1 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

Download CYCLE 5 FASE TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X. SMA NEGERI 1 BATU TAHUN AJARAN 2012 / 2013 PADA MATERI. STOIKIOMETRI ... belajar ki...

0 downloads 569 Views 260KB Size
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5 FASE TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATU TAHUN AJARAN 2012 / 2013 PADA MATERI STOIKIOMETRI Shabrina Eronika, Aman Santoso, dan Tri Maryami Universitas Negeri Malang E-mail: [email protected] ABSTRAK: tujuan penelitian ini untuk mengetahui prestasi belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5 Fase pada materi Stoikiometri dengan prestasi belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran ekspositori. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimental semu (Quasy Experimental Design). Penggunaan rancangan ini dimaksudkan untuk meneliti pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis Learning Cycle 5 Fase. Rancangan penelitian yang dipilih adalah model desain postes only control group design. Dipilihnya rancangan penelitian ini karena untuk nilai kemampuan awal siswa berasal dari nilai ulangan harian materi sebelumnya. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tidak terstruktur dengan mengumpulkan informasi dan dokumen tentang data kemampuan awal siswa, observasi keterlaksanaan pembelajaran, pelaksanaan tes setelah diberi perlakuan, dianalisis dengan teknik deskriptif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan kriteria prestasi belajar afektif siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dari rata – rata nilai afektifnya dimana kelas eksperimen sebesar 81,3 lebih tinggi daripada nilai kelas kontrol sebesar 80,6. Selain itu, prestasi belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5 Fase pada materi Stoikiometri lebih baik daripada siswa yang dibelajarkan dengan model ekspositori. Nilai rata-rata prestasi belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan Learning Cycle 5 Fase sebesar 75,9 lebih tinggi daripada rata-rata prestasi belajar siswa yang diajarkan dengan model ekspositori sebesar 69,7. Kata kunci: Learning Cycle 5 Fase, stoikiometri, prestasi belajar

Keberhasilan suatu pembelajaran dapat dilihat dari meningkatnya kemampuan belajar siswa secara mandiri, sehingga pengetahuan yang dikuasai siswa adalah hasil belajar yang dilakukannya sendiri (Arend,2001 dalam Idris,2005:82). Pada kenyataanya siswa cenderung pasif dalam belajar karena kebanyakan siswa beranggapan materi-materi pelajaran sains khususnya kimia cenderung sulit untuk dipahami. Ilmu kimia merupakan ilmu tentang sifat-sifat zat, perubahan zat, hukum dan prinsip yang menggambarkan perubahan zat serta konsep-konsep dan teori-teori yang menafsirkan atau menjelaskan perubahan zat (Slabaugh & Persons, dalam Effendy, 2002:2). Kean dan Middlecamp (1985:5-9) menyatakan bahwa ilmu kimia merupakan ilmu yang bersifat abstrak dan berurutan yang mencakup materi yang beraneka ragam, yang meliputi fakta, konsep, aturan, dan rumus tertentu sehingga dalam mempelajarinya diperlukan pemahaman yang benar tentang konsep-konsep dari pokok bahasannya, oleh karena itu pemahaman konsep yang benar mutlak diperlukan sesuai dengan bidang studi kimia sebab antar konsep yang satu dengan yang lain saling berhubungan. Dibutuhkan suatu pendekatan konstruktivistik agar siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran khususnya materi kimia. Dalam pendekatan konstruktivistik, guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam kegiatan belajarnya. Salah satu model pembelajaran 1

