UNIVERSITAS AIRLANGGA

Download Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga. Kampus C Mulyorejo .... Membangun Budaya Keselamatan Pasien Dalam Praktek Kedokteran. Yogy...

0 downloads 408 Views 541KB Size
UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya

page 1 / 4

UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya

EDITORIAL BOARD Editorial Board of The Indonesian Journal of Health Policy and Administration (Jurnal AKK) KETUA PENYUNTING (CHIEF EDITOR):dr .Widodo J.Pudjirahardjo MS.,MPH.,Dr.PH.WAKIL KETUA PENYUNTING (DEPUTY CHIEF EDITOR):dr. Joeti Kartiza Suyono, MPH. PENELAAH AHLI / MITRA BESTARI (EDITORIAL BOARDS):Prof.Dr.dr. Karjadi Wirjoatmodjo, Sp.An(K)IC . (RSUD Dr.Soetomo, Surabaya)Prof.Dr.dr. Marsetio Donosepoetro, Sp.PK.(Universitas Airlangga, Surabaya)Prof.dr. Hasbullah Thabrany, MPH.,Dr.PH. (Universitas Indonesia, Jakarta)Drs. Johny Setyawan, MBA. (Universitas Gajah Mada, Yogyakarta)Kamaljeet Singh Gill (National University Hospital, Singapore)Marcus Foo (National University Hospital, Singapore)dr. Iwan M. Muljono, MPH. (Dinkes Propinsi Jatim)dr. Edhy Listiyo, MARS. (RS Adi Husada, Undaan)Prof. Umar Nimran,MA.,Ph.D. (Universitas Brawijaya, Malang)dr. Purnawan Junadi,MPH.,Ph.D. (Universitas Indonesia, Jakarta)Prof. Dr. dr. Stefanus Supriyanto, MS. (Universitas Airlangga, Surabaya)Dr.drg. Nyoman A. Damayanti, MS. (Universitas Airlangga, Surabaya)Prof.Dr.dr. A. Razak Thaha, MSc.(Universitas Hasanuddin, Makassar)Dr.drg. R Darmawan Setijanto, M.Kes. (Universitas Airlangga, Surabaya)PENYUNTING PELAKSANA (MANAGING BOARDS):Dr.Dra.Ec. Thinni Nurul Rochmah, M.Kes. (Universitas Airlangga, Surabaya)Djazuly Chalidyanto, S.KM., MARS. (Universitas Airlangga, Surabaya)dr. Siswanto, MPH (Puslitbang Yankes)drg. Setya Haksama, M.Kes. (Universitas Airlangga, Surabaya)drg. Henny Poeri Margastuti, MARS. (RS Adi Husada, Kapasari)Ratna Dwi Wulandari, S.KM., M.Kes. (Universitas Airlangga, Surabaya)PELAKSANA TATA USAHA :Nur Isyana Aprilia, S.KM

page 2 / 4

UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya

Table of Contents No 1 2 3

Title The Recomendation to Compliance Fully Immunized Infants Based on Interaction Model of Client Health Behavior (IMCHB) Improving Medical Record Completeness

Page 55 - 59 60 - 65

7

Analysis Factors That Affect the High Claims Ratio of Work Accident Insurance 66 Program in Branch Office A and B of PT. Jamsostek The Effect of Individual and Organizational Factors Towards the Improvement of 71 Work Discipline of Employees Problem Solving Cycle (PSC) Intervention Program Based on 7 Principles to 76 Hospital Patient Safety The Evaluation of Clinical Nursing Learning’s Application about Bedside Teaching 80 and Clinical Assigment Based on CIPP Evaluation Optimization Of Nursing Staff Utilization Through Job Redesign 84 -

