UNTITLED - (LPPM) MERCU BUANA YOGYAKARTA

Download outcome positif bagi lembaga utamanya Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Redaksi menyadari ... Ranni Merli Safitri. HUBUNGAN DUKUNGAN ATAS...

0 downloads 588 Views 985KB Size
Jurnal Sosio Humaniora Vol.3 No.4,. September 2012

ISSN : 2087-1899

Jurnal

Sosio Humaniora PENANGGUNGJAWAB Kepala LPPM Universitas Mercu Buana Yogyakarta Ketua Umum : Dr. Ir. Ch Wariyah, MP Sekretaris : Awan Santosa, SE., M.Sc Dewan Redaksi : Dr. Kamsih Astuti, MA Dr. Hermayawati, M.Pd

Penyunting Pelaksana : Tutut Dwi Astuti, SE., M.Si Dra Indra Ratna KW, M.Si Restu Arini, S,Pd Sumiyarsih, SE., M.Si Pelaksana Administrasi : Gandung Sunardi Hartini Guest Editor : Prof. Dr. Bimo Walgito Alamat Redaksi/Sirkulasi : LPPM Universitas Mercu Buana Yogyakarta Jl. Wates Km 10 Yogyakarta Tlpn (0274) 6498212 Pesawat 133 Fax (0274) 6498213 E-Mail : [email protected]

Jurnal yang memuat ringkasan hasil penelitian ini diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Mercu Buana Yogyakarta, terbit dua kali setiap tahun. Redaksi menerima naskah hasil penelitian, yang belum pernah dipublikasikan baik yang berbahasa Indonesia maupun Inggris. Naskah harus ditulis sesuai dengan format di Jurnal Sosio Humaniora dan harus diterima oleh redaksi paling lambat dua bulan sebelum terbit.

ii

Jurnal Sosio Humaniora Vol.3 No.4,. September 2012

ISSN : 2087-1899

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayahNya, sehingga Jurnal Sosio Humaniora Volume 3, No. 4, September 2012 dapat kami terbitkan. Redaksi mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada para penulis yang telah berbagi pengetahuan dari hasil penelitian, untuk dipublikasikan dan dibaca oleh pemangku kepentingan, sehingga memberikan kemanfaatan yang lebih besar bagi perkembangan IPTEKS. Pada jurnal Sosio Humaniora edisi September 2012, disajikan beberapa hasil penelitian di bidang Psikologi, Ekonomi, dan Sistem Informasi, yang implementasinya dapat dilaksanakan di perusahaan, institusi pendidikan maupun industri kecil. Diharapkan, melalui publikasi ini, hasil penelitian dapat memberikan manfaat bagi masyarakat terkait, sehingga menghasilkan outcome positif bagi lembaga utamanya Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Redaksi menyadari bahwa masih terdapat ketidaksempurnaan dalam penyajian artikel dalam jurnal yang kami terbitkan. Untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan, agar penerbitan mendatang menjadi semakin baik. Atas perhatian dan partisipasi semua pihak redaksi mengucapkan terima kasih.

Yogyakarta, September 2012 Redaksi

iii

Jurnal Sosio Humaniora Vol.3 No.4,. September 2012

ISSN : 2087-1899

DAFTAR ISI Hal Kata Pengantar Daftar Isi

PENGARUH KOMITMEN TERHADAP KEPERCAYAAN STUDY PADA MAHASISWA PADA UNIVERSITAS “X” Haryanto Aris, SE.,S.Kom.,MM.,MSi. ANALISIS PENGARUH RELEVANSI STRATEGIS TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN KINERJA TIDAK BERWUJUD SEBAGAI VARIABEL MEDIASI Rochyawati, Fety,SE.,M.Si.

PERAN PENGUATAN SISTEM INFORMASI PADA METODE STRATEGI DAN PENDORONG INOVASI PADA KINERJA PERUSAHAAN Asep Rokhyadi MENINGKATKAN KINERJA UMKM INDUSTRI KREATIF MELALUI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN ORIENTASI PASAR: KAJIAN PADA PERAN SERTA WIRAUSAHA WANITA DI KECAMATAN MOYUDAN, KABUPATEN SLEMAN, PROPINSI DIY Gumirlang Wicaksono Audita Nuvriasari PROFIL PERSEPSI TERHADAP COMPUTER BASED TEST PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

iii iv

1-7

8-14

15-26

27-39

40-47

Ranni Merli Safitri

HUBUNGAN DUKUNGAN ATASAN DENGAN NILAI POSITIF PEKERJAAN-KELUARGA PADA IBU YANG BEKERJA Triana Noor Edwina Dewayani Soeharto

EVALUASI KUALITAS TES PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I Muhammad Wahyu Kuncoro MODEL PENYELENGGARAAN EKONOMI KERAKYATAN DI KOTA YOGYAKARTA BERBASIS INDEKS DEMOKRASI EKONOMI

48-57

58-73

74-92

Awan Santosa

iv

Jurnal Sosio Humaniora Vol.3 No.4,. September 2012

Pengaruh EVA (Economic Value Added), ROE (Return On Equity) dan EPS (Earning Per share) Terhadap Harga Saham (Studi Kasus :PT Kimia Farma Tbk periode tahun 2001 – 2010)

ISSN : 2087-1899

93-107

Drs Subarjo M.Si

PEDOMAN PENULISAN NASKAH

108

v

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP KOMITMEN STUDY PADA MAHASISWA PADA UNIVERSITAS “X” Oleh: Haryanto Aris Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AUB Surakarta – Jawa Tengah Email: [email protected]

Abstract This study aimed to determine the effect of trust on commitment only between superiors and subordinates, in this case, between faculty and students. The study was conducted at a university "X" in Surakarta - Central Java Respondents 100 students. From the research results using simple regression analysis found that there is a very strong influence of trust and commitment. The results of this research as well as to test the assumptions of classical as , heteroscedasticity and autocorrelation Key word: Trust, commitment. bawahan, kepemimpinan dan budaya, dan PENDAHULUAN

pemimpin

Bagaimana kepercayaan itu muncul, diperlukan

kiat

mencapainya,

yang

komunikator,

baik

adalah

inovator,

sebagai

delegator,

dan

untuk

pelatih (coach) bagi bawahannya (Wynne,

dibutuhkan

1990). Hal ini mutlak dibutuhkan jika tidak

baik

dimana

yang

kapabilitas pemberdayaan karyawan yang

tentu

sangat baik dengan konsep strategis antara

Karenanya,

personal, tugas, teknologi, proses informasi,

mencuat kepermukaan, diperlukan kualitas

penghargaan dan struktur organisasi, yang

pelayanan yang berdampak pada hasil

kesemuanya

sebelum

kepercayaan,

organisasi bekerja secara efisie (Sahoo,

hubungannya

2011), Kapabilitas kepercayaan ini akan

kepercayaan

mencapai

diferensiasi. Diferensiasi, pada gilirannya,

harus

sejalan

komitmen

organisasi

jika

akan

menimbulkan sebelum

dengan telah

mendorong

penempatan kerja, dilaksanakan dengan

berdampak pada

pemimpin

harus

baik,

tersebut

outcame.

menjadi

komitmen

dan pendorong

yang

akhirnya

kepuasan dan word of mouth yang

cara yang positif (Ashraf, 2012). yang

konflik

diferensiasi

penetapan tujuan, keterlibatan karyawan,

Komitmen

konflik.

dimana

mengakselerasikan

hubungan manajemen dengan rekan /

positif

(Chenet,

2010).

Disamping

itu

diperlukan pengelolaan faktor-faktor yang menyebabkan

"mediator"

dalam

bentuk 1

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 kepercayaan

karyawan

organisasi,

dimana

dan

komitmen

penekankan

pada

ISSN : 2087-1899 pendidikan merpakan sebuah entitas atau organisasi

dan

mahasiswa

sebagai

fleksibilitas dan orientasi pelanggan, akan

stakeholde utama dalam perguruan tinggi

sangat mempengaruhi komitmen organisasi

merupkan

dan

perguruan tinggi.

sementara

hubungan

kepercayaan

konsumen

utama

dalam

dengan karyawan harus melalui strategi internal yang sesuai (Iverson,1996). Untuk memulai itu, cara mengelola kepercayaan,

METODE PENELITIAN

eksekutif harus mengambil tiga langkah Penelitian

awal, yaitu mengidentifikasi inti keyakinan, meminta orang lain apa yang mereka percaya, keyakinan merek, (Razeghi,2006). Perihal kepercayaan terhadap komitmen ini manjadi pemicu munculnya keseimbangan kualitas, sehingga menarik jika diterapkan pada dunia pendidikan, dalam ini penyedia jasa pendidikan bisa dipandang sebagai sebuah

unit

oraganisasi

manajemen

pengelolaan

memperhatikan

beberapa

yang

dalam

juga

bisa

kajian

teori

tentang organisasi. Mahasiswa sebagai stakeholder utama dalam dunia penyedia jasa

pendidikan

harus

memandang

kepuasan pelanggan yang tinggi. Berdasar pada latar belakang tersebut diatas, maka dipandang perlu menelaah lebih mendalam, bagaimana

pengaruh

antara

komitmen

terhadap kepercayaan di lingkup pendidikan tinggi. Sample penelitian ini dilakukan pada suatu universitas “x” yang cukup ternama di Surakarta. Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat

bagaimana

kepercayaan lingkungan

dan

hubungan

antara

komitmen

dalam

perguruan

tinggi

karena

perguruan tinggi sebagai penyedia jasa

adalah

penelitian

terapan (applied research). Jumlah variabel dalam penelitian ini 4 (empat) variabel yakni Komitmen

Pengampu

(KP),

Kapabilitas

Kepercayaan (KK), Kapabilitas Keadilan (K), dan Komitmen Mahasiswa (KM). jika dikalikan 20 maka hasilnya adalah 80 responden, Komitmen

dibulatkan organisasi

menjadi diukur

100. dengan

instrumen yang dikembangkan oleh Porter et

(1974),

al.

sementara

kepercayaan

menggunakan model dari Vanhala (2011). Pengukuran ini menggunakan skala 5 poin skala likert (Oh,2006). Uji reliabilitas dapat diukur dengan

mahasiswa sebagai pelanggan yang perlu untuk diperhatikan untuk mencapai tingkat

ini

koefisien

Cronbach’s

alpha,

Item-Total

Correlation minimal 0,3 dinyatakan reliable (Nunnally,

J.

and

Bernstein,

H.,1994).

Validitas konvergen diindikasikan dengan nilai

dari

butir-butir

pertanyaan

yang

mengukur konsep yang sama akan memiliki korelasi tinggi yaitu lebih besar dari 0,4 (Hair, et al., 2006). Pengujian asumsi klasik dengan pertama, multikolinieritas dilihat dari nilai toleransi dan Variance Inflation factor (VIF), menurut Ghozali (2009) dinyatakan bahwa tidak terdapat

multikolinearitas

jikalau

nilai

toleransi diatas 0,1 atau VIF tidak lebih dari 2

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 10.

Kedua,

uji

ISSN : 2087-1899

heteroskedastisitas,

terikat hanya ada satu (1) dalam penelitian.

pengujian ini dengan menggunakan uji

Untuk pengolahan data dalam penelitian ini

Glejser, guna melihat homogenitas data

menggunakan bantuan program SPSS versi

tersebut

crossection

dilakukan

dengan

mengabsolutkan nilai residual dan dijadikan variabel

/

dependent

diregresikan

bersama

terikat dengan

16. Model penelitian ini:

yang variabel

independent / bebas. Ketiga, autokorelasi,

Kepercayaa nn

komitme n

pengujian ini dengan menggunakan uji Durbin Watson test, pengujian ini bertujuan

HASIL PENELITIAN

untuk menguji apakah dalam suatu model regresi

ada

pengganggu dengan

korelasi

antar

kesalahan

pengujian

(residual)

pada

periode

Item-Total

kesalahan

pada

periode

t t-1

(sebelumnya). adalah

reliabilitas

dengan

Correlation

dan

Corrected Internal

Consistency (cronbach Alfa) dapat dilihat pada tabel 1.

Adapaun

analisis

yang

dipakai

Analisis

regresi

linear

tunggal

digunakan

Pada tahap awal, yaitu reliabilitas,

karena

variabel

bebas

dan

Tabel 1. Initial Factor Analisis Reliabilitas

Variabel Penelitian

Komitmen Pengampu (KP)

Komitmen Mahasiswa (KM)

Kapabilitas Kepercayaan (KK) Kapabilitas Keadilan (KKed)

Item Penelitian

(Corrected ItemTotal Correlation)

KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KM1 KM2 KM3 KM4 KM5 KK1 KK2 KK3 KK4 KK5 KKed1 KKed2 KKed3

0,740 0,321* 0,735 0,781 0,553* 0,507* 0,556* 0,541* 0,563* 0,469* 0,789 0,766 0,499* 0,787 0,597* 0,376* 0,259* 0,419*

Internal Consistency (cronbach Alfa)

0,756

0,778

0,765

0,645

3

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 Terdapat 12 indikator yang tidak

ISSN : 2087-1899 yang tidak reliable, dan dihasilkan seperti

reliable, sehingga dilakukan perhitungan

pada tabel 2.

kembali dengan tidak melibatkan variabel Tabel 2. Final Factor Analisis Reliabilitas.

Variabel Penelitian

Item Penelitian

(Corrected ItemTotal Correlation)

KP1 KP3 KP4 KK1 KK2 KK4

0,776 0,834 0,806 0,758 0,865 0,712

Komitmen Pengampu (KP) Kapabilitas Kepercayaan (KK)

Internal Consistency (cronbach Alfa) 0,869

0,842

Sehingga bila disimpulkan item kuisioner

(KP) dan komitmen kepercayaan (KK) layak

sebagai final factor, komitmen pengampu

digunakan sebagai kuisisoner yang sahih.

Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Variabel Penelitian

No 1. 2. 3. 4.

Variabel

Jumlah Butir Jumlah Butir Pertanyaan Reliabel

Komitmen Pengampu (KP) Komitmen Mahasiswa (KM) Kapabilitas Kepercayaan (KK) Kapabilitas Keadilan (K)

5 5 5 3

3 0 3 0

Koefisien Alfa Cronbach 0,869 0,842

Sumber data: Primer, diolah 2012. Pada pengujian asumsi klasik, semua

Lower (dl) adalah 1,789. Sehingga nilai DW

indikator pada posisi yang sudah tidak

hitung sebesar 2,089 berada diantara dl dan

terindikasikan gejala asumsi klasik. Uji

du, sehingga dapat disimpulkan model ini

Heteroskedastisitas, variabel kepercayaan

tidak terdapat gejala autokorelasi.

tidak signifikan yaitu pada 0,315 sehingga

Berdasarkan pengujian regrsi linear tunggal,

dapat disimpulkan terdapat tidak gejala

menunjukkan bahwa variabel kepercayaan

heteroskedastisitas.

berpengaruh positif dan signifikan (β=0,634;

Dan

terakhir

autokorelasi, dengan α = 5 % menghasilkan

t=7,659;

p<0,01)

DW hitung 2,089 dimana, dengan sample

diartikan secara harfiah berarti bahwa setiap

100 dan variabel independen 2 menjadi

satu

satuan

pada

komitmen.

kepercayaan

Bila akan

Durbin Upper (du) adalah 1,748 dan Durbin 4

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

meningkatkan komitmen sebesar 0,634

inilah

satuan.

komunikasi yang baik dan efektif.

Hasil juga memperlihatkan bahwa analisis

Kebanggan juga menjadi bagian yang tidak

regresi, yaitu menunjukkan goodness of fit

terpisahkan dimana dosen yang memiliki

yang baik (F= 71,068; p<0,01). Hal tersebut

kemampuan dan prestasi diluar kampus,

menunjukkan bahwa model tersebut dapat

sangat dibanggakan para mahasiswa.

menjelaskan fenomena yang diuji dengan

Sementara itu dari penelitian ini pula

baik. Di samping itu, ditunjukkan juga

menggambarkan bahwa, komitmen antar

bahwa

harus

memiliki

mahasiswa itu sendiri tidaklah menjadi

dapat

acuan utama, hal ini berarti bisa saja

dijelaskan oleh kepercayaan sebesar 47,8

mahasiswa tingkat kooperatifnya kurang

%

alias cenderung individualistis, terkecuali

adjusted

komitmen

sedangkan

R =0,478

dosen

berarti

variasi

nilai

2

seorang

organisasi

selebihnya

oleh

variasi

variabel lain di luar model tersebut.

ada tugas dari dosen. Tingkat kepercayaan mahasiswa Univeritas

PEMBAHASAN Hasil

“X” khususnya, menaruh kepercayaan yang

penelitian

menunjukkan

bahwa

sangat

tinggi

pada

aktifitas,

terdapat pengaruh yang kuat dan positif

keberlangsungan Proses Belajar Mengajar

antara kepercayaan terhadap komitmen.

(PBM),

Hasil penelitian ini memberikan gambaran

kehandalan

yang jelas dan perlu dilakukan pembahasan

bersaing Univeritas “X”.

yang mendalam atas komitmen dari para

Akan tetapi, beberapa hal yang perlu

pengampu matakuliah dimata mahasiswa,

dicermati tentang persepsi kepercayaan

karena amatlah penting, bila ditelaah lebih

dikalangan mahasiswa ini adalah, cukup

mendalam terhadap hasil penelitian ini,

banyak sumber daya (dosen) yang belum

memberikan

mampu

model

sebagai

peran

manajemen teknis

dan

personalia,

serta

keunggulan

mempraktekkan

keilmuannya,

membawa

padahal pengalaman staf pengajar akan

positif.

meningkatkan motivasi mahasiswa dalam

Disamping itu issue dosen yang “kosong”

PBM (Rowley, 1996). Belum pula civitas

akan sangat mengganggu motivasi ini,

akademika

karenanya

makin

kegiatan yang normative di kampus, serta

dikurangi bahkan ditiadakan. Hal ini akan

belum adanya komunikasi yang intensif

mengakibatkan

buruk

diantara civitas akademika Univeritas “X”.

diantara mahasiswa dan dosen, dimana

Hal ini perlu dicermati mengingat bahwa

komunikasi sangat dipengaruhi oleh gaya

tata pamong (good governance) dan dosen

individu

perlu

profesional

yang

akan

mahasiswa

pada

motivasi

B,R.,1999),

issue

ini

haruslah

komunikasi

seorang karena

dosen sangat

yang

(Richard dipengaruhi

menjalankan

memberikan

sepenuhnya

perhatian

pada

penghargaan dalam hal kinerja individu mahasiswa, membangun hubungan yang

5

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 jelas

antara

usaha,

kinerja

dan

penghargaan, dan yang penting adalah menetapkan prosedur untuk mengevaluasi tingkat kinerja individu mahasiswa (L.J. Mullins, 1985). Padahal menurut penelitian

ISSN : 2087-1899 meningkatkan motivasi mahasiswa dalam PBM (Rowley, 1996). DAFTAR PUSTAKA Ashraf,Z.,

Abuzar,M.J.,

oleh Min,S., et al (2012), terdapat empat

and

jenis motivasi mahasiswa untuk kuliah yakni

Increasing

akademik

Organizational

dan

kedepan

dan

pengalaman, Keempat

pendidikan, karir,

dan

motivasi

pandangan

kesenangan

yang ini

terakhir menjadi

dan kerja.

Muhammad,T.S.,

Muhammad,A.K.,

(2012), Employee

Commitment

by

Correlating Goal Setting, Employee Engagement

and

Optimism

at

penting

Workplace, European Journal of

tatkala mahasiswa menjadikannya proses

Business and Management, Vol 4,

dan tujuan dari sebuah perkuliahan.

No.2

KESIMPULAN

Chenet,P., Tracey,S.,D., and Don O’S.,

Terdapat pengaruh yang kuat dan positif antara kepercayaan terhadap komitmen. Komitmen dari para pengampu matakuliah dimata mahasiswa amatlah penting, dimana dalam memberikan model sebagai peran profesional

yang

akan

membawa

mahasiswa

pada

motivasi

positif.

Sementara, kepercayaan akan memberikan pengaruh yang besar terhadap komitmen. Karenanya, mahasiswa

Tingkat Univeritas

kepercayaan “X”

khususnya,

menaruh kepercayaan yang sangat tinggi pada aktifitas, keberlangsungan Proses Belajar Mengajar (PBM), manajemen dan personalia,

kehandalan

teknis

serta

keunggulan bersaing Univeritas “X”. Akan tetapi, beberapa hal yang perlu dicermati tentang persepsi kepercayaan dikalangan mahasiswa ini adalah, cukup banyak sumber daya (dosen) yang belum mampu

mempraktekkan

keilmuannya,

padahal pengalaman staf pengajar akan

(2010),

Service

quality,

commitment

and

differentiation

in

trust, service

business

relationships, Journal of Services Marketing, Vol.24 Iss.5,pp. 336– 346. Ghozali, I., (2009). “Ekonometrika, teori, konsep and aplikasi dengan SPSS 17“, Program Doktor Ilmu Ekonomi Universitas

Diponegoro,

Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Hair, J. F. Jr., W. C. Black, B. J. Babin, R. E. Anderson

and

R.

L.

Tatham,

(2006), Multivariate Data Analysis, Ed.6, New Jersey: Prentice Hall, Pearson Education, Inc. Iverson,R.,D., Colin S. McL., and Peter J.E., (1996) "The role

of

employee

commitment and trust in service relationships",

Marketing

Intelligence & Planning, Vol. 14 Iss: 3, pp.36 – 44. 6

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 L.J.

Mullins,

Min,S.,

(1985)

"The

Process

ISSN : 2087-1899 Vol. 14, Pp.224-247.

of

Motivation", Industrial Management

Razeghi, A., (2006) "Leading through belief:

& Data Systems, Vol. 85 No. 3/4,

managing the power of hope",

pp.5 - 8.

Strategy & Leadership, Vol. 34 Iss:

Chey,C.K.,

Boon,L.T.,

“Motives,

5, pp.49 – 51

(2012),

Expectations,

Rowley,J.,

(1996),

"Motivation

and

Perceptions and Satisfaction of

academic staff in higher education",

International

Quality Assurance in Education,

Private

Students

Higher

Pursuing

Education

in

Singapore”, International Journal of

Vol. 4 No. 3 pp. 11 – 16. Sahoo,C.K.,

and

Marketing Studies; Vol. 4, No. 6,

Employee

pp. 122-138.

Strategy

Sitaram

D.,

(2011),

Empowerment towards

A

Workplace

Nunnally, J. C., & Bernstein, I. H. (1994).

Commitment, European Journal of

“Psychometric theory“ (3rd ed.).

Business and Management, Vol 3,

New York, NY: McGraw-Hill.

No 11.

Oh, D. (2006), “Complaining intentions and

Vanhala,M., Puumalainen,K., Blomqvist,K.,

their relationships to complaining

(2011),

behavior of academic library users

development of the construct and

in

the scale, Personnel Review, Vol.

South

Korea”,

Library

Management, Vol. 27 No. 3, pp. Porter, L. W., Mowday, R. T., and Steers, R. M., (1979). The Measurement Of Organizational

trust

The

40 No. 4, pp. 485-513. Wynne,

168-89.

Impersonal

B.,

(1990),

Leadership

and

Excellence, Management Decision, Vol. 28 Iss: 1.

Commitment,

Journal Of Vocational Behavior,

7

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

ANALISIS PENGARUH RELEVANSI STRATEGIS TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN KINERJA TIDAK BERWUJUD SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

Rochyawati, Fety,SE.,M.Si. Akademi Bank YAPIS Merauke Papua Email: [email protected]

Abstract Conducted a research study to determine how strategic relevance can be affect the financial performance with the performance of intangible performance mediation. This study was also carried out in the sector of Small and Medium Enterprises (SMEs) in Merauke - Papua, using Structural Equation Modeling (SEM). The results obtained indicate that the strategic relevance affects financial performance, and the performance of intangible mediate the effect of strategic relevance to financial performance. Key word: relevance of strategic, intangible performance, financial performance.

menengah

PENDAHULUAN Usaha

kecil

perkembangannya

menengah masih

dalam

menghadapi

berbagai persoalan yang perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak antara lain (Speakman,

1998):

(a).

Rendahnya

produktivitas, sumber daya manusia dan manajemen yang belum profesional, kurang tanggap terhadap perubahan teknologi dan kurangnya permodalan, (b). Akses pasar yang

belum

memadai,

termasuk

di

dalamnya jaringan distribusi yang berfungsi sebagai jalur pemasaran belum berjalan efisien, (c). Belum adanya tanda-tanda membaiknya perekonomian nasional, (d). Tantangan

dari

perkembangan

perdagangan bebas baik dalam rangka kerjasama AFTA, APEC, dan GATT/ WTO yang

akan

membawa

dampak

pada

peningkatan persaingan usaha. Berbagai persoalan di atas dapat diatasi apabila

para

pengusaha

kecil

dan

mampu

mengembangkan

usahanya secara kreatif dan inovatif dengan selalu berorientasi pada pasar, peningkatan kualitas,

produktivitas

dan

daya

saing

dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan selalu mengikuti perkembangan informasi dan teknologi. Oleh karena itu perlu

kebijakan

pembinaan

dan

pengembangan usaha kecil dan menengah yang dapat mendorong ke arah yang lebih maju

dan

mandiri

meningkatkan

serta

perannya

mampu dalam

perekonomian nasional (Srivasta, 2001). Anderson

(1990),

melalui

penelitianya

menerangkan tentang hubungan antara perkembangan usaha kecil dan menengah dengan laju pertumbuhan atau tingkat pengembangan

ekonomi

suatu

wilayah

yang kemudian dikenal dengan sebutan ”stage theory”. Menurut Anderson (1990) teori tersebut menjelaskan bahwa: (a). Negara yang tingkat ekonominya masih terbelakang, tingkat pendapatan riil per 8

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

kapita rendah pada industri rumah tangga

penting

tersebut sangat dominan (berdasar tingkat

perusahaan. Perkembangan pengetahuan

penyerapan tenaga kerja), (b). Pada negara

mengindikasikan adanya

yang sudah maju tingkat pembangunan

baru

ekonominya, tingkat pendapatan riil per

mengembangkan dan menganalisa rantai

kapita

dan

nilai dan strategi perusahaan. Perubahan

terutama industri skala menengah besar

orientasi strategi dalam aset pengetahuan

lebih dominan.

memerlukan

tinggi

pada

industri

kecil

Organisasi yang baik adalah yang

bagi

pengendali

yang

aktivitas

suatu

variabel

diperkenalkan

ketika

pemahaman

penciptaan

bahwa

keunggulan

memiliki tujuan jelas berdasarkan visi dan

perusahaan

misi yang disepakati pendirinya. Untuk

kemampuan

mewujudkan tujuan tersebut dibutuhkan

menciptakan, menggunakan, mentransfer,

cara untuk mencapainya yang lazim disebut

dan memanfaatkan aset-aset

sebagai

yang

strategi.

Selanjutnya

disusun

sangat

kompetitif

tergantung

perusahaan

bersifat

langka,

pada untuk

intangible

tidak

dapat

rencana (plan), kebijakan (policies) hingga

diperdagangkan dan sangat sulit untuk

pencapaian

ditiru. Melalui penilaian modal intelektual,

dan

lingkungan

program

berperan

aksi.

Faktor

penting

bagi

perusahaan

dapat

mengelola

dan

perusahaan terutama dalam pemilihan arah

mengembangkan

dan formulasi strategi perusahaan. Adanya

sehingga

perubahan dalam lingkungan baik internal

pencapaian

ataupun eksternal menuntut kapabilitas

berkelanjutan. Dalam hal ini jaringan bisnis

perusahaan

dianggap sebagai alat untuk membangun

dengan

untuk

perubahan

dapat

beradaptasi

tersebut

agar

aset

yang

dimiliki

bermanfaat

bagi

upaya

keunggulan

keunggulan

kompetitif

kompetitif

dalam

sebuah

kelangsungan hidup (survival) perusahaan

perusahaan, menurut aspek yang berbasis

tetap bertahan. Sementara itu perencanaan

sumber daya, jaringan tidak hanya secara

merupakan suatu alat untuk melakukan

khusus mendukung generasi pengetahuan

adaptasi

tetapi juga pengetahuan hubungan yang

dan

juga

merupakan

faktor

penentu bagi kinerja perusahaan sehingga

didistribusikan

diharapkan

Sebaliknya, pada aspek yang berbasis

menciptakan

keunggulan

kepada

mitra

bisnis.

pemasaran menekankan bahwa konsumen

bersaing. ini,

menghendaki pelayanan yang memuaskan

kemampuan suatu produk dan perusahaan

serta dilayani oleh organisasi yang lebih

untuk bisa bertahan atau tidak dalam

fleksibel dan terdistribusi. Namun dalam hal

persaingan

ini faktor kinerja tidak berwujud seperti

Dalam

era

pengetahuan

sangat

saat

tergantung

pada

kapasitas untuk mengelola asset intangible,

pengetahuan,

pengetahuan,

inovasi

inovasi, dan lain-lain memainkan peran

secara efektif dan efisien menjadi nilai

utama dalam keberhasilan suatu jaringan

dan

kapabilitas

hubungan

pelanggan,

9

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

(Das et al., 2003). Inilah relevansi strategis

tidak berwujud (intangible good’s) sebagai

yang

kinerja

variabel mediasi, variabel dependent adalah

perusahaan. Tentu saja faktor mediasi

relevansi strategis dan variabel independen

makin menjelaskan keterikatan diantara

adalah kinerja perusahaan. Ketiga variabel

kedua faktor tersebut.

tersebut diadopsi dari Moeller,K. (2009).

dapat

meningkatkan

Dalam penelitian ini terdapat 2 model, yaitu (1)

METODE PENELITIAN Adapun metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode Structural

Equation

Modelling

(SEM)

dengan software AMOS 16, dimana kinerja

pengaruh

relevansi

strategis

pada

kinerja perusahaan, dan (2). Relevansi strategis dan kinerja tidak berwujud pada kinerja

perusahaan.

Adapun

model

penelitian ini:

(1) Relevansi Strategis

Kinerja Tidak Berwujud (2)

Kinerja Perusahaan (2)

Studi ini dilakukan pada 10 sektor Usaha

5) Comparative Fit Index (CFI) = 95 % (0,90

Kecil dan Menengah (UKM) yang ada di

– 0,95 = Fit)

Kabupaten Merauke-Papua. Dengan skala

6) Tucker Lewis Index (TLI) = TLI > 0.95

likert 5 poin, dimana 1 mengarah pada tidak

(0.90 – 0.95 = Fit)

baik dan 5 mengarah pada sangat baik.

7) Bollen-Stine p-value p > 0.05

Pengukuran Model fit dilakukan dengan

Namun sebelum dilakukan metode SEM,

menggunakan beberapa indicator sebagai

terlebih dahulu mengukur presisi data

berikut (Smith, Cunningham and Coote,

dengan uji reliabilitas dan validitas data.

2006): 1) Chy Square (χ2) pada ∂ = 0,05 atau 5 % 2) Goodness of Fit (GFI) = 95 % (0,90 – 0,95 = Fit) 3)

Standardised Root

Pembahasan dilakukan dengan lebih dahulu mengeksplorasi pengujian reliebilitas

Root

Mean-square

Residual (SRMR) = < 0,05 4)

PEMBAHASAN

Mean-Square

dan validitas, dimana hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 1 dan 2.

Error

of

Approximation (RMSEA) = < 0,05 (0,05 – 0,08=Fit)

10

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

Tabel 1. Uji Reliabilitas Variabel

Item Pertanyaan

Relevansi Strategis (RS)

RS1 RS2 RS3 KTB1 KTB2 KTB3 KTB4 KTB5 KTB6 KTB7 KK1 KK2 KK3

Kinerja Tidak Berwujud (KTB)

Kinerja Keuangan (KK)

Keterangan

Cronbch Alfa 0,858 0,838 0,845 0,823 0,821 0,823 0,816 0,820 0,822 0,829 0,832 0,826 0,819

Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel

uji

Alpha if Item Deleted dalam pengujian

reliabilitas pada semua pertanyaan adalah

reabilitas lebih besar dari 0,7 pada semua

reliabel, karena nilai skor dalam Cronbach's

item

Pada

penelitian

ini

hasil

pertanyaan

dalam

kuesioner.

Tabel 2. Uji Validitas Variabel

Item Pertanyaan

Relevansi Strategis (RS) Kinerja Tidak Berwujud (KTB)

Kinerja Keuangan (KK)

dengan Product

Keterangan

-0,154 0,456 0,555 0,235 0,197 0,365 0,654 0,666 0,542 0,589 0,774 0,729 0,620

Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

RS1 RS2 RS3 KTB1 KTB2 KTB3 KTB4 KTB5 KTB6 KTB7 KK1 KK2 KK3

membandingkan

Table

yaitu

pada

Moment

Corrected item Total Correlation

Nilai

r

skornya lebih kecil dari 0,193 yaitu pada

jumlah

item RS1 dengan pertanyaan jika kontrak

responden 10 dengan tarap signifikan 5%

kerja

sehingga

0,193.

kesulitan dalam pembagian hasil usaha/

Sedangkan dalam table 2 terdapat 1 item

keuntungan. 1 item pertanyaan ini tidak

pertanyaan yang tidak valid karena nilai

valid karena objek penelitian berupa UKM

terletak

pada

nilai

akan

berakhir

apakah

aka

ada

11

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

milik pribadi sehingga tidak ada proses

Bardasarkan

analisis

menunjukkan

pihak lain.

penelitian ini adalah fit karena nilai CFI dan

Analisis model fit

TLI lebih dari angka yang direkomendasikan

1) Chy Square (χ2) pada ∂ = 0,05 atau 5 %

≥0,95, yaitu 0,996 pada CFI dan 1,139 pada

2) Goodness of Fit (GFI) = 95 % (0,90 –

TLI.

0,95 = Fit). Penelitian ini 0,956 3)

Standardised

Root

Root

unutk

dalam

memperbaiki

kecenderungan statistik Chi Square yang

Mean-square

Residual (SRMR) = < 0,05 4)

RMSEA

model

fit

pembagiaan hasil usaha/ keuntungan pada

Nilai

bahwa

model

menolak model dngan jumlah sampel yang besar, dengan nilai yang direkomendasikan

Mean-Square

Error

of

adalah 0,05 – 0,08 untuk ukuran yang

Approximation (RMSEA) = < 0,05 (0,05 –

diterima. Sedangkan pada tabel RMSEA

0,08=Fit). Dalam penelitian ini 0,000

menunjukkan angka 0,000 sehingga dapat

5) Comparative Fit Index (CFI) = 95 % (0,90 – 0,95 = Fit). Penelitian ini 0,996

dikatakan model pada penelitian ini sanagt baik karena hasilnya kurang dari 0,08.

6) Tucker Lewis Index (TLI) = TLI > 0.95

Begitu pula dengan uji chy square, GFI dan Bollen stine menunjukkan model telah fit.

