mengelola kepercayaan,
METODE PENELITIAN
eksekutif harus mengambil tiga langkah Penelitian
awal, yaitu mengidentifikasi inti keyakinan, meminta orang lain apa yang mereka percaya, keyakinan merek, (Razeghi,2006). Perihal kepercayaan terhadap komitmen ini manjadi pemicu munculnya keseimbangan kualitas, sehingga menarik jika diterapkan pada dunia pendidikan, dalam ini penyedia jasa pendidikan bisa dipandang sebagai sebuah
unit
oraganisasi
manajemen
pengelolaan
memperhatikan
beberapa
yang
dalam
juga
bisa
kajian
teori
tentang organisasi. Mahasiswa sebagai stakeholder utama dalam dunia penyedia jasa
pendidikan
harus
memandang
kepuasan pelanggan yang tinggi. Berdasar pada latar belakang tersebut diatas, maka dipandang perlu menelaah lebih mendalam, bagaimana
pengaruh
antara
komitmen
terhadap kepercayaan di lingkup pendidikan tinggi. Sample penelitian ini dilakukan pada suatu universitas “x” yang cukup ternama di Surakarta. Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat
bagaimana
kepercayaan lingkungan
dan
hubungan
antara
komitmen
dalam
perguruan
tinggi
karena
perguruan tinggi sebagai penyedia jasa
adalah
penelitian
terapan (applied research). Jumlah variabel dalam penelitian ini 4 (empat) variabel yakni Komitmen
Pengampu
(KP),
Kapabilitas
Kepercayaan (KK), Kapabilitas Keadilan (K), dan Komitmen Mahasiswa (KM). jika dikalikan 20 maka hasilnya adalah 80 responden, Komitmen
dibulatkan organisasi
menjadi diukur
100. dengan
instrumen yang dikembangkan oleh Porter et
(1974),
al.
sementara
kepercayaan
menggunakan model dari Vanhala (2011). Pengukuran ini menggunakan skala 5 poin skala likert (Oh,2006). Uji reliabilitas dapat diukur dengan
mahasiswa sebagai pelanggan yang perlu untuk diperhatikan untuk mencapai tingkat
ini
koefisien
Cronbach’s
alpha,
Item-Total
Correlation minimal 0,3 dinyatakan reliable (Nunnally,
J.
and
Bernstein,
H.,1994).
Validitas konvergen diindikasikan dengan nilai
dari
butir-butir
pertanyaan
yang
mengukur konsep yang sama akan memiliki korelasi tinggi yaitu lebih besar dari 0,4 (Hair, et al., 2006). Pengujian asumsi klasik dengan pertama, multikolinieritas dilihat dari nilai toleransi dan Variance Inflation factor (VIF), menurut Ghozali (2009) dinyatakan bahwa tidak terdapat
multikolinearitas
jikalau
nilai
toleransi diatas 0,1 atau VIF tidak lebih dari 2
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 10.
Kedua,
uji
ISSN : 2087-1899
heteroskedastisitas,
terikat hanya ada satu (1) dalam penelitian.
pengujian ini dengan menggunakan uji
Untuk pengolahan data dalam penelitian ini
Glejser, guna melihat homogenitas data
menggunakan bantuan program SPSS versi
tersebut
crossection
dilakukan
dengan
mengabsolutkan nilai residual dan dijadikan variabel
/
dependent
diregresikan
bersama
terikat dengan
16. Model penelitian ini:
yang variabel
independent / bebas. Ketiga, autokorelasi,
Kepercayaa nn
komitme n
pengujian ini dengan menggunakan uji Durbin Watson test, pengujian ini bertujuan
HASIL PENELITIAN
untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
ada
pengganggu dengan
korelasi
antar
kesalahan
pengujian
(residual)
pada
periode
Item-Total
kesalahan
pada
periode
t t-1
(sebelumnya). adalah
reliabilitas
dengan
Correlation
dan
Corrected Internal
Consistency (cronbach Alfa) dapat dilihat pada tabel 1.
Adapaun
analisis
yang
dipakai
Analisis
regresi
linear
tunggal
digunakan
Pada tahap awal, yaitu reliabilitas,
karena
variabel
bebas
dan
Tabel 1. Initial Factor Analisis Reliabilitas
Variabel Penelitian
Komitmen Pengampu (KP)
Komitmen Mahasiswa (KM)
Kapabilitas Kepercayaan (KK) Kapabilitas Keadilan (KKed)
Item Penelitian
(Corrected ItemTotal Correlation)
KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KM1 KM2 KM3 KM4 KM5 KK1 KK2 KK3 KK4 KK5 KKed1 KKed2 KKed3
0,740 0,321* 0,735 0,781 0,553* 0,507* 0,556* 0,541* 0,563* 0,469* 0,789 0,766 0,499* 0,787 0,597* 0,376* 0,259* 0,419*
Internal Consistency (cronbach Alfa)
0,756
0,778
0,765
0,645
3
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 Terdapat 12 indikator yang tidak
ISSN : 2087-1899 yang tidak reliable, dan dihasilkan seperti
reliable, sehingga dilakukan perhitungan
pada tabel 2.
kembali dengan tidak melibatkan variabel Tabel 2. Final Factor Analisis Reliabilitas.
Variabel Penelitian
Item Penelitian
(Corrected ItemTotal Correlation)
KP1 KP3 KP4 KK1 KK2 KK4
0,776 0,834 0,806 0,758 0,865 0,712
Komitmen Pengampu (KP) Kapabilitas Kepercayaan (KK)
Internal Consistency (cronbach Alfa) 0,869
0,842
Sehingga bila disimpulkan item kuisioner
(KP) dan komitmen kepercayaan (KK) layak
sebagai final factor, komitmen pengampu
digunakan sebagai kuisisoner yang sahih.
Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Variabel Penelitian
No 1. 2. 3. 4.
Variabel
Jumlah Butir Jumlah Butir Pertanyaan Reliabel
Komitmen Pengampu (KP) Komitmen Mahasiswa (KM) Kapabilitas Kepercayaan (KK) Kapabilitas Keadilan (K)
5 5 5 3
3 0 3 0
Koefisien Alfa Cronbach 0,869 0,842
Sumber data: Primer, diolah 2012. Pada pengujian asumsi klasik, semua
Lower (dl) adalah 1,789. Sehingga nilai DW
indikator pada posisi yang sudah tidak
hitung sebesar 2,089 berada diantara dl dan
terindikasikan gejala asumsi klasik. Uji
du, sehingga dapat disimpulkan model ini
Heteroskedastisitas, variabel kepercayaan
tidak terdapat gejala autokorelasi.
tidak signifikan yaitu pada 0,315 sehingga
Berdasarkan pengujian regrsi linear tunggal,
dapat disimpulkan terdapat tidak gejala
menunjukkan bahwa variabel kepercayaan
heteroskedastisitas.
berpengaruh positif dan signifikan (β=0,634;
Dan
terakhir
autokorelasi, dengan α = 5 % menghasilkan
t=7,659;
p<0,01)
DW hitung 2,089 dimana, dengan sample
diartikan secara harfiah berarti bahwa setiap
100 dan variabel independen 2 menjadi
satu
satuan
pada
komitmen.
kepercayaan
Bila akan
Durbin Upper (du) adalah 1,748 dan Durbin 4
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
meningkatkan komitmen sebesar 0,634
inilah
satuan.
komunikasi yang baik dan efektif.
Hasil juga memperlihatkan bahwa analisis
Kebanggan juga menjadi bagian yang tidak
regresi, yaitu menunjukkan goodness of fit
terpisahkan dimana dosen yang memiliki
yang baik (F= 71,068; p<0,01). Hal tersebut
kemampuan dan prestasi diluar kampus,
menunjukkan bahwa model tersebut dapat
sangat dibanggakan para mahasiswa.
menjelaskan fenomena yang diuji dengan
Sementara itu dari penelitian ini pula
baik. Di samping itu, ditunjukkan juga
menggambarkan bahwa, komitmen antar
bahwa
harus
memiliki
mahasiswa itu sendiri tidaklah menjadi
dapat
acuan utama, hal ini berarti bisa saja
dijelaskan oleh kepercayaan sebesar 47,8
mahasiswa tingkat kooperatifnya kurang
%
alias cenderung individualistis, terkecuali
adjusted
komitmen
sedangkan
R =0,478
dosen
berarti
variasi
nilai
2
seorang
organisasi
selebihnya
oleh
variasi
variabel lain di luar model tersebut.
ada tugas dari dosen. Tingkat kepercayaan mahasiswa Univeritas
PEMBAHASAN Hasil
“X” khususnya, menaruh kepercayaan yang
penelitian
menunjukkan
bahwa
sangat
tinggi
pada
aktifitas,
terdapat pengaruh yang kuat dan positif
keberlangsungan Proses Belajar Mengajar
antara kepercayaan terhadap komitmen.
(PBM),
Hasil penelitian ini memberikan gambaran
kehandalan
yang jelas dan perlu dilakukan pembahasan
bersaing Univeritas “X”.
yang mendalam atas komitmen dari para
Akan tetapi, beberapa hal yang perlu
pengampu matakuliah dimata mahasiswa,
dicermati tentang persepsi kepercayaan
karena amatlah penting, bila ditelaah lebih
dikalangan mahasiswa ini adalah, cukup
mendalam terhadap hasil penelitian ini,
banyak sumber daya (dosen) yang belum
memberikan
mampu
model
sebagai
peran
manajemen teknis
dan
personalia,
serta
keunggulan
mempraktekkan
keilmuannya,
membawa
padahal pengalaman staf pengajar akan
positif.
meningkatkan motivasi mahasiswa dalam
Disamping itu issue dosen yang “kosong”
PBM (Rowley, 1996). Belum pula civitas
akan sangat mengganggu motivasi ini,
akademika
karenanya
makin
kegiatan yang normative di kampus, serta
dikurangi bahkan ditiadakan. Hal ini akan
belum adanya komunikasi yang intensif
mengakibatkan
buruk
diantara civitas akademika Univeritas “X”.
diantara mahasiswa dan dosen, dimana
Hal ini perlu dicermati mengingat bahwa
komunikasi sangat dipengaruhi oleh gaya
tata pamong (good governance) dan dosen
individu
perlu
profesional
yang
akan
mahasiswa
pada
motivasi
B,R.,1999),
issue
ini
haruslah
komunikasi
seorang karena
dosen sangat
yang
(Richard dipengaruhi
menjalankan
memberikan
sepenuhnya
perhatian
pada
penghargaan dalam hal kinerja individu mahasiswa, membangun hubungan yang
5
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 jelas
antara
usaha,
kinerja
dan
penghargaan, dan yang penting adalah menetapkan prosedur untuk mengevaluasi tingkat kinerja individu mahasiswa (L.J. Mullins, 1985). Padahal menurut penelitian
ISSN : 2087-1899 meningkatkan motivasi mahasiswa dalam PBM (Rowley, 1996). DAFTAR PUSTAKA Ashraf,Z.,
Abuzar,M.J.,
oleh Min,S., et al (2012), terdapat empat
and
jenis motivasi mahasiswa untuk kuliah yakni
Increasing
akademik
Organizational
dan
kedepan
dan
pengalaman, Keempat
pendidikan, karir,
dan
motivasi
pandangan
kesenangan
yang ini
terakhir menjadi
dan kerja.
Muhammad,T.S.,
Muhammad,A.K.,
(2012), Employee
Commitment
by
Correlating Goal Setting, Employee Engagement
and
Optimism
at
penting
Workplace, European Journal of
tatkala mahasiswa menjadikannya proses
Business and Management, Vol 4,
dan tujuan dari sebuah perkuliahan.
No.2
KESIMPULAN
Chenet,P., Tracey,S.,D., and Don O’S.,
Terdapat pengaruh yang kuat dan positif antara kepercayaan terhadap komitmen. Komitmen dari para pengampu matakuliah dimata mahasiswa amatlah penting, dimana dalam memberikan model sebagai peran profesional
yang
akan
membawa
mahasiswa
pada
motivasi
positif.
Sementara, kepercayaan akan memberikan pengaruh yang besar terhadap komitmen. Karenanya, mahasiswa
Tingkat Univeritas
kepercayaan “X”
khususnya,
menaruh kepercayaan yang sangat tinggi pada aktifitas, keberlangsungan Proses Belajar Mengajar (PBM), manajemen dan personalia,
kehandalan
teknis
serta
keunggulan bersaing Univeritas “X”. Akan tetapi, beberapa hal yang perlu dicermati tentang persepsi kepercayaan dikalangan mahasiswa ini adalah, cukup banyak sumber daya (dosen) yang belum mampu
mempraktekkan
keilmuannya,
padahal pengalaman staf pengajar akan
(2010),
Service
quality,
commitment
and
differentiation
in
trust, service
business
relationships, Journal of Services Marketing, Vol.24 Iss.5,pp. 336– 346. Ghozali, I., (2009). “Ekonometrika, teori, konsep and aplikasi dengan SPSS 17“, Program Doktor Ilmu Ekonomi Universitas
Diponegoro,
Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Hair, J. F. Jr., W. C. Black, B. J. Babin, R. E. Anderson
and
R.
L.
Tatham,
(2006), Multivariate Data Analysis, Ed.6, New Jersey: Prentice Hall, Pearson Education, Inc. Iverson,R.,D., Colin S. McL., and Peter J.E., (1996) "The role
of
employee
commitment and trust in service relationships",
Marketing
Intelligence & Planning, Vol. 14 Iss: 3, pp.36 – 44. 6
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 L.J.
Mullins,
Min,S.,
(1985)
"The
Process
ISSN : 2087-1899 Vol. 14, Pp.224-247.
of
Motivation", Industrial Management
Razeghi, A., (2006) "Leading through belief:
& Data Systems, Vol. 85 No. 3/4,
managing the power of hope",
pp.5 - 8.
Strategy & Leadership, Vol. 34 Iss:
Chey,C.K.,
Boon,L.T.,
“Motives,
5, pp.49 – 51
(2012),
Expectations,
Rowley,J.,
(1996),
"Motivation
and
Perceptions and Satisfaction of
academic staff in higher education",
International
Quality Assurance in Education,
Private
Students
Higher
Pursuing
Education
in
Singapore”, International Journal of
Vol. 4 No. 3 pp. 11 – 16. Sahoo,C.K.,
and
Marketing Studies; Vol. 4, No. 6,
Employee
pp. 122-138.
Strategy
Sitaram
D.,
(2011),
Empowerment towards
A
Workplace
Nunnally, J. C., & Bernstein, I. H. (1994).
Commitment, European Journal of
“Psychometric theory“ (3rd ed.).
Business and Management, Vol 3,
New York, NY: McGraw-Hill.
No 11.
Oh, D. (2006), “Complaining intentions and
Vanhala,M., Puumalainen,K., Blomqvist,K.,
their relationships to complaining
(2011),
behavior of academic library users
development of the construct and
in
the scale, Personnel Review, Vol.
South
Korea”,
Library
Management, Vol. 27 No. 3, pp. Porter, L. W., Mowday, R. T., and Steers, R. M., (1979). The Measurement Of Organizational
trust
The
40 No. 4, pp. 485-513. Wynne,
168-89.
Impersonal
B.,
(1990),
Leadership
and
Excellence, Management Decision, Vol. 28 Iss: 1.
Commitment,
Journal Of Vocational Behavior,
7
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
ANALISIS PENGARUH RELEVANSI STRATEGIS TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN KINERJA TIDAK BERWUJUD SEBAGAI VARIABEL MEDIASI
Rochyawati, Fety,SE.,M.Si. Akademi Bank YAPIS Merauke Papua Email:
[email protected]
Abstract Conducted a research study to determine how strategic relevance can be affect the financial performance with the performance of intangible performance mediation. This study was also carried out in the sector of Small and Medium Enterprises (SMEs) in Merauke - Papua, using Structural Equation Modeling (SEM). The results obtained indicate that the strategic relevance affects financial performance, and the performance of intangible mediate the effect of strategic relevance to financial performance. Key word: relevance of strategic, intangible performance, financial performance.
menengah
PENDAHULUAN Usaha
kecil
perkembangannya
menengah masih
dalam
menghadapi
berbagai persoalan yang perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak antara lain (Speakman,
1998):
(a).
Rendahnya
produktivitas, sumber daya manusia dan manajemen yang belum profesional, kurang tanggap terhadap perubahan teknologi dan kurangnya permodalan, (b). Akses pasar yang
belum
memadai,
termasuk
di
dalamnya jaringan distribusi yang berfungsi sebagai jalur pemasaran belum berjalan efisien, (c). Belum adanya tanda-tanda membaiknya perekonomian nasional, (d). Tantangan
dari
perkembangan
perdagangan bebas baik dalam rangka kerjasama AFTA, APEC, dan GATT/ WTO yang
akan
membawa
dampak
pada
peningkatan persaingan usaha. Berbagai persoalan di atas dapat diatasi apabila
para
pengusaha
kecil
dan
mampu
mengembangkan
usahanya secara kreatif dan inovatif dengan selalu berorientasi pada pasar, peningkatan kualitas,
produktivitas
dan
daya
saing
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan selalu mengikuti perkembangan informasi dan teknologi. Oleh karena itu perlu
kebijakan
pembinaan
dan
pengembangan usaha kecil dan menengah yang dapat mendorong ke arah yang lebih maju
dan
mandiri
meningkatkan
serta
perannya
mampu dalam
perekonomian nasional (Srivasta, 2001). Anderson
(1990),
melalui
penelitianya
menerangkan tentang hubungan antara perkembangan usaha kecil dan menengah dengan laju pertumbuhan atau tingkat pengembangan
ekonomi
suatu
wilayah
yang kemudian dikenal dengan sebutan ”stage theory”. Menurut Anderson (1990) teori tersebut menjelaskan bahwa: (a). Negara yang tingkat ekonominya masih terbelakang, tingkat pendapatan riil per 8
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
kapita rendah pada industri rumah tangga
penting
tersebut sangat dominan (berdasar tingkat
perusahaan. Perkembangan pengetahuan
penyerapan tenaga kerja), (b). Pada negara
mengindikasikan adanya
yang sudah maju tingkat pembangunan
baru
ekonominya, tingkat pendapatan riil per
mengembangkan dan menganalisa rantai
kapita
dan
nilai dan strategi perusahaan. Perubahan
terutama industri skala menengah besar
orientasi strategi dalam aset pengetahuan
lebih dominan.
memerlukan
tinggi
pada
industri
kecil
Organisasi yang baik adalah yang
bagi
pengendali
yang
aktivitas
suatu
variabel
diperkenalkan
ketika
pemahaman
penciptaan
bahwa
keunggulan
memiliki tujuan jelas berdasarkan visi dan
perusahaan
misi yang disepakati pendirinya. Untuk
kemampuan
mewujudkan tujuan tersebut dibutuhkan
menciptakan, menggunakan, mentransfer,
cara untuk mencapainya yang lazim disebut
dan memanfaatkan aset-aset
sebagai
yang
strategi.
Selanjutnya
disusun
sangat
kompetitif
tergantung
perusahaan
bersifat
langka,
pada untuk
intangible
tidak
dapat
rencana (plan), kebijakan (policies) hingga
diperdagangkan dan sangat sulit untuk
pencapaian
ditiru. Melalui penilaian modal intelektual,
dan
lingkungan
program
berperan
aksi.
Faktor
penting
bagi
perusahaan
dapat
mengelola
dan
perusahaan terutama dalam pemilihan arah
mengembangkan
dan formulasi strategi perusahaan. Adanya
sehingga
perubahan dalam lingkungan baik internal
pencapaian
ataupun eksternal menuntut kapabilitas
berkelanjutan. Dalam hal ini jaringan bisnis
perusahaan
dianggap sebagai alat untuk membangun
dengan
untuk
perubahan
dapat
beradaptasi
tersebut
agar
aset
yang
dimiliki
bermanfaat
bagi
upaya
keunggulan
keunggulan
kompetitif
kompetitif
dalam
sebuah
kelangsungan hidup (survival) perusahaan
perusahaan, menurut aspek yang berbasis
tetap bertahan. Sementara itu perencanaan
sumber daya, jaringan tidak hanya secara
merupakan suatu alat untuk melakukan
khusus mendukung generasi pengetahuan
adaptasi
tetapi juga pengetahuan hubungan yang
dan
juga
merupakan
faktor
penentu bagi kinerja perusahaan sehingga
didistribusikan
diharapkan
Sebaliknya, pada aspek yang berbasis
menciptakan
keunggulan
kepada
mitra
bisnis.
pemasaran menekankan bahwa konsumen
bersaing. ini,
menghendaki pelayanan yang memuaskan
kemampuan suatu produk dan perusahaan
serta dilayani oleh organisasi yang lebih
untuk bisa bertahan atau tidak dalam
fleksibel dan terdistribusi. Namun dalam hal
persaingan
ini faktor kinerja tidak berwujud seperti
Dalam
era
pengetahuan
sangat
saat
tergantung
pada
kapasitas untuk mengelola asset intangible,
pengetahuan,
pengetahuan,
inovasi
inovasi, dan lain-lain memainkan peran
secara efektif dan efisien menjadi nilai
utama dalam keberhasilan suatu jaringan
dan
kapabilitas
hubungan
pelanggan,
9
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
(Das et al., 2003). Inilah relevansi strategis
tidak berwujud (intangible good’s) sebagai
yang
kinerja
variabel mediasi, variabel dependent adalah
perusahaan. Tentu saja faktor mediasi
relevansi strategis dan variabel independen
makin menjelaskan keterikatan diantara
adalah kinerja perusahaan. Ketiga variabel
kedua faktor tersebut.
tersebut diadopsi dari Moeller,K. (2009).
dapat
meningkatkan
Dalam penelitian ini terdapat 2 model, yaitu (1)
METODE PENELITIAN Adapun metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode Structural
Equation
Modelling
(SEM)
dengan software AMOS 16, dimana kinerja
pengaruh
relevansi
strategis
pada
kinerja perusahaan, dan (2). Relevansi strategis dan kinerja tidak berwujud pada kinerja
perusahaan.
Adapun
model
penelitian ini:
(1) Relevansi Strategis
Kinerja Tidak Berwujud (2)
Kinerja Perusahaan (2)
Studi ini dilakukan pada 10 sektor Usaha
5) Comparative Fit Index (CFI) = 95 % (0,90
Kecil dan Menengah (UKM) yang ada di
– 0,95 = Fit)
Kabupaten Merauke-Papua. Dengan skala
6) Tucker Lewis Index (TLI) = TLI > 0.95
likert 5 poin, dimana 1 mengarah pada tidak
(0.90 – 0.95 = Fit)
baik dan 5 mengarah pada sangat baik.
7) Bollen-Stine p-value p > 0.05
Pengukuran Model fit dilakukan dengan
Namun sebelum dilakukan metode SEM,
menggunakan beberapa indicator sebagai
terlebih dahulu mengukur presisi data
berikut (Smith, Cunningham and Coote,
dengan uji reliabilitas dan validitas data.
2006): 1) Chy Square (χ2) pada ∂ = 0,05 atau 5 % 2) Goodness of Fit (GFI) = 95 % (0,90 – 0,95 = Fit) 3)
Standardised Root
Pembahasan dilakukan dengan lebih dahulu mengeksplorasi pengujian reliebilitas
Root
Mean-square
Residual (SRMR) = < 0,05 4)
PEMBAHASAN
Mean-Square
dan validitas, dimana hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 1 dan 2.
Error
of
Approximation (RMSEA) = < 0,05 (0,05 – 0,08=Fit)
10
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
Tabel 1. Uji Reliabilitas Variabel
Item Pertanyaan
Relevansi Strategis (RS)
RS1 RS2 RS3 KTB1 KTB2 KTB3 KTB4 KTB5 KTB6 KTB7 KK1 KK2 KK3
Kinerja Tidak Berwujud (KTB)
Kinerja Keuangan (KK)
Keterangan
Cronbch Alfa 0,858 0,838 0,845 0,823 0,821 0,823 0,816 0,820 0,822 0,829 0,832 0,826 0,819
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
uji
Alpha if Item Deleted dalam pengujian
reliabilitas pada semua pertanyaan adalah
reabilitas lebih besar dari 0,7 pada semua
reliabel, karena nilai skor dalam Cronbach's
item
Pada
penelitian
ini
hasil
pertanyaan
dalam
kuesioner.
Tabel 2. Uji Validitas Variabel
Item Pertanyaan
Relevansi Strategis (RS) Kinerja Tidak Berwujud (KTB)
Kinerja Keuangan (KK)
dengan Product
Keterangan
-0,154 0,456 0,555 0,235 0,197 0,365 0,654 0,666 0,542 0,589 0,774 0,729 0,620
Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
RS1 RS2 RS3 KTB1 KTB2 KTB3 KTB4 KTB5 KTB6 KTB7 KK1 KK2 KK3
membandingkan
Table
yaitu
pada
Moment
Corrected item Total Correlation
Nilai
r
skornya lebih kecil dari 0,193 yaitu pada
jumlah
item RS1 dengan pertanyaan jika kontrak
responden 10 dengan tarap signifikan 5%
kerja
sehingga
0,193.
kesulitan dalam pembagian hasil usaha/
Sedangkan dalam table 2 terdapat 1 item
keuntungan. 1 item pertanyaan ini tidak
pertanyaan yang tidak valid karena nilai
valid karena objek penelitian berupa UKM
terletak
pada
nilai
akan
berakhir
apakah
aka
ada
11
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
milik pribadi sehingga tidak ada proses
Bardasarkan
analisis
menunjukkan
pihak lain.
penelitian ini adalah fit karena nilai CFI dan
Analisis model fit
TLI lebih dari angka yang direkomendasikan
1) Chy Square (χ2) pada ∂ = 0,05 atau 5 %
≥0,95, yaitu 0,996 pada CFI dan 1,139 pada
2) Goodness of Fit (GFI) = 95 % (0,90 –
TLI.
0,95 = Fit). Penelitian ini 0,956 3)
Standardised
Root
Root
unutk
dalam
memperbaiki
kecenderungan statistik Chi Square yang
Mean-square
Residual (SRMR) = < 0,05 4)
RMSEA
model
fit
pembagiaan hasil usaha/ keuntungan pada
Nilai
bahwa
model
menolak model dngan jumlah sampel yang besar, dengan nilai yang direkomendasikan
Mean-Square
Error
of
adalah 0,05 – 0,08 untuk ukuran yang
Approximation (RMSEA) = < 0,05 (0,05 –
diterima. Sedangkan pada tabel RMSEA
0,08=Fit). Dalam penelitian ini 0,000
menunjukkan angka 0,000 sehingga dapat
5) Comparative Fit Index (CFI) = 95 % (0,90 – 0,95 = Fit). Penelitian ini 0,996
dikatakan model pada penelitian ini sanagt baik karena hasilnya kurang dari 0,08.
6) Tucker Lewis Index (TLI) = TLI > 0.95
Begitu pula dengan uji chy square, GFI dan Bollen stine menunjukkan model telah fit.
(0.90 – 0.95 = Fit). Penelitian ini 1,139
Analisis SEM secara visual dapat
7) Bollen-Stine p-value p > 0.05. Penelitian
diperoleh gambaran dibawah:
ini 5,99
Gambar 1. Analisis SEM (0,534;0,042)
Relevansi Strategis
Kinerja Tidak Berwujud
(0,222;0,044)
Kinerja Perusahaan (5,999;0,001)
Dapat ditarik benang merah bahwa
kinerja perusahaan, dimana dengan alfa 1
pada model 1 ditunjukkan bahwa pengaruh
% dan koefisien 5,999. Model ini juga bisa
antara relevansi strategis dengan kinerja
dilihat
perusahaan berpengaruh kuat dengan alfa
berpengaruh
5% dengan koefisien 0,534. Sementara itu
berwujud dengan alfa 5 % dan koefisien
dengan model 2 dengan kinerja tidak
0,222.
berwujud
sebagai
variabel
mediasi
bahwa
relevansi
terhadap
strategis
kinerja
tidak
Semakin besar Relevansi Strategis
menghasilkan pengaruh yang lebih kuat
(RS)
pada
semakin tinggi Kinerja Tidak Berwujud
kinerja
tidak
berwujud
terhadap
perusahaan
kepada
mitra,
maka
12
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 (KTB)
perusahaan
diterima,
hal
ini
ISSN : 2087-1899 KESIMPULAN
dikarenakan strategi mitra kerja yang terikat kuat dengan perusahaan, perkembangan usaha yang baik, pembagian laba yang adil, serta kontrak kerja dengan mitra kerja yang dijalankan
dengan
mempengaruhi
baik,
Kinerja
akan
Tidak
Berwujud
(KTB) perusahaan, hal ini dikarenakan hubungan tingkat
kerja
dapat
komitmen
mempengaruhi
karyawan
terhadap
perusahaan. Karyawan yang berkomitmen maka akan memberikan hasil kinerja yang tinggi, berupa memberikan ide-ide atau gagasan
kreatif
untuk
kemajuan
perusahaan. semakin tinggi Kinerja Tidak Berwujud
(KTB)
perusahaan,
maka
semakin tinggi Kinerja Keuangan (KK) perusahaan diterima, hal ini dikarenakan semakin
tinggi
tingkat
kecerdasan
seseorang, tingkat pengetahuan yang tinggi dan
SDM
yang
berkualitas,
akan
menghasilkan keunggulan kompetitif bagi perusahaan karena SDM yang berkualitas dapat memberikan ide-ide kreatif, inovasiinovasi
baru
seperti:
produk,
layanan,
proses, yang bisa menjadikan perusahaan lebih maju dan berkembang, selain itu
Semakin besar Relevansi Strategis (RS)
perusahaan
kepada
mitra,
maka
semakin tinggi Kinerja Tidak Berwujud (KTB)
perusahaan
diterima,
hal
ini
dikarenakan strategi mitra kerja yang terikat kuat dengan perusahaan, perkembangan usaha yang baik, pembagian laba yang adil, serta kontrak kerja dengan mitra kerja yang dijalankan dengan baik. Karyawan yang berkomitmen maka akan memberikan hasil kinerja yang tinggi, berupa memberikan ideide atau gagasan kreatif untuk kemajuan perusahaan. semakin tinggi Kinerja Tidak Berwujud (KTB) perusahaan, maka semakin tinggi Kinerja Keuangan (KK) perusahaan yang diterima, hal ini dikarenakan semakin tinggi tingkat kecerdasan seseorang, tingkat pengetahuan yang tinggi dan SDM yang berkualitas, akan menghasilkan keunggulan kompetitif bagi perusahaan karena SDM yang berkualitas dapat memberikan ide-ide kreatif, inovasi- inovasi baru seperti produk, layanan, proses, yang bisa menjadikan perusahaan lebih maju dan berkembang. DAFTAR PUSTAKA
perbaikan sistem pelayanan pembelian, sistem
manajemen,
perbaikan
tingkat
volume penjualan dan lokasi usaha juga berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan, sehingga hal ini akan berdampak pada semakin tingginya Kinerja Keuangan (KK) perusahaan.
Anderson, J.C. and Narus, J.A. (1990), “A model of distributor firm and manufacturer partnerships”,
working Journal
of
Marketing, Vol. 54 No. 1, pp. 4258. Das, S., Sen, P.K. and Sengupta, S. (2003), “Strategic alliances: a valuable way
to
manage
intellectual
13
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
capital?”, Journal of Intellectual
to the past and look to the
Capital, Vol. 4 No. 1, pp. 10-19.
future”, Journal of Management
Moeller, K., (2009), Intangible and financial performance:
causes
Studies, Vol. 35 No. 3, pp. 747-
and
effects, Journal of Intellectual
72. Srivastava,
R.K.,
Fahey,
L.
and
Capital, Vol. 10 No. 2, pp. 224-
Christensen, H.K. (2001), “The
245.
resource
Smith, Cunningham and Coote, (2006),
based
view
and
marketing: the role of market-
Structural Equation Modelling,
based
AUS Press University.
competitive advantage”, Journal
Spekman, R.E., Forbes, T.M. III, Isabella,
of Management, Vol. 27 No. 6,
L.A. and MacAvoy, T.C. (1998),
assets
in
gaining
pp. 777-802.
“Alliance management: a view
14
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
PERAN PENGUATAN SISTEM INFORMASI PADA METODE STRATEGI DAN PENDORONG INOVASI PADA KINERJA PERUSAHAAN Asep Rokhyadi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta email : asep.rokhyadi @gmail.com
Abstract This study was conducted to determine how the information system can strengthen the innovation strategy method and driving of the innovation in the firm performance. The method of research conducted with the involvement of the respondent companies large and medium processing manufacture in Yogyakarta province, the number of respondents 138 companies. With multiple regression analysis and regression analysis moderation done, but first the normality test, the validity and reliability as well as the classical assumptions. The results yield information that there is influence between innovation strategies method and driving of innovation to firm performance. Similarly, of the information systems strengthening innovation strategy and driving innovation to firm performance. Key words: strategy, innovation strategy, information systems, strategy methods, driving innovation. untuk pengujian konsep strategi inovasi
PENDAHULUAN Permintaan
produk
dan
jasa
menjadikan strategi inovasi berada pada tantangan
baru
Organisasi
dalam
organisasi.
harusdiperkaya
dengan
pengetahuan eksternal yang up date, yang diperoleh baik dari karyawan atau top manajemen yang terkait tujuan organisasi dengan
kolaborasi
diantara
mereka
(Broring, S. dan P.Herzog, 2008). Salah satu cara untuk memperoleh pengetahuan dengan
efisien
adalah
melibatkan
pelanggan dalam proses pengembangan strategi inovasi. Memanfaatkan kreativitas pelanggan dan kemampuan strategi inovasi memiliki
banyak
potensi
untuk
pengembangan produk baru (Hippel, V.E., 2005).
Hal
senada
seperti
yang
dikemukakan Heiskanen.E., et al. (2007) bahwa pendekatan yang terbuka diperlukan
dengan tujuan untuk mendorong pengguna mengevaluasi konsep yang lebih kritis, dengan melibatkan lebih banyak pelanggan ke proses yang mungkin juga hambatan untuk mengadopsi strategi inovasi baru. Namun, secara individu, pelanggan mungkin tidak mampu menciptakan yang terbaik, pandangan mereka tentang produk terbatas pada perspektif tertentu. Penelitian terdahulu
telah
menunjukkan
bahwa
pemikiran kolektif adalah penting agar dapat memaksimalkan efisiensi inovasi individu (Thrift.N.,2006).
