uks - Repository UIN

wilayah kerja Puskesmas Pamulang yang berjumlah 45 sekolah dengan cara total sampling. Alat pengumpulan data .... faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan...

44 downloads 969 Views 5MB Size
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DITINGKAT SEKOLAH DASAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAMULANG KOTA TANGERANG SELATAN

HALAMAN JUDUL Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH : WIDIYA NAILAUFAR LUBIS NIM : 1112104000043

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2016 M

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 keperawatan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan sesuai dengam ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, Juni 2016

Widiya Nailaufar Lubis

ii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES SCHOOL OF NURSING SYARIF HIDAYATULLAH ISLAMIC STATE UNIVERSITY OF JAKARTA Undergraduate Thesis, Juny 2016 Widiya Nailaufar Lubis, NIM: 1112104000043 Factors That Affect Implementation Of School Health Unit In Elementary School In The Working Area Of Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan ABSTRACT The teaching and development of school health is an effort in health education and implemented in an integrated, aware, planned, directed and responsible to instill, grow, improve and guide the life, loved and apply the principles of healthy life in the daily life of students who eventually expected to improve the education quality and achievement of the students. The result of preliminary survey conducted to several elementary schools in the working area of Puskesmas Pamulang, there were still many schools that have not implemented school health unit properly due to the obstacles such as the school health unit lands, the lack of human resources, and the budget absence to support the provision of infrastructure facilities to maximize the implementation of school health unit. This study was a descriptive quantitative study with cross sectional approach. The samples were taken throughout the principals and teachers of school health unit in elementary school which located in the working area of puskesmas pamulang with 45 schools in a total sampling method. Data collection instrument was using a questionnaire. Datas were analyzed with Chi-Square correlation test (alpha 5%). Statistical test resulted there was no correlation between knowledge and implementation of the school health unit (Pvalue 0,448), there was no correlation between attitude and implementation of the school health unit (Pvalue 1,000), there was no correlation between the infrastructure and implementation of the school health unit (Pvalue 0,633), and there was a correlation between human resources and implementation of the school health unit (Pvalue 0,000). Based on this study is expected to improve the school health unit teachers’ knowledge through mentoring and training, the importance to improve infrastructure in order to support the implementation of the school health unit and the importance for cooperation between the relevant parties to improve so it will maximize the implementation of school health unit. Keywords: school health unit, the school health unit principals and teachers’ knowledge, the school health unit principals and teachers’ attitude, infrastructure.

iii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, Juni 2016 Widiya Nailaufar Lubis , NIM: 1112104000043 Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Ditingkat Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan

ABSTRAK Pembinaan dan pengembangan Kesehatan Sekolah adalah upaya pendidikan kesehatan dan dilaksanakan secara terpadu, sadar, terencana, terarah dan bertanggung jawab untuk menanamkan, tumbuh, berkembang dan membimbing hidup, dicintai dan menerapkan prinsip-prinsip hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari siswa yang akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan prestasi peserta didik. Hasil survei awal yang dilakukan ke beberapa SD yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pamulang, masih banyak sekolah yang belum melaksanakan UKS dengan baik karena terdapat banyak kendala seperti lahan untuk ruang UKS, minimnya Sumber Daya Manusia (SDM), serta tiadanya anggaran untuk menunjang pengadaan sarana prasaran untuk memaksimalkan pelaksanaan UKS.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah seluruh kepala sekolah dan guru UKS pada Sekolah Dasar (SD) yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pamulang yang berjumlah 45 sekolah dengan cara total sampling. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji korelasi Chi-Square (alpha 5%). Hasil uji statistik menunjukan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan pelaksanaan UKS (Pvalue0,448), tidak ada hubungan antara sikap dengan pelaksanaan UKS (Pvalue 1,000), tidak ada hubungan antara sarana prasarana dengan pelaksanaan UKS (Pvalue 0,633), dan ada hubungan antara SDM dengan pelaksanaan UKS (Pvalue 0,000).Berdasarkan penelitian ini diharapkan adanya peran aktif dari pihak sekolah, guru maupun seluruh masyarakat sekolah dalam melaksanakan UKS, serta perlunya kerjasama antara pihak terkait lebih ditingkatkan agar pelaksanaan UKS lebih maksimal. Kata Kunci : Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Pengetahuan kepala sekolah dan guru UKS, sikap kepala sekolah dan guru UKS, sarana prasarana.

iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN Skripsi dengan judul : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DITINGKAT SEKOLAH DASAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAMULANG KOTA TANGERANG SELATAN

Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi Program Studi Ilmu Keparawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

DISUSUN OLEH WIDIYA NAILAUFAR LUBIS 1112104000043

Pembimbing I

Pembimbing II

MaulinaHandayani, S.Kp.,MSc NIP. 19790210 200501 2 002

Ernawati, S.Kp.,M.Kep.,Sp.KMB NIP. 19731106 200501 2 003

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M

v

LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Ditingkat Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan Telah disetujui dan dipertahankan dihadapan penguji oleh: Widiya Nailaufar Lubis NIM: 1112104000043

Pembimbing I

Pembimbing II

MaulinaHandayani, S.Kp.,MSc NIP. 19790210 200501 2 002

Ernawati, S.Kp.,M.Kep.,Sp.KMB NIP. 19731106 200501 2 003

Penguji I

Penguji II

Ns. Uswatun Khasanah, S.Kep., MNS NIP. 19770401 200912 2 003

Jamaludin, S.Kp., M.Kep. NIP. 19680522 200801 1 007

Penguji III

Penguji IV

MaulinaHandayani, S.Kp.,MSc NIP. 19790210 200501 2 002

Ernawati, S.Kp.,M.Kep.,Sp.KMB NIP. 19731106 200501 2 003

vi

Skripsi dengan judul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Ditingkat Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan Disusun oleh : Widiya Nailaufar Lubis 1112104000043

Jakarta, Juni 2016

Mengetahui, Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Maulina Handayani, S.Kp., MSc NIP. 19790210 200501 2 002

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Prof. Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M. Kes NIP. 19650808 198803 1 002 DAFTAR RIWAYAT HIDUP vii

Nama

: WIDIYA NAILAUFAR LUBIS

Tempat, tanggal lahir

: Jakarta, 05 Desember 1993

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Status

: Belum menikah

Alamat

: Jalan Flamboyan 2 Blok AA 11/15A RT 001 RW 020 Reni Jaya, Pamulang Barat, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten.

HP

: +6287877983598

E-mail

: [email protected]

Fakultas/Jurusan

: Fakultas

Kedokteran

dan

Ilmu

Kesehatan/

Program Studi Ilmu Keperawatan PENDIDIKAN 1. SDN Pondok Petir 01

2000-2006

2. MTs Negeri Tangerang 2 Pamulang

2006-2009

3. SMA Muhammadiyah 08 Ciputat

2009-2012

4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2012-sekarang

PENGALAMAN ORGANISASI 1. Ketua 1 OSIS MtsN Tangerang 2 Pamulang

2008-2009

2. Anggota Paskibra MTsN Tangerang 2 Pamulang

2008-2009

3. Ketua Dewan Ambalan KH. Ahmad Dahlan

2011-2012

4. Anggota Saka Bhakti Husada Pamulang

2010-2012

5. Dewan Kehormatan Saka Wirakartika Koramil 06

2012-2014

Ciputat

viii

6. Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Ilmu Keperawatan 2012-2014 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 7. Sekretaris Umum Karang Taruna RW 020 Reni Jaya

2014-2017

8. Pengurus Dewan Eksekutif Mahasiswa UIN Syarif

2014-2015

Hidayatullah Jakarta

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat dan karunia-Nya kepada peneliti, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Ditingkat Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tanggerang Selatan”. Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai

gelar

sarjana

keperawatan

(S.Kep),

untuk

menerapkan

dan

mengembangkan teori-teori yang penulis peroleh selama kuliah. Penulis menyadari bahwa penyajian karya tulis ilmiah ini jauh dari sempurna. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bertujuan untuk perbaikan karya tulis ilmiah ini. Karya tulis ilmiah ini tentunya tidak akan selesai, tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. H. Arief Sumantri, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Maulina Handayani, S.Kp, M. Sc selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan dan Ernawati, S.Kp, M.Kep selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibu Maulina Handayani, S.Kp, M. Sc selaku dosen pembimbing 1 dan Ibu Ernawati, S.Kp, M.Kep selaku dosen pembimbing 2 skripsi yang telah meluangkan waktu dan memberi arahan, saran, perbaikan serta motivasi kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 4. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama kuliah. 5. Segenap Jajaran Staf dan Karyawan Akademik serta Perpustakaan Akademik

yang

telah

banyak

menyelesaikan penelitian ini. x

memberi

kemudahan

dalam

6. Kepala Puskesmas Pamulang dan drg. Astri Anindita, MARS selaku penanggung jawab program UKS yang telah banyak memberi arahan selama penelitian berlangsung. 7. Kepala sekolah beserta staf pengajar seluruh sekolah dasar (SD) yang berada dalam wilayah kerja Puskesmas Pamulang yang telah memberikan izin dan bantuan kepada penulis dalam proses penelitian. 8. Orang tua tercinta,Ayahanda Sutan Andi Mulia Lubis dan Ibunda Ruwaida Idris, yang selalu memberi kasih sayang yang tiada henti, doa, semangat, dukungan baik moril maupun materil, dari saya kecil hingga saat ini. 9. Kepada kakak-kakak tercintaSilfia Syakilla, Neily Surayya, dan Fakhtar Khairon Lubis yang selalu menyayangi dan mendukung penulis baik moril maupun materil. 10. Keluarga besar Badan Eksekutif Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan (BEM PSIK) periode 2012-2014 yang telah mengajarkan organisasi dan memberikan pelajaran yang tidak didapatkan dibangku perkuliahan. 11. Keluarga Dewan Eksekutif Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (DEMA UIN)periode 2015 atas pengalaman yang luar biasa ditahun terakhir saya menjalani organisasi sebagaimahasiswa. 12. Seluruh keluarga PSIK, kakak-kakak, adik-adik, khususnya temanteman seperjuangan angkatan 2012, yang telah membantu dan memotivasi penulis dalam pembuatan karya ilmiah ini serta terima kasih atas keceriaan yang diberikan selama ini. 13. Kakak-kakak tingkat luar biasa Ns.Reno Ramalia, S.Kep,Ns. Devica Kesuma, S.Kep, dan Ns. Refi Yulita, S.Kep yang telah banyak memotivasi, memberi dorongan serta membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. 14. Teman sepermainan Rahma Dwi Syukrini dan Puspa Ayu Priyadiyang selama masa perkuliahan selalu ada mendampingi peneliti dalam kondisi suka maupun dukayang saat ini sedang bersama-sama berjuang menuju kesuksesan.

xi

15. Teman seperjuangan bimbingan skripsi Istiqomah Aprilazyang setia berbagi keluh kesah dan terus meyemangati dalam pembuatan skripsi. 16. Kepada “Cameners” Fashhan Adilla Rahman, Angga Setiawan, Aditya Priyo Rihandoko, Diaz Adi Prabawa, dan Ridho Anggara yang setia menampung setiap air mata dan siap berbagi keceriaan dari SMA sampai kapanpun. Penulis menyadari dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengaharapkan saran dari berbagai pihak semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca dan penyusunan khususnya. Wassalamu’alaikum wr.wb

Jakarta, Juni 2016

Widiya Nailaufar Lubis

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................... ii ABSTRACT ........................................................................................................... iii ABSTRAK ............................................................................................................. iv PERNYATAAN PERSETUJUAN ......................................................................... v LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... vi KATA PENGANTAR ............................................................................................ x DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xvii DAFTAR BAGAN............................................................................................. xviii DAFTAR TABEL ................................................................................................ xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ............................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 8 C. Pertanyaan Penelitian ................................................................................... 8 D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 9 E. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9 F.

Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Sekolah......................................................................................... 11 1.

Definisi Usia Sekolah................................................................................. 11

2.

Periode Perkembangan ............................................................................... 11

B. Usaha Kesehatan Sekolah .............................................................................. 12 1.

Definisi Usaha Sekolah .............................................................................. 12

2.

Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah .............................................................. 13

3.

Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah ............................................................. 13

4.

Program Usaha Kesehatan Sekolah ........................................................... 15 a.

Pendidikan Kesehatan ............................................................................ 15 xiii

b.

Pelayanan Kesehatan .............................................................................. 17

c.

Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat .................................................. 19

5.

Sarana dan Prasarana UKS......................................................................... 21

6.

Organisasi Pembinaan dan Pengembangan UKS ....................................... 23

2)

Kemitraan Sekolah dan Tenaga Kesehatan ................................................ 29

3)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Program UKS ................ 32

C. Puskesmas ...................................................................................................... 38 1.

Definisi ....................................................................................................... 38

2.

Fungsi Puskesmas ...................................................................................... 39

3.

Progam Pokok ............................................................................................ 40

D. Kerangka Teori .............................................................................................. 44

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep ........................................................................................... 45 B. Hipotesis ........................................................................................................ 46 C. Definisi Operasional ...................................................................................... 47

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ........................................................................................... 49 B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 49 C. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................................... 49 1.

Populasi ...................................................................................................... 49

2.

Sampel ........................................................................................................ 50

D. Teknik Pengambilan Sampel ......................................................................... 51 E. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 51 F.

Teknik Pengujian Instrumen .......................................................................... 53 1.

Uji Validitas ............................................................................................... 53

2.

Uji Reliabilitas ........................................................................................... 53

G. Langkah – Langkah Pengumpulan Data ........................................................ 54 H. Teknik Analisa Data ...................................................................................... 55 1.

Univariat..................................................................................................... 55

2.

Bivariat ....................................................................................................... 55

xiv

I.

Pengolahan Data ............................................................................................ 56 1.

Editing ........................................................................................................ 56

2.

Coding ........................................................................................................ 57

3.

Data Entry .................................................................................................. 57

4.

Cleaning ..................................................................................................... 57

J.

Etika Penelitian .............................................................................................. 57

BAB V HASIL PENELITIAN A. Analisa Univariat ........................................................................................... 59 1.

Gambaran Pengetahuan.............................................................................. 59

2.

Gambaran Sikap ......................................................................................... 60

3.

Gambaran Sumber Daya Manusia ............................................................. 60

4.

Gambaran Sarana Prasarana ....................................................................... 61

5.

Gambaran Pelaksanaan UKS ..................................................................... 62

B. Analisa Bivariat ............................................................................................. 63 1.

Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksanaan UKS ................................... 63

2.

Hubungan Sikap dengan Pelaksanaan UKS ............................................... 64

3.

Hubungan Sumber Daya Manusia dengan Pelaksanaan UKS ................... 65

4.

Hubungan Sarana Prasarana dengan Pelaksanaan UKS ............................ 66

BAB VI PEMBAHASAN A. Analisis Univariat .......................................................................................... 68 1.

Gambaran Pengetahuan.............................................................................. 68

2.

Gambaran Sikap ......................................................................................... 69

3.

Gambaran Sumber Daya Manusia (SDM) ................................................. 70

4.

Gambaran Sarana Prasarana UKS .............................................................. 70

5.

Gambaran Pelaksanaan UKS ..................................................................... 71

B. Analisis Bivariat ............................................................................................ 73 1.

Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksanaan UKS ................................... 73

2.

Hubungan Sikap dengan Pelaksanaan UKS ............................................... 75

3.

Hubungan Sumber Daya Manusia dengan Pelaksanaan UKS ................... 76

4.

Hubungan Sarana Prasarana dengan Pelaksanaan UKS ............................ 78

xv

C. Keterbatasan Penelitian.................................................................................. 80

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .................................................................................................... 82 B. Saran .............................................................................................................. 84

Daftar Pustaka Lampiran

xvi

DAFTAR SINGKATAN

Depkes

: Departemen Kesehatan

Puskesmas

: Pusat Kesehatan Masyarakat

PHBS

: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

SD

: Sekolah Dasar

SDM

: Sumber Daya Manusia

UKS

: Usaha Kesehatan Sekolah

WHO

: World Health Organization

xvii

DAFTAR BAGAN Halaman Bagan 2.1 : Kerangka Teori........................................................................44 Bagan 3.1 : Kerangka Konsep...........................................................................45

xviii

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1

: Definisi Operasional

47

Tabel 5.1

: Gambaran Pengetahuan Responden

61

Tabel 5.2

: Gambaran Sikap Responden

62

Tabel 5.3

: Gambaran Sumber Daya Manusia

62

Tabel 5.4

: Gambaran Sarana Prasarana

63

Tabel 5.5

: Gambaran Pelaksanaan UKS

64

Tabel 5.6

: Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksanaan UKS

65

Tabel 5.7

: Hubungan Sikap dengan Pelaksanaan UKS

66

Tabel 5.8

: Hubungan SDM dengan Pelaksamaan UKS

67

Tabel 5.9

: Hubungan Sarana Prasarana dengan Pelaksanaan UKS

68

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Studi Pendahuluan Lampiran 2. Surat Izin Uji Validitas Reliabilitas Lampiran 3. Surat Izin Pengambilan Data Lampiran 4. Informed Concent Lampiran 5. Kuesioner Penelitian Lampiran 6. Hasil Uji Validitas Lampiran 7. Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 8. Hasil Analisa Univariat Lampiran 9. Hasil Analisa Bivariat

xx

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak usia sekolah merupakan generasi muda aset penerus bangsa pada masa yang akan datang. Bangsa yang sehat, berkualitas, produktif, dan berdaya saing sangat ditentukan oleh derajat kesehatan dan kualitas hidup pada kelompok umur ini (Depkes RI, 2015). Anak usia Sekolah Dasar (SD) merupakan kelompok yang rawan karena berada dalam periode pertumbuhan dan perkembangan, jadi diperlukan dan selayaknya pemahaman serta pengenalan tentang kesehatan sejak dini, sehingga pada usia selanjutnya, masa remaja sampai tua, sudah tertanam pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta mereka bisa mandiri dalam menjaga kesehatannya, dan bahkan bisa menjadi change agent terhadap lingkungannya (Notoatmodjo, 2005). Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan pada peserta didik adalah melalui wadah Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 79 menyatakan bahwa “Kesehatan Sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik belajar, tumbuh, berkembang secara harmonis, dan setinggi-tingginya menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas” (Depkes RI, 2013). UKS sebagai salah satu program yang langsung berhubungan dengan anak sekolah. UKS sudah dirintis

