Survei Gizi Masyarakat - staff.ui.ac.id

masalah gizi masyarakat (3-A: assessment, analysis, action) Pendahuluan Secara deskriptif, epidemiologi gizi dapat mempelajari: ... Survei pengobatan ...

2 downloads 539 Views 285KB Size
Survei Gizi Masyarakat (Saptawati Bardosono)

Pendahuluan Survei gizi masyarakat adalah salah satu aplikasi dari epidemiologi gizi secara deskriptif untuk: 

Mempelajari distribusi/ sebaran dan besarnya masalah gizi pada populasi manusia



Menguraikan penyebab dari masalah gizi, menentukan hubungan sebab-akibat



Memberikan informasi yang dibutuhkan untuk merencanakan dan melaksanakan program pencegahan, kontrol dan penanganan masalah gizi masyarakat (3-A: assessment, analysis, action)

Pendahuluan Secara deskriptif, epidemiologi gizi dapat mempelajari: 

Siapa yang mempunyai masalah gizi



Dimana



Kapan



Pada situasi dan kondisi yang bagaimana masalah gizi tersebut terjadi

Dengan menggunakan rancangan belah-lintang/cross-sectional atau survei gizi

Masalah Gizi Malnutrisi Asupan PSP Informasi

Penyakit Lingkungan

Keluarga

Pekerjaan

Pejamu Usia, seks

Penyebab

Higiene-sanitasi

Pelayanan Kes

Konsep Masalah Gizi Pejamu

PSP Sumber informasi

Lingkungan

PROPOSAL SURVEI GIZI MASYARAKAT

Judul, pendahuluan & tinjauan pustaka  



Formulasikan judul sesuai kerangka konsep Tuangkan kerangka konsep dalam tulisan latar belakang, pertanyaan dan tujuan serta manfaat penelitian pada pendahuluan Susun tinjauan pustaka sebagai landasan teori penelitian yang mecakup semua variabel yang ada dalam kerangka konsep

Metodologi penelitian: Rancangan 

Dalam bab metodologi penelitian, maka dituliskan bahwa rancangan penelitian adalah survei gizi masyarakat dengan rancangan cross sectional

Metodologi penelitian: Populasi dan subyek 



Populasi adalah kelompok masyarakat yang berisiko tinggi terhadap masalah gizi yang dipilih Subyek penelitian adalah populasi yang memenuhi kriteria penerimaan dan tidak memenuhi kriteria penolakan

Metodologi penelitian: Populasi dan subyek 





Kriteria penerimaan merupakan ciri khas atau variasi dari subyek survei gizi tersebut sesuai dengan kerangka konsep (usia, jenis kelamin, kesediaan) Kriteria penolakan merupakan faktor eksternal pada subyek yang dapat mempengaruhi perilaku atau performa subyek (fisiologis dan patologis) Kriteria drop-out diperhitungkan apabila subyek tidak dapat secara lengkap mengikuti survei gizi (biasanya dialokasikan sekitar 10%)

Metodologi penelitian: Besar sample 

Jumlah subyek dihitung dengan formula perhitungan jumlah sampel minimal (n), dan untuk survei digunakan formula:

n = (Z1-α)2 * p * (1-p) / d2 (Z1-α) untuk 1-α 95% = 1,96 p = proporsi subyek dengan perilaku yang baik terhadap terkait masalah gizi (bila tidak diketahui = 50%) d = ketepatan relatif, biasanya sekitar 10%

Metodologi penelitian: Teknik sampling 



Teknik sampling adalah cara pengambilan sejumlah sampel dari populasinya untuk dapat memberi gambaran tentang karakteristik populasinya, sehingga sampel tersebut dapat mewakili atau representatif untuk populasi yang bersangkutan Cara pengambilan sampel suatu populasi tidak boleh secara seenaknya

Metodologi penelitian: Teknik sampling Teknik sampling acak sederhana (simple random sampling): Prinsip: Dianggap setiap individu di dalam populasi yang homogen mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih Prosedur: 1. Tentukan dulu nomor untuk setiap unit (individu/rumah tangga) dalam populasi (dari 1 sampai N) 2. Tentukan skema penggunaan angka acak (random numbers) 3. Dengan menggunakan angka acak tentukan unit mana yang terpilih sampai mencapai sebesar sampel yang telah ditentukan 

Metodologi penelitian: Teknik sampling Teknik sampling acak sederhana (simple random sampling): Keuntungannya: 1. Mudah untuk direncanakan 2. Berdasarkan prinsip probabilitas 3. Merupakan data dasar untuk dapat membandingkan metode lainnya 

Metodologi penelitian: Teknik sampling Teknik sampling acak sederhana (simple random sampling): Kekurangannya: 1. Semua unit sampel harus diidentitikasi dan diberi penomoran sebelum dilakukan sampling, sehingga perlu waktu dan mahal (tidak praktis) 2. Unit sampel yang terpilih bisa tersebar lokasinya sehingga akan makan waktu dan biaya 3. Kelompok tertentu dalam populasi secara kebetulan dapat diteliti secara berlebihan Sehingga ada pilihan teknik sampling lain yang lebih baik dengan biaya sama 