Inovasi
individu
dalam
organisasi lambat laun akan menciptakan inovasi dalam skala organisasi atau industri, karena akan menjadi proses pembelajaran organisasi (Srivastava, P dan Frankwick, GL, 2011). Penelitian Jafari, M.,et al., (2011) menyatakan
bahwa
penerapan 15
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
pengetahuan akan menciptakan kehilangan
dengan
pengetahuan
setelah
D.P.,et al.,2011 ; Zhang,M.J., 2011; Craig.J.
penerapannya ke dalam model dalam satu
dan Clay,D., 2006). Hasil penelitian lain juga
tahun sebesar 88 pct(%), hal ini mutlak
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
dibutuhkan proses pembelajaran yang terus
yang lemah antara strategi inovasi dengan
menerus. Apabila hal ini menjadi budaya
kinerja perusahaan (Daniel.I.P, et al. 2004),
organisasi maka akan menjadi penentu
peneliti Murat, I.A., dan B. Baki (2011);
strategi inovasi bagi perusahaan (Julia
Varis, M. dan Littunen, H (2010); Tung, J.,
C.N., et al, 2011). Dalam penelitian lain juga
(2012) menunjukkan hasil bahwa terdapat
dikuatkan
pengaruh yang positif antara strategi inovasi
(speed)
(knowledge)
bahwa sangat
dengan
kecepatan
berpengaruh
terhadap
kinerja
dengan
perusahaan
kinerja
perusahaan
(Xiaosong,
dan
yang
proses inovasi perusahaan (Banu, A.,G.,
terakhir Theyel, G., (2000); Joaquı´n A., et
dan Grant,M., 2011).
al. (2006) menunjukkan pengaruh yang kuat
Hasil
peneltian
terdahulu
antara
strategi
inovasi
dengan
kinerja
menunjukkan beragamnya hasil penelitian
perusahaan.Selengkapnya
seperti simpulan beberapa peneliti dimana
tersebut diuraikan secara singkat pada tabel
tidak ada pengaruh antara strategi inovasi
1 dibawah ini.
perbedaan
Tabel 1. Berbagai Simpulan Para Peneliti Tentang Strategi Inovasi Pada Kinerja Perusahaan Kesimpulan Tidak Ada Pengaruh
Peneliti Xiaosong, D.P., et al., (2011); Zhang,M.J. (2011); Craig,J., dan D.Clay, (2006) Daniel.I.P., et al. (2004);
Berpengaruh Lemah Berpengaruh positif
Murat, I.A., dan B. Baki (2011); Varis, M. dan Littunen, H (2010); Tung, J.,(2012) Theyel, G., (2000); Joaquı´n.A.,et al. (2006);
Berpengaruh Kuat
Berdasarkan
beberapa
simpulan
variabel
pendukung
ataupun
variabel
dari para peneliti pada tabel 1 menunjukkan
kontingensi dalam menyelesaikan penelitian
masih adanya kesenjangan penelitian (gap
ini dengan tujuan meningkatkan kinerja
research) yaitu, penelitian tentang strategi
perusahaan. Namun demikian, berbagai
inovasi dan kinerja perusahaan masih
penelitian diatas walaupun masih memiliki
dalam posisi yang belum simpul.Hal ini
hasil penelitian yang beragam dan belum
menunjukkan
bahwa
simpul, banyak pula peneliti yang telah
penelitian
masih
ini
berbagai memiliki
hasil banyak
berusaha
menjembatani
peluang untuk diteliti lebih lanjut dan
memecahkan
kemungkinan belum banyak digunakannya
dengan
permasalahan
variabel
kontingensi
untuk tersebut sebagai 16
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
variabel moderasi antara strategi inovasi
Hung,K.T,
dengan
kinerja
dengan
D.Clay,2006)
maksud
agar
tersebut
(Theyel, G., 2000), kapabilitas perusahaan
memberikan dampak yang makin kuat
(Xiaosong, D.P.,et al.,2011). Pada tabel 2
antara variabel strategi inovasi dengan
diuraikan secara singkat atas penyataan
variabel kinerja perusahaan, seperti ukuran
tersebut.
perusahaan,
hasil
penelitian
et
Craig.J.
al.,2008; karakteristik
dan
perusahaan
perusahaan (size) (Niu. P, et al., 2010); Tabel 2. Beberapa Variabel Moderasi dan Penyebab Belum Tersimpulkannya Temuan Penelitian Tentang PengaruhStrategi Innovasi PadaKinerja Perusahaan Variabel Moderasi Ukuran perusahaan
Kesimpulan Terdapat pengaruh yang positif Antara strategi inovasi dan kinerja Perusahaan Tidak ada pengaruh antara strategi inovasi dan kinerja Perusahaan Terdapat pengaruh yang sangat signifikan antara strategi inovasi dan kinerja perusahaan Tidak ada pengaruh antara strategi Inovasidengan kinerja perusahaan
Karakteristik perusahaan Kapabilitas Perusahaan
Mengingat
berbagai
variabel
Peneliti Niu.P, et al. (2010);Hung, K.T.et al.(2008) Craig.J.dan D.Clay (2006) Theyel,G., (2000) Xiaosong, D.P., et al.,(2011)
dengan harapan variabel ini yang akan
kontingensi telah diterapkan oleh beberapa
dijadikan
peneliti (tabel diatas) dan menghasilkan
menguatkan antara variabel strategi inovasi
beberapa macam hasil penelitian pula, hal
dengan
ini menunjukkan bahwa belum fit-nya suatu
menjadikan
strategi inovasi, sehingga masih diperlukan
pengetahuan
pencarian
memberikan
atas
pemecahan
tersebut
dengan tepat. Namun demikian fenomena
variabel kinerja
moderasi,
perusahaan
sebaran yang
dan
serta
khasanah
ilmu
makin
wacana
akan
luas lain
dan yang
berkesinambungan.
apa yang tepat dapat diterapkan sebagai variabel kontingensi agar mencapai kinerja perusahaan yang baik dan stabil? Menurut Zhang,M.J., (2011), sistem informasi mutlak diperlukan
dalam
meningkatkan proses
strategi inovasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Berdasar
pada
uraian
tersebut, penulis mencoba menggunakan variabel ini yaitu sistem informasi inovasi
METODE PENELITIAN Lokasi wilayah
penelitian
Propinsi
ini
Daerah
adalah
di
Istimewa
Yogyakarta (DIY) dengan 390 responden namun hanya 138 responden (35,4 %) yang diperoleh dari“Direktori Industri Pengolahan Besar dan Sedang dari Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 di D.I.Yogyakarta” yang 17
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
diterbitkan oleh BPS (Biro Pusat Statistik)
indikator yakni ROA (Return on Asset), ROS
tahun 2010.
(Return on Sales) dan ROI (Return on
Peubah
yang
diamati/diukur,
Investment).
Penelitian ini menggunakan tiga (3) variabel
Variabel Sistem Informasi (SI), Variabel ini
yang terdiri dari variabel strategi inovasi(I)
mengadopsi pengukuran dari Zhang,M.J.,
sebagai
variabel
(2011) yang terdiri dari 6 indikator yang
kinerja perusahaan (KP) sebagai variabel
secara keseluruhan indikator tersebut juga
independent dan variabel sistem informasi
memuat
inovasi (SI) sebagai variabel moderasi, dari
mengurangi biaya produk / jasa (SI1),
keseluruhan variabel tersebut terdapat 26
Mengurangi
butir pertanyaan. Setiap butir pertanyaan
menambahkan fitur untuk produk yang
dalam peubah /variabel penelitian diukur
sudah ada / jasa (SI2), Mengurangi biaya
dengan skala likert 5 poin yang mana 1
merancang
menunjukkan arah tidak setuju dan 5
memberikan kesempatan inovasi yang unik
menunjukkan arah sangat setuju.
untuk produk / jasa (SI4), kesinambungan
Variabel Strategi inovasi (I), Variabel ini
informasi dengan produk / jasa(SI5) dan
mengadopsi pengukuran strategi inovasi
terakhir membangun sistem informasi ke
dari Filippetti, A., (2011) yang terdiri dari 2
dalam produk / jasa yang ada untuk
indikator yakni metode inovasi (I1) serta
meningkatkan nilai produk/jasa (SI6). Untuk
pendorong strategi inovasi (I2). Secara
lebih memudahkan pemahaman, model
keseluruhan indikator tersebut terdiri dari 11
penelitian
butir pertanyaan.
penelitian ini.
variabel
dependent,
6
butir biaya
produk
berikut,
pertanyaan memodifikasi
baru
/
yakni atau
jasa (SI3),
adalah
gambaran
Variabel Kinerja Perusahaan (KP), variabel ini mengadopsi pengukuran dari Murat, I.A.,dan B.Baki, (2011) yang terdiri dari 3 Gambar 1. Model Penelitian Strategi Inovasi (I) Metode Inovasi (I1)
Pendorong Inovasi (I2)
Kinerja Perusah (KP)
Sistem Informasi (SI)
18
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 Adapun model dalam penelitian ini menggunakan teknik
model
analisis
dan
Variance
Inflation
(VIF).
Factor
dengan
Pengujian heteroskedastik menggunakan uji
Regression
grafik, guna melihat homogenitas data
Regresi
Moderated
ISSN : 2087-1899
tersebut
dilakukan
dengan
Analysis (MRA) dimana variabel strategi
crossection
inovasi
perusahaan
melihat sebaran data yang merata diantara
dihubungkan secara langsung, sementara
SPRED pada absis dan ZPRED pada
variabel
ordinat.
dan
kinerja
moderasi
merupakan
model
struktur yang menghubungkan secara tidak
Pengujian
autokorelasi
dengan
menggunakan uji Durbin Watson test.
langsung terhadap variabel strategi inovasi dan kinerja perusahaan. Uji reliabilitas adalah untuk melihat stabilitas
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan konsistensi suatu pengukuran yang
Uji Validitas, uji ini menggunakan
dilakukan dalam penelitian sehingga sering
metode
juga disebut dengan pengukuran akurasi,
Measure Sampling Adequacy menunjukkan
Uji reliabilitas dapat diukur dengan koefisien
nilai sebesar 0,821 hal ini berarti bahwa
(KMO),
Meyer-Olkin
penelitian
memperlihatkan instrumen ini valid karena
disebut handal bila pengujian tersebut
nilai KMO ini melebihi dari konstrain 0,5.
menunjukkan
Sementara itu pula dikuatkan dengan nilai
Cronbach’s
Instrumen
Keiser
alpha.
alpha
lebih
dari
0,7
(Sekaran.U., 352, 2010).
Bartlett’s
Uji validitas dalam penelitian ini meliputi
validitas
menunjukkan
konstrak
sejauh
mana
yang
suatu
tes
test
probabilitas dapat
sebesar
signifikansi
disimpulkan
1479 0,000
instrumen
dengan sehingga ini
telah
memenuhi syarat valid.
mengungkapkan suatu trait atau konstrak
Uji
teoritis yang hendak diukurnya dengan
Squared Multiple Correlation melalui uji
menggunakan
skala reliability analysis, dan dihasilkan
analisis
faktor.
Validitas
Reliabilitas,
konstrak diindikasikan dengan nilai dari
cronbach
butir-butir
menunjukkan
pertanyaan
yang
mengukur
uji
alfa. bahwa
ini
menggunakan
Dari
perhitungan
semua
konstruk
konsep yang sama akan memiliki korelasi
ternyata
tinggi yaitu lebih besar dari 0,4 (Hair, et al.,
sehingga semua konstruk reliable.Dengan
2006).
demikian semua variabel dapat dinyatakan Pengujian
dilakukan pengujian
pada
asumsi
klasik
penelitian
ini
normalitas
juga berupa
menggunakan
menghasilkan nilai
diatas
0,7
reliabel karena sesuai yang disyaratkan oleh Hair et al. (2006). Uji
Normalitas,
dengan
Kolmogorov-Smirnov Test. Uji ini dilakukan
menggunakan metode Kolmogorof Smirnov
dengan analisis test non parametric dengn
menunjukkan bahwa model penelitian ini
1
adanya
adalah normal, karena signifikansi berada
multikolinieritas dilihat dari nilai toleransi
pada nilai 0,209 ( > 0.05) sehingga dapat
sample
KS.
Pengujian
19
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
disimpulkan bahwa dengan metode ini tidak
dan dibawahnya, pengujian ini didapatkan
signifikan
dengan
dari standardized predicted value dengan
menggunakan unstandardized residual-nya
standardized residualnya. Jika dalam grafik
menunjukkan
tidak terjadi sebaran data maka terjadi
dengan
arti
bahwa
bahwa model
telah
heteroskedastisitas, begitu pula sebaliknya.
terdistribusi secara normal. Uji
Multikolinieritas,
Uji
ini
dilakukan
Uji
Autokorelasi,
menggunakan metode
bertujuan untuk menguji apakah dalam
Durbin Watson test menunjukkan bahwa
model regresi ditemukan adanya korelasi
nilainya 2,072 sehingga nilai ini berada
yang tinggi atau sempurna antar variabel
pada posisi tidak ada autokorelasi positif
independent.Pengujian
adanya
atau negatif (Ghozali, 2009, 79-82), karena
multikolinieritas dilihat dari nilai toleransi
dengan 5 variabel bebas dengan n = 138
dan Variance Inflation Factor (VIF), yang
serta α = 5 % diperoleh tabel Durbin Watson
menurut Ghozali (2009) dinyatakan bahwa
test dengan du = 1,665 dl = 1,802 sehingga
tidak terdapat multikolinearitas jikalau nilai
dapat disimpulkan bahwa dalam model
toleransi diatas 0,1 atau VIF tidak lebih dari
penelitian ini tidak terdapat autokorelasi.
10,
sehingga
hasil
Selanjutnya, hasil pengujian model
perhitungan berada
dalam penelitian dilakukan dengan dua (2)
dapat
tahapan dimana yang pertama dilakukan
disimpulkan bahwa model dalam penelitian
dengan pengujian regresi dan pada tahap
ini adalah tidak terdapat multikolinearitas
ke dua dilakukan dengan pengaruh regresi
antar variabel independent.
moderasi. Berikut ini adalah rekapitulasi dari
menunjukkan
bahwa
nilai
VIF
diantara 3,1 hingga 4,562 jadi
Uji Heteroskedastisitas, Pengujian dengan
metode
grafik
scatter
plot
hasil
pengujian
hipotesis
dari
kedua
tahapan tersebut.
menunjukkan adanya sebaran data diatas 0 Tabel 3. Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Variabel Metode Inovasi (I1) Pendorong Inovasi (I2) SI*I1 SI*I2 F test R2 Adj R2
Model Regresi β t 0,369 2,040* 0,636 5,951* 27,648 0,512 0,493
Model Regresi Moderasi β t 1,004 0,360 18,946 0,623 0,590
2,910* 2,998*
Variabel Dependent = Kinerja Perusahaan (KP) Variabel Moderasi = Sistem Informasi Inovasi (SI) * p<0,05
20
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 Tabel
3
memperlihatkan
ISSN : 2087-1899
kolom
model
regresi
selebihnya oleh variasi variabel lain di luar
bahwa
analisis
regresi
model tersebut.
model pengaruh langsung, yaitu pengaruh
Analisis regresi moderasian sistem
strategi inovasi (I) pada kinerja perusahaan
informasi inovasi (SI) menunjukkan hasil
menunjukkan goodness of fit yang baik (F =
bahwa interaksi SixI1 (β=1,004; t=2,910;
27,648; p<0,05). Hal tersebut menunjukkan
p<0,05)
bahwa model tersebut dapat menjelaskan
informasi memperkuat dan positif antara
fenomena yang diuji dengan baik. Di
metode inovasi dan kinerja perusahaan,
samping
yang
itu,
ditunjukkan
bahwa
nilai
2
juga
terakhir
signifikan
iteraksi
maka
SixI2
sistem
(β=0,360;
adjusted R = 0,493 berarti variasi kinerja
t=2,998; p<0,05) signifikan, maka sistem
perusahaan dapat dijelaskan oleh Metode
informasi memperkuat dan positif antara
inovasi (I1) dan Pendorong inovasi (I2)
pendorong inovasi dan kinerja perusahaan.
sebesar 49,3 % sedangkan selebihnya oleh variasi variabel lain di luar model tersebut.
SARAN
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa
Dari
penelitian
diatas,
metode
variabel independen berpengaruh secara
inovasi dan pendorongnya makin kiat jika
signifikan
pada
berinteraksi
(p<0,05).
Dimana
berpengaruh
kinerja
organisasional
metode
positif
inovasi
pada
(I1)
kinerja
dengan
system
informasi.
System informasi itu sendiri selayaknya seperti
kolaborasi
aktifitas.
sumber
perusahaan (β=0,369; t=2,040; p<0,05),
kolaborasi inovasi seperti halnya inovasi
dan Pendorong Inovasi (I2) berpengaruh
pemasaran dan inovasi organisasi seperti
positif pada kinerja Perusahaan (β=0,636;
pengetahuan
t=5,961; p<0,05).
organisasi
Pengujian terhadap sistem informasi inovasi
sebagai
pemoderasi
pengaruh
mutlak seperti
manajemen,
ataupun
diperlukan.
eksternalitas
menggunakan analisis regresi moderasi
perubahan dalam
yang
kiranya
pada
Tabel
3
letak
eksternalitas,
Kolaborasi
aktifitas
transfer IPTEK dan dinamika
staregi inovasi pada kinerja perusahaan ditunjukkan
relasi
tata
usaha
akan
menciptakan
inovasi, untuk itu perlu
memperkuat
inovasi
dengan
menunjukkan bahwa goodness of fit yang
melibatkan konsumen dan calon konsumen,
baik (F= 18,946; p<0,05). Hal tersebut
karena
berarti, bahwa model dapat menjelaskan
mengadopsi barang dan jasa jika sesuai
fenomena yang diuji dengan baik. Di
dengan motivasi dan pengalaman masa lalu
samping
nilai
mereka (Thøgersen, J., et al, (2010).
adjusted R2=0,590, maka variasi kinerja
Bahkan dengan tindakan nyata seperti
perusahaan dapat dijelaskan oleh variabel
Corporate Social Responsibility (CSR) akan
itu,
independen
ditunjukkan
sebesar
59,0%
bahwa
sedangkan
konsumen
akan
makin
cepat
memberikan dampak yang lebih nyata atas aktualisasi dukungan terhadap konsumen
21
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
(Green, T., and J., Peloza, 2011). Sehingga
Management Decision, Vol. 49 (4),
inovasi membutuhkan telah lebih jauh untuk
pp. 533-547.
mencapai
perusahaan
goodwill
dalam
Broring,
S.
dan
P.Herzog,
jangka menengah dan panjang. Untuk itu
“Organizing
perlu
development: open innovation at
kiranya
meningkatkan
kapabilitas
new
(2008), business
faktor
Degussa”, European Journal of
pendorong munculnya percepatan adopsi
Innovation Management, Vol. 11
konsumen atas inovasi dengan visi inovasi,
(3), pp. 330-378.
perusahaan
dengan
memahami
tinjauan masa depan, penetapan tujuan
Calantone, R.J., S.K.Vickery dan C.Droge,
inovasi (dengan melibatkan karyawan dan
(1995), “Business performance and
penciptaan produk bisnis yang berbeda dari
strategic new product development
biasanya), empowerment, komunikasi dan
activities:
jaringan
yaitu
investigation”, Journal of Product
pengakuan dari perbagai intitusi penilai
Innovation Management, Vol. 12,
(Filipczak.B., 1997).
pp. 214-237.
serta
peer
recognition
Christmann, DAFTAR PUSTAKA
why
positively
does or
turbulent
Discussion
waters”, and
novelty
of
innovation
in
manufacturing firms: evidence from the
1999
Statistics
Canada
innovation survey”, Technovation, Vol. 25(3), pp. 245-304. Banu
A.,G.,
dan
M.Grant,
(2011),
“Innovation speed and radicalness: are
they
inversely
related
?”,
environment:
strategies
for
voluntary
Environment, Innovation, and Firm Performance:
A
Comparative
Study”, Family Business Review,
(CRIC), Manchester, November. of information as determinants of
the
Craig.J. dan D., Clay, (2006),“The Natural
Competition
Amara, N. dan R.Landry, (2005) “Sources
and
(3), pp. 121-146.
Paper 39, Centre for Research on Innovation
‘‘Globalization
of Management Executive, Vol.16
affect
innovation? An exploration into
danG.Taylor,(2002)
environmental initiatives’’,Academy
cooperation
negatively
P.
empirical
international
Alm, H. dan M.McKelvey, (2000), “When and
an
Vol. 19 (4), pp. 275-288. Daniel,
I.P.,
D.J.Powerand
A.S.Sohal,(2004),“The trading
partner
relationships
determining performance:
role
of in
innovation an
empirical
examination”, European Journal of Innovation Management, Vol. 7 (3), pp. 178-186. Darnall, N. danJ.,Carmin,(2005), ‘‘Greener and
cleaner?
The
signalling
22
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
voluntary
2006. “Multivariate Data Analysis”,
environmental programs’’, Policy
Ed.6, New Jersey: Prentice Hall,
Sciences, Vol.38 (2), pp. 71-90.
Pearson Education, Inc.
accuracy
of
US
Dosi, G., (1988), “Sources, procedures and microeconomic
effects
Hamel, G., Y.Doz dan C.K.Prahalad. (1989), “Collaborate with your competitors
of
innovation”, Journal of Economic
and
win”,
Literature, Vol. 26 (3), pp. 1120-
Review, Vol. 67 (1), pp. 133-142.
Harvard
Business
Hargadon, A. dan B.Bechky, (2006), “When
1191.
collections of creatives become
Filipczak. B., (1997), “Innovation drivers”, Training, May, Vol.34 (5), pp. 36.
creative collective – a field study of problem
Filippetti, A., (2011), “Innovation modes and
solving
at
work”,
design as asource of innovation: a
Organization Science, Vol. 17 (4),
firm-levelanalysis”,
pp. 484-500.
European
Journal of Innovation Management,
Heiskanen,
Vol. 14 (1), pp. 5-26. Freel, M.S. dan P.J.A.Robson. (2004),
E.,
K.Hyvonen,
M.Niva,
M.Pantzar,
P.Timonen
J.Varjonen.
(2007),
dan “User
“Small firm innovation, growth and
involvement in radical innovation:
performance”, International Small
are
Business Journal, Vol. 22 (6), pp.
European Journal of Innovation
561-636.
Management, Vol. 10 (4), pp. 489-
skills
in
small
firms”,
Hippel,
V.E.,
(2005),
Innovation”,
157.
Cambridge, MA. Hung,K.T,
“Democratizing
The
Technovation, Vol. 25 (2), pp. 123Ghozali, I., (2009), “Ekonometrika, teori,
conservative?”,
509.
Freel, M.S., (2005), “Patterns of innovation and
consumers
Christine.C
MIT
dan
Press,
Ming.Yi.C.,
konsep dan aplikasi dengan SPSS
(2008),“Does matching pay policy
17”, Program Doktor Ilmu Ekonomi
with
Universitas
improve
Diponegoro,
Badan
innovation firm
strategy
really
performance?
An
Penerbit Universitas Diponegoro,
examination of technology-based
Semarang.
service firms”, Personnel Review,
Green, T., and J., Peloza, (2011), “How does corporate social responsibility
Vol. 37 (3), pp.300-316. Jafari,M.,
R.Jalal,
M.M.Mohammad
dan
consumers?”,
H.Atefe, (2011), “Development and
Journal of Consumer Marketing,
evaluation of a knowledge risk
Vol.28(1), pp.48–56.
management model for project-
create
value
for
Hair, J. F. Jr., W. C. Black, B. J. Babin, R.
based organizations ; A multi-stage
E. Anderson dan R. L. Tatham,
23
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 study”, Management Decision, Vol.
ISSN : 2087-1899 Murat,
R.Lapiedra
danB.Birdogan,
(2011),“Antecedents
49 (3), pp. 309-329. Joaquı´n,A.,
I.A.,
dan
and
performance impacts of product
R.Chiva,
(2006), “A measurement scale for
versus
product innovation performance”,
European Journal of Innovation”,
European Journal of Innovation,
Management, Vol. 14 (2), pp.172-
Management, Vol. 9 N(4), pp. 333-
206. Nas,S.O.
346.
process
dan
innovation,
A.Leppalahti,
(1997),
Julia C.N, Valencia, D.Jime´nez-Jime´nez
“Innovation, firm profitability and
dan R.S.Valle, (2011), “Innovation
growth”, Report R-01/1997, Studies
or
in
imitation
?
The
role
organizational
of
Management Decision, Vol. 49 (1),
and
May. Niu.P.,
F.Xie
dan
T.Leonard,
(2010),“Empirical
Lechner, C. dan M.Dowling, (2003), “Firm
study
of
the
networks: external relationships as
relations between the knowledge
sources
base and innovation performance
for
the
growth
and
competitiveness of entrepreneurial
of
firms”,
Knowledge-based,
Entrepreneurship
&
economy”,
Journal
of
Innovation
in
Nohria, N. dan R.G.Eccles, (1992), “Face-to
Hal. 1-26. H.
an
China, Vol. 2 (2), pp.171-185.
Regional Development, Vol. 15 (1), Littunen,
Innovation
Economic Policy (STEP), Oslo,
culture”,
pp. 55-72.
Technology,
dan
M.Virtanen,
(2009),
face: making network organizations
“Differentiating factors of venture
work”,
growth: from statics to dynamics”,
R.G.Eccles. (Eds), Networks and
International
Journal
of
Organizations:
Entrepreneurial
Behaviour
&
and
Research, Vol. 15 (6), pp. 535-589.
Innovation
and
Form,
Business
Company:
How Japanese Companies Create the
and
Dynamics
of
Innovation”,
Oxford University Press, New York,
misaligned
academics,
Harvard
Knowledge-Creating
Interactive
NY.
perspectives and goals among entrepreneurs,
Structure,
and
Nonaka, I. dan H.Takeuchi, (1995), “The
Massa, S. dan S.Testa, (2008), “Innovation SMEs:
Action”,
N.
288-308.
Learning”, Pinter, London. and
Nohria,
School Press, Boston, MA, Hal.
Lundvall, B.A, (1992), “National Systems of Innovation: Towards a Theory of
in
Piller,
F.,
(2004) “Mass
customization:
policy makers”, Technovation, Vol.
reflections on the state of the
28 (7), pp. 393-407.
concept”, International Journal of
24
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 Flexible Manufacturing Systems,
ISSN : 2087-1899 Theyel, G., (2000),“Management practices for environmental innovation and
Vol. 16 (4), pp. 313-347. Powell,
W.W.
dan
“Networks
S.Grodal, of
performance”, International Journal
(2005), in
innovators”,
of
Operations
&
Production
Fagerberg, J., Mowery, D.C. and
Management, Vol. 20 (2), pp. 249-
Nelson, R.R. (Eds), The Oxford
266.
Handbook of Innovation, Oxford
Thøgersen,
J.,
P.,
Haugaard.,
University Press, Oxford, pp. 56-
A.,Olesen.,
85.
responses to ecolabels” European
Santamarıa, L., M.J.Nieto dan G.A.Barge, (2009),
“Beyond
formal
Journal
of
“Consumer
Marketing,
Vol.
44
(11/12), pp.1787-1810.
R&D:
taking advantage of other sources
(2010),
and
Thrift, N., (2006), “Re-inventing invention:
of innovation in low- and medium-
new
technology industries”, Research
commodification”,
Policy, Vol. 38 (3), pp. 507-524.
Society, Vol. 35 (2), pp. 279-306.
Sekaran, U., (2010), “Research methods for
tendencies
in
capitalist
Economy
and
Tidd, J., J.Bessant dan K.Pavitt, (2002),
building
“Learning through alliances”, in
United
Henry, J. and Mayle, D. (Eds),
States of America: John Wiley and
Managing Innovation and Change,
Sons, Inc.
2nd ed., Sage, London, pp. 167-
business:
A
approach”,
6th
Senyard,J.,
B.Ted,
skill Edition,
S.Paul
and
(2011), “Bricolage As A Path To Innovation
For
255.
D.Per,
Resource
Todtling,
F
dan
A.Kaufmann,
(1999),
“Innovation systems in regions of
Constrained New Firms”, Academy
Europe
of Management Annual Meeting
perspective”, European Planning
Proceedings,
Studies, Vol. 7 (6), pp. 699-717.
p1-5,
5p;
DOI:
10.5465/AMBPP.2011. 65869700 Srivastava, P., dan G.L.Frankwick, (2011), “Environment, attitude,
and
management organizational
learning in alliances”, Management Decision, Vol. 49 (1), pp. 156-166
–
a
comparative
Tung, J., (2012),“A Study Of Product Innovation On Firm Performance, The
International”Journal
Of
Organizational Innovation Vol 4 (3), pp. 84 – 97. Varis, M. dan Littunen, H, (2010),“Types of
Teece, D.J., G.Pisano dan A.Shuen, (1997),
innovation, sources of information
“Dynamic capabilities and strategic
and performance in entrepreneurial
management”,
SMEs”,
Strategic
European
Journal
of
Management Journal, Vol. 18 (7),
Innovation Management, Vol. 13
pp. 509-542.
(2), pp.128-154.
25
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 Watson,
J.
(2007),
“Modeling
the
relationship between networking
ISSN : 2087-1899 & Production Management, Vol. 31 (5), pp. 484-510.
and firm performance”, Journal of
Zhan, Q. dan W.J.Doll, (2001), “The fuzzy
Business Venturing, Vol. 22 (6),
front end and succes of new
pp. 852-926.
product
Wheelwright, S.C. dan K.B.Clark, (1992), “Revolutionizing
Product
Development – Quantum Leaps in Speed”, Efficiency, and Quality, The Free Press, New York, NY.
model”,
European
causal
Journal
of
Innovation Management, Vol. 4 (2), pp. 95-112. Zhang, J.danD.Yanling,(2010),“The impact of
Wikstrom, S., (1996), “The customer as co-
development
different
types
of
market
orientation on product innovation
producer”, European Journal of
performance”,
Marketing, Vol. 30 (4), pp. 6-19.
Decision, Vol. 48 (6), pp.849-867.
Xiaosong,
D.P.,
G.S.,Roger
dan
Management
Zhang,M.J., (2011),“Firm-level performance
S.,Rachna.(2011),“Competitive
impact of IS support for product
priorities, plant improvement and
innovation”, European Journal of
innovation
Innovation, Management, Vol. 14
operational
capabilities,
and
performance”,
(1), pp. 118-132.
International Journal of Operations
26
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
MENINGKATKAN KINERJA UMKM INDUSTRI KREATIF MELALUI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN ORIENTASI PASAR: KAJIAN PADA PERAN SERTA WIRAUSAHA WANITA DI KECAMATAN MOYUDAN, KABUPATEN SLEMAN, PROPINSI DIY Gumirlang Wicaksono Audita Nuvriasari Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta
ABSTRACT
The aim of this research to identify problem in order to developing Micro Small Medium Enterprises, this research focus on the role of woman entrepreneur in creative industry at Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman, DIY. This research also reviews the influence of market and entrepreneur orientation in woman entrepreneur in order to increase the performance of creative industry. The output of this research will used as the reference to make a recommendation for policy and strategy related with developing market and entrepreneur orientation to develop performance of Micro Small, Medium Enterprises. Sampling method used in this research by taking 40 respondents, the respondent are woman entrepreneur in creative industry especially fashion and handicraft in Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman. The methods of analysis used in this research are descriptive and inferential. Based on this research most of the problem are faced by Micro Small Medium Enterprises related with capital aspect, marketing aspect, and human resources. The inferential analysis shows the positive correlation between entrepreneur orientation and market orientation to business performance of Micro Small Medium Enterprises partially and simultaneously.
Keywords: Creative Industry, Performance.
A.
Market Orientation, Entrepreneur Orientation,
Business
Didasarkan atas kondisi tersebut,
Pendahuluan Merupakan suatu realitas bahwa
pemerintah
pada
tahun
2009
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
mencanangkan tahun industri kreatif yang
adalah sektor ekonomi nasional yang paling
diyakini
strategis dan menyangkut hajat hidup orang
sektor riil ditengah ancaman melambatnya
banyak sehingga menjadi tulang punggung
perekonomian akibat krisis global. Melalui
perekonomian
Inpres
nasional.
UMKM
juga
merupakan
No.
6
industri
tahun
2009
penggerak
mengenai
ekonomi
pengembangan industri kreatif kepada 28
terbesar dalam perekonomian di Indonesia
instansi pemerintah pusat dan daerah untuk
dan telah terbukti menjadi kunci pengaman
mendukung
perekonomian nasional dalam masa krisis
industri kreatif tahun 2009 – 2015 yakni
ekonomi
pengembangan
merupakan
kelompok
serta
pelaku
menjadi
desiminator
pertumbuhan ekonomi pasca krisis.
kebijakan
pengembangan
kegiatan
ekonomi
berdasarkan pada kreatifitas, keterampilan, bakat individu yang bernilai ekonomi dan 27
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 berpengaruh
pada
ISSN : 2087-1899 Pelaku UMKM industri kreatif di
kesejahteraan
Yogyakarta tidak hanya di dominasi oleh
masyarakat Indonesia. Industri kreatif sebagai pilar utama dalam mengembangkan sektor ekonomi kreatif akan memberikan dampak positip bagi kehidupan masyarakat Yogyakarta mengingat Yogyakarta sedang mengalami transformasi sosial yang begitu cepat dari agraris ke semi industri terutama industri kreatif. Disamping itu Yogyakarta sarat akan sumber daya manusia yang berbakat dan kaya akan kreatifitas. Prospek industri kreatif di DIY sangat besar dikarenakan kondisi di DIY yang sangat kondusif bagi
kaum laki-laki akan tetapi kaum wanita juga potensial
untuk
melakukan
berbagai
kegiatan produktif yang menghasilkan dan dapat membantu ekonomi keluarga dan lebih luas lagi bagi ekonomi nasional, apalagi
potensi
tersebut
menyebar
di
berbagai bidang termasuk dalam bidang industri kreatif. UMKM yang dikelola oleh wanita memberikan kontribusi yang sangat strategis meskipun belum seimbang dengan perhatian dan pengakuan yang diberikan baik oleh pemerintah maupun keluarga. Kecamatan
pengembangan industri kreatif khususnya
Moyudan
merupakan
fashion, kerajinan dan teknologi informatika.
salah satu sentra industri potensial di DIY
Hal ini dimungkinkan karena posisi DIY
khususnya di bidang kerajinan tenun dan
sebagai pusat seni dan budaya yang juga
kerajinan
ditunjang sebagai pusat pendidikan yang
memiliki 4 (empat) desa yang menjadi
mampu menghasilkan tenaga kerja kreatif
sentra pengembangan industri kreatif, yakni
dalam
Sumberagung,
jumlah
yang
sangat
potensial.
tangan.
Kecamatan
Moyudan
Sumberarum,
mengeluarkan
Sumberrahayu, dan Sumbersari. Khusus di
berbagai kebijakan dan program yang
Desa Sumberrahayu telah dicanangkan
sangat mendukung bagi pengembangan
oleh
industri kreatif.
sebagai desa wisata. Berdasarkan hasil
Pemerintah
daerah
Perkembangan
juga
potensi
industri
kreatif di DIY pada tahun 2010 menurut Polin Napitupulu dari Disperindag DIY nilai produksinya telah mencapai Rp. 1,7 Trilyun. Kondisi saati
ini menunjukkan bahwa
Pemerintah
Kabupaten
Sleman
survei awal oleh pengusul penelitian dapat dijelaskan bahwa secara rata-rata tiap dusun di setiap desa memiliki 30 sampai dengan 50 pengrajin dan rata-rata pelaku usaha adalah kaum wanita.
peluang industri kreatif baik di dalam maupun di luar negeri masih sangat besar dan dan pangsa pasar yang dijanjikan
B. Perumusan Masalah
untuk industri kreatif masih sangat terbuka
Dalam penelitian ini sektor industri
lebar dan memiliki kecenderungan semakin
kreatif akan dibatasi pada 2 (dua) sektor
meningkat.
industri kreatif yang memberikan kontribusi 28
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 pada pertumbuhan ekonomi nasional yakni:
ISSN : 2087-1899 1.
Orientasi Pasar
(1) fesyen dengan kontribusi 29,85% dan
Orientasi pasar dinilai sebagai salah
(2). Kerajinan dengan kontribusi sebesar
satu elemen kunci untuk mencapai kinerja
18,38% (Simatupang, 2008). Pada kedua
perusahaan. Orientasi pasar sangat penting
sektor tersebut keterlibatan peran serta
dalam
wanita juga tinggi. Disamping itu sektor
(Narver dan Slater, 1990). Perusahaan yang
industri fesyen dan kerajinan merupakan
berorientasi
sektor
pengetahuan tentang pasar yang lebih
yang
paling
potensial
untuk
dikembangkan di DIY.
tinggi
Adapun dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor
manajemen
apa
sajakah
yang
pemasaran
pasar
serta
dinilai
memiliki
berhubungan dengan pelanggan lebih baik, kemampuan
ini
dipandang
keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan
wanita
berorientasi pasar (Day, 1994).
