WORK SAMPLING

Download Modul Work Sampling. Praktikum Genap 2011/2012. 1. Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia. WORK SAMPLING. I. TUJUAN PR...

2 downloads 766 Views 503KB Size
Modul Work Sampling Praktikum Genap 2011/2012

1

WORK SAMPLING I. TUJUAN PRAKTIKUM 1.

Memperkenalkan kepada praktikan tentang metode sampling kerja sebagai alat yang efektif menentukan kelonggaran (allowance time) diperlukan dalam penetapan waktu baku.

2.

Melatih

praktikan

melaksanakan

di dalam memberikan

kegiatan

pengukuran

kerja

pengalaman dengan

praktis

pemahaman

untuk dan

penguasaan materi mengenai sampling kerja. 3.

Memotivasi praktikan agar mau untuk selanjutnya melaksakan kegiatankegiatan

pengukuran

dan

penelitian

kerja

khususnya

dalam

upaya

meningkatkan efektifitas, efisiensi dan produktifitas kerja. II. LANDASAN TEORI ANALISIS SAMPLING KERJA (WORK SAMPLING) Sampling kerja atau sering disebut sebagai work sampling, Ratio Delay Study atau Random Observation Method

adalah salah satu teknik untuk

mengadakan

sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau pekerja/operator. Pengukuran kerja dengan cara ini juga diklasifikasikan sebagai pengukuran kerja secara langsung. Karena pelaksanaan kegiatan pengukuran harus dilakukan secara langsung ditempat kerja yang diteliti (Sritomo, 1989). Metode sampling kerja dikembangkan berdasarkan hukum probabilitas atau sampling. Oleh karena itu pengamatan terhadap suatu obyek yang ingin diteliti tidak perlu dilaksanakan secara menyeluruh (populasi) melainkan cukup dilaksanakan secara mengambil sampel pengamatan yang diambil secara acak (random) (Sritomo, 1989). Suatu sampel yang diambil secara random dari suatu grup populasi yang besar akan cenderung memiliki pola distribusi yang sama seperti yang dimiliki oleh populasi trsebut. Apabila sampel yang dimiliki tersebut diambil cukup besar, maka karakteristik yang dimiliki oleh sampel tersebut tidak akan jauh berbeda dibanding dengan karakteristik dari populasinya (Sritomo, 1989). Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Work Sampling Praktikum Genap 2011/2012

2

Banyaknya pengamatan yang harus dilaksanakan dalam kegiatan sampling kerja dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu: 1. Tingkat kepercayaan (Confidence Level). 2. Tingkat ketelitian (Degree of Accuracy). Dengan asumsi bahwa terjadinya keadaan operator atau sebuah fasilitas yang akan menganggur (idle) atau produktif mengikuti pola distribusi normal, maka jumlah pengamatan yang seharusnya dilaksanakan dapat dicari didasarkan formulasi sebagai berikut (Sritomo, 1989): K2 ( 1 – p ) N = --------------S2.p Keterangan: P = Prosentase kejadian yang diamati (prosentase produktif) dalam angka desimal. Dalam praktikum kali ini p yang digunakan p produktif. K = Konstanta yang besarnya tergantung tingkat kepercayaan yang diambil S = Tingkat ketelitian yang dikehendaki dalam angka desimal. Secara garis besar metode sampling kerja ini dapat digunakan untuk (Sritomo, 1995): 1. Mengukur Ratio Delay dari sejumlah mesin, operator / karyawan atau fasilitas kerja lainnya. 2. Menetapkan Performance Level dari seseorang selama waktu kerja berdasarkan waktu-waktu dimana orang itu bekerja atau tidak bekerja, terutama sekali untuk pekerjaan manual. 3. Menentukan waktu baku untuk suatu proses operasi kerja.

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012

A. MELAKUKAN SAMPLING 1. Melakukan sampling pendahuluan Melakukan sejumlah kunjungan yang ditentukan oleh pengukur (biasanya tidak kurang dari 30 kali). Buatlah tabel perbedaan antara pekerjaan yang produktif dan non produktif (Sutalaksana, 1979). Tabel 1 Tabel pengamatan kunjungan TALLY Kondisi kunjungan

Productive

Idle

ke-n 1. 21/2/91 2. 22/2/91 3. 23/2/91 n.

