1 BAB I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG HIPOGLIKEMIA ATAU

Download Hipoglikemia atau kadar gula darah di bawah nilai normal, bila terjadi berlarut- larut dan berulang dapat menyebabkan gangguan perkembangan ...

0 downloads 564 Views 52KB Size
BAB I PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang

Hipoglikemia atau kadar gula darah di bawah nilai normal, bila terjadi berlarut-larut dan berulang dapat menyebabkan

gangguan

perkembangan

dan

fungsi

otak.

Sekuele utama jangka panjang hipoglikemia berat adalah retardasi

mental,

aktivitas

kejang

berulang,

atau

keduanya. Terdapat bukti bahwa hipoksemia dan iskemia yang

terjadi

bersama

hipoglikemia

dapat

menyebabkan

kerusakan otak permanen (Kliegman et al., 2007). Stres perinatal, termasuk asfiksia adalah penyebab penting terjadinya hipoglikemia (Yap et al., 2004; Basu et

al.,

2009).

hipoksia

Stres

menyebabkan

perinatal

sebagai

glikogenolisis

yang

respon

dari

berlebihan

sehingga terjadi penurunan simpanan glikogen. Hal lain yang mungkin dapat terjadi adalah penglepasan insulin berlebih

akibat

kerusakan

sel

β

pankreas

yang

disebabkan oleh kerusakan karena asfiksia (Arya et al., 2014). Kurang lebih seperempat kematian bayi baru lahir disebabkan lahir

oleh

asfiksia

didefinisikan

saat sebagai

lahir.

Asfiksia

kegagalan

saat dalam 1

2

menginisiasi dan mempertahankan napas saat lahir (World Health Organization, 2012). Sekitar 10% bayi baru lahir memerlukan bantuan untuk menginiasiasi napas saat lahir dan kurang dari 1% bayi baru lahir memerlukan tindakan resusitasi

ekstensif

untuk

mempertahankan

hidupnya

(Kattwinkel, 2011). Kemampuan

bayi

baru

lahir

mempertahankan

homeostasis glukosa tidak sebaik anak yang lebih besar dan

dewasa

metabolik

karena

berada

(MacDonald

et

pada

al.,

periode

2005).

transisi

Hipoglikemia

neonatal terjadi pada 3-39% kehamilan (DePuy et al., 2009). Pada bayi baru lahir gejala hipoglikemia tidak selalu muncul (asimtomatik) (Kliegman et al., 2007). Hingga saat ini diagnosis cepat dan intervensi agresif masih menjadi pilihan utama untuk mencegah kerusakan otak permanen (Arya et al., 2014). Identifikasi faktor risiko

hipoglikemia

pada

bayi

baru

lahir

perlu

dilakukan agar tidak terjadi keterlambatan penanganan, sehingga

angka

hipoglikemia

dapat

kesakitan ditekan

dan serta

kematian dapat

akibat

mengurangi

besarnya biaya perawatan. Peneliti

mengevaluasi

asfiksia

sebagai

faktor

risiko hipoglikemia dengan mengontrol variabel-variabel confounding

yang

penting.

Dengan

mengetahui

peran

3

asfiksia dan variabel-variabel confounding yang dapat dicegah, maka kejadian hipoglikemia yang di kemudian hari

menyebabkan dampak negatif

bagi kehidupan anak

akan dapat dicegah pula.

I. 2. Rumusan Masalah

Hipoglikemia

pada

bayi

baru

lahir

dapat

menimbulkan efek jangka pendek maupun jangka panjang. Identifikasi

faktor

risiko

perlu

dilakukan

untuk

meningkatkan kewaspadaan terhadap kejadian hipoglikemia sehingga

dapat

meminimalisir

dampak

yang

dapat

ditimbulkan.

