ANGGARAN KAS

Download terdapat pengaruh antara anggaran kas terhadap realisasi klaim asuransi pada PT. Asuransi Takaful. Hal ini disebabkan jika ..... perubahan...

0 downloads 767 Views 1MB Size
PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini 3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah 4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah Selamat membaca !!!

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

PENGARUH ANGGARAN KAS TERHADAP REALISASI KLAIM ASURANSI PADA PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH (Studi Kasus PT Asuransi Takaful Indonesia)

SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Skripsi Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Bandung

Oleh : Ambia Gina Puspita 10090108093

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG BANDUNG 2012

Lembar Pengesahan

PENGARUH ANGGARAN KAS TERHADAP REALISASI KLAIM ASURANSI PADA PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH (Studi Kasus pada PT Asuransi Takaful Indonesia)

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Skripsi Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Bandung

Oleh Ambia Gina Puspita

Menyetujui

Dosen Pembimbing Utama

Dosen Pembimbing Pendamping

H. Dadan Hermawan I, SE., M.Si., Ak

Helliana, SE., M.Si., Ak

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama

: AMBIA GINA PUSPITA

NPM

: 10090108093

Menyatakan bahwa judul dengan skripsi: PENGARUH

ANGGARAN

KAS

TERHADAP

REALISASI

KLAIM

ASURANSI PADA PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH (Studi Kasus pada PT Asuransi Takaful Indonesia) Dengan ini saya menyatakan pula dengan sesungguhnya dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang diambil secara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukan gagasan, pendapat atau pemikiran penulis dari yang lain, yang saya akui tulisan ini seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya ambil, salin atau tiru dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak, maka skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan sendiri ini batal. Bila kemudian terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan universitas batal saya terima.

Bandung, Juli 2012 Yang Menyatakan

(AMBIA GINA PUSPITA)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), Kerjakanlah dengan sungguh sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8)

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau memberi petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia) (Q.S. Ali’ Imran: 8)

Dengan rasa syukur yang mendalam Skripsi ini kupersembahkan kepada: Orang tuaku Keluarga besarku Kekasihku Orang-orang terdekatku Almamaterku

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, dan shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW. Berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Anggaran Arus Kas Terhadap Realisasi Klaim (Studi Kasus pada PT Asuransi Takaful Indonesia)”. Adapun tujuan daripada penulis untuk menyusun skripsi ini, adalah untuk memenuhi salah satu syarat sidang skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Bandung. Pada kesempatan ini, izinkan penulis mengungkapkan rasa terima kasih yang teramat dalam dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada: 1. Mamah dan Alm. Papah penulis yang telah memberikan kasih sayang yang tulus dan takkan bisa tergantikan oleh apapun dan sampai kapanpun, memberikan doa, nasehat, serta dukungan yang tulus demi kesuksesan dan kebahagiaanku. 2. Kakek dan Mamih dan keluarga besar yang memberikan semangat dan dukungannya. 3. Adik-adik dan Sepupu-sepupu yang telah memberikan semangat dan dukungannya.

4. Keluarga besar H. Ebey Soekarya

yang telah memberikan semangat dan

bantuan. 5. Bapak Prof. Dr. M. Thaufik Boesoirie, M.,THT.,KL. Selaku Rektor Universitas Islam Bandung. 6. Bapak Prof. Dr. Dikdik Tandika, SE.,M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Bandung. 7. Ibu Dr. Sri Fadillah,SE., M.Si., Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi, yang telah memberikan semangat, bantuan, arahan, dan dukungan kepada penulis. 8. Ibu Dra.Hariani selaku dosen wali penulis yang telah memberikan bantuan, arahan, dan dukungan selama penulis kuliah. 9. Bapak H.Dadan Hermawan I,SE., M.Si., Ak. selaku dosen pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan, bantuan, arahan, dan dukungan kepada penulis, baik selama penulis kuliah maupun dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Ibu Helliana,SE., M.Si., Ak selaku dosen pembimbing pendamping yang telah memberikan bimbingan, bantuan, arahan, dan dukungan kepada penulis, baik selama penulis kuliah maupun dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Danang Bayu Mukti yang selalu memberikan canda dan tawa yang menjadi semangat, berbagi dukungan dan bantuan. 12. Sahabat-sahabat terbaikku yang senantiasa berbagi suka dan duka, saling memberikan dukungan, semangat, bantuan. 13. Teman-teman seperjuangan Akuntansi 2008.

Hanya karena kekuasaan dan kasih sayang Allah swt, skripsi ini dapat terselesaikan. Berilah rahmat kepada diriku dan keluargaku beserta mereka yang memperoleh manfaat dari penulisan skripsi ini. Jauhkan diriku dan keluargaku beserta para pembaca dari berbagai kesesatan, kesalahan. Ampunilah dosadosaku, keluargaku, dan semua hamba-Mu yang beriman. Hanya kepada-Mu aku bergantung dan mengharap pertolongan. Amin yaa rabbal’alamin. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, namun penulis berharap bahwa skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya. Segala kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan senang hati. Akhir kata, semoga Allah SWT melimpahkan berkat, rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada kita semua. Semoga mereka semua memperoleh ganjaran yang terbaik disisi-Nya, dan kita semua selalu berada dalam lindungan-Nya. Amin

Bandung, Juli 2012

Ambia Gina Puspita

ABSTRAK Dewasa ini industri asuransi telah menjadi suatu bidang usaha atau bisnis yang menarik dan mempunyai peranan yang tidak kecil dalam kehidupan ekonomi maupun dalam pembangunan ekonomi terutama dalam bidang pendanaan. Perkembangan usaha asuransi tidak hanya memberi dampak positif pada pemegang polis, perusahaan asuransi dan mereka yang terlibat didalamnya, tetapi juga memberikan kenikmatan pada seluruh anggota masyarakat. Hal ini dapat dilihat pada dana yang dikumpulkan oleh perusahaan asuransi melalui penarikan premi bagi pemegang polis yang oleh perusahaan asuransi akan di investasikan lebih lanjut di bidang bidang bisnis yang produktif. Investasi tersebut akan sangat berperan dalam meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi yang hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Adapun penelitian ini untuk mengetahui pengaruh anggaran kas terhadap realisasi klaim asuransi PT Takaful, dimana anggaran kas sebagai variabel independen dan realisasi klaim sebagai variabel dependen. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1. Bagaimana anggaran kas di perusahaan asuransi syariah? 2. Bagaimana realisasi klaim di perusahaan asuransi syariah? 3. Bagaimana pengaruh anggaran kas terhadap realisasi klaim di perusahaan asuransi syariah? Metode yang digunakan adalah metode korelasional, yaitu untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian lapangan yaitu data yang dikumpulkan secara langsung dari perusahaan, wawancara kepada PT Asuransi Takaful, data yang telah dikumpulkan tersebut kemudian dihitung dan dianalisis melalui pengujian statistik regresi sederhana. Dari penelitian yang penulis lakukan, maka hasil yang diperoleh adalah anggaran kas mengalami kenaikan dan penurunan di setiap tahunnya, demikian pula halnya dengan realisasi klaim asuransi pada PT Asuransi Takaful mengalami kenaikan dan penurunan setiap tahunnya. Dari hasil pengujian hipotesis yang dilakukan menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara anggaran kas terhadap realisasi klaim asuransi pada PT Asuransi Takaful. Hal ini disebabkan jika anggaran kas meningkat maka realisasi klaim asuransi pun meningkat, demikian pula sebaliknya jika anggaran kas mengalami penurunan maka realisasi klaimnya pun mengalami penurunan. Kata kunci: Anggaran kas dan realisasi klaim