1

2

sejak tahun 1976 dan sejak tahun 1984 diperkuat dengan diterbitkannya Surat Keputusan bersama 4 Menteri yaitu Menteri Pendidikan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri yang diperbaharui tahun 2003 (Depkes RI, 2011). UKS adalah segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan peserta didik pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan mulai dari TK/RA sampai SMA/SMK/MA (Mendikbud, 2012). Tujuan diselenggarakannya program UKS, secara umum untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang harmonis dan optimal

dalam rangka

pembentukan manusia Indonesia seutuhnya (Notoatmojo, Soekijo, 2007). Pelaksanaan program UKS harus didorong dan dimasyarakatkan kepada semua pihak dalam rangka menunjang tujuan diselenggarakannya program UKS. UKS memiliki tiga program pokok yang disebut dengan Trias UKS yaitu “Pendidikan Kesehatan”, “Pelayanan Kesehatan”, dan “Pembinaan Lingkungan Sekolah yang Sehat” yang jika dilaksanakan secara optimal maka dapat membantu meningkatkan derajat kesehatan serta menurunkan angka kesakitan pada peserta didik (Depkes RI, 2012). Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan diberbagai daerah di Indonesia, masih banyak menunjukan banyaknya penyakit yang umum timbul pada anak tingkat sekolah dasar karena kurangnya pengetahuan. Penelitian Indri (2013) memaparkan bahwa seluruh anak SD di Desa

3

Kiawa Manado menunjukan hasil, setiap anak mengalami karies rata-rata 4 gigi karena kurangnya pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut. Angka kejadian diare diberbagai daerah pun menunjukan hasil yang relative tinggi. Hasil penelitian Syarifah (2013) di Pontianak dapat disimpulkan semakin kurang tingkat pengetahuan siswa tentang teknik mencuci tangan yang benar maka kejadian diare semakin tinggi. Selain karies dan diare, di Indonesia penyakit kecacingan pun tersebar luas. Hasil survei pada tahun 2002 dan 2003 pada 40 SD di 10 provinsi menunjukan prevalensi berkisar antara 2,2% – 96,3%. Hasil penelitian menunjukan prevalensi kecacingan ditemukan pada semua golongan umur, namun tertinggi pada usia anak SD yakni 90 – 100% (Marleta, 2006). Melihat hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan UKS secara optimal sangatlah berperan penting, karena dalam tiga pokok utama program UKS (Trias UKS) salah satunya adalah promosi kesehatan. Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan atau memandirikan masyarakat agar dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Proses pemberdayaan atau memandirikan masyarakat tidak hanya terbatas pada kegiatan pemberian informasi, tetapi juga menyangkut penggalangan berbagai dukungan di masyarakat (Heri, 2009). Pelaksanaan UKS masih banyak mengalami keterbatasan yang dapat menghambat keefektifan fungsi dari UKS tersebut. Berdasarkan penelitian di berbagai daerah menunjukan bermacam-macam faktor yang menghambat pelaksanaan UKS di Sekolah Dasar (SD). Salah satunya

4

seperti survei sarana prasarana UKS di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Banguntapan, Bantul (dimana) memberikan hasil0 sekolah (0 %) berkategori sangat baik, 9 sekolah (29,03 %) berkategori baik, 14 sekolah (45,16 %) berkategori sedang, 7 sekolah (22,58 %) berkategori kurang dan 1 sekolah (3,22 %) berkategori sangat kurang, sehingga dapat disimpulkan secara keseluruhan adalah berkategori sedang (Munaha, 2013). Selain itu, Devita (2011) melakukan penelitian di wilayah puskesmas PegandanSemarang, yang mana berdasarkan hasil penelitian tersebut diharapkan adanya peningkatan pengetahuan guru UKS melalui pendampingan dan pelatihan oleh petugas puskesmas atau dinas kesehatan, perlunya peningkatan kesadaran diri oleh guru UKS maupun warga sekolah lainnya agar pelaksanaan UKS di sekolah lebih maksimal, perlunya perbaikan sarana dan prasarana untuk menunjang pelaksanaan kegiatan UKS di sekolah serta perlunya kerjasama antara pihak terkait lebih ditingkatkan agar pelaksanaan UKS di sekolah lebih maksimal (Devita, 2011). Penelitian lainnya yaitu survei pelaksanaan UKS di SD seKecamatam Kretek Kabupaten Bantul, hasil penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan pelaksanaan UKS terdapat 0 sekolah (0%) dalam kategori sangat tinggi, 4 sekolah (25,00%) dalam kategori tinggi, 7 sekolah (43,75%) dalam kategori cukup, 4 sekolah (25,00%) dalam kategori rendah, 1 sekolah (6,25%) dalam kategori sangat rendah (Untara, 2013). Selain itu, penelitian tingkat pengelolaan UKS di SD Negeri seKecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo menunjukan bahwa terdapat 6,4% (2 SD) pengelolaan UKS yang berada pada kategori sangat baik,

5

26% (8 SD) pengelolaan yang berada dalam kategori baik, 32,2% (10 SD) pengelolaan UKS yang berada pada kategori cukup baik, 29% (9 SD) pengelolaan UKS pada kategori kurang baik, dan 6,4% (2 SD) berada dalam pengelolaan pada kategori tidak baik (Hermawan, 2015). Berdasarkan pemaparan penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program UKS tentunya tidak dapat berjalan dengan baik jika tidak didukung dengan sumber daya yang baik pula. Sumber daya adalah salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program. Tercapainya suatu tujuan kegiatan atau program dikarenakan adanya tenaga yang terlibat dalam kegiatan, seperti halnya program UKS. Keberhasilan program UKS ditentukan dari keterlibatan semua pihakpihak yang terkait. Tanpa adanya koordinasi dan kerja sama yang baik antar tim dalam implementasinya maka apa yang diharapkan tidak akan tercapai (Limbu, dkk. 2012). Pihak-pihak terkait Tim Pembina UKS (TP UKS) berdasarkan keputusan 4 Menteri (Mendiknas, Menkes, Menag, dan Mendagri) terdiri atas Tim Pembina UKS Pusat, Tim Pembina UKS Provinsi, Tim Pembina UKS Kabupaten/Kota, Tim Pembina UKS Kecamatan, dan Tim Pelaksana UKS di Sekolah. Tim Pembina UKS tersebut memiliki fungi dan tugas pokok yang berbeda sesuai dengan ruang lingkupnya, namun yang paling bersentuhan langsung dengan anak sekolah dan program UKS adalah TP UKS Kecamatan dan Tim Pelaksana UKS di Sekolah.TP UKS Kecamatan yang mana diduduki oleh petugas Puskesmas berfungsi sebagai Pembina,

6

penanggung jawab dan pelaksana program UKS di daerah kerjanya berdasarkan

kebijakan

yang

ditetapkan

TP

UKS

Kabupaten/Kota.Sementara tim Pelaksana UKS di sekolah dan peguruan agama berfungsi sebagai penanggung jawab dan pelaksana program UKS di sekolah tersebut berdasarkan prioritas dan kebijakan yang ditetapkan TP UKS Kabupaten/Kota (Depkes RI, 2011). Pelaksanaan UKS pada tingkat SD di wilayah kerja Puskesmas Pamulang belum berjalan maksimal, hal ini dibuktikan dengan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 21 Desember 2015 kepada penanggung jawab program UKS ditingkat Puskesmas dan kepala sekolah serta guru UKS di SD. Pihak Puskesmas mengakui bahwa pembinaan UKS pada tingkat SD belum berjalan secara merata dan belum maksimal karena banyak hal seperti, kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM), masih kurangnya penjaringan yang dilakukan, adanya pihak sekolah yang kurang merespon pembinaan UKS yang dilakukan pihak puskesmas karena kurangnya pengetahuan guru tentang peran dan manfaat dari UKS, dan lain sebagainya. Namun yang paling menonjol adalah karena kurangnya SDM yang ada pada pihak puskesmas untuk dapat membina seluruh SD yang ada di daerah binaannya yang berjumlah 45 SD. Hasil survei awal yang dilakukan ke beberapa SD yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pamulang, masih banyak sekolah yang belum melaksanakan UKS dengan baik karena terdapat banyak kendala seperti

7

lahan untuk ruang UKS, minimnya SDM, serta tiadanya anggaran untuk menunjang pengadaan sarana prasaran untuk memaksimalkan pelaksanaan UKS. Contoh lainnya yaitu di salah satu SD yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pamulang yang tidak bersedia namanya disebut, di SD tersebut sudah terdapat ruang UKS namun jarang sekali digunakan. Menurut keterangan kepala sekolah, kurangnya pelatihan khusus untuk pihak sekolah maupun guru yang menjadi faktor kurang optimalnya fungsi dari UKS tersebut. Disamping itu, ada beberapa sekolah yang telah melaksanakan UKS dengan sangat baik, contohnya seperti SD Pelita Bangsa, SD Putra Pertiwi dan SD Harapan Bangsa. Hal ini dibuktikan dengan adanya ruang UKS beserta kelengkapannya, adanya dokter ataupun perawat yang berjaga di UKS tersebut, adanya pembinaan lingkungan sekolah, dan lain sebagainya. Melihat pemaparan di atas peneliti merasa tertarik untuk meneliti tentang pelaksanaan program UKS.Peneliti belum menemukan adanya penelitian mengenai data secara rinci mengenai bagaimana pelaksanaan UKS di wilayah kerja Puskesmas Pamulang, serta peneliti belum menemukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan UKS di wilayah kerja Puskesmas Pamulang, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan UKS Pada Tingkat Sekolah Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang”.

8

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti menyimpulkan bahwa Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) memiliki peran penting sebagai salah satu upaya peningkatan kesehatan anak sekolah. Di Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan belum pernah ada yang meneliti tentang pelaksanaan UKS, oleh karena itu peneliti ingin meneliti tentang faktorfaktor yang mempengaruhi pelaksanaan program UKS pada tingkat SD diwilayah kerja Puskesmas Pamulang. C. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah penelitian yang telah dipaparkan, maka dapat diambil beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran pelaksanaan UKS di Sekolah Dasar wilayah kerja Puskesmas Pamulang? 2. Bagaimana gambaran pengetahuan kepala sekolah dan guru UKS, sikap, SDM , dan sarana prasarana UKS? 3. Apakah pengetahuan mempengaruhi pelaksanaan UKS? 4. Apakah sikap mempengaruhi pelaksanaan UKS? 5. Apakah sarana prasarana mempengaruhi pelaksanaan UKS? 6. Apakah SDM mempengaruhi pelaksanaan UKS?

9

D. Tujuan Penelitian 1.

Tujuan Umum Diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program UKS di tingkat sekolah dasar.

2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya gambaran pelaksanaan program UKS pada Tim Pelaksana UKS di Sekolah Dasar wilayah kerja Puskesmas Pamulang. b. Diketahuinya gambaran pengetahuan guru, sikap guru, SDM, dan sarana prasarana UKS di Sekolah Dasar wilayah kerja Puskesmas Pamulang. c. Diketahuinya apakah pengetahuan pihak sekolah berhubungan dengan pelaksanaan UKS. d. Diketahui apakah sikap berhubungan pelaksanaan UKS. e. Diketahuinya apakah sarana prasarana berhubungan pelaksanaan UKS. f. Diketahuinya apakah SDM berhubungan pelaksanaan UKS. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagaiberikut: 1. Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan agar siswa dapat melaksanakan program UKS secara maksimal meningkatkan derajat kesehatan.

dalam

rangka

10

2. Bagi Sekolah Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program UKS, dapat dijadikan landasan dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan pelaksanaan UKS. 3. Bagi Puskesmas Melalui penelitian ini diharapkan dapat membantu puskesmas Pamulang dalam menemukan kendala yang ada terkait pelaksanaan program UKS ditingkat SD dan dijadikan acuan untuk memperbaiki pelaksanaan UKS. 4. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dokumen akademik yang bergunauntuk dijadikan acuan penelitian selanjutnya. F. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu KeperawatanFakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

yang

bertujuanuntuk

mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaruhi pelaksanaan program UKS pada tingkat SD diwilayah kerja Puskesmas Pamulang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan desain analisis deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Metode pengambilan data dengan total sampling. Subyek penelitian adalah guru UKS di SD dalam lingkup wilayah kerja Puskesmas Pamulang. Waktu penelitian berkisar dari Februari hingga April 2016.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Anak Usia Sekolah 1. Definisi Usia Sekolah Usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Usia sekolah merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu (Wong, 2009). 2. Periode Perkembangan Wong (2000) mengemukakan perkembangan anak secara umum terdiri atas tahapan prenatal, periode bayi, masa kanak-kanak awal,masa kanak-kanak pertengahan, dan masa kanak-kanak akhir. Sedangkan anak usia sekolah masuk kedalam periode kanak-kanak pertengahan. Periode ini dimulai pada usia 6 tahun sampai 11 tahun atau 12 tahun dengan pertumbuhan anak laki-laki sedikit lebih meningkat daripada perempuan, dan perkembangan motorik lebih sempurna. Untuk hal ini anak membutuhkan aktivitas yang regular lebih 4 sampai 5 jam perhari. Periode ini dikenal sebagai fase usia sekolah, yaitu anak mempunyai lingkungan lain selain keluarga, terutama sekolah. Anak banyak mengembangkan kemampuan interaksi

11

12

social, belajar tentang nilai moral dan budaya dari lingkungan selain keluarganya. Bahkan, peran guru menjadi sangat penting karena ucapan dan perilaku guru di sekolah dapat dijadikan model dalam pengembangan kemampuan moral dan sosial dilingkungan rumahnya. Anak sudah mulai mampu mengambil bagian dalam kelompok, belajar tentang nilai sosial dari kelompok. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memilih sekolah yang

baik

bagi

perkembangan

anak.

Harapannya,

dengan

perkembangan yang dicapai melalui lingkungan sekolah, anak lebih mandiri dan tidak terlalu bergantung pada keluarga serta punya kemandirian dalam merawat diri sendiri. Masa usia sekolah juga merupakan fase penting dalam pencapaian perkembangan konsep diri (Supartini, 2004)

B. Usaha Kesehatan Sekolah 1. Definisi Usaha Sekolah Menurut

Keputusan

Menteri

Kesehatan

Nomor

828/MENKES/SK/IX/2008, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sector dalam rangka meningkatkan kemampuan hidup bersih sehat dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah yang berada disekolah. Sekolah yang dimaksud meliputi berbagai jenjang dan jenis pendidikan, yaitu TK, SD, SMP, SMA termasuk jalur pendidikan keagamaan seperti Pondok Pesantren (Khasanah, 2015).

13

2. Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah Tujuan UKS adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi berlajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat dan derajat kesehatan peserta didik maupun warga sekolah

serta

menciptakan

lingkungan

yang

sehat,

sehingga

memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI, 2007). Sedangkan secara khusus tujuan UKS adalah untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang di dalamnya mencakup: a. Memiliki

pengetahuan,

sikap,

dan

keterampilan

untuk

melaksanakan prinsip hidup sehat, serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah dan di perguruan agama, di rumah tangga, maupun di lingkungan masyarakat; b. Sehat, baik dalam arti fisik, mental, sosial maupun lingkungan; c. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba, alkohol dan kebiasaan merokok serta hal-hal yangberkaitan dengan masalah pornografi dan masalah sosial lainnya (Kemendikbud, 2012). 3. Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah Sasaran UKS meliputi peserta didik di Sekolah, Guru, Pamong Praja, Pengelola Pendidikan lainnya, Pengelola Kesehatan, dan

14

Masyarakat (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI, 2007). Pada sekolah dasar, UKS diprioritaskan pada kelas satu, tiga, dan enam karena alasan-alasan berikut ini (Efendi, 2009) : a. Kelas satu Merupakan fase penyesuaian dalam lingkungan sekolah yang baru dan mulai lepas dari pengawasan orang tua. Kemungkinan kontak dengan berbagai penyebab penyakit lebih besar karena ketidaktahuan dan ketidakmengertian tentang kesehatan. Di samping itu, kelas satu adalah saat yang baik untuk diberikan imunisasi ulangan. Pada kelas satu ini dilakukan penjaringan untuk mendeteksi kemungkinan adanya kelainan yang mungkin timbul sehingga mempermudah pengawasan untuk jenjang berikutnya. b. Kelas tiga Dilaksanakan di kelas tiga untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan UKS di kelas satu terdahulu dan langkah selanjutnya yang akan dilakukan dalam program pembinaan UKS. c. Kelas enam Dalam rangka mempersiapkan kesehatan peserta didik ke jenjang selanjutnya, sehingga memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan yang cukup.

15

4. Program Usaha Kesehatan Sekolah a. Pendidikan Kesehatan Menurut Tim Pembina UKS Pusat (2006), pendidikan kesehatan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat tumbuh kembang sesuai, selaras, seimbang, dan sehat baik fisik, mental dan sosial melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan yang diperlukan bagi perananya dimasa yang akan datang. 1) Tujuan Pendidikan Kesehatan Menurut Tim Pembina UKS Pusat (2006), pendidikan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan, agar peserta didik memiliki : a) Pengetahuan tentang ilmu kesehatan termasuk cara hidup sehat dan teratur; b) Nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat; c) Keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan; d) Kebiasaan hidup sehari-hari yang sesuai dengan syarat kesehatan; e) Kemampuan untuk melaksanakan perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.

