REPORTING ORGANISASI NIRLABA BERDASARKAN PSAK NO. 45 PADA YAYASAN

Download nirlaba yang tertuang pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No . 45. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini untuk menyusun d...

2 downloads 525 Views 354KB Size
REPORTING ORGANISASI NIRLABA BERDASARKAN PSAK NO. 45 PADA YAYASAN PANTI ASUHAN KRISTEN TANAH PUTIH SEMARANG Khoe Priska Harsono Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Jalan Nakula I No. 5-11 Semarang Email: [email protected] Telp: (024) 3517261. Fax: (024) 3569684 ABSTRAK Organisasi nirlaba merupakan salah satu komponen yang berperan penting di masyarakat sejak era reformasi. Pentingnya sistem pengelolaan keuangan pada organisasi nirlaba membuat Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) mengeluarkan standar penyusunan laporan keuangan organisasi nirlaba yang tertuang pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini untuk menyusun dan menyajikan laporan keuangan pada Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang sesuai dengan format PSAK No. 45. Hal ini dilakukan agar donatur merasa puas dan percaya dengan pengalokasian dana dan pertanggungjawaban dana yang dikelola oleh pihak Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang. Selain itu agar informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut lebih jelas, relevan dan mempunyai daya banding yang tinggi. Dengan menerapkan metode deskriptif kualitatif yang dilakukan dengan membandingkan antara teori dan praktek dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan sesuai dengan PSAK No. 45. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang belum menerapkan PSAK No. 45 pada penyusunan dan penyajian laporan keuangan panti. Panti hanya membuat neraca saldo. Peneliti memberikan kontribusi penyajian laporan keuangan sesuai dengan PSAK No.45 tentang organisasi nirlaba seperti Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang seharusnya membuat empat laporan keuangan yaitu laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Kata kunci :organisasi nirlaba, psak no.45, pelaporan keuangan, panti asuhan kristen tanah putih ABSTRACT Nonprofit organization is one of the most important components which has a part in the society since reform era. The importance of financial management system in non-profit organization has made Indonesian Institute of Accountants to produce the standard of financial statement about non-profit organization which has been added in Statement of Financial Accounting Standards 45 (SFAS45). The purposes of this research are compiling and presenting 1

the financial statement of Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang which based on SFAS 45. This case is primarily to do for giving the satisfaction and believe of the donators about the expenditure and accountability which managed by Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang . This point is used to make the information in the financial statements be clear, relevant, and has a high quality. Using descriptive qualitative method which comparesthe theory and practice of the financial report based on the SFAS 45. The result showed that Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang does not use SFAS 45 in the financial report. The researcher is giving a contribution in the presentation of the financial statement which based on the SFAS 45, nonprofit organization like Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang must make four financial reports namely the statement of financial position, statement of activities, statement of cash flows, and notes to the financial statement. Keywords: Nonprofit organization, sfas no.45, financial report, panti asuhan kristen tanah putih PENDAHULUAN Organisasi sangat penting bagi kehidupanmanusia dalam bermasyarakat sehari-hari. Organisasi didirikan karena adanya kesamaan kepentingan, baik dalam rangka untuk mewujudkan hakekat kemanusiaannya maupun secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan tujuannya organisasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu organisasi yang tujuannya mencari keuntungan atau berorientasi pada profit dan organisasi sosial atau organisasi non profit. Organisasi nirlaba atau organisasi non profit merupakan suatu lembaga atau kumpulan dari beberapa individu yang memiliki tujuan tertentu dan bekerja sama untuk mencapai tujuannya, dalam pelaksanaan kegiatan yang mereka lakukan tidak berorientasi pada pemupukan laba atau kekayaan semata (Nainggolan, 2005). Organisasi nirlaba meliputi gereja, yayasan sosial, sekolah negeri, derma publik, rumah sakit dan klinik publik, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-undangan, organisasi jasa sukarelawan, serikat buruh, asosiasi profesional, institut riset, museum, dan beberapa para petugas pemerintah. Laporan keuangan sangat diperlukan untuk memenuhi kepentingan dari berbagai pihak terkait, oleh karena itu laporan keuangan harus disusun berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009) dalam PSAK No. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba, laporan keuangan untuk organisasi nirlaba terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Tujuan utama laporan keuangan organisasi nirlaba pada dasarnya memiliki kesamaan dengan tujuan laporan keuangan organisasi komersial, yaitu menyajikan informasi yang relevan atas kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh organisasi tersebut. Namun, karena adanya perbedaan tujuan organisasi, menyebabkan adanya perbedaan pada kalangan pemakai laporan keuangan dan isi dari laporan keuangan tersebut.Tujuan laporan keuangan organisasi nirlaba adalah untuk menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota organisasi, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi organisasi nirlaba (PSAK 45).

