TINJAUAN PUSTAKA A. Asam urat Asam urat adalah produk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Asam urat 1. Pengertian Asam Urat Asam urat adalah produk akhir atau produk buangan yang dihasilkan dari metabolisme/pemeca...

88 downloads 700 Views 107KB Size
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Asam urat 1. Pengertian Asam Urat Asam urat adalah produk akhir atau produk buangan yang dihasilkan dari metabolisme/pemecahan purin. Asam urat sebenarnya merupakan antioksidan dari manusia dan hewan, tetapi bila dalam jumlah berlebihan dalam darah akan mengalami pengkristalan dan dapat menimbulkan gout. Asam urat mempunyai peran sebagai antioksidan bila kadarnya tidak berlebihan dalam darah, namun bila kadarnya berlebih asam urat akan berperan sebagai prooksidan (McCrudden Francis H. 2000). Kadar asam urat dapat diketahui melalui hasil pemeriksaan darah dan urin. Nilai rujukan kadar darah asam urat normal pada laki-laki yaitu 3.6 - 8.2 mg/dl sedangkan pada perempuan yaitu 2.3 - 6.1 mg/dl (E. Spicher, Jack Smith W. 1994). 2. Sifat dan struktur kimia asam urat

Asam urat merupakan asam lemah dengan pKa 5,8. Asam urat cenderung berada di cairan plasma ekstraselular. Sehingga membentuk ion urat pada pH 7.4. ion urat mudah disaring dari plasma. Kadar urat di darah tergantung usia dan jenis kelamin. Kadar asam urat akan meningkat

4

5

dengan bertambahnya usia

dan gangguan fungsi ginjal (McCrudden

Francis H, 2000). Di bawah mikroskop kristal urat menyerupai jarum - jarum renik yang tajam, berwarna putih, dan berbau busuk.

Gambar 1. Struktur kimia asam urat

1. Metabolisme asam urat Pembentukan asam urat dalam darah juga dapat meningkat yang disebabkan oleh factor dari luar tertama makanan dan minuman yang merangsang pembentukan asam urat. Adanya gangguan dalam proses ekskresi dalam tubuh akan menyebabkan penumpukan asam urat di dalam ginjal dan persendian. Jalur kompleks pembentukan asam urat dimulai dari ribose 5-phosphate, suatu pentose yang berasal dari glycidic metabolism, dirubah menjadi PRPP (phosphoribosyl pyrophosphate) dan kemudian phosphoribosilamine, lalu ditransformasi menjadi inosine monophosphate (IMP).

Dari

senyawa

perantara

yang

berasal

dari

adenosine

monophosphate (AMP) dan guanosine monophosphate (GMP), purinic nucleotides digunakan untuk sintesis DNA dan RNA, serta inosine yang

6

kemudian akan mengalami degradasi menjadi hypoxanthine, xanthine dan akhirnya menjadi uric acid (McCrudden Francis H.2000).

Gambar 2. Penguraian Basa Purin (A. Swanson, dkk. 2007)

7

2. Peningkatan kadar asam urat (Hiperurisemia) Beberapa hal di bawah ini menyebabkan peningkatan kadar asam urat dalam tubuh : a. Kandungan makanan tinggi purin karena meningkatkan produk asam urat dan kandungan minuman tinggi fruktosa. b. Ekskresi asam urat berkurang karena fungsi ginjal terganggu misalnya kegagalan fungsi glomerulus atau adanya obstruksi sehingga kadar asam urat dalam darah meningkat. Kondisi ini disebut hiperurikemia, dan dapat membentuk kristal asam urat / batu ginjal yang akan membentuk sumbatan pada ureter (Mandell Brian F. 2008). c. Penyakit tertentu seperti gout, Lesch-Nyhan syndrome, endogenous nucleic acid metabolism, kanker, kadar abnormal eritrosit dalam darah karena destruksi sel darah merah, polisitemia, anemia pernisiosa, leukemia, gangguan genetik metabolisme purin, gangguan metabolik asam urat bawaan (peningkatan sintesis asam urat endogen), alkoholisme yang meningkatkan laktikasidemia, hipertrigliseridemia, gangguan pada fungsi ginjal dan obesitas, asidosis ketotik, asidosis laktat, ketoasidosis, laktosidosis, dan psoriasis (Murray Robert K, dkk. 2006). d. Beberapa macam obat seperti obat pelancar kencing (diuretika golongan tiazid), asetosal dosis rendah, fenilbutazon dan pirazinamid dapat meningkatkan ekskresi cairan tubuh, namun menurunkan eksresi

