WORK SAMPLING STUDI KASUS PEKERJAAN BERTENDER PADA SEBUAH CAFE TUTI SARMA SINAGA ST MEILITA TRYANA SEMBIRING, ST Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara BAB I LANDASAN TEORI 1.1. PEMBAKUAN SISTEM KERJA Dalam melakukan analisis terhadap suatu sistem kerja, maka akan timbul sejumlah alternatif metode kerja. Alternatif yang digunakan haruslah merupakan alternatif terbaik yang didasari pada sejumlah kriteria yaitu waktu, ongkos, bebas fisiologis, dan lain sebagainya. Waktu merupakan salah satu kriteria yang paling sering digunakan sebab kriteria ini memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan dengan kriteria lainnya. Setelah proses pemilihan alternatif perancangan dan perbaikan sistem kerja dilakukan, tahap berikutnya adalah melakukan pembakuan kerja. Pembakuan kerja ini meliputi pembakuan waktu yang diperlukan seseorang pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya. Hal ini sering juga disebut sebagai waktu baku kerja. Pada suatu kegiatan manufaktur, maka waktu baku dapat berupa waktu standar yang dibutuhkan seorang operator mesin bubut untuk melaksanakan pembuatan sebuah komponen tertentu. Proses pengukuran dan pembakuan waktu dapat menggunakan beberapa macam cara, yaitu menggunakan stopwatch, data waktu baku, data waktu gerakan serta sampling pekerjaan atau work sampling. Setiap cara pengukuran sistem kerja memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sedangkan penggunaan berbagai macam cara di atas, sangat bergantung pula pada kemampuan analis melakukan pengukuran dan pembakuan sistem kerja. Pembakuan sistem kerja tidak dapat dilepaskan dari dua aspek, yaitu pemberian penyesuaian dan kelonggaran. Penyesuaian diberikan berkenaan dengan tingkat kecepatan kerja yang dilakukan pekerja dalam melakukan pekerjaannya, sedangkan kelonggaran diberikan berkaitan dengan adanya sejumlah kebutuhan diluar kerja, yang terjadi selama pekerjaan berlangsung. Secara skematis, perhitungan waktu baku dapat gigambarkan sebagai berikut: Penyesuaian Waktu Siklus
Kelonggaran Waktu Normal
(Ws)
(Wn)
Waktu Baku (WbP)
Dimana: P = Penyesuaian (rating faktor) L = Kelonggara (allowance) Ws = Waktu siklus
©2004 Digitized by USU digital library
1
Wn = Waktu normal Pemberian penyesuaian dan kelonggaran secara bersama-sama selayaknya dirasakan adil (fair), baik dari sisi pekerja maupun dari sisi manajemen. 1.2. SAMPLING PEKERJAAN Sampling pekerjaan adalah suatu teknik yang cukup diandalkan untuk mengukur beban kerja tenaga kerja dimana mempunyai beberapa tipe yaitu pekerjaan dengan beban tetap dan berubah. Selain itu sampling pekerjaan adalah suatu prosedur pengukuran yang dilakukan pada waktu-waktu yang ditentukan secara acak. Sampling pekerjaan mempunyai kegunaan di bidang produksi untuk menghitung waktu penyelesaian. Kegunaan-kegunaan tersebut antara lain adalah: 1. Untuk mengetahui distribusi pemakaian waktu sepanjang waktu kerja oleh pekerja atau kelompok kerja. 2. Untuk mengetahui tingkat pemanfaatan mesin-mesin atau alat-alat pabrik. 3. Untuk menentukan waktu baku bagi pekerja-pekerja tidak langsung 4. Untuk memperkirakan kelonggaran bagi suatu pekerjaan. 1.3. LANGKAH-LANGKAH MELAKUKAN SAMPLING PEKERJAAN Langkah-langkah yang dapat diambil dalam melaksanakan sampling pekerjaan adalah sebagai berikut: 1. Menentukan tujuan pengukuran yaitu untuk apa sampling pekerjaan dilakukan, yang akan menentukan besarnya tingkat ketelitian dan keyakinan. 2. Jika sampling ditujukan untuk mendapatkan waktu baku, lakukan penelitian pendahuluan untuk mengetahui ada tidaknya sistem kerja yang baik. Jika belum perbaikan-perbaikan atas kondisi dan cara kerja harus dilakukan terlebih dahulu. 3. Memilih operator-operator yang baik 4. Bila perlu mengadakan latihan pada operator yang dipilih agar terbiasa dengan sistem kerja yang ada. 5. Melakukan pemisahan kegiatan sesuai dengan keinginan. 6. Menyiapkan peralatan yang diperlukan diantaranya berupa papan pengamatan, lembaran pengamatan, pena dan lain sebagainya. 1.4. PROSEDUR SAMPLING PEKERJAAN Cara melakukan pengamatan dengan sampling pekerjaan tidak berbeda dengan jam henti, yaitu terdiri dari tiga langkah: 1. Melakukan sampling pendahuluan 2. Menguji keseragaman data 3. Menghitung jumlah kunjungan yang diperlukan Langkah-langkah ini dilakukan terus sampai jumlah kunjungan mencukupi untuk tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang telah ditentukan. BAB. II STUDI KASUS Studi kasus ini adalah mengenai penentuan waktu baku pada pekerjaan meramu minuman seorang bartender pada sebuah cafe, dengan menggunakan metode work sampling-sampling pekerjaan, dimana sampling pekerjaan dilakukan secara sesaat-sesaat pada waktu yang ditentukan secara acak.
