SKRINING FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS

Download flavonoids, mulberry. ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan menguji (1) kandungan senyawa aktif, (2) aktivitas antioksidan, dan (3) kadar total...

1 downloads 588 Views 206KB Size
SKRINING FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SERTA KADAR TOTAL FENOL - FLAVONOID EKSTRAK ETANOL MURBEI (Morus alba L.) Ahlan Hilwiyah, Betty Lukiati, Nugrahaningsih Program Studi Biologi, FMIPA e-mail: [email protected] Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5 Malang, Indonesia

ABSTRACT: This research aims to examine (1) the content of active substances, (2) antioxidant activity, and (3) total phenols and flavonoids of the mulberry leaves and fruit ethanolic extracts. The content of the active compound may be known through phytochemical screening, testing of antioxidant activity is carried out by spectrophotometry method using a dephinylpicril hidrazil (DPPH), total phenol content using Foolin-Ciocalteu, and total flavonoids content using AlCl3. The results showed that the mulberry leaves ethanolic extracts contains alkaloids, phenolics, flavonoids, and triterpenoids, while the fruit contains alkaloids, phenolics, flavonoids, and steroids. Ethanol extract of mulberry leaves have antioxidant activity with IC50 value of 77.8565 mg / mL, while the fruit of 283.3591μg / mL. Total phenols and flavonoids of mulberry leaves ethanolic extract are 8.601% and 3.363%, while the fruits 8.047% and 3.061% 8.047%. Keywords: screening of phytochemicals, antioxidant activity, total phenols, total flavonoids, mulberry. ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan menguji (1) kandungan senyawa aktif, (2) aktivitas antioksidan, dan (3) kadar total fenol dan flavonoid ekstrak etanol murbei. Kandungan senyawa aktif ekstrak etanol murbei diketahui melalui skrining fitokimia, uji aktivitas antioksidan dengan metode spektrofotometri menggunakan difenilpikril hidrazil (DPPH), kadar total fenol menggunakan Foolin-Ciocalteu, dan flavonoid menggunakan AlCl3. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun murbei mengandung alkaloid, fenol, flavonoid, dan triterpenoid, sedangkan buah mengandung alkaloid, fenol, flavonoid, dan steroid. Ekstrak etanol daun murbei memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 77,8565 µg/mL, sedangkan buah sebesar 283,3591µg/mL. Kadar total fenol dan flavonoid adalah 8,601% dan 3,363%, sedangkan buah 8,047% dan 3,061%. Kata kunci: skrining fitokimia, aktivitas antioksidan, total fenol, total flavonoid, murbei.

PENDAHULUAN Radikal bebas merupakan atom atau molekul tidak stabil dan reaktif karena memiliki elektron tidak berpasangan pada orbital terluarnya. Radikal bebas bereaksi dengan molekul di sekitarnya untuk memperoleh pasangan elektron sehingga mencapai kestabilan. Reaksi berlangsung terus-menerus di dalam tubuh dan menyebabkan penyakit degeneratif seperti kerusakan hati, katarak, dan kanker (Pietta, 2000). Dampak negatif radikal bebas dapat dihambat dengan antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa kimia yang dapat menyumbangkan satu atau lebih elektron kepada radikal bebas, sehingga radikal bebas dapat diredam sifat