8

Social for Parents of Children with Cleft Lips

4 5 6

70 75 79 83 87

88 - 92

page 3 / 4

UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya Vol. 11 - No. 2 / 2013-05 TOC : 5, and page : 76 - 79 Problem Solving Cycle (PSC) Intervention Program Based on 7 Principles to Hospital Patient Safety Intervensi Problem Solving Cycle (PSC) Berdasarkan 7 Prinsip Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit Author : AGUS DONNY SUSANTO | a_donny_s@yahoo. co.id RSU Surya Husadha, Bali WIDODO J. PUDJIRAHARDJO | Fakultas Kesehatan Masyarakat Abstract This research is the action research with PSC intervention based on 7 principles to hospital patient safety. Theresearch was done at RSU Surya Husadha Denpasar with the research correspondences from Patient Safety Team atInpatient and Pharmacy Unit of RSU Surya Husadha Denpasar. The number of the team is 10 teams consist of nurse,pharmacist, pharmacist assistant and interpreter prescription. The research instruments are questioner dan observation.The research result indicates the condition of the Seven Principles to Hospital Patients Safety has increasing from minuscondition before intervention to good condition after intervention. The seven principles as follow: 1) The patient safetyvalue awareness, 2) The commitment to grant a patient safety service oriented, 3) The identification skill to predict arisk’s factor cause of patient safety incidents, 4) The obedience of the patient safety incident reported, 5) The effectivecommunication skill with the patients regarding to the risks of the patient safety incidents, 6) The identification skill offinding the main cause of the patient safety incident, 7) The skill to utilize the information that connect with the mainproblems in case to avoid the repeated incidents. Keyword : Patient, safety, Problem, Solving, Cycle, Action, Research, 7, Principles, to, Hospital, Patients, Safety, Daftar Pustaka : 1. Kurt, Lewin, (1990). Action Researh and Minority Problem The Action Research Reader, 3rd edittion. Victoria : Deakin University 2. Greenberg, J, (1993). Behavior In Organizations: Understanding and Managing The Human Side of Work (5th ed.). New Jersey : Prentice Hall. 3. Gibson, JL, Ivancevich, JM & Donelly, JH, (1992). Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses, Edisi 5,. Jakarta : Erlangga 4. Cahyono, JBS, (2008). Membangun Budaya Keselamatan Pasien Dalam Praktek Kedokteran. Yogyakarta : Kanisius 5. McTaggart, (1988). The Action Research Planner. Victoria : Deakin University 6. Lauris, C, Kaldjian, MD & Elisabeth, W, (2008). Reporting Medical Errors to Improve Patient Safety, arch intern medical, vol. 168, pp.40-46Liang, C Z 2011, Improving Patient Safety. Mumbai : International Journal of Student’s Reseaerch 7. Tim FKM UNAIR, (2009). Modul Pelatihan Keselamatan Pasien (Patient Safety) di Rumah Sakit Pendekatan PSC. Surabaya : Universitas Airlangga

Copy alamat URL di bawah ini untuk download fullpaper : journal.unair.ac.id/filerPDF/akk2a01e9d6882full.pdf

page 4 / 4 Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

76

Intervensi Problem Solving Cycle (PSC) Berdasarkan 7 Prinsip Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit Problem Solving Cycle (PSC) Intervention Program Based on 7 Principles to Hospital Patient Safety AGUS DONNY SUSANTO* WIDODO J. PUDJIRAHARDJO**

*RSU Surya Husadha, Bali **Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya ABSTRACT

This research is the action research with PSC intervention based on 7 principles to hospital patient safety. The research was done at RSU Surya Husadha Denpasar with the research correspondences from Patient Safety Team at Inpatient and Pharmacy Unit of RSU Surya Husadha Denpasar. The number of the team is 10 teams consist of nurse, pharmacist, pharmacist assistant and interpreter prescription. The research instruments are questioner dan observation. The research result indicates the condition of the Seven Principles to Hospital Patients Safety has increasing from minus condition before intervention to good condition after intervention. The seven principles as follow: 1) The patient safety value awareness, 2) The commitment to grant a patient safety service oriented, 3) The identification skill to predict a risk’s factor cause of patient safety incidents, 4) The obedience of the patient safety incident reported, 5) The effective communication skill with the patients regarding to the risks of the patient safety incidents, 6) The identification skill of finding the main cause of the patient safety incident, 7) The skill to utilize the information that connect with the main problems in case to avoid the repeated incidents. Keywords: Patient safety, Problem Solving Cycle, Action Research, 7 Principles to Hospital Patients Safety Correspondence: Agus Donny Susanto, Jl. Abianbase 101, Mengwi 80351, Bali, Indonesia. Email: a_donny_s@yahoo. co.id

