PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG

lembar persetujuan . pengaruh ergonomi terhadap petugas rekam medis . tentang aspek keamanan penyimpanan rekam medis . rawat inap di rsu imelda pekerj...

146 downloads 1328 Views 341KB Size
PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG ASPEK KEAMANAN PENYIMPANAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN TAHUN 2016

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH: NURHAYATI SIAGIAN 1313466030

AKADEMI PEREKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN (APIKES) IMELDA MEDAN TA. 2016

PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG ASPEK KEAMANAN PENYIMPANAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN TAHUN 2016

HASIL PENELITIAN Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya

OLEH: NURHAYATI SIAGIAN 1313466030

AKADEMI PEREKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN (APIKES) IMELDA MEDAN TA. 2016

LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG ASPEK KEAMANAN PENYIMPANAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN TAHUN 2016

OLEH :

NURHAYATI SIAGIAN 1313466030

Penelitian Ini telah Disetujui oleh Oleh Pembimbing sebagai Pesyaratan Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya di Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda Medan

Disetujui : Dosen Pembimbing

(Zulhamdani Napitupulu, M.Kom)

Disahkan : Direktur Akademi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Imelda

(dr. Suheri Parulian Gultom, M.Kes)

PERNYATAAN

PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG ASPEK KEAMANAN PENYIMPANAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU. IMELDA PEKERJA INDONESI MEDAN TAHUN 2016

TUGAS AKHIR Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali ada beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Agustus 2016

NURHAYATI SIAGIAN NIM : 1313466030

LEMBAR PENGUJIAN

Pelitian dengan judul : PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG ASPEK KEAMANAN PENYIMPANAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU. IMELDA PEKERJA INDONESI MEDAN TAHUN 2016

OLEH : NURHAYATI SIAGIAN NIM : 1313466030

Telah diuji dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Pada tanggal 05 Agustus tahun 2016

Penguji I

: Zuhamdani Napitupulu, M.Kom

(

)

Pengguji II

: Dra. Rani Robetty, M.Kom

(

)

Pengguji III

: Zulham Andi Ritonga, SKM

(

)

Disahkan Oleh : Direktur Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan (APIKES) Imelda Medan

(dr. Suheri Parulian Gultom, M.Kes)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I.

II.

III.

IDENTITAS DIRI Nama

: Nurhayati Siagian

Tempat/Tanggal Lahir

: Belawan, 26 November 1995

Agama

: kristen protestan

Anak ke

: 3 (Tiga) dari 5 (Lima) Bersaudara

Alamat

: Jl. Kelapa Blok 21 Lk XV Sicanang

IDENTITAS ORANG TUA Nama Ayah

: Robin Siagian

Pekerjaan

: Wiraswasta

Nama Ibu

: Nurhaida Hutagalung

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Alamat

: Jl. Kelapa Blok 21 Lk XV Sicanang

RIWAYAT PENDIDIKAN 2001-2007

: Negeri 065007 Pulo Sicanang Belawan

2007-2010

: SMP Negeri 26 Medan

2010-2013

: SMA Negeri 20 Medan

2013-2016

: APIKES IMELDA MEDAN

AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMATIKA KESEHATAN (APIKES) IMELDA MEDAN Nama NIM Judul

: Nurhayati Siagian : 1313466030 : Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Tentang Aspek Keamanan Penyimpanan Rekam Medis Rawat Inap Di Rsu Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016

ABSTRAK

Penyimpanan dokumen rekam medis mempunyai arti penting karena berhubungan dengan riwayat penyakit pasien dan kerahasiaan yang terkandung di dalamnya. Untuk menjaga kerahasiaan di tempat penyimpanan hanya petugas yang berkepentingan yang boleh di dalam ruangan tersebut. Tujuan Penelitian ini untuk Mengidentifikasi dan mengetahui aspek keamanan penyimpanan rekam medis rawat inap di Rumah Sakit. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu metode yang dilakukan tujuan untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif. Populasi penelitian ini adalah 23 orang petugas rekam medis, sampel penelitian 23 orang. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan cara teknik total sampling. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa 61% dapat dikatakan ergonomis sedangkan 39% tidak ergonomis. Sebagai saran agar dapat ditingkatkan ergonomis dalam aspek keamanan penyimpanan di rekam medis rawat inap.

Kata kunci

: Ergonomi, Keamanan Penyimpanan Rawat Inap Daftar Pustaka : 13 referensi (1997-2010)

Rekam

Medis

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmat dan Anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Tentang Aspek Keamanan Penyimpanan Rekam Medis Rawat Inap Di Rsu Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016” Adapun tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Perekam Medik di Akademi Perekam Medis Dan informatika Kesehatan Imelda. Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menyadari masih jauh dari sempurna baik dilihat dari segi penulisan, isi dan pembahasan maupun bahasa dan penyajiannya. Untuk itu, penulis bersedia menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung memberikan bimbingan dan bantuan dalam menyelesaikan Karya Tulis Iimiah ini. Dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat penulis mengucapkan terimakasih yang tulus dan ikhlas kepada 1. Bapak dr. H.R.I. Ritonga, M.Sc, selaku Ketua Yayasan Imelda Medan 2. Ibu dr. Imelda Liana Ritonga, S.Kep, M.Pd, MN salaku Koordinator Pendidikan Yayasan Imelda Medan

i

3. Bapak dr. Suheri Parulian Gultom, M.Kes selaku Direktur Akademi Perekam Medis Dan Informatika Kesehatan Imelda Medan 4. Ibu Esra selaku Pudir I Akademi Perekam Medis Dan Informatika Kesehatan Imelda Medan 5. Bapak Ali Sabela, S.Kep Ns selaku Pudir II dosen pembimbing 6. Ibu Dra. Rani Robetty, M.Kom selaku Pudir III Akademi Perakam Medis Dan Informatika Kesehatan Imelda Medan 7. Bapak Zulhamdani Napitupulu M.Kom selaku Pembingbing Saya 8. Seluruh Staf Dosen Akademi Perekam Medis Dan Informatika Kesehatan Imelda Medan 9. Bapak Direktur dan Seluruh staf pegawai RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan 10.Terima kasih kepada ayah saya tersayang dan ibu saya yang telah membesarkan penulis sampai sekarang ini dan banyak memberikan dukungan kepada penulis dari segi materi, motivasi, semangat, doa dan kasih sayang dengan tulus yang tidak ternilai harganya dan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah selama mengikuti perkuliahan di Akademi Perekam Medik Dan Informasi Kesehatan Imelda Medan. 11.Kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

ii

Akhir kata penulisan berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis, tempat penelitian, instalasi pendidikan, pembaca dan peneliti selanjutnya.

Medan, Agustus 2016

Nurhayati Siagian

iii

DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PENGUJIAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP ABSTRAK KATA PENGANTAR .............................................................................. i DAFTAR ISI ............................................................................................. iv DAFTAR TABEL .................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR ................................................................................ vii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ viii BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ................................................................ 1 1.2. Perumusan Masalah ........................................................ 3 1.3. Tujuan ............................................................................. 3 1.4. Manfaat ........................................................................... 3 BAB II

: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teori ............................................................... 2.1.1. Pengertian Rekam Medis ...................................... 2.1.2. Tujuan Rekam Medis ............................................ 2.1.3. Kegunaan Rekam Medis ....................................... 2.1.4. Fungsi Rekam Medis ............................................ 2.2. Sistem Penyimpanan Rekam Medis ............................... 2.2.1. Sentralisasi ............................................................ 2.2.2. Desentralisasi ........................................................ 2.3. Aspek Penyimpanan Rekam Medis ................................ 2.3.1. Penyimpanan Arsip ............................................... 2.3.2. Aspek Ergonomi ................................................... 2.3.3. Tujuan Ergonomi .................................................. 2.3.4. Prinsip-prinsip Ergonomi...................................... 2.3.5. Hubungan Ergonomi Dengan Rekam Medis ........ 2.3.6. Fisik-fisik Ergonomi ............................................. 2.4 Pengertian Kerja Rekam Medis Yang Ergonomis .......... 2.5 Kerangka Konsep ............................................................