yang berorientasikan pada pendekatan konstruktivistik adalah model Learning Cycle 5 Fase. Model pembelajaran Learning Cycle 5 Fase memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri secara maksimal. Hasil-hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa sebagian penerapan model Learning Cycle 5 Fase memberikan dampak positif baik pada proses maupun hasil belajar kimia. Penelitian yang dilakukan oleh Ulfa (2011) pada materi hidrolisis garam menunjukkan bahwa penggunaan model Learning Cycle 5 fase lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa daripada model pembelajaran ekspositori. Demikian pula penelitian yang dilakukan oleh Lailatul (2012) pada materi tata nama hidrokarbaon juga menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model Learning Cycle 5 fase mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Demikian pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Sakdiyah (2010) pada materi laju reaksi menunjukkan bahwa prestasi belajar dan kualitas proses belajar siswa yang dibelajarkan dengan Learning Cycle 5 Fase lebih baik daripada siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran ekspositori. Berdasarkan pembahasan yang ada menunjukkan bahwa penerapan model Learning Cycle 5 Fase memberikan dampak positif pada proses dan hasil belajar kimia pada materi-materi tertentu, seperti hidrolisis garam, hidrokarbon, laju reaksi, larutan elektrolit dan non elektrolit dan reaksi redoks. Materi-materi yang tersebut diatas memiliki karakteristik konseptual, algoritmik dan abstrak. Karakteristik tersebut juga mirip dengan karakter pada materi stoikiometri. Konsep-konsep penting dalam materi pokok stoikiometri antara lain Konsep mol, rumus empiris dan rumus molekul, rumus senyawa hidrat, kadar unsur dalam senyawa serta pereaksi pembatas. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan tujuan penelitian ini untuk melihat perbedaan hasil belajar dari kelas yang diajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5 Fase dengan yang diajarkan dengan model pembelajaran ekspositori. Semoga penelitian ini nantinya dapat memberikan pengalaman tentang penerapan model pembelajaran bagi peneliti dan sebagai acuan dan informasi bagi guru dalam menerapkan model pembelajaran pada proses belajar mengajar kimia di sekolah. METODE Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimental semu (Quasy Experimental Design). Penggunaan rancangan ini dimaksudkan untuk meneliti pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis Learning Cycle 5 Fase. Rancangan penelitian yang dipilih adalah model desain postes only control group design. Dipilihnya rancangan penelitian ini karena untuk nilai kemampuan awal siswa berasal dari nilai ulangan harian materi sebelumnya yaitu materi penamaan senyawa kimia. Populasi dalam penelitian ini terbatas pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Batu Tahun Ajaran 2012/2013. Sampel yang digunakan sebanyak dua kelas yaitu kelas X11 sebagai kelas eksperimen dan X12 sebagai kelas kontrol diambil secara random sampling. Jumlah siswa untuk kelas eksperimen sebanyak 24 siswa sedangkan kelas kontrol sebanyak 24 siswa. Pelaksanaan penelitian berlangsung pada bulan November 2012. Instrumen perlakuan pada penelitian ini berupa perangkat pembelajaran menggunakan model Learning Cycle 5 fase dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta silabus. Instrumen pengukuran yang digunakan untuk pengukuran berupa tes, dan lembar observasi.

2

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik. Metode yang dipilih adalah uji-t dua pihak dengan taraf signifikansi α = 0,05. Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode statistik melalui pengujian hipotesis nol. Analisis yang dilakukan antara lain: 1. Uji Prasyarat Analisis Data a. Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah mengetahui apakah data yang dianalisis terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data penelitian menggunakan uji kolmogorov-smirnov dengan SPSS 16,0 for windows (Santoso, 2008:175) dengan kriteria pengujian: Jika nilai probabilitas/signifikan > 0,05 maka data terdistribusi normal Jika nilai probabilitas/signifikan < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan mengetahui apakah kelompok sampel mempunyai varian yang sama atau tidak. Uji ini dilakukan dengan uji Levence dengan bantuan SPSS 16,0 for windows (Santoso, 2008:176) dengan kriteria pengujian: Jika nilai probabilitas/signifikan > 0,05 maka varian data adalah homogen. Jika nilai probabilitas/signifikan < 0,05 maka variandata adalah tidak homogen. c. Uji Hipotesis Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah hipotesis diterima/ ditolak dengan menggunakan uji t pada dua pihak menggunakan SPSS 16,0 for windows (Santoso, 2008:176). Uji ini dilakukan pada data kemampuan awal siswa dan data nilai hasil belajar siswa. Pada data kemampuan awal siswa, uji diperlukan untuk mengetahui kesamaan rata-rata kedua kelompok yang digunakan objek penelitian. Objek penelitian harus memiliki kemampuan awal yang sama, dengan kriteria pengujian: Jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak 2. Analisis Deskriptif a. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran Learning Cycle 5 Fase Keterlakasanaan pembelajaan dapat diketahui dari analisis data yang dilakukan secara deskriptif, yaitu dengan memaparkan data yang diperoleh. Analisis deskriptis tersebut meliputi analisis keterlaksanaan pembelajaran, analisis kualitas proses pembelajaran dan anlisis prestasi belajar afektif siswa. 1) Analisis keterlaksanaan proses pembelajaran Analisis keterlaksanaan proses pembelajaran diperoleh dari persentase kesesuaian RPP dengan proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Aspek yang diamati dalam proses ini adalah berhasil atau tidaknya guru melaksanakan tahap-tahap RPP ke dalam pembelajaran di kelas, dan sesuai atau tidaknya waktu yang direncanakan dengan waktu pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas.Pengamatan proses pembelajaran paa tiap pertemuan dilakukan oleh dua orang observer. Berdasarkan hasil pengamatan dari dua orang observer tersebut akan diperoleh rata-rata keterlaksanaan RPP yang dinyatakan dalam bentuk persentase. 2) Analisis Kualitas Proses