PENDAHULUAN Menurut Robert (2008), pada dasarnya pelayanan kesehatan bertujuan untuk menyehatkan pasien. Keselamatan pasien (patient safety) sudah menjadi isu global di pelayanan kesehatan saat ini. Indikator penilaian standarisasai mutu pelayanan kesehatan rumah sakit seperti Akreditasi dan Joint Commission International (JCI), juga telah banyak mencantumkan unsur keselamatan pasien di dalamnya. Rumah Sakit Umum Surya Husadha Denpasar memiliki komitmen menjadikan mutu pelayanan sebagai sebuah unggulan pelayanan. Salah satu upaya peningkatan mutu pelayanan tersebut dilaksanakan melalui pelaksanaan program patient safety. Program patient safety telah dimulai sejak bulan Agustus 2006. Selama periode waktu 4 tahun (Agustus 2006–Desember 2010) pelaksanaan program tersebut, terdapat kecenderungan peningkatan jumlah insiden terkait patient safety. Data yang dikumpulkan pada bulan Desember 2010 menunjukkan terdapat kecenderungan peningkatan kejadian. Total insiden yang terjadi selama periode tersebut adalah; pasien jatuh (17 insiden), medication errors (54 insiden), medical procedure errors (73 insiden) dan missdiagnosis (16 insiden). Berdasarkan kategori insiden KKPRS PERSI (2007), maka jumlah insiden yang terjadi adalah kejadian nyaris cedera (KNC) sebanyak 65 insiden, kejadian tidak diharapkan (KTD) sebanyak 89 insiden dan kejadian sentinel sebanyak 6 insiden.

Penelitian ini bertujuan untuk merekomendasikan upaya peningkatan program patient safety berdasarkan 7 prinsip menuju keselamatan pasien rumah sakit dengan intervensi Problem Solving Cycle (PSC). Tujuh prinsip menuju keselamatan pasien rumah sakit terdiri dari: 1) Kesadaran (awareness) tentang nilai keselamatan pasien, 2) Komitmen pelayanan kesehatan berorientasi patient safety, 3) Kemampuan mengidentifikasi faktor risiko penyebab insiden terkait patient safety, 4) Kepatuhan pelaporan insiden terkait patient safety, 5) Kemampuan berkomunikasi yang efektif dengan pasien tentang faktor risiko insiden terkait patient safety, 6) Kemampuan mengidentifikasi akar masalah penyebab masalah terkait patient safety, 7) Kemampuan memanfaatkan informasi tentang kejadian yang terjadi untuk mencegah kejadian berulang. PSC terdiri dari 5 tahapan dan setiap tahapan meliputi beberapa kegiatan meliputi: 1) Problem analysis, 2) Strategy design, 3) Strategi development, 4) Implementation-monitoring and evaluation, 5). Follow up and Feedback. METODE PENELITIAN Rancang bangun penelitian ini adalah action research. Kurt dan Lewin (1990) action research adalah suatu kerangka penelitian yang bertujuan mencari pemecahan masalah, melalui kolaborasi antara peneliti

Intervensi Problem Solving Cycle (PSC) (Agus Donny Susanto)