I. 3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ialah mengetahui peran asfiksia sebagai faktor risiko hipoglikemia pada bayi baru lahir dan

mengetahui

proporsi

hipoglikemia,

asfiksia

dan

variabel confounding pada bayi baru lahir di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

4

I. 4. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian yang mengidentifikasi asfiksia sebagai faktor risiko hipoglikemia pernah dilaporkan. Ringkasannya diuraikan berikut ini. Jansen et al. (1984) melaporkan hasil penelitian pada hewan coba. Bayi tikus dibuat menderita asfiksia dengan cara memberi hanya 3-5% oksigen selama 20 menit setelah lahir dan kemudian bayi tikus diletakkan dalam lingkungan suhu kamar selama 6 jam. Kondisi asfiksia dibuktikan bahwa pH rendah (rerata 6,7, SD – 0,05), PCO2 tinggi (rerata 87 mmHG, SD 3 mmHg) dan PaO2 rendah (rerata 15,4 mmg, SD 4 mmHg). Kadar glukosa darah tikus yang

menderita

asfiksia

mula-mula

meningkat,

tetapi

kemudian turun di bawah kadar glukosa bayi tikus yang tidak

asfiksia.

Karena

kami

hanya

dapat

memperoleh

abstrak penelitian ini, tidak diketahui kadar glukosa yang tepat. Dalam abstrak juga tidak ditemukan besar risiko

hipoglikemia

Walaupun peneliti

penelitian penting

pada

bayi

tikus

yang

binatang,

namun

informasi

untuk

menjelaskan

asfiksia. dari

patofisiologi

hipoglikemia pada bayi baru lahir dengan asfiksia. Singhal et al. (1992) melakukan skrining pada 2248 orang bayi baru lahir dan mendapatkan 107 (4,8%) bayi

5

baru lahir dengan hipoglikemia. Ada 67,3% bayi yang mempunyai satu atau lebih faktor risiko, yaitu asfiksia bayi baru lahir (24,2%), ibu dengan diabetes mellitus (23,8%),

distres

pernafasan

(13,9%),

dan

septikemia

(11,6%). Peneliti juga melaporkan faktor-faktor risiko hipoglikemia kehamilan

lain,

(KMK),

yaitu dan

prematuritas,

besar

masa

kecil

kehamilan

masa (BMK).

Peneliti juga tidak melaporkan besar risiko asfiksia dan faktor risiko lain terhadap hipoglikemia pada bayi baru lahir. Sashidaran pengamatannya

et

pada

al. 604

(2004) orang

melaporkan

bayi

baru

hasil

lahir

dan

melaporkan bahwa ada delapan faktor risiko bermakna untuk

hipoglikemia,

rendah,

diabetes

inisiasi

menyusu

yaitu

mellitus dini

prematuritas, yang

(IMD)

berat

diderita

terlambat

lahir

oleh

yaitu

>2

ibu, jam

setelah lahir, ibu dengan preeklamsia dan eklamsia, asfiksia bayi baru lahir, stres dingin atau hipotermia, dan

oligohidramnion.

Kami

hanya

dapat

memperoleh

abstrak laporan ini, sehingga besar risiko asfiksia dan faktor-faktor risiko lain untuk menderita hipotermia tidak dapat kami ketahui, karena tidak tercantum dalam abstrak.

6

Basu et al. (2009) melakukan penelitian pada 60 orang bayi baru lahir dengan asfiksia dan 60 orang bayi baru

lahir

normal sebagai kontrol.

Hasil

penelitian

menunjukkan, bahwa pada bayi yang menderita asfiksia kadar glukosa darahnya lebih rendah secara bermakna (rerata 35,1 mg/dl, SD 11,4 mg/dl) dibandingkan dengan kontrol (rerata 56,9 mg/dl, SD 5,5 mg/dl, P <0,001). Peneliti

tidak

menghitung

besar

risiko

menderita

hipoglikemia pada bayi yang asfiksia. .

I. 5. Manfaat Penelitian

Manfaat

penelitian

mengidentifikasi hipoglikemia, menunjukkan maka

asfiksia

sehingga

asfiksia

pencegahan

hipoglikemia

ini

dan

sebagai

bilamana

adalah

asfiksia

ialah faktor hasil

faktor

akan

dampaknya

dapat

penelitian

risiko

menurunkan

pada

risiko

bermakna, kejadian

kehidupan

anak

selanjutnya. Manfaat

lain

mengidentifikasi memberikan

penelitian

variabel

bukti

bahwa

ini

confounding variabel

ialah yang

dengan bermakna,

tersebut

dapat

dipertimbangkan sebagai faktor risiko selain asfiksia

7

dan

dapat

dibuktikan

pada

penelitian

etiologik

selanjutnya untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan klinis yang bermanfaat paling tidak untuk populasi bayi baru lahir di RSUP Dr. Sardjito.