(0.90 – 0.95 = Fit). Penelitian ini 1,139

Analisis SEM secara visual dapat

7) Bollen-Stine p-value p > 0.05. Penelitian

diperoleh gambaran dibawah:

ini 5,99

Gambar 1. Analisis SEM (0,534;0,042)

Relevansi Strategis

Kinerja Tidak Berwujud

(0,222;0,044)

Kinerja Perusahaan (5,999;0,001)

Dapat ditarik benang merah bahwa

kinerja perusahaan, dimana dengan alfa 1

pada model 1 ditunjukkan bahwa pengaruh

% dan koefisien 5,999. Model ini juga bisa

antara relevansi strategis dengan kinerja

dilihat

perusahaan berpengaruh kuat dengan alfa

berpengaruh

5% dengan koefisien 0,534. Sementara itu

berwujud dengan alfa 5 % dan koefisien

dengan model 2 dengan kinerja tidak

0,222.

berwujud

sebagai

variabel

mediasi

bahwa

relevansi

terhadap

strategis

kinerja

tidak

Semakin besar Relevansi Strategis

menghasilkan pengaruh yang lebih kuat

(RS)

pada

semakin tinggi Kinerja Tidak Berwujud

kinerja

tidak

berwujud

terhadap

perusahaan

kepada

mitra,

maka

12

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 (KTB)

perusahaan

diterima,

hal

ini

ISSN : 2087-1899 KESIMPULAN

dikarenakan strategi mitra kerja yang terikat kuat dengan perusahaan, perkembangan usaha yang baik, pembagian laba yang adil, serta kontrak kerja dengan mitra kerja yang dijalankan

dengan

mempengaruhi

baik,

Kinerja

akan

Tidak

Berwujud

(KTB) perusahaan, hal ini dikarenakan hubungan tingkat

kerja

dapat

komitmen

mempengaruhi

karyawan

terhadap

perusahaan. Karyawan yang berkomitmen maka akan memberikan hasil kinerja yang tinggi, berupa memberikan ide-ide atau gagasan

kreatif

untuk

kemajuan

perusahaan. semakin tinggi Kinerja Tidak Berwujud

(KTB)

perusahaan,

maka

semakin tinggi Kinerja Keuangan (KK) perusahaan diterima, hal ini dikarenakan semakin

tinggi

tingkat

kecerdasan

seseorang, tingkat pengetahuan yang tinggi dan

SDM

yang

berkualitas,

akan

menghasilkan keunggulan kompetitif bagi perusahaan karena SDM yang berkualitas dapat memberikan ide-ide kreatif, inovasiinovasi

baru

seperti:

produk,

layanan,

proses, yang bisa menjadikan perusahaan lebih maju dan berkembang, selain itu

Semakin besar Relevansi Strategis (RS)

perusahaan

kepada

mitra,

maka

semakin tinggi Kinerja Tidak Berwujud (KTB)

perusahaan

diterima,

hal

ini

dikarenakan strategi mitra kerja yang terikat kuat dengan perusahaan, perkembangan usaha yang baik, pembagian laba yang adil, serta kontrak kerja dengan mitra kerja yang dijalankan dengan baik. Karyawan yang berkomitmen maka akan memberikan hasil kinerja yang tinggi, berupa memberikan ideide atau gagasan kreatif untuk kemajuan perusahaan. semakin tinggi Kinerja Tidak Berwujud (KTB) perusahaan, maka semakin tinggi Kinerja Keuangan (KK) perusahaan yang diterima, hal ini dikarenakan semakin tinggi tingkat kecerdasan seseorang, tingkat pengetahuan yang tinggi dan SDM yang berkualitas, akan menghasilkan keunggulan kompetitif bagi perusahaan karena SDM yang berkualitas dapat memberikan ide-ide kreatif, inovasi- inovasi baru seperti produk, layanan, proses, yang bisa menjadikan perusahaan lebih maju dan berkembang. DAFTAR PUSTAKA

perbaikan sistem pelayanan pembelian, sistem

manajemen,

perbaikan

tingkat

volume penjualan dan lokasi usaha juga berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan, sehingga hal ini akan berdampak pada semakin tingginya Kinerja Keuangan (KK) perusahaan.

Anderson, J.C. and Narus, J.A. (1990), “A model of distributor firm and manufacturer partnerships”,

working Journal

of

Marketing, Vol. 54 No. 1, pp. 4258. Das, S., Sen, P.K. and Sengupta, S. (2003), “Strategic alliances: a valuable way

to

manage

intellectual

13

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

capital?”, Journal of Intellectual

to the past and look to the

Capital, Vol. 4 No. 1, pp. 10-19.

future”, Journal of Management

Moeller, K., (2009), Intangible and financial performance:

causes

Studies, Vol. 35 No. 3, pp. 747-

and

effects, Journal of Intellectual

72. Srivastava,

R.K.,

Fahey,

L.

and

Capital, Vol. 10 No. 2, pp. 224-

Christensen, H.K. (2001), “The

245.

resource

Smith, Cunningham and Coote, (2006),

based

view

and

marketing: the role of market-

Structural Equation Modelling,

based

AUS Press University.

competitive advantage”, Journal

Spekman, R.E., Forbes, T.M. III, Isabella,

of Management, Vol. 27 No. 6,

L.A. and MacAvoy, T.C. (1998),

assets

in

gaining

pp. 777-802.

“Alliance management: a view

14

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

PERAN PENGUATAN SISTEM INFORMASI PADA METODE STRATEGI DAN PENDORONG INOVASI PADA KINERJA PERUSAHAAN Asep Rokhyadi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta email : asep.rokhyadi @gmail.com

Abstract This study was conducted to determine how the information system can strengthen the innovation strategy method and driving of the innovation in the firm performance. The method of research conducted with the involvement of the respondent companies large and medium processing manufacture in Yogyakarta province, the number of respondents 138 companies. With multiple regression analysis and regression analysis moderation done, but first the normality test, the validity and reliability as well as the classical assumptions. The results yield information that there is influence between innovation strategies method and driving of innovation to firm performance. Similarly, of the information systems strengthening innovation strategy and driving innovation to firm performance. Key words: strategy, innovation strategy, information systems, strategy methods, driving innovation. untuk pengujian konsep strategi inovasi

PENDAHULUAN Permintaan

produk

dan

jasa

menjadikan strategi inovasi berada pada tantangan

baru

Organisasi

dalam

organisasi.

harusdiperkaya

dengan

pengetahuan eksternal yang up date, yang diperoleh baik dari karyawan atau top manajemen yang terkait tujuan organisasi dengan

kolaborasi

diantara

mereka

(Broring, S. dan P.Herzog, 2008). Salah satu cara untuk memperoleh pengetahuan dengan

efisien

adalah

melibatkan

pelanggan dalam proses pengembangan strategi inovasi. Memanfaatkan kreativitas pelanggan dan kemampuan strategi inovasi memiliki

banyak

potensi

untuk

pengembangan produk baru (Hippel, V.E., 2005).

Hal

senada

seperti

yang

dikemukakan Heiskanen.E., et al. (2007) bahwa pendekatan yang terbuka diperlukan

dengan tujuan untuk mendorong pengguna mengevaluasi konsep yang lebih kritis, dengan melibatkan lebih banyak pelanggan ke proses yang mungkin juga hambatan untuk mengadopsi strategi inovasi baru. Namun, secara individu, pelanggan mungkin tidak mampu menciptakan yang terbaik, pandangan mereka tentang produk terbatas pada perspektif tertentu. Penelitian terdahulu

telah

menunjukkan

bahwa

pemikiran kolektif adalah penting agar dapat memaksimalkan efisiensi inovasi individu (Thrift.N.,2006).

Inovasi

individu

dalam

organisasi lambat laun akan menciptakan inovasi dalam skala organisasi atau industri, karena akan menjadi proses pembelajaran organisasi (Srivastava, P dan Frankwick, GL, 2011). Penelitian Jafari, M.,et al., (2011) menyatakan

bahwa

penerapan 15

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

pengetahuan akan menciptakan kehilangan

dengan

pengetahuan

setelah

D.P.,et al.,2011 ; Zhang,M.J., 2011; Craig.J.

penerapannya ke dalam model dalam satu

dan Clay,D., 2006). Hasil penelitian lain juga

tahun sebesar 88 pct(%), hal ini mutlak

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

dibutuhkan proses pembelajaran yang terus

yang lemah antara strategi inovasi dengan

menerus. Apabila hal ini menjadi budaya

kinerja perusahaan (Daniel.I.P, et al. 2004),

organisasi maka akan menjadi penentu

peneliti Murat, I.A., dan B. Baki (2011);

strategi inovasi bagi perusahaan (Julia

Varis, M. dan Littunen, H (2010); Tung, J.,

C.N., et al, 2011). Dalam penelitian lain juga

(2012) menunjukkan hasil bahwa terdapat

dikuatkan

pengaruh yang positif antara strategi inovasi

(speed)

(knowledge)

bahwa sangat

dengan

kecepatan

berpengaruh

terhadap

kinerja

dengan

perusahaan

kinerja

perusahaan

(Xiaosong,

dan

yang

proses inovasi perusahaan (Banu, A.,G.,

terakhir Theyel, G., (2000); Joaquı´n A., et

dan Grant,M., 2011).

al. (2006) menunjukkan pengaruh yang kuat

Hasil

peneltian

terdahulu

antara

strategi

inovasi

dengan

kinerja

menunjukkan beragamnya hasil penelitian

perusahaan.Selengkapnya

seperti simpulan beberapa peneliti dimana

tersebut diuraikan secara singkat pada tabel

tidak ada pengaruh antara strategi inovasi

1 dibawah ini.

perbedaan

Tabel 1. Berbagai Simpulan Para Peneliti Tentang Strategi Inovasi Pada Kinerja Perusahaan Kesimpulan Tidak Ada Pengaruh

Peneliti Xiaosong, D.P., et al., (2011); Zhang,M.J. (2011); Craig,J., dan D.Clay, (2006) Daniel.I.P., et al. (2004);

Berpengaruh Lemah Berpengaruh positif

Murat, I.A., dan B. Baki (2011); Varis, M. dan Littunen, H (2010); Tung, J.,(2012) Theyel, G., (2000); Joaquı´n.A.,et al. (2006);

Berpengaruh Kuat

Berdasarkan

beberapa

simpulan

variabel

pendukung

ataupun

variabel

dari para peneliti pada tabel 1 menunjukkan

kontingensi dalam menyelesaikan penelitian

masih adanya kesenjangan penelitian (gap

ini dengan tujuan meningkatkan kinerja

research) yaitu, penelitian tentang strategi

perusahaan. Namun demikian, berbagai

inovasi dan kinerja perusahaan masih

penelitian diatas walaupun masih memiliki

dalam posisi yang belum simpul.Hal ini

hasil penelitian yang beragam dan belum

menunjukkan

bahwa

simpul, banyak pula peneliti yang telah

penelitian

masih

ini

berbagai memiliki

hasil banyak

berusaha

menjembatani

peluang untuk diteliti lebih lanjut dan

memecahkan

kemungkinan belum banyak digunakannya

dengan

permasalahan

variabel

kontingensi

untuk tersebut sebagai 16

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

variabel moderasi antara strategi inovasi

Hung,K.T,

dengan

kinerja

dengan

D.Clay,2006)

maksud

agar

tersebut

(Theyel, G., 2000), kapabilitas perusahaan

memberikan dampak yang makin kuat

(Xiaosong, D.P.,et al.,2011). Pada tabel 2

antara variabel strategi inovasi dengan

diuraikan secara singkat atas penyataan

variabel kinerja perusahaan, seperti ukuran

tersebut.

perusahaan,

hasil

penelitian

et

Craig.J.

al.,2008; karakteristik

dan

perusahaan

perusahaan (size) (Niu. P, et al., 2010); Tabel 2. Beberapa Variabel Moderasi dan Penyebab Belum Tersimpulkannya Temuan Penelitian Tentang PengaruhStrategi Innovasi PadaKinerja Perusahaan Variabel Moderasi Ukuran perusahaan

Kesimpulan Terdapat pengaruh yang positif Antara strategi inovasi dan kinerja Perusahaan Tidak ada pengaruh antara strategi inovasi dan kinerja Perusahaan Terdapat pengaruh yang sangat signifikan antara strategi inovasi dan kinerja perusahaan Tidak ada pengaruh antara strategi Inovasidengan kinerja perusahaan

Karakteristik perusahaan Kapabilitas Perusahaan

Mengingat

berbagai

variabel

Peneliti Niu.P, et al. (2010);Hung, K.T.et al.(2008) Craig.J.dan D.Clay (2006) Theyel,G., (2000) Xiaosong, D.P., et al.,(2011)

dengan harapan variabel ini yang akan

kontingensi telah diterapkan oleh beberapa

dijadikan

peneliti (tabel diatas) dan menghasilkan

menguatkan antara variabel strategi inovasi

beberapa macam hasil penelitian pula, hal

dengan

ini menunjukkan bahwa belum fit-nya suatu

menjadikan

strategi inovasi, sehingga masih diperlukan

pengetahuan

pencarian

memberikan

atas

pemecahan

tersebut

dengan tepat. Namun demikian fenomena

variabel kinerja

moderasi,

perusahaan

sebaran yang

dan

serta

khasanah

ilmu

makin

wacana

akan

luas lain

dan yang

berkesinambungan.

apa yang tepat dapat diterapkan sebagai variabel kontingensi agar mencapai kinerja perusahaan yang baik dan stabil? Menurut Zhang,M.J., (2011), sistem informasi mutlak diperlukan

dalam

meningkatkan proses

strategi inovasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Berdasar

pada

uraian

tersebut, penulis mencoba menggunakan variabel ini yaitu sistem informasi inovasi

METODE PENELITIAN Lokasi wilayah

penelitian

Propinsi

ini

Daerah

adalah

di

Istimewa

Yogyakarta (DIY) dengan 390 responden namun hanya 138 responden (35,4 %) yang diperoleh dari“Direktori Industri Pengolahan Besar dan Sedang dari Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 di D.I.Yogyakarta” yang 17

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

diterbitkan oleh BPS (Biro Pusat Statistik)

indikator yakni ROA (Return on Asset), ROS

tahun 2010.

(Return on Sales) dan ROI (Return on

Peubah

yang

diamati/diukur,

Investment).

Penelitian ini menggunakan tiga (3) variabel

Variabel Sistem Informasi (SI), Variabel ini

yang terdiri dari variabel strategi inovasi(I)

mengadopsi pengukuran dari Zhang,M.J.,

sebagai

variabel

(2011) yang terdiri dari 6 indikator yang

kinerja perusahaan (KP) sebagai variabel

secara keseluruhan indikator tersebut juga

independent dan variabel sistem informasi

memuat

inovasi (SI) sebagai variabel moderasi, dari

mengurangi biaya produk / jasa (SI1),

keseluruhan variabel tersebut terdapat 26

Mengurangi

butir pertanyaan. Setiap butir pertanyaan

menambahkan fitur untuk produk yang

dalam peubah /variabel penelitian diukur

sudah ada / jasa (SI2), Mengurangi biaya

dengan skala likert 5 poin yang mana 1

merancang

menunjukkan arah tidak setuju dan 5

memberikan kesempatan inovasi yang unik

menunjukkan arah sangat setuju.

untuk produk / jasa (SI4), kesinambungan

Variabel Strategi inovasi (I), Variabel ini

informasi dengan produk / jasa(SI5) dan

mengadopsi pengukuran strategi inovasi

terakhir membangun sistem informasi ke

dari Filippetti, A., (2011) yang terdiri dari 2

dalam produk / jasa yang ada untuk

indikator yakni metode inovasi (I1) serta

meningkatkan nilai produk/jasa (SI6). Untuk

pendorong strategi inovasi (I2). Secara

lebih memudahkan pemahaman, model

keseluruhan indikator tersebut terdiri dari 11

penelitian

butir pertanyaan.

penelitian ini.

variabel

dependent,

6

butir biaya

produk

berikut,

pertanyaan memodifikasi

baru

/

yakni atau

jasa (SI3),

adalah

gambaran

Variabel Kinerja Perusahaan (KP), variabel ini mengadopsi pengukuran dari Murat, I.A.,dan B.Baki, (2011) yang terdiri dari 3 Gambar 1. Model Penelitian Strategi Inovasi (I) Metode Inovasi (I1)

Pendorong Inovasi (I2)

Kinerja Perusah (KP)

Sistem Informasi (SI)

18

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 Adapun model dalam penelitian ini menggunakan teknik

model

analisis

dan

Variance

Inflation

(VIF).

Factor

dengan

Pengujian heteroskedastik menggunakan uji

Regression

grafik, guna melihat homogenitas data

Regresi

Moderated

ISSN : 2087-1899

tersebut

dilakukan

dengan

Analysis (MRA) dimana variabel strategi

crossection

inovasi

perusahaan

melihat sebaran data yang merata diantara

dihubungkan secara langsung, sementara

SPRED pada absis dan ZPRED pada

variabel

ordinat.

dan

kinerja

moderasi

merupakan

model

struktur yang menghubungkan secara tidak

Pengujian

autokorelasi

dengan

menggunakan uji Durbin Watson test.

langsung terhadap variabel strategi inovasi dan kinerja perusahaan. Uji reliabilitas adalah untuk melihat stabilitas

HASIL DAN PEMBAHASAN

dan konsistensi suatu pengukuran yang

Uji Validitas, uji ini menggunakan

dilakukan dalam penelitian sehingga sering

metode

juga disebut dengan pengukuran akurasi,

Measure Sampling Adequacy menunjukkan

Uji reliabilitas dapat diukur dengan koefisien

nilai sebesar 0,821 hal ini berarti bahwa

(KMO),

Meyer-Olkin

penelitian

memperlihatkan instrumen ini valid karena

disebut handal bila pengujian tersebut

nilai KMO ini melebihi dari konstrain 0,5.

menunjukkan

Sementara itu pula dikuatkan dengan nilai

Cronbach’s

Instrumen

Keiser

alpha.

alpha

lebih

dari

0,7

(Sekaran.U., 352, 2010).

Bartlett’s

Uji validitas dalam penelitian ini meliputi

validitas

menunjukkan

konstrak

sejauh

mana

yang

suatu

tes

test

probabilitas dapat

sebesar

signifikansi

disimpulkan

1479 0,000

instrumen

dengan sehingga ini

telah

memenuhi syarat valid.

mengungkapkan suatu trait atau konstrak

Uji

teoritis yang hendak diukurnya dengan

Squared Multiple Correlation melalui uji

menggunakan

skala reliability analysis, dan dihasilkan

analisis

faktor.

Validitas

Reliabilitas,

konstrak diindikasikan dengan nilai dari

cronbach

butir-butir

menunjukkan

pertanyaan

yang

mengukur

uji

alfa. bahwa

ini

menggunakan

Dari

perhitungan

semua

konstruk

konsep yang sama akan memiliki korelasi

ternyata

tinggi yaitu lebih besar dari 0,4 (Hair, et al.,

sehingga semua konstruk reliable.Dengan

2006).

demikian semua variabel dapat dinyatakan Pengujian

dilakukan pengujian

pada

asumsi

klasik

penelitian

ini

normalitas

juga berupa

menggunakan

menghasilkan nilai

diatas

0,7

reliabel karena sesuai yang disyaratkan oleh Hair et al. (2006). Uji

Normalitas,

dengan

Kolmogorov-Smirnov Test. Uji ini dilakukan

menggunakan metode Kolmogorof Smirnov

dengan analisis test non parametric dengn

menunjukkan bahwa model penelitian ini

1

adanya

adalah normal, karena signifikansi berada

multikolinieritas dilihat dari nilai toleransi

pada nilai 0,209 ( > 0.05) sehingga dapat

sample

KS.

Pengujian

19

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

disimpulkan bahwa dengan metode ini tidak

dan dibawahnya, pengujian ini didapatkan

signifikan

dengan

dari standardized predicted value dengan

menggunakan unstandardized residual-nya

standardized residualnya. Jika dalam grafik

menunjukkan

tidak terjadi sebaran data maka terjadi

dengan

arti

bahwa

bahwa model

telah

heteroskedastisitas, begitu pula sebaliknya.

terdistribusi secara normal. Uji

Multikolinieritas,

Uji

ini

dilakukan

Uji

Autokorelasi,

menggunakan metode

bertujuan untuk menguji apakah dalam

Durbin Watson test menunjukkan bahwa

model regresi ditemukan adanya korelasi

nilainya 2,072 sehingga nilai ini berada

yang tinggi atau sempurna antar variabel

pada posisi tidak ada autokorelasi positif

independent.Pengujian

adanya

atau negatif (Ghozali, 2009, 79-82), karena

multikolinieritas dilihat dari nilai toleransi

dengan 5 variabel bebas dengan n = 138

dan Variance Inflation Factor (VIF), yang

serta α = 5 % diperoleh tabel Durbin Watson

menurut Ghozali (2009) dinyatakan bahwa

test dengan du = 1,665 dl = 1,802 sehingga

tidak terdapat multikolinearitas jikalau nilai

dapat disimpulkan bahwa dalam model

toleransi diatas 0,1 atau VIF tidak lebih dari

penelitian ini tidak terdapat autokorelasi.

10,

sehingga

hasil

Selanjutnya, hasil pengujian model

perhitungan berada

dalam penelitian dilakukan dengan dua (2)

dapat

tahapan dimana yang pertama dilakukan

disimpulkan bahwa model dalam penelitian

dengan pengujian regresi dan pada tahap

ini adalah tidak terdapat multikolinearitas

ke dua dilakukan dengan pengaruh regresi

antar variabel independent.

moderasi. Berikut ini adalah rekapitulasi dari

menunjukkan

bahwa

nilai

VIF

diantara 3,1 hingga 4,562 jadi

Uji Heteroskedastisitas, Pengujian dengan

metode

grafik

scatter

plot

hasil

pengujian

hipotesis

dari

kedua

tahapan tersebut.

menunjukkan adanya sebaran data diatas 0 Tabel 3. Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Variabel Metode Inovasi (I1) Pendorong Inovasi (I2) SI*I1 SI*I2 F test R2 Adj R2

Model Regresi β t 0,369 2,040* 0,636 5,951* 27,648 0,512 0,493

Model Regresi Moderasi β t 1,004 0,360 18,946 0,623 0,590

2,910* 2,998*

Variabel Dependent = Kinerja Perusahaan (KP) Variabel Moderasi = Sistem Informasi Inovasi (SI) * p<0,05

20

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 Tabel

3

memperlihatkan

ISSN : 2087-1899

kolom

model

regresi

selebihnya oleh variasi variabel lain di luar

bahwa

analisis

regresi

model tersebut.

model pengaruh langsung, yaitu pengaruh

Analisis regresi moderasian sistem

strategi inovasi (I) pada kinerja perusahaan

informasi inovasi (SI) menunjukkan hasil

menunjukkan goodness of fit yang baik (F =

bahwa interaksi SixI1 (β=1,004; t=2,910;

27,648; p<0,05). Hal tersebut menunjukkan

p<0,05)

bahwa model tersebut dapat menjelaskan

informasi memperkuat dan positif antara

fenomena yang diuji dengan baik. Di

metode inovasi dan kinerja perusahaan,

samping

yang

itu,

ditunjukkan

bahwa

nilai

2

juga

terakhir

signifikan

iteraksi

maka

SixI2

sistem

(β=0,360;

adjusted R = 0,493 berarti variasi kinerja

t=2,998; p<0,05) signifikan, maka sistem

perusahaan dapat dijelaskan oleh Metode

informasi memperkuat dan positif antara

inovasi (I1) dan Pendorong inovasi (I2)

pendorong inovasi dan kinerja perusahaan.

sebesar 49,3 % sedangkan selebihnya oleh variasi variabel lain di luar model tersebut.

SARAN

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa

Dari

penelitian

diatas,

metode

variabel independen berpengaruh secara

inovasi dan pendorongnya makin kiat jika

signifikan

pada

berinteraksi

(p<0,05).

Dimana

berpengaruh

kinerja

organisasional

metode

positif

inovasi

pada

(I1)

kinerja

dengan

system

informasi.

System informasi itu sendiri selayaknya seperti

kolaborasi

aktifitas.

sumber

perusahaan (β=0,369; t=2,040; p<0,05),

kolaborasi inovasi seperti halnya inovasi

dan Pendorong Inovasi (I2) berpengaruh

pemasaran dan inovasi organisasi seperti

positif pada kinerja Perusahaan (β=0,636;

pengetahuan

t=5,961; p<0,05).

organisasi

Pengujian terhadap sistem informasi inovasi

sebagai

pemoderasi

pengaruh

mutlak seperti

manajemen,

ataupun

diperlukan.

eksternalitas

menggunakan analisis regresi moderasi

perubahan dalam

yang

kiranya

pada

Tabel

3

letak

eksternalitas,

Kolaborasi

aktifitas

transfer IPTEK dan dinamika

staregi inovasi pada kinerja perusahaan ditunjukkan

relasi

tata

usaha

akan

menciptakan

inovasi, untuk itu perlu

memperkuat

inovasi

dengan

menunjukkan bahwa goodness of fit yang

melibatkan konsumen dan calon konsumen,

baik (F= 18,946; p<0,05). Hal tersebut

karena

berarti, bahwa model dapat menjelaskan

mengadopsi barang dan jasa jika sesuai

fenomena yang diuji dengan baik. Di

dengan motivasi dan pengalaman masa lalu

samping

nilai

mereka (Thøgersen, J., et al, (2010).

adjusted R2=0,590, maka variasi kinerja

Bahkan dengan tindakan nyata seperti

perusahaan dapat dijelaskan oleh variabel

Corporate Social Responsibility (CSR) akan

itu,

independen

ditunjukkan

sebesar

59,0%

bahwa

sedangkan

konsumen

akan

makin

cepat

memberikan dampak yang lebih nyata atas aktualisasi dukungan terhadap konsumen

21

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

(Green, T., and J., Peloza, 2011). Sehingga

Management Decision, Vol. 49 (4),

inovasi membutuhkan telah lebih jauh untuk

pp. 533-547.

mencapai

perusahaan

goodwill

dalam

Broring,

S.

dan

P.Herzog,

jangka menengah dan panjang. Untuk itu

“Organizing

perlu

development: open innovation at

kiranya

meningkatkan

kapabilitas

new

(2008), business

faktor

Degussa”, European Journal of

pendorong munculnya percepatan adopsi

Innovation Management, Vol. 11

konsumen atas inovasi dengan visi inovasi,

(3), pp. 330-378.

perusahaan

dengan

memahami

tinjauan masa depan, penetapan tujuan

Calantone, R.J., S.K.Vickery dan C.Droge,

inovasi (dengan melibatkan karyawan dan

(1995), “Business performance and

penciptaan produk bisnis yang berbeda dari

strategic new product development

biasanya), empowerment, komunikasi dan

activities:

jaringan

yaitu

investigation”, Journal of Product

pengakuan dari perbagai intitusi penilai

Innovation Management, Vol. 12,

(Filipczak.B., 1997).

pp. 214-237.

serta

peer

recognition

Christmann, DAFTAR PUSTAKA

why

positively

does or

turbulent

Discussion

waters”, and

novelty

of

innovation

in

manufacturing firms: evidence from the

1999

Statistics

Canada

innovation survey”, Technovation, Vol. 25(3), pp. 245-304. Banu

A.,G.,

dan

M.Grant,

(2011),

“Innovation speed and radicalness: are

they

inversely

related

?”,

environment:

strategies

for

voluntary

Environment, Innovation, and Firm Performance:

A

Comparative

Study”, Family Business Review,

(CRIC), Manchester, November. of information as determinants of

the

Craig.J. dan D., Clay, (2006),“The Natural

Competition

Amara, N. dan R.Landry, (2005) “Sources

and

(3), pp. 121-146.

Paper 39, Centre for Research on Innovation

‘‘Globalization

of Management Executive, Vol.16

affect

innovation? An exploration into

danG.Taylor,(2002)

environmental initiatives’’,Academy

cooperation

negatively

P.

empirical

international

Alm, H. dan M.McKelvey, (2000), “When and

an

Vol. 19 (4), pp. 275-288. Daniel,

I.P.,

D.J.Powerand

A.S.Sohal,(2004),“The trading

partner

relationships

determining performance:

role

of in

innovation an

empirical

examination”, European Journal of Innovation Management, Vol. 7 (3), pp. 178-186. Darnall, N. danJ.,Carmin,(2005), ‘‘Greener and

cleaner?

The

signalling

22

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

voluntary

2006. “Multivariate Data Analysis”,

environmental programs’’, Policy

Ed.6, New Jersey: Prentice Hall,

Sciences, Vol.38 (2), pp. 71-90.

Pearson Education, Inc.

accuracy

of

US

Dosi, G., (1988), “Sources, procedures and microeconomic

effects

Hamel, G., Y.Doz dan C.K.Prahalad. (1989), “Collaborate with your competitors

of

innovation”, Journal of Economic

and

win”,

Literature, Vol. 26 (3), pp. 1120-

Review, Vol. 67 (1), pp. 133-142.

Harvard

Business

Hargadon, A. dan B.Bechky, (2006), “When

1191.

collections of creatives become

Filipczak. B., (1997), “Innovation drivers”, Training, May, Vol.34 (5), pp. 36.

creative collective – a field study of problem

Filippetti, A., (2011), “Innovation modes and

solving

at

work”,

design as asource of innovation: a

Organization Science, Vol. 17 (4),

firm-levelanalysis”,

pp. 484-500.

European

Journal of Innovation Management,

Heiskanen,

Vol. 14 (1), pp. 5-26. Freel, M.S. dan P.J.A.Robson. (2004),

E.,

K.Hyvonen,

M.Niva,

M.Pantzar,

P.Timonen

J.Varjonen.

(2007),

dan “User

“Small firm innovation, growth and

involvement in radical innovation:

performance”, International Small

are

Business Journal, Vol. 22 (6), pp.

European Journal of Innovation

561-636.

Management, Vol. 10 (4), pp. 489-

skills

in

small

firms”,

Hippel,

V.E.,

(2005),

Innovation”,

157.

Cambridge, MA. Hung,K.T,

“Democratizing

The

Technovation, Vol. 25 (2), pp. 123Ghozali, I., (2009), “Ekonometrika, teori,

conservative?”,

509.

Freel, M.S., (2005), “Patterns of innovation and

consumers

Christine.C

MIT

dan

Press,

Ming.Yi.C.,

konsep dan aplikasi dengan SPSS

(2008),“Does matching pay policy

17”, Program Doktor Ilmu Ekonomi

with

Universitas

improve

Diponegoro,

Badan

innovation firm

strategy

really

performance?

An

Penerbit Universitas Diponegoro,

examination of technology-based

Semarang.

service firms”, Personnel Review,

Green, T., and J., Peloza, (2011), “How does corporate social responsibility

Vol. 37 (3), pp.300-316. Jafari,M.,

R.Jalal,

M.M.Mohammad

dan

consumers?”,

H.Atefe, (2011), “Development and

Journal of Consumer Marketing,

evaluation of a knowledge risk

Vol.28(1), pp.48–56.

management model for project-

create

value

for

Hair, J. F. Jr., W. C. Black, B. J. Babin, R.

based organizations ; A multi-stage

E. Anderson dan R. L. Tatham,

23

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 study”, Management Decision, Vol.

ISSN : 2087-1899 Murat,

R.Lapiedra

danB.Birdogan,

(2011),“Antecedents

49 (3), pp. 309-329. Joaquı´n,A.,

I.A.,

dan

and

performance impacts of product

R.Chiva,

(2006), “A measurement scale for

versus

product innovation performance”,

European Journal of Innovation”,

European Journal of Innovation,

Management, Vol. 14 (2), pp.172-

Management, Vol. 9 N(4), pp. 333-

206. Nas,S.O.

346.

process

dan

innovation,

A.Leppalahti,

(1997),

Julia C.N, Valencia, D.Jime´nez-Jime´nez

“Innovation, firm profitability and

dan R.S.Valle, (2011), “Innovation

growth”, Report R-01/1997, Studies

or

in

imitation

?

The

role

organizational

of

Management Decision, Vol. 49 (1),

and

May. Niu.P.,

F.Xie

dan

T.Leonard,

(2010),“Empirical

Lechner, C. dan M.Dowling, (2003), “Firm

study

of

the

networks: external relationships as

relations between the knowledge

sources

base and innovation performance

for

the

growth

and

competitiveness of entrepreneurial

of

firms”,

Knowledge-based,

Entrepreneurship

&

economy”,

Journal

of

Innovation

in

Nohria, N. dan R.G.Eccles, (1992), “Face-to

Hal. 1-26. H.

an

China, Vol. 2 (2), pp.171-185.

Regional Development, Vol. 15 (1), Littunen,

Innovation

Economic Policy (STEP), Oslo,

culture”,

pp. 55-72.

Technology,

dan

M.Virtanen,

(2009),

face: making network organizations

“Differentiating factors of venture

work”,

growth: from statics to dynamics”,

R.G.Eccles. (Eds), Networks and

International

Journal

of

Organizations:

Entrepreneurial

Behaviour

&

and

Research, Vol. 15 (6), pp. 535-589.

Innovation

and

Form,

Business

Company:

How Japanese Companies Create the

and

Dynamics

of

Innovation”,

Oxford University Press, New York,

misaligned

academics,

Harvard

Knowledge-Creating

Interactive

NY.

perspectives and goals among entrepreneurs,

Structure,

and

Nonaka, I. dan H.Takeuchi, (1995), “The

Massa, S. dan S.Testa, (2008), “Innovation SMEs:

Action”,

N.

288-308.

Learning”, Pinter, London. and

Nohria,

School Press, Boston, MA, Hal.

Lundvall, B.A, (1992), “National Systems of Innovation: Towards a Theory of

in

Piller,

F.,

(2004) “Mass

customization:

policy makers”, Technovation, Vol.

reflections on the state of the

28 (7), pp. 393-407.

concept”, International Journal of

24

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 Flexible Manufacturing Systems,

ISSN : 2087-1899 Theyel, G., (2000),“Management practices for environmental innovation and

Vol. 16 (4), pp. 313-347. Powell,

W.W.

dan

“Networks

S.Grodal, of

performance”, International Journal

(2005), in

innovators”,

of

Operations

&

Production

Fagerberg, J., Mowery, D.C. and

Management, Vol. 20 (2), pp. 249-

Nelson, R.R. (Eds), The Oxford

266.

Handbook of Innovation, Oxford

Thøgersen,

J.,

P.,

Haugaard.,

University Press, Oxford, pp. 56-

A.,Olesen.,

85.

responses to ecolabels” European

Santamarıa, L., M.J.Nieto dan G.A.Barge, (2009),

“Beyond

formal

Journal

of

“Consumer

Marketing,

Vol.

44

(11/12), pp.1787-1810.

R&D:

taking advantage of other sources

(2010),

and

Thrift, N., (2006), “Re-inventing invention:

of innovation in low- and medium-

new

technology industries”, Research

commodification”,

Policy, Vol. 38 (3), pp. 507-524.

Society, Vol. 35 (2), pp. 279-306.

Sekaran, U., (2010), “Research methods for

tendencies

in

capitalist

Economy

and

Tidd, J., J.Bessant dan K.Pavitt, (2002),

building

“Learning through alliances”, in

United

Henry, J. and Mayle, D. (Eds),

States of America: John Wiley and

Managing Innovation and Change,

Sons, Inc.

2nd ed., Sage, London, pp. 167-

business:

A

approach”,

6th

Senyard,J.,

B.Ted,

skill Edition,

S.Paul

and

(2011), “Bricolage As A Path To Innovation

For

255.

D.Per,

Resource

Todtling,

F

dan

A.Kaufmann,

(1999),

“Innovation systems in regions of

Constrained New Firms”, Academy

Europe

of Management Annual Meeting

perspective”, European Planning

Proceedings,

Studies, Vol. 7 (6), pp. 699-717.

p1-5,

5p;

DOI:

10.5465/AMBPP.2011. 65869700 Srivastava, P., dan G.L.Frankwick, (2011), “Environment, attitude,

and

management organizational

learning in alliances”, Management Decision, Vol. 49 (1), pp. 156-166



a

comparative

Tung, J., (2012),“A Study Of Product Innovation On Firm Performance, The

International”Journal

Of

Organizational Innovation Vol 4 (3), pp. 84 – 97. Varis, M. dan Littunen, H, (2010),“Types of

Teece, D.J., G.Pisano dan A.Shuen, (1997),

innovation, sources of information

“Dynamic capabilities and strategic

and performance in entrepreneurial

management”,

SMEs”,

Strategic

European

Journal

of

Management Journal, Vol. 18 (7),

Innovation Management, Vol. 13

pp. 509-542.

(2), pp.128-154.

25

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 Watson,

J.

(2007),

“Modeling

the

relationship between networking

ISSN : 2087-1899 & Production Management, Vol. 31 (5), pp. 484-510.

and firm performance”, Journal of

Zhan, Q. dan W.J.Doll, (2001), “The fuzzy

Business Venturing, Vol. 22 (6),

front end and succes of new

pp. 852-926.

product

Wheelwright, S.C. dan K.B.Clark, (1992), “Revolutionizing

Product

Development – Quantum Leaps in Speed”, Efficiency, and Quality, The Free Press, New York, NY.

model”,

European

causal

Journal

of

Innovation Management, Vol. 4 (2), pp. 95-112. Zhang, J.danD.Yanling,(2010),“The impact of

Wikstrom, S., (1996), “The customer as co-

development

different

types

of

market

orientation on product innovation

producer”, European Journal of

performance”,

Marketing, Vol. 30 (4), pp. 6-19.

Decision, Vol. 48 (6), pp.849-867.

Xiaosong,

D.P.,

G.S.,Roger

dan

Management

Zhang,M.J., (2011),“Firm-level performance

S.,Rachna.(2011),“Competitive

impact of IS support for product

priorities, plant improvement and

innovation”, European Journal of

innovation

Innovation, Management, Vol. 14

operational

capabilities,

and

performance”,

(1), pp. 118-132.

International Journal of Operations

26

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

MENINGKATKAN KINERJA UMKM INDUSTRI KREATIF MELALUI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN ORIENTASI PASAR: KAJIAN PADA PERAN SERTA WIRAUSAHA WANITA DI KECAMATAN MOYUDAN, KABUPATEN SLEMAN, PROPINSI DIY Gumirlang Wicaksono Audita Nuvriasari Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

ABSTRACT

The aim of this research to identify problem in order to developing Micro Small Medium Enterprises, this research focus on the role of woman entrepreneur in creative industry at Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman, DIY. This research also reviews the influence of market and entrepreneur orientation in woman entrepreneur in order to increase the performance of creative industry. The output of this research will used as the reference to make a recommendation for policy and strategy related with developing market and entrepreneur orientation to develop performance of Micro Small, Medium Enterprises. Sampling method used in this research by taking 40 respondents, the respondent are woman entrepreneur in creative industry especially fashion and handicraft in Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman. The methods of analysis used in this research are descriptive and inferential. Based on this research most of the problem are faced by Micro Small Medium Enterprises related with capital aspect, marketing aspect, and human resources. The inferential analysis shows the positive correlation between entrepreneur orientation and market orientation to business performance of Micro Small Medium Enterprises partially and simultaneously.

