Upaya Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (Rth) Bengkulu Selatan
Di Kabupaten
UPAYA PENINGKATAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KABUPATEN BENGKULU SELATAN Drs.Edward Pakpahan ,M.Si
(Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Darma Agung Medan)
ABSTRAK Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam kajian pustaka ini adalah (1) Untuk menjelaskan apakah dengan keikutsertaan masyarakat dapat meningkatkan system yang baik dalam pengelolaan RTH. (2) Untuk menjelaskan sebatas mana peran serta masyarakat dalam pengelolaan RTH. (3) Untuk menjelaskan apakah dengan meningkatkan peran serta masyarakat dapat memecahkan permasalahan dalam pengelolaan RTH. Perumusan Masalahnya Apakah dengan keikutsertaan masyarakat dapat meningkatkan sistem pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Hasil kajian pustaka ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pemerintah, Departemen Pendidikan Nasional dan Badan Pembangunan Masyarakat Perkotaan. Dengan demikian diharapkan melalui pendidikan lingkungan, falsafah lingkungan makin tertanam sehingga dapat menanamkan nilai dan sikap serta mengembangkan keterampilan terhadap partisipasi masyarakat dalam pengelolaan RTH. Pemahaman nilai, sikap dan keterampilan dapat dijadikan modal untuk lebih memahami hubungan manusia dengan lingkungan alam, lingkungan sosial dan dari peningkatan peran serta dan kemampuan yang telah dimiliki dapat dimanfaatkan bagi kepentingan pembangunan khususnya pengelolaan RTH. Peran serta masyarakat merupakan unsur utama perencanaan dalam pengelolaan ruang terbuka hijau serta menjaga kualitasnya. Aspek pengelolaan ruang terbuka hijau kota berdasarkan persepsi masyarakat menyangkut hal yang berbau birokrasi artinya selama ini aspek perencanaan ruang terbuka hijau kurang di sosialisasikan oleh pemerintah daerah kepada masyarakat. Ketidak jelasan peran serta masyarakat terlihat masih belum jelas sehingga terjadi perbedaan yang mencolok antara yang pernah dan tidak pernah terhadap faktor eksternal dalam hal ini masyarakat dalam pengelolaan ruang terbuka hijau kota. Untuk menarik supaya masyarakat bersikap konsisten antara apa yang dia pikirkan dengan yang dilakukan perlu ditingkatkan melalui pembelajaran tentang lingkungan sejak dini, sehingga dia tidak hanya tahu tetapi mempunyai sikap yang baik, bahkan terampil dalam mengelola RTH. Dalam kurikulum Geografi/IPS Geografi sejak SD sampai Perguruan Tinggi Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikatornya banyak memuat hal-hal yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan termasuk RTH, Sehingga peran sertanya terhadap pengelolaan RTH meningkat. Selain itu untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengelola RTH dengan memberikan dorongan yang bisa dilakukan oleh tokoh masyarakat/pemerintah untuk mengelola RTH tersebut. juga membuat RTRW yang jelas termasuk RTH, serta menerapkan aturan hukum yang tegas berkaitan dengan pengelolaan RTH. PENDAHULUAN Kota
sebagai
tempat
karena mempunyai daya tarik tersendiri berkumpulnya
penduduk cepat mengalami perkembangan Jurnal Governance Opinion
bagi penduduk pedesaan. Perkembangan kota ini akan lebih cepat bila didukung oleh potensi alamiah dari kota itu, kota yang 1
Upaya Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (Rth) Bengkulu Selatan
Di Kabupaten
berada di jalur pelayaran yang ramai
prasarana. Lahan-lahan pertanian yang
didukung potensi daerah hinterland yang
subur,
baik akan berkembang dengan cepat.
dialihfungsikan
Kecepatan
perkembangan
memerlukan
penyediaan
ruang
terbuka
hijau
menjadi
banyak
pertokoan,
kota
akan
permukiman, tempat rekreasi, industri dan
fasilitas
yang
lain-lain, sehingga lingkungan terganggu.
cukup banyak, dan ini tentu tidak bisa
Oleh
dengan cepat dipenuhi. Lama-kelamaan di
ekosistem
kota tersebut akan timbul berbagai masalah
menunjukkan
kerena adanya ketidakseimbangan antara
berupa:
kebutuhan penduduk dengan daya dukung
perkotaan, banjir/genangan, meningkatnya
lingkungan. Untuk mengatasi hal tersebut
kebisingan,
dalam
perlu
tanah, pencemaran air berupa air minum
memperhatikan daya dukung lingkungan
yang berbau, air minum yang mengandung
sehingga pembangunan yang dilakukan
logam
dapat berkesinambungan.
sebagainya. Salah satu cara yang dapat
pembangunan
perkotaan
Kota merupakan ruang paling krusial dalam “perebutan” kepentingan. Para pengusaha berfikiran bahwa di seluruh penjuru kota harus
disediakan
pasar,
mall
dan
perkantoran yang mendukung kegiatan perekonomian
mereka,
supaya
dapat
menampung tenaga kerja yang berkembang secara pesat. Sedang pecinta lingkungan menginginkan sebuah kota yang “hijau” dan
nyaman
keberlanjutan
sehingga ekologis
mendukung secara
alami,
termasuk mendukung kesehatan warganya (Sumarmi, 2006). Pembangunan kota sering lebih banyak dicerminkan oleh adanya
karena
terganggunya
perkotaan, reaksinya
meningkatnya penurunan
berat,
dilakukan
maka
alam
yang
negatif
suhu
masalah-masalah
udara
permukaan
pencemaran
dalam
kestabilan
udara
rangka yang
di air
dan
mengatasi
timbul
akibat
pembangunan kota adalah dengan adanya keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi (endemik, introduksi) guna mendukung manfaat langsung dan/atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan,
dan
keindahan
wilayah
perkotaan tersebut (Sumarmi, 2006).
perkembangan fisik kota berupa sarana dan Jurnal Governance Opinion
2
Upaya Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (Rth) Bengkulu Selatan
Keberadaan
RTH
diharapkan
Di Kabupaten
mampu
artinya selama ini aspek pengelolaan ruang
memberikan citra kota yang asri, nyaman,
terbuka hijau kurang di sosialisasikan oleh
ekonomis dan berkelanjutan. Di sisi lain
pemerintah daerah kepada masyarakat.
laju pertumbuhan ruang terbangun di
Dengan
perkotaan
tinggi.
cenderung menerapkan proses perencanaan
Sehingga mendorong alih fungsi RTH
top down atau dari pusat dibanding bottom
menjadi
up
cenderung
semakin
laha-lahan
permukiman,
demikian
yang
pemerintah
mengakomodasi
lebih
keiinginan
perdagangan, jasa, dan industri. Kebijakan
masyarakat.
alokasi RTH sebesar 30% (20% RTH
prosentasi peran serta masyarakat yang
publik dan 10% RTH privat) dari total luas
pernah menerima sosialisasi perencanaan
kota, seperti yang disyaratkan Undang-
dari pemerintah hanya mencapai 20 persen,
Undang Penataan Ruang (UUPR) Nomer
hanya sebagian kecil masyarakat yang
26 Tahun 2007 merupakan sesuatu yang
pernah
harus diperjuangkan oleh pemerintah kota.
hearing) sebesar 28 persen. Ketidak jelasan
Tantangan Rencana Tata Ruang Wilayah
peran serta masyarakat terlihat masih belum
Kota (RTRWK) dalam tempo 3 tahun sejak
jelas sehingga terjadi perbedaan yang
diberlakukan
sekarang
mencolok antara yang pernah dan tidak
sudah terlampaui, tetapi banyak kota yang
pernah terhadap faktor eksternal dalam hal
belum dapat memenuhi tuntutan UUPR
ini masyarakat dalam pengelolaan ruang
tersebut. Oleh sebab itu perlu peningkatan
terbuka hijau kota. Apabila di bandingkan
peran serta para pemangku kepentingan dan
dengan
seluruh
untuk
dilakukan oleh Breuste (2004) dalam
tersebut
Hakim, Dkk, 2008 maka perencanaan akan
UUPR
elemen
meningkatkan
tersebut
masyarakat
luasan
RTH
(Sumarmi, 2006).
utama perencanaan ruang terbuka hijau menjaga
kualitasnya.
Aspek
pengelolaan ruang terbuka hijau kota berdasarkan
dimintai
penelitian
pendapatnya
sebelumnya
(public
yang
menjadi efisien bila melibatkan masyarakat
Peran serta masyarakat merupakan unsur serta
Hal ini dapat dilihat dari
persepsi
masyarakat
menyangkut hal yang berbau birokrasi Jurnal Governance Opinion
secara bersama-sama. Branch (1970) dalam Hakim, Dkk, 2008 menekankan bahwa pengelolaan harus dievaluasi terus menerus dan fleksibel dalam pengelolaan ruang terbuka hijau kota. Pada area tertentu memang terdapat kewenangan pemerintah untuk merencanakan ruang terbuka hijau 3
Upaya Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (Rth) Bengkulu Selatan
tetapi pada area lebih luas keterlibatan
makin
masyarakat merupakan hal yang mutlak
menanamkan
agar perencanaan tersebut sesuai dengan
pengembangan keterampilan terhadap peran
kebutuhan masyarakat dan menghadapi
serta masyarakat dalam pengelolaan RTH.
kompleksitas
Pemahaman nilai, sikap dan keterampilan
pertumbuhan
kota.
tertanam
Di Kabupaten
sehingga
nilai
sikap
dapat
apakah dengan keikutsertaan masyarakat
memahami
dapat meningkatkan sistem pengelolaan
lingkungan alam, lingkungan social dan
Ruang Terbuka Hijau (RTH).
dari
1.
Untuk menjelaskan apakah dengan keikutsertaan
masyarakat
meningkatkan
sistem
dapat
pengelolaan
RTH. 2.
Untuk peran
menjelaskan serta
sebatasmana
masyarakat
dalam
pengelolaan RTH.
meningkatkan peran serta masyarakat memecahkan
permasalahan
dalam pengelolaan RTH.
bagi
pemerintah,
Departemen Pendidikan Nasional, Badan Pembangunan Dengan
Masyarakat
demikian
Perkotaan.
diharapkan
melalui
pendidikan lingkungan, falsafah lingkungan Jurnal Governance Opinion
peningkatan
manusia
peran
lebih dengan
serta
dan
kemampuan yang telah dimiliki dapat dimanfaatkan
bagi
kepentingan
pembangunan khususnya pengelolaan RTH. Pengertian
Ruang
Terbuka
Hijau
(RTH) Ruang terbuka hijau adalah ruang terbuka yang
pemanfaatannya
lebih
bersifat
pengisian hijauan tanaman atau tumbuhtanaman. Ruang Terbuka Hijau dinyatakan sebagai ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas, baik dalam bentuk taman kota, taman kampus, taman rumah, jalur hijau, hutan kota dan bantaran sungai (
Hasil kajian pustaka ini diharapkan dapat memberikan manfaat
hubungan
untuk
tumbuhan secara alamiah atau budidaya
3. Untuk menjelaskan apakah dengan dapat
modal
serta
Perumusan masalah yang dajukan adalah
Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah :
dijadikan
dan
dapat
Depdagri No. 14 Tahun 1988). Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi 4
Upaya Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (Rth) Bengkulu Selatan
Di Kabupaten
(endemik, introduksi) guna mendukung
kenyamanan kota melalui keberadaan
manfaat langsung dan/atau tidak langsung
taman-taman kota dan jalur hijau jalan
yang dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan,
dan
keindahan
wilayah
perkotaan tersebut (Sumarmi, 2006).
perkotaan terdiri dari ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non-hijau, ruang terbuka hijau (RTH) perkotaan adalah bagian dari perkotaan
terbuka yang
diisi
suatu oleh
wilayah tumbuhan,
tanaman dan vegetasi guna mendukung fungsi
ekologis,
sosial
budaya
dan
arsitektural yang dapat memberi manfaat ekonomi
dan
kesejahteraan
bagi
masyarakatnya, seperti antara lain: a. Fungsi
Ekologis,
Ekonomi,
RTH
sebagai
pengembangan sarana wisata hijau perkotaan yang dapat mendatangkan wisatawan.
Secara umum ruang terbuka publik di
ruang-ruang
d. Fungsi
Kondisi RTH di kota saat ini semakin menurun luasannya, terutama RTH yang ditangani oleh Pemerintah kota, banyaknya bangunan
yang
bangunan,
baik
melanggar itu
di
sempadan perumahan,
perkampungan yang berada di sempadan sungai dan sempadan jalur kereta api. Kondisi udara kota saat ini semakin tahun semakin meningkat, pencemaran udara untuk unsur-unsur tertentu sudah melebihi ambang batas lingkungan. Kebijakan untuk
RTH
dapat
pembangunan
air
tanah,
pendekatan. Pendekatan pertama, RTH
mencegah banjir, mengurangi polusi
kota dibangun pada lokasi-lokasi tertentu
udara dan pengatur iklim mikro.
saja. Penentuan luasnya berdasarkan: (1)
meningkatkan
kualitas
b. Fungsi Sosial Budaya, keberadaan RTH dapat memberikan fungsi sebagai ruang interaksi sosial, sarana rekreasi dan sebagai tetenger (landmark) kota. c. Fungsi
Arsitektural,
meningkatkan
nilai
Jurnal Governance Opinion
RTH
keindahan
dapat dan
RTH
kota
ada
dua
persentase, yaitu luasan RTH ditentukan dengan memperhitungkan dari luasan kota; (2) perhitungan per kapita, yaitu luasan RTH kota ditentukan berdasarkan jumlah penduduknya; (3) isu utama yang muncul. Pendekatan kedua, semua areal yang ada di suatu kota pada dasarnya adalah areal untuk RTH kota. Pada pendekatan ini semua 5
Upaya Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (Rth) Bengkulu Selatan
komponen yang ada di
penghubung RTH kota (urban park
kota seperti
connector).
permukiman, perkantoran, dan industri dipandang sebagai suatu enklave (bagian) RTH kota. Jerman, Hongkong, Singapura,
c.
kedua.
Bahkan
tidak
Mengakuisisi RTH Privat (private land
Korea dan Jepang menganut pendekatan yang
Di Kabupaten
acquistion)
–
halaman/pekarangan
hanya
sekolah,
mengambil kebijakan pendekatan kedua
hijau
rumah,
dll
dan
kantor,
ditetapkan/dihitung
tetapi juga menambahkan kebijakan untuk
menghitung
sebagai
RTH
Privat (target 10%). Pemilik lahan
membuat “hutan beton” yaitu membangun
dapat diberikan kompensasi insentif
RTH kota di atas gedung, sedangkan di
atas
Indonesia menggunakan kebijakan yang
sumbangannya
berupa
pertama.
pengurangan
kepada
kota
pajak
PBB,
pembayaran listrik, telpon, SIM, STNK, dll.
Jenis-Jenis Ruang Terbuka Hijau (RTH) a.
Pembangunan RTH (taman interaktif, taman kota, pemakaman, hutan kota,
b.
d.
Mendorong masyarakat terlibat dalam pembangunan taman kota (Adopt A Park).
lapangan olah raga) baru. Pemerintah
Sosialisasi peraturan tentang RTH
dapat membeli/membebaskan lahan
sudah dilakukan oleh Pemda bersama
terutama di permukiman padat untuk
Dinas
dibangun menjadi taman..
sosialisasi ini meliputi Lurah, Ketua
Bekerja
sama
sempadan
menghijaukan
sungai
dan
situ/waduk/danau (dinas pekerjaan umum dan Jasa Tirta), sempadan rel kereta api (PT KAI), Sutet (PLN),
Pertamanan.
Sasaran
dari
LPMK, Ketua Tim Penggerak PKK, Perwakilan RW, tokoh masyarakat, Pertokoan, Dengan harapan semua aturan-aturan yang berkaitan RTH bisa dipahami oleh warga.
Kolong jalan layang (Jasa Marga)
Untuk lebih meningkatkan pelaksanaan
yang dikembangkan sebagai taman
RTH pemerintah bersama dengan pihak terkait membuat suatu program antara lain :
Jurnal Governance Opinion
6
Upaya Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (Rth) Bengkulu Selatan
lomba
penataan
Kelurahan melihat
yang
sejauh
Di Kabupaten
lingkungan
antar
Saat ini yang sudah dilakukan pengadaan
dimaksudkan
untuk
bibit tanaman dalam pembuatan hutan kota
mana
ketertiban/respon
masyarakat terhadap lingkungan. Taman lingkungan tidak harus dalam satu kawasan taman, namun dapat berupa dekorasi taman yang tertata di sepanjang jalan kampung
dan di tempat-tempat lainnya. Menurut penelitian di laboratorium, jenis pohon yang bisa mengurangi polusi udara sekitar 47– 69%. Mereka adalah pohon
dengan menggunakan tanaman dalam pot.
felicium
Selain
(Filicium
decipiens),
mahoni
(Swietenia mahagoni), kenari (Canarium
tanaman
melalui
commune),
Sejuta
Pohon”
kihujan/trembesi, kersen, salam (Syzygium
merupakan gerakan yang direncanakan oleh
polyanthum). Sementara itu, jenis tanaman
Pemerintah dalam rangka menghijaukan
perdu yang baik untuk mengurangi polusi
perkotaan. Gerakan ini masih sedikit sekali
udara
pelaksanaannya.
variegiatum),
penyebaran
program
“Gerakan
Oleh
sebab
itu
beringin,
adalah
puring
werkisiana,
angsana,
(Codiaeum nusa
indah
(Mussaenda sp), soka (Ixora javanica), dan
pelaksanaannya perlu dioptimalkan. Untuk memasyarakatkan RTH yang ada
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis).
perlu memberikan bimbingan, penyuluhan,
Beberapa persyaratan pengelolaan RTH
pemberian informasi, dan percontohan
pemukiman
kepada seluruh masyarakat baik melalui penyuluhan langsung kepada masyarakat percontohan
secara
langsung
maupun
pemberian informasi melalui media cetak, elektronik dan selebaran-selebaran yang lain. Pemberian informasi, penyuluhan dan percontohan bisa juga dilakukan oleh aparat-aparat RT, RW, dan Kelurahan saat melakukan kegiatan kerja bakti. Pemerintah dan pihak swasta
bisa bersama-sama
mendukung kegiatan pengelolaan RTH. Jurnal Governance Opinion
a. Luas Taman Berdasarkan arahan penataan RTH untuk rumah besar dan sedang, daerah hijau bangunan (DHB) sebesar 40%, untuk tipe kecil dan sangat sederhana sebesar 30 % untuk perkampungan sebesar 10-20%. Luas taman, pada rumah tipe besar dan sedang harusnya 40% dari lahannya berupa lahan hijau, dan rumah kecil dan sangat sederhana paling sedikit 20% atau 10% lahannya 7
Upaya Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (Rth) Bengkulu Selatan
Di Kabupaten
harus merupakan lahan terbuka hijau, tetapi
pohon sedangkan tipe kecil dan sangat
kenyataan di lapangan ada beberapa rumah
sederhana minimal harus ada 1 pohon.
yang tidak mempunyai RTH sama sekali di rumahnya
e. Struktur Tanaman.
b. Jarak Pondasi Bangunan Terluar
Struktur tanaman yang ada di pekarangan
dengan Jalan
jalur hijau depan rumah (berm) dan taman
Jarak pondasi bangunan terluar dari Jalan
semak,
berdasarkan aturan untuk rumah tipe besar
tanaman dalam pot.
lingkungan meliputi tanaman pohon, perdu,
adalah 7,5 meter, untuk rumah tipe sedang 4 meter, untuk rumah tipe kecil 3 meter, dan untuk rumah tipe sangat sederhana 2 meter. Jarak sempadan bangunan seperti ini untuk
pekarangan
peruntukannya
sebagai
di
perkotaan
RTH.
Tetapi
kenyataan di lapangan aturan sempadan bangunan ini tidak diterapkan dengan baik, di beberapa rumah jarak pondasi dengan jalan 0 (nol) meter.
tanaman
penutup/rumput
dan
Pengertian Peran Serta Masyarakat Suatu
proses
yang
melibatkan
masyarakat umum, dikenal sebagai peran serta masyarakat. Yaitu proses komunikasi dua arah yang berlangsung terus-menerus untuk meningkatkan pengertian masyarakat secara penuh atas suatu proses kegiatan, dimana masalah-masalah dan kebutuhan lingkungan sedang dianalisa oleh badan
c. Jumlah Pohon
yang berwenang (Canter, 1977 dalam
Pada rumah tipe besar minimal 3 pohon,
Canter
rumah sedang harus memiliki minimal 2
forward
pohon sedangkan tipe kecil dan sangat
pemerintah kepada masyarakat tentang
sederhana minimal harus ada 1 pohon.
suatu kebijakan) dan feedback information
d. Struktur Tanaman Pada rumah tipe besar minimal 3 pohon, rumah sedang harus memiliki minimal 2 Jurnal Governance Opinion
Horoepoetri,
2009).
Secara
mendefinisikan information
sederhana
sebagai
(komunikasi
feeddari
(komunikasi dari masyarakat ke pemerintah atas kebijakan itu). Dari sudut terminologi peran serta msyarakat dapat diartikan sebagai suatu 8
Upaya Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (Rth) Bengkulu Selatan
cara
melakukan
interaksi
antara
dua
Di Kabupaten
keputusan tersebut. Sedang dalam konteks
kelompok; Kelompok yang selama ini tidak
peran
diikutsertakan dalam proses pengambilan
kemitraan, pejabat pembuat keputusan dan
keputusan (non-elite) dan kelompok yang
anggota-anggota
selama
pengambilan
mitra yang relatif sejajar kedudukannya.
keputusan (elite). Bahsan yang lebih khusus
Mereka bersama-sama membahas masalah,
lagi, peran serta masyarakat sesungguhnya
mencari
merupakan suatu cara untuk membahas
danmembahas keputusan.
ini
melakukan
incentive material yang mereka butuhkan (Goulet, 1989 dalam Horoepoetri, 2009). Dengan
perkataan
masyarakat sebagai
lain,
merupakan “paspor”
peran insentif
serta moral
mereka
untuk
mempengaruhi lingkup-makro yang lebih tinggi, tempat dibuatnya suatu keputusankeputusan
yang
sangat
menetukan
kesejahteraan mereka.
2009 membedakan peran serta masyarakat proses
pengambilan
keputusan
berdasarkan sifatnya, yaitu yang bersifat konsultatif dan bersifat kemitraan. Dalam peran
serta
masyarakat
masyarakat
alternatif
Ternyata
yang
bersifat
merupakan
pemecahan
masih
masalah
banyakyang
memandang peran serta masyarakat sematamata
sebagai
penyampaian
informasi
(public information), penyuluhan, bahkan sekedar alat public relation agar proyek tersebut dapat berjalan tanpa hambatan. Karenanya, peran serta masyarakat tidak saja
digunakan
sebagai
sarana
untuk
mencapai tujuan, tetapi juga digunakan
Cormick, 1979 dalam Horoepoetri, dalam
serta
masyarakat
dengan
pola
hubungan konsultatif antara pihak pejabat pengambil keputusan dengan kelompok masyarakat yang berkepentingan, anggotaanggota masyarakatnya mempunyai hak untuk didengar pendapatnya dan untuk
sebagai tujuan (participation is an end itself). Disamping dikemukakan
Canter
persepsi
yang
(1977),
Cormick
(1979), Goulet (1989) dan Wingert (1979) dalam Horoepoetri, 2009 merinci peran serta masyarakat sebagai berukut : 1. Peran Serta Msyarakat sebagai suatu Kebijakan
diberi tahu, dimana keputusan terakhir tetap
Penganut paham ini berpendapat bahwa
berada
peran serta masyarakat merupakan suatu
di
tangan
Jurnal Governance Opinion
pejabat
pembuat
9
Upaya Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (Rth) Bengkulu Selatan
kebijaksanaan yang tepat dan baik untuk
masyarakat,
dilaksanakan. Paham ini dilandasi oleh
preferensi dari masyarakat tersebut adalah
suatu pemahaman bahwa masyarakat yang
masukan yang bernilai guna mewujudkan
potensial dikorbankan atau terkorbankan
keputusan yang responsif.
oleh suatu proyek pembangunan memiliki hak untuk dikonsultasikan (right to be
Strategi
pandangan
dan
4. Peran Serta Masyarakat sebagai Alat Penyelesaian Sengketa
consulted). 2. Peran Serta Masyarakat sebagai
sehingga
Di Kabupaten
Dalam konteks ini peran serta masyarakat didayagunakan sebagai suatu cara untuk mengurangi
atau
meredakan
konflik
Penganut paham ini mendalilkan bahwa
melalui usaha pencapaian konsensus dari
peran serta masyarakat merupakan strategi
pendapat-pendapat yang ada. Asumsi yang
untuk mendapatkan dukungan masyarakt
melandasi persepsi ini adalah bertukar
(ppublic support). Pendapat ini didasarkan
pikiran dan pandangan dapat menigkatkan
kepada suatu paham bahwa bila masyarakat
pengertian dan toleransi serta mengurangi
merasa
rasa
memiliki
akses
terhadap
pengambilan keputusan dan kepedulian masyarakat kepada pada tiap tingkatan pengambilan keputusan didokumentasikan dengan baik, maka keputusan tersebut akan memiliki kredibilitas.
ketidakpercayaan
Komunikasi
dan
kerancuan (biasess). 5.
Peran
Sera
Masyarakat
sebagai
Terapi Menurut
3. Peran Serta Masyarakat sebagai Alat
(misstrust)
persepsi
ini,
peran
serta
masyarakat dilakukan sebagai upaya untuk “mengobati” masalah-masalah psikologis masyarakat seperti halnya perasaan ketidak
Peran serta masyarakat didayagunakan
berdayaan (sense of powerlessness), tidak
sebagai alat untuk mendapatkan masukan
percaya diri dan perasaan bahwa diri
berupa
mereka bukan komponen penting dalam
informasi
pengambilan
dalam
keputusan.
proses
Persepsi
ini
masyaraka.
dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa pemerintah
dirancang
Jurnal Governance Opinion
untuk
melayani 10
Upaya Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (Rth) Bengkulu Selatan
6.
Tingkatan
dalam
Peran
Serta
Masyarakat
dengan betuk peran serta yang mempunyai kekuatan
Dari sudut kemampuan masyarakat untuk mempengaruhi proses pengambilan
Di Kabupaten
nyata
(real
power)
yang
diperlukan untuk mempngaruhi hasil akhir dari suatu proses.
keputusan, terdapat tingkatannya sendiri-
Tabel 1.1 Delapan Tangga Peran Serta
sendiri. Arnstein (1969) dalam Horoepoetri,
Masyarakat
2009
menformulasikan
peran
serta
masyarakat sebagai bentuk dari kekuatan rakyat (citizen partisipation is citizen power).
Dimana
terjadi
pembagian
kekuatan (power) yang memungkinkan masyarakat yang tidak berpunya (the havenot citizens) yang sekarang dikucilkan dari proses politik dan ekonomi untuk terlibat kelak. Singkat kata, peran serta masyarakat – menurut Arnstein – adalah bagaimana masyarakat dapat terlibat dalam perubahan sosial
yang
memungkinkan
mendapatkan kelompok
bagian yang
mereka
keuntungan
berpengaruh.
dari Lewat
typologinya yang dikenal dengan Delapan Tangga Peran Serta Masyarakat (Eight Rungs
on
the
Ladder
of
Citizen
Participation), Arnstein menjabarkan peran serta masyarakat yang didasarkan pada kekuatan masyarakat untuk menentukan suatu
produk
akhir.
Arnstein
juga
menekankanbahwa terdapat perbedaan yang sangat mendasar antara bentuk peran serta yang bersifat upacara semu (empty ritual) Jurnal Governance Opinion
Dua
tangga
sebagai
terbawah
“non
peran
dikategorikan serta”,
dengan
menempatkan bentuk-bentuk peran serta yang
dinamakan
(1)
terapi
dan
(2)
manipulasi. Sasaran dari kedua bentuk ini adalah untuk “mendidik” dan “mengobati” masyarakt
yang berperan serta.Tangga
ketiga, keempat dan kelima dikategorikan sebagai tingkat “Tokenisme” yaitu suatu tingkat peran serta dimana masyarakat didengar dan diperkenankan berpendapat, tetapi
mereka
tidak
boleh
memiliki
kemampuan untuk mendapatkan jaminan bahwa
pandangan
mereka
akan
dipertimbangkan oleh pemegang keputusan. Menurut Arnstein, jika peran serta hanya dibatasi pada tingkatan ini, maka kecil kemungkinannya ada upaya perubahan dalam masyarakat menuju keadaan yang lebih
baik.
“Tokenisme”
Termasuk adalah
(3)
dalam
tingkat
penyampaian
informasi (informing); (4) konsultasi; dan (5) peredaman kemarahan (placation). 11
Upaya Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (Rth) Bengkulu Selatan
Di Kabupaten
Selanjutnya Arnstein mengkategorikan tiga
meningkatkan
pengambilan
tangga teratas kedalam tingkat “kekuasaan
keputusan lingkungan (Canter, 1977 dalam
masyarakat” (citizen power). Masyarakat
Horoepoetri,
dalam tingkatan ini memiliki pengaruh
melibatkan
dalam
keputusan
terkena dampak kegiatan dan kelompok
kemitraan
kepentingan
proses
dengan
pengambilan
menjalankan
(6)
kualitas 2009).
