TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG SISTEM PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT SUFINA AZIZ MEDAN
KARYA TULIS ILMIAH
OLEH:
AULIA BUDI PRATAMA NIM: 1313466006
AKADEMI PEREKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN (APIKES) IMELDA MEDAN TA.2015/2016
TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG SISTEM PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT SUFINA AZIZ MEDAN
HASIL PENELITIAN Diajukan Sebagai Salah Satu syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madiyah
OLEH:
AULIA BUDI PRATAMA NIM: 1313466006
AKADEMI PEREKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN
(APIKES) IMELDA MEDAN TA.2015/2016
LEMBAR PERSETUJUAN
TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG SISTEM PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT SUFINA AZIZ MEDAN
OLEH :
AULIA BUDI PRATAMA NIM: 1313466006
Penelitian Ini telah Disetujui oleh Dosen Pembimbing sebagai Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya di Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda Medan
Disetujui : Dosen Pembimbing
(Esraida Simanjuntak, SKM)
LEMBAR PENGUJIAN Penelitian dengan Judul :
TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG SISTEM PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT SUFINA AZIZ MEDAN
OLEH AULIA BUDI PRATAMA NIM: 1313466006
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Pada Tanggal Bulan Tahun
Penguji I
: ……………..……………..……………..
(
)
Penguji II
: ……………..……………..……………..
(
)
Penguji III
: …………….……………..……………..
(
)
Disahkan : Direktur Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda
(dr. Suheri P. Gultom, MARS)
PERNYATAAN
TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG SISTEM PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT SUFINA AZIZ MEDAN
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali ada beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan,
Agustus 2016
AULIA BUDI PRATAMA NIM: 1313466006
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
II.
IDENTITAS DIRI Nama
: Aulia Budi Pratama
Tempat/Tanggal lahir
: Aceh Tengah, 26 Agustus 1995
Agama
: Islam
Anak
: 1 dari 3 bersaudara
Alamat
: Jl. Alfitrah Kec. Bebesen Aceh Tengah
IDENTITAS ORANGTUA Nama Ayah
: Mahdi Aldiansyah
Pekerjaan
: Wiraswasta
Nama Ibu
: Syafrida Rahmad, SE
Pekerjaan
: PNS
Alamat
: Jl. Alfitrah Kec. Bebesen Aceh Tengah
III. RIWAYAT PENDIDIKAN 2001 – 2007
: SD Negeri 8 Takengon
2007 – 2010
: SMP Negeri 3 Takengon
2010 – 2013
: SMA Negeri 4 Takengon
2013 – 2016
: APIKES Imelda Medan
AKADEMI PEREKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA MEDAN Nama NIM Judul
: Aulia Budi Pratama : 1313466006 : Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis ABSTRAK
Rekam medis tidak hanya sekedar mempunyai pengertian sebagai kegiatan pencatatan saja, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem penyelenggaraan rekam medis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan petugas rekam medis tentang sistem penyimpanan di Rumah Sakit Sufina Aziz Medan. Metode Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 9 orang dengan tehnik pengambilan sampling secara total samping dan jumlah sampel sebanyak 9 orang. Dari hasil penelitian dapat diperoleh hasil bahwa dari 9 responden (100%) yang berpengetahuan baik tentang sistem penyimpanan berkas rekam medis sebanyak 2 orang (22,2%) dan berpengetahuan cukup sebanyak 5 orang (55,6%) dan yang berpengetahuan kurang sebannyak 2 orang (22,2%). dapat kita lihat bahwa sebanyak 7 orang (77,8%) dijumpai umur 20-25 tahun, sebanyak 2 orang (22,2%) dijumpai umur 26-30 tahun, sebanyak 1 orang (11,1%) yang dijumpai berumur >30 tahun. dapat dilihat bahwa jenis kelamin perempuan sebanyak 7 orang (77,8%) dan dijumpai jenis kelamin laki-laki sebanyak 2 orang(22,2%). dapat dilihat bahwa responden yang berpendidikan D3 dijumpai sebanyak 5 orang (55,6%) dan yang berpendidikan S1 dijumpai sebanyak 4 orang (44,4%). dapat kita lihat bahwa sebanyak 6 orang (66,7%) dijumpai dengan lama bekerja selama 0-4tahun, sebanyak 3 oarang (33,3%) dijumpai dengan lama bekerja selama >5 Tahun tahun. Setelah dilakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan petugas rekam medis terhadap sistem penyimpanan berkas rekam medis di RSU Sufina Aziz Medan dengan 9 responden (100%), maka dapat disimpulkan pengetahuan petugas rekam medis dikatakan cukup dengan mayoritas pengetahuan petugas rekam medis tentang sistem penyimpanan berkas rekam medis terhadap 9 responden (100%) sebanyak 5 responden (55,6%). Untuk itu disarankan kepada perekam medis agar lebih meningkatkan pengetahuan dan melakukan pelatihan dan bimbingan tekhnis terhadap uraian tugas dan kegiatankegiatan yang tercakup dalam penyelenggaraan pelayanan rekam medis di Rsu Sufina Aziz Medan.
Kata kunci : Pengetahuan, Rekam Medis, sistem penyimpanan Berkas, Rumah Sakit
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul “Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis Di Rumah Sakit Sufina Aziz Medan”. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti sistem penyimpanan berkas rekam medis khususnya di RSU Sufina Aziz Medan. Terwujudnya penelitian ini tidak terlepas dari bimbingan dan dorongan berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. dr. H. R. I. Ritonga, MSc, selaku ketua Yayasan Imelda Medan. 2. dr. Imelda L. Ritonga, S.Kep, M.Pd, MN selaku Koordinator Pendidikan Yayasan Imelda Medan. 3. dr. Suheri P. Gultom, MARS selaku Direktur Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan (APIKES) Imelda Medan. 4. Esraida Simanjuntak, SKM selaku Wadir I sekaligus Pembimbing dan Penguji III yang selalu memberikan arahan kepada penulis mulai dari awal sampai terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini. 5. Ali Sabela Hasibuan, S.Kep, Ns selaku Wadir II di Apikes Imelda Medan. 6. Rani Robetty, M.Kom selaku Wadir III sekaligus Penguji I 7. Hartika Siagian, MSi selaku Penguji II
i
8. Siti, M.Kes selaku wali kelas yang selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada kami. 9. Seluruh staf dosen Akademi Perkam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda Medan yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan. 10. Direktur dan seluruh staf pegawai RSU Sufina Aziz Medan khususnya petugas rekam medis yang telah banyak membantu penulis. 11. Ayahanda dan Ibunda, kakak dan adik-adik dan seluruh keluarga yang memberikan dukungan serta doa selama perkuliahan sampai dengan terselesainya penelitian ini 12. Teman-teman satu kelas stambuk 2016, dan sahabat-sahabat saya Dea Rima Silana, Kenan, Ahmad Fadhil, Dodi Eltona, Jasanda, Suprizal, Rysad, Arnia, Wafa, Seruni, Tamara Khairun, Silvia, Dilly, Ester, Yunika. 13. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dan memberikan dukungan dan masukan yang namanya tidak mungkin disebutkan satu persatu. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan dapat meningkatkan mutu Profesi Perekam Informasi Kesehatan.