5 5 6 7 10 11 12 13 13 14 14 15 15 16 17 18 22

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ............................................................... 3.2. Waktu Dan Tempat Penelitian ........................................ 3.2.1. Waktu Penelitian ................................................... 3.2.2. Tempat Penelitian ................................................. 3.3. Populasi, Teknik Sampling dan Sampel ......................... 3.3.1. Populasi................................................................. 3.3.2. Teknik Sampling ................................................... 3.3.3. Sampel...................................................................

23 23 23 23 24 24 24 24

iv

3.4. Variabel Dan Definisi Operasional ................................. 3.4.1. Variabel Penelitian................................................ 3.4.2. Defenisi Operasional ............................................ 3.5. Instrumen Dan Cara Pengumpulan Data ........................ 3.5.1. Instrumen penelitian ............................................. 3.5.2. Cara Pengumpulan Data ....................................... 3.6. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data .................... 3.6.1. Teknik Pengolahan Data ....................................... 3.6.2. Teknik Analisa Data ............................................. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian ............................. 4.1.1. Sejarah Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan ................................................. 4.1.2. Visi dan Misi ....................................................... 4.1.3. Falsafah dan Motto RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan ................................................. 4.1.4. Struktur Organisasi RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan ................................................. 4.2. Hasil Penelitian ............................................................... 4.3. Pembahasan .................................................................... BAB V

: KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ..................................................................... 5.2. Saran ..............................................................................

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

v

24 24 25 26 26 26 27 27 28

29 29 30 31 31 32 35

36 36

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Tentang Aspek Keamanan Ruang Penyimpanan Berkas Rekam Medis Rawat Inap di RSU. IPI Medan Berdasarkan Jenis Kelamin. ..........................................................

32

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Tentang Aspek Keamanan Ruang Penyimpanan Berkas Rekam Medis Rawat Inap di RSU. IPI Medan Berdasarkan Umur.........................................................................

32

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Tentang Aspek Keamanan Ruang Penyimpanan Berkas Rekam Medis Rawat Inap di RSU. IPI Medan Berdasarkan Pendidikan ................................................................

33

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Tentang Aspek Keamanan Ruang Penyimpanan Berkas Rekam Medis Rawat Inap di RSU. IPI Medan. ................

33

Tabel 4.5. Tabulasi Silang Pengukuran Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Ruang Penyimpanan Rawat Inap RSU. Imelda Medan berdasarkan Jenis Kelamin....................................

34

Tabel 4.7. Tabulasi Silang Pengukuran Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Ruang Penyimpanan Rawat Inap RSU. Imelda Medan berdasarkan Pendidikan. .......................................

35

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Kerangka Konsep …………………………………

vii

22

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I

: Surat Izin Penelitian dari Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda Medan

Lampiran II

: Surat Balasan Izin Penelitian di RSU. IPI. Medan

Lampiran III : SK Dosen Pembimbing KTI Lampiran IV : Kuesioner Lampiran V

: Master Tabel

Lampiran VI : Lembar Konsul

viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia UU NO 44 tentang RS persyaratan kesehatan lingkungan Rumah Sakit. Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. Sedangkan pengertian Rumah Sakit menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. (No.340/MENKES/PER/III/2010). Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam medis merupakan keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnese penentuan fisik laboratorium, diagnose segala pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien da pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun mendapatkan pelayanan gawat darurat. ( No.269/MENKES/PER/III/2008 ) Rekam Medis bukan hanya pencatatan saja tetapi merupakan suatu sistem penyelenggaraan rekam medis, artinya adalah suatu kegiatan yang memuat riwayat sejak pertama kali pasien datang diberikan pelayanan kesehatan sampai

1

2

titik terakhir data pasien diolah dan kemudian disimpan. Rekam medis merupakan data pasien yang harus dilindungi. Pada saat ini banyak rumah sakit di indonesia yang memiliki mutu pelayanan yang baik dan didukung berbagai sarana dan prasarana yang canggih. Dengan banyaknya rumah sakit maka diperlukan juga sistem majanemen di kelola dengan baik maka rumah sakit akan maju dan berkembang, tetapi jika sistem manajemen rumah sakit tidak baik maka tertib administrasinya juga tidak baik. Hal ini juga bisa diamati dari ruang penyimpanan atau filing yang ada di rumah sakit tersebut dan dapat dilihat dari rak penyimpanannya. Jika dalam ruang penyimpanan dokumen rekam medis itu terlalu sempit dan penyediaan rak file dokumen rekekam medis menjadi padat yang menyebabkan rekam medis dan sampul pelindung menjadi rusak dan salain itu penyimpanan rekam medis terlihat kurang rapi, dan bila ada retrieval/pengambilan kembali pelayanan agak lama karena pada sampul pelindung rekam medis banyak nomor rekam medis yang hilang (sobek) sehingga akan berdampak terhadap mutu pelayanan rekam medis di rumah sakit. Selanjutnya dengan dasar tersebut sudah jelas bahwa rumah sakit benar-benar

memperhatikan

sistem

penyimpanan

rekam

medis

guna

mempelancarkan proses pengambilan kembali rekam medis dan untuk meningkatkan mutu pelayanan terhadap pasien. Berdasarkan uraian di atas maka penulisan tertarik untuk melakukan penelitian “ Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Tentang Aspek Keamanan Penyimpanan Rekam Medis Rawat Inap Di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016 ”.

3

1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan dalam penulisan karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut, Bagaimana pengaruh ergonomi terhadap petugas rekam medis tentang aspek keamanan penyimpanan rekam medis rawat inap di rumah sakit Imelda Pekerja Indonesia. 1.3 Tujuan Tujuan penulisan karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui gambaran tentang sistem penyimpanan Rekam Medis

di

Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia di pelayanan kesehatan dalam peningkatan mutu pelayanan rekam medis yang efektif. 2. Mengidentifikasi dan mengetahui aspek keamanan penyimpanan rekam medis rawat inap di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia. 1.4 Manfaat Manfaat karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut. 1.4.1 Bagi Rumah Sakit Sebagai perencanaan dan pengambilan keputusan tentang masalah yang di hadapi dalam ruang penyimpanan rekam medis, sehingga berguna untuk bahan perbaikan dan pengembangan sistem penyimpanan Rekam Medis di Rumah Sakit umum Imelda pekerja indonesia dimasa yang akan datang. 1.4.2 Bagi Penulis Menambah wawasan, pengalaman tentang kebutuhan penyimpanan rak rekam medis yang sesuai dengan kebutuhan dan sebagai sarana dengan yang ada

4

di lapangan khususnya dalam letak keamanan penyimpanan rekam medis. 1.4.3 Bagi Akademik Sebagai tambahan referensi tentang pengembangan Ilmu pengetahuan pengaruh petugas rekam medis ergonomi terhadap aspek keamanan penyimpanan rekam medis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Rekam Medis Menurut permenkes rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam medis merupakan keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnese penentuan fisik labolatorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap,rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat. (No.269/MENKES/PER/III/2008). Sedangkan menurut (Huffman, 1999) rekam medis adalah fakta yang berkaitan dengan keadaan pasien, rawat penyakit dan pengobatan masa lalu serta saat ini yang ditulis oleh profesi kesehatan yang memberikan pelayanan kepada pasien tersebut. Dengan melihat kedua pengertian diatas dapat dikatakan bahwa suatu berkas rekam medis mempunyai arti yang lebih luas dari pada hanya sekedar catatan biasa, karena didalam catatan tersebut sudah memuat segala informasi menyangkut seorang pasien yang akan dijadikan dasar untuk menetukan tindakan lebih lanjut kepada pasien.