Karena
masyarakat
yang
(interest
dengan potensial
groups),
para
(partnership) dengan memiliki kemampuan
pengambil keputusan dapat menangkap
tawar-menawar bersama-sama pengusaha
pandangan, kebutuhan dan pengharapan
atau pada tingkatan yang lebih tinggi (7)
dari masyarakat dan kelompok tersebut dan
pemdelegasian
menuangkannya
kekuasaan
(delegated
ke
dalam
konsep.
power) dan (8) pengawasan masyarakat
Pandangan dan reaksi masyarakat itu,
(citizen control). Pad tingkat ketujuh dan
sebaliknya
kedelapan, masyarakat (non elite) memiliki
keputusan untuk menentukan prioritas,
mayoritas suara dalam proses pengambilan
kepentingan dan arah yang positif dari
keputusan
sangat
berbagai faktor. Sejak proses peran serta
penuh
masyarakat haruslah terbuka untuk umum,
kebijaksanaan
peran serta masyarakat akan mempengaruhi
tertentu. Delapan tangga peran serta dari
kredibilitas (accountability) badan yang
Arnstein
bersangkutan.
mungkin mengelola
keputusan memiliki suatu ini
bahkan
kewenangan obyek
memberikan
pemahaman
akan
menolong
pengambil
Dengan
cara
kepada kita, bahwa terdapat potensi yang
mendokumentasikan perbuatan keputusan
sangat
badan
besar
untuk
memanipulasi
negara
ini,
sehingga
mampu
programperan serta masyarakat menjadi
menyediakan sarana yang memuaskan jika
suatu cara yang mengelabui (devious
masyarakat dan bahkan pengadilan merasa
method)
perlu
dan
mengurangi
kemampuan
melakukan
pemeriksaan
atas
masyarakat untuk mempengaruhi proses
pertimbangan yang telah diambil ketika
pengambilan keputusan. Tujuan dari peran
membuat keputusan tersebut. Yang pada
serta masyarakat sejak tahap perencanaan
akhirnya akan dapat memaksa adanya
adalah untuk menghasilkan masukan dan
tanggung jawab dari badan negara tersebut
persepsi yang berguna dari warga negara
atas kegiatan yang dilakukannya. Perlunya
dan
peran
masyarakat
(public
yang
interest)
Jurnal Governance Opinion
berkepentingan dalam
rangka
serta
diungkapkan
msyarakat oleh
telah
pula
Prof.Koesnadi 12
Upaya Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (Rth) Bengkulu Selatan
Di Kabupaten
Hardjasoemantri (1990) bahwa selain itu
suatu proses peran serta masyarakat yang
memberikan
berharga
efektif memerlukan informasi yang sedini
kepada para pengambil keputusan, peran
dan seteliti mungkin, sebelum keputusan
serta
mereduksi
terakhir diambil. Sehingga, masih ada
kemungkinan kesediaan masyarakat untuk
kesempatan untuk memeprtimbangkan dan
menerima keputusan. Selanjutnya, peran
mengusulkan altenatif-alternatif pilihan; (4)
serta
Informasi
informasi
masyarakat
masyarakat
yang
akan
akan
membantu
yang
lengkap
dan
perlindungan hukum. Bila suatu keputusan
menyeluruh(comprehensive
akhir
memperhatikan
walau isi dari suatu informasi akan berbeda
keberatan-keberatan yang diajukan, maka
tergantumg keperluan bentuk kegiatan yang
akan memperkecil kemungkinan pengajuan
direncanakan, tetapi pada intinya informasi
perkara ke pengadilan. Karena masih ada
itu haruslah menjabarkan rencana kegitana
alternatif pemecahan yang dapat diambil
secara rinci termasuk alternatif-alternatif
sebelum sampai pada keputusan akhir.
lain yang dapat diambil (5) Informasi yang
diambil
dengan
Terhadap hal di atas, Hardjasoemantri melihat perlu dipenuhinya syarat-syarat berikut agar peran serta masyarakat menjadi efektif dan berdaya guna (1) Pemastian penerimaan informasi dengan mewajibkan pemrakarsa
kegiatan
mengumumkan
rencana kegiatannya. (2) Informasi Lintasbatas (transfortier information); mengingat masalah lingkungan tidak mengenal batas wilayah yang dibuat manusia, maka ada
dapat
dipahami
information);
information);
(comprehensive
seringkali
pengambilan
keputusan di bidang lingkungan meliputi masalah yang rumit, kompleks dan bersifat teknis ilmiah, sehingga haruslah diusahakan informasi tersebut mudah dipahami oleh masyarakat awam. Metode yang sering digunakan
adalah
kewajiban
untuk
membuat uraian singkat atas kegiatan yang dilakukan.
kemungkinan kerusakan lingkungan di satu
Syarat lain yang dapat ditambahkan selain
daerah akan pula mempengaruhi propinsi
yang
atau negara tetangga. Sehingga pertukaran
keharusan adanya kepastian dan upaya
informasi dan pengawasan yang melibatkan
terus-menerus untuk memasok informasi
daerah-daerah terkait menjadi penting; (3)
agar
Informasi tepat waktu (timely information);
menghasilkan informasi yang berguna bagi
Jurnal Governance Opinion
telah
diuraikan
penerima
diatas,
informasi
adalah
dapat
13
Upaya Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (Rth) Bengkulu Selatan
Di Kabupaten
pemberi informasi. Mas Achmad Santosa
seseorang bahwa ia merupakan bagian dari
(1990)
masyarakat.
dalam
merangkum
thesisnya kegunaan
telah peran
pula serta
masyarakat, sebagai berikut :
(4)
(1) Menuju masyarakat yang lebih
Ketika seseorang langsung terlibat dalam
bertanggung jawab
proses pengambilan keputusan yang akan
kegiatan publik, akan memaksa orang yang bersangkutan untuk membuka cakrawala dan
mempertimbangkan
kepentingan publik (Mill 1990). Sehingga orang
tersebut
tidak
semata-mata
memikirkan kepentingannya sendiri, tetapi akan lebih memiliki sifat bertanggung jawab
dengan
dukungan
dan
penerimaan dari rencana pemerintah;
Kesempatan untuk berperan serta dalam
pikirannya
Menimbulkan
mempertimbangkan
mempengaruhi
kehidupannya,
mereka
cenderung akan mempunyai kepercayaan dan menerima hasil akhir dari keputusan itu. Jadi, program peran serta masyarakat menambah legitimasi dan kredibilitas dari proses perencanaan kebijakan publik. Serta menambah kepercayaan publik atas proses politik yang dijalankan para pengambil keputusan.
kepentingan bersama.
(5) Menciptakan kesadaran politik
(2) Meningkatkan proses belajar
John Stuart Mill (1963) berpendapat bahwa
Pengalaman
berperan
serta
secara
psikologis akan memberikan seseorang kepercayaan yang lebih baik untuk berperan serta lebih jauh.
peran serta pada tingkat lokal, dimana pendidikan nyata dari peran serta terjadi, seseorang akan “belajar demokrasi”. Ia mencatat bahwa orang tidaklah belajar membaca atau menulis dengan kata-kata semata, tetapi dengan melakukannya. Jadi,
(3) Mengeliminir perasaan terasing
hanya
dengan
terus
berpraktek
Dengan turut aktifnya berperan serta dalam
pemerintahan dalam skala kecil akan
suatu kegiatan, seseorang tidak akan merasa
membuat masyarakat belajar bagaimana
terasing. Karena dengan berperan serta
mempraktekkannya dalam lingkup yang
akan
lebih besar lagi.
meningkatkan
Jurnal Governance Opinion
perasaan
dalam
14
Upaya Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (Rth) Bengkulu Selatan
(6) Keputusan dari hasil peran serta
Upaya
mencerminkan kebutuhan dan keinginan
Masyarakat Dalam Pengelolaan RTH
masyarakat
Meningkatkan
Di Kabupaten
Upaya-upaya
yang
Peran
dapat
Serta
dilaksanakan
Menurut Verba dan Nie (1972) bahw
untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
amelalui peran serta masyarakat distribusi
dalam pengelolaan RTH, antara lain :
yang
lebih
adil
atas
keuntungan
pembangunan akan didapat, karena rentang
1. Optimalisasi RTH melalui. Ilmu dan teknologi
kepentingan yang luas tercakup dalam
memadai,
serta
penyediaan tenaga ahli:
proses pengambilan keputusan. (7) Menjadi sumber dari informasi yang
yang
a.
Penyusunan
kebutuhan
luas
berguna
minimal/ideal RTH sesuai tipologi kota.
Masyarakat sekitar, dalam keadaan tertentu
b.
akan menjadi “pakar” yang baik karena belajar
dari
pengalaman
atau
karena
pengetahuan yang didapatnya dari kegiatan sehari-hari. Keunikan dari peran serta adalah
masyarakat
dapat
mewakili
pengetahuan lokal yang berharga yang belum tentu dimiliki oleh pakar lainnya, sehingga pengetahuan itu haruslah termuat dalam proses pembuatan keputusan.
Penyusunan indikator dan tolak ukur
keberhasilan RTH suatu kota. c.
Rekomendasi penggunaan jenis-jenis
tanaman dan vegetasi endemik serta jenisjenis
unggulan
wilayah
dan
daerah untuk
untuk
penciri
meningkatkan
keanekaragaman hayati secara nasional. Penggunaa
jenis-jenis
tanaman
ini
sebaiknya memperhatikat bentuk tajuk, perakaran
dan
juga
memperhatikan
sistem
kemapuan tanaman dalam menyerap bahan
demokrasi
pencemar.
Program peran serta msyarakat membuka
1. Peningkatan kelembagaan pengelola
(8)
Merupakan
kemungkinan
komitmen
meningkatnya
akses
masyarakat ke dalam proses pembuatan keputusan (Devitt, 1974). Jurnal Governance Opinion
RTH melalui Peraturan penyusunan perundangan dukungan dari pembuat kebijakan 15
Upaya Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (Rth) Bengkulu Selatan
a.
Revisi dan penyusunan payung hukum
c.
bersifat
menjabarkan
peraturan
di
d. Perlombaan antar kota, antar wilayah, antar subwilayah untuk mening-katkan
atasnya dan tidak boleh bertentangan
apresiasi, partisipasi, dan responsibility
dengan peraturan di atasnya. b. Penyusunan
Pedoman
terhadap ketersediaan tanaman dan Umum
:
terhadap kualitas lingkungan kota yang
Pembangunan RTH, Pengelolaan RTH. c. Penyusunan mekanisme insentif dan
sehat dan indah. e.
disinsentif.
Peningkatan luas RTH privat. Perumahan dengan kondisi RTH yang
d. Pemberdayaan dan peningkatan peran
cukup luas dan terjaga maka nilai
serta masyarakat.
ekonomis akan tinggi, karena nilai kenyamanannya baik (Sumarmi, 2006).
1. Peningkatan peran stake holders dan dukungan masyarakat a. Pencanangan
Penegasan model kerjasama antar stake holders.
dan perundangan (UU, PP,Permen). Peraturan-peraturan yang lebih bawah
Di Kabupaten
Gerakan
c. Instruksi Menteri : Bangun,
1.
Inmendagri
No.
14/1988
tentang
Pelihara, dan Kelola RTH (contoh
Penataan Ruang Terbuka Hijau di
Gerakan Sejuta Pohon, Satu pohon satu
Wilayah Perkotaan.
jiwa, Rumah dan Pohonku, Sekolah Hijau,
Koridor
Hijau
dan
Sehat,
dll).RTH mendukung fungsi ekologis, sosial budaya dan arsitektural yang dapat memberi manfaat ekonomi dan kesejahteraan bagi masyarakatnya. b. Penyuluhan dan pendidikan melalui berbagai media
2. Inmen PU No. 31/IN/N/1991 tentang Penghijauan dan Penanaman Pohon di
Sepanjang
Jalan
di
Seluruh
Indonesia. Peran Serta Masyarakat Kampus Kampus sebagai bagian dari wilayah kota merupakan area untuk perkembangan RTH kota. Dan di dalam kampus setiap harinya
Jurnal Governance Opinion
16
Upaya Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (Rth) Bengkulu Selatan
Di Kabupaten
merupakan tempat berkumpul semua sivitas
yaitu sekolah yang memiliki komitmen dan
akademika yang memerlukan O2 untuk
secara
memenuhi kebutuhan kesehatannya. Ada
program-program
berbagai macam cara kebijakan kampus
menginternalisasikan nilai-nilai lingkungan
untuk menyediakan RTH, ada yang berupa
ke
pengembangan
(Anonimous, 2005).
taman
kampus,
hutan
kampus, jalur hijau jalan dalam kampus, lapangan olah raga yang ditanami rumput, area
parkir
hijau
terbuka,
dan
lain
sebagainya Salah satu system yang dapat diterapkan adalah sistem zoning yang telah dibuat
direncanakan.
Sistem
tersebut
dikembangkan dengan masa bangunan paling tidak menggunakan 5 lantai dengan tujuan agar area hijau dapat dipertahankan, bahkan bisa ditingkatkan dengan memindah area parkir yang sekarang ke area parkir bertingkat yang terpusat di bagian tepi kampus. Sehingga bekas area parkir bisa dimanfaatkan untuk RTH mungkin tidak dalam bentuk taman, tetapi lebih dalam bentuk hutan kampus.
sistematis
dalam
Program
mengembangkan untuk
seluruh
sekolah
aktifitas
hijau
sekolah
dikembangkan
melalui lima kegiatan utama yaitu: (1) pengembangan lingkungan, kawasan
kurikulum
berwawasan
(2)
peningkatan
sekolah
dan
kualitas
lingkungan
sekitarnya, (3) pengembangan pendidikan berbasis komunitas, (4) pengembangan sistem pendukung yang ramah lingkungan dan (5) pengembangan manajemen sekolah berwawasan lingkungan. Wujud dari sekolah/kampus hijau, bahwa sekolah/kampus memiliki kurikulum yang berwawasan lingkungan. Sekolah/kampus mempunyai rancang bangun, penggunaan bahan dan pemeliharaan prasarana dan
Partisipasi Dosen dan Guru
sarana berdasarkan pada prinsip-prinsip
Sekolah hijau merupakan sekolah yang
memiliki manajemen yang berwawasan
memiliki
dalam
lingkungan, didukung oleh komunitas di
pendidikan lingkungan hidup, artinya dalam
luar sekolah dan memiliki perilaku peduli
segala
lingkungan.
kebijakan
positif
aspek
mempertimbangkan
ramah
kegiatannya aspek
lingkungan.
Sekolah/kampus
lingkungan
(Susilo, 2001). Selain itu sekolah hijau Jurnal Governance Opinion
17
Upaya Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (Rth) Bengkulu Selatan
Di Kabupaten
Berkaitan
unsur-unsur
dengan
pengembangan
kurikulum yang berwawasan lingkungan Geografi/IPS
Geografi
menerapkan
kurikulum hijau ini mulai dari tingkat TK sampai perguruan tinggi. Sehingga seorang guru/dosen
Geografi
harus
mampu
menerapkan kurikulum hijau tersebut dalam pembelajarannya. Di bawah ini beberapa cuplikan
indikator
untuk
mencapai
Kompetensi Dasar dalam pembelajaran
2. Mendeskripsikan lingkungan. 3. Mendeskripsikan
arti
penting
lingkungan bagi kehidupan. 4. Mendeskripsikan
bentuk-bentuk
kerusakan lingkungan hidup. 5. Mendeskripsikan
contoh
usaha
pelestarian lingkungan hidup.
Geografi/IPS Geografi: 6. Mendeskripsikan a. Di Tingkat SD 1.
kependudukan
Menjelaskan lingkungan rumah sehat
dan perilaku dalam menjaga kebersihan rumah. 2.
dan
dampaknya
terhadap pembangunan. 7. Mendeskripsikan
upaya
penanggulangan dalam pembangunan
Memelihara lingkungan alam dan
buatan di sekitar rumah. 3.
permasalahan
berwawasan lingkungan. 8. Mendeskripsikan peranan Amdal dalam
Menunjukkan jenis dan persebaran
sumber daya alam serta pemanfaatannya
pengelolaan
lingkungan
dan
perencanaan proyek pembangunan.
untuk kegiatan ekonomi di lingkungan
Dengan
setempat.
tersebut hendaknya tidak hanya pada
hijau
dengan permasalahan lingkungan tetapi
1. Mendeskripsikan
permasalahan dan
penanggulangannya Pembangunan berkelanjutan. Jurnal Governance Opinion
kurikulum
pencaian tuuan kognitip yang berkaitan
b. Di Tingkat SMP
lingkungan
menerapkan
upaya dalam
diharapkan sampai pada pembentukan sikap atau
karakter
yang
mampu
mencitai
lingkungan. Hal tersebut bisa dicapai dengan berbagai model pembelajaran yang 18
Upaya Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (Rth) Bengkulu Selatan
mengacu
pada
pemecahan
Di Kabupaten
berbagai
positif terhadap RTH tidak menentukan
permasalahan lingkungan (Sumarmi, 2006).
tingginya seseorang dalam mengelola RTH di lingkungannya. Hal ini sesuai dengan
SIMPULAN
teori
Peran Serta masyarakat dalam pengelolaan RTH dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi pengetahuan, persepsi, dan sikap) dan faktor eksternal (sosial, ekonomi, budaya, luas tanah, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW),
Peran
pemerintah
dalam
mendorong pelaksanaan RTH, Penegakan hukum yang berkaitan dengan Penataan ruang dan RTH).
disonansi
kognitif
(cognitive
dissonance) (Festinger dalam Sears, 1985). Dalam teori disonansi kognitif situasi perilaku tidak sesuai dengan sikap. Seorang individu
melakukan
tindakan
tetapi
tindakannya tidak sesuai dengan yang dia pikirkan
sehingga
seseorang
yang
mempunyai sikap positif terhadap RTH tetapi belum tentu mereka berpartisipasi secara baik dalam mengelola RTH di lingkungannya tersebut. Untuk menarik supaya orang bersikap konsisten antara apa
Untuk menjaga RTH sebagai paru-paru
yang dia pikirkan dengan yang dilakukan
kota memerlukan parti sipasi masyarakat.
perlu ditingkatkan melalui pembelajaran
Konsistensi perilaku/peran serta masyarakat
tentang lingkungan sejak dini, sehingga dia
dalam pengelolaan RTH dipengaruhi oleh
tidak hanya tahu tetapi mempunyai sikap
sikap.
yang
Berkaitan
dengan
hal
tersebut
baik,
bahkan
mengelola
konsistensi, Postulat variasi independent,
Geografi/IPS Geografi sejak SD sampai PT
Postulat konsistensi tergantung. Secara
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar
umum para ahli menganggap bahwa sikap
dan Indikatornya banyak memuat hal-hal
menentukan perilaku/peran serta. Berkaitan
yang
dengan pengelolaan RTH seseorang yang
lingkungan
mempunyai
akan
partisipasinya terhadap pengelolaan RTH
mengelola RTH di lingkungannya secara
meningkat. Selain itu untuk meningkatkan
baik, tetapi kemungkinan lain bahwa
peran serta masyarakat dalam mengelola
kondisinya itu terbalik, yaitu sikap yang
RTH dengan memberikan doronga yang
positif
dia
bisa Jurnal Governance Opinion
berkaitan
Dalam
dalam
ditemukan tiga postulat yaitu: Postulat
sikap
RTH.
terampil
dengan
termasuk
dilakukan
RTH,
oleh
kurikulum
pelestarian Sehingga
tokoh 19
Upaya Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (Rth) Bengkulu Selatan
masyarakat/pemerintah untuk mengelola RTH tersebut. juga membuat RTRW yang jelas termasuk RTH, serta menerapkan aturan hukum yang tegas berkaitan dengan pengelolaan RTH. DAFTAR PUSTAKA Depdagri. 1988. Instruksi Menteri Dalam Negeri No.14 Tahun 1988 tentang Penataan RTH di Wilayah Perkotaan. Hakim
Rustam, dkk, 2008. Persepsi Masyarakat Terhadap Aspek Perencanaan RTH Kota Jakarta. FALTL Universitas Trisakti. Jakarta.
Horoepoetri Arimbi dan Mas Achmad Dantoso, 2009. Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Lingkungan. Jakarta. Rineka Cipta. Irwan.1994.Pengelolaa RTH di pemukiaman Pondok Indah dan Bintaro. Bogor.Disertasi tidak di publikasikan .IPB. Jull Daneil, 1996. Mengukur Sikap Sosial. Bumi aksara, Jakarta. Nirwono Joga, Sabtu, 02 Januari 2010 08:12 Ruang Terbuka Hijau Berfungsi Sebagai Spon. Redaksi Biruvoice Nuansa Biru Arsitektur Lanskap. Pendong, Dintje Fientje. 1998. Studi Keanekaragaman Tanaman Pekarangan Serta Hubungannya Dengan Pengetahuan, Sikap dan Jurnal Governance Opinion
Di Kabupaten
Keadaan Sosial Ekonoi Penduduk di Kota Malang. Malang: Tesis tidak diterbitkan PPS Universitas Negeri Malang. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan Rahardjo,S dkk. 2000. Berbagai Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perluasan Wilayah Tutupan pada Daerah Permukiman di Depok. Makalah seminar dan lokakarya . Yogyakarta. UGM. Singarimbun. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta. LP3ES. Sumarmi, 2006. Upaya peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan RTH. Naska Pidato Pengukuhan Guru Besar UM. Malang. Tim Departemen ARL Faperta IPB. 2005. Ruang Terbuka Hijau (Rth) Wilayah Perkotaan. Lab. Perencanaan Lanskap Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian – IPB Tuwoso, dkk. 1999. Tingkat Polusi Udara Pada Jalan-jalan Protokol di Kota Malang. Malang: Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang. Undang-unadang Nomer 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Utaya, Sugeng dkk. 1995. Pemetaan Pulau Bahang di Kotamadya Malang. 20
Upaya Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (Rth) Bengkulu Selatan
Jurnal Governance Opinion
Di Kabupaten
21
Persepsi Masyarakat Terhadap Kinerja Kpud Dalam Pelaksanaan Pilkada Langsung 2008
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA KPUD DALAM PELAKSANAAN PILKADA LANGSUNG 2008 (Studi pada masyarakat Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai ) Drs.Sutarto, M.Si
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Darma Agung Medan)
ABSTRAK Pilkada Langsung merupakan sebuah loncatan besar dalam perkembangan demokrasi di negara kita, dimana rakyat dapat dengan langsung memberikan suaranya untuk memilih seseorang yang bakal menjadi pemimpin mereka kelak. Tahun 2008 yang lalu beberapa wilayah di Tanah Air melaksanakan perhelatan besar ini. Salah satunya adalah Kabupaten Serdang Bedagai yang baru terbentuk hasil pemekaran akibat imbas dari penerapan otonomi daerah. Hasil akhir dari pemilihan yang berjalan dengan jujur dan adil dan memberikan kepuasan tersendiri bagi masyarakat merupakan prestasi yang baik bagi KPUD. Lembaga Independen ini harus mampu untuk menciptakan citra yang baik dimata masyarakat sehingga masyarakat juga memberikan persepsi yang baik terhadap kinerja mereka selama proses penyelenggaraan Pilkada Langsung 2008 yang telah berlalu. tersebut melalui Pilkada. Namun setelah
PENDAHULUAN
Pilkada Langsung diselenggarakan harapan
Latar Belakang Masalah
dan keinginan masyarakat tidak dapat
Pemilihan Kepala Daerah atau
diwujudkan secara nyata. Bahkan Pilkada
yang sering kita singkat dengan Pilkada
Langsung menunjukkan sebuah gambaran
memberikan
yang hanya menjadikan masyarakat sebagai
secercah
harapan
bagi
perkembangan demokrasi di Tanah Air.
sarana
Sekitar setahun yang lalu atau pertengahan
Masyarakat
Tahun 2008, beberapa wilayah di Indonesia
kesempatan untuk menghadirkan seorang
merealisasikan harapan tersebut dengan
calon yang mereka kenal dan mereka
turut aktif mengambil bagian dalam proses
anggap mampu untuk menjadikan seorang
Pemilihan Kepala Daerah secara langsung.
pemimpin
Masyarakat selama ini mengidam-idamkan
kesempatan tersebut. Kesempatan yang ada
sosok pemimpin atau Kepala Daerah yang
hanya dimilki oleh partai-partai politik yang
berkualitas,
jawab,
menghadirkan seorang calon yang mereka
aspiratif serta peka terhadap kepentingan
anggap loyal terhadap partainya tetapi tidak
mereka
terhadap
penuh
dapat
tanggung
mewujudkan
Jurnal Governance Opinion
keinginan
untuk
memperoleh
yang
kekuasaan.
seharusnya
justru
masyarakat
tidak
memilki
mandapatkan
selaku
pemegang 21
Persepsi Masyarakat Terhadap Kinerja Kpud Dalam Pelaksanaan Pilkada Langsung 2008
kedaulatan tertinggi. Akibatnya setelah
memilih
menduduki
penyelenggaraan
jabatan
tertentu
dalam
kepala
daerahnya Pilkada
melalui Langsung.
pemerintahan, hanya kepentingan partainya
Masyarakat bebas dan bertanggungjawab
saja
dan
untuk siapa yang akan menjadi pemimpin
diutamakan, sehing apa yang diamantkan
mereka sesuai dengan kriteria yang mereka
masyarakat kepada mereka tidak dapat
tetapkan. Tinggi rendahnya kualitas dari
diwujudkan.
Kepala Daerah sepenuhnya diserahkan
yang
akan
diperjuangkan
Bagi segelintir kelompok dalam masyarakat, Pilkada Langsung sering juga
kepada masyarakat didaerah tanpa ada campur tangan pemerintah pusat.
dianggap sebagai kesempatan untuk bagi-
Jika sosialisai tidak diberikan
bagi uang. Masyarakat cukup tahu bahwa
seara jelas dan berkesinambungan, dapat
diperlukan biaya yang sangat besar untuk
menimbulkan masalah dalam pelaksanaan
memenangkan kompetisi dalam Pilkada
Pilkada Langsung itu sendiri. Seperti yang
Langsung. Sehingga istilah "money politic"
terjadi pada Kabupaten Serdang Bedagai
sudah tidak asing lagi bagi mereka. Seolah-
yang dapat dikatakan sebagai Kabupaten
olah ada sebuah kerjasama yang saling
yang masih baru. Diantara 17 Kecamatan
menguntungkan
yang
yang termasuk dalam wilayah Serdang
menginginkan kekuasaan tersebut dengan
Bedagai, ada sebuah Kecamatan yang tidak
masyarakat
ingin mengikuti Pilkada Langsung. Hal ini
antara
yang
calon
membutuhkan
uang
sebagai penopang hidup mereka.
disebabkan karena masyarakat setempat
Namun UU No.32/2004 Tentang Pemerintahan Daerah tentang
yang membahas
pemerintahan
termasuk
dalam
wilayah
Kabupaten
dan
Serdang Bedagai. Namun setelah mendapat
mengandung semangat pelaksanaan Pilkada
penjelasan lebih lanjut, akhirnya daerah ini
Langsung pada hakekatnya tidak hanya
bersedia
bertujuan
Langsung.
untuk
demokratisasi merupakan otonomi Semua
daerah
merasa bahwa masyarakat mereka tidak
mengoptimalkan
didaerah, perwujudan
daerah wilayah
yang dalam
mengikuti
Pilkada
melainkan
KPUD yang memiliki kewajiban
prinsip
untuk melaksanakan setiap tahapan-tahapan
seluas-luasnya.
administratif dalam proses penyelenggaraan
dari
tingkatannya
masing-masing diberi kesempatan untuk
Jurnal Governance Opinion
untuk
Pilkada
Langsung
sudah
sepantasnya
memberikan keterangan yang memadai 22
Persepsi Masyarakat Terhadap Kinerja Kpud Dalam Pelaksanaan Pilkada Langsung 2008
bagi
masyarakat.
Mulai
tahapan
2. Untuk mengetahui bagaimana proses
pendaftaran pemilih hingga pada saat
berlangsungnya Pilkada Langsung di
pelantikan
Kabupaten Serdang Bedagai.
bagi
dari
pasangan
yang
memenangkan Pilkada Langsung. Sehingga persepsi yang diberikan melalui penilaian yang dilakukan oleh masyarakat terhadap KPUD tidak hanya berdasarkan kesenangan hati saja tetapi juga berdasarkan rasionalitas dan fakta yang ada. Oleh karena itu, penulis merasa
3. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi kendala bagi KPUD dalam
kinerja KPUD dalam pelaksanaan Pilkada Langsung
yang
telah
diselenggarakan,
sehingga judul dari penelitian ini adalah persepsi
masyarakat
KPUD
dalam
terhadap
pelaksanaan
kinerja Pilkada
Langsung 2008, (Studi pada masyarakat Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai).
tugas
dan
tanggung jawab selama proses Pilkada Langsung. Manfaat Penelitian
tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana persepsi masyarakat terhadap
melaksanakan
Bagi
penulis,
penelitian
ini
diharapkan agar menambahkan wawasan dan pengetahuan serta kemampuan berpikir dalam melihat dan menganalisa gejalagejala yang muncul dalam masyarakat. Dan juga dapat menjadi masukan bagi penulis akan
pengetahuan
tentang
persepsi
masyarakat terhadap kinerja KPUD dalam pelaksanaan Pilkada Langsung didaerah. 1. Secara
teoritis,
penelitian
ini
diharapkan berguna bagi perbaikan dan
Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
pengembangan kearah yang lebih baik dari proses Pilkada Langsung itu sendiri.
1. Untuk mengetahui bagaimana persepsi
2. Secara praktis, diharapkan berguna bagi
atau pandangan masyarakat terhadap
masyarakat Desa Lidah Tanah agar
kinerja dari KPUD dalam pelaksanaan
lebih memahami dan mengerti makna
Pilkada
dari keberadaan KPUD dalam Pilkada
Langsung
Serdang Bedagai.
Jurnal Governance Opinion
di
Kabupaten
Langsung.
23
Persepsi Masyarakat Terhadap Kinerja Kpud Dalam Pelaksanaan Pilkada Langsung 2008
dipakai
Pilkada Langsung Pilkada
merupakan
dalam
Pemilu
2004,
Yakni
rekrutmen
Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia serta
publik, yaitu penyeleksian rakyat terhadap
Jujur dan Adil. Rumusan mengenai azas-
tokoh-tokoh yang mencalonkan diri sebagai
azas Pilkada Langsung tertuang dalam
Kepala
Gunernur/Wakil
Pasal 56 ayat (1) UU No.32/2004 dan
Gubernur maupun Bupati/Wakil Bupati
ditegaskan kembali pada Pasal 4 ayat(3) PP
atau Wali Kota/Wakil Wali Kota. Dalam
No.6/2005.
kehidupan
Selengkapnya bunyi pasal 56 ayat (1)
Daerah,
baik
politik
didaerah,
Pilkada
merupakan salah satu kegiatan, yang
berbunyi :
nilainya equivalensi tersebut ditunjukkan
“Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
dengan kedudukan yang sejajar antara
dipilih dalam satu pasangan calon yang
Kepala Daerah dan DPRD. Hubungan
dilaksankan secara demokratis berdasarkan
kemitraan
asa Langsung, Umum, Bebas Rahasia, Jujur
dijalankan
melaksankan
dengan
fungsi
cara
masing-masing
dan Adil. “
sehingga terbentuk mekanisme check and balance.
Oleh
sesungguhnya
karena merupakan
itu,
Pilkada
bagian
dari
sistem politik didaerah. Karena merupakan
untuk
memunculkan
konflik
sangatlah
besar. Agar dapat dilakukan pencegahan maka perlu diberlakukan larangan dan
Pilkada
Langsung
pemberian dan pemberian sanksi atas
implementasi
demokrasi
pelanggaran larangan tersebut.
partisipatoris, maka nilai-nilai demokratis menjadi
Dalam Pilkada Langsung potensi
parameter
keberhasilan
Pemungutan Suara Indikator terpenting dalam pemilihan
pelaksanaan proses kegiatan. Nilai-nilai
berkualitas
tersebut
pemungutan suara oleh rakyat sebab benar-
diwujudkan
melalui
azas-azas
adalah
dilaksanakannya
Pilkada Langsung.
benar mencerminkan implementasi azas-
Sebagai implikasinya pelaksanaan tahapan-
azas Pilkada Langsung. Yakni Langsung,
tahapankegiatan diatas harus menegakkan
Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan adil.
dan menjunjung tinggi nilai objektivitas,
Pemungutan
keterbukaan, keadilan dan kejujuran.
pencurahan dan pertimbangan warga untuk
Azas Yang dipakai dalam Pilkada Langsung sana persis dengan azas yang
Jurnal Governance Opinion
suara
adalah
proses
memilih calon berdasarkan informasi dan data yang diperoleh pada masa kampanye. 24
Persepsi Masyarakat Terhadap Kinerja Kpud Dalam Pelaksanaan Pilkada Langsung 2008
Sistem
pemungutan
suara
dalam
Pilkada Langsung yang dirumuskan dalam UU
No.32/
Tahun
memungkinkan
2004
penegakkan
hak
sangat pilih
universal dan penegakkan prinsip one person, one vote, one value (Satu Orang, Satu
Pilihan,
pemungutan secara
teknis
Satu
suara
Nilai).
Pilkada
penegakkan
Dalam
Langsung, hak
pilih
universal dilakukan dengan berbagai cara antar lain : 1. Pemungutan suara dilakukan pada hari libur atau hari yang diliburkan 2. Lokasi TPS ditempat yang mudah dijangkau, termasuk oleh penyandang cacat, serta menjamin setiap pemilih dapat memberikan suaranya secara langsung, bebas dan rahasia. 3. KPPS
memberikan
penjelasan
mengenai tata cara pemungutan suara 4. Pemberian suara dilakukan dengan cara mencoblos salah satu pasangan calon
pekerja lepas pantai dan tempat-tempat lain. Penghitungan Suara Penghitungan
pemilihan. Jumlah besar sengketa Pemilu atau
Pilkada
yang menjalani rawat inap dirumah sakit atau sejenisnya, yang sedang mengalami hukuman penjara, pemilih yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap, yang tinggal diperahu atau
Jurnal Governance Opinion
berkaitan
dengan
hasil
penghitungan suara. Kegiatan penghitungan suara membutuhkan ketelitian, ketetapan, kecepatan dan kehati-hatian ekstra agar hasil suara valid (benar) dan reliabel(dapat dipercaya). Agar hasil penghitungan suara valid dan reliabel, beberapa pra kondisi harus
terpenuhi.
