SISTEM MANAJEMEN MUTU - blogs.unpad.ac.id

Perusahaan : Konsultan PT. ... MANUAL MUTU CATATAN MUTU INSTRUKSI KERJA, DOKUMEN TEKNIS, ... CONTOH . Susu segar produk lokal...

83 downloads 914 Views 5MB Size
SISTEM MANAJEMEN MUTU Bahan Kuliah Ke-12 UU dan Kebijakan Pembangunan Peternakan Untuk Lingkungan Sendiri

[email protected] Bandung 26 Juli 2011

DEFINISI MANAJEMEN MUTU: Filsafat dan budaya organisasi yang menekankan kepada upaya menciptakan mutu yang konstan melalui setiap aspek dalam kegiatan organisasi MUTU: Tingkat karakteristik yang melekat pada suatu produk yang memenuhi preferensi konsumen

SMM adalah sistem manajemen untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi dalam hal mutu. Suatu sistem manajemen mutu merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem yang menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang/ atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu, yang ditentukan oleh pelanggan dan organisasi. PENGENDALIAN MUTU Usaha untuk menjaga dan mempertahankan kualitas produk agar sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan berdasarkan kebijakan puncak manajemen

KONSEP MUTU  Quality as excellence. Mutu sbg keunggulan baik komparatif maupun kualitatif

 Quality as fitness of & for purpose. Mutu sebagai upaya untuk pencapaian tujuan/maksud dan pewujudan maksud, konsep proses, pencapaian tujuan & perbaikan mutu

 Quality as a threshold. Mutu Sebagai ambang minimal yang harus dicapai

 Quality as added value. Mutu sebagai penambahan nilai  Quality as value for money. Mutu sebagai nilai nilai uang  Satisfaction of the client. Mutu sebagai kepuasan pelanggan

PENDAHULUAN

Pentingnya Benchmarking          

Kita ingin menjadi seperti apa? Apakah pengembangan SMM sudah menjadi kebijakan mutu dan sasaran mutu? Apa yang sudah dan akan kita lakukan untuk mengembangkan SMM? Melalui apakah SMM dikembangkan? Sudah menjadi budayakah SMM di lingkungan kita? Sudahkah persyaratan sistem manajemen mutu telah dipenuhi? Bagaimana pengendalian dokumen, pengendalian ketidaksesuaian dan lain-lain? Bagaimana “mereka” mencapai kinerja yang baik? Bagaimana kita bisa menunjukkan bahwa kita bisa lebih baik dari mereka? Pentingkah Sistem Manajemen Mutu (SMM) dibangun dan dikembangkan? Bagaimana mengintegrasikan SMM dalam sistem produksi?

The Evolution of Management Theory

5

Management Approaches and the Environment GENERAL ENVIRONMENT

SOCIAL

OPERATING ENVIRONMENT

ECONOMIC

NEW ENTRANTS INTERNAL ENVIRONMENT

SUBSTITUTES POLITICAL

PRODUCTION TECHNOLOGY STRUCTURE INPUTS

SUPPLIER

COMPETITION TECHNOLOGY

CUSTOMER

LEGAL

Evolusi

STANDARDISASI • Meliputi kegiatan perumusan/membuat standar, menerbitkan standar, penerapan, pengujian, inspeksi, audit dan sertifikasi.

• Tingkatan standar : 1. Internasional : ISO, HACCP, Six Sigma, ........ 2. Regional : Peraturan di Uni Eropa, Asia 3. Nasional : SNI, SMK3, JIS, BS, DIN 4. Perusahaan : Konsultan PT. Dwi Indah Lestari

akreditasi dan sertifikasi Sertifikasi: 1) pengakuan oleh pihak ketiga yang

badan akreditasi

berkaitan dengan produk, proses, sistem atau orang. 2) Pengesahan tertulis dalam bentuk sertifikat yang

akreditasi

menilai kompetensi

lembaga penilaian kesesuaian sertifikasi/ registrasi

menilai kesesuaian

Produk (termasuk jasa) Pemasok

diterbitkan lembaga sertifikasi kepada suatu organisasi yang telah berhasil memperoleh sertifikat sistem manajemen ISO 9001:2008, 14001:2004 atau OHSAS 18001:2007. catatan 1 : sertifikasi sistem manajemen seringkali disebut dengan registrasi catatan 2 : sertifikasi dapat diterapkan untuk semua obyek penilaian kesesuaian kecuali untuk lembaga penilaian kesesuaian itu sendiri dimana yang dapat diterapkan adalah akreditasi Akreditasi: pengakuan formal oleh pihak ketiga