ABSTRACT Nowadays insurance industry has become a business or business interest and have no small role in economic life and in economic development especially in the areas of funding. Development of insurance business is not only a positive impact on policyholders, insurance companies and those involved in it, but it also gives pleasure to all members of society. It can be seen on the funds collected by the insurer through the withdrawal of premiums for the policyholder by the insurance company will invest further in the field in a productive business. Investment will be very instrumental in increasing the rate of economic growth which may be enjoyed by the whole society. The study is to determine the effect of the cash budget realization PT Takaful insurance claims, where the cash budget as independent variables and the realization of the claim as a dependent variable. The purpose of this study was to determine 1. How the cash budget in insurance companies? 2. How the realization of claims in insurance companies? 3. How does a cash budget for the realization of the claims on insurance companies? The method used is the correlation method, namely to determine whether there is a relationship between one variable with another variable. In this study, data collection technique used was the field research data collected directly from the company, interviewing the PT Insurance Takaful, the data collected is then calculated and statistically analyzed by simple regression testing. From the research by the author, the results obtained is the cash budget has increased and decreased in each year, so does the realization of the PT Takaful insurance claims increase and decrease each year. From the results of hypothesis testing is conducted to conclude that there is influence between cash budget for the realization of an insurance claim on the PT Insurance Takaful. This is caused if cash budget increases, the realization of insurance claims has increased, and likewise if the cash budget has decreased the realization of his claim was decrease. Key words: cash budget and the realization of the claim

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI MOTTO KATA PENGANTAR ………………………………………………… ABSTRAK ……………………………………………………………… DAFTAR ISI …………………………………………………………… DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… DAFTAR TABEL ……………………………………………………… DAFTAR GRAFIK ……………………………………………………… BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………… 1.1 Latar Belakang Penelitian ………………………………………… 1.2 Batasan Masalah ………………………………………………… 1.3 Identifikasi Masalah ……………………………………………… 1.4 Tujuan Penelitian ………………………………………………… 1.5 Kegunaan Penelitian ……………………………………………… 1.6 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ……………………………… 1.7 Metode Penelitian ………………………………………………… 1.7.1 Metode Penelitian yang Digunakan ………………………… 1.7.2 Teknik Pengumpulan Data ………………………………… 1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………………… BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………… 2.1 Tinjauan Umum Asuransi Syariah ………………………………… 2.1.1 Pengertian Asuransi Syariah ……………………………… 2.1.2 Prinsip-prinsip Asuransi Syariah ………………………… 2.1.3 Tujuan Asuransi Syariah ………………………………… 2.1.4 Fungsi Asuransi Syariah ………………………………… 2.2 Anggaran Kas ……………………………………………………..... 2.2.1 Pengertian Anggaran ………………………………….......... 2.2.2 Pengertian Kas ……………………………………................ 2.2.3 Pengertian Anggaran kas ……………………………………. 2.2.4 Tujuan Perencanaan dan Pengendalian Uang Kas ……… 2.2.5 Pendekatan dalam Menyusun Anggaran Kas ……………

i iv vi x xi xii 1 1 5 5 5 6 6 9 9 10 11 12 12 12 15 16 18 20 22 23 26 27 28 32

2.2.6 Sumber Kas dan Penggunaan Kas ………………………… 2.2.7 Penyusunan Anggaran Kas ………………………………… 2.3 Klaim ……………………………………………………………… 2.3.1 Pengertian Klaim …………………………………………… 2.3.2 Proses Penyelesaian Klaim ………………………………… 2.4 Pengaruh Anggaran kas terhadap Realisasi Klaim Asuransi pada Perusahaan Asuransi Syariah ……………………………………

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN …………………… 3.1 Objek Penelitian …………………………………………………… 3.2 Metode Penelitian…………………………………………………… 3.2.1 Metode Penelitian yang Digunakan ………………………… 3.2.2 Operasionalisasi Variabel …………………………………… 3.2.3 Teknik Analisis Data …………………………………… 3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ………………………………… BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………… 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ……………………………………… 4.1.1 Sejarah singkat PT Asuransi Takaful ………………………. 4.1.2 Aktivitas Utama PT Asuransi Takaful ……………………… 4.1.3 Struktur Organisasi PT Asuransi Takaful Umum ………… 4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan …………………………………… 4.2.1 Anggaran Kas di PT Asuransi Takaful ……………………… 4.2.2 Realisasi Klaim di PT Asuransi Takaful …………………… 4.3 Pengaruh Anggaran Kas terhadap Realisasi Klaim Asuransi pada Perusahaan Asuransi Syariah ……………………………………… BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………… 5.1 Kesimpulan ………………………………………………………… 5.2 Saran ………………………………………………………………… DAFTAR PUSTAKA KARTU PERKEMBANGAN PENYUSUNAN SKRIPSI LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

34 35 36 36 42

44 44 44 44 45 48 52 54 54 54 57 63 68 68 71 73

81 81 83

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hubungan Unsur-unsur dalam Asuransi ................................................ 14 Gambar 2.2 Skema Arus Fisik dan Arus Kas ............................................................ 30 Gambar 2.3 Proses Klaim Asuransi ......................................................................... 41

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Variabel Independen (X) ........................................................................ 46 Tabel 3.2 Variabel Dependen (Y) ........................................................................... 48 Tabel 4.1 Anggaran Kas, Kenaikan/Penurunan Periode 2006-2010 ....................... 69 Tabel 4.2 Realisasi Klaim, Kenaikan/Penurunan Periode 2006-2010 .................... 71 Tabel 4.3 Anggaran Kas dan Realisasi Klaim ...................................................... 73 Tabel 4.4 Data Pengaruh Anggaran Kas terhadap Realisasi Klaim Asuransi ......... 75

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1

Grafik jumlah Anggaran Kas Pada PT Asuransi Takaful periode 2006-2010 ............................................................................................ 69

Grafik 4.2

Grafik Realisasi Klaim Pada PT Asuransi Takaful periode 2006-2010 ............................................................................................. 72

Grafik 4.3

Grafik Anggaran Kas dan Realisasi Klaim Pada PT Asuransi Takaful periode 2006-2010 ................................................................................ 74

BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Penelitian Dalam industri jasa yang paling banyak diatur lewat regulasi pemerintah

adalah yang bergerak di bidang sektor jasa keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat, seperti pada perbankan dan asuransi. Salah satu yang semakin berkembang

seiring

dengan

meningkatnya

kemakmuran

rakyat

adalah

perkembangan industri asuransi. Dewasa ini industri asuransi telah menjadi suatu bidang usaha atau bisnis yang menarik dan mempunyai peranan yang tidak kecil dalam kehidupan ekonomi maupun dalam pembangunan ekonomi terutama dalam bidang pendanaan. Perkembangan usaha asuransi tidak hanya memberi dampak positif pada pemegang polis, perusahaan asuransi dan mereka yang terlibat didalamnya, tetapi juga memberikan perlindungan pada seluruh anggota masyarakat. Hal ini dapat dilihat pada dana yang dikumpulkan oleh perusahaan asuransi melalui penarikan premi bagi pemegang polis yang oleh perusahaan asuransi akan di investasikan lebih lanjut di bidang bisnis yang produktif. Investasi tersebut akan sangat berperan dalam meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi yang hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Di zaman sekarang asuransi

memegang peranan penting dalam

memberikan kepastian proteksi bagi manusia yang bersifat komersial maupun bukan komersial. Asuransi dapat memberikan proteksi terhadap kesehatan, pendidikan, hari tua, harta benda maupun kematian. Salah satu kebutuhan hidup

yang tak kalah penting di era globalisasi ini adalah kebutuhan akan jasa asuransi. Hal inilah yang mendorong berkembang pesatnya perusahaan asuransi. Banyaknya penduduk yang khawatir akan jaminan keselamatan hidupnya. Seorang manusia di dalam suatu

