ANALISIS POTENSI EKOWISATA DANAU TOBA DI PANTAI PARIS

Download ANALISIS POTENSI EKOWISATA DANAU TOBA DI PANTAI PARIS. KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA ... Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fak...

0 downloads 269 Views 464KB Size
ANALISIS POTENSI EKOWISATA DANAU TOBA DI PANTAI PARIS KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA (Analysis Potential Ecotourism Toba Lake in Paris Beach, Simalungun district, North Sumatera) 1

Putri Y R Simanjuntak, 2Pindi Patana, 3Tajuddin Siregar

1

Mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia 20155 Email : [email protected] 2 Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia 20155 3 Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia 20155

ABSTRACT Toba Lake is one of tourism destination aim in North Sumatera Province. The research to know carrying capacity region Paris Beach tourism, conformity of environment as tourism and tourists perception to Paris Beach potention as one of tourism destination and alternative strategy for development tourism region. This research has been carried out in the Paris Beach Village of Tigaras, District of Dolok Pardamean, Regency of Simalungun on February 2017 by analyzing parameter of water quality as such water themperature, water brightness, current speed, pH, DO, BOD, and Total Coliform. The results are showed all parameters meet the water quality standards on PP No. 82 Tahun 2001. Paris Beach is classified very approviate as tourism region with tourism index 83. 33%. The alternative strategy to develope the tourisme is y conducting a good promotion to expose resources and potention of Paris Beach, region government and central government realization gevern plan of Danau Toba Toursm. Key word : corresponding tourism index, carrying capacity region, SWOT

PENDAHULUAN Danau merupakan suatu badan air yang luas dan tergenang sepanjang tahun yang dikelilingi oleh daratan serta dapat terbentuk baik secara alami maupun buatan. Danau Toba berada di daerah Sumatera Utara merupakan salah satu aset Negara/Pemda yang sangat berharga dan termasuk salah satu Daerah Tujuan Wisata sehingga merupakan kebanggaan tersendiri bagi daerah ini. Wisata adalah suatu bentuk kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam yang mengandalkan jasa alam untuk kepuasan manusia. Kegiatan berwisata merupakan salah satu kebutuhan bagi manusia untuk mengisi waktu luang setelah melalui rutinitas seharihari yang melelahkan. Danau Toba yang dijadikan suatu tujuan wisata menyebabkan adanya pengembangan kawasan yang perlu diperhatikan. Salah satu kawasan wisata Danau Toba adalah Pantai Paris Tigaras.

Daerah objek wisata Pantai Paris terletak di Desa Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun. Pantai Paris memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai objek wisata. Kegiatan wisata yang dapat dilakukan yaitu berenang, sepeda air, banana boat, dan duduk santai. Dengan beberapa pertimbangan dan belum adanya kajian secara mendalam tentang Pantai Paris Tigaras, maka perlu dilakukan analisis mengenai daya dukung kawasan dan tingkat kesesuaian wisata agar tetap berkelanjutan. Kelestarian lingkungan, pengelolaan yang baik dan partisipasi masyarakat maupun pemerintah merupakan hal yang penting dalam pengembagan suatu bentuk kegiatan wisata. Untuk itu agar pengembangan pariwisata dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi pembangunan, maka

dalam pengelolaannya strategi yang tepat.

harus

dibutuhkan

Tujuan Penelitian 1. Menganalisis daya dukung kawasan Pantai Paris Tigaras terhadap tingkat kesesuaian wisata berdasarkan kondisi fisik sebagai objek wisata. 2. Mengetahui persepsi wisatawan terhadap keindahan alam dan kenyamanan kawasan Pantai Paris Tigaras 3. Mengetahui alternatif strategi yang tepat untuk pengembangan dan pengelolaan wisata Pantai Paris Tigaras BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2017 di Pantai Paris, Desa Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis pantai paris 0 0 membentang antara 2 48’0,6’’- 2 48’ 0,8” LU dan 98046’8,15’’- 98046’ 8,64” BT. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Global Positioning System (GPS), kamera, alat tulis, bola duga, stop watch, sechi disk, kalkulator, tali/benang, meteran, coolbox, pH meter dan botol sampel Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah larutan mangan sulfat (MnSO4), asam sulfat (H2SO4), kalium iodida (KI), natrium thiosulfat (Na2S2O3) dan kuisioner yang dibagikan kepada pengunjung dan masyarakat sekitar, serta data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah yang terkait. Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan adalah data yang diperoleh di lapangan seperti serta kuisioner terhadap pengelola dan pengunjung sekitar maupun hasil analisis dari laboratorium untuk data analisis air. Data yang nilainya langsung didapat dari lapangan meliputi nilai temperatur, pH, kecerahan, material dasar perairan, oksigen terlarut.