dan partisipan penelitian dalam mencapai tujuan. Jadi terdapat unsur partisipasi (kolaborasi) untuk memecahkan masalah. McTaggart (1998) menyatakan bahwa action research Action research merupakan penelitian yang diarahkan untuk memecahkan masalah yang difokuskan pada perbaikan proses dan peningkatan hasil kegiatan. Pada penelitian ini peneliti melakukan analisis program patient safety berdasarkan kondisi 7 prinsip menuju keselamatan pasien rumah sakit sebelum intervensi. Selanjutnya melakukan intervensi dalam bentuk PSC terhadap kondisi setiap dimensi dari 7 prinsip yang memiliki nilai kurang dan sangat kurang berdasarkan hasil survei kuesioner maupun observasi dengan checklist. Kondisi dimensi yang kurang dan sangat kurang ini merupakan masalah yang akan dipecahkan dengan metode PSC. Selanjutnya menganalisis peningkatan pelaksanaan program patient safety berdasarkan kondisi 7 prinsip menuju keselamatan pasien rumah sakit setelah dilakukan intervensi. Pada tahap berikutnya peneliti menentukan isu strategis dan menyusun rekomendasi peningkatan program patient safety. Penelitian dilaksanakan di RSU Surya Husadha Denpasar. Responden penelitian adalah tim patient safety di unit rawat inap dan farmasi RSU Surya Husadha yang sengaja dibentuk sebagai bagian dari penelitian ini. Jumlah semua tim adalah 10 tim, dengan jumlah semua anggota tim adalah 95 orang. Waktu pengambilan data adalah 1,5 bulan (Mei-Minggu ke-2 Juni 2011). Data diperoleh melalui kuesioner (untuk dimensi “kesadaran (awareness) tentang nilai keselamatan pasien rumah sakit dan komitmen memberikan pelayanan kesehatan berorientasi patient safety”) sedangkan data dimensi yang lain diukur dengan menggunakan checklist observasi. Proses PSC dilaksanakan secara mandiri oleh tim, peneliti hanya sebagai pendamping saja. Seluruh proses pelaksanaan PSC diamati dan dibuat laporan pelaksanaannya oleh peneliti. Analisis diskriptif digunakan untuk mengetahui perbedaan kondisi 7 prinsip menuju keselamatan psien rumah sakit sebelum dan sesudah intervensi PSC pada tim patient safety RSU Surya Husadha Denpasar. Kondisi 7 prinsip ditentukan berdasarkan nilai dari hasil pengukuran yang dikonversikan ke dalam skala kondisi sangat baik, baik, kurang dan sangat kurang. Berdasarkan hasil analisis tersebut, peneliti menentukan isu strategis. Berdasarkan isu strategis tersebut peneliti melakukan telaah peneliti yang akan digunakan untuk menyusun rekomendasi yang diusulkan untuk meningkatkan program patient safety berdasarkan 7 prinsip menuju keselamatan pasien rumah sakit di RSU Surya Husadha Denpasar. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Program Patient Safety Program patient safety di RSU Surya Husadha Denpasar dimulai bulan Agustus 2006. Diawali dengan

77 penyelenggaraan seremonial dalam bentuk kegiatan kebulatan tekad oleh manajemen dan pegawai rumah sakit, tentang komitmen melaksanakan program patient safety di rumah sakit. Kegiatan ini dilanjutkan dengan menetapkan komite keselamatan pasien rumah sakit Surya Husadha Denpasar. Selain menetapkan susunan tim, dalam pelaksanaan program patient safety di rumah sakit, juga di susun berbagai program kerja yang dilaksanakan secara berkesinambungan. Adapun program kerja patient safety di tahun 2010 adalah: 1) Upaya membentuk budaya safety di seluruh pegawai rumah sakit melalui peningkatan pemahaman tentang nilai keselamatan pasien untuk semua pegawai rumah sakit yang dilaksanakan melalui sosialisasi internal. 2) Peningkatan pengetahuan terutama perkembangan terbaru tentang patient safety yang dilaksanakan melalui seminar dan pelatihan dengan mengundang narasumber dari luar yang memilki kompetensi sebagai pembicara. 3) Pertemuan rutin setiap hari Jumat untuk membahas dan mencari solusi terhadap insiden yang terjadi. Kondisi 7 Prinsip Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit Sebelum dan Sesudah Intervensi PSC Perbedaan kondisi tujuh prinsip menuju keselamatan pasien rumah sakit di tim patient safety rawat inap dan farmasi RSU Surya Husadha sebelum dan sesudah intervensi PSC adalah dari kondisi kurang menjadi kondisi baik, sedangkan perbedaan kondisi setiap dimensi dari tujuh prinsip menuju keselamatan pasien rumah sakit di tim patient safety sebelum dan sesudah dilakukan intervensi PSC adalah sebagai berikut. Pertama, kesadaran (awareness) tentang nilai keselamatan pasien rumah sakit dari kondisi baik menjadi sangat baik. Kedua, komitmen memberikan pelayanan yang berorientasi patient safety dari kondisi baik tetap pada kondisi baik. Ketiga, kemampuan mengidentifikasi faktor risiko penyebab insiden terkait patient safety dari kondisi sangat kurang menjadi kurang. Keempat, kepatuhan pelaporan insiden terkait patient safety dari kondisi sangat kurang menjadi baik. Kelima, kemampuan berkomunikasi yang efektif tentang faktor risiko insiden terkait patient safety dari kondisi sangat kurang menjadi baik. Keenam, kemampuan mengidentifikasi akar penyebab masalah terkait patient safety dari kondisi sangat kurang menjadi baik. Ketujuh, kemampuan memanfaatkan informasi tentang kejadian yang terjadi untuk mencegah kejadian berulang dari kondisi sangat kurang menjadi baik. Kondisi 7 prinsip menuju keselamatan pasien rumah sakit di tim patient safety sebelum intervensi berada pada kondisi kurang. Hal ini disebabkan karena 5 dimensi dari 7 prinsip masih berada pada kondisi kurang dan sangat kurang. Namun demikian terdapat 2 dimensi yaitu kesadaran (awareness) tentang nilai keselamatan pasien rumah sakit dan komitmen pelayanan yang berorientasi patient safety yang sudah berada pada kondisi baik.