©2004 Digitized by USU digital library
2
2.1. SEBELUM MELAKUKAN SAMPLING PEKERJAAN Pengamatan ini dilakukan dengan kondisi dan asumsi sebagai berikut: 1. Tujuan pengukuran adalah untuk menentukan waktu baku bagi pekerja bartender. 2. Pengamatan dilakukan terhadap tiga orang bartender yaitu B1, B2 dan B3. 3. Bartender tersebut dianggap telah terlatih dalam melaksanakan pekerjaan tersebut. Hal ini disimpulkan karena diambil asumsi sebagai berikut: • Pelanggan cukup puas dengan pelayanan bartender pada café tersebut. • Bartender telah cukup berpengalaman karena telah bekerja selama lebih kurang 3 tahun. • Kondisi kerja di cafe terse but dianggap telah cukup baik dan sesui dengan persyaratan kesehatan. 4. Pemisahan kegiatan ini dilakukan terhadap berbagai kegiatan yang dilakukan oleh bartender dimana kegiatan tersebut bersifat mutually exclusive. Kegiatan dalam meramu minuman dibedakan dalam dua bagian yaitu kegiatan produktif yang terdiri dari kegiatan 1 sampai 5, dan kegiatan non produktif yaitu kegiatan 6. Uraian pemisahan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut: Kegiatan 1: Mencatat pesanan pada Captain Order Kegiatan 2: Meracik minuman Kegiatan 3: Mempersiapkan gelas minuman Kegiatan 4: Menghidangkan minuman kepada tamu bar Kegiatan 5: Memberikan minuman kepada pelayan tamu yang duduk di meja. Kegiatan 6 : Kegiatan lain-lainnya, misalnya mengobrol, makan Minum dan lain sebagainya. 2.2. DATA SAMPLING PEKERJAAN Dilakukan sejumlah kunjungan untuk mengamati pekerjaan bartender pada cafe tersebut selama 5 hari dengan waktu pengamatan yang acak. Hasilnya adalah sebagai berikut: Kegiatan A. Produktif Kegiatan 1 Kegiatan 2 Kegiatan 3 Kegiatan 4 Kegiatan 5 B. Non Produktif Jumlah % Produktif
1 38 12 6 9 4 7 17 55 69
Frekuensi Teramati hari ke 2 3 4 44 48 41 9 4 7 21 11 9 3 8 8 6 9 10 5 16 7 11 7 14 55 55 55 80 87 75
2.3 PENGUJIAN KESERAGAMAN DATA Untuk menentukan keseragaman data, perlu kontrolnya, dapat dilakukan dengan rumus berikut:
©2004 Digitized by USU digital library
Jumlah 5 40 10 16 7 4 3 15 55 72 ditentukan
211
64 275
batas-batas
3
Dimana:
dengan pi = persentase produktif di hari ke I k = jumlah pengamatan Dimana:
Dengan ni = jumlah pengamatan pada hari ke I Sehingga:
maka
Ternyata semua harga pi berada dalam batas kontrol sehingga semua dapat digunakan untuk menghitung banyaknya pengamatan yang diperlukan. 2.4 MENGHITUNG JUMLAH PENGAMATAN YANG DIPERLUKAN Jumlah pengamatan yang diperlukan untuk tingkat ketelitian 5% dan tingkat keyakinan 95% diketahui melalui rumus: N = 1600 (1 – P)/p Dimana p adalah persentase produktif dari semua pengamatan yang telah dilakukan yaitu: p = 211/275 = 0,767 sehingga N = 1600 (1-0,767)/0,767 = 486 Berarti pengamatan tersebut masih membutuhkan (486-275) = 211 pengamatan lagi. Perincian mengenai data waktu pengamatan dapat dilihat pada lampiran. 3.1. RATING FACTOR DAN ALLOWANCE Faktor Penyesuaian (rating factor) yang ditentukan untuk bartender ini adalah menurut westinghouse seperti berikut ini: = + 0,06 Keterampilan :Good (C1) = + 0,05 Usaha :Good (C1) Kondisi kerja :Excellent (8) = + 0,04 = + O,Q.:1 Konsistensi :Good (C1) Jumlah = + 0,16 Jadi P1 = (1-0,16) = 0,84
©2004 Digitized by USU digital library
4
Rating faktor yang ditentukan menurut tingkat kesulitan 1. Anggota badan terpakai Lengan bawah, pergelangan tangan dan jari (C) 2. Pedal kaki Tanpa pedal (F) 3. PenggunaanTangan Kedua Tangan saling bantu/ bergantian (H) 4. Koordinasi mata dengan tangan Sangat sedikit (l) 5. Peralatan Mudah pecah (R) 6. Berat beban 1,35 kg (B - 3) : tangan
cara objektif adalah: =2 =0 =0 =0 =5 =6