Keywords: Creative Industry, Performance.

A.

Market Orientation, Entrepreneur Orientation,

Business

Didasarkan atas kondisi tersebut,

Pendahuluan Merupakan suatu realitas bahwa

pemerintah

pada

tahun

2009

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

mencanangkan tahun industri kreatif yang

adalah sektor ekonomi nasional yang paling

diyakini

strategis dan menyangkut hajat hidup orang

sektor riil ditengah ancaman melambatnya

banyak sehingga menjadi tulang punggung

perekonomian akibat krisis global. Melalui

perekonomian

Inpres

nasional.

UMKM

juga

merupakan

No.

6

industri

tahun

2009

penggerak

mengenai

ekonomi

pengembangan industri kreatif kepada 28

terbesar dalam perekonomian di Indonesia

instansi pemerintah pusat dan daerah untuk

dan telah terbukti menjadi kunci pengaman

mendukung

perekonomian nasional dalam masa krisis

industri kreatif tahun 2009 – 2015 yakni

ekonomi

pengembangan

merupakan

kelompok

serta

pelaku

menjadi

desiminator

pertumbuhan ekonomi pasca krisis.

kebijakan

pengembangan

kegiatan

ekonomi

berdasarkan pada kreatifitas, keterampilan, bakat individu yang bernilai ekonomi dan 27

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 berpengaruh

pada

ISSN : 2087-1899 Pelaku UMKM industri kreatif di

kesejahteraan

Yogyakarta tidak hanya di dominasi oleh

masyarakat Indonesia. Industri kreatif sebagai pilar utama dalam mengembangkan sektor ekonomi kreatif akan memberikan dampak positip bagi kehidupan masyarakat Yogyakarta mengingat Yogyakarta sedang mengalami transformasi sosial yang begitu cepat dari agraris ke semi industri terutama industri kreatif. Disamping itu Yogyakarta sarat akan sumber daya manusia yang berbakat dan kaya akan kreatifitas. Prospek industri kreatif di DIY sangat besar dikarenakan kondisi di DIY yang sangat kondusif bagi

kaum laki-laki akan tetapi kaum wanita juga potensial

untuk

melakukan

berbagai

kegiatan produktif yang menghasilkan dan dapat membantu ekonomi keluarga dan lebih luas lagi bagi ekonomi nasional, apalagi

potensi

tersebut

menyebar

di

berbagai bidang termasuk dalam bidang industri kreatif. UMKM yang dikelola oleh wanita memberikan kontribusi yang sangat strategis meskipun belum seimbang dengan perhatian dan pengakuan yang diberikan baik oleh pemerintah maupun keluarga. Kecamatan

pengembangan industri kreatif khususnya

Moyudan

merupakan

fashion, kerajinan dan teknologi informatika.

salah satu sentra industri potensial di DIY

Hal ini dimungkinkan karena posisi DIY

khususnya di bidang kerajinan tenun dan

sebagai pusat seni dan budaya yang juga

kerajinan

ditunjang sebagai pusat pendidikan yang

memiliki 4 (empat) desa yang menjadi

mampu menghasilkan tenaga kerja kreatif

sentra pengembangan industri kreatif, yakni

dalam

Sumberagung,

jumlah

yang

sangat

potensial.

tangan.

Kecamatan

Moyudan

Sumberarum,

mengeluarkan

Sumberrahayu, dan Sumbersari. Khusus di

berbagai kebijakan dan program yang

Desa Sumberrahayu telah dicanangkan

sangat mendukung bagi pengembangan

oleh

industri kreatif.

sebagai desa wisata. Berdasarkan hasil

Pemerintah

daerah

Perkembangan

juga

potensi

industri

kreatif di DIY pada tahun 2010 menurut Polin Napitupulu dari Disperindag DIY nilai produksinya telah mencapai Rp. 1,7 Trilyun. Kondisi saati

ini menunjukkan bahwa

Pemerintah

Kabupaten

Sleman

survei awal oleh pengusul penelitian dapat dijelaskan bahwa secara rata-rata tiap dusun di setiap desa memiliki 30 sampai dengan 50 pengrajin dan rata-rata pelaku usaha adalah kaum wanita.

peluang industri kreatif baik di dalam maupun di luar negeri masih sangat besar dan dan pangsa pasar yang dijanjikan

B. Perumusan Masalah

untuk industri kreatif masih sangat terbuka

Dalam penelitian ini sektor industri

lebar dan memiliki kecenderungan semakin

kreatif akan dibatasi pada 2 (dua) sektor

meningkat.

industri kreatif yang memberikan kontribusi 28

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 pada pertumbuhan ekonomi nasional yakni:

ISSN : 2087-1899 1.

Orientasi Pasar

(1) fesyen dengan kontribusi 29,85% dan

Orientasi pasar dinilai sebagai salah

(2). Kerajinan dengan kontribusi sebesar

satu elemen kunci untuk mencapai kinerja

18,38% (Simatupang, 2008). Pada kedua

perusahaan. Orientasi pasar sangat penting

sektor tersebut keterlibatan peran serta

dalam

wanita juga tinggi. Disamping itu sektor

(Narver dan Slater, 1990). Perusahaan yang

industri fesyen dan kerajinan merupakan

berorientasi

sektor

pengetahuan tentang pasar yang lebih

yang

paling

potensial

untuk

dikembangkan di DIY.

tinggi

Adapun dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor

manajemen

apa

sajakah

yang

pemasaran

pasar

serta

dinilai

memiliki

berhubungan dengan pelanggan lebih baik, kemampuan

ini

dipandang

keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan

wanita

berorientasi pasar (Day, 1994).

UMKM di sektor industri kreatif, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, Propinsi DIY. 2. Bagaimanakah

pengaruh

pengembangan

orientasi

kewirausahaan dan orientasi pasar pada wirausaha wanita terhadap kinerja UMKM Industri Kreatif di Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, Propinsi DIY 3. Orientasi

manakah

dominan

yang

mempengaruhi

paling kinerja

UMKM Industri Kreatif di Kecamatan Moyudan,

Kabupaten

meningkatkan Kreatif

Moyudan, Propinsi DIY

upaya kinerja di

Kabupaten

untuk

yang

kurang

menurut Jaworski dan Kohli (1993) dalam Tjiptono, Chandra, Diana (2004) merupakan perspektif organisasional yang mendorong tiga

aspek

pengumpulan

utama

yakni:

intelegensi

(1)

upaya

pasar

secara

sistematik dengan sumber utama pelanggan dan pesaing, (2) penyebaran intelegensi pasar kepada semua unit atau departemen dalam

organisasi

dan

(3).

Respon

organisasi terkoordinasi dan menyeluruh terhadap intelegensi pasar. Orientasi pasar (Market Orientation) menurut

4. Bagaimanakah Industri

perusahaan

Orientasi pasar (Market Orientation)

Sleman,

Propinsi DIY

mampu

menjamin perusahaan untuk memperoleh dengan

pengembangan

memiliki kemampuan

menjadi kendala bagi wirausaha dalam

modern

Narver

dan

Slater

didefinisikan sebagai budaya

(1990)

organisasi

UMKM

yang paling efektif dan efisien dalam

Kecamatan

menciptakan perilaku yang penting bagi

Sleman,

penciptaan

nilai

yang

unggul

bagi

konsumen dan akan menjadi kinerja yang unggul bagi bisnis. Dalam lingkup usaha

c. Landasan Teori

kecil,

orientasi

pemasaran

dapat

29

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

dikembangkan dalam 3 komponen yakni:

yang

orientasi konsumen, orientasi pesaing, dan

keunggulan bersaing melalui peningkatan

koordinasi yang saling terkait. Orientasi

kinerja usaha (Covin and Slevin, 1989;

konsumen merupakan budaya organisasi

Miller 1983).

yang senatiasa mencari informasi tentang kebutuhan dan keinginan konsumen serta berusaha memenuhinya. Orientasi pesaing merupakan senatiasa

budaya mencari

perusahaan informasi

yang tentang

strategi dan produk yang ditawarkan oleh pesaing

dalam

rangka

memenangkan

persaingan. Koordinasi fungsi yang saling terkait ditunjunjukkan melalui desiminasi informasi pasar kepada anggota organisasi maupun keterlibatan SDM dalam kegiatan pemasaran dan pengembangan produk baru.

positip

terhadap

Orientasi

penciptaan

kewirausahaan

mencerminkan ciri dan karakteristik dari wirausaha yang meliputi: rasa kepercayaan diri dalam menjalankan usaha, orientasi pada tugas dan hasil, pengambil resiko, jiwa kepemimpinan, keorisinilan dan orientasi pada

masa

depan

(Yusanto

dan

Widjajakusuma, 2002). Lumpkin dan Dess (2006) menyatakan bahwa kunci utama dari dimensi

orientasi kewirausahaan adalah

meliputi tindakan yang dapat dilakukan secara bebas atau tidak bergantung pada pihak lain, artinya adanya kehendak untuk mengadakan pembaharuan dan bersedia menanggung

2. Orientasi Kewirausahaan Orientasi kewirausahaan merupakan suatu konstruk yang multidimensi meliputi dimensi inovasi, pengambilan resiko dan sikap proaktif (Morris and Paul, 1987; Miller, 1983).

Proaktif merupakan aspek

wirausahawan, resiko

sedangkan

ditunjukan

melalui

dari

pengambilan pengambilan

resiko sosial, personal dan psikologis yang kesemuanya merupakan resiko strategis. Orientasi kewirausahaan dapat ditunjukkan pula melalui 4 komponen yakni kesiapan menghadapi kemampuan

situasi

ketidakpastian,

mengkalulasi permasalahan

cenderung

lebih

agresif dari pesaing, serta proaktif dalam usaha

melihat

atau

meramalkan

dan

mengantisipasi peluang yang ada di pasar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dimensi kunci dari orientasi kewirausahaan termasuk

kemauan

untuk

mandiri

(autonomy), keinginan melakukan inovasi (innovativeness), bersikap

kecenderungan

agresif

terhadap

untuk pesaing

(competitive aggressiveness), dan bersikap proaktif

terhadap

peluang

pasar

(proactiveness).

resiko,

tanggungjawab personal dan kemampuan menyelesaikan

resiko,

usaha

(Sagie, Abraham, Elizur, 1999). Orientasi kewirausahaan akan memberikan kontribusi

3. Kinerja Usaha Kinerja usaha merupakan fungsi hasil-hasil kegiatan yang ada dalam suatu perusahaan yang dipengaruhi oleh faktor 30

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

intern dan ekteren dalam mencapai tujuan

Kabupaten Sleman, Propinsi DIY dengan

yang ditetapkan selama periode waktu

subyek penelitian adalah pelaku usaha

tertentu. Adapun sejumlah fungsi kegiatan

wanita di bidang fesyen dan kerajinan.

yang terkait dengan kinerja organisasi

Teknik

meliputi: strategi perusahaan, pemasaran,

convinience

operasional, keuangan dan sumber daya

sampel sebanyak 40 responden.

manusia.

pengambilan

sampel

sampling

Variabel

dengan

dengan

penelitian

jumlah

yang

berupa

Menurut Mwita (2003) dalam Karim

orientasi kewirausahaan (X1) diadopsi dan

(2007) kinerja mencakup beberapa variabel

dimodifikasi dari model yang dikembangkan

yang berkaitan dan tidak dapat dipisahkan:

oleh Morris and Paul (1987) dan Miller

input, perilaku-perilaku (proses), output-

(1983)

output, dan outcome-outcome (nilai tambah

pengambilan resiko dan sikap proaktif.

atau

dampak).

Pengukuran

kinerja

(performance) merupakan salah satu upaya supaya dapat dilakukan sumberdaya secara efektif dan dapat memberikan arah pada pengambilan

keputusan

menyangkut

strategis

perkembangan

yang suatu

organisasi pada masa yang akan datang (Mulyadi, 2006). Pada umumnya kinerja organisasi diukur dengan satu atau lebih pengukuran

sebagai

berikut:

(1)

keberhasilan produk baru, (2) profitabilitas, (3) market share, (4) kinerja organisasi akhir secara keseluruhan

(profitabilitas,

penjualan, pertumbuhan penjualan, Return on Investement [ROI], keberhasilan produk baru,

market

organisasi

share)

antara

dan

secara

(5)

kinerja

keseluruhan

(kepuasan pelanggan, kepuasan karyawan, retensi konsumen, pelayanan konsumen, persepsi kualitas produk).

UMKM

industri

Sumberrahayu,

Variabel

dimensi

Orientasi

inovasi,

Pasar

(X2)

diadopsi dan dimodifikasi dari penelitian Li, Zhao, Tan, Liu (2008), meliputi 3 dimensi yakni: orientasi konsumen, pesaing, dan koordinasi antar fungsi. Orientasi konsumen meliputi:

(1)

konsumen,

penciptaan

(2)

kebutuhan

kepuasan

pemahaman

konsumen,

terhadap

(3)

upaya

meningkatkan nilai produk yang ditawarkan pada konsumen, (4) memberikan layanan purna jual/layanan pendukung. Orientasi pesaing meliputi: (1) merespon dengan cepat ”serangan” pesaing, (2) pimpinan mendiskusikan kekuatan

dengan

pesaing

dan

pekerja strategi

tentang untuk

menghadapi persaingan, (3) aktif memantau strategi

pesaing,

keunggulan

(4)

bersaing

meningkatkan melalui

target

konsumen. Koordinasi antar fungsi, meliputi: kepada semua fungsi yang ada pada

dilakukan

di

sentra

kreatif

di

Desa

Kecamatan

meliputi

(1) membagi informasi tentang konsumen

E. Metodologi Penelitian Penelitian

yang

Moyudan,

lingkup usaha, (2) semua SDM mengetahui informasi pasar, (3) memberikan kontribusi guna peningkatan nilai bagi pelanggan, (4)

31

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

SDM terlibat dalam pengembangan produk

produksi per tahun masuk dalam kategori

baru.

rendah yaitu 355 unit per tahun. Hal ini Variabel Kinerja UMKM (Y) meliputi

kinerja dalam arti kualitatif yang ditunjukkan melalui tata kelola usaha yang meliputi aspek produksi, pemasaran, keuangan dan sumber daya manusia.

dikarenakan pelaku usaha kurang fokus dalam menjalankan usahanya mengingat kondisi masyarakat di Desa Sumberrahayu yang bersifat agraris dimana sebagian besar

berprofesi

sebagai

petani

dan

peternak ikut mempengaruhi produktifitas penelitian

usaha khususnya pada masa tanam dan

menggunakan skala likert berjenjang 4

masa panen. Disamping itu juga belum

dengan alternatif jawaban ”Sangat Tidak

menerapkan

Setuju” sampai dengan ”Sangat Setuju”

menunjang

untuk variabel orientasi kewirausahaan dan

sebagian besar alat-alat produksi yang

untuk variabel orientasi pasar dan orientasi

digunakan masih mengunakan peralatan

kinerja menggunakan alternatif jawaban

tradisional sehingga memiliki keterbatasan

”Tidak Pernah” sampai dengan ”Selalu”.

dalam menghasilkan produk dalam jumlah

Alat

yang besar.

Pengukuran

analisis

variabel

dalam

penelitian

ini

teknologi

baru

operasional

guna

perusahaan,

menggunakan alat statistik deskriptif (mean

Rata-rata pejualan per tahun bisa di

aritmathic) dan untuk pengujian hipotesa

kategorikan dalam kategori rendah yaitu

menggunakan alat statistik inferensial.

sebesar Rp.65.497.500 per tahun, hal itu disebabkan karena pangsa pasarnya masih sangat terbatas untuk wilayah DIY-Jateng.

F. Hasil Analisis dan Pembahasan 1. Deskripsi Sampel Penelitian

Kegiatan pemasaran selama ini cenderung bersifat

konvensional

dan

belum

menggunakan teknologi informasi untuk Sampel dalam penelitian ini adalah

mendukung

usahanya.

Hal

ini

juga

wirausaha wanita pada UMKM Industri

dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan

Kreatif di bidang fesyen dan kerajinan yang

keterampilan

berada di Desa Sumberrahayu, Kecamatan

teknologi informasi.

terhadap

penguasaan

Moyudan, Kabupaten Sleman, Propinsi DIY.

Rata-rata perolehan laba per tahun

Adapun sampel penelitian sebanyak 40

bisa di kategorikan ke dalam kategori tinggi

responden dengan deskripsi umum seperti

dikarenakan rasio keuntungan mencapai

pada tabel berikut:

51% dari omset penjualan, tingginya rasio keuntungan dari penjualan produk-produk

2. Kinerja Usaha Secara Kuantitatif Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 40 responden rata-rata

industri kreatif disebabkan karena dalam dunia industri kreatif bahan baku bukan merupakan sumber biaya utama tetapi

32

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

kreatifitas dan skill dari wirausahawan yang

yaitu: kesiapan dalam menghadapi situasi

menjadi kekuatan utama dalam industri ini.

yang tidak pasti (mean: 3,23), melakukan

Mayoritas UMKM di desa Sumberrahayu

kalkulasi dan perhitungan resiko (mean:

masih ditangani langsung oleh pemiliknya

3,18),

sehingga mereka tidak perlu mengeluarkan

timbulnya resiko (mean: 3,15), kemampuan

banyak biaya untuk menggaji tenaga ahli

dalam menyelesaikan masalah yang timbul

untuk menunjang proses produksinya.

(mean: 3,33). Dalam dimensi pengambilan

pertanggung

jawaban

terhadap

resiko ini responden masih mengandalkan 4. Deskripsi Orientasi Kewirausahaan

pengalaman

dan

a. Dimensi Inovasi

pengambilan

keputusan, mereka

Penerapan inovasi yang dilakukan

intuisi

dalam

proses belum

melibatkan data dan alat analisa yang biasa

oleh responden telah diimplementasikan

digunakan

dengan cukup baik, meliputi : inovasi

keputusan seperti yang umum dilakukan

produk,

oleh perusahaan.

inovasi cara kerja atau proses

dalam

proses

pengambilan

produksi, inovasi dalam proses bisnis dan innovasi

dalam

sistem

pemasaran.

c. Sikap Proaktif

Meskipun demikian implementasi dimensi

Sikap proaktif sudah diterapkan oleh

inovasi yang dilakukan oleh responden

wirausaha wanita di bidang UMKM Industri

belum banyak melibatkan teknologi sebagai

Kreatif yang ada di Desa Sumberrahayu hal

dimensi

banyak

ini terlihat dari hasil penelitian pada sikap

menggunakan tenaga dan pemikiran kreatif

proaktif dimana pelaku usaha memiliki

dalam melakukan proses inovasi. terlihat

kepercayaan diri dalam menjalankan usaha

jelas

(mean:

inovasi

kendala

tetapi

lebih

responden

dalam

3,28),

berorientasi

pada

pemanfaatan teknologi masih kurang, baik

kelangsungan usaha (mean: 3,40), tanggap

itu kurang pahamnya responden dalam

terhadap

teknologi atau faktor dari kegunaannya

3,30), dan aktif menjalin kemitraan dengan

dalam usaha, bahkan kurangnya dana

pihak terkait (mean: 3,33). Sikap proaktif

dalam menggunakannya.

diharapkan mampu meningkatkan

perubahan

lingkungan (mean:

daya

saing dan memperluas pangsa pasar. 5. Deskripsi Orientasi Pasar

b. Pengambilan Resiko Penilaian

sebagaian

besar

a. Orientasi Konsumen

responden terhadap dimensi pengambilan resiko secara rata-rata adalah

pelaku

UMKM mampu melaksanakan manajemen resiko dengan baik hal itu dapat dilihat dari hasil penelitian dimensi pengambilan resiko

Dalam menjalankan usahanya para pelaku usaha industri kreatif di Desa Sumberrahayu banyak melibatkan masukan konsumen dalam proses bisnisnya sehingga konsumen bukan hanya menjadi objek 33

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

tetapi juga bertindak sebagai subjek dalam

dapat memenuhi pesanan produk maka

pemasaran.

akan dibantu oleh pelaku usaha lainnya.

pendekatan bersifat

Meskipun kepada

demikian

konsumen

sederhana

dan

Berdasarkan hasil penelitian yang

masih

cenderung

meliputi

respon

terhadap

”serangan”

konvensional. Berdasarkan hasil penelitian

pesaing adalah kurang responsif (mean:

yang dilakukan dalam dimensi orientasi

2,80),

pasar, pelaku UMKM selalu berusaha untuk

menganalisa

menciptakan kepuasan konsumen (mean:

menghadapi pesaing (mean: 2,90), belum

3,60

secara

),

para

pelaku

usaha

juga

kurangnya

kemampuan

keunggulan

maksimal

dalam

dan

melakukan

cara

pantauan

mendengarkan masukan dan memahami

terhadap strategi yang dilakukan pesaing

kebutuan konsumen (mean: 3,61), mereka

(mean: 2,80), dan memilik upaya untuk

juga berusaha meningkatkan nilai kualitas

meningkatkan keunggulan bersaing (mean:

produknya

3,2).

sesuai

dengan

keinginan

Dikarenakan

keterbatasan

konsumen (mean: 3,5), dan memberikan

penggunaan

layanan purna jual dan layanan pendukung

pengamatan dan analisa persaing masih

bagi konsumen (mean: 3,29). Walaupun

menjangkau area yang sangat terbatas di

sebagian

sangat

wilayah DIY-Jateng sehingga mereka belum

memperhatikan kepuasan konsumen tetapi

banyak mengetahui strategi dari pesaing

mereka belum memiliki rencana dan alat

yang berasal dari luar daerah maupun luar

yang

negri.

besar

sistematis

pelaku

untuk

usaha

mengukur

dan

teknologi

dalam

informasi

menganalisa kepuasan konsumen. b. Orientasi Pesaing

c. Koordinasi Antar Fungsi

Wirausaha wanita di bidang UMKM Industri Kreatif di Dusun Sumberrahayu kurang

memperhatikan

pesaing-pesaing

yang memiliki bidang industri yang sama. Meskipun demikian kegiatan monitoring terhadap aktivitas pesaing juga masih bersifat sederhana mengingat umumnya pesaing sejenis berlokasi di lingkungan yang sama. Seringkali antar pelaku usaha juga memposisikan diri sebagai mitra dan bukan pesaing. Hal ini disebabkan karena kultur yang telah tercipta dimana antar pelaku usaha justru saling membantu, seperti pabila ada pelaku usaha yang tidak

Dalan menjalankan usahanya sudah melaksanakan

koordinasi

antar

fungsi

dengan baik. Hal ini mengingat skala usaha yang masih relatif kecil (Mikro dan Kecil) serta kepemilikan usaha yang bersifat perseorangan dalam

sehingga

pengelolaan

mempermudah

usaha

dikarenakan

masih sangat sederhana dan minimnya tingkat kompleksitas usaha yang ada. Kondisi

yang

demikian

sangat

mempermudah bagi pelaku usaha untuk melakukan koordinasi antar fungsi yang antara lain meliputi: desiminasi informasi tentang

konsumen

kepada

anggota

organisasi (mean: 3,15), semua SDM pada 34

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

tentang

belum dilakukan secara jelas dan tertib

konsumen yang dilayani ( mean: 3,29),

karena adanya kecenderungan untuk tidak

adanya

melakukan

UMKM

mengetahui koordinasi

informasi untuk

memberikan

pemilahan antara keuangan

kontribusi dalam peningkatan nilai produk

keluarga

dan

dan layanan bagi konsumen (mean: 2,92),

disebabkan

serta adanya keterlibatan SDM dalam

bersifat perseorangan. Kinerja usaha juga

pemasaran dan pengembangan produk

belum

baru (mean: 3,06).

dikarenakan

status

dapat

Deskripsi

Kinerja

Usaha

Secara

masih

Kualitatif

modern

pelaku

usaha

peralatan

Perkembangan

UMKM

usaha

maksimal

terbatasnya

dalam

produksi

mengingat masih

yang

yang

yang

mayoritas

menggunakan

bersifat

konvensional

Desa

sehingga berdampak pada jumlah produksi

Sumberrahayu berkembang cukup pesat

yang terbatas. Pengelolaan SDM juga

pada beberapa tahun terakhir ini. Terutama

dilakukan

setelah

kekeluargaan sehingga kurang mendorong

dicanangkannya

di

secara

teknologi

bersifat

usaha

kepemilikan

dicapai

pemanfaatan 6.

keuangan

sebagai

desa

wisata oleh pemerintah Kabupaten Sleman yang

juga

menjadi

salah

satu

secara

sederhana

dan

peningkatan kinerja usaha.

faktor

pendorong kunjungan wisatawan domestic dan

non

domestik

Perkembangan meliputi:

di

tersebut

penyerapan

pembentukan

nilai

wilayah

ini.

antara

lain

tenaga produksi

kerja, dan

penyerapan investasi UMKM yang juga memegang

peranan

penting

dalam

perekonomian desa. Berdasarkan

G. Kesimpulan dan Rekomendasi Wirausaha wanita dalam mengelola usahanya telah mendasarkan pada dimensi inovasi, dimensi pengambilan resiko dan sikap proaktif dalam pengembangan usaha. Meskipun

implementasi

inovasi

belum

maksimal akan tetapi pelaku usaha secara penelitian

kinerja

terus

menerus

berupaya

usaha secara kualitatif baik pada aspek

meningkatkan

produksi, pemasaran, tata kelola keuangan

pengembangan produk, cara kerja maupun

dan pengelolaan sumber daya manusia

sistem pemsaran. Sejumlah upaya yang

belum dapat tercapai secara maksimal. Hal

dilakukan antara lain dengan terlibat secara

tersebut

aktif

antara

lain

disebabkan

oleh

pada

inovasi

kegiatan

baik

untuk dari

pembinaan

sisi

dan

keterbatasan dalam perencanaan kegiatan

pendampingan UMKM yang dilakukan oleh

pemasaran

tersusunnya

instansi pemerintah maupun swasta. Akan

target penjualan, perencanaan pemasaran

tetapi dalam upaya pengembangan inovasi

dan produksi yang bersifat rutin. Disamping

produk,

itu tata kelola administrasi keuangan juga

pemasaran, para pelaku usaha masih

seperti:

belum

sistem

kerja

maupun

sistem

35

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

terkendala dengan kemampuan sumber

memberikan pelayanan yang baik pada

daya manusia yang ada mengingat SDM

konsumen. Mengingat skala usaha dari

yang terlibat dalam pengelolaan UMKM

sebagian besar responden masih dalam

rata-rata kurang memiliki pemahaman yang

kategori

baik di bidang bisnis atau tata kelola usaha.

pelayanan yang diberikan pada konsumen

Inovasi pada sistem pemasaran juga masih

cenderung bersifat konvensional dan belum

bersifat

sebagian

memanfaatkan teknologi informasi sebagai

besar pelaku usaha belum memanfaatkan

pendukung layanan. Upaya menghasilkan

teknologi informasi dalam memasarkan

produk agar sesuai dengan selera pasar

produknya.

dilakukan dengan mengikuti permintaan

konvensional

dimana

Dalam pengambilan resiko usaha, para pelaku usaha cukup siap mengatasi resiko yang mungkin timbul. Hal ini sangat beralasan mengingat pelaku usaha masih menjalankan bisnisnya dalam skala kecil sehingga nilai investasi yang digunakan

mikro

konsumen maupun

dan

(melalui dengan

informasi

kecil

sistem

secara

tentang

maka

sifat

pesanan)

aktif

mencari

produk-produk

yang

diminati pasar. Informasi ini juga diperoleh melalui pertukaran informasi antar kelompok paguyuban pengrajin.

untuk mengelola usaha juga kecil sehingga

Orientasi persaingan secara umum

resiko usaha dapat diminimalkan. Sikap

lebih disikapi secara sederhana oleh pelaku

proaktif

dalam

usaha mengingat pada lingkup usaha mikro

mengelola usahanya ditunjukkan dengan

dan kecil kecenderungan persaingan tidak

komitmen untuk terus menjalankan dan

begitu ketat bahkan dalam pelaksanaan

mengembangkan usaha. Hal ini antara lain

usahanya mereka cenderung untuk saling

ditunjukkan dari kesediaan untuk mengikuti

membantu. Sebagai salah satu contoh

kegiatan pembinaan usaha dan menjalin

apabila ada salah satu pengrajin yang

kerjasama dengan sejumlah mitra seperti:

mendapatkan pesanan dalam

pelaku usaha dengan skala yang lebih

yang cukup besar dengan tenggang waktu

besar yang bersedia menjadi partner dalam

yang sempit maka pengrajin lainnya akan

pemasaran produk, lembaga koperasi dan

membantu dalam memenuhi kekurangan

perbankan untuk mendapatkan tambahan

pesanan. Meskipun demikian pelaku usaha

pinjaman modal usaha.

tetap berusaha untuk memantau kegiatan

dari

wirausaha

wanita

Orientasi pasar ditunjukkan melalui orientasi konsumen, orientasi pesaing dan koordinasi antar fungsi. Orientasi konsumen ditunjukkan dengan

oleh

para

menghasilkan

pelaku

UMKM

produk

sesuai

dengan selera konsumen, memperhatikan kualitas

produk

yang

dihasilkan

dan

pelaku

usaha

sejenis

dan

kuantitas

berusaha

menciptakan keunggulan bersaing pada biddang usahanya seperti: menghasilkan produk dengan kualitas baik, memenuhi pesanan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan,

menetapkan

harga

yang

bersaing dan lain-lain. Koordinasi antar 36

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

fungsi berjalan dengan baik mengingat

hubungan dengan calon konsumen

jumlah SDM yang masih sangat terbatas

diberbagai

dan skala usaha yang masih kecil sehingga

bahwa dalam penguasaan teknologi

keterlibatan SDM yang ada juga tinggi

informasi masih sangat terbatas

khususnya dalam bidang produksi maupun

maka

pemasaran produk. Tata kelola usaha

pendampingan dan pembimbingan

umumnya masih bersifat sederhana dan

dari berbagai pihak salah satunya

cenderung kekeluargaan dimana sebagian

adalah perguruan tinggi. Disamping

besar kepemilikan usaha masaih berstatus

itu

perseorangan

dalam

instansi lainnya dapat membantu

mudah

UMKM dengan membuatkan website

sehingga

pengendalian

usaha

masih

Dengan pengelolaan usaha yang setidaknya

telah

mendasarkan

pada

orientasi kewirausahaan dan orientasi pasar maka mampu mendorong wirausaha wanita di bidang UMKM industri kreatif untuk meningkatkan kinerja usahanya. Dengan kata lain semakin baik pengimplementasian orientasi kewirausahaan dan orientasi pasar tata

kelola

usaha

maka

akan

semakin meningkat kinerja usaha yang

pihak

adanya

upaya

perguruan tinggi atau

sarana untuk mengenalkan produk, memperluas informasi

pasar,

pesaing

peningkatan

mengetahui dan

aktivitas

pasar, transaksi

penjualan dan lain-lain. Upaya untuk secara

agresif

memperkenalkan

produk juga dapat dilakukan dengan mengikuti kegiatan pameran baik secara mandiri maupun sebagai mitra binaan dari instansi pemerintah atau swasta.

dihasilkan Dengan adanya sejumlah kendala tersebut

perlu

Menyadari

khusus sehingga dapat dijadikan

dilakukan.

dalam

wilayah.

maka

perlu

direkomendasikan

upaya atau strategi untuk meningkatkan kinerja UMKM Industri Kreatif antara lain

2. Peningkatan

kinerja

UMKM

dari

aspek sumber daya manusia dapat dilakukan

dengan

mengikuti

secara

aktif

kegiatan-kegiatan

pelatihan yang diselenggarakan oleh

dengan cara:

instansi pemerintah maupun swasta 1. Guna meningkatkan kinerja UMKM pada

aspek

pemasaran

dapat

untuk meningkatkan motivasi dan etos kerja pelaku UMKM.

dilakukan dengan cara memperluas wilayah pemasaran maupun akses pasar dengan cara memanfaatkan

DAFTAR PUSTAKA

teknologi informasi seperti internet untuk mengetahui berbagai macam informasi

pasar.

Disamping

itu

dengan pemanfaat TI dapat terjalin

Amario, Ruiz (2008), Market Orientation and Internationalization

in

Small

and

Medium Sized Enterprises, Journal 37

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

of Small Business Management,

Lumpkin, G.T. & Dess, G.G, (2001) Linking

Milwaukee: Oct 2008, Vol. 46, Iss 4,

Two Dimensions of Entrepreneurial

Pg. 485 Daridre,

Orientation to Firm Performance:

Conde

(1994),

The

The Moderating Role of Environment

Export

and Industry Life Cycle, Journal of

Orientation of Canadian Female

Business Venturing, Vol.16.

Entrepreneur in New Brunswick, Women In Management Review,

Lumpkin,

Bradford: 1994, Vol. 9, Iss 5, pg. 20

G.T.

&

Clarifying

Dess, the

G.G,

(1996),

Entrepreneurial

Orientation Construct and Linking it Ghozali,

I.

(2001),

Aplikasi

Analisis

to

Multivariat dengan Program SPSS, Semarang:

BP

of

Management Review, Vol. 21(1).

Universitas Morris, Miyasaki, Watters, Coombes (2006),

Diponegoro.

The Lie, Zhao, Tan, Liu (2008), Moderating Effects

Academy

Performance.

Of

Dilema

of

Growth:

Understanding Venture Size Choice

Entrepreneurial

of Women Entrepreneur, Journal of

Orientation on Market Orientation-

Small

Performance

Milwaukee, Aprll 2006, Vol. 44, Iss.

Linkage:

Evidance

From Chinase Small Firms, Journal

Business

Management,

2, pg.221

of Small Business Management, Milwaukee, Jan 2008, Vol. 46, Iss 1, pg 113

Mustafa, Z., 20055, Pengantar Statistik Terapan Untuk Ekonomi, Yogyakarta: BPFE UII

Karim,S

(2007),

Analisis

Pengaruh

Runyan,

Rubber

Are

di

Relationship Journal

to of

Firm Small

Business Management, Milwaukee:

Bisnis, Universitas Sriwijaya, Vol. 5

Oct 2008, Vol 46, Iss 4, pg 567.

No. 7 Kohli, AK dan Jaworski, BJ (1990), Market Research

Their

Performance?,

Palembang, Jurnal Manajemen dan

Orientation,

(2008),

Small Business Orientation: What

Kinerja Perusahaan Pada Pabrik Crumb

Swinney

Entrepreneurial Orientation versus

Kewirausahaan Korporasi Terhadap Pengolahan

Droge,

The

Construct,

Propositions,

and

Managerial Implication, Journal of Marketing, Vol. 54, Iss 2. Pg. 1- 18

Sagie,

Abraham, Achievement

(1999),

Motive

Entrepreneurial Structrural

Elizur

Orientation:

Analysis,

Journal

an A of

Organizational Behavior, Chichester: May, 1999, Vol. 20, Iss. 3, pg. 375 38

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 Sels, Winne, Delmote, dkk (2006), Linking HRM

and

Small

Business

Performance: An Examination of The Impact of HRM Intensity On The Productivity

and

Financial

Performance Of Small Business,

ISSN : 2087-1899 Koperasi dan UKM, Nomor 1 Tahun 2006 Tjiptono, Chandra, Diana (2004), Marketing Scales, Yogyakarta: andi Offset Yusanto

dan

Widjajakusuma

(2002).