UMKM di sektor industri kreatif, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, Propinsi DIY. 2. Bagaimanakah
pengaruh
pengembangan
orientasi
kewirausahaan dan orientasi pasar pada wirausaha wanita terhadap kinerja UMKM Industri Kreatif di Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, Propinsi DIY 3. Orientasi
manakah
dominan
yang
mempengaruhi
paling kinerja
UMKM Industri Kreatif di Kecamatan Moyudan,
Kabupaten
meningkatkan Kreatif
Moyudan, Propinsi DIY
upaya kinerja di
Kabupaten
untuk
yang
kurang
menurut Jaworski dan Kohli (1993) dalam Tjiptono, Chandra, Diana (2004) merupakan perspektif organisasional yang mendorong tiga
aspek
pengumpulan
utama
yakni:
intelegensi
(1)
upaya
pasar
secara
sistematik dengan sumber utama pelanggan dan pesaing, (2) penyebaran intelegensi pasar kepada semua unit atau departemen dalam
organisasi
dan
(3).
Respon
organisasi terkoordinasi dan menyeluruh terhadap intelegensi pasar. Orientasi pasar (Market Orientation) menurut
4. Bagaimanakah Industri
perusahaan
Orientasi pasar (Market Orientation)
Sleman,
Propinsi DIY
mampu
menjamin perusahaan untuk memperoleh dengan
pengembangan
memiliki kemampuan
menjadi kendala bagi wirausaha dalam
modern
Narver
dan
Slater
didefinisikan sebagai budaya
(1990)
organisasi
UMKM
yang paling efektif dan efisien dalam
Kecamatan
menciptakan perilaku yang penting bagi
Sleman,
penciptaan
nilai
yang
unggul
bagi
konsumen dan akan menjadi kinerja yang unggul bagi bisnis. Dalam lingkup usaha
c. Landasan Teori
kecil,
orientasi
pemasaran
dapat
29
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
dikembangkan dalam 3 komponen yakni:
yang
orientasi konsumen, orientasi pesaing, dan
keunggulan bersaing melalui peningkatan
koordinasi yang saling terkait. Orientasi
kinerja usaha (Covin and Slevin, 1989;
konsumen merupakan budaya organisasi
Miller 1983).
yang senatiasa mencari informasi tentang kebutuhan dan keinginan konsumen serta berusaha memenuhinya. Orientasi pesaing merupakan senatiasa
budaya mencari
perusahaan informasi
yang tentang
strategi dan produk yang ditawarkan oleh pesaing
dalam
rangka
memenangkan
persaingan. Koordinasi fungsi yang saling terkait ditunjunjukkan melalui desiminasi informasi pasar kepada anggota organisasi maupun keterlibatan SDM dalam kegiatan pemasaran dan pengembangan produk baru.
positip
terhadap
Orientasi
penciptaan
kewirausahaan
mencerminkan ciri dan karakteristik dari wirausaha yang meliputi: rasa kepercayaan diri dalam menjalankan usaha, orientasi pada tugas dan hasil, pengambil resiko, jiwa kepemimpinan, keorisinilan dan orientasi pada
masa
depan
(Yusanto
dan
Widjajakusuma, 2002). Lumpkin dan Dess (2006) menyatakan bahwa kunci utama dari dimensi
orientasi kewirausahaan adalah
meliputi tindakan yang dapat dilakukan secara bebas atau tidak bergantung pada pihak lain, artinya adanya kehendak untuk mengadakan pembaharuan dan bersedia menanggung
2. Orientasi Kewirausahaan Orientasi kewirausahaan merupakan suatu konstruk yang multidimensi meliputi dimensi inovasi, pengambilan resiko dan sikap proaktif (Morris and Paul, 1987; Miller, 1983).
Proaktif merupakan aspek
wirausahawan, resiko
sedangkan
ditunjukan
melalui
dari
pengambilan pengambilan
resiko sosial, personal dan psikologis yang kesemuanya merupakan resiko strategis. Orientasi kewirausahaan dapat ditunjukkan pula melalui 4 komponen yakni kesiapan menghadapi kemampuan
situasi
ketidakpastian,
mengkalulasi permasalahan
cenderung
lebih
agresif dari pesaing, serta proaktif dalam usaha
melihat
atau
meramalkan
dan
mengantisipasi peluang yang ada di pasar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dimensi kunci dari orientasi kewirausahaan termasuk
kemauan
untuk
mandiri
(autonomy), keinginan melakukan inovasi (innovativeness), bersikap
kecenderungan
agresif
terhadap
untuk pesaing
(competitive aggressiveness), dan bersikap proaktif
terhadap
peluang
pasar
(proactiveness).
resiko,
tanggungjawab personal dan kemampuan menyelesaikan
resiko,
usaha
(Sagie, Abraham, Elizur, 1999). Orientasi kewirausahaan akan memberikan kontribusi
3. Kinerja Usaha Kinerja usaha merupakan fungsi hasil-hasil kegiatan yang ada dalam suatu perusahaan yang dipengaruhi oleh faktor 30
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
intern dan ekteren dalam mencapai tujuan
Kabupaten Sleman, Propinsi DIY dengan
yang ditetapkan selama periode waktu
subyek penelitian adalah pelaku usaha
tertentu. Adapun sejumlah fungsi kegiatan
wanita di bidang fesyen dan kerajinan.
yang terkait dengan kinerja organisasi
Teknik
meliputi: strategi perusahaan, pemasaran,
convinience
operasional, keuangan dan sumber daya
sampel sebanyak 40 responden.
manusia.
pengambilan
sampel
sampling
Variabel
dengan
dengan
penelitian
jumlah
yang
berupa
Menurut Mwita (2003) dalam Karim
orientasi kewirausahaan (X1) diadopsi dan
(2007) kinerja mencakup beberapa variabel
dimodifikasi dari model yang dikembangkan
yang berkaitan dan tidak dapat dipisahkan:
oleh Morris and Paul (1987) dan Miller
input, perilaku-perilaku (proses), output-
(1983)
output, dan outcome-outcome (nilai tambah
pengambilan resiko dan sikap proaktif.
atau
dampak).
Pengukuran
kinerja
(performance) merupakan salah satu upaya supaya dapat dilakukan sumberdaya secara efektif dan dapat memberikan arah pada pengambilan
keputusan
menyangkut
strategis
perkembangan
yang suatu
organisasi pada masa yang akan datang (Mulyadi, 2006). Pada umumnya kinerja organisasi diukur dengan satu atau lebih pengukuran
sebagai
berikut:
(1)
keberhasilan produk baru, (2) profitabilitas, (3) market share, (4) kinerja organisasi akhir secara keseluruhan
(profitabilitas,
penjualan, pertumbuhan penjualan, Return on Investement [ROI], keberhasilan produk baru,
market
organisasi
share)
antara
dan
secara
(5)
kinerja
keseluruhan
(kepuasan pelanggan, kepuasan karyawan, retensi konsumen, pelayanan konsumen, persepsi kualitas produk).
UMKM
industri
Sumberrahayu,
Variabel
dimensi
Orientasi
inovasi,
Pasar
(X2)
diadopsi dan dimodifikasi dari penelitian Li, Zhao, Tan, Liu (2008), meliputi 3 dimensi yakni: orientasi konsumen, pesaing, dan koordinasi antar fungsi. Orientasi konsumen meliputi:
(1)
konsumen,
penciptaan
(2)
kebutuhan
kepuasan
pemahaman
konsumen,
terhadap
(3)
upaya
meningkatkan nilai produk yang ditawarkan pada konsumen, (4) memberikan layanan purna jual/layanan pendukung. Orientasi pesaing meliputi: (1) merespon dengan cepat ”serangan” pesaing, (2) pimpinan mendiskusikan kekuatan
dengan
pesaing
dan
pekerja strategi
tentang untuk
menghadapi persaingan, (3) aktif memantau strategi
pesaing,
keunggulan
(4)
bersaing
meningkatkan melalui
target
konsumen. Koordinasi antar fungsi, meliputi: kepada semua fungsi yang ada pada
dilakukan
di
sentra
kreatif
di
Desa
Kecamatan
meliputi
(1) membagi informasi tentang konsumen
E. Metodologi Penelitian Penelitian
yang
Moyudan,
lingkup usaha, (2) semua SDM mengetahui informasi pasar, (3) memberikan kontribusi guna peningkatan nilai bagi pelanggan, (4)
31
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
SDM terlibat dalam pengembangan produk
produksi per tahun masuk dalam kategori
baru.
rendah yaitu 355 unit per tahun. Hal ini Variabel Kinerja UMKM (Y) meliputi
kinerja dalam arti kualitatif yang ditunjukkan melalui tata kelola usaha yang meliputi aspek produksi, pemasaran, keuangan dan sumber daya manusia.
dikarenakan pelaku usaha kurang fokus dalam menjalankan usahanya mengingat kondisi masyarakat di Desa Sumberrahayu yang bersifat agraris dimana sebagian besar
berprofesi
sebagai
petani
dan
peternak ikut mempengaruhi produktifitas penelitian
usaha khususnya pada masa tanam dan
menggunakan skala likert berjenjang 4
masa panen. Disamping itu juga belum
dengan alternatif jawaban ”Sangat Tidak
menerapkan
Setuju” sampai dengan ”Sangat Setuju”
menunjang
untuk variabel orientasi kewirausahaan dan
sebagian besar alat-alat produksi yang
untuk variabel orientasi pasar dan orientasi
digunakan masih mengunakan peralatan
kinerja menggunakan alternatif jawaban
tradisional sehingga memiliki keterbatasan
”Tidak Pernah” sampai dengan ”Selalu”.
dalam menghasilkan produk dalam jumlah
Alat
yang besar.
Pengukuran
analisis
variabel
dalam
penelitian
ini
teknologi
baru
operasional
guna
perusahaan,
menggunakan alat statistik deskriptif (mean
Rata-rata pejualan per tahun bisa di
aritmathic) dan untuk pengujian hipotesa
kategorikan dalam kategori rendah yaitu
menggunakan alat statistik inferensial.
sebesar Rp.65.497.500 per tahun, hal itu disebabkan karena pangsa pasarnya masih sangat terbatas untuk wilayah DIY-Jateng.
F. Hasil Analisis dan Pembahasan 1. Deskripsi Sampel Penelitian
Kegiatan pemasaran selama ini cenderung bersifat
konvensional
dan
belum
menggunakan teknologi informasi untuk Sampel dalam penelitian ini adalah
mendukung
usahanya.
Hal
ini
juga
wirausaha wanita pada UMKM Industri
dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan
Kreatif di bidang fesyen dan kerajinan yang
keterampilan
berada di Desa Sumberrahayu, Kecamatan
teknologi informasi.
terhadap
penguasaan
Moyudan, Kabupaten Sleman, Propinsi DIY.
Rata-rata perolehan laba per tahun
Adapun sampel penelitian sebanyak 40
bisa di kategorikan ke dalam kategori tinggi
responden dengan deskripsi umum seperti
dikarenakan rasio keuntungan mencapai
pada tabel berikut:
51% dari omset penjualan, tingginya rasio keuntungan dari penjualan produk-produk
2. Kinerja Usaha Secara Kuantitatif Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 40 responden rata-rata
industri kreatif disebabkan karena dalam dunia industri kreatif bahan baku bukan merupakan sumber biaya utama tetapi
32
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
kreatifitas dan skill dari wirausahawan yang
yaitu: kesiapan dalam menghadapi situasi
menjadi kekuatan utama dalam industri ini.
yang tidak pasti (mean: 3,23), melakukan
Mayoritas UMKM di desa Sumberrahayu
kalkulasi dan perhitungan resiko (mean:
masih ditangani langsung oleh pemiliknya
3,18),
sehingga mereka tidak perlu mengeluarkan
timbulnya resiko (mean: 3,15), kemampuan
banyak biaya untuk menggaji tenaga ahli
dalam menyelesaikan masalah yang timbul
untuk menunjang proses produksinya.
(mean: 3,33). Dalam dimensi pengambilan
pertanggung
jawaban
terhadap
resiko ini responden masih mengandalkan 4. Deskripsi Orientasi Kewirausahaan
pengalaman
dan
a. Dimensi Inovasi
pengambilan
keputusan, mereka
Penerapan inovasi yang dilakukan
intuisi
dalam
proses belum
melibatkan data dan alat analisa yang biasa
oleh responden telah diimplementasikan
digunakan
dengan cukup baik, meliputi : inovasi
keputusan seperti yang umum dilakukan
produk,
oleh perusahaan.
inovasi cara kerja atau proses
dalam
proses
pengambilan
produksi, inovasi dalam proses bisnis dan innovasi
dalam
sistem
pemasaran.
c. Sikap Proaktif
Meskipun demikian implementasi dimensi
Sikap proaktif sudah diterapkan oleh
inovasi yang dilakukan oleh responden
wirausaha wanita di bidang UMKM Industri
belum banyak melibatkan teknologi sebagai
Kreatif yang ada di Desa Sumberrahayu hal
dimensi
banyak
ini terlihat dari hasil penelitian pada sikap
menggunakan tenaga dan pemikiran kreatif
proaktif dimana pelaku usaha memiliki
dalam melakukan proses inovasi. terlihat
kepercayaan diri dalam menjalankan usaha
jelas
(mean:
inovasi
kendala
tetapi
lebih
responden
dalam
3,28),
berorientasi
pada
pemanfaatan teknologi masih kurang, baik
kelangsungan usaha (mean: 3,40), tanggap
itu kurang pahamnya responden dalam
terhadap
teknologi atau faktor dari kegunaannya
3,30), dan aktif menjalin kemitraan dengan
dalam usaha, bahkan kurangnya dana
pihak terkait (mean: 3,33). Sikap proaktif
dalam menggunakannya.
diharapkan mampu meningkatkan
perubahan
lingkungan (mean:
daya
saing dan memperluas pangsa pasar. 5. Deskripsi Orientasi Pasar
b. Pengambilan Resiko Penilaian
sebagaian
besar
a. Orientasi Konsumen
responden terhadap dimensi pengambilan resiko secara rata-rata adalah
pelaku
UMKM mampu melaksanakan manajemen resiko dengan baik hal itu dapat dilihat dari hasil penelitian dimensi pengambilan resiko
Dalam menjalankan usahanya para pelaku usaha industri kreatif di Desa Sumberrahayu banyak melibatkan masukan konsumen dalam proses bisnisnya sehingga konsumen bukan hanya menjadi objek 33
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
tetapi juga bertindak sebagai subjek dalam
dapat memenuhi pesanan produk maka
pemasaran.
akan dibantu oleh pelaku usaha lainnya.
pendekatan bersifat
Meskipun kepada
demikian
konsumen
sederhana
dan
Berdasarkan hasil penelitian yang
masih
cenderung
meliputi
respon
terhadap
”serangan”
konvensional. Berdasarkan hasil penelitian
pesaing adalah kurang responsif (mean:
yang dilakukan dalam dimensi orientasi
2,80),
pasar, pelaku UMKM selalu berusaha untuk
menganalisa
menciptakan kepuasan konsumen (mean:
menghadapi pesaing (mean: 2,90), belum
3,60
secara
),
para
pelaku
usaha
juga
kurangnya
kemampuan
keunggulan
maksimal
dalam
dan
melakukan
cara
pantauan
mendengarkan masukan dan memahami
terhadap strategi yang dilakukan pesaing
kebutuan konsumen (mean: 3,61), mereka
(mean: 2,80), dan memilik upaya untuk
juga berusaha meningkatkan nilai kualitas
meningkatkan keunggulan bersaing (mean:
produknya
3,2).
sesuai
dengan
keinginan
Dikarenakan
keterbatasan
konsumen (mean: 3,5), dan memberikan
penggunaan
layanan purna jual dan layanan pendukung
pengamatan dan analisa persaing masih
bagi konsumen (mean: 3,29). Walaupun
menjangkau area yang sangat terbatas di
sebagian
sangat
wilayah DIY-Jateng sehingga mereka belum
memperhatikan kepuasan konsumen tetapi
banyak mengetahui strategi dari pesaing
mereka belum memiliki rencana dan alat
yang berasal dari luar daerah maupun luar
yang
negri.
besar
sistematis
pelaku
untuk
usaha
mengukur
dan
teknologi
dalam
informasi
menganalisa kepuasan konsumen. b. Orientasi Pesaing
c. Koordinasi Antar Fungsi
Wirausaha wanita di bidang UMKM Industri Kreatif di Dusun Sumberrahayu kurang
memperhatikan
pesaing-pesaing
yang memiliki bidang industri yang sama. Meskipun demikian kegiatan monitoring terhadap aktivitas pesaing juga masih bersifat sederhana mengingat umumnya pesaing sejenis berlokasi di lingkungan yang sama. Seringkali antar pelaku usaha juga memposisikan diri sebagai mitra dan bukan pesaing. Hal ini disebabkan karena kultur yang telah tercipta dimana antar pelaku usaha justru saling membantu, seperti pabila ada pelaku usaha yang tidak
Dalan menjalankan usahanya sudah melaksanakan
koordinasi
antar
fungsi
dengan baik. Hal ini mengingat skala usaha yang masih relatif kecil (Mikro dan Kecil) serta kepemilikan usaha yang bersifat perseorangan dalam
sehingga
pengelolaan
mempermudah
usaha
dikarenakan
masih sangat sederhana dan minimnya tingkat kompleksitas usaha yang ada. Kondisi
yang
demikian
sangat
mempermudah bagi pelaku usaha untuk melakukan koordinasi antar fungsi yang antara lain meliputi: desiminasi informasi tentang
konsumen
kepada
anggota
organisasi (mean: 3,15), semua SDM pada 34
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
tentang
belum dilakukan secara jelas dan tertib
konsumen yang dilayani ( mean: 3,29),
karena adanya kecenderungan untuk tidak
adanya
melakukan
UMKM
mengetahui koordinasi
informasi untuk
memberikan
pemilahan antara keuangan
kontribusi dalam peningkatan nilai produk
keluarga
dan
dan layanan bagi konsumen (mean: 2,92),
disebabkan
serta adanya keterlibatan SDM dalam
bersifat perseorangan. Kinerja usaha juga
pemasaran dan pengembangan produk
belum
baru (mean: 3,06).
dikarenakan
status
dapat
Deskripsi
Kinerja
Usaha
Secara
masih
Kualitatif
modern
pelaku
usaha
peralatan
Perkembangan
UMKM
usaha
maksimal
terbatasnya
dalam
produksi
mengingat masih
yang
yang
yang
mayoritas
menggunakan
bersifat
konvensional
Desa
sehingga berdampak pada jumlah produksi
Sumberrahayu berkembang cukup pesat
yang terbatas. Pengelolaan SDM juga
pada beberapa tahun terakhir ini. Terutama
dilakukan
setelah
kekeluargaan sehingga kurang mendorong
dicanangkannya
di
secara
teknologi
bersifat
usaha
kepemilikan
dicapai
pemanfaatan 6.
keuangan
sebagai
desa
wisata oleh pemerintah Kabupaten Sleman yang
juga
menjadi
salah
satu
secara
sederhana
dan
peningkatan kinerja usaha.
faktor
pendorong kunjungan wisatawan domestic dan
non
domestik
Perkembangan meliputi:
di
tersebut
penyerapan
pembentukan
nilai
wilayah
ini.
antara
lain
tenaga produksi
kerja, dan
penyerapan investasi UMKM yang juga memegang
peranan
penting
dalam
perekonomian desa. Berdasarkan
G. Kesimpulan dan Rekomendasi Wirausaha wanita dalam mengelola usahanya telah mendasarkan pada dimensi inovasi, dimensi pengambilan resiko dan sikap proaktif dalam pengembangan usaha. Meskipun
implementasi
inovasi
belum
maksimal akan tetapi pelaku usaha secara penelitian
kinerja
terus
menerus
berupaya
usaha secara kualitatif baik pada aspek
meningkatkan
produksi, pemasaran, tata kelola keuangan
pengembangan produk, cara kerja maupun
dan pengelolaan sumber daya manusia
sistem pemsaran. Sejumlah upaya yang
belum dapat tercapai secara maksimal. Hal
dilakukan antara lain dengan terlibat secara
tersebut
aktif
antara
lain
disebabkan
oleh
pada
inovasi
kegiatan
baik
untuk dari
pembinaan
sisi
dan
keterbatasan dalam perencanaan kegiatan
pendampingan UMKM yang dilakukan oleh
pemasaran
tersusunnya
instansi pemerintah maupun swasta. Akan
target penjualan, perencanaan pemasaran
tetapi dalam upaya pengembangan inovasi
dan produksi yang bersifat rutin. Disamping
produk,
itu tata kelola administrasi keuangan juga
pemasaran, para pelaku usaha masih
seperti:
belum
sistem
kerja
maupun
sistem
35
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
terkendala dengan kemampuan sumber
memberikan pelayanan yang baik pada
daya manusia yang ada mengingat SDM
konsumen. Mengingat skala usaha dari
yang terlibat dalam pengelolaan UMKM
sebagian besar responden masih dalam
rata-rata kurang memiliki pemahaman yang
kategori
baik di bidang bisnis atau tata kelola usaha.
pelayanan yang diberikan pada konsumen
Inovasi pada sistem pemasaran juga masih
cenderung bersifat konvensional dan belum
bersifat
sebagian
memanfaatkan teknologi informasi sebagai
besar pelaku usaha belum memanfaatkan
pendukung layanan. Upaya menghasilkan
teknologi informasi dalam memasarkan
produk agar sesuai dengan selera pasar
produknya.
dilakukan dengan mengikuti permintaan
konvensional
dimana
Dalam pengambilan resiko usaha, para pelaku usaha cukup siap mengatasi resiko yang mungkin timbul. Hal ini sangat beralasan mengingat pelaku usaha masih menjalankan bisnisnya dalam skala kecil sehingga nilai investasi yang digunakan
mikro
konsumen maupun
dan
(melalui dengan
informasi
kecil
sistem
secara
tentang
maka
sifat
pesanan)
aktif
mencari
produk-produk
yang
diminati pasar. Informasi ini juga diperoleh melalui pertukaran informasi antar kelompok paguyuban pengrajin.
untuk mengelola usaha juga kecil sehingga
Orientasi persaingan secara umum
resiko usaha dapat diminimalkan. Sikap
lebih disikapi secara sederhana oleh pelaku
proaktif
dalam
usaha mengingat pada lingkup usaha mikro
mengelola usahanya ditunjukkan dengan
dan kecil kecenderungan persaingan tidak
komitmen untuk terus menjalankan dan
begitu ketat bahkan dalam pelaksanaan
mengembangkan usaha. Hal ini antara lain
usahanya mereka cenderung untuk saling
ditunjukkan dari kesediaan untuk mengikuti
membantu. Sebagai salah satu contoh
kegiatan pembinaan usaha dan menjalin
apabila ada salah satu pengrajin yang
kerjasama dengan sejumlah mitra seperti:
mendapatkan pesanan dalam
pelaku usaha dengan skala yang lebih
yang cukup besar dengan tenggang waktu
besar yang bersedia menjadi partner dalam
yang sempit maka pengrajin lainnya akan
pemasaran produk, lembaga koperasi dan
membantu dalam memenuhi kekurangan
perbankan untuk mendapatkan tambahan
pesanan. Meskipun demikian pelaku usaha
pinjaman modal usaha.
tetap berusaha untuk memantau kegiatan
dari
wirausaha
wanita
Orientasi pasar ditunjukkan melalui orientasi konsumen, orientasi pesaing dan koordinasi antar fungsi. Orientasi konsumen ditunjukkan dengan
oleh
para
menghasilkan
pelaku
UMKM
produk
sesuai
dengan selera konsumen, memperhatikan kualitas
produk
yang
dihasilkan
dan
pelaku
usaha
sejenis
dan
kuantitas
berusaha
menciptakan keunggulan bersaing pada biddang usahanya seperti: menghasilkan produk dengan kualitas baik, memenuhi pesanan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan,
menetapkan
harga
yang
bersaing dan lain-lain. Koordinasi antar 36
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
fungsi berjalan dengan baik mengingat
hubungan dengan calon konsumen
jumlah SDM yang masih sangat terbatas
diberbagai
dan skala usaha yang masih kecil sehingga
bahwa dalam penguasaan teknologi
keterlibatan SDM yang ada juga tinggi
informasi masih sangat terbatas
khususnya dalam bidang produksi maupun
maka
pemasaran produk. Tata kelola usaha
pendampingan dan pembimbingan
umumnya masih bersifat sederhana dan
dari berbagai pihak salah satunya
cenderung kekeluargaan dimana sebagian
adalah perguruan tinggi. Disamping
besar kepemilikan usaha masaih berstatus
itu
perseorangan
dalam
instansi lainnya dapat membantu
mudah
UMKM dengan membuatkan website
sehingga
pengendalian
usaha
masih
Dengan pengelolaan usaha yang setidaknya
telah
mendasarkan
pada
orientasi kewirausahaan dan orientasi pasar maka mampu mendorong wirausaha wanita di bidang UMKM industri kreatif untuk meningkatkan kinerja usahanya. Dengan kata lain semakin baik pengimplementasian orientasi kewirausahaan dan orientasi pasar tata
kelola
usaha
maka
akan
semakin meningkat kinerja usaha yang
pihak
adanya
upaya
perguruan tinggi atau
sarana untuk mengenalkan produk, memperluas informasi
pasar,
pesaing
peningkatan
mengetahui dan
aktivitas
pasar, transaksi
penjualan dan lain-lain. Upaya untuk secara
agresif
memperkenalkan
produk juga dapat dilakukan dengan mengikuti kegiatan pameran baik secara mandiri maupun sebagai mitra binaan dari instansi pemerintah atau swasta.
dihasilkan Dengan adanya sejumlah kendala tersebut
perlu
Menyadari
khusus sehingga dapat dijadikan
dilakukan.
dalam
wilayah.
maka
perlu
direkomendasikan
upaya atau strategi untuk meningkatkan kinerja UMKM Industri Kreatif antara lain
2. Peningkatan
kinerja
UMKM
dari
aspek sumber daya manusia dapat dilakukan
dengan
mengikuti
secara
aktif
kegiatan-kegiatan
pelatihan yang diselenggarakan oleh
dengan cara:
instansi pemerintah maupun swasta 1. Guna meningkatkan kinerja UMKM pada
aspek
pemasaran
dapat
untuk meningkatkan motivasi dan etos kerja pelaku UMKM.
dilakukan dengan cara memperluas wilayah pemasaran maupun akses pasar dengan cara memanfaatkan
DAFTAR PUSTAKA
teknologi informasi seperti internet untuk mengetahui berbagai macam informasi
pasar.
Disamping
itu
dengan pemanfaat TI dapat terjalin
Amario, Ruiz (2008), Market Orientation and Internationalization
in
Small
and
Medium Sized Enterprises, Journal 37
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
of Small Business Management,
Lumpkin, G.T. & Dess, G.G, (2001) Linking
Milwaukee: Oct 2008, Vol. 46, Iss 4,
Two Dimensions of Entrepreneurial
Pg. 485 Daridre,
Orientation to Firm Performance:
Conde
(1994),
The
The Moderating Role of Environment
Export
and Industry Life Cycle, Journal of
Orientation of Canadian Female
Business Venturing, Vol.16.
Entrepreneur in New Brunswick, Women In Management Review,
Lumpkin,
Bradford: 1994, Vol. 9, Iss 5, pg. 20
G.T.
&
Clarifying
Dess, the
G.G,
(1996),
Entrepreneurial
Orientation Construct and Linking it Ghozali,
I.
(2001),
Aplikasi
Analisis
to
Multivariat dengan Program SPSS, Semarang:
BP
of
Management Review, Vol. 21(1).
Universitas Morris, Miyasaki, Watters, Coombes (2006),
Diponegoro.
The Lie, Zhao, Tan, Liu (2008), Moderating Effects
Academy
Performance.
Of
Dilema
of
Growth:
Understanding Venture Size Choice
Entrepreneurial
of Women Entrepreneur, Journal of
Orientation on Market Orientation-
Small
Performance
Milwaukee, Aprll 2006, Vol. 44, Iss.
Linkage:
Evidance
From Chinase Small Firms, Journal
Business
Management,
2, pg.221
of Small Business Management, Milwaukee, Jan 2008, Vol. 46, Iss 1, pg 113
Mustafa, Z., 20055, Pengantar Statistik Terapan Untuk Ekonomi, Yogyakarta: BPFE UII
Karim,S
(2007),
Analisis
Pengaruh
Runyan,
Rubber
Are
di
Relationship Journal
to of
Firm Small
Business Management, Milwaukee:
Bisnis, Universitas Sriwijaya, Vol. 5
Oct 2008, Vol 46, Iss 4, pg 567.
No. 7 Kohli, AK dan Jaworski, BJ (1990), Market Research
Their
Performance?,
Palembang, Jurnal Manajemen dan
Orientation,
(2008),
Small Business Orientation: What
Kinerja Perusahaan Pada Pabrik Crumb
Swinney
Entrepreneurial Orientation versus
Kewirausahaan Korporasi Terhadap Pengolahan
Droge,
The
Construct,
Propositions,
and
Managerial Implication, Journal of Marketing, Vol. 54, Iss 2. Pg. 1- 18
Sagie,
Abraham, Achievement
(1999),
Motive
Entrepreneurial Structrural
Elizur
Orientation:
Analysis,
Journal
an A of
Organizational Behavior, Chichester: May, 1999, Vol. 20, Iss. 3, pg. 375 38
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 Sels, Winne, Delmote, dkk (2006), Linking HRM
and
Small
Business
Performance: An Examination of The Impact of HRM Intensity On The Productivity
and
Financial
Performance Of Small Business,
ISSN : 2087-1899 Koperasi dan UKM, Nomor 1 Tahun 2006 Tjiptono, Chandra, Diana (2004), Marketing Scales, Yogyakarta: andi Offset Yusanto
dan
Widjajakusuma
(2002).
Small Business Economics, pgs 83-
Menggangas Bisnis Islami, Jakarta:
101
Gama Insani Press
Simatupang,
M
(2008),
Perkembangan
www.bps.go.id
Industri KreatifStudi Peran Serta Wanita
Dalam
Usaha
Kecil
Koperasi,
Pengembangan Menengah
Jurnal
dan
www.jogjabiz.web.id www.indonesiakreatif.net
Pengkajian
39
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
PROFIL PERSEPSI TERHADAP COMPUTER BASED TEST PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA Ranni Merli Safitri Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Abstract This study aimed to have profile of learning achievement computer based test perception of the Faculty of Psychology students, University Mercu Buana Yogyakarta. Perception will be revealed in this study, especially the perception of the test function as a tool for improvements in teaching, strengthening learners' motivation, increase self-understanding of participants, and provide feedback on the effectiveness of teaching process. This research subjected the students of the Faculty of Psychology, University of Yogyakarta Mercu Buana totaling 108 people, were obtained by cluster random sampling method. The research is exploratory, so that methods of data analysis used the statistical method in the form of descriptive percentage frequency. The results reveal that the total perception of learning achievement computer based test of students of the Faculty of Psychology, University of Yogyakarta Yogyakarta tend to be positive. Similarly to the perception of computer based test according to functions that used aspects of the perception scale computer based test is used as a means of collecting data. Furthermore, by sex, there is almost the same average between male students and female. Based on the organization of classes, i.e. regular and regular evening class, also showed similar results. Key words: Computer based test, perception profile
Negara pada umumnya dipegang oleh
PENDAHULUAN Salah satu fungsi perguruan tingi yang merupakan lembaga pendidikan tertinggi di Indonesia yaitu menyiapkan calon-calon pemimpin
di
masa
mendatang
yang
orang-orang yang memperoleh pendidikan di perguruan tinggi. Dalam digunakan
bidang
pendidikan,
sebagai
ukuran
yang untuk
menjawab
mengetahui sejauh mana anak didik telah
tantangan zaman. Soelistyo (dalam Safitri,
menguasai materi pelajaran yang sudah
2002) menyatakan bahwa salah satu fungsi
diajarkan dan dipelajari adalah hasil belajar
prguruan tinggi yang sangat penting adalah
atau
menyiapkan manusia pembangunan yang
Martaniah, 1973). Hasil belajar ini diukur
berkemampuan tingi sebagai ahli yang
sebagian besar dengan menggunakan tes
terampil
hasil
berkualitas
dan
dalam
menunjukkan
sanggup
bidangnya.
bahwa
jabatan-jabatan yang
Kenyataan
sebagian
besar
penting di suatu
prestasi
belajar.
menyatakan
belajar
(Masrun
Suryabrata
bahwa
untuk
(1987,
dan
b)
mengetahui
proses belajar anak didik, pendidik harus
40
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
melakukan pengukuran dan evaluasi. Hal
prestasi belajar inilah yang membuat suatu
ini mutlak dilakukan karena pada saat
tes gagal memenuhi fungsinya.
tertentu pendidik harus membuat keputusan pendidikan. Tes prestasi belajar mempunyai banyak fungsi yang antara lain adalah untuk
memperbesar
pemahaman
diri
peserta, dan menyediakan umpan balik tentang efektifitas pengajaran (Depdikbud, 1987)
Dari uraian di atas dapat dirumuskan suatu pertanyaan bagaimanakah gambaran atau profil persepsi terhadap computer based test prestasi belajar pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Persepsi yang akan diungkap dalam penelitian ini terutama persepsi
Namun demikian, pada kenyataannya
terhadap fungsi tes sebagai alat untuk
banyak kendala yang membuat tes prestasi
mengadakan perbaikan dalam pengajaran,
belajar
memenuhi
memperkuat motivasi belajar peserta didik,
fungsinya. Salah satu penyebabnya berasal
memperbesar pemehaman diri peserta, dan
dari peserta didik (testee), yaitu persepsi
menyediakan
mereka terhadap computer based test
efektifitas pengajaran.
prestasi
ini
tidak
belajar.
mampu
Persepsi
merupakan
proses penginderaan yang dilakukan oleh individu
terhadap
diorganisasikan
stimulus,
kemudian
sehingga
individu
menyadari dan mengerti tentang apa yang dilihat (Davidoff,1991).
balik
tentang
Suryabrata (1987, b), menyatakan bahwa untuk mengetahui proses belajar anak didik pendidik harus melakukan pengukuran dan evaluasi. Hal ini mutlak dilakukan karena pada saat tertentu pendidik harus membuat keputusan
Hasil observasi dan wawancara peneliti
umpan
membuat
pendidikan. keputusan
Pada yang
waktu
bujaksana
menunjukkan bahwa menurut mereka tes
diperlukan suatu informasi yang akurat dan
hasil belajar tersebut hanya merupakan
relevan.
sesuatu yang merepotkan, bahkan suatu
diperlukan dalam pendidikan, khususnya
ancaman, sumber stress, suatu rutinitas,
dalam proses belajar mengajar. Menurut
bukan merupakan gambaran dari hasil
Anastasi (1990) tes prestasi belajar adalah
belajar mereka selama ini. Kenyataan ini
tes yang mengukur pengetahuan yang
memperlihatkan
dimiliki seseorang sebagai akibat adanya
bahwa
masih
banyak
Oleh
karana
tes
program
yang negatif terhadap computer based test
pelatihan. Melalui tes prestasi belajar dapat
prestasi belajar. Hal ini pada akhirnya akan
diperoleh informasi mengenai perbedaan
mempengaruhi
kemajuan
mereka
dalam
atau
tambahan
pengetahuan
antar
negatif
diperoleh melalui kegiatan tes prestasi
computer
based
test
didik.
program
mengerjakan tes, sehingga persepsi yang terhadap
peserta
maupun
mutlak
peserta didik yang mempunyai persepsi
perilaku
pendidikan
itu
Informasi
yang
sangat berguna untuk menentukan tahap
41
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
proses belajar berikutnya, baik ditinjau dari
seseorang
daya serap
dalam arti luas adalah pandangan atau
dengan
peserta didik
pokok
sehubungan
bahasan
atau
bahan
melihat
pengertian
sesuatu,
sedangkan
bagaimana
pelajaran yang diberikan pendidik kepada
memandang
mereka.
