LATAR BELAKANG
sekolah dapat menjalankan fungsi dan
Sekolah sebagai suatu organisasi
perannya masing-masing.
pendidikan formal merupakan wadah
Robbin
(1991)
mendefinisikan
kerjasama sekelompok orang (pendidik,
kepemimpinan
tenaga kependidikan, staf, kepala sekolah,
untuk mempengaruhi sekelompok anggota
stake holder, dan siswa) untuk mencapai
agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran
tujuan
yang
yang
diinginkan
(ditetapkan).
sebagai
kemampuan
ditetapkan.
Schriesheim
Pencapaian tujuan sekolah, baik kuantitas
menyatakan bahwa kepemimpinan adalah
maupun kualitasnya, sangat tergantung
proses
pada orang-orang yang terhimpun dalam
pemimpin
lembaga (sekolah) itu. Gorton (1977)
sukarela para bawahannya dalam upaya
mengungkapkan bahwa secara aksiomatik
mencapai tujuan dan sasaran organisasi.
suatu sekolah sama baiknya dengan orang
Gary Yukl (dalam House, 1977) Bukti
yang
dari kepemimpinan karismatik diberikan
menjalankannya.
Keberhasilan
mempengaruhi
sekolah banyak ditentukan oleh para guru
oleh
dan
Seorang
kepala
sekolah,
meskipun
sosial
mengupayakan
hubungan
dimana
partisipasi
pemimpin-pengikut.
pemimpin
yang
karismatik
keberhasilan kerja guru juga sangat
memiliki pengaruh yang dalam dan tidak
dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah
biasa
satu faktor yang berperan penting adalah
merasa
peran pokok yang dimainkan oleh kepala
adalah benar, mereka bersedia mematuhi
sekolah
pemimpin, mereka merasa kan kasih
melalui
kepemimpinan
yang
pada
pengikut.
bahwa
Para
keyakinan
pengikut pemimpin
mampu menciptakan semangat kerja guru
sayang
yang tinggi. Semangat kerja yang tinggi
emosional mereka terlibat dalam misi
itu
untuk
organisasi,
tujuan
kinerja yang tinggi, dan mereka yakin
tentunya
menunjang
dimaksudkan terwujudkannya
organisasi sekolah. Stogdill
bahwa
(dalam
mengemukakan
Bass,
bahwa
1991)
terhadap
pemimpin,
mereka
mereka
kepemimpinan
mempengaruhi
sekumpulan
nilai
kegiatan-kegiatan
tujuan.
kepemimpinan
yang
berkontribusi
Menurut Deal dan Peterson (1999) budaya
mencapai
sasaran
terhadap keberhasilan dari misi itu.
menyatakan
kelompok
memiliki
dapat
tidak lain adalah proses (tindakan) yang
organisasi
secara
sekolah yang
adalah
melandasi
dalam
upaya
perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian,
Dengan
gaya
dan simbol-simbol yang dipraktikan oleh
karismatik
dan
kepala
transformasional diharapkan semua warga
sekolah,
guru,
petugas
administrasi, siswa dan masyarakat sekitar 2
sekolah.
Dengan
demikian
budaya
langsung
melalui
proses
komunikasi
sekolah merupakan ciri khas, karakter,
untuk mencapai satu atau beberapa tujuan
dan citra sekolah tersebut di masyarakat
tertentu sebagai proses mempengaruhi
luas
sekelompok orang sehingga mau bekerja Murwansyah dan Mukaram dalam
dengan sungguh-sunguh untuk meraih
Lewinson merumuskan pengertian kinerja
tujuan
sebagai pencapaian prestai seseorang
dasarnya kepemimpinan merupakan pola
berkenaan
hubungan antar individu-individu yang
dengan
tugas-tugas
yang
kelompoknya.