Small Business Economics, pgs 83-

Menggangas Bisnis Islami, Jakarta:

101

Gama Insani Press

Simatupang,

M

(2008),

Perkembangan

www.bps.go.id

Industri KreatifStudi Peran Serta Wanita

Dalam

Usaha

Kecil

Koperasi,

Pengembangan Menengah

Jurnal

dan

www.jogjabiz.web.id www.indonesiakreatif.net

Pengkajian

39

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

PROFIL PERSEPSI TERHADAP COMPUTER BASED TEST PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA Ranni Merli Safitri Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Abstract This study aimed to have profile of learning achievement computer based test perception of the Faculty of Psychology students, University Mercu Buana Yogyakarta. Perception will be revealed in this study, especially the perception of the test function as a tool for improvements in teaching, strengthening learners' motivation, increase self-understanding of participants, and provide feedback on the effectiveness of teaching process. This research subjected the students of the Faculty of Psychology, University of Yogyakarta Mercu Buana totaling 108 people, were obtained by cluster random sampling method. The research is exploratory, so that methods of data analysis used the statistical method in the form of descriptive percentage frequency. The results reveal that the total perception of learning achievement computer based test of students of the Faculty of Psychology, University of Yogyakarta Yogyakarta tend to be positive. Similarly to the perception of computer based test according to functions that used aspects of the perception scale computer based test is used as a means of collecting data. Furthermore, by sex, there is almost the same average between male students and female. Based on the organization of classes, i.e. regular and regular evening class, also showed similar results. Key words: Computer based test, perception profile

Negara pada umumnya dipegang oleh

PENDAHULUAN Salah satu fungsi perguruan tingi yang merupakan lembaga pendidikan tertinggi di Indonesia yaitu menyiapkan calon-calon pemimpin

di

masa

mendatang

yang

orang-orang yang memperoleh pendidikan di perguruan tinggi. Dalam digunakan

bidang

pendidikan,

sebagai

ukuran

yang untuk

menjawab

mengetahui sejauh mana anak didik telah

tantangan zaman. Soelistyo (dalam Safitri,

menguasai materi pelajaran yang sudah

2002) menyatakan bahwa salah satu fungsi

diajarkan dan dipelajari adalah hasil belajar

prguruan tinggi yang sangat penting adalah

atau

menyiapkan manusia pembangunan yang

Martaniah, 1973). Hasil belajar ini diukur

berkemampuan tingi sebagai ahli yang

sebagian besar dengan menggunakan tes

terampil

hasil

berkualitas

dan

dalam

menunjukkan

sanggup

bidangnya.

bahwa

jabatan-jabatan yang

Kenyataan

sebagian

besar

penting di suatu

prestasi

belajar.

menyatakan

belajar

(Masrun

Suryabrata

bahwa

untuk

(1987,

dan

b)

mengetahui

proses belajar anak didik, pendidik harus

40

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

melakukan pengukuran dan evaluasi. Hal

prestasi belajar inilah yang membuat suatu

ini mutlak dilakukan karena pada saat

tes gagal memenuhi fungsinya.

tertentu pendidik harus membuat keputusan pendidikan. Tes prestasi belajar mempunyai banyak fungsi yang antara lain adalah untuk

memperbesar

pemahaman

diri

peserta, dan menyediakan umpan balik tentang efektifitas pengajaran (Depdikbud, 1987)

Dari uraian di atas dapat dirumuskan suatu pertanyaan bagaimanakah gambaran atau profil persepsi terhadap computer based test prestasi belajar pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Persepsi yang akan diungkap dalam penelitian ini terutama persepsi

Namun demikian, pada kenyataannya

terhadap fungsi tes sebagai alat untuk

banyak kendala yang membuat tes prestasi

mengadakan perbaikan dalam pengajaran,

belajar

memenuhi

memperkuat motivasi belajar peserta didik,

fungsinya. Salah satu penyebabnya berasal

memperbesar pemehaman diri peserta, dan

dari peserta didik (testee), yaitu persepsi

menyediakan

mereka terhadap computer based test

efektifitas pengajaran.

prestasi

ini

tidak

belajar.

mampu

Persepsi

merupakan

proses penginderaan yang dilakukan oleh individu

terhadap

diorganisasikan

stimulus,

kemudian

sehingga

individu

menyadari dan mengerti tentang apa yang dilihat (Davidoff,1991).

balik

tentang

Suryabrata (1987, b), menyatakan bahwa untuk mengetahui proses belajar anak didik pendidik harus melakukan pengukuran dan evaluasi. Hal ini mutlak dilakukan karena pada saat tertentu pendidik harus membuat keputusan

Hasil observasi dan wawancara peneliti

umpan

membuat

pendidikan. keputusan

Pada yang

waktu

bujaksana

menunjukkan bahwa menurut mereka tes

diperlukan suatu informasi yang akurat dan

hasil belajar tersebut hanya merupakan

relevan.

sesuatu yang merepotkan, bahkan suatu

diperlukan dalam pendidikan, khususnya

ancaman, sumber stress, suatu rutinitas,

dalam proses belajar mengajar. Menurut

bukan merupakan gambaran dari hasil

Anastasi (1990) tes prestasi belajar adalah

belajar mereka selama ini. Kenyataan ini

tes yang mengukur pengetahuan yang

memperlihatkan

dimiliki seseorang sebagai akibat adanya

bahwa

masih

banyak

Oleh

karana

tes

program

yang negatif terhadap computer based test

pelatihan. Melalui tes prestasi belajar dapat

prestasi belajar. Hal ini pada akhirnya akan

diperoleh informasi mengenai perbedaan

mempengaruhi

kemajuan

mereka

dalam

atau

tambahan

pengetahuan

antar

negatif

diperoleh melalui kegiatan tes prestasi

computer

based

test

didik.

program

mengerjakan tes, sehingga persepsi yang terhadap

peserta

maupun

mutlak

peserta didik yang mempunyai persepsi

perilaku

pendidikan

itu

Informasi

yang

sangat berguna untuk menentukan tahap

41

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

proses belajar berikutnya, baik ditinjau dari

seseorang

daya serap

dalam arti luas adalah pandangan atau

dengan

peserta didik

pokok

sehubungan

bahasan

atau

bahan

melihat

pengertian

sesuatu,

sedangkan

bagaimana

pelajaran yang diberikan pendidik kepada

memandang

mereka.

(Leavitt, 1992). Dafidoff (1991) menyatakan

Menurut Ebel (dalam

Azwar, 1987)

fungsi tes prestasi belajar adalah mengukur prestasi belajar siswa, dan memberikan kontribusi

atau

sumbangan

terhadap

program pengajaran, serta motivasi siswa dalam

belajar.

Tes

prestasi

belajar

mempunyai peranan yang sangat besar di bidang

pendidikan

karena

mempunyai

fungsi, yaitu : (1) sebagai alat untuk mengadakan perbaikan dalam pengajaran, (2) memperkuat motivasi belajar peserta

bahwa

atau

seseorang

mengartikan

persepsi

sesuatu

merupakan

proses

penginderaan yang dilakukan oleh individu terhadap stimulus, kemudia diorganisasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang dilihat. Proses persepsi dedahului dengan adanya penginderaan yaitu suatu proses diterimanya stimulus oleh individu

melalui

alat

reseptornya

yang

kemudian dibawa ke pusat otak untuk diberi arti atau makna. Menurut Walgito (2002), dalam persepsi

didik, (3) memperbesar pemahaman diri

terkandung

peserta, (4) menyediakan umpan balik

penginderaan yang yang dilakukan oleh

tentang efektifitas pengejaran, dan (5)

panca indera, kemudian stimulus yang

memperbesar retensi serta transfer belajar

diterima lalu diolah dan diinterpretasikan

(Depdikbud, 1997). Masrun dan Martaniah

sehingga individu mengerti dan menyadari

(1973), menyatakan kegunaan dan tujuan

apa

pengukuran

dalam

seseorang terhadap sesuatu akan sangat

pendidikan meliputi: (1) mengukur hasil

dipengaruhi oleh banyak factor, antara lain

perbuatan

status dan sekaligus hubungan antara yang

dan

penilaian

belajar,

(2)

mengadakan

evaluasi terhadap perbuatan belajar, (3) sebagai alat untuk menimbulkan motivasi, (4)

menyadarkan

kemampuannya,

(5)

anak

pada

sebagai

petunjuk

usaha belajar, dan (6) dapat dijadikan dasar dalam memberikan penghargaan. Persepsi

merupakan

bagian

memahami dan mengenal diawali

dengan

Persepsi penglihatan

proses

dalam atau

arti

yang

pengertian

diindera

adanya

itu.

Jadi

proses

persepsi

mempersepsi dengan yang dipersepsi. Dari uraian di atas dapat diartikan bahwa persepsi terhadap computer based test hasil belajar

adalah

proses

penerimaan,

pengorganisasian dan penginterpretasian mahasiswa terhadap computer based test

dalam

prestasi

belajar

sebagai

alat

untuk

yang

mengadakan perbaikan dalam pengajaran,

penginderaan.

memperkuat motivasi belajar peserta didik,

objek

sempit

bagaimana

adalah

memperbesar pemehaman diri peserta, dan

cara

42

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 menyediakan

umpan

balik

tentang

mengadakan perbaikan dalam pengajaran, memperkuat motivasi belajar peserta didik,

efektifitas pengajaran. Tujuan

ISSN : 2087-1899

penelitian

ini

adalah

untuk

memperoleh gambaran atau profil persepsi terhadap computer based test prestasi belajar pada mahasiswa Fakultas Psikologi

memperbesar pemehaman diri peserta, dan menyediakan

umpan

balik

tentang

efektifitas pengajaran. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode skala yaitu skala persepsi

Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

terhadap computer based test dengan

METODE

aspek-aspek persepsi terhadap computer yaitu

based test sebagai alat untuk mengadakan

persepsi terhadap computer based test

perbaikan dalam pengajaran, memperkuat

prestasi

terhadap

motivasi belajar peserta didik, memperbesar

computer based test hasil belajar adalah

pemahaman diri peserta, dan menyediakan

proses penerimaan, pengorganisasian dan

umpan balik tentang efektifitas pengajaran.

penginterpretasian

mahasiswa

terhadap

Skala tersebut disusun berdasarkan skala

computer

test

belajar

Likert, terdiri dari 12 aitem favorable dan

sebagai alat untuk mengadakan perbaikan

aitem unfavourable sebanyak 11 aitem.

dalam pengajaran, memperkuat motivasi

Skala dalam penelitian ini disusun sendiri

belajar

memperbesar

oleh peneliti dengan menggunakan empat

pemehaman diri peserta, dan menyediakan

alternative jawaban, yaitu: SS (Sangat

umpan balik tentang efektifitas pengajaran.

Sesuai), S (sesuai), TS (Tidak Sesuai), dan

Variabel

dalam belajar.

based

peserta

penelitian

ini

Persepsi

prestasi

didik,

STS (Sangat Tidak Sesuai). Penggunaan Subjek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas berjumlah

Mercu 108

Buana

orang,

Yogyakarta

yang

diperoleh

dengan metode cluster random sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian

empat alternative jawaban ini dimaksudkan untuk

menghilangkan

kelemahan

yang

terdapat dalam lima alternative jawaban yaitu

kecenderungan

subjek

memilih

jawaban ke tengah atau netral (Hadi, 2000). Skala persepsi terhadap computer based

yaitu

test memiliki koefisien daya beda aitem

menjelajahi apa saja yang perlu dicari dan

berkisar antara 0,208 – 0,502 dan koefisien

bukannya

reliabilitas Alpha sebesar 0,730.

ini

adalah

metode

eksploratif

memprediksikan

relasi

yang

dicari dan ditemukan (Katz dakam Kerliger, 1986). Sedangkan metode pengumpulan data dilakukan dengan metode skala yaitu skala persepsi terhadap computer based test dengan aspek-aspek persepsi terhadap computer based test sebagai alat untuk

HASIL DAN DISKUSI Hasil

analisis

data

memperlihatkan

bahwa rerata skor total secara empirik 43

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

sebesar 44,05 lebih tinggi daripada skor

yang sebesar 2, maka untuk skor aspek

total

memperbesar

hipotetiknya

Namun

apabila

hipotetik

yang

yang dilihat

sebesar standar

sebesar

7,5,

37,5.

pemahaman

mahasiwa fakultas psikologi Universitas

maka

Mercu Buana Yogyakarta memiliki persepsi terhadap

psikologi

tingkatan yang sedang.

Yogyakarta

memiliki

Mercu persepsi

peserta

deviasi

berdasarkan skor total, mahasiwa fakultas Universitas

diri

Buana terhadap

computer based test dalam tingkatan yang sedang.

computer

based

test

dalam

Rerata empirik skor aspek menyediakan umpan balik tentang efektifitas pengajaran sebesar 7,21 lebih kecil daripada rerata skor

Rerata empirik skor aspek mengadakan

hipotetiknya sebesar 7,5. Namun dengan

perbaikan dalam pengajaran sebesar 8,79

memperhitungkan standar deviasi hipotetik

lebih

yang sebesar 1,5, maka untuk skor aspek

besar

daripada

rerata

skor

hipotetiknya sebesar 7,5. Namun dengan

menyediakan

memperhitungkan standar deviasi hipotetik

efektifitas pengajaran mahasiwa fakultas

yang sebesar 1,5, maka untuk skor aspek

psikologi

mengadakan perbaikan dalam pengajaran

Yogyakarta

mahasiwa fakultas psikologi Universitas

computer based test dalam tingkatan yang

Mercu Buana Yogyakarta memiliki persepsi

sedang.

terhadap

computer

based

test

dalam

tingkatan yang sedang.

umpan

balik

Universitas memiliki

tentang

Mercu persepsi

Buana terhadap

Rerata skor total secara empirik untuk laki-laki sebesar 43,87 lebih tinggi daripada

Rerata empirik skor aspek memperkuat

skor total hipotetiknya yang sebesar 37,5.

motivasi belajar peserta didik sebesar 16,41

Demikian juga rerata skor total empiric

lebih

untuk perempuan yang sebesar 44,66.

besar

hipotetiknya

daripada sebesar

rerata 12,5.

skor Dengan

Namun

apabila

dilihat

hipotetik

yang sebesar 2,5, maka untuk skor aspek

berdasarkan skor total, mahasiwa fakultas

memperkuat motivasi belajar peserta didik

psikologi

mahasiwa fakultas psikologi Universitas

Yogyakarta

baik

laki-laki

maupun

Mercu Buana Yogyakarta memiliki persepsi

perempuan

memiliki

persepsi

terhadap

terhadap

computer based test dalam tingkatan yang

based

test

dalam

tingkatan yang tinggi.

sebesar

deviasi

memperhitungkan standar deviasi hipotetik

computer

yang

standar

Universitas

7,5,

maka

Mercu

Buana

sedang.

Rerata empirik skor aspek memperbesar

Rerata skor total secara empirik untuk

pemahaman diri peserta sebesar 11,59

kelas reguler sebesar 44,15 lebih tinggi

lebih

daripada

besar

daripada

rerata

skor

skor

total

hipotetiknya

yang

hipotetiknya sebesar 10. Namun dengan

sebesar 37,5. Demikian juga rerata skor

memperhitungkan standar deviasi hipotetik

total empiric untuk kelas regular malam 44

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

yang sebesar 44,16. Namun apabila dilihat

lebih

standar deviasi hipotetik yang sebesar 7,5,

daripada mengerjakan tugas.

maka berdasarkan skor total, mahasiwa fakultas psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta baik kelas reguler maupun kelas regular malam memiliki persepsi terhadap

computer

based

test

dalam

tingkatan yang sedang.

menyukai

menjawab

soal

ujian

Sebagai alat untuk memperkuat motivasi belajar

peserta

didik,

fungsi

tes

juga

dipersepsi cenderung positif oleh subjek. Sebagian

besar

subjek

memberikan

penilaian bahwa nilai ujiannya merupakan salah satu faktor penentu masa depannya,

Deskripsi data memperlihatkan bahwa

subjek merasa mereka perlu belajar lebih

subjek, yaitu mahasiswa Fakultas Psikologi

rajin ketika dalam masa ujian. Selain itu

Universitas

Yogyakarta,

mereka juga tidak menganggap bahwa

persepsi

berbuat curang ketika ujian merupakan hal

secara

Mercu

umum

terhadap

Buana mempunyai

computer

based

test

pada

yang

biasa.

Mereka juga berpendapat

tingkatan sedang, yaitu bahwa sebagian

bahwa apabila ujian mereka di suatu

besar subjek menilai tes secara positif. Ini

semester

berarti menurut subjek tes prestasi belajar

berusaha untuk berbuat yang sama untuk

yang mereka jalani memang masih dapat

semester berikutnya.

menjalankan fungsinya sebagai alat untuk mengadakan perbaikan dalam pengajaran, memperkuat motivasi belajar peserta didik, memperbesar pemahaman diri peserta, dan menyediakan

umpan

balik

tentang

efektifitas pengajaran. Fungsi

tes

berhasil

baik,

maka

mereka

Subjek menilai bahwa tes diperlukan untuk

mengetahui

pada

suatu

merupaka

pemahaman

mata

kuliah

ajang

menunjukkan

mereka

karena

tempat

tes

mereka

kemampuannya

secara

individu tanpa terpengaruh oleh dosen atau

sebagai

alat

untuk

teman-temannya.

Selain

mengerjakan

cenderung dipersepsi secara positif oleh

mereka lebih memahami materi mata kuliah

subjek. Hal ini ditunjukkan oleh sebagian

yang telah diajarkan. Penilaian-penilaian ini

besar

bahwa

merupakan cerminan dari persepsi subjek

sangat

yang positif pada fungsi tes sebagai alat

pengawasan

yang

ujian

menilai

yang

ketat

diperlukan ketika ujian agar tidak ada yang

untuk

bisa berbuat curang, kemudian walaupun

peserta.

suatu mata kuliah sudah mempunyai tugas besar

atau

diperlukan

praktikum, sebagai

ujian

sumber

masih

penilaian.

Selain itu subjek merasaa bahwa mereka

memperbesar

Hasil

ujian

merupakan

yang

ujian

dengan

mengadakan perbaikan dalam pengajaran

subjek

soal-soal

itu

membuat

pemahaman

baik

gambaran

belum

tentang

diri

tentu dosen

pengampu yang juga baik, cara mengajar dosen tidak berpengaruh pada semangat mengikuti

ujian,

serta

bahwa

aktifitas 45

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 mahasiswa di dalam kelas tidak selalu dapat

tercermin

merupakan

pada

nilai

persepsi

yang

mereka

yang

cenderung negatif untuk fungsi tes sebagai alat

untuk

menyediakan

umpan

balik

tentang efektifitas pengajaran.

Yogyakarta

penyelenggaraan.

mempunyai

Kelas

Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Fakultas Psikologi

dua

regular

yang

Universitas

Yogyakarta

Mercu

mempunyai

Buana

persepsi

yang

cenderung positif terhadap computer based test

Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana

KESIMPULAN DAN SARAN

ujiannya

penilaian-penilaian

menunjukkan

ISSN : 2087-1899

prestasi

belajar

dalam

memenuhi

fungsinya sebagai alat untuk mengadakan perbaikan dalam pengajaran, memperkuat motivasi

belajar

peserta

didik,

dan

diselenggarakan pada pagi hari dan hampir

memperbesar pemahaman diri peserta.

seluruh mahasiswanya merupakan fresh

Namun

garaduater dan belum bekerja, dan kelas

cenderung negatif pada fungsi tes sebagai

regular malam yang diselenggarakan sore

alat

sampai malam hari, di mana hampir seluruh

tentang efektifitas pengajaran.

mahasiswanya merupakan karyawan atau orang yang sudah bekerja. Asumsi bahwa orang

bekerja

yang

kuliah

hanya

menginginkan ijazah saja tanpa peduli dengan dapat

proses

perkuliahan

dipatahkan

dengan

tampaknya hasil

yang

menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa regular malam terhadap computer based test

dengan

rerata

44,46

ternyata

cenderung positif dan tidak berbeda dengan persepsi mahasiswa kelas regular pagi dengan rerata sebesar 44,15.

perbedaan persepsi antara mahasiswa lakilaki dan perempuan. Kedua kelompok tersebut memiliki rerata yang hampir sama, yaitu 43,87 untuk laki-laki dan 44,66 untuk Kedua

kelompok

tersebut

memiliki persepsi yang juga cenderung positif

terhadap

prestasi belajar.

computer

untuk

menyediakan

Selain

itu kelas

mahasiswa

umpan

berdasarkan

penyelenggaraan, maupun

persepsi

baik regular

mempunyai

yang balik

kelas

kelas

regular

malam,

semua

persepsi

yang

cenderung positif terhadap computer based test. Hasil yang sama juga ditemukan pada mahasiswa laki-laki dan perempuan yang juga mempunyai persepsi yang cenderung positif terhadap prestasi belajar. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran kepada pihak Institusi

Berdasarkan jenis kelamin, tidak ada

perempuan.

mempunyai

based

test

dalam hal ini Fakultas Psikologi Universitas Mercu

Buana

meningkatkan salah

satunya

agar

proses

dapat belajar

dengan

lebih

mengajar

meningkatkan

kualitas tes baik dari segi administrasi maupun bentuk dan isi tes tersebut. Bagi

mahasiswa,

disarankan

agar

benar-benar menganggap tes sebagai alat untuk

mengetahui

kemampuan

dan 46

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

pemahaman mereka bukan sekedar alat

Depdikbud. 1997. Pengelola Pengujian Bagi

untuk mendapatkan nilai sehingga tes

Guru Mata Pelajaran. Jakarta :

dapat memenuhi fungsinya.

Ditjen

Dikdasmen,

Direktorat

Dikdasmen Kerlinger, N. F. 1986. Foundations of

DAFTAR PUSTAKA

Behavioral Research. New York :

Anastasi, A. & Urbina, S. 1998. Tes Psikologi, Edisi Bahasa Indonesia Jilid 1. Jakarta : Simon & Schuster (Asia) Pte. Ltd.

Pengembangan belajar.

pengukuran Yogyakarta

:

Pustaka Pelajar Offset. Dafidoff, L.

L.

1991.

Diterjemahkan

oleh

:

Zarkasi.

Psikologi

Masrun & Martaniah, S. M,. 1973. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : yayasan penerbitan

Fakultas

Psikologi

Universitas Gadjah Mada. Suatu

Pengantar, Edisi ketoga. Jakarta : Penerbit Erlangga

Leavitt, H. J. 1992. Psikologi Manajemen. Jakarta : Penerbit Erlangga

Azwar, S. 1996. Tes Prestasi Fungi dan prestasi

Holt, Rinehart and Wilson

Robbins,

S.

P.

1998.

Organizational

Behavoir : Concepts, Controersies and Applications. New Jersey : Prentice Hall International, Inc

47

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

HUBUNGAN DUKUNGAN ATASAN DENGAN NILAI POSITIF PEKERJAAN-KELUARGA PADA IBU YANG BEKERJA Triana Noor Edwina Dewayani Soeharto Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta ABSTRACT This study aimed to examine the relation between supervisor support and work-family enhancement on working mothers. The hypothesis was proposed: there was positive correlation between supervisor support and work-family enhancement on working mothers. Characteristics of research subjects in this study: (1) subjects lived together with her husband and had children under the age of 12 years who lived with the subject, (2) working full time. Data collection tool used in this study: work-family enhancement scale and the scale of supervisor support . Techniques of analysis in this research using product moment correlation techniques. The results showed positive correlation bettween the supervisor's support and work-family enhancement on working mothers.

Keywords: support of superviosor, work-family enhancement

A.

PENDAHULUAN

dari istilah work-family enhancement. Untuk

Sejak awal tahun 1950, penelitian

selanjutnya istilah nilai positif pekejaan-

tentang masalah pekerjaan dan keluarga

keluarga

akan

telah dilakukan tetapi fokus penelitian lebih

penelitian ini. Konsep

banyak dilakukan untuk meneliti masalah

digunakan nilai

di

positif

dalam

pekejaan-

pekerjaan-

keluarga mengacu pada konsep multiple

keluarga) yang terdiri dari dua komponen

role, pengalaman pada peran yang satu

yaitu Work interfering with family dan family

akan

interfering with work. Penelitian sekarang

menjalankan peran yang lain (Greenhaus

mulai

dan Powell, 2006). Peran yang dilakukan

work-family

conflict

meneliti

(konflik

tentang

work-family

meningkatkan

seseorang

komponen yaitu work to family facilitation

pekerjaan : sebagai pekerja dan peran

Ada

dalam keluarga : sebagai suami/istri atau

family

beberapa

to istilah

menjelaskan

work

facilitation.

yang

work-family

dipakai

untuk

enhancement

lain

peran

untuk

enhancement yang juga terdiri dari dua dan

antara

kemampuan

dalam

ayah/ibu (Voydanoff, 2002)

Nilai positif

pekejaan-keluarga

keterlibatan

adalah

yaitu work-family enrichment, work-family

dalam menjalankan peran di tempat kerja

interface, work-family facilitation, positive

atau

work-family spillover (Washington, 2006).

kemampuan atau ketrampilan melakukan

Penelitian ini akan menggunakan istilah

peran di rumah atau di tempat kerja (Frone,

nilai positif pekerjaan-keluarga yang berasal

2003).

di

rumah

Wadsworth

akan

dan

meningkatkan

Owens

(2007) 48

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

mengartikan nilai positif pekerjaan-keluarga

sebanyak

1.002.000

sedangkan

sebagai bentuk pengalaman pada suatu

perempuan sebanyak 796.542 (Sumber:

peran yang akan memperkaya peran yang

BPS, Survey Angkatan Kerja Nasional,

lain.

2011 diolah Pusdatinaker). Data di atas menunjukkan baik pria

Frone (2003) menjelaskan bahwa dan

dan wanita pada saat ini mempunyai

perilaku dalam masing-masing peran akan

peluang yang sama untuk bekerja. Hal ini

saling mempengaruhi. Menurut Hill (2005) ;

akan berdampak pada kehidupan keluarga

Kinnunen, dkk. (2006) ; MacDermid, dkk.

para

(2000), dimensi dari nilai positif pekerjaan-

ditimbulkan dari ibu yang bekerja tidak

keluarga adalah suasana hati yang positif,

selalu

keahlian,

perilaku.

berdampak positif apabila pengalaman pada

Berdasarkan pendapat di atas penelitian ini

suatu peran yang akan memperkaya peran

akan

Frone

yang lain. Berdasarkan penelitian Grzywacz

(2003); Hill (2005); Kinnunen, dkk. (2006) ;

(dalam Washington, 2006) diketemukan

MacDermid, dkk. (2000) bahwa nilai positif

bahwa dampak positif pekerjaan-keluarga

pekerjaan-keluarga adalah suasana hati

ini lebih dirasakan oleh ibu yang bekerja

yang positif, keahlian, waktu, energi, dan

dan sudah menikah. Ibu

perilaku

di

menikah ditemukan mengalami nilai positif

peran

pekerjaan-keluarga daripada pekerja yang

individu di rumah serta sikap, emosi yang

tidak menikah karena ibu yang bekerja ini

positif, ketrampilan dan perilaku dalam

memperoleh keuntungan dari peran yang

menjalankan

dijalankan dalam keluarga yaitu sebagai istri

sikap,

emosi

positif,

waktu,

mengacu

tempat

energi, pada

dalam kerja

ketrampilan

dan

pendapat

menjalankan akan

peran

mendukung

peran

di

rumah

akan

mendukung peran individu dalam bekerja. Penelitian

tentang

nilai

positif

pekerja

tersebut.

berdampak

Dampak

negatif

yang

tetapi

juga

bekerja yang

atau ibu, peran yang dijalankan dalam keluarga

tersebut

akan

mempermudah

pekerjaan-keluarga dilakukan untuk melihat

pekerja menjalankan peran di tempat kerja

peran dalam pekerjaan dan peran dalam

(Grzywacz dalam Washington, 2006).

keluarga yang dapat saling memperkaya.

Dampak yang ditimbulkan dari peran

Selain itu jumlah pekerja yang bekerja

sebagai istri, ibu atau pekerja dapat positif

sebagai

terus

apabila pekerja mengalami nilai positif

meningkat sehingga penelitian ini perlu

pekerjaan-keluarga yang tinggi. Manfaat

dilakukan

permasalahan

dari berbagai peran memberikan bukti

yang dialami pekerja yaitu nilai positif

bahwa peran ganda meningkatkan mental,

pekerjaan-keluarga.

fisik dan hubungan kesehatan pekerja

yang

karyawan untuk

bekerja

di

Indonesia

meneliti Di

DIY penduduk

dengan

status

(Barnett & Hyde, 2001) Selain itu, tampak

karyawan/pegawai di bulan Agustus 2011

bahwa

ada

menunjukkan jumlah laki-laki yang bekerja

kepuasan

efek

dalam

penyangga, satu

peran

seperti mungkin

49

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

penyangga stres atau ketidakpuasan yang

akrab atau keberadaan orang lain yang

berkembang

membuat seseorang merasa diperhatikan

dari

peran

yang

lain.

Penelitian Tiedje, dkk. (1990) menunjukkan

dan

nilai positif pekerjaan-keluarga tinggi pada

keberhasilan

seseorang

perempuan yang bekerja berkaitan dengan

masalahnya.

Sumber

rendahnya

adalah orang-orang yang berada di sekitar

depresi

kepuasan

dan

(kepuasan

perkawinan

dan

meningkatnya

kerja,

kepuasan

kepuasan

sebagai

dan

dicintai

sehingga

kehadirannya

membantu menyelesaikan

dukungan

sangat

berarti

sosial bagi

ibu/pria yang bekerja.. Penelitian yang dilakukan Voydanoff

orangtua). Sebaliknya, perempuan yang positif

(2004) menunjukkan bahwa dukungan dari

pekerjaan-keluarga rendah akan mengalami

atasan akan meningkatkan nilai positif

depresi dan menurunkan kepuasan kerja,

pekerjaan-keluarga. Penelitian ini didukung

kepuasan

oleh penelitian Wadsworth & Owens (2007)

bekerja

yang

mengalami

perkawinan

nilai

dan

kepuasan

menunjukkan perlunya dukungan sosial

sebagai orangtua (Tiedje, dkk., 1990). Berdasarkan penejelasan di atas

untuk meningkatkan nilai positif pekerjaan-

peneliti

penelitian

keluarga, dukungan dari tempat kerja yaitu

pekerjaan-keluarga

atasan akan berpengaruh positif terhadap

perlu dilakukan karena melihat manfaat nilai

nilai positif pekerjaan-keluarga. Friedman &

positif pekerjaan-keluarga bagi ibu yang

Greenhaus (2000) menemukan dukungan

bekerja.

dari tempat kerja yaitu atasan dan rekan

maka tentang

nilai

menyimpulkan positif

Penelitian

tentang

nilai

positif

kerja

berpengaruh

positif

terhadap

pekerjaan-keluarga telah dilakukan sejak

kepuasan kerja dengan dimediasi oleh nilai

tahun 1974 oleh Sieber (dalam Balmforth &

positif pekerjaan-keluarga.

Gardner

Berdasarkan uraian di atas maka

(2006) mengatakan nilai positif pekerjaan-

penelitian ini mengajukan rumusan masalah

keluarga terjadi ketika peran yang dilakukan

: apakah ada hubungan antara dukungan

dalam pekerjaan dan peran yang dilakukan

atasan

dalam

keluarga pada ibu yang bekerja?

Gardner,

2006).

keluarga

Balmforth

saling

&

memberikan

dengan nilai positif pekerjaanPenelitian

konstribusi positif dan keuntungan. Nilai positif pekerjaan-keluarga pada

mengkaji

ini

hubungan nilai

untuk

antara

dukungan

positif

pekerjaan-

suami yang bekerja dapat dipengaruhi

atasan

dukungan sosial antara lain

keluarga pada ibu yang bekerja. Penelitian

dukungan

dengan

bertujuan

sosial

ini diharapkan dapat memberikan manfaat

menurut Winnubst dan Schabracq dalam

secara teoritis sebagai kajian teoritis untuk

Schabracq,dkk (1996) adalah pemberian

melihat hubungan antara dukungan atasan

informasi, pemberian bantuan atau materi

dengan nilai positif pekerjaan-keluarga pada

yang didapat dari hubungan sosial yang

ibu yang bekerja karena tanpa mengetahui

atasan.

Pengertian

dukungan

50

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

dengan baik proses yang terjadi dalam

Teori role enhancement ini menyatakan

hubungan pekerjaan-keluarga akan sulit

bahwa beberapa peran yang dilakukan

untuk

seseorang akan menghasilkan hal yang

membantu

ibu

yang

bekerja

mengalami keseimbangan antara pekerjaan

positif.

dan keluarga. Secara praktis, diharapkan

pandangan

penelitian ini dapat menambah wawasan

berbagai peran akan meningkatkan energi

berpikir para

dan

pentingnya

ibu yang bekerja akan pencapaian

nilai

positif

pekerjan-keluarga.

Teori

Gardner

mendasarkan

pada

keterlibatan

pada

pengalaman

yang

memperkaya seseorang (Kinnunen, dkk, Teori

gender

dipakai

untuk

(2006)

menjelaskan penelitian tentang nilai positif

mengatakan nilai positif pekerjaan-keluarga

pekerjaan terhadap keluarga karena antara

terjadi ketika peran yang dilakukan dalam

pria dan ibu mengalami pengalaman yang

pekerjaan dan peran yang dilakukan dalam

berbeda tentang masalah pekerjaan dan

keluarga saling memberikan konstribusi

keluarga (Greenhaus dan Powell,2006).

positif

positif

Berdasarkan hal tersebut maka penelitian

pekerjaan-keluarga diartikan oleh Frone

ini ingin melihat nilai positif pekerjaan

(2003) sebagai bentuk multiple role, peran

terhadap keluarga yang dialami oleh ibu

dalam pekerjaan dan keluarga akan saling

yang bekerja dan sudah menikah.

dan

&

bahwa

memberikan

2006).

Balmforth

ini

keuntungan.

Nilai

mempengaruhi.

Ada

beberapa

faktor

yang

Menurut Frone (2003) nilai positif

mendukung nilai positif pekerjaan-keluarga

pekerjaan dan keluarga mempunyai dua

antara lain dukungan dari tempat kerja.

dimensi: pertama,

Hasil penelitian yang dilakukan Voydanoff

family

(WFE) :

terhadap

Work enhancement of nilai positif

keluarga

pekerjaan

(2002); Voydanoff (2005); Wadsworth dan

apabila

Owens (2007) menunjukkan ada pengaruh

peran

dukungan dari tempat kerja yaitu atasan

mempermudah

dan rekan kerja terhadap nilai positif

terjadi

pengalaman dalam menjalankan dalam

pekerjaan

dapat

menjalankan peran dalam keluarga atau

pekerjaan-keluarga.

dapat meningkatkan kualitas kehidupan

memperoleh dukungan dari atasan antara

keluarga. Kedua, family enhancement of

lain dengan membicarakan masalah yang

work (FWE): nilai positif keluarga terhadap

dialami akan membantu pekerja mengatasi

pekerjaan

masalah.

terjadi

dalam menjalan

apabila

pengalaman

peran dalam keluarga

dapat mempermudah menjalankan peran dalam pekerjaan atau dapat meningkatkan kualitas kerja (Greenhaus & Powell, 2006). Penelitian ini mendasarkan pada teori role enhancement dan teori gender.

merupakan

Dukungan salah

Pekerja

yang

dari

tempat

kerja

satu

bentuk

dari

dukungan sosial. Pengertian dukungan sosial menurut Winnubst

dan

Schabracq

dalam

Schabracq,dkk (1996) adalah pemberian informasi, pemberian bantuan atau materi

51

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

yang didapat dari hubungan sosial yang

diterima dari atasan sangat penting artinya

akrab atau keberadaan orang lain membuat

bagi ibu yang bekerja untuk meningkatkan

seseorang merasa diperhatikan dan dicintai

nilai positif pekerjaan-keluarga, dukungan

sehingga

keberhasilan

emosi dan instrumental yang diperoleh dari

masalahnya.

atasan

membantu

seseorang

menyelesaikan

Konsep dukungan sosial yang dipakai

akan meningkatkan nilai positif

pekerjaan-keluarga (Voydanoff ,2004). Berdasarkan

adalah dukungan yang dipersepsi atau dirasakan,

dinilai

atau

diinterpretasi,

tinjauan

teoritis,

diusulkan hipotesis. Hipotesis penelitian ini

seseorang merasa memperoleh dukungan

adalah

dan merasa ada sejumlah orang yang

dukungan

dapat diandalkan pada saat dibutuhkan

pekerjaan-keluarga pada ibu yang bekerja.

sehingga

seseorang

masalahnya

akan

mengatasi

berdasarkan

persepsi

B.

Menurut Winnubst dan Schabracq Schabracq,dkk

demensi

dukungan

dukungan

(1996), sosial

emosional

atasan

positif

dengan

antara

nilai

positif

METODE PENELITIAN

ada

yaitu

variabel sebagai berikut : 1.