Medan,
Agustus 2016 Peneliti
(Aulia Budi Pratama)
ii
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................... i LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................... ii LEMBAR PENGUJIAN .......................................................................... iii DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................ iv ABSTRAK ................................................................................................ v KATA PENGANTAR .............................................................................. vi DAFTAR ISI ............................................................................................. vii DAFTAR TABEL .................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xi BAB I : PENDAHULUAN ................................................................ 1 1.1. Latar Belakang ............................................................... 1 1.2. Identifikasi Masalah....................................................... 3 1.3. Pembatasan Masalah ...................................................... 3 1.4. Rumusan Masalah .......................................................... 4 1.5. Tujuan .......................................................................... 4 1.6. Manfaat Penelitian .......................................................... 4 BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... 2.1. Konsep Pengetahuan ...................................................... 2.1.1. Definisi Pengetahuan ........................................... 2.1.2. Tingkat Pengetahuan ........................................... 2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan 2.2. Konsep Rekam Medis .................................................... 2.2.1. Pengertian Rekam Medis ..................................... 2.2.2. Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis ................... 2.2.3. Kegunaan Rekam Medis ...................................... 2.2.4. Alur Rekam Medis ............................................... 2.3. Konsep Sistem Penyimpanan Rekam Medis ................. 2.3.1. Pengertian Sistem Penyimpanan Rekam Medis .. 2.3.2. Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis ....... 2.4. Konsep Rumah Sakit ..................................................... 2.4.1. Pengertian Rumah Sakit ...................................... 2.4.2. Sistem Penomoran Rekam Medis ........................ 2.5 Kerangka Konsep ...........................................................
5 5 5 5 7 7 9 10 11 13 14 14 19 21 21 22 22
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ......................................... 3.1. Jenis Penelitian .............................................................. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................ 3.2.1. Tempat Penelitian ................................................ 3.2.1. Waktu Penelitian .................................................. 3.3. Populasi,Teknik Sampling dan Sampel Penelitian ........ 3.2.1. Populasi................................................................ 3.2.1. Sampel Penelitian ................................................
23 23 23 23 24 24 23 24
iii
3.4. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ............................. 3.5. Variabel dan Defenisi Operasional ................................ 3.5.1. Variabel Penelitian............................................... 3.5.2. Defenisi Operasional ........................................... 3.5.3. Teknik Pengumpulan Data .................................. 2.5.4. Teknik Pengukuran .............................................. 3.6. Teknik Pengumpulan Data ............................................
25 25 25 26 27 28 29
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................. 4.1. Hasil Penelitian .............................................................. 4.2. Hasil Penelitian ..............................................................
30 30 33
BAB V
39 39 39
: KESIMPULAN DAN SARAN ............................................ 5.1. Kesimpulan .................................................................... 5.2. Saran .............................................................................
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1.
Distribusi Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Umur di RSU Sufina Aziz Medan ................
Tabel 4.2.
30
Distribusi Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Jenis Kelamin di RSU Sufina Aziz Medan. ....
Tabel 4.3.
31
Distribusi Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Pendidikan di RSU Sufina Aziz Medan. ........
Tabel 4.4.
31
Distribusi Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Masa Kerja di RSU Sufina Aziz Medan. ........
Tabel 4.5.
32
Distribusi Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Pengetahuan Di RSU Sufina Aziz Medan ......
v
32
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
: Surat Izin Penelitian dari Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda Medan
Lampiran II
: Surat Balasan Izin Penelitian di RSUP. Supina Aziz Medan
Lampiran III : SK dosen Pembimbing KTI Lampiran IV : Master Tabel Lampiran V
: Lembar Konsul
vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO, 2000) rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial dan medis yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat baik dalam penyembuhan penyakit (kuartif) dan pemulihan penyakit (rehabilitatif). Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit bahwa rumah sakit mempunyai kewajiban memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit. Penyedia pelayanan kesahatan yang baik harus membuat rekam medis yang baik untuk kepentingan pasiendalam jalannya pengobatan karena baik buruknya suatu pelayanan kesehatan dapat diukur dari rekam medisnya. Menurut peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor 296/MENKES/PER/III/2008, rekam medis merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam medis tidak hanya sekedar mempunyai pengertian sebagai kegiatan pencatatan saja, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem penyelenggaraan rekam medis. Penyelenggaraan rekam medis merupakan proses kegiatan yang dimulai pada saat diterimanya pasien rumah sakit, diteruskan
1
2
kegiatan pencatatan data medis pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan medis di rumah sakit dilanjutkan dengan pengamanan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dan tempat penyimpanan untuk melayani permintaan atau peminjaman dari pasien atau keperluan lainnya (Depkes RI, 1997). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu ( Notoatmodjo, 2007). Tingkat pengetahuan petugas rekam medis di rumah sakit Sufina Aziz masih kurang, dapat dilihat dalam sistem penyimpanan mereka yang masih buruk. Penyimpanan berkas rekam medis yang baik merupakan salah satu kunci keberhasilan atau kebaikan manajemen rekam medis dari suatu pelayanan kesehatan, tentunya jika didukung sistem yang baik Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu dan prosedur atau tata kerja yang baik serta sarana atau fasilitas penyimpanan yang memadai. Penyimpanan dokumen rekam medis mempunyai arti yang sangat penting sehubungan dengan riwayat penyakit pasien dan kerahasian yang terkandung didalamnya. Oleh sebab itu cara penyimpananpun harus diatur sedemikian rupa sehingga terjaga rahasianya dan mudah memperoleh kembali untuk disediakan guna pelayanan kunjungan ulang dan sarana pelayanan kesehatan. Rumah sakit Sufina Aziz Medan adalah rumah sakit swasta yang bertipe C, merupakan sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat umum. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memberikan pelayanan kesehatan optimal di rumah sakit,