5

6

2.1.2 Tujuan Rekam Medis Menurut Hatta R. Gamela (2009) Tujuan rekam medis dibagi menjadi dalam dua kelompok besar yaitu tujuan primer dan tujuan sekunder. 1. Tujuan Primer Tujuan primer rekam medis ditunjukan kepada hal yang paling berhubungan lansung dengan pelayanan pasien. Tujuan primer terbagi dalam beberapa kepentingan yaitu: a. Untuk kepentingan pasien, rekam medis merupakan alat bukti utama yang mampu membenarkan adanya pasien dengan identitas yang jelas dan telah mendapatkan berbagai pemeriksaan dan pengobatan disarana pelayanan kesehatan dengan segala hasil serta konsekuensi biasanya. b. Untuk kepentingan pelayanan pasien, rekam medis mendokumentasikan pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, penunjang medis dan tenaga lain yang bekerja dalam berbagai fasilitas pelayanan kesehatan. c. Untuk kepentingan manejemen pelayanan, rekam medis yang lengkap memuat segala aktivitas yang terjadi dalam manajemen pelayanan sehingga digunakan dalam menganalisa berbagai penyakit, menyusun pedoman praktik, serta untuk mengevaluasi mutu pelayanan yang diberikan. d. Untuk kepentingan menunjang pelayanan, rekam medis yang rinci akan mampu menjelaskan aktivitas yang berkaitan dengan penanganan sumbersumber.

7

2. Tujuan sekunder Tujuan sekunder rekam medis ditunjukan kepada hal yang berkaitan dengan lingkungan seputar pelayanan pasien namun tidak berhubungan langsung secara spesifik, yaitu untuk kepentingan edukasi, riset, peraturan dan pembuatan kebijakan. Tata kerja rekam medis bertujuan untuk terlaksananya pengaturan kegiatan rekam medis dengan cepat dan benar. Untuk terlaksananya tujuan tersebut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut (Depkes RI,1991) : a. Setiap pasien yang datang berobat baik rawat jalan maupun rawat inap, harus mempunyai rekam medis yang lengkap dan akurat. b Pada tiap-tiap unit pelayanan harus tersedia buku register yang diisi setiap saat kunjungan diterimanya seorang pasien. c. Setiap petugas rumah sakit yang melayani/melakukan tindakan kepada pasien diharuskan mencatat semua tindakan yang diberikan kepada pasien ke dalam lembaran-lembaran rekam medis, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. 2.1.3 Kegunaan Rekam Medis Kegunaan Rekam Medis, Rekam Medis mempunyai kegunaan yang sangat luas, karena tidak hanya menyangkut antara pasien dengan pemberi pelayanan saja. Dibawah ini beberapa kegunaan rekam medis menurut (Depkes RI, 1997) :

8

a. Sebagai alat komunikasi antar dokter dengan ahlinya yang ikut ambil bagian didalam memberikan pelayanan pengobatan, perawatan kepada pasien. b. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien. c. Sebagai bukti tertulis atas semua tindakan pelayanan, pertimbangan penyakit dan pengobatan selama pasien berkunjung dirawat di rumah sakit. d. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien. e. Melindungi kepentingan hukum pada pasien, rumah sakit maupun dokter dan tenaga kesehatan lainnya. f. Sumber informasi dari pasien yang berobat ke rumah sakit untuk keperluan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan pasien. g. Menyediakan data-data khususnya yang sangat berguna untuk penelitian dan pendidikan. h. Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medis pasien. i. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan. Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain (Depkes RI,1997) :

9

1. Aspek administrasi Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya menyangkut tindakan berdasarkn wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuhan pelayanan kesehatan. 2. Aspek medis Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medik, karaena catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawat yang harus diberikan kepada pasien. 3. Aspek hukum Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan keadilan. 4. Aspek keuangan Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya mengandung data atau informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan. 5. Aspek penelitian Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya menyangkut data atau informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan. 6. Aspek pendidikan Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut data atau informasi tentang perkembanagan kronologi dan kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut

10

dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi pengajaran dibidang profesi sipemakai. 7. Aspek dokumentasi Suatu berkas rekam mempunyai nilai dokumentasi, kerena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan untuk pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit. 2.1.4 Fungsi Rekam Medis Fungsi rekam medis adalah untuk menyimpan data dan imformasi pelayanan pasien. Agar fungsi itu tercapai, beragam metode dikembangkan secara efektif seperti dengan melaksanakan ataupun mengembangkan sejumlah sistem kebijakan, dan proses pengumpulan termasuk dengan penyimpanan secara mudah diakses disertai dengan keamanan yang baik (Hatta, 2009). Selain itu ada beberapa fungsi yang lebih penting dari rekaman medik, yaitu : 1. Dokumentasi Rekam medis merupakan sarana untuk penyimpanan berbagai dokumen yang berkaitan dengan kesehatan pasien. Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan dokumen-dokumen

dengan menggunakan

bukti yang akurat dari pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari karangan/ tulisan, wasiat,buku, undang-undang, dan sebagainya.

11

2. Alat bukti rekam medis bisa menjadi alat bukti di pengadilan. Dari rekaman medis itu akan terbuka, tindakan salah apa yang telah dilakukan dokter atau perawat bersangkutan. Dokter tidak boleh menghapus tulisan apapun pada rekaman medis. "Kalau ada kesalahan tulisan, dokter tidak boleh menghapus, tapi hanya boleh mencoret sekali sehingga tulisan semula masih bisa dibaca, serta diparaf," jelas dokter yang hobi memasak ini. 3. Identifikasi Jenazah Fungsi yang tidak kalah penting dari rekam medis adalah untuk identifikasi jenazah yang sulit dikenali. Dalam suatu kecelakaan hebat misalnya, rekam medis sangat membantu dalam mengenali jenazah. 4. Acuan dalam memberikan pelayanan kesehatan Dapat digunakan sebagai acuan dokter dan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan baik dalam menentukan diagnosis, memberikan pengobatan, tindakan medis dan pelayanan selanjutnya bagi pasien. Rekam medis yang baik, benar, lengkap dan jelas dapat meningkatkan pelayanan kesehatan bagi pasien. 2.2

Sistem Penyimpanan Rekam Medis Dokumen rekam medis termasuk arsip seperti pada ketentuan yang ditinjau

dalam UU No. 7 tahun 1971 tentang ketentuan-ketentuan pokok kearsipan, maka dokumen rekam medis harus dikelola dan dilindungi sehingga aman dan terjaga kerahasiaannya. Penyimpanan dokumen rekam medis mempunyai arti penting karena berhubungan dengan riwayat penyakit pasien dan kerahasiaan yang