Metodologi penelitian: Teknik sampling Teknik sampling acak sistimatik (systematic random sampling) Prosedur: 1. Diberikan nomor pengenal kepada individu populasi yang homogen secara merata dan berurutan 2. Ditentukan proporsi sampel yang akan diambil, misalnya untuk populasi 100 dengan sampel sejumlah 10, berarti proporsinya 10/100 = 1/10 atau 10% 3. Sampel yang pertama ditentukan satu di antara 10 nomor urut pertama secara acak sederhana, misalnya nomor 5, maka sampel berikutnya adalah nomor 15, 25, 35, 45, 55, 65, 75, 85,95 

Metodologi penelitian: Teknik sampling Teknik sampling acak sistimatik (systematic random sampling) Keuntungannya: 1. Dapat dipilih apabila acak sederhana tidak mungkin untuk dilaksanakan 2. Unit sampel dapat secara teratur penyebarannya dalam populasi sehingga dapat lebih dapat mewakili populasi dibanding dengan acak sederhana 3. Pada kondisi2 tertentu, rumus2 untuk penghitungan parameter dan varians dari acak sederhana dapat digunakan untuk acak sistimatik 

Metodologi penelitian: Teknik sampling Teknik sampling acak sistimatik (systematic random sampling) Kekurangannya: 1. Kesalahan besar dapat terjadi karena kerangka sampling dibuat berdasarkan siklus yang tertentu dengan k sebagai jarak dari siklus tersebut. Misalnya, melakukan recall 24 jam secara berulang untuk hari tertentu dalam 1 minggu. Secara acak sistimatik dari angka 1 (Minggu) sampai 7 (Sabtu) terpilih angka 4 (Rabu), sehingga recall dilakukan hanya untuk hari Rabu saja, sehingga tidak dapat mewakili hari2 dalam semigggu 2. Mempunyai kesulitan di lapangan seperti juga pada acak sederhana 

Metodologi penelitian: Teknik sampling Teknik sampling acak stratifikasi (stratified random sampling) Prinsip: Bila populasinya tidak homogen Prosedur: 1. Populasi diklasifikasikan menjadi beberapa strata yang sesuai dengan kriteria tertentu (disesuaikan dengan sifat2 yang akan diteliti), sehingga dalam setiap strata sifat populasinya homogen 2. Dari setiap strata diambil sejumlah subsampel secara acak sederhana dan gabungannya akan merupakan jumlah sampel secara keseluruhan 

Metodologi penelitian: Teknik sampling Teknik sampling acak stratifikasi (stratified random sampling) Keuntungannya: 1. Dapat meningkatkan ketepatan sampling 2. Data dari masing2 strata mudah didapat 3. Selain secara administratif dan logistik, teknik ini lebih mudah dilakukan dibanding dengan acak sederhana 

Kekurangannya: tidak lebih murah dari acak sederhana karena kerangka sampling untuk masing2 strata harus dibuat

Metodologi penelitian: Teknik sampling 

Teknik sampling kluster (cluster sampling)

Prinsip: Populasi cukup homogen tetapi jumlah amat besar, sangat tersebar lokasinya dan biaya serta waktu terbatas Prosedur: 1. Tentukan kluster (unit sampel berdasarkan geografi atau ketentuan daerah yang berlaku) sebagai sampel secara acak sederhana 2. Tentukan dulu nomor untuk setiap unit (individu/rumah tangga) dalam populasi kluster-kluster terpilih (dari 1 sampai N) 3. Tentukan skema penggunaan angka acak (random numbers) 4. Dengan menggunakan angka acak tentukan unit mana yang terpilih sampai mencapai sebesar sampel yang telah ditentukan

Metodologi penelitian: Teknik sampling 

Teknik sampling ganda bertingkat (multistage sampling)

Prinsip: sampling kluster yang dilakukan secara 2 tahap atau lebih dan secara acak sederhana untuk tiap tahap Prosedur: 1. Dari propinsi tertentu dipilih unit (listing unit) di bawahnya, misalnya kabupaten/kotamadya 2. Dari kabupaten/kotamadya yang terpilih, dipilih dipilih unit (listing unit) di bawahnya, misalnya kecamatan 3. Dari kecamatan yang terpilih, dipilih unit (listing unit) di bawahnya, misalnya kelurahan/desa/sekolah 4. Dipilih unit (listing unit) di bawahnya, misalnya RW/dusun/kelas 5. Dipilih unit terkecilnya (elementary unit) , misalnya individu/rumah/murid

Metodologi penelitian: Teknik sampling 

Teknik sampling ganda bertingkat (multistage sampling)

Keuntungannya: 1. Memungkinkan dan ekonomis untuk dapat mencakup daerah yang sangat luas 2. Kerangka sampling biasanya tersedia Kekurangannya: Kesalahan pada teknik sampling ini harus dikoreksi dengan efek rancangan (design effect)