2

Adanya tuntutan akuntabilitas terhadap organisasi nirlaba membuat organisasi terpacu untuk memiliki manajemen keuangan yang baik sesuai dengan standar yang telah ditetapkan untuk organisasi nirlaba khususnya pada Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang sehingga akuntabilitas dan transparansi lebih mudah dilakukan. Sesuai dengan PSAK No.45 Panti Asuhan merupakan organisasi nirlaba sehingga dalam pencatatan laporan keuangan harus menerapkannya. Laporan keuangan di Panti Asuhan Kristen Tanah Putih hanya terdiri dari penerimaan, pengeluaran, anggaran dan realisasi. Laporan keuangan semacam ini baik dalam Panti Asuhan akan tetapi seringkali terjadi ketegangan yang disebabkan oleh pelaporan keuangan ini. Oleh karena itu Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih perlu menerapkan standar akuntansi organisasi nirlaba berdasarkan PSAK 45 dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangannya. Jika laporan keuangan disajikan sesuai dengan PSAK No. 45 secara langsung akan membuat para donatur merasa puas dan percaya dengan pengalokasian dana dan pertanggungjawaban dana telah dikelola dengan baik. Replika dari Tinungki (2014) dalam jurnalnya yang berkaitan dengan penerapan laporan keuangan organisasi nirlaba berdasarkan dengan PSAK No. 45. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tinungki (2014), pelaporan keuangan organisasi nirlaba Panti Sosial Tresna Werdha HANA belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK No. 45. Pada laporan posisi keuangan menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas serta aset neto dan informasi mengenai hubungan diantara unsur-unsur tersebut. Namun pada penyajiannya tampilan laporan keuangan Panti Sosial Tresna Werdha HANA tidak sesuai dengan format PSAK No.45. Pada laporan arus kas yang menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas yang dicatat berdasarkan penerimaan dan pengeluaran yang terjadi selama satu tahun namun belum sesuai dengan PSAK No.45. Demikian juga pada laporan aktivitas yang belum sesuai dengan PSAK No.45 serta catatan atas laporan keuangan Panti Sosial Tresna Werdha HANA yang belum disajikan ke dalam laporan keuangan Panti Sosial.Menurut penelitian yang dilakukan oleh Repi (2015) dengan judul “ Analisis Penerapan PSAK No. 45 Tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba Pada STIKES Muhammadiyah Manado” yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan laporan keuangan STIKES Muhammadiyah Manado apakah sudah menerapkan PSAK No. 45 pada penyanjian keuangannya. Dalam penelitian ini diketahui bahwa STIKES Muhammadiyah Manado belum menerapkan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan format PSAK No. 45. Hal ini terjadi karena STIKES Muhammadiyah Manado hanya mengacu sesuai dengan arahan dan kebutuhan dari yayasan yang masih berbentuk neraca saldo. Penelitian yang dilakukan oleh Pontoh (2013), berjudul "Penerapan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Berdasarkan PSAK Nomor 45 Pada Gereja Bukit Zaitun Luwuk Sulawesi Tengah" yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan pelaporan keuangan Gereja Bukit Zaitun Luwuk berdasarkan PSAK No.45. Dalam penelitian ini diketahui bahwa laporan posisi keuangan khususnya pada kelompok aset tidak disajikan nilai dari inveatasi dan surat berharga karena Gereja Bukit Zaitun Luwuk tidak mencatat dan melaporkan nilai investasi dan surat berharga yang dimiliki dalam laporan tahunan gereja sehingga tidak diketahui berapa nilai dari investasi dan surat berharga. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim & Handayani (2009) , laporan keuangan yang disajikan oleh Baitul Mal Provinsi NAD telah menerapkan 3