3
antara lain peningkatan sarana gedung, pengadaan fasilitas kesehatan, peningkatan sumber daya manusia yang baik secara kualitas dan kuantitas. Berdasarkan hasil awal yang dilakukan oleh peneliti di rumah sakit Sufina Aziz Medan, dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang sering terjadi dalam unit rekam medis adalah terlamabatnya pengembalian berkas ke rekam medis dan penyalahgunaan berkas rekam medis kepada pihak yang tidak berwenang serta alur rekam medis yang tidak jelas sehingga menyebabkan berkas rekam medis tercecer. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis di Rumah Sakit Sufina Aziz Medam” 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka masalah penelitian dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Bagaimana tingkat pengetahuanpetugas rekam medis terhadap sistem penyimpanan berkas rekam medis dirumah sakit Sufina Aziz Medan sudah baik ? 2. Bagaimana sistem penyimpanan berkas rekam medis dirumah sakit Sufina Aziz Medan ? 1.3 Pembatasan Masalah Permasalahan dalam penelitian dibatasi dengan maksud untuk memperoleh ruangan lingkup yang lebih jelas menghindari terjadinya pengembangan analisi data. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :
4
1. Tingkat pengetahuan petugas rekam medis pada penyimpanan berkas rekam medis di rumah sakit Sufina Aziz Medan. 2. Sistem penyimpanan berkas rekam medis dirumah sakit Sufina Aziz aaMedan. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang diambil dari penelitian ini adalah tingakat pengetahuan petugas rekam medis tentang sistem penyimpanan di rumah sakit Sufina Aziz Medan 1.5 Tujuan Untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan petugas rekam medis terhadap penyimpanan berkas rekam medis dirumah sakit Sufina Aziz Medan 1.6 Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti untuk menambah ilmu pengetahuan khusunya pada tingkat pengetahuan petugas rekam medis terhadap sistem penyimpanan berkasa rekam medis rumah sakit. 2. Bagi lembaga pendidikan APIKES Imelda Medan untuk menambah referensi pustaka yang diprgunakan untuk penelitian selanjutnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Konsep Pengetahuan
2.1.1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan
terhadap objek tertentu.Pengindraan terjadi melalui
panca indra manusia yaitu indra penglihatan, pendengaraan, penciuman, rasa, dan raba.Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmojo, 2010). Pengetahuan adalah kesan dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Pengetahuan sangat berbeda dengan kepercayaan (beliefs), takhayul (superstition), dan penerangan-penerangan yang keliru (misinformation). Pengetahuan adalah segala apa yang diketahuai berdasarkan pengalaman yang didapat oleh setiap manusia (Mubarak, 2011). 2.1.2. Tingkat Pengetahuan Pengetahuan yang tercakup mempunyai domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu: 1. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Oleh sebab itu “Tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa
5
6
yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan. 2. Memahami (Comperehension) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3. Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari atau suatu kondisi yang sebenarnya. 4. Analis (Analysis) Analis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5. Sintetis (Syntesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi yang berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi, atau penilaian terhadap suatu materi atau objek (Notoadmojo, 2010).
7
2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan 1. Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderunng untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak pengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu objek juga mengandung dua aspek yaitu aspek poositif dan negatif. Kedua objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menimbulkan sikap positif terhadap objek tersebut. 2. Media masa/informasi Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan
perubahan
atau
peningkatan
pengetahuan.
Majunya
8
teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seeperti televisi, radio, surat
kabar,
dan
majalah
mempunyai
pengaruh
besar
terhadap
pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. 3. Sosial budaya dan ekonomi Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menetukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. 4. Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar selain bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan
9
mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya. 5.
Umur
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola fikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik (Notoadmojo, 2010). 2.2 Konsep Rekam Medis 2.2.1 Pengertian Rekam Medis Menurut Permenkes No. 269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identits pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam medis adalah siapa, apa, dimana, dan bagaimana perawatan pasien selama di rumah sakit. Untuk melengkapi rekam medis harus memiliki data yang cukup tertulis dalam rangkaian kegiatan guna menghasilkan suatu diagnosis, jaminan, pengobatan, dan hasil akhir (Rastiyanto, 2009) Rekam medis disini diartikan sebagai “keterangan yang baik tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnese, penentuan fisik laboraturium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien, dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat”. Kalau diartikan secara dangkal, rekam medis seakanakan hanya merupakan catatan dan dokumen tentang keadaan pasien, namun
10
kalau dikaji lebih dalam rekam medis mempunyai makna yang lebih luas dari pada catatan biasa, sesudah tercermin segala informasi menyangkut seorang pasien yag akan dijadikan dasar didalam menentukan tindakan lebih lanjut dalam upaya pelayanan maupun tindakan medis lainnya yang diberikan kepada seorang pasien yang datang ke rumah sakit. Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas, tidak hanya sekedar kegiatan pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem penyelenggaraan rekam medis. Sedangkan kegiatan pencatatan sendiri hanya merupakan proses kegiatan yang dimulai pada saat diterimanya pasien di rumah sakit, diteruskan kegiatan pencatatan data medis pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan medis di rumah sakit dan dilanjutkan dengan penangananberkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani permintaan atau peminjaman apabila dari pasien atau untuk keperluan lainnya (Depkes RI, 1997) 2.2.2 Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis Di dalam uraian tujuan dan kegunaan rekam medis ini terdapat dua pengertian yang sangat erat kaitannya yaitu tujuan dan kegunaan. Tujuan rekam medis adalah : a. Menunjang tertib admistrasi dalam rangka upayapeningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit (Depkes RI, 1997). b. Untuk secara akurat dan lengkap mendokumentasikan sejarah kehidupan dan kesehatan pasien, termasuk penyakit masa lalu dan penyakit sekarang
11
dengan penekanan kejadian-kejadian yang mempengaruhi kepada pasien selama episode perawatan. 2.2.3 Kegunaan Rekam Medis 1. Aspek admistrasi Isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedis mencapai tujuan pelayanan kesehatan. 2. Aspek Medis Dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada pasien. 3. Aspek Hukum Karena isinya menyngkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakan keadilan. 4. Aspek Keuangan Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya mengandung data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan 5. Aspek penelitian Karena isinya menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek penelitian dan pengambilan ilmu pengetahuan si bidang kesehatan.