Data sekunder didapat melalui studi pustaka berupa buku-buku penunjang, artikel jurnal dan penelitian-penelitian sebelumnya maupun dari lembaga terkait lainnya untuk mengetahui kondisi lokasi penelitian dan memperoleh informasi data yang diperlukan dalam penelitian. Penentuan Responden Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode purposive sampling (sampel bertujuan), yaitu cara pengambilan sampel dengan cara disengaja dengan tujuan sampel tersebut dapat mewakili setiap unsur yang ada dalam populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke kawasan Pantai Paris. Penyebaran sampel dilakukan secara acak (Random Sampling). Pemilihan sampel harus representatif atau mewakili populasi dengan kriteria cukup dewasa (umur 17 tahun ke atas), sehat jasmani dan mampu berkomunikasi dengan baik. Menurut Arikunto (2002) jika subjek penelitian atau wisatawan kurang dari 100 maka lebih baik diambil semuanya sebagai sampel dan jika jumlah sampel lebih dari 100 maka sampel dapat diambil antara 10% - 15% sebagai ukuran sampel dengan rumus Slovin dalam Nugraha (2007). 𝑛= N 1 + 𝑁 (𝑒)2 Keterangan : n = Ukuran sampel yang dibutuhkan N = Ukuran populasi e = Margin eror yang diperkenankan (10%-15%) Pengukuran Faktor Fisika dan Kimia Perairan Pengukuran parameter fisika dan kimia dilakukan dengan dua cara, yakni secara langsung (insitu) dan secara tidak langsung (exsitu). Pengukuran langsung dilapangan (insitu) dilakukan terhadap parameter suhu, pH dan DO. Parameter kualitas air dan metode analisis pengukuran dapat dilihat pada T

Parameter Fisika Suhu Kecepatan Arus Kecerahan Kimia Ph DO BOD5 Biologi Total coliform

Satuan

Metode Analisi/Alat

Lokasi

0

C m/det

Thermometer Bola Duga

In situ In situ

m

Tali dan Meteran

In situ

mg/l mg/l

pH meter -

In situ In situ Ex situ

MPN/100 ml

JPT

Ex situ

Analisis Data Analisis Kesesuaian Wisata Kegiatan wisata yang akan dikembangkan hendaknya disesuaikan dengan potensi sumberdaya dan peruntukannya. Setiap kegiatan wisata mempunyai persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai obyek wisata yang akan dikembangkan. Rumus yang digunakan untuk kesesuaian wisata pantai dan wisata bahari adalah (Yulianda, 2007): IKW = (Σ Ni / Nmaks) x 100 % Keterangan: IKW : Indeks Kesesuaian Wisata Ni : Nilai parameter ke-i (Bobot x Skor) Nmaks : Nilai maksimum dari kategori wisata Analisis Daya Dukung Daya dukung wisata juga mencerminkan tingkat atau jumlah maksimum pengunjung yang dapat ditampung oleh sarana prasarana objek wisata alam. Jika daya tampung sarana dan prasarana tersebut dilampaui, akan muncul sejumlah dampak negatif berupa kemerosotan sumber daya, tidak terpenuhinya kepuasan pengunjung,