Pra
kondisi
tersebut
merupakan elemen-elemen dalam suatu sistem yang terkendali. Elemen-elemen tersebut mencakup : 1. Prosedur
dan
tata
cara
penghitungan meliputi : -
Sebelum penghitungan suara di TPS terlebih dahulu dihitung jumlah
5. Penggantian surat suara apabila terjadi 6. Disediakan TPS khusus bagi pemilih
merupakan
tahapan kegiatan paling riskan dalam suatu
dalam surat suara kekeliruan dalam memberikan suara
suara
pemilih
yang
menggunakan hak pilih nya. -
Penghitungan suara dilakukan dari tingkat bawah berlanjut sampai tingkat teratas
2. Penetapan
alokasi
waktu
penghitung Pembatasan atau penetapan alokasi waktu
merupakan
bagian
dari 25
Persepsi Masyarakat Terhadap Kinerja Kpud Dalam Pelaksanaan Pilkada Langsung 2008
mekanisme
kontrol
dalam
penghitungan suara.
vlue,
3. Pelaksanaan yang adil dan jujur Persyaratan
Prinsip one person, one Vote, one
penting
sangat
penting
dalam
penghitungan suara. Setiap satu
bagi
suara begitu berarti dan sangat
pelaksanaan penghitungan suara
menentukan. Oleh sebab itu, proses
adalah sikap adil dan jujur. Berarti
penghitungan
tindakan dan bersikap sama dalam
tehadap seluruh suara dan tidak
perhitungan suara terhadap semua
berdasarkan sampel
calon. Penghitungan suara yang jujur
dimaksud
melakukan
agar
tidak
manipulasi,
baik
pengurangan maupun penambahan suara Akses masyarakat harus dibuka dalam
proses
penghitungan suara 6. Kesaksian juga merupakan bagian dari kontrol dalam penghitungan mengurangi penghitungan
saksi
kesalahan dan
untuk dalam
mencegah
terjadinya manipulasi suara. Kriteria keabsahan suara harus tegas,
jelas
dan
tidak
menimbulkan banyak penafsiran. Sehingga penghitungan suara akan terkontrol 8. Penghitungan menyeluruh
Jurnal Governance Opinion
Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah terpilih, pengesahan dan Pelantikan. Output memenangkan
dari
proses
Pilkada
kompetisi,
yaitu
pada
tahapan penetapan calon terpilih. Penetapan pasangan
calon
terpilih
dilakukan
calon terpilih ditetapkan dalam rapat pleno yang diadakan oleh KPUD yang khusus menganggendakan
penetapan
pasangan
calon terpilih. Hasil penetapan tersebut kemudian disampaikan kepada DPRD. Kemudian, pasangan
7. Kriteria Keabsahan suara dibuat
Calon
berdasarkan perolehan suara. Pasangan
5. Mekanisme kesaksian.
suara. Keberadaan
Pasangan
dilakukan
Langsung adalah terpilihya pasangan calon
4. Akses publik yang terbuka lebar-lebar
Penetapan
suara
calon
sebelum terpilih,
pelantikan DPRD
mengusulkan pengesahan kepada Presiden (untuk Gubernur/Wakil Gubernur) atau kepada Menteri Dalam Negeri atas Nama Presiden(untuk
Bupati/Wakil
Bupati).
Proses Pilkada Langsung diakihir dengan pelantikan pasangan calon terpilih dalam rapat paripurna DPRD Gubernur/Wakil 26
Persepsi Masyarakat Terhadap Kinerja Kpud Dalam Pelaksanaan Pilkada Langsung 2008
Gubernur dilantik oleh Menteri Dalam
artinya ada kriteria khusus terhadap sampel
Negeri
yang akan diambil.
Atas
nama
Presiden
dan
Bupati/Wakil Bupati dan Wali kota/ Wakil Walikota dilantik oleh Gubernur atas nama Presiden.
masyarakat
di
dilakukan
Desa
Lidah
penelitian
ini
penulis
dengan 2 cara, yaitu :
Lokasi Penelitian ini
Dalam
menggunakan teknik pengumpulan data
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian
Tekhnik Pengumpulan Data
pada Tanah,
Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.
1. Pengumpulan
data
primer,
pengumpulan
data
yang
adalah
dilakukan
secara langsung pada lokasi penelitian. Data primer tersebut dilakukan denngan instrumen penelitian sebagai berikut : a. Metode Observasi.
Populasi Populasi adalah keseluruhan obyek
Melakukan pengamatan terhadap
penelitian yang terdiri dari data yang
fenomena-fenomena yang berkaitan
memilki
dengan
karakteristik
tertentu
dalam
penelitian. (Masri Singarimbun, 1995 : 73). Dari pengertian diatas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini
fokus
penelitian
serta
mencatatnya dalam catatan peneliti (field-note) b. Metode Angket (kuesioner).
adalah jumlah keseluruhan dari penduduk
Pemberian daftar pertanyaan secara
yang
tertutup kepada responden yang
menjadi
peserta
pemilih
dalam
pelaksanaan Pilkada Langsung Tahun 2008
dilengkapi
yang lalu yang ada pada Desa Lidah Tanah
alternatif jawaban.
Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai yang berjumlah 2100 orang.
Dengan demikian yang menjadi penelitian ini adalah dari jumlah populasi (2100 orang) yaitu 450 orang. Dalam
penelitian
ini
penulis
mengambil sampel pad purposive yang
Jurnal Governance Opinion
beberapa
c. Metode Wawancara Pedoman digunakan
Sampel
dengan
wawancara adalah
yang
bentuk
seni
struktur. Dalam hal ini, peniliti mewancari
responden
dengan
sejumlah pertanyaan yang telah disusun,
kemudian
pertanyaan
tersebut satu persatu diperdalam
27
Persepsi Masyarakat Terhadap Kinerja Kpud Dalam Pelaksanaan Pilkada Langsung 2008
untuk
mencari
informasi
lebih
ilmiah, tulisan, karangan ilmiah
lanjut.
yang berkaitan dengan penelitian.
2. Pengumpulan data sekunder, adalah pengumpulan
data
yang
b. Studi Dokumentasi.
dilakukan
Teknik
ini
dengan
melakukan
melalui studi pustaka, terdiri dari :
menelaah catatan tertulis, arsip
a. Penelitian Keperpustakaan
yang menyangkut masalah yang
Pengumpulan diperoleh
data-data
melalui
yang
diteliti pada lokasi penelitian.
buku-buku
PENYAJIAN DAN ANALISA DATA Penyajian Data Berikut ini adalah tabulasi dari data-data yang diperoleh dilapangan. Tabel 1. Distribusi Responden berdasarkan jenis kelamin No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Perempuan
331
47%
2
Laki-laki
119
53%
450
100%
Total Sumber : hasil keusioner penelitian 2008 Berdasarkan distribusi responden diatas
laki-laki
dengan
perempuan.
Untuk
dapat kita lihat bahwa penduduk di Desa
perempuan sebanyak 35% atau 119 orang
Lidah Tanah yang menjadi pemilih dalam
dan laki-laki sebanyak 65% atau 331 orang.
Pilkada Langsung hampir seimbang antara Tabel 2. Distribusi Responden berdasarkan umur. No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
20-35 Tahun
138
28%
2
36-50 Tahun
215
52%
≥ 50 Tahun
97
20%
Total
450
100%
3
sumber : hasil kuesioner penelitian 2008
Jurnal Governance Opinion
28
Persepsi Masyarakat Terhadap Kinerja Kpud Dalam Pelaksanaan Pilkada Langsung 2008
Secara umum dapat disimpulkan bahwa
besar diantara ketiga kategori umur yaitu
penduduk yang berumur 35-50 tahun yang
sebanyak 53%. Sedangkan untuk penduduk
antusias mengikuti Pilkada Langsung. Hal
yang berusia lanjut (diatas 50 tahun) hanya
ini dapat dilihat dari persentase yang paling
sebesar 20%.
Tabel 3. Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Tidak Sekolah
19
2%
2
SD
83
9%
3
SMP
198
47%
4
SMA
124
36%
5
Sarjana
26
6%
450
100 %
Total Sumber : hasil kuesioner penelitian 2008 Berdasarkan distribusi responden yang ada
masing dalam persentase sebesar 45%.
diperoleh keterangan mengenai tingkat
Sedangkan untuk tingkat SD sebanyak 83
pendidikan responden. Adapun responden
atau 9% dan untuk tingkat SMP serta SMA
yang masuk dalam kategori tidak sekolah
masing-masing 47 dan 36%.
dan serjana hampir seimbang. MasingTabel 4. Distribusi Responden berdasarkan jenis pekerjaan No
Kategori
Frekuensi
persentase 50%
1
Bertani
225
2
Guru
47
3
PNS
24
4
Wiraswasta
98
5
Lain-lain
56
Total
450
10% 6% 20% 14% 100%
Sumber : hasil kuesioner penelitian 2008
Jurnal Governance Opinion
29
Persepsi Masyarakat Terhadap Kinerja Kpud Dalam Pelaksanaan Pilkada Langsung 2008
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa
termasuk didalamnya pengangguran
sebagian besar dari penduduk didesa Lidah
ataupun kombinasi dari kategori jenis
Tanah bekerja sebagai petani 50%.
pekerjaan yang lain yang ada pada desa
Sedangkan untuk kategori lain-lain
tersebut.
Tabel 5. Distribusi responden berdasarkan pemahaman tentang Pilkada Langsung No
Kategori
Frekuensi
persentase
1
Sangat Mengerti
100
30%
2
Mengerti
312
60%
3
Kurang Mengerti
38
10%
450
100%
Total sumber : hasil kuesioner penelitian 2008 Dari tabel distribusi diatas dapat diketahui
Pilkada Langsung sebesar 60% sedangkan
bahwa penduduk yang memilki pemahaman
selebihnya yaitu sebanyak 10% menyatakan
yang jelas mengenai makna dari Pilkada
memahami makna dari pelaksanaan Pilkada
Langsung hanya sebesar 30% sedangkan
Langsung.
yang kurang memahami pelaksanaan Tabel 6. Distribusi responden berdasarkan sumber informasi tentang pelaksanaan Pilkada Langsung No
Kategori
Frekuensi
persentase
1
Petugas KPUD
40
10%
2
Perangkat Desa
178
38%
3
Orang Lain/tetangga
232
52%
450
100%
Total sumber : hasil kuesioner penelitian 2008 Berdasarkan
tabel
diatas
distribusi
Pilkada Langsung dari perangkat desa
responden diatas diketahui bahwa pada
seperti Kades atau Sekdes dan juga dari
umumnya penduduk Desa Lidah Tanah
tetangga mereka.
memperoleh informasi tentang pelaksanaan
Jurnal Governance Opinion
30
Persepsi Masyarakat Terhadap Kinerja Kpud Dalam Pelaksanaan Pilkada Langsung 2008
Tabel 7. Distribusi responden berdasarkan manfaat dari pelaksanaan Pilkada secara Langsung No
Kategori
Frekuensi
persentase
1
Sangat Bermanfaat
167
37%
2
Bermanfaat
218
49%
3
Kurang Bermanfaat
65
14%
450
100%
Total sumber : hasil kuesioner penelitian 2008 Berdasarkan
tabel
distribusi
diatas
Pilkada secara langsung. Hal ini dapat
diketahui rata-rata penduduk Lidah Tanah merasakan
manfaat
dari
dilihat dari persentase diatas.
pelaksanaan
Tabel 8. Distribusi responden berdasarkan kelancaran proses berlangsungnya Pilkada secara Langsung No
Kategori
Frekuensi
persentase
1
Sangat Lancar
57
12%
2
Lancar
325
72%
3
Kurang Lancar
68
16%
450
100%
Total sumber : hasil kuesioner penelitian 2008 Sebagian besar penduduk Lidah Tanah
berjalan dengan lancar, terlihat dari jumlah
berpendapat bahwa Pilkada Langsung
persentase.
Tabel 9. Distribusi responden berdasarkan pemahaman mengenai tugas dan fungsi KPUD No
Kategori
Frekuensi
persentase
1
Sangat Mengerti
26
15 %
2
Mengerti
167
34 %
3
Kurang Mengerti
257
51 %
450
100%
Total sumber : hasil kuesioner penelitian 2008 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa penduduk masih belum
Jurnal Governance Opinion
31
Persepsi Masyarakat Terhadap Kinerja Kpud Dalam Pelaksanaan Pilkada Langsung 2008
sepenuhnya mengerti akan tugas dan fungsi
KPUD walau pengertian mereka terbatas.
KPUD. Sebagian mengerti akan tugas Tabel 10. Distribusi responden berdasarkan pengadaan sosialisasi mengenai Pilkada Langsung dari petugas KPUD No
Kategori
Frekuensi
persentase
1
Sering
0
0%
2
Pernah
132
26 %
3
Tidak Pernah
318
74 %
450
100%
Total sumber : hasil kuesioner penelitian 2008 Bahwa rata-rata penduduk Desa Lidah
mengenai Pilkada Langsung dari petugas
Tanah tidak pernah mendapat sosialisasi
KPUD. Dan sedikit mendapat sosialisasi
Tabel 11. Distribusi responden berdasarkan penyediaan logistik saat Pilkada secara Langsung berjalan. No
Kategori
Frekuensi
persentase
1
Sering
0
0%
2
Pernah
132
26 %
3
Tidak Pernah
318
74 %
450
100%
Total sumber : hasil kuesioner penelitian 2008 Berdasarkan tabel distribusi responden
berlangsung
diatas
kedatangannya di TPS.
bahwa
penyediaan
penduduk
logistik
berpendapat
selama
telah
memadai
walaupun
Pilkada
Tabel 12. Distribusi responden berdasarkan kesesuaian penyelenggaraan kampanye terhadap peraturan yang ada. No
Kategori
Frekuensi
persentase
1
Sangat sesuai
48
13 %
2
Sesuai
226
51 %
3
Tidak sesuai
176
36 %
Total
450
100%
sumber : hasil kuesioner penelitian 2008
Jurnal Governance Opinion
32
Persepsi Masyarakat Terhadap Kinerja Kpud Dalam Pelaksanaan Pilkada Langsung 2008
Penduduk berpendapat bahwa kampanye
kurang sesuai juga ada hal-hal yang boleh
telah berjalan sesuai dengan aturan yang
dilakukan selama masa kamapnye.
Tabel 13. Distribusi responden berdasarkan keberadaan KPUD selama Pilkada Langsung diselenggarakan No
Kategori
Frekuensi
persentase
1
Sangat dibutuhkan
116
18 %
2
Dibutuhkan
221
66 %
3
Kurang dibutuhkan
113
16 %
450
100%
Total sumber : hasil kuesioner penelitian 2008 [
Berdasarkan tabel distribusi responden
yang merasa keberadaan KPUD sangat
diatas,
66%
dibutuhkan selama masa penyelenggaraan
berpendapat keberadaan KPUD dibutuhkan
Pilkada Langsung adalah sebesar 18%,
selama
mereka merasa Pilkada Langsung tidak
dapat
diketahui
masa
bahwa
penyelenggaraan
Pilkada
Langsung, sedangkan 16% menyatakan
akan terjadi tanpa keberadaan KPUD
kurang dibutuhkan. Kemudian penduduk Tabel 14. Distribusi responden berdasarkan kinerja KPUD dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya selama Pilkada berlangsung No
Kategori
Frekuensi
persentase
1
Sangat Baik
50
10 %
2
Baik
315
76 %
3
Kurang Baik
85
24 %
Total
450
100%
sumber : hasil kuesioner penelitian 2008 Berdasarkan tabel distribusi diatas dapat
Kurang baik hanya hanya sedikit dari
kita
telah
kinerja yang baik dan lebih sedikit persen
memberikan kinerja yang baik selama masa
yang menyatakan kinerja KPUD sangat
penyelenggaraan
baik.
ketahui
bahwa
KPUD
Pilkada
Langsung.
Tabel 15. Distribusi responden berdasarkan kepuasan atas hasil dari penyelenggaraan Pilkada berlangsung
Jurnal Governance Opinion
33
Persepsi Masyarakat Terhadap Kinerja Kpud Dalam Pelaksanaan Pilkada Langsung 2008
No
Kategori
Frekuensi
persentase
1
Sangat Memuaskan
128
26 %
2
Memuaskan
250
58 %
3
Kurang Memuaskan
72
16 %
450
100%
Total sumber : hasil kuesioner penelitian 2008 Berdasarkan tabel distribusi diatas dapat
yang ditunjukkan tabel tersebut. Yaitu
diketahui bahwa sebagian besar penduduk
sangat memuaskan sebesar 128% dan
Desa Lidah Tanah merasa puas dengan apa
memuaskan sebesar 250%. Sedangkan yang
yang dihasilkan oleh Pilkada Langsung.
merasa kurang memuaskan akan hasil akhir
Terlihat dari besarnya jumlah persentase
dari Pilkada Langsung sebanyak 72%.
Tabel 16. Distribusi responden berdasarkan sumber mendapatkan hasil akhir dari pelaksanaan Pilkada Langsung No
Kategori
Frekuensi
persentase
1
Papan pengumuman kantor Kades
15
5%
2
Informasi langsung dilapangan saat
400
85 %
35
10 %
450
100%
penghitungan suara 3
Orang lain (isu-isu yang beredar dimasyarakat) Total
sumber : hasil kuesioner penelitian 2008
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
suara dilapangan. Terlihat dengan angka
bahwa mayoritas penduduk desa Lidah
persen nya diatas.
Tanah mengetahui hasil akhir dari pelaksanaan Pilkada Langsung dari informasi langsung pada saat penghitungan
Analisa Data Berdasarkan
hasil
pengumpulan
data melalui pengamatan serta kuesioner yang dilakukan pada penduduk Desa Lidah
Jurnal Governance Opinion
34
Persepsi Masyarakat Terhadap Kinerja Kpud Dalam Pelaksanaan Pilkada Langsung 2008
Tanah dapat dinyatakan bahwa dari 4500
penduduk Desa Lidah Tanah sebagian besar
orang yang menjadi peserta pemilih pada
memilki pekerjaan sebagai petani. Hal ini
Pilkada Langsung 2008 yang lalu, lebih dari
disesuaikan dengan lokasi desa yang cukup
setengah
perempuan.
berjauhan dari wilayah perkotaan serta
Walaupun jumlah pemilih laki-laki tidak
fasilitas irigasi yang telah disediakan oleh
terlalu
pemerintah daerah setempat.
adalah jauh
dikarenakan penduduk
kaum
perbedaannya. jumlah
Desa
dari
Lidah
Hal
ini
keseluruhan lebih
Pilkada Langsung, dari 450 orang peserta
didominasi oleh perempuan. Namun jika
pemilih yang dijadikan responden, lebih
dicermati lebih jauh ini menunjukkan
dari setengahnya menyatakan mengerti
bahwa kesadaran untuk turut ambil bagian
tentang
dalam pesta demokrasi telah tumbuh merata
pengertian yang mereka berikan tidak
dalam hati semua orang, baik itu laki-laki
begitu mendalam, tetapi mereka mengerti
maupun
kita
bahwa mereka sekarang setiap orang berhak
menganggap kaum laki-laki peduli terhadap
langsung memilih siapa yang akan menjadi
hal-hal yang berhubungan dengan dunia
pemimpin mereka nantinya. Setiap orang
politik, data yang membuktikan perempuan
dapat langsung melihat, memberi penilaian
masa kini juga menaruh kepedulian yang
dan menentukan siapa yang akan menjadi
tinggi
terjadi
kehidupan
melalui
sejahtera.
perempuan.
terhadap
dilingkungan
Tanah
Dalam hal tentang pemahaman
Selama
apa
mereka.
yang Dan
ini
Pilkada
Langsung.
masyarakat Penduduk
menjadi desa
menyadari
Walaupun
ini
bahwa
lebih belum
kuesioner yang dibagikan juga diketahui
sepenuhnya
Pilkada
bahwa rata-rata menjadi peserta pemilih
Langsung adalah sebuah perubahan besar
adalah mereka yang berusia diantara 20-50
dalam
tahun.
seseorang
pemberian
kesempatan
bagi
untuk
menentukan
dan
Dari segi tingkat pendidikan, Desa
menyatakan apa yang menjadi pendapat dan
Lidah Tanah dapat dikatakan cukup maju.
keinginan hati nurani setiap manusia.
Hal ini terlihat dari jumlah persentase yang
Sedangkan yang menyatakan yang kurang
menunjukkan keadaan tidak sekolah lebih
mengerti makna dari Pilkada Langsung.
sedikit.
Mereka menyatakan ikut dalam pemilihan
juga
Hasil pengamatan yang ada dan
hanya karena disebabkan karena ajakan
kuesioner,
teman atau tetangga dilingkungan mereka
menunjukkan
Jurnal Governance Opinion
bahwa
35
Persepsi Masyarakat Terhadap Kinerja Kpud Dalam Pelaksanaan Pilkada Langsung 2008
tinggal dan menjadi
lebih parahnya lagi yang
pilihan
mereka
juga
atas
hal baru bagi penduduk desa setempat tidak dapat memenuhi hal tersebut.
rekomendasi teman. Secara jelas mereka
Dari data yang ada, juga diketahui
menyatakan mereka tidak tahu menahu
bahwa pemilih yang mendapatkan manfaat
perihal Pilkada Langsung yang ada dan
dari Pilkada Langsung bagi masyarakat
tidak peduli dengan apa yang terjadi dan
yang cukup banyak. Mereka menyatakan
siapa yang menjadi calon pemimpin mereka
bahwa mereka merasakan manfaat yang
nantinya. Bagi mereka siapa pun yang
cukup besar dari Pilkada Langsung bagi
terpilih tidak akan memberikan dampak
masyarakat. Penduduk merasa puas karena
positif
bagi
dapat memilih apa yang menjadi pilihan
keberlangsungan hidup mereka. Untuk
hati nurani mereka serta dapat dengan jelas
penduduk yang sangat memahami dapat
melihat
dilihat bahwa rata-rata dari mereka memilki
keinginan mereka. Sedangkan yang kurang
pekerjaan yang berkaitan dengan PNS dan
bermanfaat hal ini disebabkan karena
juga memilki latar belakang pendidikan
mereka
yang cukup tinggi.
mereka dengan percuma dan dana yang
yang
cukup
besar
kriteria
merasa
yang
sesuai
dengan
menghabiskan
waktu
Berdasarkan data yang diperoleh,
dihabiskan cukup banyak, sementara tidak
penduduk Desa Lidah Tanah yang menjadi
ada jaminan bahwa siapa pun yang terpilih
peserta
yang
akan dapat meningkatkan kesejahteraan
tentang
kehidupan desa tempat tinggal mereka.
pelaksanaan Pilkada Langsung dari petugas
Responden yang merasakan manfaat yang
KPUD atau PPS. Sebagiain besar para
kurang dari pelaksanaan Pilkada Langsung
pemilih mendapatkan informasi tentang
menyatakan,
pelaksanaan
digunakan dalam pemilihan Kepala Daerah
pemilih
mendapatkan
hanya
sedikit
informasi
Pilkada
Langsung
dari
lebih
dana
pembangunan
yang
perangkat desa seperti Kepala Desa Lidah
digunakan
Tanah atau Sekdes dan juga berasal dari
mereka seperti sarana transportasi dan biaya
tetangga atau orang-orang dilingkungan
pendidikan yang murah.
tempat tinggal mereka. Petugas KPUD
untuk
baik
desa
Dari segi kelancaran berjalannya
yang sudah selayak nya menjadi informasi
proses
Pilkada
Langsung,
lebih
dari
tentang Pilkada Langsung yang merupakan
setengah jumlah responden yang ada menyatakan lancar. Pada hari pemilihan
Jurnal Governance Opinion
36
Persepsi Masyarakat Terhadap Kinerja Kpud Dalam Pelaksanaan Pilkada Langsung 2008
berlangsung
peserta
pemilih
dapat
tertulis
mengenai
hal
tersebut,
sudah
mendatangi TPS sesuai dengan pembagian
sepantasnya KPUD mengadakan sosialisasi
yang ada untuk menyalurkan suaranya dan
langsung kepada penduduk tentang Pilkada
suasana terlihat aman dan dari 8 TPS yang
Langsung,
ada didesa ini semuanya berjalan dengan
merupakan sebuah fenomena baru dalam
lancar dan sesuai dengan peraturan yang
kehidupan
ada.
penduduk yang tinggal diwilayah pedesaan Dalam kaitannya dengan lembaga
karena
Pilkada
demokrasi
Langsung
bangsa
dan
hal tersebut sangat jarang diperbincangkan.
KPUD yang ada pada Kabupaten yang baru
Sehingga
pemahaman
mereka
tentang
ini, setengah dari responden yang ada
Pilkada Langsung menjadi sangat terbatas.
menyatakan kurang mengerti akan tugas
Berdasarkan data dan informasi
dan fungsi dari lembaga pemilihan resmi
yang diperoleh dilapangan, penyediaan
ini. Mereka hanya tahu bahwa KPUD
logistik seperti kotak suara, tinta serta
adalah
kertas suara, dari responeden menyatakan
sebuah
panitia
dalam
penyelenggaraan Pilkada Langsung. Seperti
sudah
layak nya “panitia dalam pesta“. Penduduk
logistik pemilihan tersebut agak terlambat
tidak tahu dengan jelas bahwa KPUD
disetiap
tersebut adalah sebuah lembaga independen
responden memberi pernyataan adanya
yang diberi kewenangan khusus untuk
kekurangan tinta dibeberapa TPS yang ada.
menyelenggarakan pemilihan di daerah.
Sehingga bagi mereka penyediaan logistik
KPUD juga langsung berada dibawah KPU
selama Pilkada Langsung kurang memadai.
pusat karena KPUD adalah lembaga yang
Berdasarkan data yang diperoleh,
dibentuk KPU pusat. Kemudian KPUD
selama masa penyelenggaraan kampanye
juga bertanggung jawab resmi kepada
responden
DPRD
dengan
setempat
atas
apa
yang
dikerjakannya.
memadai TPS
walaupun didesa
menyatakan
ketentuan
ini.
kedatangan Sedangkan
berjalan
waktu
yang
sesuai telah
ditetapkan dan proses kampanye itu sendiri
Untuk sosialisasi mengenai Pilkada
berjalan dengan lancar. Tetapi responden
Langsung dari petugas KPUD, responden
memberi
menyatakan tidak pernah mendapatkannya
penyelenggaraan kampanye tidak sesuai
sebelum
penyelenaggaraan
dengan
Langsung.
Meskipun
Jurnal Governance Opinion
tidak
Pilkada peraturan
pernyataan aturan.
Masih
bahwa ditemukan
pernyataan atau sikap saling menjelekkan 37
Persepsi Masyarakat Terhadap Kinerja Kpud Dalam Pelaksanaan Pilkada Langsung 2008
antara
kelompok
yang
dan
pengumuman hasil akhir dari pemilihan.
diketahui adanya kampanye tertutup seperti
Keseluruhan proses tersebut mereka liat
pada saat pertemuan ibu-ibu PKK atau
berjalan dengan baik.
kelompok arisan dalam masyarakat. Money
Data
Politic atau politik uang juga ditemukan
menunjukkan
dilapangan berdasarkan dari keterangan
memberikan kinerja yang baik dalam
responden. Namun terlepas dari semua itu,
melaksanakan
keseluruhan
bertanggungjawabnya
proses
bersaing
penyelenggaraan
dari
kuesioner
juga
KPUD
telah
bahwa
tugas
dan
selama
kampanye berjalan dengan lancar dan tidak
penyelenggara
ada peristiwa yang cukup berarti yang
Penduduk melihat bahwa kinerja KPUD
menyebabkan kekacauan dalam kampanye.
telah maksimal dalam menyelenggarakan
Meskipun penduduk Desa Lidah
Pilkada
masa
Langsung.
Pilkada Langsung. Sehingga penduduk
Tanah tidak terlalu memahami tugas dan
merasa
fungsi dari KPUD, mereka tetap merasa
penyelenggaraan
bahwa
dibutuhkan
Meskipun yang menyatakan kurang puas
selama penyelenggaraan Pilkada Langsung.
akan hasil akhir dari pelaksanaan Pilkada
Hal ini terlihat dari data yang diperoleh
Langsung dan jika diperhatikan lebih jauh
menyatakan KPUD dibutuhkan selama
mereka yang merasa kurang puas akan hasil
masa penyelenggaraan Pilkada Langsung.
penyelenggaraan Pilkada Langsung adalah
Mereka merasa bahwa Pilkada Langsung
mereka yang mengalami kekalahan, dimana
Tidak akan terselenggara dengan baik tanpa
pasangan yang mereka pilih tidak menang
kehadiran KPUD. Seperti yang dikatakan
dalam perhitungan suara. Mereka merasa
sebelumnya bagi penduduk. KPUD adalah
tidak puas karena pasangan calon Kepala
panitia dalam Pilkada Langsung. Dan tanpa
Daerah
panitia yang jelas sebuah acara tidak akan
mendapatkan suaranya mayoritas pada
dapat terselenggara dengan baik. Meskipun
pemilihan tersebut. Namun perlu diketahui
tidak mengetahui dengan jelas pembagian
walaupun pada Desa Lidah Tanah calon
tugas dalam “Kepanitiaan“ tersebut, mereka
pasangan yang menang tidak sesuai dengan
melihat adanya keteraturan proses selama
calon pasangan yang menang pada akhir
penyelenggaraan Pilkada Langsung mulai
pemilihan tetapi hal ini menyebabkan
dari pendaftaran pemilih sampai kepada
masyarakat setempat memberi penilaian
keberadaan
KPUD
Jurnal Governance Opinion
puas
yang
akan
hasil
Pilkada
mereka
akhir
dari
Langsung.
pilih
tidak
38
Persepsi Masyarakat Terhadap Kinerja Kpud Dalam Pelaksanaan Pilkada Langsung 2008
buruk dan persepsi yang kurang baik
PENUTUP
terhadap kinerja dari KPUD. Mereka tetap
Kesimpulan
menyatakan
telah
Berdasarkan penjelasan dan uraian pada
dilakukan oleh KPUD untuk mereka adalah
bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan
hal yang sudah baik. Tanpa memperdulikan
bahwa :
bahwa pasangan yang merreka pilih kalah
1. Pilkada Langsung merupakan sebuah
bagi mereka KPUD telah memberikan
fenomena baru yang dapat diterima
arena
oleh masyarakat, meskipun masyarakat
bahwa
yang
apa
baik
yang
untuk
melakukan
pemilihan.
belum
Antusias
penduduk
untuk
sepenuhnya
mengerti
menyadari apa yang menjadi makna
mengetahui hasil akhir dari pelaksanaan
dan
Pilkada Langsung juga sangat besar. Hal ini
Pilkada Langsung itu sendiri.
ditunjukkan dengan keingintahuan mereka
dan
hekekat
dari
penyelenggaraan
2. Tidak hanya sosialisasi yang jelas
akan hasil penghitungan suara. Sebagian
tentang
menyatakan mendapatkan hasil akhir dari
Pilkada secara langsung yang tata cara
pelaksanaan
pemilihannya
Pilkada
Langsung
dari
tujuan
diselenggarakannya berbeda
dengan
informasi langsung dilapangan pada saat
pemilihan yang pernah mereka lakukan
penghitungan suara. Mereka dengan sabar
sebelumnya bagi masyarakat khusunya
menunggu dan meliht hasil penghitungan
yang
suara yang dilakukan disetiap TPS yang
mengakibatkan
ada. Ini menunjukkan bahwa penduduk
mampu menyatakan dengan jelas apa
sangat berharap kepada calon yang mereka
yang menjadi alasan mereka mengikuti
pilih dan ingin mengetahui siapa yang
Pilkada Langsung.
tinggal
diwilayah
pedesaan
masyarakat
tidak
terpilih yang bakal menjadi pemimpin
3. Semangat dan antusias untuk turut
mereka dimasa-masa mendatang. Pilkada
ambil bagian dalam pemilihan Kepala
Langsung mengingatkan kita untuk selalu
Daerah dan Wakil Kepala Daerah
aktif
secara
dan
optimis
dalam
menentukan
langsung
ternyata
tidak
kemajuan diwilayah tempat tinggal kita
didominasi oleh kaum laki-laki yang
masing-masing.
selama
ini
dianggap
lebih
peduli
terhadap hal-hal yang berhubungan dengan demokrasi tetapi perempuan
Jurnal Governance Opinion
39
Persepsi Masyarakat Terhadap Kinerja Kpud Dalam Pelaksanaan Pilkada Langsung 2008
masa kini justru lebih ingin tahu dan
KPUD
telah
mampu
peduli akan berbagai persitiwa yang
kinerja
yang
cukup
menyangkut
terselenggaranya
masa
depan
mereka
memberikan baik
Pilkada
bagi
Langsung
termasuk didalamnya ikut serta menjadi
yang lalu. Karena hasil akhir yang baik
peserta
serta
pemilih
dalam
Pilkada
Langsung.
memuaskan
bagi
masyarakat
menjadi pertanda bahwa lembaga yang
4. Latar belakang pendidikan seseorang
menjadi
penyelenggara
Pilkada
sangat berpengaruh dalam memberikan
Langsung yang lalu telah memenuhi
persepsinya
tugas dan tanggungjawabnya dengan
tentang
hal-hal
yang
berkembang dalam lingkungan meraka termasuk
didalamnya
respon
yang
benar. Saran
mereka berikan dalam berbagai hal
Bagi penulis, membahas tentang
yang terkait dengan penyelenggaraan
persepsi masyarakat terhadap kinerja dari
proses Pilkada Langsung
KPUD selama penyelenggaraan Pilkada
5. Masyarakat khususnya yang tinggal
Langsung yang lalu dan setelah melakukan
diwilayah pedesaan belum sepenuhnya
penelitian
menyadari keberadaan adanya sebuah
dilapangan menyebabkan muncul berbagai
lembaga
resmi
kewenangan
dan
mengambil
data-data
yang
memiliki
saran yang dapat berguna bagi perbaikan
penuh
untuk
dan perkembangan KPUD sebagai lembaga
menyelenggarakan
pemilihan
yang
disebut
Mereka
hanya
KPUD.
penyelenggaraan menyarankan
pemilihan. agar
KPUD
Penulis dalam
mengetahui adanya sebuah panitia yang
menjalankan tugas dan fungsinya sudah
menjadi
penyelenggara
Pilkada
semestinya mengedepankan kepentingan
Langsung
diwilayah
yang
masyarakat. Keberadaan mereka khususnya
mereka
mereka kenal sebagai PPS
diwilayah pedesan harus terlebih dahulu
6. Meskipun masyarakat tidak sepenuhnya
disadari oleh masyarakat sehingga mereka
menyadari adanya keberadaan KPUD,
dapat dengan mudah untuk mengenalkan
tetapi
bahwa
hal-hal yang baru berkembanng dalam
secara
demokratisasi dinegara kita. Termasuk
langsung ini, memberikan kepuasan
didalamnya Pilkada Langsung yang sangat
mereka
pemilihan
menyatakan
Kepala
Daerah
tersendiri bagi mereka dan itu artinya
Jurnal Governance Opinion
40
Persepsi Masyarakat Terhadap Kinerja Kpud Dalam Pelaksanaan Pilkada Langsung 2008
penting bagi masa depan wilayah yang
fungsi dan tugas dari KPUD sebagai
melaksanakannya.
penyelenggara Pilkada Langsung yang
Sudah
seyogyanya
ada
aturan
tertulis yang menyatakan bahwa KPUD wajib
mengadakan
sosialisasi
menentukan
kesejahteraan
kehidupan
mereka.
tentang
Pilkada Langsung jauh—jauh hari sebelum
DAFTAR PUSTAKA
Pilkada
Amirudin dan A. Zaini Bisri, 2005, Pilkada Langsung Problema dan Prospek, Pustaka Pelajar, Semarang
Langsung
diselenggarakan.