Metodologi penelitian: Teknik sampling Teknik sampling tertentu (selected sampling) Prinsip: 1. Tidak menghiraukan prinsip probabilitas dan hasilnya merupakan gambaran kasar/umum tentang suatu keadaan 2. Biaya amat sedikit 3. Hasilnya diminta segera 4. Tidak memerlukan ketepatan yang tinggi Prosedur: 1. Tentukan sifat-sifat individu yang perlu diambil 2. Pemilihan individu (convenience sampling) dan banyaknya terserah pada peneliti (10%, 20% dstnya) 

Metodologi penelitian: Instrumen penelitian     

Kuesioner Food model Timbangan BB Ukuran tinggi badan dan lingkar tubuh Ukuran tebal lipatan kulit

Metodologi penelitian: Kuesioner Kuesioner adalah suatu kumpulan pertanyaan dan pernyataan yang telah disusun sedemikian rupa untuk dijawab oleh responden dalam rangka mengumpulkan data sesuai dengan tujuan penelitan tertentu

Metodologi penelitian: Kuesioner Umum Jenis pertanyaan/pernyataan:  Pertanyaan tertutup  Pertanyaan terbuka  Pertanyaan introduktif  Pertanyaan penyaring  Matriks pertanyaan

Pertanyaan tertutup 



Merupakan pertanyaan yang dikembangkan dengan menyediakan alternatif jawaban-jawaban. Jumlah alternatif jawaban paling banyak 4 pilihan (belum termasuk pilihan “tidak tahu” dan “lain-lain”)

Pertanyaan tertutup Keuntungannya adalah terdapat pilihan jawaban yang seragam, dan adanya kemudahan dalam pengelolaan data (pengkodean data dapat dilakukan langsung pada lembar kuesioner sesuai nomor pertanyaan sehingga entri data dapat dikerjakan dari lembar kuesioner)

Pertanyaan tertutup Permasalahan timbul pada pengembangan pertanyaan oleh peneliti:  Peneliti melupakan latar-belakang responden sehingga kurang memperhitungkan jawaban lain dari responden yang tidak diduga sebelumnya, untuk itu biasanya disediakan pilihan jawaban “lain-lain” dan “tidak tahu”

Pertanyaan tertutup 

Bila jawaban yang benar ada lebih dari satu sehingga pengkodean sulit dilakukan, untuk itu dapat menghindarinya dapat dibuat pilihan-pilihan jawaban yang sifatnya mutual eksklusif (tumpang tindih), sehingga responden harus memilih satu jawaban yang terbaik

Pertanyaan tertutup Contoh: Di bawah ini adalah beberapa cara tindakan prevensi terhadap berjangkitnya penyakit AIDS. Tolong anda cek jawaban mana yang benar? A. Hindari pergaulan seks bebas B. Hindari penggunaan jarum suntik bekas C. Hindari tukar menukar pasangan D. Tidak tahu (Jawabannya: A, B, C)

Pertanyaan tertutup Sebaiknya dibuat secara mutual eksklusif atau tumpang tindih di mana ada satu jawaban yang terbaik yang mengandung kebenaran dari semua pilihan yang ada, sehingga responden hanya memilih satu jawaban terbaik

Pertanyaan tertutup Contoh: Tindakan pencegahan mana yang paling efektif dalam menghadapi penyakit AIDS: A. Hindari pergaulan bebas B. Hindari hubungan seks dengan banyak pasangan C. Menggunakan kondom D. Tidak tahu (Jawaban: B)

Pertanyaan terbuka Merupakan pertanyaan di mana responden diminta untuk menyediakan jawaban sendiri terhadap pertanyaan tersebut. Namun sebenarnya peneliti telah menyediakan jawaban2 yang sesuai, yang tidak tertulis dalam kuesioner (terdapat dalam buku manual jawaban kuesioner) Peneliti menentukan apakah jawaban responden tsb benar, sesuai dengan jawaban yang tersedia atau sebaliknya dianggap tidak relevan sama sekali

Pertanyaan terbuka Keuntungannya adalah dapat digunakan dalam penelitian yang bersifat kualitatif karena peneliti ingin mengeksplorasi apa yang diketahui responden, terutama bila latar belakang populasi penelitian belum dikenal sama sekali Banyak digunakan pada survei pendahuluan

Pertanyaan terbuka Contoh: Tolong Ibu sebutkan zat-zat gizi utama yang diperlukan tubuh manusia! (dalam buku manual jawabannya adalah karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin dan air)

Pertanyaan terbuka Kelemahannya terutama pada jumlah jawaban yang banyak sehingga memerlukan pengkodean khusus sebelum dilakukan entri data. Selain itu menerjemahkan jawaban2 yang sesuai dan tidak sesuai dengan pertanyaan memerlukan pekerjaan tambahan bagi peneliti

Pertanyaan introduktif Pertanyaan yang sifatnya bukan merupakan pertanyaan yang langsung berhubungan dengan tujuan penelitian. Sifatnya menggiring atau menuntun responden untuk bisa menjawab pertanyaan2 mengenai suatu hal yang baru yang belum dimengerti responden

Pertanyaan introduktif Contoh: Dalam penelitian pengetahuan, sikap dan perilaku mengenai hubungan konsumsi lemak dalam keluarga dengan penyakit kardiovaskular pada ibu2 dengan pendidikan rata2 tamat SD, maka kolesterol merupakan salah satu komponen lemak yang erat kaitannya dengan penyakit kardiovaskular, yang sangat besar kemungkinannya belum dikenal para ibu

Pertanyaan introduktif 1. 2. 3. 4.