12

terkandung di dalamnya. Untuk menjaga kerahasiaan di tempat penyimpanan hanya petugas yang berkepentingan yang boleh di dalam ruangan tersebut. Sebelum menentukan suatu sistem yang akan dipakai perlu terlebih dahulu mengetahui bentuk penyusuran penyimpanan yang ada dalam pengelolahan rekam medis. Ada dua cara pengurusan penyimpanan dalam penyelenggaraan rekam medis, yaitu (Dirjen Yankes, 1993). 2.2.1 Sentralisasi Sentralisasi ini diartikan penyimpanan rekam medis seorang pasien dalam satu kesatuan baik catatan kunjungan poliklinik maupun catatan-catatan selama seorang pasien dirawat. Sistem ini disamping banyak kebaikannya juga ada kekurangan (Dirjen Yankes, 1993). 1. Kebaikannya: a. Mengurangi terjadinya penggunaan dalam pemeliharan dan penyimpanan rekam medis. b. Mengurangi jumlah biaya yang dipergunakan untuk peralatan dan ruangan. c. Tata kerja dan peraturan mengenai kegiatan pencatatan medis mudah distandarisasikan. d. Memungkikan peningkatan efisiensi kerja petugas penyimpanan. Mudah menerapkan sistem unit record. 2. Kekurangan: a. Petugas menjadi baik sibuk, karena harus menangani Unit Rawat Jalan dan Unit Rawat Inap. b. Tempat penerimaan pasien harus bertugas selama 4 jam.

13

2.2.2 Desentralisasi Dengan cara desentralisasi terjadi pemisahan antara rekam medis poliklinik disimpan di satu tempat penyimpanan, sedangkan rekam medis penderita dirawat disimpan dibagian pencatatan rekam medis (Dirjen Yankes, 1993). 1. Kebaikannya: a. Efisiensi waktu, sehingga pasien mendapatkan pelayanan lebih cepat. b. Beban kerja yang dilaksanakan petugas lebih ringan. 2. Kekurangan: a. Terjadi duplikasi dalam pembuatan rekam medis. b. Biaya yang diperlukan untuk perawatan dan ruang lebih banyak. Secara teori sistem sentralisasi lebih baik dari pada cara sistem desentralisasi, tetapi pada pelaksananya sangat tergantung pada situasi dan kondisi masingmasing rumah sakit. 2.3 Aspek Penyimpanan Rekam Medis Aspek penyimpanan rekam medis harus tampak bersih, rapi dan teratur. Faktor ini akan mempengaruhi efesiensi kerja staf kearsipan dan akan menimbulkan respon bagi para pengguna. Kantor tidak teratur tampak ceroboh akan menberikan kesan bahwa sistem penyimpanan ceroboh. Standar keamanan penyimapanan, semua folder dan kertas-kertas termasuk rekam medis harus ditempatkan pada tempat yang dekat dengan pekerjaan seharihari khususnya mengenai rekam medis yang masih berguna untuk keperluan pekerjaan maupun yang tidak berguna lagi disimpan secara khusus. Terutama bagi rekam medis yang bergunaannya cukup penting, hal ini untuk mnghindari

14

penyalagunaan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Rekam medis yang tidak berguna lagi segera dimusnahkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku 2.3.1 Penyimpanan Arsip Penyimpanan harusnya dilakukan dengan mempergunakan suatu sistem tertentu yang memungkinkan : a. Penemuan kembali dengan mudah dan cepat apabila sewaktu-waktu diperlukan b. Mengambil arsip dari tempat penyimpanan dapat dilakukan dengan mudah c. Pengembalian arsip ketempat penyimpanan data dilakukan dengan mudah 2.3.2 Aspek Ergonomi Aspek ergonomi adalah suatu bidang studi yang menangani perancangan kegiatan dan tugas yang cocok dengan kapabilitas manusia dan limitnya faktor kenyamanan kerja seperti kenyamanan dari segi anatomi, psiologi, manajemen, tata letak ruang dan peralatan yang mudah dijangkau bagi manusia dalam melaksanakan aktivitasnya. Aspek ergonomi merupakan bagian yang penting di dalam interaksi manusia dan komputer, sehingga dalam menggunakan komputer lebih nyaman, lebih sehat, lebih produktif, dan tentunya dapat meningkatkan kepuasan dalam bekerja.

15

Aspek Ergonomi terdiri dari 5 bagian yaitu: 1. Manusia 2. Perilaku 3. Budaya 4. Sistem Kerja 5. Kedisplinan dan tanggung jawab 2.3.3 Tujuan Ergonomi Adapun tujuan dari ergonomi adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja. 2. Meningkatkan kesejahteraan social melalui peningkatkan kualitas kontak sosial dan mengkoordinasi kerja secara tepat guna meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif 3. Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis dan antropologis dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi. 2.3.4 Prinsip-prinsip Ergonomi 1. Prinsip Fiskal : a. Jadikanlah segala sesuatu mudah dijangkau b. Bekerja dengan tinggi yang sesuai c. Bekerja dengan postur yang sesuai

16

d. Mengurangi penguluaran tenaga yang berlebihan e. Meminimalkan kelitihan atau kepenatan f. Mengurangi pengulangan yang berlebihan g. Memberikan jarak ruang dan akses h. Meminimalkan kontak atau hubungan stress i. Memberikan mobilisasi dan merubah posisi j. Menciptakan lingkungan menyenangkan k. Pencahayaan dan temperatur yang tepat serta mengecilkan getaran 2. Prinsip Kognitif : a. Adanya standardisasi b. Membuat stereotipe c. Menghubungkan aksi dengan persepsi d. Mempermudah pemaparan suatu informasi e. Menyajikan informasi pada level yang tepat secara detail f. Memberikan image atau gambaran yang jelas g. Membuat redundansi, misalnya yang bervariasi sesuai dengan keadaan h. Membuat pola atau patterns i. Memberikan stimulant yang bervariasi sesuai dengan keadaan j. Memberikan umpan balik secara cepat/seketika 2.3.5 Hubungan Ergonomi Dengan Rekam Medis Dalam pengolaan rekam medis perlu memperhatikan ergonomi karena untuk mempermudah tata kerja dalam mencapai efesiensi dan efektikitas

kerja.

Ergonomi juga berpengaruh terhadap kesalahan kerja yaitu jika sikap dan cara

17

kerja seseorang diantaranya posisi duduk pada saat bekerja didukung dengan peralatan dan tata letak tidak yang dirancang secara ergonomi akan lebih nyaman untuk melakukan suatu pekerjaan serta dapat meningkatkan produktifitas kerja. Ergonomi

juga

dapat

mengurangi

beban

kerja

yang

berperan

untuk

memaksimalkan keamanan, kenyamanan dan efesiensi kerja. 2.3.6 Fisik-fisik Ergonomi Ergonomi berasal dari yunani ergon( kerja)dan nomos (aturan), secara keseluruhan ergonomi berarti beraturan yang berkaitan dengan kerja. Ergonomi adalah “ Ilmu” atau pendekatan multidisipliner yang bertujuan mengomptimalkan sistem manusia pekerjaannya, sehingga tercapai alat cara dan lingkungan kerja yang sehat aman, dan efisien ( manuaba, A. 1981). 1. Pencahayaan Tujuan perancangan Standar : a. Menghindari user dari cahaya terang yang datang langsung dari pantulan cahaya terang tersebut. b. Memperoleh keseimbangan antara kecerahan layar tampilan dengan kecerahan pencahayaan yang ada di depan user. c. Menghindari cahaya langsung atau pantulan yang langsung mengenai layar tampilan. d. Memberikan keyakinan bahwa ada pencahayaan yang cukup untuk pekerjaan yang tidak menggunakan layar tampilan.