2

radikalnya (Cadenas dan Packer, 2002). Berdasarkan sumber perolehannya, terdapat dua macam antioksidan, yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetis. Penggunaan antioksidan sintetis dibatasi karena hasil penelitian menunjukkan antioksidan sintetis seperti Butylated Hydroxy Toluena (BHT), Butylated Hydroxy Anisol (BHA), dan Propyl Gallate (PG) bersifat karsinogenik (Amarowicz et al., 2000). Penelitian Botterweck et al. (2000) menunjukkan penggunaan BHT dan BHA dapat meningkatkan resiko kanker lambung pada tikus. Antioksidan alami merupakan alternatif yang dapat digunakan sebagai pengganti antioksidan sintetis. Antioksidan alami dapat diperoleh dari buah dan sayuran yang mengandung senyawa antioksidan. Senyawa yang terkandung dalam tumbuhan yang memiliki aktivitas antioksidan adalah vitamin C, E, A, karotenoid, polifenol, asam fenolat, flavonoid, tanin, dan lignan (Pietta, 2000). Murbei merupakan salah satu tanaman yang memiliki banyak potensi, diantaranya menurunkan kolesterol darah, kencing manis, dan hipertensi (Mallaleng et al., 2011), memiliki aktivitas antimikroba, nephroprotektif, anti-HIV, antihiperglikemik, efek immunoregulator, efek antistres, hepatoprotektif, aktivitas antioksidan (Zafar et al., 2013; Amer et al., 2013), dan dapat menghambat biosintesis melanin (Lee et al., 2002). Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) kandungan senyawa aktif, (2) aktivitas antioksidan, dan (3) kadar total fenol dan flavonoid ekstrak etanol murbei. METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan skrining fitokimia dan menghitung persentase peredaman DPPH oleh ekstrak etanol murbei serta menghitung kadar total fenol dan flavonoid ekstrak etanol murbei. Data persentase peredaman selanjutnya dianilisis dengan persamaan regresi linear sederhana untuk menentukan nilai IC50. 1. Skrining Fitokimia Skrining fitokimia meliputi uji alkaloid, uji fenol, uji flavonoid, dan uji terpenoid. a. Uji Alkaloid Uji alkaloid dilakukan dengan menambahkan 1 mL ekstrak etanol daun dan buah murbei (Morus alba L.) dengan beberapa tetes reagen Mayer dan Dragendorf. Hasil ditunjukkan dengan terbentuknya endapan putih pada reagen Mayer dan endapan jingga pada reagen Dragendorff (Harborne, 1987; Kristanti et al., 2008). b. Uji Flavonoid Uji flavonoid dilakukan dengan memanaskan ekstrak etanol daun dan buah murbei selama lima menit kemudian ditambah beberapa tetes HCl pekat dan bubuk Mg. Hasil ditunjukkan dengan munculnya warna merah tua (Robinson, 1995).

3

c. Uji polifenol Uji fenolik dilakukan dengan mereaksikan ekstrak etanol daun dan buah murbei (Morus alba L.) dengan larutan FeCl3 1%. Hasil ditunjukkan dengan terbentuknya warna hijau, merah, ungu, biru tua, biru, biru kehitaman, atau hijau kehitaman (Harborne, 1987). d. Uji terpenoid Uji terpenoid dilakukan dengan mereaksikan ekstrak daun dan buah murbei (Morus alba L.) dengan 0,5 mL etanol, 0,5 mL asam asetat anhidrat, dan 2 mL asam sulfat pekat melalui dinding tabung. Hasil ditunjukkan dengan terbentuknya warna hijau dan biru (triterpenoid), dan merah atau ungu (steroid) (Harborne, 1987). 2. Uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH Larutan standar dibuat dengan melarutkan kristal DPPH sebanyak 2 mg dalam etanol sampai 50 mL (40 µg/mL). Ekstrak etanol daun dan buah murbei (Morus alba L.) dibuat dengan berbagai konsentrasi. Larutan sampel dibuat dengan mereaksikan larutan standar dan ekstrak etanol daun dan buah murbei. Larutan sampel diinkubasi selama 30 menit pada suhu 25oC dan dalam keadaan gelap. Sampel diukur absorbansinya pada panjang gelombang 517 nm dengan etanol sebagai larutan blanko. Aktivitas antioksidan dihitung berdasarkan persentase peredaman radikal bebas DPPH oleh senyawa antioksidan. Percobaan dilakukan sebanyak 2 kali ulangan. Data absorbansi yang diperoleh digunakan untuk menentukan persen peredaman aktivitas antioksidan ekstrak terhadap radikal bebas DPPH. 3. Kadar total fenol dan flavonoid ekstrak etanol murbei a. Kadar total fenol Larutan standar berupa asam galat dibuat berbagai konsentrasi. Sampel ekstrak etanol murbei sebanyak 10 mL dilarutkan dalam metanol sampai 25 mL, dihomogenisasi dan didiamkan selama 30 menit, kemudian disentrifuse pada kecepatan 3000 rpm selama 10 menit, supernatan yang diperoleh digunakan untuk uji selanjutnya. Penentuan kadar fenol dilakukan dengan mereaksikan sampel sebanyak 1 mL dengan 5 mL aquades, 2 mL Folin-Ciocalteau, dan 2 mL Na2CO3 10%. Sampel selanjutnya dihomogenisasi dan didiamkan selama 30 menit. Sampel selanjutnya diukur absorbansinya pada panjang gelombang 646 nm. Data hasil absorbansi yang didapatkan dianalisis statistik untuk menentukan persamaan regresi linier sederhana y= a+b (x), dimana y adalah absorbansi dan x adalah konsentrasi fenolat. b. Kadar Total Flavonoid Larutan standar berupa quercetin dibuat berbagai konsentrasi. Ekstrak etanol murbei sebanyak 10 mL dilarutkan dalam metanol sampai 25 mL, kemudian dihomogenisasi dan didiamkan selama 30 menit, kemudian disentrifus