Walaupun masyarakat dapat mengetahui melalui media cetak ataupun elektronik tetapi akan lebih jelas dan puas jika dapat langsung
menerima
pengarahan
dan
penjelasan tentang Pilkada Langsung dan tata cara pemilihan serta informasi lain yang terkait dengan hal tersebut. Karena masyarakat
yang
pedesaan arahan
masih dan
tinggal sangat
diwilayah
membutuhkan
bimbingan
untuk
dapat
memberikan suara mereka dan agar mereka tidak salah dalam memberikan pilihan. Masyarakat
juga
berhak
memberikan
penilaian atas apa yang mereka lihat dan alami, sehingga dibutuhkan pola pikir yang jelas dalam memberikan penilaian dan pendapat. Hal tersebut dapat terpenuhi apabila masyarakat telah mendapatkan informasi yang cukup terkait dengan proses Pilkada Langsung. Sehingga masyarakat sebagai
subjek
merasakan
dari
secara
diselenggarakannya langsung
dan
demokrasi
jelas
manfaat
Pilkada
mengetahui
Jurnal Governance Opinion
dapat dari secara
Arikunto, Suharsimi, 1995, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta, Effendy, Onong Uchjana, 1992, Ilmu Teori Dan Filsafat Komunikasi, PT Citra Aditya Bakti, Bandung Hadari, Nawawi, 1990, Metode Penelitian Sosial, Gajah Mada Press, Yogyakarta M. Arif Nasution dkk, 2008, Metode Penyusunan Proposal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Unit Pengembangan Riset Fisip UDA Medan Prihatmoko, J Joko, 2005, Pemilihan Kepala Daerah Langsung, Pustaka Pelajar, Yogyakarta Rukminto, Adi, Isbandi, 1997, Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial, PT Rajawali Grafindo Persada, Jakarta Ruky,
Achmad S, 2001, System Manajemen Kinerja : Panduan Praktis Untuk Merancang dan Meraih Kinerja Prima, PT Gramedia Pustaka Umum, Jakarta
keberadaan, 41
Persepsi Masyarakat Terhadap Kinerja Kpud Dalam Pelaksanaan Pilkada Langsung 2008
Sarlito, Wirawan, 1992, Psikologi Lingkungan, PT Gramedia Sarana Indonesia, Jakarta Shadily, Hassan, 1987, Ensklopedia Umum Cetakan VII, Kanisius, Yogyakarta Siagian, P Sondang, 1989, Teori Motivasi dan Aplikasinya, Bina Aksara, Jakarta Singarimbun, Masri, 1995, Metodologi Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta Soekanto, Soerjono, 2002, Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali Pers, Jakarta Thoha, Miftah, 1988, Prilaku Organisasi, CV Rajawali, Jakarta Thubany, Syamsul Hadi, 2005, Pilkada Bima 2005, Kemitraan, Yogyakarta Undang-undang No.32 Tahun Tentang Pemerintah Daerah
Jurnal Governance Opinion
2004
42
Pengaruh Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Di Kota Medan
PENGARUH PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH TERHADAP PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DI KOTA MEDAN Drs.Parlindungan Marpaung,M.Si
(Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Darma Agung Medan)
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Di Kota Medan Tahun 2010. Penelitian ini menggunakan metode survey eksplanatory. Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara yang didukung dengan observasi. Responden sebanyak 5 (lima) orang yaitu anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Medan. Analisa data dilakukan dengan menggunakan table tunggal. Sedangkan uji hipotesa dilakukan dengan penghitungan tingkat partisipasi politik masyarakat dengan cara membagikan jumlah pemilih yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) dibagi dengan jumlah pemilih yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) dikali dengan 100 persen. Untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara variable X dengan variable Y digunakan Tabel Nilai Koefisien Korelasi dari Guilford. Hasil penelitian adalah : (1) Tingkat partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah pada putaran I sebesar 35,66 % dan pada putaran II sebesar 38,26 %. Mengacu table tingkat keeratan hubungan variable X dengan variable Y, maka dapat disimpulkan bahwa Pengaruh Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terhadap Partisipasi Poiitik Masyarakat Tahun 2010 adalah rendah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan “Ada Pengaruh Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Di Kota Medan Tahun 2010” dapat diterima. Kata Kunci : Pemilihan Umum Kepala Daerah, dan Partisipasi Politik Pendahuluan
pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil
Latar Belakang Masalah
Kepala Daerah, yaitu :
Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kota Medan, dalam hal ini disebut Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Medan, cukup menarik dikaji karena memiliki beberapa hal yang menarik.
Pertama,
Pemilihan
Umum
1. Pasangan DR. H. Syahrial R. Anas, MH dan Drs. H. Yahya Sumardi. 2. Pasangan Sigit Pramono Asri, SE dan Ir. Hj. Nurlisa Ginting, MSc. 3. Pasangan Indra Sakti Harahap ST, MSi dan Dr. Delyuzar, SP.PA (K).
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
4. Pasangan H. Bahdin Nur Tanjung, SE.
Kota Medan terdiri dari dua putaran.
MM dan Drs. H. Kasim Siyo, MSi.
Putaran pertama diikuti oleh sepuluh Jurnal Governance Opinion
43
Pengaruh Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Di Kota Medan
5. Pasangan Drs. H. Joko Susilo dan Amir Mirza Hutagalung, SE.
Pemerintah Daerah, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dipilih dalam satu
6. Pasangan Drs. Rahudman Harahap,
pasangan secara langsung oleh rakyat di
MM dan Drs. H. Dzulmi Eldin, MSi.
daerah yang bersangkutan. Dengan kata
7. Pasangan Prof. H.M. Arif Nasution,
lain, Kepala Daerah dan Wakil Kepala
MA dan H. Supratikno W.S.
Daerah dipilih secara langsung oleh rakyat
8. Pasangan Ir. H. Maulana Pohan, MM dan H. Ahmad Arif, SE, MM.
yang
dilaksanakan
secara
demokratis
berdasarkan asas langsung, umum, bebas,
9. Pasangan H. Ajib Shah dan Dr. Ir. Binsar Situmorang, MSi.
rahasia, jujur dan adil melalui pemungutan suara.
10. Pasangan Dr. Sofyan Tan dan Ir. Nelly Armayanti, MSP.
Jadi, dengan ditetapkannya UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Putaran kedua, berdasarkan hasil
Pemerintah Daerah, maka Kepala Daerah
penghitungan suara yang dilakukan oleh
dan Wakil Kepala Daerah mempunyai
Komisi Pemilihan Umum Kota Medan,
peranan yang sangat strategis dalam rangka
maka dapat diketahui bahwa pasangan
pengembangan
Calon Walikota Medan dan Wakil Walikota
keadilan,
Medan yang memperoleh suara terbanyak
masyarakat, memelihara hubungan yang
adalah: 1) pasangan Drs. H. Rahudman
serasi antara Pemerintah dan Daerah serta
Harahap, MM dan Drs. H. Dzulmi Eldin,
antar Daerah untuk menjaga keutuhan
MSi; 2) pasangan Dr. Sofyan Tan dan Ir.
Negara
Nelly Armayanti, MSP.
(Penjelasan Atas Peraturan Pemerintah
Kedua, Pemilihan Umum Walikota
kehidupan
pemerataan,
Kesatuan
demokratis, kesejahteraan
Republik
Indonesia
Republik Indonesia Nomo 6 Tahun 2005
Medan dan Wakil Walikota Medan ternyata
tentang
menimbulkan
Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala
masalah
dalam
hal
pendaftaran pemilih, terutama masalah Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan masalah pendistribusian
surat
undangan
untuk
memilih (Kartu Pemilih).
Pemilihan,
Pengesahan,
Daerah dan Wakil Kepala Daerah). Sebenarnya, dengan berlakunya UU No. 32 Tahun 2004, supremasi Dewan Perwakilan
Rakyat
Daerah
(DPRD)
Berdasarkan Pasal 24 ayat 5 Undang-
dikebiri. Karena, DPRD tidak lagi memiliki
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
tugas dan wewenang untuk memilih kepala
Jurnal Governance Opinion
44
Pengaruh Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Di Kota Medan
daerah/wakil kepala daerah. Tetapi dipilih
menentukan siapa yang patut menduduki
oleh rakyat secara langsung (Marpaung,
jabatan
2005:4). Dengan kata lain, keluarnya UU
Kepala Daerah, dengan cara memberikan
No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
suara pada pelaksanaan pemilihan Kepala
Daerah, memberikan warna baru bagi
Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Dengan
kehidupan politik dan pemerintahan lokal.
kata lain, pemilihan Kepala Daerah dan
Terjadi perubahan model dalam pemilihan
Wakil
kepala daerah dan kepala daerah, yang
legitimasi bagi rakyat untuk menentukan
sering disebut dengan istilah “Pilkada
siapa
Langsung” (Marpaung, 2005:14).
Medan/Wakil Wali Kota Medan, melalui
sebagai
Kepala yang
Kepala
Daerah menjadi
Daerah/Wakil
memberikan Wali
Kota
Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil
pemungutan suara. Dengan kata lain, disini
Kepala Daerah yang selanjutnya disebut
rakyat sebagai penentu siapa yang akan
pemilihan
pelaksanaan
duduk dalam jabatan kepala daerah/wakil
kedaulatan rakyat di wilayah provinsi
kepala daerah, bukan lagi DPRD. Hal ini
dan/atau
kebupaten/kota
mencerminkan kedaulatan berada di tangan
Pancasila
dan
adalah
sarana
berdasarkan
Undang-Undang
Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
rakyat (Marpaung, 2005:4). Sehubungan dengan itu, maka dapat
untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil
dikatakan
Kepala Daerah (Pasal 1 ayat 1 Peraturan
Pemilihan Kepala
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6
Kepala Daerah tidak dapat dipisahkan dari
Tahun
masalah partisipasi politik. Kaitan yang erat
2005
Pengesahan,
tentang
Pemilihan,
Pengangkatan,
bahwa
mengkaji
masalah
Daerah dan Wakil
dan
antara Pemilihan Daerah dan Wakil Kepala
Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil
Daerah dan partisipasi politik, adalah
Kepala Daerah).
merupakan dua realitas aktivitas kehidupan
Mengacu pada pasal 1 ayat 1 PP No
politik yang tidak bisa dipisahkan satu
6 Tahun 2005 di atas, maka Pemilihan
dengan yang lainnya. Dengan kata lain,
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Pemilihan Kepala
Daerah dan Wakil
Kota Medan adalah sarana pelaksanaan
Kepala
tidak
kedaulatan rakyat di wilayah Kota Medan.
berlangsung tanpa adanya partisipasi politik
Kedaulatan rakyat yang dimaksudkan disini
dari masyarakat (pemilih). Sebaliknya,
adalah rakyat memiliki kekuasaan untuk
salah satu bentuk dari partisipasi politik
Jurnal Governance Opinion
Daerah
akan
dapat
45
Pengaruh Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Di Kota Medan
masyarakat dalam
adalah
pelaksanaan
memberikan Pemilihan
suara Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
lain: 1) merencanakan penyelenggaraan pemilihan;
2)
pelaksanaan
Menurut Michael Rush & Phillip
tahapan
menetapkan
pemilihan
yang
diatur
tata
sesuai dalam
cara
dengan peraturan
Althoff (1983:22), partisipasi politik ialah
perundang-undangan.
keterlibatan
pada
pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah dan
dalam
Wakil Kepala Daerah di Kota Medan,
sistem politik. Dengan kata lain, partisipasi
ternyata Komisi Pemilihan Umum (KPU)
politik sebenarnya merupakan aktivitas
Medan masih belum optimal, karena masih
masyarakat
dijumpai beberapa kelemahan antara lain:
individu
bermacam-macam
politik.
tingkatan
dalam
Kegiatan
sampai di
kehidupan/kegiatan politik
ini
Namun,
dalam
dapat
1) masalah Daftar Pemilih Tetap (DPT); 2)
diaktualisasikan dalam berbagai bentuk
masalah pendistribusian Kartu Pemilih dan
antara lain melalui Pemilihan Umum,
Surat Pemberitahuan Pemilih (Model C.6
dalam hal ini Pemilihan Kepala Daerah dan
KWK). Sehingga banyak masyarakat tidak
Wakil Kepala Daerah. Oleh karena itu,
tahu apakah namanya tercantum di DPT
masyarakat yang terlibat dalam kegiatan
atau tidak. Mereka tidak tahu dimana harus
politik ini mengindikasikan bahwa mereka
memilih
turut serta secara langsung maupun tidak
Pemungutan Suara (TPS) yang jauh dari
langsung dalam menentukan siapa yang
domisili rumah. Dengan kata lain, akurasi
bakal duduk menjadi Kepala Daerah dan
data pemilih pada Pemilihan Kepala Daerah
Wakil Kepala Daerah, dalam hal ini
dan Wakil Kepala Daerah masih diragukan
Walikota
keakuratannya. Hal ini sudah barang tentu
Medan dan Wakil Walikota
Medan.
akan
Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah
di
Kota
Medan
diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Medan. Komisi Pemilihan Umum
(KPU)
Medan
sebagai
(mencoblos),
berpengaruh
partisipasi
politik
Pemilihan Kepala
letak
Tempat
terhadap
tingkat
masyarakat
dalam
Daerah dan Wakil
Kepala Daerah. Bertitik-tolak dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penyelenggara Pemilihan Kepala Daerah
penelitian
dan Wakil Kepala Daerah di Kota Medan
“Pengaruh Pemilihan Kepala Daerah
mempunyai tugas dan wewenang, antara
Dan Wakil Kepala Daerah Terhadap
Jurnal Governance Opinion
dengan
memilih
judul:
46
Pengaruh Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Di Kota Medan
Partisipasi Politik Masyarakat Di Kota
kontribusi
bagi
Medan Tahun 2010”.
Umum
Pembatasan Masalah
penyelenggara
Komisi
(KPU)
Pemilihan
Medan
sebagai
Pemilihan
Kepala
Untuk menghindari kesimpang-siuran
Daerah dan Wakil Kepala Daerah
pemahaman dalam penelitian ini, maka
dalam rangka upaya meningkatkan
perlu dibatasi masalahnya, yaitu: “Apakah
partisipasi politik masyarakat dengan
ada
cara pemutakhiran data pemilih dalam
pengaruh
Kepala
Pelaksanaan
Daerah
dan
Pemilihan
Wakil
Kepala
Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat di
Pengertian Pemilihan Umum Kepala
Kota Medan”.
Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Sebelum membahas pemilihan umum
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah
Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah,
dan pembatasan masalah di atas, maka
ada
permasalahannya
mengenai pemilihan umum. Pemilihan
dirumuskan
sebagai
baiknya
terlebih
dahulu
berikut: “Bagaimana Pengaruh Pemilihan
umum
Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah
umum, rahasia, jujur, dan adil setiap lima
Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Di
tahun sekali (Pasal 22 E UUD 1945).
Kota Medan Tahun 2010 ?”.
dilaksanakan
secara
dibahas langsung,
Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Kota Medan
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah
diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan
“Untuk mengetahui bagaimana pengaruh
Umum Daerah (KPUD) Medan. Pemilihan
Pemilihan Kepala
Daerah dan Wakil
umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Kepala Daerah terhadap partisipasi politik
Daerah dilaksanakan secara demokratis
masyarakat di Kota Medan Tahun 2010 ?”
berdasarkan asas langsung, umum, bebas,
Manfaat Penelitian
rahasia, jujur, dan adil.
a. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat
memperluas
wawasan
dan
Hasil
pemilihan
umum
yang
diselenggarakan dalam suasana keterbukaan
pengetahuan tentang teori partisipasi
dengan
politik.
berserikat dianggap mencerminkan dengan
b. Secara diharapkan
praktis, dapat
Jurnal Governance Opinion
penelitian
ini
memberikan
kebebasan
berpendapat
dan
akurat partisipasi serta aspirasi masyarakat (Miriam Budiardjo, 2008:461). 47
Pengaruh Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Di Kota Medan
Damsar
Pengertian Partisipasi Politik
(2010:180)
membuat
batasan
Secara etimologis, konsep partisipasi
partisipasi politik sebagai “kegiatan warga
dapat ditelusuri akar katanya dari Bahasa
Negara yang bertindak sebagai pribadi-
Inggris, yaitu kata “part” yang berarti
pribadi, yang dimaksud untuk memengaruhi
bagian. Jika kata “part” dikembangkan
pembuatan keputusan oleh pemerintah.
menjadi kata kerja, maka kata ini menjadi
Partisipasi bisa bersifat individu atau
“to participate”, yang bermakna turut ambil
kolektif, terorganisasi atau spontan, mantap
bagian (Damsar, 2010:179).
atau sporadic, secara damai atau dengan
Dalam bukunya, Political Sosiology: A
Critical
Introduction,
Keith
Fauls
kekerasan, legal atau illegal, efektif atau tidak efektif”.
(1999:133) sebagaimana dikutip Damsar
Dalam buku Sosiologi Politik, Rush
(2010:180) memberikan batasan partisipasi
dan Althoff (2003:180) memberi batasan
politik sebagai “keterlibatan secara aktif
partisipasi politik sebagai “keterlibatan
(the active engagement) dari individu-
dalam aktivitas politik pada suatu system
individu atau kelompok kedalam proses
politik”.
pemerintahan. Keterlibatan ini mencakup
Miriam Budiardjo (1982:1), sebagai
keterlibatan dalam proses pengambilan
definisi umum dapat dikatakan bahwa
keputusan maupun berlaku oposisi terhadap
partisipasi politik adalah kegiatan seseorang
pemerintah”.
atau sekelompok untuk ikut serta secara
Herbert
McClosky,
sebagaimana
aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan
dikutip Damsar (2010:180) memberikan
jalan memilih pimpinan negara dan, secara
batasan
langsung
partisipasi
politik
sebagai
atau
“kegiatan-kegiatan sukarela dari warga
mempengaruhi
masyarakat
(public policy).
melalui
mana
mereka
tidak
langsung,
kebijakan
pemerintah
mengambil bagian dalam proses pemilihan
Partisipasi politik ialah kegiatan yang
penguasa dan secara langsung atau tidak
dilakukan oleh para warga Negara preman
langsung,
(private
dalam
proses
pembentukan
kebijakan umum”. Dalam Political
buku
citizen),
mempengaruhi No
Participation
Easy in
Choice:
Developing
Countries, Huntington dan Nelson dalam Jurnal Governance Opinion
dengan
pengambilan
tujuan keputusan
pemerintah (Huntington & Joan Nelson, 1990:4). Bentuk-Bentuk Partisipasi Politik 48
Pengaruh Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Di Kota Medan
Bermacam-macam partisipasi politik
Bentuk-bentuk
dan
frekuensi
yang terjadi di berbagai Negara dan
partisipasi politik dapat dipakai sebagai
berbagai
politik
ukuran untuk menilai stabilitas system
konvensional adalah bentuk partisipasi
politik, integritas kehidupan politik dan
politik yang normal dalam demokrasi
kepuasan
modern. Bentuk non-konvensional seperti
Negara. Perhatikan table berikut tentang
petisi,
bentuk-bentuk partisipasi politik.
waktu.
kekerasan
Kegiatan
dan
revolusioner
atau
ketidak-puasan
warga
(Rahman, 2007:287). Tabel 1. Bentuk-Bentuk Partisipasi Politik Konvensional
Non-Konvensional
Pemberian suara (voting)
Pengajuan petisi
Diskusi politik
Berdemonstrasi
Kegiatan kampanye
Konfrontasi
Membentuk dan bergabung
Mogok
dalam kelompok kepentingan
Tindak kekerasan politik harta benda
Komunikasi individual dengan pejabat
(perusakan, pemboman, pembakaran)
Politik dan administratif
Tindakan kekerasan politik terhadap manusia (penculikan, pembunuhan) Perang gerilya dan revolusi
Sumber: Sistem Politik Indonesia (Rahman, 2007:288) Tipologi Partisipasi Politik
kebijakan umum, memilih pemimpin
Secara umum tipologi partisipasi politik
pemerintah dan lain-lain.
sebagai kegiatan dibedakan menjadi: 1. Partisipasi aktif, yaitu partisipasi yang
2. Partisipasi pasif, yaitu partisipasi yang berorientasi hanya pada out put, dalam
berorientasi pada proses input dan out
arti
put. Artinya setiap warga Negara secara
pemerintah,
aktif
melaksanakan saja setiap keputusan
mengajukan
usul
mengenai
kebijakan publik mengajukan alternatif kebijakan publik yang berlainan dengan kebijakan
pemerintah,
mengajukan
kritik dan perbaikan untuk meluruskan Jurnal Governance Opinion
hanya
mentaati
peraturan
menerima
dan
pemerintah. 3. Golongan
Putih
(Golput)
atau
kelompok apatis, karena menganggap system
politik
yang
ada
telah 49
Pengaruh Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Di Kota Medan
menyimpang dari apa yang dicita-
pasif, artinya hanya berorientasi pada
citakan (Rahman, 2007:288).
out put politik. Kedua faktor ini bukan faktor yang berdiri sendiri
Model Partisipasi Politik Kesadaran politik warga Negara
(variable independent) artinya tinggi
menjadi factor determinan dalam partisipasi
rendahnya
politik masyarakat, artinya berbagai hal
dipengaruhi faktor lain seperti status
yang
dan
sosial dan ekonomi, afiliasi politik
kesadaran akan hak dan kewajiban yang
orang tua, pengalaman berorganisasi.
berkaitan dengan lingkungan masyarakat
Oleh karena itu hubungan dari faktor-
dan kegiatan politik menjadi ukuran dan
faktor itu dapat digambarkan sebagai
kadar seseorang terlibat dalam proses
berikut: status sosial dan ekonomi,
partisipasi politik (Rahman, 2007:289).
afiliasi
Berdasarkan fenomena ini maka W. Page
berorganisasi
sebagaimana dikutip Rahman (2007:289),
pengaruh/independent.
memberikan model partisipasi menjadi
politik
empat tipe.
pemerintah
1.
berhubungan
Apabila
pengetahuan
seseorang
memiliki
politik,
dan
pengalaman
merupakan
variable Kesadaran
kepercayaan sebagai
antara/intervening
itu
pada variable
variables
dan
partisipasi politik merupakan variable
kepada
terpengaruh (dependen).
pemerintah
Sebaliknya kepercayaan
tinggi
maka
kesadaran sangat
kecil
Rancangan Penelitian
dan
Jenis
maka
explanatory
penelitian yang
adalah
survey
bertujuan
untuk
partisipasi politik menjadi pasif dan
mengetahui pengaruh pemilihan umum
apatis.
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Kesadaran kepercayaan
politik
tinggi
terhadap
tetapi
pemerintah
lemah maka perilaku yang muncul adalah militant radikal. 3.
faktor
kesadaran politik dan kepercayaan partisipasi politik cenderung aktif.
2.
kedua
Kesadaran
politik
Kota Medan. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor
tetapi
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota
kepercayaan pada pemerintah tinggi
Medan. Alasan pemilihan tempat ini karena
maka partisipasinya menjadi sangat
penelitian
Jurnal Governance Opinion
rendah
terhadap partisipasi politik masyarakat di
tentang
partisipasi
politik 50
Pengaruh Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Di Kota Medan
masyarakat belum pernah dilakukan dan
Umum (KPU) Kota Medan dijadikan
juga Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota
sampel dalam penelitian ini.
Medan telah berupaya untuk meningkatkan
Metode Pengumpulan Data
partisipasi
Metode pengumpulan data yang digunakan
politik
masyarakat
dalam
pemilihan umum Walikota dan Wakil
dalam penelitian ini adalah:
Walikota Medan dengan cara melakukan
a. Penelitian Lapangan (Field Research),
pemutakhiran data pemilih pada Daftar
yaitu penelitian langsung ke lapangan
Pemilih Tetap (DPT).
(objek
Penelitian ini berlangsung selama 3
penelitian)
dalam
mengumpulkan
data
(tiga) bulan yang dimulai dari bulan
pengamatan
(observasi)
September 2010 sampai dengan bulan
wawancara.
Nopember 2010.
b. Penelitian
dengan
Populasi adalah jumlah keseluruhan
(Library
dalam rangka mengumpulkan data yang relevan
dengan
benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan,
dengan
cara
gejala-gejala, nilai test atau peristiwa-
dokumen maupun literatur.
sumber
dan
Kepustakaan
objek penelitian terdiri dari manusia,
sebagai
cara
Research), yaitu penelitian kepustakaan
Populasi dan Sampel
peristiwa
rangka
data
yang
memiliki karakteristik tertentu dalam dalam suatu penelitian (Nawawi, 2001:141).
tujuan
penelitian
menelaah
berbagai
Teknik Analisa Data Teknik
analisa
data
merupakan
proses penyederhanaan data ke dalam
Pupulasi dalam penelitian ini adalah
bentuk yang lebih mudah dibaca dan
seluruh anggota Komisi Pemilihan Umum
dipresentasikan (Singarimbun, 1995:23).
(KPU) Kota Medan, yang terdiri dari 5
Data yang diperoleh berdasarkan hasil
(lima) orang.
penelitian akan dianalisa dalam 2 (dua)
Sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya
tahap, yaitu: 1. Analisa Tabel Tunggal
dalam suatu objek penelitian. Mengingat
Merupakan
suatu
analisa
yang
populasi yang hanya berjumlah 5 (lima)
dilakukan dengan membagi-bagikan
orang dan dapat dijangkau oleh peneliti,
variable penelitian kedalam kategori-
maka seluruh anggota Komisi Pemilihan
kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan
Jurnal Governance Opinion
51
Pengaruh Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Di Kota Medan
langkah awal dalam menganalisa data
Daerah
yang terdiri dari kolom yaitu jumlah
Medan.
frekuensi dan persentase untuk setiap
2. Setelah
kategori (Singarimbun, 1995:266).
Tahun
2010
di
persentase
Kota tingkat
partisipasi diketahui besarannya,
2. Uji Hipotesis
kemudian untuk mengetahui kuat
Uji hipotesis dalam penelitian ini
lemahnya
dilakukan dengan cara:
keeratan hubungan antara variable
1. Terlebih dahulu dihitung persentase
X dan variable Y, secara sederhana
tingkat
partisipasi
masyarakat
dalam
politik
tingkat
atau
derajat
dapat diterangkan berdasarkan table
pemilihan
nilai
Kepala Daerah dan Wakil Kepala
koefisien
korelasi
dari
Guilford berikut:
Tabel 3. Tingkat Keeratan Hubungan Variabel X dan Variabel Y Nilai Korelasi
Keterangan
0,00 - < 0,20
Hubungan lemah
≥ 0,20 - < 0,40
Hubungan rendah
≥ 0,40 - < 0,70
Hubungan sedang/cukup
≥ 0,70 - < 0,90
Hubungan kuat/tinggi
≥ 0,90 ≤ 1,00
Hubungan sangat kuat/tinggi
Sumber: Ali Muhidin, Sambas & Maman Abdurahman (2007:128) Hasil Penelitian
Wakil Kepala Daerah Kota Medan pada
1. Putaran I
tahun 2010, jumlah pemilih yang
Berdasarkan hasil penelitian
terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap
diperoleh informasi bahwa pelaksanaan
(DPT)
sebanyak
1.961.155
Pemilihan Umum Kepala Daerah dan
dengan perincian sebagai berikut:
orang,
Tabel 4. Jumlah Pemilih Dalam Daftar Pemilih Tetap No
Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase
1
Laki-laki
973.254
49.63
2
Perempuan
987.901
50,37
1.961.155
100.00
Total
Sumber: KPU Kota Medan 2010 (Data telah diolah). Jurnal Governance Opinion
52
Pengaruh Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Di Kota Medan
Dari
dapat
surat suara. Komisi Pemilihan Umum
diketahui bahwa jumlah pemilih dalam
(KPU) Kota Medan menetapkan jumlah
Daftar Pemilih Tetap (DPT) terdiri dari
surat suara yang akan didistribusikan ke
pemilih laki-laki sebanyak 973.254 orang
Panitia Pemungutan Suara (PPS). Surat
(49,63
perempuan
suara beserta perlengkapan pelaksanaan
sebanyak 987.901 orang (50,37 %). Dengan
pemilihan harus sudah diterima Panitia
kata lain, jumlah pemilih yang terdaftar
Pemungutan Suara (PPS) paling lambat 2
dalam Daftar pemilih Tetap (DPT) lebih
(dua) hari sebelum pemungutan suara
banyak pemilih perempuan dibandingkan
dilaksanakan.