16

2) Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Menurut Tim Pembina UKS Pusat (2007: 23), pendidikan kesehatan di sekolah dasar (SD / Madrasah / Ibtidaiyah) dilaksanakan

melalui

kegiatan

kurikuler

maksudnya

pelaksanaan pendidikan pada jam pelajaran. Pelaksanaan pendidikan kesehatan sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) khususnya pada standar isi yang telah diatur dalam peraturan mendiknas nomor 22 tahun 2006 pada mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Pelaksanaan diberikan melalui peningkatan pengetahuan penanaman nilai dan sikap positif terhadap prinsip hidup sehat dan peningkatan keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan. Menurut Tim Pembina UKS Pusat (2007:45-46), materi mata pelajaran pendidikan kesehatan di SD/MI meliputi: a) Kesehatan pribadi, termasuk kebersihan pribadi; b) Mengenal pentingnya imunisasi; c) Makanan dan minuman sehat; d) Pengetahuan tentang UKS; e) Pencegahan

penyakit

(penyakit

menular,

tidak

menular); f) Menjaga kebersihan lingkungan; g) Membiasakan buang sampah pada tempatnya; h) Mengenal cara menjaga kebersihan alat reproduksi;

17

i) Mengenal bahaya merokok bagi kesehatan; j) Mengenal bahaya minuman keras; k) Mengenal bahaya narkoba; l) Mengenal cara menolak ajakan menggunakan narkoba; m) Mengenal menolak perlakuan pelecehan seksual; b. Pelayanan Kesehatan 1. Tujuan Pelayanan Kesehatan Tujuan pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut : a) Meningkatkan melakukan

kemampuan

tindakan

hidup

dan sehat

keterampilan dalam

rangka

membentuk perilaku hidup sehat. b) Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit dan mencegah terjadinya penyakit, kelainan dan cacat. c) Menghentikan

proses

penyakit

dan

pencegahan

komplikasi akibat penyakit atau kelainan pengembalian fungsi dan peningkatan kemampuan peserta didik yang cidera atau cacat agar dapat berfungsi optimal. 2. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Upaya pelaksanaan pelayanan kesehatan dilakukan melalui : a. Kegiatan peningkatan (Promotif) Kegiatan peningkatan (promotif) dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan kesehatan dan latihan keterampilan, yaitu :

18

1) Latihan keterampilan teknis Latihan keterampilan teknis dalam rangka pemeliharaan kesehatan, dan pembentukan peran serta aktif peserta didik dalam pelayanan kesehatan, seperti : dokter kecil, kader kesehatan remaja, palang merah remaja, saka bhakti husada. 2) Pembinaan sarana keteladanan yang ada di lingkungan sekolah, antara lain : pembinaan kantin/warung sekolah sehat; lingkungan sekolah yang terpelihara dan bebas dari faktor pembawa penyakit. 3) Pembinaan keteladanan berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). b. Kegiatan Pencegahan (Preventif) Menurut Tim Pembina UKS Pusat (2007), kegiatan pencegahan dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan mata rantai penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum timbul penyakit, yakni : 1) Pemeliharaan kesehatan yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus untuk penyakit-penyakit tertentu, antara lain demam berdarah, kecacingan, diare. 2) Penjaringan (screening) kesehatan bagi anak yang baru masuk sekolah. 3) Pemeriksaan berkala kesehatan setiap 6 bulan.

19

4) Mengikuti (memonitor/memantau) pertumbuhan peserta didik. 5) Imunisasi peserta didik di sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah. 6) Usaha pencegahan penularan penyakit dengan jalan memberantas sumber infeksi dan pengawasan kebersihan lingkungan sekolah. 7) Konseling kesehatan remaja disekolah dan perguruan agama oleh kader kesehatan sekolah, guru BP, dan guru agama serta Puskesmas oleh dokter atau tenaga kesehatan lain. c. Kegiatan Penyembuhan dan Pemulihan (Kuratif dan Rehabilitatif) Kegiatan penyembuhan dan pemulihan dilakukan melalui kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang cidera atau cacat agar dapat berfungsi optimal, yaitu : 1) Diagnosis dini, pengobatan ringan; 2) Pertolongan pertama pada kecelakaan dan pertolongan pertama pada penyakit, rujukan medik; c. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat Menurut Tim Pembina UKS Pusat (2007), program pembinaan lingkungan sekolah sehat mencakup hal-hal sebagai berikut :

20

1) Program Pembinaan Lingkungan Sekolah Program pembinaan lingkungan fisik sekolah meliputi : a) Penyediaan air bersih; b) Pemeliharaan penampungan air bersih; c) Pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan sampah; d) Pengadaan dan pemeliharaan air limbah; e) Pemeliharaan WC/jamban; f) Pemeliharaan kamar mandi; g) Pemeliharaan kebersihan dan kerapihan ruang kelas, perpustakaan, ruang laboratorium, dan ruang ibadah; h) Pemeliharaan kebersihan dan keindahan halaman dan kebun sekolah (termasuk penghijauan sekolah); i) Pengadaan dan pemeliharaan warung/kantin sekolah; j) Pengadaan dan pemeliharaan pagar sekolah. 2) Lingkungan Mental dan Sosial Program pembinaan lingkungan mental dan sosial yang sehat dilakukan melalui usaha pemantapan sekolah sebagai lingkungan pendidikan (Wiyatamandala) dengan meningkatkan pelaksanaan konsep ketahanan sekolah (7K) yang meliputi : Kebersihan, Keindahan, Kenyamanan, Ketertiban,

Keamanan,

Kerindangan,

Kekeluargaan,

sehingga tercipta suasana dan hubungan kekeluargaan yang akrab dan erat antar sesame warga sekolah. Selain

21

peningkatan pelaksanaan konsep 7K program pembinaan dilakukan dalam bentuk kegiatan antara lain : a) Konseling kesehatan; b) Bakti

sosial

masyarakat

sekolah

terhadap

lingkungan; c) Perkemahan; d) Penjelajahan/hiking/darmawisata; e) Teater, musik, olahraga; f) Kepramukaan, PMR, dokter kecil, dan Kader Kesehatan Remaja (KKR); g) Karnaval, bazaar, lomba. 5. Sarana dan Prasarana UKS Menurut Tim Pembina UKS Pusat (2007), sarana prasarana UKS meliputi : a. Sarana dan Prasarana Sederhana meliputi : 1. Tempat tidur 2. Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen Chart. 3. Kotak P3K dan obat-obatan (Betadin, Oralit, Parasetamol). 4. Minimal melaksanakan TRIAS UKS yang Pendidikan Kesehatan. 5. Memiliki kader Tiwisada/ KKR sebanyak 5% dari jumlah siswa.

22

b. Sarana dan Prasarana Lengkap meliputi : 1. Tempat tidur. 2. Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen Chart. 3. Kotak P3K dan obat-obatan (Betadin, Oralit, Parasetamol). 4. Lemari obat, buku rujukan KMS, poster-poster, struktur organisasi, jadwal piket, tempat cuci tangan, data kesakitan murid. 5. Melaksanakan TRIAS UKSyang Pendidikan Kesehatandan pelayanan kesehatan. 6. Memiliki kader Tiwisada/ KKR sebanyak 6-9% dari jumlah siswa. c. Sarana dan Prasarana ideal meliputi : 1.

Tempat tidur.

2. Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen Chart. 3. Kotak P3K dan obat-obatan (Betadin, Oralit, Parasetamol). 4. Lemari obat, buku rujukan KMS, poster-poster, struktur organisasi, jadwal piket, tempat cuci tangan, data kesakitan murid. 5. Peralatan gigi dan unit gigi. 6. Contoh-contoh model organ tubuh. 7. Melaksanakan TRIAS UKS yang Pendidikan Kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan hidup lingkungan sekolah.

23

8. Memiliki kader Tiwisada/ KKR sebanyak 10% dari jumlah siswa. 6. Organisasi Pembinaan dan Pengembangan UKS Menurut buku Pedoman Usaha Kesehatan Sekolah (2011), organisai pembinaan dan pengembangan UKS terdiri atas : 1) Tim Pembina UKS Pembinaan dan Pengembangan UKS dilaksanakan secara terpadu berdasarkan Keputusan Bersama 4 Menteri (Mendiknas, Menkes, Menag, dan Mendagri) yang terdiri atas : a. Tim Pembina UKS Pusat b. Tim Pembina UKS Provinsi c. Tim Pembina UKS Kab/Kota d. Tim Pembina UKS Kecamatan e. Tim Pelaksana UKS di Sekolah Fungsi dan tugas pokok tim pembina UKS meliputi : a. Tim Pembina UKS Pusat Fungsi Tim Pembina UKS Pusat Tim Pembina UKS Pusat berfungsi sebagai pembantu Menteri dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan UKS berdasarkan pokok-pokok kebijaksanaan pembinaan dan pengembangan UKS, Keputusan Bersama 4 Menteri.

24

Tugas Tim Pembina UKS Pusat a) Merumuskan kebijakan mengenai pembinaan dan pengembangan UKS. b) Mengkoordinasikan pelaksanaan

pokok

kegiatan kebijakan

perencanaan

dan

pembinaan

dan

pengembangan UKS di tingkat Provinsi. c) Membina dan mengembangkan UKS serta melakukan supervisi di seluruh Provinsi dan atau Kabupaten/Kota. d) Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan UKS. e) Menyelenggarakan pertemuan baik di tingkat nasional maupun regional. f) Membentuk dan membina Sekretariat Tim Pembina UKS Pusat. b. Tim Pembina UKS Provinsi Fungsi Tim Pembina UKS Provinsi Tim

Pembina

UKS

Provinsi

berfungsi

melaksanakan

pembinaan dan pengembangan UKS di tingkat provinsi serta berfungsi sebagai pembina dan koordinator program UKS seluruh Kabupaten/Kota yang ada di wilayahnya. Tugas Tim Pembina UKS Provinsi a) Menyusun

bahan

rancangan

untuk

pelaksanaan

pembinaan dan pengembangan UKS Provinsi sesuai kebijakan yang ditetapkan oleh Tim Pembina UKS Pusat dan TP UKS Provinsi/Gubernur.

25

b) Meningkatkan dan mengembangkan kegiatan UKS di daerahnya. c) Mengkoordinasikan

pelaksanaan

kebijakan

Tim

Pembina UKS Pusat, Provinsi dengan instansi lain di daerahnya. d) Memberikan bimbingan dan petunjuk serta supervisi pelaksanaan UKS Kabupaten/Kota. e) Melaksanakan tugas-tugas tertentu dibidang UKS yang diberikan oleh Tim Pembina UKS Pusat. f) Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas dibidang UKS oleh instansi terkait didaerah, yang secara fungsional

mempunyai

hubungan

kerja

dengan

Departemen masing-masing di tingkat Pusat. g) Mengadakan penelitian dan pengembangan UKS di daerahnya. h) Menyusun dan menyampaikan laporan tahunan secara teratur dan laporan insidentil sesuai kebutuhan ke TP UKS Pusat. i) Mengadakan Rakerda yang diikuti oleh seluruh TP UKS Kabupaten/Kota sekali setahun. j) Menghadiri rakernas UKS yang diselenggarakan oleh TP UKS Pusat.

26

c. Tim Pembina UKS Kabupaten/Kota Fungsi Tim Pembinsa UKS Kabupaten/Kota Tim

Pembina

UKS

Kabupaten/Kota

berfungsi

sebagai

pembina, koordinator dan pelaksana program UKS di daerahnya berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Tugas Tim Pembina UKS Kabupaten/Kota a) Mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja, rencana kebutuhan sarana/prasarana, tenaga, dan dana sesuai kebutuhan

daerah

dengan

mengacu

pada

kebijaksanaan/pedoman yang ditetapkan Tim Pembina UKS Pusat dan Tim Pembina UKS Provinsi. b) Meningkatkan dan mengembangkan kegiatan-kegiatan UKS di daerah. c) Melakukan pembinaan dan pengembangan kepada Tim Pembina UKS Kecamatan dan Tim Pelaksana UKS di sekolah dan perguruan agama. d) Memberikan bimbingan dan petunjuk serta supervisi dalam rangka menggerakkan pelaksanaan UKS di kecamatan. e) Mengevaluasi,

mengendalikan,

membimbing,

dan

mencatat pelaksanaan UKS oleh TP UKS Kecamatan dan Tim Pelaksana UKS.

27

f) Melaksanakan tugas-tugas tertentu di bidang UKS yang diberikan oleh TP UKS Pusat dan Provinsi. g) Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas di bidang UKS oleh instansi-instansi di daerah yang secara fungsional

mempunyai

hubungan

kerja

dengan

Departemen/instansi masing-masing. h) Mengadakan

penelitian

dan

penilaian

serta

pengembangan UKS di daerahnya. i) Mengadakan hubungan kerja dan pendekatan dengan berbagai instansi di tingkat Pusat maupun instansi Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota dalam rangka pembinaan dan pengembangan UKS. j) Menyusun dan menyampaikan laporan tengah tahunan, secara teratur dan laporan insidentil sesuai kebutuhan. k) Mengadakan rapat kerja UKS Kabupaten/Kota yang dihadiri seluruh TP UKS Kecamatan sekali setahun. d. Tim Pembina UKS Kecamatan Fungsi Tim Pembina UKS Kecamatan Tim Pembina UKS Kecamatan berfungsi sebagai pembina, penanggung jawab, dan pelaksana program UKS di daerah kerjanya berdasarkan kebijakan

yang ditetapkan TP UKS

Kabupaten/Kota. Kedudukan petugas puskesmas di tingkat kecamatan sebagai Tim Pembina UKS Kecamatan.

28

Tugas Tim Pembina UKS Kecamatan a) Membina dan mengembangkan kegiatan UKS di sekolah/madrasah dan perguruan agama. b) Mengkoordinasikan pelaksanaan program UKS di wilayahnya sesuai dengan pedoman dan petunjuk TP UKS Kabupaten/Kota. c) Mengkoordinasikan

rencana

pengadaan

sarana/prasarana dan tenaga dari instansi pemerintah, atau dari masyarakat untuk menunjang kegiatan UKS. d) Membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh sekolah dalam melaksanakan program UKS. e) Mengkoordinasikan

perencanaan

dan

pelaksanaan

kegiatan ekstrakurikuler bagi peserta didik, dengan menggerakan partisipasi orang tua dan masyarakat. f) Menyusun dan menyampaikan laporan tengah tahunan dan

tahunan

Kabupaten/Kota

secara dan

teratur laporan

kepada

TP

insidentil

UKS sesuai

kebutuhan. g) Memberikan saran/pertimbangan yang perlu kepada Bupati/Walikota dalam pengembangan kegiatan UKS. e. Tim Pelaksana UKS di Sekolah Fungsi Tim Pelaksana UKS Tim Pelaksana UKS di Sekolah dan perguruan agama berfungsi sebagai penanggung jawab dan pelaksana program UKS di

29

sekolah dan perguruan agama berdasarkan prioritas kebutuhan dan kebijakan yang ditetapkan oleh TP UKS Kabupaten/Kota. Tugas Tim Pelaksana UKS a) Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pendidikan kesehatan,

pelayanan

kesehatan,

dan

pembinaan

lingkungan kehidupan sekolah sehat sesuai ketentuan dan petunjuk yang ditetapkan dan atau diberikan oleh Pembina UKS. b) Menjalin kerjasama yang serasi dengan orang tua murid, instansi lain, dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan UKS di sekolah, madrasah dan perguruan agama. c) Mengadakan

penilaian/evaluasi,

menyusun

dan

menyampaikan laporan tengah tahunan kepada TP UKS Kecamatan sesuai ketentuan dengan tembusan kepada instansi terkait. 2) Kemitraan Sekolah dan Tenaga Kesehatan Penyelenggaraan Promosi Kesehatan di sekolah bukan sematamata dilakukan oleh masyarakat sekolah itu sendiri, namun merupakan perwujudan kemitraan (partnership) dari berbagai pihak. Pilar utama kemitraan promosi kesehatan di sekolah terdiri dari pihak guru, petugas kesehatan, orangtua murid, dan badan organisasi lain yang ada di lingkungan sekolah (Notoatmodjo, 2010).

30

1) Guru Guru merupakan unsur yang sangat penting dalam pelaksanaan promosi kesehatan di sekolah. Secara lebih terinci peran guru dalam memotori upaya promosi kesehatan di sekolah adalah sebagai berikut : a. Menanamkan kebiasaan hidup sehat bagi para murid, misalnya cuci tangan sebelum makan, sikat gigi setelah makan, memakai alas kaki, dan sebagainya. b. Bimbingan

dan

pengamatan

kesehatan

dengan

jalan

mengadakan pemeriksaan kebersihan kuku, pemeriksaan kebersihan kulit, rambut, telinga, gigi dan lain sebagainya yang terkait dengan kebersihan perorangan. c. Membantu petugas kesehatan dalam tugasnya di sekolah, misalnya melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan murid, dan memberikan obat sederhana bagi murid yang sakit. d. Melakukan deteksi dini terhadap penyakit-penyakit yang terjadi pada murid, dan mengirimnya ke puskesmas bilamana perlu. e. Mengkoordinasikan dan menggerakkan masyarakat di sekitar sekolah untuk memelihara dan meningkatkan kebersihan lingkungan sekolah dan masyarakat. f. Membuat pencatatan dan pelaporan tentang kegiatan atau upaya-upaya kesehatan yang dilakukan oleh sekolah untuk dilaporkan ke puskesmas.

31

g. Menjadi perilaku contoh bagi muridnya dalam hal kesehatan, misalnya tidak merokok. Oleh sebab itu agar guru dapat menjalankan peran-peran tersebut, guru harus memperoleh pelatihan-pelatihan kesehatan dari petugas Puskesmas setempat. Selain itu, guru perlu diberikan buku-buku panduan tentang kesehatan. 2) Petugas Kesehatan Petugas kesehatan dari lingkungan sekolah terdekat (Puskesmas) mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan promosi kesehatan dalam bentuk Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di sekolah-sekolah wilayah kerjanya. Petugas kesehatan mempunyai kewajiban untuk membina dan mengembangkan upaya kesehatan sekolah. Secara rinci peran petugas kesehatan dala pelaksanaan promosi kesehatan disekolah, antara lain sebagai berikut : a. Memberikan bimbingan kepada guru-guru dalam menjalankan promosi kesehatan disekolahnya masing-masing. b. Menjalankan beberapa kegiatan pelayanan kesehatan di sekolah yang tidak dapat dilakukan oleh guru, misalnya : imunisasi, pemeriksaan kesehatan, dan sebagainya. c. Turut serta dalam pengawasan terhadap lingkungan sekolah yang sehat, memberikan petunjuk-petunjuk kepada masyarakat tentang hal-hal yang dianggap perlu bagi kesehatan di sekolah.