masyarakat sering menderita suatu

kerugian karena akibat dari suatu peristiwa yang tidak terduga semula, misalnya mendapat kecelakaan dalam perjalanan di darat, di laut atau di udara. Kalau kerugian ini hanya kecil sehingga dapat ditutup dengan uang simpanan, maka kerugian itu tidak begitu terasa. Lain halnya apabila uang simpanan tidak mencukupi untuk kerugian itu, maka orang akan betul-betul menderita. Untuk itulah, jaminan-jaminan perlindungan terhadap keadaan-keadaan tersebut di atas sangat diperlukan oleh setiap masyarakat yang ingin mengantisipasi apabila keadaan di luar dugaan yaitu risiko yang terjadi. Risiko diartikan pula sebagai kerugian yang tidak pasti (uncertainty of financial loss); di dalamnya terdapat dua unsur, yaitu

ketidakpastian dan

kerugian. Karena besarnya resiko ini dapat diukur dengan nilai barang yang mengalami peristiwa di luar kesalahan pemiliknya, resiko ini dapat dialihkan pada perusahaan asuransi kerugian dalam bentuk pembayaran klaim asuransi. Pengalihan resiko ini diimbangi dalam bentuk pembayaran premi pada perusahaan asuransi kerugian (penanggung) setiap bulan atau tahun., tergantung pada perjanjian yang tertuang dalam polis. Manfaat peralihan resiko inilah yang diperoleh konsumen (tertanggung). Kata asuransi dari bahasa Belanda yaitu assurantie, yang dalam hukum Belanda disebut dan verzekering

yang artinya pertanggungan. Dalam bahasa

inggris, asuransi disebut insurance, yang dalam bahasa Indonesia telah menjadi bahasa popular dan diadopsi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dengan padanan kata “pertanggungan”. Banyak definisi tentang asuransi (konvensional), namun definisi asuransi yang baku dapat dilacak dari peraturan perundangundangan dan beberapa buku yang berkaitan dengan asuransi. Asuransi dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Sedangkan secara umum, asuransi syariah dapat diartikan dengan asuransi yang prinsip operasionalnya didasarkan pada syari’at Islam dengan mengacu kepada Al-Qur’an dan Al-Sunnah. Dan definisi asuransi syari'ah menurut Dewan Syariah Nasional adalah usaha untuk saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru' yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko/bahaya tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah. Jadi, sistem asuransi syariah tidak menggunakan pengalihan resiko (risk transfer) di mana tertanggung harus membayar premi, tetapi lebih merupakan pembagian resiko (risk sharing) di mana para peserta saling menanggung. Dan akad yang sesuai dengan syariah artinya

akad yang dilakukan harus terhindar dari riba, gharar dan maisir, di samping itu investasi dana harus pada obyek yang halal. Permasalahan dalam asuransi salah satunya adalah sering terjadinya tuntutan atas keterlambatan realisasi pembayaran klaim pada tertanggung saat menuntut atas klaim yang mereka terima saat suatu kejadian yang merugikan tertanggung terjadi. Dengan itu diharapkan Perusahaan Asuransi syariah dapat meminimalkan resiko yang terjadi pada tertanggung. Oleh karena itu, Perusahaan Asuransi Syariah harus membuat perencanaan yang lebih baik khususnya tentang realisasi klaim dan hal ini dipengaruhi oleh anggaran kas tersedia. Anggaran kas suatu perusahaan, yang merupakan alat bantu manajemen perusahaan dalam memprediksi realisasi klaim yang akan dikeluarkan oleh perusahaan pada suatu periode anggaran. Pada perusahaan asuransi syariah anggaran kasnya terdapat pada dana tabarru. Bagaimana dana tabarru perusahaan asuransi syariah dapat memepengaruhi realisasi klaim asuransi, merupakan masalah yang menarik bagi penulis untuk dijadikan objek penelitian. Berdasarkan uraian pernyataan di atas penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini dalam sebuah judul skripsi “Pengaruh Anggaran Kas Terhadap Realisasi Klaim Asuransi Pada Perusahaan Asuransi Syariah”.

1.2

Batasan Masalah Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah yang menjadi fokus

pembahasan adalah realisasi klaim asuransi dari anggaran kas. Anggaran kas dalam perusahaan asuransi syariah dikatakan sebagai dana tabarru.

1.3

Identifikasi Masalah Berdasarkan pembahasan dari latar belakang masalah di atas, maka penulis

dapat mengidentifikasi masalah-masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 4. Bagaimana anggaran kas di perusahaan asuransi syariah? 5. Bagaimana realisasi klaim di perusahaan asuransi syariah? 6. Apakah terdapat pengaruh anggaran kas terhadap realisasi klaim di perusahaan asuransi syariah?

1.4

Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah

diuraikan, penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui anggaran kas pada perusahaan asuransi syariah 2. Mengetahui realisasi klaim pada perusahaan asuransi syariah 3. Mengetahui apakah terdapat pengaruh anggaran kas terhadap realisasi klaim pada perusahaan asuransi syariah

1.5

Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan baik bagi penulis

sendiri, maupun bagi perusahaan yang diteliti, maupun bagi pihak yang membutuhkannya 1. Bagi penulis, dengan penelitian ini diharapkan dapat member pengetahuan yang lebih luas terutama pengaruh anggaran kas yang diterapkan perusahaan 2. Bagi perusahaan yang diteliti diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menjadi bahan masukan yang bermanfaat mengenai masalah anggaran kas dalam merencanakan dan mengendalikan manajemen kas. 3. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan sebagai informasi yang dapat dipergunakan untuk tambahan pengetahuan dan menjadi bahan referensi, khususnya yang mengkaji topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini.

1.6

Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Anggaran merupakan suatu perencanaan yang disajikan secara kuantitatif.

Biasanya dinyatakan dalam bentuk satuan uang yang disusun dalam suatu periode tertentu. Sedangkan tujuan dasar anggaran adalah menganggarkan kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Seperti pendapat yang dikemukakan oleh Mulyadi dalam bukunya Akuntansi Manajemen (1993:488) sebagai berikut :

Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukur yang lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun. Anggaran yang telah ditetapkan merupakan pedoman bagi perusahaan untuk melakukan aktivitasnya. Oleh karena itu anggaran harus disusun secara hati-hati, terperinci, jelas dan terpadu. Dengan demikian para pelaksananya akan memahami dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan yang telah dianggarkan. Setelah tahun anggaran berakhir, perusahaan mengadakan evaluasi, yaitu dengan cara membandingkan antara realisasi dengan anggaran yang telah ditetapkan. Salah satu jenis anggaran tersebut adalah anggaran kas. Menurut Abubakar Arif dan Wibowo (2004:20) menyatakan pengertian kas sebagai berikut : “Kas adalah asset yang paling lancar (likuid) yang setiap saat dapat digunakan untuk keperluan perusahaan tanpa adanya pembatasan-pembatasan. Kas mempunyai kedudukan sentral dalam usaha menjaga kelancaran operasi perusahaan. Jumlah kas yang memadai sangatlah penting bagi kelancaran usaha sehari-hari maupun bagi keperluan menunjang pelaksanaan keputusankeputusan

strategis

berjangka

panjang,

seperti

usaha

penelitian

dan

pengembangan, usaha perluasan kapasitas dan sebagainya. Pada perusahaan

asuransi syariah anggaran kas terdapat dalam dana tabbaru yang didapatkan dari peserta asuransi. Tabarru berasal dari kata tabarra’a- yatabarra’u, artinya sumbangan, hibah, dana kebajikan, atau derma. Tabarru merupakan pemberian sukarela seseorang kepada orang lain, tanpa ganti rugi, yang mengakibatkan berpindahnya kepemilikan harta itu dari pemberi kepada orang yang diberi. Menurut Ir. Muhammad Syakir Sula,AAIJ,FIIS dalam bukunya “Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem Operasional” Dana tabarru adalah pemberian sukarela seseorang kepada orang

lain tanpa ganti rugi, yang mengakibatkan

berpindahnya kepemilikan harta itu dari pemberi kepada orang yang diberi. Perusahaan yang bergerak dalam bidang asuransi membutuhkan anggaran kas untuk menghitung klaim asuransi yang mungkin terjadi pada tahun-tahun mendatang. Pada perusahaan asuransi syariah untuk membayar klaim kepada tertanggung menggunakan dana tabarru. Menurut PSAK No. 28 klaim adalah sebagai berikut : Klaim adalah ganti rugi yang dibayarkan atas yang menjadi kewajiban kepada tertanggung atau perusahaan asuransi sehubungan dengan telah terjadinya kerugian.