Apakah yang disebut sebagai makanan seimbang? (4 sehat 5 sempurna) Zat2 gizi apa yang terkandung dalam makanan seimbang? Di antara zat2 gizi protein dan lemak, manakah yang sangat erat hubungannya dengan penyakit kardiovaskular? Apakah zat kolesterol merupakan zat lemak yang berbahaya untuk penyakit kardiovaskular? 1. Ya, jelaskan ; 2) Tidak, jelaskan

Pertanyaan introduktif Pertanyaan no. 1 dan no. 2 merupakan pertanyaan yang bersifat introduktif untuk masuk ke pertanyaan no. 3 dan no.4. Pertanyaan introduktif mendapatkan skor yang berbeda dengan pertanyaan2 yang langsung berhubungan dengan penelitian

Pertanyaan penyaring Pertanyaan penyaring digunakan untuk menyaring suatu populasi, sehingga didapatkan sub populasi atau sub kelompok yang lebih spesifik. Contoh: Suatu program pencegahan osteoporosis direncanakan akan diadakan bagi ibu2 muda setiap pagi pukul 10-12 selama 1 bulan. Untuk mengetahui jumlah ibu yang berminat, maka dibuat kuesioner

Pertanyaan penyaring Apakah ibu bekerja di pagi hari antara pukul 10 sampai 12? 2. Apakah ibu harus mengantar putera/I ke sekolah antara pukul 10 – 12 pagi? Keduanya adalah pertanyaan penyaring 1.

Pertanyaan penyaring Contoh: Survei pengobatan diare balita  Apakah dalam 3 bulan terakhir ini balita ibu pernah mengalami diare? Ya/Tidak. Bila Ya, jawablah no. 2  Tindakan pengobatan apa yang ibu lakukan terhadap balita ibu pada waktu diare itu? Pertanyaan no. 1 adalah pertanyaan penyaring

Matriks pertanyaan 1. Bila kuesioner direncanakan akan diisi sendiri oleh responden atau responden memilih sendiri jawaban yang benar dari pertanyaan2 dalam kuesioner, maka disebut sebagai cara self administered questionnaire

Matriks pertanyaan

(sikap mahasiswa terhadap situasi keamanan di Jakarta) No

SS

1.

Yang diperlukan negara ini adalah hukum dan ketertiban negara

2.

Polisi sebaiknya tanpa senjata menghadapi massa

3.

Dalam huru-hara, penjarah supaya ditembak di tempat

4.

Metode demonstrasi supaya ditertibkan

5.

Demonstran menggunakan metode penyampaian pesan secara damai

S

STS

R

Matriks pertanyaan

(Pendidikan seks di SMA untuk orangtua) No

Ya

1.

Lelaki dan perempuan adalah ciptaan Tuhan yang setara

2.

Sepasang suami- isteri adalah pasangan yang diberi Tuhan dengan kasih sayang yang saling mengisi

3.

Hubungan seks merupakan salah satu faktor sakral utama demi keberhasilan perkawinan

4.

Pengertian seks perlu diberikan dalam keluarga

5.

Pendidikan seks perlu diberikan di sekolah

Tidak

Tidak tahu

Matriks pertanyaan 2. Bila sebuah pertanyaan mengandung banyak pilihan yang benar tetapi sulit diingat responden (rendah pendidikannya) dalam sebuah wawancara, maka untuk memudahkan pertanyaan tsb dikembangkan dalam sebuah matriks pertanyaan2 dengan jawaban Ya, Tidak dan Tidak tahu

Matriks pertanyaan Contoh: Sebutkan hal-hal mana yang berhubungan dengan kanker rahim! a. Hubungan seksual remaja b. Hubungan seksual yang sering c. Hubungan seksual multipartner d. Menjadi akseptor pil

Matriks pertanyaan

(Jawablah pertanyaan2 di bawah ini dengan satu jawaban yang paling sesuai! Apakah hal2 di bawah ini merupakan hal2 yang berhubungan dengan terjadinya kanker rahim)

No

Ya

1.

Hubungan seksual remaja

2.

Hubungan seksual yang sering

3.

Hubungan seksual dengan pria yang banyak

4.

Penggunaan pil KB

Tidak

Tidak tahu

Matriks pertanyaan 3. Untuk menilai sesuatu berdasarkan kriteria yang telah disetujui Contoh: Untuk menilai usulan penelitian yang akan diterima oleh sponsor telah dikembangkan suatu kriteria penilaian sbb: (Bobot penilaian 1-4 dengan ketentuan makin besar angka makin baik penilaian)

Matriks pertanyaan

No

1

1.

Formulasi permasalahan

2.

Originalitas penelitian

3.

Manfaat penelitian

4.

Landasan teori

5.

Kerangka konsep

6.

Metodologi

7.

Analisis statistik

8.