32

d. Memberikan pelatihan-pelatihan dan bimbingan kepada guruguru dalam rangka meningkatkan kemampuan mereka dalam melaksanakan upaya kesehatan di sekolah. e. Membantu sekolah dalam mengembangkan materi kesehatan dalam kurikulum sekolah. f. Menjalin kerja sama dengan sektor lain dan pihak-pihak lain dalam rangka mengembangkan upaya kesehatan sekolah. g. Menggerakan masyarakat di sekitar sekolah dalam rangka upaya kesehatan sekolah (Notoatmodjo, 2010). 3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Program UKS Menurut Notoatmodjo (2007), faktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi karena perilaku merupakan resultansi dari berbagai faktor, baik internal ataupun eksternal (lingkungan). Beberapa teori telah dicoba untuk mengungkapkan determinan perilaku berangkat dari analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku, khususnya perilaku yang berhubungan dengan kesehatan salah satunya teori Lawrence Green (1980). Green mencoba menganalisis perilaku manusia, ia menyatakan bahwa tingkat kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yakni faktor perilaku dan faktor diluar perilaku. Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan dari tiga faktor, yakni :

33

1. Faktor Predisposisi Faktor predisposisi merupakan faktor pencetus yang berfungsi untuk memotivasi individu atau kelompok untuk melakukan tindakan yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, dan sebagainya. a. Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu.

pancaindera

Penginderaan

manusia

yakni

terjadi

indera

melalui

penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007). b. Sikap Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senangtidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya). Newcomb, salah satu ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain, fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau

34

aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan)

atau

reaksi

tertutup.

pengetahuan,

sikap

juga

berdasarkan

intensitasnya,

Seperti

mempunyai yaitu

halnya tingkatan

menerima,

menanggapi, menghargai, dan bertanggung jawab (Notoatmodjo, 2007). 2. Faktor Pendukung Faktor pendukung merupakan faktor yang mendukung atau memfasilitasi perilaku atau tindakan, yang dimaksud dengan faktor pendukung

adalah

sarana

dan

prasarana

atau

fasilitas

(Notoatmodjo, 2007). Sarana

dan

prasarana

merupakan

alat

penunjang

keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan didalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia, maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai rencana. Moenir (1992) mengemukakan bahwa sarana adalah segala jenis peralatan, perlengkapan, dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang berhubungan

dengan

organisasi

kerja.

Pengertian

yang

dikemukakan oleh Moenir, jelas member arah bahwa sarana dan prasarana adalah seperangkat alat yang digunakan dalam suatu proses kegiatan baik alat tersebut merupakan peralatan pembantu

35

maupun peralatan utama, yang keduanya berfungsi untuk mewujudkan tujuan yang hendak dicapai (Notoatmdjo, 2007). 3. Faktor Pendorong Faktor pendorong adalah faktor yang mendorong atau memperkuat

terjadinya

perilaku.

Kadang-kadang,

meskipun

seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya.

Hal

ini

berarti

bahwa

untuk

berperilaku

memerlukan dorongan dari orang lain, seperti guru dan petugas kesehatan (Notoatmodjo, 2007). a. Guru Guru menurut Undang-undang No. 14 Tahun 2005 adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,

mengajar,

membimbing,

mengarahkan,

melatih, menilai, mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru member pengaruh besar dalam perubahan sikap peserta didik selama di sekolah. Guru pembina UKS mempunyai peran yaitu : 1) Menanamkan kebiasaan hidup sehat pada siswa, 2) Melakukan

pengawasan

kebersihan siswa,

dan

pemeriksaan

36

3) Melakukan

pengawasan

dan

pemeriksaan

kebersihan lingkungan, 4) Melakukan P3K dan pengobatan ringan dalam batas-batas kemampuanya, 5) Mengenal tanda-tanda penyakit menular beserta masalahnya dan mengetahui usaha-usaha sebagai tindakan selanjutnya, 6) Mengamati tingkah laku para siswa (Iwandana, 2013). b. Petugas Kesehatan Dalam UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan yang dimaksud dengan tenaga atau petugas kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang

kesehatan,

memiliki

pengetahuan

atau

keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang memerlukan kewenangan dalam menjalankan pelayanan kesehatan. Dalam melaksanakan program UKS, ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh tenaga puskesmas, yaitu (Depkes RI, 2011) : 1) Sosialisasi dan advokasi 2) Mempersiapkan sumber daya manusia dengan cara : membina kader kesehatan sekolah, Pendidik Sebaya, Konselor Sebaya

37

3) Koordinasi dengan lintas program dan lintas sector dalam mengatasi masalah kesehatan 4) Meningkatkan peran serta warga sekolah dalam mengatasi masalah kesehatan 5) Menyiapkan sarana dan prasarana. Menurut Rahmawati (2015) faktor pendukung pelaksanaan UKS terbagi atas : a. Faktor Pendukung 1) Faktor Internal : a) Tingginya kesadaran dari masing-masing warga sekolah untuk menciptakan hidup sehat di lingkungan sekolah yang baik. b) Tersedianya sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai yang menunjang kegiatan UKS. 2) Faktor Eksternal : a) Adanya peran serta dari masyarakat yakni orang tua peserta didik yang mau ikut andil dan peran serta dalam kegiatan UKS seperti ikut sertanya dalam kegiatan pembinaan lingkungan sehat. b) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada standard isi yang diatur dalam Peraturan Mendiknas nomor 22 tahun 2006, yaitu pelaksanaan pendidikan kesehatan melalui kegiatan kurikuler yaitu pelaksanaan

38

pendidikan

pada

jam

pelajaran

saat

pelajaran

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. c) Adanya kerjasama dengan pihak luar, kerjasama tersebut dilakukan dengan komite sekolah dan pihak puskesmas kecamatan setempat. Bentuk kerjasama yang dilakukan mulai dari adanya penyuluhan dan sosialisasi kesehatan ke sekolah-sekolah serta rujukan dari sekolah ke puskesmas. 3) Faktor Penghambat Faktor-faktor penghambat yang mempengaruhi kegiatan pengelolaan UKS menurut Rahmawati (2015), yakni terkendalanya biaya yang kurang memadai dari sekolah, sehingga untuk kegiatan pengelolaan kadang tersendat karena minimnya biaya yang ada.

C. Puskesmas 1. Definisi Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Efendi, 2009). Puskesmas juga dapat didefinisikan sebagai unit pelaksana teknis dinas

kesehatan

kabupaten/kota

yang

bertanggung

jawab

39

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Depkes RI, 2004). Dengan kata lain, puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya (Efendi, 2009). 2. Fungsi Puskesmas Berikut ini merupakan fungsi-fungsi puskesmas beserta proses dalam melaksanakan fungsi tersebut : a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat. c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Proses dalam melaksanakan fungsi dilaksanakan dengan cara sebagai berikut : a) Merangsang

masyarakat

termasuk

swasta

untuk

melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri. b) Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara elektif dan efisien.

40

c) Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan. d) Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat. e) Bekerja sama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program puskesmas (Efendi, 2009). 3.

Progam Pokok Program pokok puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun fasilitasnya karena program pokok di setiap puskesmas dapat berbeda-beda. Namun demikian, program pokok puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut : a. Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA) 1) Pemeliharaan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak balita dan anak prasekolah. 2) Memberikan pendidikan kesehatan tentang makaan guna mencegah gizi buruk. 3) Imunisasi. 4) Pemberian pendidikan kesehatan tentang perkembangan anak dan cara menstimulasinya.

41

5) Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita, serta prasekolah yang menderita bermacam-macam penyakit ringan, dan lain-lain. b. Keluarga Berencana (KB) 1) Mengadakan kursus keluarga berencana untuk para ibu dan calonn ibu yang mengujungi KIA. 2) Mengadakan Kursus Keluarga Berencana kepada dukun yang akan bekerja sebagai penggerak calon peserta keluarga berencana. 3) Memberikan

pendidikan

kesehatan

mengenai

cara

pemasangan IUD, cara-cara penggunaan pil, kondom dan alat-alat kontrasepsinya. c. Usaha Perbaikan Gizi 1) Mengenali penderita-penderita kekurangan gizi. 2) Mengembangkan program perbaikan gizi. 3) Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat. d. Upaya Kesehatan Lingkungan 1) Penyehatan air bersih. 2) Penyehatan pembuangan kotoran. 3) Penyehatan lingkungan perumahan. 4) Penyehatan limbah. 5) Pengawasan sanitasi tempat umum. 6) Penyehatan makanan dan minuman. 7) Pelaksanaan peraturan perundangan.

42

e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular 1) Mengumpulkan dan menganalisis data penyakit. 2) Melaporkan kasus penyakit menular. 3) Menyelidiki benar atau tidaknya laporan yang masuk. 4) Melakukan

tindakan

permulaan

untuk

mencegah

penyebaran penyakit menular. 5) Menyembuhkan penderita sehingga tidak lagi menjadi sumber infeksi. 6) Pemberian imunisasi. 7) Pemberantasan vector. 8) Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. f. Upaya pengobatan 1) Melaksanakan diagnosis sedini mungkin melalui : a) Mendapatkan riwayat penyakit b) Mengadakan pemeriksaan fisik c) Mengadakan pemeriksaan laboratorium d) Membuat diagnosis 2) Melaksanakan tindakan pengobatan. 3) Melakukan upaya rujukan. g. Upaya penyuluhan kesehatan masyarakat 1) Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan oleh petugas di klinik, rumah, dan kelompok-kelompok masyarakat.

43

2) Di tingkat puskesmas tidak ada petugas penyuluhan tersendiri tetapi di tingkat kabupaten terdapat tenaga-tenaga coordinator penyuluhan kesehatan. h. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) i. Kesehatan olahraga j. Perawatan kesehatan masyarakat k. Usaha kesehatan kerja l. Usaha kesehatan gigi dan mulut m. Usaha kesehatan jiwa n. Usaha kesehatan mata o. Laboratorium (diupayakan tidak lagi sederhana) p. Pencatatan dan pelaporan system informasi kesehatan q. Kesehatan usia lanjut r. Pembinaan pengobatan tradisional. Semua

program

pokok

yang

dilaksanakan

di

puskesmas

dikembangkan berdasarkan program pokok pelayanan kesehatan dasar seperti yang dianjurkan oleh World Health Organization (WHO) yan dikenal dengan Basic Seven. Basic seven tersebut terdiri atas maternal and child health care, medical care, environmental sanitation, health education (untuk kelompok-kelompok masyarakat), simple laboratory, communicable disease control, dan simple statistic (pencatatan – recording atau pelaporan – reporting) (Harnilawati, 2013).

44

D. Kerangka Teori Puskesmas

-

-

Program Pokok : KIA KB Usaha perbaikan gizi Upaya kesehatan lingkungan Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular Upaya pengobatan Upaya penyuluhan kesehatan masyarakat

Program UKS (Trias UKS) : - Pendidikan Kesehatan - Pelayanan Kesehatan - Pembinaan Lingkungan Sekolah (Tim Pembina UKS Pusat, 2006)

- Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) - Kesehatan olahraga - Perawatan kesehatan masyarakat - Usaha kesehatan kerja - Usaha kesehatan gigi dan mulut - Usaha kesehatan jiwa - Usaha kesehatan mata - Laboratorium (diupayakan tidak lagi sederhana) - Pencatatan dan pelaporan system informasi kesehatan - Kesehatan usia lanjut - Pembinaan pengobatan tradisional. (Harnilawati, 2013)

Faktor yang Mempengaruhi: 1. Predisposisi : - Pengetahuan - Sikap 2. Pendukung : - Sarana prasarana 3. Pendorong : - Guru - Petugas Kesehatan - Kemitraan komite sekolah dengan (Notoadmodjo, 2007)

Gambar 2.1Kerangka Teori Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan UKS dalam teori Hernilawati (2013), Notoadmodjo (2010) dan Tim Pembina UKS Pusat (2007).

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep Dalam penelitian ini variable yang diteliti adalah variable independen yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program UKS pada tingkat SD (pengetahuan, sikap, sarana prasana, dan SDM) sedangkan variable dependennya adalah pelaksanaan program UKS pada tingkat SD. Hubungan antara variable independen dan dependen digambarkan seperti pada gambar 3.1.

Faktor yang Mempengaruhi: 1. Predisposisi : - Pengetahuan - Sikap 2. Pendukung : - Sarana prasarana 3. SDM

Pelaksanaan program UKS

Bagan 3.1. Hubungan antara variable independen dengan variable dependen.

45

46

B. Hipotesis Berdasarkan kerangka konsep dan tujuan penelitian, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Ho : Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan pelaksanaan UKS pada tingkat sekolah dasar. Ha : Ada hubungan antara pengetahuan dengan pelaksanaan UKS pada tingkat sekolah dasar. 2. Ho : Tidak ada hubungan antara sikap dengan pelaksanaan UKS pada tingkat sekolah dasar. Ha : Ada hubungan antara sikap dengan pelaksanaan UKS pada tingkat sekolah dasar. 3. Ho : Tidak ada hubungan antara sarana dan prasarana dengan pelaksanaan UKS pada tingkat sekolah dasar. Ha : Ada hubungan antara sarana dan prasarana dengan pelaksanaan UKS pada tingkat sekolah dasar. 4. Ho : Tidak ada hubungan antara SDM dengan pelaksanaan UKS pada tingkat sekolah dasar. Ha : Ada hubungan antara SDM dengan pelaksanaan UKS pada tingkat sekolah dasar.

47

C. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel No 1.

Variabel Pengetahuan

2.

Sikap

3.

Sarana prasarana memadai

Definisi Operasional Hasil tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Yang ingin diteliti adalah pengetahuan responden mengenai tujuan UKS, sasaran UKS, program UKS, peran guru UKS, dan faktor yang mempengaruhi UKS. Reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Yang ingin diteliti adalah sikap responden terhadap pelaksanaan program UKS.

Cara Ukur Menggunakan skala Guttman

Alat Ukur Kuesioner

Menggunakan skala Likert

Kuesioner

Sarana adalah segala jenis peralatan, perlengkapan, dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam

Menggunakan skala Guitman

Kuesioner

Hasil Ukur 1. Baik : jika hasil presentase 76 – 100% 2. Cukup : hasil presentase 56 – 75% 3. Kurang : hasil presentase <55% (Arikunto, 2006).

Sikap dikelompokan menjadi sikap positif dan sikap negatif. Jika distribusi data normal : Sikap positif ≥mean Sikap negatif
Skala Ukur Ordinal

Ordinal

1. Sangat Baik : Jika Ordinal seluruh poin dari nomor 1 – 8 terisi. 2. Baik : Jika point nomor

48

pelaksanaan. Yang ingin diteliti adalah ketersediaan sarana prasarana untuk menunjang pelaksanaan program UKS. 4.

Sumber Daya Manusia (SDM)

5.

Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Sumber daya manusia adalah semua manusia yang terlibat di dalam suatu organisasi dalam mengupayakan terwujudnya tujuan organisasi tersebut (Hasibuan, 2006). Yang ingin di teliti adalah peran kepala sekolah dan guru serta kerjasama yang dijalin antara pihak sekolah dengan pihak Puskesmas. Gambaran pelaksanaan UKS yang telah dilakukan oleh sekolah. Yang ingin di teliti adalah sejauh mana UKS telah terlaksana.

Menggunakan skala Guitman.

Kuesioner

Menggunakan skala Guttman

Kuesioner

1 – 4b dan 5 terisi 3. Cukup : Jika poin nomor 1 – 4a terisi. 4. Kurang : Jika poin jawaban yang terisi dibawah nomor 4 SDM dikelompokan menjadi SDM baik dan SDM buruk. Jika distribusi data normal : SDM baik ≥mean SDM buruk
Ordinal

Pelaksanaan UKS Ordinal dikelompokkan menjadi pelaksanaan baik dan pelaksanaan buruk. Jika distribusi data normal : Baik ≥ mean Buruk < mean Jika distribusi tidak normal : Baik ≥ mean Buruk < mean

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah rancangan penelitian yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menuntun peneliti supaya memperoleh jawaban terhadap pernyataan penelitian (Sastroasmoro, 2008). Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan desain analisis deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang terjadi berdasarkan karakteristik tempat, waktu, umur, jenis kelamin, sosial, ekonomi, pekerjaan, status perkawinan, cara hidup (pola hidup) dan lain-lain (Hidayat, 2007). Metode pengambilan data dengan total sampling.

B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Pamulang, Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini di laksanakan pada bulan Februari hingga April 2016.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek maupun subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya

49

50

(Hidayat, 2007). Populasi yang diteliti adalah Tim Pelaksana UKS di Sekolah Dasar yang terdiri dariKepala Sekolah, Guru UKS dan Komite Sekolah yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pamulang sejumlah 45 Sekolah Dasar. 2. Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi yang dipilih untuk menjadi subyek dalam sebuah penelitian atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Hasil penelitian sampel berlaku bagi populasi, maka sampel yang diambil harus representative, yaitu mewakili populasi, dalam arti semua cirriciri atau karakteristik yang ada pada populasi tercermin dalam sampel (Arikunto, 2006). a. Kriteria Sampel Kriteria Inklusi : 1) Sekolah Dasar yang berada dibawah naungan Puskesmas Pamulang. 2) Kepala Sekolah dan guru yang bertindak sebagai Pembina UKS di SD yang bersangkutan. 3) Bersedia menjadi responden. Kriteria Eksklusi : 1) Sekolah Dasar diluar naungan Puskesmas Pamulang 2) Tidak Bersedia menjadi responden.

51

D. Teknik Pengambilan Sampel Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2007). Alasan mengambil total sampling karena menurut Sugiyono (2007) jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya, jadi setiap sekolah dasar yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pamulang. Kepala sekolah dan guru UKS nantinya akan mengisi kuisioner yang telah dibagikan oleh peneliti.

E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuisioner. Kuesioner merupakan alat ukur berupa beberapa pertanyaan yang pembuatnya mengacu kepada parameter yang sudah dibuat oleh peneliti sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan (Hidayat, 2007). Kuesioner dari penelitian ini terdiri dari lima bagian, diantaranya : 1. Kuesioner A berisi pertanyaan mengenai identitas responden berupa usia, jenis kelamin, asal institusi. 2. Kuesioner B berisi 18 pertanyaan mengenai pengetahuan responden (guru UKS) meliputi tujuan UKS, sasaran UKS, program UKS, pengorganisasian

UKS,

peran

guru

UKS

dan

faktor

yang

mempengaruhi pelaksanaan UKS. Skala yang digunakan yaitu Skala

52

Guttman, yaitu alternatif jawaban hanya terdiri dari dua alternatif dengan penilaian sebagai berikut : 

Pertanyaan positif, dengan skor untuk benar (1) dan salah (0).