Biaya klaim yang terjadi diakui dan dicatat bersamaan dengan timbulnya kewajiban kepada tertanggung atau perusahaan asuransi yaitu pada periode tercapainya persetujuan ganti rugi kepada tertanggung. Sedangkan biaya klaim lainnya diakui dan dicatat pada saat dikeluarkannya biaya tersebut dan diperlukan sebagai bagian dari klaim. Dalam hal ganti rugi belum dapat ditentukan secara pasti, maka pengakuan biaya klaim adalah sebesar kewajiban yang di perlukan (estimasi). Adapun apabila terjadi perubahan jumlah estimasi kewajiban klaim, adalah sebagai akibat penelaahan lebih lanjut. Dan perbedaan antara jumlah estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadi perubahan. Oleh karena itu dana tabarru sangat penting bagi perusahaan yang bergerak di bidang asuransi kerugian, untuk menilai estimasi klaim dan klaim yang harus dibayarkan kepada tertanggung tepat pada waktu. Berdasarkan uraian di atas dapat diambil hipotesis sementara dalam penelitian ini adalah : Anggaran Kas Berpengaruh terhadap Realisasi Klaim Asuransi pada Perusahaan Asuransi Syariah.

1.7

Metode Penelitian

1.7.1

Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian menyangkut prosedur dan teknik yang harus dilakukan

dalam suatu penelitian. Metode penelitian memberikan pedoman mengenai

langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian untuk memecahkan masalah yang diteliti. Dalam menyusun skripsi ini, metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode korelasional dan metode regresi linier sederhana. Metode korelasional menurut Nurindrianto dan Bambang Supomo dalam buku Metode Penelitian Untuk Akuntansi dan Bisnis (1999:27) adalah : Metode korelasional merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan korelasional antara dua variabel atau lebih. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan ada tidaknya korelasi antar variabel. Uji statistik yang digunakan peneliti adalah regresi linier sederhana. Analisis regresi sederhana adalah analisis yang digunakan untuk sebuah variabel independen dan sebuah variabel dependen. Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh anggaran kas terhadap realisasi klaim.

1.7.2

Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah langkah penting dalam suatu penelitian

yang merupakan prosedur dan yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan sebagai berikut :

1. Kepustakaan Dalam penelitian kepustakaan, penyusun mengumpulkan data dengan mempelajari buku-buku, literatur, referensi, peraturan-peraturan, dan sumber lain yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas. 2. Dokumen Metode pengumpulan data dengan cara meneliti, menyelidiki data-data tertulis seperti buku, majalah, dokumen, notilen rapat, catatan harian dan sebagainya. 3. Wawancara Mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang ada dalam perusahaan yang mempunyai wewenang untuk memberikan informasi yang berhubungan dengan data yang diperlukan.

1.8

Lokasi dan Waktu Penelitian Penulis melakukan penelitian pada Perusahaan Asuransi Takaful yang

bertempat di Jl. Dalem Kaum No. 130 Bandung.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1

Tinjauan Umum Asuransi Syariah

2.1.1

Pengertian Asuransi Syariah Pada hakikatnya asuransi adalah suatu ikhtiar dalam upaya mengatasi

“risiko” yang mungkin terjadi. Dalam kehidupan ini, manusia akan senantiasa dihadapkan pada berbagai risiko, baik risiko yang bersifat material maupun risiko yang bersifat spiritual. Biasanya, risiko yang banyak dihadapi dan adakalanya sulit di atasi adalah risiko yang bersifat material, terutama ketika kuantitas risiko yang mesti ditanggung itu di luar kemampuannya. Risiko yang di luar batas kemampuan inilah yang ditanggungkan pada asuransi. Menurut Drs. Yadi Janwari, M.Ag dalam bukunya yang berjudul “Asuransi Syariah” didefinisikan sebagai berikut : Asuransi

syariah

adalah

asuransi

yang

prinsip

operasionalnya didasarkan pada syari’at Islam dengan mengacu kepada al-Qur’an dan al-Sunnah. (Drs. Yadi Janwari, M.Ag, 2005, hal 5) Sedangkan menurut Fatwa Dewan Asuransi Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) Fatwa DSN No.21/DSN-MUI/X/2001 tentang

Pedoman Umum Asuransi Syariah bagian pertama mendefinisikan sebagai berikut: Asuransi Syariah (ta’min, takaful’ atau tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk mengehadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah. Dari kedua pengertian tersebut dapat dipahami bahwa dalam asuransi terdapat lima unsur yang mesti ada. Pertama, perjanjian yang mendasari terbentuknya perikatan antara dua pihak yang sekaligus terjadinya hubungan keperdataan (mu’amalah). Kedua, premi berupa sejumlah uang yang sanggup dibayarkan oleh tertanggung kepada penanggung. Ketiga, adanya ganti rugi dari penanggung kepada tertanggung jika terjadi klaim atau masa perjanjian selesai. Keempat, adanya suatu peristiwa yang tidak tertentu yang adanya suatu risiko yang memungkinkan datang atau tidak ada risiko. Kelima, pihak-pihak yang membuat perjanjian, yakni penanggung dan tertanggung.

Gambar 2.1 Hubungan Unsur-Unsur dalam Asuransi Tertanggung

Penanggung

Perjanjian

Peristiwa Tidak Terduga

Pembayaran Premi

Pembayaran Ganti Rugi

Sumber : Drs. Yadi Janwari, M.Ag, Asuransi Syariah, 2005, hal 3

Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa yang terdapat dalam asuransi itu, satu dengan yang lainnya memiliki hubungan, baik hubungan struktural maupun hubungan fungsional. Antara unsur penanggung dengan tertanggung keduanya memiliki hubungan struktural, sedangkan kedua unsur tersebut memiliki hubungan fungsional dengan unsur-unsur lain, yaitu pembayaran premi, pembayaran ganti rugi, dan peristiwa tidak terduga.

2.1.2

Prinsip-prinsip Asuransi Syariah Asuransi Syariah memiliki prinsip-prinsip antara lain :

1. Saling Membantu dan Bekerjasama

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. AlMaidah:2)

“Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama ia menolong sesamanya.” (HR. Abu Daud) “Barang siapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi kebutuhannya.” (HR. Bukhari, Muslim dan Abu Daud)

2.

Saling melindungi dari berbagai macam kesusahan dan kesulitan. Seperti membiarkan uang menganggur dan tidak berputar dalam transaksi yang bermanfaat bagi masyarakat umum. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu” (QS. 4 :29)

3. Saling bertanggung jawab

4.

Menghindari unsur gharar, maysir dan riba Islam menekankan aspek keadilan, suka sama suka dan kebersamaan menghadapi resiko dalam setiap usaha dan investasi yang dirintis. Aspek inilah yang menjadi

tawaran konsep untuk menggantikan gharar, maysir dan riba yang selama ini terjadi di lembaga konvensional.