PSAK No. 45 tetapi penyusunan dari penyajian masing-masing laporan tersebut belum sepenuhnya mengikuti standar pelaporan sebagaimana yang telah diatur dalam PSAK No. 45. Dalam pelaporan arus kas masuk dan keluar tidak diklasifikasikan ke dalam golongan aktivitas, tetapi semua aktivitas disajikan kedalam aktivitas operasi. Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang merupakan organisasi berbadan hukum yang bergerak dalam bidang pelayanan kesejahteraan sosial bagi para anak – anak yang membutuhkan agar dapat terpenuhi kebutuhan hidup baik jasmani, rohani dan sosial. Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih adalah salah satu organisasi nirlaba yang dipercaya oleh yayasan, pemerintah dan masyarakat untuk mengelola sejumlah dana yang digunakan untuk membiayai kehidupan anak asuh yang berada dibawah naungan panti. Laporan keuangan di Panti Asuhan Kristen Tanah Putih hanya terdiri dari catatan pemasukan dan pengeluaran kas. Laporan keuangan semacam ini baik dalam Panti Asuhan akan tetapi seringkali terjadi ketegangan yang disebabkan oleh pelaporan keuangan ini. Oleh karena itu Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih perlu menerapkan standar akuntansi organisasi nirlaba berdasarkan PSAK 45 dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangannya. Tujuan penelitian ini untuk menyusun dan menyajikan laporan keuangan Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45. METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Data dibedakan menjadi dua jenis yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif merupakan data yang menekankan kepada pemahaman mengenai masalah yang terjadi dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi sesungguhnya yang holistis, kompleks dan rinci. Data kualitatif diperoleh dari wawancara dan observasi. Sedangkan data kuantitatif menekankan kepada teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Data kuantitatif diperoleh berupa laporan keuangan Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang yang berakhir pada bulan Agustus 2015. Metode Pengumpulan Data Metode yang dilakukan oleh peneliti yaitu wawancara yang dilakukan untuk memperoleh informasi secara langsung melalui proses tanya jawab antara peneliti dengan pihak - pihak yang terkait dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Wawancara ini dilakukan oleh peneliti terhadap pengurus Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang khususnya pengelola dan bagian tata usaha dari Panti Asuhan tersebut. Peneliti juga melakukan obervasi survey lapangan dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung pada objek penelitian untuk memperoleh data-data sekunder yang diperlukan. Metode ini dilakukan untuk melengkapi data yang diperlukan. Dan studi kepustakaan dimana penulis memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan melalui data-data yang bersifat teoristis, seperti dokumen yang berupa catatan pemasukan dan pengeluaran kas pada bulan Agustus 2015, buku-buku, laporan penelitian serta 4

sumber data tertulis lainnya yang berhubungan dengan proses akuntansi oganisasi nirlaba khususnya pada yayasan panti asuhan. Metode Analisis Penelitian dalam skripsi ini menggunakan metode deskriptif kualitiatif yaitu metode yang bersifat menguraikan, menggambarkan dan menbandingkan suatu data dan keadaan sesuai dengan situasi yang terjadi. Pada analisis ini penulis melakukan penyusunan dan penyajian laporan keuangan Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih (YPAKTP) Semarang sesuai dengan PSAK Nomor 45. Oleh karena penyusunan dan penyajian laporan keuangan Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih (YPAKTP) Semarang belum menerapkan PSAK Nomor 45 maka laporan keuangan tersebut harus disusun dan disajikan mengikuti pedoman serta ketentuan berdasarkan PSAK Nomor 45. Ciri-ciri Organisasi Nirlaba Menurut IAI (2015) Organisasi nirlaba memiliki ciri-ciri yaitu pertama, sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan. Kedua, menghasilkan barang dan atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba dan apabila suatu entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas tersebut. Ketiga, tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan atau ditebus kembali atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada saat likuidasi atau pembubaran entitas. Namun demikian dalam praktiknya organisasi nirlaba seringkali tampil dalam berbagai bentuk sehingga seringkali sulit untuk dibedakan dengan organisasi profit. Tujuan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Tujuan laporan keuangan organisasi nirlaba berdasarkan PSAK No. 45 (2011) yaitu menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi entitas nirlaba laporan keuangan dalam organisasi sangat penting. Bagi pihak internal organisasi laporan keuangan merupaan alat pengendalian dan evaluasi kinerja organisasi. Bagi pihak eksternal, laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban dan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Tujuan laporan keuangan organisasi nirlaba dalam SFAC 4 yaitu untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam pembuatan keputusan yang rasional mengenai alokasi sumber daya organisasi nirlaba. Memberikan informasi untuk membantu para penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai pelayanan yang diberikan oleh organisasi nirlaba serta kemampuannya untuk melanjutkan memberi pelayanan tersebut. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon 5

penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai kinerja manajer organisasi nirlaba atas pelaksanaan tanggung jawab pengelolaan serta aspek kinerja organisasi nirlaba lainnya. Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban, data kekayaan bersih organisasi serta pengaruh dari transaksi, peristiwa dari kejadian ekonomi yang mengubah sumber daya dan kepentingan sumber daya organisasi nirlaba tersebut. Memberikan informasi mengenai kinerja organisasi nirlaba selama satu periode. Pengukuran secara periodik atas perubahan jumlah dan keadaan ataupun kondisi sumber kekayaan bersih organisasi nirlaba serta informasi mengenai usaha dan hasil pelayanan organisasi nirlaba secara bersama-sama yang dapat menunjukkan informasi yang berguna untuk menilai kinerja organisasi nirlaba tersebut. Memberikan informasi mengenai bagaimana organisasi nirlaba memperoleh dan membelanjakan kas atau sumber daya kas, mengenai utang dan pelunasan utang dan mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi likuiditas organisasi nirlaba tersebut. Memberikan penjelasan dan interpretasi untuk membantu pemakai dalam memahami informasi keuangan yang diberikan oleh organisasi nirlaba. Unsur-Unsur Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Menurut IAI (2011) unsur-unsur dalam laporan keuangan organisasi nirlaba berdasarkan PSAK No.45, meliputi: 1. Laporan Posisi Keuangan Tujuan laporan posisi keuangan untuk menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban, aktiva bersih dan informasi mengenai hubungan di antara unsur -unsur tersebut pada waktu tertentu. 2. Laporan aktivitas Tujuan utama laporan aktivitas adalah untuk menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih, hubungan antar transaksi dan bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. 3. Laporan arus kas Tujuan utama laporan arus kas untuk menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. 4. Catatan atas laporan keuangan Tujuan laporan keuangan termasuk catatan atas laporan keuangan untuk menyajikan informasi mengenai : a. Jumlah dan sifat aset, liabilitas dan aset bersih organisasi nirlaba. b. Pengaruh transaksi, peristiwa dan situasi lainnya yang mengubah nilai dan sifat aset bersih. c. Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode dan hubungan antara keduanya. d. Cara organisasi nirlaba mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman, dan faktor lainnya yang berpengaruh pada likuiditasnya. 6

e. Usaha jasa organisasi nirlaba.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 45 PSAK No. 45 adalah salah satu pernyataan standar akuntansi keuangan. PSAK No. 45 ini membahas mengenai pelaporan keuangan untuk organisasinirlaba. Jadi dalam penyusunan laporan keuangan, setiap organsiasi nirlaba termasuk LSM, yayasan, rumah sakit dan lain sebagainyaharus berpedoman pada PSAK No. 45, terutama jika laporan keuangan organsiasi tersebut diaudit oleh akuntan publik. Siklus Transaksi Organisasi Nirlaba

Gambar 2.1 Siklus Akuntansi Organisasi Nirlaba Kerangka Pemikiran

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

7

PEMBAHASAN Penerapan Laporan Posisi Keuangan pada Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang sesuai dengan PSAK No. 45 adalah sebagai berikut: Tabel 4.2Laporan Posisi Keuangan menurut PSAK No.45 YAYASAN PANTI ASUHAN KRISTEN TANAH PUTIH LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 AGUSTUS 2015 Aset : Kas dan Setara Kas Jumlah Aset Kewajiban dan Aset Bersih Kewajiban Aset Berrsih Tidak Terikat Aset Bersih Terikat Temporer Jumlah Kewajiban dan Aset

Rp. 33.383.975 Rp. 33.383.975 Rp. 548.300 Rp. 31.776.670 Rp. 32.324.970

Sumber: Data Olahan a. Aset Perhitungan aset yang terdiri dari kas dan setara kas dalam laporan posisi keuangan merupakan total dari aset bersih pada akhir bulan Agustus 2015. Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang tidak memiliki piutang dan persediaan. Jumlah aset yang dimiliki oleh Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang pada akhir bulan Agustus 2015 sebesar Rp. 33.383.975yang diperoleh dari total kas dan setara kas. Sedangkan pada aset tetap dan perlengkapan panti hanya disajikan laporan berupa jumlah unit barang yang disusun dalam daftar donatur atau inventaris sehingga tidak diketahui berapa nilai buku dari aset tetap dan perlengkapan pada panti asuhan. Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang tidak memiliki investasi dan surat berharga sehingga kelompok aset tidak lancar tidak dapat disajikan. b. Kewajiban dan Aset Bersih Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang tidak memiliki saldo kewajiban. Nilai aset bersih terikat temporer dalam laporan posisi keuangan pada akhir bulan Agustus 2015 sebesar Rp 31.776.670 merupakan saldo akhir dari perhitungan aset terikat yang dikurangi dengan penggunaan biaya-biayayang sesuai dengan pembatasan dalam satu periode pelaporan yang disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.Sedangkan aset bersih tidak terikat diperoleh dari jumlah pendapatan dan pengahsilan tidak terikat yang dikurangi dengan jumlah beban dan jumlah pengeluaran. Jumlah aset bersih tidak terikat sebesar Rp 548.300. Dari hasil yang didapat dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa sumber daya tidak terikat tidak dapat memenuhi kebutuhan dana yang dipergunakan untuk biaya dan kewajiban yang tidak termasuk dalam pembatasan. Oleh karena itu Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang memenuhi nilai tersebut dengan menggunakan sumber daya terikat temporer.