Pertanyaan negatif, dengan skor untuk benar (0) dan salah (1).

Pembagian nomor pertanyaan positif dan negatif digambarkan dalam tabel dibawah ini : Pertanyaan Positif

Pertanyaan Negatif

Terdiri dari pertanyaan nomor :

Terdiri dari pertanyaan nomor :

1, 4, 6, 7, 10, 12, 13, 14, dan 16

2, 3, 5, 8, 9, 11, 15, 17,dan 18.

3. Kuesioner C berisi pernyataan mengenai sikap responden (guru UKS) terhadap pelaksanaan program UKS. Total pertanyaan pada kuesioner berjumlah 15 pernyataan, penilaian menggunakan skala Likert dengan skor 1 – 4 dengan kategori : Sangat Setuju (SS) = 4, Setuju (S) = 3, Tidak Setuju (TS) = 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) = 1. 4. Kuesioner D berisi 12 pernyataan terkait SDM, penilaian dengan menggunakan skala Likert dengan skor 1 – 4 dengan kategori : Sangat Sering (SS) = 4, Sering (S) = 3, Kadang-kadang (KK) = 2, dan Tidak Pernah (TP) = 1. 5. Kuesioner E berisi tentang observasi sarana dan prasarana UKS. Kuesioner ini berjumlah 8 poin pertanyaan dengan skor tertinggi 8 dan terendah 1. Adapun kategori penilaian dalah sebagai berikut :Sangat Baik : Jika seluruh poin dari nomor 1 – 8 terisi dengan jawaban ada.Baik : Jika point nomor 1 – 4b dan 5 terisi dengan jawaban

53

ada.Cukup : Jika poin nomor 1 – 4a terisi dengan jawaban ada.Kurang : Jika poin jawaban yang terisi dengan jawaban ada dibawah nomor 4. 6. Kuesioner F berisi tentang gambaran pelaksanaan UKS. Kuesioner ini berjumlah 10 poin pertanyaan. Penilaian dengan menggunakan skala Likert dengan skor 1 – 4 dengan kategori : Selalu (Sl) = 4, Sering (S) = 3, Kadang-kadang (KK) = 2, dan Tidak Pernah (TP) = 1.

F. Teknik Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur benarbenar mengukur apa yang diukur. Suatu kuisioner dikatakan validjika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Hidayat, 20017). Metode yang digunakan dalam

uji

validitas penelitian ini adalah dengan

menggunakan bantuan software komputer untuk kuesioner dengan skala Likertdengan ketentuan kevalidan instrumen apabilanilai t hitung>nilai t tabel (Riduwan, 2007). Sedangkan menggunakan uji judgment expert untuk kuesioner pengukuran tingkat pengetahuan. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama (Hastono,

2007).

Pengukuran

reliabilitas

pada

penelitian

ini

54

menggunakan bantuan software komputer, dalam uji reliabilitas r hasil adalah alpha.

Ketentuannya apabila r alpha>

r table pertanyaan

tersebut reliable. Sebaliknya bila r alpha
G. Langkah – Langkah Pengumpulan Data 1. Setelah proposal penelitian disetujui oleh pembimbing dan penguji, peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian ke bagian akademik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang ditujukan untuk Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Kepala Puskesmas Pamulang, dan Kepala Sekolah SD di wilayah kerja Puskesmas Pamulang. 2. Peneliti menyerahkan surat permohonan izin penelitian kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan sebagai surat pengantar untuk mendapatkan surat izin melakukan penelitian yang disetujui oleh Kepala Dinas Kesehatan Tangerang Selatan sebagai syarat untuk dapat melakukan penelitian di Puskesmas. 3. Surat izin penelitian dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dan surat permohonan penelitian dari FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta diserahkan kepada Kepala Puskesmas Pamulang sebagai surat pengantar untuk melakukan penelitian di Puskesmas tersebut dan di sekolah dasar wilayah kerja puskesmas tersebut. 4. Setelah izin penelitian disetujui oleh kepala Puskesmas, peneliti akan melakukan uji validitas dan reliabilitas instrument terlebih dahulu.

55

5. Setelah instrument dinyatakan valid dan reliabel, peneliti kemudian mulai melakukan penelitian dengan diawali melakukan informed consent terhadap calon responden. Calon responden akan diberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden dan jika calon responden bersedia menjadi responden maka lembar persetujuan menjadi responden ditanda tangani 6. Setelah itu, responden akan diberikan penjelasan mengenai isi kuesioner beserta cara pengisiannya dan responden dianjurkan untuk bertanya apabila ada pertanyaan atau pernyataan yang kurang jelas. 7. Waktu pengisian kuesioner dilakukan lebih kurang selama 15 menit untuk setiap responden. 8. Responden diharapkan menjawab seluruh pertanyaan atau pernyataan yang tertera di dalam kuesioner. Setelah selesai, lembar kuesioner dikembalikan kepada peneliti. 9. Kuesioner yang telah diisi kemudian diolah dan dianalisa oleh peneliti.

H. Teknik Analisa Data 1. Univariat Analisa univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi variabel independen dan dependen. 2. Bivariat Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu variabel

independen dan dependen. Teknik analisis

yang dilakukan adalah dengan menggunakan ujiChi-Square dengan

56

menggunakan derajat kepercayaan 95% dengan alpha 5%, sehingga jika nilai P (p value) < 0,05 berarti hasil uji statistik bermakna atau menunjukan adanya hubungan antara variabel independen dan dependen. Sedangkan jika P (p value)> 0,05 maka hasil uji statistik tidak bermakna atau menunjukan tidak adanya hubungan antara variabel independen dengan dependen (Hidayat, 2007).

I. Pengolahan Data Menurut Hasan, 2006, pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumus-rumus tertentu. Pengolahan data bertujuan untuk mengubah data mentah dari hasil pengukuran menjadi data yang lebih halus sehingga memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut. Selanjutnya tahap-tahap dalam proses pengolahan data penelitian menurut (Notoatmodjo, 2010): 1. Editing Editing merupakan kegiatan pengencekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner. Apabila ada jawaban yang belum lengkap, jika memungkinkan perlu pengambilan data ulang untuk melengkapi jawaban-jawaban

tersebut.

Tetapi

apabila

tidak

lengkap

memungkinkan, maka pertanyaan yang jawabannya tidak lengkap tersebut tidak diolah.

57

2. Coding Coding merupakan proses mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data berbentuk angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2010). 3. Data Entry Data Entry yakni memasukkan jawaban-jawaban dari responden yang dalam bentuk angka atau huruf kedalam program software computer. Program untuk entry data pada penelitian ini menggunakan software statistic. 4. Cleaning Proses cleansing (pembersihan data) yakni dilakukan setelah semua data dari responden selesai dimasukkan, kemudian perlu dicek kembali kemungkinan

adanya

kesalahan

kode

dan

ketidaklengkapan

selanjutnya dilakukan koreksi atau pembetulan (Notoatmodjo, 2010).

J. Etika Penelitian Etika penelitian yang harus dipahami oleh peneliti dalam sebuah penelitian, diantaranya (Hidayat, 2007) : 1. Informed Consent Informed consent diberikan sebelum melakukan penelitian. Informed consent ini berupa lembar persetujuan menjadi responden. Pemberian informed consent bertujuan agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subyek

58

bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika tidak bersedia, peneliti harus menghormati keputusan tersebut. 2. Anonymity (Tanpa Nama) Anonymity berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data (kuesioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada lembar kuesioner tersebut. 3. Confidentiality (Kerahasiaan) Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian.

BAB V HASIL PENELITIAN Bab ini merupakan pemaparan mengenai hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang dijelaskan melalui hasil analisa univariat dan bivariat.

A. Analisa Univariat 1. Gambaran Pengetahuan Gambaran pengetahuan responden dapat dilihat pada tabel 5.1 Tabel 5.1 Gambaran Pengetahuan Responden Pengetahuan

Frekuensi (n)

Presentase (%)

Kurang

1

1,1%

Cukup

49

54,4%

Baik

40

44,4%

Total

90

100%

Berdasarkan tabel 5.1 mayoritas responden mempunyai pengetahuan yang cukup terhadap UKS dengan jumlah responden 49 orang (54,4%), responden dengan pengetahuan baik tentang UKS sebanyak 40 orang (44,4%), dan hanya 1 (1,1%) responden dengan pengetahuan kurang tentang UKS.

59

60

2. Gambaran Sikap Gambaran sikap responden dapat dilihat pada tabel 5.2. Tabel 5.2 Gambaran Sikap Responden Sikap Buruk Baik Total

Frekuensi (n)

Presentase (%)

40

44,4

50

55,6

90

100

Berdasarkan tabel 5.2 mayoritas responden sudah memiliki sikap yang baik terhadap pelaksanaan UKS yaitu sebanyak 50 orang (55,6%), sedangkan responden yang memiliki sikap kurang baik berjumlah 40 orang (44,4%). 3. Gambaran Sumber Daya Manusia Gambaran sumber daya manusia dapat dilihat pada tabel 5.3 Tabel 5.3 Gambaran Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia

Frekuensi (n)

Presentase (%)

Buruk

37

41,1

Baik

53

58,9

Total

90

100

Berdasarkan tabel 5.3 mayoritas sumber daya manusia yang baik terhadap pelaksanaan UKS yaitu sebanyak 53 orang (58,9%), sedangkan sumber daya yang kurang baik berjumlah 37 orang (41,1%).

61

4. Gambaran Sarana Prasarana Gambaran sarana prasarana UKS dapat dilihat pada tabel 5.4. Tabel 5.4 Gambaran Sarana Prasarana UKS Sarana Prasarana UKS

Frekuensi (n)

Presentase (%)

Kurang

26

28,9

Cukup

26

28,9

Baik

36

40,0

Sangat Baik

2

2,2

Total

90

100

Berdasarkan tabel 5.4 mayoritas memiliki sarana prasarana dalam kategori baik yaitu sebanyak 36 (40,0%) responden, sarana prasarana dalam kategori cukup sebanyak 26 (28,9%) responden, sarana prasarana dalam kategori kurang sebanyak 26 (28,9%), dan hanya terdapat 2 (2,2%) responden yang masuk kedalam kategori sarana prasarana sangat baik.

62

5. Gambaran Pelaksanaan UKS Gambaran pelaksanaan UKS dapat dilihat pada tabel 5.5. Tabel 5.5 Gambaran Pelaksanaan UKS Pelaksanaan UKS

Frekuensi (n)

Presentase (%)

Buruk

35

61,1

Baik

55

38,9

Total

90

100

Berdasarkan tabel 5.5 mayoritas pelaksanaan UKS sudah baik yaitu dengan responden sebanyak 55 orang (38,9%), sedangkan pelaksanaan UKS yang masih kurang baik sebanyak 35 (61,1%).

63

B. Analisa Bivariat Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (independen) dengan variabel terikat (dependen) dengan menggunakan uji Chi-Square. Dikatakan memiliki keterkaitan yang signifikan jika nilai p<0,05 dan tidak memiliki keterkaitan jika nilai p>0,05. 1. Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksanaan UKS Analisa hubungan antara faktor pengetahuan dengan pelaksanaan UKS dapat dilihat pada tabel 5.6. Tabel 5.6 Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksanaan UKS Pelaksanaan UKS Baik

Pengetahuan Baik Cukup Kurang Total

n 25 30 0 55

% 27,8 33,3 0% 61,1

Buruk n 15 19 1 35

Total

% 16,7 21,1 1,1 38,9

n 40 49 1 90

% 44,4 54,5 1,1 100

P Value 0,448

Berdasarkan tabel analisis diatas dapat dilihat hasil hubungan

antara

kedua

variabel,

yakni

pengetahuan

dan

pelaksanaan UKS. Sebanyak 25 (27,8%) responden memiliki pengetahuan yang baik dan melaksanakan UKS dengan baik dan 15 (16,7%) tidak melaksanakan UKS dengan baik. Responden dengan pengetahuan cukup ada 30 (33,3%) responden yang melaksanakan UKS dengan baik tetapi 19 (21,2%) tidak melaksanakan UKS dengan baik. Sisanya tidak ada responden

64

(0%) yang memiliki pengetahuan kurang dan melaksanakan UKS dengan baik tetapi terdapat 1 (1,1%) responden dengan pengetahuan kurang dan tidak melaksanakan UKS dengan baik. Hasil uji statistik terlihat nilai P value = 0,448 (sig 2 tailed > 0,05) yang berarti HO diterima atau tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan pelaksanaan UKS. 2. Hubungan Sikap dengan Pelaksanaan UKS Analisis hubungan antara faktor sikap dengan pelaksanaan UKS dapat dilihat pada tabel 5.7. Tabel 5.7 Hubungan Sikap dengan Pelaksanaan UKS Pelaksanaan UKS Baik

Sikap Baik Buruk Total

N 31 24 55

% 34,4 26,7 61,1

Buruk n 19 16 35

% 21,1 17,8 38,9

Total N 50 40 90

% 55,6 44,4 100

P Value 1,000

Berdasarkan tabel analisis diatas dapat dilihat hasil hubungan antara kedua variabel, yakni sikap dan pelaksanaan UKS. Dari tabel diatas dapat dilihat terdapat 31 (34,4%) responden yang masuk kedalam kategori sikap baik dan melaksanakan UKS dengan baik serta terdapat 19 (21,1%) tidak melaksanakan UKS dengan baik. Sedangkan responden yang memiliki sikap kurang baik terdapat 24 (26,7%) responden yang melaksanakan UKS dengan baik dan 16 (17,8%) responden tidak melaksanakan UKS dengan baik. Hasil uji statistik terlihat nilai P value = 1,000 (sig 2

65

tailed > 0,05) yang berarti HO diterima atau tidak terdapat hubungan antara sikap dan pelaksanaan UKS. 3. Hubungan Sumber Daya Manusia dengan Pelaksanaan UKS Analisis hubungan antara faktor sumber daya manusia dengan pelaksanaan UKS dapat dilihat pada tabel 5.8. Tabel 5.8 Hubungan Sumber Daya Manusia dengan Pelaksanaan UKS Pelaksanaan UKS Sumber Daya Manusia Baik Buruk Total

Baik n 41 14 55

% 45,6 15,5 61,1

Buruk n 12 23 35

P Value

Total

% 13,3 25,6 38,9

N 53 37 90

% 58,9 41,1 100

0,000

Berdasarkan tabel analisis diatas dapat dilihat hasil hubungan antara kedua variabel, yakni Sumber Daya Manusia (SDM) dan pelaksanaan UKS. Dari tabel diatas dapat dilihat terdapat

41

(45,6%)

responden

dengan

SDM

baik

dan

melaksanakan UKS dengan baik dan 12 (13,3%) responden tidak melaksanakan UKS dengan baik. Selain itu, terdapat 14 (15,6%) responden dengan SDM kurang baik dan masih melaksanakan UKS dengan baik dan terdapat 23 (25,6%) responden tidak melaksanakan UKS dengan baik. Hasil uji statistik terlihat nilai P value = 0,000 (sig 2 tailed < 0,05) yang berarti Ho ditolak atau terdapat hubungan antara SDM dan pelaksanaan UKS.

66

4. Hubungan Sarana Prasarana dengan Pelaksanaan UKS Analisis hubungan antara faktor sarana prasarana dengan pelaksanaan UKS dapat dilihat pada tabel 5.9. Tabel 5.9 Hubungan Sarana Prasarana dengan Pelaksanaan UKS Pelaksanaan UKS Sarana Prasarana Sangat Baik Baik Cukup Kurang Total

Baik

Buruk

P Value

Total

n

%

N

%

N

%

2

2,2

0

0

2

2,2

21 15 17 55

23,3 16,7 18,9 61,1

15 11 9 35

16,7 12,2 10 38,9

36 26 26 90

40 28,9 28,9 100

0,633

Berdasarkan tabel analisis diatas dapat dilihat hasil hubungan antara kedua variabel, yakni sarana prasarana UKS dan pelaksanaan UKS. Dari tabel diatas dapat dilihat terdapat 17 (18,9%) responden memiliki sarana prasarana kurang baik dan melaksanakan UKS dengan baik dan 9 (10%) tidak melaksanakan dengan baik, 15 (16,7%) responden memiliki sarana prasarana cukup dan melaksanakan UKS dengan baik dan 11 (12,2%) responden tidak melaksanakan UKS dengan

baik, 21 (23,3%)

responden memiliki sarana prasarana baik dan melaksanakan UKS dengan baik dan 15 (16,7%) tidak melaksanakan UKS dengan baik, serta hanya terdapat 2 (2,2%) responden yang memiliki sarana prasarana sangat baik dan melaksanakan UKS dengan baik. Hasil uji statistik terlihat nilai P value = 0,633 (sig 2 tailed > 0,05)

67

yang berarti HO diterima atau tidak terdapat hubungan antara sarana prasarana dan pelaksanaan UKS.

BAB VI PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian. Interpretasi hasil akan membahas mengenai hasil penelitian yang dikaitkan dengan teori yang ada pada tinjauan pustaka, sedangkan keterbatasan penelitian akan memaparkan keterbatsan yang terjadi selama pelaksanaan penelitian. A. Analisis Univariat 1. Gambaran Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan

merupakan

domain

yang

sangat

penting

untuk

terbentuknya perilaku terbuka (overt behavior) (Sunaryo, 2005). Pengetahuan mempunyai peranan sebagai motivasi awal bagi seseorang dalam berperilaku. Green (2005) menyebutkan pengetahuan merupakan salah satu factor predisposi terhadap pembentukan perilaku seseorang. Dalam penelitian ini pengetahuan yang diukur adalah pengetahuan kepala sekolah dan guru UKS pada Sekolah Dasar (SD) yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pamulang. Hasil memiliki

analisis univariat pengetahuan

yang

menggambarkan bahwa cukup

terhadap

UKS

responden (54,4%),

pengetahuan baik tentang UKS (44,4%), dan hanya 1% dengan pengetahuan buruk tentang UKS. Artinya, mayoritas responden telah memiliki

pengetahuan

yang

68

cukup

tentang

UKS.