Rencana pendanaan

2

3

4

Syarat kuesioner Pertanyaan harus jelas tidak meragukan Contoh: Populasi adalah ibu hamil pengunjung Puskesmas daerah pedesaan) a. Bagaimana pandangan ibu terhadap status perempuan Indonesia dewasa ini? b. Selama hamil terakhir ini berapa kali ibu memeriksakan kehamilan ke Puskesmas bersama suami ibu? 1.

Syarat kuesioner 2. Hindari pertanyaan/pernyataan yang mengandung 2 jawaban/pesan (double barreled) Contoh: a. Bagaimana kesan ibu mengenai mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak serta pelayanan KB di puskesmas ini? (Jawaban: baik atau kurang baik, tapi ada 3 sub item) b. Pemerintah perlu menghapuskan subsidi bahan bakar dan menggunakan uang tersebut untuk pengembangan koperasi pedagang kecil (Jawaban: setuju atau tidak setuju tapi ada 2 sub item)

Syarat kuesioner 3. Responden harus mempunyai kemampuan untuk menjawab pertanyaan dengan benar (hindari “recall bias” dan pertimbangkan latar belakang responden) Contoh: a. Berapa kali dalam setahun terakhir ini anak balita ibu mengalami diare? (Ibu pasti tidak mungkin mengingat berapa kali balitanya diare dalam 1 tahun dibandingkan dengan 3 bulan terakhir) b. Berapa kali dalam seminggu anda membersihkan bak air kamar mandi di rumah dalam rangka pencegahan nyamuk demam berdarah? (Pertanyaan ini tidak dimengerti oleh remaja golongan menengah ke atas yang bak mandi itu selalu dibersihkan oleh pembantu rumah tangga)

Syarat kuesioner 4. Pertanyaan harus bersifat relevan terhadap responden Contoh: Menurut ibu makanan siap santap itu memang lebih praktis dibandingkan dengan masakan di rumah? Setuju/Tidak setuju (Bila responden adalah perempuan pekerja di hotel jalan Thamrin Jakarta maka pertanyaan ini sangat relevan, tetapi bagi ibu rumah tangga di daerah pinggiran Jakarta sangat tidak relevan)

Syarat kuesioner 5. Pertanyaan sebaiknya pendek Contoh: Jelaskan riwayat penyakit2 yang anda derita, komplikasinya, perawatan di RS karena penyakit serta pengobatannya sejak mulai bekerja sampai saat ini? (responden adalah manajer perhotelan di Jakarta). Pertanyaan ini perlu dipecah menjadi beberapa pertanyaan yang dapat dijawab responden dengan baik:

Syarat kuesioner a. b. c. d. e.

Apakah anda menderita salah satu penyakit kronik? Ya/Tidak. Bila Ya, lanjutkan ke no. b Sebutkan penyakit2 kronik yang anda derita sekarang ini Adakah komplikasi penyakit tersebut yang berhubungan dengan pekerjaan anda? Ya/Tidak Pernahkah anda dirawat di RS karena penyakit tersebut? Dapatkah anda menyebutkan jenis obat yang anda minum sehubungan dengan penyakit tersebut6 bulan terakhir ini>

Syarat kuesioner 6. Hindari item yang negatif Responden mempunyai kecenderungan menjawab pertanyaan yang positif karena yang negatif belum tentu merupakan lawan dari jawaban positif pertanyaan tersebut Contoh: a. Mengapa ibu tidak menggunakan alat kontrasepsi spiral? b. Mengapa ibu menggunakan alat kontrasepsi spiral?

Syarat kuesioner 7. Hindari item yang bias Pertanyaan yang menggunakan cara khusus (susunan kata2 dan redaksi) sehingga sifatnya mendorong responden menjawab pertanyaan itu (=bias) yang banyak dihubungkan dengan prasangka responden Contoh: Apakah menurut anda penggunaan alat kontrasepsi pada perempuan lebih bermanfaat daripada pada pria? (responden adalah pria kepala keluarga di pedesaan). Umumnya pria merasa perempuanlah yang perlu menggunakan alat kontrasepsi karena dia yang mengandung

Syarat kuesioner 8. Hindari terminologi yang tidak sesuai dengan budaya responden Contoh: a. Apakah ibu menderita “hipertensi” b. Apakah ibu menderita penyakit darah tinggi

Syarat kuesioner 9. Hindari pertanyaan yang bersifat hipotetik Contoh: a. Seandainya suami ibu mendapatkan gaji yang lebih baik dari sekarang, apa yang akan ibu lakukan dengan menu keluarga? (responden ibu golongan sosek rendah) b. Apabila keuangan rumahtangga tidak mencukupi bersediakah ibu menggantikan hidangan daging dengan ikan?