8

Penerapan Laporan Aktivitas pada Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang berdasarkan PSAK No. 45 adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 Laporan Aktivitas menurut PSAK No.45 YAYASAN PANTI ASUHAN KRISTEN TANAH PUTIH LAPORAN AKTIVITAS 31 AGUSTUS 2015 Pendapatan dan Penghasilan Tidak Terikat: Sumbangan Jasa Layanan Penghasilan dari Investasi Lain Jumlah Pendapatan dan Penghasilan Tidak Terikat

Rp. 49.400.000 Rp. 49.400.000

Aset bersih yang dibebaskan dari Pembatasan : Pemenuhan Program Pembatasan

Rp. 11.984.725

Jumlah Aset yang berakhir Pembatasannya Jumlah Pendapatan, Penghasilan dan Sumbangan Lain

Rp. 11.984.725 Rp. 61.384.725

Beban dan Pengeluaran Biaya Sandang Dana Kesehatan Biaya Admin dan Perlengkapan Pendidikan Karyawan Jumlah Beban Kenaikan Aset Bersih Tidak Terikat

Rp. 1.683.500 Rp. 8.609.546 Rp.21.274.679 Rp. 500.000 Rp. 32.067.725 Rp 29.317.000

Aset Bersih Terikat Temporer Sumbangan Aset Bersih Terbebaskan dari Pembatasan Kenaikan Jumlah Aset Bersih Terikat Temporer

Rp. 16.600.000 ( Rp. 11.984.725) Rp. 4.615.275

Kenaikan Aset Bersih Aset Bersih Pada Awal Bulan Aset Bersih Pada Akhir Bulan

Rp. 33.932.275 Rp. 548.300 Rp. 33.383.975

Sumber : Data Olahan Pendapatan dan Penghasilan Tidak Terikat Jumlah pendapatan dan penghasilan tidak terikat yang disajikan pada laporan aktivitas pada panti asuhan hanya terdiri dari sumbangan yang diterima oleh panti asuhan sebesar Rp 49.400.000. Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang tidak memiliki penghasilan dari investasi lainnya. b. Aset Bersih yang Dibebaskan dari Pembatasan Jumlah aset bersih yang dibebaskan dari pembatasan sebesar Rp 11.984.725 yang diperoleh dari total aset yang dikeluarkan untuk memenuhi program pembatasan seperti a.

9

biaya perbaikan inventaris dan biaya perbaikan asrama. Nilai ini juga secara langsung termasuk dalam jumlah aset yang pembatasannya telah berakhir karena telah digunakan untuk pemenuhan program yang telah dibatasi. Perhitungannya dapat dilihat dalam Catatan C pada Catatan Atas Laporan Keuangan. c. Jumlah Pendapatan Jumlah pendapatan diperoleh dari total pendapatan yang dijumlahkan dengan total aset bersih yang berakhir pembatasannya. Jumlah pendapatan pada laporan aktivitas Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang sebesar Rp. 61.384.725 yang diperoleh dari total pendapatan dan penghasilan tidak terikat sebesar Rp. 49.400.000 ditambah dengan total aset bersih yang dibebaskan dari pembatasan sebesar Rp. 11.984.725. Perhitungan aset bersih yang dibebaskan dari pembatasan dapat dilihat pada Catatan Atas Laporan Keuangan bagian Catatan C. d. Beban Beban dan pengeluaran merupakan keseluruhan dari penggunaan dana yang digunakan untuk membiayai setiap kegiatan dan pengalokasian dana untuk biaya lain-lain. Total beban pada laporan aktivitas Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang sebesar Rp. 32.067.225 yang diperoleh dari biaya sandang panti sebesar Rp. 1.683.500, dana sehat sebesar Rp. 8.609.546, biaya admin dan perlengkapan yang terdiri dari biaya admin sebesar Rp. 20.674.579 dan biaya perlengkapan sebesar Rp. 600.100 serta biaya pendidikan karyawan panti sebesar Rp. 500.000. Laporan arus kas pada Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang disusun guna melengkapi dokumen laporan pertanggungjawaban keuangan panti. Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, pembukuan kas dan setoran kas pada akhir bulan Agustus 2015. Arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi menunjukkan jumlah dari aktivitas agar dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk memenuhi kegiatan operasional panti tanpa mengandalkan sumber pendanaan lainnya. a. Aktivitas Operasi Kas bersih yang dicatat pada aktivitas operasi sebesar Rp. 29.317.000. Dari jumlah ini dapat diketahui total kas dari penyumbang sebesar Rp. 49.400.000 dapat mencukupi biaya operasional pada Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang pada bulan Agustus 2015. Biaya opersional pada Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang terdiri atas biaya gaji sebesar Rp 18.975.000 dan biaya tata usaha sebesar Rp 1.108.400. Akun yang tercatat dalam aktivitas operasi merupakan penerimaan dan pengeluaran kas pada Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang terkait dengan kegiatan operasional panti sebesar Rp 20.083.000. b. Aktivitas Investasi