%),
Tabel
dan
4
di
pemilih
atas,
dengan pemilih laki-laki. Pada
kelompok
Sedangkan tata cara dan teknis masyarakat
pendistribusian surat suara sampai di
tertentu, tradisi dijunjung tinggi, misalnya
Kelompok Penyelenggara Pemngutan Suara
kaum laki-laki yang hanya dibolehkan aktif
(KPPS)
di ranah publik, sedangkan perempuan
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota
diharapkan
Medan dengan memperhatikan kecepatan
lebih
mendominasi
ranah
ditetapkan
dengan
domestik, sehingga akan memengaruhi pola
dan ketepatan waktu serta
partisipasi
penyampaian surat suara.
politik
mereka
(Damsar,
2010:196).
keamanan
Untuk mengetahui jumlah surat suara yang digunakan pada pemungutan
Pemungutan Suara Pemungutan
Keputusan
suara
dilakukan
suara, dapat dilihat pada table berikut.
dengan memberikan suara melalui surat suara yang berisi nomor, foto, dan nama pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, dalam hal ini calon Walikota dan Wakil Walikota Medan. Berdasarkan
hasil
wawancara
dengan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Medan Evi Novida Ginting diperoleh informasi bahwa: pemberian suara untuk pemilihan dilakukan dengan mencoblos salah satu pasangan calon dalam Jurnal Governance Opinion
53
Pengaruh Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Di Kota Medan
Tabel 5. Data Surat Suara No.
Data Surat Suara
Jumlah
1
Jumlah seluruh surat suara
2.011.506
2
Surat suara yang digunakan
700.802
3
Sisa surat suara
1.310.704
Sumber: KPU Kota Medan Tahun 2010 (Data telah diolah). Merujuk Tabel 5 di atas, bahwa
umum Walikota Dan Wakil Walikota
jumlah seluruh surat suara adalah sebanyak
Medan Tahun 2010, diperoleh informasi
2.011.506. Dan surat suara yang digunakan
bahwa dalam pemungutan suara yang
pada pemungutan suara adalah sebanyak
dilakukan di 21 Kecamatan se-Kota Medan,
700.802 atau sebesar 34,84 %. Sedangkan
jumlah pemilih dalam Daftar Pemilih Tetap
sisa surat suara (surat suara yang tidak
(DPT)
digunakan) adalah sebanyak 1.310.704
sebanyak 699.309 orang, dan jumlah
surat suara atau sebesar 65,16 %. Hal ini
pemilih dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT)
menunjukkan bahwa lebih banyak surat
yang
suara yang tidak digunakan dibandingkan
sebanyak 1.261.846 orang. Untuk lebih
dengan surat suara yang digunakan.
jelasnya dapat dilihat pada table berikut.
yang
tidak
menggunakan
menggunakan
hak
hak
pilih
pilih
Penghitungan Suara Berdasarkan
rekapitulasi
hasil
penghitungan perolehan suara pemilihan No 1 2 3
Tabel 6. Data Pemilih Dan Penggunaan Hak Pilih Data Pemilih Dan Penggunaan Hak Jumlah Pilih Jumlah Pemilih Dalam Daftar 1.961.155 Pemilih Jumlah pemilih dalam DPT yang 699.309 menggunakan hak pilih Jumlah pemilih dalam DPT yang 1.261.846 tidak menggunakan hak pilih Sumber: KPU Kota Medan Tahun 2010 (Data telah diolah). Dari
Tabel
6
di
atas,
dapat
(DPT) ternyata hanya 699.309 orang (35,66
diketahui bahwa dari 1.961.155 pemilih
%)
yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap
Dengan kata lain, lebih banyak pemilih
Jurnal Governance Opinion
yang menggunakan
hak pilihnya.
54
Pengaruh Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Di Kota Medan
yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap
Daftar
(DPT)
menggunakan hak pilihnya ternyata laki-
yang
tidak
menggunakan
hak
Pemilih sebanyak
Tetap 330.703
(DPT) orang,
yang
pilihnya yaitu sebanyak 1.261.846 orang
laki
dan
(64,34 %).
perempuan sebanyak 368.606 orang. Hal ini
Dari 1.261.846 orang pemilih yang
menunjukkan bahwa lebih banyak pemilih
terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT)
perempuan dibandingkan dengan pemilih
tersebut, 642.296 orang adalah laki-laki dan
laki-laki.
619..550 orang adalah perempuan. Hal ini
Kemudian,
untuk
mengetahui
menunjukkan bahwa lebih banyak laki-laki
perolehan suara pasangan calon Walikota
yang tidak menggunakan hak pilihnya
dan Wakil Walikota Medan Tahun 2010,
dibandingkan
dapat dilihat pada table berikut.
dengan
perempuan.
Sedangkan pemilih yang terdaftar dalam Tabel 7. Perolehan Suara Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Medan Tahun 2010 No. Nama Pasangan Calon Jumlah Persentase 1 Dr. H. Sjahrial R. Anas, MH 18.661 2,75 Dan Drs. H. Yahya Sumardi 2 Sigit Pramono Asri, SE 97.295 14,33 Dan Ir. Hj.Nurlisa Ginting, MSc 3 Indra Sakti Harahap, ST, MSi 8.738 1,29 Dan Dr. Delyuzar, Sp.PA (K) 4 H. Bahdin Nur Tanjung, SE, MM 35.586 5,24 Dan Drs. Kasim Siyo, MSi 5 Drs. H. Joko Susilo 28.726 4,23 Dan Amir Mirza Hutagalung, SE 6 Drs. Rahudman Harahap, MM 150.671 22,20 Dan Drs. Dzulmi Eldin S, MSi 7 Prof.DR.H.M.Arif Nasution, MA 28.982 4,27 Dan H. Supratikno W.S 8 Ir. H. Maulana Pohan, MM 76.351 11,25 Dan Jurnal Governance Opinion
55
Pengaruh Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Di Kota Medan
9 10
H. Ahmad Arif, MM H. Ajib Shah 93.118 Dan DR.Ir. Binsar Situmorang, MSi Dr. Sofyan Tan 140.676 Dan Nelly Armayanti, SP, MSP Total 678.804 Sumber: KPU Kota Medan 2010 (Data telah diolah). Dari Tabel 7 di atas, bahwa
demikian,
kedua
13,72 20,72 100,00 pasangan
calon
perolehan suara terbanyak pertama adalah
Walikota dan Wakil Walikota Medan
pasangan calon Drs. Rahudman Harahap,
tersebut maju ke putaran ke II (dua).
MM dan Drs. Dzulmi Eldin, MSi yaitu
Putaran II
sebanyak 150.671 suara (22,20 %), dan
Kemudian,
untuk
mengetahui
perolehan suara terbanyak kedua adalah
perolehan suara pasangan calon Walikota
pasangan Dr. Sofyan Tan dan Nelly
dan Wakil Walikota Medan Tahun 2010
Armayanti, SP, MSP yaitu sebanyak
putaran II (dua), dapat dilihat pada table
140.676
berikut.
suara
(20,72
%).
Dengan
Tabel 8. Perolehan Suara Pasangan Calon Walikota Dan Wakil Walikota Medan Tahun 2010 Putaran II (Dua) No Nama Pasangan Calon 1
Jumlah
Persentase
485446
65,88
251435
34,12
736881
100,00
Drs. Rahudman Harahap, MM Dan Drs. H. Dzulmi Eldin S, MSi
2
dr. Sofyan Tan Dan Nelly Armayanti, SP, MSP Jumlah Sumber: KPU Kota Medan 2010
Jurnal Governance Opinion
56
Pengaruh Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Di Kota Medan
Dari
Tabel
8
di
atas,
dapat
diketahui bahwa perolehan suara pasangan
tidak menaruh perhatian terhadap masalah kenegaraan (Budiardjo, 2008:369).
calon Walikota dan Wakil Walikota Medan
Terkait tingkat partisipasi rendah,
Tahun 2010 Putaran II (dua) yang paling
Pandapotan Tamba (anggota KPU Kota
banyak
Drs.
Medan) mengatakan “tingkat partisipasi
Rahudman Harahap, MM dan Drs. H.
rendah tidak bisa membatalkan keabsahan
Dzulmi Eldin S, MSi yaitu sebanyak
hasil pemilihan umum kepala daerah dan
485.446 suara (65,88 %).
wakil kepala daerah Kota Medan”.
adalah
Bila
pasangan
ditelaah
calon
berdasarkan
data
Pembahasan
pemilih dan penggunaan hak pilih, dapat
Berdasarkan hasil penelitian di atas,
diketahui bahwa jumlah pemilih dalam
maka
Daftar
partisipasi
Pemilih
Tetap
(DPT)
adalah
dapat
diketahui politik
bahwa
tingkat
masyarakat
pada
sebanyak 1.961.155 pemilih, dan jumlah
Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota
pemilih yang menggunakan hak pilihnya
Medan Tahun 2010, pada Putaran I
adalah sebanyak 750.351 pemilih (38,26
(pertama) ternyata dari 1.961.155 pemilih
%), maka jumlah pemilih yang tidak
yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap
menggunakan hak pilihnya adalah sebanyak
(DPT) ternyata hanya 699.309 orang (35,66
1.210.804 orang (61,74 %). Hal ini
%)
menunjukkan bahwa lebih banyak pemilih
Dengan kata lain, lebih banyak pemilih
yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap
yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap
(DPT) tidak menggunakan hak pilihnya.
(DPT)
Dengan kata lain, mayoritas jumlah pemilih
pilihnya yaitu sebanyak 1.261.846 orang
yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap
(64,34 %).
(DPT)
tidak
berpartisipasi
yang menggunakan
yang
tidak
hak pilihnya.
menggunakan
hak
dalam
Sedangkan pada Putaran II (dua)
penyelenggaraan pemilihan Walikota dan
dapat diketahui bahwa jumlah pemilih
Wakil Walikota Medan Tahun 2010.
dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) adalah
Secara teori, tingkat partisipasi politik dianggap
yang
rendah
kurang
baik,
pada
umumnya
karena
sebanyak 1.961.155 pemilih, dan jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya
dapat
adalah sebanyak 750.351 pemilih (38,26
ditafsirkan bahwa banyak warga negara
%), maka jumlah pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya adalah sebanyak
Jurnal Governance Opinion
57
Pengaruh Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Di Kota Medan
1.210.804 orang (61,74 %). Hal ini
Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil
menunjukkan bahwa lebih banyak pemilih
Kepala Daerah Tahun 2010 adalah rendah,
yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap
yakni pada Putaran I hanya sebesar 35,66 %
(DPT) tidak menggunakan hak pilihnya.
dan Putaran II sebesar 38,26 %, maka dapat
Dengan kata lain, mayoritas
(61,74 %)
ditarik kesimpulan bahwa hipotesa yang
jumlah pemilih yang terdaftar dalam Daftar
diajukan ”Ada pengaruh pemilihan Kepala
Pemilih Tetap (DPT) tidak berpartisipasi
Daerah dan Wakil Kepala Daerah terhadap
dalam penyelenggaraan pemilihan Walikota
partisipasi politik masyarakat di Kota
dan Wakil Walikota Medan Tahun 2010.
Medan” dapat diterima.
Bertitik-tolak
dari
angka-angka
Saran
tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat
partisipasi
kepada
Komisi
pada
Pemilihan Umum (KPU) Kota Medan harus
Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota
mempertanggungjawabkan secara terbuka
Medan
rendah.
dan jujur : dalam menetapkan Daftar
Mengacu kepada pendapat W. Page, apabila
Pemilih Tetap (DPT), mendistribusikan
partisipasi politik rendah berarti kesadaran
kartu pemilih, agar partisipasi politik
politik masyarakat rendah pula.
masyarakat dalam Pemilihan Umum Kepala
Tahun
masyarakat
Disarankan
2010
adalah
Menurut Miriam Budiardjo, tingkat
Daerah dan Wakil Kepala Daerah dapat
partisipasi yang rendah pada umumnya
meningkat di masa akan datang (Tahun
dianggap
2015).
kurang
baik,
karena
dapat
ditafsirkan bahwa banyak warga negara
DAFTAR PUSTAKA
tidak menaruh perhatian terhadap masalah kenegaraan. Dengan kata lain, apabila seseorang memiliki kesadaran politik yang tinggi maka
partisipasi
politiknya
cenderung
tinggi pula. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, partisipasi
dapat politik
Jurnal Governance Opinion
diketahui masyarakat
bahwa
Budiardjo, Miriam. 1982. Partisipasi Dan Partai Politik. Jakarta. PT. Gramedia. _______.2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta. PT. Gramedia. Damsar. 2010. Pangantar Sosiologi Politik. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.
pada 58
Pengaruh Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Di Kota Medan
Mardalis. 2009. Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta. Bumi Aksara. Pudjiastuti, Sri Rahayu. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta. STKIP Press. Rahman, A. 2007. Sistem Indonesia. Yogyakarta. Ilmu.
Politik Graha
Samuel P. Huntington & Joan Nelson. 1990. Partisipasi Politik Di Negara Berkembang. Jakarta. Rineka Cipta. Peraturan Perundang-undangan : UUD 1945 Dan Amandemennya. UU
No. 32 Tahun 2004 Pemerintahan Daerah.
tentang
UU
No. 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum.
PP No. 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, Dan Pemberhentian Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah. Jurnal/Media Massa : Marpaung, Parlindungan. 2005. Pilkada Langsung 2005 Harus Lebih Berkualitas. Harian Portibi DNP. 17 Pebruari 2005. Medan. _________. 2005. Realita Demokrasi Politik Lokal. Jurnal Inovasi, Media Litbang Provinsi Sumatera Utara Volume 2 Nomor 4, Nopember 2005. Jurnal Governance Opinion
59
Peranan Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Pengawasan Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2005 Tentang Pajak Reklame Di Kabupaten Serdang Bedagai
PERANAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM PENGAWASAN PERATURAN DAERAH NOMOR 09 TAHUN 2005 TENTANG PAJAK REKLAME DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI Simson Ginting, SSos.,MPA
(Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Darma Agung Medan)
Abstrak Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat, penerimaan dan pengelolaan pajak daerah merupakan yang menjadi unsur penting, sehingga harus dikelola secara baik dan benar, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pembangunan derah tersebut. Pengelolaan pajak daerah tidak mungkin dilaksanakan dengan baik apabila aparat petugas dilapangan tidak memiliki data lengkap mengenai barang/usaha yang dikenakan pajak dan yang tidak dikenakan pajak. Oleh karena itu, pengelolaan pajak daerah sangat penting untuk disempurnakan. Pengelolaan ini meliputi data inventarisasi, penagihan dan pelaporan. Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai melalui Satuan Polisi Pamong Praja belum sepenuhnya melakukan pengawasan terhadap Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2005 Tentang Pajak Reklame di Kabupaten Serdang Bedagai. Hal itu ditandai masih ditemukannya reklame yang belum terdaftar dan yang pembayaran pajaknya tidak sesuai dengan aturan yang ada. Sekalipun Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2005 Tentang Pajak Reklame tersebut sudah jelas mengaturkan segala sesuatu tentang Pajak Reklame, namun masih ada faktor-faktor yang menghambat dalam Implementasinya antara lain kurangnya kesadaran aparat Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan yang diaturkan dan masih adanya pihak-pihak yang mau mencari keuntungan sendiri penetapan dan penertiban pajak tersebut. Kata Kunci : Peranan Satuan Polisi Pamong Praja, Pengawasan Peraturan Daerah Nomor 09, Pajak Reklame
pertumbuhan
PENDAHULUAN Dalam
rangka
mendukung
diperlukan
perekonomian penyediaan
Daerah,
sumber-sumber
perkembangan Otonomi Daerah yang nyata,
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang
dinamis, serasi dan bertanggung jawab,
hasilnya diharapkan semakin meningkat
pembiayaan pemerintah dan pembangunan
pula.
daerah yang bersumber dari Pendapatan Asli
Daerah
(PAD),
khususnya
Dalam
penyelenggaraan
yang
pemerintahan dan pelayanan masyarakat,
berasal dari pajak daerah. Sejalan dengan
penerimaan dan pengelolaan pajak daerah
semakin
pelaksanaan
merupakan yang menjadi unsur penting,
pembangunan dan pemberian pelayanan
sehingga harus dikelola secara baik dan
meningkatnya
kepada masyarakat serta usaha peningkatan
Jurnal Governance Opinion
60
Peranan Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Pengawasan Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2005 Tentang Pajak Reklame Di Kabupaten Serdang Bedagai
benar,
yang
pada
akhirnya
dapat
meningkatkan pembangunan derah tersebut. Pengelolaan pajak daerah tidak
ditunjang pula dengan data fisik yaitu papan
reklame
memenuhi
yang
terpasang
yang
teknis
dan
persyaratan
mungkin dilaksanakan dengan baik apabila
selanjutnya penyediaan data kepemilikan
aparat petugas dilapangan tidak memiliki
papan reklame tersebut.
data lengkap mengenai barang/usaha yang
Satuan Polisi Pamong Praja sangat
dikenakan pajak dan yang tidak dikenakan
diharapkan
pajak. Oleh karena itu, pengelolaan pajak
kerjasamanya
daerah
menertibkan keberadaan papan reklame di
sangat
penting
disempurnakan. Pengelolaan data
inventarisasi,
untuk
ini meliputi
penagihan
dan
pelaporan.
untuk
dalam
sehingga
dan
mengawasi
tidak
merugikan
pemerintah daerah dalam hal penerimaan pajak, khususnya pajak reklame. Sesuai
Inventarisasi bagian
daerah
bantuannya
yang
pengelolaan
merupakan sangat
2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja
diperlukan untuk mengadakan evaluasi atas
dikatakan bahwa Satuan Polisi Pamong
jumlah wajib pajak yang ada di daerah.
Praja meminta bantuan, atau bekerjasama
Wajib pajak adalah orang pribadi atau
didasarkan atas
badan yang menurut Peraturan Perundang-
saling
Undangan Perpajakan Daerah diwajibkan
menghormati
untuk melakukan pembayaran pajak yang
kepentingan
terhutang
hierarki dan kode etik birokrasi dengan
termasuk
tersebut
dengan Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun
pemungutan
atau
pemotongan pajak tertentu.
hubungan
membantu, dengan
berkembang
pesat,
menyelenggarakan
reklame
untuk sehingga
Praja
adalah
penegakan
pelaksanaan
Peraturan
dijadikan sebagai objek Pajak Reklame
Metode Penelitian
serta
Populasi
menata
dan
menertibkan penyelenggaraan reklame agar indah,
rapi
mengutamakan
satu tugas dan fungsi Satuan Polisi Pamong
Keputusan Kepala Daerah
kelihatan
saling
umum dan memperhatikan
merupakan potensi yang memadai untuk mengatur,
dan
instansi lain (dalam pasal 28 ayat 3). Salah
Usaha jasa periklanan saat ini
untuk
fungsional,
Nawawi
Daerah
dan
(1999:141),
teratur.
bahwa populasi adalah keseluruhan objek
Pengelolaan administrasi perpajakan daerah
penelitian yang dapat terdiri dari manusia,
Jurnal Governance Opinion
dan
Menurut
kebijakan
61
Peranan Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Pengawasan Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2005 Tentang Pajak Reklame Di Kabupaten Serdang Bedagai
benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan,
Satuan
gejala—gejala, nilai test atau peristiwa-
Bedagai
peristiwa
yang
termasuk kepala satuan) orang yang terdiri
memiliki karakteristik tertentu di dalam
dari 5 bagian dengan rincian sebagaimana
suatu penelitian.
berikut ini :
sebagai
sumber
data
Polisi yang
Pamong
Praja
berjumlah
Serdang
116
(tidak
Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah pegawai
atau anggota
Table 1 Jumlah Populasi No Bagian Jumlah Populasi 1 Tata Usaha 6 2 Pengamanan & Ketertiban 84 3 Pengembangan Kapasitas 10 4 Operasional & Penertiban 13 5 Fungsional 3 Jumlah 116 Sumber : Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Serdang Bedagai tahun 2010
dan sebagainya yang ada didalam populasi
Sampel (1999:144),
(Bungin, 2001:104). Berdasarkan data
sampel secara sederhana diartikan sebagai
yang ada, maka untuk menghitung
bagian dari populasi yang menjadi sumber
jumlah sampel digunakan rumus Taro
data
Yamane dengan presisi 10% dan tingkat
Menurut
yang
Nawawi
sebenarnya
dalam
suatu
penelitian. Dengan kata lain bahwa sampel adalah sebagian populasi untuk mewakili populasi. Sampel
adalah
kelompok
yang
kepercayaan 90% (Bungin, 2005:105):
n
N Nd 2 1
Keterangan:
n =Jumlah sampel
terseleksi dari populasi besar dan sampel itu
N =jumlah populasi
hendaknya mewakili populasinya (Bulaeng,
d = presisi ditetapkan 90%,
2004:131). Untuk mencapai generalisasi
a=0,1) 1 = konstanta
yang baik, maka disamping tats cars penarikan kesimpulan diperhatikan, jugs bobot
sampel
harus
dipertanggungjawabkan, dengan demikian maka sampel adalah wakil semua unit strata
Jurnal Governance Opinion
Jadi sampel yang digunakan dapat dilihat sebagai berikut: 116 62
Peranan Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Pengawasan Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2005 Tentang Pajak Reklame Di Kabupaten Serdang Bedagai
n = ---------------
= 53,7
Pengertian Implementasi Kebijakan
dibulatkan jadi 54
Kebijakan Publik yang telah di
116 (0,1)² + 1
syahkan tidak akan bermafaat apabila tidak di
implementasi.
Hal ini
disebabkan
Jadi sampel yang digunakan sebanyak 54
karena implementsai kebijakan berusaha
orang
untuk mewujudkan kebijakan publik yang
URAIAN TEORITIS
masih bersifat abstrak kedalam realita
Pengertian Kebijakan Publik
nyata.
Kebijakan Publik (Public Policy)
Menurut
Charles
dengan
Publik
(Public
bukan hukum atau peraturan semata. Lebih
"Pengantar
dari itu, kebijakan publik adalah segala hal
Policy)" (1991 ; 446) dalam N. Budiman
yang mengatur
semua
yaitu implementasi adalah sebuah proses
lapisan masyarakat dalam suatu negara.
untuk mendapatkan sumber daya tambahan
Maknanya, suatu kebijakan publik bukan
sehingga dapat diukur apa-apa yang telah
untuk membatasi peran dan aktivitas
di kerjakan.
masyarakat
dan
mengikat
tetapi
untuk
Proses Implementasi baru dapat di
dan
mulai apabila tujuan-tujuan dan sasaran-
tujuan-
sasaran yang telah bersifat umum telah di
tujuan bernegara secara efektif dan efisien
perinci, program aksi telah di rancang dan
(Leslie A. 1997).
sejumlah dana telah di alokasikan oleh
menyelaraskan masyarakat
lebih
Kebijakan
Jones
peran
dalam
negara
pencapaian
Sementara itu, Carl I. Friedrick
mewujudkan kebijakan-kebijakan tersebut.
(1983) mendefinisikan kebijakan publik
Faktor –faktor yang Mempengaruhi
sebagai
Implementasi
serangkaian
tindakan
yang
diusulkan oleh seorang, kelompok atau pemerintah
dalam
suatu
lingkungan
Abdullah menjelaskan
(1998
;
67),
faktor-faktor
ia yang
tertentu dengan ancaman dan peluang yang
mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan
ada, dimana kebijakan yang diusulkan
implementasi suatu kebijakan. Sedangkan
tersebut ditujukan untuk memanfaatkan
menurut Geprge C. Edward III dalam
potensi sekaligus mengatasi hambatan yan
Implementing Public Policy
ada
bahwa
dalam
rangka
mencapai
tertentu.
Jurnal Governance Opinion
tujuan
ada
empat
(1980,111),
faktor
yang
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan 63
Peranan Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Pengawasan Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2005 Tentang Pajak Reklame Di Kabupaten Serdang Bedagai
implementasi suatu kebijakan, yaitu faktor standar dan tujuan, birokrasi, komunikasi
3 Komunikasi
dan disposisi :
Setiap
kebijakan
publik
harus
mempunyai standart dan tujuan yang jelas
1. Standar dan tujuan Sumber daya kebijakan tidak kalah
agar
kebijakan
publik
tadi
bisa
dengan
efektif.
di
pentingnya dengan standar dan tujuan,
implementasikan
sumber daya kebijakan harus juga tersedia
karenanya standar dan tujuan tadi harus di
dalam
memperlancar
komunikasikan kepada para pelaksana tadi.
administrasi implcmentasi suatu kebijakan.
Komunikasi dalam kerangka penyampaian
Karena
dan
informasi kepada para pelaksana kebijakan
konsistennya kententuan-ketentuan atau
tentang apa yang menjadi standar dan
ukuran-ukuran
bagaimanapun
tujuan kebijakan tadi harus konsiten dan
menyampaikan
seragam dari berbagai infomasi dalam
rangka
untuk
bagaimanapun
akuratnya
.jelas
scrta dalam
ketentuanketentuan ataupun aturan-aturan
organisasi
tersebut. Jika para pelaksana kebijakan
misalnya, komunikasi sering merupakan
yang
untuk
proses yang sulit dan komplek, proses
menjadikan
pentrasferan berita kebawah di dalam
melakukan
organisasi, atau dari satu organisasi dan kc
maka
kominkator
bertanggung
melaksanakan
kebijakan
sumber-sumber pekerjaan
jawab
untuk
secara
efektif,
ini
publik.
lain
Pemerintah
Oleh
sering
daerah
mengalami
implementasi kebijakan tersebut juga tidak
gangguan baik yang di sengaja maupun
akan bisa efektif:
tidak. Dengan demikian menurut penjelasan
2. Struktur Birokrasi
ini, prospck implementasi yang efektif
Meskipun sumber-sumber untuk mengimplementasikan
kebijakan
dan tujuan secara akurat serta konsisten.
sudah mencukupi dan para implementor
Maka komunikasi kebijakan mencakup 3
mengetahui
dimensi, yaitu :
apa
suatu
sangat di tentukan oleh kejelesan standar
dan
bagaimana
cara
melakukannya, serta mereka mempunyai
4. Disposisi
keinginan
Di
untuk
melakukannya,
artikan
sebaiai
kecendrungan,
implementasi bisa jadi masih belum efektif,
keinginan atau kesepakan para pelaksaan
karena ketidakefisienan struktur birokrasi
untuk
yang ada.
Implementasi kebijakan jika ingin berhasil
Jurnal Governance Opinion
melaksanakan
kebijakan.
64
Peranan Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Pengawasan Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2005 Tentang Pajak Reklame Di Kabupaten Serdang Bedagai
secara efektif dan efesien para pelaksana
suatu negara terhadap kedaulatan
tidak hanya harus mengetahui apa yang
negara lain.
harus
di
lakukan
dan
mempunyai
2. Bersifat non self-executing yang
kemampuan untuk melakukan kebijakan
berarti
bahwa
itu, tetapi mereka juga harus mempunyai
publik
perlu
keamanan untuk melaksanakan kebijakan
dilaksanakan oleh berbagai pihak
kemudian sikap mereka itu akan di
supaua tujuan pembuatan kebijakan
pengaruhi oleh pandangannya terhadap
tercapai.
suatu kebijakan dan cara melihat pengaruh kebijakan
itu
terhadap
kepentingan
kepentingan-kepentingan
kebijakan
diwujudkan
dan
a. Selanjutnya menurut Brian W.
kepentingan-
organisasinya
suatu
Hogwood dan Lewis A. Gunn
dan
(dalam
pribadinya.
Slichin
Abdul
Wahab,
1991:36) mengemukakan sejumlah
Terdapat 3 elemen respon yang dapat
tahap implementasi
mempengaruhi
Jadi implementasi kebijakan akan
kemamuannya
kemempuan untuk
dan
melaksanakan
selalu
berkaitan
dengan
kebijakan,
penetapan
waktu
Tahap-tahap Implementasi Kebijakan
sedangkan
menurut
Untuk
dan
perencanaan pengawasan,
Mazmanian
dan
mengefektifkan
Sabatier dalam Solichin Abdul Wahab
implementasi kebijakan yang ditetapkan,
(1991) mempelajari masalah implementasi
maka
kebijakan berarti berusaha unuk memahami
diperlukan
adanya
tahap-tahap
implementasi kebijakan.
apa yang senyatanya terjadi sesuadah suatu
M. Irfan Islamy (1997: 102-106)
program diberlakukan atau dirumuskan.
membagi tahap implementasi dalam dua bentuk, yaitu
Arti dan Fungsi Pengawasan
1. Bersifat self-executing, yang berarti
Para
ahli
manajemen
dan
bahwa dengan dirumuskannya dan
administrasi sependapat bahwa pengawasan
disahkannya suatu kebijakan maka
merupakan salah satu fungsi
kebijakan
manajemen.
tersebut
terimplementasikan sendirinya,
misalnya
akan dengan pengakuan
Berarti
dalam
organik setiap
organisasi, dari yang kecil sampai yang besar, terlaksananya
pengawasan yang
sesungguhnya bukan saja tidak terelakkan
Jurnal Governance Opinion
65
Peranan Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Pengawasan Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2005 Tentang Pajak Reklame Di Kabupaten Serdang Bedagai
akan
tetapi
mutlak
diperlukan
dan
dilakukan.
Menurut
Soewarno
(2001:99),
bahwa ada beberapa prinsip pengawasan
Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada perencanaan untuk merancang sistem umpan
balik
informasi,
untuk
seperti diterangkan di bawah ini: 1. Pengawasan berorientasi kepada tujuan organisasi 2. Pengawasan harus objektif, jujur
membandingkan kinerja aktual dengan
dan
standar
umum dari kepentingan pribadi
yang
telah
ditentukan,
untuk
menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan mengambil
tersebut,
tindakan
serta
perbaikan
untuk yang
diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan atau pemerintahan telah digunakan seefektif dan seefisien
mendahulukan
3. Pengawasan
harus
kepentingan berorientasi
terhadap kebenaran peraturan yang berlaku,
atas
prosedur
yang
ditetapkan. 4. Pengawasan harus menjamin daya dan hasil guna pekerjaan
mungkin guna mencapai tujuan perusahaan
5. Pengawasan harus didasarkan atas
atau pemerintahan. Dari beberapa pendapat
standard yang objektif teliti dan
tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan
tepat
bahwa pengawasan merupakan hal penting dalam menjalankan suatu perencanaan. Dengan
adanya
perencanaan
yang
pengawasan diharapkan
maka oleh
6. Pengawasan harus bersifat terus menerus 7. Hasil
pengawasan
harus
dapat
memberikan umpan balik terhadap
manajemen dapat terpenuhi dan berjalan
perbaikan
dengan baik.
dalam pelaksanaan kebijakan di
Prinsip dan Asas Pengawasan
waktu yang akan datang.
Seperti sudah dijelaskan di atas bahwa
fungsi
pengawasan
dan
penyempurnaan
Ciri-ciri Pengawasan
memegang
Agar fungsi pengawasan dalam
peranan penting dalam mencapai tujuan
pemanfaatannya dapat mendatangkan hasil
organisasi dan agar fungsi pengawasan
seperti yang diinginkan, maka pemimpin
tersebut terselenggara menurut semestinya
organisasi harus mengetahui cirri-ciri suatu
perlu diperhatikan prinsip-prinsip dalam
proses pengawasan dan sekaligus berusaha
pengawasan.
Jurnal Governance Opinion
66
Peranan Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Pengawasan Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2005 Tentang Pajak Reklame Di Kabupaten Serdang Bedagai
menemukan sebanyak mungkin cirri-ciri itu
7. Pengawasan
dalam pelaksanaannya antara lain: dalam
pelaksanaan harus
arti
pengawasan
menemukan
fakta-fakta
bagaimana
menemukan
tugas-tugas
jika ada ketidak beresan, akan
bahwa
fungsi
tentang
dijalankan
tetapi menemukan apa yang tidak betul. 8. Pengawasan
harus
bersifat
membimbing, agar supaya para
dalam
pelaksana
organisasi.
meningkatkan
kemampuannya untuk melakukan
2. Pengawasan harus bersifat prefentif
tugas-tugas
yang berarti proses pengawasan itu dijalankan
dimkasudkan
untuk menentukan siapa yang salah
1. Pengawasan harus bersifat “fact finding”
tidak
untuk
timbulnya
mencegah
yang
ditentukan
baginya.(Siagian, 2002:93). Proses Pengawasan
penyimpangan-
Di dalam proses pengawasan pada
penyimpangan dan penyelewengan
prinsipnya
terdapat
prosedur
tertentu.
dari rencana yang telah ditentukan.