2.1.3

Tujuan Asuransi Syariah

Menurut Drs. Yadi Janwari, M.Ag dalam bukunya “asuransi syariah” menyatakan bahwa yang menjadi tujuan dari pendirian asuransi syariah khususnya di Indonesia adalah :

1. Menjaga konsistensi pelaksanaan syariah di bidang keuangan.

2. Antisipasi terhadap makin meningkatnya kemakmuran bangsa.

3. Turut meningkatkan kesadaran berasuransi masyarakat.

4. Menumbuhkan kemampuan umat Islam di bidang pengelolaan industri asuransi.

Dalam tujuan pertama, menjaga konsistensi pelaksanaan syariah di bidang keuangan, mengandung pengertian bahwa pendirian asuransi sayriah itu merupakan wujud implementasi dari nilai-nilai syariah yang terkandung dalam alQur’an dan al-Sunnah. Sebagaiman diketahui bahwa dalam asuransi konvensional disinyalir mengandung unsur gharar, maysir, dan riba. Oleh karena itu, kehadiran asuransi syariah bisa dijadikan sebagai satu bentuk lembaga keuangan syariah yang terlepas dari ketiga unsur yang diharamkan tersebut.

Pada tujuan yang kedua, upaya antisipasi terhadap makin meningkatnya kemakmuran bangsa, mengandung arti bahwa dalam masyarakat bangsa yang telah maju, karakter individualistik lebih menonjol dibandingkan dengan karakter kolektifistik. Oleh karena itu, pada masyarakat maju hubungan antar individu dibangun di atas pertimbangan nasional atau bahkan alasan pertukaran keuntungan yang akan diterima dari pihak lain. Atas dasar pertimbangan itu, maka kehadiran asuransi syariah dimaksudkan untuk mempererat hubungan antar individu dalam menyikapi musibah atau bencana yang menimpanya dengan hubungan yang formal, tetapi tetap merealisir kemaslahatan bersama.

Tujuan ketiga dari didirikannya asuransi syariah adalah untuk ikut serta dalam meningkatkan kesadaran berasuransi masyarakat, khususnya umat Islam. Dengan demikian, kehadiran asuransi syariah diharapkan dapat merekrut umat Islam yang ragu akan keabsahan asuransi konvensional dan juga dapat merekrut masyarakat yang lainnya. Sehingga pada gilirannya, keterlibatan masyarakat terhadap dunia asuransi semakin hari semakin meningkat.

Sedangkan tujuan yang terakhir dari didirikannya asuransi syariah adalah untuk menumbuhkan kemampuan umat Islam di bidang pengelolaan industry asuransi. Hal ini berarti bahwa industri asuransi yang selama ini ada bukan milik umat Islam atau orang-orang tertentu sebagai representasi dari sebagian umat Islam. Oleh karena itu, kehadiran asuransi syariah ini diharapkan bisa menjadi satu peluang bagi umat Islam Indonesia dalam melibatkan dirinya secara langsung

untuk mengelola dan mengembangkan industri asuransi yang terlepas dari unsurunsur yang tidak dibenarkan oleh Islam.

Secara khusus tujuan bagi para peserta asuransi, Hamzah Ya’qub (1984:293) dalam bukunya yang berjudul “Kode Etik Dagang dalam Islam” menyebutkan dua tujuan utama dari asuransi, yaitu :

1. Untuk menjaga agar suatu usaha tidak mengalami atau menderita kerugian

2. Untuk memberi ganti rugi kepada pihak yang bersangkutan, yakni nasabah yang mengalami kerugian.

2.1.4

Fungsi Asuransi Syariah

Fungsi yang dikedepankan oleh asuransi syariah bisa dilihat dari beberapa perspektif, yaitu fungsi dari segi pelaksanaan syariat Islam, fungsi dari segi pembangunan nasional, dan fungsi dari segi pengelolaan dan pendayagunaan ekonomi umat.

Pada fungsi asuransi syariah yang pertama mengandung makna bahwa asuransi syariah merupakan realisasi dari ketentuan-ketentuan yang ada dalam syariat Islam itu sendiri. Hal ini berarti bahwa prinsip operasional yang digunakan asuransi sayriah mengacu kepada syariat Islam, bukan pada sistem ekonomi kapitalis atau sistem ekonomi lain yang selama ini menjadi dasar pijakan asuransi konvensional. Prinsip operasional asuransi syariah mengacu kepada al-Qur’an dan

al-Sunnah serta pendapat para fuqaha. Di dalam syariat Islam, khususnya alQur’an dan al-Sunnah, terkandung substansi anjuran tentang sikap saling melindungi antar sesama manusia, sikap saling tolong menolong, berlomba-lomba dalam kebajikan dan hidup kerjasama.

Selain dilihat dari segi pelaksanaan syariat Islam, fungsi asuransi syariah juga bisa dilihat dari segi pembangunan nasional. Pembangunan nasional yang tengah digalakan adalah bagaimana bisa mensejahterakan dan menentramkan kehidupan

rakyat.

Kehadiran

asuransi

syariah

memiliki

fungsi

untuk

mensejahterakan dan menentramkan kehidupan rakyat ketika tertimpa musibah atau bencana.

Fungsi ketiga asuransi syariah dapat dilihat pula dari segi pengelolaan dan pendayagunaan ekonomi umat. Diakui oleh semua pihak bahwa potensi umat islam, khususnya di Indonesia sangat-sangat luar biasa. Dalam beberapa tahun yang lalu, potensi tersebut belum dikelola dan didayagunakan secara maksimal. Potensi ekonomi umat Islam dilakukan secara parsial dan tidak terlembagakan secara formal. Akibatnya, potensi ekonomi umat Islam itu tidak membawa kemaslahatan bagi umat Islam khususnya dan umat manusia pada umumnya.

Kehadiran asuransi syariah sebagai sebuah lembaga keuangan syariah tampaknya bisa lebih mengelola dan mendayagunakan potensi ekonomi umat Islam itu secara maksimal. Keterlibatan masyarakat menjadi peserta asuransi dengan membayar sejumlah premi akan mengakibatkan terkumpulnya sejumlah

dana yang bisa dijadikan sebagai modal usaha. Bila modal itu diinvestasikan kepada bank syariah, maka akan memperkokoh permodalan yang dimiliki oleh perbankan syariah. Bila modal itu secara langsung diinvestasikan kepada masyarakat, maka akan memperluas kesempatan usaha bagi masyarakat. Dengan kata lain, asuransi syariah bisa menjadi mitra usaha bank syariah dan masyarakat sekaligus.

Dengan fungsi asuransi syariah di atas, maka pada gilirannya akan semakin terealisir nilai ta’awun (tolong menolong) di kalangan umat Islam khususnya para peserta asuransi syariah. Selain itu, lembaga-lembaga keuangan syariah sebagai media pengembangan ekonomi umat akan semakin subur, sebab kendala utama dalam pengembangan ekonomi syariah yakni masalah permodalan dapat diantisipasi dengan cara mentransfer premi yang terkumpul di asuransi syariah ke lembaga-lembaga ekonomi syariah itu. Bahkan, pada tingkat tertentu, potensi ekonomi yang dimiliki umat akan terberdaya lagi secara maksimal.