(lembaga akreditasi) yang terkait dengan lembaga penilaian keseseuaian yang memberikan pernyataan formal kompetensinya untuk melakukan kegiatan penilaian kesesuaian tertentu (ISO/IEC 17000)

KONSEP SISTEM MANAJEMEN MUTU sistem

serangkaian elemen yang saling berkaitan

manajemen puncak

manajemen

aktivitas terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi

kebijakan mutu

sistem manajemen

keseluruhan maksud dan arah organisasi terkait mutu yang dinyatakan secara formal oleh manajemen puncak

sistem untuk menetapkan kebijakan dan sasaran serta untuk mencapai sasaran tersebut

sistem manajemen mutu

sistem manajemen untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi berkenaan dengan mutu

orang atau sekelompok orang yg mengarahkan dan mengendalikan organisasi pada tingkatan tertinggi

manajemen mutu

aktivitas terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi berkenaan dengan mutu

sasaran mutu

sesuatu untuk dicapai, atau dituju terkait dengan mutu

peningkatan berkelanjutan aktivitas berulang untuk meningkatkan kemampuan memenuhi persyaratan

perencanaan mutu

bagian manajemen mutu untuk menetapkan sasaran mutu dan menentukan proses operasional yang diperlukan serta sumber daya untuk memenuhi sasaran mutu

pengendalian mutu bagian manajemen mutu dengan fokus pada pemenuhan persyaratan mutu

jaminan mutu

bagian manajemen mutu untuk memberikan keyakinan bahwa persyaratan mutu akan dipenuhi

efektivitas

sejauh mana kegiatan yang direncanakan dapat direalisasikan dan hasil yang direncanakan dapat dicapai

peningkatan mutu

bagian manajemen mutu untuk meningkatkan kemampuan memenuhi persyaratan mutu

efisiensi

hubungan antara hasil yang dicapai dan sumber daya yang digunakan

DEFINISI SOP

A Standard Operating Procedure (SOP) is a set of written instructions that document a routine or repetitive activity followed by an organization. Prosedur tertulis yang digunakan sebagai acuan, dan spesifikasi yang disepakati oleh unit/organisasi agar tujuan yang diinginkan suatu unit/organisasi bisa terwujud SOP adalah serangkaian instruksi yang menggambarkan pendokumentasian dari kegiatan yang dilakukan secara berulang pada sebuah organisasi (EPA, 2001) SOP adalah suatu panduan yang menjelaskan secara terperinci bagaimana suatu proses harus dilaksanakan (FEMA, 1999). SOP adalah serangkaian instruksi yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah (Lingappan, 2000).

SOP adalah sebuah panduan yang dikemukakan secara jelas tentang apa yang diharapkan dan disyaratkan dari semua karyawan dalam menjalankan kegiatan sehari-hari (“Developing standard operating procedures in Wildland Fire Management”, 2003).

Tujuan :  Sebagai kerangka operasional kebijakan organisasi  Merupakan dokumentasi praktek terbaik  Memberikan pedoman tentang apa, bagaimana, kapan, mengapa, dan siapa

Unsur-unsur SOP:  Pemikiran untuk SOP  Deskripsi rinci prosedur - berdasarkan praktik terbaik / standar  Pemantauan tindakan

 Akuntabilitas  Tindakan korektif  Tanggal tinjauan terakhir atau revisi tanggal

TUJUAN Agar setiap individu dalam organisasi mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi. Agar petugas menjaga konsistensi dan tingkat kinerja staff atau operator dalam organisasi atau unit Melindungi organisasi dan staf dari malapraktek atau kesalahan administrasi lainnya. Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari staff atau operator terkait.

HIRARKI DOKUMEN

MANUAL MUTU

PROSEDUR MUTU

Menyatakan filosofi /kebijakaan organisasi terhadap mutu

Menyatakan bagaimana menerapakan kebijakan sistem manajemen mutu

INSTRUKSI KERJA, DOKUMEN TEKNIS, STANDAR, DLL.