Penelitian

69

Muhammadi, Rowling dan Nutbeam (2010) menyatakan bahwa pemahaman penyelenggaraan upaya kesehatan di sekolah merupakan sebagai dasar dari keberhasilan program upaya kesehatan di sekolah yang efektif. Pemahaman dapat meningkatkan partisipasi yang baik oleh sekolah penyelenggara dalam program upaya kesehatan di sekolah. 2. Gambaran Sikap Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku (Efendi, 2009). Dalam penelitian ini sikap yang diukur adalah sikap kepala sekolah dan guru UKS terhadap pelaksanaan UKS pada Sekolah Dasar (SD) yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pamulang. Hasil analisis univariat menunjukan bahwa responden memiliki sikap yang baik terhadap pelaksanaan UKS yaitu sebanyak 50 orang (55,6%), sedangkan responden yang memiliki sikap kurang

baik

berjumlah 40 orang (44,4%). Artinya, mayoritas responden telah memiliki sikap yang baik terhadap pelaksanaan UKS. Hasil penelitian Supriadi (2009) menunjukan bahwa jika sikap kepala sekolah dan guru baik maka pelaksanaan sanitasi kantin yang merupakan bagian dari pelaksanaan UKS akan berjalan dengan baik juga, begitupun sebaliknya. Lebih lanjut hasil penelitiannya menunjukan bahwa

70

pengetahuan yang baik tidak selamanya mempengaruhi sikap yang baik pula dalam mempengaruhi pelaksanaan UKS. 3. Gambaran Sumber Daya Manusia (SDM) Menurut Sayuti Hasibuan (2006), sumber daya manusia adalah semua manusia yang terlibat di dalam suatu organisasi dalam mengupayakan terwujudnya tujuan organisasi tersebut. Dalam penelitian ini pengetahuan yang diukur adalah pengetahuan kepala sekolah dan guru UKS pada Sekolah Dasar (SD) yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pamulang. Hasil analisa univariat menunjukan bahwa sumber daya manusia yang baik terhadap pelaksanaan UKS yaitu sebanyak 53 orang (58,9%), sedangkan sumber daya yang kurang baik berjumlah 37 orang (41,1%). Artinya, mayoritas telah memiliki sumber daya manusia yang baik terhadap pelaksanaan UKS. Dalam pelaksanaan UKS, dibutuhkan sumber daya yang baik untuk dapat menunjang pelaksanaan UKS dengan baik pula. Menurut Mayangsari (2014), sumber daya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan UKS yaitu sumber daya manusia dan sumber dana yang cukup untuk membiayai pelaksanaan UKS, karena tanpa didukung sumber daya manusia yang berkompeten dibidang kesehatan dan penyediaan dana yang cukup mustahil program UKS dapat berjalan dengan baik. 4. Gambaran Sarana Prasarana UKS Menurut Engkoswara dan Sumairah (2012) secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya

71

yang dilakukan dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal tersebut tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana (Saifuddin, 2014). Hasil analisa univariat menunjukan bahwa sarana prasarana dalam kategori baik yaitu sebanyak 36 (40,0%) responden, sarana prasarana dalam kategori cukup sebanyak 26 (28,9%) responden, sarana prasarana dalam kategori kurang sebanyak 26 (28,9%), dan hanya terdapat 2 (2,2%) responden yang masuk kedalam kategori sarana prasarana sangat baik. Artinya, mayoritas sekolah memiliki sarana prasarana UKS dalam kategori baik. Semakin lengkap sarana penunjang semakin efektif pula suatu kegiatan. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam maksud dan tujuan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama tergeraknya suatu proses. Jadi, sarana dan prasarana merupakan alat serta ppenunjang utama tergeraknya suatu proses yang kemudian akan mencapai tujuan yang ingin tercapai dari suatu kegiatan (Soepartono, 2004). 5. Gambaran Pelaksanaan UKS Pembinaan dan pengembangan UKS adalah upaya pendidikan kesehatan dan dilaksanakan secara terpadu, sadar, terencana, terarah dan bertanggung jawab untuk menanamkan, tumbuh, berkembang dan membimbing hidup, dicintai dan menerapkan prinsip-prinsip hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari siswa yang akhirnya diharapkan

72

dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan prestasi peserta didik (Depkes RI, 2010). Hasil analisa univariat menunjukan bahwa pelaksanaan UKS yang sudah baik yaitu sebanyak 55 responden (38,9%), sedangkan pelaksanaan UKS yang masih kurang baik sebanyak 35 (61,1%). Artinya, mayoritas pelaksanaan UKS pada sekolah dasar di wilayah kerja Puskesmas Pamulang berada dalam kategori baik. Pelaksanaan UKS yang baik akan memberikan dampak yang baik pula terhadap kesehatan peserta didik. Menurut Soenaryo (2002), UKS mempunyai tujuan umum yaitu mempertinggi derajat kesehatan, mencegah dan memberantas penyakit, serta memulihkan kesehatan setelah terkena suatu penyakit dan tujuan khusus, yaitu mencapai keadaan kesehatan anak-anak sekolah dan lingkungannya, sehingga dapat memberi kesempatan kepada anak untuk

tumbuh dan berkembang secara

harmonis sehingga dapat belajar secafra efisien dan optimal. Mengingat dari pentingnya tujuan dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), maka pelaksanaan UKS di sekolah-sekolah perlu ditingkatkan baik dari segi sarana dan prasarana maupun pelaksanaan programprogramnya.

73

B. Analisis Bivariat 1. Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksanaan UKS Hasil uji statistic dengan Pearson Chi-Square didapatkan nilai Asymp. Sig (2-tailed) adalah 0,448 yang berarti Pvalue>0,05. Dengan demikian, disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan pelaksanaan UKS.Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan bahwa meskipun pengetahuan pihak sekolah baik terhadap pelaksanaan UKS tetapi tidak banyak yang melaksanakan UKS dengan baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Devita (2010)menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan praktik guru dalam pelaksanaan UKS (p value 0,420). Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, raba dan rasa. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui

merupakan

penglihatan

dasar

untuk

dan

pendengaran.

terbentuknya

Pengetahuan

tindakan

seseorang

(Notoatmodjo, 2007).Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial budaya. Secara garis besar menurut Notoatmodjo

(2007)

domain

tingkat

pengetahuan

(kognitif)

74

mempunyai enam tingkatan, meliputi: mengetahui, memahami, menggunakan, menguraikan, menyimpulkan dan mengevaluasi. Ciri pokok dalam taraf pengetahuan adalah ingatan tentang sesuatu yang diketahuinya baik melalui pengalaman, belajar, ataupun informasi yang diterima dari orang lain. Pengetahuan mempunyai peranan sebagai motivasi awal bagi seseorang dalam berperilaku. Green (2005) menyebutkan pengetahuan merupakan salah satu faktor predisposi terhadap pembentukan perilaku seseorang. Pengetahuan yang baik akan mempengaruhi perilaku yang baik pula. Menurut Notoatmodjo (2007), faktor yang mempengaruhi tindakan

adalah

pengetahuan,

persepsi,

emosi,

motivasi

dan

lainnya.Perilaku sesorang dipengaruhi oleh faktor pengetahuan. Hal ini sesuai dengan penjelasan bahwa “perilaku seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap sesuai dengan konsep KAP atau knowledge, attitude dan practice yang artinya sebelum kepada kemampuan praktek (perilaku/practice)

akan

di

dahului

terbentuk

didahului

oleh

pengetahuan akan suatu hal (knowledge) (Notoadmodjo,2007). Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan sangat memberikan pengaruh terhadap perubahan perilaku, begitupun dengan perilaku guru terhadap pelaksanaan UKS akan dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki terutama tentang pelaksanaan UKS.

75

2. Hubungan Sikap dengan Pelaksanaan UKS Hasil uji statistik dengan continuity Correction didapatkan nilai Asymp. Sig (2-tailed) adalah 0,509 yang berarti Pvalue>0,05. Dengan demikian, disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara sikap dengan pelaksanaan UKS. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Devita (2010) menunjukan tidak ada hubungan antara sikap dengan praktik guru dalam pelaksanaan UKS (P value 0,699). Notoatmodjo (2005) berpendapat bahwa sikap merupakan reaksi yang masih tertutup, tidak dapat dilihat langsung. Sikap hanya dapat ditafsirkan pada perilaku yang nampak. Sikap dapat diterjemahkan dengan sikap terhadap objek tertentu diikuti dengan kecenderungan untuk melakukan tindakan sesuai dengan objek. Azwar (2005) mengatakan bahwa sikap yang diperoleh melalui pengalaman akan menimbulkan pengaruh langsung terhadap perilaku berikutnya. Pengaruh langsung tersebut lebih berupa predisposisi perilaku yang akan direalisasikan apabila kondisi dan situasi memungkinkan. Notoatmodjo (2005) menyatakan bahwa sikap belum tentu terwujud dalam bentuk tindakan, sebab untuk mewujudkan tindakan perlu faktor lain, yaitu adanya fasilitas atau sarana dan prasarana sebagai mediator agar sikap dapat meningkat menjadi tindakan. Fishbein dan Ajzen (2003), berdasarkan teori tindakan beralasan (Theory of Reasond Action), menyatakan bahwa sikap mempengaruhi perilaku lewat suatu proses pengambilan keputusan yang diteliti dan

76

beralasan dan dampaknya terbatas pada tiga hal, yaitu: pertama, perilaku tidak banyak ditentukan oleh sikap umum tetapi oleh sikap spesifik terhadap sesuatu; kedua, perilaku tidak hanya dipengaruhi oleh sikap spesifik tetapi juga oleh norma-norma subjektif yaitu keyakinan seseorang terhadap yang inginkan orang lain agar ia berprilaku; ketiga, sikap terhadap suatu perilaku bersama norma-norma subjektif membentuk suatu intensi atau niat untuk berperilaku tertentu. 3. Hubungan Sumber Daya Manusia dengan Pelaksanaan UKS Hasil uji statistik dengan menggunakan continuity Correction didapatkan nilai Asymp. Sig (2-tailed) adalah 0,000 yang berarti Pvalue<0,05.

Dengan

demikian,

disimpulkan

bahwa

terdapat

hubungan antara sumber daya manusia dengan pelaksanaan UKS. Sumber daya manusia dan sumber dana yang cukup untuk membiayai pelaksanaan UKS sangat diperlukan karena tanpa didukung sumber daya manusia yang berkompeten dibidang kesehatan dan penyediaan dana yang cukup mustahil program UKS dapat berjalan dengan baik. Sumber daya manusia yang berkompeten di bidang kesehatan dapat dipenuhi dengan melakukan kerjasama dengan tenaga kesehatan dari Puskesmas setempat sedangkan sumber dana dapat diperoleh dari berbagai pihak, yaitu pemerintah, masyarakat dan sektor lain. Kesemuanya itu harus di berdayakan demi terlaksananya program UKS dengan baik (Mayangsari, 2014).Tetapi dalam kenyataannya, tidak sedikit sekolah yang tidak dapat melaksanakan UKS dengan

77

baik, dengan alasan minimnya dana yang tersedia dan kurangnya kerjasama dengan pihak Puskesmas. Demi menciptakan sumber daya manusia yang berkompeten seperti yang dijelaskan diatas, maka diperlukan adanya pelatihan dan pengembangan. Menurut Mariot T. Efendi H (2002), “Latihan dan pengembangan dapat didefinisikan sebagai usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan pegawai”. Selanjutnya Mario menambahkan pelatihan dan pengembangan merupakan dua konsep yang sama, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan. Tetapi, dilihat dari tujuannya, umumnya kedua konsep tersebut dapat dibedakan. Pelatihan lebih ditekankan pada peningkatan kemampuan untuk malakukan pekerjaan yang spesifik pada saat ini, dan pengembangan lebih ditekankan pada peningkatan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan pada masa yang akan datang, yang dilakukan melalui pendekatan yang terintegrasi dengan kegiatan lain untuk mengubah perilaku kerja. Penelitian Tjomsland dkk (2009) menyatakan bahwa dalam mengembangkan upaya kesehatan di sekolah yang berkesinambungan harus ditunjang oleh stakeholder yang berkepentingan, diantaranya guru. Para guru yang memiliki motivasi baik, akan cenderung berpartisipasi dalam program pengembangan sekolah jika mereka percaya bahwa program tersebut akan menghasilkan hasil yang baik untuk prestasi anak didiknya.

78

4. Hubungan Sarana Prasarana dengan Pelaksanaan UKS Hasil uji statistik dengan menggunakan Pearson Chi-Square didapatkan nilai Asymp. Sig (2-tailed) adalah 0,633 yang berarti Pvalue>0,05. Dengan demikian, disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara sarana prasarana dengan pelaksanaan UKS. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Devita (2010) menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara ketersediaan sarana dan prasarana dengan praktik guru dalam pelaksanaan UKS (p value 0,699). Dalam suatu proses pelaksanaan layanan kesehatan sekolah, menurut Tim Esensi (2012) ada 3 peran yang menyangkut UKS yaitu upaya peningkatan kesehatan yang dilaksanakan melalui penyuluhan kesehatan dan latihan keterampilan oleh tenaga kesehatan di sekolah, upaya pencegahan penyakit yang dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan daya tahan tubuh siswa serta pencegahan penyakit sejak dini, dan upaya penyembuhan dan pemulihan serta pengobatan ringan untuk mengurangi derita sakit. Ketiga unsur ini sangat memberikan pengaruh terhadap kelengkapan sarana dan prasarana UKS, karena sarana dan prasarana UKS digunakan untuk melengkapi suatu proses pelaksanaan layanan UKS agar pelaksanaan pelayanan UKS dapat berjalan lancar. Lebih lanjut Tim Esensi (2012) menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan UKS memiliki dua fungsi dasar yaitu fungsi pendidikan, fungsu pemeliharaan dan pelayanan. Dalam fungsi pendidikan, UKS

79

sangat berperan dalam memberikan pengetahuan yang berkaitan dengan masalah-masalah kesehatan kepada para siswa atau anak didik sehingga kedepannya mereka dapat terus mempraktekan gaya hidup sehat dimanapun mereka berada. Sedangkan fungsi pemeliharaan dan pelayanan yaitu pengadaan layanan pemeriksaan kesehatan umum kepada para murid dan warga lainnya (tanpa perlu menunggu adanya gejala penyakit), pencegahan penyakit menular, pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), pengawasan kebersihan sekolah, dan peningkatan kesehatan para siswa dan warga sekolah. Dari penjelasan di atas bahwa proses pelaksanaan layanan kesehatan sekolah, terdapat dua unsur yang sangat penting yaitu program-progam UKS dan sarana prasarana yang digunakan untuk melengkapi pelaksanaan program-program tersebut. Kedua aspek ini saling

berkaitan

karena

pelaksanaan

suatu

program

akan

mempengaruhi jenis sarana prasarana yang sesuai untuk digunakan. Kelengkapan sarana dan prasarana dikatakan memenuhi fungsi apabila sarana dan prasarana UKS yang telah ada dapat memenuhi setidaknya membantu memberikan proses pertolongan pertama/pencegahan awal pada setiap cedera maupun penyakit. Diketahui bahwa dengan adanya sarana dan prasarana UKS yang lengkap akan memudahkan guru maupun pelaksana pelayanan kesehatan disekolah serta siswa dalam menangani masalah-masalah untuk pengobatan dan pencegahan (Tim Esensi, 2012).

80

C. Keterbatasan Penelitian Dalam penyusunan penelitian ini terdapat banyak keterbatasan yang menjadi kekurangan dalam penelitian. 1. Pertanyaan kuesioner yang digunakan adalah buatan peneliti sendiri yang dihubungkan dengan landasan teori. Namun, hal tersebut diatasi dengan uji validitas dengan melakukan uji judgment expert untuk kuesioner faktor pengetahuan dan uji validas dengan rumus korelasi Product Moment (Korelasi Pearson) untuk faktor yang lainnya. Selain itu, dilakukan uji reliabilitas pada setiap kuesioner dengan hasil diatas 0,6 sehingga pertanyaan kuesioner dinyatakan reliabel. 2. Peneliti hanya meneliti 4 variable yang mempengaruhi pelaksanaan UKS pada tingkat sekolah dasar, yakni pengetahuan pihak sekolah (kepala sekolah dan guru UKS), sikap pihak sekolah (kepala sekolah dan guru UKS), sumber daya manusia dan sarana prasarana UKS. Sementara masih banyak variabel lain yang dapat diteliti dan digali lebih lanjut, seperti keterbatasan lahan untuk pengadaan ruang UKS, pendanaan, dan lain sebagainya. 3. Peneliti hanya melibatkan kepala sekolah selaku pemegang kebijakan dan guru UKS selaku penanggung jawab pelaksanaan UKS untuk menjadi responsen, tanpa melibatkan komite sekolah yang masih merupakan bagian dari warga sekolah. Hal ini disebabkan karena sulitnya bagi peneliti untuk bertemu dengan komite sekolah yang jarang sekali datang ke sekolah. Selain itu, menurut keterangan dari

81

kepala sekolah yang menjadi objek peneliti bahwa komite sekolah belum ikut andil dalam proses pelaksanaan UKS. 4. Peneliti belum melibatkan 4 kementrian (Mentri Pendidikan, Mentri Agama, Mentri Kesehatan, dan Mentri Dalam Negri) kedalam penelitian dikarenakan terdapat beberapa kendala, antara lain waktu penelitian.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil uraian penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai hasil dari keseluruhan temuan sebagai berikut : 1. Gambaran pengetahuan pihak sekolah (kepala sekolah dan guru UKS) tentang UKS di sekolah dasar (SD) wilayah kerja Puskesmas Pamulang yang masuk dalam kategori dengan pengetahuan baik sebanyak 40 orang (44,4%), pengetahuan cukup 49 orang (54,4%), dan hanya 1 (1,1%) responden dengan pengetahuan kurang tentang UKS. 2. Gambaran sikap pihak sekolah terhadap pelaksanaan UKS di SD wilayah kerja Puskesmas Pamulang yaitu sebanyak 50 orang (55,6%) dengan sikap baik, sedangkan responden yang memiliki sikap kurang baik berjumlah 40 orang (44,4%). 3. Gambaran sumber daya manusia (SDM) terhadap pelaksanaan UKS di SD wilayah kerja Puskesmas Pamulang yaitu sebanyak 53 orang (58,9%) dalam kategori baik, sedangkan sumber daya yang kurang baik berjumlah 37 orang (41,1%). 4. Gambaran sarana prasarana UKS di SD wilayah kerja Puskesmas Pamulang yaitu sarana prasarana dalam kategori baik sebanyak 36 (40,0%) responden, sarana prasarana dalam kategori cukup sebanyak 26 (28,9%) responden, sarana prasarana dalam kategori kurang

82

83

sebanyak 26 (28,9%), dan hanya terdapat 2 (2,2%) responden yang masuk kedalam kategori sarana prasarana sangat baik. 5. Gambaran pelaksanaan UKS di SD wilayah kerja Puskesmas Pamulang yaitu sebanyak 55 orang (38,9%) dalam kategori baik, sedangkan pelaksanaan UKS yang masih kurang baik sebanyak 35 (61,1%) responden. 6. Hasil uji statistik diperoleh P value sebesar 0,448 atau Sig > 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pelaksanaan UKS. 7. Hasil uji statistik diperoleh P value sebesar 1,000 atau Sig > 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan pelaksanaan UKS. 8. Hasil uji statistik diperoleh P value sebesar 0,000 atau Sig < 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada hubungan antara sumber daya manusia dengan pelaksanaan UKS. 9. Hasil uji statistik diperoleh P value sebesar 0,633 atau Sig > 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara sarana prasarana UKS dengan pelaksanaan UKS.