Tabel 2 Ringkasan tabel pengamatan sampling kerja. Kegiatan

Frekuensi teramati pada hari ke-m 1

2

3

Jumlah

4 ……..m

Productive Non productive (idle) JUMLAH % Productive

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012 2. Menguji keseragaman data. Untuk menghitung keseragaman data kita tentukan batas-batas kontrolnya yaitu: BKA= P  3

p(1  p) n

Dimana p = persentase produktif dihari ke I dan n adalah jumlah dari pengamatan. n = jumlah pengamatan dilakukan pada hari ke I Catatan : Jika harga pi berada pada batas-batas kontrol, maka berarti semua harga tersebut dapat digunakan untuk menghitung banyaknya pengamatan yang diperlukan. Sebaliknya jika ada harga pi yang berada diluar batas kontrol, maka pengamatan yang membentuk pi yang bersangkutan harus “dibuang” karena berasal dari sistem sebab yang berbeda.

B. MENENTUKAN WAKTU KUNJUNGAN Untuk menentukan, biasanya satu hari kerja dibagi kedalam satuan-satuan waktu yang besarnya ditentukan oleh pengukur. Biasanya panjang satu satuan waktu tidak terlampau

panjang

(lama).

Berdasarkan

satu-satuan

waktu

inilah

saat-saat

kunjungan ditentukan. Waktu kunjungan tidak boleh melebihi 2/3 dari total jam kerja. Misalkan satu-satuan waktu panjangnya 10 menit. Misalnya 1 hari terdapat 8 jam kerja, sehingga ada 6 observasi dalam 1 jam. Setelah itu, didapat 48 kali observasi untuk 1 hari (6*8 jam=48 observasi). Untuk menentukan jumlah observasi, dihitung dengan (2/3*48=32) sehingga didapat 32 kali observasi dalam 1 hari. Waktu kunjungan tidak boleh pada saat-saat tertentu yang kita ketahui dalam keadaan tidak bekerja misalnya jam-jam istirahat atau hari libur, dimana tidak ada kegiatan secara resmi (Sutalaksana, 1979). Bilangan acak bisa didapat dengan menggunakan excel atau dengan menggunakan table bilangan acak. Untuk menentukan waktu observasi, dapat dihitung dengan cara: Waktu observasi 1 =

(08.00 + (02x10) = 08.20

Waktu observasi 2 =

(08.00 + (03x10) = 08.30

Waktu observasi 3 =

(08.00 + (06x10) = 09.00

(dilanjutkan sampe 32 observasi) Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012

C. MENENTUKAN RATIO DELAY Prosentase Non Produktif Ratio Delay = ------------------------------Prosentase Produktif

D. MENENTUKAN PROSENTASE PRODUKTIF Jumlah Produktif Performance Level = ------------------------------------- x 100 % Produktif + Non Produktif < Jumlah Pengamatan > E. MENGHITUNG WAKTU BAKU 1. Prosentase produktif (PP) Jml produktif = --------------------- x 100 % Jml pengamatan 2. Jumlah menit produktif (JMP) = PP x jumlah menit pengamatan

3. Waktu yang diperlukan / unit. JMP = ------------------------------------------------------------Jml unit yang dihasilkan selama masa pengamatan 4. Waktu normal (Wn) (Sritomo, 1989 ). = Waktu yang diperlukan x Faktor penyesuaian 5. Waktu baku (Wb) (Sritomo, 1989 ). = Wn + ( kelonggaran x Wn ) atau = Wn x

100 100 − All

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012 Aplikasi Work Sampling dalam Industri, antara lain (Sritomo, 1989): 1. Penetapan Waktu Baku • Mengetahui prosentase antara aktivitas dan idle. • Menetapkan waktu baku. 2. Penetapan Waktu Tunggu • Menekan aktivitas idle sampai prosentase yang terkecil, yaitu dengan memperbaiki metode kerja dan alokasi pembebanan mesin atau manusia secara tepat. 3. Disiplin Kerja • Dapat meningkatkan disiplin kerja karena Work Sampling dilakukan sacara random.

Contoh industri yang dapat digunkan untuk mengaplikasikan work sampling: 1. Industri Batako Pada industri batako, yang diamati adalah saat proses pembuatan batako, dimana outputnya dalah jumlah batako. 2. Industri Kue Pada industri pembuatan kue, banyak sekali prosesnya. Salah satu proses yang ada adalah pengepakan kue. Pada proses pengepakan kue dapat diteliti, dengan jumlah output berupa jumlah pengepakannya. 3. Tempat Pembuatan Jus.