10

Aliran kas dari aktivitas investasi yaitu total penerimaan dan pengeluaran uang kas yang terkait dengan investasi Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang. Pada bulan Agustus 2015 Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang tidak memiliki penerimaan dan pengeluaran kas dari aktivitas investasi. c. Aktivitas Pendanaan Aliran kas pada aktivitas pendanaan merupakan perkiraan penerimaan kas yang diperoleh dari kontribusi donatur panti yang penggunaannya dibatasi dan terdapat pengeluaran kas seperti pelunasan kewajiban dan aktivitas pendanaan lainnya. Penerapan Laporan Arus Kas pada Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang berdasarkan PSAK No. 45 adalah sebagai berikut : Tabel 4.4 Penyajian Laporan Arus Kas menurut PSAK No.45 YAYASAN PANTI ASUHAN KRISTEN TANAH PUTIH LAPORAN ARUS KAS 31 AGUSTUS 2015

Aliran Kas dari Aktivitas Operasi : Kas dari Pendapatan Jasa Kas dari Penyumbang Penerimaan Lain-Lain Biaya Operasional Kas Bersih yang diterima (digunakan) untuk aktivitas operasi Aliran Kas dari Aktivitas Investasi : Penerimaan dari investasi Kas Bersih yang diterima (digunakan) untuk aktivitas investasi Aliran Kas dari Akivitas Pendanaan : Penerimaan dari kontribusi terbatas dari : Donatur Tetap Donatur Tidak Tetap Yayasan Aktivitas Pendanaan Lain : Perbaikan Inventori Perbaikan Asrama Kas Bersih yang diterima (digunakan) untuk aktivitas pendanaan

Kenaikan Aset Bersih Dalam Kas dan Setara Kas Kas dan Setara Kas Pada Awal Bulan Kas dan Setara Kas Pada Akhir Bulan

Rp.49.400.000 (Rp. 20.083.000) Rp. 29.317.000 -

Rp. 1.100.000 Rp. 500.000 Rp. 15.000.000 (Rp. 700.725) (Rp 11.284.000) Rp. 4.615.275 Rp. 33.932.275 Rp. 548.300 Rp. 33.383.975

Sumber : Data Olahan Total kas bersih yang tercatat untuk aktivitas pendanaan sebesar Rp. 4.615.275. Dari jumlah ini dapat diketahui bahwa penerimaan dari donatur lebih besar dibandingkan dengan aktivitas pendanaan. Kas dan setara kas pada awal bulan Agustus 2015 sebesar Rp. 548.300, kenaikan bersih pada kas dan setara kas sebesar Rp. 33.932.275, sehingga pada akhir bulan kas 11

dan setara kas menjadi Rp. 33.383.975. Sedangkan penerimaan dari donatur digunakan untuk perbaikan inventori dan perbaikan asrama. Perbaikan inventori terdiri dari perbaikan wastafel, perbaikan kran, dispenser dan lainnya. Sedangkan perbaikan asrama seperti pengecatan gedung asrama, biaya tukang cat, ongkos pemasangan kawat nyamuk dan lainnya. Penerapan Catatan Atas Laporan Keuangan pada Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang berdasarkan PSAK No.45, sebagai berikut : Tabel 4.5Catatan Atas Laporan Keuangan Menurut PSAK No.45 YAYASAN PANTI ASUHAN KRISTEN TANAH PUTIH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 AGUSTUS 2015

Catatan A menguraikan kebijakan Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih yang menyebabkan catatan B dan C disajikan Catatan A Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih menyajikan sumbangan terikat dalam dua akun yaitu untuk kegiatan operasional dan kegiatan pendanaan. Apabila kebutuhan tersebut telah terpenuhi maka dana tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan lain di Panti Asuhan. Dan apabila kebutuhan masih belum terpenuhi maka kebutuhan tersebut akan dipenuhi dengan sumbangan lainnya. Catatan B Aset Bersih Temporer dibatasi untuk : Kegiatan Operasional Sumbangan Rp. 22.450.000 Biaya Air (Rp. 18.450) Biaya Listrik (Rp. 1000.000) Biaya Internet (Rp. 214.000) Rekening Koran (Rp. 90.000) Biaya Bensin (Rp. 2.445.000) Rp. 18.682.050 Kegiatan Pendanaan Sumbangan Rp. 26.950.000 Biaya Konsumsi (Rp. 3.511.880) Biaya SPP ( Rp. 6.549.000) Iuran Sekolah (Rp. 1.570.500) Biaya Guru Les (Rp. 1.600.000) Rp. 13.718.620 Total Aset Terikat Rp. 32.400.670 Kegiatan Lain-lain di Panti Asuhan (Rp. 624.000) Aset Bersih Terikat Temporer Rp. 31.776.670 Catatan C Aset bersih yang dibebaskan dari pembatasan penyumbang melalui terjadinya beban tertentu atau terjadinya kondisi yang diisyaratkan oleh penyumbang : Tujuan pembatasan yang dicapai : Perbaikan Inventori Rp. 700.725 Perbaikan Asrama Rp. 11.284.000 Pembatasan yang telah dipenuhi Rp. 11.984.725