(Leavitt, 1992). Dafidoff (1991) menyatakan
Menurut Ebel (dalam
Azwar, 1987)
fungsi tes prestasi belajar adalah mengukur prestasi belajar siswa, dan memberikan kontribusi
atau
sumbangan
terhadap
program pengajaran, serta motivasi siswa dalam
belajar.
Tes
prestasi
belajar
mempunyai peranan yang sangat besar di bidang
pendidikan
karena
mempunyai
fungsi, yaitu : (1) sebagai alat untuk mengadakan perbaikan dalam pengajaran, (2) memperkuat motivasi belajar peserta
bahwa
atau
seseorang
mengartikan
persepsi
sesuatu
merupakan
proses
penginderaan yang dilakukan oleh individu terhadap stimulus, kemudia diorganisasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang dilihat. Proses persepsi dedahului dengan adanya penginderaan yaitu suatu proses diterimanya stimulus oleh individu
melalui
alat
reseptornya
yang
kemudian dibawa ke pusat otak untuk diberi arti atau makna. Menurut Walgito (2002), dalam persepsi
didik, (3) memperbesar pemahaman diri
terkandung
peserta, (4) menyediakan umpan balik
penginderaan yang yang dilakukan oleh
tentang efektifitas pengejaran, dan (5)
panca indera, kemudian stimulus yang
memperbesar retensi serta transfer belajar
diterima lalu diolah dan diinterpretasikan
(Depdikbud, 1997). Masrun dan Martaniah
sehingga individu mengerti dan menyadari
(1973), menyatakan kegunaan dan tujuan
apa
pengukuran
dalam
seseorang terhadap sesuatu akan sangat
pendidikan meliputi: (1) mengukur hasil
dipengaruhi oleh banyak factor, antara lain
perbuatan
status dan sekaligus hubungan antara yang
dan
penilaian
belajar,
(2)
mengadakan
evaluasi terhadap perbuatan belajar, (3) sebagai alat untuk menimbulkan motivasi, (4)
menyadarkan
kemampuannya,
(5)
anak
pada
sebagai
petunjuk
usaha belajar, dan (6) dapat dijadikan dasar dalam memberikan penghargaan. Persepsi
merupakan
bagian
memahami dan mengenal diawali
dengan
Persepsi penglihatan
proses
dalam atau
arti
yang
pengertian
diindera
adanya
itu.
Jadi
proses
persepsi
mempersepsi dengan yang dipersepsi. Dari uraian di atas dapat diartikan bahwa persepsi terhadap computer based test hasil belajar
adalah
proses
penerimaan,
pengorganisasian dan penginterpretasian mahasiswa terhadap computer based test
dalam
prestasi
belajar
sebagai
alat
untuk
yang
mengadakan perbaikan dalam pengajaran,
penginderaan.
memperkuat motivasi belajar peserta didik,
objek
sempit
bagaimana
adalah
memperbesar pemehaman diri peserta, dan
cara
42
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 menyediakan
umpan
balik
tentang
mengadakan perbaikan dalam pengajaran, memperkuat motivasi belajar peserta didik,
efektifitas pengajaran. Tujuan
ISSN : 2087-1899
penelitian
ini
adalah
untuk
memperoleh gambaran atau profil persepsi terhadap computer based test prestasi belajar pada mahasiswa Fakultas Psikologi
memperbesar pemehaman diri peserta, dan menyediakan
umpan
balik
tentang
efektifitas pengajaran. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode skala yaitu skala persepsi
Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
terhadap computer based test dengan
METODE
aspek-aspek persepsi terhadap computer yaitu
based test sebagai alat untuk mengadakan
persepsi terhadap computer based test
perbaikan dalam pengajaran, memperkuat
prestasi
terhadap
motivasi belajar peserta didik, memperbesar
computer based test hasil belajar adalah
pemahaman diri peserta, dan menyediakan
proses penerimaan, pengorganisasian dan
umpan balik tentang efektifitas pengajaran.
penginterpretasian
mahasiswa
terhadap
Skala tersebut disusun berdasarkan skala
computer
test
belajar
Likert, terdiri dari 12 aitem favorable dan
sebagai alat untuk mengadakan perbaikan
aitem unfavourable sebanyak 11 aitem.
dalam pengajaran, memperkuat motivasi
Skala dalam penelitian ini disusun sendiri
belajar
memperbesar
oleh peneliti dengan menggunakan empat
pemehaman diri peserta, dan menyediakan
alternative jawaban, yaitu: SS (Sangat
umpan balik tentang efektifitas pengajaran.
Sesuai), S (sesuai), TS (Tidak Sesuai), dan
Variabel
dalam belajar.
based
peserta
penelitian
ini
Persepsi
prestasi
didik,
STS (Sangat Tidak Sesuai). Penggunaan Subjek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas berjumlah
Mercu 108
Buana
orang,
Yogyakarta
yang
diperoleh
dengan metode cluster random sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian
empat alternative jawaban ini dimaksudkan untuk
menghilangkan
kelemahan
yang
terdapat dalam lima alternative jawaban yaitu
kecenderungan
subjek
memilih
jawaban ke tengah atau netral (Hadi, 2000). Skala persepsi terhadap computer based
yaitu
test memiliki koefisien daya beda aitem
menjelajahi apa saja yang perlu dicari dan
berkisar antara 0,208 – 0,502 dan koefisien
bukannya
reliabilitas Alpha sebesar 0,730.
ini
adalah
metode
eksploratif
memprediksikan
relasi
yang
dicari dan ditemukan (Katz dakam Kerliger, 1986). Sedangkan metode pengumpulan data dilakukan dengan metode skala yaitu skala persepsi terhadap computer based test dengan aspek-aspek persepsi terhadap computer based test sebagai alat untuk
HASIL DAN DISKUSI Hasil
analisis
data
memperlihatkan
bahwa rerata skor total secara empirik 43
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
sebesar 44,05 lebih tinggi daripada skor
yang sebesar 2, maka untuk skor aspek
total
memperbesar
hipotetiknya
Namun
apabila
hipotetik
yang
yang dilihat
sebesar standar
sebesar
7,5,
37,5.
pemahaman
mahasiwa fakultas psikologi Universitas
maka
Mercu Buana Yogyakarta memiliki persepsi terhadap
psikologi
tingkatan yang sedang.
Yogyakarta
memiliki
Mercu persepsi
peserta
deviasi
berdasarkan skor total, mahasiwa fakultas Universitas
diri
Buana terhadap
computer based test dalam tingkatan yang sedang.
computer
based
test
dalam
Rerata empirik skor aspek menyediakan umpan balik tentang efektifitas pengajaran sebesar 7,21 lebih kecil daripada rerata skor
Rerata empirik skor aspek mengadakan
hipotetiknya sebesar 7,5. Namun dengan
perbaikan dalam pengajaran sebesar 8,79
memperhitungkan standar deviasi hipotetik
lebih
yang sebesar 1,5, maka untuk skor aspek
besar
daripada
rerata
skor
hipotetiknya sebesar 7,5. Namun dengan
menyediakan
memperhitungkan standar deviasi hipotetik
efektifitas pengajaran mahasiwa fakultas
yang sebesar 1,5, maka untuk skor aspek
psikologi
mengadakan perbaikan dalam pengajaran
Yogyakarta
mahasiwa fakultas psikologi Universitas
computer based test dalam tingkatan yang
Mercu Buana Yogyakarta memiliki persepsi
sedang.
terhadap
computer
based
test
dalam
tingkatan yang sedang.
umpan
balik
Universitas memiliki
tentang
Mercu persepsi
Buana terhadap
Rerata skor total secara empirik untuk laki-laki sebesar 43,87 lebih tinggi daripada
Rerata empirik skor aspek memperkuat
skor total hipotetiknya yang sebesar 37,5.
motivasi belajar peserta didik sebesar 16,41
Demikian juga rerata skor total empiric
lebih
untuk perempuan yang sebesar 44,66.
besar
hipotetiknya
daripada sebesar
rerata 12,5.
skor Dengan
Namun
apabila
dilihat
hipotetik
yang sebesar 2,5, maka untuk skor aspek
berdasarkan skor total, mahasiwa fakultas
memperkuat motivasi belajar peserta didik
psikologi
mahasiwa fakultas psikologi Universitas
Yogyakarta
baik
laki-laki
maupun
Mercu Buana Yogyakarta memiliki persepsi
perempuan
memiliki
persepsi
terhadap
terhadap
computer based test dalam tingkatan yang
based
test
dalam
tingkatan yang tinggi.
sebesar
deviasi
memperhitungkan standar deviasi hipotetik
computer
yang
standar
Universitas
7,5,
maka
Mercu
Buana
sedang.
Rerata empirik skor aspek memperbesar
Rerata skor total secara empirik untuk
pemahaman diri peserta sebesar 11,59
kelas reguler sebesar 44,15 lebih tinggi
lebih
daripada
besar
daripada
rerata
skor
skor
total
hipotetiknya
yang
hipotetiknya sebesar 10. Namun dengan
sebesar 37,5. Demikian juga rerata skor
memperhitungkan standar deviasi hipotetik
total empiric untuk kelas regular malam 44
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
yang sebesar 44,16. Namun apabila dilihat
lebih
standar deviasi hipotetik yang sebesar 7,5,
daripada mengerjakan tugas.
maka berdasarkan skor total, mahasiwa fakultas psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta baik kelas reguler maupun kelas regular malam memiliki persepsi terhadap
computer
based
test
dalam
tingkatan yang sedang.
menyukai
menjawab
soal
ujian
Sebagai alat untuk memperkuat motivasi belajar
peserta
didik,
fungsi
tes
juga
dipersepsi cenderung positif oleh subjek. Sebagian
besar
subjek
memberikan
penilaian bahwa nilai ujiannya merupakan salah satu faktor penentu masa depannya,
Deskripsi data memperlihatkan bahwa
subjek merasa mereka perlu belajar lebih
subjek, yaitu mahasiswa Fakultas Psikologi
rajin ketika dalam masa ujian. Selain itu
Universitas
Yogyakarta,
mereka juga tidak menganggap bahwa
persepsi
berbuat curang ketika ujian merupakan hal
secara
Mercu
umum
terhadap
Buana mempunyai
computer
based
test
pada
yang
biasa.
Mereka juga berpendapat
tingkatan sedang, yaitu bahwa sebagian
bahwa apabila ujian mereka di suatu
besar subjek menilai tes secara positif. Ini
semester
berarti menurut subjek tes prestasi belajar
berusaha untuk berbuat yang sama untuk
yang mereka jalani memang masih dapat
semester berikutnya.
menjalankan fungsinya sebagai alat untuk mengadakan perbaikan dalam pengajaran, memperkuat motivasi belajar peserta didik, memperbesar pemahaman diri peserta, dan menyediakan
umpan
balik
tentang
efektifitas pengajaran. Fungsi
tes
berhasil
baik,
maka
mereka
Subjek menilai bahwa tes diperlukan untuk
mengetahui
pada
suatu
merupaka
pemahaman
mata
kuliah
ajang
menunjukkan
mereka
karena
tempat
tes
mereka
kemampuannya
secara
individu tanpa terpengaruh oleh dosen atau
sebagai
alat
untuk
teman-temannya.
Selain
mengerjakan
cenderung dipersepsi secara positif oleh
mereka lebih memahami materi mata kuliah
subjek. Hal ini ditunjukkan oleh sebagian
yang telah diajarkan. Penilaian-penilaian ini
besar
bahwa
merupakan cerminan dari persepsi subjek
sangat
yang positif pada fungsi tes sebagai alat
pengawasan
yang
ujian
menilai
yang
ketat
diperlukan ketika ujian agar tidak ada yang
untuk
bisa berbuat curang, kemudian walaupun
peserta.
suatu mata kuliah sudah mempunyai tugas besar
atau
diperlukan
praktikum, sebagai
ujian
sumber
masih
penilaian.
Selain itu subjek merasaa bahwa mereka
memperbesar
Hasil
ujian
merupakan
yang
ujian
dengan
mengadakan perbaikan dalam pengajaran
subjek
soal-soal
itu
membuat
pemahaman
baik
gambaran
belum
tentang
diri
tentu dosen
pengampu yang juga baik, cara mengajar dosen tidak berpengaruh pada semangat mengikuti
ujian,
serta
bahwa
aktifitas 45
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 mahasiswa di dalam kelas tidak selalu dapat
tercermin
merupakan
pada
nilai
persepsi
yang
mereka
yang
cenderung negatif untuk fungsi tes sebagai alat
untuk
menyediakan
umpan
balik
tentang efektifitas pengajaran.
Yogyakarta
penyelenggaraan.
mempunyai
Kelas
Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Fakultas Psikologi
dua
regular
yang
Universitas
Yogyakarta
Mercu
mempunyai
Buana
persepsi
yang
cenderung positif terhadap computer based test
Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana
KESIMPULAN DAN SARAN
ujiannya
penilaian-penilaian
menunjukkan
ISSN : 2087-1899
prestasi
belajar
dalam
memenuhi
fungsinya sebagai alat untuk mengadakan perbaikan dalam pengajaran, memperkuat motivasi
belajar
peserta
didik,
dan
diselenggarakan pada pagi hari dan hampir
memperbesar pemahaman diri peserta.
seluruh mahasiswanya merupakan fresh
Namun
garaduater dan belum bekerja, dan kelas
cenderung negatif pada fungsi tes sebagai
regular malam yang diselenggarakan sore
alat
sampai malam hari, di mana hampir seluruh
tentang efektifitas pengajaran.
mahasiswanya merupakan karyawan atau orang yang sudah bekerja. Asumsi bahwa orang
bekerja
yang
kuliah
hanya
menginginkan ijazah saja tanpa peduli dengan dapat
proses
perkuliahan
dipatahkan
dengan
tampaknya hasil
yang
menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa regular malam terhadap computer based test
dengan
rerata
44,46
ternyata
cenderung positif dan tidak berbeda dengan persepsi mahasiswa kelas regular pagi dengan rerata sebesar 44,15.
perbedaan persepsi antara mahasiswa lakilaki dan perempuan. Kedua kelompok tersebut memiliki rerata yang hampir sama, yaitu 43,87 untuk laki-laki dan 44,66 untuk Kedua
kelompok
tersebut
memiliki persepsi yang juga cenderung positif
terhadap
prestasi belajar.
computer
untuk
menyediakan
Selain
itu kelas
mahasiswa
umpan
berdasarkan
penyelenggaraan, maupun
persepsi
baik regular
mempunyai
yang balik
kelas
kelas
regular
malam,
semua
persepsi
yang
cenderung positif terhadap computer based test. Hasil yang sama juga ditemukan pada mahasiswa laki-laki dan perempuan yang juga mempunyai persepsi yang cenderung positif terhadap prestasi belajar. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran kepada pihak Institusi
Berdasarkan jenis kelamin, tidak ada
perempuan.
mempunyai
based
test
dalam hal ini Fakultas Psikologi Universitas Mercu
Buana
meningkatkan salah
satunya
agar
proses
dapat belajar
dengan
lebih
mengajar
meningkatkan
kualitas tes baik dari segi administrasi maupun bentuk dan isi tes tersebut. Bagi
mahasiswa,
disarankan
agar
benar-benar menganggap tes sebagai alat untuk
mengetahui
kemampuan
dan 46
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
pemahaman mereka bukan sekedar alat
Depdikbud. 1997. Pengelola Pengujian Bagi
untuk mendapatkan nilai sehingga tes
Guru Mata Pelajaran. Jakarta :
dapat memenuhi fungsinya.
Ditjen
Dikdasmen,
Direktorat
Dikdasmen Kerlinger, N. F. 1986. Foundations of
DAFTAR PUSTAKA
Behavioral Research. New York :
Anastasi, A. & Urbina, S. 1998. Tes Psikologi, Edisi Bahasa Indonesia Jilid 1. Jakarta : Simon & Schuster (Asia) Pte. Ltd.
Pengembangan belajar.
pengukuran Yogyakarta
:
Pustaka Pelajar Offset. Dafidoff, L.
L.
1991.
Diterjemahkan
oleh
:
Zarkasi.
Psikologi
Masrun & Martaniah, S. M,. 1973. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : yayasan penerbitan
Fakultas
Psikologi
Universitas Gadjah Mada. Suatu
Pengantar, Edisi ketoga. Jakarta : Penerbit Erlangga
Leavitt, H. J. 1992. Psikologi Manajemen. Jakarta : Penerbit Erlangga
Azwar, S. 1996. Tes Prestasi Fungi dan prestasi
Holt, Rinehart and Wilson
Robbins,
S.
P.
1998.
Organizational
Behavoir : Concepts, Controersies and Applications. New Jersey : Prentice Hall International, Inc
47
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
HUBUNGAN DUKUNGAN ATASAN DENGAN NILAI POSITIF PEKERJAAN-KELUARGA PADA IBU YANG BEKERJA Triana Noor Edwina Dewayani Soeharto Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta ABSTRACT This study aimed to examine the relation between supervisor support and work-family enhancement on working mothers. The hypothesis was proposed: there was positive correlation between supervisor support and work-family enhancement on working mothers. Characteristics of research subjects in this study: (1) subjects lived together with her husband and had children under the age of 12 years who lived with the subject, (2) working full time. Data collection tool used in this study: work-family enhancement scale and the scale of supervisor support . Techniques of analysis in this research using product moment correlation techniques. The results showed positive correlation bettween the supervisor's support and work-family enhancement on working mothers.
Keywords: support of superviosor, work-family enhancement
A.
PENDAHULUAN
dari istilah work-family enhancement. Untuk
Sejak awal tahun 1950, penelitian
selanjutnya istilah nilai positif pekejaan-
tentang masalah pekerjaan dan keluarga
keluarga
akan
telah dilakukan tetapi fokus penelitian lebih
penelitian ini. Konsep
banyak dilakukan untuk meneliti masalah
digunakan nilai
di
positif
dalam
pekejaan-
pekerjaan-
keluarga mengacu pada konsep multiple
keluarga) yang terdiri dari dua komponen
role, pengalaman pada peran yang satu
yaitu Work interfering with family dan family
akan
interfering with work. Penelitian sekarang
menjalankan peran yang lain (Greenhaus
mulai
dan Powell, 2006). Peran yang dilakukan
work-family
conflict
meneliti
(konflik
tentang
work-family
meningkatkan
seseorang
komponen yaitu work to family facilitation
pekerjaan : sebagai pekerja dan peran
Ada
dalam keluarga : sebagai suami/istri atau
family
beberapa
to istilah
menjelaskan
work
facilitation.
yang
work-family
dipakai
untuk
enhancement
lain
peran
untuk
enhancement yang juga terdiri dari dua dan
antara
kemampuan
dalam
ayah/ibu (Voydanoff, 2002)
Nilai positif
pekejaan-keluarga
keterlibatan
adalah
yaitu work-family enrichment, work-family
dalam menjalankan peran di tempat kerja
interface, work-family facilitation, positive
atau
work-family spillover (Washington, 2006).
kemampuan atau ketrampilan melakukan
Penelitian ini akan menggunakan istilah
peran di rumah atau di tempat kerja (Frone,
nilai positif pekerjaan-keluarga yang berasal
2003).
di
rumah
Wadsworth
akan
dan
meningkatkan
Owens
(2007) 48
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
mengartikan nilai positif pekerjaan-keluarga
sebanyak
1.002.000
sedangkan
sebagai bentuk pengalaman pada suatu
perempuan sebanyak 796.542 (Sumber:
peran yang akan memperkaya peran yang
BPS, Survey Angkatan Kerja Nasional,
lain.
2011 diolah Pusdatinaker). Data di atas menunjukkan baik pria
Frone (2003) menjelaskan bahwa dan
dan wanita pada saat ini mempunyai
perilaku dalam masing-masing peran akan
peluang yang sama untuk bekerja. Hal ini
saling mempengaruhi. Menurut Hill (2005) ;
akan berdampak pada kehidupan keluarga
Kinnunen, dkk. (2006) ; MacDermid, dkk.
para
(2000), dimensi dari nilai positif pekerjaan-
ditimbulkan dari ibu yang bekerja tidak
keluarga adalah suasana hati yang positif,
selalu
keahlian,
perilaku.
berdampak positif apabila pengalaman pada
Berdasarkan pendapat di atas penelitian ini
suatu peran yang akan memperkaya peran
akan
Frone
yang lain. Berdasarkan penelitian Grzywacz
(2003); Hill (2005); Kinnunen, dkk. (2006) ;
(dalam Washington, 2006) diketemukan
MacDermid, dkk. (2000) bahwa nilai positif
bahwa dampak positif pekerjaan-keluarga
pekerjaan-keluarga adalah suasana hati
ini lebih dirasakan oleh ibu yang bekerja
yang positif, keahlian, waktu, energi, dan
dan sudah menikah. Ibu
perilaku
di
menikah ditemukan mengalami nilai positif
peran
pekerjaan-keluarga daripada pekerja yang
individu di rumah serta sikap, emosi yang
tidak menikah karena ibu yang bekerja ini
positif, ketrampilan dan perilaku dalam
memperoleh keuntungan dari peran yang
menjalankan
dijalankan dalam keluarga yaitu sebagai istri
sikap,
emosi
positif,
waktu,
mengacu
tempat
energi, pada
dalam kerja
ketrampilan
dan
pendapat
menjalankan akan
peran
mendukung
peran
di
rumah
akan
mendukung peran individu dalam bekerja. Penelitian
tentang
nilai
positif
pekerja
tersebut.
berdampak
Dampak
negatif
yang
tetapi
juga
bekerja yang
atau ibu, peran yang dijalankan dalam keluarga
tersebut
akan
mempermudah
pekerjaan-keluarga dilakukan untuk melihat
pekerja menjalankan peran di tempat kerja
peran dalam pekerjaan dan peran dalam
(Grzywacz dalam Washington, 2006).
keluarga yang dapat saling memperkaya.
Dampak yang ditimbulkan dari peran
Selain itu jumlah pekerja yang bekerja
sebagai istri, ibu atau pekerja dapat positif
sebagai
terus
apabila pekerja mengalami nilai positif
meningkat sehingga penelitian ini perlu
pekerjaan-keluarga yang tinggi. Manfaat
dilakukan
permasalahan
dari berbagai peran memberikan bukti
yang dialami pekerja yaitu nilai positif
bahwa peran ganda meningkatkan mental,
pekerjaan-keluarga.
fisik dan hubungan kesehatan pekerja
yang
karyawan untuk
bekerja
di
Indonesia
meneliti Di
DIY penduduk
dengan
status
(Barnett & Hyde, 2001) Selain itu, tampak
karyawan/pegawai di bulan Agustus 2011
bahwa
ada
menunjukkan jumlah laki-laki yang bekerja
kepuasan
efek
dalam
penyangga, satu
peran
seperti mungkin
49
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
penyangga stres atau ketidakpuasan yang
akrab atau keberadaan orang lain yang
berkembang
membuat seseorang merasa diperhatikan
dari
peran
yang
lain.
Penelitian Tiedje, dkk. (1990) menunjukkan
dan
nilai positif pekerjaan-keluarga tinggi pada
keberhasilan
seseorang
perempuan yang bekerja berkaitan dengan
masalahnya.
Sumber
rendahnya
adalah orang-orang yang berada di sekitar
depresi
kepuasan
dan
(kepuasan
perkawinan
dan
meningkatnya
kerja,
kepuasan
kepuasan
sebagai
dan
dicintai
sehingga
kehadirannya
membantu menyelesaikan
dukungan
sangat
berarti
sosial bagi
ibu/pria yang bekerja.. Penelitian yang dilakukan Voydanoff
orangtua). Sebaliknya, perempuan yang positif
(2004) menunjukkan bahwa dukungan dari
pekerjaan-keluarga rendah akan mengalami
atasan akan meningkatkan nilai positif
depresi dan menurunkan kepuasan kerja,
pekerjaan-keluarga. Penelitian ini didukung
kepuasan
oleh penelitian Wadsworth & Owens (2007)
bekerja
yang
mengalami
perkawinan
nilai
dan
kepuasan
menunjukkan perlunya dukungan sosial
sebagai orangtua (Tiedje, dkk., 1990). Berdasarkan penejelasan di atas
untuk meningkatkan nilai positif pekerjaan-
peneliti
penelitian
keluarga, dukungan dari tempat kerja yaitu
pekerjaan-keluarga
atasan akan berpengaruh positif terhadap
perlu dilakukan karena melihat manfaat nilai
nilai positif pekerjaan-keluarga. Friedman &
positif pekerjaan-keluarga bagi ibu yang
Greenhaus (2000) menemukan dukungan
bekerja.
dari tempat kerja yaitu atasan dan rekan
maka tentang
nilai
menyimpulkan positif
Penelitian
tentang
nilai
positif
kerja
berpengaruh
positif
terhadap
pekerjaan-keluarga telah dilakukan sejak
kepuasan kerja dengan dimediasi oleh nilai
tahun 1974 oleh Sieber (dalam Balmforth &
positif pekerjaan-keluarga.
Gardner
Berdasarkan uraian di atas maka
(2006) mengatakan nilai positif pekerjaan-
penelitian ini mengajukan rumusan masalah
keluarga terjadi ketika peran yang dilakukan
: apakah ada hubungan antara dukungan
dalam pekerjaan dan peran yang dilakukan
atasan
dalam
keluarga pada ibu yang bekerja?
Gardner,
2006).
keluarga
Balmforth
saling
&
memberikan
dengan nilai positif pekerjaanPenelitian
konstribusi positif dan keuntungan. Nilai positif pekerjaan-keluarga pada
mengkaji
ini
hubungan nilai
untuk
antara
dukungan
positif
pekerjaan-
suami yang bekerja dapat dipengaruhi
atasan
dukungan sosial antara lain
keluarga pada ibu yang bekerja. Penelitian
dukungan
dengan
bertujuan
sosial
ini diharapkan dapat memberikan manfaat
menurut Winnubst dan Schabracq dalam
secara teoritis sebagai kajian teoritis untuk
Schabracq,dkk (1996) adalah pemberian
melihat hubungan antara dukungan atasan
informasi, pemberian bantuan atau materi
dengan nilai positif pekerjaan-keluarga pada
yang didapat dari hubungan sosial yang
ibu yang bekerja karena tanpa mengetahui
atasan.
Pengertian
dukungan
50
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
dengan baik proses yang terjadi dalam
Teori role enhancement ini menyatakan
hubungan pekerjaan-keluarga akan sulit
bahwa beberapa peran yang dilakukan
untuk
seseorang akan menghasilkan hal yang
membantu
ibu
yang
bekerja
mengalami keseimbangan antara pekerjaan
positif.
dan keluarga. Secara praktis, diharapkan
pandangan
penelitian ini dapat menambah wawasan
berbagai peran akan meningkatkan energi
berpikir para
dan
pentingnya
ibu yang bekerja akan pencapaian
nilai
positif
pekerjan-keluarga.
Teori
Gardner
mendasarkan
pada
keterlibatan
pada
pengalaman
yang
memperkaya seseorang (Kinnunen, dkk, Teori
gender
dipakai
untuk
(2006)
menjelaskan penelitian tentang nilai positif
mengatakan nilai positif pekerjaan-keluarga
pekerjaan terhadap keluarga karena antara
terjadi ketika peran yang dilakukan dalam
pria dan ibu mengalami pengalaman yang
pekerjaan dan peran yang dilakukan dalam
berbeda tentang masalah pekerjaan dan
keluarga saling memberikan konstribusi
keluarga (Greenhaus dan Powell,2006).
positif
positif
Berdasarkan hal tersebut maka penelitian
pekerjaan-keluarga diartikan oleh Frone
ini ingin melihat nilai positif pekerjaan
(2003) sebagai bentuk multiple role, peran
terhadap keluarga yang dialami oleh ibu
dalam pekerjaan dan keluarga akan saling
yang bekerja dan sudah menikah.
dan
&
bahwa
memberikan
2006).
Balmforth
ini
keuntungan.
Nilai
mempengaruhi.
Ada
beberapa
faktor
yang
Menurut Frone (2003) nilai positif
mendukung nilai positif pekerjaan-keluarga
pekerjaan dan keluarga mempunyai dua
antara lain dukungan dari tempat kerja.
dimensi: pertama,
Hasil penelitian yang dilakukan Voydanoff
family
(WFE) :
terhadap
Work enhancement of nilai positif
keluarga
pekerjaan
(2002); Voydanoff (2005); Wadsworth dan
apabila
Owens (2007) menunjukkan ada pengaruh
peran
dukungan dari tempat kerja yaitu atasan
mempermudah
dan rekan kerja terhadap nilai positif
terjadi
pengalaman dalam menjalankan dalam
pekerjaan
dapat
menjalankan peran dalam keluarga atau
pekerjaan-keluarga.
dapat meningkatkan kualitas kehidupan
memperoleh dukungan dari atasan antara
keluarga. Kedua, family enhancement of
lain dengan membicarakan masalah yang
work (FWE): nilai positif keluarga terhadap
dialami akan membantu pekerja mengatasi
pekerjaan
masalah.
terjadi
dalam menjalan
apabila
pengalaman
peran dalam keluarga
dapat mempermudah menjalankan peran dalam pekerjaan atau dapat meningkatkan kualitas kerja (Greenhaus & Powell, 2006). Penelitian ini mendasarkan pada teori role enhancement dan teori gender.
merupakan
Dukungan salah
Pekerja
yang
dari
tempat
kerja
satu
bentuk
dari
dukungan sosial. Pengertian dukungan sosial menurut Winnubst
dan
Schabracq
dalam
Schabracq,dkk (1996) adalah pemberian informasi, pemberian bantuan atau materi
51
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
yang didapat dari hubungan sosial yang
diterima dari atasan sangat penting artinya
akrab atau keberadaan orang lain membuat
bagi ibu yang bekerja untuk meningkatkan
seseorang merasa diperhatikan dan dicintai
nilai positif pekerjaan-keluarga, dukungan
sehingga
keberhasilan
emosi dan instrumental yang diperoleh dari
masalahnya.
atasan
membantu
seseorang
menyelesaikan
Konsep dukungan sosial yang dipakai
akan meningkatkan nilai positif
pekerjaan-keluarga (Voydanoff ,2004). Berdasarkan
adalah dukungan yang dipersepsi atau dirasakan,
dinilai
atau
diinterpretasi,
tinjauan
teoritis,
diusulkan hipotesis. Hipotesis penelitian ini
seseorang merasa memperoleh dukungan
adalah
dan merasa ada sejumlah orang yang
dukungan
dapat diandalkan pada saat dibutuhkan
pekerjaan-keluarga pada ibu yang bekerja.
sehingga
seseorang
masalahnya
akan
mengatasi
berdasarkan
persepsi
B.
Menurut Winnubst dan Schabracq Schabracq,dkk
demensi
dukungan
dukungan
(1996), sosial
emosional
atasan
positif
dengan
antara
nilai
positif
METODE PENELITIAN
ada
yaitu
variabel sebagai berikut : 1.
4 (1)
Nilai
Positif
Pekerjaan-
Keluarga dalam penelitian ini terdiri dari : Nilai
positif
pekerjaan-
seseorang
a.
membutuhkan empati,cinta, kepercayaan,
keluarga
ini
adalah
yang di dalamnya terdapat pengertian dan
pengalaman dalam menjalankan
peran
rasa percaya, (2) dukungan informatif :
dalam
dukungan yang berupa informasi, nasihat,
menjalankan peran dalam keluarga atau
dan
untuk
dapat meningkatkan kualitas kehidupan
menambah pengetahuan seseorang dalam
keluarga (Frone, 2003; Voydanoff, 2001).
mencari
Indikator
petunjuk
yang
jalan
:
hubungan
Penelitian ini melibatkan sejumlah
dukungan sosial yang dimiliki. dalam
ada
diberikan
keluar
pemecahan
dalam
penelitian
pekerjaan
dari
dapat
nilai
mempermudah
positif
pekerjaan-
:
keluarga adalah suasana hati yang positif,
pemberian dukungan yang berupa materi,
keahlian atau keterampilan, waktu, energi,
pemberian kesempatan dan peluang, (4)
dan perilaku dalam menjalankan peran
penilaian positif: pemberian penghargaan,
dalam pekerjaan akan mendukung peran
umpan balik mengenai hasil atau prestasi
individu dalam keluarga (Kinnunen, dkk.,
dan kritik yang membangun.
2006).
masalah.(3)
dukungan
instrumental
Tinggi rendahnya
nilai positif
pekerjaan-keluarga
dalam
berpotensi memberikan dukungan sosial
tercermin
skor
bagi ibu yang bekerja. Sumber dukungan
subjek, semakin tinggi skor yang dicapai
sosial adalah orang-orang yang berada
maka semakin tinggi nilai positif pekerjaan-
disekitar dan kehadirannya sangat berarti
keluarga.
Banyak
sumber
dukungan
yang
melalui
penelitian yang
ini
diperoleh
bagi ibu yang bekerja. Dukungan yang
52
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 b.
Nilai
positif
ISSN : 2087-1899 Skala nilai positif pekerjaan-keluarga
keluargaini
adalah
dan skala dukungan atasan diuji cobakan
pengalaman dalam menjalankan
peran
pada 38 perempuan yang bekerja di wilayah
mempermudah
Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil dari
menjalankan peran dalam pekerjaan atau
pengujian terhadap validitas dan reliabilitas
dapat meningkatkan kualitas kehidupan
Skala
pekerjaan (Frone, 2003; Voydanoff, 2001).
menghasilkan 16 aitem yang valid dari 20
Indikator dari nilai positif keluarga-pekerjaan
aitem yang diujicobakan,. Koefisien validitas
adalah suasana hati yang positif, keahlian
bergerak antara 0,320 sampai dengan
atau keterampilan,
0,547
pekerjaan dalam
dalam
penelitian
keluarga
dapat
waktu, energi,
dan
nilai
positif
pekerjaan-keluarga
sedangkan
untuk
pengujian
perilaku dalam menjalankan peran di rumah
reliabilitas menggunakan reliabilitas alpha,
akan mendukung peran individu dalam
menunjukkan koefisien reliabilitas sebesar
bekerja (Kinnunen, dkk., 2006). Tinggi
0,839.
rendahnya nilai positif keluarga-pekerjaan
validitas dan reliabilitas Skala dukungan
dalam penelitian ini tercermin melalui skor
atasan menghasilkan 21 aitem yang valid
yang diperoleh subjek, semakin tinggi skor
dari 22 aitem yang diujicobakan,. Koefisien
yang dicapai maka semakin tinggi nilai
validitas bergerak antara 0,320 sampai
positif keluarga-pekerjaan.
dengan 0,716 sedangkan untuk pengujian
2.
Dukungan atasan
Hasil
dari
pengujian
terhadap
adalah
reliabilitas menggunakan reliabilitas alpha,
pemberian dukungan dari atasan yang
menunjukkan koefisien reliabilitas sebesar
dirasakan
0,880.
ibu
yang
bekerja
berupa
dukungan emosi, instrumental, informasi dan
penilaian
positif
(Winnubst
dan
Karakteristik subyek penelitian dalam
penelitian
ini
adalah
ibu
yang
Schabracq dalam Schabracq, dkk., 1996).
bekerja, berusia 21;0-40;0 (masa dewasa),
Dukungan
menikah
ini
diungkap
dukungan atasan
dengan
skala
yang disusun menurut
suami,
dan
tinggal
mempunyai
bersama
anak
yang
dengan tinggal
Winnubst dan Schabracq dalam Schabracq,
bersama dengan subyek. Jumlah subyek
dkk. (1996). Ada 4 dimensi yaitu (1)
dalam penelitian ini adalah 94 subyek.
dukungan
emosional,
(2)
dukungan
Pengujian
informatif, (3) dukungan instrumental, (4)
hubungan antara dukungan atasan dengan
penilaian
positif.
nilai positif pekerjaan-keluarga pada ibu
dukungan
atasan
tercermin melalui
Tinggi dalam skor
rendahnya penelitian
yang
ini
diperoleh
yang bekerja lebih lanjut akan dikaji dalam pendekatan
kuantitatif
subjek dalam mengerjakan Skala Dukungan
menggunakan
metode
atasan. Semakin tinggi skor yang dicapai,
product moment.
analisis
dengan korelasi
semakin tinggi dukungan atasan yang dirasakan subjek.