Sebab
pada
dibebankan kepadanya. Merujuk pada
menggunakan
pengertian di atas, kinerja dapat diartikan
pengaruhnya terhadap kelompok orang
sebagai hasil kerja seseorang dalam
agar bekerja bersama mencapai tujuan
melaksanakan tugasnya. Endin Nasrudin
(Fiedler, 1967)
(2010)
kinerja
(performance)
dapat
wewenang
serta
Kepemimpinan adalah kemampuan
diartikan sebagai prestasi, hasil, atau
individu
kemampuan
atau
memotivasi, dan membuat orang lain
diperlihatkan dalam pelaksanaan kerja,
mampu memberikan kontribusinya demi
kewajiban atau tugas.
efektivitas dan keberhasilan organisasi
yang
dicapai
untuk
mempengaruhi,
Yang menjadi permasalahan adalah
(House et, 1999) Kepemimpinan adalah
adanya sebagaian pendidik dan tenaga
suatu proses yang mempengaruhi aktivitas
kependidikan karena merasa sudah senior,
kelompok yang diatur untuk mencapai
karirnya sudah tidak bisa ditingkatkan lagi
tujuan bersama sebagai proses hubungan
tidak bisa menunjukan prestasi kerja yang
antar pribadi dalam mempengaruhi sikap
membanggakan sehingga perlu diadakan
seseorang, kepercayaan, dan khususnya
penelitian.
perilaku orang lain (Rauch & Behling)
Pada
kesempatan
yang
berbahagia ini saya mengambil Tesis dengan
judul
Hubungan
Dari definisi kepemimpinan di atas
Gaya
dapat
ditarik
kesimpulan adalah
bahwa
Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya
kepemimpinan
kemampuan
Sekolah Terhadap Peningkatan Kinerja
seseorang untuk mempengaruhi orang lain
Guru di SMP Negeri 1 Prambon.
sehingga bersedia bekerja sama dengan tulus untuk mencapai tujuan bersama
KAJIAN PUSTAKA Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan
adalah
pengaruh
Gaya dan Tipe Kepemimpinan
antar pribadi, dalam situasi tertentu dan 3
Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah
Russel, 1998). Suatu hal yang perlu
laku, sikap yang elok, gerak-gerik yang
diperhatikan
bagus,
kekuatan
dalam
penilaian
kinerja
kesanggupan
untuk
adalah suatu fungsi harus dievaluasi
Sedangkan
gaya
dengan kerja yang dilaksanakan, bukan
kepemimpinan adalah sekumpulan ciri
karakteristik orang yang melaksanakan.
yang
untuk
Banyak terjadi kerancuan sistem penilaian
mempengaruhi bawahan agar sasaran
kinerja, tidak mengukur kinerja tetapi
organisasi dapat dicapai (Mulyadi, 2010:
mengukur orangnya. Dalam hal ini kinerja
41).
mengacu pada outcomes yang dihasilkan
berbuat
baik.
digunakan
pimpinan
Gaya kepemimpinan didefinisikan sebagai
perilaku
dan
strategi
selama periode waktu tertentu, artinya
yang
kinerja
tidak
mengacu
pada
sifat,
merupakan hasil kombinasi dari falsafah,
karakteristik personal, atau kompetensi
ketrampilan, sifat, sikap yang sering
orang yang berkinerja.
diterapkan
seorang
pemimpin
dalam
Kinerja dapat diartikan sebagai
berinteraksi dengan orang lain (Rivai,
prestasi, hasil, atau kemampuan yang
2006).
dicapai atau diperlukan oleh guru dalam melaksanakan tugas pokoknya (Endin Nasrudin, 2010)
Pengertian Budaya Sekolah Budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi,
METODE PENELITIAN
kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol
Rancangan penelitian
yang dipraktikan oleh kepala sekolah,
Berdasarkan rumusan masalah dan
guru, petugas administrasi, siswa dan
tujuan penelitian yang telah dikemukakan
masyarakat
dalam Bab I, maka dalam penelitian ini
sekitar
sekolah.