Syarat kuesioner 10. Hindari pertanyaan dengan jawaban2 rangkap untuk menghindari “recall bias” menimbang daya ingat ataupun latar belakang pendidikan yang rendah Contoh: Sebutkan apa yang ibu ketahui yang merupakan hal2 yang berhubungan dengan terjadinya penyakit kanker rahim: a. Hubungan seksual usia remaja b. Hubungan seksual yang sering c. Hubungan seksual dengan pasangan yang berganti-ganti d. Penggunaan pil KB e. Lain-lain f. Tidak tahu

Syarat kuesioner Cara lain: Buatlah satu pertanyaan untuk setiap item sbb: a. Apakah hubungan seksual remaja dapat merupakan hal yang memungkinkan terjadinya penyakit kanker rahim? 1) Ya, jelaskan 2) Tidak 3) Tidak tahu

Syarat kuesioner 11. Untuk menghindari “recall bias” maka dianjurkan untuk membuat pertanyaan2 yang menggunakan batas waktu untuk terjadinya suatu kejadian tertentu Contoh: a. Berapa kali anak balita ibu mengalami diare selama 3 bulan terkahir? b. Berapa kali ibu mengikuti ceramah agama selama 6 bulan terakhir?

SKORING Tujuan menggunakan skor terutama untuk membentuk 1 variabel baru dari beberapa pertanyaan yang dianggap mewakili variabel tersebut Pemberian skor bersifat subyektif namun dapat ditingkatkan obyektivitasnya Angka pemberian skor dapat dimulai dari 0-5

SKORING 1.

2. 3.

Untuk setiap pertanyaan diberikan skor rendah atau tinggi harus konsisten pada semua pertanyaan: benar sekali diberi angka 5, bila salah diberi 0 dan setengah benar diberi angka 3, dst nya Jumlahkan angka skor dari semua pertanyaan2 Menentukan cara membuat kategori ordinal dari variabel baru. Bila rentang skor antara 0-5 maka jumlah skor yang diharapkan untuk seluruh pertanyaan (misalnya 10 pertanyaan) berkisar antara 0-50 dengan kategori: baik = ≥80% total skor (40), sedang = 60-80% total skor (30-39) dan rendah = sisanya (0-29)

BOBOT Pertanyaan2 yang bersifat introduktif bobotnya lebih rendah dari pertanyaan2 utama yang langsung berhubungan dengan tujuan penelitan

Uji coba kuesioner Kuesioner yang belum baku harus diuji-coba terlebih dahulu untuk diukur validitasnya dengan uji statistik tertentu, apakah memang sesuai akan mengukur yang akan diukur

Metodologi penelitian: Kuesioner khusus Hanya digunakan khusus untuk survei asupan makanan yang membutuhkan bantuan food model, model ukuran RT, dan soft-ware food-processor, yaitu dengan menggunakan: 1) Kuesioner recall 24 jam 2) Kuesioner record 24 jam 3) Kuesioner frekuensi makanan (FFQ)

Metodologi penelitian: Kuesioner recall/record Waktu Sarapan Selingan Makan siang Selingan Makan malam

Hidangan Bhn mkn

URT

gram

Metodologi penelitian: Kuesioner FFQ Bhn mkn Pokok Lauk Sayur Buah Lain-2

URT

gram

X per- X per- X perhari minggu bulan

Metodologi penelitian: Ukuran antropometrik Ukuran

Instrumen

Cara

Klasifikasi

BB

Timbangan dengan ketelitian 0,1 kg

Lihat pedoman pengukuran

Sebagai IMT

TB

Microtoise dengan ketelitian 0,1 cm

Lihat pedoman pengukuran

Sebagai IMT

Lingkar tubuh

Pita ukuran dengan ketelitian 0,1 cm

Lihat pedoman pengukuran

LiLA Li-perut

Tebal lipatan kulit

Caliper dengan ketelitian 0,1 mm

Lihat pedoman pengukuran

Ukuran lemak tubuh

Metodologi penelitian: Tata laksana Data Pada saat merancang penelitian, maka pengolah datanya sudah harus direncanakan pula: 1)

Teknik pengolahan data (manual, kalkulator, komputer) yang meliputi: editing, coding, entry dan cleaning serta analisis

2)

Tabel, grafik atau ringkasan angka2 yang akan dihasilkan

Masalah yang sering timbul: Model analisis muncul setelah data terkumpul

Editing Dilakukan pemeriksaan seluruh kuesioner atau seluruh formulir isian setelah data terkumpul, apakah: 1)

Dapat dibaca

2)

Semua pertanyaan terisi (lengkap)

3)

Terdapat ketidakserasian antara jawaban yang satu dengan yang lainnya (konsisten)

4)

Terdapat kesalahan2 lain yang dapat mengganggu pengolahan data selanjutnya (akurat)

Editing Kegiatan editing dapat dilakukan dengan cara: 1)

Editing lapangan, dimana supervisor mengadakan pengecekan ulang terhadap beberapa pertanyaan penting biasanya kepada 10% responden segera setelah data terkumpul semuanya

2)

Editing menyeluruh, dilakukan secara menyeluruh terhadap jawaban responden, sehingga dapat diperoleh konsistensi jawaban

Editing Yang sering terjadi misalnya 1)

Jawaban tidak tepat dikolom yang tersedia

2)

Salah menulis jawaban pertanyaan, misalnya data kelamin diisi di kolom jawaban umur

3)

Umur diisi 25 tahun tetapi di jumlah anak diisi 10

4)