12
6. Aspek Pendidikan Karena
isinya
menyangkut
data/informasi
tentang
perkembangan
kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan/referensi pengajaran di bidang profesi si pemakai. 7. Aspek Dokumentasi Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit. Kegunaan rekam medis secara umum adalah : a. Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga kesehatan lainnya yang ikut ambil bagian didalam memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan kepada pasien. b. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien. c.
Sebagai buktin tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit dan pengobatan selama pasien berkunjung dorawat di rumah sakit.
d.
Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.
e.
Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
13
f.
Menyediakan data-data khusu yang sangat berguna untuk keperluan penelitian dan pendidikan.
g.
Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medis pasien.
h.
Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan. Serta sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan.
i.
Untuk mengidentifikasikan insiden penyakit sehingga rencana bisa disusun untuk memperbaiki kesehatan menyeluruh.
j.
Sbagai dasar untuk perencanaan dan pasaran untuk mengidentifikasikan data yang perlu untuk memilih dan mempromosikan fasilitas pelayanan kesehatan.
2.2.4 Alur Rekam Medis Alur rekam medis pasien rawat jalan dari mulai pendafataran hingga penyimpanan rekam medis secara garis besar (Depkes RI, 1997) 1. Pasien membeli karcis diloket pendaftaran 2. Pasien dengan membawa karcis mendaftar ketempat penerimaan pasien rawat jalan. a.
Petugas tempat penerimaan, pasien rawat jalan mencatat pada buku register nama pasien, nomor rekam medis, identitas, dan dta sosial pasien dan mencatat keluhan pada kartu poliklinik
b.
Petugas tempat penerimaan pasien membuat kartu berobat untuk diberikan kepada pasien, yang harus dibawa saat pasien berobat ulang.
14
c.
Pasien ulangan yang sudah memiliki kartu berobat disamping harus memperlihatkan karcis juga harus menunjukan kartu berobat kepada petugas akan mengambil berkas rekam medis pasien ulang tersebut.
a. Kartu poliklinik dikirim ke poliklinik yang dituju sesuai dengan keluhan pasien, sedangkan pasien datang sendiri ke poliklinik. 3. Petugas poliklinik mencatat pada buku register pasien rawat jalan nama, nomor rekam medis, jenis kunjungan, tindakan atau pelayanan yang diberikan dan sebagainya. 4. Petugas poliklinik (perawat) membuat laporan atau rekapitulasi harian pasien rawat jalan. 5. Petugas rekam medis memeriksa kelengkapan pengisian rekam medis dan untuk yang belum lengkap segera diupayakan kelengkapannya. 6. Berkas rekam medis pasien disimpan menurut nomor rekam medisnya. 2.3 Konsep Sistem Penyimpanan Rekam Medis 2.3.1 Pengertian Sistem Penyimpanan Rekam Medis Kegiatan menyimpan rekam medis merupakan usaha melindungi ekam medis dari kerusakan fisik dan isi dari rekam medis itu sendiri. Rekam medis harus disimpan dan dirawat dengan baik, karena rekam medis merupakan harta benda rumah sakit yang sangat berharga.
15
Ada 2 cara pengurusan penyimpanan dalam pengelolahan rekam medis yaitu: 1.
Sentralisasi Sentralisasi ini diartikan penyimpanan rekam medis seorang pasien dalam
satu kesatuan baik catatan kunjungan poliklinik maupun catatan-catatan selama seorang pasien dirawat. Sistem ini disamping banyak kebaikannya juga ada kekurangannya. Kebaikannya : a. Mengurangi terjadinya pengadaan pemeliharaan dan penyimpangan rekam medis. b. Mengurai jumlah biaya yang dipergunakan untuk peralatan dan ruangan. c. Tata kerja dan peraturan mengenai kegiatan pencatatan medis mudah distandarisasikan. d. Memungkinkan peningkatan efesiensi kerja petugas penyimpanan, mudah menerapkan sistem unit record. Kekurangan : a.
Petugas menjadi lebih sibuk, karena harus menangani unit rawat jalan dan unit rawat inap.
b.
Tempat penerimaan pasien harus bertugas 24 jam.
2.
Desentralisasi Dengan cara desentralisasi terjadi pemisahan antara rekam medis
poliklinik dengan rekam medis penderita di rawat. Rekam medis poliklinik disimpan di satu tempat penyimpanan, sedangkan rekam medis penderita di rawat disimpan di bagian pencatatan medis.
16
Kebaikannya : a. Efesien waktu, sehingga pasien mendapat pelayanan lebih cepat. b. Beban kerja yang dilakukan oleh petugas lebih ringan. Kekurangan : a. Terjadi duplikasi dalam pembuatan rekam medis b. Biaya yang diperlukan untuk perawatan dan ruangan lebih banyak. Secara teori cara sistem sentralisasi lebih baik dari pada cara desentralisasi, tetapi pada pelaksanaannya sangat tergantung pada situasi dan kondisi rumah sakit masing-masing. Hal-hal yang mempengaruhi yang berkaitan dengan situasi dan kondisi tersebut antara lain (Depkes RI, 1997) 1.
Karena terbatasnya tenaga yang terampil, khususnya yang menangani pengelolaan rekam medis.
2. Kemampuan dana rumah sakit yang dikelola oleh direktur. Fasilitas fisik ruangan penyimpanan. Alat penyimpanan yang baik, penerangan yang baik, pengaturan suhu, pemeliharaan ruangan, perhatian terhadap faktor keselamatan, bagi suatu kamar penyimpanan rekam medis sangat membantu memelihara dan mendorong kegairahan kerja dan produktivitas pegawai-pegawai yang berkerja disitu Alat penyimpanan rekam medis yang umum dipakai : a.
Rak terbuka (open self file unit)
b.
Lemari lima laci (ficve drawer file cabinet)
17
Disamping itu masih ada alat penyimpanan yang lain yang lebih modern, misalnya roll opac, akan tetapi alat penyimpanan ini hanya mampu dimiliki oleh rumah sakit, rumah sakit tertentu saja mengingat harganya yang mahal. Rak terbuka dianjurkan pemakaiannya dengan alasan 1.
Harga lebuh murah
2.
Petugas dapat mengambil dan menyimpan rekam mdis lebih cepat.
3.
Menghemat ruangan dengan menampung lebih banyak rekam medis dan tidak terlalu makan tempat.