78 Kondisi yang sudah baik pada kedua dimensi tersebut merupakan sebuah dasar yang kuat pagi pelaksanaan program patient safety khususnya 7 prinsip menuju keselamatan pasien rumah sakit di RSU Surya Husadha Denpasar. Menurut Bobine (2010), kesadaran karyawan tentang kondisi yang terjadi di lingkungan mereka penting dalam pelaksanaan program yang ditetapkan. Kondisi ini tidak terlepas perjalanan program patient safety di rumah sakit yang sudah cukup lama, sehingga kesadaran dan komitmen tentang nilai keselamatan pasien sudah terbentuk. Peranan manajemen dalam hal ini adalah tetap berupaya menjaga kesadaran dan komitmen ini pada kondisi yang baik bahkan jika memungkinkan ditingkatkan dalam kondisi sangat baik. Kesadaran dimulai dengan adanya pengetahuan, perhatian terhadap program patient safety. Sehingga penyebaran informasi terbaru (transfer knowledge) tentang patient safety perlu dilakukan untuk semakin meningkatkan kesadaran. Komitmen dibangun dengan selalu menjaga kondusifitas lingkungan kerja dan menciptakan program kerja yang menarik khususnya terkait patient safety, sehingga tim memiliki ketertarikan terhadap program patient safety, dan mau berperan aktif di dalamnya. Hal ini senada dengan pernyataan Greenberg (1993), bahwa karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi adalah karyawan yang lebih stabil dan lebih produktif sehingga pada akhirnya juga lebih menguntungkan bagi organisasi Karakteristik berdasarkan status kepegawaian, lama bekerja dirumah sakit, tingkat pendidikan dan variasi tingkat pendidikan yang di ada pada tim tidak jauh berbeda antara satu tim dengan tim yang lain. Demikian pula dengan kondisi komitmen dan kesadaran (awareness) tim berada pada kondisi baik dan sangat baik. Semua hal ini dapat menjadi faktor pendukung bagi keberhasilan tim dalam melaksanakan proses PSC. Jika terdapat tim yang mampu melaksanakan seluruh solusi yang telah disusun, kemungkinan besar karena faktor kepemimpinan (leadership) dalam tim yang berbeda. Hal ini perlu diteliti lebih lanjut, karena faktor leadership tidak diteliti dalam penelitian ini. Lauris (2008) dalam jurnalnya menyatakan bahwa banyak kendala dalam pelaporan insiden yang terjadi, dan peranan seorang pemimpin meyakini staff untuk mengatasi kendala tersebut. Pelaksanaan PSC sebagai upaya meningkatkan program patient safety berdasarkan 7 prinsip menuju keselamatan pasien rumah sakit oleh tim patient safety, berjalan secara mandiri. Tim memiliki ketertarikan dan keinginan untuk melaksanakan proses PSC tanpa ada paksaan dari manajemen maupun peneliti. Hal ini perlu mendapat perhatian dari manajemen di dalam pelaksanaan program patient safety. Manajemen perlu memberikan pengetahuan yang baik tentang patient safety¸ melakukan monitoring dan evaluasi serta senantiasa berusaha menghindari unsur paksaan atau memerintahkan secara otoriter kepada tim dalam melaksanakan program. Peranan manajemen sebagai pendampingan dan pembimbing