Persepsi Wisatawan terhadap Keindahan dan Kenyamanan Kawasan Kenyamanan kawasan merupakan nilai yang diberikan oleh wisatawan terhadap kenyamanan, ketentraman, dan keamanan. Nilai kenyamanan dilakukan dengan membuat daftar pertanyaan yang ditujukan kepada wisatawan. Kriteria nilai kenyamanan

merugikan masyarakat secara ekonomi dan budaya. Metode yang diperkenalkan untuk menghitung daya dukung pengembangan ekowisata alam adalah dengan menggunakan konsep Daya Dukung Kawasan (DDK). DDK adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia. Perhitungan DDK dalam bentuk rumus adalah sebagai berikut (Yulianda, 2007) DDK = K x ( Lp/Lt ) x ( Wt/Wp) Keterangan : DDK : Daya Dukung Kawasan K : Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area Lp : Luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan Lt : Unit area untuk kategori tertentu Wt : Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari Wp : Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu

obyek wisata menurut kriteria Yulianda (2004) adalah sebagai berikut: Ka = (ERs / ERo) x 100% Keterangan : Ka : Nilai keindahan (%) ERs : Jumlah responden yang mengatakan indah ERo : Jumlah seluruh responden

Kriteria nilai keindahan alam: 40 < Ka < 75% : Cukup indah (2) Ka < 40% : Tidak indah (1) Kenyamanan kawasan merupakan nilai yang diberikan oleh wisatawan terhadap kelapangan, ketentraman dan keamanan. Pengukuran nilai kenyamanan dilakukan dengan membuat daftar pertanyaan yang ditujukan kepada wisatawaan. perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus (Yulianda, 2004): Ka < 40% : Tidak nyaman (1)

Ka > 75% : Indah (3) Na = (ERs / ERo) x 100% Na : Nilai kenyamanan (%) ERs : Jumlah responden yang mengatakan nyaman ERo : Jumlah seluruh responden Kriteria nilai keindahan alam: Na > 75% : Nyaman (3) 40 < Ka < 75% : Cukup nyaman (2)

serta Opportunities dan Threats. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal dan internal (Rangkuti, 2003). Penentuan berbagai faktor, bobot setiap faktor dan tingkat kepentingan setiap faktor didapatkan dari hasil wawancara dengan orang-orang yang berkompeten dibidangnya dan disesuaikan dengan kondisi di lapang. Hal ini dilakukan agar sifat obyektif dari analisis ini dapat diminimalkan.

Analisis SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi pengelolaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). SWOT adalah singkatan dari Strengths dan Weakness

Tigaras berupa sepeda air, berenang, duduk santai, dan banana boat. Hasil pengukuran untuk mendapatkan kategori kesesuaian pada daerah wisata Pantai Paris Tigaras berdasarkan matriks kesesuaian dapat dilihat pada Tabel 2-4

HASIL DAN PEMBAHASAN Kesesuaian Wisata Kesesuaian sumberdaya untuk wisata merupakan suatu kemampuan alam untuk menampung kegiatan wisata yang dilakukan secara ekologi. Kegiatan wisata yang sudah ada dan yang dikelola di wisata Pantai Paris

Tabel 2. Kesesuaian Wisata Untuk Duduk Santai No. 1. 2.

4.

Parameter Lebar tepi danau (m) Pemandangan Vegetasi yang hidup di tepi danau Hamparan dataran

5.

Biota berbahaya

3

Total Skor

48

3.

Bobot 1 5

Hasil 5 Danau, Pegunungan

Skor 1 2

Ni (Bobot x Skor) 5 10

5

7

3

15

3

Berbatu

2

6

Tidak Ada

3

9 43

Indeks Kesesuaian Wisata

80,55%

Tingkat Kesesuaian Wisata

S1

Tabel 3. Kesesuaian Wisata Untuk Sepeda Air No.

Parameter

Bobot

1.

Warna perairan

5

2.

Bau

5

Hasil Hijau kecoklatan Sedikit berbau

Skor

Ni (Bobot x Skor)

2

10

2

10

3. 4.

Kedalaman Perairan (m) Kecepatan Arus (m/s) Total Skor Indeks Kesesuaian Wisata Tingkat Kesesuaian Wisata

4 3 51

<1->5 0,08

1 3

4 5 29 56,8% S2

Tabel 4.Kesesuaian Wisata Untuk Berenang No. 1. 2. 3.

Parameter Kedalaman Perairan (m) Material dasar perairan Kecepatan arus

Bobot 5 5 5

Hasil 0-3 Pasir Berbatu 0,08

Skor 3 2 3

Ni (Bobot x Skor) 15 10 15

4.