Rekam medis harus diberi sampul pelindung untuk : a.
Memelihara keutuhan susunan lembaran-lembaran rekam medis.
b.
Mencegah, terlepas atau sobek lembara, akibat sering bolak – balik lembaran tersebut.
Sampul yang sering dipakai : a.
Sampul pelindung
b.
Map
c.
Amplop
Sampul pelindung dilengkapi dengan penjepit (fastener) untuk mengikat lembaran-lembaran rekam medis atau disebelah kiri seperti lembaran buku. Penjepit dipasang pada bagian atas lembaran-lembaran rekam medis atau disebelah kiri seperti lembaran buku. Jika menggunakan bagian map bagian tengah map harus diberi lipatan, sehingga memungkinkan bertambah tebalnya lembaran-lembaran yanf tersimpan didalamnya. Sampul-sampul penyimpanan dapat disimpan dengan pencantuman
18
nomor-nomor yang dicetak, sehingga kelihatan rapi, nama penderita dan nomor harus jelas tertulis pada sampul (map) Ketentuan dan prosedur penyimpanan rekam medis lainnya (Depkes, 2006). 1. Pada saat rekam medis dikembalikan ke bagian rekam medis, harus disortir menurut nomor sebelum disimpan. Hal ini membantu menentukan rekam medis yang diperlukan tetapi tidak ada dalam tempat penyimpanan dan memudahkan pekerjaan penyimpanan. 2. Hanya petugs-petugas rekam medis yang dibenarkan menangani rekam medis, pengecualian diberikan kepada pegawai rumah sakit yang bertugas pada sore hari dan malam hari. Dokter-dokter, staf rumah sakit, pegawaipegawai dari bagian lain tidak diperkenankan mengambil berkas rekam medis dari tempat penyimpanan. Rekam medis yang sampulnya rusak atau lembarannya lepas, harus segera diperbaiki untuk mencegah makin rusak atau hilangnya lembaranlembaran yang diperlukan. 3. Pengamatan terhadap penyimpanan harus dilakukan secara periodik, untuk menentukan salah simpan dan melihat kartu pinjaman yang rekam medisnya masih belum dikembalikan. 4. Rekam medis yang tebal harus dijadikan 2 atau 3 jilid. 5. Petugas yang mengepalai kegiatan penyimpanan harus membuat laporan rutin, kegiatan yang meliputi :
19
a. Jumlah rekam meis yang dikeluarkan setiap hari dari rak penyimpanan untuk memenuhi permintaan. b. Jumlah permintaan darurat. c. Jumlah salah simpan. d. Jumlah rekam medis yang tidak dapat ditemukan. 2.3.2 Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis Menurut Departemen Kesehatan RI bahwa pengetahuan petugas adalah kemampuan atau karakteristik yang dimiliki seseorang berupa keterampilan dan sikap yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan jabatan yang dilakukan secara profesional, efektif dan efesien. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui mengenai suatu, lebih jelasnya, pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan melalui panca indra manusia, yakni indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kongnitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2003). Selain itu, pengetahuan adalah segala maklumat yang berguna bagi tugas yang jelas dilakukan jadi, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah persepsi yang jelas mengenai sesuatu, pemahaman, pembelajaran, pengalaman partikel, kemahiran, serta kumpulan maklumat yang dapat dapat digunakan untuk menjawab persoalan ataupun memecahkan masalah yang dihadapinya.
20
Pengetahuan yang dicakup di dalam dominan kongitif mempunyai 6 tingkat, yakni (Notoatmodjo, 2007). 1. Tahu (know), diartikan sebagai mengingatkembali suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, yaitu terhadap sesuatu yang spesifiknya dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. 2. Memahami (comprehension), suatu kemampuan untuk menjelaskan tentangobyek yang diketahui secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyimpulkan dan sebagainya. 3. Aplikasi (application), suatu kemampuan untuk menggunakan matri yang telah dipelajari pada kondisi yang sebenarnya. Aplikasi yang disni dapat diartikan sebagai penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang nyata. 4. Analisis (analysis), suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau obyek ke dalam komponen-komponen tetapi masih didalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitanya satu sam yang lain. 5. Sintetis
(synthesis),
suatu
kemampuan
untuk
meletakan
atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Intinya, sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasiformulasi yang ada. 6. Evaluasi (evaluation), kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu obyek atau materi. Penilaian-penilaian ini
21
didasarkan pada suatu kriteria yang dutentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan profesional, baik anggota maupun organisasi dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan profesi melalui penerapan ilmu dan teknologi yang berkaitan dengan perkembangan di bidang rekam medis atau informasi kesehatan 2.4 Konsep Rumah Sakit 2.4.1 Pengertian Rumah Sakit Rumah sakit dalam bahasa Inggris disebut hospital. Kata hospital berasal dari kata bahasa latin hospital yang berarti tamu. Secara lebih luas kata itu bermakna menjamu para tamu. Memang menurut sejarahnya, hospital atau rumah sakit adalah suatu lembaga yang bersifat kedermawanan (charitable), untuk merawat pengungsi atau memberikan pendidikan bagi orang-orang yang kurang mampu atau miskin, berusia lanjut, cacat, atau para pemuda (Kemenkes RI. 2012). Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara merata dengan mengutamakan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dalam suatu tatanan rujukan, serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga dan penelitian. Rumah sakit juga merupakan institusi yang dapat memberi keteladanan dalam budaya hidup bersih dan sehat serta kebersihan lingkungan (Depkes RI. 2009).
22
2.4.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Menurut Depkes RI (2009) rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Untuk menjalankan tugas rumah sakit mempunyai fungsi : a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit. b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis . c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan. d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan. 2.5
Kerangka Konsep Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka yang menjadi kerangka
konsep dalam karya tulis ilmiah ini adalah 1. 2. 3. 4.