jumlah =13 sehingga P2 = (1 + 0,13) = 1,13 . Faktor penyesuaian dihitung dengan : P = P1 x P2 = 0,84 x 1,13 P = 0,95 Kelonggaran (allowance) ditentukan berdasarkan berpengaruh, seperti berikut ini: 1. Tenaga yang diperlukan Sangat ringan (bekerja berdiri, beban 0-25 kg, pria) 2. Sikap kerja Berdiri di atas dua kaki 3. Gerakan kerja Normal 4. Kelelah mata Pandangan yang terputus-putus (pencahayaan baik) 5. Keadaan temperatur kerja Sedang (13 -22 derajat celcius) 6. Keadaan atmosfere Baik (memakai air conditioner) 7. Keadaan lingkungan yang baik Faktor yang berpengaruh dapat menurunkan kualitas 8. Kebutuhan pribadi (pria) Jumlah
faktor-faktor
yang
= 6,75% = 1, 75% = 0% = 0% = 2,50% = 0% = 2,50% = 1,25 =14,75%
Ditambah dengan kelonggaran untuk menghilangkan fatique (kelelahan) = 1,25% dan kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan = 3%, sehingga total allowancenya = 19% BAB III ANALISA DAN EVALUASI 3.1. Analisa Diketahui bahwa jumlah total pengamatan adalah 486 kali selama 9 hari atau sarna dengan 9 x 360 = 3240 menit. Dari ke 486 pengamatan frekwensi kegiatan produktif yang teramati adalah 371, maka: 1. a. Jumlah pengamatan 486 b. Jumlah produktif 371 c. Persentase produktif 371/486 x 100% = 76,34% 2. a. Jumlah menit pengamatan 3240 menit
©2004 Digitized by USU digital library
5
b. 3. a. b. 4. a. b. 5. a. b.
Jumlah menit produktif 76,34/100% x 3240 = 2473,416 men it Jumlah minuman yang dibuat selama masa pengamatan = 832 gelas Waktu yang diperlukan per gelas 2473,416/832 = 2,97 menit Faktor penyusuaian = 0,95 Waktu normal (2,97 x 0,95) = 2,8215 menit Kelonggaran 19% = 0,19 Waktu baku 2,8215(1x 0,19) = 3,358 menit
3.2. Evaluasi Diketahui bahwa total pengamatan adalah 485, yang terdiri dari 275 pengamtan pada sampling pendahuluan dan 211 pengamatan pada sampling tahap kedua. Pada sampling pendahuluan didapat rata-rata persentase kegiatan produktif bartender adalah sebesar 76,6% dengan jumlah pengamatan per hari = 55 kali. Data ini dianggap cukuprepresentatif terhadap sistem kerja yang diamati, karena berada dalam batas kontrol yaitu BKA = 0,937 dan BKB = 0,595 dengan tingkat ketelitian 5% dan tingkat keyakinan 95%. Setelah dilakukan sampling tahap kedua, maka dilakukan evaluasi terhadap keseragaman data untuk mengetahui apakah data-data pada sampling kedua juga representatif terhadap sistem kerja. Ternyata hasil sampling secara keseluruhan cukup representatif karena semua persentase produktif dari hari pertama hingga hari kesembilan tidak ada yang berada diluar batas kontrol. Hasil evaluasi keseragaman data tersebut adalah sebagai berikut :
BAB IV KESIMPULAN Teknik sampling pekerjaan adalah suatu teknik yang cukup diandalkan untuk mengukur beban kerja tanaga kerja non produksi. Dalam praktikum ini, pengukuran dikhususkan pad a tenaga kerja non produksi yang mempunyai tipe pekerjaan tetap dan berubah. Sampling pekerjaan adalah suatu prosedur pengukuran yang dilakukan pada waktu yang ditentukan secara acak, sehingga akhirnya tujuan dari sampling pekerjaan ini dapat dicapai, yaitu antara lain mampu melakukan pengukuran proporsi "activity delay", baik pada pekerjaan administrasi, mapun melakukan perhitungan beban kerja suatu sistem kerja. Dan diharapkan pula dengan metode sampling kerja kita mampu perbaikan/pengaturan kerja dari pekerjaan yang sudah ada.
©2004 Digitized by USU digital library
6
DAFTAR PUSTAKA Angawisastra, R. I.Z. Sutalaksana, dan J.H. Tjakraatmaja, Teknik Tata Cara Kerja. Bandung : Institut Teknologi Bandung, 1979. Bemes, R.M. Motion and Time Study, Design and Mesliarement of Work. Sevent Edition. New York John Wiley and Sons. Inc, 1980. Laboratorium Anlisis perancangan Kerja. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Penuntun Praktikum Analisis, perancangan Kerja USU : 1998.
©2004 Digitized by USU digital library
7