Lebar danau (m)

3

>15

3

9

5.

Kecerahan Perairan (m)

3

0,42

1

3

6.

Biota berbahaya

3

Tidak ada

3

9

Total Skor

72

61

Indeks Kesesuaian Wisata

84,72%

Tingkat Kesesuaian Wisata

S1

Tabel 4. Kesesuaian Wisata Untuk Banana boat No. 1. 2.

Parameter Kedalaman Perairan (m) Kecepatan arus Total Skor

Bobot 5 3

Hasil >8 0,08

Skor 3 3

Ni (Bobot x Skor) 15 9

24

24

Indeks Kesesuaian Wisata

24

Tingkat Kesesuaian Wisata

S1

Pantai Paris Tigaras termasuk dalam kategori S1 untuk kategori wisata rekreasi. Kategori S1 artinya Pantai Paris Tigaras sangat sesuai untuk dijadikan sebagai objek wisata. Persentase kesesuaian wilayah yang diperoleh dari hasil pengukuran parameter di Pantai Paris Tigaras adalah 80,55% termasuk dalam kategori sangat sesuai (S1) untuk kegiatan duduk santai, kategori sesuai (S2) pada persentase kesesuaian untuk kegiatan sepeda air dengan hasil 56,8%. Persentase kesesuaian wilayah yang diperoleh dari hasil pengukuran parameter di Pantai Paris Tigaras adalah 84,72% termasuk dalam kategori sangat sesuai (S1) untuk kegiatan berenang dan nilai kesesuaian wisata untuk banana boat adalah 24 yang termasuk dalam kategor sangat sesuai (S1). Berdasarkan persentase tersebut Pantai Paris Tigaras sangat sesuai untuk dijadikan

sebagai objek wisata. Menurut Yulianda, dkk (2009) wisata pantai merupakan kegiatan yang dilakukan di daerah pantai yang umumnya memanfaatkan sumberdaya pantai dan permukaan air. Kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam wisata pantai antara lain: berjemur, jalanjalan, menikmati panorama, berenang, memancing, berperahu dan olahraga air. Daya Dukung Kawasan Daya dukung kawasan adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia. Luas wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan wisata di Pantai Paris Tigaras dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Daya Dukung Kawasan Pada Wisata Pantai Paris Tigaras No. 1.

Jenis Kegiatan Duduk Santai

K 1

Lt 5 m2

Wp-Jam 2

Wt-Jam 8

Lp 324

DDK 259

2. 3. 4.

Berenang Sepeda Air Banana boat

1 1 1

50 m2 500 m2 625m2

Berdasarkan hasil perhitungan daya dukung kawasan wisata di Pantai Paris Tigaras perlu dilakukan pembatasan terhadap kunjungan yang dilakukan oleh wisatawan mengingat kemampuan dari alam dan lingkungan sekitar lokasi wisata. Pembatasan jumlah pengunjung dimaksudkan untuk meminimalisir dampak kerusakan lingkungan akibat kegiatan wisata. Menurut Ketjulan (2010) bahwa konsep ekowisata dapat melindungi keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistem juga mendukung upaya konservasi. Pengukuran daya dukung didasarkan pada pemikiran bahwa lingkungan memiliki kapasitas maksimum unuk mendukung pertumbuhan organisme yang hidup di sekitarnya. Persepsi Wisatawan Persepsi wisatawan terhadap keindahan di daerah wisata Pantai Paris Tigaras sangat baik. Berdasarkan hasil 42 responden yang telah dilakukan hanya 2% yang menyatakan tidak indah, sementara 62% menyatakan indah dan 36% menyatakan cukup indah. Gambar 1. Diagram Persepsi Wisatawan terhadap Keindahan Persepsi wisatawan untuk kenyamanan saat melakukan kegiatan di daerah wisata Pantai Paris Tigaras sebesar 38% menyatakan nyaman dan 57%

Gambar 2. Diagram Persepsi Wisatawan terhadap Kenyamanan Berdasarkan kuisioner yang diperoleh di Pantai Paris Tigaras seabyak 38% wisatawan menyatakan nyaman dan 57% menyatakan cukup nyaman sedangkan 5%