53
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 C.
pekerjaan-keluarga (nilai positif dari peran di
HASIL PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis korelasi
pekerjaan ke peran di keluarga). Nilai positif
koefisien
pekerjaan-keluarga diartikan oleh Frone
korelasi antara dukungan atasan dengan
(2003) sebagai bentuk peran ganda, peran
nilai positif pekerjaan-keluarga sebesar rxy
dalam pekerjaan dan keluarga akan saling
= 0, 518 ( p < 0,01 ). Hal ini menunjukkan
mempengaruhi.
bahwa
menjalankan
product
diperoleh
ISSN : 2087-1899
moment,
hipotesis
dalam
penelitian
ini
Pengalaman
dalam
peran
dalam
diterima. Artinya semakin tinggi dukungan
pekerjaan/keluarga dapat mempermudah
atasan maka akan diikuti pula dengan
menjalankan
semakin
keluarga/pekerjaan
meningkatnya
nilai
positif
peran
pekerjaan-keluarga. Koefisien determinasi
meningkatkan
yang diperoleh sebesar
keluarga/pekerjaan
dukungan
atasan
= 0,26 , artinya
mempengaruhi
nilai
dalam
atau kualitas
dapat kehidupan
(Frone,
2003;
Voydanoff, 2001).
positif pekerjaan-keluarga sebesar 26%
Berdasarkan penelitian Grzywacz
sedangkan sisanya 74% dipengaruhi oleh
(dalam Washington, 2006) diketemukan
variabel lain yang tidak dilibatkan dalam
bahwa dampak positif pekerjaan-keluarga
penelitian ini.
ini lebih dirasakan oleh perempuan yang bekerja dan sudah menikah. Perempuan
Berdasarkan
data
yang bekerja tersebut ditemukan mengalami
dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan
nilai positif pekerjaan-keluarga daripada
positif yang signifikan antara dukungan
pekerja
atasan
pekerjaan-
perempuan yang bekerja ini memperoleh
keluarga pada ibu yang bekerja. Artinya,
keuntungan dari peran yang dijalankan
semakin tinggi dukungan atasan maka
dalam keluarga yaitu sebagai istri atau ibu,
semakin tinggi pula nilai positif pekerjaan-
peran yang dijalankan dalam keluarga
keluarga pada ibu yang bekerja, sebaliknya
tersebut
semakin rendah dukungan atasan maka
menjalankan
nilai positif pekerjaan-keluarga pada ibu
(Grzywacz
yang bekerja juga semakin rendah. Hasil
Pasangan
bekerja
penelitian
ditemukan
mengalami
dengan
hasil
nilai
ini
analisis
positif
membuktikan
bahwa
yang
tidak
akan
menikah
karena
mempermudah
peran dalam
di
pekerja
tempat
Washington, yang
kerja 2006).
menikah
nilai
positif
dukungan atasan merupakan salah satu
pekerjaan-keluarga daripada pekerja yang
faktor yang dapat meningkatkan nilai positif
tidak
pekerjaan-keluarga pada ibu yang bekerja.
bekerja ini memperoleh keuntungan dari
Perempuan
karena
pasangan
yang
mempunyai
peran yang dijalankan dalam keluarga yaitu
berbagai peran pada saat yang bersamaan:
peran yang dilakukan di rumah seperti
ibu,
Kombinasi
sebagai ayah/ibu atau suami/istri akan
antarperan tersebut dapat menimbulkan
mempermudah pekerja menjalankan peran
istri,
dan
dapat
menikah
pekerja.
nilai pekerjaan-keluarga yaitu
nilai positif 54
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 di
tempat
kerja
(Grzywacz
ISSN : 2087-1899 Hasil
dalam
penelitian
Voydanoff
Washington, 2006) Penelitian ini mendasarkan pada
(2002);
Wadsworth
yang
dilakukan
Voydanoff
(2005);
Owens
(2007)
dan
teori role enhancement dan teori gender.
menunjukkan ada pengaruh dukungan dari
Teori role enhancement ini menyatakan
tempat kerja yaitu atasan dan rekan kerja
bahwa beberapa peran yang dilakukan
terhadap nilai positif pekerjaan-keluarga.
seseorang akan menghasilkan hal yang
Pekerja yang memperoleh dukungan dari
positif.
mendasarkan
pada
atasan antara lain dengan membicarakan
keterlibatan
pada
masalah yang dialami akan membantu
berbagai peran akan meningkatkan energi
pekerja mengatasi masalah. Dukungan dari
dan
atasan seperti memberi aturan kerja yang
Teori
pandangan
ini
bahwa
memberikan
pengalaman
yang
memperkaya seseorang (Kinnunen, dkk,
tidak
2006).
untuk
mendengarkan masalah kerja atau masalah
menjelaskan penelitian tentang nilai positif
pribadi meningkatkan nilai positif pekerjaan-
pekerjaan terhadap keluarga karena antara
keluarga (Voydanoff, 2004).
pria
Teori
dan
pengalaman masalah
gender
dipakai
perempuan
kaku,
kesediaan
Wadsworth
mengalami
dan
atasan
Owens
untuk
(2007)
yang
berbeda
tentang
menunjukkan perlunya dukungan sosial
pekerjaan
dan
keluarga
untuk meningkatkan nilai positif pekerjaankeluarga, dukungan dari keluarga yaitu
(Greenhaus dan Powell, 2006). Nilai positif pekerjaan-keluarga pada
suami dan dukungan dari tempat kerja yaitu
perempuan yang bekerja dapat ditingkatkan
atasan dan rekan kerja akan berpengaruh
dengan adanya dukungan sosial antara lain
positif
dukungan dari tempat kerja (Aycan dan
keluarga. Penelitian Hennessy (2007) pada
Eskin, 2005; Judge dan Colquitt, 2004).
161 perempuan yang bekerja, menikah dan
Sumber dukungan sosial adalah orang-
mempunyai anak berusia dibawah 18 tahun
orang yang berada disekitar ibu yang
menunjukkan
bekerja dan kehadirannya sangat berarti.
teman kerja untuk meningkatkan nilai positif
Konsep dukungan sosial yang dipakai
pekerjaan-keluarga
adalah dukungan yang dipersepsi atau dirasakan,
dinilai
atau
diinterpretasi,
terhadap
nilai
perlunya
positif
pekerjaan-
dukungan
dari
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan ada hubungan positif antara
seseorang merasa memperoleh dukungan
dukungan
dan merasa ada sejumlah orang yang
pekerjaan-keluarga pada ibu yang bekerja.
dapat diandalkan pada saat dibutuhkan
Dukungan atasan yang diterima ibu yang
sehingga
bekerja dari pasangan akan mempengaruhi
masalahnya
seseorang
akan
mengatasi
berdasarkan
persepsi
suami
dengan
nilai
positif
nilai positif pekerjaan-keluarga.
dukungan sosial yang dimiliki.
55
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 D.
Balmforth, K. & Gardner, D. 2006.
KESIMPULAN
Berdasarkan
Conlict
and
Facilitation
between
analisis
dan
penelitian
ini
Work and Family : Realizing the
menunjukkan ada hubungan positif antara
Outcomes for Organizations. New
dukungan
Zealand Journal of Psychology. 35.
pembahasan
hasil
ISSN : 2087-1899
pada
atasan
dengan
nilai
positif
pekerjaan-keluarga pada ibu yang bekerja.
(2).69-76.
Hal tersebut berarti nilai positif pekerjaankeluarga pada ibu yang bekerja dapat ditingkatkan
dengan
adanya
dukungan
Belsky,J., Perry-Jenkin, M. & Crouter, A.C.
1985.
The
Work-Family
Interface and Marital Change Across
atasan.
the
Transition
to
Parenthood.
Journal of Family Issues. 6. 205-220.
DAFTAR PUSTAKA Adams,A.G.,King,A.L.,& King,D.W.1996. Relationship of Job and Family
Crouter, A.C. 1984. Spillover from Family
Involment, Family Social Support,
to Work : The Neglected Side of the
and Work-Family Conflict With Job
Work-
and Life Satisfaction. Journal of
Relations. 37. (6). 425-442.
Family
Interface.
Human
Applied Psychology,81.(4),411-420. Ezsa, M & Deckman, M.1996. Balancing Work and Family Resposibilities:
Aycan,Z. & Eskin, M. 2005. Relative Contributions of Childcare, Spousal
Flextime and Care in the Federal
Support, and Organizational Support
Goverment.
in Reducing Work-Family Conflict for
Review,56(2),174-179.
Men
and
Women:The
Case
Public
Administration
of
Turkey. Sex Roles,53.(7/8), 453471.
DeGenova.M.K.& Rice.F.P.2005. Intimate Relationships, Marriages, and Families. Boston: The McGraw-
Badan Pusat Statististik. 2011. Keadaan Angkatan
Kerja
di
Indonesia.
Hill.
Jakarta: CV.Petratama Persada. Frone, M.R.2003. Work-Family Balance dalam
Bartley, S. J., Judge,W.& Judge,S. 2007.
Quick,J.M
&
Tetric,L.E.
Antesedents of Marital Happiness
Handbook of Occupational Health
and
Psychology.
Career
Satisfaction
:
An
Empirical Study of
Dual-Career
Managers.Scientific
Journals
International,1(1).
Washington,DC:
American Psychological Association Greenhaus, J.H. & Powell,G.N. 2006.
56
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
When Work and Family Are Allies : A
Theory
of
Enrichment.
Work-Family
Academy
of
Management Review. 31. (1). 72-92
Saltzstein, A. L., Ting, Y. & Saltzstein, G.H .2001. Work-Famiy Balance and Job Satisfaction:The Impact of Family-Friendly Policies on Attitudes of Federal Government Employes.
Grzywacz, J. & Mark, N. (2000). Reconceptualizing the Work-Family
Public Administration
Interface: An Ecological Perspective
(4).
Review,61
on The Correlates of Positive and Negative
Spillover.
Journal
of
Schultz,D.P, & Schultz,S.E.1994.
Occupational Health Psychology. 5.
Psychology and
111-126
Introduction
to
Work
Today:An
Industrial
and
Organization Psychology. New York: Macmillan .
Hill, E.J. 2005. Work-family Facilition and Conflict,
Working
Fathers
and
Mothers, Work- family Stressors and
Voydanoff, P. 2004. The Effects of Work
Support. Journal of Family Issues.
Demands and Resources on Work-
26. 793-819.
to-Family Conflict and Facilitation. Journal
Kinnunen,U.,Feldt,T., Geurts, S. &
of
Marriage
and
the
Famil.66,398-412.
Pulkkinen, L. 2006. Types of WorkFamily
Interface:
Well-being
Wadsworth.L. L. & Owens,B.P. 2007.
Correlates of negative and positive
The Effects of Social Support on
Spillover between work and Family.
Work-Family
Scandinavian
Work-Family Conflict in the Public
Journal
of
Sector.
Psychology. 47. 149-162.
Enhancement
Public
and
Administration
Revi,67(1),75-85. Levy,P.E. 2003.Industrial/Organizational Psychology:
Understanding
The
Washington. F. D. 2006. The
Workplace. New York: Houghton
Relationship
Mifflin Company.
and Work-Family Enrichment and
between
Optimistm
Their Influence on Psychological Santrock,J.W.2002. Adolescence.
Well-Being.
Illionis:McGraw Hill..
University.
Thesis.
Drexel
57
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
EVALUASI KUALITAS TES PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I Muhammad Wahyu Kuncoro Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta (email :
[email protected])
Abstract This study aims to determine how well the items of the exam in the personality psychology test. In this study, the statistical methods were used to identify the item difficulty, which is a measure of the proportion of examinees who responded to an item correctly, and the item discrimination, which is a measure of how well the item discriminates between examinees. An additional analysis that is the distractor analysis. The distractor analysis provides a measure of how well each of the incorrect options contributes to the quality of a multiple choice item. By using The Iteman Program showed that the 60 analyzed items were well enough and can be used. A total of 46 items has an Easy and Medium of The item difficulty index. In addition there are about 44 items with good and very good of the item discrimination index and about 57 points aitem already possess the characteristics of a good. The reliability coefficient alpha of this personality test is 0.898, so it is considered to have good reliability.
dalam
Pendahuluan Masalah
pendidikan
merupakan
pembangunan
yang
terus
berkembang.
suatu masalah yang sangat penting, karena
Prestasi belajar sebagai salah satu
melalui pendidikan kita akan mendapatkan
tolok ukur peningkatan mutu pendidikan,
insan-insan
bagi
termasuk pendidikan tinggi. Para pengelola
pembangunan bangsa. Tingkat pendidikan
pedidikan telah melakukan berbagai usaha
suatu negara akan menentukan kemajuan
untuk
suatu bangsa.
prestasi belajar mahasiswa. Usaha-usaha
yang
berkualitas
memperbaiki
dan
meningkatkan
mengemukakan
tersebut antara lain : melalui perbaikan
bahwa pendidikan sangat berperan dalam
kurikulum, penyetaraan kualitas pengajar,
membentuk masa
depan
individu
dan
penambahan fasilitas pelajaran dan lain-lain
masyarakat,
dalam
bidang
ilmu
(Rustaman, 2003).
Stiggins
(1994)
baik
pengetahuan, bidang seni, bidang oleh raga
Menurut
Azwar
(2002)
prestasi
belajar merupakan indikator utama dari
maupun bidang lain. Kualitas pendidikan ditunjukkan oleh
proses belajar, sebagaimana dari nilai yang
dan hasil
diperoleh.
pendidikan itu sendiri. Proses pendidikan
Martaniah
yang berkualitas akan menghasilkan tenaga
prestasi belajar dipakai sebagai ukuran
terampil dan ahli yang sangat dibutuhkan
untuk mengetahui hasil kegiatan belajar,
peningkatan kualitas proses
Demikian (1976)
juga
Masrun
menyatakan
dan
bahwa
58
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
yaitu sejauhmana siswa dapat menguasai
menghasilkan nilai tentang tingkah laku atau
bahan pelajaran yang telah diajarkan.
prestasi siswa sebagai peserta didik.
Evaluasi
merupakan
salah
satu
rangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas, kinerja atau produktivitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya Mardapi (2008). Oleh karena itu, evaluasi merupakan salah satu subsistem yang penting dalam sistem pendidikan. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional,
Pada saat ini peneliti adalah dosen pengampu
mata
kuliah
psikologi
kepribadian, sebagai salah satu mata kuliah wajib
dalam
psikologi.
kurikulum
Selama
ini
program
studi
peneliti
telah
menggunakan tes pilihan ganda sebagai bahan ujian mid dan akhir pada mata kuliah psikologi kepribadian.
evaluasi diatur dalam Bab XVI Pasal 57,58,
Butir-butir soal yang disusun lebih
dan 59. Pelaksanaan evaluasi bertujuan
mendasarkan
untuk mengukur dan mengendalikan mutu
kompetensi mahasiswa berdasarkan Satuan
pendidikan.
Acara
Bentuk
tes
yang
digunakan
pada
Perkuliahan
pengungkapan
(SAP)
yang
telah
ditetapkan dalam RPKPS.
diantaranya berupa tes tertulis (paper and
Sehubungan
dengan
pencil test). Tes tertulis merupakan teknik
penyelenggaraan
penilaian yang seringkali digunakan untuk
pendidikan, maka pengampu mata kuliah
menilai prestasi belajar siswa. Melalui tes
(dosen) bertanggungjawab pada kualitas
prestasi belajar, dapat diperoleh informasi
perangkat
yang dapat menggambarkan kemampuan
evaluasi, termasuk di dalamnya perangkat
siswa (Stiggins, 1994)). Oleh karena itu,
tes psikologi kepribadian 1.
tes
evaluasi
yang
dalam
digunakan
dalam
pengelolaan ujian dan mutu bahan ujian Untuk
yang digunakan perlu mendapat perhatian agar
hasil
tes
dapat
mencerminkan
kemampuan siswa yang sebenarnya.
menjamin
psikologi
kualitas
kepribadian
tes
diperlukan
pengembangan bank soal. Bank soal yang biasa dikenal pendidik didefinisikan sebagai
Secara sederhana Allen & Yen
kumpulan dari butir-butir tes. Namun bank
(1979) menyebut tes sebagai perangkat
soal
untuk memperoleh sampel suatu perilaku
sekumpulan
individu. Ahli pengukuran yang lain, Djaali
mengacu pada proses pengumpulan soal-
(2006) menyatakan tes adalah suatu cara
soal, pemantauan dan penyimpanannya
atau alat untuk mengadakan penilaian yang
dengan informasi yang terkait sehingga
berbentuk suatu tugas atau serangkain
mempermudah
tugas yang harus dikerjakan oleh siswa
merakit soal-soal (Thorndike, 1982).
atau
sekelompok
siswa
tidak
hanya
mengacu
soal-soal saja.
Bank
pengambilannya
pada soal
untuk
sehingga
59
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899 Setiap butir pertanyaan atau tugas
Permasalahan yang diajukan adalah bahwa
sampai
saat
ini
peneliti
dan
tersebut
mempunyai
jawaban
atau
sekaligus pengampu mata kuliah psikologi
ketentuan yang dianggap benar. Dengan
kepribadian 1 belum memiliki bank soal
demikian
tersebut.
pertanyaan menuntut harus dikerjakan oleh
Terkait dengan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah menguji kualitas tes kepribadian 1 melalui analisis butir soal yang meliputi indeks kesukaran (p), daya beda (d), dan distribusi respons.
memberikan
informasi
empiris
guna
melakukan revisi terhadap aitem bilamana
tugas
atau
seseorang, tetapi tidak ada jawaban atau cara pengerjaan yang benar dan salah maka
tugas
atau
pertanyaan
tersebut
bukanlah tes. Tes merupakan salah satu upaya
pengukuran
digunakan
oleh
memperlihatkan berkaitan
terencana
guru
untuk
yang
mencoba
yang
pada
gilirannya
akan
meningkatkan validitas hasil pengukuran tes psikologi kepribadian 1 dan sekaligus untuk menyusun bank soal
dengan
tujuan
mereka
yang
yang
telah
Tes terdiri atas sejumlah soal yang harus dikerjakan siswa. Setiap soal dalam tes menghadapkan siswa pada suatu tugas dan menyediakan kondisi bagi siswa untuk menanggapi tugas atau soal tersebut. Tes menurut
Kualitas
prestasi
ditentukan (Gronlund, 1981).
diperlukan dan guna meningkatkan kualitas
Evaluasi
suatu
menciptakan kesempatan bagi siswa dalam
Manfaat dari hasil studi ini adalah
tes
apabila
Tes
Psikologi
Kepribadian 1
Arikunto
merupakan
alat
digunakan
untuk
dan atau
Jabar prosedur
mengetahui
(2004) yang atau
mengukur sesuatu dengan menggunakan Tes (test) merupakan suatu alat penilaian
dalam
bentuk
tulisan
untuk
mencatat atau mengamati prestasi siswa yang
sejalan
dengan
target
cara atau aturan yang telah ditentukan. Dalam hal ini harus dibedakan pengertian antara tes, testing, testee, tester.
penilaian
(Jacobs & Chase, 1992). Jawaban yang
Testing adalah saat pada waktu tes
diharapkan dalam tes menurut Mardapi
tersebut dilaksanakan (saat pengambilan
(2008) dapat secara tertulis, lisan, atau
tes). Sementara itu Ebel (1972) menyatakan
perbuatan. Menurut Zainul dan Nasution
bahwa
(2001) tes didefinisikan sebagai pertanyaan
pelaksanaan tes. Testee adalah responden
atau tugas atau seperangkat tugas yang
yang mengerjakan tes. Mereka inilah yang
direncanakan untuk memperoleh informasi
akan dinilai atau diukur kemampuannya.
tentang suatu atribut pendidikan atau suatu
Sedangkan Tester adalah seseorang yang
testing
menunjukkan
proses
atribut psikologis tertentu. 60
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 diserahi
tugas
untuk
melaksanakan
Dewasa ini tes masih merupakan alat evaluasi yang umum digunakan untuk keberhasilan
mencapai
tujuan
siswa
dalam
pendidikan
dilihat
dari
keberpihakannya,
menurut
Stiggins (1993) asesmen lebih berpihak
pengambilan tes kepada responden.
mengukur
ISSN : 2087-1899
dan
kepada kepentingan siswa. Siswa dalam hal ini menggunakan hasil asesmen untuk merefleksikan kekuatan, kelemahan, dan perbaikan belajar. Sementara
pengajaran (Subekti & Firman, 1989). Tes
itu
evaluasi
menurut
beberapa
Rustaman (2003) lebih berpihak kepada
kriteria berdasarkan karakteristik butir soal
kepentingan evaluator. Yulaelawati (2004)
antara lain meliputi indeks kesukaran (p),
mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan
daya beda (d), dan distribusi respons.
antara evaluasi dengan asesmen. Evaluasi
yang
baik
harus
memenuhi
Tes Psikologi Kepribadian 1 adalah sebuah
tes
prestasi
mendapatkan
data,
belajar
yang
untuk
merupakan
informasi untuk melihat seberapa banyak pengetahuan
yang
telah
dimiliki
dan
dikuasai oleh mahasiswa sebagai akibat dari
pendidikan
dan
pelatihan
yang
diperoleh di dalam perkuliahan selama setengah atau satu semester.
evaluasi
kualitas
tes
psikologi
kepribadian 1 adalah upaya peninjauan kualitas butir-butir soal yang mengukur keberhasilan mahasiswa dalam menguasai materi-materi
pendidikan secara menyeluruh. Evaluasi pendidikan lebih bersifat makro, meluas, dan
menyeluruh.
pengetahuan mata kuliah
psikologi kepribadian 1,sehingga diperoleh informasi tentang indeks kesukaran (p), daya beda (d), dan distribusi respons setiap butir soal tersebut. Tes, pengukuran, asesmen dan evaluasi
Evaluasi
program
menelaah komponen-komponen yang saling berkaitan
tentang
perencanaan,
pelaksanaan, dan pemantauan. Sementara itu asesmen merupakan penilaian dalam scope yang lebih sempit (lebih mikro) bila dibandingkan
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka
(evaluation) merupakan penilaian program
dengan
evaluasi.
Seperti
dikemukakan oleh Kumano (2001) asesmen hanya menyangkut kompetensi siswa dan perbaikan program pembelajaran. Harlen
(1982)
mengungkapkan
perbedaan antara asesmen dan evaluasi dalam hal metode. Evaluasi dinyatakan menggunakan kriteria dan metode yang bervariasi. Asesmen dalam hal ini hanya merupakan salah satu dari metode yang dipilih untuk evaluasi tersebut. Selain dari itu, subyek untuk asesmen hanya siswa, sementara itu subyek evaluasi lebih luas
Rustaman (2003) mengungkapkan bahwa asesmen lebih ditekankan pada
dan beragam seperti siswa, guru, materi, organisasi, dll.
penilaian proses. Sementara itu evaluasi lebih ditekankan pada hasil belajar. Apabila 61
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 Yulaelawati
(2004)
ISSN : 2087-1899
menekankan
tidak selalu memiliki jawaban atau cara
kembali bahwa scope asesmen hanya
pengerjaan yang benar atau salah karena
mencakup
kompetensi
lulusan
dan
measurement dapat dilakukan melalui alat
siswa.
Jadi
ukur non-tes. Maka tugas atau pertanyaan
hubungannya lebih pada peserta didik.
tersebut bukanlah tes. Selain dari itu, tes
Ruang lingkup evaluasi yang lebih luas
mengharuskan subyek untuk menjawab
ditunjukkan
yang
atau mengerjakan tugas, sementara itu
proses
pengukuran (measurement) tidak selalu
perbaikan
cara
meliputi
isi
dengan atau
pelaksanaan kompetensi
belajar
cakupannya substansi,
program lulusan,
pendidikan,
pengadaan
peningkatan
tenaga
manajemen
pendidikan,
dan
kependidikan, sarana
dan
prasarana, dan pembiayaan. Pengukuran,
Tes,
menuntut jawaban atau pengerjaan tugas. Menurut
(2001)
mengungkapkan bahwa meskipun terdapat perbedaan makna/pengertian, asesmen dan evaluasi
dan
Kumano
memiliki
hubungan.
Hubungan
evaluasi
antara asesmen dan evaluasi tersebut
dalam pendidikan berperan dalam seleksi,
digambarkan sebagai berikut, “ Evaluasi
penempatan, diagnosa, remedial, umpan
adalah untuk mengevaluasi data yang
balik, memotivasi dan membimbing. Baik
diperoleh melalui pengukuran. Pengukuran
tes maupun pengukuran keduanya terkait
adalah proses pengumpulan data yang
dan menjadi bagian istilah evaluasi. Meski
menunjukkan perkembangan dari proses
begitu, terdapat perbedaan makna antara
belajar.
mengukur dan mengevaluasi. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran tertentu. Dengan demikian pengukuran bersifat kuantitatif. Sementara itu evaluasi adalah pengambilan suatu keputusan ukuran
terhadap
baik-buruk.
pengambilan
sesuatu Dengan
keputusan
dengan demikian
tersebut
lebih
bersifat kualitatif (Arikunto,2003; Zainul & Nasution, 2001).
Menurut Zainul & Nasution (2001) Hubungan antara tes, pengukuran, dan evaluasi adalah sebagai berikut. Evaluasi belajar baru dapat dilakukan dengan baik dan benar apabila menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya. Akan tetapi tentu saja tes hanya merupakan salah satu alat ukur yang dapat digunakan karena
informasi
tentang
hasil
belajar
Setiap butir pertanyaan atau tugas
tersebut dapat pula diperoleh tidak melalui
dalam tes harus selalu direncanakan dan
tes, misalnya menggunakan alat ukur non
mempunyai jawaban atau ketentuan yang
tes seperti observasi, skala rating, dan lain-
dianggap benar (Jacobs & Chase, 1992).
lain.
Sementara itu tugas ataupun pertanyaan dalam kegiatan pengukuran (measurement)
Zainul menyatakan
dan bahwa
Nasution guru
(2001) mengukur 62
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899 Seperti yang dikatakan Suharsimi
berbagai kemampuan siswa. Apabila guru dalam
(2003) bahwa soal pilihan ganda terdiri dari
hasil
pernyataan dan pertanyaan yang harus
pengukuran tersebut dengan menggunakan
dijawab oleh siswa atau melengkapi dengan
standar tertentu untuk menentukan nilai
memilih salah satu dari beberapa alternatif
atas dasar pertimbangan tertentu, maka
yang tersedia. Satu di antaranya adalah
kegiatan guru tersebut telah melangkah
yang
lebih jauh menjadi evaluasi.
pengecoh
melangkah
lebih
menginterpretasikan
jauh skor
sebagai
benar,
lainnya
disebut
Menurut Muhajir ( dalam Chabib,
Tes Pilihan Ganda Untuk
paling
mengukur
seberapa
jauh
tujuan-tujuan pengajaran telah tercapai, dapat dilakukan dengan evaluasi, dalam hal ini evaluasi hasil belajar. Alat ukur untuk mengevaluasi hasil belajar tersebut di gunakan tes.Tes adalah cara (yang dapat
2001) mengatakan bahwa pengertian Tes Pilihan
Ganda
merupakan
dimana masing-masing item
tes
objektif
disediakan
lebih dari dua kemungkinan jawaban, dan hanya satu dari pilihan-pilihan tersebut yang benar atau yang paling benar. Sedangkan keunggulan tes pilihan
dipergunakan)atau prosedur yang (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran
ganda menurut
dan penilaian di bidang pendidikan.
berikut : (1) Kompherhensif, karena dalam
Menurut Suharsimi (2003) tes yang baik
harus
sebagai
mempunyai
berikut:1)
syarat-syarat
Harus
efisien
(Parsimony) 2) Harus baku (Standardize) 3) Mempunyai norma 4) Objektif 5) Valid (Sahih) 6) Reliabel (Andal) Oleh sebab itu untuk memperoleh tes yang baik, tes tersebut harus di ujicobakan terlebih dahulu
waktu tes yang singkat dapat memuat lebih banyak item. (2) Pemeriksaan jawaban dan pemberian skornya mudah dan cepat (3) Penggunaan lembar jawaban menjadikan tes efisien dan hemat bahan. (4) Kualitas item dapat dianalisi secara empirik (5) Objektifitasnya
Salah satu bentuk tes hasil belajar adalah Tes Pilihan Ganda. Tes pilihan ganda adalah bentuk tes obyektif yang mempunyai ciri utama kunci jawaban jelas dan pasti sehingga hasilnya dapat diskor secara obyektif.
tinggi.
(6)
Umumnya
memiliki reabilitas yang memuaskan.
dan hasilnya dianalisis sehingga memenuhi syarat-syarat tersebut di atas.
Azwar (2005) sebagai
Disamping keunggulan tes pilihan ganda
mempunyai
berikut :
(1)
kelemahan
sebagai
Pembuatannya sulit
dan
memakan banyak waktu dan tenaga (2) Tidak mudah ditulis untuk mengungkapkan tingkat
kompetensi
tinggi.
(3)
Ada
kemungkinan jawaban benar semata-mata karena tebakan.
63
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899 Bila ada butir soal yang hampir tidak
Langkah – langkah Menganalisis Tes a. Menghitung Indeks kesukaran Hasil tes setelah diperiksa di beri skor untuk jawaban benar 1 dan untuk jawaban salah 0. Skor yang diperoleh di urut dari skor yang paling tinggi ke skor yang paling rendah serta di bagi 2 menjadi kelompok atas dan kelompok bawah. Hitung Indeks Kesukaran Butir (IKB)
ada peserta tes yang menjawab benar maka butir soal tersebut dikatakan butir yang sukar, dan sebaliknya bila hampir semua peserta tes menjawab benar maka butir tersebut dikatakan mudah. Dari hasil perhitungan
indeks
kemungkinan
tidak
kesukaran semua
soal
maka dapat
terambil. Soal yang mempunyai indeks kesukaran sedang yang dapat di ambil.
/ p dengan formula:
Kelemahan utama indeks kesukaran soal seperti ini ialah bahwa antara indeks
IKB =T/R ´X 100%
kesukaran soal dan taraf kesukaran soal
Ket :
mempunyai hubungan yang berlawanan
IKB atau p = Indeks Kesukaran Item, R =
arah,
jumlah
kesukarannya, maka makin rendahlah taraf
responden
yang
menjawab
benar,dan
artinya
makin
tinggi
indeks
kesukarannya. Dalam hal pengukuran yang bertujuan untuk membedakan subyek yang
T = jumlah responden seluruhnya. Indeks Kesukaran Butir (IKB) dapat bernilai 0,00-1,00.
satu
dengan
yang
lainnya
dalam
hal
kompetensi mereka mengenai sesuatu mata pengetahuan, kebanyakan ahli berpendapat bahwa tes yang terbaik adalah tes yang
Biasanya kategori Indeks Kesukaran Butir adalah sebagai berikut : 0,00 - 0,20 adalah sangat sukar,
terdiri dari soal-soal yang mempunyai taraf kesukaran sedang dan rentang distribusi kesukarannya yang kecil. b. Menghitung daya beda
0,20 - 0,40 sukar,
Menurut Suryabrata (2000) daya 0,40 - 0,60 sedang,
pembeda soal diukur dari kesesuaian soal
0,60 - 0,80 mudah, dan
itu
dengan
keseluruhan
tes
dalam
membedakan antara mereka yang tinggi 0,80-1,00 sangat mudah.
kemampuannya dan mereka yang rendah kemampuannya dalam hal yang diukur oleh tes yang bersangkutan. Teknik yang banyak
Biasanya butir yang ditoleransi sebagai tes
digunakan untuk mengukur daya pembeda
standar adalah yang memiliki IKB = 0,30-
itu adalah korelasi antara skor pada soal
0,70.
tertentu dengan skor total. Rumus korelasi
64
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
biserial yang paling banyak digunakan
(2005) dan rekomendasi ahli lain (Crocker &
adalah :
Algina, 1986) dan masih jauh lebih tinggi daripada yang disarankan oleh Kehoe yaitu
r
bis
0,15 (Kehoe, 1997).
Xb − Xs p (1 − p) × St y
=
c. Analisis distraktor (pengecoh) Analisis distraktor di perlukan hanya untuk pembuat soal. Selain menghitung indeks kesukaran dan daya beda dalam
Dengan keterangan :
analisis butir juga perlu di ketahui apakah
Xb : rata –rata skor kriteria subyek yang memilih jawaban benar
distraktor atau pengecoh yang di sediakan tepat atau tidak benar. Apakah semua
X s : rata-rata skor kriteria subyek yang menjawab salah
pilihan
yang
disediakan
dipilih
semua
karena dianggap betul, jawaban terkumpul pada pilihan tertentu atau pilihan yang sama
St : simpangan baku skor kriteria semua
sekali tidak ada pemilihnya.
subyek
Indikator lain mengenai efektivitas
p : proporsi subyek yang menjawab benar
distraktor ditampakkan oleh koefisien rpointbiserial bagi masing-masing distraktor.
terhadap semua subyek
Suatu distraktor yang efektif adalah yang y : ordinat dalam kurve normal yang
memiliki koefisien r
membagi menjadi p dan 1-p besar Suatu
butir
membedakan
soal
harus
kelompok
dapat
yang
pandai
harga
atas
dan
Klasifikasi
daya
kelompok
bawah.
adalah
sebagai
beda
berikut: 1) daya beda ≤ 0 (negatif), 2) 0,000,20 jelek 3) 0,21-0,20 cukup, 4) 0,41-0,71 baik,
0,71-1,00
baik
sekali.
Soal-soal
dengan klafisifisi daya beda jelek dan
negatif
r
pbis
menunjukkan
bahwa fungsi distraktor semakin efektif sedangkan r
pbis
dengan kelompok yang lemah dalam hal ini kelompok
negatif. Semakin
pbis
berarti
yang berada di sekitar nol
distraktor
tidak
berfungsi
sebagaimana mestinya. Pada aitem-aitem yang sulit, yaitu yang persentase subjek menjawab benar sangat kecil, interpretasi efektivitas distraktor tidak dapat sematamata disandarkan pada angka statistik r
pbis
negatif di buang, yang di ambil klasifikasi
namun harus disertai dengan pertimbangan
cukup, baik, dan baik sekali.
mengenai distribusi peluang subjek yang menjawab
Dalam
analisis
ini
daya
beda
salah
pada
aitem
yang
bersangkutan.
dianggap memuaskan bila mencapai angka 0,25. Angka ini lebih tinggi dibanding rekomendasi
Thorndike
sebesar
0,20 65
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
d. Blue Print Tes Psikologi Kepribadian 1 Gay
Aitem yang diujikan berjumlah 60 butir
(1987)
menyatakan
soal,
dengan
durasi
waktu
bahwa
mengerjakan 65 menit. Soal-soal dikerjakan
validitas isi (content validity) adalah derajat
secara individual dan bersifat tertutup.
pengukuran yang mencerminkan domain isi
Penelitian dilaksanakan pada 23 Juli 2012.
yang diharapkan. Validitas isi penting untuk
c. Subyek Penelitian
tes hasil belajar (achievement test). Suatu
Subyek penelitian ini adalah para
skor kurang bahkan tidak mencerminkan
mahasiswa Universitas Mercu Buana
hasil belajar siswa apabila instrumen tidak
Yogyakarta yang mengikuti ujian akhir
mampu mengukur secara komprehensif apa
pada mata kuliah psikologi kepribadian
yang telah dipelajari oleh siswa.