18

2. Sumber Cahaya Sumber cahaya dapat dibagi menjadi Standar Ergonomi yaitu : a. Cahaya langsung yaitu cahaya yang berasal dari matahari dan lampu yang langsung menerobos ke ruang pekerjaan melalui jendela. b. Cahaya tidak langsung yaitu cahaya yang dipantulkan oleh tembok atau partisi platfon lantai, bahan yang disekitar monitor, permukaan meja dan pakaian yang digunakan oleh operator. Panas yang berlebihan dari suhu komputer, untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan tata ruang yang dapat meredam dan menstabilkan cahaya dan suhu ruangan yang nyaman untuk menjaga keawetan peralatan. 3. Pengendalian cahaya dapat dilakukan dengan cara : a. Memasang penutup jendela b. Meletakkan lampau penerangan ruang sedemikian rupa sehingga tidak menyilaukan mata c. Meletakkan monitor ditempat yang cukup penerangannya dan tidak menyilaukan mata penguna d. Gunakan sumber cahaya yang tidak menyilaukan mata tetapi juga tidak terlalu redup sehingga aktivitas membaca tetap dapat dilakukan dengan baik walau tidak sedang didepan layar monitor 4. Gangguan Suara Gangguan suara adalah suara yang dapat mengganggu konsentrasi user atau pengguna dalam melaksanakan aktivitasnya. Gangguan suara tersebut dapat berasal dari Air, suara manusia, suara speaker yang terlalu keras, dan peralatan

19

lainnya. Cara mengatasinya adalah dengan menutup telinga dengan rapat, memasang peredam suara, atau kita melakukan pekerjaan tersebut di tempat yang lebih kondusif. 5. Ergonomi a. Kenyamanan dalam mejalankan aktivitas b. Keseimbangan dari semua aspek c. Aspek menggambarkan suasana kerja yang familiar d. Lingkungan yang meningkatkan hasil kerja e. Keserasian dari tata letak pencahaan, perilaku, sistem yang familiar dapat meningkatkan pengembanagan organisasi 6. Suhu dan Kualitas Udara Komputer yang dihidupkan dalam jangka waktu yang lama akan menghasilkan panas sehingga akan mempengaruhi suhu ruanagan dimana komputer tersebut digunakan. Bertambah panasnya suhu udara adalah hal yang penting untuk diperhatikan, karena perubahan suhu udara yang sedikit saja akan mempengaruhi kinerjaoperator dan komputer. Perasahan bentuk dalam suhu udara yang panas menjadi salah satu persoalan umum, selain semakin berkurangnya konsentrasi kerja. Cara mengatasinya adalah diperlukan peralatan lain untuk menetralisir suhu yang tinggi tersebut, diantaranya adalah penggunaan kipas angin, dan atau AC.

20

7. Luas Luas tempat pekerjaan sangat berpengaruh terhadap aspek keamanan dan kenyamanan kerja ketika menggunakan stasiun keja dapat dipengaruhi oleh kondisi umum kesehatan. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kondisi kesehatan yang bervariasi secara signifikan dapat mempertinggi resiko ketidak nyamanan, kelelahan otot dan persendian, bahwa cedera, serta ssejumlah resiko kesehatan yang lain. Kehamilan, menopause dan kondisi lain yang mempengaruhi tingkat hormon umur yang semakin bertambah kondisi fisik yang tidak bagus. 8. Kebiasaan Dalam Bekerja Selain kondisi kesehatan yang prima, penempatan, peralatan kantor dan penempatan sumber cahaya, kebiasaan bekerja pun dapat mempengaruhi kinerja user selama user bekerja menggunakan layar tampilan. Agar user selalu merasa nyaman dalam bekerja, biasakan untuk selalu bekerja dalam keadaan sesantai mungkin dan dalam posisi yang benar. Hindarkan posisi yang dapat mengakibatkan ketidak nyamanan, bahwa cedera, otot mengubah posisi duduk anda untuk mencegah kelelahan otot. Berdiri dan mengambil beberapa menit untuk mengendorkan ketegangan otot dan lakukan olahraga ringan beberapa kali sehari. Mengusahakan untuk tidak mengetik dalam jangka waktu yang lama yang memberikan tekanan fisik yang berat. Mengambil istirahat sejenak secara periodis. Anda akan mendapat pengalaman bahwa istirahat dalam waktu singkat dan sering jauh lebih bermanfaat dibanding dengan istirahat yang lama tetapi jarang. Memeriksa kebiasaan kerja anda dan tipe pekerjaan yang hendak

21

user lakukan. Bagilah waktu anda untuk bekerja secara bergantian sehingga user tidak duduk dalam selang waktu yang lama atau melakukan satu aktifitas yang sama terus menerus hal ini selain untuk menghindari kelelahan juga untuk mencegah dari kejenuhan. 2.4. Pengertian Kerja Rekam Medis Yang Ergonomis Suatu ruangan atau lapangan baik terbuka maupun tertutup, bergerak maupun menetap dimana terdapat tenaga kerja yang bekerja pada bagian unit rekam medis. Ruang kerja ergonomis merupakan ruangan yang tata letak penyimpanan ataupun pengolahan berkas telah diatur sebaik mungkindan sesuai dengan standar ruangan yang memadai. Dalam pengolahan rekam medis perlu memperhatikan ergonomis karena untuk mempermudah tata kerja dalam mencapai efisiensi dan afektivitas kerja. Ergonomi juga berpengaruh terhadap kesalahan kerja yaitu sikap dan cara kerja seseorang diantaranya posisi duduk pada saat bekerja didukung dengan peralatan dan tata letak yang dirancang secara ergonomi akan lebih nyaman untuk melakukan suatu pekerjaan serta dapat meningkatkan produktivitas kerja. Ergonomi

juga

dapat

mengurangi

beban

kerja

yang

berperan

untuk

memaksimalkan keamanan, kenyamanan, dan efisinsi kerja.

2.5

Kerangka Konsep Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian yang ditetapkan serta didukung

kerangka teori maka dapat dikatakan bahwa sistem penyimpanan rekam medis

22

dalam mencapai tujuan harus jelas untuk mendapatkan atau memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat. Variabel Dependent

Variabel Independen

Aspek ergonomi : Ergonomi Ruang

a. Jenis Kelamin

Penyimpanan Rekam

b. Umur

Medis Rawat Inap

c. pendidikan

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Keterangan: : Keseluruhan dari bagian yang akan diteliti

: Pengaruh

Dalam uraian kajian teori kedua variabel penelitian yakni pengaruh ergonomi terhadap petugas rekam medis dapat di asumsikan bahwa adanya pengaruh aspek ergonomi terhadap ruang penyimpanan rekam medis rawat inap.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan terhadap sekumpul objek yang biasanya bertujuan

untuk melihat

gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu. pada umumnya survei deskriptif digunakan untuk membuat penilaian terhadap suatu kondisi dan penyelenggaraan suatu program di masa sekarang, kemudian hasilnya digunakan untuk menyusun perencanaan perbaikan program tersebut. Survei deskriptif juga dapat didefinisikan suatu penelitian yang digunakan untuk menggambarkan atau memotret masalah kesehatan serta yang terkait dengan kesehatan sekelompok penduduk atau orang yang ditinggal dalam komunitas tertentu (Notoatmodjo, 2012).