2.2

Anggaran kas

Asset dalam suatu perusahaan yang berwujud kas merupakan suatu variabel yang sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan. Uang kas ini menduduki posisi sentral, karena seluruh kegiatan yang ada di dalam perusahaan akan terkait dengan uang kas. Kekacauan di dalam mengelola kas perusahaan ini akan dapat berakibat terhadap terjadinya kekacauan pelaksanaan kegiatan di dalam perusahaan yang bersangkutan. Pengaturan uang kas yang baik akan dapat

menunjang pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan, sehingga dengan pengaturan kas yang baik ini diharapkan kegiatan dalam perusahaan yang bersangkutan dapat dilaksanakan dengan baik pula. Pengaturan kas perusahaan ini akan meliputi rencana pemasukan atau penerimaan kas dalam perusahaan, rencana pengeluaran kas perusahaan serta rencana besarnya saldo kas dari waktu ke waktu. Besarnya saldo kas ini tentunya akan dipengaruhi oleh rencana penerimaan dan pengeluaran yang akan dilakukan pada suatu periode dan kemudian ditentukan besarnya saldo yang memadai untuk menunjang kegiatan yang direncanakan tersebut. Saldo kas yang terlalu besar di dalam perusahaan bukan merupakan hal yang menguntungkan, karena sebenarnya dengan adanya saldo kas yang terlalu besar ini merupakan indikator bahwa penggunaan kas perusahaan kurang efisien. Sebaliknya penyediaan dana dalam bentuk saldo kas yang terlalu kecil juga akan membahayakan perusahaan tersebut, karena dengan saldo yang terlalu kecil ini besar kemungkinan perusahaan tersebut tidak dapat melakukan pembayaran yang menjadi kewajibannya. Dengan demikian maka besarnya saldo kas ini tentunya akan dikaitkan dengan rencana penerimaan dan pengeluaran kas yang akan dilakukan perusahaan untuk menunjang seluruh kegiatan yang telah direncanakan. Penerimaan kas dan pengeluaran kas dalam perusahaan merupakan unsur pokok di dalam pengaturan kas perusahaan. Oleh karena hal tersebut maka titik berat pembicaraan di dalam Anggaran kas ini adalah rencana penerimaan kas dan rencana pengeluaran kas yang akan dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan di dalam suatu periode tertentu. Dengan pengaturan penerimaan kas dan

pengeluaran kas yang serasi, maka perusahaan yang bersangkutan tidak akan menemui kesulitan di dalam pengelolaan kas perusahaan. Di dalam keadaan terpaksa dengan mempertimbangkan faktor-faktor tertentu (misalnya kesulitan penerimaan kas dari kegiatan operasional pada periode tertentu, besarnya biaya bunga pinjaman, efisiensi penggunaan dana, terdapatnya pengeluaran perusahaan yang tidak dapat ditunda dan lain sebagainya) manajemen perusahaan dapat menggali sumber penerimaan kas yang lain yaitu mencari pinjaman dari lembaga keuangan yang dapat diajak kerja sama dengan perusahaan tersebut. 2.2.1

Pengertian Anggaran Anggaran merupakan suatu alat untuk perencanaan dan pengawasan

operasi keuntungan dalam suatu organisasi laba dimana tingkat formalitas suatu budget tergantung besar kecilnya organisasi. Untuk melaksanakan tugas di atas, tentu saja diperlukan rencana yang matang. Dengan demikian dari gambaran tersebut dapat terasa pentingnya suatu perencanaan dan pengawasan yang baik hanya dapat diperoleh manajemen dengan mempelajari, menganalisa dan mempertimbangkan dengan seksama kemungkinan-kemungkinan, alternatifalternatif dan konsekuensi yang ada sehingga dapat didefinisikan sebagai berikut: Menurut Drs. M. Munandar, (1985 : hal 1) dalam bukunya yang berjudul “Budgeting” disebutkan pengertian anggaran yaitu: “Budget (anggaran) ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan. Yang

dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.” Sedangkan Menurut Y. Supriyanto, (1985:227), pengertian anggaran yaitu: “Budgeting (anggaran) menunjukkan suatu proses, sejak dari tahap persiapan yang diperlukan sebelum dimulainya penyusunan rencana, pengumpulan berbagai data dan informasi yang diperlukan. Pembagian tugas perencanaan, penyusunan rencana itu sendiri, implementasi dari rencana tersebut, sampai pada akhirnya tahap pengawasan dan evaluasi dari hasil-hasil pelaksanaan rencana.”

2.2.2

Pengertian Kas Kas didefinisikan sebagai alat pembayaran yang siap dan bebas

dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Untuk lebih jelasnya berikut diuraikan beberapa definisi kas dan setara kas. Menurut Munawir (1983:14), pengertian kas adalah sebagai berikut: “Kas merupakan uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan, termasuk dalam pengertian kas adalah cek yang diterima dari para pelanggan dan simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau demand deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali (dengan menggunakan cek atau bilyet)”.

Pendapat lainnya juga hampir sama di kemukakan oleh: Theodarus M. Tuanakotta, AK, (1982:150) dalam bukunya Auditing Petunjuk Pemeriksaan Akuntan Publik, yaitu: “Kas dan bank meliputi uang tunai dan simpanan-simpanan di bank yang langsung dapat diuangkan pada setiap saat tanpa mengurangi nilai simpanan tersebut. Kas dapat terdiri dari kas kecil atau dana-dana kas lainnya seperti penerimaan uang tunai dan cekcek (yang bukan mundur) untuk disetor ke bank keesokan harinya”. Kas dan setara kas menurut PSAK No.2 (IAI:2009 :22) ”Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat liquid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan sebagai kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapai risiko perubahan nilai yang signifikan”. Kas merupakan komponen aktiva (asset) lancar yang paling likuid di dalam neraca, karena kas sering mengalami mutasi atau perpindahan dan hampir semua transaksi yang terjadi dalam perusahaan akan mempengaruhi posisi kas. Dalam Standar Akuntansi Keuangan (IAI) 2009 : 1.7), Aset lancar dijelaskan bahwa suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika aset tersebut : 1.

Diperkirakan akan direalisasikan atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaaan.

2.

Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan kan direalisasikan dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan dari tanggal neraca.

3.

Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi

Dari definisi kas dan setara di atas dapat disimpulkan bahwa: 1.

Kas dan setara kas bukan hanya yang ada di perusahaan, tetapi juga saldo rekening giro di bank yang penggunaannya tidak dibatasi dan surat-surat berharga yang dapat ditarik dengan segera menjadi kas sehingga risikonya kecil akibat pengaruh terjadinya perubahan nilai dari perubahan tingkat suku bunga.

2.

Umumnya kas dan setara digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan, sehingga kas dan setara kas secara langsung atau tidak langsung hampir mempengaruhi semua transaksi bisnis perusahaan.

3.

Perkiraan kas dan setara kas di Neraca disajikan pada urutan pertama golongan aktiva lancar karena merupakan aktiva yang paling likuid. Dari pendapat-pendapat tersebut diatas dapatlah di tarik kesimpulan bahwa

kas adalah seluruh uang tunai dan bentuk-bentuk lainnya yang dapat diuangkan setiap saat apabila perusahaan membutuhkan.

2.2.3

Pengertian Anggaran Kas Anggaran kas merupakan suatu cara yang efektif dalam merencanakan dan

mengendalikan arus kas, menilai kas yang dibutuhkan dan menggunakan kelebihan kas yang ada secara efektif pula. Anggaran kas merupakan alat utama untuk membuat estimasi keuangan jangka pendek. Tujuan utama di dalam penyusunan anggaran kas adalah untuk merencanakan atau menentukan kegiatan operasional perusahaan sebagai dasar untuk menentukan optimalisasi kas dimasa yang akan datang Optimalisasi kas merupakan usaha perusahaan, dimana kas yang ada di dalam perusahaan harus tetap dijaga agar jangan sampai kas tersebut mengalami kelebihan atau kekurangan dalam melakukan aktivitas perusahaan. Kas harus disediakan dalam jumlah dan batas-batas yang telah ditentukan Menurut M. Munandar (1985:311), Anggaran kas adalah: “Anggaran kas adalah budget yang merencanakan secara lebih terinci tentang semua jumlah kas beserta perubahanperubahannya dari waktu ke waktu selama periode tertentu dimasa yang akan datang, baik perubahan yang berupa penerimaan kas maupun yang berupa pengeluaran kas”. Sedangkan Hecket, Wilson dan Campbell, (1981:402) dalam bukunya Controllership, tugasnya Akuntan Manajemen, menyatakan definisi dari anggaran kas adalah:

“Anggaran kas adalah merupakan program penjualan dan biaya yang terkoordinasi serta terkorelasikan dengan perubahan-perubahan neraca, penjualan serta pengeluaran yang diperkirakan.” 2.2.4

Tujuan Perencanaan dan Pengendalian Uang Kas Dengan menyusun anggaran kas, perusahaan akan mampu untuk :

a)

Menentukan

posisi

kas

pada

berbagai

waktu,

yaitu

dengan

memperbandingkan uang kas masuk dengan uang kas keluar. Sehingga saldo kas pada akhir suatu periode akan sama dengan saldo kas awal ditambah penerimaan-penerimaan kas pada suatu periode dan dikurangi pengeluaran-pengeluaran kas pada waktu yang sama. b) Memperkirakan kemungkinan terjadinya defisit atau surplus. Defisit terjadi bilamana pemasukan ditambah saldo awal ternyata lebih kecil dari kebutuhan pengeluaran yang harus dibayar. Sebaliknya surplus akan terjadi bilamana pemasukan melebihi pengeluaran, sehingga jumlah saldo kas akhir periode mengalami peningkatan, terhadap kemungkinan inilah perusahaan perlu lebih waspada. c) Mempersiapkan keputusan pembelanjaan berjangka pendek atau berjangka panjang. Dengan terjadinya defisit kas perusahaan perlu mencari dana tambahan dari sumber yang paling menguntungkan. Sebaliknya dengan adanya surplus yang diketahui lama sebelumnya, dapat dipersiapkan pemilihan alternatif penggunaan yang paling menguntungkan.

d) Menggunakannya sebagai dasar kebijaksanaan pemberian kredit. Besar kecilnya kas yang tersedia juga menunjukkan kemampuan perusahaan membelanjakan modal kerjanya. Kemampuan pembelanjaan modal kerja ini pada gilirannya juga merupakan dasar bagi perusahaan untuk menggunakan kebijakan kredit sebagai upaya meningkatkan volume penjualan. e) Menggunakannya sebagai dasar otorisasi dana anggaran yang disediakan. Sesuatu jenis biaya yang sudah dianggarkan perlu diatur penggunaannya lewat mekanisme otorisasi pengeluaran kas. Dengan demikian plafon anggaran tidak akan terlampaui dan sekaligus disesuaikan dengan keadaan likuiditas perusahaan. f) Anggaran kas yang sudah ada juga berfungsi sebagai dasar penilaian terhadap realisasi pengeluaran kas yang sebenarnya. Dengan demikian varian dalam arus kas masuk maupun kas keluar dapat diketahui yang menjadi penyebabnya.

2.2.5

Pendekatan dalam menyusun anggaran kas Ada dua macam anggaran kas yang diperlukan oleh perusahaan, yakni :

a) Anggaran kas jangka pendek yang merupakan alat operasional pengendalian kas sehari-hari. Jangka waktunya disesuaikan dengan anggaran tahunan. Anggaran kas seperti ini terutama berfungsi sebagai alat pemberian otorisasi kas ke luar yang secara terus-menerus disesuaikan dengan arus kas masuk dan situasi keuangan pada umumnya.

b) Anggaran kas jangka panjang meliputi jangka waktu lima sampa sepuluh tahun. Bilamana perusahaan menyusun Corporate plan, makan jangka waktu anggaran kas jenis ini disesuaikan dengan waktu yang tercakup di dalam Corporate Plan tersebut. Kegunaannya yang terutama adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan menambah dana dari sumber-sumber intern dan sekaligus memperkirakan saldo kas pada akhir tahun setiap anggaran. Anggaran Kas Jangka Pendek Anggaran kas jangka pendek disusun dengan cara menelusuri jejak berbagai kegiatan yang mengakibatkan terjadinya arus fisik masuk dan arus fisik keluar. Arus balik dari jejak berbagai arus fisik masuk akan mengakibatkan terjadinya arus kas keluar. Sebaliknya arus balik dari jejak berbagai arus fisik ke luar akan mengakibatkan terjadinya arus kas masuk. Skema berikut akan memberikan gambaran secara jelas adanya berbagai arus masuk dan arus ke luar di atas.

Gambar 2.2 Skema arus fisik dan arus kas

Material dan bahan lain

Tenaga kerja

Proses produksi barang atau jasa

Pembeli produk

Berbagai aktiva tetap Material dan bahan lain

Kreditur

Material dan bahan lain Jasa lain yang digunakan Material dan bahan lain Material dan bahan lain

Pemilik kreditur

Pemerintah

Sumber: Gunawan Adisaputro, SE, MBA Anggaran Perusahaan 2, 1998, hal 5

Dari skema di atas terlihat adanya empat pihak yang sekaligus menjadi penyalur dana dan penerimaan dana. Mereka itu adalah : 1) Perusahaan : yang melaksanakan proses produksi barang/jasa sebagai pihak pertama dan pengambil inisiatif atas terjadinya keseluruhan arus kas dan arus fisik dalam keseluruhan sistem itu. 2) Para rekanan/ pemilik faktor produksi : yang bergerak dalam pasaran faktor produksi yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk digunakan dalam proses produksinya.

3) Konsumen/ pembeli produk perusahaan : yang membutuhkan produk perusahaan untuk dikonsumsikan sendiri atau dijualnya kembali. 4) Pemilik dana/ pemerintah : sebagai pihak yang mempercayakan modalnya untuk digunakan oleh perusahaan Di antara keempat pihak yang membentuk sistem itu terjadilah arus fisik maupun arus kas yang merupakan arus masuk maupun arus ke luar di antara mereka satu sama lain. Anggaran Kas Jangka Panjang Bila anggaran kas jangka pendek disusun dengan cara menelusuri jejak arus fisik masuk dan arus fisik keluar, maka anggaran kas jangka panjang disusun dengan cara membandingkan neraca yang disusun antara dua periode anggaran dan. perhitungan rugi laba perusahaan yang terjadi selama periode antara kedua neraca itu. Sesuai konsep neraca yang paling awal yang menyatakan bahwa neraca selalu seimbang, jumlah kekayaan perusahaan sama dengan jumlah modal yang dimiliki ditambah hutang-hutangnya. Selama satu tahun usaha maka terjadi transaksi berikut ini : a) Perusahaan memperoleh laba dan memakai sebagian dari laba ini. b) Perusahaan memperoleh hutang lancar baru. c) Perusahaan menambah hutang jangka panjang. d) Perusahaan menambah setoran modalnya.

e) Perusahaan mengurangi sebagian dari aktiva lancar non-kas (seperti piutang dan persediaan). f) Perusahaan menjual sebagian dar aktiva tetapnya.

Dengan transaksi-transaksi di atas maka akibat yang terjadi adalah : a) Meningkatnya jumlah modal dan hutang-hutang perusahaan. b) Menurunnya jumlah aktiva non kas dan aktiva tetap yang dimiliki. c) Meningkatnya jumlah seluruh kekayaan perusahaan yang tercermin dalam meningkatnya jumlah uang kas.

2.2.6

Sumber Kas dan Penggunaan Kas Sumber kas masuk yang utama adalah :

1. Hasil penjualan produk secara tunai. 2. Hasil menagih piutang dagang. 3. Pendapatan lain seperti bunga dari Bank, jasa giro, dividen. 4. Adanya pengurangan pada aktiva tetap, seperti menjual aktiva yang tak terpakai. 5. Adanya penerimaan yang bukan penghasilan, seperti kredit dari Bank, penjualan obligasi, dan lain-lain hutang jangka pendek. 6. Penambahan modal sendiri oleh pemilik.