2 0,50 1

4 8 8

3.240 6. 480 32.000 Jumlah

129 207 414

Keindahan cukup didapatkan oleh wisatawan yang berk

unjung di daerah wisata Pantai Paris Tigaras, hal ini dapat dilihat dari hasil kuisioner. Hanya 2% yang menyatakan wisata Pantai Paris Tigaras tidak indah. Sebanyak 62% responden menyatakan bahwa Pantai Paris Tigaras indah dan sebanyak 36% menyatakan cukup indah. Nilai tersebut termasuk kategori cukup indah karena nilai keindahan alam 40 < Ka < 75% berdasarkan ktiteria Yulianda (2004) tentang persepsi wisatawan terhadap keindahan. Wisata Pantai Paris Tigaras memiliki keindahan yang lebih dan masih terjaga kelestariannya. Daya tarik yang demikian dapat dikembangkan lebih baik untuk kegiatan wisata dengan tetap memperhatikan daya dukung fisik kawasan menyatakan cukup nyaman sedangkan 5% menyatakan tidak nyaman melakukan kegiatan wisata di Pantai Paris Tigaras. menyatakan tidak nyaman. Penyediaan pondok yang baik dan pemandangan alam cukup mendukung wisatawan untuk mengisi waktu luang dengan nyaman. Kecepatan arus perairan yang sesuai mendukung dilakukannya kegiatan wisata air seperti berenang, banana boat, dan sepeda air dengan nyaman Dari kuisioner yang disebar terhadap pengunjung, sebanyak 69% wisatawan menyatakan bahwa mereka merasa puas melakukan aktivitas wisata di Pantai Paris Tigaras, 26% menyatakan cukup puas dan hanya 5% wisatawan yang meyatakan tidak puas terhadap potensi wisata yang ada di Pantai Paris Tigaras.

cukup baik. Tingkat kepuasan menentukan minat bagi wisatawan untuk datang kembali ke kawasan wisata, sehingga dibutuhkan pengelolaan terhadap kualitas lingkungan wisata agar tetap terjaga kelestariannya. Analisis Parameter Fisika Kimia Perairan Analisis kualitas air di Pantai Paris Tigaras dilakukan dengan mengambil sampel air di tiga stasiun. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak tiga kali pengambilan dan dilakukan pada kondisi cuaca yang sama. Hasil analisis Kualitas Air Pantai Paris Tigaras pada setiap pengambilan dapat dilihat pada Tabel 6.

Gambar 3. Tingkat Kepuasan Wisatawan terhadap Potensi Wisata . Sebanyak 64% wisatawan menyatakan bahwa wisatawan merasa puas melakukan aktivitas wisata di Pantai Paris Tigaras. Hal ini disebabkan oleh panorama alam yang indah, dan fasilitas wisata yang

Tabel 6. Analisis Kualitas Air Pantai Paris Tigaras Parameter Fisika Suhu Kecepatan arus Kecerahan Kimia Ph DO BOD Biologi Total Coliform

Satuan

Baku Mutu PP no. 82 Tahun 2001

°C m/det M

Deviasi 3 -

26 0,013 0,40

26 0,009 0,41

26 0,008 1

mg/L mg/L

6-9 3 6

7,5 7,26 3,183

7,4 7,03 3,96

7,0 7,13 3,7

NPM/100 ml

1000

60

60

60

Suhu perairan di Tigaras dalam kisaran normal sebagai daerah tropis yaitu 26°C. Suhu perairan pada kawasan wisata Pantai Paris Tigaras sesuai untuk dilakukannya kegiatan wisata air. Kecerahan perairan pada daerah wisata pantai paris ini memiliki perbedaan nilai yaitu dengan nilai kecerahan tertinggi pada stasiun 3 dan nilai kecerahan pada stasiun 1 dan 2 hanya terdapat sedikit perbedaan. Kegiatan berenang yang terdapat di stasiun 1 dan 2 mengakibatkan air menjadi keruh karena substrat akan teraduk bersama air sehingga nilai kecerahan air semakin berkurang. Sedangkan pada stasiun 3

Matriks IFE dan EFE Matriks ini memberikan sesuatu total ranking dengan bobot yang didapat dari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh Pantai Paris Tigaras. Menganalisis faktor-