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012

F. PENYESUAIAN Table 3.Westinghouse Table

Sebagai

+0,15 +0,13 +0,11 +0,08 +0,06 +0,03 0,00 -0,05 -0,10 -0,16 -0,22

SKILL A1 Super skill A2 B1 Excellent B2 C1 Good C2 D Average E1 Fair E2 F1 Poor F2

+0,06 +0,04 +0,02 0,00 -0,03 -0,07

CONDITION A Ideal B Excellent C Good D Average E Fair F Poor

+0,13 +0,12 +0,10 +0,08 +0,05 +0,02 0,00 -0,04 -0,08 -0,12 -0,17

EFFORT A1 Super skill A2 B1 Excellent B2 C1 Good C2 D Average E1 Fair E2 F1 Poor F2

CONSISTENCY +0,04 A Ideal +0,03 B Excellent +0,01 C Good 0,00 D Average -0,02 E Fair -0,04 F Poor

contoh, apabila diketahui bahwa waktu

rata-rata

yang diukur

terhadap suatu elemen kerja adalah 0,05 menit dan rating performance operator adalah memenuhi klasifikasi berikut: - Excellent Skill

(B2)

: + 0,08

- Good Effort

(C2)

: + 0,02

- Good Condition

(C)

: + 0,01

- Good Consistency (C)

: + 0,01 Total

+

: + 0.13

Maka, waktu normal untuk elemen kerja ini adalah : 0,05 x 1,13 = 0,565 Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012 minutes

Untuk keperluan penyesuaian keterampilan dibagi menjadi enam kelas dengan ciri – ciri dari setiap kelas seperti yang dikemukakan berikut ini: SUPER SKILL

:

1. Secara bawaan cocok sekali dengan pekerjaannya. 2. Bekerja dengan sempurna 3. Tampak seperti telah terlatih dengan sangat baik 4. Gerakan – gerakannya halus tetapi sangat cepat sehingga sulit untuk diikuti. 5. Kadang – kadang terkesan tidak berbeda dengan gerakan – gerakan mesin. 6. Perpindahan dari satu elemen pekerjaan ke elemen lainnya tidak terlampau terlihat karena lancarnya. 7. Tidak terkesan adanya gerakan – gerakan berpikir dan merencanakan dan merencanakan tentang apa yang dikerjakan (sudah sangat otomatis) 8. Secara

umum

dapat

dikatakan

bahwa

pekerjaan

bersangkutan adalah pekerjaan yang baik. EXELLENT SKILL :

1. Percaya pada diri sendiri 2. Tampak cocok dengan pekerjaannya. 3. Terlihat telah terlatih baik. 4. Bekerjanya teliti dengan tidak banyak melakukan pengukuran–pengukuran atau pemeriksaan–pemeriksaan. 5. Gerakan–gerakan

kerja

beserta

urutan–urutannya

dijalankan tanpa kesalahan. 6. Menggunakan peralatan dengan baik. 7. Bekerjanya cepat tanpa mengorbankan mutu. Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012

8. Bekerjanya cepat tetapi halus. 9. Bekerja berirama dan terkoordinasi.

GOOD SKILL

:

1. Kwalitas hasil baik. 2. Bekerjanya tampak lebih baik dari pada kebanyakan pekerjaan pada umumnya. 3. Dapat memberikann petunjuk – petunjuk pada pekerja lain yang keterampilannya lebih rendah. 4. Tampak jelas sebagai kerja yang cakap . 5. Tidak memerlukan banyak pengawasan. 6. Tiada keragu - raguan 7. Bekerjanya “stabil” 8. Gerakannya – gerakannya terkoordinasi dengan baik. 9. Gerakan – gerakannya cepat.

AVERAGE SKILL

:

1. Tampak adanya kepercayaan pada diri sendiri. 2. Gerakannya cepat tetapi tidak lambat. 3. Terlihatnya ada pekerjaan – pekerjaan yang perencana. 4. Tampak sebagai pekerja yang cakap. 5. Gerakan – gerakannya cukup menunjukan tidak adanya keragu – raguan. 6. Mengkoordinasikan tangan dan pikiran dengan cukup baik. 7. Tampak cukup terlatih dan karenanya mengetahui seluk beluk pekerjaannya. 8. Bekerjanya cukup teliti. 9. Secara keseluruhan cukup memuaskan.