3.2

Waktu Dan Tempat Penelitian

3.2.1

Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian dimulai bulan Juni-Juli 2016

3.2.2 Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk menjadi tempat penelitian adalah di RSU Imelda Pekerja Indonesia.

23

24

3.3 Populasi, Teknik Sampling dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi (Suharsimi Arikunto, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah petugas rekam medis 23 orang. 3.3.2 Teknik Sampling Metode sampling yang digunakan untuk subjek penelitian yang berjumlah 23 orang petugas rekam medis adalah total sampling, teknik total sampling merupakan teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu yang di buat oleh peneliti sendiri berdasarkan sifat atau ciri-ciri populasi yang telah diketahui sebelumnya. 3.3.3 Sampel Menurut Agus Riyanto (2013) Sempel adalah sebagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili atau representitif populasi. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 23 orang dari jumlah populasi petugas rekam medis di Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016. 3.4 Variabel Dan Definisi Operasional 3.4.1 Variabel Penelitian Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapat oleh suatu penelitian tantang sesuatu konsep pengertian

25

tertentu. Adapun variabel-variabel yang akan diamati oleh peneliti sebagai berikut: 1. Jenis Kelamin 2. Umur 3. Pendidikan 3.4.2 Defenisi Operasional Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang akan diteliti/diamati, perlu sekali variabel-variabel tersebut diberibatasan atau defenisi operasional (Notoatmodjo, b2010). Adapun defenisi operasional pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Umur Umur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau mahluk, baik yang hidup maupun yang mati, semisal Umur manusia dikatakan 15 Tahun di ukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung. 2. Pendidikan Pendidikan adalah suatu proses perubahan prilaku yang dinamis dimna perubahan tersebut bukan sekedar proses tranfer materi / teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur, tetapi perubahan tersebut terjadi karena adanya kesadaran dari dakam diri individu, kelompok, atau masyarakat ( wahid Iqbal Mubarak, 2009).

26

3.5

Instrumen Dan Cara Pengumpulan Data

3.5.1

Instrumen penelitian Intrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner

adalah daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu (Notoadmodjo, 2012). Pada penelitian ini kuesioner yang disusun merupakan kuesioner tertutup yang diberikan kepada petugas. Untuk menjaring opini apa pendapat petugas, maka disediakan alternatif jawaban, yakni : 1) Setuju 2) Tidak setuju 3.5.2

Cara Pengumpulan Data Cara pengumpulan data pada penelitian ini yaitu metode angket. Angket

dilakukan dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulirformulir, di ajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek yntuk mendapatkan tanggapan, informasi, jawaban, dan sebagainya (Notoadmodjo, 2012). Pada penelitian ini teknik yang dipakai berbentuk angket tertutup. Penelitian ini menggunakan jenis data sebagai berikut : 1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari sumber pertama melalui observasi langsung dilapangan. 2. Data sekunder, data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis dokumen rekam medis, yang berkaitan dengan strategi peningkatan kompetensi petugas rekam medis untuk sumber daya manusia aparatur.

27

3.6

Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data

3.6.1

Teknik Pengolahan Data Sebelum proses pengumpulan data dilakukan, tahap awal dalam

pengumpulan data adalah melakukan persiapan untuk kelancaran pelaksaan penelitian berupan surat izin penelitian dan surat balasan dari tempat penelitian dilaksanakan. Sebelum meminta keadilan respoden, peneliti terlebih dahulu menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan tidak akan berdampak negative kepada fisik maupun mental dan kerahasian responden sangat di jaga. Data yang akan dikumpulkan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Collecting Mengumpulkan kuisoner yang sudah di sebarkan apakah sudah terisi dengan baik dan benar. 2. Editing Memeriksa kuisoner yang telah masuk apakah sudah terisi dengan baik

dan

benar. 3. Klasifikasi Penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan mrnurut kaidah standar yang ditetapkan. 4. Penyajian data Salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil penelitian yang telah dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

28

3.6.2

Teknik Analisa Data Data akan di analisis dengan menggunakan statistik diskriptif yakni teknik

analisa data yang mengambarkan situasi objek penelitian apa adanya sesuai dengan data yang terkumpul. Analisis pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan menggunakan program Special Product For Science Salution Statistics (SPSS Statistics 17.0) Penentuan Penelitian pengaruh ergonomi tentang sub variabel dan variabel dengan cara mengkonversi nilai sub variabel kedalam kategori kualitatif, sebagai berikut : Ergonomis

: 16-20

Tidak Ergonomis

: 10-15

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Gambaran Umum Tempat Penelitian

4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan Awal mula terbentuknya Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia adalah sebuah klinik kecil yang bernama Klinik bersalin Imelda, berdiri pada tahun 1979 di jalan Bilal No.103, Medan. Klinik bersalin ini sedemikian majunya, sehingga oleh pendirinya dr Rosa Dalima bersama suaminya dr H.R.I Ritonga, Msc., klinik bersalin ini dikembangkan menjadi sebuah rumah sakit umum yang bernama Rumah Sakit Umum Imelda, berdiri pada tahun 1986. Perlu pula dijelaskan pada sejarah ini bahwa nama IMELDA adalah nama anak kedua dari pasangan pendiri rumah sakit ini. Pada tahun 2004 Rumah Sakit Imelda mendapat kesempatan dari Departemen Tenaga Kerja untuk menjadi rumah sakit pekerja sehingga Rumah Sakit Imelda iniberubah namanya menjadi RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan. Tahun demi tahun berbagai perkembangan terjadi di rumah sakit ini mulai dari kapasitas tempat tidur sampai kepada peralatan-peralatan kedokteran dan lainnya yang diperlukan untuk mendukung pemberian pelayanan prima yang sesuai dengan motto rumah sakit ini. Perkembangan di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan juga terkait dengan peningkatan jumlah pasien yang meminta pelayanan di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan semakin baik.

29

30

4.1.2 Visi dan Misi Visi, misi dan motto Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia adalah: 1. Visi Rumah Sakit Imelda Rumah Sakit umum Imelda Pekerja Indonesia menjadi rumah sakit rujukan dan pendidikan, dengan standar Join Comitte Internasional (JCI) Tahun 2020. 2. Misi Rumah Sakit Imelda 1. Memberikan pelayanan kesehatan mengenai pada standar medik yang dikeluarkan oleh persatuan profesi masing-masing keahlian di Indonesia yang terus menerus disempurnakan oleh rumah sakit sesuai kondisi dan berorientasi kepada pelayanan tertentu. 2. Memberikan pelayanan dengan mengutamakan kebutuhan pasien dan keluarga. 3. Memberikan pelayanan dengan mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien. 4. Mengembangkan budaya komunikasi, informasi, dan edukasi serta melibatkan pasien dan keluarga dalam pelayanan. 5. Mengembangkan budaya akademik yang mengutamakan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang bekerja di rumah sakit. 6. Mengembangkan budaya komunikasi dan kerja sama tim yang koperatif.

31

4.1.3 Falsafah dan Motto RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan 1. Falsafah Mengutamakan keputusan pasien pelanggan secara utuh. 2. Motto Memberi pelayanan prima 4.1.4 Struktur Organisasi RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Organisasi merupakan sekelompok atau sekumpulan orang yang mau bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dalam organisasiitu sendiri. Sedangkan struktur organisasi adalah gambaran secara skematis tentang hubungan atau kerjasama dan melaksanakan kerja antara orang-orang yang ada dalam organisasi stuktur. Dengan adanya organisasi, maka setiap tugas dan kepastian dapat di distribusikan dan dikerjakan oleh setiap anggota kelompok secara efisien dan efektif. Ada 3 hal dasar yang dapat dilihat pada struktur organisasi yaitu : 1. Stuktur organisasi memberikan gambaran mengenai pembagian tugas serta tannggung jawab kepada individu maupun bagian-bagia suatu Organisasi. 2. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai hubugan pelaporan yang di tetapkan secara resmi dalam suatu organisasi. Struktur organisasi menetapkan pengelompokkan individu menjadi bagianbagian organisasi menjadi suatu organisasi yang utuh.