Stasiun II

I

III

kegiatan berenang jarang ditemukan. Nilai Total coliform ditemukan di stasiun 3 dengan nilai yang sama, yaitu sebesar 60 MPN/100 ml. Jumlah Total Coliform di kawasan wisata ini termasuk rendah dan memenuhi baku mutu kelas 1 menurut Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Keberadaan bakteri Total Coliform diperairan pasti berdampak buruk bagi makhluk hidup yang memanfaatkan perairan tersebut. Menurut Sutrisno (2006) Air tidak boleh mengandung Coliform. Air yang mengandung golongan ecoli dianggap telah terkontaminasi dengan kotoran manusia.

faktor yang berasal dari dalam dan luar Pantai Paris Tigaras. Faktor ini didapat berdasarkan penelusuran literatur, wawancara maupun observasi dari pihak-pihak terkait. Penentuan

matriks IFE dan EFE dapat dilihat pada tabel

19 dan 20.

Tabel 21. Matriks IFE Potensi alam yang sesuai untuk S1 kegiatan wisata Sarana dan prasarana wisata S2 yang memadai Ketersediaan angkutan umum ke S3 daerah wisata tersebut Total Kurangnya minat masyarakat W1 dalam pengembangan ekowisata Kurangnya pengetahuan W2 masyarakat tentang ekowisata Kondisi jalan menuju tempat W3 wisata kurang baik Total S+W = 0,92+(-1,07) = -0,15

Rating 4

Bobot 0,08

Bobot x Rating 0,32

3

0,1

0,3

3

0,1

0,3

-1

0,17

0,92 -0,17

-2

0,2

-0,4

-2

0,25

-0,5 -1,07

Tabel 22. Matriks EFE

O1

O2

T1 T2

Tingginya minat wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata Kebijakan pemerintah dalam mendukung perkembangan wisata Danau Toba Total Persaingan dengan objek wisata lain Penurunan kualitas perairan Danau Toba Total O+T = 1,84+(-1,31) = 0,53

Berdasarkan Tabel 21 ditunjukkan bahwa selisih skor faktor strategi internal (kekuatan dan kelemahan adalah sebesar 0,15 berada di sumbu x negative yang artinya pengaruh kelemahan lebih besar daripada kekuatan. Berdasarkan Tabel 22 ditunjukkan bahwa selisih skor faktor strategi eksternal

Rating 4

Bobot 0,11

Bobot x Rating 0,44

4

0,35

1,4

-2

0,31

1,84 -0,62

-3

0,23

-0,69 -1,31

(peluang-ancaman adalah sebesar 0,53 berada di sumbu y positif yang artinya pengaruh peluang lebih besar daripada ancaman dalam pengelolaan. Posisi strategi penglolaan wisata Pantai Paris di Desa Tigaras Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun dapat dilihaat pada Gambar 11.

O Kuadran III

Kuadran I 0,53

Turn Arround

Growth Oriented

W

S

-0,15 Diversifikasi

Defensif

Kuadran IV

Kuadran II T

Gambar

11. Koordinat Kartesius Strategi Pengelolaan Wisata Pantai Paris Desa Tigaras Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun. Gambar menunjukkan nilai x yaitu internal sehingga peluang yang 0,15 dan nilai y yaitu 0,53. Hal ini berarti menguntukkan sulit untuk dicapai. Strategi posisi strategi pengelolaan wisata di Pantai yang direkomendasikan adalah dengan Paris Tigaras berada pada kuadran III yaitu meminimalisir masalah-masalah internal kuadran Turn Arround yang artinya berputar/ dengan meminimalisir masalah-masalah memperbaiki. Pantai Paris Tigaras memiliki internal dan memperbaiki strategi sehingga peluang tetapi memiliki kelemahan/kendala dapat merebut peluang dengan baik.