3

Kualitas proses pembelajaran diketahui berdasarkan pengamatan yang dilakukan observer. Pengamatan kualitas proses dilakukan dengan mengisi deskriptor-deskriptor yang sesuai pada lembar pengamatan kualitas dengan menggunakan model Learning Cycle 5 fase. b. Analisis Data Prestasi Belajar Afektif Siswa Rubrik penilaian afektif yang digunakan adalah penilaian karakter dan keterampilan sosial siswa. Terdapat sembilan aspek yang dinilai dalam hasil belajar afektif. Lima aspek diantaranya masuk dalam penilaian perilaku berkarakter yaitu jujur, tanggung jawab, berani, kerja sama, dan cermat. Sedangkan empat aspek lainnya masuk dalam penilaian keterampilan sosial yaitu bertanya, menyumbang ide atau berpendapat, menjadi pendengar yang baik, dan berkomunikasi. HASIL PENELITIAN A. Deskripsi dan Analisis Keterlaksanaan Learning Cycle 5 Fase Kegiatan pembelajaran Learning Cycle 5 Fase di kelas X11 sebagai kelas eksperimen dan kelas X12 sebagai kelas kontrol pada materi Stoikiometri dilaksanakan pada tanggal 5 sampai 23 November 2012. Sedangkan tes uji kompetensi dilaksanakan tanggal 29 November 2012. Deskripsi kualitas proses setiap aspek pembelajaran Learning Cycle 5 Fase selama proses pembelajaran pada kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.1 Tabel 4.1 Deskripsi Kualitas Proses Pembelajaran Learning Cycle 5 Fase pada kelas eksperimen Aspek

RPP I

RPP II

RPP III

Engagement Exploration Explanation Elaboration Evaluation Skor % Kriteria

Skor 4 5 5 3 4 21 70 S

Skor 4 6 5 4 4 24 80 B

Skor 5 6 6 4 5 26 87 B

Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan penilaian sikap (ranah afektif) siswa. Berdasarkan observasi penilaian afektif siswa kelas eksperimen 81,3 sedangkan rata- rata nilai afektif kelas kontrol 80,6. Ringkasan data prestasi belajar afektif pada Tabel 4.2 Tabel 4.2 Data Prestasi Belajar Afektif Statistik Kelas Eksperimen Nilai rata – rata 81,3 Median 81,8 Standar deviasi 9,2 Jumlah siswa 32 Nilai tertinggi 94 Nilai terendah 65

4

Kelas Kontrol 80,6 80,2 8,8 32 94 63

Berdasarkan hasil analisis tiga kalo pertemuan diperoleh nilai rata – rata afektif siswa pada materi stoikiometri. Gambaran perolehan nilai afektif siswa pada tiap kriteria untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat diamati pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Kriteria Prestasi Belajar Afektif Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas

kriteria % aktif 47,9 54,2

% sangat aktif 31,2 19,8

Eksperimen Kontrol

% cukup 20,8 26,0

B. Deskripsi dan Analisis Data Prestasi Belajar Siswa 1. Data Kemampuan Awal Siswa Tabel 4.4 Data Kemampuan Awal Siswa Nilai Nilai Rata – rata Tertinggi Terendah Eksperimen 82 49 69,3 Kontrol 82 49 68,4 Kelas

Standar Deviasi 1,0 1,2

% ketuntasan 25,0 34,4

1. Uji Prasyarat Analisis Sebelum melakukan pengujian hipotesis terhadap data kemampuan awal siswa dan prestasi belajar siswa yang diperoleh pada penelitian, maka dilakukan pengujian prasyarat analisis terlebih dahulu. Pengujian prasyarat analisis yang dilakukan antara lain adalah uji normalitas dan uji homogenitas a. Uji Normalitas Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Awal Siswa Kolmogorov Smirnov Statistic Df 0,146 31

Sig. 0,090

Shapiro – Wilk Statistic Df 0,941 31

Sig. 0,090

0,136

0,140

0,958

0,240

32

32

b. Uji Homogenitas dan Uji-t Tabel 4.6 Hasil Uji Lavene Kemampuan Awal Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol Lavene’s test for equality of Variances F 0,701 Equal Variances Assumed Equal Variances not assumed

t-test for equality of means Sign. 0,406

2. Data Prestasi Belajar Siswa

5

t 0,329

df 61

Sign.(2-tailed) 0,743

0,330

60,569

0,743

Prestasi belajar siswa diperoleh dari nilai siswa dalam mengerjakan soal tes stoikiometri. Data prestasi belajar siswa secara singkat dapat dilihat pada Tabel 4.7 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi dan Data Prestasi Belajar Siswa Rentang Nilai

Kelas Eksperimen Frekuensi 0 1 4 12 7

46-55 56-65 66-75 76-85 86-95

Kelas Kontrol Frekuensi 2 7 1 12 2

% 0 3,1 18,8 56,2 21,9

% 6,2 21,9 13,1 37,5 6,3

1. Uji Prasyarat Analisis

a.