FAIR SKILL

:

1. Tampak terlatih tetapi belum cukup baik. 2. Mengenal peralatan dan lingkuan secukupnya. Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012

3. Terlihat adanya perencanaan – perencanaan sebelum melakukan gerakan. 4. Tidak mempunyai kepercayaan diri yang cukup.

5. Tampaknya seperti tidak cocok dengan pekerjaannya tetapi telah ditempatkan dipekerjaan itu sejak lama. 6. Mengetahui apa yang dilakukan dan harus dilakukan tetapi tampak selalu tidak yakin. 7. Sebagian waktu terbuang karena kesalahan – kesalahan sendiri. 8. Jika tidak bekerja sungguh – sungguh outputnya akan sangat rendah 9. Biasanya tidak ragu – ragu dalam menjalankan gerakan – gerakanya. POOR SKILL

:

1. Tidak bisa mengkoordinasikan tangan dan pikiran. 2. Gerakan – gerakannya kaku. 3. Kelihatan ketidak yakinannya pada urutan – urutan gerakan. 4. Seperti yang tidak terlatih untuk pekerjaan yang bersangkutan. 5. Tidak terlihat adanya kecocokan dengan pekerjaannya. 6. Ragu – ragu dalam menjalankan gerakan – gerakan kerja. 7. Sering melakukan kesalahan – kesalahan 8. Tidak adanya kepercayaan pada diri sendiri. 9. Tidak bisa mengambil inisiatif sendiri.

Untuk usaha atau Effort cara Westinghouse membagi juga kedalam kelas – kelas dengan ciri masing - masing. Yang dimaksut dengan usaha disini adalah

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012

kesungguhan yang ditunjukan atau diberikan operator ketikan melakukan pekerjaannya. Berikut ini ada enam kelas usaha dengan ciri – cirinya.

EXCESSIVE EFFORT

:

1. Kecepatan sangat berlebihan. 2. usahanya sangat besungguh – sungguh tetapi dapat membahayakan kesehatannya. 3. Kecepatan

yang

ditimbulkannya

tidak

dapat

dipertahankan sepanjang hari kerja. EXELLENT EFFORT

:

1. Jelas terlihat kecepatan kerjannya yang tinggi 2. Gerakan – gerakan lebih “ekonomis” daripada operator – operator biasa. 3. Penuh perhatian pada pekerjaannya. 4. Banyak memberi saran - saran. 5. Menerima saran – saran dan petunjuk dengan senang. 6. Percaya pada kebaikan maksud pengukuran waktu. 7. Tidak dapat bertahan lebih dari beberapa hari. 8. Bangga atas kelebihannya. 9. Gerakan – gerakan

yang salah terjadi sangat jarang

sekali. 10. Bekerja sitematis. 11. Karena

lancarnya,

perpindahan dari satu element

keelemen lainnya tidak terlihat. GOOD EFFORT

:

1. Bekerja berirama 2. Saat – saat menganggur sangat sedikit, bahkan kadang – kadang tidak ada. 3. Penuh perhatian pada pekerjaan. Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012

4. Senang pada pekerjaannya 5. Kecepatannya baik dan dapat dipertahankan sepanjang hari. 6. Percaya pada kebaikan maksut pengukuran waktu. 7. Menerima saran – saran dan petunjuk – petunjuk dengan senang. 8. Dapat memberikan saran – saran untuk perbaikan kerja. 9. Tempat kerjanya diatur dengan baik dan rapi. 10. Menggunakan alat – alat yang tepat dengan baik. 11. memelihara dengan baik kondisi peralatan. AVERAGE EFFORT :

1. Tidak sebaik good, tetapi lebih baik dari poor. 2. Bekerja dengan Stabil. 3. Menerima saran – saran tetapi tidak melaksanakannya. 4. Set Up dilakukan dengan baik. 5. Melakukan kegiatan – kegiatan perencanaan.