8

asam urat pada tubulus ginjal sehingga terjadi peningkatan kadar asam urat dalam darah (Lieberman Michael, 2009). e. Pada

pemakaian

hormonal

untuk

terapi

seperti

hormon

adrenokortikotropik dan kortikosteroid (Ronco Claudio, Franscesco Rodeghiero, 2005). 3. Penurunan kadar asam urat (Hipourisemia) Beberapa kondisi yang menyebabkan terjadinya penurunan kadar asam urat : a. Kegagalan fungsi tubulus ginjal dalam melakukan reabsorpsi asam urat dari tubulus ginjal, sehingga ekskresi asam urat melalui ginjal akan ditingkatkan dan kadar asam urat dalam darah akan turun. (Weller Seward, E. Miller, 2002). b. Rendahnya kadar tiroid, penyakit ginjal kronik, toksemia kehamilan dan alcoholism. c. Pemberian obat-obatan penurun kadar asam urat. Penurunan kadar asam

urat

dilakukan

dengan

pemberian

obat-obatan

yang

meningkatkan ekskresi asam urat atau menghambat pembentukan asam urat, (Steele Thomas H, 1979) cara kerja allopurinol merupakan struktur isomer dari hipoxanthin dan merupakan penghambat enzim. Fungsi allopurinol yaitu menempati sisi aktif pada enzim xanthine oxidase, yang biasa ditempati oleh hypoxanthine. Allopurinol menghambat aktivitas enzim secara irreversible dengan mengurangi

9

bentuk xanthin oxidase sehingga menghambat pembentukan asam urat (Diane Colby S, 1989). 4. Diagnosis penyakit hiperurisemia Hiperusemia selalu tidak selalu tampak dari gejala luar. Hal demikian mempunyai resiko besar akan kerusakan ginjal karena Kristal – kristal sudah mengendap dijaringan kemih.

Seseorang dikatakan

menderita asam urat dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium yang menunjukan kadar asam urat dalam darah diatas 7 mg/dl untuk pria dan 6 mg/dl untuk wanita (Sacher, dkk. 2004). 5. Gejala Kadar asam urat darah yang tinggi dapat menyebabkan kesemutan, pegal-pegal, linu-linu, persendian terasa kaku, nyeri sendi, rematik asam urat, sampai pada penyakit jantung dan tekanan darah tinggi. Rasa ngilu biasanya dirasakan di kaki kanan dan tangan kiri. Jika sudah menyerang tangan kiri, rasa ngilu itu akan terus merambat ke bahu dan leher (Nyoman Kertia, 2009, Vitahelth, 2006). 6. Macam – macam pemeriksaan Asam Urat ( Uric Acid ) a.

Pemeriksaan Holistik Pemeriksaan holistik adalah pemeriksaan yang menyeluruh dimana pemeriksaan dilakukan dari kapan terjadinya nyeri, bagaimana dapat terjadinya nyeri. Setelah itu dilihat riwayat kesehatan, baru di tegakkan diagnosis (Pusdiknas, 1980).

10

b. Pemeriksaan Enzimatis Pemeriksaan enzimatis adalah pemeriksaan asam urat dengan prinsip uric – acid yang bereaksi dengan urease membentuk reaksi H2O2 dibawah katalisis peroksiadase dengan 3,5 didorohydroksi bensensulforic acid dan 4 aminophenazone memberikan reaksi warna violet dengan indikator Quinollmine (Bishop L. Michael)

B. Ginjal 1. Definisi ginjal Ginjal merupakan salah satu organ dari tubuh manusia yang termasuk system ejskresi organ- organ lain dari system ekskresi hati, paru- paru, dan hati. 2. Fungsi ginjal a. Menyaring dan membersihkan dari zat sisa metabolism tubuh. b. Mengekresikan zat yang jumlahnya berlebihan. c. Reabsorbsi yang dilakukan oleh bagian tubulus ginjal. d. Menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh. e. Menghasilkan zat hormon.