4 (1)

Nilai

Positif

Pekerjaan-

Keluarga dalam penelitian ini terdiri dari : Nilai

positif

pekerjaan-

seseorang

a.

membutuhkan empati,cinta, kepercayaan,

keluarga

ini

adalah

yang di dalamnya terdapat pengertian dan

pengalaman dalam menjalankan

peran

rasa percaya, (2) dukungan informatif :

dalam

dukungan yang berupa informasi, nasihat,

menjalankan peran dalam keluarga atau

dan

untuk

dapat meningkatkan kualitas kehidupan

menambah pengetahuan seseorang dalam

keluarga (Frone, 2003; Voydanoff, 2001).

mencari

Indikator

petunjuk

yang

jalan

:

hubungan

Penelitian ini melibatkan sejumlah

dukungan sosial yang dimiliki. dalam

ada

diberikan

keluar

pemecahan

dalam

penelitian

pekerjaan

dari

dapat

nilai

mempermudah

positif

pekerjaan-

:

keluarga adalah suasana hati yang positif,

pemberian dukungan yang berupa materi,

keahlian atau keterampilan, waktu, energi,

pemberian kesempatan dan peluang, (4)

dan perilaku dalam menjalankan peran

penilaian positif: pemberian penghargaan,

dalam pekerjaan akan mendukung peran

umpan balik mengenai hasil atau prestasi

individu dalam keluarga (Kinnunen, dkk.,

dan kritik yang membangun.

2006).

masalah.(3)

dukungan

instrumental

Tinggi rendahnya

nilai positif

pekerjaan-keluarga

dalam

berpotensi memberikan dukungan sosial

tercermin

skor

bagi ibu yang bekerja. Sumber dukungan

subjek, semakin tinggi skor yang dicapai

sosial adalah orang-orang yang berada

maka semakin tinggi nilai positif pekerjaan-

disekitar dan kehadirannya sangat berarti

keluarga.

Banyak

sumber

dukungan

yang

melalui

penelitian yang

ini

diperoleh

bagi ibu yang bekerja. Dukungan yang

52

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 b.

Nilai

positif

ISSN : 2087-1899 Skala nilai positif pekerjaan-keluarga

keluargaini

adalah

dan skala dukungan atasan diuji cobakan

pengalaman dalam menjalankan

peran

pada 38 perempuan yang bekerja di wilayah

mempermudah

Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil dari

menjalankan peran dalam pekerjaan atau

pengujian terhadap validitas dan reliabilitas

dapat meningkatkan kualitas kehidupan

Skala

pekerjaan (Frone, 2003; Voydanoff, 2001).

menghasilkan 16 aitem yang valid dari 20

Indikator dari nilai positif keluarga-pekerjaan

aitem yang diujicobakan,. Koefisien validitas

adalah suasana hati yang positif, keahlian

bergerak antara 0,320 sampai dengan

atau keterampilan,

0,547

pekerjaan dalam

dalam

penelitian

keluarga

dapat

waktu, energi,

dan

nilai

positif

pekerjaan-keluarga

sedangkan

untuk

pengujian

perilaku dalam menjalankan peran di rumah

reliabilitas menggunakan reliabilitas alpha,

akan mendukung peran individu dalam

menunjukkan koefisien reliabilitas sebesar

bekerja (Kinnunen, dkk., 2006). Tinggi

0,839.

rendahnya nilai positif keluarga-pekerjaan

validitas dan reliabilitas Skala dukungan

dalam penelitian ini tercermin melalui skor

atasan menghasilkan 21 aitem yang valid

yang diperoleh subjek, semakin tinggi skor

dari 22 aitem yang diujicobakan,. Koefisien

yang dicapai maka semakin tinggi nilai

validitas bergerak antara 0,320 sampai

positif keluarga-pekerjaan.

dengan 0,716 sedangkan untuk pengujian

2.

Dukungan atasan

Hasil

dari

pengujian

terhadap

adalah

reliabilitas menggunakan reliabilitas alpha,

pemberian dukungan dari atasan yang

menunjukkan koefisien reliabilitas sebesar

dirasakan

0,880.

ibu

yang

bekerja

berupa

dukungan emosi, instrumental, informasi dan

penilaian

positif

(Winnubst

dan

Karakteristik subyek penelitian dalam

penelitian

ini

adalah

ibu

yang

Schabracq dalam Schabracq, dkk., 1996).

bekerja, berusia 21;0-40;0 (masa dewasa),

Dukungan

menikah

ini

diungkap

dukungan atasan

dengan

skala

yang disusun menurut

suami,

dan

tinggal

mempunyai

bersama

anak

yang

dengan tinggal

Winnubst dan Schabracq dalam Schabracq,

bersama dengan subyek. Jumlah subyek

dkk. (1996). Ada 4 dimensi yaitu (1)

dalam penelitian ini adalah 94 subyek.

dukungan

emosional,

(2)

dukungan

Pengujian

informatif, (3) dukungan instrumental, (4)

hubungan antara dukungan atasan dengan

penilaian

positif.

nilai positif pekerjaan-keluarga pada ibu

dukungan

atasan

tercermin melalui

Tinggi dalam skor

rendahnya penelitian

yang

ini

diperoleh

yang bekerja lebih lanjut akan dikaji dalam pendekatan

kuantitatif

subjek dalam mengerjakan Skala Dukungan

menggunakan

metode

atasan. Semakin tinggi skor yang dicapai,

product moment.

analisis

dengan korelasi

semakin tinggi dukungan atasan yang dirasakan subjek.

53

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 C.

pekerjaan-keluarga (nilai positif dari peran di

HASIL PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis korelasi

pekerjaan ke peran di keluarga). Nilai positif

koefisien

pekerjaan-keluarga diartikan oleh Frone

korelasi antara dukungan atasan dengan

(2003) sebagai bentuk peran ganda, peran

nilai positif pekerjaan-keluarga sebesar rxy

dalam pekerjaan dan keluarga akan saling

= 0, 518 ( p < 0,01 ). Hal ini menunjukkan

mempengaruhi.

bahwa

menjalankan

product

diperoleh

ISSN : 2087-1899

moment,

hipotesis

dalam

penelitian

ini

Pengalaman

dalam

peran

dalam

diterima. Artinya semakin tinggi dukungan

pekerjaan/keluarga dapat mempermudah

atasan maka akan diikuti pula dengan

menjalankan

semakin

keluarga/pekerjaan

meningkatnya

nilai

positif

peran

pekerjaan-keluarga. Koefisien determinasi

meningkatkan

yang diperoleh sebesar

keluarga/pekerjaan

dukungan

atasan

= 0,26 , artinya

mempengaruhi

nilai

dalam

atau kualitas

dapat kehidupan

(Frone,

2003;

Voydanoff, 2001).

positif pekerjaan-keluarga sebesar 26%

Berdasarkan penelitian Grzywacz

sedangkan sisanya 74% dipengaruhi oleh

(dalam Washington, 2006) diketemukan

variabel lain yang tidak dilibatkan dalam

bahwa dampak positif pekerjaan-keluarga

penelitian ini.

ini lebih dirasakan oleh perempuan yang bekerja dan sudah menikah. Perempuan

Berdasarkan

data

yang bekerja tersebut ditemukan mengalami

dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan

nilai positif pekerjaan-keluarga daripada

positif yang signifikan antara dukungan

pekerja

atasan

pekerjaan-

perempuan yang bekerja ini memperoleh

keluarga pada ibu yang bekerja. Artinya,

keuntungan dari peran yang dijalankan

semakin tinggi dukungan atasan maka

dalam keluarga yaitu sebagai istri atau ibu,

semakin tinggi pula nilai positif pekerjaan-

peran yang dijalankan dalam keluarga

keluarga pada ibu yang bekerja, sebaliknya

tersebut

semakin rendah dukungan atasan maka

menjalankan

nilai positif pekerjaan-keluarga pada ibu

(Grzywacz

yang bekerja juga semakin rendah. Hasil

Pasangan

bekerja

penelitian

ditemukan

mengalami

dengan

hasil

nilai

ini

analisis

positif

membuktikan

bahwa

yang

tidak

akan

menikah

karena

mempermudah

peran dalam

di

pekerja

tempat

Washington, yang

kerja 2006).

menikah

nilai

positif

dukungan atasan merupakan salah satu

pekerjaan-keluarga daripada pekerja yang

faktor yang dapat meningkatkan nilai positif

tidak

pekerjaan-keluarga pada ibu yang bekerja.

bekerja ini memperoleh keuntungan dari

Perempuan

karena

pasangan

yang

mempunyai

peran yang dijalankan dalam keluarga yaitu

berbagai peran pada saat yang bersamaan:

peran yang dilakukan di rumah seperti

ibu,

Kombinasi

sebagai ayah/ibu atau suami/istri akan

antarperan tersebut dapat menimbulkan

mempermudah pekerja menjalankan peran

istri,

dan

dapat

menikah

pekerja.

nilai pekerjaan-keluarga yaitu

nilai positif 54

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 di

tempat

kerja

(Grzywacz

ISSN : 2087-1899 Hasil

dalam

penelitian

Voydanoff

Washington, 2006) Penelitian ini mendasarkan pada

(2002);

Wadsworth

yang

dilakukan

Voydanoff

(2005);

Owens

(2007)

dan

teori role enhancement dan teori gender.

menunjukkan ada pengaruh dukungan dari

Teori role enhancement ini menyatakan

tempat kerja yaitu atasan dan rekan kerja

bahwa beberapa peran yang dilakukan

terhadap nilai positif pekerjaan-keluarga.

seseorang akan menghasilkan hal yang

Pekerja yang memperoleh dukungan dari

positif.

mendasarkan

pada

atasan antara lain dengan membicarakan

keterlibatan

pada

masalah yang dialami akan membantu

berbagai peran akan meningkatkan energi

pekerja mengatasi masalah. Dukungan dari

dan

atasan seperti memberi aturan kerja yang

Teori

pandangan

ini

bahwa

memberikan

pengalaman

yang

memperkaya seseorang (Kinnunen, dkk,

tidak

2006).

untuk

mendengarkan masalah kerja atau masalah

menjelaskan penelitian tentang nilai positif

pribadi meningkatkan nilai positif pekerjaan-

pekerjaan terhadap keluarga karena antara

keluarga (Voydanoff, 2004).

pria

Teori

dan

pengalaman masalah

gender

dipakai

perempuan

kaku,

kesediaan

Wadsworth

mengalami

dan

atasan

Owens

untuk

(2007)

yang

berbeda

tentang

menunjukkan perlunya dukungan sosial

pekerjaan

dan

keluarga

untuk meningkatkan nilai positif pekerjaankeluarga, dukungan dari keluarga yaitu

(Greenhaus dan Powell, 2006). Nilai positif pekerjaan-keluarga pada

suami dan dukungan dari tempat kerja yaitu

perempuan yang bekerja dapat ditingkatkan

atasan dan rekan kerja akan berpengaruh

dengan adanya dukungan sosial antara lain

positif

dukungan dari tempat kerja (Aycan dan

keluarga. Penelitian Hennessy (2007) pada

Eskin, 2005; Judge dan Colquitt, 2004).

161 perempuan yang bekerja, menikah dan

Sumber dukungan sosial adalah orang-

mempunyai anak berusia dibawah 18 tahun

orang yang berada disekitar ibu yang

menunjukkan

bekerja dan kehadirannya sangat berarti.

teman kerja untuk meningkatkan nilai positif

Konsep dukungan sosial yang dipakai

pekerjaan-keluarga

adalah dukungan yang dipersepsi atau dirasakan,

dinilai

atau

diinterpretasi,

terhadap

nilai

perlunya

positif

pekerjaan-

dukungan

dari

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan ada hubungan positif antara

seseorang merasa memperoleh dukungan

dukungan

dan merasa ada sejumlah orang yang

pekerjaan-keluarga pada ibu yang bekerja.

dapat diandalkan pada saat dibutuhkan

Dukungan atasan yang diterima ibu yang

sehingga

bekerja dari pasangan akan mempengaruhi

masalahnya

seseorang

akan

mengatasi

berdasarkan

persepsi

suami

dengan

nilai

positif

nilai positif pekerjaan-keluarga.

dukungan sosial yang dimiliki.

55

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 D.

Balmforth, K. & Gardner, D. 2006.

KESIMPULAN

Berdasarkan

Conlict

and

Facilitation

between

analisis

dan

penelitian

ini

Work and Family : Realizing the

menunjukkan ada hubungan positif antara

Outcomes for Organizations. New

dukungan

Zealand Journal of Psychology. 35.

pembahasan

hasil

ISSN : 2087-1899

pada

atasan

dengan

nilai

positif

pekerjaan-keluarga pada ibu yang bekerja.

(2).69-76.

Hal tersebut berarti nilai positif pekerjaankeluarga pada ibu yang bekerja dapat ditingkatkan

dengan

adanya

dukungan

Belsky,J., Perry-Jenkin, M. & Crouter, A.C.

1985.

The

Work-Family

Interface and Marital Change Across

atasan.

the

Transition

to

Parenthood.

Journal of Family Issues. 6. 205-220.

DAFTAR PUSTAKA Adams,A.G.,King,A.L.,& King,D.W.1996. Relationship of Job and Family

Crouter, A.C. 1984. Spillover from Family

Involment, Family Social Support,

to Work : The Neglected Side of the

and Work-Family Conflict With Job

Work-

and Life Satisfaction. Journal of

Relations. 37. (6). 425-442.

Family

Interface.

Human

Applied Psychology,81.(4),411-420. Ezsa, M & Deckman, M.1996. Balancing Work and Family Resposibilities:

Aycan,Z. & Eskin, M. 2005. Relative Contributions of Childcare, Spousal

Flextime and Care in the Federal

Support, and Organizational Support

Goverment.

in Reducing Work-Family Conflict for

Review,56(2),174-179.

Men

and

Women:The

Case

Public

Administration

of

Turkey. Sex Roles,53.(7/8), 453471.

DeGenova.M.K.& Rice.F.P.2005. Intimate Relationships, Marriages, and Families. Boston: The McGraw-

Badan Pusat Statististik. 2011. Keadaan Angkatan

Kerja

di

Indonesia.

Hill.

Jakarta: CV.Petratama Persada. Frone, M.R.2003. Work-Family Balance dalam

Bartley, S. J., Judge,W.& Judge,S. 2007.

Quick,J.M

&

Tetric,L.E.

Antesedents of Marital Happiness

Handbook of Occupational Health

and

Psychology.

Career

Satisfaction

:

An

Empirical Study of

Dual-Career

Managers.Scientific

Journals

International,1(1).

Washington,DC:

American Psychological Association Greenhaus, J.H. & Powell,G.N. 2006.

56

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

When Work and Family Are Allies : A

Theory

of

Enrichment.

Work-Family

Academy

of

Management Review. 31. (1). 72-92

Saltzstein, A. L., Ting, Y. & Saltzstein, G.H .2001. Work-Famiy Balance and Job Satisfaction:The Impact of Family-Friendly Policies on Attitudes of Federal Government Employes.

Grzywacz, J. & Mark, N. (2000). Reconceptualizing the Work-Family

Public Administration

Interface: An Ecological Perspective

(4).

Review,61

on The Correlates of Positive and Negative

Spillover.

Journal

of

Schultz,D.P, & Schultz,S.E.1994.

Occupational Health Psychology. 5.

Psychology and

111-126

Introduction

to

Work

Today:An

Industrial

and

Organization Psychology. New York: Macmillan .

Hill, E.J. 2005. Work-family Facilition and Conflict,

Working

Fathers

and

Mothers, Work- family Stressors and

Voydanoff, P. 2004. The Effects of Work

Support. Journal of Family Issues.

Demands and Resources on Work-

26. 793-819.

to-Family Conflict and Facilitation. Journal

Kinnunen,U.,Feldt,T., Geurts, S. &

of

Marriage

and

the

Famil.66,398-412.

Pulkkinen, L. 2006. Types of WorkFamily

Interface:

Well-being

Wadsworth.L. L. & Owens,B.P. 2007.

Correlates of negative and positive

The Effects of Social Support on

Spillover between work and Family.

Work-Family

Scandinavian

Work-Family Conflict in the Public

Journal

of

Sector.

Psychology. 47. 149-162.

Enhancement

Public

and

Administration

Revi,67(1),75-85. Levy,P.E. 2003.Industrial/Organizational Psychology:

Understanding

The

Washington. F. D. 2006. The

Workplace. New York: Houghton

Relationship

Mifflin Company.

and Work-Family Enrichment and

between

Optimistm

Their Influence on Psychological Santrock,J.W.2002. Adolescence.

Well-Being.

Illionis:McGraw Hill..

University.

Thesis.

Drexel

57

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

EVALUASI KUALITAS TES PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I Muhammad Wahyu Kuncoro Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta (email : [email protected])

Abstract This study aims to determine how well the items of the exam in the personality psychology test. In this study, the statistical methods were used to identify the item difficulty, which is a measure of the proportion of examinees who responded to an item correctly, and the item discrimination, which is a measure of how well the item discriminates between examinees. An additional analysis that is the distractor analysis. The distractor analysis provides a measure of how well each of the incorrect options contributes to the quality of a multiple choice item. By using The Iteman Program showed that the 60 analyzed items were well enough and can be used. A total of 46 items has an Easy and Medium of The item difficulty index. In addition there are about 44 items with good and very good of the item discrimination index and about 57 points aitem already possess the characteristics of a good. The reliability coefficient alpha of this personality test is 0.898, so it is considered to have good reliability.

dalam

Pendahuluan Masalah

pendidikan

merupakan

pembangunan

yang

terus

berkembang.

suatu masalah yang sangat penting, karena

Prestasi belajar sebagai salah satu

melalui pendidikan kita akan mendapatkan

tolok ukur peningkatan mutu pendidikan,

insan-insan

bagi

termasuk pendidikan tinggi. Para pengelola

pembangunan bangsa. Tingkat pendidikan

pedidikan telah melakukan berbagai usaha

suatu negara akan menentukan kemajuan

untuk

suatu bangsa.

prestasi belajar mahasiswa. Usaha-usaha

yang

berkualitas

memperbaiki

dan

meningkatkan

mengemukakan

tersebut antara lain : melalui perbaikan

bahwa pendidikan sangat berperan dalam

kurikulum, penyetaraan kualitas pengajar,

membentuk masa

depan

individu

dan

penambahan fasilitas pelajaran dan lain-lain

masyarakat,

dalam

bidang

ilmu

(Rustaman, 2003).

Stiggins

(1994)

baik

pengetahuan, bidang seni, bidang oleh raga

Menurut

Azwar

(2002)

prestasi

belajar merupakan indikator utama dari

maupun bidang lain. Kualitas pendidikan ditunjukkan oleh

proses belajar, sebagaimana dari nilai yang

dan hasil

diperoleh.

pendidikan itu sendiri. Proses pendidikan

Martaniah

yang berkualitas akan menghasilkan tenaga

prestasi belajar dipakai sebagai ukuran

terampil dan ahli yang sangat dibutuhkan

untuk mengetahui hasil kegiatan belajar,

peningkatan kualitas proses

Demikian (1976)

juga

Masrun

menyatakan

dan

bahwa

58

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

yaitu sejauhmana siswa dapat menguasai

menghasilkan nilai tentang tingkah laku atau

bahan pelajaran yang telah diajarkan.

prestasi siswa sebagai peserta didik.

Evaluasi

merupakan

salah

satu

rangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas, kinerja atau produktivitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya Mardapi (2008). Oleh karena itu, evaluasi merupakan salah satu subsistem yang penting dalam sistem pendidikan. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem

Pendidikan

Nasional,

Pada saat ini peneliti adalah dosen pengampu

mata

kuliah

psikologi

kepribadian, sebagai salah satu mata kuliah wajib

dalam

psikologi.

kurikulum

Selama

ini

program

studi

peneliti

telah

menggunakan tes pilihan ganda sebagai bahan ujian mid dan akhir pada mata kuliah psikologi kepribadian.

evaluasi diatur dalam Bab XVI Pasal 57,58,

Butir-butir soal yang disusun lebih

dan 59. Pelaksanaan evaluasi bertujuan

mendasarkan

untuk mengukur dan mengendalikan mutu

kompetensi mahasiswa berdasarkan Satuan

pendidikan.

Acara

Bentuk

tes

yang

digunakan

pada

Perkuliahan

pengungkapan

(SAP)

yang

telah

ditetapkan dalam RPKPS.

diantaranya berupa tes tertulis (paper and

Sehubungan

dengan

pencil test). Tes tertulis merupakan teknik

penyelenggaraan

penilaian yang seringkali digunakan untuk

pendidikan, maka pengampu mata kuliah

menilai prestasi belajar siswa. Melalui tes

(dosen) bertanggungjawab pada kualitas

prestasi belajar, dapat diperoleh informasi

perangkat

yang dapat menggambarkan kemampuan

evaluasi, termasuk di dalamnya perangkat

siswa (Stiggins, 1994)). Oleh karena itu,

tes psikologi kepribadian 1.

tes

evaluasi

yang

dalam

digunakan

dalam

pengelolaan ujian dan mutu bahan ujian Untuk

yang digunakan perlu mendapat perhatian agar

hasil

tes

dapat

mencerminkan

kemampuan siswa yang sebenarnya.

menjamin

psikologi

kualitas

kepribadian

tes

diperlukan

pengembangan bank soal. Bank soal yang biasa dikenal pendidik didefinisikan sebagai

Secara sederhana Allen & Yen

kumpulan dari butir-butir tes. Namun bank

(1979) menyebut tes sebagai perangkat

soal

untuk memperoleh sampel suatu perilaku

sekumpulan

individu. Ahli pengukuran yang lain, Djaali

mengacu pada proses pengumpulan soal-

(2006) menyatakan tes adalah suatu cara

soal, pemantauan dan penyimpanannya

atau alat untuk mengadakan penilaian yang

dengan informasi yang terkait sehingga

berbentuk suatu tugas atau serangkain

mempermudah

tugas yang harus dikerjakan oleh siswa

merakit soal-soal (Thorndike, 1982).

atau

sekelompok

siswa

tidak

hanya

mengacu

soal-soal saja.

Bank

pengambilannya

pada soal

untuk

sehingga

59

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899 Setiap butir pertanyaan atau tugas

Permasalahan yang diajukan adalah bahwa

sampai

saat

ini

peneliti

dan

tersebut

mempunyai

jawaban

atau

sekaligus pengampu mata kuliah psikologi

ketentuan yang dianggap benar. Dengan

kepribadian 1 belum memiliki bank soal

demikian

tersebut.

pertanyaan menuntut harus dikerjakan oleh

Terkait dengan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah menguji kualitas tes kepribadian 1 melalui analisis butir soal yang meliputi indeks kesukaran (p), daya beda (d), dan distribusi respons.

memberikan

informasi

empiris

guna

melakukan revisi terhadap aitem bilamana

tugas

atau

seseorang, tetapi tidak ada jawaban atau cara pengerjaan yang benar dan salah maka

tugas

atau

pertanyaan

tersebut

bukanlah tes. Tes merupakan salah satu upaya

pengukuran

digunakan

oleh

memperlihatkan berkaitan

terencana

guru

untuk

yang

mencoba

yang

pada

gilirannya

akan

meningkatkan validitas hasil pengukuran tes psikologi kepribadian 1 dan sekaligus untuk menyusun bank soal

dengan

tujuan

mereka

yang

yang

telah

Tes terdiri atas sejumlah soal yang harus dikerjakan siswa. Setiap soal dalam tes menghadapkan siswa pada suatu tugas dan menyediakan kondisi bagi siswa untuk menanggapi tugas atau soal tersebut. Tes menurut

Kualitas

prestasi

ditentukan (Gronlund, 1981).

diperlukan dan guna meningkatkan kualitas

Evaluasi

suatu

menciptakan kesempatan bagi siswa dalam

Manfaat dari hasil studi ini adalah

tes

apabila

Tes

Psikologi

Kepribadian 1

Arikunto

merupakan

alat

digunakan

untuk

dan atau

Jabar prosedur

mengetahui

(2004) yang atau

mengukur sesuatu dengan menggunakan Tes (test) merupakan suatu alat penilaian

dalam

bentuk

tulisan

untuk

mencatat atau mengamati prestasi siswa yang

sejalan

dengan

target

cara atau aturan yang telah ditentukan. Dalam hal ini harus dibedakan pengertian antara tes, testing, testee, tester.

penilaian

(Jacobs & Chase, 1992). Jawaban yang

Testing adalah saat pada waktu tes

diharapkan dalam tes menurut Mardapi

tersebut dilaksanakan (saat pengambilan

(2008) dapat secara tertulis, lisan, atau

tes). Sementara itu Ebel (1972) menyatakan

perbuatan. Menurut Zainul dan Nasution

bahwa

(2001) tes didefinisikan sebagai pertanyaan

pelaksanaan tes. Testee adalah responden

atau tugas atau seperangkat tugas yang

yang mengerjakan tes. Mereka inilah yang

direncanakan untuk memperoleh informasi

akan dinilai atau diukur kemampuannya.

tentang suatu atribut pendidikan atau suatu

Sedangkan Tester adalah seseorang yang

testing

menunjukkan

proses

atribut psikologis tertentu. 60

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 diserahi

tugas

untuk

melaksanakan

Dewasa ini tes masih merupakan alat evaluasi yang umum digunakan untuk keberhasilan

mencapai

tujuan

siswa

dalam

pendidikan

dilihat

dari

keberpihakannya,

menurut

Stiggins (1993) asesmen lebih berpihak

pengambilan tes kepada responden.

mengukur

ISSN : 2087-1899

dan

kepada kepentingan siswa. Siswa dalam hal ini menggunakan hasil asesmen untuk merefleksikan kekuatan, kelemahan, dan perbaikan belajar. Sementara

pengajaran (Subekti & Firman, 1989). Tes

itu

evaluasi

menurut

beberapa

Rustaman (2003) lebih berpihak kepada

kriteria berdasarkan karakteristik butir soal

kepentingan evaluator. Yulaelawati (2004)

antara lain meliputi indeks kesukaran (p),

mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan

daya beda (d), dan distribusi respons.

antara evaluasi dengan asesmen. Evaluasi

yang

baik

harus

memenuhi

Tes Psikologi Kepribadian 1 adalah sebuah

tes

prestasi

mendapatkan

data,

belajar

yang

untuk

merupakan

informasi untuk melihat seberapa banyak pengetahuan

yang

telah

dimiliki

dan

dikuasai oleh mahasiswa sebagai akibat dari

pendidikan

dan

pelatihan

yang

diperoleh di dalam perkuliahan selama setengah atau satu semester.

evaluasi

kualitas

tes

psikologi

kepribadian 1 adalah upaya peninjauan kualitas butir-butir soal yang mengukur keberhasilan mahasiswa dalam menguasai materi-materi

pendidikan secara menyeluruh. Evaluasi pendidikan lebih bersifat makro, meluas, dan

menyeluruh.

pengetahuan mata kuliah

psikologi kepribadian 1,sehingga diperoleh informasi tentang indeks kesukaran (p), daya beda (d), dan distribusi respons setiap butir soal tersebut. Tes, pengukuran, asesmen dan evaluasi

Evaluasi

program

menelaah komponen-komponen yang saling berkaitan

tentang

perencanaan,

pelaksanaan, dan pemantauan. Sementara itu asesmen merupakan penilaian dalam scope yang lebih sempit (lebih mikro) bila dibandingkan

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka

(evaluation) merupakan penilaian program

dengan

evaluasi.

Seperti

dikemukakan oleh Kumano (2001) asesmen hanya menyangkut kompetensi siswa dan perbaikan program pembelajaran. Harlen

(1982)

mengungkapkan

perbedaan antara asesmen dan evaluasi dalam hal metode. Evaluasi dinyatakan menggunakan kriteria dan metode yang bervariasi. Asesmen dalam hal ini hanya merupakan salah satu dari metode yang dipilih untuk evaluasi tersebut. Selain dari itu, subyek untuk asesmen hanya siswa, sementara itu subyek evaluasi lebih luas

Rustaman (2003) mengungkapkan bahwa asesmen lebih ditekankan pada

dan beragam seperti siswa, guru, materi, organisasi, dll.

penilaian proses. Sementara itu evaluasi lebih ditekankan pada hasil belajar. Apabila 61

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 Yulaelawati

(2004)

ISSN : 2087-1899

menekankan

tidak selalu memiliki jawaban atau cara

kembali bahwa scope asesmen hanya

pengerjaan yang benar atau salah karena

mencakup

kompetensi

lulusan

dan

measurement dapat dilakukan melalui alat

siswa.

Jadi

ukur non-tes. Maka tugas atau pertanyaan

hubungannya lebih pada peserta didik.

tersebut bukanlah tes. Selain dari itu, tes

Ruang lingkup evaluasi yang lebih luas

mengharuskan subyek untuk menjawab

ditunjukkan

yang

atau mengerjakan tugas, sementara itu

proses

pengukuran (measurement) tidak selalu

perbaikan

cara

meliputi

isi

dengan atau

pelaksanaan kompetensi

belajar

cakupannya substansi,

program lulusan,

pendidikan,

pengadaan

peningkatan

tenaga

manajemen

pendidikan,

dan

kependidikan, sarana

dan

prasarana, dan pembiayaan. Pengukuran,

Tes,

menuntut jawaban atau pengerjaan tugas. Menurut

(2001)

mengungkapkan bahwa meskipun terdapat perbedaan makna/pengertian, asesmen dan evaluasi

dan

Kumano

memiliki

hubungan.

Hubungan

evaluasi

antara asesmen dan evaluasi tersebut

dalam pendidikan berperan dalam seleksi,

digambarkan sebagai berikut, “ Evaluasi

penempatan, diagnosa, remedial, umpan

adalah untuk mengevaluasi data yang

balik, memotivasi dan membimbing. Baik

diperoleh melalui pengukuran. Pengukuran

tes maupun pengukuran keduanya terkait

adalah proses pengumpulan data yang

dan menjadi bagian istilah evaluasi. Meski

menunjukkan perkembangan dari proses

begitu, terdapat perbedaan makna antara

belajar.

mengukur dan mengevaluasi. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran tertentu. Dengan demikian pengukuran bersifat kuantitatif. Sementara itu evaluasi adalah pengambilan suatu keputusan ukuran

terhadap

baik-buruk.

pengambilan

sesuatu Dengan

keputusan

dengan demikian

tersebut

lebih

bersifat kualitatif (Arikunto,2003; Zainul & Nasution, 2001).

Menurut Zainul & Nasution (2001) Hubungan antara tes, pengukuran, dan evaluasi adalah sebagai berikut. Evaluasi belajar baru dapat dilakukan dengan baik dan benar apabila menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya. Akan tetapi tentu saja tes hanya merupakan salah satu alat ukur yang dapat digunakan karena

informasi

tentang

hasil

belajar

Setiap butir pertanyaan atau tugas

tersebut dapat pula diperoleh tidak melalui

dalam tes harus selalu direncanakan dan

tes, misalnya menggunakan alat ukur non

mempunyai jawaban atau ketentuan yang

tes seperti observasi, skala rating, dan lain-

dianggap benar (Jacobs & Chase, 1992).

lain.

Sementara itu tugas ataupun pertanyaan dalam kegiatan pengukuran (measurement)

Zainul menyatakan

dan bahwa

Nasution guru

(2001) mengukur 62

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899 Seperti yang dikatakan Suharsimi

berbagai kemampuan siswa. Apabila guru dalam

(2003) bahwa soal pilihan ganda terdiri dari

hasil

pernyataan dan pertanyaan yang harus

pengukuran tersebut dengan menggunakan

dijawab oleh siswa atau melengkapi dengan

standar tertentu untuk menentukan nilai

memilih salah satu dari beberapa alternatif

atas dasar pertimbangan tertentu, maka

yang tersedia. Satu di antaranya adalah

kegiatan guru tersebut telah melangkah

yang

lebih jauh menjadi evaluasi.

pengecoh

melangkah

lebih

menginterpretasikan

jauh skor

sebagai

benar,

lainnya

disebut

Menurut Muhajir ( dalam Chabib,

Tes Pilihan Ganda Untuk

paling

mengukur

seberapa

jauh

tujuan-tujuan pengajaran telah tercapai, dapat dilakukan dengan evaluasi, dalam hal ini evaluasi hasil belajar. Alat ukur untuk mengevaluasi hasil belajar tersebut di gunakan tes.Tes adalah cara (yang dapat

2001) mengatakan bahwa pengertian Tes Pilihan

Ganda

merupakan

dimana masing-masing item

tes

objektif

disediakan

lebih dari dua kemungkinan jawaban, dan hanya satu dari pilihan-pilihan tersebut yang benar atau yang paling benar. Sedangkan keunggulan tes pilihan

dipergunakan)atau prosedur yang (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran

ganda menurut

dan penilaian di bidang pendidikan.

berikut : (1) Kompherhensif, karena dalam

Menurut Suharsimi (2003) tes yang baik

harus

sebagai

mempunyai

berikut:1)

syarat-syarat

Harus

efisien

(Parsimony) 2) Harus baku (Standardize) 3) Mempunyai norma 4) Objektif 5) Valid (Sahih) 6) Reliabel (Andal) Oleh sebab itu untuk memperoleh tes yang baik, tes tersebut harus di ujicobakan terlebih dahulu

waktu tes yang singkat dapat memuat lebih banyak item. (2) Pemeriksaan jawaban dan pemberian skornya mudah dan cepat (3) Penggunaan lembar jawaban menjadikan tes efisien dan hemat bahan. (4) Kualitas item dapat dianalisi secara empirik (5) Objektifitasnya

Salah satu bentuk tes hasil belajar adalah Tes Pilihan Ganda. Tes pilihan ganda adalah bentuk tes obyektif yang mempunyai ciri utama kunci jawaban jelas dan pasti sehingga hasilnya dapat diskor secara obyektif.

tinggi.

(6)

Umumnya

memiliki reabilitas yang memuaskan.

dan hasilnya dianalisis sehingga memenuhi syarat-syarat tersebut di atas.

Azwar (2005) sebagai

Disamping keunggulan tes pilihan ganda

mempunyai

berikut :

(1)

kelemahan

sebagai

Pembuatannya sulit

dan

memakan banyak waktu dan tenaga (2) Tidak mudah ditulis untuk mengungkapkan tingkat

kompetensi

tinggi.

(3)

Ada

kemungkinan jawaban benar semata-mata karena tebakan.

63

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899 Bila ada butir soal yang hampir tidak

Langkah – langkah Menganalisis Tes a. Menghitung Indeks kesukaran Hasil tes setelah diperiksa di beri skor untuk jawaban benar 1 dan untuk jawaban salah 0. Skor yang diperoleh di urut dari skor yang paling tinggi ke skor yang paling rendah serta di bagi 2 menjadi kelompok atas dan kelompok bawah. Hitung Indeks Kesukaran Butir (IKB)

ada peserta tes yang menjawab benar maka butir soal tersebut dikatakan butir yang sukar, dan sebaliknya bila hampir semua peserta tes menjawab benar maka butir tersebut dikatakan mudah. Dari hasil perhitungan

indeks

kemungkinan

tidak

kesukaran semua

soal

maka dapat

terambil. Soal yang mempunyai indeks kesukaran sedang yang dapat di ambil.

/ p dengan formula:

Kelemahan utama indeks kesukaran soal seperti ini ialah bahwa antara indeks

IKB =T/R ´X 100%

kesukaran soal dan taraf kesukaran soal

Ket :

mempunyai hubungan yang berlawanan

IKB atau p = Indeks Kesukaran Item, R =

arah,

jumlah

kesukarannya, maka makin rendahlah taraf

responden

yang

menjawab

benar,dan

artinya

makin

tinggi

indeks

kesukarannya. Dalam hal pengukuran yang bertujuan untuk membedakan subyek yang

T = jumlah responden seluruhnya. Indeks Kesukaran Butir (IKB) dapat bernilai 0,00-1,00.

satu

dengan

yang

lainnya

dalam

hal

kompetensi mereka mengenai sesuatu mata pengetahuan, kebanyakan ahli berpendapat bahwa tes yang terbaik adalah tes yang

Biasanya kategori Indeks Kesukaran Butir adalah sebagai berikut : 0,00 - 0,20 adalah sangat sukar,

terdiri dari soal-soal yang mempunyai taraf kesukaran sedang dan rentang distribusi kesukarannya yang kecil. b. Menghitung daya beda

0,20 - 0,40 sukar,

Menurut Suryabrata (2000) daya 0,40 - 0,60 sedang,

pembeda soal diukur dari kesesuaian soal

0,60 - 0,80 mudah, dan

itu

dengan

keseluruhan

tes

dalam

membedakan antara mereka yang tinggi 0,80-1,00 sangat mudah.

kemampuannya dan mereka yang rendah kemampuannya dalam hal yang diukur oleh tes yang bersangkutan. Teknik yang banyak

Biasanya butir yang ditoleransi sebagai tes

digunakan untuk mengukur daya pembeda

standar adalah yang memiliki IKB = 0,30-

itu adalah korelasi antara skor pada soal

0,70.

tertentu dengan skor total. Rumus korelasi

64

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

biserial yang paling banyak digunakan

(2005) dan rekomendasi ahli lain (Crocker &

adalah :

Algina, 1986) dan masih jauh lebih tinggi daripada yang disarankan oleh Kehoe yaitu

r

bis

0,15 (Kehoe, 1997).