FAIR EFFORT

:

1. Saran – saran yang baik diterima dengan kesal. 2. Kadang – kadang perhatian tidak ditujukan pada pekerjaanya. 3. Kurang sungguh – sungguh. 4. Tidak mengeluarkan tenaga dengan secukupnya. 5. Terjadi sedikit penyimpangan dari cara kerja baku. 6. Alat – alat yang dipakainya tidak selalu yang terbaik. 7. Terlihat adanya kecenderungan kurang perhatian pada pekerjaanya. 8. Terlampau hati – hati. 9. Sitematika kerjanya sedang – sedang aja. 10. Gerakan – gerakan tidak terencana.

POOR EFFORT

1. Banyak membuang – buang waktu. 2. Tidak memperhatikan adanya minat bekerja. 3. Tidak mau menerima saran – saran. Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012

4. Tampak malas dan lambat bekerja. 5. Melakukan gerakan – gerakan yang tidak perlu untuk mengambil alat – alat dan bahan – bahan. 6. Tempat kerjanya tidak diatur rapi. 7. Tidak perduli pada cocok/ baik tidaknya peralatan yang dipakai. 8. Mengubah – ubah tata letak tempat kerja yang telah diatur. 9. Set Up kerjanya terlihat tidak baik.

G. KELONGGARAN Kelonggaran diberikan untuk tiga hal yaitu untuk kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa fatique, dan hambatan – hambatan yang tidak dapat dihindarkan. Ketiganya ini merupakan hal yang secara nyata dibutuhkan oleh pekerja, dan yang selam pengukuran tidak diamati, diukur, dicatat, ataupun dihitung. Karenanya sesuai pengukuran dan setelah mendapatkan waktu normal, kelonggaran perlu ditambahkan. 1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi. Yang termasuk kedalam kebutuhan pribadi disini adalah, hal – hal seperti minum sekedarnya untuk menghilangkan rasa haus, kekamar kecil, bercakap – cakap dengan teman sekerja sekedar menghilangkan ketegangan ataupun kejenuhan dalam bekerja. Kebutuhan – kebutuhan ini jelas terlihat sebagai sesuatu yang mutlak; tidak bisa misalnya, seseorang diharuskan terus bekerja dengan rasa dahaga, atau melarang pekerja untuk sama sekali tidak bercakap – cakap sepanjang jam – jam kerja. Larangan demikian tidak saja merugikan pekerja (karena merupakan tuntutan psikologi dan fisiologi yang wajar) tetapi juga merugikan perusahaan karena dengan kondisi demikian pekerja tidak akan dapat

bekerja

dengan

baik

bahkan

hampeir

dapat

dipastikan

produktivitasnya menurun. Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012

Besarnya kelonggaran yang diberikan untuk kebutuhan pribadi seperti itu berbeda – beda dari satu pekerjan ke pekerjaan lainnya karena setiap pekerjan mempunyai karakteristik sendiri – sendiri dengan “tuntutan” yang berbeda – beda. Penelitian yang khusus perlu dilakukan untuk menentukan besarnya kelonggaran ini secara tepat seperti dengan sampling kerja atau secara fisiologis. Berdasarkan penelitian ternyata besarnya kelonggaran ini bagi pekerja pria dari pekerja wanita; misalnya untuk pekerjaan – pekerjaan ringan pada kondisi – kondisi kerja normal pria memerlukan 2% – 2,5% dan wanita 5% (persentase ini adalah dari waktu normal). Table 1 menunjukan besarnya kelonggaran untuk kebutuhan pribadi dan untuk menghilangkan rasa fatique untuk berbagai kondisi kerja. 2. Kelonggaran untukMenghilangkan rasa Fatique. Rasa fatique tercermin antara lain dari menurunnya hasil produksi baik jumlah maupun kwalitas. Kerenanya salah satu cara untuk menentukan besarnya kelonggaran ini adalah dengan melakukan pengamatan sepanjang hari kerja dan mencatat pada saat – saat dimana hasil produksi menurun. Tetapi masalahnya adalah kesulitan dalam menentukan pada saat – saat mana menurunnya hasil produksi yang disebabkan oleh timbulnya rasa fatique

karena

masih

banyak

kemungkinan

lain

yang

dapat

menyebabkannya. Jika rasa fatique telah datang dan pekerja harus bekerja untuk meghasilkan performance normalnya, maka usaha yang dikeluarkan pekerja lebih besar dari normal dan ini akan menambah rasa fatique. Apabila hal ini berlangsung terus dan pada akhirnya akan terjadi fatique total yaitu jika nggota badan yang bersangkutan sudah tidak dapat melakukan gerak kerja sama sekali walaupun sangat dikehendaki.hal demikian jarang terjadi karena berdasarkan pengalamannya pekerja dapat mengatur kecepatan kerjanya sedemikian rupa, sehingga lambatnya gerakan – gerakan kerja ditunjukan untuk menghilangkan rasa fatique ini. Besarnya kelonggaran dan kelonggaran untuk kebutuhan pribadi ditunjukan pada Tabel 1 Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012