C. Lansia (Lanjut Usia) 1. Definisi lansia Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada kehidupan manusia, sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4), UU No.

11

13 Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Siti Maryam, 2009). 2. Kesehatan Lansia Sifat-sifat penyakit pada lansia perlu untuk dikenali agar tidak salah ataupun lambat dalam menegakkan diagnosis, sehingga terapi dan tindakan lainnya yang mengikutinya dengan segera dapat dilaksanakan. Hal ini akan menyangkut beberapa aspek, yaitu; etiologi, diagnosis dan perjalanan penyakit : a. Etiologi 1. Sebab penyakit pada lansia lebih bersifat endogen daripan eksogen. Hal ini disebabkan menurunnya berbagai fungsi tubuh karena proses menua. 2. Etiologi sering kali tersembunyi 3. Sebab penyakit bersifat ganda dan kumulatif, terlepas satu sama lain ataupun saling mempengaruhi b. Diagnosis Diagnosis penyakit pada lansia umumnya lebih sukar dari pada remaja/dewasa. Sering kali tidak khas gejalanya dan keluhan-keluhan tidak khas dan tidak jelas

12

c. Perjalanan Penyakit 1) Pada umumnya perjalanan penyakit adalah kronik (menahun) diselingi dengan eksaserbasi akut. 2) Penyakit bersifat progresif, dan sering menyebabkan kecacatan. 3) Sebagai

kriteria

mundurnya

kemandirian

(WHO

1989)

mengembangkan pengertian/konsep secara bertingkat; a) Imapirment adalah setiap kehilangan atau kelainan, baik psikologik, fisiologik atupun struktur atau fungsi anatomik. b) Disabilitas adalah semua retriksi atau kekurangan dalam kemampuan untuk melakukan kegiatan yang dianggap dapat dilakukan oleh orang normal. c) Handicap adalah suatu ketidakmampuan seseorang sebagai akibat impairment atau disabilitas sehingga membatasinya untuk melaksakan peranan hidup secara normal (Darmojo, Boedhi, 2000). 3. Hubungan kadar asam urat dengan lansia Pada lanjut usia terjadi kemunduran sel-sel karena proses penuaan yang dapat berakibat pada kelemahan organ, kemunduran fisik, timbulnya berbagai macam penyakit seperti peningkatan kadar asam urat yang dapat menimbulkan terjadinya penyakit seperti batu ginjal, gout, dan rematik (Ferry Efendi, Makhfudli, 2009).

13

Penyakit asam urat atau biasa dikenal dengan gout merupakan penyakit yang menyerang para lanjut usia (lansia) terutama kaum pria. Penyakit ini sering menyebabkan gangguan pada satu sendi misalnya paling sering pada salah satu pangkal ibu jari kaki, walaupun dapat menyerang lebih dari satu sendi. Penyakit ini sering menyerang para lansia dan jarang didapati pada orang yang berusia dibawah 60 tahun dengan usia rata-rata paling banyak didapati pada usia 65-75 tahun, dan semakin sering didapati dengan bertambahnya usia (Nyoman Kertia, 2009). 4. Olahraga penting bagi lansia Pada usi lanjut terjadi kemunduran sel-sel karena proses penuaan secara nyata yang menyebabkan kelemahan peda fisik, kelemahan pada organ. Sehingga menunjukkan olahraga penting bagi lansia untuk menghambat kehilangan fungsional, Olahraga baik bagi kesehatan lanjut usia, tidak bergerak sama sekali mempercepat penurunan fisik. Pada lanjut usia, olahraga penting untuk menghambat terjadinya berbagai penyakit yang disebabkan bertambahnya usia (Ferry effendi, Makhfudi,2009).