Sumber : Data Olahan 12

Catatan atas laporan keuangan Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih terdiri atas: 1. Catatan A 2. Catatan B 3. Catatan C Dalam laporan keuangan Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang, catatan atas laporan keuangan panti asuhan merupakan kebijakan pengurus panti, catatan aset bersih terikat temporer dan catatan aset bersih yang dibebaskan dari pembatasan sangat diperlukan untuk memperjelas informasi yang ada pada laporan keuangan sebelumnya. Analisis Tabel 4.6Penerapan PSAK No. 45 Pada Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang Keterangan Sebelum Penerapan Sesudah Penerapan Jenis Laporan Keuangan Catatan Pemasukan  Laporan Posisi Keuangan dan Pengeluaran  Laporan Aktivitas  Laporan Arus Kas  Catatan Atas Laporan Keuangan Sumber: Data Olahan Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa laporan keuangan pada Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang sebelum menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 hanya berupa Catatan pemasukan dan pengeluaran. Meskipun ini sudah dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak terkait namun Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang tetap perlu menyusun dan menyajikan laporan keuangannya berdasarkan PSAK No. 45 yang terdiri atas laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Hal ini dilakukan agar donatur merasa puas dan percaya dengan pengalokasian dana dan pertanggungjawaban dana yang dikelola oleh pihak Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang. Selain itu dengan menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan format PSAK No. 45 dapat menjaga akuntabilitas keuangan Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang.Penelitian yang penulis lakukan pada Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang apabila dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan pelaporan organisasi nirlaba berdasarkan PSAK No. 45, terdapat beberapa persamaan dan perbedaan yaitu: Pada Panti Sosial Tresna Werdha Hana terdapat persamaan yaitu penelitian pada Panti Sosial Tresna Werdha Hana melakukan penelitian terhadap faktor yang sama berkaitan dengan laporan keuangan organisasi nirlaba berdasarkan PSAK No. 45 dan Panti Sosial Tresna Werdha Hana belum sepenuhnya menerapkan laporan keuangan sesuai dengan PSAK No. 45.Perbedaannya yaitu laporan keuangan pada Panti Sosial Tresna Werdha Hana sebelum menerapkan PSAK No. 45. Laporan keuangan pada Panti Sosial Tresna Werdha Hana terdiri atas laporan pengeluaran bulanan panti, laporan posisi kas dan laporan realisasi panti, sedangkan pada Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semaranghanya berupa catatan pemasukan dan pengeluaran. 13

Penelitian pada STIKES Muhammadiyah Manado terdapat persamaan yaitu pada penelitian ini melakukan penelitian terhadap faktor yang sama berkaitan dengan laporan keuangan organisasi nirlaba berdasarkan PSAK No. 45 dan STIKES Muhammadiyah Manado belum sepenuhnya menerapkan laporan keuangan sesuai dengan PSAK No. 45.Perbedaannya sebelum menerapkan PSAK No. 45, laporan keuangan pada STIKES Muhammadiyah Manado hanya berupa neraca saldo. Sedangkan Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang berupa catatan pemasukan dan pengeluaran. Penelitian pada Gereja Bukit Zaitun Luwuk Sulawesi Tengah terdapat persamaan yaitu penelitian pada Gereja Bukit Zaitun Luwuk melakukan penelitian terhadap faktor yang sama berkaitan dengan laporan keuangan organisasi nirlaba berdasarkan PSAK No. 45.Gereja Bukit Zaitun Luwuk Sulawesi Tengah belum sepenuhnya menerapkan laporan keuangan sesuai dengan PSAK No. 45.Perbedaannya yaitu pada catatan atas laporan keuangan pada Gereja Bukit Zaitun Luwuk Sulawesi Tengah telah sesuai dengan PSAK No. 45, sedangkan pada Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang belum ada satu laporan yang sesuai dengan PSAK No. 45. Penelitian pada Baitul Mal Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam terdapat persamaan yaitu penelitian pada Baitul Mal Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam melakukan penelitian terhadap faktor yang sama berkaitan dengan laporan keuangan organisasi nirlaba berdasarkan PSAK No. 45.Baitul Mal Provinsi Nanggroe Aceh Darussalambelum sepenuhnya menerapkan laporan keuangan sesuai dengan PSAK No. 45.Perbedaannya yaitu laporan keuangan pada Baitul Mal Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam terdiri dari laporan poisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas dancatatan atas laporan keuangan. SedangkanpadaYayasanPantiAsuhan Kristen Tanah Putih Semarang hanyaterdapatcatatanpemasukandanpengeluaran. Penelitian pada Yayasan Panti Asuhan YABAPPENATIM Jember terdapat persamaan yaitu penelitian pada Yayasan Panti Asuhan YABAPPENATIM Jembermelakukan penelitian terhadap faktor yang sama berkaitan dengan laporan keuangan organisasi nirlaba berdasarkan PSAK No. 45.Yayasan Panti Asuhan YABAPPENATIM Jember belum sepenuhnya menerapkan laporan keuangan sesuai dengan PSAK No. 45.Perbedaannya Yayasan Panti Asuhan YABAPPENATIM Jember membuat Catatan Atas Laporan Keuangan, neraca sederhana dan laporan sumber serta pendayagunaan dana. Sedangkan pada Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang hanya membuat catatanpemasukandanpengeluaran. KESIMPULAN Kesimpulan dari skripsi yang telah penulis lakukan adalah sebagai berikut : 1. Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang belum menerapkan penyusunan dan penyajian laporan keuangansesuai dengan format laporan keuangan nirlaba yang terdapat dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45. Hal ini dikarenakan Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang hanya menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai arahan dan kebutuhan dari yayasan yang bentuknya masih berupaneraca catatan pemasukan dan pengeluaran.