84

B. Saran 1. Bagi Institusi Pendidikan atau Sekolah Dasar Diharapkan adanya peran aktif dari pihak sekolah, baik itu kepala sekolah,

guru,

maupun

seluruh

masyarakat

sekolah

dalam

melaksanakan UKS secara optimal. Selain itu, diharapkan adanya kerjasama yang lebih baik antara pihak sekolah dengan pihak pelayanan kesehatan atau puskesmas terkait pelaksanaan UKS agar berjalannya UKS dapat lebih kondusif sehingga dapat lebih dirasakan manfaatnya. 2. Bagi Pelayanan Kesehatan atau Puskesmas Diharapkan petugas pelayanan kesehatan atau pihak puskesmas dapat memberikan bimbingan dan pengarahan lebih optimal terkait pelaksanaan UKS pada sekolah-sekolah sehingga pelaksanaan UKS dapat berjalan sesuai dengan hasil yang diharapkan. 3. Bagi Peneliti Berikutnya Diharapkan adanya penelitian lanjutan dengan melibatkan lebih banyak pihak untuk menjadi responden agar lebih terkaji dari berbagai sudut pandang. Selain itu, diharapkan adanya penelitian lanjutan dengan metode yang berbeda dan tambahan variable yang mungkin belum ada dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta, 2006. Azwar, Saifuddin. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005 Aryastusi, Devita. Faktor-faktor Yang Berhubungan dengan Pelaksanaan UKS pada Guru Sekolah Dasar Se-wilayah Puskesmas Pegandan Semarang, Skripsi. Semarang : Universitas Dian Nuswantoro, 2010 Depkes RI. Pedoman Usaha Kesehatan Sekolah Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta : Dirjen Binkesmas Depkes RI, 2011. Effendi, Ferry. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika, 2009. Engkoswara dan Komariah, Aan. Administrasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta, 2010. Green, Lawrence, W and Kreauter, Marshall, W. (2005). Health Program Planning An Education And Ecological Approach. Harnilawati. Pengantar Ilmu Keperawatan Komunitas. Sulawesi Selatan : Pustaka As Salam, 2013. Hasan, Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara Hasibuan, Sayuti. Manajemen Sumber Daya Manusia : Pendekatan non sekuler. Tesis. Surakarta : Universitas Muhammadiyah, 2006. Hastono, Sutanto Priyo. Basic Data Analysis for Health Research Training :Analisis Data Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007. Hermawan, Dimas Fajar. Tingkat Keterlaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) pada Sekolah Dasar Se-Kecamatan Kokap Kabupaten Kulonprogo, skripsi. Univarsitas Negeri Yogyakarta, 2015. Hidayat, A. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Penerbit Salemba Medika : Jakarta, 2007

Khasanah, Yuni Uswatun. Tesis : Hubungan Pengetahuan Siswa Dan Perilaku Hidup Bersih Sehat Di Lingkungan Sekolah Dengan Partisipasi Siswa Dalam Tercapainya Program Kegiatan UKS. Universitas Sebelas Maret, 2015. Mayangsari, Wahyu Tisna. Pengaruh Pelaksanaan Program UKS dalam Meningkatkan Derajat Kesehatan pada Siswa (7 – 12 tahun) di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Selong Kabupaten Lombok Timur. Malang : Universitas Muhammadiyah, 2014. Muhammadi, N.K. Rowling, L. and Notbeam D.Acknowledging Educational Perspectives on Health Promoting School, Qazvin University for Medical Sciences, Qazvin, Iran. Faculty of Education and Social Work, University of Sydney, Sydney. University of Southampton, Southampton, UK, Emerald Journal. Vol. 110, No. 4, February 2010. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi kesehatan dan perilaku. Jakarta: Rineka Cipta, 2007. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta, 2010. Notoatmodjo, Soekidjo. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan seni. Jakarta : Rineka Cipta, 2007. Riduwan. Tesis : Metode dan Teknik Menyusun. Bandung: Alfabeta, 2007. Saifuddin. Pengelolaan Pembelajaran Teoritis dan Praktis. Yogyakarta : Deepublish, 2014. Sastroasmoro, S & Ismail, S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta : Agung Seto, 2008. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : ALFABETA, 2007. Sukoso, Munaha Nandar. Survei Tentang Ketersediaan Sarana dan Prasarana Usaha Kesehatan Sekolah di Sekolah Dasar Negeri SeKecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul, Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta, 2013. Sunaryo, Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC, 2005 Supartini, Yupi. Buku Ajar Konsep Keperawatan Anak. Jakarta : EGC, 2004

Supriadi.Hubungan Pengetahuan dan Sikap Kepala Sekolah, Guru UKS dan Pengelola Kantin dengan Kondisi Sanitasi Kantin Di Sekolah Dasar Di Kota Jambi. Tesis. Universitas Gadjah Mada, 2009 Suyanto. Peran Guru Pembina dalam Pelaksanaan Trias UKS di SD Negeri Se-Kecamatan Turi Kabupaten Sleman. Skripsi. Yogyakarta: FIK UNY, 2013. Tim Pengembang Pendidikan UPI. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung : PT. Imtima, 2007. Tim Pembina UKS Pusat. Pedoman Pembinaan Dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah. Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI: Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Depdiknas, 2007. Untara, Andi.Survei Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah Di Sekolah Dasar Se-Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul, skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta, 2013. Wasis. Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Jakarta : EGC, 2008. W. Gulo. Metodologi Penelitian. Jakarta : GRASINDO, 2010. Wong, D. L. dkk. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Jakarta : EGC, 2008.

Lampiran 4 Inform consent

Saya yang bertanda tangan di bawah ini bersedia menjadi responden penelitian dengan: Judul penelitian

: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) pada Tingkat Sekolah Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang

Peneliti

: Widiya Nailaufar Lubis

Asal Instansi

: Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya telah mendapat penjelasan dari peneliti tentang tujuan penelitian ini. Saya mengerti bahwa data mengenai penelitian ini akan dirahasiakan. Semua berkas yang mencantumkan identitas responden yang digunakan untuk terkait peneltian. Saya mengerti bahwa peneltian ini tidak akan berpengaruh negatif terhadap diri saya dan berguna untuk pengembangan keperawatan. Demikian surat pernyataan ini saya tandatangani tanpa suatu paksaan. Saya bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini secara sukarela. Tangerang Selatan, 2016

(

)

Lampiran 5 Angket Penelitian Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Di Sekolah Dasar Negeri Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan 2016 A. IDENTITAS RESPONDEN Inisial Nama

:

Nama Sekolah

:

Jabatan

:

Petunjuk Pengisian a. Teliti baik-baik setiap butir pernyataan dan alternatif jawaban. b. Pilihlah alternatif jawaban yang paling sesuai dengan pendapat anda. c. Nyatakan pendapat anda dengan memberi skor, dengan cara memberi tanda (√)pada kolom skor yang sesuai. d. Mohon semua butir pertanyaan dijawab.

B. PENGETAHUAN No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Pernyataan Tujuan UKS adalah untuk membiasakan hidup sehat. Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat bukan merupakan tujuan dari UKS. Pada sekolah dasar, UKS di prioritaskan hanya pada siswa kelas satu. Guru di sekolah termasuk dalam sasaran dari pelaksanaan UKS. Program UKS dikenal dengan istilah TRIAS UKS yang terdiri dari pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pengobatan. Mengenal pentingnya imunisasi termasuk kedalam materi mata pelajaran pendidikan kesehatan di SD/MI. Mengenal cara menolak perlakuan pelecehan seksual termasuk kedalam materi mata pelajaran pendidikan kesehatan di SD/MI. Pertolongan pertama pada kecelakaan dan penyakit merupakan bagian dari pelaksanaan program UKS. Pemeriksaan berkala kesehatan dilakukan setiap 5 bulan. Pengadaan dan pemeliharaan pagar sekolah merupakan bagian dari program UKS. Pemeliharaan kebersihan ruang ibadah bukan bagian dari

Benar

Salah

12. 13.

14. 15. 16. 17. 18.

tanggung jawab UKS. Salah satu program dari pembinaan lingkungan sekolah adalah pengadaan kantin sehat. Menjalin kerjasama yang serasi dengan orang tua murid dalam pelaksanaan kegiatan UKS tugas Tim Pelaksana UKS di Sekolah (guru UKS). Mengamati tingkah laku para siswa termasuk peran dari guru UKS. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan kebersihan lingkungan merupakan peran dari petugas kebersihan sekolah. Tingkat pengetahuan guru sangat bepengaruh terhadap pelaksanaan program UKS Sikap guru bukan menjadi faktor pendukung pelaksanaan program UKS. UKS dapat berjalan hanya dengan kelengkapan sarana UKS. C. SIKAP Keterangan Altenatif Jawaban : SS S TS STS

: Sangat Setuju : Setuju : Tidak Setuju : Sangat Tidak Setuju

No.

Pernyataan

19.

Guru UKS bertanggung jawab menjelaskan tujuan dan manfaat UKS kepada siswa. Guru UKS hanya menjadikan peserta didik sebagai sasaran UKS. Pendidikan kesehatan disekolah dasar (SD / Madrasah) dilaksanakan tidak pada jam pelajaran. Bagian dari kegiatan pencegahan (preventif) yaitu menginformasikan berbagai penyakit menular dan pencegahannya. Guru UKS harus memiliki kemampuan dalam memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan dan penyakit. Program UKS termasuk melakukan pemeliharaan warung dan kantin sekolah. Memberikan konsultasi kesehatan kepada siswa merupakan bagian dari tugas pembina UKS disekolah (guru UKS). Melakukan pemeliharaan kamar mandi masuk kedalam program UKS. Peran guru UKS termasuk mengamati tingkah laku para siswa.

Alternatif Jawaban SS

20 21. 22.

23.

24. 25.

26. 27.

S

TS

STS

D. SUMBER DAYA MANUSIA Keterangan Alternatif Jawaban SL : Selalu S : Sering KK : Kadang-kadang TP : Tidak Pernah No.

Pernyataan

28.

Guru UKS membantu petugas kesehatan dalam tugasnya disekolah, seperti melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan murid. Guru UKS melakukan deteksi dini terhadap penyakit-penyakit yang terjadi pada murid. Guru UKS menggerakan masyarakat di sekitar sekolah untuk memelihara kebersihan lingkungan sekolah. Guru UKS membuat pelaporan kegiatan yang dilakukan oleh sekolah untuk diserahkan ke Puskesmas. Petugas Pusekesmas memberikan bimbingan kepada guru dalam menjalankan promosi kesehatan. Petugas Puskesmas memberikan pelatihan dan bimbingan kepada guru UKS. Petugas Puskesmas menjalin kerja sama dengan sektor lain dan pihak lain dalam rangka mengembangkan upaya kesehatan sekolah. Petugas Puskesmas membantu sekolah mengembangkan materi kesehatan dalam kurikulum sekolah.

29. 30. 31. 32. 33. 34.

35.

SL

Alternatif Jawaban S KK

E. SARANA PRASARANA UKS No. 36. 37. 38. 39.

Sarana

Tempat tidur Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen Chart. Kotak P3K dan obat-obatan (Betadin, Oralit, Parasetamol). Melaksanakan TRIAS UKS *) : a. Minimal melaksanakan Pendidikan Kesehatan b. Melaksanakan Pendidikan Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan.

40.

41. 42. 43.

c. Melaksanakan seluruh Trias UKS. Lemari obat, buku rujukan KMS, poster-poster, struktur organisasi, jadwal piket, tempat cuci tangan, data kesakitan murid. Peralatan gigi dan unit gigi. Contoh-contoh model organ tubuh. Memiliki kader Tiwisada/ KKR sebanyak 10% dari jumlah siswa.

Ada

Tidak Ada

TP

F. GAMBARAN PELAKSANAAN UKS Keterangan Alternatif Jawaban

SL S KD TP

: Selalu : Sering : Kadang-kadang : Tidak Pernah

No.

Pertanyaan

44.

Dilaksanakannya penyuluhan tentang mengenal pentingnya imunisasi kepada siswa dalam 6 bulan terakhir. Dilaksanakannya penyuluhan tentang pencegahan penyakit (menular, tidak menular) dalam 6 bulan terakhir. Dilaksanakannya pelatihan dokter kecil dalam 6 bulan terakhir. Memiliki media pendidikan kesehatan (poster dan lain-lain). Melaksanakan pertolongan pertama pada kecelakaan dalam 6 bulan terakhir. Melaksanakan pengobatan ringan dalam 6 bulan terakhir. Dilakukan penjaringan (screening) kesehatan dalam 6 bulan terakhir. Pemeriksaan kesehatan berkala tiap 6 bulan. Pengawasan warung/kantin sekolah Lingkungan sekolah bebas jentik.

45.

46. 47. 48.

49. 50. 51. 52. 53.

SL

Alternatif Jawaban S KD

TP

Lampiran 6 Hasil Uji Validitas Uji Validitas Kuesioner Sikap Correlations p1 p1

Pearson Correlation

p2

p2

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

p3

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

p4

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

p4

p5

p6

p7

p8

p9

p10

p11

p12

p13

p14

p15

skor

-.235

.418

.455*

.039

-.120

-.273

.007

-.005

-.021

.399

.331

.221

.206

.158

.440

.319

.066

.044

.870

.613

.245

.977

.983

.929

.081

.154

.350

.385

.506

.052

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

-.235

1

-.225

.126

.245

.027

.210

.520*

.247

-.027

-.006

.242

-.069

.122

.198

.347

.340

.597

.298

.911

.375

.019

.293

.911

.979

.303

.772

.608

.403

.134

1

Sig. (2-tailed) N

p3

.319 20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

.418

-.225

1

.464*

-.341

.526*

.134

-.030

.132

-.216

.242

.361

.241

.047

.106

.495*

.066

.340

.039

.142

.017

.572

.901

.578

.359

.303

.118

.307

.843

.657

.027

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

.455*

.126

.464*

1

-.050

.082

-.262

.378

.503*

-.082

.111

.571**

.143

-.182

.298

.557*

.044

.597

.039

.833

.730

.265

.101

.024

.730

.641

.009

.548

.443

.202

.011

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

p5

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

p6

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

p7

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

p8

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

p9

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

p10

Pearson Correlation Sig. (2-tailed)

-.182

-.075

.406

.216

-.303

.216

.471*

.000

.092

.518*

.302

.444

.753

.076

.361

.195

.361

.036

1.000

.698

.019

.195

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

.082

-.182

1

.450*

-.032

.337

-.121

.024

.171

.043

.050

.019

.373

.017

.730

.444

.046

.895

.146

.612

.922

.471

.858

.833

.937

.106

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

-.273

.210

.134

-.262

-.075

.450*

1

-.118

-.107

-.450*

-.107

-.027

-.106

-.021

.187

.114

.245

.375

.572

.265

.753

.046

.621

.653

.046

.653

.911

.656

.930

.430

.634

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

.007

.520*

-.030

.378

.406

-.032

-.118

1

.458*

-.179

.458*

.533*

.287

.016

.487*

.614**

.977

.019

.901

.101

.076

.895

.621

.042

.450

.042

.015

.220

.946

.029

.004

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

-.005

.247

.132

.503*

.216

.337

-.107

.458*

1

-.180

.218

.671**

.092

.227

.443

.647**

.983

.293

.578

.024

.361

.146

.653

.042

.447

.356

.001

.701

.335

.050

.002

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

-.021

-.027

-.216

-.082

-.303

-.121

-.450*

-.179

-.180

1

-.180

-.385

-.043

-.050

-.584**

-.316

.929

.911

.359

.730

.195

.612

.046

.450

.447

.447

.094

.858

.833

.007

.174

.039

.245

-.341

-.050

.870

.298

.142

.833

20

20

20

20

-.120

.027

.526*

.613

.911

20

1

N p11

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

p12

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

p13

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

p14

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

p15

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

skor

Pearson Correlation

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

.399

-.006

.242

.111

.216

.024

-.107

.458*

.218

-.180

1

.366

.854**

.347

.175

.647**

.081

.979

.303

.641

.361

.922

.653

.042

.356

.447

.112

.000

.134

.462

.002

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

.331

.242

.361

.571**

.471*

.171

-.027

.533*

.671**

-.385

.366

1

.250

-.033

.843**

.822**

.154

.303

.118

.009

.036

.471

.911

.015

.001

.094

.112

.288

.891

.000

.000

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

.221

-.069

.241

.143

.000

.043

-.106

.287

.092

-.043

.854**

.250

1

.033

.073

.466*

.350

.772

.307

.548

1.000

.858

.656

.220

.701

.858

.000

.288

.891

.759

.039

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

.206

.122

.047

-.182

.092

.050

-.021

.016

.227

-.050

.347

-.033

.033

1

-.201

.290

.385

.608

.843

.443

.698

.833

.930

.946

.335

.833

.134

.891

.891

.395

.215

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

.158

.198

.106

.298

.518*

.019

.187

.487*

.443

-.584**

.175

.843**

.073

-.201

1

.566**

.506

.403

.657

.202

.019

.937

.430

.029

.050

.007

.462

.000

.759

.395

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

.440

.347

.495*

.557*

.302

.373

.114

.614**

.647**

-.316

.647**

.822**

.466*

.290

.566**

1

.009

Sig. (2-tailed) N

.052

.134

.027

.011

.195

.106

.634

.004

.002

.174

.002

.000

.039

.215

.009

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Uji Validitas Kuesioner SDM Correlations p1 p1