Dalam hal ini yang dimaksud dengan
3. Pengawasan diartikan pada masa
prosedur adalah suatu rangkaian metode
sekarang, yang berarti pengawasan
yang telah menjadi pola tetap dalam
hanya dapat ditujukan terhadap
melakukan
kegaitan-kegiatan yang kini sedang
merupakan suatu kebulatan.
dilaksanakan.
Menurut
4. Pengawasan hanyalah sekedar alat untuk
meningkatkan
pengawasan
itu
efisiensi,
tidak
dapat
dipandang sebagai tujuan administrasi dan manajemen maka pelaksanaannya
harus
mempermudah pencapaian tujuan pelaksanaan
harus efisien
Jurnal Governance Opinion
pekerjaan
Winardi
yang
(2001:143),
terdapat 4 (empat) tindakan pokok yang bersifat
fundamental
bagi
pengawasan
magerial. Adapun langkah-langkah pokok tersebut adalah :
5. Karena pengawasan sebagai alat
6. Proses
suatu
pengawasan
1. Penentuan ukuran atau pedoman baku 2. Penilaian atau pengukuran terhadap pekerjaan yang sudah dikerjakan 3. Perbandingan
antara
pelaksanaan
pekerjaan dengan ukuran atau pedoman baku yang telah ditetapkan untuk
67
Peranan Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Pengawasan Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2005 Tentang Pajak Reklame Di Kabupaten Serdang Bedagai
mengetahui
penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi
pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang
4. Perbaikan datau pembetulan terhadap
dapat dipaksakan berdasarkan Peraturan
penyimpangan yang terjadi sehingga
Perundang-Undangan yang berlaku yang
pekerjaan sesuai dengan apa yang
digunakan untuk membiayai pemerintahan
direncanakan.
daerah
dan
pembangunan
daerah.
Jika telah diketahui adanya perbedaan,
Pemasukan dari pajak adalah merupakan
sebabnya, letak sumbernya maka langkah
pemasukan yang paling besar untuk kas
terakhir
daerah dan diantara pajak yang menjadi
adalah
melakukan
tindakan
perbaikan. Ada yang mudah dilakukan
pemasukan daerah adalah pajak reklame.
perbaikannya atau diperbaiki dalam jangka
a. Jenis-Jenis Pajak Reklame
waktu
Jenis-jenis
rencana yang telah ditentukan.
reklame
menurut
Peraturan
Menghadapi hal seperti ini perbaikan itu
Daerah Nomor 09 Tahun 2005 adalah:
dilakukan dalam periode berikutnya dengan
1. Reklame papan/bilboard, shop sign,
menyusun rencana atau standart yang baru,
shop panel, baliho, neon box adalah
disamping memperbaiki factor lain yang
reklame yang terbuat dari papan kayu,
menyebabkan
callib rate, vinyle termasuk seng atau
timbulnya
penyimpangan
tersebut.
bahan lain yang sejenis dipasang atau
Pajak Reklame
digantungkan
Kabupaten Serdang Bedagai baru beberapa tahun dimekarkan dari Kabupaten Induk
Deli
Serdang.
Akan
tetapi
atau
dipasang
pada
bangunan, halaman bangunan 2. Reklame videtron / megatron/large electronic display adalah reklame yang
pemerintah kabupaten Serdang Bedagai
menggunakan
terus berupaya untuk menggali sumber-
berupa program reklame atau iklan
sumber kekayaan daerah yang ada untuk
bersinar dengan gambar dan atau
menjadi
daerah
tulisan berwarna yang dapat berubah-
sehingga dapat dilanjutkan pembangunan
ubah terpogram difungsikan dengan
untuk kemakmuran rakyat. Sumber –
tenaga listrik
pemasukan
bagi
kas
sumber pemasukan kas daerah tersebut seperti pajak daerah. Pajak daerah adalah
layar
monitor
besar
3. Reklame kain/baliho adalah reklame yang
menggunakan
bahan
kain
iuran waib yang dilakukan oleh orang
Jurnal Governance Opinion
68
Peranan Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Pengawasan Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2005 Tentang Pajak Reklame Di Kabupaten Serdang Bedagai
termasuk kertas plastik, karet, atau
9. Reklame film/slide adalah reklame
bahan lain yang sejenis dengan itu 4. Reklame
melekat,
diselenggarakan
dengan
cara
adalah
mengggunakan klise berupa kaca atau
reklame yang berbentuk lembaran lepas
film, atau bahan-bahan yang sejenis
diselenggarakan
cara
sebagai alat untuk diproyeksikan dan
dapat
atau dipancarkan pada layar atau benda
disebarkan,
sticker
yang
dengan
diberikan
atau
diminta untuk ditempelkan, dilekatkan, dipasang atau digantungkan pada suatu
lain di dalam ruangan 10. Reklame peragaan adalah reklame yang
benda
diselenggarakan
5. Reklame selebaran adalah reklame yang
berbentuk
lembaran
diselenggarakan disewakan,
diberikan
memperagakan
kertas
dengan
cara
atau
dapat
dilekatkan,
dipasang,
digantungkan pada benda lain 6. Reklame
berjalan
cara
suatu barang dengan
atau tanpa diserti suara. ANALISIS DATA Penyajian Data Berdasarkan Kuisioner
diminta dengan ketentuan tidak untu ditempelkan,
dengan
Dalam penulis
mengumpulkan
menyebarkan
data,
kuesioner.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh
termasuk
pad
relame
yang
responden, diperoleh data-data yang dapat
ditempatkan atau ditempelkan pada
disajikan, yaitu data identitas responden
kendaraan
dan data variabel penelitian mengenai
kendaraan
dengan
adalah yang
diselenggarakan
mempergunakan
kendaraan
atau dengan cara dibawa oleh orang 7. Reklame udara adalah reklame yang diselenggarkan
di
udara
dengan
menggunaan gas laser, pesawat udara atau alat lain yang sejenis 8. Reklame apung adalah reklame yang diselenggarakan di atas air dengan
melalui
penyebaran
kuesioner
kepada
jumlah yang diperoleh dari masing-masing pertanyaan, setelah diolah dari data mentah, dimana
pertanyaan-pertanyaan
disusun
mencerminkan kedua variabel. 1.
Karakteristik Responden Berdasarkan
hasil
penelitian
diketahui identitas responden sebagai berikut :
mempergunakan alat tertentu yang sejenis
Jurnal Governance Opinion
69
Peranan Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Pengawasan Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2005 Tentang Pajak Reklame Di Kabupaten Serdang Bedagai
No 1. 2.
Tabel 3 Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Laki-laki 45 Perempuan 9 Total 54
Persentase 83 17 100,00
Sumber : Hasil Angket tahun 2010 Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa jumlah responden terbesar adalah
orang atau 83%, sedangkan jenis kelamin perempuan sebanyak 9 orang atau 17%.
pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 45
Tabel 4 Pendidikan No 1. 2. 3.
Pendidikan Frekuensi S1 16 Diploma 11 SMU 27 Total 54 Sumber : Hasil Angket tahun 2010 Dari
tabel
diatas
Persentase 30 20 50 100,00
bahwa
50%, kemudian pada tingkat Sarjana ada
responden terbanyak berada pada jenjang
sebanyak 16 orang atau 30%, tingkat
pendidikan SMU sebanyak 27 orang atau
Diploma sebanyak 11 orang atau 20%.
Tabel 5 Jabatan No 1. 2.
Jabatan
Dari
Frekuensi Kasi 8 Anggota 46 Total 54 Sumber : Hasil Angket tahun 2010 tabel
diatas
bahwa
responden terbanyak berada pada jabatan
Persentase 15 85 100,00
a. Data Variabel Bebas (Peranan Satuan Polisi Pamong Praja)
anggota sebanyak 46 orang atau 85%, kasi
Untuk Polisi
mengetahui Pamong
Praja
peranan
sebanyak 8 orang atau 15%.
Satuan
dalam
Variabel Penelitian
pengawasan Perda yang ada di kabupaten Serdang Bedagai khususnya Perda tentang
Jurnal Governance Opinion
70
Peranan Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Pengawasan Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2005 Tentang Pajak Reklame Di Kabupaten Serdang Bedagai
pajak reklame, maka yang perlu kita lihat
dalam melakuka tugas sesuai dengan yang
adalah bagaimana kerjasama antara mereka
sudah digariskan.
Tabel 6 Salah satu tugas dan peranan Satuan Polisi Pamong Praja adalah melakukan pendataan reklame yang ada diwilayah Serdang Bedagai No Jawaban Skor Frekuensi Persentase 1. Sangat setuju 5 23 43 2. Setuju 4 31 57 3. Kurang setuju 3 4 Tidak setuju 2 5 Sangat tidak setuju 1 Total 54 100,00 Sumber : Hasil Angket tahun 2010 Berdasarkan hasil tabel diatas
diwilayah Serdang Bedagai. Hal itu terlihat
dapat diketahui semua responden menjawab
dari jawaban responden yang menjawab
setuju bahwa salah satu tugas dan peranan
sangat setuju sebanyak 23 orang atau 43%,
Satuan
san yang menjawab setuju sebanyak 31
Polisi
Pamong
Praja
adalah
melakukan pendataan reklame yang ada
No 1. 2. 3. 4 5
orang atau 57%.
Tabel 7 System pendataan reklame sudah dilakukan dengan baik Jawaban Skor Frekuensi Persentase Sangat setuju 5 15 28 Setuju 4 33 61 Kurang setuju 3 6 11 Tidak setuju 2 Sangat tidak setuju 1 Total 54 100,00 Sumber : Hasil Angket tahun 2010 Berdasarkan hasil tabel diatas dapat orang atau 61% dan yang menjawab kurang
diketahui
hampir
responden
setuju sebanyak 6 orang atau 11%. Artinya
menjawab setuju bahwa system pendataan
hampir semua reklame yang ada atau
reklame
sudah
terpasang di wilayah Serdang Bedagai
dilakukan dengan baik walaupun masih ada
sudah terdata dengan baik, kalaupun ada
juga yang kurang setuju. Hal itu terlihat
yang tidak terdata itu karena terlewatkan
dari jawaban responden yang menjawab
dan tidak ada laporan dari subjek pajak
sangat setuju sebanyak 15 orang atau 28%,
reklame, jadi bukan karena disengaja.
di
semua
Serdang
Bedagai
san yang menjawab setuju sebanyak 33
Jurnal Governance Opinion
71
Peranan Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Pengawasan Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2005 Tentang Pajak Reklame Di Kabupaten Serdang Bedagai
Tabel 8 Pengaturan reklame disesuaikan dengan tata ruang dan peraturan daerah yang ada diwilayah Serdang Bedagai No Jawaban Skor Frekuensi Persentase 1. Sangat setuju 5 19 35 2. Setuju 4 32 59 3. Kurang setuju 3 3 6 4 Tidak setuju 2 5 Sangat tidak setuju 1 Total 54 100,00 Sumber : Hasil Angket tahun 2010 Berdasarkan hasil tabel diatas dapat
setuju sebanyak 19 orang atau 35%, yang
diketahui
hampir
semua
responden
menjawab setuju sebanyak 32 orang atau
menjawab
setuju
bahwa
pengaturan
59% dan yang menjawab kurang setuju
reklame disesuaikan dengan tata ruang dan
sebanyak 3 orang atau 6%. Artinya bahwa
peraturan daerah yang ada diwilayah
pemasangan reklame diatur sedemikian
Serdang Bedagai. Hal itu terlihat dari
rupa sehingga sehingga tidak semrawut
jawaban responden yang menjawab sangat
tetapi sesuai dengan tata wilayah.
No 1. 2. 3. 4 5
Tabel 9 Pembongkaran / penurunan reklame dilakukan sesuai dengan waktu dan penetapan pajak reklame Jawaban Skor Frekuensi Persentase Sangat setuju 5 11 20 Setuju 4 32 60 Kurang setuju 3 11 20 Tidak setuju 2 Sangat tidak setuju 1 Total 54 100,00 Sumber : Hasil Angket tahun 2010 Berdasarkan hasil tabel diatas dapat menjawab setuju sebanyak 32 orang atau
diketahui
bahwa
/
60% dan yang menjawab kurang setuju
penurunan reklame dilakukan oleh Satuan
sebanyak 11 orang atau 20%. Dari jawaban
Polisi Pamong Praja sesuai dengan waktu
responden tersebut kita lihat bahwa ada
dan
yang
sebahagian yang kurang setuju dengan
bersangkutan. Hal itu terlihat dari jawaban
pernyataan itu karena ada juga reklame
responden yang menjawab sangat setuju
yang terpasang lama di suatu tempat tidak
sebanyak 11 orang atau 20%, yang
ditertibkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja
penetapan
pembongkaran
pajak
Jurnal Governance Opinion
reklame
72
Peranan Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Pengawasan Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2005 Tentang Pajak Reklame Di Kabupaten Serdang Bedagai
padahal sudah habis waktunya tidak tahu
No 1. 2. 3. 4 5
alasannya.
Tabel 10 Pelaporan reklame dilakukan sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan Jawaban Skor Frekuensi Persentase Sangat setuju 5 21 39 Setuju 4 33 61 Kurang setuju 3 Tidak setuju 2 Sangat tidak setuju 1 Total 54 100,00 Sumber : Hasil Angket tahun 2010 Berdasarkan hasil tabel diatas dapat
responden yang menjawab sangat setuju
diketahui bahwa pelaporan pajak reklame
sebanyak 21 orang atau
dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja
menjawab setuju sebanyak 33 orang atau
sesuai dengan prosedur yang ada/ sudah
61%.
ditetapkan oleh daerah melalui Peraturan
ditindak lanjuti terutama bagi wajib pajak
Daerah. Hal itu terlihat dari jawaban
yang tidak membayar pajaknya.
Pelaporan
tesebut
39%, yang untuk
dapat
b. Data Variabel Terikat (Pengawasan Perda No. 09 tahun 2005) Tabel 11 Data nama, objek dan subjek pajak reklame kabupaten Serdang Bedagai lengkap dan tercatat dengan baik No Jawaban Skor Frekuensi Persentase 1. Sangat setuju 5 21 39 2. Setuju 4 33 61 3. Kurang setuju 3 4 Tidak setuju 2 5 Sangat tidak setuju 1 Total 54 100,00 Sumber : Hasil Angket tahun 2010 Berdasarkan hasil tabel diatas dapat atau 39%, yang menjawab setuju sebanyak diketahui bahwa data nama, objek dan
33 orang atau 61%. Dengan pendataan yang
subjek pajak reklame kabupaten Serdang
dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja
Bedagai lengkap dan tercatat dengan baik
terhadap semua reklame yang ada, maka
oleh Satuan Polisi Pamong Praja. Hal itu
semua reklame tecatat dengan lengkap
terlihat dari jawaban responden yang
sehingga
perhitungan
pajaknya
dapat
menjawab sangat setuju sebanyak 21 orang
Jurnal Governance Opinion
73
Peranan Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Pengawasan Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2005 Tentang Pajak Reklame Di Kabupaten Serdang Bedagai
dilakukan untuk menghitung pemasukan
No 1. 2. 3. 4 5
kas daerah dari pajak reklame.
Tabel 12 Semua reklame yang ada di kabupaten Serdang Bedagai memilki ijin yang sah Jawaban Skor Frekuensi Persentase Sangat setuju 5 15 28 Setuju 4 33 61 Kurang setuju 3 6 11 Tidak setuju 2 Sangat tidak setuju 1 Total 54 100,00 Sumber : Hasil Angket tahun 2010 Berdasarkan hasil tabel diatas dapat
33 orang atau 61% dan yang menjawab
diketahui bahwa hampir semua responden
kurang setuju sebanyak 6 orang atu 11%.
menjawab reklame yang ada di kabupaten
Jawaban yang kurang setuju mengartikan
Serdang Bedagai memilki ijin yang sah. Hal
bahwa masih adanya sebahagian kecil
itu terlihat dari jawaban responden yang
reklame liar yang terpasang atau diedarkan
menjawab sangat setuju sebanyak 15 orang
di Serdang Bedagai yang setelah diketahui
atau 28%, yang menjawab setuju sebanyak
petugas langsung diturunkan / dibongkar.
Tabel 13 Tarif perhitungan pajak reklame sesuai dengan yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah No Jawaban Skor Frekuensi Persentase 1. Sangat setuju 5 15 28 2. Setuju 4 31 57 3. Kurang setuju 3 8 15 4 Tidak setuju 2 5 Sangat tidak setuju 1 Total 54 100,00 Sumber : Hasil Angket tahun 2010 Berdasarkan hasil tabel diatas dapat
sebanyak 31 orang atau 57% dan yang
diketahui bahwa tarif perhitungan pajak
menjawab kurang setuju sebanyak 8 orang
reklame sesuai dengan yang ditetapkan oleh
atu 15%. Jawaban yang kurang setuju
Kepala Daerah melalui Peraturan Daerah.
mengartikan
Hal itu terlihat dari jawaban responden
sebahagian kecil perhitungan tarif reklame
yang menjawab sangat setuju sebanyak 15
tidak sesuai dengan yang sudah ditetapkan
orang atau 28%, yang menjawab setuju
karena ada main mata antara petugas
Jurnal Governance Opinion
bahwa
masih
adanya
74
Peranan Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Pengawasan Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2005 Tentang Pajak Reklame Di Kabupaten Serdang Bedagai
pengawas reklame dengan subjek pajak
untuk diawasi sehingga tidak merugikan
(yang punya reklame). Inilah yang perlu
Negara/daerah.
Tabel 14 Masa pajak dan penetapan pajak reklame sesuai dengan yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah No Jawaban Skor Frekuensi Persentase 1. Sangat setuju 5 23 43 2. Setuju 4 31 57 3. Kurang setuju 3 4 Tidak setuju 2 5 Sangat tidak setuju 1 Total 54 100,00 Sumber : Hasil Angket tahun 2010 Berdasarkan hasil tabel diatas dapat dari jawaban responden yang menjawab diketahui bahwa semua responden setuju
sangat setuju sebanyak 23 orang atau 43%,
menjawab masa pajak dan penetapan pajak
yang menjawab setuju sebanyak 31 orang
reklame sesuai dengan yang ditetapkan
atau 57%.
melalui Peraturan Daerah. Hal itu terlihat
No 1. 2. 3. 4 5
Tabel 15 Tata cara pembayaran dan penagihan pajak reklame sudah dilakukan sesuai dengan yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah Jawaban Skor Frekuensi Persentase Sangat setuju 5 23 43 Setuju 4 31 57 Kurang setuju 3 Tidak setuju 2 Sangat tidak setuju 1 Total 54 100,00 Sumber : Hasil Angket tahun 2010 Berdasarkan hasil tabel diatas dapat Peraturan Daerah. Hal itu terlihat dari
diketahui bahwa semua responden setuju
jawaban responden yang menjawab sangat
menjawab
dan
setuju sebanyak 23 orang atau 43%, yang
penagihan pajak reklame sudah dilakukan
menjawab setuju sebanyak 31 orang atau
sesuai dengan yang ditetapkan melalui
57%.
No
tata
cara
pembayaran
Tabel 15 Tata cara pembayaran dan penagihan pajak reklame sudah dilakukan sesuai dengan yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah Jawaban Skor Frekuensi Persentase
Jurnal Governance Opinion
75
Peranan Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Pengawasan Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2005 Tentang Pajak Reklame Di Kabupaten Serdang Bedagai
1. 2. 3. 4 5
Sangat setuju 5 Setuju 4 Kurang setuju 3 Tidak setuju 2 Sangat tidak setuju 1 Total Sumber : Hasil Angket tahun 2010
20 31 3 54
37 57 6 100,00
Berdasarkan hasil tabel diatas dapat
57% dan ada yang menjawab kurang setuju
diketahui bahwa hampir semua responden
sebanyak 3 orang atau 6%. Jawaban yang
setuju menjawab tata cara pembayaran dan
kurang
penagihan pajak reklame sudah dilakukan
kadang-kadang oknum yang main mata
sesuai dengan yang ditetapkan melalui
dengan subjek pajak yang melakukan
Peraturan Daerah. Hal itu terlihat dari
pembayaran
jawaban responden yang menjawab sangat
mengambil keuntungan bagi dirinya sendiri.
setuju
tesebut
diluar
akibat
prosedur
adanya
untuk
setuju sebanyak 23 orang atau 43%, yang menjawab setuju sebanyak 31 orang atau Tabel 16 Penetapan sanksi pajak reklame bagi subjek pajak sudah dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah No Jawaban Skor Frekuensi Persentase 1. Sangat setuju 5 16 30 2. Setuju 4 29 54 3. Kurang setuju 3 9 16 4 Tidak setuju 2 5 Sangat tidak setuju 1 Total 54 100,00 Sumber : Hasil Angket tahun 2010 Berdasarkan hasil tabel diatas dapat
atau 54% dan ada yang menjawab kurang
diketahui bahwa hampir semua responden
setuju sebanyak 9 orang atau 16%. Jawaban
setuju menjawab penetapan sanksi pajak
yang kurang setuju tesebut akibat adanya
reklame bagi subjek pajak sudah dilakukan
sebahagian oknum petugas Satuan Polisi
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
Pamong Praja yang membuat laporan yang
melalui Peraturan Daerah. Hal itu terlihat
berbeda tentang kewajiban wjib pajak
dari jawaban responden yang menjawab
sehingga ada wajib pajak yang tertutupi
sangat setuju sebanyak 16 orang atau 30%,
kelemahannya dengan memberikan uang
yang menjawab setuju sebanyak 29 orang
pelican kepada petugas.
Jurnal Governance Opinion
76
Peranan Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Pengawasan Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2005 Tentang Pajak Reklame Di Kabupaten Serdang Bedagai
PENUTUP
penyalah gunaan kewenangan oleh oknum-
Kesimpulan
oknum yang tidak bertanggung jawab,
Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai
sehingga pemasukan kas daerah dari pajak
melalui Satuan Polisi Pamong Praja belum
reklame dapat dicapai sesuai dengan yang
sepenuhnya
pengawasan
sudah ditargetkan. Dalam hal kejelasan
terhadap Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun
administrasi dan transparansi penetapan dan
2005 Tentang Pajak Reklame di Kabupaten
pembayaran pajak daerah dimana masih ada
Serdang Bedagai. Hal itu ditandai masih
celah yang dimanfaatkan oleh orang-orang
ditemukannya
tertentu
melakukan
reklame
yang
belum
untuk
maka
tidak sesuai dengan aturan yang ada.
transparansi pengawasan terhadap semua
Sekalipun Peraturan Daerah Nomor 9
pemasukan daerah khususnya dari pajak,
Tahun
misalnya
Tentang
Pajak
Reklame
dibuat
melakukan
semacam
sendiri,
terdaftar dan yang pembayaran pajaknya
2005
perlu
kepentingannya
komite
sosialisasi
tersebut sudah jelas mengaturkan segala
berkesinambungan,
sesuatu tentang Pajak Reklame, namun
bagi
masih ada faktor-faktor yang menghambat
punishment bagi yang lalai sehingga setiap
dalam
lain
aparat yang mengurusi hal tersebut dapat
kurangnya kesadaran aparat Satuan Polisi
lebih serius dan hati-hati terhadap tugasnya.
Implementasinya
antara
yang
memberikan
yang
bekerja
dengn
reward
baik
dan
Pamong Praja dalam melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan yang diaturkan
DAFTAR PUSTAKA
dan masih adanya pihak-pihak yang mau
Abdullah, M. Wahab, 1993, Perkembangan dan Penerapan Studi Implementasi, Unhas Press, Bandung
mencari keuntungan sendiri penetapan dan penertiban pajak tersebut. Saran Terkait dengan implementasi Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2005 Tentang
Aderson, 2004, Implementation Of Public Policy, Wasington, Congressional Quarterly Press
Pajak Reklame di Kabupaten Serdang
Arifin, 1991, Evaluasi Kebijakan, Rineka Cipta, Jakarta
Bedagai, hendaknya pemerintah sebagai
Arikunto,
penanggung
jawab
akan
pengawasan
pemasukan kas daerah melakukan hal-hal
Suharsini, 2002, Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta
yang dianggap perlu agar tidak terjadi lagi
Jurnal Governance Opinion
77
Peranan Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Pengawasan Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2005 Tentang Pajak Reklame Di Kabupaten Serdang Bedagai
Budiman, N, 1991, Pengantar Kebijakan Publik, Rineka Cipta, Jakarta Bulaeng, 2004, Metode Penelitian, Remaja Rosdakarya, Bandung Bungin, 2001, Metode Penelitian Sosial, LP3M, Jakarta Handayaningrat, Soewano,2001, Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen, Gunung Agung, Jakarta Inu, Kencana, 2006, Kebijakan Publi, Gunung Agung, Jakarta Islamy, M, Irfan, 1997, Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijakan Negara, Bumi Aksara, Jakarta Mayer, 1994 : Metode Penelitian Survey, Gunung Agung, Jakarta. Nawawi, Hadari, 1999 : Metode Penelitian Survey, Liberty, Yogyakarta. Sabatier , A, 1993, Kebijakan Publik, Rawali Press, Jakarta
Jurnal Governance Opinion
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 1991, Metode Penelitian Survai, Penerbit PT Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta Surachmad, Winarno, 1985, Dasar-Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi, Tarsito, Bandung Thoha, Miftah, 2003, Perilaku Organisasi, VC Rajawali Press, Jakarta Wibowo Edi, 2004. Hukum dan Kebijakan Publik, Yayasan Pembaruan Administrasi Publik Indonesia, Yogyakarta Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2005 Tentang Pajak Reklame Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja Undang-Undang Tentang Daerah
No. 32 tahun 2004 Sistem Pemerintahan
http://www.massofa.wordpress.com/kajian ilmu kebijakan dan pengertian kebijakan
78
Peranan Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Pengawasan Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2005 Tentang Pajak Reklame Di Kabupaten Serdang Bedagai
Jurnal Governance Opinion
2
Peranan Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai
PERANAN KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI Drs.Rata Halomoan Pardede
(Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Darma Agung Medan)
ABSTRAK Salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya peningkatan kinerja pegawai adalah peranan kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi. Disisi lain tuntutan akan kinerja yang harus ditunjukkan dalam pelaksanaan tugas secara konstan oleh setiap anggota organisasi secara instens menuntut peran yang optimal dari sosok pemimpin melalui pengejawantahan konsep kepemimpinan itu sendiri. Penelitian ini merupakan penelitian deskripti yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan kepemimpinan seorang Camat dalam meningkatkan kinerja Pegawai, untuk mengetahui kinerja para pegawai serta untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi dalam peningkatan kinerja pegawai di Kantor Camat Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai. Adapun tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Tekhnik Total Sampling, arena semua populasi dalam penelitian digunakan sebagai sampel dengan melibatkan semua unsur-unsur yang ada di Kantor Camat Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai, meliputi Camat, Sekcam dan Pegawai yang aktif pada Instansi pemerintah tersebut. Selanjutnya data yang diperoleh ditempat penelitian diolah kemudian dianalisa secara deskriptif agar jawaban terhadap permasalahan yang telah diajukan dalam penelitian ini dapat dipecahkan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan Camat Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai secara umum mampu meningkatkan kinerja pegawainya. Hal ini berdasarkan data-data yang diperoleh menunjukkan bahwa pegawai mengatakan bahwa pimpinan menempatkan pegawainya sesuai dengan posisi dan jabatannya serta pekerjaan tersebut diberikan sesuai dengan kemampuan pegawainya. Disamping itu, pemimpin juga memberikan petunjuk, keterangan lengkap kepada bawahannya dalam melakukan suatu pekerjaan, sehingga pekerjaan itu hasilnya memuaskan dan dapat diselesaikan dengan waktu. Kata Kunci : Peranan Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawa PENDAHULUAN
terpenting dalam organisasi, tanpa adanya
Latar Belakang
manusia, organisasi tidak akan dapat hidup,
Sebagaimana kita ketahui pada
tumbuh dan berkembang. Kedua, dirasakan
masa sekarang ini masalah sumber daya
perlu pemberdayaan sumber daya manusia
manusia
bagi
yang menjadikan kehidupan organisasi
organisasi pemerintah maupun swasta. Hal
harus dikelola manusia-manusia profesional
ini
faktor.
yang cakap menjalankan tugas, fungsi dan
Pertama, manusia merupakan sebagai unsur
wewenangnya agar mampu mengantisipasi
menjadi
disebabkan
titik oleh
Jurnal Governance Opinion
perhatian beberapa
79
Peranan Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai
perkembangan zaman yang begitu pesat.
Berdasarkan uraian latar belakang
Oleh karena itu, masalah sumber daya
diatas dan melihat betapa pentingnya
manusia mau tidak mau harus mendapat
peranan seorang Camat sebagai pemimpin
perhatian. Organisasi hanya akan berhasil
dalam meningkatkan kinerja pegawai, hal
mencapai tujuan dan berbagai sasaran yang
inilah yang mendorong penulis melakukan
telah ditetapkan apabila semua komponen
penelitian tentang peranan kepemimpinan
organisasi
dalam meningkatkan kinerja pegawai, maka
terutama
Pegawai
berupaya
menampilkan kinerja yang optimal (Siagian
penulis
2002:52).
“Peranan
Kinerja dapat diartikan sebagai sesuatu
yang
dicapai,
prestasi
yang
diperlihatkan dan kemampuan kerja atau dengan kata lain kinerja merupakan suatu pencapaian yang baik dalam bekerja berupa prestasi yang diperlihatkan suatu organisasi atau individu yang kemudian memberi cerminan bahwa organisasi tersebut adalah organisasi yang sehat. Salah satu unsur untuk mengukur berhasil
atau
tidaknya
kinerja
suatu
organisasi adalah dengan penilaian kerja. Penilaian kerja adalah merupakan suatu proses
dimana
memperoleh
organisasi
informasi
yang
berupaya seakurat
mungkin tentang kinerja para pegawainya. Penilaian kerja harus dilakukan dengan baik akan sangat bermanfaat bagi organisasi secara keseluruhan, terutama bagi para atasan langsung dan bagi para karyawan yang bersangkutan (Siagian. 2002 : 168). Jurnal Governance Opinion
mengambil
judul
penelitian
Kepemimpinan
Dalam
Meningkatkan Kinerja Pegawai“ Pengertian Peranan Kepemimpinan Pengertian Kepemimpinan Dari sisi bahasa Kepemimpinan adalah Leadership yang berasal dari kata Leader. Kata Leader muncul pada Tahun 300-an, sedangkan Kata Leadership muncul kemudian
sekitar
Tahun
1700-an.
Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin yang berarti seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan disatu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orangorang lain yang bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian suatu maksud atau tujuan (Kartono, 1993 :76). [
Perkembangan Teori Kepemimpinan 1. Untuk
mempengaruhi
kepemimpinan,
dapat
teori-teori dilihat
dari
literatur yang pada umunya membahas 80
Peranan Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai
hal-hal
yang
sama.
Dari
literatur
aksesnya pemimpin harus melakukan
diketahui ada teori yang menyatakan
kontak
bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan
Hubungan antar pribadi ini mau tidak
dibuat.
mau harus dijalankan seorang pemimpin
Adapula
yang
menyatakan
bahwa pemimpin itu terjadi karena
tertentu
Faktor
ia melakukan pertukaran dengan yang
Kepemimpinan
dipimpin. Teori lain mengemukakan pemimpin
luar.
yang
mempengaruhi
Kepemimpinan
adalah
suatu
karena
fenomena yang timbul disebabkan adanya
situasinya memungkinkan ia ada. Dan
orang-orang, posisi dalam suatu organisasi
teori
melihat
dan situasi yang spesifik hal-hal inilah yang
perilaku
disebut
yang
kepemimpinan
timbul
pihak
terhadap bawahannya.
adanya kelompok-kelompok orang, dan
bahwa
dengan
terakhir itu
lewat
organisasi.
a.