Uji Normalitas Data Prestasi Belajar Siswa

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Data Prestasi Belajar Siswa Kolmogorov Smirnov Statistic Df 0,153 32

Sig. 0,054

Shapiro-Wilk Statistic df 0,894 32

Sig. 0,004

0,139

0,117

0,949

0,137

32

32

b. Uji Homogenitas dan Uji-t Data Prestasi Belajar Siswa Tabel 4.9 Hasil Uji-t Prestasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Lavene’s test variances F 0,93

for

equality

Sign. 0,85

of

One sample test T 48,170

Df 60

Asymp Sig. 0,00

PEMBAHASAN Pada penelitian ini, untuk memastikan perbedaan prestasi belajar setelah pemberian perlakuan yang berbeda terlebih dahulu dilakukan analisis data. Data kemampuan awal siswa menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa pada kedua kelas terdistribusi normal dan homogen. Analisis deskriptif menunjukkan bahwa prestasi belajar afektif siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran Learning Cycle 5 fase lebih baik daripada prestasi belajar afektif siswa yang di belajarkan dengan pembelajaran ekspositori. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata prestasi belajar afektif siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran Learning Cycle 5 fase sebesar 81,3 lebih tinggi daripada rata-rata siswa yang di belajarkan dengan metode ekspositori sebesar 80,6. Berdasarkan data hasil analisis tiga kali pertemuan menunjukkan bahwa persentase kemampuan afektif siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran Learning Cycle 5 Fase lebih tinggi daripada kemampuan afektif siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran ekspositori. Pada kriteria cukup persentase siswa yang dibelajarkan dengan Learning Cycle 5 fase sebesar 20,8% sedangkan pada siswa dibelajarkan dengan model ekspositori sebesar 26,0% pada 6

kriteria baik persentase siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5 Fase sebesar 47,9% sedangkan siswa yang di belajarkan dengan metode ekspositori sebesar 54,2% pada kriteria sangat baik persentase siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5 Fase sebesar 31,2% sedangkan siswa yang di belajarkan dengan metode ekspositori sebesar 19,8% seperti pada Tabel 4.3. Berdasarkan data yang ada dapat disimpulkan bahwa kriteria prestasi belajar afektif siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5 Fase pada materi Stoikiometri pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Hal ini juga dapat dilihat dari rata – rata nilai afektifnya dimana kelas eksperimen sebesar 81,3 lebih tinggi daripada nilai kelas kontrol sebesar 80,6. Hasil uji normalitas terhadap prestasi belajar kognitif siswa menunjukkan bahwa pada kelas yang akan dibelajarkan dengan model Learning Cycle 5 Fase diperoleh nilai signifikansi 0,054>0.050 dan pada siswa yang dibelajarkan dengan metode ekspositori diperoleh nilai signifikansi 0,117>0,050 seperti pada Tabel 4.8. berdasarkan hasil uji normalitas tersebut dapat diketahui bahwa data prestasi belajar siswa pada kedua kelas terdistribusi normal. Selain uji normalitas, dilakukan juga uji homogenitas prestasi belajar kognitif siswa. Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,406>0,05 dan nilai Fhitung 0,931,671 dan signifikansi 0,00<0,05, rata-rata hasil belajar siswa yang di belajarkan dengan model Learning Cycle 5 Fase pada materi Stoikiometri sebesar 75,9 lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model ekspositori yang hanya sebesar 69,7. Uraian tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5 Fase dengan siswa yang dibelajarkan dengan model ekspositori pada materi stoikiometri. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian yang telah dilakukan, kesimpulan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut. 1. Pembelajaran Learning Cycle 5 Fase di kelas eksperimen berlangsung baik dengan keterlaksanaan RPP sebesar 91,67%. Kualitas proses pembelajaran Learning Cycle 5 Fase pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga adalah 70%, 80%, dan 80% dengan kriteria sedang, baik, dan baik. Rata – rata kemampuan afektif siswa yang dibelajarkan dengan Learning Cycle 5 Fase 7

pada materi Stoikiometri sebesar 81,3 lebih tinggi daripada rata- rata kemampuan afektif siswa yang dibelajarkan dengan metode ekspositori hanya sebesar 80,6. 2. Prestasi belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model Learning Cycle 5 Fase pada materi Stoikiometri lebih baik daripada prestasi belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan metode ekspositori. Nilai rata – rata siswa yang dibelajarkan dengan model Learning Cycle 5 Fase sebesar 75,03 lebih tinggi daripada nilai rata – rata siswa yang dibelajarkan dengan metode ekspositori sebesar 67,64. Saran Mengacu dari hasil penelitian yang telah dilakukan saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut : 1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran dengan Learning Cycle 5 Fase pada materi Stoikiometri lebih baik dibanding dengan pembelajaran dengan metode ekspositori. Oleh karena itu, sangat dianjurkan penggunaan model pembelajaran Learning Cycle 5 Fase terhadap variabel yang belum diteliti antara lain pemahaman konsep, kemampuan berfikir tingkat tinggi, dan persepsi siswa. 2. Pengembangan dari penelitian ini dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen pengukuran prestasi dan motivasi belajar yang lebih tepat dan sesuai untuk mengukur prestasi dan motivasi belajar siswa. DAFTAR RUJUKAN Anonim. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang : UM PRESS Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: P.T. Buni Aksara Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:P.T. Rineka Cipta Bybee dalam Rahayu. 2009. Model Siklus Belajar (Learning Cycle), (Online), (http://www.psb-psma.org/content/blog/3927-model-siklus-belajar-learningcycle) diakses 16 September 2012. Budiasih & Widarti. 2004. Pembelajaran dengan model siklus belajar (Learning Cycle), (Online), (http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/20/pembelajaran-denganmodel-siklus-belajar-learning-cycle/) diakses 16 September 2012 Dasna & Sutrisno. 2004. Model Siklus Belajar ( Learning Cycle), (Online), (http://www.psb-psma.org/content/blog/3927-model-siklus-belajar-learningcycle), diakses 16 September 2012.

8

Effendy. 2002. Upaya untuk Mengatasi Keslahan Konsep dalam Pengajaran Kimia dengan Menggunakan Strategi Konflik Kognitif. Malang : Jurusan Kimia UM. Fajaroh& Dasna. 2004. Pembelajaran dengan model siklus belajar (Learning Cycle), (Online), (http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/20/pembelajaran-denganmodel-siklus-belajar-learning-cycle/) diakses 16 September 2012 Hudojo. 2001. Pembelajaran dengan model siklus belajar (Learning Cycle), (Online), (http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/20/pembelajarandengan-model-siklus-belajar-learning-cycle/) diakses 16 September 2012 Hasibuan, J.J & Moedjiono. 2002. Proses Belajar Mengajar. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya. Iskandar, Srini Murtinah. 2004. Strategi Pembelajaran Konstruktivistik dalam Kimia. Malang : Jurusan Kimia FMIPA UM. Kean

dan Middlecamp. 1985. Gramedia.

Panduan Belajar Kimia Dasar. Jakarta :

Laili, Ulfa. 2011. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5 Fase terhadap motivasi dan prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Singosari Tahun Ajaran 2010 / 2011 pada Materi Hidrolisis Garam. Skripsi tidak diterbitkan. Malang : Jurusan Kimia FMIPA UM Lawson dalam Odom&Kelly. 2001. The Learning Cycle, (Online), (http://www.academia.edu/575788/THE_ROLE_OF_LEARNING_CYCLE _APPROACH_OVERCOMING_MISCONCEPTIONS_IN_SCIENCE), diakses 16 September 2012. Lawson. 2001. Effects of Learning Cycle, (Online), (http://ebookbrowse.com/effects-of-learning-cycle-pdf-d208551089), diakses 16 September 2012. Mukharomah, Lailatul. 2012. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5 Fase terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lawang Tahun Ajaran 2011 / 2012 pada Materi Hidrokarbon. Skripsi tidak diterbitkan. Malang : Jurusan Kimia FMIPA UM Sakdiyah, Halimatus. 2010. Penerapan Pembelajaran Learning Cycle 5 Fase Ala Lorsbach dalam Meningkatkan Prestasi Belajar dan Kualitas Proses Belajar pada Pokok Bahasan Laju Reaksi Kelas XI SMA Negeri 1 Talun Kabupaten Blitar tahun 2010 / 2011. Skripsi tidak diterbitkan. Malang : Jurusan Kimia FMIPA UM. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : CV. Alfabeta. Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta.

9