1 berjumlah 70 mahasiswa.
Prosedur yang hendak ditempuh agar
suatu
tes
hasil
belajar
d. Teknik Analisis Data Data
mampu
yang
diperoleh
dalam
secara
penelitian ini, selanjutnya dianalisis secara
komprehensif adalah dengan menyusun
secara kuantitatif (empiris) dengan bantuan
kisi-kisi tes.
program Item and Test Analysis (ITEMAN)
mencerminkan
domain
isi
Versi 3.00. Analisis ini akan menghasilkan karakteristik butir soal dan perangkat tes METODE PENELITIAN
berupa statistik. Statistik butir tes, meliputi: (1) tingkat kesukaran, (2) daya beda, dan (3) efektivitas distraktor.
a. Variabel-variabel Penelitian Variabel
dalam
analisis
aitem
Pada saat memasukkan data/skor
adalah skor aitem tes psikologi kepribadian
subyek ke dalam program ITEMAN, maka
1 yang meliputi akhir semerster. Aitem –
pilihan jawaban a diubah menjadi 1, b
aitem berupa soal pilihan ganda dengan 4
menjadi 2, c menjadi 3 dan d menjadi 4).
pilihan jawaban yaitu a, b, c, dan d dengan
Hal ini untuk memudahkan dalam input
satu kunci jawaban. Skor aitem merupakan
data.
skor dikotomi, yaitu 1 untuk jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah. DISKUSI b. Metode Pengumpulan Data Data penelitian berupa skor aitem
a. Deskripsi data penelitian
dan skor tes psikologi kepribadian 1 dari
Berdasarkan hasil pengambilan data
mahasiswa Program Studi Psikologi UMBY
yang dilakukan pada subjek penelitian
yang mengikuti ujian akhir semester mata
sebanyak 70 orang, diperoleh gambaran
kuliah Psikologi Kepribadian1 Semester
data sebagai berikut :
Genap T.A. 2011/2012.
Tabel 1. 66
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 Deskripsi data (N=70 Subyek) Jumlah aitem
60 butir
ISSN : 2087-1899 bahwa butir soal tersebut terlalu sukar atau terlalu mudah untuk peserta tes. Indeks ini disebut juga indeks tingkat kesukaran soal secara klasikal.
(N of aitem) Jumlah subyek
70
(N of
mahasiswa
examinees) Rerata
34,814
Varian
106,923
Standar
10,340
Berdasarkan hasil
analisis data
yang dilakukan pada subjek penelitian sebanyak
70
orang dengan
60
butir,
diperoleh gambaran data sebagai berikut yang tercantum pada tabel 2.
deviasi Minimum
15
Maksimum
59
Alpha
0,898
b. Hasil hitung Indeks Kesukaran Butir Hasil indeks kesukaran aitem dalam program ITEMAN ditunjukkan oleh Prop. Correct yaitu Proporsi mahasiswa yang menjawab benar butir tes. Nilai ekstrem mendekati nol atau satu menunjukkan
67
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
Tabel 2. Indeks Kesukaran Butir (IKB) No. soal
IKB
No. soal
IKB
No. soal
IKB
1
0.886
21
0.371
41
0.643
2
0.186
22
0.600
42
0.600
3
0.700
23
0.686
43
0.586
4
0.671
24
0.414
44
0.557
5
0.471
25
0.543
45
0.443
6
0.400
26
0.957
46
0.443
7
0.557
27
0.629
47
0.514
8
0.729
28
0.800
48
0.757
9
0.443
29
0.757
49
0.571
10
0.643
30
0.500
50
0.957
11
0.571
31
0.629
51
0.543
12
0.043
32
0.586
52
0.686
13
0.871
33
0.843
53
0.229
14
0.800
34
0.686
54
0.386
15
0.229
35
0.586
55
0.657
16
0.571
36
0.600
56
0.771
17
0.586
37
0.443
57
0.700
18
0.700
38
0.157
58
0.571
19
0.343
39
0.686
59
0.457
20
0.629
40
0.729
60
0.514
Berdasarkan Indeks Kesukaran Butir
Ditinjau dari tujuan pelaksanaan tes,
(IKB) tersebut maka didapatkan aitem
perlu diperhatikan bahwa soal yang sangat
dengan kategori sangat sukar (3 aitem),
mudah atau sangat sukar mungkin memang
sukar (5 aitem), sedang (23 aitem), mudah
kurang memberikan informasi yang berguna
(22 aitem), dan sangat mudah (7 aitem).
bagi
Biasanya butir yang ditoleransi sebagai tes
antaranya
standar adalah yang memiliki IKB = 0,30-
berfungsinya
0,70, dalam hal ini didapatkan sebanyak 43
namun demikian pada soal yang terlalu
aitem.
mudah
peserta
tes
pada
kemungkinan pengecoh
atau terlalu
umumnya, karena dengan
sukar
ini,
di
belum baik, apabila
68
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
pengecohnya berfungsi dengan baik yakni
mengetahui sebaran tingkat penguasaan
Prop Endorsing memenuhi ( >0,05 ) serta
materi siswa. Misalnya dalam tes yang
daya
bertujuan untuk evaluasi formatif.
pembedanya
negatif
maka
soal
tersebut masih memenuhi untuk diterima
c. Hasil hitung Indeks Daya Beda Butir
sebagai salah satu alternatif untuk disimpan dalam bank soal.
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan pada subjek penelitian sebanyak
Demikian pula pada butir soal yang
70
orang
dengan
60
butir,
diperoleh
memiliki IKB sangat sukar atau sangat
gambaran data IDB sebagai berikut yang
mudah,
tercantum pada tabel 3
dapat
tetap
digunakan
untuk
Tabel 3. Indeks Daya Beda (IDB) No. soal
IDB
No. soal
IDB
No. soal
IDB
1
0.180
21
0.351
41
0.555
2
0.129
22
0.434
42
0.594
3
0.184
23
0.321
43
0.518
4
0.514
24
0.352
44
0.346
5
0.142
25
0.219
45
0.280
6
0.068
26
0.126
46
0.472
7
0.384
27
0.318
47
0.654
8
0.331
28
0.367
48
0.541
9
0.539
29
0.418
49
0.431
10
0.301
30
0.496
50
0.235
11
0.462
31
0.258
51
0.613
12
0.058
32
0.459
52
0.309
13
0.455
33
0.448
53
0.108
14
0.316
34
0.512
54
0.497
15
0.395
35
0.582
55
0.156
16
0.610
36
0.558
56
0.332
17
0.366
37
0.628
57
0.462
18
0.308
38
0.224
58
0.096
19
0.284
39
0.300
59
0.396
20
0.447
40
0.508
60
0.347 69
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
Hasil evaluasi IDB, diperoleh aitem dengan
Pada aitem-aitem yang sulit, yaitu
dengan kategori : jelek (10aitem), perlu
yang persentase subjek menjawab benar
perbaikan (6 aitem), bagus (18 aitem), dan
sangat
bagus sekali (26 aitem).
distraktor
Daya
diskriminasi
yang
baik
kecil, tidak
interpretasi dapat
efektivitas semata-mata
disandarkan pada angka statistik r
pbis
disertai
memang pada umumnya terdapat pada
harus
aitem yang tidak terlalu mudah dan juga
mengenai distribusi peluang subjek yang
tidak terlalu sukar, yaitu apabila harga p
menjawab
berkisar antara 0,40 sampai dengan 0,60.
bersangkutan.
salah
dengan
namun
pada
pertimbangan aitem
yang
Ditinjau dari distribusi jawaban yaitu Berdasarkan
kategori
tersebut,
persentase peserta tes merespons alternatif
maka sangat perlu dilakukan peninjauan
jawaban, semua pengecoh telah berfungsi
ulang terhadap butir-butir soal yang masuk
dengan baik. Dapat dilihat pada kolom Prop
dalam kategori jelek dan perlu perbaikan.
Endorsing, tampak bahwa pada masing
d. Hasil hitung efektivitas distraktor
masing alternatif jawaban sebagian besar ada yang memilih.
(pengecoh) Indikator lain mengenai efektivitas
Berdasarkan indeks Point biserial
distraktor ditampakkan oleh koefisien r-
(pada
pointbiserial bagi masing-masing distraktor.
masing-masing alternatif pengecoh memiliki
Suatu distraktor yang efektif adalah yang
angka negatif dan memiliki presentasi yang
memiliki koefisien r
negatif. Semakin
baik dalam hal jumlah pemilih. Namun
menunjukkan
demikian terdapat beberapa nomor butir
besar
harga
pbis
negatif
r
pbis
bahwa fungsi distraktor semakin efektif sedangkan r
pbis
berarti
yang berada di sekitar nol
distraktor
alternative
statistics),
diperoleh
yang mendapatkan peringatan dari hasil ITEMAN, yaitu butir nomor : 6, 12 dan 58. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.
tidak
berfungsi
sebagaimana mestinya.
No. butir
Tabel 4 Analisis distraktor (6, 12, 58) Alternatif Point Biserial Porp. Endorsing Jawaban
Prop. Kunci
6
1
0,196
0,30
0,40
12
4
0,102
0,20
0,043
58
1
0,247
0,186
0,571
70
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 Berdasarkan data tersebut di
ISSN : 2087-1899 reliabilitas
alpha
sebesar
;
0,898,
atas, butir soal no 6, memiliki pengecoh
sehingga dianggap memiliki reliabilitas
yang tidak efektif, yaitu alternatif 1 (atau
yang baik.
a). pengecoh tersebut memiliki indeks Point biserial positif dan dipilih oleh 30% hampir setara dengan kunci (40%).
KESIMPULAN DAN SARAN
Artinya bahwa alternatif ini justru lebih
Hasil analisis butir soal dengan
banyak dipilih oleh kelompok yang tinggi (pandai) dari pada kelompok rendah.
menggunakan berdasarkan
program Statistik
iteman
butir
soal
Demikian juga butir soal nomor 12,
(Prop.corret, Point biser, dan Point biser
menunjukkan pada alternatif 4 (atau d),
(alt statis)) dan Statistik tes (koefisien
memiliki indeks point biserial positif dan
reliabilitas alpha) menunjukkan bahwa
dipilih 20% lebih banyak dari kunci jawaban
dari 60 butir soal yang dianalisis cukup
(4,3%). Artinya pengecoh 4 (atau d) kurang
baik dan dapat digunakan. Sebanyak
efektif karena kelompok tinggi banyak yang
43 aitem memiliki IKB standar yaitu
memilihnya dari pada kunci jawaban.
berkisar 0,30-0,70, dan terdapat 44 butir
Butir
soal
nomor
58
memiliki
karakteristik yang mirip dengan butir soal
soal yang memiliki IDB Bagus dan Sangat bagus.
nomor 6 pada alternatif 1 (a).
Terkait dengan efektifitas distraktor,
Oleh karena itu sangat perlu dilakukan jawaban
penggantian pada
alternatif
ukuran yang pasti mengenai berapa tinggi koefisien reliabilitas. Reliabilitas yang baik tergantung pada tujuan atau Menurut
Suryabrata
(2000) menyatakan bahwa kebanyakan di
butir program
soal iteman
dengan sangat
cepat dan tepat untuk digunakan sebagai
Sebenarnya tidak terdapat suatu
tes-tes
Analisis menggunakan
e. Reliabilitas
tes.
karakteristik distraktor yang bagus.
alternatif-alternatif
tersebut di atas.
kegunaan
maka sebanyak 57 butir aitem telah miliki
bidang
pendidikan
pada
kesimpulan analisis akhir dari suatu butir soal atau tes secara keseluruhan apakah layak digunakan atau tidak. Hal ini penting untuk peningkatan kualitas pembelajaran sebagai acuan untuk menganalisa secara cepat, tepat agar menghasilkan suatu alat evaluasi yang baik.
umumnya memiliki koefisien reliabilitas
Penelitian ini menghasilkan suatu
minimal 0,8 untuk populasi yang sesuai.
analisis butir soal yang murah, tepat dan
Reliabilitas paket butir-butir soal tes kepribadian 1 ini memiliki koefisien
cepat
karena
menggunakan
program
computer yang direkomendasikan untuk 71
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 diinterpretasikan pada soal-soal tes yang
ISSN : 2087-1899 Gay, L. R. 1987. Education research,
lainnya.
Competencies
for
Third
application. Columbus:
DAFTAR PUSTAKA
analysis
Merrill
and
edition. Publishing
Company.
Allen, M.J., & Yen, W.M. 1979. Intrduction
Gronlund, NE. (1981). Measurement and evaluating
to measurement theory. Monterey:
in
teaching.
New
York:Macmillan Publishing Co., Inc.
Brooks/Cole Publishing Company.
Harlen, W. 1983. Guides to Assessment in Arikunto,
S
&
Jabar.
2004.
Education
Evaluasi
Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Science.
London:
Macmillan Education Jacobs & Chase. 1992. Developing and Using
Azwar, S. 2002. Tes Prestasi. Yogyakarta :
test
Effectively.
San
Fransisco: Jossey-Bass Publishers.
Pustaka Pelajar.
Kehoe, J. 1997. Basic item analysis for Azwar, S .2005. (Edisi
Dasar-dasar psikometri
1).
Yogyakarta:
multiple-choice tests. ERIC Digest.
Pustaka
http://www.ericdigests.org/1997-
Pelajar. Chabib,M.
1/basic.html
2001.
Teknik
Pendidikan,
Jakarta:
Evaluasi PT
Raja
Kumano, Y. 2001. Authentic Assessment and
Grafindo Persada.
Theory
Crocker, L. & Algina, J. (1986). Introduction to Classical and Modern Test, Theory_. New York: Holt, Rinehart
Practice.
Japan:
Mardapi, D. 2008. Teknik penyusunan instrument
tes
dan
nontes.
Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.
Djaali. 2006. Hasil belajar evaluasi dalam evaluasi pendidikan: Konsep dan aplikasi. Jakarta: Uhamka Press. Ebel, RL. (1972). Essential of educational measurement and evaluating in and
and
Assessment-Its
Shizuoka University.
and Winston, Inc.
education
Portfolio
psycology.
Masrun
&
Martaniah.
1976.
Psikologi
Pendidikan : Seri Pedagogik dan Psikologi. Yogyakarta : Yayasan Penerbitan
Fakultas
Psikologi
UGM.
New
York: Holt, Rine hart, and Winston. Inc. 72
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 Rustaman,N. 2003. Asesmen Pendidikan
ISSN : 2087-1899 Thorndike,
R.L.
1982.
Applied
IPA. Makalah penataran guru-guru
Psychometrics. Boston : Houghton
NTT di Jurusan pendidikan Biologi.
Mifflin.
Stiggins,
R.J.
1994.
Student-Centered
Thorndike, R.M. 2005. Measurement and
Classroom Assessment. New York
evaluation
:
education (7th ed). New Jersey:
Macmillan
College
Publishing
Company
Belajar
psychology
and
Pearson Education, Inc.
Subekti, R. & Firman, H. 1989. Evaluasi Hasil
in
dan
Pengajaran
Remedial. Jakarta: UT. Suharsimi.2003.Dasar-Dasar Pendidikan(edisi
E.
2004.
Kurikulum
dan
Pembelajaran. Jakarta: Pakar Raya Jakarta.
Evaluasi
revisi).
Yulaelawati,
Jakarta.
Zainul, A. (2001). Alternative assessment. Jakarta: Dirjen Dikt
Penerbit Bumi Aksara. Suryabrata, S. 2000. Pengembangan alat ukur
psikologis.
Yogyakarta
:
Penerbit Andi.
73
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
MODEL PENYELENGGARAAN EKONOMI KERAKYATAN DI KOTA YOGYAKARTA BERBASIS INDEKS DEMOKRASI EKONOMI Awan Santosa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Abstract This study aims to arrange model of economic democracy implementation in Yogyakarta City. Model arrangement based on Index of Economic Democracy and various research method such as legal and planning document review. Modelling result there are three dimention for economic democracy implementation in Yogyakarta, here are intellectual, institutional, and material capital democratization. Yogyakarta City must develop center for economic democracy consist of budgeting, financing, trading, training, social safety, and cooperative center. Keywords: economic democracy, social and material capital 1.1.
luar negeri. Demokrasi ekonomi masih
Latar Belakang
Konsep
demokrasi
ekonomi
atau
sebatas
konsep
yang
besifat
filosofis,
ekonomi kerakyatan sudah lama dipikirkan
normatif, dan politis. Belum tersedianya
dan dikembangkan secara khusus oleh
model dan alat ukur ini menjadikan agenda-
pakar ekonomi di dalam maupun di luar
agenda
negeri dengan berbagai varian pengertian
berbasis demokrasi ekonomi terlalu abstrak
dan ciri-cirinya (Douglas (1920), Carnoy
dan tidak memiliki arah yang jelas.
(1980), Dahl (1985), Poole (1987), dan Smith (2000)). Konsep ini bahkan sudah dipikirkan ekonom Indonesia, khususnya M. Hatta, sejak tahun 1930 yang kemudian dirumuskan ke dalam konstitusi (Pasal 33 UUD 1945). Konsep ini terus dikembangkan oleh ekonom-ekonom Indonesia dengan berbagai
ragam
terminologi
(Mubyarto
(1980), Swasono (1987), Arief (2000), dan Baswir (2002).
pembangunan
daerah
yang
Kondisi ini tidak terlepas dari bias konseptual di mana pemahaman publik terhadap
demokrasi
terdistorsi
hanya
sebatas demokrasi pada dimensi politik (demokrasi
politik).
Kondisi
yang
merupakan fenomena global ini mendorong ketimpangan
perkembangan
konsepsi
demokrasi di dunia, terutama di negaranegara
bekas
jajahan
seperti
halnya
Indonesia. Saat ini terdapat setidaknya
Namun perkembangan pemikiran ke
delapan Indeks Demokrasi Politik yang
arah demokrasi ekonomi ini tidak diikuti
mengukur
perkembangan bangunan konsep, teori,
partisipasi rakyat, dan fungsi lembaga
dan operasionalisasi demokrasi ekonomi.
negara (Ericcson & Lane, 2002). Baru
Sampai saat ini belum ada suatu indikator
tataran
yang
dikorelasikan
menjadi
ukuran
penyelenggaraan
kebebasan
demokrasi
politik,
politik
dengan
inilah
indikator
pemilu,
yang sosial-
demokrasi ekonomi baik di dalam maupun 74
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 ekonomi
seperti
pertumbuhan
dan
pembangunan manusia.
model
yang
dikembangkan
berdasar studi empiris di negara-negara tertentu. Model “Virtuous Trangle” melihat bahwa
pembangunan
melalui kebebasan dalam bisnis, fiskal, moneter,
Korelasi tersebut dapat ditemukan pada berbagai
ISSN : 2087-1899
manusia
akan
perdagangan,
investasi,
keuangan, pemerintahan, korupsi, HAKI, dan kebebasan buruh. Indeks ini sudah menjadi variabel bebas yang dikorelasikan dengan GDP perkapita, pengangguran, dan inflasi.
menjadi jalan bagi terciptanya pertumbuhan
Ketiadaan model operasional Ekonomi
ekonomi dan demokrasi yang selanjutnya
kerakyatan menjadi masalah di tengah
akan berkorelasi positif satu sama lain
adanya
(UNSFIR dalam Kuncoro, 2004). Selain itu
ketidakadilan sosial-ekonomi di Indonesia
terdapat model “Cruel Choice plus Trickle
saat ini. Permasalahan yang mendasar
yang
Down” ekonomi
demokrasi
meletakkan
sebagai dan
pertumbuhan
prasyarat
munculnya
pembangunan
manusia
(ibid).
fenomena
ketimpangan
adalah ketiadaan dasar untuk
terus
dan
bagi pemerintah
mengembangkan
strategi
kebijakan yang berbasis pada ekonomi kerakyatan. Berdasar landasan normatif-
Adapun model pertumbuhan endogen dan demokrasi versi Barro melihat posisi pembangunan manusia sebagai variabel paling penting dalam menunjang terjadinya pertumbuhan ekonomi yang akan menjadi prasyarat bagi berkembangnya demokrasi. Model yang agak berbeda dikembangkan oleh Balla, di mana demokrasi justru menjadi
pilar
kunci
tersebut muncul kebutuhan baik di ranah pengembangan
ilmu
praktis,
memformulasikan
untuk
(teoritis)
maupun model
pengukuran derajat Ekonomi kerakyatan di Indonesia,
yang
secara
khusus
dapat
diterapkan pada setiap daerah di Indonesia. Model ini dapat digunakan sebagai
terwujudnya
dasar indikator komprehensif yang dapat
pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya
dijadikan sebagai acuan penyelenggaraan
akan
dan
menghasilkan
bagi
konseptual dan realitas objektif kekinian
perbaikan
kualitas
penilaian
derajat
pembangunan manusia di suatu negara
pemerintah
(ibid).
strategi kebijakan yang memihak kepada
Sementara itu, indikator spesifik yang sudah ada justru tersedia untuk mengukur liberalisasi ekonomi dunia, yaitu Index of Economic
Freedom
(The
Heritage
Foundation, 1980). Indeks ini mengukur derajat
kebebasan
ekonomi
yang
berorientasi pada kemakmuran individual
daerah
dalam
keberhasilan menjalankan
rakyat. Bagi pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia hasil dari pemodelan ini dapat digunakan
sebagai
dasar
untuk
terus
mengembangkan strategi kebijakan yang dapat
mewujudkan
masyarakat
kesejahteraan
bagi
sesuai dengan visi dan misi
pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia.
75
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 Penelitian ini menjadikan Kota Yogyakarta
ISSN : 2087-1899 Pertumbuhan ekonomi tetap merupakan
sebagai pemodelan ekonomi kerakyatan
pertimbangan
yang harapannya dapat dikembangkan di
pelaksanaannya
daerah lain di Indonesia.
pembangunan
1.2.
Sebagai salah satu daerah perkotaan, Pemerintah Kota Yogyakarta mempunyai besar
dalam
pertumbuhan
peningkatan
ekonomi
pengembangan
ekonomi
melalui kerakyatan.
Pengembangan ekonomi kerakyatan akan membantu Pemerintah Kota Yogyakarta dalam mewujudkan kesejahteraan warga kota.
Gagasan
ekonomi
kerakyatan
dikembangkan sebagai upaya alternatif dari para
ahli
ekonomi
Indonesia
untuk
menjawab kegagalan yang dialami oleh negara Indonesia
negara
berkembang
dalam
harus
tetapi
serasi
nasional yang
dengan berintikan
pada manusia pelakunya. Dengan demikian
Perumusan Masalah
peranan
prioritas,
termasuk
menerapkan
Ekonomi
kerakyatan
berbasis
ekonomi
jaringan harus mengadopsi teknologi tinggi sebagai
faktor
pemberi
nilai
tambah
terbesar dari proses ekonomi itu sendiri. Faktor skala ekonomi dan efisien yang akan menjadi dasar kompetisi bebas menuntut keterlibatan jaringan ekonomi rakyat, yakni berbagai
sentra-sentra
kemandirian
ekonomi rakyat, skala besar kemandirian ekonomi rakyat, skala besar dengan pola pengelolaan yang menganut model siklus terpendek
dalam
bentuk
yang
sering
disebut dengan pembeli .
teori
pertumbuhan.
1.3.
Tujuan Penelitian
Penerapan teori pertumbuhan yang telah
1). Memaparkan penerapan Demokrasi
membawa kesuksesan di negara negara
Ekonomi di Kota Yogyakarta, Propinsi
kawasan Eropa ternyata telah menimbulkan
D.I. Yogyakarta pada tahun 2009/2010
kenyataan lain di sejumlah bangsa yang berbeda. Salah satu harapan agar hasil dari pertumbuhan tersebut bisa dinikmati sampai pada lapisan masyarakat paling bawah, ternyata banyak rakyat di lapisan bawah tidak selalu dapat menikmati cucuran hasil
2).
Menyusun
model
strategi
implementasi dalam bentuk konsep dan lembaga pelaksana dalam menjalankan program
pengembangan
ekonomi
kerakyatan di Kota Yogyakarta.
pembangunan yang diharapkan itu. Bahkan
2).
di kebanyakan negara negara yang sedang
kebijakan
berkembang, kesenjangan sosial ekonomi
ekonomi kerakyatan di kota Yogyakarta.
Merumuskan
analisis
kebijakan
terhadap
pengembangan
semakin melebar. Dari pengalaman ini, akhirnya dikembangkan berbagai alternatif terhadap
konsep
pembangunan
yang
bertumpu pada pertumbuhan.
76
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 1.4.
mengumpulkan,
Manfaat Penelitian
1) Hasil penelitian ini dapat menjadi panduan
pengukuran
tingkat
penerapan demokrasi ekonomi bagi daerah
lain
kemudian
di
Indonesia,
dapat
dengan
ISSN : 2087-1899
yang
diperbandingkan
dan
dievaluasi
dan
menjelaskan data yang diperoleh untuk kemudian dianalisis sesuai dengan teori yang ada.
Obyek yang akan diteliti yaitu
pengembangan ekonomi kerakyatan Kota Yogyakarta, dengan unit analisis pada level organisasi Pemerintah Kota Yogyakarta. Beberapa metode
perkembangannya dari tahun ke
pengumpulan
data dalam penelitian kualitatif, yaitu:
tahun. 2) Hasil penelitian ini dapat menjadi temuan variabel baru yang dapat dikorelasikan
1)
(menjelaskan)
Wawancara Wawancara
merupakan
alat
re-
berbagai fenomena ekonomi daerah
cheking
di Kota Yogyakarta dan daerah
informasi atau keterangan yang diperoleh
lainnya seperti halnya kemiskinan,
sebelumnya.
ketimpangan, pengangguran, inflasi,
digunakan dalam penelitian kualitatif adalah
pendapatan
wawancara
riil
(perkapita),
atau
pertumbuhan, dan variabel makro-
mendalam
ekonomi lain di Indonesia.
proses
3) Hasil penelitian ini dapat menjadi sarana
mendorong
pengarusutamaan
aspek
pembuktian
Tehnik
wawancara
mendalam. (in–depth
memperoleh
terhadap yang
Wawancara
interview)
adalah
keterangan
untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan
informan
atau
orang
yang
pemerataan dan keadilan dalam
diwawancarai,
pembangunan ekonomi selain aspek
menggunakan
pertumbuhan dan efisiensi di Kota
wawancara, di mana pewawancara dan
Yogyakarta
informan terlibat dalam kehidupan sosial
dan
daerah
lain
di
seluruh Indonesia.
dengan
atau
pedoman
tanpa (guide)
yang relatif lama. 2)
1.5.
menyusun
Dokumen
Metode Penelitian
Dalam digunakan deskriptif yang
penelitian adalah dengan
bersifat
menggambarkan
ini
metode
metode
penelitian
pengelompokan
kualitatif.
Metode
obyek
yang data ini
penelitian
berdasarkan fakta-fakta yang ada dan sedang
berlangsung
dengan
jalan
Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia
adalah
berbentuk
surat-surat,
catatan
harian,
cenderamata,
laporan,
artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti 77
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
untuk mengetahui hal-hal yang pernah
A. Dimensi Demokrasi Produksi
terjadi di waktu silam. Secara detail bahan
B. Dimensi
Alokasi
dan
Demokrasi
Penguasaan
Konsumsi
dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-surat pribadi, buku atau
Demokrasi
C. Dimensi
Faktor Produksi
catatan harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah atau swasta, data di server dan flashdisk, data tersimpan di website, dan lain-lain. 3)
Focus Group Discussion (FGD)
1.6. 1.6.1.
dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap pemaknaan
dari
suatu
kalompok
berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga
dimaksudkan
pemaknaan peneliti
yang
terhadap
untuk salah fokus
menghindari dari
seorang
masalah
yang
sedang diteliti. 4) Pengukuran
Profil Ekonomi Kerakyatan Kota Yogyakarta
Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Ekonomi kerakyatan sepertihalnya tertuang dalam Pasal 33 ayat (1) UUD 1945 adalah sebuah sistem, yang dibedakan tegas dengan ekonomi rakyat atau UMKM yang hanya merujuk pada aktor pelaku ekonomi. Sebagai sebuah sistem ekonomi, maka
ekonomi
kerakyatan
mencakup
dimensi produksi (termasuk penguasaan faktor produksi), distribusi, dan konsumsi. Dalam penjelasan Pasal 33 ayat (1) disebutkan
bahwa
ekonomi
kerakyatan
adalah (sistem) perekonomian yang disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
Indeks
Demokrasi
kekeluargaan, di mana produksi dikerjakan
Ekonomi
oleh semua (Pasal 27 ayat 2), untuk semua
Penelitian ini menggunakan alat
(Pasal 23, 31, dan 34), di bawah pimpinan
analisis Indeks Demokrasi Ekonomi (IDE)
dan
atau
penilikan
anggota-anggota
yang diformulasikan dari penelitian Awan
masyarakat (Pasal 18 dan 28).
Santosa (2009) bersama 10 ahli demokrasi
Oleh karenanya, urgensi ekonomi
ekonomi Indonesia dengan metode Delphi.
kerakyatan di samping didasarkan pada
Variabel yang dinilai sesuai oleh para-ahli
amanat konstitusi di atas, diperkuat juga
dan mencapai nilai skor di atas batas
dengan beberapa kondisi empiris (realitas)
minimum
sosial-ekonomi
persetujuan,
sehingga
dapat
makro
penyelenggaraan
dijadikan sebagai unsur penyusun Indeks
ekonomi kerakyatan di Kota Yogyakarta
Demokrasi
sebagai berikut:
Ekonomi
Indonesia
(IDEI)
adalah sebanyak 21 variabel yang terbagi dalam 3 Dimensi, yaitu:
Pertama, tingkat pengangguran terbuka di Kota Yogyakarta masih sebesar 78
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
18,241 orang atau sebesar 6,21%, yang
perdagangan,
berarti belum sepenuhnya warga terlibat
pengangkutan, dan industri pengolahan.
dalam proses produksi daerah. Data lain menyebutkan bahwa baru 58,8% usia kerja yang sepenuhnya bekerja, sehingga dapat diperkirakan pengangguran tersembunyi di Kota Yogyakarta masih cukup tinggi. Pun, mayoritas
warga
bekerja
di
sektor
perdagangan dengan share terhadap PDRB 25%, didominasi subsector perdagangan besar, hotel, dan restoran, dan bekerja di sektor jasa dengan share 20%, di dominasi sektor jasa layanan pemerintahan. Hal ini mengindikasikan
begitu
banyak
warga
bekerja dengan hasil yang belum layak bagi kemanusiaan. Data menunjukkan kinerja pengangguran di Kota Yogyakarta. Dalam
hotel,
restoran,
jasa,
Sementara itu, sektor perhotelan yang
kian
banyak
Yogyakarta
dibangun
didominasi
di
oleh
Kota usaha
(pemodal) besar. Demikian halnya sektor perdagangan Kota Yogyakarta pun juga didominasi oleh distributor dan pemodal besar.
Sementara
masyarakat
dan
komunitas rakyat di Kota Yogyakarta belum terlibat
dan
atau
memanfaatkan
sepenuhnya potensi dan peluang sektor pariwisata dan perdagangan. Keterlibatan rakyat
masih
pada
kegiatan-kegiatan
ekonomi dan usaha yang marjinal dan informal.
kurun waktu tiga tahun (2008-2010) terjadi
Ketiga,
tingkat
ketergantungan
penurunan angka pengangguran sebesar
fiskal terhadap pemerintah pusat yang
2,73% dari 7,13% pada tahun 2008 menjadi
masih tinggi pula, di mana DAU meliputi
4,4% pada tahun 2010.
59,4% APBD, DBHBP sebesar 9,27%,
Kedua, jumlah penduduk miskin
sedangkan PAD adalah sebesar 21,86%.
masih sebanyak 54.530 jiwa atau sebesar
Dalam
8,2% dari total penduduk pada tahun 2011,
sepenuhnya mandiri dan di bawah pimpinan
dengan
dan
jumlah
keluarga
(KK)
miskin
hal
ini
atau
perekonomian
penilikan
belum
anggota-anggota
sebanyak 17.016 KK atau sebesar 12,38%.
masyarakat Kota Yogyakarta. PAD yang
Nilai ini dengan garis kemiskinan sebesar
cukup
Rp. 210.000,-/orang/bulan, sehingga jika
berkembangnya
menggunakan garis kemiskinan Bank Dunia
kreatif di Kota Yogyakarta, namun dapat
($US 2/orang/hari) maka dapat diperkirakan
pula mengindikasikan masih banyaknya
tingkat kemiskinan di Kota Yogyakarta
biaya yang dibebankan pemerintah kepada
sebesar 33% dan KK miskin sebanyak 49%.
masyarakat (ekonomi rakyat) sepertihalnya
Kondisi
tengah
pajak dan retribusi daerah. Seperti halnya
ketimpangan struktural dan over produksi di
nilai retribusi pedagang dari 33 pasar
Kota
tradisional
ini
berlangsung
Yogyakarta,
di
di
mana
terdapat
dominasi subsector usaha besar di sektor
tinggi
di
dapat ekonomi
Kota
menandakan dan
Yogyakarta
industri
yang
mencapai Rp. 13 milyar pada tahun 2011.
79
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
Dalam hal ini justru rakyat kecil (pedagang)
sepenuhnya
mengarah
pada
sistem
yang membiayai jalannya pemerintahan.
ekonomi kerakyatan. Pada akhir Desember
Keempat, kapasitas fiskal untuk
2011 jumlah koperasi aktif sebanyak 447
mendorong transformasi kinerja dan struktur
dari 550 koperasi yang terdaftar, dengan
sosial-ekonomi
yang
jumlah anggota yang baru sejumlah 50.280
masih terbatas, di mana nilai APBD tahun
orang atau hanya 7,3% dari total anggota
2010 sebesar 66% dialokasikan untuk
koperasi di Propinsi DIY yang sebanyak
belanja pegawai, 20% untuk belanja barang
688.326 orang. Koperasi belum menjadi
dan jasa, sedangkan untuk belanja hibah,
basis
bantuan sosial, dan belanja modal sebesar
kualitasnya masih jauh dari idealita sesuai
14%. Berdasar data ini maka struktur APBD
dengan prinsip-prinsip koperasi Indonesia
Kota Yogyakarta belum dapat menjadi
dan dunia.Jumlah koperasi pada tahun
tumpuan bagi penyelenggaraan ekonomi
2011 adalah 511 koperasi. Dari jumlah
kerakyatan
untuk
tersebut 81% atau 448 koperasi bersifat
menerapkan sistem jaminan lapangan kerja,
aktif, sedangkan sisanya pasif. Koperasi
sistem jaminan sosial (pendidikan dan
merupakah soko guru perekonomian yang
kesehatan), dan sistem jaminan produksi
didasarkan pada ekonomi kerakyatan.
Kota
Yogyakarta
karena
alokasi
dan pasar bagi seluruh warga masyarakat Kota Yogyakarta tanpa terkecuali masih terlalu kecil. Kelima, omset UKM baru sebesar 20,6% dari total omset pelaku usaha di Kota Yogyakarta, yang dengan peranan APBD Pemerintah Kota Yogyakarta sebesar 25% dari nilai PDRB maka dapat diperkirakan peranan
sektor
dominan,
lebih
swasta dari
besar
50%.
yang
Kontribusi
koperasi jauh lebih kecil lagi karena ratarata baru 20% dari UKM yang menjadi bagian dari usaha koperasi. Nilai investasi industri kecil di Kota Yogyakarta pada tahun 2011 juga baru sebesar Rp. 170,69 milyar, atau senilai 1,3% dari total PDRB Kota Yogyakarta sebesar Rp. 12 trilyun.
di
Kota
Yogyakarta
masyarakat
Ketidaksesuaian koperasi
dan
ditunjukkan
UU
dengan
karena
dengan Koperasi lebih
prinsip tersebut
banyaknya
koperasi yang hanya dimiliki oleh segelintir pemodal saja, semisal di hampir semua koperasi angkuta kota.