Menurut Thoha (2003 : 12), menyebutkan adapun peranan dari kepemimpinan adalah : Hubungan
Antar
Pribadi
(Interpersonal Role). Ada
dua
gambaran
umum
yang
dihubungkan dengan peranan ini, yakni : hal-hal yang bertalian dengan status dan otoritas
manajer,
berhubungan
dan
dengan
hal-hal
yang
pengembangan
hubungan antar pribadi. Aktivitas-
faktor-faktor
yang
mempengaruhi kepemimpinan :
Peranan Kepemimpinan
Peranan
dengan
aktivitas
yang
sering
digunakan dalam peranan ini antara lain : Kegiatan-kegiatan seremonial (upacara) sehubungan dengan jabatan yang melekat pada pimpinan karena pemimpin yang mempunyai jabatan yang tinggi, maka Jurnal Governance Opinion
Faktor Orang Faktor
orang dapat
mempengaruhi
kepemimpinan
karena
konsepsi
kepemimpinan
karena
konsepsi
kepemimpinan sering kali memusatkan perhatian kepada pimpinan atau ciri-ciri pribadinya dahulu beranggapan bahwa raja lah yang memiliki hak mutlak penguasa.
Dengan
demikian
kepemimpinan berarti adalah suatu sifat yang diwariskan. b. Faktor Posisi Posisi akan melahirkan peran. Dengan memilki potensi tertentu maka akan ada peranan yanng mengikutinya. Apabila kita mengikuti perkataan peranan yang mengikutinya. Apabila kita mengetahui 81
Peranan Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai
perkataan
peranan
bermaksud
mengatakan
diharapkan
dan
maka
kita
Staf kecamatan yang ada pada instansi
apa
yang
tersebut. Menurut Sugiyono (2005 : 91)
dilakukan
oleh
sampel adalah bagian dari jumlah dan
seseorang tertentu.
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti
METODE PENELITIAN
tidak mungkin mempelajari semua yang ada
Lokasi Penelitian Adapun
lokasi
penelitian
ini
dilakukan pada Kantor Camat Sei Rampah Kabupaten
Serdang
Bedagai
yang
beralamat pada Jl. Negara Km.58 Firdaus Sei Rampah adalah
wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya (Sugiyono 2005 : 90). Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu seperti karakteristik orang. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Kantor Camat Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai yang meliputi
Camat
populasi,
misalnya
karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sample yang diambil dari populasi tersebut. PENYAJIAN DAN ANALISA DATA PENYAJIAN DATA
Populasi dan Sampel Populasi
pada
sebagai
pimpinan
Pada bab ini, penulis menyajikan data-data yang diperoleh selama penelitian pada Kantor Camat Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai. Penyajian data meliputi identitas
data
responden
responden,
terhadap
jawaban
pertanyaan
yang
diajukan berdasarkan daftar pertanyaan pada kuesioner diuraikan dalam tabel distribusi frekwensi seperti berikut ini. Identitas Responden Berikut keterangan kelamin
ini
adalah
responden responden,
golongan/ruang pendidikan
serta
data
hasil
mengenai
jenis
umur
responden,
responden, lama/masa
tingkat bekerja
responden yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekwensi
kecamatan, Sekretaris Camat dan seluruh Jurnal Governance Opinion
82
Peranan Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai
No
Distribusi Responden berdasarkan jenis kelamin Kategori Frekwensi Persentase (%)
1
Pria
13
65
2
Wanita
7
35
20
100
Jumlah Sumber : Kuesioner, Juli 2007 Dari data pada tabel diatas menunjukkan
pria adalah 13 orang atau sebanyak (65%),
bahwa pegawai pria lebih banyak dari
sedangkan jumlah responden yang berjenis
pegawai wanita. Adapun jumlah responden
kelamin wanita adalah 7 orang (35%).
Distribusi Responden berdasarkan umur Kategori Frekwensi Persentase (%)
No 1
17-22 Tahun
1
5
2
23-28 Tahun
5
25
3
29-34 Tahun
8
40
4
35-40 tahun
1
5
5
≥ 40 Tahun
5
25
Jumlah
20
100
Sumber : Kuesioner, Juli 2007 Dari hasil penelitian yang dilakukan selama
pelayanan
berada di kantor Camat Sei Rampah,
masyarakat memuaskan.
tentang
umur
para
diberikan
terhadap
dapat
Persentase jumlah pegawai bila
diketahui bahwa mayoritas pegawai yang
dikelompokkan berdasarkan kategori umur
bekerja adalah pegawai yang masih umur
didominasi oleh responden yang berumur
nya produktif, sehingga pekerjaan yang
antara 29 - 34 Tahun berjumlah 8 Orang
mereka lakukan tetap berjalan lancar dan
(40%), dst.
Jurnal Governance Opinion
responden
yang
83
Peranan Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai
No
Distribusi jawaban Responden berdasarkan golongan/ruang Kategori Frekwensi Persentase (%)
1
Golongan IV
1
5
2
Golongan III
12
60
3
Golongan II
4
20
4
Golongan I
-
5
Non Golongan
3
15
20
100
Jumlah Sumber : Kuesioner, Juli 2007 Berdasarkan
tabel
diatas,
bahwa
20
responden
dari
ditunjukkan mayoritas
golongan III yang berjumlah 12 Orang atau (60%).
responden adalah Pegawai Negeri Sipil No
Distribusi jawaban Responden berdasarkan Pendidikan Kategori Frekwensi Persentase (%)
1
SD
0
0
2
SMP
1
5
3
SMA
4
20
4
Sarjana Muda
2
10
5
Sarjana
13
65
20
100
Jumlah Sumber : Kuesioner, Juli 2007
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
berpendidikan
bahwa pegawai yang berpendidikan Sarjana
pegawai yang berpendidikan SMP 1 orang
berjumlah 13 orang (65%), pegawai yang
(5%).
Jurnal Governance Opinion
SMA
4
orang
(20%),
84
Peranan Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai
No
Distribusi jawaban Responden berdasarkan Pendidikan Kategori Frekwensi Persentase (%)
1
Kurang dari 5
14
2
Lebih dari 5
6
3
Lebih dari 10
0
4
Lebih dari 20
0
Jumlah
20
100
Sumber : Kuesioner, Juli 2007 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
: petunjuk dan keterangan yang jelas dalam
bahwa mayoritas pegawai yang bekerja
pemberian
dikantor Camat Sei Rampah Kabupaten
pekerjaan yang lengkap, pekerjaan yang
Serdang Bedagai memilki masa kerja dari 5
diberikan
tahun.
adanya kesesuaian antara pekerjaan dan
Distribusi Jawaban Responden atas
waktu, hasil pekerjaan sesuai dengan yang
Pertanyaan yang diajukan
diharapkan
tugas, sesuai
adanya dengan
serta
uraian/tugas kemampuan,
kesesuaian
antara
Berikut ini disajikan hasil tabulasi
pekerjaan dengan posisi atau jabatan
jawaban responden mengenai pertanyaan
pegawai.Adapun hasil tabulasi ini disajikan
yang diperoleh melalui kuesioner peneliti.
dalam bentuk tabel distribusi frekwensi ini :
Tabulasi tersebut mencakup pertanyaan tentang peranan penentuan kerja yang terbagi dalam beberapa item pertanyaan itu Distribusi jawaban responden mengenai pengikutsertaan bawahan Dalam pengambilan keputusan No
Kategori
Frekwensi
Persentase (%)
1
Ya
0
0
2
Kadang-kadang
2
10
Jurnal Governance Opinion
85
Peranan Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai
3
Tidak Jumlah
18
90
20
100
Sumber : Kuesioner, Juli 2007 Berdasarkan keterangan responden yang
pengambilan keputusan. Hal ini disebabkan
telah penulis himpun selama berada di
karena
kantor Camat Sei Rampah Kabupaten Sei
ditentukan oleh tingkat pemerintahan yang
Rampah melalui diperoleh hasil sebanyak
lebih tinggi dari pemerintahan kecamatan.
18 orang (90%) responden berpendapat
Kantor Kecamatan Sei Rampah hanya
bahwa kalau pimpinan tidak mengikut
menjalankan
sertakan
ditetapkan dan tugas yang telah ditetapkan
para
bawahannya
dalam
keputusan
biasanya
peraturan
yang
mengambil keputusan, dan 2 orang (10%)
oleh
terkadang
Bedagai melalui surat Keputusan.
diikutsertakan
dalam
pemerintah
mutlak
Kabupaten
telah Serdang
Distribusi responden mengenai apakah pimpinan menerima Masukan yang diberikan oleh bawahan No
Kategori
Frekwensi
Persentase (%)
1
Ya
13
65
2
Kadang-kadang
7
35
3
Tidak
18
90
20
100
Jumlah Sumber : Kuesioner, Juli 2007 Berdasarkan tabulasi jawaban responden
agar lebih efisien dan sesuai dengan yang
diperoleh keterangan bahwa sebanyak 13
diharapkan. Sedangkan sisanya 7 orang
orang (65%) berpendapat bahwa pimpinan
(13%)
sering mendengar masukan dari bawahan,
terkadang menerima masukan dari bawahan
biasanya masukan yang didengar atau
karena menurut mereka tugas-tugas yang
diterima oleh pimpinan adalah mengenai
diberikan oleh pimpinan kepada mereka
berpendapat
kalau
pimpinan
bagaimana cara menyelesaikan pekerjaan Jurnal Governance Opinion
86
Peranan Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai
sudah
cukup
jelas
dan
efisien
cara
pengerjaannya.
Distribusi jawaban responden apakah pimpinan memberikan motivasi Kepada bawahannya dalam melakukan tugas atau pekerjaan No
Kategori
Frekwensi
Persentase (%)
1
Ya
13
65
2
Kadang-kadang
7
35
3
Tidak
0
90
20
100
Jumlah Sumber : Kuesioner, Juli 2007 Sesuai dengan hasil tabulasi jawaban
namun motivasi tersebut hanya berupa
responden
motivasi yang biasa saja yaitu hanya berupa
diketahui
memberikan
bahwa
motivasi
pimpinan
kepada
para
penekanan kepada para pegawai agar segera
bawahannya dalam melakukan pekerjaan,
melakukan pekerjaan dengan baik.
Distribusi jawaban responden mengenai apakah pimpinan Mempertanggung jawabkan segala keputusan yang telah diambil No
Kategori
Frekwensi
Persentase (%)
1
Ya
20
100
2
Kurang
0
0
3
Tidak
0
0
20
100
Jumlah Sumber : Kuesioner, Juli 2007 Dari hasil wawancara yang dilakukan
Camat Sei Rampah Kabupaten Serdang
terhadap beberapa orang pegawai, mereka
Bedagai,
berpendapat, sebagai Pimpinan Kantor
mempertanggung jawabkan kinerja dari
Jurnal Governance Opinion
Camat
harus
mampu
87
Peranan Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai
kantor tersebut. Seorang Camat harus
berhubungan dengan keputusan yang telah
mampu
diambil oleh Camat merupakan hal yang
mengawasi
segala
kinerja
pegawainya agar bekerja dengan maksimal
harus
dalam
kepada
penuh oleh Camat merupakan hal yang
masyarakat, karena pertanggung jawaban
harus dipertanggungjawaban secara penuh
Camat sangat tergantung kepada kinerja
oleh
memberikan
pelayan
dipertanggung
Camat
jawabkan
selaku
secara
pimpinan.
para pegawainya. Segala resiko yang Distribusi responden mengenai apakah pimpinan mampu Mengatasi masalah yang timbul dalam pekerjaan No
Kategori
Frekwensi
Persentase (%)
1
Ya
20
100
2
Kadang-kadang
0
0
3
Tidak
0
0
20
100
Jumlah Sumber : Kuesioner, Juli 2007 Berdasarkan
hasil
jawaban
Sesuai dengan hasil wawancara
responden dapat diketahui bahwa sebanyak
yang dilakukan kepada beberapa orang
20 orang (100%) berpendapat bahwa Camat
pegawai,
harus mempertanggung jawabkan segala
penelitian yang diberikan Camat terhadap
keputusan yang telah diambilnya. Dalam
sikap dan kinerja pegawai cukup objektif,
hal ini Camat mempertanggung jawabkan
hal ini disebabkan karena sampai saat ini
segala pekerjaan dan kebijakan yang telah
dibawah pimpinan Camat Sei Rampah
diambil oleh pemerintah tingkat Kecamatan
Kabupaten Serdang Bedagai mereka belum
kepada Bupati sebagai Kepala Daerah
pernah
ditingkat
pengisian penilaian pegawai (DP3) yang
Kabupaten
tabulasi
melalui
Asisten
mereka
mengeluh
berpendapat
mengenai
bahwa
daftar
Bidang Pemerintahan.
dilakukan oleh Camat. Pegawai menilai
Penilaian Kinerja Pegawai
sebagaiseseorang yang memilki wewenang dalam pengisian daftar penilaian pegawai
Jurnal Governance Opinion
88
Peranan Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai
atau Pejabat Penilai, Camat melakukan
memberikan penilaian yang kurang adil
pengamatan sendiri dan hasil pengamatan
bagi
tersebut sudah cukup objektif bagi mereka.
memilki kedekatan dengan Camat.
Daftar
Penilaian
pegawai
tersebut
sebagian Dari
pegawai hasil
yang
penelitian
kurang yang
kemudian diserahkan kepada pemerintah
dilakukan melalui penyebaran kuesioner
Kabupaten untuk kemudian digunakan
kepada pegawai mengenai apakah Camat
sebagai bahan pertimbangan bagi kenaikan
memberikan
pangkat atau golongan dan juga promosi
terhadap sikap dan kinerja pegawai, hal ini
jabatan.
dapat diuraikan sebagai berikut :
penilaian
yang
objektif
Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa daftar penilaian peagawai tersebut kurang objektif, mereka malihat Camat Distribusi responden mengenai apakah pimpinan memberikan Penilaian yang objektif terhadap sikap dan kinerja pegawai No
Kategori
Frekwensi
Persentase (%)
1
Ya
15
75
2
Kadang-kadang
5
25
3
Tidak
0
0
20
100
Jumlah Sumber : Kuesioner, Juli 2007 Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
orang (25%), berpendapat bahwa pemimpin
dilakukan di Kantor Camat Sei Rampah
kurang
melalui
penilaian
penyebaran
kuesioner,
dapat
objektif terhadap
dalam sikap
memberikan dan
kinerja
diperoleh bahwa sebanyak 15 orang (75%)
bawahannya, hal ini disebabkan karena
berpendapat bahwa pemimpin bijaksana
adanya pengaruh dari beberapa faktor,
dan objektif dalam memberikan penilaian
misalnya : kedekatan pimpinan dengan
kepada bawahannya mengenai sikap dan
seorang bawahan.
kinerja para pegawainya, sedangkan 5
Evaluasi Pekerjaan
Jurnal Governance Opinion
89
Peranan Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai
Sesuai dengan hasil wawancara
dan dicari bagaimana cara pemecahannya
yang dilakukan terhadap pegawai bahwa
dalam melakukan pekerjaan tersebut untuk
pimpinan
mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.
harus
mengkoordinasikan
mampu
bwahannya
agar
Dari
hasil
penelitian
yang
pekerjaan-pekerjaan yang diberikan kepada
dilakukan melalui penyebaran kuesioner
mereka dapat diselesaikan dengan baik,
kepada pegawai tentang evaluasi yang yang
serta di evaluasi untuk dapat dilihat
dilakukan Camat terhadap pekerjaan yang
kelemahan
telah dilakukan dapat diuraikan sebagai
dan
kekurangannya,
yang
nantinya dapat dijadikan bahan masukan
berikut :
Distribusi responden mengenai apakah pimpinan mengevaluasi Pekerjaan yang telah dilakukan No
Kategori
Frekwensi
Persentase (%)
1
Ya
18
90
2
Kadang-kadang
2
10
3
Tidak
0
0
20
100
Jumlah
Sumber : Kuesioner, Juli 2007 Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
sangat penting karena hasil pekerjaan
dilakukan selama berada di Kantor Camat
tersebut harus dibuat laporannya dan
Kabupaten
Serdang
melalui
dipertanggung jawabkan kepada Bupati
penyebaran
kuesioner
dilakukan,
sebagai Kepala Daerah melalui Asisten
Bedagai yang
diperoleh hasil sebanyak 18 orang (90%) berpendapat
bahwa
pimpinan
selalu
melakukan
evaluasi
terhadap
kinerja
bawahannya. Hal ini dilakukan apabila pekerjaan tersebut sudah sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Evaluasi terhadap tugas-tugas yang telah dilakukan Jurnal Governance Opinion
Bidang Pemerintahan. Kemampuan
Dalam
Menyelesaikan
Tugas Sesuai Dengan Waktu Yang Ditetapkan Dari jawaban responden diperoleh keterangan menuntut
bahwa setiap
pimpinan pegawainya
mereka yang 90
Peranan Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai
mendapat tugas harus mampu mengerjakan
ditetapkan.
dan
telah
bahwa pimpinan mereka selalu mendorong
dibebankan kepadanya dengan baik sesuai
dan menuntut para pegawainya harus
dengan tanggung jawabnya dan sesuai
mampu untuk menyelesaikan pekerjaan
dengan jangka waktu yang ditetapkan serta
yang dibebankan kepadanya.
menyelesaikan
mengacu
pada
tugas
peraturan
yang
yang
Para
pegawai
berpendapat
telah
Distribusi responden mengenai apakah pimpinan memberikan dorongan dan menuntut para pegawainya untuk mampu menyelesaikan tugas yang telah dibebankan kepadanya sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan No
Kategori
Frekwensi
Persentase (%)
1
Ya
20
100
2
Kadang-kadang
0
0
3
Tidak sama sekali
0
0
20
100
Jumlah
Sumber : Kuesioner, Juli 2007 Berdasarkan tabel diatas dapat pegawainya untuk mampu mengerjakan diketahui bahwa keseluruhan responden
tugas dan fungsi yang menjadi tanggung
yaitu 20 orang (100%) menyatakan bahwa
jawabnya dan menyelesaikan sesuai dengan
pimpinan
jangka waktu yang telah ditetapkan.
mereka
menuntut
para
Distribusi responden mengenai usaha instansi tempat bekerja selalu Mengusahakan peningkatan kemampuan dan keterampilan dalam bekerja No Kategori Frekwensi Persentase (%) 1
Ya
12
60
2
Kadang-kadang
8
40
3
Tidak
0
0
20
100
Jumlah
Sumber : Kuesioner, Juli 2007
Jurnal Governance Opinion
91
Peranan Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai
Dari jawaban beberapa responden diperoleh
mereka berusaha merekomendasikan para
keterangan bahwa sebanyak 12 orang
pegawainya untuk mengikuti Pendidikan
responden
bahwa
dan Pelatihan (Diklat). Disamping hal itu,
instansi tempat mereka bekerja selalu
pimpinan mereka juga merekomendasikan
mengusahakan peningkatan kemampuan
bawahannya agar mendapat beasiswa untuk
dan keterampilan dalam bekerja. Dalam hal
mengikuti perkuliahan diperguruan tinggi
ini mereka berpendapat bahwa pimpinan
baik swasta maupun negeri.
(60%)
berpendapat
Distribusi responden mengenai komunikasi dengan masyarakat dalam hal pertanyaan No
Kategori
Frekwensi
Persentase (%)
1
Ya
20
100
2
Kadang-kadang
0
0
3
Tidak
0
0
20
100
Jumlah
Sumber : Kuesioner, Juli 2007 Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
responden yaitu berjumlah 20 orang (100%)
dilakukan selama berada di kantor Camat
memberikan
Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai,
memberikan
dapat diketahui bahwa seluruh pegawai
menciptakan komunikasi yang baik dengan
kantor
masyarakat.
Camat
tersebut
yang
menjadi
pendapat
bahwa
pelayanan
dalam mereka
Distribusi pendapat responden mengenai pemberian pelayanan Terbaik kepada masyarakat No
Kategori
Frekwensi
Persentase (%)
1
Ya
20
100
2
Kadang-kadang
0
0
Jurnal Governance Opinion
92
Peranan Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai
3
Tidak Jumlah
Berdasarkan
hasil
0
0
20
100
Sumber : Kuesioner, Juli 2007 penelitian yang Serdang Bedagai baik dengan melakukan
dilakukan selama berada di kantor Camat
studi pustaka, pemberian kuesioner kepada
Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai
responden,
dapat diketahui bahwa seluruh pegawai
wawancara kepada pegawai, maka aklan
Kantor Camat Sei Rampah tersebut yang
dilakukan analisa setiap data dan fakta yang
menjadi responden yaitu berjumlah 20
dapat melalui interpretasi dan penguraian
orang (100%) memberikan pendapat bahwa
masalah-masalah yang terjadi.
dalam memberikan pelayanan, mereka memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
yang menggunakan metode deskriptif yaitu setiap data dan fakta-fakta yang dilteliti dideskripsikan sebagaimana
adanya
atau dan
diiringi dengan penafsiran dan analisa yang rasional. Hal tersebut penting dilakukan agar
dapat
diperoleh
permasalahan
yang
kejelasan
telah
atas
dirumuskan
sebelumnya dan selanjutnya dapat ditarik kesimpulan atas penelitian yang telah dilakukan. Melalui
Kepemimpinan
Dalam
Meningkatkan Kinerja Pegawai pemerintah
Penelitian ini merupakan penelitian
digambarkan
melakukan
Kantor Camat merupakan instansi
ANALISA DATA
dilapangan
Peranan
kemudian
penyajian
data
yang
diperoleh selama melakukan penelitian dikantor Camat Sei Rampah Kabupaten Jurnal Governance Opinion
yang
berada
dibawah
pemerintah Kabupaten atau dengan kata lain bahwa kantor Camat
merupakan
perpanjang tangan pemerintah Kabupaten. Dalam
kegiatan
sebagian
besar
berhubungan dengan pemerintah pelayanan terhadap
masyarakat
terutama
dalam
pemberian pelayanan penerbitan Kartu Tanda
Penduduk,
Kartu
Keluarga,
penerbitan Pengeluaran Surat Kematian, dan lain-lain. Banyak dari masyarakat yang membutuhkan pelayanan dikantor Camat Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai, masyarakat membutuhkan pelayanan prima, cepat, akurat adn berdaya guna. Kegiatan pelayanan pada Kantor Camat Sei Rampah pada
dasarnya
harus
menjadikan 93
Peranan Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai
masyarakat
sebagai
masyarakat
merupakan
prioritas
karena
public
service,
pegawai adalah peranan kepemimpinan. kepemimpinan
merupakan
aktivitas
untuk itu dibutuhkan sikap profesionalisme
untuk
mempengaruhi
dan motivasi yang baik dari setiap pegawai
supaya
diarahkan mencapai tujuan
dalam memberikan pelayanan agar mampu
organisasi.
pelayanan
terbaik kepada masyarakat.
2. Berdasarkan
orang-orang
penyajian
data
yang
Kepemimpinan yang baik dari seorang
diperoleh selama melakukan penelitian
pimpinan dapat dinilai apabila seorang
dikantor Camat Sei Rampah Kabupaten
pemimpin tersebut mampu mamberikan dan
Serdang
Bedagai
mendorong
analisis
yaitu
para
pegawainya
untuk
diperoleh bahwa
suatu peranan
bertindak dan bersikap baik serta memilki
kepemimpinan Camat Sei Rampah
motivasi yang tinggi dalam memberikan
Kabupaten Serdang Bedagai secara
pelayanan kepada masyarakat, sehingga
umum telah mampu meningkatkan
nantinya
memberikan
kinerja pegawai. Hal ini berdasarkan
keluhan-keluhan seperti banyak terjadi
data-data yang diperoleh diketahui
masa-masa
bahwa
mereka
tidak
sekarang
ini,
dimana
pimpinan
menempatkan
masyarakat sering mengeluh atas pelayanan
pegawainya sesuai dengan posisi dan
yang kurang baik oleh beberapa instansi
jabatannya serta pekerjaan-pekerjaan
pemerintah.
tersebut
.
diberikan
sesuai
dengan
kemampuan pegawainya. Disamping
KESIMPULAN DAN SASARAN
itu,
pimpinan
juga
memberikan
Kesimpulan
petunjuk, keterangan lengkap kepada
Berdasarkan hasil penelitian yang
bawahannya dalam melakukan suatu
dilakkukan pada Kantor Camat Sei rampah
pekerjaan, sehingga pekerjaan tersebut
Kabupaten Serdang Bedagai, seperti telah
hasilnya
dikemukakan pada uraian dan analisa dalam
diselesaikan dengan tepat waktu serta
bab
pegawai juga menilai Camat sebagai
terdahulu,
maka
dapat
ditarik
memuaskan
sosok
1. Salah satu faktor yang mempengaruhi
bawahannya dan memberikan penilaian
peningkatan
Jurnal Governance Opinion
tegas
dapat
kesimpulan sebagai berikut : tercapainya
yanhg
dan
terhadap
kinerja 94
Peranan Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai
yang
objektif
terhadap
kinerja
bawahannya. 3. Pegawai
meminta kepada bawahannya hasil pekerjaan yang telah dilakukan, apakah
juga
beranggapan
bahwa
pekerjaan tersebut diselesaikan dengan
Camat sebagai pimpinan telah mampu
sesuai standar yang telah ditentukan
menjalankan perannya sebagai seorang
serta melihat kekurangan-kekurangan
pemimpin,
dari
diantaranya
bertanggung
hasil
pekerjaan
jawab terhadap keputusan yang telah
sehingga
diambilnya
kesalahan-kesalahan
baik
kedalam
maupun
kelak
bawhannya,
kemudian
hari
tersebut
tidak
keluar organisasi. Selain itu, pegawai
terulang lagi atau dengan kata lain ada
juga
peningkatan hasil kerja kearah yang
menilai
Camat
menjalin
komunikasi yang baik terhadap para
lebih baik dari hari-hari sebelumnya.
berdasarkan
5. Dalam setiap organisasi pasti terdapat
pernyataan pegawai dimana Camat
masalah. Hal ini juga terjadi dikantor
meminta masukan dari bawahannya
Camat Sei Rampah Kabupaten Serdang
yang
untuk
Bedagai namun sekalipun ada masalah
permasalahan
dalam melaksanakan suatu pekerjaan,
bawahannya.
Hal
sifatnya
menyelesaikan
ini
kontruktif suatu
yang dihadapai, menerima masukan-
Camat
masukan untuk menciptakan sistem
sebagian besar masalah tersebut yaitu
kerja yang lebih efektif dan efisien serta
dengan cara mendiskusikan masalah
penciptaan kondisi lingkungan kerja
tersebut dengan para pegawainya yang
yang nyaman. Disamping hal tersebut,
dianggapnya berkompeten serta mampu
Camat juga menjalin komunikasi yang
memberikan
baik dengan masyarakat sebagai publik
untuk pemecahan masalah tersebut.
service, dan menanggapi dengan serius
Selain itu, Camat juga melakukan
setiap
konsultasi dengan pejabat pemerintah
permasalahan-permasalahan
yang terjadi dan menanggapi keinginan masyarakat untuk kemajuan Kecamatan tersebut. 4. Dalam
hal
bawahannya,
pengevaluasi Camat
Jurnal Governance Opinion
pekerjaan
sewaktu-waktu
dinilai
mampu
sara-saran
mengatasi
yang
tepat
diatasnya. Saran Adapun saran-saran yang dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut :
95
Peranan Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai
1. Camat sebaiknya melakukan penilaian
Sei
Rampah
Kabupaten
Serdang
yang objektif lagi terhadap kinerja
Bedagai dapat lebih memfungsikan
bawahannya
lebih
tugasnya sebagai perpanjang tangan
bersemangat melakukan pekerjaannya
pemerintah daerah dalam memberikan
dan mampu menjadi pegawai yang
pelayanan kepada masyarakat sebagai
efisien, efketif, produktif, bersih dan
publik service.
agar
pegawai
berwibawa serta inovatif melaksanakan tugas
dan
dilandasi
kewajibannya dengan
dengan
semangat
dan
pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara. 2. Keberadaan Camat yang jarang berada dikantor karena banyaknya pekerjaan tugas diluar mengakibatkan kurangnya pengawasan pegawai
terhadap
kinerja
para
dan pemberian pelayanan
terhadap masyarakat menjadi kendala, sebaiknya
Camat
meluangkan
waktunya lebih banyak untuk tetap berada dikantor dan melaksanakan kewajibannya memberikan pelayanan prima, cepat, mudah dan tepat waktu kepada masyarakat terutama dalam hal pengurusan surat-surat yang dibutuhkan masyarakat, selain itu Camat juga dapat mengawasi pekerjaan yang dilakukan bawahannya setiap hari. 3. Dengan
berlakunya
Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2004, diharapkan kepada seluruh pegawai Kantor Camat Jurnal Governance Opinion
DAFTAR PUSTAKA Ali, Farid, 1997, Metode Penelitian Sosial dalam bidang ilmu administrasi dan pemerintahan, Rajawali Press, Jakarta Arikunto, Suharsami. DR, 1996, Prosedur Penelitian, PT. Rineka Cipta, Jakarta Furtwengler, Dale, 2000, Penilaian Kinerja, Penerbit Andi, Yogyakarta. Handoko, Martinus & Supriyono, 2004, Kepemimpinan dan Kinerja Organisasi, Penerbit Amara Books, Yogyakarta. Handoko, T. Hani, 2001, Manajemen Personalia, Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, Balai Pustaka, Jakarta Kartono Kartini. DR, 1994, Pemimpin dan Kepemimpinan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Mangkunegara, 2005, Evaluasi Kinerja SDM, PT Refika Aditama, Bandung. 96
Peranan Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai
Manullang M, 1995, Sistem dan Prosedur Kerja, Ghalia Indonesia, Jakarta Nawawi, Hadari, 1990, Metode Penelitian Sosial, Gajah Mada University Press, Yogyakarta Nawawi, Hadari, 1995, Kepemimpinan Yang Efektif, UGM Press, Yogyakarta.
Soekonto, Soejono, 1990, Penelitian Survey, Yogyakarta
Metode LP3ES
Soeprihanto Jhon, 1996, Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan, BPFE, Yogyakarta Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung
Rivai Veithzal, 2004, Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Sutarto, 1998, Dasar-dasar Kepemimpinan Administrasi, UGM Press, Yogyakarta
Saefullah, Kurniawan, dkk, 2006, Fajar Interpratama Offset, Prenada Media, Jakarta
Thoha, Miftah, 2003, Kepemimpinan dan Manajemen Suatu Pendekatan Prilaku, Sinar Baru, Bandung
Siagian,
Widjaja
Sondang P, 2002, Kiat Meningkatkan Produktif Kerja, PT. Rineka Cipta Utama, Jakarta
Jurnal Governance Opinion
A.W.Drs, 1991, Administrasi Kepegawaian, CV. Rajawali, Jakarta
97
Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Muara Enim
PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL KABUPATEN MUARA ENIM Drs.Madin Silalahi, MM
(Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Darma Agung Medan)
ABSTRACT This research is conducted to obtain some illustrations about the analysis influence of variables Motivation on the work satisfaction of staff Relationship Agency at Local Government of Muara Enim. Method used in the research is survey. The number of sample are 43 staffs Relationship Agency at Local Government od Muara Enim. Data collecting is conducted by filling out some questionnaires. In this research there are two groups of variable, those are independent variable which are motivation factors with indicators are; the gartified work area (X1), necessity (X2), education level (X3) and personal wish and hope (X4). The dependent variable which are work satisfaction (Y). To measure the relation between variables multiple regression linear used as the examination supporting tool. According to the result of regression analysis find that; simultaneously variables of motivation factors have significance effects on work satisfaction of staff Relationship Agency at Local Government of Muara Enim. Partially variable of individual characteristic; necessity (X2) have bigger effects on job description than another variabel. Keywords : Work Satisfaction, Motivation, Human Resource. PENDAHULUAN
pendidikan,
jabatan
Latar Belakang Masalah
pengalaman,
jenis
Manusia
merupakan
motor
dan
golongan,
kelamin,
perkawinan, tingkat pengeluaran,
serta
penggerak sumber daya yang ada dalam
tingkat
rangka aktifitas dan rutinitas dari sebuah
individu tersebut, Hasibuan (2000 : 147)
organisasi atau perusahaan. Sebagaimana
Otonomi Daerah tahun 2001,
diketahui
sebuah
perusahaan, berbagai tergolong mana
organisasi
didalamnya macam
individu
dari berbagai status
terdiri status
tersebut
Jurnal Governance Opinion
usia
status
dari masing - masing
atau
kemudian menyongsong era globalisasi
dari
ekonomi yang meliputi AFTA (Asean
yang
Free
yang
diberlakukan tahun 2003, APEC (Asean
berupa
Facific
Trade
Area)
Economi
yang
Community)
sudah tahun 98
Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Muara Enim
1010
dan
WTO
(World
Trade
pimpinan
tidak
dapat
melakukan
Organization) tahun 2020 (Kompas, 4
pekerjaan sendiri. Keberhasilan organisasi
September 2020) menuntut perubahan,
amat ditentukan oleh hasil kerja yang
perbaikan serta peningkatan di berbagai
dilakukan orang lain (bawahan). Untuk
bidang antara lain peningkatan mutu
melaksanakan
sumber
manajer ia harus membagi-bagi tugas dan
daya
manusia
untuk
dapat
bersaing dan mandiri. Adalah
suatu
pekerjaan
tugas
tersebut
sebagai
seorang
kepada
seluruh
kenyataan
kehidupan
bahwa
pimpinan
sesuai
memainkan peranan yang amat penting,
harus
mampu
menciptakan
suasana
bahkan
yang kondusif,
memberikan
cukup
organsisasional dapat
menentukan,
dikatakan
dalam
amat
hierarkhi.