14

2. Dengan adanya kontribusi pelaporan keuangan sesuai dengan PSAK No. 45 dapat memberikan rasa semakin percaya akan kredibilitas laporan keuangan pada Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang, sehingga para donatur lebih banyak untuk memberikan sumbangan kembali karena sumbangan tersebut dapat dipertanggungjawabkan dengan baik. 3. Peneliti memberikan kontribusi penyajian laporan keuangan sesuai dengan format PSAK No.45 yang terdiri dari empat laporan keuangan yaitu laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Saran Saran untuk pihak Yayasan Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang adalah sebagai berikut : 1. Untuk mempertahankan akuntabilitas laporan keuangan pada Yayasan Tanah Putih Semarang ,maka penyusunan dan penyajian laporan keuangan pada panti seharusnya sesuai dengan pedoman dan mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan oleh IAI yang tertuang pada PSAK No. 45. Hal ini dilakukan agar informasi yang terdapat pada laporan keuangan Yayasan Kristen Tanah Putih Semarang lebih jelas dan terpercaya. Sehingga para donatur mempuyai rasa puas dan percaya akan sumbangannya karena sumbangan tersebut telah dikelola dengan baik oleh Yayasan Tanah Putih Semarang. Diadakan pelatihan-pelatihan tentang penyusunan laporan keuangan organisasi nirlaba yang sesuai dengan PSAK No. 45 kepada pengurus Panti Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang.

15

DAFTAR PUSTAKA Budirahardjo, H. “Penerapan Laporan Keuangan Pada Yayasan Nurul Hayat Yang Sesuai Dengan PSAK No 45.” Skripsi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PERBANAS Surabaya,2009. Ibrahim, R. “Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 45 Pada Baitul Mal Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.” Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi, no.2 (2009) : 183-197. Ikatan Akuntan Indonesia. PSAK No 45 Revisi 2015. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia, 2015. Indrianto, N dan S. Bambang. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, 2013. Kuncoro, Mudrajad. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga, 2009. Martani, Dwi. “Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba.” Diambil kembali dari Ikatan Akuntan Indonesia, http://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/ED-PSAK-45-revisi-2011PelaporanKeuanganEntitas-Nirlaba.pdf. Diakses tanggal 3 December 2015. Nainggolan, P. Akuntansi Keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba Sejenis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005. Pontoh, C. “Penerapan Laporan keuangan Organisasi Nirlaba Berdasarkan PSAK No 45 Pada Gereja Bukit Zaitun Luwuk.” Jurnal EMBA ISSN 2303-1174,no.3 (2013): 129-139. Repi, W. “Analisis PSAK No 45 Tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba Pada STIKES Muhammadiyah Manado.” Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi,no.3 (2015): 168-181. Tinungki, A.N. “Penerapan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Berdasarkan PSAK No 45 Pada Panti Sosial Tresna Werdha Hana.” Jurnal EMBA ISSN 2303-1174, no.2 (2014): 809-819. Yuliarti, N. “Studi Penerapan PSAK 45 Yayasan Panti Asuhan Yabappenatim Jember.” Jurnal Akuntansi Universitas Jember, no.2 (2014) : 58-72.

16