3. Kelonggaran untuk Hambatan – hambatan yang tidak terhindarkan. Dalam melaksanakan pekerjaanya, pekerja tidak akan lepas dari berbagai “hambatan” ada hambatan yang dapat dihindarkan seperti mengobrol yang berlebihan dan mengaggur dengan sengaja ada pula hambatan yang tidak dapat dihindarkan karena berada diluar kekuasaan pekerja untuk mengendalikannya. Bagi hamabtan yang pertama jelas tidak ada pilihan selain menghilangkannya sedangkan bagi yang terakhir walaupun harus diusahakan serendah mungkin, hambatan akan tetap ada dan karenayan harus diperhitungkan dalam waktu baku. Beberapa contoh yang termasuk kedalam hambatan ang tidak terhindarkan adalah:  Menerima atau meminta petunjuk kepada pengawas.  Melakukan penyesuaian – penyesuaian mesin.  Memperbaiki kemacetan – kemacetan singkat seperti mengganti alat potong yang patah, memasang kembali ban yang lepas dan sebagainya.  Memasang peralatan potong.  Mengambil alat – alat khusus atau bahan – bahan khusus dari gudang.  Hambatan – hambatan karena kesalahan pemakaian alat ataupun bahan.  Mesin mati karena aliran listrik. Besarnya hambatan untuk kejadian – kejadian sperti itu sangat bervariasi dari suatu pekerjaan lain bahkan suatu stasiun kerja kestasiun kerja lain karena banyaknya penyebab seperti, mesin, kondisi mesin, prosedur kerja, ketelitian suplai alat dan bahan dan sebaginya. Salah satu cara yang baik yang biasanya digunakan untuk menentukan besarnya kelonggaran bagi hambatan yang tidak terhindarkan adalah dengan melakukan sampling pekerjaan. 4. Menyertakan Kelonggaran dalam Perhitungan Waktu Baku. Langkah pertama adalah menentukan besarnya kelonggaran untuk ketiga hal diatas yaitu untuk kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa fatique dan hambatan yang tidak dapat dihindarkan dua hal yang pertama antara lain Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012

dapat diperoleh dari table 1yaitu dengan memperhatikan kondisi – kondisi yang sesuai dengan pekerjaan yang bersangkutan. Untuk yang ketiga dapat diperoleh melali pengukuran khusus seperti sampling pekerjaan. Kesemuanya, yang biasanya masing – masing dinyatakan dalam presentase dijumlahkan; dan kemudian mengalikan jumlah ini dalam waktu normal yang tealah dihitung sebelumnya. Misalnya suatu pekerjaan yang sangat ringan yang dilakukan sambil duduk dengan gerakan – gerakan yang terbatas membutuhkan pengawasan mata – terus menerus dengan pencahayaan yang kurang memadai, temperature, dan kelembapan ruang normal, siklus udara baik, tidak bising. Dari table didepan didapat prosentase kelonggaran untuk kebutuhan pribadi dan untuk fatique sebagai berikut:

Jika dari sampling pekerjaan didapat bahwa kelonggaran untuk hambatan yang terhindarkan adalah 5 %, maka kelonggaran total yang harus diberikan untuk pekerjaan itu adalah (19,5 + 5) % =24,5% Jika waktu normalnya telah dihitung sama dengan 5,5 menit maka waktu bakunya adalah: 5,5 + 0,245(5,5) = 6,58 menit