Pearson Correlation

p2 1

Sig. (2-tailed) N p2

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

p3

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

p4

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

p5

Pearson Correlation

20 -.233

p3

p4

p5

p6

p7

p8

p9

p10

p11

p12

skor

-.233

.000

-.524*

-.160

-.490*

-.514*

.276

-.187

-.313

.069

-.162

-.263

.323

1.000

.018

.501

.028

.020

.239

.429

.180

.773

.494

.263

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

**

-.009

-.052

.431

1

.323

.110

.209

-.040

.104

.085

-.162

.305

.563

.646

.377

.869

.663

.722

.495

.192

.010

.972

.829

.058

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

.000

.110

1

.219

.000

-.132

.000

.000

.202

.420

.130

.262

.562**

1.000

.646

.354

1.000

.580

1.000

1.000

.394

.065

.586

.265

.010

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

.040

*

.424

-.247

-.093

*

.077

.120

.461*

.869

.046

.062

.293

.697

.045

.748

.613

.041

20

20

20

20

20

20

20

20

20

.190

*

.141

**

.422

20

*

.209

.219

.018

.377

.354

20

20

20

-.524

-.160

-.040

.000

1

20 .040

1

.450

.466

.047

-.364

.453

.182

.599

Sig. (2-tailed) N p6

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

p7

.038

.844

.115

.442

.554

.005

.064

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

-.490*

.104

-.132

.450*

.190

1

.408

-.328

-.096

.239

.123

.055

.277

.028

.663

.580

.046

.421

.074

.158

.688

.310

.605

.817

.236

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

*

.408

*

.523*

20

.020

.722

1.000

.062

.038

.074

20

20

20

20

20

20

Pearson Correlation

.276

-.162

.000

-.247

.047

Sig. (2-tailed)

.239

.495

1.000

.293

20

20

20

-.187

.305

.429

-.101

-.156

.391

.101

.673

.511

.089

.673

.035

.018

20

20

20

20

20

20

20

-.328

-.101

1

-.204

.118

.414

.061

.154

.844

.158

.673

.388

.621

.069

.798

.517

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

.202

-.093

-.364

-.096

-.156

-.204

1

.142

.204

-.243

.147

.192

.394

.697

.115

.688

.511

.388

.549

.388

.302

.537

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

-.313

.563**

.420

.453*

.182

.239

.391

.118

.142

1

.275

.343

.857**

.180

.010

.065

.045

.442

.310

.089

.621

.549

.241

.139

.000

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

Pearson Correlation

.069

-.009

.130

.077

.141

.123

.101

.414

.204

.275

1

-.197

.441

Sig. (2-tailed)

.773

.972

.586

.748

.554

.605

.673

.069

.388

.241

.405

.052

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

**

.055

*

.061

-.243

.343

-.197

1

.527*

Pearson Correlation

N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

N p12

.421

.424

Sig. (2-tailed)

p11

.869

.000

N

p10

1.000

.085

Pearson Correlation

N

p9

.869

*

Sig. (2-tailed)

p8

.501

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

-.514

.466

.599

1

-.162

-.052

.262

.120

.473

.494

.829

.265

.613

.005

.817

.035

.798

.302

.139

.405

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

.473

.017 20

20

skor

Pearson Correlation

-.263

.431

.562**

.461*

.422

.277

.523*

.154

.147

.857**

.441

.527*

.263

.058

.010

.041

.064

.236

.018

.517

.537

.000

.052

.017

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

Sig. (2-tailed) N

1

20

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Uji Validitas Kuesioner Gambaran Pelaksanaan UKS Correlations p1 p1

Pearson Correlation

p2 1

Pearson Correlation Sig. (2tailed) N

p3

Pearson Correlation

p5

p6

p7

p8

p9

p10

p11

p12

p13

p14

p15

p16

skor

.299

.407

.218

-.183

.000

-.042

-.275

-.243

.178

-.140

-.279

.081

.081

.176

.298

.867

.201

.075

.357

.439

1.000

.860

.241

.303

.453

.556

.234

.735

.735

.457

.202

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

.040

1

.364

.396

.203

-.062

.193

.129

.540*

-.082

-.011

.071

-.045

.082

-.082

.260

.569**

.115

.084

.391

.794

.416

.587

.014

.730

.964

.765

.851

.730

.730

.268

.009

tailed)

p2

p4

.040

Sig. (2-

N

p3

.867 20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

.299

.364

1

.154

.433

.285

.418

.325

.010

-.199

-.118

.275

-.281

-.040

-.040

.280

.584**

Sig. (2tailed) N p4

Pearson Correlation Sig. (2tailed) N

p5

Pearson Correlation Sig. (2tailed) N

p6

Pearson Correlation Sig. (2tailed) N

p7

Pearson Correlation Sig. (2tailed) N

.201

.115

.518

.057

.223

.067

.162

.968

.401

.619

.240

.229

.868

.868

.233

.007

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

.407

.396

.154

1

.087

.103

.410

.143

.123

-.117

.359

-.203

-.262

.195

.195

.066

.600**

.075

.084

.518

.716

.665

.073

.549

.605

.623

.121

.391

.264

.410

.410

.781

.005

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

.218

.203

.433

.087

1

-.192

.046

.278

.123

.195

.157

.473*

.021

.039

.351

-.123

.581**

.357

.391

.057

.716

.418

.849

.235

.605

.410

.510

.035

.929

.870

.129

.605

.007

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

-.183

-.062

.285

.103

-.192

1

.588**

-.154

-.031

-.126

.049

-.055

-.023

.126

-.126

.031

.199

.439

.794

.223

.665

.418

.006

.518

.898

.597

.838

.819

.924

.597

.597

.898

.400

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

.000

.193

.418

.410

.046

.588**

1

-.068

.378

-.389

-.151

.169

-.353

.234

.078

-.094

.484*

1.000

.416

.067

.073

.849

.006

.777

.101

.090

.525

.477

.126

.322

.744

.692

.030

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

p8

Pearson Correlation Sig. (2tailed) N

p9

Pearson Correlation Sig. (2tailed) N

p10

Pearson Correlation Sig. (2tailed) N

p11

Pearson Correlation Sig. (2tailed) N

p12

Pearson Correlation

-.042

.129

.325

.143

.278

-.154

-.068

.860

.587

.162

.549

.235

.518

.777

20

20

20

20

20

20

20

-.275

.540*

.010

.123

.123

-.031

.241

.014

.968

.605

.605

20

20

20

20

-.243

-.082

-.199

.303

.730

20

1

.099

.174

.218

.050

-.032

-.290

.406

.183

.386

.679

.463

.356

.833

.895

.215

.076

.440

.093

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

.378

.099

1

-.081

-.136

.210

.015

.081

.243

-.216

.395

.898

.101

.679

.735

.567

.374

.951

.735

.303

.361

.085

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

-.117

.195

-.126

-.389

.174

-.081

1

.216

.289

.303

-.067

.467*

.081

.112

.401

.623

.410

.597

.090

.463

.735

.361

.217

.195

.780

.038

.735

.639

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

.178

-.011

-.118

.359

.157

.049

-.151

.218

-.136

.216

1

-.336

.525*

.216

.216

.031

.390

.453

.964

.619

.121

.510

.838

.525

.356

.567

.361

.147

.017

.361

.361

.895

.089

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

-.140

.071

.275

-.203

.473*

-.055

.169

.050

.210

.289

-.336

1

-.105

.289

.289

-.210

.290

Sig. (2tailed) N p13

Pearson Correlation Sig. (2tailed) N

p14

Pearson Correlation Sig. (2tailed) N

p15

Pearson Correlation Sig. (2tailed) N

p16

Pearson Correlation Sig. (2tailed) N

.556

.765

.240

.391

.035

.819

.477

.833

.374

.217

.147

.660

.217

.217

.374

.215

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

-.279

-.045

-.281

-.262

.021

-.023

-.353

-.032

.015

.303

.525*

-.105

1

.303

-.182

-.015

.020

.234

.851

.229

.264

.929

.924

.126

.895

.951

.195

.017

.660

.195

.444

.951

.932

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

.081

.082

-.040

.195

.039

.126

.234

-.290

.081

-.067

.216

.289

.303

1

-.333

.081

.303

.735

.730

.868

.410

.870

.597

.322

.215

.735

.780

.361

.217

.195

.151

.735

.194

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

.081

-.082

-.040

.195

.351

-.126

.078

.406

.243

.467*

.216

.289

-.182

-.333

1

-.243

.367

.735

.730

.868

.410

.129

.597

.744

.076

.303

.038

.361

.217

.444

.151

.303

.111

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

.176

.260

.280

.066

-.123

.031

-.094

.183

-.216

.081

.031

-.210

-.015

.081

-.243

1

.166

.457

.268

.233

.781

.605

.898

.692

.440

.361

.735

.895

.374

.951

.735

.303

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

.483 20

20

skor

Pearson Correlation Sig. (2tailed) N

.298

.569**

.584**

.600**

.581**

.199

.484*

.386

.395

.112

.390

.290

.020

.303

.367

.166

.202

.009

.007

.005

.007

.400

.030

.093

.085

.639

.089

.215

.932

.194

.111

.483

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

20

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

1

20

Lampiran 7 Uji Reliabilitas Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan(Alpha Cronbach) Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases

Valid Excludeda Total

% 20

100.0

0

.0

20

100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's Alpha

N of Items

.627

19

Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Item Deleted if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

p1

24.65

23.397

.117

.625

p2

24.70

22.432

.347

.608

p3

24.75

23.566

.043

.631

p4

24.70

23.484

.074

.628

p5

24.85

21.818

.413

.598

p6

24.80

22.168

.352

.605

p7

24.70

22.432

.347

.608

p8

24.65

22.976

.238

.617

p9

24.85

20.345

.762

.565

p10

24.95

23.629

.012

.635

p11

24.85

24.134

-.089

.643

p12

24.80

23.011

.159

.621

p13

24.75

23.355

.092

.627

p14

24.70

22.432

.347

.608

p15

24.95

23.629

.012

.635

p16

24.85

21.818

.413

.598

p17

24.80

23.853

-.028

.637

p18

24.95

22.366

.274

.611

Skor

12.75

5.987

1.000

.397

Reliability Kuesioner Sikap(Alpha Cronbach) Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N % Cases Valid 20 100.0 a Excluded 0 .0 Total 20 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .699 16

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 Skor

Scale Mean if Item Deleted 98.05 98.05 98.30 98.15 97.75 97.85 98.60 97.95 98.05 98.15 98.05 98.10 97.90 98.60 98.20 50.75

Item-Total Statistics Corrected ItemScale Variance Total if Item Deleted Correlation 53.945 .354 55.629 .275 53.695 .421 53.818 .500 56.618 .248 55.924 .316 57.726 .011 53.945 .569 52.155 .590 61.082 -.372 52.155 .590 52.411 .798 55.147 .412 56.042 .211 53.853 .512 14.618 1.000

Reliability Kuesioner SDM(Alpha Cronbach) Scale: ALL VARIABLES

Cases

Case Processing Summary N Valid 20 Excludeda Total

0 20

% 100.0 .0 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .666 13

Cronbach's Alpha if Item Deleted .683 .691 .679 .678 .694 .690 .709 .677 .668 .723 .668 .665 .685 .694 .677 .667

Scale Mean if Item Deleted p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 Skor

Item-Total Statistics Corrected ItemScale Variance Total if Item Deleted Correlation

75.80 75.75 76.20 76.25 75.95 75.60 75.70 75.65 75.90 76.10 75.75 76.15 39.60

36.905 31.987 30.063 31.776 32.261 33.305 31.800 34.029 33.989 27.358 32.303 30.555 8.674

-.353 .342 .459 .374 .341 .196 .455 .068 .036 .815 .367 .425 1.000

Reliability Kuesioner Pelaksanaan UKS(Alpha Cronbach) Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases

%

Valid 20 100.0 a Excluded 0 .0 Total 20 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .682 17

Cronbach's Alpha if Item Deleted .706 .648 .629 .645 .649 .661 .642 .671 .676 .583 .648 .634 .501

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 Skor

Scale Mean if Item Deleted 108.90 109.10 109.05 108.75 108.75 108.50 108.70 108.65 108.90 108.45 109.15 108.40 108.55 108.45 108.45 108.35 56.10

Item-Total Statistics Corrected ItemScale Variance Total if Item Deleted Correlation 52.411 .204 49.568 .498 49.208 .512 48.934 .528 49.145 .507 53.947 .137 50.221 .400 52.450 .325 51.358 .307 54.576 .052 51.608 .308 53.516 .238 55.208 -.046 53.313 .247 52.892 .314 54.345 .118 13.779 1.000

Cronbach's Alpha if Item Deleted .676 .653 .651 .649 .651 .681 .660 .670 .668 .685 .668 .677 .690 .676 .673 .682 .605

Lampiran 8 Hasil Olahan SPSS Univariat dan Bivariat Hasil Olahan Univariat Frequencies

Gambaran Pengetahuan Cumulative Frequency Valid

Percent

Valid Percent

Percent

BAIK

40

44,4

44,4

44,4

CUKUP

49

54,4

54,4

98,9

1

1,1

1,1

100,0

90

100,0

100,0

KURANG Total

Gambaran Sikap Cumulative Frequency Valid

Percent

Valid Percent

Percent

BAIK

50

55,6

55,6

55,6

BURUK

40

44,4

44,4

100,0

Total

90

100,0

100,0

Gambaran SDM Cumulative Frequency Valid

Percent

Valid Percent

Percent

BAIK

53

58,9

58,9

58,9

BURUK

37

41,1

41,1

100,0

Total

90

100,0

100,0

Gambaran Sarana Prasarana Cumulative Frequency Valid

Sangat Baik

Percent

Valid Percent

Percent

2

2,2

2,2

2,2

Baik

36

40,0

40,0

42,2

Cukup

26

28,9

28,9

71,1

Kurang

26

28,9

28,9

100,0

Total

90

100,0

100,0

Gambaran Pelaksanaan UKS Cumulative Frequency Valid

Percent

Valid Percent

Percent

BAIK

55

61,1

61,1

61,1

BURUK

35

38,9

38,9

100,0

Total

90

100,0

100,0

Lampiran 9

Hasil Olahan Bivariat

Case Processing Summary Cases Valid N

Missing Percent

Kategori_pengetahuan *

90

Kategori_pelaksanaanUKS

N

100,0%

Total

Percent 0

N

Percent

0,0%

90

100,0%

Kategori_pengetahuan * Kategori_pelaksanaanUKS Crosstabulation Kategori_pelaksanaanUKS BAIK Kategori_pengetahuan

BAIK

BURUK

Count

25

15

40

24,4

15,6

40,0

30

19

49

29,9

19,1

49,0

Count

0

1

1

Expected Count

,6

,4

1,0

Count

55

35

90

55,0

35,0

90,0

Expected Count CUKUP

Count Expected Count

KURANG

Total

Expected Count

Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

df

sided)

a

2

,448

1,922

2

,383

,235

1

,628

1,604

90

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,39.

Total

Case Processing Summary Cases Valid N

Missing Percent

Kategori_sikap *

90

Kategori_pelaksanaanUKS

N

Total

Percent

100,0%

0

N

Percent

0,0%

90

100,0%

Kategori_sikap * Kategori_pelaksanaanUKS Crosstabulation Kategori_pelaksanaanUKS BAIK Kategori_sikap

BAIK

Count Expected Count

BURUK

19

50

30,6

19,4

50,0

24

16

40

24,4

15,6

40,0

55

35

90

55,0

35,0

90,0

Count Expected Count

Total

31

Count Expected Count

Total

BURUK

Chi-Square Tests

Value

df

Asymp. Sig. (2-

Exact Sig. (2-

Exact Sig. (1-

sided)

sided)

sided)

a

1

,847

Continuity Correction

,000

1

1,000

Likelihood Ratio

,037

1

,847

Pearson Chi-Square

,037 b

Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

1,000 ,037

1

,847

90

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15,56. b. Computed only for a 2x2 table

,509

Case Processing Summary Cases Valid N Kategori_SDM *

Percent 90

Kategori_pelaksanaanUKS

Missing N

100,0%

Total

Percent 0

N

Percent

0,0%

90

100,0%

Kategori_SDM * Kategori_pelaksanaanUKS Crosstabulation Kategori_pelaksanaanUKS BAIK Kategori_SDM

BAIK

Count Expected Count

BURUK

12

53

32,4

20,6

53,0

14

23

37

22,6

14,4

37,0

55

35

90

55,0

35,0

90,0

Count Expected Count

Total

41

Count Expected Count

Total

BURUK

Chi-Square Tests

Value

df

Asymp. Sig. (2-

Exact Sig. (2-

Exact Sig. (1-

sided)

sided)

sided)

a

1

,000

Continuity Correction

12,705

1

,000

Likelihood Ratio

14,503

1

,000

Pearson Chi-Square

14,320 b

Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

,000 14,161

1

,000

90

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14,39. b. Computed only for a 2x2 table

,000

Case Processing Summary Cases Valid N

Missing Percent

Kategori_Sarana *

90

Kategori_pelaksanaanUKS

N

100,0%

Total

Percent 0

N

Percent

0,0%

90

100,0%

Kategori_Sarana * Kategori_pelaksanaanUKS Crosstabulation Kategori_pelaksanaanUKS BAIK Kategori_Sarana

Sangat Baik

Baik

Count

0

2

Expected Count

1,2

,8

2,0

Count

21

15

36

22,0

14,0

36,0

15

11

26

15,9

10,1

26,0

17

9

26

15,9

10,1

26,0

55

35

90

55,0

35,0

90,0

Count Expected Count

Kurang

Count Expected Count

Total

Count Expected Count

Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

df

sided)

a

3

,633

2,415

3

,491

,019

1

,891

1,717

90

a. 2 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,78.

Total

2

Expected Count Cukup

BURUK