4

pada 3000 rpm selama 10 menit. Supernatan yang diperoleh sebanyak 25 mL kemudian ditambah dengan 25 mL HCl 25% dalam aseton dan diletakkan dalam pendingin balik, selanjutnya dipanaskan pada suhu 100OC selama 30 menit, dan kemudian segera didinginkan. 5 mL filtrat selanjutnya diambil dan ditambahkan dengan 5 mL AlCl3 5% dalam metanol, kemudian diencerkan sampai 25 mL metanol. Sampel selanjutnya dihomogenisasi dan didiamkan 5 menit. Sampel selanjutya diukur absorbansinya pada panjang gelombang 425 nm. Data hasil absorbansi yang didapatkan dianalisis statistik untuk menentukan persamaan regresi linier sederhana y= a+b (x), dimana y adalah absorbansi dan x adalah konsentrasi flavonoid. HASIL DAN PEMBAHASAN Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Murbei (Morus alba L.) Hasil skrining fitokimia ekstrak etanol daun murbei menunjukkan daun murbei mengandung alkaloid, flavonoid, fenolik, dan triterpenoid, sedangkan buah mengandung alkaloid, flavonoid, fenolik, dan steroid (Tabel 1). Hasil uji tersebut sesuai dengan hasil Doi et al. (2001) bahwa daun murbei mengandung alkaloid, flavonoid (quercetin-3triglucoside, rutin, moracetin, isoquercetin), fenolik, triterpenoid (lupeol) dan hasil penelitian Wang et al. (2013); Kim et al. (2013); Asano et al. (2001) bahwa buah murbei mengandung senyawa flavonoid dan alkaloid. Tabel 1. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Murbei Ekstrak Etanol Uji Reagen Keberadaan Senyawa Mayer + Daun Alkaloid

Flavonoid Polifenol Terpenoid Buah

Alkaloid

Flavonoid Polifenol Terpenoid

Dragendroff

+

Bubuk Mg, HCl pekat FeCl3 1%

+

LiebermanBurchard Mayer

+

Dragendroff

+

Bubuk Mg, HCl pekat FeCl3 1%

+

LiebermanBurchard

+

+

+

+

Keterangan Terbentuk endapan putih Terbentuk endapan jingga Terbentuk warna merah tua Terbentuk warna hijau kehitaman Terbentuk warna hijau Terbentuk endapan putih Terbentuk endapan jingga Terbentuk warna merah tua Terbentuk warna merah kehitaman Terbentuk warna orange kemerahan

Pengujian senyawa alkaloid dilakukan menggunakan reagen Mayer dan Dragendorff. Prinsip metode ini adalah reaksi pengendapan yang terjadi karena

5

adanya penggantian ligan (Sangi et al., 2012). Atom nitrogen yang mempunyai pasangan elektron bebas pada alkaloid dapat mengganti ion iod dalam reagen Mayer dan Dragendorff. Hasil uji Mayer menghasilkan endapan putih karena nitrogen alkaloid bereaksi dengan ion logam K+ dari kalium tetraiodomerkurat(II) membentuk kompleks kalium-alkaloid (Marliana et al., 2005). Hasil alkaloid uji Dragendorff menghasilkan endapan jingga karena nitrogen membentuk ikatan kovalen koordinat dengan K+ ion logam. Endapan tersebut adalah kalium-alkaloid (Marliana et al., 2005). Hasil uji flavonoid menghasilkan warna merah tua. Warna merah yag dihasilkan menandakan adanya flavonoid akibat dari reduksi oleh asam klorida pekat dan magnesium (Robinson, 1995). Pengujian senyawa terpenoid menunjukkan buah murbei mengandung steroid dengan terbentuknya warna merah, sedangkan daun mengandung triterpenoid dengan terbentuknya warna hijau. Perbedaan warna yang terbentuk antara triterpenoid dan steroid disebabkan karena perbedaan gugus pada atom ke empat dari keduanya (Marliana dan Salih, 2011). Hasil uji polifenol pada daun murbei terbentuk warna hijau kehitaman dan pada buah merah kehitaman. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Murbei (Morus alba L.) Penentuan aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun dan buah murbei dilihat berdasarkan perubahan warna yang terjadi pada DPPH setelah ditambah senyawa antioksidan dari ekstrak etanol daun dan buah murbei. Perubahan warna menyebabkan penurunan absorbansi karena adanya reaksi reduksi oleh senyawa antioksidan dari daun dan buah murbei. Berdasarkan hasil perhitungan peredaman radikal DPPH oleh ekstrak etanol daun dan buah murbei yang didapatkan berdasar analisis regresi linier sederhana didapatkan nilai IC50 untuk ekstrak daun dan buah murbei berturut-turut adalah 77,8565 µg/ml dan 283,3591 µg/ml. Persamaan regresi linier didapatkan dari grafik yang menunjukkan hubungan antara konsentrasi sampel dengan daya peredaman radikal (%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa daun murbei memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan buah murbei. Persamaan regresi linier pada daun dan buah murbei ditunjukkan pada Gambar 1 dan 2. Tanaman herbal diketahui merupakan sumber penting antioksidan alami (Rice-Evans, 2007). Beberapa penelitian menunjukkan komponen antioksidan yang paling banyak dari tanaman herbal adalah fenol (Brown et al., 1998; Krings dan Berger, 2001). Sirait (2007) menyatakan bahwa gugus hidroksil dari fenol mampu menangkap radikal bebas (Gambar 3). Fenol mampu meredam sifat radikal senyawa oksigen reaktif seperti superoksida, radikal peroksida, radikal hidroksil, dan peroksinitrit. Aktivitas antioksidan yang lebih tinggi akan dihasilkan pada senyawa fenol yang mempunyai jumlah gugus hidroksil yang lebih banyak pada inti flavonoidnya (Es-Safi et al., 2007).

Daya peredaman radikal (%)

6

80 60 y = -0,2132x + 66,599 R² = 0,4385

40 20 0 0

10

20

30

40

50

60

Konsentrasi ekstrak etanol daun murbei (µg/ml)

Daya peredaman radikal (%)

Gambar 1. Hubungan antara Konsentrasi Ekstrak Etanol Daun Murbei dengan Daya Peredaman Radikal Bebas (%)

94 92 90 88 86 84

y = 0,1295x + 86,695 R² = 0,6223

0

10

20

30

40

50

60

Konsentrasi ekstrak etanol buah murbei (µg/ml) Gambar 2. Hubungan antara Konsentrasi Ekstrak Etanol Buah Murbei dengan Daya Peredaman Radikal Bebas (%)

Fenol

Fenol Reaktif

Fenol Terstabilkan

Gambar 3. Mekanisme Peredaman Radikal Bebas oleh Fenol (Sumber: Cholisoh dalam Marliana, 2012)

Hasil penelitian menunjukkan ada korelasi antara kadar total fenol dan flavonoid dengan aktivitas antioksidan daun dan buah murbei (Tabel 2). Hasil yang sama ditunjukkan dalam penelitian Konyahoglu et al. (2005); Radojkovic et al. (2012); Sheikh et al. (2014); dan Akond et al. (2011). Kadar total fenol dan flavonoid ekstrak semakin tinggi, maka kemampuan meredam radikal bebas juga semakin tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan semakin kecilnya nilai IC50. Nilai IC50 menunjukkan kemampuan senyawa antioksidan meredam senyawa radikal sebanyak 50% (Pokorny et al., 2001). Ekstrak etanol daun murbei memiliki nilai IC50 sebesar 77,8565 µg/mL, yang menunjukkan ekstrak etanol daun murbei

7

sebanyak 77,8565 µg/mL mampu meredam radikal sebanyak 50%, sedangkan buah sebesar 283,3591 µg/mL. Tabel 2. Korelasi Antara Total Fenol, Total Flavonoid dan Aktivitas Antioksidan Daun dan Buah Murbei Ekstrak Total Fenol (%) Total Flavonoid (%) IC50 (µg/mL) Daun 8,601 3,363 77,8565 Buah 8,047 3,061 283,3591

Flavonoid merupakan senyawa metabolit sekunder dengan inti flavan dan karbon C6-C8-C6 (Tsuchiya, 2010). Flavonoid memiliki banyak aktivitas biologis, diantaranya sebagai antiinflamasi, antibakteri, antialergi (Cushnie dan Lamb, 2005; Cook dan Samman, 1996). Flavonoid memiliki efek antioksidan dan mampu meredam radikal bebas. Aktivitas antioksidan senyawa flavonoid dikaitkan dengan kemampuan flavonoid dalam mendonasikan atom hidrogen (Patil dan Jadhav, 2013). Alkaloid terutama indol memiliki kemampuan untuk menghentikan reaksi rantai radikal bebas. Senyawa radikal turunan amina memiliki tahap terminasi lama, sehingga dapat menghentikan reaksi rantai radikal (Shukla et al., 1997). Kadar Total Fenol dan Flavonoid Ekstrak Etanol Murbei Hasil uji kandungan total fenol pada daun dan buah murbei menunjukkan ekstrak etanol daun dan buah murbei berturut-turut mengandung fenol sebesar 8,601 % dan 8,047%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun murbei memiliki kandungan total fenol yang lebih tinggi dibandingkan buah murbei. Hasil ini sesuai dengan penelitian Radojkovic et al. (2012) bahwa daun murbei memiliki kadar total fenol lebih besar dibandingkan buah. Tingginya kadar fenol pada ekstrak etanol daun murbei menyebabkan ekstrak etanol daun murbei memiliki aktivitas antioksidan yang lebih besar dibandingkan ekstrak etanol buah murbei. Hasil uji kandungan flavonoid menunjukkan daun dan buah murbei berturut-turut mengandung flavonoid sebesar 3,363% dan 3,061%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa daun murbei memiliki kandungan fenol dan flavonoid yang lebih tinggi dibandingkan buah murbei. Kadar flavonoid yang lebih tinggi pada ekstrak etanol daun murbei menyebabkan ekstrak etanol daun murbei memiliki aktivitas antioksidan yang lebih besar dibandingkan ekstrak etanol buah murbei. KESIMPULAN Simpulan dari penelitian ini adalah (1) Senyawa aktif yang terkandung dalam ekstrak etanol daun murbei adalah alkaloid, flavonoid, fenol, dan triterpenoid, sedangkan buah murbei adalah alkaloid, flavonoid, fenol, dan steroid, (2) Ekstrak etanol daun murbei memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 77,8565µg/mL, sedangkan buah murbei sebesar 283,3591 µg/mL, (3)

8

Daun dan buah murbei memiliki kadar total fenol yaitu 8,061% dan 8,047%, serta kadar total flavonoid 3,363% dan 3,061%. DAFTAR RUJUKAN Akond, A.S.M.G.M., Khandaker, L., Berthold, J., Gates, L., Peters, K., Delong, H., & Hossain, K. 2011. Anthocyanin, Total Polyphenols and Anthioxidant of Common Bean. American Journal of Food Technology, 6(5): 385-394. Amarowicz, R., Naczk, M., & Shahidi, F. 2000. Antioxidant Activity of Various Fractions of Non-Tannin Phenolics of Canola hulls. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 48: 2755–2759. Amer, O.S.O., Dkhil, M.A., & Al-Quraishy, S. 2013. Antischistosomal and Hepatoprotective Activity of Morus alba Leaves Extract. Pakistan Journal of Zoology, 45(2): 387-393. Asano N, Yamashita T, Yasuda K, Ikeda K, & Kizu H. 2001. Polyhydroxylated Alkaloids Isolated from Mulberry Trees (Morus alba L.) and Silkworms (Bombyx mori L.). Journal of Agriculture and Food Chemistry, 49: 42084213. Bimakr, M., Rahman, R.A., Taip, F.S., Ganjloo, A.,Salleh, L.M., Selamat, J., Hamid, A., & Zaidul, I.S.M. 2010. Comparison of Different Extraction Methods for the Extraction of Major Bioactive Flavonoid Compounds from Spearmint (Mentha spicata L.) Leaves. Food and Bioproducts Processing, 89: 1-6. Botterweck, A. A. M., Verhagen, H., Goldbohm, R.A., Kleinjans, J., & Van Den Brandt, P. A. 2000. Intake of Butylated Hydroxyanisole and Butylated Hydroxytolene and Stomach Cancer Risk. Food and Chemical Toxicology, 38: 599-605. Brown, J.E. & Rice-Evans, C.A. 1998. Luteolin Rich Artichoke Extract Protects Low Density Lipoprotein from Oxidation In Vitro. Free Radical Research, 29: 247-255. Cadenas, E & Packer, L. 2002. Handbook of Antioxidants. Switzerland: Marcel Dekker Inc. Cook, N.C. & Samman, S. 1996. Flavonoids: Chemistry, Metabolism, Cardioprotective Effects, and Dietary Sources. Nutritional Biochemistry, 7:66-76. Cushnie, T.P.T. & Lamb, A.J. 2005. Antimicrobial Activity of Flavonoids. International Journal Of Antimicrobial Agents, 26: 343-356. Doi K, Kojima T, Makino M, Kimura Y & Fujimoto Y. 2001. Studies on the Constituents of the Leaves of Morus alba L. Chemical and Pharmaceutical Bulletin, 49: 151-53. Es-safi, N.E., Ghidouche, S., & Ducrot, P.H. 2007. Flavonoids, Hemisynthesis, Reactivity, Characerization, and Free Radical Scavenging Activity. Molecule, 12(9): 2228-2258. Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

9

Hayati, E.K., Fasyah, A.G., & Sa’adah, L. 2010. Fraksinasi dan Identifikasi Senyawa Tanin pada Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.). Jurnal Kimia, 4(2): 193-200. Kim, S.B., Chang, B.Y., Jo, Y.H., Lee, S.H., & Han, S.B. 2013. Macrophage Activating Activity of Pyrrole Alkaloids from Morus alba Fruits. Journal of Ethnopharmacology, 145: 393–396. Konyahoglu, S., Saglam, H., & Kivcak, B. 2005. a-Tocopherol, Flavonoid, and Phenol Contents and Antioxidant Activity ofFicus carica Leaves. Pharmaceutical Biology, 43(8): 683–686. Krings, U. & Berger, R.G. 2001. Antioxidant Activity of Roasted Foods. Food Chemistry, 72: 223-229. Kristanti, A.N., Aminah, N., Tanjung, M., & Kurniadi, B. 2008. Buku Ajar Fitokimia. Surabaya: Airlangga University Press. Lee, S.H., Choi, S.Y., Kim, H., Hwang, J.S., Lee, B.G., Gao, J.J., & Kim, S.Y. 2002. Mulberroside F Isolated from the Leaves of Morus alba Inhibits Melanin Biosynthesis. Biological and Pharmaceutical Bulletin, 25(8): 1045-1048. Mallaleng, H.R., Purwaningtyas, U., Hermawati, R., Solichah, N., & Syah, F.Z.N. 2011. Tanaman Obat untuk Penyakit Sindrom Metabolisme (Metabolic Syndrome Disease). Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang (UM Press). Marliana, E & Salih, C. 2011. Uji Fitokimia dan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kasar Etanol, Fraksi N-Heksana, Etil Asetat, dan Metanol dari Buah Labu Air (Lageraria Siceraria). Jurnal Kimia Mulawarman, 8(2): 63-69. Marliana, E. 2012. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Andong (Cordyline fruticosa L) A. Cheval. Mulawarman Scientifie, 11(1). Marliana, S.D., Suryanti, V., & Suyono. 2005. Skrining Fitokimia dan Analisis Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam (Sechium edule Jacq. Swartz.) dalam Ekstrak Etanol. Biofarmasi, 3(1): 26-31. Patil, A.B. & Jadhav, A.F. 2013. International Journal of Pharmaceutical and Biological Sciences Research and Development. International Standard Serial Number, 1(2): 7-20. Pietta, P. G. 2000. Reviews: Flavonoids as Antioxidants. Journal of Natural Products, 63 (7): 1035-1042. Pokorny, J., Yanishlieva, N., & Gordon, M. 2001. Antioxidants in Food, Practical Applications. Inggris: Cambridge Woodhead publishing limited. Radojkovic, M.M., Zekovic, Z.P., Vidovic, S.S., Kocar, D.D., & Maskovic, P.Z. 2012. Free Radical Scavenging Activity and Total Phenolic and Flavonoid Contents of Mulberry (Morus spp. L., Moraceae) Extracts. Hemijska Industrija Impact Factor, 66(4): 542-552. Rice-Evans C.A.,Miller N.J., & Paganga, G. 1997. Antioxidant Properties of Phenolic Compounds. Trends in Plant Science, 2:152-159. Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: ITB. Sangi, M.S., Momuat, L.I., & Kumaunang, M. 2012. Uji Toksisitas dan Skrining Fitokimia Tepung Gabah Pelepah Aren (Arenga pinnata). Jurnal Ilmiah Sains, 12(2): 127-134. Sheikh, M.A., Vyas, D., Ganaie, M.A., Dehariya, K., & Singh, V. 2014. HPLC Determination of Phenolics and Free Radical Scavenging Activity of

10

Ethanolic Extracts of Two Polypore Mushrooms. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 6(2): 679-684. Shukla, V.K.S., Wanasundara, P.K.J.P.D., & Shahidi, F. 1997. Anthioxidant from Oilseeds. In: F. Shuhadi. Natural Anthioxidant: Chemistry, Health Effects, and Applications. Illionis: AOCS Press. Sirait, M. 2007. Penuntun Fitokimia dalam Farmasi. Bandung: ITB Press. Tiwari, P. Kumar, B., Kaur, M., Kaur, M., Kaur, G., & Kaur, H. 2011. Phytochemical screening and Extraction: A Review. Internationale Pharmaceutica Sciencia, 1(1): 98-106. Tsuchiya, H. 2010. Structure Dependent Membrane Interaction of Flavonoids Associated with Their Bioactivity. Food Chemistry, 120: 1089-1096. Wang, Y., Xiang, L., Wang, C., Tang, C., & He, X. 2013. Antidiabetic and Antioxidant Effects and Phytochemicals of Mulberry Fruit (Morus alba L.) Polyphenol Enhanced Extract, (online), (http://journals.plos.org/plosene/), diakses tanggal 2 Mei 2015. Zafar, M.S., Muhammad, F., Javed, I., Akhtar, M., Khaliq, T., Aslam, B., Waheed, A., Yasmin, R., & Zafar, H. 2013. White Mulberry (Morus alba): A Brief Phytochemical and Pharmacological Evaluations Account. International Journal of Agriculture and Biology, 15(3): 612‒620.