32

4.2

Hasil Penelitian Dari Penelitian yang dilakukan penulis mengenai “Pengaruh Ergonomi

Terhadap Petugas Rekam Medis Tentang Aspek Keamanan Penyimpanan Rekam Medis rawat inap di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016”. Data diperoleh dari 23 responden dari data primer dapat dari pembagian Kuesioner, maka penulis memperoleh hasil sebagai berikut : 4.2.1

Hasil Uji Karakteristik Responden

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Tentang Aspek Keamanan Ruang Penyimpanan Berkas Rekam Medis Rawat Inap di RSU. IPI Medan Berdasarkan Jenis Kelamin.

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total

Frekuensi 9 14 23

Persentase (%) 39.1 % 60.9 % 100 %

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden perempuan 14 orang (60.9 %), dan minoritas jenis kelamin laki-laki 9 orang (39.1 %). Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Tentang Aspek Keamanan Ruang Penyimpanan Berkas Rekam Medis Rawat Inap di RSU. IPI Medan Berdasarkan Umur.

Umur 17-24 Tahun 25-32 Tahun >33 Tahun Total

Frekuensi 13 8 2 23

Persentase (%) 56.5 % 34.8 % 8.7 % 100 %

33

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden berumur 17-24 tahun sebanyak 13 orang (56.5 %), yang berumur 25-32 tahun sebanyak 8 orang (34.8 %), dan yang >33 tahun sebanyak 2 orang (8.7 %). Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Tentang Aspek Keamanan Ruang Penyimpanan Berkas Rekam Medis Rawat Inap di RSU. IPI Medan Berdasarkan Pendidikan.

Pendidikan SMA D3 Sarjana Total

Frekuensi 11 7 5 23

Persentase (%) 48 % 30 % 22 % 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden lama kerja 1-5 tahun sebanyak 2 orang (16.7 %), responden lama kerja 6-10 tahun sebanyak 4 orang (33.3 %) dan responden lama kerja >10 tahun sebanyak 6 orang (50 %). 4.3.2 Tabulasi Silang Pengaruh Ergonomi Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Tentang Aspek Keamanan Ruang Penyimpanan Berkas Rekam Medis Rawat Inap di RSU. IPI Medan.

Kategori Ergonomis Tidak Ergonomis Total

Interval 16-20 10-15

Frekuensi 14 9 23

Persentase 60.9 % 39.1 % 100 %

Distribusi frekuensi jawaban yang diberikan 23 responden terhadap pengaruh ergonomi terhadap petugas rekam medis tentang aspek ergonomis ruang penyimpanan berkas rekam medis rawat inap di RSU. Imelda Medan menunjukkan bahwa responden yang ergonomis 14 orang (60.9 %), dan tidak ergonomis 9 orang (39.1 %).

34

Tabel 4.5

Tabulasi Silang Pengukuran Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Ruang Penyimpanan Rawat Inap RSU. Imelda Medan berdasarkan Jenis Kelamin. Teknik Pengukuran Pengaruh Ergonomi

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total

Ergonomis F % 7 30.5 % 7 30.5 % 14 61 %

Tidak Ergonomis F % 2 9% 7 30 % 9 39 %

F 9 14 23

Total % 39 % 61 % 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 23 responden, petugas yang ergonomis laki-laki 7 orang (30.5 %) dan perempuan 7 orang (30.5 %), dan yang tidak ergonomis laki-laki 2 orang (0.09 %) dan perempuan 7 orang (30 %). Tabel 4.6 Tabulasi Silang Pengukuran Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Ruang Penyimpanan Rawat Inap RSU. Imelda Medan berdasarkan Umur.

Umur 17-24 Tahun 25-32 Tahun >33 Tahun Total

Teknik Pengukuran Pengaruh Ergonomi Ergonomis Tidak Ergonomis F % F % F 4 17.4 % 9 39.1 % 13 8 34.8 % 0 0% 8 2 8.7 % 0 0% 2 14 60.9 % 9 39.1 % 23

Total % 56.5 % 34.8 % 8.7 % 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 23 responden, yang ergonomis umur 17-24 Tahun sebanyak 4 orang (17.4 %), 25-32 Tahun sebanyak 8 orang (34.8 %), >33 Tahun sebanyak 2 orang (8.7 %), dan petugas yang tidak ergonomis sebanyak 9 orang (39.1 %) berumur 17-24 tahun.

35

Tabel 4.7 Tabulasi Silang Pengukuran Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Ruang Penyimpanan Rawat Inap RSU. Imelda Medan berdasarkan Pendidikan. Teknik Pengukuran Pengaruh Ergonomi Pendidikan SMA Diploma Sarjana Total

Ergonomis F % 2 9% 7 30 % 5 22 % 14 61%

Tidak Ergonomis F % 9 39 % 0 0% 0 0% 9 39 %

F 11 7 5 23

Total % 48 % 30 % 22 % 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 23 responden yang tamatan SMA 2 orang (9 %) ergonomis, dan 9 orang tidak ergonomis (39 %), dan tamatan diploma 7 orang ergonomis (30 %), dan sarjana 5 orang ergonomis (22 %). 4.3

Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dari 23 responden tentang pengaruh ergonomi

terhadap petugas rekam medis tentang aspek keamana penyimpanan rekam medis rawat inap di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016 dilihat dari jenis Kelamin diketahui bahwa petugas yang ergonomis laki-laki 7 orang (30.4 %) dan perempuan 7 orang (30.4 %), dan yang tidak ergonomis laki-laki 2 orang (8.7 %) dan perempuan 7 orang (30.4 %). Berdasarkan umur 17-24 Tahun sebanyak 4 orang (17.4 %), 25-32 Tahun sebanyak 8 orang (34.8 %), >33 Tahun sebanyak 2 orang (8.7 %), dan petugas yang tidak ergonomis sebanyak 9 orang (39.1 %) berumur 17-24 tahun. Dan berdasarkan pendidikan yang tamatan SMA 2 orang (8.7 %) ergonomis, dan 9 orang tidak ergonomis (39.1 %), dan tamatan diploma 7 orang ergonomis (30.4 %), dan sarjana 5 orang ergonomis (21.7 %).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang berjudul “ Pengaruh

Petugas Rekam Medis

Ergonomi Terhadap Aspek Keamanan Penyimpanan

Rekam Medis Rawat Inap Di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016 ” yang telah disajikan pada Bab IV dapat disimpulkan bahwa: Berdasarkan hasil penelitian pengaruh ergonomi terhadap petugas rekam medis tentang aspek keamanan penyimpanan rekam medis rawat inap dapat dikatakan ergonomis sebanyak 14 orang (61%), dan yang tidak ergonomis sebanyak 9 orang (39%).

5.2

Saran Berdasarkan kesimpulan di atas disaranakan kepada beberapa pihak yaitu:

1. Institusi Pendidikan Rekam Medis Diharapakan

bagi

pendidikan

dapat

meningkatkan

aspek

keamanan

penyimpanan rekam medis yang lebih baik agar mencapai 100%. 2.