Dengan
demikian budaya sekolah merupakan ciri
terdapat variable bebas yaitu
gaya
khas, karakter, dan citra sekolah tersebut
kepemimpinan kepala sekolah dan budaya
di masyarakat luas (Deal dan Peterson,
sekolah, sedangkan variable terikat adalah
1999)
peningkatan kinerja guru. Data yang diperoleh kemudian dianalisa dengan menggunakan bantuan SPSS versi16.0
Pengertian Kinerja Kinerja
merupakan
catatan
outcomes yang dihasilkan pada fungsi
Populasi Dan Sampel
atau aktivitas pekerjaan tertentu selama
Populasi dan sampel pada penelitian
periode waktu tertentu (Bemadin dan
ini adalah seluruh guru SMP Negeri 1 4
Prambon baik PNS maupun honorer yang
berturut-turut, yaitu : (1) Hubungan gaya
berjumlah 40 guru.
kepemimpinan
kepala
sekolah dengan
peningkatan kinerja guru (2) Hubungan Teknik Pengumpulan Data
Budaya
Teknik pengumpulan data pada penelitian
kinerja guru. (3)
ini
guru
kepemimpinan kepala sekolah dan budaya
menggunakan angket sedangkan yang
sekolah terhadap peningkatan kinerja guru
yang
berhubungan
berhubungan
dengan
dengan
kepala
sekolah
dengan
peningkatan
Hubungan gaya
sekolah
menggunakan observasi
Hubungan
Gaya
kepemimpinan
kepalah Sekolah dengan peningkatkan Teknik Analisis Data
kinerja guru
Untuk menguji hipotesis hubungan
Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah
antara gaya kepemimpinan kepala sekolah
laku, sikap yang elok, gerak-gerik yang
dengan peningkatan kinerja guru, maupun
bagus,
hubungan antara budaya sekolah dengan
berbuat
peningkatan kinerja guru menggunakan
kepemimpinan adalah sekumpulan ciri
korelasi sederhana. Sedangkan untuk
yang
menguji hipotesis hubungan antara gaya
mempengaruhi bawahan agar sasaran
kepemimpinan kepala sekolah dan budaya
organisasi dapat dicapai (Mulyadi, 2010:
sekolah secara bersama-sama terhadap
41). Berdasarkan kajian teori diatas
peningkatan kinerja guru menggunakan
bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin
regresi ganda.
tidak harus menganut pada satu gaya saja
kekuatan baik.
kesanggupan
untuk
Sedangkan
gaya
digunakan
pimpinan
untuk
tetapi harus memahami beberapa gaya kepemimpinan seperti yang disampaikan
PEMBAHASAN Setelah
data
dipaparkan
oleh mulyadi ”Seorang pemimpin yang
dan
menghasilkan temuan-temuan , maka
efektif
kegiatan selanjutnya adalah mengkaji
kepemimpinan
hakekat dan makna temuan penelitian.
situasi
Masing-masing temuan akan dibahas
tergantung pada satu pendekatan untuk
dengan mengacu pada teori dan pendapat
semua situasi”. Ada kalanya seorang
para ahli yang sesuai, agar setiap temuan
kepala sekolah harus bersikap otoriter
tersebut kuat dan layak untuk dibahas.
kepada bawahannya dilain waktu harus
Dalam bab ini terdapat (tiga) buah variabel
yang
akan
dibahas
bermodel
secara
harus
yang
menggunakan yang
berbeda
berbeda.
transaksional.
Jadi
gaya dalam tidak
Pemimpin
mempunyai pengaruh dalam menanamkan 5
nilai-nilai yang telah dibangun. Seorang
perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian,
pemimpin
dan simbol-simbol yang dipraktikan oleh
harus
memberikan
bagaimana
bawahan
tugasnya
secara
melaksanakan benar
bertanggungjawab.
Desain
struktur,
balas
system
contoh
kepala
dan
guru,
petugas
administrasi, siswa dan masyarakat sekitar
organisasi-
sekolah.
Dengan
demikian
budaya
pola
sekolah merupakan ciri khas, karakter,
komunikasi, merupakan media dari para
dan citra sekolah tersebut di masyarakat
pemimpin
luas (Deal dan Peterson, 1999)
dalam
jasa,
sekolah,
mengarahkan
dan
mengontrol perilaku bawahan. Hal lain
Budaya
akan
membentuk
perilaku individual para pemimpin dalam
karakteristik
kehidupan sehari-haribaik didalam tugas
kepercayaan organisasi. Hickman dan
organisasi maupun di luar tugas dapat
Silva (1984) terdapat tiga langkah dalam
menjadi
mendorong
teladan
kesederhanaan
dankepribadian yang bersahaja.
serta
membangun
budaya
sukses,
yaitu
commitment, competence dan consistence Untuk
Peneliti terdahulu Dewi Asmahani,
membangun
budaya
yang
kuat
berjudul
memerlukan pemimpin yang kuat yang
“Kepemimpinan kepala madrasah dalam
memiliki visi dan kepribadian yang kuat pula
meningkatkan mutu sumber daya guru”.