Salah menggunakan unit ukuran

Koding Memberi angka2 atau kode2 tertentu yang telah disepakati terhadap jawaban2 pertanyaan dalam kuesioner, sehingga memudahkan pada saat memasukkan data ke komputer Misalnya untuk variabel pendidikan: 1)

Tidak sekolah

2)

SD

3)

SMP

4)

SMA

5)

PT

Koding Persyaratan dalam koding: 1)

Kesesuaian, variabel harus sesuai dengan tujuan

2)

Klasifikasi, perlu dibuat kategorisasi untuk pengelompokkan jawaban sesuai rujukan/ alasan tertentu, misal: pendapatan

3)

Jawaban tidak mendua, pilihan jawaban yang tersedia harus jelas definisi operasionalnya

4)

Harus tersedia buku definisi variabel

Data Entry Menyiapkan lembar kerja yang berisi variabel2 dalam kuesioner secara lengkap (program SPSS, Stata, Epi-Info, dll) Masukkan data jawaban kuesioner sesuai kode yang telah ditentukan untuk masing-masing variable sehingga menjadi suatu data dasar Siapkan file khusus untuk menyimpan data dasar tersebut yang tidak boleh dianalisis. Untuk melakukan analisis data maka gunakan file khusus

Data Cleaning Merupakan analisis data awal, dimana dilakukan penggolongan, pengurutan dan penyederhanaan data, sehingga mudah dibaca dan diinterpretasi Untuk data nominal dan ordinal, dibuat tabulasi distribusi frekuensi untuk setiap variabel (“dummy table”) Untuk data interval/rasio, dianalisis nilai tengah dan tes normalitas datanya

Data Cleaning Tabel distribusi frekuensi untuk: 1)

Deskripsi ciri-ciri atau karakteristik dari suatu variabel

2)

Mempelajari distribusi dari variabel pokok

3)

Memilih klasifikasi2 pokok untuk tabulasi silang

Data Cleaning Tabel silang, yaitu teknik untuk membandingkan atau melihat hubungan antara dua variabel atau lebih: 1)

Dihitung persentase responden untuk setiap kelompok

2)

Variabel dependen pada baris

3)

Variabel bebas pada kolom

Selanjutnya, data siap dianalisis untuk membuktikan hipotesis penelitian

Metodologi penelitian: Analisis Data Survei gizi akan menghasilkan data deskriptif nominal/kategorik karena akan menggambarkan proporsi masing-masing variabel dan hubungan antar proporsi tersebut Uji statistik yang sesuai adalah uji nonparametrik

Metodologi penelitian: Jadwal penelitian Kegiatan

Minngu-1

Proposal

X

Uji-coba

Minggu-2 Minggu-3 X

Sampling

X

Analisis

X

Laporan dan penyajian

Minggu-4

X

Metodologi penelitian: Organisasi penelitian TIM PEMBIMBING PENELITI KETUA

PELAKSANA PUSTAKA

METODOLOGI

LAPORAN

ADMINISTRASI

Daftar Pustaka   

Ada beberapa sistim penulisan (misal: Harvard, Vancouver) Dipilih berdasarkan pedoman penulisan yang telah ditentukan Yang penting, harus konsisten dan benar cara penulisannya

Penulisan Laporan

Kerangka makalah ilmiah • • • •

• •

Judul Nama & Instansi penulis Abstrak Isi: - Pendahuluan - Bahan dan cara kerja - Hasil - Pembahasan - Kesimpulan Ucapan terima kasih Daftar pustaka

Judul • • • • •

Sesuai dg masalah yang diteliti Judul paling ringkas yang menggambarkan isi makalah Jangan terlalu pendek/panjang (5-15 kata): ±12 kata Menarik perhatian tetapi tidak promosi kalimat positif lebih disukai

Judul  ditulis

di bagian tengah atas dengan title case  tidak digarisbawahi  tidak ditulis di antara tanda kutip  tidak diakhiri tanda titik  tanpa singkatan

Abstrak •

Berisi seluruh komponen makalah secara ringkas pendahuluan, metode, hasil, kesimpulan/diskusi (IMRAD) • Panjang 150 - 200 kata • Satu paragraf dan terstruktur

Pengaruh Konsumsi Susu Tinggi Vitamin B6 terhadap Keluhan Mual dan Muntah Ibu Hamil Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsumsi susu tinggi vit B6 terhadap mual dan muntah pada ibu hamil trimester I. Penelitian dilakukan di Bandung, pada bulan Oktober 2003 - Februari 2004. Lima puluh satu ibu hamil yang mual dan muntah mengikuti studi ini. Pengambilan data karakteristik ibu hamil seperti usia ibu, umur kehamilan, asupan zat gizi, dan pemeriksaan kadar hemoglobin dilakukan sebelum suplementasi. Susu tinggi vitamin B6, dengan kandungan 5 mg vitamin B6 dan 10 g protein yang diminum dua kali sehari selama 10 hari. Hasil penelitian menunjukkan, mual dan muntah tidak terjadi setiap hari. Dari 51 ibu hamil, hanya 22 orang menderita mual setiap hari dan hanya 12 dari 22 ibu muntah setiap hari. Setelah mengkonsumsi susu formula frekuensi mual dan muntah berkurang secara bermakna mulai hari ke-3. Konsumsi susu tinggi vitamin B6 meningkatkan rasio vitamin B6/protein dari 0.0291 + 0.0006 mg B6/g protein menjadi 0.1203 + 0.0022 mg B6/g protein. Disimpulkan bahwa susu tinggi vit B6 dapat mengurangi mual dan muntah pada ibu hamil. Kata kunci: hamil, mual, muntah, vitamin B6