Xb − Xs p (1 − p) × St y

=

c. Analisis distraktor (pengecoh) Analisis distraktor di perlukan hanya untuk pembuat soal. Selain menghitung indeks kesukaran dan daya beda dalam

Dengan keterangan :

analisis butir juga perlu di ketahui apakah

Xb : rata –rata skor kriteria subyek yang memilih jawaban benar

distraktor atau pengecoh yang di sediakan tepat atau tidak benar. Apakah semua

X s : rata-rata skor kriteria subyek yang menjawab salah

pilihan

yang

disediakan

dipilih

semua

karena dianggap betul, jawaban terkumpul pada pilihan tertentu atau pilihan yang sama

St : simpangan baku skor kriteria semua

sekali tidak ada pemilihnya.

subyek

Indikator lain mengenai efektivitas

p : proporsi subyek yang menjawab benar

distraktor ditampakkan oleh koefisien rpointbiserial bagi masing-masing distraktor.

terhadap semua subyek

Suatu distraktor yang efektif adalah yang y : ordinat dalam kurve normal yang

memiliki koefisien r

membagi menjadi p dan 1-p besar Suatu

butir

membedakan

soal

harus

kelompok

dapat

yang

pandai

harga

atas

dan

Klasifikasi

daya

kelompok

bawah.

adalah

sebagai

beda

berikut: 1) daya beda ≤ 0 (negatif), 2) 0,000,20 jelek 3) 0,21-0,20 cukup, 4) 0,41-0,71 baik,

0,71-1,00

baik

sekali.

Soal-soal

dengan klafisifisi daya beda jelek dan

negatif

r

pbis

menunjukkan

bahwa fungsi distraktor semakin efektif sedangkan r

pbis

dengan kelompok yang lemah dalam hal ini kelompok

negatif. Semakin

pbis

berarti

yang berada di sekitar nol

distraktor

tidak

berfungsi

sebagaimana mestinya. Pada aitem-aitem yang sulit, yaitu yang persentase subjek menjawab benar sangat kecil, interpretasi efektivitas distraktor tidak dapat sematamata disandarkan pada angka statistik r

pbis

negatif di buang, yang di ambil klasifikasi

namun harus disertai dengan pertimbangan

cukup, baik, dan baik sekali.

mengenai distribusi peluang subjek yang menjawab

Dalam

analisis

ini

daya

beda

salah

pada

aitem

yang

bersangkutan.

dianggap memuaskan bila mencapai angka 0,25. Angka ini lebih tinggi dibanding rekomendasi

Thorndike

sebesar

0,20 65

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

d. Blue Print Tes Psikologi Kepribadian 1 Gay

Aitem yang diujikan berjumlah 60 butir

(1987)

menyatakan

soal,

dengan

durasi

waktu

bahwa

mengerjakan 65 menit. Soal-soal dikerjakan

validitas isi (content validity) adalah derajat

secara individual dan bersifat tertutup.

pengukuran yang mencerminkan domain isi

Penelitian dilaksanakan pada 23 Juli 2012.

yang diharapkan. Validitas isi penting untuk

c. Subyek Penelitian

tes hasil belajar (achievement test). Suatu

Subyek penelitian ini adalah para

skor kurang bahkan tidak mencerminkan

mahasiswa Universitas Mercu Buana

hasil belajar siswa apabila instrumen tidak

Yogyakarta yang mengikuti ujian akhir

mampu mengukur secara komprehensif apa

pada mata kuliah psikologi kepribadian

yang telah dipelajari oleh siswa.

1 berjumlah 70 mahasiswa.

Prosedur yang hendak ditempuh agar

suatu

tes

hasil

belajar

d. Teknik Analisis Data Data

mampu

yang

diperoleh

dalam

secara

penelitian ini, selanjutnya dianalisis secara

komprehensif adalah dengan menyusun

secara kuantitatif (empiris) dengan bantuan

kisi-kisi tes.

program Item and Test Analysis (ITEMAN)

mencerminkan

domain

isi

Versi 3.00. Analisis ini akan menghasilkan karakteristik butir soal dan perangkat tes METODE PENELITIAN

berupa statistik. Statistik butir tes, meliputi: (1) tingkat kesukaran, (2) daya beda, dan (3) efektivitas distraktor.

a. Variabel-variabel Penelitian Variabel

dalam

analisis

aitem

Pada saat memasukkan data/skor

adalah skor aitem tes psikologi kepribadian

subyek ke dalam program ITEMAN, maka

1 yang meliputi akhir semerster. Aitem –

pilihan jawaban a diubah menjadi 1, b

aitem berupa soal pilihan ganda dengan 4

menjadi 2, c menjadi 3 dan d menjadi 4).

pilihan jawaban yaitu a, b, c, dan d dengan

Hal ini untuk memudahkan dalam input

satu kunci jawaban. Skor aitem merupakan

data.

skor dikotomi, yaitu 1 untuk jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah. DISKUSI b. Metode Pengumpulan Data Data penelitian berupa skor aitem

a. Deskripsi data penelitian

dan skor tes psikologi kepribadian 1 dari

Berdasarkan hasil pengambilan data

mahasiswa Program Studi Psikologi UMBY

yang dilakukan pada subjek penelitian

yang mengikuti ujian akhir semester mata

sebanyak 70 orang, diperoleh gambaran

kuliah Psikologi Kepribadian1 Semester

data sebagai berikut :

Genap T.A. 2011/2012.

Tabel 1. 66

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 Deskripsi data (N=70 Subyek) Jumlah aitem

60 butir

ISSN : 2087-1899 bahwa butir soal tersebut terlalu sukar atau terlalu mudah untuk peserta tes. Indeks ini disebut juga indeks tingkat kesukaran soal secara klasikal.

(N of aitem) Jumlah subyek

70

(N of

mahasiswa

examinees) Rerata

34,814

Varian

106,923

Standar

10,340

Berdasarkan hasil

analisis data

yang dilakukan pada subjek penelitian sebanyak

70

orang dengan

60

butir,

diperoleh gambaran data sebagai berikut yang tercantum pada tabel 2.

deviasi Minimum

15

Maksimum

59

Alpha

0,898

b. Hasil hitung Indeks Kesukaran Butir Hasil indeks kesukaran aitem dalam program ITEMAN ditunjukkan oleh Prop. Correct yaitu Proporsi mahasiswa yang menjawab benar butir tes. Nilai ekstrem mendekati nol atau satu menunjukkan

67

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

Tabel 2. Indeks Kesukaran Butir (IKB) No. soal

IKB

No. soal

IKB

No. soal

IKB

1

0.886

21

0.371

41

0.643

2

0.186

22

0.600

42

0.600

3

0.700

23

0.686

43

0.586

4

0.671

24

0.414

44

0.557

5

0.471

25

0.543

45

0.443

6

0.400

26

0.957

46

0.443

7

0.557

27

0.629

47

0.514

8

0.729

28

0.800

48

0.757

9

0.443

29

0.757

49

0.571

10

0.643

30

0.500

50

0.957

11

0.571

31

0.629

51

0.543

12

0.043

32

0.586

52

0.686

13

0.871

33

0.843

53

0.229

14

0.800

34

0.686

54

0.386

15

0.229

35

0.586

55

0.657

16

0.571

36

0.600

56

0.771

17

0.586

37

0.443

57

0.700

18

0.700

38

0.157

58

0.571

19

0.343

39

0.686

59

0.457

20

0.629

40

0.729

60

0.514

Berdasarkan Indeks Kesukaran Butir

Ditinjau dari tujuan pelaksanaan tes,

(IKB) tersebut maka didapatkan aitem

perlu diperhatikan bahwa soal yang sangat

dengan kategori sangat sukar (3 aitem),

mudah atau sangat sukar mungkin memang

sukar (5 aitem), sedang (23 aitem), mudah

kurang memberikan informasi yang berguna

(22 aitem), dan sangat mudah (7 aitem).

bagi

Biasanya butir yang ditoleransi sebagai tes

antaranya

standar adalah yang memiliki IKB = 0,30-

berfungsinya

0,70, dalam hal ini didapatkan sebanyak 43

namun demikian pada soal yang terlalu

aitem.

mudah

peserta

tes

pada

kemungkinan pengecoh

atau terlalu

umumnya, karena dengan

sukar

ini,

di

belum baik, apabila

68

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

pengecohnya berfungsi dengan baik yakni

mengetahui sebaran tingkat penguasaan

Prop Endorsing memenuhi ( >0,05 ) serta

materi siswa. Misalnya dalam tes yang

daya

bertujuan untuk evaluasi formatif.

pembedanya

negatif

maka

soal

tersebut masih memenuhi untuk diterima

c. Hasil hitung Indeks Daya Beda Butir

sebagai salah satu alternatif untuk disimpan dalam bank soal.

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan pada subjek penelitian sebanyak

Demikian pula pada butir soal yang

70

orang

dengan

60

butir,

diperoleh

memiliki IKB sangat sukar atau sangat

gambaran data IDB sebagai berikut yang

mudah,

tercantum pada tabel 3

dapat

tetap

digunakan

untuk

Tabel 3. Indeks Daya Beda (IDB) No. soal

IDB

No. soal

IDB

No. soal

IDB

1

0.180

21

0.351

41

0.555

2

0.129

22

0.434

42

0.594

3

0.184

23

0.321

43

0.518

4

0.514

24

0.352

44

0.346

5

0.142

25

0.219

45

0.280

6

0.068

26

0.126

46

0.472

7

0.384

27

0.318

47

0.654

8

0.331

28

0.367

48

0.541

9

0.539

29

0.418

49

0.431

10

0.301

30

0.496

50

0.235

11

0.462

31

0.258

51

0.613

12

0.058

32

0.459

52

0.309

13

0.455

33

0.448

53

0.108

14

0.316

34

0.512

54

0.497

15

0.395

35

0.582

55

0.156

16

0.610

36

0.558

56

0.332

17

0.366

37

0.628

57

0.462

18

0.308

38

0.224

58

0.096

19

0.284

39

0.300

59

0.396

20

0.447

40

0.508

60

0.347 69

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

Hasil evaluasi IDB, diperoleh aitem dengan

Pada aitem-aitem yang sulit, yaitu

dengan kategori : jelek (10aitem), perlu

yang persentase subjek menjawab benar

perbaikan (6 aitem), bagus (18 aitem), dan

sangat

bagus sekali (26 aitem).

distraktor

Daya

diskriminasi

yang

baik

kecil, tidak

interpretasi dapat

efektivitas semata-mata

disandarkan pada angka statistik r

pbis

disertai

memang pada umumnya terdapat pada

harus

aitem yang tidak terlalu mudah dan juga

mengenai distribusi peluang subjek yang

tidak terlalu sukar, yaitu apabila harga p

menjawab

berkisar antara 0,40 sampai dengan 0,60.

bersangkutan.

salah

dengan

namun

pada

pertimbangan aitem

yang

Ditinjau dari distribusi jawaban yaitu Berdasarkan

kategori

tersebut,

persentase peserta tes merespons alternatif

maka sangat perlu dilakukan peninjauan

jawaban, semua pengecoh telah berfungsi

ulang terhadap butir-butir soal yang masuk

dengan baik. Dapat dilihat pada kolom Prop

dalam kategori jelek dan perlu perbaikan.

Endorsing, tampak bahwa pada masing

d. Hasil hitung efektivitas distraktor

masing alternatif jawaban sebagian besar ada yang memilih.

(pengecoh) Indikator lain mengenai efektivitas

Berdasarkan indeks Point biserial

distraktor ditampakkan oleh koefisien r-

(pada

pointbiserial bagi masing-masing distraktor.

masing-masing alternatif pengecoh memiliki

Suatu distraktor yang efektif adalah yang

angka negatif dan memiliki presentasi yang

memiliki koefisien r

negatif. Semakin

baik dalam hal jumlah pemilih. Namun

menunjukkan

demikian terdapat beberapa nomor butir

besar

harga

pbis

negatif

r

pbis

bahwa fungsi distraktor semakin efektif sedangkan r

pbis

berarti

yang berada di sekitar nol

distraktor

alternative

statistics),

diperoleh

yang mendapatkan peringatan dari hasil ITEMAN, yaitu butir nomor : 6, 12 dan 58. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.

tidak

berfungsi

sebagaimana mestinya.

No. butir

Tabel 4 Analisis distraktor (6, 12, 58) Alternatif Point Biserial Porp. Endorsing Jawaban

Prop. Kunci

6

1

0,196

0,30

0,40

12

4

0,102

0,20

0,043

58

1

0,247

0,186

0,571

70

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 Berdasarkan data tersebut di

ISSN : 2087-1899 reliabilitas

alpha

sebesar

;

0,898,

atas, butir soal no 6, memiliki pengecoh

sehingga dianggap memiliki reliabilitas

yang tidak efektif, yaitu alternatif 1 (atau

yang baik.

a). pengecoh tersebut memiliki indeks Point biserial positif dan dipilih oleh 30% hampir setara dengan kunci (40%).

KESIMPULAN DAN SARAN

Artinya bahwa alternatif ini justru lebih

Hasil analisis butir soal dengan

banyak dipilih oleh kelompok yang tinggi (pandai) dari pada kelompok rendah.

menggunakan berdasarkan

program Statistik

iteman

butir

soal

Demikian juga butir soal nomor 12,

(Prop.corret, Point biser, dan Point biser

menunjukkan pada alternatif 4 (atau d),

(alt statis)) dan Statistik tes (koefisien

memiliki indeks point biserial positif dan

reliabilitas alpha) menunjukkan bahwa

dipilih 20% lebih banyak dari kunci jawaban

dari 60 butir soal yang dianalisis cukup

(4,3%). Artinya pengecoh 4 (atau d) kurang

baik dan dapat digunakan. Sebanyak

efektif karena kelompok tinggi banyak yang

43 aitem memiliki IKB standar yaitu

memilihnya dari pada kunci jawaban.

berkisar 0,30-0,70, dan terdapat 44 butir

Butir

soal

nomor

58

memiliki

karakteristik yang mirip dengan butir soal

soal yang memiliki IDB Bagus dan Sangat bagus.

nomor 6 pada alternatif 1 (a).

Terkait dengan efektifitas distraktor,

Oleh karena itu sangat perlu dilakukan jawaban

penggantian pada

alternatif

ukuran yang pasti mengenai berapa tinggi koefisien reliabilitas. Reliabilitas yang baik tergantung pada tujuan atau Menurut

Suryabrata

(2000) menyatakan bahwa kebanyakan di

butir program

soal iteman

dengan sangat

cepat dan tepat untuk digunakan sebagai

Sebenarnya tidak terdapat suatu

tes-tes

Analisis menggunakan

e. Reliabilitas

tes.

karakteristik distraktor yang bagus.

alternatif-alternatif

tersebut di atas.

kegunaan

maka sebanyak 57 butir aitem telah miliki

bidang

pendidikan

pada

kesimpulan analisis akhir dari suatu butir soal atau tes secara keseluruhan apakah layak digunakan atau tidak. Hal ini penting untuk peningkatan kualitas pembelajaran sebagai acuan untuk menganalisa secara cepat, tepat agar menghasilkan suatu alat evaluasi yang baik.

umumnya memiliki koefisien reliabilitas

Penelitian ini menghasilkan suatu

minimal 0,8 untuk populasi yang sesuai.

analisis butir soal yang murah, tepat dan

Reliabilitas paket butir-butir soal tes kepribadian 1 ini memiliki koefisien

cepat

karena

menggunakan

program

computer yang direkomendasikan untuk 71

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 diinterpretasikan pada soal-soal tes yang

ISSN : 2087-1899 Gay, L. R. 1987. Education research,

lainnya.

Competencies

for

Third

application. Columbus:

DAFTAR PUSTAKA

analysis

Merrill

and

edition. Publishing

Company.

Allen, M.J., & Yen, W.M. 1979. Intrduction

Gronlund, NE. (1981). Measurement and evaluating

to measurement theory. Monterey:

in

teaching.

New

York:Macmillan Publishing Co., Inc.

Brooks/Cole Publishing Company.

Harlen, W. 1983. Guides to Assessment in Arikunto,

S

&

Jabar.

2004.

Education

Evaluasi

Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Science.

London:

Macmillan Education Jacobs & Chase. 1992. Developing and Using

Azwar, S. 2002. Tes Prestasi. Yogyakarta :

test

Effectively.

San

Fransisco: Jossey-Bass Publishers.

Pustaka Pelajar.

Kehoe, J. 1997. Basic item analysis for Azwar, S .2005. (Edisi

Dasar-dasar psikometri

1).

Yogyakarta:

multiple-choice tests. ERIC Digest.

Pustaka

http://www.ericdigests.org/1997-

Pelajar. Chabib,M.

1/basic.html

2001.

Teknik

Pendidikan,

Jakarta:

Evaluasi PT

Raja

Kumano, Y. 2001. Authentic Assessment and

Grafindo Persada.

Theory

Crocker, L. & Algina, J. (1986). Introduction to Classical and Modern Test, Theory_. New York: Holt, Rinehart

Practice.

Japan:

Mardapi, D. 2008. Teknik penyusunan instrument

tes

dan

nontes.

Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.

Djaali. 2006. Hasil belajar evaluasi dalam evaluasi pendidikan: Konsep dan aplikasi. Jakarta: Uhamka Press. Ebel, RL. (1972). Essential of educational measurement and evaluating in and

and

Assessment-Its

Shizuoka University.

and Winston, Inc.

education

Portfolio

psycology.

Masrun

&

Martaniah.

1976.

Psikologi

Pendidikan : Seri Pedagogik dan Psikologi. Yogyakarta : Yayasan Penerbitan

Fakultas

Psikologi

UGM.

New

York: Holt, Rine hart, and Winston. Inc. 72

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 Rustaman,N. 2003. Asesmen Pendidikan

ISSN : 2087-1899 Thorndike,

R.L.

1982.

Applied

IPA. Makalah penataran guru-guru

Psychometrics. Boston : Houghton

NTT di Jurusan pendidikan Biologi.

Mifflin.

Stiggins,

R.J.

1994.

Student-Centered

Thorndike, R.M. 2005. Measurement and

Classroom Assessment. New York

evaluation

:

education (7th ed). New Jersey:

Macmillan

College

Publishing

Company

Belajar

psychology

and

Pearson Education, Inc.

Subekti, R. & Firman, H. 1989. Evaluasi Hasil

in

dan

Pengajaran

Remedial. Jakarta: UT. Suharsimi.2003.Dasar-Dasar Pendidikan(edisi

E.

2004.

Kurikulum

dan

Pembelajaran. Jakarta: Pakar Raya Jakarta.

Evaluasi

revisi).

Yulaelawati,

Jakarta.

Zainul, A. (2001). Alternative assessment. Jakarta: Dirjen Dikt

Penerbit Bumi Aksara. Suryabrata, S. 2000. Pengembangan alat ukur

psikologis.

Yogyakarta

:

Penerbit Andi.

73

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

MODEL PENYELENGGARAAN EKONOMI KERAKYATAN DI KOTA YOGYAKARTA BERBASIS INDEKS DEMOKRASI EKONOMI Awan Santosa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Abstract This study aims to arrange model of economic democracy implementation in Yogyakarta City. Model arrangement based on Index of Economic Democracy and various research method such as legal and planning document review. Modelling result there are three dimention for economic democracy implementation in Yogyakarta, here are intellectual, institutional, and material capital democratization. Yogyakarta City must develop center for economic democracy consist of budgeting, financing, trading, training, social safety, and cooperative center. Keywords: economic democracy, social and material capital 1.1.

luar negeri. Demokrasi ekonomi masih

Latar Belakang

Konsep

demokrasi

ekonomi

atau

sebatas

konsep

yang

besifat

filosofis,

ekonomi kerakyatan sudah lama dipikirkan

normatif, dan politis. Belum tersedianya

dan dikembangkan secara khusus oleh

model dan alat ukur ini menjadikan agenda-

pakar ekonomi di dalam maupun di luar

agenda

negeri dengan berbagai varian pengertian

berbasis demokrasi ekonomi terlalu abstrak

dan ciri-cirinya (Douglas (1920), Carnoy

dan tidak memiliki arah yang jelas.

(1980), Dahl (1985), Poole (1987), dan Smith (2000)). Konsep ini bahkan sudah dipikirkan ekonom Indonesia, khususnya M. Hatta, sejak tahun 1930 yang kemudian dirumuskan ke dalam konstitusi (Pasal 33 UUD 1945). Konsep ini terus dikembangkan oleh ekonom-ekonom Indonesia dengan berbagai

ragam

terminologi

(Mubyarto

(1980), Swasono (1987), Arief (2000), dan Baswir (2002).

pembangunan

daerah

yang

Kondisi ini tidak terlepas dari bias konseptual di mana pemahaman publik terhadap

demokrasi

terdistorsi

hanya

sebatas demokrasi pada dimensi politik (demokrasi

politik).

Kondisi

yang

merupakan fenomena global ini mendorong ketimpangan

perkembangan

konsepsi

demokrasi di dunia, terutama di negaranegara

bekas

jajahan

seperti

halnya

Indonesia. Saat ini terdapat setidaknya

Namun perkembangan pemikiran ke

delapan Indeks Demokrasi Politik yang

arah demokrasi ekonomi ini tidak diikuti

mengukur

perkembangan bangunan konsep, teori,

partisipasi rakyat, dan fungsi lembaga

dan operasionalisasi demokrasi ekonomi.

negara (Ericcson & Lane, 2002). Baru

Sampai saat ini belum ada suatu indikator

tataran

yang

dikorelasikan

menjadi

ukuran

penyelenggaraan

kebebasan

demokrasi

politik,

politik

dengan

inilah

indikator

pemilu,

yang sosial-

demokrasi ekonomi baik di dalam maupun 74

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 ekonomi

seperti

pertumbuhan

dan

pembangunan manusia.

model

yang

dikembangkan

berdasar studi empiris di negara-negara tertentu. Model “Virtuous Trangle” melihat bahwa

pembangunan

melalui kebebasan dalam bisnis, fiskal, moneter,

Korelasi tersebut dapat ditemukan pada berbagai

ISSN : 2087-1899

manusia

akan

perdagangan,

investasi,

keuangan, pemerintahan, korupsi, HAKI, dan kebebasan buruh. Indeks ini sudah menjadi variabel bebas yang dikorelasikan dengan GDP perkapita, pengangguran, dan inflasi.

menjadi jalan bagi terciptanya pertumbuhan

Ketiadaan model operasional Ekonomi

ekonomi dan demokrasi yang selanjutnya

kerakyatan menjadi masalah di tengah

akan berkorelasi positif satu sama lain

adanya

(UNSFIR dalam Kuncoro, 2004). Selain itu

ketidakadilan sosial-ekonomi di Indonesia

terdapat model “Cruel Choice plus Trickle

saat ini. Permasalahan yang mendasar

yang

Down” ekonomi

demokrasi

meletakkan

sebagai dan

pertumbuhan

prasyarat

munculnya

pembangunan

manusia

(ibid).

fenomena

ketimpangan

adalah ketiadaan dasar untuk

terus

dan

bagi pemerintah

mengembangkan

strategi

kebijakan yang berbasis pada ekonomi kerakyatan. Berdasar landasan normatif-

Adapun model pertumbuhan endogen dan demokrasi versi Barro melihat posisi pembangunan manusia sebagai variabel paling penting dalam menunjang terjadinya pertumbuhan ekonomi yang akan menjadi prasyarat bagi berkembangnya demokrasi. Model yang agak berbeda dikembangkan oleh Balla, di mana demokrasi justru menjadi

pilar

kunci

tersebut muncul kebutuhan baik di ranah pengembangan

ilmu

praktis,

memformulasikan

untuk

(teoritis)

maupun model

pengukuran derajat Ekonomi kerakyatan di Indonesia,

yang

secara

khusus

dapat

diterapkan pada setiap daerah di Indonesia. Model ini dapat digunakan sebagai

terwujudnya

dasar indikator komprehensif yang dapat

pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya

dijadikan sebagai acuan penyelenggaraan

akan

dan

menghasilkan

bagi

konseptual dan realitas objektif kekinian

perbaikan

kualitas

penilaian

derajat

pembangunan manusia di suatu negara

pemerintah

(ibid).

strategi kebijakan yang memihak kepada

Sementara itu, indikator spesifik yang sudah ada justru tersedia untuk mengukur liberalisasi ekonomi dunia, yaitu Index of Economic

Freedom

(The

Heritage

Foundation, 1980). Indeks ini mengukur derajat

kebebasan

ekonomi

yang

berorientasi pada kemakmuran individual

daerah

dalam

keberhasilan menjalankan

rakyat. Bagi pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia hasil dari pemodelan ini dapat digunakan

sebagai

dasar

untuk

terus

mengembangkan strategi kebijakan yang dapat

mewujudkan

masyarakat

kesejahteraan

bagi

sesuai dengan visi dan misi

pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia.

75

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 Penelitian ini menjadikan Kota Yogyakarta

ISSN : 2087-1899 Pertumbuhan ekonomi tetap merupakan

sebagai pemodelan ekonomi kerakyatan

pertimbangan

yang harapannya dapat dikembangkan di

pelaksanaannya

daerah lain di Indonesia.

pembangunan

1.2.

Sebagai salah satu daerah perkotaan, Pemerintah Kota Yogyakarta mempunyai besar

dalam

pertumbuhan

peningkatan

ekonomi

pengembangan

ekonomi

melalui kerakyatan.

Pengembangan ekonomi kerakyatan akan membantu Pemerintah Kota Yogyakarta dalam mewujudkan kesejahteraan warga kota.

Gagasan

ekonomi

kerakyatan

dikembangkan sebagai upaya alternatif dari para

ahli

ekonomi

Indonesia

untuk

menjawab kegagalan yang dialami oleh negara Indonesia

negara

berkembang

dalam

harus

tetapi

serasi

nasional yang

dengan berintikan

pada manusia pelakunya. Dengan demikian

Perumusan Masalah

peranan

prioritas,

termasuk

menerapkan

Ekonomi

kerakyatan

berbasis

ekonomi

jaringan harus mengadopsi teknologi tinggi sebagai

faktor

pemberi

nilai

tambah

terbesar dari proses ekonomi itu sendiri. Faktor skala ekonomi dan efisien yang akan menjadi dasar kompetisi bebas menuntut keterlibatan jaringan ekonomi rakyat, yakni berbagai

sentra-sentra

kemandirian

ekonomi rakyat, skala besar kemandirian ekonomi rakyat, skala besar dengan pola pengelolaan yang menganut model siklus terpendek

dalam

bentuk

yang

sering

disebut dengan pembeli .

teori

pertumbuhan.

1.3.

Tujuan Penelitian

Penerapan teori pertumbuhan yang telah

1). Memaparkan penerapan Demokrasi

membawa kesuksesan di negara negara

Ekonomi di Kota Yogyakarta, Propinsi

kawasan Eropa ternyata telah menimbulkan

D.I. Yogyakarta pada tahun 2009/2010

kenyataan lain di sejumlah bangsa yang berbeda. Salah satu harapan agar hasil dari pertumbuhan tersebut bisa dinikmati sampai pada lapisan masyarakat paling bawah, ternyata banyak rakyat di lapisan bawah tidak selalu dapat menikmati cucuran hasil

2).

Menyusun

model

strategi

implementasi dalam bentuk konsep dan lembaga pelaksana dalam menjalankan program

pengembangan

ekonomi

kerakyatan di Kota Yogyakarta.

pembangunan yang diharapkan itu. Bahkan

2).

di kebanyakan negara negara yang sedang

kebijakan

berkembang, kesenjangan sosial ekonomi

ekonomi kerakyatan di kota Yogyakarta.

Merumuskan

analisis

kebijakan

terhadap

pengembangan

semakin melebar. Dari pengalaman ini, akhirnya dikembangkan berbagai alternatif terhadap

konsep

pembangunan

yang

bertumpu pada pertumbuhan.

76

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 1.4.

mengumpulkan,

Manfaat Penelitian

1) Hasil penelitian ini dapat menjadi panduan

pengukuran

tingkat

penerapan demokrasi ekonomi bagi daerah

lain

kemudian

di

Indonesia,

dapat

dengan

ISSN : 2087-1899

yang

diperbandingkan

dan

dievaluasi

dan

menjelaskan data yang diperoleh untuk kemudian dianalisis sesuai dengan teori yang ada.

Obyek yang akan diteliti yaitu

pengembangan ekonomi kerakyatan Kota Yogyakarta, dengan unit analisis pada level organisasi Pemerintah Kota Yogyakarta. Beberapa metode

perkembangannya dari tahun ke

pengumpulan

data dalam penelitian kualitatif, yaitu:

tahun. 2) Hasil penelitian ini dapat menjadi temuan variabel baru yang dapat dikorelasikan

1)

(menjelaskan)

Wawancara Wawancara

merupakan

alat

re-

berbagai fenomena ekonomi daerah

cheking

di Kota Yogyakarta dan daerah

informasi atau keterangan yang diperoleh

lainnya seperti halnya kemiskinan,

sebelumnya.

ketimpangan, pengangguran, inflasi,

digunakan dalam penelitian kualitatif adalah

pendapatan

wawancara

riil

(perkapita),

atau

pertumbuhan, dan variabel makro-

mendalam

ekonomi lain di Indonesia.

proses

3) Hasil penelitian ini dapat menjadi sarana

mendorong

pengarusutamaan

aspek

pembuktian

Tehnik

wawancara

mendalam. (in–depth

memperoleh

terhadap yang

Wawancara

interview)

adalah

keterangan

untuk

tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan

informan

atau

orang

yang

pemerataan dan keadilan dalam

diwawancarai,

pembangunan ekonomi selain aspek

menggunakan

pertumbuhan dan efisiensi di Kota

wawancara, di mana pewawancara dan

Yogyakarta

informan terlibat dalam kehidupan sosial

dan

daerah

lain

di

seluruh Indonesia.

dengan

atau

pedoman

tanpa (guide)

yang relatif lama. 2)

1.5.

menyusun

Dokumen

Metode Penelitian

Dalam digunakan deskriptif yang

penelitian adalah dengan

bersifat

menggambarkan

ini

metode

metode

penelitian

pengelompokan

kualitatif.

Metode

obyek

yang data ini

penelitian

berdasarkan fakta-fakta yang ada dan sedang

berlangsung

dengan

jalan

Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia

adalah

berbentuk

surat-surat,

catatan

harian,

cenderamata,

laporan,

artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti 77

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

untuk mengetahui hal-hal yang pernah

A. Dimensi Demokrasi Produksi

terjadi di waktu silam. Secara detail bahan

B. Dimensi

Alokasi

dan

Demokrasi

Penguasaan

Konsumsi

dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-surat pribadi, buku atau

Demokrasi

C. Dimensi

Faktor Produksi

catatan harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah atau swasta, data di server dan flashdisk, data tersimpan di website, dan lain-lain. 3)

Focus Group Discussion (FGD)

1.6. 1.6.1.

dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap pemaknaan

dari

suatu

kalompok

berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga

dimaksudkan

pemaknaan peneliti

yang

terhadap

untuk salah fokus

menghindari dari

seorang

masalah

yang

sedang diteliti. 4) Pengukuran

Profil Ekonomi Kerakyatan Kota Yogyakarta

Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Ekonomi kerakyatan sepertihalnya tertuang dalam Pasal 33 ayat (1) UUD 1945 adalah sebuah sistem, yang dibedakan tegas dengan ekonomi rakyat atau UMKM yang hanya merujuk pada aktor pelaku ekonomi. Sebagai sebuah sistem ekonomi, maka

ekonomi

kerakyatan

mencakup

dimensi produksi (termasuk penguasaan faktor produksi), distribusi, dan konsumsi. Dalam penjelasan Pasal 33 ayat (1) disebutkan

bahwa

ekonomi

kerakyatan

adalah (sistem) perekonomian yang disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas

Indeks

Demokrasi

kekeluargaan, di mana produksi dikerjakan

Ekonomi

oleh semua (Pasal 27 ayat 2), untuk semua

Penelitian ini menggunakan alat

(Pasal 23, 31, dan 34), di bawah pimpinan

analisis Indeks Demokrasi Ekonomi (IDE)

dan

atau

penilikan

anggota-anggota

yang diformulasikan dari penelitian Awan

masyarakat (Pasal 18 dan 28).

Santosa (2009) bersama 10 ahli demokrasi

Oleh karenanya, urgensi ekonomi

ekonomi Indonesia dengan metode Delphi.

kerakyatan di samping didasarkan pada

Variabel yang dinilai sesuai oleh para-ahli

amanat konstitusi di atas, diperkuat juga

dan mencapai nilai skor di atas batas

dengan beberapa kondisi empiris (realitas)

minimum

sosial-ekonomi

persetujuan,

sehingga

dapat

makro

penyelenggaraan

dijadikan sebagai unsur penyusun Indeks

ekonomi kerakyatan di Kota Yogyakarta

Demokrasi

sebagai berikut:

Ekonomi

Indonesia

(IDEI)

adalah sebanyak 21 variabel yang terbagi dalam 3 Dimensi, yaitu:

Pertama, tingkat pengangguran terbuka di Kota Yogyakarta masih sebesar 78

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

18,241 orang atau sebesar 6,21%, yang

perdagangan,

berarti belum sepenuhnya warga terlibat

pengangkutan, dan industri pengolahan.

dalam proses produksi daerah. Data lain menyebutkan bahwa baru 58,8% usia kerja yang sepenuhnya bekerja, sehingga dapat diperkirakan pengangguran tersembunyi di Kota Yogyakarta masih cukup tinggi. Pun, mayoritas

warga

bekerja

di

sektor

perdagangan dengan share terhadap PDRB 25%, didominasi subsector perdagangan besar, hotel, dan restoran, dan bekerja di sektor jasa dengan share 20%, di dominasi sektor jasa layanan pemerintahan. Hal ini mengindikasikan

begitu

banyak

warga

bekerja dengan hasil yang belum layak bagi kemanusiaan. Data menunjukkan kinerja pengangguran di Kota Yogyakarta. Dalam

hotel,

restoran,

jasa,

Sementara itu, sektor perhotelan yang

kian

banyak

Yogyakarta

dibangun

didominasi

di

oleh

Kota usaha

(pemodal) besar. Demikian halnya sektor perdagangan Kota Yogyakarta pun juga didominasi oleh distributor dan pemodal besar.

Sementara

masyarakat

dan

komunitas rakyat di Kota Yogyakarta belum terlibat

dan

atau

memanfaatkan

sepenuhnya potensi dan peluang sektor pariwisata dan perdagangan. Keterlibatan rakyat

masih

pada

kegiatan-kegiatan

ekonomi dan usaha yang marjinal dan informal.

kurun waktu tiga tahun (2008-2010) terjadi

Ketiga,

tingkat

ketergantungan

penurunan angka pengangguran sebesar

fiskal terhadap pemerintah pusat yang

2,73% dari 7,13% pada tahun 2008 menjadi

masih tinggi pula, di mana DAU meliputi

4,4% pada tahun 2010.

59,4% APBD, DBHBP sebesar 9,27%,

Kedua, jumlah penduduk miskin

sedangkan PAD adalah sebesar 21,86%.

masih sebanyak 54.530 jiwa atau sebesar

Dalam

8,2% dari total penduduk pada tahun 2011,

sepenuhnya mandiri dan di bawah pimpinan

dengan

dan

jumlah

keluarga

(KK)

miskin

hal

ini

atau

perekonomian

penilikan

belum

anggota-anggota

sebanyak 17.016 KK atau sebesar 12,38%.

masyarakat Kota Yogyakarta. PAD yang

Nilai ini dengan garis kemiskinan sebesar

cukup

Rp. 210.000,-/orang/bulan, sehingga jika

berkembangnya

menggunakan garis kemiskinan Bank Dunia

kreatif di Kota Yogyakarta, namun dapat

($US 2/orang/hari) maka dapat diperkirakan

pula mengindikasikan masih banyaknya

tingkat kemiskinan di Kota Yogyakarta

biaya yang dibebankan pemerintah kepada

sebesar 33% dan KK miskin sebanyak 49%.

masyarakat (ekonomi rakyat) sepertihalnya

Kondisi

tengah

pajak dan retribusi daerah. Seperti halnya

ketimpangan struktural dan over produksi di

nilai retribusi pedagang dari 33 pasar

Kota

tradisional

ini

berlangsung

Yogyakarta,

di

di

mana

terdapat

dominasi subsector usaha besar di sektor

tinggi

di

dapat ekonomi

Kota

menandakan dan

Yogyakarta

industri

yang

mencapai Rp. 13 milyar pada tahun 2011.