(Mulyadi,
Dalam
yaitu
pemimpin
dan
memahami
dengan
tesisnya
tesis
yang
ini
kepemimpinan
fakusnya
kepala
madrasah
analisis
yang
kuat,
menjadi
maka
harus
macam-macam
gaya
terdahulu
Siti
kepemimpinan.
mengembangkan mutu guru” Berdasarkan
supaya
2010:101)
data
Penelitian
hasil
Nurhidayatul Hasanah, dengan judul tesis
penelitian pada bab IV terdapat
“ Strategi kepemimpinan kepala sekolah
hubungan yang signifikan antara sekolah
dalam meningkatkan mutu pendidikan.
terhadap kinerja guru dengan koefisien
Dalam Tesis ini fakusnya antara lain; (1)
korelasi
Kendala-kendala
gaya
kepemimpinan
kepala
sebesar 0,545. Hal ini menurut
yang
Madrasah,
dihadapi (2)
oleh
Young menunjukkan derajat hubungan
kepala
Efektivitas
yang substansial
pemecahan masalah yang dihadapi oleh kepala sekolah, (3) Menyangkut kegiatan
Hubungan Budaya Sekolah Dengan
dan mutu siswa” Pengaruh manajerial
Peningkatan Kinerja Guru
kepala sekolah dan budaya organisasi
Budaya sekumpulan
nilai
sekolah
adalah
yang
melandasi
terhadap kinerja guru”
6
Dari analisis data pengaruh budaya
Dari analisis data pengaruh gaya
sekolah terhadap peningkatan kinerja guru
kepemimpinan kepala sekolah dan budaya
didapatkan koefisien korelasi
sebesar
sekolah terhadap peningkatan kinerja guru
0,557.
Young
didapatkan koefisien korelasi Pearson
yang
sebesar 0,730 . Menurut Young hal ini
Hal
ini
menurut
menunjukkan derajat hubungan substansial
menunjukan
derajat
hubungan
tinggi
Kepemimpinan
antara variable independen dan variable
Kepala Sekolah Dan Budaya Sekolah
dependen . Dengan persamaan regresi Y =
Terhadap Peningkatan Kinerja Guru
17.220 + 0,618 X1 + 0,750 X2
Hubungan
Gaya
Kinerja prestasi
sebagai
pencapaian
seseorang berkenaan
dengan
PENUTUP
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.
Kesimpulan
Kinerja dapat diartikan sebagai hasil kerja
Berdasarkan hasil analisa data pada
seseorang dalam melaksanakan tugasnya
bab IV dapat ditarik kesimpulan sebagai
(Lewinson
dalam
Murwansyah
berikut :
Mukaram).
Untuk
dapat
dan
mengetahui
1.
Terdapat hubungan yang signifikan
kenerjanya, maka seorang pimpinan harus
antara gaya kepemimpinan kepala
mengadakan penilaian. Hasil penilaian
sekolah terhadap peningkatan kinerja
kinerja guru digunakan sebagai untuk
guru. Hal ini dibuktikan dengan
pembinaan karir,
kepangkatan
dan
analisis korelasi liniar menghasilkan
jabatan
Menteri
Negara
korelasi sebesar 0,545 dan t hitung
(Peraturan
Pemberdayaan
Aparatur
Negara
dan
sebesar dengan signifikan 0,000
Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009 )
2.
Peneliti terdahulu Sulaeman Jaja,
Terdapat hubungan yang signifikan antara
budaya
sekolah
terhadap
dengan judul :“ Peningkatan mutu kinerja
peningkatan kinerja guru. Hal ini
pengelola lembaga pendidikan
(Studi
dibuktikan dengan analisis korelasi
kasus di SMU 8 kota Cirebon”. Penelitian
liniar menghasilkan korelasi sebesar
ini menghasilkan sebuah temuan bahwa
0,557 dan t hitung sebesar dengan
secara umum, para pengelola lembaga
signifikan 0,000
pendidikan
sangat
mendesak
untuk
3.