Pendidikan Lama Kerja Umur Jenis Kelamin
Sistem penyimpanan berkas rekam medis
Keterangan : : Variabel yang diteliti : Penghubung
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Metode Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan petugas rekam medis terhadap sistem penyimpanan berkas rekam medis pendekatan analisisnya adalah analisis Deskriiptif kualitatif yaitu menggambarkan tentang suatu variabel melaui angka-angka (Arikunto, 1998). 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian Rumah Sakit Umum Sufina Aziz Medan adalah Rumah Sakit swasta yang berdiri pada tanggal 02 Maret 2001.Dan saat ini sudah beroperasional sejak 11 tahun yang lalu.Rumah Sakit ini berkedudukan di Jalan Karya Baru No 1 Kelurahan Helvetia Timur, kecamatan Medan Helvetia. Adapun cita-cita dari pendirian rumah sakit ini adalah untuk memberikan pelayanan yang prima dalam rangka memenuhi kebutuhan kesehatan Warga Negara Indonesia. Dengan berkembangnya dunia kesehatan, maka kami rumah sakit umum Sufina Aziz Medan melengkapi berbagai fasilitas yang menunjang untuk meningkatkan pelayanan masyarakat khususnya unutuk masyarakat kurang mampu. Dalam Rangka menunjang program – program pemerintah, khususnya disektor kesehatan,maka RSU Sufina Aziz Medan adalah salah satu yang mendukung program pemerintah seperti menerima dan melayani peserta
23
24
Jamkesmas dan JPKMS. Rumah Sakit Sufina Aziz juga bekerjasama dengan PT Jamsostek dan perusahaan Swasta khususnya dibidang Kesehatan. Kecamatan Medan Helvetia berbatasan langsung dengan kecamatan Medan Baru di sebelah Selatan, Kecamatan Medan Barat disebelah Utara, kecamatan Medan Sunggal sebelah Barat dan Kecamatan Medan Barat disebelah Timur.Kecamatan Helvetia memiliki luas wilayah mencapai 11,55 Km2. 3.2.3 Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2016. 3.3 Populasi, Sampling dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Menurut
Arikunto
(2006),
Populasi
adalah
keseluruhan
subjek
penelitian.Populasi dalam penelitian ini adalah petugas rekam medis dibagian penyimpanan berkas rekam medis 9 orang. 3.3.2 Teknik Sampling Metode sampling yang digunakan adalah Total Sampling, dimana peneliti mengambil seluruh populasi yang akan dijadikan sebagai sampel penelitian yang berjumlah 9 orang. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2007). 3.3.3 Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dari keseluruhan objek-bjek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmojo, 2005). Sampel dalam penelitin ini adalah semua petugas dirumah sakit jumlah
25
dari total sampling yang petugas rekam medisnya dibagian penyimpanan berkas rekam medis yang berjumlah 11 orang. 3.4 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Jenis Data Penelitian ini menggunakan jenis data sebagai berikut : 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh sendiri oleh peneliti dengan melakukan wawancara terhadap responden dengan menggunakan kuesioner yang disusun berdasarkan konsep tertulis. 1. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain atau institusi yang secara rutin mengumpulkan data, data ini diambil dari rekam medik Rumah Sakit Sufina Aziz Medan Medan. 3.5 Variabel dan Defenisi Operasional 3.5.1 Variabel Penelitian Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapat oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010). Adapun variabel-variabel yang akan diamati oleh penelitian sebagai berikut : 1. Umur 2. Jenis kelamin 3. Pendidikan 4. Lama kerja
26
3.5.2 Defenisi Operasional 1. Umur Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola fikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik (Notoatmodjo, 2010) 2. Jenis kelamin Jenis petugas rekam medis dikatagorikan a. Perempuan b. Laki-laki 3. Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderunng untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak pengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh
27
di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu objek juga mengandung dua aspek yaitu aspek poositif dan negatif. Kedua objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menimbulkan sikap positif terhadap objek tersebut. 3.5.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu: 1.
Metode Angket/Kuesioner
Angket/Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak). Angket dilakukan dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir - formulir, diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan tanggapan, informasi, jawaban, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012). 2.
Metode Observasi
Observasi adalah suatu prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi, melihat, dan mencatat jumlah dan taraf aktivitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Melihat secara langsung tingkat pengetahuan petugas Rekam Medis tentang sistem penyimpanan rekam medis di rumah sakit Sufina Aziz Medan. Untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan petugas Rekam Medis tentang sistem penyimpanan di Rumah Sakit Umum Sufina Azis Medan, peneliti
28
menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Irchman (2009) dengan rumus sebagai berikut :
F P=
x 100 % N
Keterangan : P :Persentase F :Jumlah jawaban yang benar N :Jumlah soal 3.5.4 Teknik Pengukuran Penilaian tingkat pengetahuan petugas Rekam Medis tentang sistem penyimpanan rekam medis di rumah sakit Sufina Aziz Medan. diukur dengan menggunakan kuesioner yang berisi 15 pertayaan, skala pengukuran penilaian, penerapan akreditasi dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal. Skala ordinal adalah pengukuran dimana skala yang dipergunakan disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut tertentu sehingga penyusunannya disusun secara terurut dari yang rendah sampai yang tinggi menurut suatu ciri tertentu (Nasir, 2011).
Rumus range = (NTt – NTr) (20– 0) = 15 Rumus interval = Keterangan :
𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘
NTt : Nilai tertinggi
=
20 3
= 6.66 = 7
29
NTr : Nilai terendah Kelas : 3 Jadi kategori penilaian dibagi menjadi 3 bagian yaitu : 1. Sangat baik, bila mampu menjawab benar sebanyak 12 – 20 pertanyaan 2. Baik , bila mampu menjawab benar sebanyak 6 - 12 pertanyaan 3. Cukup , bila mampu menjawab benar sebanyak 0 – 6 pertanyaan 3.6 Teknik Analisa Data Teknik yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan teknik analisis deskriptif yaitu dengan cara mendiskripsikan data yang telah dikumpulkan dan diolah menjadi hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan petugas rekam medis tentang sistem penyimpanan berkas rekam medis.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Penelitian Setelah melakukan penelitian tentang tingkat pengetahuan petugas rekam
medis terhadap sistem penyimpanan berkas rekam medis di RSU Sufina Aziz Medan dengan jumlah responden sebanyak 9 orang. Maka hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut : 4.1.1 Karakteristik Responden Tabel 4.1. Distribusi Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Umur di RSU Sufina Aziz Medan No. 1 2 3
Umur 20-25 tahun 26-30 tahun >30 Total
Dari tabel
Frekuensi 2 7 1 9
% 22,2 77,8 11,1 100
diatas dapat kita lihat bahwa sebanyak 7 orang (77,8%)
dijumpai umur 20-25 tahun, sebanyak 2 orang (22,2%) dijumpai umur 26-30 tahun, sebanyak 1 orang (11,1%) yang dijumpai berumur >30 tahun.