Pendahuluan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsumsi susu tinggi vitamin B6 terhadap mual dan muntah pada ibu hamil trimester I. Metode: Penelitian dilakukan di Bandung pada bulan AgustusFebruari 2004. Lima puluh satu ibu hamil yang menderita mual dan muntah mengikuti studi ini. Pengambilan data karakteristik ibu hamil seperti usia ibu, umur kehamilan, asupan zat gizi dan pemeriksaan kadar hemoglobin dilakukan sebelum suplementasi susu formula tinggi vitamin B6, dg kandungan 5 mg vitamin B6 dan 10 g protein yang diminum dua kali sehari selama 10 hari. Hasil: Mual dan muntah tidak terjadi setiap hari. Dari 51 ibu hamil, hanya 22 orang menderita mual setiap hari dan hanya 12 dari 22 ibu muntah setiap hari. Setelah mengkonsumsi susu formula, frekuensi mual dan muntah berkurang secara bermakna mulai hari ke-3. Konsumsi susu formula meningkatkan rasio vitamin B6/protein dari 0.0291 + 0.0006 mg B6/g protein menjadi 0.1203 + 0.0022 mg B6/g protein. Diskusi: Disimpulkan susu tinggi vitamin B6 dapat mengurangi mual dan muntah pada ibu hamil. Kata kunci: hamil, mual, muntah, vitamin B6

Pendahuluan      

Mengantarkan pembaca kepada topik utama Latar belakang: mengapa penelitian dilakukan, apa yang dilakukan peneliti terdahulu Masalah Tujuan penelitian Ringkas: biasanya 1-2 paragraf, tidak lebih dari 1 halaman Tanda baca (titik, koma dsb), tanda kurung, diketik tanpa spasi









Pendahuluan Mual dan muntah Mual dialami oleh lebih dari 50%

perempuan pada awal kehamilan, dan muntah terjadi pada 50 hingga 90%.1-2 Umumnya gejala timbul pada pagi hari, namun dapat juga dirasakan pada malam hari, bahkan sepanjang hari. Miller3 memperkirakan 50-80% perempuan hamil mengalami mual dan muntah sejak minggu ke empat kehamilan dan berakhir pada minggu ke duabelas. Mual dan muntah dapat mengganggu pekerjaan sehari-hari, Deuchar4 melaporkan hilangnya 8,6 juta jam kerja karyawan dan 6.8 juta jam kerja pada pekerjaan rumah akibat mualdan muntah pada kehamilan Vitamin B6 dalam dosis tinggi (30 mg/hari) dapat digunakan untuk mengurangi mual dan muntah pada awal kehamilan, dan tidak ditemukan laporan tentang efek samping vitamin ini. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari pengaruh konsumsi susu tinggi vitamin B6 terhadap mual dan muntah pada trimester pertama kehamilan.

Kesalahan     -

Terlalu singkat Terlalu panjang: not too the point Tidak sesuai dengan: judul, masalah yang diteliti, tujuan Mencantumkan: bahan dan cara hasil penelitian kesimpulan

Bahan dan cara • Desain penelitian • • • • • •

Tempat dan waktu Populasi dan sampel Teknik pengukuran data Analisis data Gunakan kalimat pasif Gunakan kalimat narasi, bukan kalimat perintah

Hasil • • • • • • •

data yang didapatkan peneliti uraikan hasil tanpa komentar/pembahasan tuliskan dalam urutan logis bentuk: teks, tabel, gambar jangan mengulang data dlm tabel hasil negatif: laporkan jelaskan arti statistik (p<0.001)

Pembahasan  

bagian terpenting dari keseluruhan isi artikel ilmiah tujuan pembahasan adalah:  menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian itu dicapai  Menafsirkan/analisis hasil

Pembahasan   

 

Tekankan aspek baru dan penting Bahas apa yang dikemukakan dalam Hasil tetapi tidak mengulang Hasil Bahas apa arti kemaknaan jangan hanya terdapat perbedaan atau tidak ada perbedaan bermakna Bahas dampak penelitian dan keterbatasannya Hubungkan dengan penelitian lain

Kesimpulan       

memuat jawaban atas pertanyaan penelitian kaitkan kesimpulan dengan tujuan sebaiknya dalam bentuk esai ditulis secara ringkas dan padat dibuat berdasarkan data Hasil sebaiknya tidak mengandung angka pernyataan harus tegas, jangan ada keraguan  hindarkan kata-kata mungkin, barangkali, tampaknya

Ucapan terima kasih Penghargaan kepada yang bukan penulis  Penghargaan atas bantuan teknis  Penghargaan atas dana dan materi lain 