CATATAN MUTU

Menyatakan langkahlangkah/instruksi untuk produk,mesin atau pekerjaan tertentu

Merupakan bukti dari penerapan sistem

6

PIRAMIDA DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU

Kebijakan, Tujuan dan Komitmen

1

Pelaksanaan rangkaian kegiatan operasional

2

Pelaksanaan kegiatan rinci dan spesifik

3

Untuk merekam kegiatan

4

Manual Mutu Terpadu

Prosedur

Instruksi kerja

Formulir/ standard/Speck

PROSES DOKUMENTASI SMM Dokumentasi yang sudah ada

Persyaratan ISO 9001:2008 17025:2008

Tuntutan/ kebutuhan eksternal

Kebutuhan Internal

Menunjuk Koordinator & Tim Pembuatan Dokumentasi Menilai/membandingkan Dokumen yang sudah ada dengan kebutuhan standar & pelaksanaan internal

Analisa Proses dan keterkaitan

Menentukan skala prioritas, pembagian tugas dan penjadwalan Manual Mutu

Prosedur & Instruksi Kerja Pembuatan draf dokumen

Sirkulasi draf dokumen untuk mendapatkan umpan balik Perbaikan dan pengesahan serta pelatihan Penerapan dan pengendalian

Form&Rekaman

Model Manajemen Integrasi Sistem Pendidikan dan Pembelajaran

SISTEM MANAJEMEN MUTU DI PPBS Kebijakan Mutu

ISO 9001:2008

SASARAN MUTU/ IKK

Referensi Silang ISO 9001:2008 ISO/IEC 17025:2008

Lab. Pendidikan dan Pengujian Manual Mutu Prosedur Mutu IK Form Sertifikasi: Layanan Akademik

Akreditasi: Layanan Laboratorium

4

Hubungan Tindakan Perbaikan & Pencegahan

Remedial

Start

No

Yes

Pekerjaan yang tidak sesuai

Tindakan Perbaikan Analisis Data

Penyebab potensial ? Analisa Akar masalah

Usulan Improvement

Tindakan Pencegahan No

Efektif ?

Analisis Data Asesment resiko

Kaji Ulang Manajemen MR

yes

Usulan Improvement

Hubungan Audit Internal - Continuous Improvement – Management Review

4

CI: continuous improvement; AI: audit internal; MR: management review

Deming’s wheel (P.D.C.A.)

Kinerja

Continuous Improvement

S2

P1

D1

A1

C1

TQM P2

D2

A2

C2

P = Plan D = Do C = Check A = Act

Management Review S1

Audit Internal

S1 = tingkatan kinerja sekarang S2 = tingkatan kinerja akan datang

1 tahun

Waktu

Sistem Kerja yang Menjunjung Nilai Keselamatan dan Kesehatan Peraturan perundang2an

Sumberdaya

Pemerintah

Kesehatan pekerja

Seleksi & pelatihan

Bahan2 yang aman Keamanan Peralatan

Customer

Manajemen Pengawasan & support

Manajemen SMK3 Proses Produksi

aman Ruang lingkup Kerja Pegawai

Sasaran dan Tujuan

Lingkungan

benefit

Sistem Kontrak

Karyawan yg fit dan sehat Limbah yg aman

Bantuan awal dan Perlakuan Kesehatan

Program Lingkungan

Penanganan Kesehatan

Lingkungan kerja yang aman Mahasiswa: Bebas dari luka dan sakit

HACCP CONTOH

Pohon Industri Sapi Perah Pakan hijauan

konsentrat

Ternak bibit

Alat/mesin

Obat/IB

On farm

Susu segar produk lokal

Koperas i Primer

Skim milk Powder (impor)

SKM/Formula

Susu UHT

IPS

Susu tepung

Industri pengolahan makanan/minuman

Konsumen

Home Industri

Yoghurt

Susu Pasteurisasi

Whole milk Powder (impor)

Mentega

Keju

Industri pengolahan susu Koperasi primer Koperasi sekunder Koperasi primer

Koperasi primer

Penetapan wilayah-wilayah pengembangan sapi perah Pengembangan Kemitraan Sistem Penyediaan hijauan Pengembangan Kelembagaan

Program identifikasi dan sertifikasi bibit sapi perah

Peningkatan Populasi Ternak Sapi Perah

Standarisasi/SOP Pengelolaan usaha & handling susu Teknologi dan Pengembangan Wilayah Sapi Perah