79

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

Dalam hal ini justru rakyat kecil (pedagang)

sepenuhnya

mengarah

pada

sistem

yang membiayai jalannya pemerintahan.

ekonomi kerakyatan. Pada akhir Desember

Keempat, kapasitas fiskal untuk

2011 jumlah koperasi aktif sebanyak 447

mendorong transformasi kinerja dan struktur

dari 550 koperasi yang terdaftar, dengan

sosial-ekonomi

yang

jumlah anggota yang baru sejumlah 50.280

masih terbatas, di mana nilai APBD tahun

orang atau hanya 7,3% dari total anggota

2010 sebesar 66% dialokasikan untuk

koperasi di Propinsi DIY yang sebanyak

belanja pegawai, 20% untuk belanja barang

688.326 orang. Koperasi belum menjadi

dan jasa, sedangkan untuk belanja hibah,

basis

bantuan sosial, dan belanja modal sebesar

kualitasnya masih jauh dari idealita sesuai

14%. Berdasar data ini maka struktur APBD

dengan prinsip-prinsip koperasi Indonesia

Kota Yogyakarta belum dapat menjadi

dan dunia.Jumlah koperasi pada tahun

tumpuan bagi penyelenggaraan ekonomi

2011 adalah 511 koperasi. Dari jumlah

kerakyatan

untuk

tersebut 81% atau 448 koperasi bersifat

menerapkan sistem jaminan lapangan kerja,

aktif, sedangkan sisanya pasif. Koperasi

sistem jaminan sosial (pendidikan dan

merupakah soko guru perekonomian yang

kesehatan), dan sistem jaminan produksi

didasarkan pada ekonomi kerakyatan.

Kota

Yogyakarta

karena

alokasi

dan pasar bagi seluruh warga masyarakat Kota Yogyakarta tanpa terkecuali masih terlalu kecil. Kelima, omset UKM baru sebesar 20,6% dari total omset pelaku usaha di Kota Yogyakarta, yang dengan peranan APBD Pemerintah Kota Yogyakarta sebesar 25% dari nilai PDRB maka dapat diperkirakan peranan

sektor

dominan,

lebih

swasta dari

besar

50%.

yang

Kontribusi

koperasi jauh lebih kecil lagi karena ratarata baru 20% dari UKM yang menjadi bagian dari usaha koperasi. Nilai investasi industri kecil di Kota Yogyakarta pada tahun 2011 juga baru sebesar Rp. 170,69 milyar, atau senilai 1,3% dari total PDRB Kota Yogyakarta sebesar Rp. 12 trilyun.

di

Kota

Yogyakarta

masyarakat

Ketidaksesuaian koperasi

dan

ditunjukkan

UU

dengan

karena

dengan Koperasi lebih

prinsip tersebut

banyaknya

koperasi yang hanya dimiliki oleh segelintir pemodal saja, semisal di hampir semua koperasi angkuta kota.

Koperasi

yang

seperti ini lebih tepat disebut sebagai “persekutuan majikan”, yang menempatkan orang-orang yang terlibat di dalamnya sebagai buruh dan atau konsumen saja. Padahal

dalam

koperasi

seharusnya

pelanggan dan pekerja adalah sekaligus pemilik,

serta

keanggotaannya

bersifat

terbuka dan sukarela. Ketidaksesuaian

dengan

prinsip

dasar tersebut berimplikasi selain pada

Keenam, kondisi perkembangan koperasi

ekonomi

secara

kuantitaif dan kualitatif juga masih belum

minimnya jumlah dan partisipasi anggota, juga pada kecilnya volume usaha (omset) usaha koperasi di Kota Yogyakarta. Per 31

80

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

Desember 2011 volume usaha koperasi di

Kedelapan,

jenjang

pendidikan

Kota Yogyakarta baru sebesar Rp. 307

tinggi masih menjadi barang mahal bagi

milyar trilyun atau hanya 2,36% dari total

sebagian warga Kota Yogyakarta yang

PDRB Kota Yogyakarta yang sebesar Rp.

berimplikasi pada lemahnya penguasaan

12,96 trilyun pada tahun yang sama.

ilmu pengetahuan dan teknologi oleh kaum

Kondisi inipun tidak dapat mewakili sepenuhnya

kinerja

koperasi

rakyat

(koperasi sejati), karena koperasi yang paling

banyak

Yogyakarta koperasi

dikembangkan

adalah

karyawan

koperasi swasta,

di

Kota

pegawai, KSU,

dan

koperasi simpan pinjam, yang tidak dimiliki secara luas oleh masyarakat kebanyakan.

marjinal

di

Kota

Yogyakarta.

Pun

pendidikan yang berkembang pesat di Kota Yogyakarta

dan

sekitarnya

bukan

pendidikan yang berwatak progresif dan berorientasi pada keberdayaan ekonomi rakyat sehingga belum sepenuhnya mampu memecahkan

persoalan

kesejahteraan

yang dihadapi mereka. Warga

Terlebih lagi pada tahun yang sama nilai

Yogyakarta

yang

SHU yang dapat dibagikan kepada seluruh

menamatkan pendidikan sampai dengan

anggota koperasi di Kota Yogyakarta baru

Perguruan Tinggi pada tahun 2010 adalah

sebesar Rp. 18,19 milyar, atau baru senilai

sebanyak 7,3%, lebih rendah di banding

5,9% dari total omset koperasi di Kota

tahun 2008 yang sebanyak 10,4%. Padahal

Yogyakarta.

Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman

Ketujuh, partispasi pekerja Kota Yogyakarta belum memadai, di mana baru terdapat 157 perusahaan yang memiliki serikat

pekerja

perusahaan berjumlah

di 1.211

dari

Kota unit,

keseluruhan

Yogyakarta dengan

yang jumlah

anggota serikat pekerja baru sebanyak 12.385 orang. Jumlah anggota ini bahkan kalah besar dibanding jumlah pencari kerja

merupakan sentra pendidikan tinggi bukan hanya di Propinsi DIY melainkan juga Indonesia.

Sementara

itu

pendidikan

informal bagi pelaku ekonomi rakyat di sektor

basis

Kota

Yogyakarta

yaitu

perdagangan kecil, jasa informal, industri dan

angkutan

rakyat

dikembangkan

secara

belum

banyak sistematis

berkelanjutan.

di kota Yogyakarta, dan sangat tidak

Kesembilan,

kebebasan

politik

signifikan dari segi jumlah dibanding total

pasca reformasi belum diikuti keberadaan

pekerja keseluruhan di Kota Yogyakarta

dan keberdayaan serikat-serikat ekonomi

yang berjumlah 200.000 lebih. Terlebih

rakyat kota Yogyakarta yang dapat menjadi

belum ada perusahaan di Kota Yogyakarta

alat perbaikan taraf kesejahteraan mereka.

yang menerapkan pola kepemilikan saham

Masih

oleh pekerja (employee share ownership

ekonomi marjinal yang belum terasosiasi

program/ESOP).

dengan baik, sepertihalnya tukang becak,

terlalu

banyak

pelaku-pelaku

81

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 pemulung,

pedagang

asongan,

industri

rakyat, dan sebagainya. Pun serikat-serikat

ISSN : 2087-1899 usaha

pekerja masih berada di posisi marjinal, belum setanding dengan kekuatan pemodal (korporasi besar).

dalam

perekonomian daerah.

ekonomi yang ada di Kota Yogyakarta sepertihalnya koperasi rakyat dan serikat

bersama”(ko-operasi)

Konsepsi penyelenggaraan ekonomi kerakyatan di Kota Yogyakarta menjadi makin urgen mengingat indikator sasaran ekonomi kerakyatan yang tercantum dalam dokumen RPJMD Kota Yogyakarta 2012-

Kesepuluh, modal sosial ekonomi

2017 hanyalah peningkatan jumlah koperasi

rakyat Kota Yogyakarta justru melemah

aktif

seiring dengan massifnya penetrasi modal

keamanan pangan. Indikator ini tentu saja

besar

sangat jauh dari yang dikonsepsikan dalam

(internasional)

dalam

bentuk

hypermarket (mal) dan ritel (minimarket)

dan

UMKM,

serta

pengawasan

ekonomi kerakyatan.

yang menggantikan pasar tradisional dan toko kelontong warga. Dalam pada itu, anggota masyarakat Yogyakarta pun tidak

1.6.2.

Ekonomi

Kerakyatan

lagi sanggup membendung ekspansi bisnis

Dokumen

hiburan

Yogyakarta

di

pusat-pusat

kota

yang

dalam

Perencanaan

Kota

menggerus modalitas spiritual pen-cirikhas

Kota Yogyakarta merupakan salah

Yogyakarta sebagai kota budaya. Sektor

satu daerah yang mempunyai komitmen

ekonomi

Kota

Yogyakarta

terhadap konsep ekonomi kerakyatan. Hal

terjerat

persoalan

ini tertuang dalam dokumen perencanaan

mendasar lemahnya penguasaan atas alat

(RPJMD 2012-2016) yang salam visinya

produksi seperti keterbatasan lahan, modal,

secara tegas dan eksplisit menyebutkan

IPTEK, dan pemasaran. Untuk memenuhi

kata “ekonomi kerakyatan” yang belum ada

itu semua mereka masih harus bergantung

pada RPJMD 2007-2011. Keberpihakan

pada perusahaan besar, tengkulak, dan

tersebut dapat dilihat pada visi, misi, tujuan

sebagian pelepas uang.

dan sasaran, srategi umum, serta strategi

umumnya

rakyat

di

masih

Merujuk pada berbagai persoalan

dan arah kebijakan.

makro ekonomi daerah di atas, maka

Visi Kota Yogyakarta yang berbunyi

terlihat bahwa kinerja sektor jasa sebagai

“Terwujudnya Kota Yogyakarta sebagai

penyerap tenaga kerja terbesar yang masih

kota pendidikan berkualitas, berkarakter

rendah. Kondisi ini juga terkait dengan

dan inklusif, pariwisata berbasis budaya,

masih lemahnya keterkaitan (integrasi) dan

dan

jejering

berwawasan

(networking)

antarsektor

yang

menjadi landasan implementasi konsepsi

pusat

kerakyatan”.

pelayanan lingkungan

jasa, dan

Penjelasan

yang

ekonomi ekonomi

kerakyatan dalam visi tersebut adalah: 82

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 1)

mendorong dan memfasilitasi berjalannya

ISSN : 2087-1899 2)

Kota

ekonomi

toleran,

berkelanjutan,

berbasis

beretika,

wilayah,

berpihak

berbudaya;

dan

masyarakat

Kota

3)

kerakyatan

dimaksud

adalah

senantiasa

yang menyelaraskan

antara kondisi dan potensi dengan

kinerja

ekonomi; 3)

dan ekonomi daerah akan tumbuh

dan

berbasis

berkembang,

pada

rakyat

ekonomi

dan

mampu

1)

gerakan

terwujudnya

peningkatan

2)

terwujudnya

peningkatan

kualitas sosial masyarakat. Selanjutnya,

dijabarkan

dalam

strategi umum 3, yang terdiri dari: 1)

mendorong dan memfasilitasi berjalannya

kepada rakyat.

kerakyatan yang berkualitas,

mewujudkan

tata

mewujudkan

pelayanan

wilayah,

berpihak

dan

masyarakat

2)

ekonomi

kerakyatan

dimaksud senantiasa

dengan

kerakyatan

dalam misi tersebut adalah:

yang yang

menyelaraskan

antara kondisi dan potensi daerah

dan mewujudkan daya saing

daerah yang kuat.

Kota

adalah

perekonomian

masyarakat

ekonomi

berbasis

Yogyakarta;

gerakan Segoro Amarto;

Penjelasan

ekonomi

berkelanjutan, kepada

kelola

mewujudkan

pemberdayaan

1)

serta memasyarakatkan dan

kualitas ekonomi masyarakat;

publik yang berkualitas;

4)

dan

memberikan dampak nyata

pemerintahan yang baik dan bersih;

3)

beradab

tujuan dan sasaran, yaitu:

menjadi beberapa misi, yaitu:

2)

bermoral,

Dari misi 3 dikembangkan menjadi

Visi tersebut kemudian dijabarkan

1)

yang

Segoro Amarto.

yang

perekonomian

daerah

inklusif,

membudayakan

Yogyakarta; ekonomi

masyarakat

Yogyakarta

kerakyatan yang berkualitas,

kepada 2)

memperkuat

dengan

kinerja

ekonomi; 3)

fokusnya

adalah

menggerakkan perekonomian yang mampu

mengembangkan ekonomi

mengurangi

kerakyatan;

kemiskinan dan memperluas lapangan

angka kerja,

serta

83

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 mendorong

ISSN : 2087-1899 hidup

terjadinya c)

berkualitas;

tumbuh

daerah

pemberdayaan, kualitas.

dan

d)

akan

berbasis

pada

rakyat

dan

mampu

arah dan kebijakan seperti di bawah ini.

1.6.3.

Peningkatan berbasis

Ekonomi Kerakyatan

Meningkatkan

pembinaan

dan

lembaga kualitas

promosi, kerjasama

usaha

dan informasi usaha. Menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan

di

masyarakat. Meningkatkan dan

ketahanan pengawasan

kualitas bahan makanan. Peningkatan pemberdayaan yang

berafirmatif

gender. a)

Meningkatkan pemberdayaan masyarakat

berbasis

kewilayahan. b)

dalam

pengembangan

daerah di atas, maka strategi tersebut akan

melalui fasilitasi permodalan,

masyarakat

penekanan

ekonomi

sumber daya pelaku UMKM

2)

dan

Sesuai dengan realitas makro ekonomi

Meningkatkan

pangan

Strategi menunjukkan awalan, arah,

ekonomi

keuangan mikro.

d)

Pengembangan

meliputi:

koperasi

c)

Strategi

ekonomi kerakyatan di Kota Yogyakarta.

kerakyatan.

b)

perlindungan

ekonomi

Strategi tersebut dijabarkan dalam

a)

serta

perempuan dan anak.

kepada rakyat.

masyarakat

hidup

berkembang,

memberikan dampak nyata

1)

Meningkatkan

dan dengan ini diharapkan ekonomi

perlindungan

perempuan dan anak

pertumbuhan ekonomi yang 4)

serta

perdagangan

kecil

(pasar

tradisional),

angkutan rakyat, jasa informal, dan industri rakyat di Kota Yogyakarta sehingga mampu memberikan nilai tambah yang layak bagi peningkatan

kesejahteraan

mayoritas

ekonomi rakyat yang bergiat di sektor tersebut. Hal ini dapat dilakukan melalui penguatan

asosiasi

(kooperasi)

pelaku

sektor perdagangan dan jasa, diversifikasi bisnis layanan perdagangan dan jasa, dan integrasi (interkoneksi) sektor perdagangan dan jasa dengan sektor lainnya (industri, pariwisata, pertanian, dan pengangkutan). Dalam hal ini kiranya Yogyakarta perlu belajar dari pusat pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis sektor jasa di Emilia Romagna, Italia sebagai benchmark. Kinerja

Meningkatkan pemberdayaan,

Pertama, peningkatan kinerja sektor

sektor

jasa

di

Emilia

Romagna bertumpu pada koperasi-koperasi kualitas

sosial (social cooperatives) yang melayani 84

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

berbagai macam jasa di sektor sosial,

internasionalisasi. Jasa yang disediakan

pendidikan, kesehatan, bagi penyandang

untuk berbagai industri tersebut meliputi

cacat, manula, pemuda, dan kelompok

jasa proses produksi, R&D, konsultasi, jasa

marjinal. Koperasi sosial yang bekerja sama

teknis, dan pengembangan bisnis.

dengan

Pemerintah

Daerah,

Asosiasi

Buruh, relawan, dan pengguna jasa ini bahkan sudah menguasai 85% dari seluruh distribusi jasa sosial ke masyarakat Emilia Romagna.

Sektor

melalui

jasa

juga

kerjasama

antarperusahaan

diperkuat (jejaring)

mikro

(usaha

mikro/koperasi) ke dalam asosiasi yang

Sementara itu dibentuk pula CAN (Konfederasi Nasional Usaha Kecil) yang menyediakan dan memfasilitasi (brokers) jasa layanan keuangan, legal, pembukuan, pencarian

(penempatan)

tenaga

kerja,

nasihat pemasaran, ekspor, dan kemitraan untuk usaha mikro/kecil di Emilia Romagna.

menyediakan jasa layanan administratif,

Kedua, peningkatan kinerja industri

koordinasi pembelian dan kredit, serta

rakyat berbasis pertanian (agroindustri) dan

konsultasi teknis bagi mereka.

kerajinan

Di samping itu, terdapat perusahaan jasa

yang

dikelola

bersama

bernama

ERVET yang mengelola sistem layanan jasa kepada usaha mikro/koperasi, di mana tugasnya adalah membuat analisis SWOT yang mereka layanan,

butuhkan

infrastruktur,

termasuk dan

jasa

berbagai

kebutuhan usaha mikro. ERVET berfungsi sebagai pusat jasa penciptaan jaringan (kemitraan)

antarindustri,

jasa

di

Kota

mengoptimalkan

Yogyakarta

nilai

tambah

untuk bahan

mentah pertanian, share yang dinikmati pengrajin, petani, dan lapangan kerja baru yang dapat dibuka. Hal ini dilakukan melalui pemberdayaan koperasi rakyat, aplikasi teknologi kerajinan dan pangan lokal, serta penyediaan, modifikasi, dan optimalisasi) trading house (outlet pasar) bagi aneka olahan produk kerajinan dan pertanian.

transfer

Ketiga,

pengembangan

koperasi

teknologi, manajemen baru, dan layanan

sejati

pemasaran kepada sektor khusus berbasis

antarkoperasi baik di sektor yang sama

wilayah dan bisnis tertentu.

maupun lintas sektoral di Kota Yogyakarta.

ERVET juga mengembangkan pusat jasa

sesuai

spesialisasi

bisnis

melalui

beberapa cabang usaha jasanya, yaitu CITER untuk fashion dan tekstile, CERCAL untuk footwear, QUASCO untuk bangunan dan konstruksi, CENTROCERAMICO untuk mechanical, CESMA untuk mesin pertanian, dan

CESTER

untuk

teknologi

dan

dan

peningkatan

kemitraan

Keberadaan ratusan unit koperasi aktif menjadi

potensi

dan

kekuatan

sosial-

ekonomi luar biasa apabila dapat terajut kooperasi

baik

formal

maupun

informal

diantara mereka. Hal ini dapat dilakukan melalui

berbagai

model

kemitraan

(partnership-MoU) antara koperasi produksi (koperasi

petani,

koperasi

pengrajin,

koperasi industri, dsb), koperasi kredit 85

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 (KSP), koperasi retail (Koppas), koperasi

ISSN : 2087-1899 1.6.4.

Membangun

Sentra

Ekonomi

jasa, dan koperasi konsumsi (koperasi

Kerakyatan (Ekora Center)

karyawan, KPRI, dsb).

Pembangunan

Keberadaan Konfederasi Koperasi Kota Yogyakarta perlu dipertimbangkan bila diperlukan sebagai simpul kemitraan dan perajut

kemitraan

antara

koperasi



khususnya koperasi jasa sosial- dengan pelaku usaha lainnya sepertihalnya BUMD, lembaga

keuangan,

dan

perusahaan

swasta (industri),

Sentra

Ekonomi

Kerakyatan (Sentra Ekora) dilakukan untuk memfokuskan arah pembangunan wilayah, sektor,

dan

Yogyakarta

aktor

ekonomi

di

agenda

ekonomi

pada

kerakyatan

yaitu

peningkatan

Kota derajat

kontrol dan partisipasi ekonomi warga melalui

demokratisasi

intelektual,

dan

modal

material,

institusional.

Oleh

karenanya, Sentra Ekora menggunakan Indeks

pendekatan lintas wilayah, lintas sektoral,

Demokrasi Ekonomi (IDE) yang diperlukan

dan lintas pelaku, sehingga benar-benar

untuk

pengukuran

Keempat,

mengevaluasi

ekonomi

kerakyatan

derajat

penerapan

berdasar dan mengarah pada konsepsi

Kota

Yogyakarta

usaha bersama.

setidaknya setiap 2/3 tahun sekali. Sebagai alat

ukur

dapat

digunakan

IDE

hasil

penelitian penulis yang terdiri dari tiga dimensi dan 21 variabel, dengan formulasi: IDE = DP + DAK + DPFP, di mana DP adalah Demokrasi Produksi, DAK adalah Demokrasi Alokasi dan Konsumsi, serta DPFP

adalah

Demokrasi

Penguasaan

Faktor Produksi.

Sentra

Ekora

diwujudkan

dalam

lingkup kelurahan melalui pembangunan Sentra Ekora Kelurahan yang sekurangkurangnya mengelola production house, trading house, dan training house, baik melalui koperasi, BUMDes, maupun klaster (sentra) industri kecil-rumah tangga dan asosiasi usaha mikro lain yang ada di kelurahan

setempat.

Untuk

itu

perlu

Sentra

penguatan kelembagaan ekonomi rakyat

Ekonomi Kerakyatan di daerah beserta

(koperasi), teknologi pengolahan bahan

model-model serupa di semua kelurahan

baku lokal, SDM, dan sektor bisnis yang

(kecamatan) di Kota Yogyakarta. Hal ini

akan dikembangkan.

Kelima,

dilakukan akselerasi

pembangunan

sebagai dalam

salah

satu

strategi

aplikasi

dan

pengembangan ekonomi kerakyatan di Kota Yogyakarta

yang

diuraikan di bawah ini.

selanjutnya

akan

Dalam lingkup daerah (Kota) maka Sentra

Ekora

diwujudkan

melalui

pembangunan Ekora Center, sebagai single window Yogyakarta

ekonomi yaitu

kerakyatan sebuah

area

Kota dan

bangunan yang menjadi pusat partisipasi penyusunan APBD (Budgetting Center),

86

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

permodalan lokal (Local Financing Center),

di tiap-tiap kelurahan (kecamatan). Sebagai

Bisnis

manifestasi

dan

Perdagangan

(Business

&

usaha

bersama

maka

Trading Center), inovasi teknologi dan

kepemilikan, pengambilan keputusan, dan

pelatihan ekonomi kerakyatan (Innovation &

tanggung

Training Center), jaminan sosial (Social

Center

Safety

Center),

dan

gerakan

koperasi

Center

berbagai ini

ditopang

dilakukan

(pengawasan) secara

Ekora

kolektif

oleh

Pemkot, Sentra Ekora Kelurahan, dan

(Cooperative Center). Ekora

jawab

elemen

sepertihalnya

dan

usaha

asosiasi

bersama bisnis,

lain

serikat

pekerja, koperasi, dengan ketentuan dan

memiliki keterkaitan formal dengan Sentra

mekanisme yang diatur bersama

Ekora dan berbagai elemen kelembagaan usaha bersama (ko-operasi) yang terdapat

Gambar 1.1 Model Sentra Ekonomi Kerakyatan Kota Yogyakarta

Sentra Ekora Kota

Ekora Center

Sentra Ekora Kecamatan

Budgetting

Financing

Trading

Training

Social

Cooperativ

Sentra Ekora Kelurahan

87

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 Ekora simpul

Center

pengubung

kelurahan,

dan

berfungsi antarsentra

antara

sentra

ISSN : 2087-1899

sebagai

produksi ekonomi rakyat (usaha mikro),

ekora

peran pedagang tradisional, dan koperasi

ekora

Kota Yogyakarta. Keberadaan Ekora Center

kelurahan dan warga Kota Yogyakarta

adalah

dengan

layanan

Pemkot

Yogyakarta,

BUMD,

untuk

menjadi

(fasilitasi)

bagi

penyedia

jasa

pengembangan

konsumen, dan berbagai elemen lainnya.

usaha mereka dan bukannya menggantikan

Ekora

posisi atau bahkan meminggirkan mereka.

Center

harus

mewadahi

supply

Tabel 1.1 Gambaran Fungsi Dalam Sentra Ekonomi Kerakyatan Lingkup Sentra Kelurahan

Elemen Sentra Production House

Fungsi Koordinasi penyediaan alat produksi (modal, bahan mentah, dsb), pengolahan bahan baku, kemitraan antarprodusen, pemberdayaan koperasi, pelibatan perempuan, dsb Kelurahan Trading House Koordinasi pembelian alat produksi dan kebutuhan sehari-hari, serta penjualan hasil produksi secara kolektif, outlet pasar bagi aneka produk olahan pertanian, dsb Kelurahan Training House Koordinasi pelatihan aplikasi teknologi, inovasi kelembagaan (koperasi), perencanaan pembangunan desa, aplikasi ekonomi kerakyatan, keahlian teknis, dsb Daerah (Ekora Budgetting Center Pusat pelibatan warga dan parapihak Center) Sentra Ekora (khususnya usaha mikro/koperasi) dalam penyusunan APBD (perencanaan anggaran), dsb Daerah (Ekora Local Financing Pusat penyediaan informasi, konsultasi, Center) Center kemitraan, dan sumber permodalan dari lembaga keuangan lokal bagi usaha mikro/koperasi Daerah (Ekora Business & Trading Pusat konsultasi bisnis dan outlet pasar Center) Center (penjualan) bagi semua produk Sentra Ekora Kelurahan, usaha mikro/koperasi, dan pedagang kecil khas Yogyakarta. Daerah (Ekora Innovation & Training Pusat inovasi dan pelatihan aplikasi Center) Center teknologi pertanian, industri, jasa, perencanaan ekonomi daerah, dan aplikasi ekonomi kerakyatan Daerah (Ekora Social Safety Center Pusat informasi, konsultasi, dan Center) penyediaan jasa/ layanan jaminan sosial (pendikan, kesehatan, fakir miskin, anak terlantar, kelompok marjinal, dsb) Daerah (Ekora Cooperative Center Pusat kemitraan antarkoperasi, Center) perencanaan bisnis bersama koperasi, pengembangan asosiasi usaha dan jejaring antarsentra ekora dan antarpelaku usaha mikro di Kota Yogyakarta

88

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 Sebagian konsep ini tentu sudah

ISSN : 2087-1899 dan

pasar

domestik,

partisipasi

para

berkembang di Kota Yogyakarta walaupun

pekerja, usaha-usaha industri rakyat, serta

belum

pada

jaringan koperasi sejati, sangat diperlukan

transformasi struktural dan model usaha

sebagai fondasi tahan gempa keberlanjutan

bersama yang mencerminkan kepemilikan,

perekonomian Kota Yogyakarta. Di atas

penentuan, dan tanggung jawab kolektif,

fondasi

serta bersifat lintas wilayah, lintas sektoral,

selanjutnya sistem

dan

yang

sepenuhnya

lintas

mengarah

pelaku.

Oleh

karenanya,

sinergitas sebagai modal sosial ekonomi kerakyatan

yang

diwujudkan

ekonomi

itulah

partisipatif,

dan

berkelanjutan akan diselenggarakan. Sejalan dengan perspektif ekonomi

dalam

kerakyatan

dikembangkan

agenda

langkah-langkah

gempa

ekonomi kerakyatan

berkeadilan,

konsepsi Sentra Ekonomi Kerakyatan perlu melalui

tahan

tersebut,

maka

demokratisasi sebagai

beberapa

modal

pilar

perlu

nyata yang diuraikan di bagian akhir paper

dikerjakan

operasional

ini.

pengembangan ekonomi kerakyatan di Kota Yogyakarta, yaitu:

1.7. 1.7.1.

Kesimpulan dan Rekomendasi

modal

intelektual dilakukan dengan mempermurah biaya pendidikan tinggi, membangun watak

Kesimpulan Peningkatan

demokratisasi

Pertama,

kesejahteraan

rakyat

pendidikan tinggi di Yogyakarta sehingga

dalam rangka sistem ekonomi kerakyatan

lebih

tidak didasarkan pada paradigma lokomotif,

berorientasi

melainkan pada paradigma fondasi. Artinya,

buruh, dan sektor ekonomi rakyat marjinal

peningkatan kesejahteraan rakyat dalam

lainnya. Perlu juga dikembangkan training

rangka sistem ekonomi kerakyatan tidak lagi

house di kampung-kampung, pasar-pasar,

bertumpu pada dominasi pemerintah pusat,

dan komunitas masyarakat lainnya, yang

pasar ekspor, modal asing, dan perusahaan

dikelola secara swadaya-kolektif sebagai

konglomerasi, melainkan pada kekuatan

alat

pemerintah daerah, sumberdaya domestik,

pengetahuan

partisipasi

masyarakat luas.

para

pekerja,

usaha

industri

rakyat, serta pada pengembangan koperasi sejati, yaitu yang berfungsi sebagai fondasi penguatan ekonomi rakyat Kota Yogyakarta. Di

tengah-tengah

situasi

ideologis,

kontekstual,

pada

keberdayaan

pengambilalihan dan

petani,

kuasa

ilmu

teknologi

oleh

demokrasi

Kedua,

dan

modal

institusional dilakukan melalui peningkatan peran

Koperasi

pembentukan

dan

dan

Serikat

Pekerja,

peningkatan

peran

perekonomian dunia yang dikuasai oleh

serikat-serikat ekonomi kelompok marjinal

kekuatan kapitalisme kasino seperti saat ini,

sepertihalnya

kekuatan pemerintah daerah, sumberdaya

buruh tani penggarap, pedagang asongan,

tukang becak,

pemulung,

89

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

pedagang kecil, dan sebagainya, serta

berbagai elemen lain di Kota Yogyakarta.

memperkuat

Beberapa langkah yang perlu ditempuh

jejaring

di

antara

serikat

ekonomi rakyat tersebut. Secara khusus penguatan

kerjasama

keanggotaan,

kemitraan, permodalan, dan penguasaan IPTEK

oleh

melalui

koperasi

pendirian

dapat

dilakukan

Bursa

Kooperasi

Yogyakarta, sebagai institusi alternatif dari Pasar Modal (Bursa Efek Indonesia). Di samping itu perlu fasilitasi MoU antara koperasi tani di desa dengan koperasi karyawan (serikat buruh) di kota dalam pembelian produk-produk pertanian. demokratisasi

Ketiga,

parapihak tersebut adalah sebagai berikut: Pertama, perencanaan aplikasi dan pengembangan ekonomi kerakyatan di Kota Yogyakarta,

untuk

kinerja

layanan publik dan memperbesar proporsi APBD untuk perluasan skim jaminan sosial bagi warga Kota Yogyakarta. Di samping itu, perlu dukungan permodalan bagi sektor informal, dan fasilitasi perluasan akses pasar ekonomi rakyat melalui revitalisasi pasar tradisional, pembatasan ekspansi ritel,

dan

pembuatan

minimarket

milik

serikat buruh atau koperasi di Yogyakarta di tempat strategis (pusat kota).

1.7.2.

penyusunan Yogyakarta

yang

Strategis

sudah

memuat

perencanaan program dan kegiatan yang dapat dibiayai APBD. Proses perencanaan pertama. pelaksanaan

Kedua,

dilakukan

melalui pembuatan payung hukum (Perda atau SK Walikota), penganggaran berbagai program di APBD, dan pembentukan Tim Adhoc

parapihak

Pengembangan

(semisal

Ekonomi

Tim

Kerakyatan-

TIPEKA) untuk mempertegas komitmen pemerintah dan DPRD, serta pelaksanaan berbagai program yang dapat dimulai pada akhir

tahun

kedua,

termasuk

realisasi

pembangunan Sentra Ekonomi Kerakyatan (Ekora Center) Kota Yogyakarta. Ketiga,

langkah

Rencana

Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Kota

Rekomendasi Beberapa

dalam

dan dokumentasi ini dilakukan pada tahun modal

meningkatkan

dituangkan

RPJMD atau Rencana Kerja Tahunan,

material dilakukan melalui aplikasi pro-poor budgeting

yang

nyata

perlu

pelaksanaan

monitoring

dan

pengembangan

evaluasi ekonomi

berbagai

kerakyatan di Kota Yogyakarta, di mana

gagasan, konsep, startegi di atas, yang

proses evaluasi dimulai pada tahun ketiga

dalam hal ini melibatkan parapihak ekonomi

dan selanjutnya monev internal setiap akhir

kerakyatan

tahun

dilakukan

untuk

Pemerintah

mewujudkan

daerah Kota,

sepertihalnya

DPRD,

Pemerintah

Kecamatan/Kelurahan, Koperasi, Asosiasi Usaha,

LSM,

media

massa,

dengan

pengukuran

Indeks

Demokrasi Ekonomi (IDE) Kota Yogyakarta setiap 2 tahun sekali.

ormas,

perusahaan swasta, serikat pekerja, dan 90

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 Partisipasi menentukan

parapihak

keberhasilan

sangat

agenda

ini

sejalan dengan hakekat pengembangan

ISSN : 2087-1899 _______________ (1999b), Menuju Politik Pembangunan Kerakyatan, Jurnal Bisnis dan Ekonomi Politik, Indef, Jakarta, Vol. 3 Nomor 2

ekonomi kerakyatan untuk meningkatkan partisipasi

dan

kontrol

warga

Kota

Yogyakarta atas jalannya perekonomian daerah.

Tidaklah

berlebihan

jika

mengidealkan kondisi daerah sepertihalnya di

Emilia

Romagna,

Italia

di

mana

duapertiga (60%) warga adalah pegiat koperasi,

45%

PDRB

dihasilkan

dari

koperasi, 85% jasa sosial didistribusikan oleh

koperasi,

dan

terdapat

pendidikan

(universitas)

Bologna-

yang

pusat

–University

berorietasi

of

pada

keberdayaan ekonomi rakyat dan koperasi. Keberadaan Kerakyatan

Kota

Sentra

Ekonomi

Yogyakarta,

sebagai

pelopor model pengembangan ekonomi kerakyatan di Indonesia dalam satu area (bangunan)

fisik

(terhubung)

dengan

yang

terintegrasi

model

serupa

di

kelurahan-kelurahan mudah-mudahan akan menginspirasi daerah lain untuk berbuat yang serupa.

DAFTAR PUSTAKA Baswir, Revrisond (1995), Tiada Ekonomi Kerakyatan Tanpa Kedaulatan Rakyat, dalam Baswir (1997), Agenda Ekonomi Kerakyatan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta _______________ (1999a), Dari Ekonomi Rakyat ke Ekonomi Kerakyatan, HU Jawa Pos, Surabaya, 25 Januari

_______________ (2000), Koperasi dan Kekuasaan Dalam Era Orde Baru, HU Kompas, Jakarta, 1 Januari _______________ (2002), Demokrasi Ekonomi dan Bung Hatta, dalam SriEdy Swasono, Bung Hatta Bapak Kedaulatan Rakyat, Yayasan Hatta, Jakarta _______________ (2011), Manifesto Ekonomi Kerakyatan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta Dahl, Robert A. (1992), Demokrasi Ekonomi: Sebuah Pengantar (diterjemahkanoleh Ahmad Setiawan Abadi), Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, Djojohadikusumo, Sumitro (1996), Mengungkap 30 Persen Kebocoran Anggaran, Harian Umum Republika, Jakarta, 12 Januari Goerge, Susan (1999), A Short History of Neoliberalism: Twenty Years of Elite Economics and Emerging Opportunities For Structural Change, http://www.milleniumround.org Hamid, Edy Suandi. (2005). Ekonomi Indonesia. Yogyakarta: UII Press. Hamid, Edy Suandi. (2004). Sistem Ekonomi, Utang Luar Negeri, dan Politik-Ekonomi, Yogyakarta: UII Press. Hatta, Mohammad (1928), Indonesia Merdeka, diterbitkan kembali tahun 1976, Bulan Bintang, Jakarta _______________ (1932), Ke Arah Indonesia Merdeka, diterbitkan kembali dalam bentuk edisi khusus tahun 1994, Dekopin, Jakarta ________________ (1933), Ekonomi Rakyat, dalam Hatta, Kumpulan Karangan Jilid 3, 91

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

Balai Buku Indonesia, Jakarta, 1954 _______________ (1934), Ekonomi Rakyat Dalam Bahaya, dalam Hatta, Kumpulan Karangan, Jilid 3, Balai Buku Indonesia, Jakarta, 1954 _______________ (1952), Amanat Hari Koperasi Kedua, dalam Hatta, Kumpulan Karangan Jilid 3, Balai Buku Indonesia, Jakarta, 1954 _______________ (1960), Demokrasi Kita, disunting dalam Swasono dan Ridjal (1992), UI Press, Jakarta _______________ (1980), Berpartisipasi Dalam Perjuangan Kemerdekaan Nasional Indonesia, Yayasan Idayu, Jakarta _______________ (1981), Indonesian Patriot (memoirs), disunting oleh CLM Penders, MA, PhD., Gunung Agung, Singapura Hudiyanto. (2004). Ke luar dari Ayun Pendulum Kapitalisme-Sosialisme. Yogyakarta: UMY Press. Hudiyanto. (2001). Ekonomi Indonesia: Sistem dan Kebijakan. Yogyakarta: PPE UMY. Hudson, Michael (2003), Super Imperialism: The Origin and Fundamentals of US World Dominance, Pluto Press, London Kota

Yogyakarta, 2012, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Yogyakarta 2012-2016

______________, berbagai tahun, Data dari Berbagai Dinas yang Relevan, Tidak Diterbitkan Legge, J.D. (1993), Kaum Intelektual dan Perjuangan Kemerdekaan: Peranan kelompok Sjahrir, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta

Mrazek, Rudolf (1996), Sjahrir: Politik dan Pengasingan di Indonesia, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta Noer, Deliar (1991), Mohammad Hatta: Biografi Politik, LP3ES, Jakarta Mubyarto (1979), Gagasan dan Metode Berpikir Tokoh-tokoh Besar Ekonomi dan Penerapannya Bagi Kemajuan Kemanusiaan (Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Ilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta, 19 Maret 1979) Mutis, Thoby, 2002, Cakrawala Demokrasi Ekonomi, Tiara Wacana, Yogyakarta Perkins, John (2004), Confession on An Economic Hit Man, Berret- Koehler Publishers, Inc., San Fransisco Poole, Michael, 1987, The Origin of Economic Democracy, Routledge, London Rachbini, Didik J, 2001, Politik Ekonomi Baru Menuju Demokrasi Ekonomi, Grasindo, Jakarta Santosa, Awan (2009), Ekonomi Kerakyatan: Urgensi, Konsep, dan Aplikasi, Sekra-UMBY Press, Yogyakarta Smith, J.W., 2000, Economic Democracy: Political Struggle in Twenty-first Centuries, New York, M.E. Sharpe. Svante, Erricson & Jan-Eric Lane, 2002, Demokratisasi Pertumbuhan, RajaGarfindo, Jakarta Swasono, Sri Edi, 1987, Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi, UI Press, Jakarta Williams, 2002, Bologna and Emilia Romagna: A Model of Economic Democracy, diakses di internet tanggal 12/8/07 jam 09.49 WIB.