J. Adm. Kebijak. Kesehat., Vol. 11, No. 2, Mei–Agustus 2013: 76–79

dirasakan lebih tepat dalam melaksanakan program patient safety. Keberhasilan Pelaksanaan PSC Oleh Tim Patient Safety RSU Surya Husadha Indikator yang dipergunakan untuk menilai keberhasilan pelaksanaan PSC oleh tim adalah jumlah siklus PSC yang berhasil diselesaikan oleh tim dan jumlah kegiatan solusi yang berhasil dilaksanakan oleh tim. Pada saat evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan solusi, didapatkan 4 tim berhasil melaksanakan seluruh kegiatan solusi yang direncanakan, 6 tim lainnya hanya mampu melaksanakan kurang dari 100% kegiatan solusi yang direncanakan. Pada proses PSC ini, tim tidak melaksanakan evaluasi dampak kegiatan solusi yang dilakukan terhadap kondisi 7 prinsip menuju keselamatan pasien rumah sakit. Evaluasi dampak kegiatan solusi dilaksanakan oleh peneliti ketika melakukan pengukuran kondisi 7 prinsip menuju keselamatan pasien rumah sakit setelah intervensi PSC dilaksanakan. Senada dengan pernyataan Gibson (1992), yang menyatakan faktor yang menyebabkan suatu teamwork dapat bekerja dengan efektif meliputi: 1) adanya tujuan organisasi yang dapat dimengerti dan disetujui oleh semua anggota tim, 2) komitmen, 3) effective role, 4) leadership. Menurut Cahyono (2008) mengacu kepada teori X dan Y dari McGregor, dapat disimpulkan bahwa tipologi tim patient safety adalah tipe Y. Hal ini dapat dilihat selama proses PSC, tidak ditemukan unsur paksaan dari manajemen maupun KKPRS. Proses berjalan sesuai dengan teori yang telah diterima tim pada sosialisasi dan pelatihan sebelumnya. Hal ini menjadi dasar yang kuat sekaligus acuan bagi manajemen dalam pengelolaan program patient safety. Manajemen hanya perlu meningkatkan pengetahuan tim tentang patient safety¸ melakukan monitoring dan evaluasi tanpa harus mengutamakan unsur paksaan, menyalahkan (blaming) dan hukuman (punishment). Hal ini sejalan pula dengan upaya pembentukan budaya patient safety yang harus diawali dengan pembentukan budaya tidak menyalahkan (no blaming culture). Proses PSC yang dilaksanakan oleh tim patient safety sebagai upaya meningkatkan program patient safety telah berhasil meningkatkan kondisi 7 prinsip menuju keselamatan pasien rumah sakit pada tim tersebut. Hal ini dapat dipakai sebagai acuan bagi manajemen, bahwa PSC merupakan metode yang tepat dalam pengelolaan program patient safety selanjutnya, tidak saja terbatas pada 7 prinsip tersebut akan tetapi juga dapat diaplikasikan pada masalah lain yang terkait patient safety. Bahkan dapat pula diaplikasikan terhadap permasalahan manajemen lainnya. SIMPULAN Perbedaan kondisi tujuh prinsip menuju keselamatan pasien rumah sakit di tim patient safety rawat inap dan

79

Intervensi Problem Solving Cycle (PSC) (Agus Donny Susanto)

Tabel 1. Keberhasilan Implementasi PSC Oleh Tim Patient Safety RSU Surya Husadha Denpasar Periode Mei-Juni 2011 Tim patient safety F.A RI.2.A RI.3.A RI.3.B RI.3.C

RI.3.D

RI.4.A RI.4.B RI.4.C

RI.4.D

Prioritas Masalah Kemampuan mengidentifikasi faktor risiko insiden terkait patient safety Kemampuan mengidentifikasi akar penyebab masalah terkait patient safety Kemampuan mengidentifikasi akar penyebab masalah terkait patient safety Kemampuan komunikasi yang efektif dengan pasien tentang faktor risiko Kemampuan komunikasi yang efektif dengan pasien tentang faktor risiko insiden terkait patient safety Kemampuan memanfaatkan informasi tentang patient safety untuk mencegah kejadian berulang Kemampuan mengidentifikasi akar penyebab masalah terkait patient safety Kemampuan mengidentifikasi akar penyebab masalah terkait patient safety Kemampuan komunikasi yang efektif dengan pasien tentang faktor risiko insiden terkait patient safety Kemampuan mengidentifikasi akar penyebab masalah terkait patient safety