30
31
Tabel 4.2. Distribusi Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Jenis Kelamin di RSU Sufina Aziz Medan No 1 2
Jenis kelamin Perempuan Laki - laki Total
Frekuensi 7 2 9
% 77,8 22,2 100
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jenis kelamin perempuan sebanyak 7 orang (77,8%) dan dijumpai jenis kelamin laki-laki sebanyak 2 orang(22,2%). Tabel 4.3. Distribusi Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Pendidikan di RSU Sufina Aziz Medan No 1 2
Pendidikan D3 S1 Total
Frekuensi 5 4 9
% 55,6 44,4 100
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang berpendidikan D3 dijumpai sebanyak 5 orang (55,6%) dan yang berpendidikan S1 dijumpai sebanyak 4 orang (44,4%). Tabel 4.4 Distribusi Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Masa Kerja di RSU Sufina Aziz Medan No 1 2
Masa kerja 0-4 5> Total
Dari tabel
Frekuensi 6 3 9
% 66,7 33,3 100
diatas dapat kita lihat bahwa sebanyak 6 orang (66,7%)
dijumpai dengan lama bekerja selama 0-4 tahun, sebanyak 3 oarang (33,3%) dijumpai dengan lama bekerja selama >5 Tahun tahun.
32
4.1.2. Tingkat Pengetahuan Tabel 4.5. Distribusi Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Pengetahuan Di RSU Sufina Aziz Medan No. 1. 2. 3.
Pengetahuan Baik Cukup Kurang Total
Dari tabel
Frekuensi 2 5 2 9
% 22,2 55,6 22,2 100
diatas dapat dilihat bahwa paling banyak responden
berpengetahuan baik yaitu sebanyak 2 orang (22,2%), berpengetahuan cukup dijumpai sebanyak 5 orang (55,6%), berpengetahuan kurang dijumpai sebanyak 2 orang (22,2%).
33
4.2.
Pembahasan Setelah dilakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan petugas rekam
medis terhadap sistem penyimpanan berkas rekam medis di RSU Sufina Aziz Medan dengan 9 responden (100%), maka dapat disimpulkan pengetahuan petugas rekam medis dikatakan cukup dengan mayoritas pengetahuan petugas rekam medis tentang sistem penyimpanan berkas rekam medis terhadap 9 responden (100%) sebanyak 5 responden (55,6%). 4.2.1. Tingkat pengetahuan petugas rekam medis terhadap sistem penyimpanan berkas rekam medis Dari hasil penelitian dapat diperoleh hasil bahwa dari 9 responden (100%) yang berpengetahuan baik tentang sistem penyimpanan berkas rekam medis sebanyak 2 orang (22,2%) dan berpengetahuan cukup sebanyak 5 orang (55,6%) dan yang berpengetahuan kurang sebannyak 2 orang (22,2%). Menurut notoatmodjo, pengetahuan ialah hasil tahu dan ini terjadi setelah melakukan pengamatan terhadap objek tertentu, penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penciuman, rasa dan raba. Menurut asumsi penulis bahwa responden pada umumnya berpengetahuan baik yakni disebabkan karena peran dan fungsi penginderaan dimana seseorang dapat menerima stimulus dari suatu objek tertentu, dari yang tidak tahu menjadi tahu atau muncl pengetahuan baru terhadap suatu objek tertentu. 4.2.2. Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis Di RSU Sufina Aziz Medan. Penyimpananberkas rekam medis merupakan penjajaran rekam medis (filling) menurut cara dan sistem yang berlaku dan disimpan dalam ruang penyimpanan yang aman, penyimpanan berkas rekam medis dilakukan dengan
34
cara sistem sentralisasi dalam satu ruangan tersendiri dan hanya dikelola oleh petugas rekam medis urusan filling ( penjajaran ). Tujuan penyimpanan di RSU Sufina Aziz Medan adalah Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam penyimpanan rekam medis agar terjamin keutuhan, keamanan, kerahasiaan serta mempermudah pengambilan kembali berkas ream medis untuk kebutuhan pelayanan, pendidikan, penelitian maupun keperluan hukum. Ketentuan dan prosedur penyimpanan berkas rekam medis di RSU Sufina Aziz Medan. 1. Rekam medis yang sudah selesai di koding dan indexing berkas rekam medis
diserahkan kepada petugas rak file dengan menggunakan buku ekspedisi. 2. Bagaian penjajaran (filling) setelah menerima berkas rekam medis tersebut
maka petugas penjajaran bertanggung jawab atas pengelompokkan penjajaran pada rak penyimpanan . 3. Penjajaran penyimpanan berkas rekam medis dalam rak penyimpanan
dilakukan berdasarkan sistem penjajaran angka akhir ( terminal digit filing system ). 4. Dalam penyimpanan dengan sistem angka akhir ini harus melihat kelompok
angka dengan pemberian nomor rak penyimpanan dari nomor 00 s.d 99. 5. Selain petugas rekam medis bagian filling (penjajaran) dilarang masuk/
mengambil berkas rekam medis dari rak penyimpanan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan Berdasarkan paparan diatas akhirnya penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa : 1.
Dari hasil penelitian dapat diperoleh hasil bahwa dari 9 responden yang berpengetahuan baik tentang sistem penyimpanan berkas rekam medis sebanyak 2 orang (22,2%) dan berpengetahuan cukup sebanyak 5 orang (55,6%) dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 2 orang (22,2%).
2. Berdasarkan umur 20-25 tahun, sebanyak 2 orang (22,2%) dijumpai umur 2630 tahun, sebanyak 1 orang (11,1%) yang dijumpai berumur >30 tahun. 3. Berdasarkan jenis kelamin perempuan sebanyak 7 orang (77,8%) dan dijumpai jenis kelamin laki-laki sebanyak 2 orang(22,2%). 4. Berdasarkan berpendidikan D3 dijumpai sebanyak 5 orang (55,6%) dan yang berpendidikan S1 dijumpai sebanyak 4 orang (44,4%). 5. Berdasarkan lama bekerja selama 0-4 tahun, sebanyak 3 oarang (33,3%) dijumpai dengan lama bekerja selama >5 Tahun tahun 5.2.
Saran 1. Perlu kebijakan rumah sakit dalam upaya peningkatan kepuasan kerja keamanan dan keselamatan kerja, dengan menciptakan lingkungan dan tempat kerja yang nyaman seperti menyediakan fasilitas pendingin ruangan,
sehingga
petugas
melaksanakan pekerjaan.