Target pencapaian 25% dari konsumsi susu dalam negeri

Peningkatan kompetensi peternak dan koperasi. Pengembangan skala usaha peternak (spesialisasi usaha)

Pengembangan Model Industri Sapi Perah

Pengembangan produk susu koperasi (diversifikasi usaha) Pengembangan kawasan terpadu berbasis sapi perah Penguatan posisi tawar petanak sapi perah

Pencapaian Target Produksi Susu

Manajemen Resiko dan Sistem Manajemen Mutu Pengendalian Mutu

Peternak

Manajemen Resiko

Manajmen Jaminan Mutu

Kelompok

TPK dan Sub TPK

Manajemen Komunikasi

Kuantitas Efisiensi Kualitas

Profit Susu Ditampung di Dum Tank

Analisa Resiko

Cooling Unit

Trukt pengangkut

MT/ IPS

Manajemen resiko dan Sistem Keamanan Pangan. Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan: (a) keadaan dan kondisi yang mungkin dapat menimbulkan kerugian, (b) keadaan atau kondisi yang memperbesar kemungkinan terjadinya kerugian, (c) keadaan dan kondisi yang tidak dapat dihindarkan untuk bisa diatasi atau dihilangkan.

Tujuan dan Nilai Tambah    

Standarisasi proses dan produk Konsistensi kualitas bagi produsen, industri prosesing dan konsumen Meningkatkan kepercayaan (peternak dan koperasi) Meningkatkan insentif dan kompetitif

 Mengurangi penalty dan hilangnya raw material [kerusakan produk akhir]  Memperbaiki efisiensi produksi  Memperbaiki kesehatan kelompok  Mengurangi dampak kerusakan lingkungan mencegah suatu masalah jauh lebih murah dibandingkan pemecahan masalah

PENGERTIAN Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)

Suatu system yang mengidentifikasi BAHAYA SPESIFIK yang mungkin timbul dan cara pencegahannya untuk mengendalikan bahaya tersebut.

Kegunaan HACCP • Mencegah penarikan makanan • Meningkatkan jaminan Food Safety • Pembenahan & “pembersihan” unit pengolahan (produksi) • Mencegah kehilangan konsumen / menurunnya pasien • Meningkatkan kepercayaan konsumen / pasien • Mencegah pemborosan beaya

Pemahaman Dasar 7 Prinsip HACCP

1. Lakukan Identifikasi bahaya untuk produk tsb 2. Tetapkan CCP untuk produk tersebut (bahan, proses, atau formulasi) 3. Tetapkan batas / limit kritis untuk CCP yang telah diidentifikasi 4. Tetapkan langkah pemantauan CCP sesuai batas limit yang telah ditentukan 5. Tetapkan tindakan koreksi jika ditemukan CCP yang melebihi batas kritis dari hasil pemantauan 6. Tetapkan langkah-langkah verifikasi dari hasil tindakan koreksi CCP 7. Jelaskan kegiatan dokumentasi yang diperlukan untuk penerapan HACCP

PRINSIP – 1 IDENTIFIKASI BAHAYA

JENIS BAHAYA BIOLOGIS (MIKROBIOLOGIS)

KIMIA

FISIK

SUMBER BAKTERI SUSU DI TINGKAT PETERNAK Media penularan: udara, air, manusia, serangga,

PROSES PRODUKSI DARI TERNAK HINGGA PRODUK SUSU KEMASAN

MENJAGA KESEHATAN TERNAK DAN KANDANG

FORMULIR 1. IDENTIFIKASI BAHAYA DAN CARA PENCEGAHANNYA NAMA BAHAN: NO.

BAHAN MENTAH / INGRIDIEN / BAHAN TAMBAHAN

BAHAYA B (M)/K/F

JENIS BAHAYA

CARA PENCEGAHAN

Ket. B (M) = Biologis (Mikrob) ; K = Kimia ; F = Fisik

Cemaran utama

Kimia (obat hewan, residu pestisida, residu untuk sanitasi, kontaminasi bahan pakan dan kimia pada air) Biologi (bakteri, parasit, dan mikroorganisme lainnya) Fisik (sedimen, debu, rambut, lalat dan lain-lainnya)

FORMULIR 2. ANALISA RESIKO BAHAYA NAMA MASAKAN : …

NO

1. 2. 3.