Keberhasilan Implementasi PSC Siklus Solusi Yang Dilaksanakan 1 Siklus 2 dari 4 atau 50% solusi berhasil dilaksanakan 1 Siklus 3 dari 3 atau 100% solusi berhasil dilaksanakan 1 Siklus 2 dari 4 atau 50% solusi berhasil dilaksanakan 1 Siklus 3 dari 3 atau 100% solusi berhasil dilaksanakan 1 Siklus 2 dari 4 atau 50% solusi berhasil dilaksanakan. 1 Siklus

3 dari 4 atau 75% solusi

1 Siklus

3 dari 3 atau 100% solusi berhasil dilaksanakan 2 dari 3 atau 66,7% solusi berhasil dilaksanakan 3 dari 3 atau 100% solusi berhasil dilaksanakan

1 Siklus 1 Siklus

1 Siklus

2 dari 3 atau 66,7% solusi berhasil dilaksanakan

farmasi RSU Surya Husadha sebelum dan sesudah intervensi PSC adalah dari kondisi kurang menjadi kondisi baik. Kondisi ini tidak terlepas perjalanan program patient safety di rumah sakit yang sudah cukup lama, sehingga kesadaran dan komitmen tentang nilai keselamatan pasien sudah terbentuk. Kesadaran dimulai dengan adanya pengetahuan, perhatian terhadap program patient safety. Komitmen dibangun dengan selalu menjaga kondusifitas lingkungan kerja dan menciptakan program kerja yang menarik khususnya terkait patient safety.

DAFTAR PUSTAKA

SARAN

Kurt, Lewin 1990, Action Researh and Minority Problem The Action Research Reader, 3rd edittion, Victoria: Deakin University.

Saran bagi peneliti lain sebagai berikut. Penelitian ini belum menyentuh beberapa aspek dalam tim selama melaksanakan proses PSC, seperti aspek kepemimpinan, aspek komunikasi dalam tim dan aspek psikologis tim. Aspek tersebut dapat dikembangkan dalam penelitian berikutnya. Penelitian ini juga belum melibatkan unsur struktural (manajemen) sebagai responden penelitian. Peranan manajemen sebagai pengambil keputusan memegang peranan penting dalam keberhasilan pelaksanaan program patient safety, sehingga mereka perlu dilibatkan secara aktif. Bagi manajemen rumah sakit, perlu membuat kebijakan yang mengapresiasi kinerja karyawan khususnya tentang pelaksanaan program patient safety yang mengedepankan budaya pelaporan (repoting culture), pembelajaran dan tidak menyalahkan (no blaming culture).

Bobine, K 2010, National Patient Safety Awareness Week Shines Spotlight on Importance of Customer Taking an Active Role in Their Health Care, Monthly Health Watch, Vol. 4, pp. 56-64. Cahyono, JBS 2008, Membangun Budaya Keselamatan Pasien Dalam Praktek Kedokteran, Yogyakarta: Kanisius. Gibson, JL, Ivancevich, JM & Donelly, JH 1992, Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses, Edisi 5, Jakarta: Erlangga. Greenberg, J 1993, Behavior In Organizations: Understanding and Managing The Human Side of Work (5th ed.), Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall.

McTaggart 1988, The Action Research Planner, Victoria: Deakin University. Lauris, C, Kaldjian, MD & Elisabeth, W 2008, Reporting Medical Errors to Improve Patient Safety, arch intern medical, vol. 168, pp.40-46Liang, C Z 2011, Improving Patient Safety, International Journal of Student’s Reseaerch, Vol. 1, No.1, pp.1-3. Robert, M 2008, Understanding Patient Safety, USA: The McGraw-Hill. Tim FKM UNAIR 2009, Modul Pelatihan Keselamatan Pasien (Patient Safety) di Rumah Sakit Pendekatan PSC, Surabaya: Universitas Airlangga. Tim KKPRS PERSI 2007, Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP), Jakarta.