Terdapat hubungan yang tinggi antara
ditingkatkan kinerjanya, untuk mengejar
gaya kepemimpinan kepala sekolah
ketertinggalan
dan
mutu
pendidikan
di
budaya
sekolah
terhadap
Indonesia yang masih di bawah negara-
peningkatan kinerja guru. Hal ini
negara Asia Tenggara sekalipun.
dibuktikan dengan koefisien korelasi 7
Pearson sebesar 0,730 dan regresi
Mantja, W. 2008,
Etnografi Disain
ganda dengan korelasi liniar sebesar
Penelitian
Kualitatif
0,545 dengan persamaan regresi Y =
Manajemen
17,220 + 0,618 X1 + 0,750 X2
Emas, Malang.
dan
Pendidikan.
Elang
DAFTAR PUSTAKA Kartono Kartini, 1998, Pemimpin dan
Baharuddin, 2006, Kepemimpinan Kepala Sekolah
dalam
Pendidikan, (Jurnal
Era
Jurnal
Study
Kepemimpinan,
Otonomi
kedelapan,
ISBN 979-421-153-2, PT. Raja
El-Harakah
Budaya
jilid
Grafindo Persada, Bandung
Islam)
Vol.63, No,1 Kemendiknas, Danim, Sudarwan, 2004,
Motivasi,
2010,
Pedoman
Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru
Kepemimpinan, Dan Efektivitas Kelompok, Rineka Cipta, Jakarta. Mulyadi, 2010, Kepemimpinan Kepala
Danim, Sudarwan, 2010, Kepemimpinan Pendidikan
Sekolah Dalam Mengembangkan
(Kepemimpinan Perilaku
Budaya Mutu, jilid kesatu, ISBN
Motivasional, dan Mitos, Alfabeta,
978-602-958-290-1, UIN- Maliki
Bandung.
Pres, Malang
Jenius,
Etika,
Glickman Carl D, 1985, Supervision of intruction
a
develepmental
Nasrudin
approach, Allyn and Bacon, Inc
Endin,
2010,
Psikologi
Manajemen, jijid kesatu, ISBN 978979-076-129-2, CV Pustaka Setia,
Malayu,
Hasibuan,
S.P,
2000,
Bandung
Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah, Gunung Agung, Jakarta. Mangunharjono,
SJ.,
Kepemimpinan,
Rohmat,
2006,
Kanisius
Kepemimpinan
Pendidikan, Konsep dan Aplikasi,
:
STAIN Press, Yogyakarta.
Yogyakarta
Rosmiati, Taty, 2010, Kepemimpinan
Manullang, 2001, Manajemen Sumber Daya
2010,
Manusia,
Pendidikan, Alfabeta, Bandung.
BPFE,
Sagala, Syaiful, 2009,
Yogyakarta.
Kemampuan
Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Alfabeta, Bandung. 8
Siagian Sondang P, 2003, Teori Praktik Kepemimpinan, jilid kelima, ISBN 979-518-169-6, PT Rineka Cipta, Jakarta
Sutrisno Edy, 2010, Manajemen Sumber Daya Manusia, jilid kedua, ISBN 978-979-1486-76-7,
Kencana,
Jakarta
Sugiyono,
2011,
Metode
Penelitian
Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, jilid kedua belas, ISBN 979-843364-0, CV Alfabeta, Bandung Seifert
Kelvin,
Pembelajaran
2012,
Pedoman
&
Instruksi
Pendidikan, jilid kesatu, IRCiSoD, Jogjakarta.
Trihendradi,
2011,
Melakukan
Langkah Analisis
Mudah Statistik
Satistik Menggunakan SPSS 19, CV Andi Offset, Yogyakarta
Yukl Gary, 2010, Kepemimpinan Dalam Organisasi, jilid kelima, ISBN 979062-205-8, PT indeks, Jakarta
9