BAHAN / INGRIDIEN

KEL. BAHAYA(“v”) A

B

C

D

E

F

KATEGORI RESIKO

Prinsip – 2 PENETAPAN CRITICAL CONTROL POINT (CCP)

CCP  titik, prosedur atau tahap operasional

yang dapat dikendalikan untuk menghilangkan atau mengurangi kemungkinan terjadinya bahaya.

 Pengelompokan & Cara penetapan CCP -

- CCP1  menghilangkan atau mencegah bahaya - CCP2  mengurangi bahaya (tdk dpt menghilangkan)

 “CCP Dessission Tree”

Titik Kritis Utama Prasarana • • • • •

Truk Tangki Sanitasi Sopir Jalur dan Waktu Tempuh Kondisi Jalan

Titik Kritis Utama Tingkat Peternak • • • • •

• •

Sanitasi lingkungan dan peralatan Sarana dan prasarana dalam penanganan susu Kualitas air Kesehatan ternak (mastitis dan lain-lain) administrasi pengobatan [penggunaan obatobatan dan bahan kimia] Input lain [kualitas pakan, keterampilan peternak] Kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik

Titik Kritis Utama MT • • • • • •

Pengambilan Sampel Sarana dan prasarana dalam penerimaan susu Prosesing di Balance Tank Pengambilan Susu oleh Tangki ke IPS Proses di Dumtank Kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik

Manajemen Operasional • SOP berorientasi pada: – – – – –

siapa yang melakukan apa aturan dan kebijakan kapan [BMP, GMP] harus dilaksanakan Mengapa BMP dan HACCP itu perlu dimana CCP itu berada

Prinsip – 3 PENETAPAN BATAS / LIMIT KRITIS Suatu nilai yang merupakan batas antara keadaan dapat diterima dan tidak dapat diterima, ditetapkan pada setiap CCP yang ditentukan --> like a sample  KRITERIA BATAS / LIMIT KRITIS  1. Suhu 2. Waktu 3. Kelembaban (RH) 4. Nilai Aw 5. Nilai pH 6. Kuali & Kuant mikrob

7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.

Konsent. Pengawet Konsent. Garam Klorin bebas Viskositas Nilai kimia Cemaran (jenis & jml) Kondisi fisik terdeteksi (warna, bau, tekstur)

Prinsip – 4 PEMANTAUAN BATAS KRITIS Kondisi/konsekuensi Terjadi bahaya bagi kesehatan

Contoh Ditemukannya pecahan kaca atau tulang pd makanan & Ditemukan mikroba patogen pada makanan

Kemungkinan bahaya dapat meningkat / •Pemanasan yang kurang berkembang •Suhu pendinginan yang kurang •Sarana penyajian-Disrtb-Konsm <<< Produk diolah pada kondisi yang tidak menjamin kesehatan

Mutu bahan syarat

mentah

tidak

•Pencatat suhu rusak •Pencatat waktu rusak •H-S alat, ruang, tenaga <<<

memenuhi Residu pestisida pada sayuran/ buah, Logam berat pada ikan, Formalin  ayam/mie basah/tahu basah, Boraks  bakso / mie,  angka kuman, Adanya mikroba patogen, Angka asam  pd minyak & produknya, Gas NH3 & H2S pada hewani, Mikotoksin (a.l. bm kering) & racun alami

Prinsip – 5 TINDAKAN KOREKSI

Tingkat resiko

Tindakan koreksi / perbaikan

Prinsip – 6 VERIFIKASI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Penetapan jadwal verifikasi Pemeriksaan kembali rencana HACCP Pemeriksaan catatan HACCP Pemeriksaan penyimpangan CCP & prosedur perbaikannya Pengamatan visual selama produksi  mengendalikan CCP Pengambilan contoh / sampel dan analisa secara acak Membuat kesesuaian rencana HACCP

Prinsip – 7 DOKUMENTASI HACCP 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Judul dan tanggal pencatatan Keterangan makanan (keterangan khusus) Bahan dan peralatan yang digunakan Proses pengolahan yang dilakukan CCP yang ditemukan Batas kritis yang ditetapkan Penyimpangan dari batas kritis yang terjadi Tindakan koreksi / perbaikan Identifikasi tenaga operator peralatan khusus