1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG KANKER ADALAH TUMOR

Download Kanker adalah tumor ganas yang ditandai dengan pertumbuhan abnormal sel tubuh. Salah satu jenis kanker yang banyak ditemukan di seluruh dun...

0 downloads 406 Views 170KB Size
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kanker adalah tumor ganas yang ditandai dengan pertumbuhan abnormal sel tubuh. Salah satu jenis kanker yang banyak ditemukan di seluruh dunia adalah kanker payudara. Data World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa lebih dari 1,2 juta orang perempuan di dunia terdiagnosis kanker payudara (WHO, 2004). Insidensi kanker payudara di setiap tahun meningkat secara terukur, sehingga sejak tahun 2000 diperkirakan perempuan yang menderita kanker payudara meningkat 1 juta setiap tahun (Velde et al., 1999). Di Amerika, kanker payudara memiliki insidensi yang paling tinggi, prevalensinya mencapai 27% (American Cancer Society, 2008). Di Indonesia, insidensi kanker payudara menempati posisi kedua setelah penyakit infeksi (Tjindarbumi dan Mangunkusumo, 2002). Pada tahun 2003 terdapat 221 kasus dan pada tahun 2008 meningkat tiga kali lipat mencapai 657 kasus. Survei yang dilakukan Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta pada tahun 2005 menunjukkan 80% masyarakat tidak memahami mengenai pemeriksaan dini payudara, sehingga 70% kasus kanker payudara ditemukan dalam stadium III dan IV.

1

Kejadian kanker payudara seperti halnya kanker yang lain terjadi secara multistep, diawali dengan inisiasi selanjutnya promosi dan progresi. Inisiasi tumor yang diawali dengan adanya lesi genetik kemudian terjadi inflamasi kronis (Rakoff-Nahoum, 2006). Inflamasi kronis telah dikenal sebagai faktor penting dalam perkembangan kanker. Dalam perjalanannya suatu patogenesis lesi normal menjadi karsinoma membutuhkan waktu yang lama oleh terpaparnya suatu karsinogenik yang mengiritasi secara kronis, sehingga sel epitel mengalami proliferasi secara abnormal. Paparan karsinogen secara terus menerus tersebut menyebabkan perubahan genetik. Perubahan genetik akan memicu perkembangan lesi premalignan yang diikuti dengan terjadinya karsinoma invasif (Aggarwal et al., 2000). Komponen tumor tidak hanya terdiri atas sel tumor, tetapi juga tersusun oleh sel stroma (fibroblast dan sel endothelial) serta leukosit (Mantovani et al., 2002). Makrofag yang dijumpai pada tumor dikenal sebagai Tumor Associated Macrophage/TAM. Populasinya meliputi fenotip M1 dan M2. Kedua fenotip tersebut mempunyai peran yang berlawanan. Fenotip M1 bersifat menstimulasi imunitas yang mengarah pada penekan terhadap perkembangan tumor (tumor supresor), sedangkan fenotip M2 bersifat tumor promotor. Banyak penelitian menunjukkan bahwa TAM dengan fenotip M2 lebih cenderung mengarah pada fungsi protumoral (Antonio et al., 2006). Hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif

2

antara jumlah makrofag tumor (TAM) khususnya M2 dengan prognosis pasien yang buruk (Griffiths et al., 2000). Fenotip TAM penting untuk dipelajari sebagai salah satu target terapi pada kanker payudara. Untuk mempelajari fenotip ini, digunakan model kanker

payudara

tikus

Sprague

Dawley

yang

diinduksi

7,12

dimethylbenz(α)anthracene (DMBA) sebagai bahan karsinogen yang poten untuk memicu timbulnya kanker payudara tikus (Kubatka et al., 2002). Derajat histologi tumor dan komponen standar laporan patologi anatomi merupakan prediktor penting dalam penilaian kanker payudara (Clark, 2000).

1.2 Perumusan Masalah TAM berkaitan erat dengan proses terjadinya kanker, oleh karena itu perlu diketahui bagaimana jumlah fenotip makrofag dan bagaimana struktur histologis tumor pada hewan model pada penelitian ini. Berdasarkan beberapa laporan hasil penelitian pada makrofag di kanker payudara, menunjukkan bahwa TAM dengan fenotip M2 lebih cenderung mengarah pada fungsi protumoral. Induksi pada tikus dengan menggunakan DMBA merupakan model untuk kanker payudara sehingga dirumuskan permasalahan sebagai berikut,

3

1. Bagaimana jumlah fenotip makrofag M1 dan M2 pada model kanker payudara tikus Sprague Dawley yang diinduksi DMBA? 2. Bagaimana derajat histologi tumor pada model kanker payudara tikus Sprague Dawley yang diinduksi DMBA pada makrofag M2 ? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui jumlah fenotip makrofag M1 dan M2 pada model kanker payudara tikus Sprague Dawley yang diinduksi DMBA. 2. Mengetahui derajat histologi tumor pada model kanker payudara tikus Sprague Dawley yang diinduksi DMBA pada makrofag M2. 1.4 Keaslian Penelitian 1. Penelitian yang dilakukan Torroella-Kouri et al., (2009). Menjelaskan tentang ekspresi beberapa sitokin inflamasi dan peran fenotip makrofag M1 dan M2 pada tumor. Penelitian ini menggunakan cell line DA-3 kanker payudara pada model mencit BALB/c. 2. Penelitian yang dilakukan Heusinkveld dan Van der burg (2011) mengidentifikasi populasi TAM pada kanker serviks, kanker paru, kanker payudara dan kanker usus. Pada kanker payudara digunakan antibodi CD68,CD163, dan MAC387. Hasilnya menunjukkan bahwa

4

fenotip makrofag M2 lebih dominan dibandingkan fenotip makrofag M1. Perbedaan dengan kedua penelitian tersebut meliputi subyek dan variabel penelitian. Pada penelitian yang pertama menggunakan hewan model kanker payudara tikus BALB/C, pada penelitian yang kedua menggunakan manusia sebagai model dengan memeriksa makrofag pada berbagai jenis kanker pada manusia. Pada penelitian yang akan dilakukan digunakan model kanker payudara tikus Sprague Dawley. Variabel penelitian pada kajian sebelumnya menggunakan antibodi anti CD68, CD163, dan MAC387 sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan menggunakan antibodi anti iNOS dan anti arginase-1 untuk mengetahui fenotip makrofag M1 dan M2.

1.5 Manfaat Penelitian 

Secara umum memberikan informasi tentang jumlah fenotip makrofag M1 dan M2 pada kanker payudara dengan model tikus yang diinduksi DMBA.



Secara khusus sebagai sumber data primer jumlah makrofag M1 dan M2 pada model kanker payudara tikus Sprague Dawley yang diinduksi DMBA.

5