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

FAKTOR A. Tenaga yang dikeluarkan 1 Dapat diabaikan 2 Sangat ringan Modul Work Sampling 3 Ringan Praktikum Genap2011/2012 4 Sedang 5 Berat 6 Sangat berat 7 Luar biasa berat B. Sikap kerja 1 Duduk 2 Berdiri diatas dua kaki 3 Berdiri diatas satu kaki 4 Berbaring 5 Membungkuk C. Gerakan kerja 1 Normal 2 Agak terbatas 3 Sulit 4 Pada anggota - anggota badan terbatas 5 Seluruh anggota badan terbatas D. Kelelahan Mata *) 1 Pandangan yang terputus - putus 2 Pandangan yang hampir terus menerus 3 Pandangan terus menerus dengan fokus berubah - rubah 4 Pandangan teus menerus dengan fokus Tetap

CONTOH PEKERJAAN

Bekerja dimeja, duduk Bekerja dimeja, berdiri Menyekop,ringan Mencangkul Mengayuh palu yang berat Memanggul beban Memanggul kurang berat

KELONGGARAN (%) Ekuivalen beban (Kg) tanpa beban 0,00 - 2,25 2,25 - 9,00 9,00 - 18,00 19,00 - 27,00 27,00 - 50,00 diatas 50

Pria 0,00 - 6,00 6,00 - 7,5 7,5 - 12,00 12,00 - 19,00 19,00 -30,00 30,00- 50,00

Wanita 0,00 - 6,00 6,00 - 7,5 7,5 - 16,00174 16,00 30,00

Berkerja duduk, ringan Badan tegak, ditumpu dua kaki Satu kaki mengerjakan alat kontrol Pada bagaian sisi, belakang atau depan badan Badan dibungkukana bertumpu pada kedua kaki

0,00 - 1,0 1,0 - 2,5 2,5 - 4,0 2,5 - 4,0

Ayunan bebas dari palu Ayunan terbatas dari palu Membawa beban berat satu tangan Berkerja dengan tangan diatas kepala Bekerja dilorong pertambangan yang sempit.

0 0-5 0-5 5,00 - 10,00 10,00 - 15,00 Pencahayaan baik Buruk 0,00 - 6,00 0,00 - 6,00 6,00 - 7,5 6,00 - 7,5 7,5 - 12,00 7,5 - 16,00 16,00 12,00 - 19,00 30,00 19,00 -30,00

Membawa alat ukur Pekerjaan - pekerjaan yang teliti Memeriksa cacat - cacat pada kain

pemeriksaan yang sangat teliti

4,0 - 10

30,00- 50,00

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012

175

FAKTOR

CONTOH PEKERJAAN o

E. Keadaan temperatur tempat kerja**)

KELONGGARAN (%)

Temperatur( C)

Kelemahan Normal

Berlebihan

Dibawah 0

diatas 10

diatas 12

2 Rendah

0 - 13

10 - 0,0

12 - 5,00

3 Sedang

13 - 22

5,00 - 0

8,00 -0

4 Normal

22 - 28

0 - 5,00

0 - 8,00

5 Tinggi

28 - 38

5,00 -40

8 - 100

diatas 38

diatas 40

diatas 100

1 Beku

6 Sangat Tinggi F. Keadaan atmosfer ***) 1 Baik

Ruang yang berventilasi baik, udara segar

2 Cukup

Ventilasi kurang baik, ada bau - bauan (tidak berbahaya)

3 Kurang baik

Adanya debu - debu beracun, atau tidak beracun tetapi banyak

4 Buruk

Adanya bau - bauan berbahaya yang mengharuskan menggunakan alat - alat pernapasan

0 0-5 5,00 -10 10,00 -20

G. Keadaan lingkungan yang baik 1 Bersih, sehat, cerah dengan kebisingan rendah

0

2 Siklus kerja berulang - ulang antara 5 -10 detik

0-1

3 Siklus kerja berulang - ulang antara 0 - 5 detik

1-3

4 Sangat Bising

0-5

5 Jika faktor - faktor yang berpengaruh dapat menurunkan kwalitas

0-5

6 Terasa adanya getaran lantai

5 - 10

7 Keadaan - keadaan yang luar biasa (bunyi, kebersihan , dll)

5 - 15

*) Kontras anatara warna hendaknya diperhatikan **)Tergantung juga pada keadaan Ventilasi ***) Dipengaruhi juga oleh ketinggian tempat kerja dari permukaan laut dan keadaan iklim Catatan pelengkap : kelonggaran untuk kebutuhan pribadi bagi : pria =0 -2,5% : wanita = 2 - 5,0%

