Document not found! Please try again

TRAUMA MUKA DAN HIDUNG

Download Hidung → sering fraktur. ▫ Fraktur tulang rawan septum sering tidak diketahui / diagnosis → hematom septum. ▫ Pemeriksaan dapat dilakukan d...

0 downloads 853 Views 1014KB Size
TRAUMA MUKA DAN HIDUNG DEPT. THT FK USU / RSHAM

PENDAHULUAN 

Hidung  sering fraktur



Fraktur tulang rawan septum sering tidak diketahui / diagnosis  hematom septum



Pemeriksaan dapat dilakukan dengan palpasi dan inspeksi intranasal



>> 15 – 30 tahun, ♂ > ♀

PENDAHULUAN   

    

Etilogi  multifaktor, kecelakaan >>> Sumbatan jln nafas, shock, gangguan vertebra atau saraf Penanganan : immediate atau delayed  kondisi jaringan Bersihkan luka, jahit < 24 jam, fraktur + / Vaksin ATS, AB, infus Sumbatan jalan nafas  trakeostomi Foto rontgen dan CT Scan Konsul ke bagian lain

TRAUMA MUKA : 

Fraktur tulang hidung  paling sering ( 40 - 50 % )



Fraktur tulang dan arkus zigoma



Fraktur tulang maksila



Fraktur tulang orbita



Fraktur tulang mandibula

GEJALA KLINIS:         

Kerusakan jar. lunak : edema, kontusio, laserasi Ekimosis Epistaksis : anterior / posterior Deformitas : inspeksi atau palpasi Gangguan mata : penglihatan ↓ , diplopia dsb Gangguan saraf sensoris ( N. Trigeminus ) Gangguan saraf motorik ( N. Fasialis ) Trismus, emfisema, leakage CNS Obstruksi hidung

FRAKTUR TULANG HIDUNG

PEMBAGIAN TRAUMA HIDUNG A.

WAKTU :

BARU ATAU LAMA → PEMBENTUKAN CALLUS (PADA AKHIR MINGGU KE-II)

B.

HUB. DGN LUAR : TRAUMA → TERBUKA / TERTUTUP

C.

ARAH TRAUMA : - LATERAL : DEVIASI KERANGKA HIDUNG, SEPTUM HIDUNG - FRONTAL : HIDUNG → RENDAH OK. FRAKTUR & SEPTUM TERLIPAT

D.

LOKASI : - DORSUM NASI - FRONTO – ETMOID (INTER CANTHUS) - SEPTUM & OS NASAL → DGN / TANPA DISLOKASI

PEMERIKSAAN OEDEM-HEMATOMA-LASERASI-ROBEK atau PERDARAHAN ( EPISTAKSIS ) DEFORMITAS : CEKUNGAN ATAU HIDUNG BENGKOK FRAKTUR TULANG (+) → KREPITASI ( BARU ) SETELAH 2 – 3 HARI → EDEMA

PEMERIKSAAN TAMBAHAN -

RADIOLOGI : - FOTO RONTGEN POSISI AP & LATERAL - CT Scan

TUJUAN PENANGANAN FRAKTUR HIDUNG :      

Mengembalikan penampilan secara memuaskan Mengembalikan patensi jalan nafas hidung Menempatkan kembali septum pada garis tengah Menjaga keutuhan rongga hidung Mencegah sumbatan setelah operasi , perforasi septum, perubahan bentuk punggung hidung Mencegah gangguan pertumbuhan hidung

FRAKTUR HIDUNG SEDERHANA  

 

Reposisi dgn anestesi lokal / umum Anestesi Lokal : - tampon kapas Lidocain 1 – 2 % dicampur dgn adrenalin 1 : 100.000 selama 15 menit ( masing - masing 3 buah )  meatus superior dibawah os nasal  antara konka media dan septum  antara konka inferior dan septum 1 - 2 jam post trauma  edema ( - ) Paling baik < 14 hari

ALAT – ALAT :



Elevator tumpul yang lurus ( Boies Nasal Fracture Elevator )



Cunam Asch



Cunam Walsham



Spekulum hidung



Pinset hidung

TEKNIK REPOSISI : 

Fraktur piramid lebih dulu direposisi diikuti septum nasi



Boeis elevator  fragmen depresi, pantau dgn ibu jari dibagian luar

 



Bila gagal  Walsham forceps Satu sisi letakkan dibawah tulang dalam kavum nasi, sisi yang lain diletakan diluar kavum nasi Manipulasi tulang ke posisi semula

Fraktur septum nasi :  



Asch forceps Kedua sisi dimasukkan ke dalam kavum nasi dgn posisi septum ditengah Hematoma septum  insisi + drain

Stabilisasi reduksi dengan tampon anterior dan external splint  Tampon anterior  buka setelah 3 - 5 hari  External splint  buka setelah 7 hari  Antibiotik 

FRAKTUR ZIGOMA



Tulang zigoma : - tulang temporal - tulang frontal - tulang sfenoid - tulang maksila

A. Zygomaticomaxillary fracture (Tripod fracture)

GEJALA KLINIS : - pipi lebih rata ( bandingkan dgn kontralateral ) - diplopia dan terbatasnya gerakan bola mata - edema periorbita dan ekimosis - perdarahan subkonjungtiva - enopthalmus, ptosis - hipestesia / anestesia saraf infra orbitalis - epistaksis

B. Fraktur arkus zigoma

Fraktur arkus zygoma  Tidak

sulit untuk dikenali

 Rasa

nyeri waktu bicara /mengunyah.

 Trismus

 perubahan letak arkus zigoma

terhadap prosessus koronoid dan otot temporal.

FRAKTUR MAKSILA : 



 

Segera lakukan tindakan  fungsi normal & efek kosmetik yang baik Tujuan : fungsi yg normal sewaktu menutup mulut dan kontur muka yang cocok Perdarahan hebat  ruptur arteri maksilaris interna atau arteri etmoidalis anterior Reduksi dengan menggunakan kawat baja atau mini plate

Klasifikasi fraktur maksila : A. Le Fort I : terbatas pada alveolus B. Le Fort II : pemisahan bagian tengah muka dengan tulang kranium

C. Le Fort III : pemisahan seluruh tulang muka dengan basis kranii

FRAKTUR TULANG ORBITA : 

Sering bersamaan dengan fraktur maksila



Gejala klinis : 1. Enophthalmus 2. Exophthalmus 3. Diplopia 4. Asimetris pada muka 5. Gangguan saraf sensoris ( nervus infraorbitalis )

FRAKTUR TULANG MANDIBULA 

Paling sering terjadi ok mandibula terpisah dari kranium



Reposisi  perhatikan otot – otot yang berinsersi  efek kosmetik yang baik, pertumbuhan gigi, proses mengunyah dan menelan yang baik