Koperasi
yang
seperti ini lebih tepat disebut sebagai “persekutuan majikan”, yang menempatkan orang-orang yang terlibat di dalamnya sebagai buruh dan atau konsumen saja. Padahal
dalam
koperasi
seharusnya
pelanggan dan pekerja adalah sekaligus pemilik,
serta
keanggotaannya
bersifat
terbuka dan sukarela. Ketidaksesuaian
dengan
prinsip
dasar tersebut berimplikasi selain pada
Keenam, kondisi perkembangan koperasi
ekonomi
secara
kuantitaif dan kualitatif juga masih belum
minimnya jumlah dan partisipasi anggota, juga pada kecilnya volume usaha (omset) usaha koperasi di Kota Yogyakarta. Per 31
80
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
Desember 2011 volume usaha koperasi di
Kedelapan,
jenjang
pendidikan
Kota Yogyakarta baru sebesar Rp. 307
tinggi masih menjadi barang mahal bagi
milyar trilyun atau hanya 2,36% dari total
sebagian warga Kota Yogyakarta yang
PDRB Kota Yogyakarta yang sebesar Rp.
berimplikasi pada lemahnya penguasaan
12,96 trilyun pada tahun yang sama.
ilmu pengetahuan dan teknologi oleh kaum
Kondisi inipun tidak dapat mewakili sepenuhnya
kinerja
koperasi
rakyat
(koperasi sejati), karena koperasi yang paling
banyak
Yogyakarta koperasi
dikembangkan
adalah
karyawan
koperasi swasta,
di
Kota
pegawai, KSU,
dan
koperasi simpan pinjam, yang tidak dimiliki secara luas oleh masyarakat kebanyakan.
marjinal
di
Kota
Yogyakarta.
Pun
pendidikan yang berkembang pesat di Kota Yogyakarta
dan
sekitarnya
bukan
pendidikan yang berwatak progresif dan berorientasi pada keberdayaan ekonomi rakyat sehingga belum sepenuhnya mampu memecahkan
persoalan
kesejahteraan
yang dihadapi mereka. Warga
Terlebih lagi pada tahun yang sama nilai
Yogyakarta
yang
SHU yang dapat dibagikan kepada seluruh
menamatkan pendidikan sampai dengan
anggota koperasi di Kota Yogyakarta baru
Perguruan Tinggi pada tahun 2010 adalah
sebesar Rp. 18,19 milyar, atau baru senilai
sebanyak 7,3%, lebih rendah di banding
5,9% dari total omset koperasi di Kota
tahun 2008 yang sebanyak 10,4%. Padahal
Yogyakarta.
Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman
Ketujuh, partispasi pekerja Kota Yogyakarta belum memadai, di mana baru terdapat 157 perusahaan yang memiliki serikat
pekerja
perusahaan berjumlah
di 1.211
dari
Kota unit,
keseluruhan
Yogyakarta dengan
yang jumlah
anggota serikat pekerja baru sebanyak 12.385 orang. Jumlah anggota ini bahkan kalah besar dibanding jumlah pencari kerja
merupakan sentra pendidikan tinggi bukan hanya di Propinsi DIY melainkan juga Indonesia.
Sementara
itu
pendidikan
informal bagi pelaku ekonomi rakyat di sektor
basis
Kota
Yogyakarta
yaitu
perdagangan kecil, jasa informal, industri dan
angkutan
rakyat
dikembangkan
secara
belum
banyak sistematis
berkelanjutan.
di kota Yogyakarta, dan sangat tidak
Kesembilan,
kebebasan
politik
signifikan dari segi jumlah dibanding total
pasca reformasi belum diikuti keberadaan
pekerja keseluruhan di Kota Yogyakarta
dan keberdayaan serikat-serikat ekonomi
yang berjumlah 200.000 lebih. Terlebih
rakyat kota Yogyakarta yang dapat menjadi
belum ada perusahaan di Kota Yogyakarta
alat perbaikan taraf kesejahteraan mereka.
yang menerapkan pola kepemilikan saham
Masih
oleh pekerja (employee share ownership
ekonomi marjinal yang belum terasosiasi
program/ESOP).
dengan baik, sepertihalnya tukang becak,
terlalu
banyak
pelaku-pelaku
81
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 pemulung,
pedagang
asongan,
industri
rakyat, dan sebagainya. Pun serikat-serikat
ISSN : 2087-1899 usaha
pekerja masih berada di posisi marjinal, belum setanding dengan kekuatan pemodal (korporasi besar).
dalam
perekonomian daerah.
ekonomi yang ada di Kota Yogyakarta sepertihalnya koperasi rakyat dan serikat
bersama”(ko-operasi)
Konsepsi penyelenggaraan ekonomi kerakyatan di Kota Yogyakarta menjadi makin urgen mengingat indikator sasaran ekonomi kerakyatan yang tercantum dalam dokumen RPJMD Kota Yogyakarta 2012-
Kesepuluh, modal sosial ekonomi
2017 hanyalah peningkatan jumlah koperasi
rakyat Kota Yogyakarta justru melemah
aktif
seiring dengan massifnya penetrasi modal
keamanan pangan. Indikator ini tentu saja
besar
sangat jauh dari yang dikonsepsikan dalam
(internasional)
dalam
bentuk
hypermarket (mal) dan ritel (minimarket)
dan
UMKM,
serta
pengawasan
ekonomi kerakyatan.
yang menggantikan pasar tradisional dan toko kelontong warga. Dalam pada itu, anggota masyarakat Yogyakarta pun tidak
1.6.2.
Ekonomi
Kerakyatan
lagi sanggup membendung ekspansi bisnis
Dokumen
hiburan
Yogyakarta
di
pusat-pusat
kota
yang
dalam
Perencanaan
Kota
menggerus modalitas spiritual pen-cirikhas
Kota Yogyakarta merupakan salah
Yogyakarta sebagai kota budaya. Sektor
satu daerah yang mempunyai komitmen
ekonomi
Kota
Yogyakarta
terhadap konsep ekonomi kerakyatan. Hal
terjerat
persoalan
ini tertuang dalam dokumen perencanaan
mendasar lemahnya penguasaan atas alat
(RPJMD 2012-2016) yang salam visinya
produksi seperti keterbatasan lahan, modal,
secara tegas dan eksplisit menyebutkan
IPTEK, dan pemasaran. Untuk memenuhi
kata “ekonomi kerakyatan” yang belum ada
itu semua mereka masih harus bergantung
pada RPJMD 2007-2011. Keberpihakan
pada perusahaan besar, tengkulak, dan
tersebut dapat dilihat pada visi, misi, tujuan
sebagian pelepas uang.
dan sasaran, srategi umum, serta strategi
umumnya
rakyat
di
masih
Merujuk pada berbagai persoalan
dan arah kebijakan.
makro ekonomi daerah di atas, maka
Visi Kota Yogyakarta yang berbunyi
terlihat bahwa kinerja sektor jasa sebagai
“Terwujudnya Kota Yogyakarta sebagai
penyerap tenaga kerja terbesar yang masih
kota pendidikan berkualitas, berkarakter
rendah. Kondisi ini juga terkait dengan
dan inklusif, pariwisata berbasis budaya,
masih lemahnya keterkaitan (integrasi) dan
dan
jejering
berwawasan
(networking)
antarsektor
yang
menjadi landasan implementasi konsepsi
pusat
kerakyatan”.
pelayanan lingkungan
jasa, dan
Penjelasan
yang
ekonomi ekonomi
kerakyatan dalam visi tersebut adalah: 82
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 1)
mendorong dan memfasilitasi berjalannya
ISSN : 2087-1899 2)
Kota
ekonomi
toleran,
berkelanjutan,
berbasis
beretika,
wilayah,
berpihak
berbudaya;
dan
masyarakat
Kota
3)
kerakyatan
dimaksud
adalah
senantiasa
yang menyelaraskan
antara kondisi dan potensi dengan
kinerja
ekonomi; 3)
dan ekonomi daerah akan tumbuh
dan
berbasis
berkembang,
pada
rakyat
ekonomi
dan
mampu
1)
gerakan
terwujudnya
peningkatan
2)
terwujudnya
peningkatan
kualitas sosial masyarakat. Selanjutnya,
dijabarkan
dalam
strategi umum 3, yang terdiri dari: 1)
mendorong dan memfasilitasi berjalannya
kepada rakyat.
kerakyatan yang berkualitas,
mewujudkan
tata
mewujudkan
pelayanan
wilayah,
berpihak
dan
masyarakat
2)
ekonomi
kerakyatan
dimaksud senantiasa
dengan
kerakyatan
dalam misi tersebut adalah:
yang yang
menyelaraskan
antara kondisi dan potensi daerah
dan mewujudkan daya saing
daerah yang kuat.
Kota
adalah
perekonomian
masyarakat
ekonomi
berbasis
Yogyakarta;
gerakan Segoro Amarto;
Penjelasan
ekonomi
berkelanjutan, kepada
kelola
mewujudkan
pemberdayaan
1)
serta memasyarakatkan dan
kualitas ekonomi masyarakat;
publik yang berkualitas;
4)
dan
memberikan dampak nyata
pemerintahan yang baik dan bersih;
3)
beradab
tujuan dan sasaran, yaitu:
menjadi beberapa misi, yaitu:
2)
bermoral,
Dari misi 3 dikembangkan menjadi
Visi tersebut kemudian dijabarkan
1)
yang
Segoro Amarto.
yang
perekonomian
daerah
inklusif,
membudayakan
Yogyakarta; ekonomi
masyarakat
Yogyakarta
kerakyatan yang berkualitas,
kepada 2)
memperkuat
dengan
kinerja
ekonomi; 3)
fokusnya
adalah
menggerakkan perekonomian yang mampu
mengembangkan ekonomi
mengurangi
kerakyatan;
kemiskinan dan memperluas lapangan
angka kerja,
serta
83
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 mendorong
ISSN : 2087-1899 hidup
terjadinya c)
berkualitas;
tumbuh
daerah
pemberdayaan, kualitas.
dan
d)
akan
berbasis
pada
rakyat
dan
mampu
arah dan kebijakan seperti di bawah ini.
1.6.3.
Peningkatan berbasis
Ekonomi Kerakyatan
Meningkatkan
pembinaan
dan
lembaga kualitas
promosi, kerjasama
usaha
dan informasi usaha. Menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan
di
masyarakat. Meningkatkan dan
ketahanan pengawasan
kualitas bahan makanan. Peningkatan pemberdayaan yang
berafirmatif
gender. a)
Meningkatkan pemberdayaan masyarakat
berbasis
kewilayahan. b)
dalam
pengembangan
daerah di atas, maka strategi tersebut akan
melalui fasilitasi permodalan,
masyarakat
penekanan
ekonomi
sumber daya pelaku UMKM
2)
dan
Sesuai dengan realitas makro ekonomi
Meningkatkan
pangan
Strategi menunjukkan awalan, arah,
ekonomi
keuangan mikro.
d)
Pengembangan
meliputi:
koperasi
c)
Strategi
ekonomi kerakyatan di Kota Yogyakarta.
kerakyatan.
b)
perlindungan
ekonomi
Strategi tersebut dijabarkan dalam
a)
serta
perempuan dan anak.
kepada rakyat.
masyarakat
hidup
berkembang,
memberikan dampak nyata
1)
Meningkatkan
dan dengan ini diharapkan ekonomi
perlindungan
perempuan dan anak
pertumbuhan ekonomi yang 4)
serta
perdagangan
kecil
(pasar
tradisional),
angkutan rakyat, jasa informal, dan industri rakyat di Kota Yogyakarta sehingga mampu memberikan nilai tambah yang layak bagi peningkatan
kesejahteraan
mayoritas
ekonomi rakyat yang bergiat di sektor tersebut. Hal ini dapat dilakukan melalui penguatan
asosiasi
(kooperasi)
pelaku
sektor perdagangan dan jasa, diversifikasi bisnis layanan perdagangan dan jasa, dan integrasi (interkoneksi) sektor perdagangan dan jasa dengan sektor lainnya (industri, pariwisata, pertanian, dan pengangkutan). Dalam hal ini kiranya Yogyakarta perlu belajar dari pusat pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis sektor jasa di Emilia Romagna, Italia sebagai benchmark. Kinerja
Meningkatkan pemberdayaan,
Pertama, peningkatan kinerja sektor
sektor
jasa
di
Emilia
Romagna bertumpu pada koperasi-koperasi kualitas
sosial (social cooperatives) yang melayani 84
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
berbagai macam jasa di sektor sosial,
internasionalisasi. Jasa yang disediakan
pendidikan, kesehatan, bagi penyandang
untuk berbagai industri tersebut meliputi
cacat, manula, pemuda, dan kelompok
jasa proses produksi, R&D, konsultasi, jasa
marjinal. Koperasi sosial yang bekerja sama
teknis, dan pengembangan bisnis.
dengan
Pemerintah
Daerah,
Asosiasi
Buruh, relawan, dan pengguna jasa ini bahkan sudah menguasai 85% dari seluruh distribusi jasa sosial ke masyarakat Emilia Romagna.
Sektor
melalui
jasa
juga
kerjasama
antarperusahaan
diperkuat (jejaring)
mikro
(usaha
mikro/koperasi) ke dalam asosiasi yang
Sementara itu dibentuk pula CAN (Konfederasi Nasional Usaha Kecil) yang menyediakan dan memfasilitasi (brokers) jasa layanan keuangan, legal, pembukuan, pencarian
(penempatan)
tenaga
kerja,
nasihat pemasaran, ekspor, dan kemitraan untuk usaha mikro/kecil di Emilia Romagna.
menyediakan jasa layanan administratif,
Kedua, peningkatan kinerja industri
koordinasi pembelian dan kredit, serta
rakyat berbasis pertanian (agroindustri) dan
konsultasi teknis bagi mereka.
kerajinan
Di samping itu, terdapat perusahaan jasa
yang
dikelola
bersama
bernama
ERVET yang mengelola sistem layanan jasa kepada usaha mikro/koperasi, di mana tugasnya adalah membuat analisis SWOT yang mereka layanan,
butuhkan
infrastruktur,
termasuk dan
jasa
berbagai
kebutuhan usaha mikro. ERVET berfungsi sebagai pusat jasa penciptaan jaringan (kemitraan)
antarindustri,
jasa
di
Kota
mengoptimalkan
Yogyakarta
nilai
tambah
untuk bahan
mentah pertanian, share yang dinikmati pengrajin, petani, dan lapangan kerja baru yang dapat dibuka. Hal ini dilakukan melalui pemberdayaan koperasi rakyat, aplikasi teknologi kerajinan dan pangan lokal, serta penyediaan, modifikasi, dan optimalisasi) trading house (outlet pasar) bagi aneka olahan produk kerajinan dan pertanian.
transfer
Ketiga,
pengembangan
koperasi
teknologi, manajemen baru, dan layanan
sejati
pemasaran kepada sektor khusus berbasis
antarkoperasi baik di sektor yang sama
wilayah dan bisnis tertentu.
maupun lintas sektoral di Kota Yogyakarta.
ERVET juga mengembangkan pusat jasa
sesuai
spesialisasi
bisnis
melalui
beberapa cabang usaha jasanya, yaitu CITER untuk fashion dan tekstile, CERCAL untuk footwear, QUASCO untuk bangunan dan konstruksi, CENTROCERAMICO untuk mechanical, CESMA untuk mesin pertanian, dan
CESTER
untuk
teknologi
dan
dan
peningkatan
kemitraan
Keberadaan ratusan unit koperasi aktif menjadi
potensi
dan
kekuatan
sosial-
ekonomi luar biasa apabila dapat terajut kooperasi
baik
formal
maupun
informal
diantara mereka. Hal ini dapat dilakukan melalui
berbagai
model
kemitraan
(partnership-MoU) antara koperasi produksi (koperasi
petani,
koperasi
pengrajin,
koperasi industri, dsb), koperasi kredit 85
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 (KSP), koperasi retail (Koppas), koperasi
ISSN : 2087-1899 1.6.4.
Membangun
Sentra
Ekonomi
jasa, dan koperasi konsumsi (koperasi
Kerakyatan (Ekora Center)
karyawan, KPRI, dsb).
Pembangunan
Keberadaan Konfederasi Koperasi Kota Yogyakarta perlu dipertimbangkan bila diperlukan sebagai simpul kemitraan dan perajut
kemitraan
antara
koperasi
–
khususnya koperasi jasa sosial- dengan pelaku usaha lainnya sepertihalnya BUMD, lembaga
keuangan,
dan
perusahaan
swasta (industri),
Sentra
Ekonomi
Kerakyatan (Sentra Ekora) dilakukan untuk memfokuskan arah pembangunan wilayah, sektor,
dan
Yogyakarta
aktor
ekonomi
di
agenda
ekonomi
pada
kerakyatan
yaitu
peningkatan
Kota derajat
kontrol dan partisipasi ekonomi warga melalui
demokratisasi
intelektual,
dan
modal
material,
institusional.
Oleh
karenanya, Sentra Ekora menggunakan Indeks
pendekatan lintas wilayah, lintas sektoral,
Demokrasi Ekonomi (IDE) yang diperlukan
dan lintas pelaku, sehingga benar-benar
untuk
pengukuran
Keempat,
mengevaluasi
ekonomi
kerakyatan
derajat
penerapan
berdasar dan mengarah pada konsepsi
Kota
Yogyakarta
usaha bersama.
setidaknya setiap 2/3 tahun sekali. Sebagai alat
ukur
dapat
digunakan
IDE
hasil
penelitian penulis yang terdiri dari tiga dimensi dan 21 variabel, dengan formulasi: IDE = DP + DAK + DPFP, di mana DP adalah Demokrasi Produksi, DAK adalah Demokrasi Alokasi dan Konsumsi, serta DPFP
adalah
Demokrasi
Penguasaan
Faktor Produksi.
Sentra
Ekora
diwujudkan
dalam
lingkup kelurahan melalui pembangunan Sentra Ekora Kelurahan yang sekurangkurangnya mengelola production house, trading house, dan training house, baik melalui koperasi, BUMDes, maupun klaster (sentra) industri kecil-rumah tangga dan asosiasi usaha mikro lain yang ada di kelurahan
setempat.
Untuk
itu
perlu
Sentra
penguatan kelembagaan ekonomi rakyat
Ekonomi Kerakyatan di daerah beserta
(koperasi), teknologi pengolahan bahan
model-model serupa di semua kelurahan
baku lokal, SDM, dan sektor bisnis yang
(kecamatan) di Kota Yogyakarta. Hal ini
akan dikembangkan.
Kelima,
dilakukan akselerasi
pembangunan
sebagai dalam
salah
satu
strategi
aplikasi
dan
pengembangan ekonomi kerakyatan di Kota Yogyakarta
yang
diuraikan di bawah ini.
selanjutnya
akan
Dalam lingkup daerah (Kota) maka Sentra
Ekora
diwujudkan
melalui
pembangunan Ekora Center, sebagai single window Yogyakarta
ekonomi yaitu
kerakyatan sebuah
area
Kota dan
bangunan yang menjadi pusat partisipasi penyusunan APBD (Budgetting Center),
86
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
permodalan lokal (Local Financing Center),
di tiap-tiap kelurahan (kecamatan). Sebagai
Bisnis
manifestasi
dan
Perdagangan
(Business
&
usaha
bersama
maka
Trading Center), inovasi teknologi dan
kepemilikan, pengambilan keputusan, dan
pelatihan ekonomi kerakyatan (Innovation &
tanggung
Training Center), jaminan sosial (Social
Center
Safety
Center),
dan
gerakan
koperasi
Center
berbagai ini
ditopang
dilakukan
(pengawasan) secara
Ekora
kolektif
oleh
Pemkot, Sentra Ekora Kelurahan, dan
(Cooperative Center). Ekora
jawab
elemen
sepertihalnya
dan
usaha
asosiasi
bersama bisnis,
lain
serikat
pekerja, koperasi, dengan ketentuan dan
memiliki keterkaitan formal dengan Sentra
mekanisme yang diatur bersama
Ekora dan berbagai elemen kelembagaan usaha bersama (ko-operasi) yang terdapat
Gambar 1.1 Model Sentra Ekonomi Kerakyatan Kota Yogyakarta
Sentra Ekora Kota
Ekora Center
Sentra Ekora Kecamatan
Budgetting
Financing
Trading
Training
Social
Cooperativ
Sentra Ekora Kelurahan
87
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 Ekora simpul
Center
pengubung
kelurahan,
dan
berfungsi antarsentra
antara
sentra
ISSN : 2087-1899
sebagai
produksi ekonomi rakyat (usaha mikro),
ekora
peran pedagang tradisional, dan koperasi
ekora
Kota Yogyakarta. Keberadaan Ekora Center
kelurahan dan warga Kota Yogyakarta
adalah
dengan
layanan
Pemkot
Yogyakarta,
BUMD,
untuk
menjadi
(fasilitasi)
bagi
penyedia
jasa
pengembangan
konsumen, dan berbagai elemen lainnya.
usaha mereka dan bukannya menggantikan
Ekora
posisi atau bahkan meminggirkan mereka.
Center
harus
mewadahi
supply
Tabel 1.1 Gambaran Fungsi Dalam Sentra Ekonomi Kerakyatan Lingkup Sentra Kelurahan
Elemen Sentra Production House
Fungsi Koordinasi penyediaan alat produksi (modal, bahan mentah, dsb), pengolahan bahan baku, kemitraan antarprodusen, pemberdayaan koperasi, pelibatan perempuan, dsb Kelurahan Trading House Koordinasi pembelian alat produksi dan kebutuhan sehari-hari, serta penjualan hasil produksi secara kolektif, outlet pasar bagi aneka produk olahan pertanian, dsb Kelurahan Training House Koordinasi pelatihan aplikasi teknologi, inovasi kelembagaan (koperasi), perencanaan pembangunan desa, aplikasi ekonomi kerakyatan, keahlian teknis, dsb Daerah (Ekora Budgetting Center Pusat pelibatan warga dan parapihak Center) Sentra Ekora (khususnya usaha mikro/koperasi) dalam penyusunan APBD (perencanaan anggaran), dsb Daerah (Ekora Local Financing Pusat penyediaan informasi, konsultasi, Center) Center kemitraan, dan sumber permodalan dari lembaga keuangan lokal bagi usaha mikro/koperasi Daerah (Ekora Business & Trading Pusat konsultasi bisnis dan outlet pasar Center) Center (penjualan) bagi semua produk Sentra Ekora Kelurahan, usaha mikro/koperasi, dan pedagang kecil khas Yogyakarta. Daerah (Ekora Innovation & Training Pusat inovasi dan pelatihan aplikasi Center) Center teknologi pertanian, industri, jasa, perencanaan ekonomi daerah, dan aplikasi ekonomi kerakyatan Daerah (Ekora Social Safety Center Pusat informasi, konsultasi, dan Center) penyediaan jasa/ layanan jaminan sosial (pendikan, kesehatan, fakir miskin, anak terlantar, kelompok marjinal, dsb) Daerah (Ekora Cooperative Center Pusat kemitraan antarkoperasi, Center) perencanaan bisnis bersama koperasi, pengembangan asosiasi usaha dan jejaring antarsentra ekora dan antarpelaku usaha mikro di Kota Yogyakarta
88
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 Sebagian konsep ini tentu sudah
ISSN : 2087-1899 dan
pasar
domestik,
partisipasi
para
berkembang di Kota Yogyakarta walaupun
pekerja, usaha-usaha industri rakyat, serta
belum
pada
jaringan koperasi sejati, sangat diperlukan
transformasi struktural dan model usaha
sebagai fondasi tahan gempa keberlanjutan
bersama yang mencerminkan kepemilikan,
perekonomian Kota Yogyakarta. Di atas
penentuan, dan tanggung jawab kolektif,
fondasi
serta bersifat lintas wilayah, lintas sektoral,
selanjutnya sistem
dan
yang
sepenuhnya
lintas
mengarah
pelaku.
Oleh
karenanya,
sinergitas sebagai modal sosial ekonomi kerakyatan
yang
diwujudkan
ekonomi
itulah
partisipatif,
dan
berkelanjutan akan diselenggarakan. Sejalan dengan perspektif ekonomi
dalam
kerakyatan
dikembangkan
agenda
langkah-langkah
gempa
ekonomi kerakyatan
berkeadilan,
konsepsi Sentra Ekonomi Kerakyatan perlu melalui
tahan
tersebut,
maka
demokratisasi sebagai
beberapa
modal
pilar
perlu
nyata yang diuraikan di bagian akhir paper
dikerjakan
operasional
ini.
pengembangan ekonomi kerakyatan di Kota Yogyakarta, yaitu:
1.7. 1.7.1.
Kesimpulan dan Rekomendasi
modal
intelektual dilakukan dengan mempermurah biaya pendidikan tinggi, membangun watak
Kesimpulan Peningkatan
demokratisasi
Pertama,
kesejahteraan
rakyat
pendidikan tinggi di Yogyakarta sehingga
dalam rangka sistem ekonomi kerakyatan
lebih
tidak didasarkan pada paradigma lokomotif,
berorientasi
melainkan pada paradigma fondasi. Artinya,
buruh, dan sektor ekonomi rakyat marjinal
peningkatan kesejahteraan rakyat dalam
lainnya. Perlu juga dikembangkan training
rangka sistem ekonomi kerakyatan tidak lagi
house di kampung-kampung, pasar-pasar,
bertumpu pada dominasi pemerintah pusat,
dan komunitas masyarakat lainnya, yang
pasar ekspor, modal asing, dan perusahaan
dikelola secara swadaya-kolektif sebagai
konglomerasi, melainkan pada kekuatan
alat
pemerintah daerah, sumberdaya domestik,
pengetahuan
partisipasi
masyarakat luas.
para
pekerja,
usaha
industri
rakyat, serta pada pengembangan koperasi sejati, yaitu yang berfungsi sebagai fondasi penguatan ekonomi rakyat Kota Yogyakarta. Di
tengah-tengah
situasi
ideologis,
kontekstual,
pada
keberdayaan
pengambilalihan dan
petani,
kuasa
ilmu
teknologi
oleh
demokrasi
Kedua,
dan
modal
institusional dilakukan melalui peningkatan peran
Koperasi
pembentukan
dan
dan
Serikat
Pekerja,
peningkatan
peran
perekonomian dunia yang dikuasai oleh
serikat-serikat ekonomi kelompok marjinal
kekuatan kapitalisme kasino seperti saat ini,
sepertihalnya
kekuatan pemerintah daerah, sumberdaya
buruh tani penggarap, pedagang asongan,
tukang becak,
pemulung,
89
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
pedagang kecil, dan sebagainya, serta
berbagai elemen lain di Kota Yogyakarta.
memperkuat
Beberapa langkah yang perlu ditempuh
jejaring
di
antara
serikat
ekonomi rakyat tersebut. Secara khusus penguatan
kerjasama
keanggotaan,
kemitraan, permodalan, dan penguasaan IPTEK
oleh
melalui
koperasi
pendirian
dapat
dilakukan
Bursa
Kooperasi
Yogyakarta, sebagai institusi alternatif dari Pasar Modal (Bursa Efek Indonesia). Di samping itu perlu fasilitasi MoU antara koperasi tani di desa dengan koperasi karyawan (serikat buruh) di kota dalam pembelian produk-produk pertanian. demokratisasi
Ketiga,
parapihak tersebut adalah sebagai berikut: Pertama, perencanaan aplikasi dan pengembangan ekonomi kerakyatan di Kota Yogyakarta,
untuk
kinerja
layanan publik dan memperbesar proporsi APBD untuk perluasan skim jaminan sosial bagi warga Kota Yogyakarta. Di samping itu, perlu dukungan permodalan bagi sektor informal, dan fasilitasi perluasan akses pasar ekonomi rakyat melalui revitalisasi pasar tradisional, pembatasan ekspansi ritel,
dan
pembuatan
minimarket
milik
serikat buruh atau koperasi di Yogyakarta di tempat strategis (pusat kota).
1.7.2.
penyusunan Yogyakarta
yang
Strategis
sudah
memuat
perencanaan program dan kegiatan yang dapat dibiayai APBD. Proses perencanaan pertama. pelaksanaan
Kedua,
dilakukan
melalui pembuatan payung hukum (Perda atau SK Walikota), penganggaran berbagai program di APBD, dan pembentukan Tim Adhoc
parapihak
Pengembangan
(semisal
Ekonomi
Tim
Kerakyatan-
TIPEKA) untuk mempertegas komitmen pemerintah dan DPRD, serta pelaksanaan berbagai program yang dapat dimulai pada akhir
tahun
kedua,
termasuk
realisasi
pembangunan Sentra Ekonomi Kerakyatan (Ekora Center) Kota Yogyakarta. Ketiga,
langkah
Rencana
Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Kota
Rekomendasi Beberapa
dalam
dan dokumentasi ini dilakukan pada tahun modal
meningkatkan
dituangkan
RPJMD atau Rencana Kerja Tahunan,
material dilakukan melalui aplikasi pro-poor budgeting
yang
nyata
perlu
pelaksanaan
monitoring
dan
pengembangan
evaluasi ekonomi
berbagai
kerakyatan di Kota Yogyakarta, di mana
gagasan, konsep, startegi di atas, yang
proses evaluasi dimulai pada tahun ketiga
dalam hal ini melibatkan parapihak ekonomi
dan selanjutnya monev internal setiap akhir
kerakyatan
tahun
dilakukan
untuk
Pemerintah
mewujudkan
daerah Kota,
sepertihalnya
DPRD,
Pemerintah
Kecamatan/Kelurahan, Koperasi, Asosiasi Usaha,
LSM,
media
massa,
dengan
pengukuran
Indeks
Demokrasi Ekonomi (IDE) Kota Yogyakarta setiap 2 tahun sekali.
ormas,
perusahaan swasta, serikat pekerja, dan 90
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 Partisipasi menentukan
parapihak
keberhasilan
sangat
agenda
ini
sejalan dengan hakekat pengembangan
ISSN : 2087-1899 _______________ (1999b), Menuju Politik Pembangunan Kerakyatan, Jurnal Bisnis dan Ekonomi Politik, Indef, Jakarta, Vol. 3 Nomor 2
ekonomi kerakyatan untuk meningkatkan partisipasi
dan
kontrol
warga
Kota
Yogyakarta atas jalannya perekonomian daerah.
Tidaklah
berlebihan
jika
mengidealkan kondisi daerah sepertihalnya di
Emilia
Romagna,
Italia
di
mana
duapertiga (60%) warga adalah pegiat koperasi,
45%
PDRB
dihasilkan
dari
koperasi, 85% jasa sosial didistribusikan oleh
koperasi,
dan
terdapat
pendidikan
(universitas)
Bologna-
yang
pusat
–University
berorietasi
of
pada
keberdayaan ekonomi rakyat dan koperasi. Keberadaan Kerakyatan
Kota
Sentra
Ekonomi
Yogyakarta,
sebagai
pelopor model pengembangan ekonomi kerakyatan di Indonesia dalam satu area (bangunan)
fisik
(terhubung)
dengan
yang
terintegrasi
model
serupa
di
kelurahan-kelurahan mudah-mudahan akan menginspirasi daerah lain untuk berbuat yang serupa.
DAFTAR PUSTAKA Baswir, Revrisond (1995), Tiada Ekonomi Kerakyatan Tanpa Kedaulatan Rakyat, dalam Baswir (1997), Agenda Ekonomi Kerakyatan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta _______________ (1999a), Dari Ekonomi Rakyat ke Ekonomi Kerakyatan, HU Jawa Pos, Surabaya, 25 Januari
_______________ (2000), Koperasi dan Kekuasaan Dalam Era Orde Baru, HU Kompas, Jakarta, 1 Januari _______________ (2002), Demokrasi Ekonomi dan Bung Hatta, dalam SriEdy Swasono, Bung Hatta Bapak Kedaulatan Rakyat, Yayasan Hatta, Jakarta _______________ (2011), Manifesto Ekonomi Kerakyatan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta Dahl, Robert A. (1992), Demokrasi Ekonomi: Sebuah Pengantar (diterjemahkanoleh Ahmad Setiawan Abadi), Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, Djojohadikusumo, Sumitro (1996), Mengungkap 30 Persen Kebocoran Anggaran, Harian Umum Republika, Jakarta, 12 Januari Goerge, Susan (1999), A Short History of Neoliberalism: Twenty Years of Elite Economics and Emerging Opportunities For Structural Change, http://www.milleniumround.org Hamid, Edy Suandi. (2005). Ekonomi Indonesia. Yogyakarta: UII Press. Hamid, Edy Suandi. (2004). Sistem Ekonomi, Utang Luar Negeri, dan Politik-Ekonomi, Yogyakarta: UII Press. Hatta, Mohammad (1928), Indonesia Merdeka, diterbitkan kembali tahun 1976, Bulan Bintang, Jakarta _______________ (1932), Ke Arah Indonesia Merdeka, diterbitkan kembali dalam bentuk edisi khusus tahun 1994, Dekopin, Jakarta ________________ (1933), Ekonomi Rakyat, dalam Hatta, Kumpulan Karangan Jilid 3, 91
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
Balai Buku Indonesia, Jakarta, 1954 _______________ (1934), Ekonomi Rakyat Dalam Bahaya, dalam Hatta, Kumpulan Karangan, Jilid 3, Balai Buku Indonesia, Jakarta, 1954 _______________ (1952), Amanat Hari Koperasi Kedua, dalam Hatta, Kumpulan Karangan Jilid 3, Balai Buku Indonesia, Jakarta, 1954 _______________ (1960), Demokrasi Kita, disunting dalam Swasono dan Ridjal (1992), UI Press, Jakarta _______________ (1980), Berpartisipasi Dalam Perjuangan Kemerdekaan Nasional Indonesia, Yayasan Idayu, Jakarta _______________ (1981), Indonesian Patriot (memoirs), disunting oleh CLM Penders, MA, PhD., Gunung Agung, Singapura Hudiyanto. (2004). Ke luar dari Ayun Pendulum Kapitalisme-Sosialisme. Yogyakarta: UMY Press. Hudiyanto. (2001). Ekonomi Indonesia: Sistem dan Kebijakan. Yogyakarta: PPE UMY. Hudson, Michael (2003), Super Imperialism: The Origin and Fundamentals of US World Dominance, Pluto Press, London Kota
Yogyakarta, 2012, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Yogyakarta 2012-2016
______________, berbagai tahun, Data dari Berbagai Dinas yang Relevan, Tidak Diterbitkan Legge, J.D. (1993), Kaum Intelektual dan Perjuangan Kemerdekaan: Peranan kelompok Sjahrir, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta
Mrazek, Rudolf (1996), Sjahrir: Politik dan Pengasingan di Indonesia, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta Noer, Deliar (1991), Mohammad Hatta: Biografi Politik, LP3ES, Jakarta Mubyarto (1979), Gagasan dan Metode Berpikir Tokoh-tokoh Besar Ekonomi dan Penerapannya Bagi Kemajuan Kemanusiaan (Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Ilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta, 19 Maret 1979) Mutis, Thoby, 2002, Cakrawala Demokrasi Ekonomi, Tiara Wacana, Yogyakarta Perkins, John (2004), Confession on An Economic Hit Man, Berret- Koehler Publishers, Inc., San Fransisco Poole, Michael, 1987, The Origin of Economic Democracy, Routledge, London Rachbini, Didik J, 2001, Politik Ekonomi Baru Menuju Demokrasi Ekonomi, Grasindo, Jakarta Santosa, Awan (2009), Ekonomi Kerakyatan: Urgensi, Konsep, dan Aplikasi, Sekra-UMBY Press, Yogyakarta Smith, J.W., 2000, Economic Democracy: Political Struggle in Twenty-first Centuries, New York, M.E. Sharpe. Svante, Erricson & Jan-Eric Lane, 2002, Demokratisasi Pertumbuhan, RajaGarfindo, Jakarta Swasono, Sri Edi, 1987, Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi, UI Press, Jakarta Williams, 2002, Bologna and Emilia Romagna: A Model of Economic Democracy, diakses di internet tanggal 12/8/07 jam 09.49 WIB.