Petugas Rekam Medis Diharapkan petugas lebih meningkatkan kinerjanya agar tercapainya penyimpanan yang lebih maksimal lagi.

36

37

3.

Peneliti Selanjutnya Diharapkan bagi peneliti selanjutnya melakukan penelitian lanjutan tentang pengaruh ergonomi terhadap petugas rekam medis tentang aspek keamanan penyimpanan

rekam medis rawat inap sehingga dapat melengkapi hasil

penelitian yang dilakukan peneliti.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Praktik. Revisi Ke_4. Jakarta : Rineka Cipta Depkes RI ( Ditjen Yanmed ). 1997. Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah sakit Indonesia. Revisi I. Jakarta Dirjen Yankes. 1993. Rekam Medis. Bandung. Kencana Hatta R. Gamela. 2009. Manajemen Informasi kesehatan. Jakarta: Salemaba Medika http://www.apikes.com./files/permenkes-no-269-tahun-2008.pdf Huffman. 1999. Peranan Rekam Medis. Jakarta: Graha Ilmu Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2008) peraturan nomor: 269 /MENKES/PER/III/2008, tentang rekam medis. Jakarta: departemen kesehatan RI. Notoatmojo. 2012. Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Graha Ilmu Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi.Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Rhineka CIPTA. `

Kesehatan. Jakarta:

Permenkes No. 340/MANKES/PER/III/2010. Tentang Klasifikasi Rumah Sakit Permenkes Nomor 269 Tahun 2008 Tentang Rekam Medis Rachmawati, Enny. 2005. Modul Praktikum Ergonomis. Semarang : Graha Ilmu

INFORMED CONSENT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama

:

Alamat

:

Menyatakan

kesediaan

menjadi

responden

pada

penelitian

yang

akan

dilaksanakan oleh : Nama Peneliti Judul Peneliti

: Nurhayati Siagian : Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Tentang Aspek Keamanan Penyimpanan Rekam Medis Rawat Inap Di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016

Saya yakin bahwa penelitian ini tidak mengakibatkan efek samping terhadap fisik dan mental saya dan kerahasiaan identitas saya sangat dijaga oleh peneliti. Oleh karena itu saya tidak akan menuntut peneliti dan hasil penelitiannya dikemudian hari.

Medan,

Juli 2016

Responden

(

)

LEMBAR KUESIONER

PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG ASPEK KEAMANAN PENYIMPANAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN TAHUN 2016

1. Pentujuk Pengisian 1. Responden diharapkan bersedia memberikan jawaban dengan memberikan tanda ceklis (√) pada tempat yang disediakan. 2. Isi identitas responden dengan lengkap.S 3. Semua pertanyaan di isi dengan satu jawaban “Ya” atau “Tidak” 4. Semua pertanyaan harus dijawab. 5. Bila ada pertanyaan – pertanyaan yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada penelitian. II Data Demografi Nama Responden

:

Tanggal pengambilan data

:

Jenis kelamin

:

laki –laki

Perempuan

Pendidikan terakhir

:

SMA

D- III (Diploma)

Umur

:

17-24 Tahun

25-32 Tahun

>33 Tahun

Keterangan : 1. Sangat Setuju 2. Tidak Setuju No

Pertanyaan- pertanyaan

SS

1.

Apakah penyimpanan rekam medis sudah tampak bersih, rapi dan teratur

2.

Apakah diruang penyimpanan rekam medis sudah memenuhi dengan baik

3.

Petugas rekam medis bekerja sesuai dengan peraturan yang diterapkan dalam keamanan penyimpanan rekam medis

4.

Apakah kurang nya tenaga petugas rekam medis dapat menyebabkan penyediaan pelayanan tidak maksimal

5

Apakah aspek ergonomi merupakan bagian yang penting didalam interasi manusia dalam bekerja

6

Perekam

medis

dalam

memberikan

pelayanan

memperhatikan aspek keselamatan kerja 7

Kelengkapan fasilitas rekam medis yg memadai dapat membantu penyelenggaran keamanan kerja

8

Pendidikan,

pengalaman

kerja

dan

umur

mempengaruhi tentang aspek penyimpanan rekam medis 9

Kesigapan petugas rekam medis dalam memberikan keselamatan dan kesehatan kerja

10

Petugas rekam medis harus melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab

TS

A. Distribusi Frekuensi

jeniskelamin Cumulative Frequency Valid

Laki-laki

Percent

Valid Percent

Percent

9

39.1

39.1

39.1

Perempuan

14

60.9

60.9

100.0

Total

23

100.0

100.0

Umur Cumulative Frequency Valid

Percent

Valid Percent

Percent

17-24

13

56.5

56.5

56.5

25-32

8

34.8

34.8

91.3

>33 Tahun

2

8.7

8.7

100.0

23

100.0

100.0

Total

pendidikan Cumulative Frequency Valid

SMA

Percent

Valid Percent

Percent

11

47.8

47.8

47.8

Diploma

7

30.4

30.4

78.3

Sarjana

5

21.7

21.7

100.0

23

100.0

100.0

Total

B. Tabulasi Silang Pengukuran Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis.

Jenis kelamin * pengaruh ergonomi Crosstabulation Pengaruh ergonomi Tidak Ergonomis Jenis kelamin

Laki-laki

Count % of Total

Perempuan

Count % of Total

Total

Count % of Total

Ergonomis

Total

2

7

9

8.7%

30.4%

39.1%

7

7

14

30.4%

30.4%

60.9%

9

14

23

39.1%

60.9%

100.0%

Umur * pengaruh ergonomi Crosstabulation Pengaruh ergonomi Tidak Ergonomis Umur

17-24

Count % of Total

25-32

Count % of Total

>33 Tahun

Count % of Total

Total

Count % of Total

Ergonomis

Total

9

4

13

39.1%

17.4%

56.5%

0

8

8

.0%

34.8%

34.8%

0

2

2

.0%

8.7%

8.7%

9

14

23

39.1%

60.9%

100.0%

pendidikan * pengaruh ergonomi Crosstabulation Pengaruh ergonomi Tidak Ergonomis pendidikan

SMA

Count % of Total

Diploma

Count % of Total

Sarjana

Count % of Total

Total

Count % of Total

Ergonomis

Total

9

2

11

39.1%

8.7%

47.8%

0

7

7

.0%

30.4%

30.4%

0

5

5

.0%

21.7%

21.7%

9

14

23

39.1%

60.9%

100.0%

MASTER TABEL PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG ASPEK KEAMANAN PENYIMPANAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU. IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN TAHUN 2016. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

JK 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1

Umur 2 3 2 3 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1

Pendidikan 2 3 2 2 2 2 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 1

X1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2

X2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2

X3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2

X4 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2

X5 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2

X6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2

X7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2

X8 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2

X9 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1

X10 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1

Total 20 20 20 20 20 20 15 19 18 15 13 15 10 10 12 12 15 20 20 18

21 22 23

2 2 1

1 1 1

2 2 1

2 2 2

2 2 2

2 2 2

2 1 2

2 2 2

2 2 2

2 2 2

2 2 2

2 2 2

2 1 2

Keterangan : Jenis Kelamin : 1 = Laki-laki 2 = Perempuan

Umur : 1 = 17-24 Tahun

Pendidikan : 1 = SMA

2 = 25-32 Tahun

2 = Diploma

3 = >33 Tahun

3 = Sarjana

Alternatif Jawaban : 1 = Tidak 2 = Ya

20 18 20