92

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

Pengaruh EVA (Economic Value Added), ROE (Return On Equity) dan EPS (Earning Per share) Terhadap Harga Saham (Studi Kasus :PT Kimia Farma Tbk periode tahun 2001 – 2010) Subarjo Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

ABSTRACT The purpose of this research is reference for company pay more attention the fundamental factor in assessing the impact on the company’stock price and ultimately be able provide prospaerity fos stakeholders. Fundamental of factors such as economic value added, return on equity and earning per share don’t effect to stock prices. It is the investor or broker more transaction basd on technical analysis. However. It can be seen from the absence of the influence of fundamental variable partially to changes in stock changes in stock prices in Indonesian Stock Exchange. Keywords : economic value added, return on equity, earning per share

I. PENDAHULUAN Pasar modal

merupakan elemen dalam penciptaan nilai sarana

perusahaan yang menunjukkan prospek

melakukan investasi, yaitu memungkinkan

perusahaan di masa yang akan datang,

para pemodal (investor) untuk melakukan

karena nilai perusahaan merupakan ukuran

diversifikasi investasi, membentuk portofolio

keberhasilan dalam pelaksanaan fungsi –

sesuai

fungsi

dengan

merupakan

resiko

yang

bersedia

keuangan.

Pencapaian

laba

mereka tanggung dan tingkat keuntungan

dipengaruhi beberapa faktor, baik internal

yang

maupun

diharapkan..Laporan

keuangan

eksternal.

Agar

tujuan

dapat

digunakan perusahaan sebagai salah satu

dicapai, maka diusahakan agar sumber

alat

daya

mengukur

Selain

itu,

kinerja

laporan

perusahaannya. keuangan

dapat

dimanfaatkan

secara

efektif

dan

efisien. Salah satu informasi yang penting

digunakan untuk mengetahui perubahan

bagi

dari tahun ke tahun, serta dapat digunakan

laporan

juga

perkembangan

profitabilitas perusahaan. Profitabilitas suatu

perusahaan

perusahaan bisa diidentifikasikan dengan

kegiatan

besarnya laba yang diperoleh pada suatu

untuk

perusahaan. menghasilkan

mengetahui Kemampuan laba

dalam

pemakai (yang keuangan)

operasinya merupakan fokus utama dalam

periode

penilaian kinerja perusahaan karena laba

menggunakan

merupakan

perusahaan

indikator

kemampuan

tertentu.

berkaitan dengan yaitu

informasi

Para pemakai informasi

yang

sering

profitabilitas

berasal

dari

perusahaan dalam memenuhi kewajiban

laporankeuangan sebagai indikator utama

kepada para penyandang dana danjuga

untuk

landasan

dalam

pengambilan 93

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 keputusan

berinvestasi,

profitabilitas

dan

dapat

rasio

menunjukkan

ISSN : 2087-1899 mereka

inginkan.

Dengan

penerapan

konsep EVA manajer keuangan dipaksa

keberhasilan

perusahaan

dalam

untuk dapat menggabungkan dua prinsip

menghasilkan

keuntungan.

Tingkat

dasar keuangan dalam perusahaan yaitu

profitabilitas diukur dari beberapa aspek,

mereka harus memaksimumkan kekayaan

yaitu berdasarkan ROS (Return On Sales),

pemegang

EPS (Earning Per Share), ROA (Return On

meningkatkan nilai perusahaan yang dapat

Asset), maupun ROE (Return On Equity)

dilihat dari sejauh mana investor berharap

saham

dan

sekaligus

hanya

laba dimasa depan melebihi dari biaya

menganalisa laporan keuangan memiliki

modal. Menurut definisi, peningkatan EVA

kelemahan

secara

Pengukuran utama

yang yaitu

mengabaikan

terus–menerus akan membawa

adanya biaya modal, sehingga sulit untuk

peningkatan nilai pasar bagi perusahaan.

mengetahui apakah suatu perusahaan telah

Pendekatan ini terbukti efektif pada seluruh

berhasil menciptakan nilai atau tidak. Untuk

jenis organisasi, dari perusahaan mulai

mengatasi

telah

tumbuh sampai dengan perusahaan yang

dikembangkan konsep baru yaitu EVA

berubah haluan. Hal ini karena tingkat EVA

(Economic Value Added ). EVA juga

bukanlah yang terpenting, kinerja saat ini

merupakan

sudah tercermin dalam

kelemahan

ukuran

tersebut

kinerja yang secara

harga saham, ini

langsung berhubungan dengan kekayaan

merupakan perbaikan berkelanjutan dari

pemegang saham dari waktu ke waktu, oleh

EVA

karena

peningkatan

itu

meskipun

melibatkan

yang

selanjutnya kekayaan

akan para

memberi pemegang

perhitungan yang tidak sederhana sangat

saham. Keunggulan lain dari EVA adalah

penting bagi investor untuk memahami

bahwa secara konseptual cukup sederhana

konsep EVA. Biaya modal merupakan

dan mudah dijelaskan pada para manajer

merupakan aspek yang paling khusus dan

yang

penting dalam EVA. Berdasarkan akuntansi

sekalipun hanya saja dalam perhitungannya

konvensional, banyak perusahaan yang

agak

terlihat

terlebih dahulu beberapa rumus yang belum

menguntungkan

padahal

kenyataanya tidak demikian. Analisis EVA dapat

memperkecil

resiko

manipulasi

laporan keuangan oleh manajemen. EVA menunjukan jumlah kekayaan berupa uang yang diciptakan atau di habiskan oleh perusahaan dalam setiap periode pelaporan. Dengan kata lain, EVA merupakan

cara

pemegang

saham

tidak rumit

memiliki karena

dasar harus

keuangan menghitung

tentu tercantum dalam laporan keuangan. A. Rumusan Masalah 1. Apakah EVA

(Economic Value

Added), ROE (Return On Equity), EPS

(Earning

Per

share)

berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Kimia Farma Tbk?

menentukan seberapa besar laba yang

94

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 2. Diantara ketiga variabel independen, faktor mana yang paling dominan terhadap harga saham

1. Memberi masukan bagi manajemen 2. Menambah wawasan pengetahuan

mengetahui

pengaruh

Economic Value Added, ROE, dan EPS

C. Manfaat Penelitian dalam menilai kinerja perusahaan.

B. Tujuan Penelitian 1. Untuk

ISSN : 2087-1899

terhadap

harga

saham

tentang

pengukuran

kinerja,

terutama tentang EVA. 3. Memberi kontribusi bagi manajer

perusahaan Kimia Farma Tbk Tahun

dalam

2001-2010.

pengukur kinerja perusahaan

2. Untuk diantara

mengetahui

manakah

Economic Value Added,

4. Untuk

menentukan

suatu

memperkenalkan

masyarakat

khususnya

alat

kepada investor

ROE, dan EPS yang berpengaruh

tentangkonsep pengukuran kinerja

paling

perusahaan dengan metode EVA

dominan

terhadap

harga

saham perusahaan Kimia Farma Tbk Tahun 2001-2010.

II.

KERANGKA PENELITIAN

Return on Equity (X1) Earning Per Share (X2)

Harga Saham ( Y )

Economic Value added (X3)

Dari alur kerangka penelitian diatas dapat

Sekunder,dimana

merupakan

data

menjelaskan bahwa apakah variabel

yang diperoleh dari dokumen-dokumen

dependen (Return on Equity, Earning Per

dan berbagai macam

Share dan Economic Value added) dapat

diperoleh dari sumber pojok Bursa Efek

berpengaruh terhadap variabel variabel

Indonesia (Universitas Muhammadiyah

independen (Harga Saham)

Yogyakarta).

literatur yang

B. Populasi dan Sampel III.

Populasi dari penelitian ini adalah

METODE PENELITIAN

laporan keuangan dari berdirinya PT Kimia Farma Tbk sampai saat ini.

A. Jenis dan sumber data Dalam penelitian

ini jenis data yang

digunakan

adalah

Data

Dalam

penelitian ini sampel

yang

digunakan adalah data yang lengkap 95

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 selama periode pengamatan

ISSN : 2087-1899

2001-

Uji

asumsi

klasik

korelasi

korelasi

yang

terjadi

2010 dengan faktor-faktor yang diteliti

yaitu

yaitu Economic Value Added (EVA),

diantara

Return on Equity (ROE), dan Earning

pengamatan dengan pengamatan

Per Share (EPS) serta Harga saham.

lain pada model regresi. Untuk

variabel

pada

suatu

C. Metode Analisis Data

mendeteksiadanya serial korelasi

1. Uji Asumsi Klasik

dengan membandingkan nilai X2



Uji Normalitas

hitung dengan X2 yaitu :

normalitas

a. Jika nilai X2 hitung > X2 tabel

Uji untuk model

menguji regresi,

bertujuan

apakah

dalam

hipotesis

yang

tak

menyatakan bahwa penelitian

bebasnya ( variabel dependent)

bebas dari masalah serial

dan variabel bebas (independent)

korelasi ditolak

keduanya

variabel

maka

memiliki

normal

atau

distribusi

tidak.

b. Jika nilai X2 hitung > X2 tabel

Untuk

maka

hipotesis

yang

mengetahui sebaran data yang

menyatakan bahwa penelitian

diperoleh,

bebas dari masalah serial

haruslah

dilakukan

ujian normalitas terhadap data yang

bersangkutan.

korelasi ditolak

Model

regresi yang baik adalah memiliki



Uji Multikolinieritas

distribusi normal, keadaan data yang

terdistribusi

merupakan sebuah syarat yang harus

dipenuhi.

Untuk

mendeteksi apakah residualnya berdistribusi normal atau tidak dengan

Uji

normal

membandingkan

nilai

Jarque Bera dengan X2 tabel (rahmanta,2009) yaitu :

Multikolinieritas

dimaksudkan apakah

model

digunakan korelasi

untuk

regresi

ditemukan

yang adanya

antar

variabel

bebasnya(rahmanta

2009).

Apabila

terjadi

korelasi

antar

variabel bebas maka terdapat multikolinieritas

2

menguji

pada

model

a. Jika nilai JB > X tabel maka

regresi tersebut. ketentuan : Bila

residualnya berdistribusi tidak

Ra < Rb,Rc,Rd dan Re maka

normal

penelitian 2

b. Jika nilai JB < X tabel maka residualnya



berdistribusi

initidak

adanya

ditemukan

multikolinieritas

sedangkan bila Ra > Rb,Rc,Rd

normal

dan

Uji Korelasi

ditemukan multikolinieritas.

Re

maka

penelitian

ini

96

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899 Analisis penelitian

Uji Heterokesdastisitas



ini

mengetahui

berganda

dalam

digunakan

untuk

pengaruh

EVA

Heteroskedastisitas

(Economic Value Added), ROA

ditujukan untuk menguji apakah

(Return On Asset), ROE (Return

dalam

On Equity), EPS (Earning Per

Uji

model

regresi

ketidaksamaan residual

satu

pengamatan

terjadi

varience

dan

pengamatan

ke

yang

lain

terhadap

share)

Harga

Saham

pada PT. Merck Indonesia Tbk. Tahun 1999-2010.

tetap,

maka disebut homoskedastisitas

Adapun bentuk persamaan Regresi

dan

Linier Berganda adalah sebagai

jika

berbeda

disebut

berikut:

heteroskedastisitas. Apabila nilai 2

2

X (nilai r square) > nilai X tabel,

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b3X3

dengan

+e

derajat

kepercayaan

sebesar 5% untuk cross ters

Dimana :

maupun no cross terms maka

Y

= Harga saham

bahwa

a

penelitian diatas tidak lolos uji

X1

= ROE (Return On Equity),

heterokesdastisitas

X2

= EPS (Earning Per Share)

X3

= EVA

b

=

dapat

disimpulkan

dan

sebaliknya.

= Konstanta

(Economic Value

Added) 2. Uji Regresi • Analisis Regresi Linier

dalam

determinasi

variabel independent e

Metode analisis data yang digunakan

Koefisien

penelitian

ini

adalah analisis regresi berganda. Regresi berganda digunakan untuk

Untuk

= Error

mengetahui

tingkat

kebenaran

selanjutnya maka dilakuakan pengujian ttest, f-test

meramalkan pengaruh dua variabel prediktor atau lebih terhadap satu variabel

kriterium

atau

untuk

membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara dua

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari rekapitulasi data observasi didapat sebagai berikut :

buah variabel bebas (X) atau lebih dengan sebuah variabel terikat (Y).

97

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

Rekapitulasi Data Penelitian Tahun Harga Saham Return on equity Earning Per Share 2001 215 18.02 24 2002 185 5.23 6 2003 210 7.66 9 2004 205 9.55 14 2005 145 6.26 10 2006 165 5.05 8 2007 305 5.75 9 2008 76 5.84 10 2009 127 6.28 11 2010 159 5.76 13 Sumber : Data perhitungan

Economic Value Added 649.49 987.96 314.24 614.57 355.34 1019.63 998.99 909.82 534.05 429.2

A. Analisis Uji Regresi Analisis regresi linier berganda ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

saham). Sehingga setelah diolah melalui eviews didapat hasil sebagai berikut :

pengaruh dan variabel bebas (ROE,EPS dan EVA) terhadap variabel terikat (harga

Dependent Variable:Harga Saham Method: Least Squares Date: 01/14/12 Time: 09:09 Sample: 2001 2010 Included observations: 10 Variable

Coefficient

Std. Error

C ROE EPS EVA

256.5634 21.18717 -14.05849 -0.136393

69.02497 3.716965 13.73546 1.542516 10.74969 -1.307804 0.082729 -1.648669

R-squared 0.423675 Adjusted R-squared 0.135512 S.E. of regression 57.07152 Sum squared resid 19542.95 Log likelihood -52.07831 F-statistic 1.470264 Prob(F-statistic) 0.314082

Dari

data

179.2000 61.38186 11.21566 11.33670 11.08289 2.765751

informasi persamaan regresi sebesar

Standar error

sebesar 69.02497,

Y

13.73546, 10.74969 dan

21.18717

didapat

0.0099 0.1739 0.2388 0.1503

0.136393 x3 + e.

256.5634+

diatas

Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat

Prob.

14.05849 x2 -

=

olah

t-Statistic

x1

-

0.082729 98

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

serta n = 10 dan df = 3 (tabel f

5%

sebesar 3.71).

program

sebesar 10. Untuk variabel ROE

Eviews dapat diestimasikan nilai R2 =

dengan t-stat = 1.542 < t tabel

0.423675 berarti menandakan bahwa

(0.05,

variasi dari perubahan nilai Harga

variabel EPS dengan t-stat = -

saham (Y) mampu dijelaskan secara

1.307 > t tabel (0.05, 10)= -2.571

serentak

serta PBV dengan t-stat = 1.648 >

Melalui

oleh

independen

variabel-variabel

(Return

on

Equity,

Earning Per Share dan Economiv Value

sebesar

Added)

42.36%.

sedangkan sisanya sebesar 57.64% dijelaskan oleh factor lain yang tidak masuk

dalam

Selanjutnya

penelitian semua

independen

(Return

ini.

variabel on

Equity,

Earning Per Share dan Economiv Value Added) perlu diintepretasikan apakah

sesuai

dengan

kriteria

ekonomi.

dan

degree

10)=

of

freedom

2.571.

kemudian

t tabel (0.05, 10)= - 2.571. 2. Untuk pengujian serentak secara bersama-sama,

ada

tidaknya

pengaruh yang signifikan secara bersama-sama, melibatkan

pengujian

keempat

ini

variabel

(Return on Equity, Earning Per Share

dan

Economiv

Value

Added) dengan variabel harga saham. secara

Dari

hasil

serentak

pengujian

menggunakan

distribusi F yaitu membandingkan

Selanjunya pengujian secara

antara

F-Stat

dengan

F-tabel.

parsial untuk menentukan signifikan

Hasil melalui program Eviews 6

atau tidak signifikan masing-masing

diperoleh nilai F- Stat = 1.470 < F-

koefisien

regresi

individu

tabel (df :3,10) = 3.71. sehingga

terhadap

variabel

saham

dapat disimpulkan bahwa variabel

secara Harga

independen (Return on Equity,

didapat antara lain : 1. Dari ketiga variabel independen tersebut, didapat bahwa ketiga variabel independen (Return on Equity, Earning Per Share dan Economiv

Value

Added)

tidak

Earning Per Share dan Economiv Value Added)

secara serentak

tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap

perubahan

variabel return on equity.

berpengaruh signifikan terhadap

Selanjutnya

harga saham. Hal ini ditandai

kenormalan data menggunakan

bahwa

t-stat

uji asumsi klasik.

regresi

masing-masing

untuk

koefisien

untuk

pengujian

variabel

independen tampak lebih besar dibandingkan t-tabel pada level

99

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899 Uji korelasi merupakan uji yang

B. Analisis Asumsi Klasik

mengukur untuk hubungan antar variabel. Selanjutnya setelah diolah didapat hasil olahan data sebagai

1. Uji Korelasi

berikut :

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared

2.946547 5.956776

Prob. F(2,4) Prob. Chi-Square(2)

0.1635 0.0509

Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 01/14/12 Time: 09:41 Sample: 2001 2010 Included observations: 10 Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

C ROE EPS EVA RESID(-1) RESID(-2)

-33.44277 6.602990 -5.157304 0.073905 -0.860534 -0.787363

55.52310 11.05779 8.669376 0.071276 0.397234 0.390859

-0.602322 0.597135 -0.594888 1.036877 -2.166312 -2.014440

0.5794 0.5826 0.5839 0.3584 0.0962 0.1142

R-squared 0.595678 Adjusted R-squared 0.090275 S.E. of regression 44.44562 Sum squared resid 7901.653 Log likelihood -47.55060 F-statistic 1.178619 Prob(F-statistic) 0.449321

Untuk

mendeteksi adanya

korelasi

dengan

2

serial

membandingkan 2

nilai X hitung dengan X yaitu :

hipotesis

-6.39E-15 46.59870 10.71012 10.89167 10.51096 2.148682

d. Jika nilai X2 hitung < X2 tabel maka

hipotesis

yang

menyatakan bahwa penelitian

c. Jika nilai X2 hitung > X2 tabel maka

Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat

yang

bebas

dari

masalah

serial

korelasi diterima

menyatakan bahwa penelitian

Analisis didapat, nilai R square

bebas

5.956 dan X2 tabel yang disesuaikan

dari

korelasi ditolak

masalah

serial

dengan jumlah lagnya = 2 dan signifikansi 5% adalah sebesar 6.23. 100

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

karena 5.956 < 6.23 maka dapat

normalitas didapat hasil

disimpulkan model diatas bebas dari

berikut :

sebagai

masalah korelasi. 2.

Uji Normalitas Dari hasil data olah metode eviews 6

untuk

menguji

kenormalan

distribusi data, sehingga didapat uji 4

Series: Residuals Sample 2001 2010 Observations 10 3

Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis

2

1

Jarque-Bera Probability

-6.39e-15 -6.291571 96.78122 -55.14425 46.59870 0.749076 2.775442 0.956203 0.619959

0 -75

-50

-25

0

25

50

75

100

residual dari penelitian diatas berdistribusi normal.

Untuk mendeteksi apakah residualnya berdistribusi normal atau tidak dengan membandingkan nilai Jarque Bera dengan X2 tabel yaitu : 2

c. Jika nilai JB > X tabel maka

3

Uji Linieritas Uji linieritas adalah keadaan dimana hubungan

antara

dependen(harga

variabel

saham)

residualnya berdistribusi tidak

variabel

normal

(garis lurus) dalam range variabel

d. Jika nilai JB < X2tabel maka residualnya berdistribusi normal

independen

dengan

bersifat

linier

independen tertentu. Dari hasil olah data eviews didapat data olah sebagai berikut :

Analisis Hasil Output bahwa nilai JB sebesar 0.1849. karena 0.956< 6.23 maka dapat disimpulkan bahwa 101

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

Ramsey RESET Test: F-statistic Log likelihood ratio

0.615396 1.160742

Prob. F(1,5) Prob. Chi-Square(1)

0.4683 0.2813

Test Equation: Dependent Variable: Harga saham Method: Least Squares Date: 01/14/12 Time: 09:59 Sample: 2001 2010 Included observations: 10 Variable

Coefficient

Std. Error

C ROE EPS EVA FITTED^2

828.3360 93.32781 -62.42202 -0.588022 -0.009237

732.3469 1.131070 93.05035 1.002982 62.64443 -0.996450 0.582027 -1.010300 0.011775 -0.784472

R-squared 0.486835 Adjusted R-squared 0.076303 S.E. of regression 58.99360 Sum squared resid 17401.22 Log likelihood -51.49794 F-statistic 1.185863 Prob(F-statistic) 0.418240

t-Statistic

Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat

Prob. 0.3093 0.3619 0.3648 0.3587 0.4683 179.2000 61.38186 11.29959 11.45088 11.13362 2.425000

Untuk mendeteksi apakah model

Analisis hasil output bahwa nilai F

linier

statistic sebesar 0.05 kemudian

atau

tidak

membandingkan

dengan F-Statistik

dibandingkan (0.05(3)

dengan F-Tabel yaitu :

hipotesis

menyatakan

model

hipotesis

menyatakan adalah diterima

model

sebesar

3.71,

< Ftabel maka didapatkan model

linier

hubungan berupa linier.

adalah ditolak.

tabel,maka

tabel

tabel : 3.71. berarti nilai F statistic

yang

b. Jika nilai F- Statistik < F

F

sehingga didapat F-stat : 1.18 < F

a. Jika nilai F-Statistik > F-Tabel maka

(10))

dengan

4.

Uji Multikolinieritas

yang

Uji multikolinieritas dilakukan

linier

untuk melihat adanya keterkaitan antara variabel independen, atau dengan kata lain setiap variabel independen dijelaskan oleh variabel 102

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 independen

lainnya.Tahapan

ISSN : 2087-1899 Hasil

penguian melalui program eviews

estimasi

regresi

untuk

persamaan kedua untuk ROE

dengan pendekatan korelasi parsial dengan tahapan sebagai berikut :

Dependent Variable: ROE Method: Least Squares Date: 01/14/12 Time: 10:11 Sample: 2001 2010 Included observations: 10 Variable

Coefficient

Std. Error

C EPS EVA

-1.479252 0.731813 0.001201

1.815236 -0.814909 0.104847 6.979842 0.002231 0.538300

R-squared 0.874813 Adjusted R-squared 0.839046 S.E. of regression 1.570461 Sum squared resid 17.26444 Log likelihood -16.91970 F-statistic 24.45825 Prob(F-statistic) 0.000694

t-Statistic

Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat

Prob. 0.4420 0.0002 0.6071 7.540000 3.914497 3.983941 4.074716 3.884360 0.635623

Hasil estimasi regresi untuk persamaan kedua untuk EPS Dependent Variable: EPS Method: Least Squares Date: 01/14/12 Time: 10:12 Sample: 2001 2010 Included observations: 10 Variable

Coefficient

Std. Error

C ROE EVA

3.219683 1.194797 -0.001470

2.099806 1.533324 0.171178 6.979842 0.002855 -0.514979

R-squared 0.874390 Adjusted R-squared 0.838502 S.E. of regression 2.006663 Sum squared resid 28.18686 Log likelihood -19.37074 F-statistic 24.36404 Prob(F-statistic) 0.000702

t-Statistic

Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat

Prob. 0.1691 0.0002 0.6224 11.40000 4.993329 4.474148 4.564924 4.374567 0.900158

103

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

Hasil estimasi regresi untuk persamaan kedua untuk EVA Dependent Variable: EVA Method: Least Squares Date: 01/14/12 Time: 10:13 Sample: 2001 2010 Included observations: 10 Variable

Coefficient

Std. Error

C ROE EPS

596.8549 33.10180 -24.82574

220.3566 2.708586 61.49317 0.538300 48.20729 -0.514979

R-squared 0.839920 Adjusted R-squared -0.234388 S.E. of regression 260.7420 Sum squared resid 475904.6 Log likelihood -68.04132 F-statistic 0.145531 Prob(F-statistic) 0.867112

Dari

pengolahan

t-Statistic

Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat

Prob. 0.0303 0.6071 0.6224 563.4290 234.6849 14.20826 14.29904 14.10868 2.787902

data

sedangkan bila Ra > Rb,Rc,Rd dan

eviews diatas didapat kan

Re maka penelitian ini ditemukan

beberapa persamaan antara

multikolinieritas

lain :

dari

penjelasan

diatas

didapat

untuk persamaan 1 nilai r square

bahwa (0.423675 ) < (0.874813 ;

adalah

0.874390 ; 0.839920 ) sehingga

sebesar

0.423675

selanjutnya disebut Ra

menunjukkan bahwa Ra < Rb,Rc, Rd dan Re maka dalam model

untuk persamaan 2 nilai r square adalah

sebesar

penelitian

0.874813

adalah

sebesar

0.874390

selanjutnya disebut Rc

sebesar

ditemukan

5.

Uji Heterokesdastisitas Uji

heterokedastisitas dilakukan

untuk melihat apakah ada data yang

untuk persamaan 4 nilai r square adalah

tidak

adanya multikolinieritas.

selanjutnya disebut Rb untuk persamaan 3 nilai r square

ini

0.839920

selanjutnya disebut Rd

menyimpang terlalu jauh (outlayer). Ada

tidaknya

heterokedastisitas

dilihat dari nilai signifikansi. Dari hasil pengolahan eviews didapat

ketentuan : Bila Ra < Rb,Rc,Rd

nilai data olah

menggunakan uji

dan Re maka penelitian ini tidak

glejser sebagai berikut :

ditemukan adanya multikolinieritas 104

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

Heteroskedasticity Test: Glejser F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS

2.266903 5.312760

Prob. F(3,6) Prob. Chi-Square(3)

0.1810 0.1503

4.188469

Prob. Chi-Square(3)

0.2418

Prob.

Test Equation: Dependent Variable: ARESID Method: Least Squares Date: 01/14/12 Time: 10:40 Sample: 2001 2010 Included observations: 10 Variable

Coefficient

Std. Error

C SER02 SER03 SER04

285.8849 41.66299 -45.64569 0.156201

149.1863 1.916295 29.68697 1.403410 23.23372 -1.964631 0.178806 0.873578

R-squared 0.531276 Adjusted R-squared 0.296914 S.E. of regression 123.3508 Sum squared resid 91292.59 Log likelihood -59.78558 F-statistic 2.266903 Prob(F-statistic) 0.180977

Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat

Apabila nilai X2 (nilai r square) > nilai X

2

t-Statistic

0.1038 0.2101 0.0971 0.4159 167.6712 147.1085 12.75712 12.87815 12.62434 3.010618

disimpulkan

tabel, dengan derajat

penelitian

bahwa diatas

kepercayaan sebesar 5% untuk

bebas

uji

heterokesdastisitas.

glejser

maka

dapat

metode

lolos

dari

atau

masalah

disimpulkan bahwa penelitian diatas

tidak

lolos

uji

heterokesdastisitas. analisis

data

Dari

olah

R

estimasi

square uji

untuk

glejser

kepercayaan

Berdasarkan hasil dari analisis data

adalah

dan pembahasan maka dapat diambil

6.23. karena nilai X hitung (nilai square)

<

kesimpulan sebagai berikut :

sebesar

2

Obs*r

A. Kesimpulan

hasil

sebesar 5.312760 dengan nilai derajat

KESIMPULAN DAN SARAN

diatas

berdasarkan tabel, bahwa nilai obs*

V.

nilai

X2

tabel,untuk cross terms dapat

a.

Variabel

Return

on

Equity,

Earning Per Share dan Economiv Value Added secara serentak 105

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 tidak

berpengaruh

harga saham

terhadap

pada

PT Kimia

Farma di Bursa Efek Jakarta pada signifikasi didukung

5%. Hal ini

dengan

temuan

(Sholikhah dan Rina, 2004) yang meneliti

pengaruh

EVA

profitabilitas terhadap

dan

perusahaan perusahaan

return

rokok yang listing di BEJ dan hasilnya

tidak

menemukan

ISSN : 2087-1899 B. Saran 1. Untuk peneliti yang tertarik dengan tema

yang

jumlah data yang diteliti sehingga hasil yang diperoleh lebih dapat mencerminkan kondisi sebenarnya di Bursa Efek Indonesia ; 2. Bagi

investor

dan profitabilitas terhadap return;

dasar

berpengaruh

signifikan

pada taraf 5% dengan koefisien eviews

yang

melakukan

transaksi di Bursa Efek Indonesia hendaknya

yang

bisa

dikembangkan dengan menambah

adanya pengaruh antara EVA

b. Hanya variable Return on Equity

sama

juga

menggunakan

analisis

fundamental

khususnya

mencermati

perusahaan

dalam

kinerja

menentukan

portofolio investasinya.

21.187 terhadap harga DAFTAR PUSTAKA

saham, sedangkan variabel yang lain tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham

Agnes, S., 2001, Analisis Kinerja Keuangan

selama 10 tahun perusahaan PT

dan

Perencanaan

Keuangan

Kimia Farma;

Perusahaan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

c. Tidak

signifikannya

variabel

Return on Equity, Earning Per

Aliman., 2000, Modul Ekonometrika

Share

Terapan. Universitas Gadjah Mada,

dan

Economic

Added terhadap

Value

harga saham

Yogyakarta.

dikarenakan para investor ataupun broker

lebih

transakasinya

mendasarkan pada

analisis

Husnan, Suad., 2003, Dasar-dasar Teori Portofolio

dan

Analisis

Sekuritas.

teknikal. Hal ini dapat dilihat dari

Cetakan ketiga, Unit Penerbit dan

tidak adanya pengaruh variabel-

Percetakan AMP YKPN, Yogyakarta.

variabel

fundamental

secara

parsial terhadap perubahan harga saham di Bursa Efek Indonesia.

Halim, Abdul., 2003, Analisis Investasi. Cetakan

pertama,

Empat,Jakarta.Lehn,

Salemba

Kenneth.

And

Mahkija, A.K., 1998, EVA & MVA : as 106

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

Performance Measures and Signals for Strategic Change. June, Fortune.

Tandelilin, Eduardus., 2001, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio.

Handoko,Wahyu.

2008,Pengaruh

BPFE, Yogyakarta.

EVA,ROA,ROE dan EPS terhadap Perubahan Harga Saham perusahaan kategori

LQ

45

di

Bursa

Efek

Jakarta;Skripsi

Teuku, Mirza dan Imbuh, S., 1997, Konsep Economic Value Added: Pendekatan Menentukan Nilai Riil Perusahaan dan Kinerja Riil Manajemen. Usahawan,

Mamduh, M.H., dan Halim, Abdul., 2000, Analisis

Laporan

Keuangan.

No. 01 th XXVIII, Januari hal 37-40.

UPP Tunggal, A.W., 2001, Memahami Konsep

AMP YKPN, Yogyakarta.

(EVA) Pojok Bursa Efek UMY, Indonesian Capital

dan

VBM

(Value

Based

Management). Harvindo, Jakarta.

Market Directory (ICMD), PT Kimia Farma Tbk 1999-2010. Yogyakarta

Utomo, dan Linawati, Lisa., 1999, Economic Value

Riyanto,

Bambang.,

Pembelanjaan

2000,

Dasar-dasar Gajah

Perusahaan.

Mada University Press, Yogyakarta. Rahmanta, 2009, Aplikasi Eviews dalam

Added

Keberhasilan

Sebagai Kinerja

Ukuran

Manajemen

Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan keuangan, Vol. 1(1):28 – 42. Widarti., 2004, Analisis Economic Value

Ekonometrika.Modul.Universitas

Added

Sumatera Utara

Keuangan Pada Perusahaan Industri

Untuk

Mengetahui

Kinerja

Rokok Yang Terdaftar di Bursa Efek Rohmah, S.N. dan Trisnawati, R., 2004,

Jakarta. Yogyakarta.

Pengaruh Economic Value Added dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Return

Pemegang

Saham

Young, S. David and Stephen F. O Byrne., 2001,

EVA

dan

Manajemen

Perusahaan Rokok: Studi Pada Bursa

Berdasarkan Nilai : Panduan Praktis

Efek Jakarta . Empirika, vol.17 No.1.

untuk Implementasi. Terjemahan Lusy

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Widjaja. Cetakan pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Rousana, Mike., 1997, Memanfaatkan EVA Untuk Menilai Perusahaan di Pasar Modal. Usahawan, No. 4 Thn XXVI, April, 1997.

107

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012 Buku :

PEDOMAN PENULISAN NASKAH Naskah yang diterima merupakan hasil

penelitian,

naskah

ditulis

ISSN : 2087-1899

dalam

bahasa Indonesia, diketik dengan computer program MS. Word, front Arial size 11. Jarak antar baris 2 spasi maksimal 15 halaman termasuk garfik, gambar dan tabel.

Mayer, A.M. and A.P. Mayber. 1989. The Germation of Seeds. Pergamon Press. 270 p. Artikel dalam buku : Abdulbaki, A.A. And J.D. Anderson. 1972.

Naskah diserahkan dalam bentuk print-out

Physiological

dan CD; dibuat dengan jarak tepi cukup

Deteration of Seeds. P. 283-309. In.

untuk koreksi.

T.T.Kozlowski (Ed) Seed Biology Vol. 3.

Gambar (gambar garis maupun foto) dan tabel diberi nomor urut sesuai dengan

and

Biochemical

Acad. Press. New York. Artikel dalam majalah atau jurnal :

letaknya. Masing-masing diberi keterangan singkat dengan nomor urut dan dituliskan diluar bidang gambar yang akan dicetak.

Harrison, S.K., C.S. Wiliams, and L.M. Wax. 1985. Interference and Control of Giant Foxtail

Nama ilmiah dicetak miring atau diberi garis bawah. Rumus persamaan ilmu

(Setaria

faberi,

Herrm)

in

Soybean (Glicine max). Weed Science 33: 203-208.

pasti, simbol dan lambang semiotik ditulis dengan jelas. Susunan urutan naskah ditulis sebagai berikut : 1. Judul dalam bahasa Indonesia. 2. Nama penulis tanpa gelar diikuti alamat instansi. 3. Abstract dalam bahasa Inggris, tidak lebih 250 kata. 4. Materi dan Metode. 5. Hasil dan Pembahasan.

Prosiding : Kobayasshi,J. Insect

Genetic Viruses:

engineering

of

Recobinant

baculoviruses. P. 37-39. in: Triharso, S. Somowiyarjo, K.H. Nitimulyo, and B. Sarjono

(eds.),

Biotechnology

for

Agricultural Viruses. Mada University Press. Yogyakarta. Redaksi berhak menyusun naskah

6. Kesimpulan.

agar sesuai dengan peraturan pemuatan

7. Ucapan terima kasih kalau ada.

naskah

8. Daftar pustaka ditulis menggunakan

diperbaiki, atau menolak naskah yang

atau

mengembalikanya

untuk

sistem nama, tahun dan disusun

bersangkutan.

secara abjad

dikenakan biaya percetakan sebesar Rp

Beberapa contoh :

Naskah

yang

dimuat

100.000,- dan penulis menerima 1 eks hasil cetakan.

108

Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012

ISSN : 2087-1899

109