Analisis SWOT SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats. SWOT di proyeksikan untuk mencari alternative strategi yang dapat dilakukan untuk melakukan pembangunan sebuah kawasan wisata secara berkelanjutan. Matriks ini menghubungkan empat alternative strategi yaitu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang (strategi S-O), 1. Melakukan Promosi baik lewat internet maupun media cetak tentang potensi alam untuk kegiatan ekwisata 2. Pemerintah daerah maupun pemerintah pusat segera merealisasikan rencana pengembangan wisata danau toba. 3. Menambah kegiatan wisata di lokasi untuk menarik minat pengunjung Strategi S-T 1. Mengoptimalkan dan merawat kebersihan, keindahan dan kenyaman di lokasi wisata 2. Menjaga dan meningkatkan sarana dan prasarana wisata di Pantai Paris Tigaras Strategi W-O

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Kesesuaian Wilayah di Pantai Paris Tigaras digolongkan pada kategori sangat sesuai (S1) dengan persentase 83,33% dari

menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman (strategi S-T), meminimalkan kelemahan untuk memanfaaatkan peluang (strategi W-O), dan meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman (strategi W-T). Strategi-strategi pengelolaan yang diperoleh berdasarkan analisis SWOT diantaranya adalah: Strategi S-O 1. Pemerintah dan pengelola memberikan informasi dan pelatihan terhadap masyarakat sekitar agar dapat berperan serta dalam membantu pembangunan kawasan wisata Pantai Paris Tigaras 2. Pengelola dan pemerintah melaksanakan perbaikan akses menuju lokasi wisata Strategi W-T 1. Pemerintah dan pengelola memberikan pendidikan dan pengelolaan lingkungan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat 2. Menyusun rencana pemanfaatan Danau Toba untuk keegiatan Wisata maupun perikanan. penelitian yang dilakukan dengan mengambil data primer maupun kuisioner. Daya Dukung Kawasan (DDK) di Pantai Paris Tigaras masih dapat menampung jumlah pengunjung yang datang ke Pantai

Paris Tigaras. Dengan daya dukung kawasan untuk setiap kegiatan wisata berupa kegiatan duduk santai sebesar 259 orang, kegiatan berenang 129 orang, kegiatan sepeda air 207 orang dan banana boat 414 orang. 2. Berdasarkan persepsi wisatawan hampir seluruhnya menyatakan bahwa wisata Pantai Paris Tigaras memiliki keindahan dan kenyamanan yang cukup baik. 3. Alternatif Strategi yang paling penting adalah melakukan promosi baik dari Internet maupun media cetak dalam mengekspos Sumberdaya dan Potensi Pantai Paris Tigaras, Pemerintah daerah maupun pemerintah pusat segera merealisasikan rencana pengembangan wisata danau toba, Pemerintah dan

pengelola memberikan informasi dan pelatihan terhadap masyarakat sekitar agar dapat berperan serta dalam membantu pembangunan kawasan wisata Pantai Paris Tigaras. Saran 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang perencaan dan pengembangan wisata untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar dan menjaga lingkungan wisata agar tetap lestari. 2. Untuk pengembangan wisata lebih lanjut dibutuhkan pengelolaan yang tepat untuk setiap kegiatan wisata air supaya kegiatankegiatan yang ada di Pantai Paris Tigaras dapat berlangsung secara ekologis dan wisatawan merasa puas melakukan setiap aktivitas wisata.

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2002. Prosedur Suatu Penelitian. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Ketjulan, R. 2010. Daya Dukung Perairan Pulau Hari Sebagai Obyek Wisata Bahari. Jurnal Paradigma 14 (2) Nugraha, S. 2007. Penentuan Ukuran Sampel Memakai Rumus Slovin dan KrejcieMorgan Telaah Konsep dan Aplikasi, disampaikan pada diskusi ilmiah jurusan Sosial Ekonomi. Fakultas Peternakan UNPAD. Bandung Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001. Tentang Pengelolaan Kuaalitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Rangkuti, F. 2014. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka. Jakarta.

Sutrisno, T. 2006. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Rhineka Cipta. Jakarta. Yulianda, F. 2004. Pedoman Analisis Penentuan Status Kawasan Konservasi Laut. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Yulianda, F. 2007. Ekowisata Bahari Sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir Berbasis Konservasi. Makalah. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Yulianda, F., Fachrudin A., Harteti, S., Kusharjani., 2009 Pengelolaan Pesisir dan Laut Secara Terpadu. Pusdiklat Kehutanan Departemen Kehutanan RI. Jawa Baarat.