35
rekam
medis
termotivasi
dalam
36
Perlu peningkatan pengetahuan petugas rekam medis melalui peningkatan frekuensi pelatihan dan bimbingan tekhnis terhadap uraian
tugas
dan
kegiatan-kegiatan
yang
tercakup
dalam
penyelenggaraan pelayanan rekam medis di RSU Sufina Aziz Medan 2. Mengingat pelayanan rekam medis merupakan pelayanan unit pelayanan terpenting dalam penyelenggaraan pelayanan suatu rumah sakit, maka hendaknya alokasi anggaran untuk bagian rekam medis perlu diperhatikan, khususnya pelatihan secara bergilir bagi petugas rekam medis, baik dilakukan dirumah sakit, maupun pengutus petugas rekam medis untuk mengikuti pelatihan di instansi lain atau yang diadakan di Depkes RI. 3. Untuk responden lebih meningkatkan minat baca agar memperluas pengetahuan tentang sistem penyimpanan berkas rekam medis
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. Suharsimi. 1998. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: rineka cipta Departemen Kesehatan RI. 1998. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam Medis/Medical Record Rumah Sakit. Jakarta: Direktorat Jendral Pelayanan Medik. Departemen Kesehatan RI. 1997. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam Medis/Medical Record Rumah Sakit. Jakarta: Direktorat Jendral Pelayanan Medik. Departemen Kesehatan RI. 2006. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam Medis/Medical Record Rumah Sakit. Jakarta: Direktorat Jendral Pelayanan Medik. Hatta, G. 2008. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta: UI-Press. Menkes RI. 2008. Permenkes RI.Nomor 269/MENKES/PER/III/2008. Jakarta: Menkes RI. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2003. Tingkat pengetahauan . Jakarta: Rineka Cipta http.//www.World Health Organization WHO, 2000. tanggal 22 Mei 2016 pukul 11.30 wib
http://www.scribd.com/doc/44431865/BAB-1-Proposlku.pada tanggal 17 Mei 2016 pukul 12.30 wib
INFORMENT CONSENT
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
:
Alamat
:
Menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian ini yang dilaksanakan oleh : Nama
: Aulia Budi Pratama
Judul Penelitian
: Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Sistem Penyimpanan di Rumah Sakit Sufina Aziz Medan.
Saya yakin bahwa penelitian ini tidak mengakibatkan efek samping terhadap fisik dan mental saya, dan kerahasiaan identitas saya sangat dijaga oleh peneliti. Karena itu saya tidak akan menuntut penelitian dan hasil penelitiannya dikemudian hari.
Medan,
Juli 2016
(Responden)
KUESIONER PENELITIAN
TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG SISTEM PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT SUFINA AZIZ MEDAN TAHUN 2016
A. Identitas Responden : 1. Jenis kelamin
:
2. Usia
: …….tahun
3. Pendidikan:
3. Masa kerja
1. (
) SMA
2. (
) D3 Rekam medis
3. (
) D3 Komputer
4. (
) Lain-lain
: ….. Tahun
Petunjuk Pengisian 1. Berilah tanda checklist ( √ ) pada tempat yang disediakan sesuai dengan kondisi anda. 2. Bila ada pertanyaan yang kurang dimengerti dapat ditanyakan kepada peneliti pada saat pengumpulan data.
No.
Pertanyaan
Benar
1.
Penyimpanan berkas rekam medis merupakan usaha melindungi rekam medis dari kerusakan fisik dan isi dari rekam medis itu sendiri.
2.
Sistem penyimpanan yang dianjurkan adalah sistem desentralisasi.
3.
Berkas rekam medis yang sudah siap disimpan adalah berkas rekam medis yang sudah di assembling, koding, indeks, analisa, fileing.
4.
Rekam medis harus disimpan dan dirawat dengan baik, karena rekam medis merupakan harta benda rumah sakit yang sangat berharga.
5.
Petugas
rekam
medis
memeriksa
kelengkapan
pengisian rekam medis dan berkas rekam medis yang belum lengkap segera di upaya kelengkapannya. 6.
Berkas rekam medis pasien disimpan menurut nomor rekam medisnya.
7.
Rekam medis harus diberi sampul pelindung untuk memelihara
keutuhan
susunan
lembaran-lembaran
rekam medis. 8.
Alat penyimpanan rekam medis yang umum dipakai rak terbuka yaitu (open self file unit).
9.
Sampul-sampul penyimpanan dapat disimpan dengan pencantuman
nomor-nomor
yang
dicetak,
nama
Salah
penderita dan nomor harus jelas tertulis pada sampul (map). 10.
Diperlukan tracer pada sistem penyimpanan.
11.
Penyimpanan ditentukan berdasarkan terminal digit.
12.
Petugas rekam medis harus melihat kembali berkas rekam medis yang dikembalikan dan diurutkan menurut nomor sebelumnya.
13.
Petugas rekam medis diwajibkan untuk selalu menjaga kerapian diruangan guna untuk mencegah berkas rekam medis yang terlepas atau sobek lembaran.
14.
Pengalaman kerja mempengaruhi tingkat pengetahuan petugas dalam melaksanakan tugas di unit rekam medis.
15.
Pendidikan,
pengalaman
kerja,
dan
umur
mempengaruhi tingkat pengetahuan petugas rekam medis terhadap sistem penyimpanan berkas.
KUNCI JAWABAN 1. Benar 2. Benar 3. Benar 4. Benar 5. Benar 6. Benar 7. Benar 8. Benar 9. Benar 10. Benar 11. Benar 12. Benar 13. Benar 14. Benar 15. Benar
Lama Bekerja
Jenis Kelamin
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
2
1
1
2
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
5
3
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
9
2
2
1
1
2
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
2
2
2
1
2
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
8
2
2
2
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
2
1
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
3
1
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
9
2
2
2
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
13
1
3
1
2
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
14
1
Lama Bekerja 0-4 Tahun = 1 >5 Tahun = 2
Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis
Umur 20-25 Tahun 26-29 Tahun >30 Tahun
Pendidikan: D III Apikes S1
= = =
1 2 3
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
= 1 = 2
Jumlah
Pendidikan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Umur
NO
Karakteristik
MASTER TABEL TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG SISTEM PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT SUFINA AZIZ MEDAN TAHUN 2016
= 1 = 2 = 3