92
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
Pengaruh EVA (Economic Value Added), ROE (Return On Equity) dan EPS (Earning Per share) Terhadap Harga Saham (Studi Kasus :PT Kimia Farma Tbk periode tahun 2001 – 2010) Subarjo Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta
ABSTRACT The purpose of this research is reference for company pay more attention the fundamental factor in assessing the impact on the company’stock price and ultimately be able provide prospaerity fos stakeholders. Fundamental of factors such as economic value added, return on equity and earning per share don’t effect to stock prices. It is the investor or broker more transaction basd on technical analysis. However. It can be seen from the absence of the influence of fundamental variable partially to changes in stock changes in stock prices in Indonesian Stock Exchange. Keywords : economic value added, return on equity, earning per share
I. PENDAHULUAN Pasar modal
merupakan elemen dalam penciptaan nilai sarana
perusahaan yang menunjukkan prospek
melakukan investasi, yaitu memungkinkan
perusahaan di masa yang akan datang,
para pemodal (investor) untuk melakukan
karena nilai perusahaan merupakan ukuran
diversifikasi investasi, membentuk portofolio
keberhasilan dalam pelaksanaan fungsi –
sesuai
fungsi
dengan
merupakan
resiko
yang
bersedia
keuangan.
Pencapaian
laba
mereka tanggung dan tingkat keuntungan
dipengaruhi beberapa faktor, baik internal
yang
maupun
diharapkan..Laporan
keuangan
eksternal.
Agar
tujuan
dapat
digunakan perusahaan sebagai salah satu
dicapai, maka diusahakan agar sumber
alat
daya
mengukur
Selain
itu,
kinerja
laporan
perusahaannya. keuangan
dapat
dimanfaatkan
secara
efektif
dan
efisien. Salah satu informasi yang penting
digunakan untuk mengetahui perubahan
bagi
dari tahun ke tahun, serta dapat digunakan
laporan
juga
perkembangan
profitabilitas perusahaan. Profitabilitas suatu
perusahaan
perusahaan bisa diidentifikasikan dengan
kegiatan
besarnya laba yang diperoleh pada suatu
untuk
perusahaan. menghasilkan
mengetahui Kemampuan laba
dalam
pemakai (yang keuangan)
operasinya merupakan fokus utama dalam
periode
penilaian kinerja perusahaan karena laba
menggunakan
merupakan
perusahaan
indikator
kemampuan
tertentu.
berkaitan dengan yaitu
informasi
Para pemakai informasi
yang
sering
profitabilitas
berasal
dari
perusahaan dalam memenuhi kewajiban
laporankeuangan sebagai indikator utama
kepada para penyandang dana danjuga
untuk
landasan
dalam
pengambilan 93
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 keputusan
berinvestasi,
profitabilitas
dan
dapat
rasio
menunjukkan
ISSN : 2087-1899 mereka
inginkan.
Dengan
penerapan
konsep EVA manajer keuangan dipaksa
keberhasilan
perusahaan
dalam
untuk dapat menggabungkan dua prinsip
menghasilkan
keuntungan.
Tingkat
dasar keuangan dalam perusahaan yaitu
profitabilitas diukur dari beberapa aspek,
mereka harus memaksimumkan kekayaan
yaitu berdasarkan ROS (Return On Sales),
pemegang
EPS (Earning Per Share), ROA (Return On
meningkatkan nilai perusahaan yang dapat
Asset), maupun ROE (Return On Equity)
dilihat dari sejauh mana investor berharap
saham
dan
sekaligus
hanya
laba dimasa depan melebihi dari biaya
menganalisa laporan keuangan memiliki
modal. Menurut definisi, peningkatan EVA
kelemahan
secara
Pengukuran utama
yang yaitu
mengabaikan
terus–menerus akan membawa
adanya biaya modal, sehingga sulit untuk
peningkatan nilai pasar bagi perusahaan.
mengetahui apakah suatu perusahaan telah
Pendekatan ini terbukti efektif pada seluruh
berhasil menciptakan nilai atau tidak. Untuk
jenis organisasi, dari perusahaan mulai
mengatasi
telah
tumbuh sampai dengan perusahaan yang
dikembangkan konsep baru yaitu EVA
berubah haluan. Hal ini karena tingkat EVA
(Economic Value Added ). EVA juga
bukanlah yang terpenting, kinerja saat ini
merupakan
sudah tercermin dalam
kelemahan
ukuran
tersebut
kinerja yang secara
harga saham, ini
langsung berhubungan dengan kekayaan
merupakan perbaikan berkelanjutan dari
pemegang saham dari waktu ke waktu, oleh
EVA
karena
peningkatan
itu
meskipun
melibatkan
yang
selanjutnya kekayaan
akan para
memberi pemegang
perhitungan yang tidak sederhana sangat
saham. Keunggulan lain dari EVA adalah
penting bagi investor untuk memahami
bahwa secara konseptual cukup sederhana
konsep EVA. Biaya modal merupakan
dan mudah dijelaskan pada para manajer
merupakan aspek yang paling khusus dan
yang
penting dalam EVA. Berdasarkan akuntansi
sekalipun hanya saja dalam perhitungannya
konvensional, banyak perusahaan yang
agak
terlihat
terlebih dahulu beberapa rumus yang belum
menguntungkan
padahal
kenyataanya tidak demikian. Analisis EVA dapat
memperkecil
resiko
manipulasi
laporan keuangan oleh manajemen. EVA menunjukan jumlah kekayaan berupa uang yang diciptakan atau di habiskan oleh perusahaan dalam setiap periode pelaporan. Dengan kata lain, EVA merupakan
cara
pemegang
saham
tidak rumit
memiliki karena
dasar harus
keuangan menghitung
tentu tercantum dalam laporan keuangan. A. Rumusan Masalah 1. Apakah EVA
(Economic Value
Added), ROE (Return On Equity), EPS
(Earning
Per
share)
berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Kimia Farma Tbk?
menentukan seberapa besar laba yang
94
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 2. Diantara ketiga variabel independen, faktor mana yang paling dominan terhadap harga saham
1. Memberi masukan bagi manajemen 2. Menambah wawasan pengetahuan
mengetahui
pengaruh
Economic Value Added, ROE, dan EPS
C. Manfaat Penelitian dalam menilai kinerja perusahaan.
B. Tujuan Penelitian 1. Untuk
ISSN : 2087-1899
terhadap
harga
saham
tentang
pengukuran
kinerja,
terutama tentang EVA. 3. Memberi kontribusi bagi manajer
perusahaan Kimia Farma Tbk Tahun
dalam
2001-2010.
pengukur kinerja perusahaan
2. Untuk diantara
mengetahui
manakah
Economic Value Added,
4. Untuk
menentukan
suatu
memperkenalkan
masyarakat
khususnya
alat
kepada investor
ROE, dan EPS yang berpengaruh
tentangkonsep pengukuran kinerja
paling
perusahaan dengan metode EVA
dominan
terhadap
harga
saham perusahaan Kimia Farma Tbk Tahun 2001-2010.
II.
KERANGKA PENELITIAN
Return on Equity (X1) Earning Per Share (X2)
Harga Saham ( Y )
Economic Value added (X3)
Dari alur kerangka penelitian diatas dapat
Sekunder,dimana
merupakan
data
menjelaskan bahwa apakah variabel
yang diperoleh dari dokumen-dokumen
dependen (Return on Equity, Earning Per
dan berbagai macam
Share dan Economic Value added) dapat
diperoleh dari sumber pojok Bursa Efek
berpengaruh terhadap variabel variabel
Indonesia (Universitas Muhammadiyah
independen (Harga Saham)
Yogyakarta).
literatur yang
B. Populasi dan Sampel III.
Populasi dari penelitian ini adalah
METODE PENELITIAN
laporan keuangan dari berdirinya PT Kimia Farma Tbk sampai saat ini.
A. Jenis dan sumber data Dalam penelitian
ini jenis data yang
digunakan
adalah
Data
Dalam
penelitian ini sampel
yang
digunakan adalah data yang lengkap 95
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 selama periode pengamatan
ISSN : 2087-1899
2001-
Uji
asumsi
klasik
korelasi
korelasi
yang
terjadi
2010 dengan faktor-faktor yang diteliti
yaitu
yaitu Economic Value Added (EVA),
diantara
Return on Equity (ROE), dan Earning
pengamatan dengan pengamatan
Per Share (EPS) serta Harga saham.
lain pada model regresi. Untuk
variabel
pada
suatu
C. Metode Analisis Data
mendeteksiadanya serial korelasi
1. Uji Asumsi Klasik
dengan membandingkan nilai X2
•
Uji Normalitas
hitung dengan X2 yaitu :
normalitas
a. Jika nilai X2 hitung > X2 tabel
Uji untuk model
menguji regresi,
bertujuan
apakah
dalam
hipotesis
yang
tak
menyatakan bahwa penelitian
bebasnya ( variabel dependent)
bebas dari masalah serial
dan variabel bebas (independent)
korelasi ditolak
keduanya
variabel
maka
memiliki
normal
atau
distribusi
tidak.
b. Jika nilai X2 hitung > X2 tabel
Untuk
maka
hipotesis
yang
mengetahui sebaran data yang
menyatakan bahwa penelitian
diperoleh,
bebas dari masalah serial
haruslah
dilakukan
ujian normalitas terhadap data yang
bersangkutan.
korelasi ditolak
Model
regresi yang baik adalah memiliki
•
Uji Multikolinieritas
distribusi normal, keadaan data yang
terdistribusi
merupakan sebuah syarat yang harus
dipenuhi.
Untuk
mendeteksi apakah residualnya berdistribusi normal atau tidak dengan
Uji
normal
membandingkan
nilai
Jarque Bera dengan X2 tabel (rahmanta,2009) yaitu :
Multikolinieritas
dimaksudkan apakah
model
digunakan korelasi
untuk
regresi
ditemukan
yang adanya
antar
variabel
bebasnya(rahmanta
2009).
Apabila
terjadi
korelasi
antar
variabel bebas maka terdapat multikolinieritas
2
menguji
pada
model
a. Jika nilai JB > X tabel maka
regresi tersebut. ketentuan : Bila
residualnya berdistribusi tidak
Ra < Rb,Rc,Rd dan Re maka
normal
penelitian 2
b. Jika nilai JB < X tabel maka residualnya
•
berdistribusi
initidak
adanya
ditemukan
multikolinieritas
sedangkan bila Ra > Rb,Rc,Rd
normal
dan
Uji Korelasi
ditemukan multikolinieritas.
Re
maka
penelitian
ini
96
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899 Analisis penelitian
Uji Heterokesdastisitas
•
ini
mengetahui
berganda
dalam
digunakan
untuk
pengaruh
EVA
Heteroskedastisitas
(Economic Value Added), ROA
ditujukan untuk menguji apakah
(Return On Asset), ROE (Return
dalam
On Equity), EPS (Earning Per
Uji
model
regresi
ketidaksamaan residual
satu
pengamatan
terjadi
varience
dan
pengamatan
ke
yang
lain
terhadap
share)
Harga
Saham
pada PT. Merck Indonesia Tbk. Tahun 1999-2010.
tetap,
maka disebut homoskedastisitas
Adapun bentuk persamaan Regresi
dan
Linier Berganda adalah sebagai
jika
berbeda
disebut
berikut:
heteroskedastisitas. Apabila nilai 2
2
X (nilai r square) > nilai X tabel,
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b3X3
dengan
+e
derajat
kepercayaan
sebesar 5% untuk cross ters
Dimana :
maupun no cross terms maka
Y
= Harga saham
bahwa
a
penelitian diatas tidak lolos uji
X1
= ROE (Return On Equity),
heterokesdastisitas
X2
= EPS (Earning Per Share)
X3
= EVA
b
=
dapat
disimpulkan
dan
sebaliknya.
= Konstanta
(Economic Value
Added) 2. Uji Regresi • Analisis Regresi Linier
dalam
determinasi
variabel independent e
Metode analisis data yang digunakan
Koefisien
penelitian
ini
adalah analisis regresi berganda. Regresi berganda digunakan untuk
Untuk
= Error
mengetahui
tingkat
kebenaran
selanjutnya maka dilakuakan pengujian ttest, f-test
meramalkan pengaruh dua variabel prediktor atau lebih terhadap satu variabel
kriterium
atau
untuk
membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara dua
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari rekapitulasi data observasi didapat sebagai berikut :
buah variabel bebas (X) atau lebih dengan sebuah variabel terikat (Y).
97
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
Rekapitulasi Data Penelitian Tahun Harga Saham Return on equity Earning Per Share 2001 215 18.02 24 2002 185 5.23 6 2003 210 7.66 9 2004 205 9.55 14 2005 145 6.26 10 2006 165 5.05 8 2007 305 5.75 9 2008 76 5.84 10 2009 127 6.28 11 2010 159 5.76 13 Sumber : Data perhitungan
Economic Value Added 649.49 987.96 314.24 614.57 355.34 1019.63 998.99 909.82 534.05 429.2
A. Analisis Uji Regresi Analisis regresi linier berganda ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
saham). Sehingga setelah diolah melalui eviews didapat hasil sebagai berikut :
pengaruh dan variabel bebas (ROE,EPS dan EVA) terhadap variabel terikat (harga
Dependent Variable:Harga Saham Method: Least Squares Date: 01/14/12 Time: 09:09 Sample: 2001 2010 Included observations: 10 Variable
Coefficient
Std. Error
C ROE EPS EVA
256.5634 21.18717 -14.05849 -0.136393
69.02497 3.716965 13.73546 1.542516 10.74969 -1.307804 0.082729 -1.648669
R-squared 0.423675 Adjusted R-squared 0.135512 S.E. of regression 57.07152 Sum squared resid 19542.95 Log likelihood -52.07831 F-statistic 1.470264 Prob(F-statistic) 0.314082
Dari
data
179.2000 61.38186 11.21566 11.33670 11.08289 2.765751
informasi persamaan regresi sebesar
Standar error
sebesar 69.02497,
Y
13.73546, 10.74969 dan
21.18717
didapat
0.0099 0.1739 0.2388 0.1503
0.136393 x3 + e.
256.5634+
diatas
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
Prob.
14.05849 x2 -
=
olah
t-Statistic
x1
-
0.082729 98
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
serta n = 10 dan df = 3 (tabel f
5%
sebesar 3.71).
program
sebesar 10. Untuk variabel ROE
Eviews dapat diestimasikan nilai R2 =
dengan t-stat = 1.542 < t tabel
0.423675 berarti menandakan bahwa
(0.05,
variasi dari perubahan nilai Harga
variabel EPS dengan t-stat = -
saham (Y) mampu dijelaskan secara
1.307 > t tabel (0.05, 10)= -2.571
serentak
serta PBV dengan t-stat = 1.648 >
Melalui
oleh
independen
variabel-variabel
(Return
on
Equity,
Earning Per Share dan Economiv Value
sebesar
Added)
42.36%.
sedangkan sisanya sebesar 57.64% dijelaskan oleh factor lain yang tidak masuk
dalam
Selanjutnya
penelitian semua
independen
(Return
ini.
variabel on
Equity,
Earning Per Share dan Economiv Value Added) perlu diintepretasikan apakah
sesuai
dengan
kriteria
ekonomi.
dan
degree
10)=
of
freedom
2.571.
kemudian
t tabel (0.05, 10)= - 2.571. 2. Untuk pengujian serentak secara bersama-sama,
ada
tidaknya
pengaruh yang signifikan secara bersama-sama, melibatkan
pengujian
keempat
ini
variabel
(Return on Equity, Earning Per Share
dan
Economiv
Value
Added) dengan variabel harga saham. secara
Dari
hasil
serentak
pengujian
menggunakan
distribusi F yaitu membandingkan
Selanjunya pengujian secara
antara
F-Stat
dengan
F-tabel.
parsial untuk menentukan signifikan
Hasil melalui program Eviews 6
atau tidak signifikan masing-masing
diperoleh nilai F- Stat = 1.470 < F-
koefisien
regresi
individu
tabel (df :3,10) = 3.71. sehingga
terhadap
variabel
saham
dapat disimpulkan bahwa variabel
secara Harga
independen (Return on Equity,
didapat antara lain : 1. Dari ketiga variabel independen tersebut, didapat bahwa ketiga variabel independen (Return on Equity, Earning Per Share dan Economiv
Value
Added)
tidak
Earning Per Share dan Economiv Value Added)
secara serentak
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap
perubahan
variabel return on equity.
berpengaruh signifikan terhadap
Selanjutnya
harga saham. Hal ini ditandai
kenormalan data menggunakan
bahwa
t-stat
uji asumsi klasik.
regresi
masing-masing
untuk
koefisien
untuk
pengujian
variabel
independen tampak lebih besar dibandingkan t-tabel pada level
99
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899 Uji korelasi merupakan uji yang
B. Analisis Asumsi Klasik
mengukur untuk hubungan antar variabel. Selanjutnya setelah diolah didapat hasil olahan data sebagai
1. Uji Korelasi
berikut :
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared
2.946547 5.956776
Prob. F(2,4) Prob. Chi-Square(2)
0.1635 0.0509
Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 01/14/12 Time: 09:41 Sample: 2001 2010 Included observations: 10 Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C ROE EPS EVA RESID(-1) RESID(-2)
-33.44277 6.602990 -5.157304 0.073905 -0.860534 -0.787363
55.52310 11.05779 8.669376 0.071276 0.397234 0.390859
-0.602322 0.597135 -0.594888 1.036877 -2.166312 -2.014440
0.5794 0.5826 0.5839 0.3584 0.0962 0.1142
R-squared 0.595678 Adjusted R-squared 0.090275 S.E. of regression 44.44562 Sum squared resid 7901.653 Log likelihood -47.55060 F-statistic 1.178619 Prob(F-statistic) 0.449321
Untuk
mendeteksi adanya
korelasi
dengan
2
serial
membandingkan 2
nilai X hitung dengan X yaitu :
hipotesis
-6.39E-15 46.59870 10.71012 10.89167 10.51096 2.148682
d. Jika nilai X2 hitung < X2 tabel maka
hipotesis
yang
menyatakan bahwa penelitian
c. Jika nilai X2 hitung > X2 tabel maka
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
yang
bebas
dari
masalah
serial
korelasi diterima
menyatakan bahwa penelitian
Analisis didapat, nilai R square
bebas
5.956 dan X2 tabel yang disesuaikan
dari
korelasi ditolak
masalah
serial
dengan jumlah lagnya = 2 dan signifikansi 5% adalah sebesar 6.23. 100
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
karena 5.956 < 6.23 maka dapat
normalitas didapat hasil
disimpulkan model diatas bebas dari
berikut :
sebagai
masalah korelasi. 2.
Uji Normalitas Dari hasil data olah metode eviews 6
untuk
menguji
kenormalan
distribusi data, sehingga didapat uji 4
Series: Residuals Sample 2001 2010 Observations 10 3
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
2
1
Jarque-Bera Probability
-6.39e-15 -6.291571 96.78122 -55.14425 46.59870 0.749076 2.775442 0.956203 0.619959
0 -75
-50
-25
0
25
50
75
100
residual dari penelitian diatas berdistribusi normal.
Untuk mendeteksi apakah residualnya berdistribusi normal atau tidak dengan membandingkan nilai Jarque Bera dengan X2 tabel yaitu : 2
c. Jika nilai JB > X tabel maka
3
Uji Linieritas Uji linieritas adalah keadaan dimana hubungan
antara
dependen(harga
variabel
saham)
residualnya berdistribusi tidak
variabel
normal
(garis lurus) dalam range variabel
d. Jika nilai JB < X2tabel maka residualnya berdistribusi normal
independen
dengan
bersifat
linier
independen tertentu. Dari hasil olah data eviews didapat data olah sebagai berikut :
Analisis Hasil Output bahwa nilai JB sebesar 0.1849. karena 0.956< 6.23 maka dapat disimpulkan bahwa 101
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
Ramsey RESET Test: F-statistic Log likelihood ratio
0.615396 1.160742
Prob. F(1,5) Prob. Chi-Square(1)
0.4683 0.2813
Test Equation: Dependent Variable: Harga saham Method: Least Squares Date: 01/14/12 Time: 09:59 Sample: 2001 2010 Included observations: 10 Variable
Coefficient
Std. Error
C ROE EPS EVA FITTED^2
828.3360 93.32781 -62.42202 -0.588022 -0.009237
732.3469 1.131070 93.05035 1.002982 62.64443 -0.996450 0.582027 -1.010300 0.011775 -0.784472
R-squared 0.486835 Adjusted R-squared 0.076303 S.E. of regression 58.99360 Sum squared resid 17401.22 Log likelihood -51.49794 F-statistic 1.185863 Prob(F-statistic) 0.418240
t-Statistic
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
Prob. 0.3093 0.3619 0.3648 0.3587 0.4683 179.2000 61.38186 11.29959 11.45088 11.13362 2.425000
Untuk mendeteksi apakah model
Analisis hasil output bahwa nilai F
linier
statistic sebesar 0.05 kemudian
atau
tidak
membandingkan
dengan F-Statistik
dibandingkan (0.05(3)
dengan F-Tabel yaitu :
hipotesis
menyatakan
model
hipotesis
menyatakan adalah diterima
model
sebesar
3.71,
< Ftabel maka didapatkan model
linier
hubungan berupa linier.
adalah ditolak.
tabel,maka
tabel
tabel : 3.71. berarti nilai F statistic
yang
b. Jika nilai F- Statistik < F
F
sehingga didapat F-stat : 1.18 < F
a. Jika nilai F-Statistik > F-Tabel maka
(10))
dengan
4.
Uji Multikolinieritas
yang
Uji multikolinieritas dilakukan
linier
untuk melihat adanya keterkaitan antara variabel independen, atau dengan kata lain setiap variabel independen dijelaskan oleh variabel 102
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 independen
lainnya.Tahapan
ISSN : 2087-1899 Hasil
penguian melalui program eviews
estimasi
regresi
untuk
persamaan kedua untuk ROE
dengan pendekatan korelasi parsial dengan tahapan sebagai berikut :
Dependent Variable: ROE Method: Least Squares Date: 01/14/12 Time: 10:11 Sample: 2001 2010 Included observations: 10 Variable
Coefficient
Std. Error
C EPS EVA
-1.479252 0.731813 0.001201
1.815236 -0.814909 0.104847 6.979842 0.002231 0.538300
R-squared 0.874813 Adjusted R-squared 0.839046 S.E. of regression 1.570461 Sum squared resid 17.26444 Log likelihood -16.91970 F-statistic 24.45825 Prob(F-statistic) 0.000694
t-Statistic
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
Prob. 0.4420 0.0002 0.6071 7.540000 3.914497 3.983941 4.074716 3.884360 0.635623
Hasil estimasi regresi untuk persamaan kedua untuk EPS Dependent Variable: EPS Method: Least Squares Date: 01/14/12 Time: 10:12 Sample: 2001 2010 Included observations: 10 Variable
Coefficient
Std. Error
C ROE EVA
3.219683 1.194797 -0.001470
2.099806 1.533324 0.171178 6.979842 0.002855 -0.514979
R-squared 0.874390 Adjusted R-squared 0.838502 S.E. of regression 2.006663 Sum squared resid 28.18686 Log likelihood -19.37074 F-statistic 24.36404 Prob(F-statistic) 0.000702
t-Statistic
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
Prob. 0.1691 0.0002 0.6224 11.40000 4.993329 4.474148 4.564924 4.374567 0.900158
103
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
Hasil estimasi regresi untuk persamaan kedua untuk EVA Dependent Variable: EVA Method: Least Squares Date: 01/14/12 Time: 10:13 Sample: 2001 2010 Included observations: 10 Variable
Coefficient
Std. Error
C ROE EPS
596.8549 33.10180 -24.82574
220.3566 2.708586 61.49317 0.538300 48.20729 -0.514979
R-squared 0.839920 Adjusted R-squared -0.234388 S.E. of regression 260.7420 Sum squared resid 475904.6 Log likelihood -68.04132 F-statistic 0.145531 Prob(F-statistic) 0.867112
Dari
pengolahan
t-Statistic
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
Prob. 0.0303 0.6071 0.6224 563.4290 234.6849 14.20826 14.29904 14.10868 2.787902
data
sedangkan bila Ra > Rb,Rc,Rd dan
eviews diatas didapat kan
Re maka penelitian ini ditemukan
beberapa persamaan antara
multikolinieritas
lain :
dari
penjelasan
diatas
didapat
untuk persamaan 1 nilai r square
bahwa (0.423675 ) < (0.874813 ;
adalah
0.874390 ; 0.839920 ) sehingga
sebesar
0.423675
selanjutnya disebut Ra
menunjukkan bahwa Ra < Rb,Rc, Rd dan Re maka dalam model
untuk persamaan 2 nilai r square adalah
sebesar
penelitian
0.874813
adalah
sebesar
0.874390
selanjutnya disebut Rc
sebesar
ditemukan
5.
Uji Heterokesdastisitas Uji
heterokedastisitas dilakukan
untuk melihat apakah ada data yang
untuk persamaan 4 nilai r square adalah
tidak
adanya multikolinieritas.
selanjutnya disebut Rb untuk persamaan 3 nilai r square
ini
0.839920
selanjutnya disebut Rd
menyimpang terlalu jauh (outlayer). Ada
tidaknya
heterokedastisitas
dilihat dari nilai signifikansi. Dari hasil pengolahan eviews didapat
ketentuan : Bila Ra < Rb,Rc,Rd
nilai data olah
menggunakan uji
dan Re maka penelitian ini tidak
glejser sebagai berikut :
ditemukan adanya multikolinieritas 104
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
Heteroskedasticity Test: Glejser F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS
2.266903 5.312760
Prob. F(3,6) Prob. Chi-Square(3)
0.1810 0.1503
4.188469
Prob. Chi-Square(3)
0.2418
Prob.
Test Equation: Dependent Variable: ARESID Method: Least Squares Date: 01/14/12 Time: 10:40 Sample: 2001 2010 Included observations: 10 Variable
Coefficient
Std. Error
C SER02 SER03 SER04
285.8849 41.66299 -45.64569 0.156201
149.1863 1.916295 29.68697 1.403410 23.23372 -1.964631 0.178806 0.873578
R-squared 0.531276 Adjusted R-squared 0.296914 S.E. of regression 123.3508 Sum squared resid 91292.59 Log likelihood -59.78558 F-statistic 2.266903 Prob(F-statistic) 0.180977
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
Apabila nilai X2 (nilai r square) > nilai X
2
t-Statistic
0.1038 0.2101 0.0971 0.4159 167.6712 147.1085 12.75712 12.87815 12.62434 3.010618
disimpulkan
tabel, dengan derajat
penelitian
bahwa diatas
kepercayaan sebesar 5% untuk
bebas
uji
heterokesdastisitas.
glejser
maka
dapat
metode
lolos
dari
atau
masalah
disimpulkan bahwa penelitian diatas
tidak
lolos
uji
heterokesdastisitas. analisis
data
Dari
olah
R
estimasi
square uji
untuk
glejser
kepercayaan
Berdasarkan hasil dari analisis data
adalah
dan pembahasan maka dapat diambil
6.23. karena nilai X hitung (nilai square)
<
kesimpulan sebagai berikut :
sebesar
2
Obs*r
A. Kesimpulan
hasil
sebesar 5.312760 dengan nilai derajat
KESIMPULAN DAN SARAN
diatas
berdasarkan tabel, bahwa nilai obs*
V.
nilai
X2
tabel,untuk cross terms dapat
a.
Variabel
Return
on
Equity,
Earning Per Share dan Economiv Value Added secara serentak 105
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 tidak
berpengaruh
harga saham
terhadap
pada
PT Kimia
Farma di Bursa Efek Jakarta pada signifikasi didukung
5%. Hal ini
dengan
temuan
(Sholikhah dan Rina, 2004) yang meneliti
pengaruh
EVA
profitabilitas terhadap
dan
perusahaan perusahaan
return
rokok yang listing di BEJ dan hasilnya
tidak
menemukan
ISSN : 2087-1899 B. Saran 1. Untuk peneliti yang tertarik dengan tema
yang
jumlah data yang diteliti sehingga hasil yang diperoleh lebih dapat mencerminkan kondisi sebenarnya di Bursa Efek Indonesia ; 2. Bagi
investor
dan profitabilitas terhadap return;
dasar
berpengaruh
signifikan
pada taraf 5% dengan koefisien eviews
yang
melakukan
transaksi di Bursa Efek Indonesia hendaknya
yang
bisa
dikembangkan dengan menambah
adanya pengaruh antara EVA
b. Hanya variable Return on Equity
sama
juga
menggunakan
analisis
fundamental
khususnya
mencermati
perusahaan
dalam
kinerja
menentukan
portofolio investasinya.
21.187 terhadap harga DAFTAR PUSTAKA
saham, sedangkan variabel yang lain tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham
Agnes, S., 2001, Analisis Kinerja Keuangan
selama 10 tahun perusahaan PT
dan
Perencanaan
Keuangan
Kimia Farma;
Perusahaan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
c. Tidak
signifikannya
variabel
Return on Equity, Earning Per
Aliman., 2000, Modul Ekonometrika
Share
Terapan. Universitas Gadjah Mada,
dan
Economic
Added terhadap
Value
harga saham
Yogyakarta.
dikarenakan para investor ataupun broker
lebih
transakasinya
mendasarkan pada
analisis
Husnan, Suad., 2003, Dasar-dasar Teori Portofolio
dan
Analisis
Sekuritas.
teknikal. Hal ini dapat dilihat dari
Cetakan ketiga, Unit Penerbit dan
tidak adanya pengaruh variabel-
Percetakan AMP YKPN, Yogyakarta.
variabel
fundamental
secara
parsial terhadap perubahan harga saham di Bursa Efek Indonesia.
Halim, Abdul., 2003, Analisis Investasi. Cetakan
pertama,
Empat,Jakarta.Lehn,
Salemba
Kenneth.
And
Mahkija, A.K., 1998, EVA & MVA : as 106
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
Performance Measures and Signals for Strategic Change. June, Fortune.
Tandelilin, Eduardus., 2001, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio.
Handoko,Wahyu.
2008,Pengaruh
BPFE, Yogyakarta.
EVA,ROA,ROE dan EPS terhadap Perubahan Harga Saham perusahaan kategori
LQ
45
di
Bursa
Efek
Jakarta;Skripsi
Teuku, Mirza dan Imbuh, S., 1997, Konsep Economic Value Added: Pendekatan Menentukan Nilai Riil Perusahaan dan Kinerja Riil Manajemen. Usahawan,
Mamduh, M.H., dan Halim, Abdul., 2000, Analisis
Laporan
Keuangan.
No. 01 th XXVIII, Januari hal 37-40.
UPP Tunggal, A.W., 2001, Memahami Konsep
AMP YKPN, Yogyakarta.
(EVA) Pojok Bursa Efek UMY, Indonesian Capital
dan
VBM
(Value
Based
Management). Harvindo, Jakarta.
Market Directory (ICMD), PT Kimia Farma Tbk 1999-2010. Yogyakarta
Utomo, dan Linawati, Lisa., 1999, Economic Value
Riyanto,
Bambang.,
Pembelanjaan
2000,
Dasar-dasar Gajah
Perusahaan.
Mada University Press, Yogyakarta. Rahmanta, 2009, Aplikasi Eviews dalam
Added
Keberhasilan
Sebagai Kinerja
Ukuran
Manajemen
Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan keuangan, Vol. 1(1):28 – 42. Widarti., 2004, Analisis Economic Value
Ekonometrika.Modul.Universitas
Added
Sumatera Utara
Keuangan Pada Perusahaan Industri
Untuk
Mengetahui
Kinerja
Rokok Yang Terdaftar di Bursa Efek Rohmah, S.N. dan Trisnawati, R., 2004,
Jakarta. Yogyakarta.
Pengaruh Economic Value Added dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Return
Pemegang
Saham
Young, S. David and Stephen F. O Byrne., 2001,
EVA
dan
Manajemen
Perusahaan Rokok: Studi Pada Bursa
Berdasarkan Nilai : Panduan Praktis
Efek Jakarta . Empirika, vol.17 No.1.
untuk Implementasi. Terjemahan Lusy
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Widjaja. Cetakan pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Rousana, Mike., 1997, Memanfaatkan EVA Untuk Menilai Perusahaan di Pasar Modal. Usahawan, No. 4 Thn XXVI, April, 1997.
107
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 Buku :
PEDOMAN PENULISAN NASKAH Naskah yang diterima merupakan hasil
penelitian,
naskah
ditulis
ISSN : 2087-1899
dalam
bahasa Indonesia, diketik dengan computer program MS. Word, front Arial size 11. Jarak antar baris 2 spasi maksimal 15 halaman termasuk garfik, gambar dan tabel.
Mayer, A.M. and A.P. Mayber. 1989. The Germation of Seeds. Pergamon Press. 270 p. Artikel dalam buku : Abdulbaki, A.A. And J.D. Anderson. 1972.
Naskah diserahkan dalam bentuk print-out
Physiological
dan CD; dibuat dengan jarak tepi cukup
Deteration of Seeds. P. 283-309. In.
untuk koreksi.
T.T.Kozlowski (Ed) Seed Biology Vol. 3.
Gambar (gambar garis maupun foto) dan tabel diberi nomor urut sesuai dengan
and
Biochemical
Acad. Press. New York. Artikel dalam majalah atau jurnal :
letaknya. Masing-masing diberi keterangan singkat dengan nomor urut dan dituliskan diluar bidang gambar yang akan dicetak.
Harrison, S.K., C.S. Wiliams, and L.M. Wax. 1985. Interference and Control of Giant Foxtail
Nama ilmiah dicetak miring atau diberi garis bawah. Rumus persamaan ilmu
(Setaria
faberi,
Herrm)
in
Soybean (Glicine max). Weed Science 33: 203-208.
pasti, simbol dan lambang semiotik ditulis dengan jelas. Susunan urutan naskah ditulis sebagai berikut : 1. Judul dalam bahasa Indonesia. 2. Nama penulis tanpa gelar diikuti alamat instansi. 3. Abstract dalam bahasa Inggris, tidak lebih 250 kata. 4. Materi dan Metode. 5. Hasil dan Pembahasan.
Prosiding : Kobayasshi,J. Insect
Genetic Viruses:
engineering
of
Recobinant
baculoviruses. P. 37-39. in: Triharso, S. Somowiyarjo, K.H. Nitimulyo, and B. Sarjono
(eds.),
Biotechnology
for
Agricultural Viruses. Mada University Press. Yogyakarta. Redaksi berhak menyusun naskah
6. Kesimpulan.
agar sesuai dengan peraturan pemuatan
7. Ucapan terima kasih kalau ada.
naskah
8. Daftar pustaka ditulis menggunakan
diperbaiki, atau menolak naskah yang
atau
mengembalikanya
untuk
sistem nama, tahun dan disusun
bersangkutan.
secara abjad
dikenakan biaya percetakan sebesar Rp
Beberapa contoh :
Naskah
yang
dimuat
100.000,- dan penulis menerima 1 eks hasil cetakan.
108
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012
ISSN : 2087-1899
109