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012

H. Alat Praktikum Work Sampling 1. Papan pengamatan 2. Lembar pengamatan 3. Pensil / pena 4. Tabel bilangan acak

I. PROSEDUR PELAKSANAAN 1. Bagi tugas di antara anggota kelompok sesuai dengan waktu luang yang dimiliki masing-masing, setiap anggota kelompok harus pernah sebagai pengamat/pengukur kegiatan kerja. 2. Tetapkan tujuan yang ingin diteliti performance kerjanya. Obyek dapat berupa aktifitas manusia, mesin/peralatan, telepon umum, alat transportasi, kasir dan lain-lain. 3. Tentukan waktu-waktu pengamatan/kunjumgan dengan menggunakan tabel acak. 4. Tentukan

jumlah pengamatan

awal (pre work sampling) yang

ingin

dilaksanakan. Kegiatan penelitian awal dilakukan antara 5 s/d 7 hari kerja dengan jumlah pengamatan yang sebanyak-banyaknya. Jangan lupa tentukan tingkat kepercayaan dan tingkat ketelitian. 5. Catat hasil pengamatan pada tabel pengamatan dengan memisahkan antara kegiatan produktif dan kegiatan non prodiktif. 6. Konsultasikan penelitian anda kepada asisten.

J. ANALISIS Dari hasil pengamatan, apabila didapat N < N’ maka ujilah ketelitian data yang telah saudara peroleh berdasarkan sejumlah pengamatan

yang telah saudara

lakukan tersebut ( untuk mengetahui seberapa besar validitas pengamatan yang telah dilakukan ). Bandingkan antara tingkat ketelitian yang saudara hitung dengan tingkat ketelitian yang saudara pakai pada waktu menentukan N’.Nilai N’ dapat dicari dengan menggunakan rumus:

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012

Apabila data yang diambil didapat N < N’ maka kita cukup menambah data yang sudah ada sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan saja, tanpa perlu mengulang penelitian dari awal. Secara umum keuntungan dan kelemahan apakah yang dapat diambil dari pelaksaan aktivitas penelitian dengan sampling kerja dibanding dengan stopwatch.

K. Contoh Sudi Kasus Pada industry pembuatan kue, pekerja mulai bekerja membuat kue. Proses pekerjaan dimulai dari pembuatan adonan hingga pengepakan. Pada industry pembuatan kue, salah satu output yang dapat digunakan adalah jumlah kue yang dibuat oleh seorang pekerja. Dari tiga hari, didapatkan jumlah kue yang dibuat oleh seorang pekerja adalah sebagai berikut: Hari

Produktif

Idle

Jumlah Output

1

30

10

120

2

35

5

123

3

36

4

130

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

Modul Work Sampling Praktikum Genap2011/2012

Contoh Studi Kasus Proses pembuatan kue pada sebuah industri kue dimulai dari pencampuran bahan adonan, pencetakan, pemasakan, sampai proses pengepaka. Ketika melakukan pengamatan WS, pekerja yang diamati adalah satu orang. Setelah selama tiga hari pengamatan, didapatkan data sebagai mberikut:

Hari Pertama

No

Elemen Gerakan

Jumlah Tally

Satuan

Jumlah

1

Pencampuran Bahan

3

Berapa Banyak Proses Mencampur

4

2

Pencetakan

10

Buah

160

3

Pemasakan

3

Berapa kali Pekerja memasak

10

4

Pengepakan

15

Buah

40

Hari Kedua No 1

Elemen Gerakan Pencampuran Bahan

Jumlah Tally 2

Satuan Berapa Banyak Proses Mencampur

Jumlah 4

2

Pencetakan

11

Buah

145

3

Pemasakan

5

Berapa kali Pekerja memasak

7

4

Pengepakan

16

Buah

36

Jumlah Tally 2 11 5 16

Satuan Berapa Banyak Proses Mencampur Buah Berapa kali Pekerja memasak Buah

Jumlah 3 156 8 39

Hari Ketiga

No 1 2 3 4

Elemen Gerakan Pencampuran Bahan Pencetakan Pemasakan Pengepakan

Setelah mendapatkan data seperti diatas, maka kita dapat menghitung prosentase produktif per elemen, ratio delay, performance level, Jumlah menit produktif, waktu yang diperlukan per unit, waktu normal dan menghitung waktu baku yang dibutuhkan perelemen kerja.

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia