2008
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 11, No. 2, 2017, halaman 2008 - 2019
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERPENDEKATAN INKURI TERBIMBING PADA KONSEP KELARUTAN Annisa Fajar Riyani*, Ersanghono Kusumo, dan Harjito Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang Gedung D6 Lantai 2 Kampus Sekaran Gunungpati Semarang, 50229, Telp. (024)8508035 E-mail:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian Research and Development (R&D) ini bertujuan untuk mengembangkan Lembar Kerja Siswa berpendekatan inkuiri terbimbing pada materi kelarutan yang layak, berkualitas baik, dan efektif. Metode penelitan dilakukan melalui 4 tahap yakni pendahuluan, perencanaan, penyusunan dan evaluasi mengacu pada Teknis Pengembangan Bahan Ajar yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Teknik pengambilan data dilakukan dengan menggunakan lembar validasi, angket tanggapan dan tes. Hasil penelitian menunjukkan kelayakan, kualitas dan keefektifan produk pengembangan. Komponen isi dan penyajian dinyatakan sangat layak sedangkan komponen Bahasa dan kegrafikan dinyatakan layak. Berdasarkan hasil penilaian maka kualitas Lembar Kerja Siswa menurut para ahli adalah sangat baik sesuai dengan kriteria BNSP dengan rata-rata skor yang diperoleh sebesar 87,5 %. Keefektifan LKS ditinjau dari ketuntasan klasikal yakni sebesar 3,1 % yang menunjukkan bahwa LKS tidak efektif. Berdasarkan data yang telah dihimpun dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan empat tahap pengembangan yakni pendahuluan, perencanaan, penyusunan dan evaluasi dapat menghasilkan LKS yang layak dan berkualitas baik namun agar LKS tersebut efektif perlu dilakukan koordinasi dengan guru kimia SMA pada tahap penyusunannya. Kata kunci: inkuiri terbimbing,konsep kelarutan, lembar kerja siswa ABSTRACK This research and development has objectives to develop student worksheet on concept of solubility with guided inquiry approach that decent, good quality and effective. Research methods are doing through four stages, namely preliminary, design, creation, evaluation referring to Jurnal Teknis Pengembangan Bahan Ajar published by Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Data were collected using validation sheets, questionnaire responses, and test. The results showed eligibility, quality and effectiveness of product development. Components of the content and presentation declared very eligible while the components of Language and Graphic declared eligible. Based on the assessment results, the quality of Student Worksheet according the experts is very good in accordance with the criteria BNSP with an average score obtained 87.5 %. The effectiveness of the student worksheet is based on classical completeness which is equal to 3.1 % which showed student worksheet isn’t effective. Based on the data that has been collected can be concluded that doing four stage of development which is preliminary, design, creation, evaluation can produce student worksheet that decent, good quality but for make it effective, need coordination with chemistry teacher on creation stage. Keywords: concept of solubility, guided inquiry, student worksheet PENDAHULUAN
konsep-konsep kimia dengan benar (Huddle,
Konsep-konsep dalam ilmu kimia di sekolah
tergolong
rumit
dan
kompleks
et al., 2000).
Salah satu materi yang
dianggap
oleh
sulit
guru
dalam
hal
(Sunyono, et al., 2009). Kesulitan siswa
mengajarkan, konsep dan dipelajari siswa
dalam memahami ilmu kimia ditandai dengan
adalah Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
ketidakmampuan siswa dalam memahami
(Ksp) (Haryani, et al., 2014). Ini dikuatkan
Annisa Fajar Riyani, dkk., Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berpendekatan Inkuiri …. 2009 dengan hasil wawancara dengan empat
chemistry
orang siswa SMA di Semarang yaitu konsep
keterampilan proses sains (Afiyanti, et al.,
kelarutan bukan konsep yang paling sulit
2014).
dipahami namun mereka masih mengalami
inkuiri terbimbing dapat mengoptimalkan
kesulitan dalam memahami konsep tersebut.
kemampuan berpikir kritis peserta didik
Dalam mengataasi permasalahan teersebut
(Damayanti, 2014) LKS yang baik, harus
guru dapat menggunakan bahan ajar, salah
memenuhi persyaratan didaktik, konstruksi
satunya adalah Lembar Kerja Siswa (LKS).
dan teknis (Widjajanti, 2008). Rumusan
LKS
adalah
instrumen
yang
terbukti
efektif
meningkatkan
Penggunaan LKS berpendekatan
masalah
pada
penelitian
ini
adalah
membantu proses pembelajaran di kelas
bagaimana megembangkan Lembar Kerja
yang sudah sejak lama digunakan oleh guru.
Siswa berpendekatan inkuiri terbimbing pada
LKS berperan untuk melengkapi materi yang
materi kelarutan yang layak, berkualitas baik
disajikan dan sebagai bahan latihan untuk
dan efektif.Tujuan dari penelitian ini adalah
meningkatkan pemahaman peserta didik
mengembangkan
terhadap materi yang disampaikan oleh guru
berpendekatan inkuiri terbimbing pada materi
(Asiyah, et al., 2013). Salah satu cara yang
kelarutan yang layak, berkualitas baik dan
dapat
efektif.
digunakan
guru
dalam
Lembar
Kerja
Siswa
mengembangkan LKS dengan menerapkan model pembelajaran kedalam LKS. Model
METODE PENELITIAN
pembelajaran yang dapat dimasukkan dalam
Penelitian ini dilakukan di dua lokasi
menyusun LKS salah satunya adalah inkuiri
yakni Universitas Negeri Semarang dan SMA
terbimbing. Model ini membantu siswa untuk
Negeri 1 Bae. Penelitian dilakukan pada
mengembangkan tanggung jawab individual,
rentang waktu bulan Maret hingga Desember
kemampuan kognitif, kegiatan pemecahan
tahun
masalah
merupakan
dan
pemahaman
keterampilan
2016.
Penelitian
yang
penelitian
dilakukan
Research
and
proses (Soleh, et al., 2014) dan memahami
Development. Produk dari penelitian ini
materi yang diajarkan (Bilgin, 2009). Namun
adalah
bila guru kurang dapat mengendalikan siswa,
terbimbing.
keadaan kelas akan menjadi sangat ramai
pengembangan LKS yang akan dilakukan
(Tangkas, 2012). Penerapan metode guided
dibuat
inquiry membantu siswa mengembangkan
pengembangan berdasarkan Jurnal Teknis
kompetensi dan pengetahuan yang beragam
Pengembangan Bahan Ajar yang diterbitkan
(Kuhlthau & Maniotes, 2010). Penerapan
oleh
metode guided inquiry sangat tepat untuk
Kebudayaan.
pembelajaran sains (Kuhlthau, 2010) dan
pengembangan yang dilakukan ada empat
data
tahap
membantu
mengembangkan
siswa kemampuan
kritisnya (Kazempour, inkuiri
terbimbing
dalam berpikir
2013). Penerapan berorientasi
green
LKS
berpendekatan Langkah
berdasarkan
Departemen
inkuiri penelitian
dengan
metode
Pendidikan
dan
Langkah-langkah
yakni
tahap
pendahuluan,
perencanaan, penyusunan dan evaluasi. Pada tahap pendahuluan dilakukan wawancara
dan
studi
pustaka
yang
2010
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 11, No. 2, 2017, halaman 2008 - 2019
mengidentifikasikan
beberapa
masalah.
terhadap
kelayakan
dan
kualitas
LKS.
Pada tahap perencanaan dilakukan analisis
Angket tanggapan digunakan sebagai alat
KI dan KD pada materi kelarutan dan hasil
pengumpul data untuk mengetahui respon
kali
indikator
mahasiswa dan siswa terhadap LKS. Tes
ketercapaian KD dan tujuan pembelajaran
tertulis adalah soal post test dalam bentuk
serta langkah-langkah pembelajaran inkuiri
soal uraian. Hasil yang diperoleh dari tes
terbimbing untuk materi kelarutan dan hasil
tertulis
kali kelarutan. Pada tahap penyusunan
keefektifan LKS yang telah dikembangkan.
dilakukan penulisan LKS dan penyusunan
Validitas
instrumen penelitian yang digunakan dalam
tanggapan didasarkan pada validitas ahli
penelitian ini yaitu lembar penilaian LKS,
sedangkan untuk tes tertulis dikatakan valid
angket tanggapan dan tes tertulis. Pada
jika disetujui oleh peer reviewer. Reliabilitas
tahap evalusi LKS yang telah disusun dinilai
lembar penilaian dan angket tanggapan
kelayakan dan kualitasnya oleh ahli yakni
dihitung menggunakan rumus alfa-Cronbach.
kelarutan,
penyusunan
digunakan
lembar
untuk
penilaian
mengukur
dan
angket
Dosen Kimia Universitas Negeri Semarang serta keefektifanya saat diuji coba dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan revisi berdasarkan hasil penilaian
Berdasarkan
penelitian
dan uji coba agar didapatkan produk akhir
pengembangan LKS berpendekatan inkuiri
yang memenuhi standar kelayakan dan
terbimbing pada materi kelarutan dan hasil
kualitas dari BNSP serta efektif.
kali kelarutan yang telah dilakukan diperoleh
Dalam penelitian ini terdapat dua
hasil
penelitian
subyek penelitian yakni responden uji coba
deskripsi
pada
skala kecil dan uji coba skala besar. Dalam
pendahuluan,
penelitian ini responden bertindak sebagai
dan evaluasi.
pengembangan
serta
masing-masing
tahap
perencanaan,
penyusunan
tester LKS hasil pengembangan. Uji coba produk digunakan untuk menguji keefektifan
Tahap Pendahuluan
LKS yang dikembangkan. Responden untuk
Pendahuluan merupakan tahap awal
uji produk skala kecil adalah 9 mahasiswa
yang dilakukan dalam penelitian ini yang
pendidikan
merupakan
kimia
Universitas
Negeri
tahap
penemuan
masalah.
Semarang. Responden untuk uji produk
Tahap pendahuluan dalam penellitian ini
skala besar adalah 32 siswa Kelas XI IPA 2
meliputi mempersiapkan lembar wawancara
SMAN 1 BAE KUDUS.
dan jurnal-jurnal penelitian yang dibutuhkan
Instrumen mengumpulkan
yang data
digunakan dalam
untuk
penelitian
kemudian melakukan wawancara dan studi pustaka.
Pada
tahap
ini
didapatkan
pengembangan ini yaitu lembar penilaian,
beberapa permasalahan antara lain guru
angket tanggapan dan tes tertulis. Lembar
belum
penilaian digunakan sebagai alat pengumpul
mengembangkan bahan ajar, Kelarutan dan
data untuk mengetahui
Hasil Kali Kelarutan (Ksp) adalah materi
penilaian pakar
sepenuhnya
mampu
dalam
yang dianggap sulit oleh guru dalam hal
Annisa Fajar Riyani, dkk., Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berpendekatan Inkuiri …. 2011 mengajarkan, konsep dan dipelajari siswa
Memprediksi
terbentuknya
endapan
dari
dan siswa masih mengalami kesulitan dalam
suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan
memahami materi Ksp.
dan data hasil kali kelarutan serta mengolah dan menganalisis data hasil percobaan untuk
Tahap Perencanaan
memprediksi terbentuknya endapan dengan
Perencanaan bahan ajar berupa LKS pada
tiga materi pokok yakni kelarutan dan hasil
tahap ini meliputi analisis KI-KD, penentuan
kali kelarutan, memprerdiksi terbentuknya
tujuan pembelajaran, penentuan indikator
endapan dan pengaruh ion senama. Dua
ketercapaian,
langkah
kompetensi dasar tersebut diterjemahkan
pembelajaran inkuiri terbimbing untuk materi
kedalam 4 tujuan pembelajaran dan 9
Ksp, dan penyusunan peta materi. Pada
indikator ketercapaian. Materi yang terdapat
analisis KI dan KD didapatkan hasil bahwa
dalam LKS disusun berdasarkan silabus
kompetensi yang harus dicapai pada materi
kurikulum 2013 yang disajikan menurut peta
kelarutan dan hasil kali kelarutan adalah
materi yang disajikan pada Gambar 1.
penyusunan
kompetensi dasar 3.14 dan 4.14 yakni
Gambar 1. Peta materi Ciri kandungan
khas
dari
langkah
LKS
ini
pembelajaran
adalah inkuiri
kesimpulan. Berdasarkan pendapat di atas dapat
langkah
pembelajaran
inkuiri
terbimbing yang diterapkan dalam LKS ini.
terbimbing yang diterapkan dalam LKS ini
Tahap
adalah
pembelajaran
inkuiri
terbimbing
guru
yang
masalah
menurut Eggen dan Kauchak (Trianto, 2007)
sedangkan
yaitu (1) Penyajian masalah, (2) Merumuskan
untuk
hipotesis, (3) Merancang percobaan. (4)
percobaan, mengumpulkan dan menganalisis
Mengumpulkan, (5) menganalisis data, (6)
data, serta memberikan kesimpulan.
Membuat
kesempatan
hipotesis,
merancang
Berdasarkan silabus kurikulum 2013
tahap-tahap pembelajaran inkuri terbimbing
penilaian yang digunakan dalam LKS ini
(Roestiyah, 2008) antara lain: (1) Penyajian
adalah
masalah,
pengetahuan,
(2)
Menurut
membuat
diberikan
Gagne,
jawaban
kesimpulan.
siswa
menyajikan
Verifikasi
dengan
dan
penemuan
merancang
percobaan,
(3)
Pengumpulan
Perumusan
penjelasan,
(5)
suatu
data,
penilaian
tiga
sikap
aspek dan
meliputi
ketrampilan.
Penilaian aspek pengetahuan meliputi soal-
(4)
soal formatif dan sumatif. Penilaian sikap
Perumusan
menggunakan penilaian diri karena tujuan
2012 dari
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 11, No. 2, 2017, halaman 2008 - 2019 pembuatan
LKS
untuk
Bagian pendahuluan terdiri dari tabel periodik
membantu siswa agar siswa dapat belajar
unsur, kompetensi, tujuan pembelajaran dan
mandiri.
meliputi
indikator. Materi pembelajaran terdiri dari sub
penilaian percobaan perkiraan pengendapan
bab kelarutan, sub bab hasil kali kelarutan,
dan portofolio yakni analisis hasil percobaan
sub bab perkiraan pengendapan, sub bab
sesuai dengan kompetensi dasar.
pengaruh ion senama, penilaian diri, evaluasi
Penilaian
ini
adalah
ketrampilan
Sistematika Tahap Penyusunan Pada pengumpulan
penyajian
materi
didasarkan pada analisis KI-KD dan materi
tahap alat
urutan
ini dan
dilakukan bahan
pokok
yang
telah
ditetapkan
menjadi
yang
indikator. Urutan materi pada LKS antara lain
diperlukan, penulisan LKS dan penyusunan
(1) Sub Bab Kelarutan, (2) Sub Bab Hasil Kali
instrumen penilaian. Alat dan bahan yang
Kelarutan, (3) Perkiraan Pengendapan, (4)
dikumpulkan antara lain sumber belajar,
Pengaruh ion senama. Setelah alat dan
kerangka LKS, sistematika LKS, penilaian
bahan siap maka dilakukan penulisan LKS.
dalam LKS dan desain LKS. Sumber Belajar
Penulisan
LKS
dibagi
menjadi
yang digunakan sebagai referensi antara lain
beberapa aspek yakni isi, penyajian dan
(1) Kimia SMA dan MA untuk Kelas XI, (2)
kegrafikan serta bahasa. Pada aspek isi,
Kimia Dasar II, (3) Kimia untuk SMA /MA XI,
pembagian materi pada LKS disajikan pada
(4) Kimia untuk SMA/MA Kelas XI. Kerangka
Tabel 1. Pada aspek bahasa, LKS disusun
Penyajian LKS ini disusun secara urut yang
menggunakan
teridiri dari halaman sampul, pendahuluan,
disesuaikan dengan tingkat perkembangan
materi pembelajaran dan daftar pustaka.
siswa SMA/MA kelas XI.
Bahasa
Tabel 1. Distribusi materi dalam LKS. Materi Pokok Materi dalam LKS Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan kelarutan Hasil Kali Kelarutan Memprediksi terbentuknya Perkiraan Terjadinya endapan Pengendapan Pengaruh Penambahan Ion Pengaruh penambahan ion Sejenis senama
Indonesia
yang
Halaman 4- 6 5 -10 11 -15 16 - 20
Setelah penulisan LKS selesai,
koefisien reliabilitas diatas 0,7 sedangakan
dilakukan penyusunan instrumen penelitian
tes tertulis dinyatakan valid oleh peer
yang akan digunakan untuk mengukur
reviewer.
kelayakan, kualitas, keefektifan dan respon terhadap LKS. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar penilaian, angket tanggapan dan tes tetulis. Lembar penilaian dan angket tanggapan dinyatakan valid oleh ahli instrumen dan reliable dengan
Tahap Evaluasi Evaluasi mengetahui
LKS
dimaksudkan hasil
untuk
pengembangan
sudah baik atau perlu perbaikan. Teknik evaluasi
dilakukan
dengan
meminta
Annisa Fajar Riyani, dkk., Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berpendekatan Inkuiri …. 2013 penilaian kepada peer reviewer, ahli materi
keefektifan LKS dan respon mahasiswa
dan ahli media serta pelaksanaan uji coba
dan siswa terhadap penggunaan LKS. Uji
di sekolah. Penilaian oleh pakar dilakukan
coba
oleh pakar materi dan media. Komponen
menggunakan LKS dalam pembelajaran
penilaian
untuk mendapatkan keefektifan LKS. Dari
mencakup
kebahasaan, serta
penyajian
kualitas
LKS.
kelayakan
isi,
besar
didapatkan
dengan
dan
kegrafikan
tahap
Pada
komponen
ketuntasan klasikal yang diperoleh sebesar
materi/isi mendapatkan nilai 10 sedangkan
ini
dilakukan
hasil
bahwa
3,1 %.
komponen bahasa mendapatkan nilai dari
Pada tahap ini juga didapatkan
ahli materi 1 dan ahli materi 2 masing-
kritik dan saran yang berguna untuk
masing sebesar dengan 10 dan 8. Pada
memperbaiki
LKS yang telah disusun
komponen penyajian mendapatkan nilai
sebelumnya.
Kritik
dari ahli media 1 dan 2 masing-masing
didapatkan menjadi dasar dilakukannya
sebesar 9 dan 8 sedangkan komponen
revisi untuk memperbaiki LKS yang telah
kegrafikan mendapatkan nilai dari ahli
disusun. Revisi yang dilakukan antara lain:
media 1 dan 2 masingt-masing sebesar 9
(1) revisi pada sampul LKS, (2) gambar
dan 8. Kualitas LKS ditentukan dari rata-
molekul, (3) perbedaan kelarutan dengan
rata
yang
molaritas, (4) uraian cerita pada sub bab
diperoleh dari penilaian ahli. Rata-rata
kelarutan, (5) tampilan pada evaluasi, dan
presentase skor yang diperoleh LKS ini
(6) bagian latihan soal.
sebesar 87,5%. Uji coba LKS dilakukan
1) Revisi pada sampul LKS
perolehan
presentase
skor
dalam dua tahap yaitu uji coba kecil dan uji coba
besar
untuk
mendapatkan
data
dan
saran
yang
Desain sampul awal dan revisinya diperlihatkan pada Gambar 2.
(a) (b) (c) Gambar 2. Tampilan revisi pada sampul LKS, a) desain awal; (b) revisi I; (c) REVisi II
Pada desain awal bagian sampul
mewakili isi LKS yang mengandung materi
LKS cukup memiliki banyak warna dengan
kelarutan
memiliki
Berdasarkan
gambar
background
beberapa
dan
hasil
saran
dari
kali
kelarutan.
peer
reviewer
larutan berwarna-warni pada labu ukur yang
sampul LKS diubah memiliki background
disajikan
putih
pada
Gambar
2(a).
Namun
menurut peer reviewer sampul tersebut tidak
dengan
tiga
gambar
yang
menunjukkan larutan tidak jenuh jenuh,
2014
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 11, No. 2, 2017, halaman 2008 - 2019
tepat jenuh dan lewat jenuh dan judul LKS
kembali menjadi didominasi warna hijau,
yang terlihat lebih jelas disbanding pada
dengan background gambar molekul dan
desain awal yang terlihat pada gambar 2(b).
staklakmit raksasa. Tulisan kelarutan dan
Setelah dilakukan uji coba ternyata sampul
hasil kelarutan yang berwarna merah diubah
tersebut
oleh
menjadi berwarna kuning sehinnga terlihat
karena
jelas dan menjadi highlight sampul selain
dianggap
responden.
Hal
tidak
ini
menarik
disebabkan
sampul tidak memiliki gambar background
gambar stalakmit.
dan hanya terdiri dari 3 warna dengan tiga
2) Gambar molekul
gambar keadaan larutan yang tidak jelas. Berdasarkan kritik tersebut sampul direvisi Desain Awal
Gambar molekul desain awal dan revisinya
ditampilkan
Revisi I
pada
Gambar
3.
Revisi II
(a) (b) (c) Gambar 3. Tampilan revisi gambar molekul, (a) desain awal; (b) revisi I; (C) revisi II Pada bagian sub bab Kelarutan tidak
pada Gambar 3(c) sehingga diharapkan
hanya mengandung uraian paragraf yang
siswa tidak mengalami miskonsepsi saat
membahas kelarutan tetapi juga terdapat
membaca LKS.
gambar
yang
menunjukkan
keadaan
mikroskopik pada larutan. Pada desain awal terdapat tiga larutan yakni larutan tidak
3) Perbedaan
review,
Pada
desaian
awal
kelarutan
reviewer
dinyatakan sebagai kemampuan maksimum
menyarankan agar pada gambar tersebut
suatu pelarut dalam melarutkan suatu zat
diberi
yang
sedangkan molaritas menyatakan jumlah
menunjukkan anion, kation dan endapan
massa xat yang dilarutkan dalam suatu
agar siswa lebih paham maksud dari
pelarut. Pernyataan tersebut diubah setelah
gambar
tersebut
mendapat kritik dan saran dari ahli. Ahli
dilakukan perubahan pada gambar tersebut
berpendapat bahwa uraian materi yang
yang diasjikan pada Gambar 3(b).
Pada
menjelaskan perbedaan antara kelarutan
hasil penilaian oleh ahli dan uji coba penulis
dan molaritas masih kurang tepat sehingga
mendapat saran untuk mengubah gambar
harus diperbaiki agar tidak membingungkan
tersebut karena kurang tepat sehingga
siswa. Pengertian kelarutan diubah menjadi
ditakutkan memunculkan miskonsepsi pada
banyaknya zat (ml atau gram) yang dapat
siswa. Hasil revisi yang dilakukan disajikan
larut
tambahan
tersebut.
peer
dengan
molaritas
jenuh, tepat jenuh dan lewat jenuh. Saat dilakukan
kelarutan
keterangan
Dari
saran
dalam
1 liter pelarut
sedangkan
Annisa Fajar Riyani, dkk., Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berpendekatan Inkuiri …. 2015 molaritas adalah jumlah mol zat yang
oleh ahli dan uji coba terdapat kritik LKS
terlarut dalam 1 liter larutan.
yang disusun kurang mengandung gambar.
4) Uraian cerita pada sub bab kelarutan
Untuk menjawab kritik tersebut Uraian cerita
Pada desain awal disajikan uraian
pemurnian trusi yang hanya berisi tulisan
cerita tentang pembuatan oralit untuk obat
tanpa
diare sebagai pengantar untuk sub bab
gambar komik dan pengubahan sedikit
kelarutan.
peer
uraian cerita agar lebih menarik untuk
reviewer, penulis mendapatkan saran untuk
dibaca. Penambahan gambar pada isi LKS
mengganti uraian tersebut karena cerita
untuk
tersebut
mempermudah
Saat
diajukan
tidak
kelarutan.
kepada
menunjukkan
Peer
reviewer
konsep
menyarankan
gambar
dilakukan
menarik
penambahan
minat
baca
peserta
didik
dalam
memahami uraian materi yang disajikan
untuk mengganti uraian cerita tersebut
dalam LKS.
dengan uraian proses pemurnian prusi
5) Tampilan pada evaluasi
sehingga pembaca tidak hanya memahami
Revisi
konsep kelarutan namun juga mendapat pengetahuan baru.
dan
pada
bagian
evaluasi
ditampilkan pada Gambar 4.
Pada hasil penilaian
Desain Awal
Revisi I
(a)
Revisi II
(b)
(c)
Gambar 4. Revisi pada bagian evaluasi, (a) desain awal; (b) revisi I; (c) revisi II Penilaian
aspek
pengetahuan
uraian dengan adanya jarak antar soal yang
adalah salah satu komponen penilaian yang
disajikan
terdapat
dalam
pengetahuan
seperti
pada
Gambar
4(a).
LKS.
Penilaian
aspek
memberikan tempat untuk siswa dalam
meliputi
soal-soal
yang
mengerjakan soal tersebut. Namun peer
diberikan pada tiap sub bab materi. Salah
reviewer
memberikan
satu bagian yang merupakan komponen
disajikan
dalam
penilaian aspek pengetahuan adalah bagian
dimaksudkan agar siswa memiliki lebih
Evaluasi. Pada desain awal, bagian Evaluasi
banyak tempat dalam mengerjakan soal-soal
berisi soal-soal yang mencakup semua
tersebut yang disajikan seperti pada Gambar
materi yang terdapat dalam LKS. Soal
4(b). Pada hasil penilaian oleh ahli, penulis
disajikan dalam bentuk pilihan ganda dan
mendapat
saran
saran
bentuk
untuk
agar
tabel.
Hal
soal ini
menambahkan
2016
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 11, No. 2, 2017, halaman 2008 - 2019
gambar
pada
beberapa
soal.
Hal
ini
6) Bagian latihan soal
bertujuan untuk membantu siswa dalam memahami soal yang diberikan. Hasil revisi
Tampilan Revisi pada Latihan Soal ditunjukkan pada Gambar 5.
yang dilakukan disajikan pada Gambar 4 (c). Desain Awal
Revisi
(a) (b) Gambar 5. Tampilan revisi pada latihan soal Penilaian
aspek
pengetahuan
pengembangan LKS berpendekatan inkuiri
adalah salah satu komponen penilaian yang
terbimbing sebagai salah satu alternatif
terdapat dalam LKS. Salah satu bagian yang
media yang mampu mengatasi kesulitan
merupakan
dalam kegiatan pembelajaran kimia. Proses
komponen
penilaian
aspek
pengetahuan adalah Latihan soal pada
pembelajaran
setiap akhir sub bab. Pada desain awal soal
pengembangan
pada latihan soal ditampilkan dalam bentuk
pembelajaran pada model pembelajaran
tabel sehingga memberikan tempat bagi
inkuiri terbimbing yaitu penyajian masalah,
siswa
merumuskan
untuk
mengerjakan
soal
yang
pada sesuai
percobaan,
hasil uji coba penulis mendapat saran untuk
data, membuat kesimpulan.
diberikan.
Berdasarkan
saran
tersebut
dengan
hipotesis,
diberikan seperti pada Gambar 5(a). Pada memberikan pembahasan pada soal yang
LKS
hasil proses
merancang
mengumpulkan, menganalisis
Pengembangan LKS ini mengacu pada
tahapan
pengembangan
menurut
dilakukan revisi pada bagian Latihan soal
petunjuk teknis pengembangan bahan ajar
yang disajikan pada Gambar 5(b). Dengan
Depdiknas dengan modifikasi seperlunya.
penambahan pembahasan pada salah satu
Tahapan yang dilakukan terdiri dari empat
soal diharapkan membantu siswa dalam
tahap
memahami dan mengerjakan soal yang telah
perencanaan, penyusunan dan evaluasi.
diberikan.
Pada
yakni tahap
tahap pendahuluan
pendahuluan, didapatkan
Pengembangan LKS berpendekatan
masalah yang melatarbelakangi pembuatan
inkuiri terbimbing pada materi kelarutan dan
LKS ini. Pada tahap perencanaan dilakukan
hasil kali kelarutan diharapkan memberikan
analisis
informasi
pembelajaran,
kepada
guru
mengenai
KI-KD,
penentuan penentuan
tujuan indikator
2017
Annisa Fajar Riyani, dkk., Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berpendekatan…. ketercapaian,
penyusunan
langkah
konsep Kelarutan tidak mencapai ketuntasan
pembelajaran inkuiri terbimbing untuk materi
klasikal
Ksp, dan penyusunan peta materi. Pada
berpendekatan
tahap penyusunan dilakukan Pada tahap ini
konsep Kelarutan dinyatakan tidak efektif.
dilakukan pengumpulan alat dan bahan yang
sehingga
Lembar
inkuiri
Kerja
Siswa
terbimbing
pada
Penyebab Lembar Kerja Siswa tidak
diperlukan, penulisan LKS dan penyusunan
efektif mungkin dapat
instrumen penilaian. Pada tahap evaluasi
beberapa hal antara lain: (1) Isi dalam
dilakukan penilaian oleh ahli, uji coba dan
Lembar Kerja Siswa yang digunakan dalam
revisi
mengetahui
pembelajaran masih belum komunikatif hal
kelayakan, kualitas, keefektifan dan respon
ini terlihat pada saran yang diberikan oleh
pengguna LKS.
ahli media 2 yakni LKS perlu direvisi agar
pada
LKS
untuk
Berdasarkan hasil penilaian yang
lebih
komunikatif.
disebabkan oleh
Hal
ini
dapat
diperoleh komponen materi/isi dan penyajian
menyebabkan peserta didik tidak berminat
dinyatakan sangat layak oleh ahli materi 1
membaca materi LKS sehingga membuat
dan 2 dengan sedangkan komponen bahasa
peserta didik sulit memahami materi yang
dan kegrafikan dinyatakan sangat layak oleh
terdapat
ahli materi 1 dan layak oleh ahli materi 2.
koordinasi antara peneliti dengan guru di
Rata-rata presentase penilian yang diperoleh
sekolah uji coba dalam penyusunan LKS
sebesar 87,5 % maka kualitas Lembar Kerja
yang diimplementasikan di sekolah tersebut.
Siswa menurut para ahli adalah sangat baik.
Hal ini dapat menyebabkan LKS yang
Semua responden menilai LKS sudah baik
disusun bisa kurang cocok dengan keadaan
hal
siswa di sekolah tersebut yang dapat
ini
mengindikasikan
bahwa
LKS
dalam
LKS.
Tidak
menjadi
pengguna namun LKS masih belum efektif,
yang telah disusun. (3) Komponen penyajian
hal ini didasari dari ketuntasan klasikal yang
dan kegrafikan belum sepenuhnya cocok
diperoleh sebesar 3,1 %. Besar nilai klasikal
saat
tersebut kurang dari 80% sehingga dapat
pembelajaranhal ini terlihat dari banyaknya
bahwa
LKS
kritik yang didapatkan dari responden uji
siswa
coba kecil maupun besar. Hal ini dapat
kurang terbantu dalam memahami materi
menjadi hambatan siswa dalam memahami
yang diajarkan. Hal ini tidak sesui dengan
materi yang terdapat dalam LKS.
berpendekatan
menggunakan
inkuiri
terbimbing
hasil penelitian Bilgin yang menunjukkan bahwa
dengan
menerapkan
inkuiri
ketidakefektifan
ada
mendapatkan respon yang baik dari calon
dengan
penyebab
(2)
digunakan
Berdasarkan
sebagai
hasil
LKS
alat
penelitian
diketahui LKS yang dikembangkan melalui
terbimbing dapat membantu siswa dalam
empat
memahami materi yang diajarkan (Bilgin,
pendahuluan,
2009). Tidak tercapainya batas ketuntasan
dan
klasikal menunjukkan bahwa hasil belajar
berkualitas
siswa menggunakan Lembar Kerja Siswa
Ketidakefektifan tersebut dapat disebabkan
berpendekatan
tidak adanya koordinasi antara peneliti dan
inkuiri
terbimbing
pada
tahap
pengembangan perencanaan,
evaluasi
layak
baik
penyusunan
untuk
namun
yakni
digunakan,
tidak
efektif.
2018
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 10, No. 2, 2016, halaman 2008 - 2019
guru kimia SMA yang menyebabkan LKS yang disusun kurang cocok untuk siswa SMA. SIMPULAN Berdasarkan
hasil
penelitian
diketahui LKS yang dikembangkan melalui empat
tahap
pendahuluan, dan
perencanaan,
evaluasi
berkualitas
pengembangan
layak
baik
penyusunan
untuk
namun
yakni
digunakan,
tidak
efektif.
Ketidakefektifan tersebut dapat disebabkan tidak adanya koordinasi antara peneliti dan guru SMA yang menyebabkan LKS yang disusun kurang cocok untuk siswa SMA. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan
melakukan
empat
tahap
pengembangan yang sudah dilakukan dapat menghasilkan
LKS
yang
layak
Cooperative Learning Environment on University Students’ Achievement of Acid and BasesConcepts and Attitude Toward Guided Inquiry Instruction, Jounal Scientific Research and Essay, Vol 4, Hal 1035-43. Damayanti, D.S., 2014, Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Untuk Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Materi Listrik Dinamis SMA Negeri 3 Purworejo Kelas X Tahun Pelajaran 2012/2013, Radiasi, Vol 3, No 1, Hal 58-62. Haryani, S., Prasetya, A.T. dan Saptorini, 2014, Identifikasi Materi Kimia SMA Sulit Menurut Pandangan Guru Dan Calon Guru Kimia. Seminar Nasional Kimia Dan Pendidikan Kimia VI "Pemantapan Riset Kimia dan Asesmen Dalam Pembelajaran Berbasis Pendekatan Saintifik”. Surakarta.
dan
berkualitas baik namun agar LKS tersebut efektif perlu dilakukan koordinasi dengan guru kimia SMA pada tahap penyusunannya. DAFTAR PUSTAKA Afiyanti, N.A., Cahyono, E. dan Soeprodjo, 2014, Keefektifan Inkuiri Terbimbing Berorientasi Green Chemistry terhadap Ketrampilan Proses Sains, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 8, No 1, Hal 1281-1288. Asiyah, S., Mulyani, S. dan Nurhayati, N.D., 2013, Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Berbantuan Macromedia Flash Dilengkapi LKS Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Siswa Pokok Bahasan Zat Adiktif Dan Psikotropika Kelas VIII SMPN 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia, Vol 2, No 2, Hal 56-65. Bilgin, I., 2009, The Effects of Guided Inquiry Instruction Incorporating with
Huddle, P.A., White, M.A. dan Rogers, F., 2000, Using a Teaching Model to Correct Known Misconception in Electrochemistry. Journal of Chemical Education, Vol 77, No 1, hal 104-110. Kazempour, E., 2013, The Effect of InquiryBased Teaching on Critical Thinking of Students, Journal of Social Issues & Humanities, Vol 1, No 3, Hal 2327. Kuhlthau, C.C., 2010, Guided Inquiry: School Libraries in the 21st Century. School Libraries Worldwide, Vol 16, No 1, Hal 17-28. Kuhlthau, C.C. dan Maniotes, L.K., 2010, Building Guided Inquiry Teams for 21st-Century Learners, School Library Monthly, January, Hal 18-21. Roestiyah, 2008, Strategi Belajar Mengajar, 7th ed., Jakarta: Rineka Cipta. Soleh, M.Y., Santosa, S. dan Indrowati, M., 2014, Studi Komparasi Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Annisa Fajar Riyani, dkk., Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berpendekatan…. Learning dan Inkuiri Terbimbing terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014. Bio-Pedagogi, Vol 3, No 2, Hal 1-11. Sunyono, Wirya, I.W., Suyanto, E. dan Suyadi, G., 2009, Identifikasi Masalah Kesulitan dalam Pembelajaran Kimia SMA Kelas X di Propinsi Lampung, Journal Pendidikan, Hal 305-317. Tangkas, I.M., 2012, Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Kemampuan pemahaman konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMAN 3 Amlapura, Jurnal penelitian Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Vol 2, No 1, Hal 1-15. Trianto, 2007, Model Pembelajaran Terpadu dari Teori dan Praktek, Jakarta: Prestasi Jakarta. Widjajanti, E., 2008, Kualitas Lembar Kerja Siswa. Pelatihan Penyusunan LKS Mata Pelajaran Kimia Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bagi Guru SMK/MAK. Yogyakarta.
2019