Seorang
pimpinan
perhatian,
memberikan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
terhadap
prestasi
Memang benar bahwa pimpinan, baik
komunikasi yang baik dengan seluruh
secara
pegawai. Untuk menciptakan
kondisi
demikian,
adanya
individual
usaha pencapaian
pagawai yang ada dalam unit kerjanya
maupun
sebagai
kelompok, tidak mungkin dapat bekerja sendirian.
Pimpinan
membutuhkan
sekelompok
orang lain,
yang dengan
penghargaan
kerja,
diperlukan
usaha-usaha
menjalin
untuk
meningkatkan
kualitas
dan
istilah populer dikenal sebagai bawahan,
kepuasan kerja bagi setiap pegawai. Ini
yang
dimungkinkan
digerakkan
sedemikian
rupa
bila
sehingga para bawahan itu memberikan
peningkatan
pengabdian dan sumbangsihnya
secara optimal. Sebab bagaimanapun juga
kepada
organisasi, terutama dalam cara bekerja
tujuan
yang
satunya
efisien,
efektif, ekonomis dan
produktif. Dari kenyataan tersebut di atas, maka pemberian motivasi dikatakan penting, karena pimpinan atau manajer itu tidak sama dengan karyawan, karena seorang
Jurnal Governance Opinion
motivasi
terwujudnya kerja
organisasi/perusahaan, adalah
untuk
pegawai salah
meningkatkan
kesejahteraan dan kepuasan kerja pegawai. Untuk menciptakan diperlukan usaha
kondisi demikian, adanya usaha-
untuk meningkatkan kualitas dan kepuasan kerja bagi
setiap pegawai. Ini dimungkinkan bila 99
Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Muara Enim
terwujudnya peningkatan motivasi kerja
1. Kepala
pegawai
secara
bagaimanapun
optimal.
Sebab
2. Sekretaris
juga
tujuan
3.
organisasi/perusahaan, adalah
salah
untuk
satunya
meningkatkan
kesejahteraan dan kepuasan kerja pegawai. Berdasarkan Keputusan
Bidang Informasi Keluarga dan
Analisa Program (IKAP) 4.
Bidang
Pengendalian
Berancana dan Kesehatan Reproduksi (KB/KR).
Menteri Perpu/Kepala
5.
BKKBN
Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga
Nomor :
Bidang
Pengendalian
151/HK.010/B.5/2001, tanggal 17 Juli
(KS/PK).
2001,
6. Bidang Supervisi
Kerja
Keluarga
tentang
Organisasi
dan
Badan Koordinasi
Tata
Keluarga
Keluarga
7. Kelompok Jabatan Fungsional, PPLKB
Kabupaten/Kota,
dan PKB. (Pengendalian Program
maka untuk BKKBN Kabupaten Muara
Lapangan Keluarga Berencana ) dan
Enim terdiri dari :
(Penyuluh Keluarga Berencana).
Berencana
Nasional
Tabel 1.1. : Berdasarkan Pangkat dan Golongan No 1 2 3 4 5
Pangkat Pembina Penata Pengatur Juru PHL Jumlah Sumber : Data primer diolah
Golongan IV III II I -
Jumlah 1 60 9 70
Tabel 1.2. :Berdasarkan Eseloneering No 1 2 3 4 5
Eseloneering
Pejabat Eselon I Pejabat Eselon II Pejabatan Eselon III Pejabatan IV Jabatan Fungsional
Jurnal Governance Opinion
Jumlah 1 5 27 10 100
Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Muara Enim
6
Staf Jumlah Sumber : Data primer diolah Dalam
usaha
organisasi
27 70
pencapaian
yang
telah
tujuan ditetapkan
sebelumnya tugas pimpinanlah
Bagaimana
Lingkungan
kerja
untuk
yang menyenangkan, Tingkat pendidikan,
sumber-sumber
Keinginan dan harapan serta Kebutuhan
yang ada didalam organisasi, terutama
(Faktor-faktor motivasi yang dominan)
sumber
mempengaruhi kepuasan kerja.
memberdayakan semua daya
motivasi.
manusianya
Namun
melalui
yang
permasalahan pada Badan
menjadi Koordinasi
Tujuan Penelitian 1.
Keluarga Berencana Nasional saat ini, yaitu wewenang pimpinan yang begitu dominan
terhadap
masalahsumber daya keuangan
masalah-
manusia,
serta
Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja.
2.
Untuk
mengetahui
lingkungan
kerja
serta
tugas/pekerjaan didasari atas rasa pilih
kepuasan kerja.
hanya terhadap pegawai/orang-
Tingkat
pendidikan, Keinginan dan harapan
lainnya. Pimpinan dalam membagi-bagi kasih,
yang
menyenangkan,
pengembangan
bahwa
Kebutuhan,
mempengaruhi
Lokasi Penelitian
orang tertentu, bukan berdasarkan tugas
Penelitian ini dilakukan pada
pokok dan fungsi yang ada. Hal ini akan
Kantor
menimbulkan
tidak
Berencana Nasional Kabupaten Muara
bersemangat, ragu-ragu dan takut salah,
Enim, dan tentang waktu penelitian ini
kecewa,
telah dilakukan pada setiap hari kerja.
masa
sikap
apatis,
bodoh,
menjadikan kegiatan
putus
asa,
yang ada tidak
Badan
Koordinasi
Keluarga
TINJAUAN PUSTAKA
berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini
Landasan Teori
menyebabkan tidak ada kepuasan kerja.
Teori Motivasi
Perumusan Masalah
Motivasi berasal dari kata latin movere
Jurnal Governance Opinion
101
Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Muara Enim
yang
berarti
dorongan
menggerakkan. motivasi
atau
Secara
dapat
diberi
Motivasi
semakin
penting
karena
konkrit
manajer/pimpinan membagikan pekerjaan
batasan
kepada
bawahannya
untuk
dikerjakan
sebagai “ Proses pemberian motif
dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan
(penggerak)
yang diinginkan.
bekerja
kepada
para
bawahan sedemikian rupa sehingga mereka
mau bekerja dengan ikhlas
demi tercapainya tujuan organisasi secara efisien“ (Sarwoto, “
Motivasi
adalah
pemberian
kegairahan bekerja kepada pegawai. Dengan
pemberian
dimaksudkan
motivasi
pemberian
perangsang kepada
daya
pegawai
dengan
segala
Pengelompokkan/klasifikasi
daya
dan
yaitu : (Hasibuan, 2001 : 152). a.
(Motivating)
dapat
didefinisikan : Keseluruhan proses
apanya motivasi. b.
c.
dan
adalah
motivasi hal
karena
Kebutuhan
yang
menyebabkan,
menyalurkan dan mendukung
perilaku
manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal.
Jurnal Governance Opinion
teori
Hierarkhi
Maslow,
atas
dasar
sebagai berikut : (Hasibuan, 2001 :
“ motivasi
Teori Pengukuhan (Reinforcement
Gambaran
156).
(Siagian, Pentingnya
pada
cara dimana perilaku dipelajari.
organisasi
ekonomis
memusatkan
Theory) yang menitikberatkan pada
mereka mau bekerja dengan ikhlas efisien
yang
bagaimananya motivasi.
bawahan sedemikian rupa sehingga
dengan
Teori Motivasi Proses (Motivation Theory)
pemberian motif bekerja kepada para
demi tercapainya tujuan
Teori Kepuasan Proses (Process Theory) yang memfokuskan pada
upayanya “ (Manullang, 1982 : Penggerakkan
teori-
teori motivasi ada tiga kelompok
yang
bersangkutan agar pegawai tersebut bekerja
Pendekatan-pendekatan Teori Motivasi
a.
Manusia adalah mahluk sosial yang berkeinginan.
Ia
menginginkan
lebih
selalu banyak.
Keinginan ini terus-menerus dan 102
Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Muara Enim
hanya
akan
berhenti
bila
akhir
hayatnya tiba. b. Suatu
c.
faktor yang dapat mempengaruhi kondisi
kebutuhan
dipuaskan
pengembangan. Menurut teori ini ada 2
tidak
yang
telah
menjadi
alat
pekerjaan seseorang, yaitu : -
Faktor-faktor yang akan mencegah
motivator bagi pelakunya, hanya
ketidakpuasan (faktor higine), yang
kebutuhan yang belum terpenuhi
terdiri
yang akan menjadi motivator.
kebijakan
Kebutuhan
kelompok kerja.
manusia
dalam
suatu
yakni
dimulai
kebutuhan
tersusun
jenjang/hierarkhi, dari
yang
-
dari
gaji, kondisi kerja,
perusahaan, penyeliaan
Faktor-faktor
yang
memberikan
kepuasan (motivator factor) yang
tingkat terendah
terdiri
dari
kemajuan,
physiological, safety and security,
perkembangan,
affiliation or acceptance, esteem or
penghargaan, prestasi, pekerjaan itu
status dan terakhir self actualization.
sendiri. Menurut
tanggung
Herzberg,
jawab,
mencegah
atau
mengurangi
teori ini kemudian dikembangkan oleh
dalam
keadaan pekerjaan tidak sama
Frederick
terkenal
dengan memberikan kepuasan positif.
dengan “Teori Motivasi Kerja Dua
Keduanya itu segi-segi motivasi kerja
Faktor” yang membicarakan 2 (dua)
yang berbeda secara kualitatif. Motivasi
golongan utama
kebutuhan
bisa diberikan jika digunakan motivator
kekurangan
dan
Selain teori kebutuhan Maslow, Herzberg
yang
menutup kebutuhan
ketidakpuasan
yang berfungsi.
Tabel 2.2. : Model Motivasi Kerja Dua Faktor Herzberg Faktor Higine
Jurnal Governance Opinion
Motivator
103
Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Muara Enim
Gaji
Kemajuan
Kondisi kerja Kebijakan
Perkembangan
perusahaan Penyeliaan
Tanggung
Kelompok kerja
Penghargaan
jawab
Prestasi Sumber : Perilaku Organisasi, Udai, 1984. Pekerjaan itu sendiri. Ada
1.
tiga
hal
yang
harus
yang oleh para anggota
diperhatikan dalam memotivasi
dipandang
bawahan menurut Herzberg :
mempengaruhi perilakunya dan yang
hal
yang
turut
Hal-hal yang mendorong pegawai
menjadi faktor motivasi yang perlu
adalah pekerjaan yang menantang
dipuaskan dan oleh karenanya perlu
yang
selalu
mencakup;
berprestasi, kemajuan,
perasaan
bertanggung dapat
jawab,
menikmati
mendapat
ERG
dari
merupakan
pengakuan atas semuanya.
Maslow
peraturan
kerja,
Clayton
setiap
Alderfer,
kelanjutan yang
juga
dari
teori
dimaksud
untuk
memperbaiki
adalah terutama faktor yang bersifat embel-embel saja pada
perhatian
pimpinan dalam organisaTeori motivasi
pekerjaan itu sendiri dan adanya 2. Hal-hal yang mengecewakan pegawai
3.
sebagai
organisasi
beberapa
kelemahannya.
Teori
ini
pekerjaan,
membagi tingkat kebutuhan manusia ke
penerangan,
dalam 3 tingkatan yaitu (Gauzaly, 2000 :
istirahat, sebutan jabatan, hak, gaji,
250).
tunjangan dan lain-lain.
1.
Pegawai akan kecewa bila peluang
tergolong dalam kebutuhan ini adalah
bagi
sama dengan tingkatan 1 dan 2 dari
mereka
untuk
berprestasi
Keberadaan
teori
mereka
organisasi, kebutuhan-kebutuhan yang
mencari
kesalahan-kesalahan.
Dalam
yang
terbatas atau dibatasi, kemungkinan cenderung akan
Maslow.
(Existence),
perspektif
dikategorikan kedalam kelompok ini
(Siagian 1983 : 63), ada sembilan jenis
adalah
kebutuhan yang sifatnya non material
kerja, keselamatan kerja, keamanan,
Jurnal Governance Opinion
:
gaji,
insentif,
kondisi
104
Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Muara Enim
jabatan.
teori
Tidak ada hubungan (Relitedness),
2.
adalah
meliputi
kebutuhan-
kebutuhan pada tingkatan
lain
adalah
teori
motivasi
kebutuhan
yang dikemukakan
David
Clelland
Mc
(1978
oleh :
97))
dengan Teori
2, 3 dan 4 dari teori Maslow,
peluang yang tersedia. Energi akan
hubungan
dimanfaatkan
dengan
atasan,
hubungan dengan kolega, hubungan dengan
bawahan,
hubungan
dengan teman, hubungan dengan
oleh
pegawai
karena
didorong oleh : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden
orang luar organisasi. Pertumbuhan (Growth), adalah
3.
Dari
70
kuesioner
yang
meliputi kebutuhan-kebutuhan pada
diberikan
tingkat 4 dan 5 dari teori Maslow,
kesemuanya telah diisi dengan lengkap
bekerja
sehingga data tersebut dapat diolah.
keras,
kreatif,
inovatif,
kompeten,
bekerja
pengembangan
pribadi.
kepada
Selanjutnya
data
responden,
diproses
dengan
menggunakan Software Statistics for
Alderfer
berpendapat
pemenuhan
atas
tersebut
dapat
ketiga
bahwa
Products
kebutuhan
Realease
dilakukan
secara
simultan, artinya bahwa hubungan dari
and 11.5.
yang dapat
Services
Solution
Adapun karakteristik
digambarkan
dari
hasil
penyebaran kuesioner tersebut adalah:
teori ERG ini tidak bersifat hierarkhi. Selain dari teori-teori tersebut diatas,
Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.1 : Persentase jenis kelamin responden No 1. 2.
Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Jumlah Sumber: Data primer diolah
Jurnal Governance Opinion
Frekuensi 21 49 70
Persentase 30 % 70 % 100 %
105
Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Muara Enim
Berdasarkan tabel 4.1 terlihat
responden, sebagian besar responden
bahwa dari 70 responden, 21 responden
(78,58%) merupakan responden yang
(30 %) adalah reponden perempuan dan
berusia antara 40 tahun sampai dengan
49 orang (70 %) adalah responden laki-
59 tahun. Sedangkan responden yang
laki.
berusia antara 20-39 tahun terdapat 15 responden (21,42
4.1.2
%).Tabel
Tingkat Usia
bahwa Apabila dilihat dari tingkat usia responden
terlihat
bahwa
dari
70
4.2 dibawah menunjukkan sebagian
responden
adalah
responden yang masuk kategori kurang produktif dan usia tua.
Tabel 4.2 : Tingkat usia responden No 1. 2. 3. 4.
Tingkat Pendapatan 20 – 29 tahun 30 – 39 tahun 40 – 49 tahun 50 – 59 tahun Jumlah Sumber : Data primer diolah 4.1.3
Frekuensi 2 13 36 19 70
Persentase 2,85 18,57 51,16 27,89 100.00
Tingkat Pendapatan Responden Tabel 4.3 : Tingkat pendapatan responden
No 1. 2. 3. 4.
Tingkat Pendapatan 500.000 500.001 – 750.000 750.001 – 1.000.000 > 1.000.000 Jumlah Sumber : Data primer diolah
Jurnal Governance Opinion
Frekuensi 0 0 2 68 70
Persentase 0,00 0,00 2,86 97,14 100.00
106
Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Muara Enim
Hasil
penelitian
menunjukkan
Masa Kerja Responden
bahwa sebanyak 2 responden (2,86)
Dilihat
dari
masa
kerja
memiliki penghasilan di bawah Rp.
responden, 5 responden (7,14%) telah
1.000.000,- dan sisanya 68 responden
bekerja antara 6 sampai dengan 10
(97,14%) berpenghasilan di atas Rp.
tahun, sedangkan 65 responden (92,86
1.000.000,-.
%) telah bekerja rata-rata di atas 10 tahun Tabel 4.4 : Masa Kerja responden
No 1. 2. 3.
Masa Kerja
Frekuensi 0 5 65 70
5 tahun 6 s.d 10 tahun > 10 tahun Jumlah Sumber : Data primer diolah
Persentase 0,00 6,97 92,86 100,00
Status Kepegawaian Responden [
Apabila
dilihat
dari
status
(44,29%) menduduki jabatan struktural.
kepegawaiannya 39 responden (55,71%)
Untuk jelasnya ada pada tabel
merupakan tenaga staf dan 31 responden
4.5 di bawah ini.
Tabel 4.5 : Status kepegawaian responden No 1. 2.
Status kepegawaian PNS biasa (staf) PNS menduduki jabatan struktural Jumlah Sumber : Data primer diolah Status Eseloneering Jabatan Responden
Frekuensi 39 31 70 Adapun menduduki
Jurnal Governance Opinion
Persentase 55,71 44,29 100,00 responden
jabatan
struktural
yang 1 107
Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Muara Enim
responden (2,85) Eselon II 9 responden
responden (55,73%) non Eselon. Tabel
(11,42%)
4.6 berikut menggambarkan hal tersebut.
Eselon
II
13
responden
(30.00%) Eselon IV, sedangkan 52 Tabel 4.6 : Status eseloneering jabatan responden No 1. 2. 3. 4.
Eseloneering Jabatan Eselon II Eselon III Eselon IV Non Eselon Jumlah Sumber : Data primer diolah
sederajat
Tingkat Pendidikan Responden Berdasarkan
hasil
Frekuensi 1 5 13 51 70
penelitian,
Persentase 1,42 7,14 18,57 72,85 100.00
4
responden
berpendidikan
Akademik,
responden
(24,28%)
(5,71%) dan
17
berpendidikan
tingkat pendidikan terakhir responden
Perguruan Tinggi. Untuk jelasnya ada
yaitu 2 responden (2,85%) adalah SLTP
pada tabel 4.7 berikut :
sederajat, 47 responden (67,14%) SMU Tabel 4.7 : Tingkat pendidikan responden No 1. 2. 3. 4.
Tingkat Pendidikan SLTP sederajat SMU sederajat Akademi Perguruan Tinggi Jumlah Sumber : Data primer diolah Frekuensi dan Deskripsi Variabel Bebas
Frekuensi 2 47 4 17 70 bebas
didifinisikan
Persentase 2,85 67,14 5,71 24,28 100.00 oleh
4
elemen
penyusun dimensi variabel faktor-faktor Gambaran
tentang
Jurnal Governance Opinion
variabel
motivasi yang terdiri dari lingkungan 108
Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Muara Enim
kerja (X1), tingkat pendidikan (X2),
faktor-faktor motivasi yang terdiri dari
keinginan dan
harapan pribadi (X3),
lingkungan
kerja
(X1),
dan kebutuhan (X4). Dimensi variabel
pendidikan
(X2),
keinginan
ini akan dibandingkan pada masing-
harapan pribadi (X3), dan kebutuhan
masing variabel bebas.
(X4).
elemen
4.8
penyusun
variabel
dan
ini
akan
diuraikan berdasarkan masing- masing
Rekapitulasi Frekuensi Tabel
Dimensi
tingkat
menunjukkan dimensi
4
variabel bebas. Berdasarkan pengolahan
variabel
data diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.8 : Rekapitulasi Tabel Frekuensi Sangat No
Variabel Pengukur
1
Lingkungan Kerja (X1)
2
Ketersediaan fasilitas dan alat bantu kerja Lingkungan kerja sangat mendukung Keamanan tampat kerja terjamin Gaji diterima cukup Selain gaji ada bonus dan lain-lain Hak-hak lain yang diterima Atasan sangat membantu Atasan selalu memberi pengarahan Pendelegasian tugas Hadiah atas prestasi Jenjang karir Karir atas prestasi Menyenangi pekerjaan Jabatan merupakan tanggung jawab Status jabatan sesuai keahlian Bekerja sendiri & dgn kelompok Kebiasaan bekerja Beban kerja Tingkat Pendidikan (X2)
3
4
Keinginan dibantu rekan lain Mampu bersaing Pekerjaan sesuai pendidikan Keinginan & Harapan Pribadi (X3) Bekerja bergairah jika keinginan
di
tanggapi Harapan agar pimpinan memperhatikan pimpinan/kantor kesejahteraan pegawai dan fasilitas kerja Pemenuhan kebutuhan Kebutuhan (X4) Pekerjaan menyenangkan dan
sesuai
dengan Kondisi tempat kerja sangat baik Saling membantu dan mendukung dalam keinginan Budaya kerja pegawai bekerja
Jurnal Governance Opinion
Kuran
Tidak
Tidak
Setuju
Setuju
g
Setuju
Setuju
Sangat Setuju
12,9% 0% 8,6% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
24,3% 41,4% 31,4% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
20,0% 17,1% 15,7% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
42,9% 41,4% 44,3% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
0,0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
0% 0% 0%
0% 0% 0%
0% 0% 0%
0% 0% 0%
0% 0% 0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0% 0% 0%
0% 0% 0%
0% 0% 0%
0% 0% 0%
0% 0% 0%
109
Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Muara Enim Hargai waktu & pedoman kerja Pegawai berprestasi
0% 0%
Sumber : Data primer diolah
0% 0%
0% 0%
0% 0%
0% 0%
Hasil Uji Parsial (Uji t) Tabel: Hasil Uji Parsial (t) X1
X2
X3
(Lingkungan
(Tingkat
(Keinginan &
X4
Pendidikan) -2,672 0,095
Harapan Pribadi) 2,259 0,027
(Kebutuhan) 2,825 0,006
kerja) thit 3,102 P 0,003 Sumber : Data primer diolah
Berdasarkan tabel di atas,
(X3) menunjukkan nilai p = 0,027 <
untuk pengaruh parsial dari masing-
0,05. Hal ini berarti secara parsial
masing
variabel
variabel
variabel
terikat
bebas dapat
terhadap dijelaskan
keinginan
pribadi
memiliki
dan
harapan
pengaruh
yang
sebagai berikut :
signifikan terhadap kepuasan kerja
1.
pegawai.
Secara parsial variabel lingkungan kerja (X1) menunjukkan nilai p =
Secara parsial variabel kebutuhan
0,003< 0,05. Hal ini berarti secara
(X4) menunjukkan nilai p = 0,006 <
parsial variabel lingkungan kerja
0,05. Hal ini berarti secara parsial
memiliki pengaruh yang signifikan
variabel
terhadap kepuasan kerja pegawai.
pengaruh yang signifikan terhadap
Secara parsial variabel pendidikan
kepuasan kerja pegawai.
(X2) menunjukkan nilai p = 0,095 > 0,05. Hal ini berarti
3.
4.
secara
kebutuhan
memiliki
5. Berdasarkan hasil analisis uji parsial di
atas
terlihat
bahwa
dari
parsial variabel pendidikan tidak
keseluruhan varaibel bebas faktor-
memiliki pengaruh yang signifikan
faktor
terhadap kepuasan kerja pegawai.
lingkungan
Secara parsial variabel kebutuhan
Jurnal Governance Opinion
motivasi yang terdiri dari kerja,
tingkat
pendidikan, keinginan dan harapan 110
Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Muara Enim
pribadi, dan lingkungan harapan
kebutuhan. Variabel kerja,
keinginan
pribadi,
dan
dan
kebutuhan
tersebut, maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan, dan sebaliknya (As’ad, 95 : 1998).
yang memiliki pengaruh bermakna terhadap pegawai.
variabel
kepuasan kerja
Pengaruh
terhadap variabel pegawai.
bermakna
kepuasan kerja
Pengaruh
yang
paling
Hasil
analisis
menunjukkan
bahwa variabel-variabel bebas faktorfaktor
motivasi
yang terdiri
dari
lingkungan kerja, tingkat pendidikan, keinginan dan harapan pribadi, dan
dominan terdapat pada lingkungan
kebutuhan
kerja dimana nilai p=0,003 < 0,05.
mempunyai pengaruh yang signifikan
Hal ini membuktikan hipotesis kedua
pada
dari
Faktor
hubungan variabel bebas dan variabel
kebutuhan memiliki pengaruh yang
terikat adalah cukup kuat yaitu R=0,507
dominan terhadap kepuasan kerja
atau sebesar 50,7% dan variabel bebas
pegawai
mampu menjelaskan variabel terikatnya
penelitian
ini
BKKBN
Muara
Enim
terbukti
bermakna
“
Kabupaten
“ Ternyata tidak dan
hipotesis
ditolak. 4.8.
secara
p=0,000
bersama-sama
(p<0,05),
keeratan
kepuasan kerja yaitu Adj R2
=0,477
atau sebesar 47,7%. Keadaan seperti ini menunjukan bahwa faktor-faktor motivasi mempunyai pengaruh sebesar 47,7 %
Pembahasan
terhadap
kepuasan
kerja
pegawai
Dinas Perhubungan Kabupaten Musi Kepuasan kerja merupakan hal
Rawas, sedangkan sisanya yaitu 52,3%
yang bersifat individual. Setiap individu
pengaruhnya ditentukan oleh
akan memiliki tingkat kepuasan yang
faktor
berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai
belum disentuh dalam penelitian ini
yang berlaku pada dirinya. Hal ini
seperti
disebabkan karena adanya perbedaan
penempatan
pada
perusahaan, umur, kondisi kemampuan
diri
masing-masing
individu.
lain
di
luar
kerja,
variabel
struktur
Semakin banyak aspek dalam pekerjaan
dan pendidikan
yang sesuai dengan keinginan individu
(Mangkunegara; 2000 : 128).
Jurnal Governance Opinion
faktoryang
organisasi
111
Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Muara Enim
Nilai
F
secara
keseluruhan
variabel
bebas
faktor–faktor
sebesar 16,717 dapat dipastikan bahwa F
motivasi memiliki pengaruh yang
hitung lebih besar dari nilai F tabel dan
signifikan terhadap variabel terikat
hal ini bisa dilihat dari angka tingkat
kepuasan kerja pegawai. Hal ini
kemaknaannya P=0,000 (p<0,05). Ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi
menunjukkan bahwa seluruh variabel-
faktor-faktor
variabel bebas yang diteliti (faktor-faktor
diberikan maka akan semakin tinggi
motivasi) memang
pula kepuasan kerja pegawai.
benar
mampu
menjelaskan
variabel-variabel
terikatnya
secara bermakna.
2.
Lingkungan pribadi, dan
variabel kelingkungan kerja memiliki
karakteristik
pengaruh paling dominan
responden.
kerja
terhadap
pegawai.
Hal
ini
yang
kerja,
tingkat
pendidikan, keinginan dan harapan
Berdasarkan uji parsial didapat bahwa
kepuasan
motivasi
3.
yang
dimiliki
oleh
Secara parsial variabel kebutuhan
disebabkan karena faktor-faktor yang
memiliki pengaruh paling dominan
terdapat dalam variabel tersebut telah
terhadap kepuasan kerja pegawai.
sesuai dengan keinginan dari pegawai.
Sedangkan
Sedangkan variabel tingkat pendidikan
kerja
tidak berpengaruh terhadap
memiliki pengaruh tidak bermakna
kepuasan
kerja pegawai. Pengaruh yang tidak bermakna ini disebabkan karena pihak manajemen BKKBN Kabupaten Muara Enim tingkat
kurang
begitu
pendidikan
penyesuaiannya
memperhatikan pegawai
dengan
dalam
spesifikasi
dan
lingkungan
tingkat
pendidikan
terhadap kepuasan pegawai. Saran-saran 1.
Hendaknya faktor-faktor motivasi; kebutuhan,
keinginan
dan
harapan pribadi yang mempunyai pengaruh kepuasan
pekerjaan.
variabel
signifikan kerja
terhadap
pegawai
lebih
KESIMPULAN DAN SARAN
diperhatikan
agar
dapat
Kesimpulan
memberikan
pengaruh
yang
optimal dalam meningkatkan mutu 1.
Secara
bersama–sama
Jurnal Governance Opinion
seluruh
dan kualitas kerja pegawai. 112
Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Muara Enim
2.
Untuk
meningkatkan
kepuasan
kerja pegawai terhadap pekerjaan dan
tugas
pembagian dengan
perlu memperhatikan kerja
yang
kemampuan
berdasarkan
jenjang
sesuai pegawai
pendidikan
yang dimiliki oleh pegawai. Selain itu juga dapat dilakukan dengan cara
memberikan
kepada
kesempatan
pegawai
mengikuti
untuk
pendidikan
dan
keterampilan khusus. 3.
Walaupun lingkungan kerja yang
[
As’ad, Moh, 1998. Psikologi Industri. Edisi kelima, liberty, Yogyakarta. Furqon. 1997, Statistik Terapan Untuk Penelitian, Alpabeta, Bandung Gouzaly, Saydam, Drs.200, Manajemen Sumber Daya Manusia , Gunung Agung, Jakarta. Hasibuan, Melayu SP, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi Bumi Aksara Hasibuan, Melayu SP. 1984, Manajemen Dasar, Pengertian dan masalah, Bumi Aksara, Jakarta
lebih diperhatikan lagi. Hal ini
Herzberg, Frederick. 1967, Work and The Nature of Man. The World Publishing Company – Cleveland And New York.
dapat
Keith,
memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan kerja hendaknya dilakukan
dengan
cara
merenovasi desain interior ruangan kerja,
penambahan
ruangan,
penyediaan sarana dan prasarana penunjang aktifitas kerja di kantor, terutama fasilitas penunjang (mobil dan
motor
dinas, perlengkapan
lapangan, dan lain-lain) serta terus berusaha
menciptakan
hubungan
yang baik antara pegawai dengan atasan, dan sesama pegawai agar dapat
menciptakan lingkungan
kerja yang kondusif. DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Governance Opinion
Davis, Jhon W. Newstrom, 1995. Perilaku Dalam Organisasi, Edisi Ketujuh, Erlangga, Jakarta.
Mangkunegara, AP. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Pertama, Rosda, Bandung. Manullang, M. 1982, Dasar-dasar Manajemen, Ghalia Indonesia, Jakarta Pareek, Stephens. 1984, Perilaku Organisasi, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Robbins, Stephans. 1994. Organization Theory, Structure, Design and Application, Alih Bahasa Yusuf Udara, Arean, Jakarta. 113
Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Muara Enim
Robbins, Stephans. 1996, Organization Bahaviour, Seventh Edition, A Simon & Schuster Company, Englewood Cliffs, New Jersey 07632. Sarwoto Drs. 1979, Dasar-dasar Organisasi Management, Ghalia Indonesia, Jakarta. Siagian,
Sondang.
1983.
Jurnal Governance Opinion
Organisasi,
Kepemimpinan dan Adminsitrasi, PT. Gunung Agung, Jakatra
Perilaku
Singgih, Santoso. 2000. Mengolah Data Statistik Secara Profesional, Gramedia, Jakatra. Stamps, P.L. et al. 1978, Measurement of Work Satisfaction Among Health Proffesional, Medical Care, Vol. April No.4 p. 337 – 352.
114