Penggunaan kas ke luar yang utama adalah : 1. Berbagai pembayaran untuk keperluan operasi perusahaan sehari-hari seperti membeli material/ bahan baku, membayar gaji dan upah tenaga kerja, berbagai biaya yang termasuk sebagai biaya overhead pabrik (kecuali depresiasi/ amortisasi yang tak membutuhkan kas), biaya-biaya penjualan dan biaya administrasi. 2. Pembayaran para kreditur, baik berupa bunga maupun angsurannya. 3. Penambahan berbagai aktiva tetap seperti pembelian aktiva tetap. 4. Pembayaran pada pemilik modal, seperti pembayaran deviden atau pengembalian modal. 5. Pembayaran pada pemerintah seperti membayar pajak, cukai, materai, restitusi, Ipeda dan lain-lain. Saldo kas pada akhir suatu periode (bulanan/ triwulan/ tahunan) akan sama dengan saldo kas awal ditambah seluruh penerimaan dikurangi seluruh pengeluaran yang terjadi pada periode bersangkutan. Bilamana penerimaan melebihi pengeluarannya, maka saldo kas akhir akan meningkat. Sebaliknya bila pengeluarannya melebihi penerimaan, maka saldo kas akhir menurun, bahkan mungkin terjadi defisit kas.

2.2.7

Penyusunan Anggaran Kas Anggaran kas disusun berdasarkan anggaran-anggaran lain yang telah

disusun terlebih dahulu. Penyusunan anggaran kas biasanya dilakukan dalam beberapa tahap. Secara garis besarnya dijelaskan sebagai berikut : 1. Menyusun estimasi penerimaan kas (cash inflow) menurut rencana operasional perusahaan secara terperinci. 2. Menyusun estimasi pengeluaran kas (cash outflow) secara terperinci. 3. Menggabungkan kedua estimasi tersebut dalm bentuk arus kas (cash flow) sehingga dapat diketahui adanya defisit atau surflus karena rencana operasi perusahaan. 4. Jika terjadi defisit atau saldo akhir dalam arus kas lebih rendah daripada persediaan kas yang ditetapkan perusahaan ( jika perusahaan menetapkan persediaan kas minimal yang harus ada dalam perusahaan ), maka perusahaan perlu menyusun estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumbersumber lainnya untuk menutupi defisit kas tersebut, beserta waktu pembayaran kembali. 5. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran adanya transaksi finansial. Anggaran kas yang final ini merupakan gabungan dari transaksi operasional dan transaksi finansial yang menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas secara keseluruhan. Bentuk anggaran kas bagi setiap perusahaan tidak mutlak sama, tetapi disesuaikan dengan kondisi masing-masing perusahaan. Secara umum yang harus diperhatikan dalam penyusunan anggaran kas adalah bahwa anggaran kas harus

dapat memberikan gambaran yang mudah dimengerti mengenai pola cash in flow dan cash outflow oleh pihak yang berkepentingan.

2.3

Klaim Kontrak asuransi adalah kontrak yang mana satu pihak (insurer) menerima

risiko asuransi signifikan dari pihak lain (pemegang polis) dengan menyetujui untuk mengkompensasi pemegang polis jika kejadian masa depan tidak pasti spesifik (kejadian yang diasuransikan) secara buruk mempengaruhi pemegang polis. Klaim (Claim) berfungsi melakukan verifikasi berkas klaim peserta untuk memenuhi perjanjian kontrak apakah klaim tersebut layak bayar atau tidak. Klaim yang diajukan oleh tiap peserta meliputi beragam dokumentasi yang diverifikasi diantaranya adalah: Dokumen klaim, polis masih dalam kondisi in force, Peristiwa yang masih dalam kontrak, peristiwa kerugian tidak dalam pengecualian polis. Dokumen klaim yang diajukan peserta kepada pihak perusahaan harus secara lengkap, menyangkut semua informasi mengenai peristiwa yang menyebabkan peserta mengalami kerugian dan besarnya nominal kerugian yang dialami.

2.3.1

Pengertian Klaim Klaim adalah tuntutan kerugian dari pihak tertanggung kepada perusahaan

asuransi sehubungan dengan tanggung jawab perusahaan asuransi untuk mengganti kerugian yang diderita tertanggung atas suatu kejadian. Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa klaim merupakan tuntutan pembayaran dari tertanggung yang akan mendapatkan penggantian suatu kerugian kepada perusahaan asuransi yang mungkin diderita dari suatu peristiwa yang semula belum dapat ditentukan kapan akan terjadi. Jumlah pertanggungan pada dasarnya merupakan batas tanggung jawab perusahaan asuransi, karena itu harus ditetapkan nilai penggantian.

2.3.2

Proses Penyelesaian Klaim Bilamana terjadi sesuatu peristiwa yang mungkin dapat menimbulkan

kerusakan pada benda yang dipertanggungkan, makan tertanggung harus melakukan segala upaya agar kerusakan tidak sampai terjadi pada benda-benda yang dipertanggungkan itu. Tertanggung harus bertindak seakan-akan benda tersebut diatas dicantumkan segara tegas dalam polis maupun tidak dicantumkan di dalam polis. Setelah terjadi suatu kecelakaan pada benda yang dipertanggungkan, tindakan yang pertama-tama harus dilakukan oleh tertanggung adalah menjaga dan mengambil langkah agar benda yang mengalami kerusakan tidak bertambah

rusak. Selanjutnya adalah segera memberitahu perusahaan asuransi, sehingga perusahaan asuransi dapat segera mengadakan pemeriksaan baik yang dilakukan oleh pegawai perusahaan asuransi sendiri maupun pihak-pihak antara lain adjuster, pada barang-barang maupun tempat kerugian terjadi. Pemberitahuan kepada penanggung pada dasarnya harus dilakukan tertulis, namun sebelum pemberitahuan secara tertulis dapat diberikan pemberitahuan secara lisan dengan jangka waktu 3 x 24 jam setelah kejadian tersebut terjadi. Untuk mengerjakan klaim yang timbul sebagaimana mestinya, tentu diperlukan banyak sekali pengetahuan teknik dan keahlian yang tidak dapat dipelajari dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini memerlukan perhatian khusus, setelah dilakukan survey klaim yang dilakukan oleh surveyor kemudian membuat survey pendahuluan. Laporan ini bertujuan untuk mengetahui kerugian sebenarnya yang diderita oleh tertanggung. Berfungsi sebagai bahan untuk menetapkan penggantian klaim. Bentuknya disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan, dimana meliputi kesimpulan survey, pelaksanaan survey, hasil penelitian secara mendetail dan dan lampiran berupa foto-foto serta dokumen-dokumen yang diperlukan untuk bahan penyelesaian. Setelah dokumen-dokumen yang dianggap perlu serta mempunyai hubungan dengan klaim kerugian yang diderita memenuhi persyaratan polis, dimana jumlah ganti rugi yang berlaku dengan memperhatikan faktor-faktor under or over insured resiko sendiri (own risk) dan syarat-syarat pertanggungan lainnya. Apabila sifat kerugian tidak terjamin oleh kondisi polis yang bersangkutan atau dengan sengaja secara tegas dikecualikan dari persyaratan polis, maka dengan

sendirinya

kerugian

yang

diderita

oleh

tertanggung

tidak

dapat

dipertanggungjawabkan kepada perusahaan asuransi (klaim ditolak). Bila ternyata sifat kerugian yang diderita memenuhi persyaratan polis maka langkah selanjutnya adalah membuat laporan-laporan sebagai berikut : 1. Laporan Kerugian Sementara Tujuannya untuk mengetahui taksiran mengenai klaim yang diderita tertanggung sebagai bahan penyelesaian lebih lanjut. Laporan ini dibuat rangkap dua. Rangkap pertama dikirimkan ke kantor pusat atau reasuradur sebagai alat pemberitahuan. Dan rangkap kedua sebagai arsip kantor cabang. 2. Laporan Penyelesaian Kerugian Tujuannya untuk mengetahui berapa besar kerugian yang diselesaikan. Sedangkan fungsinya sebagai bukti dasar pembuatan nota dan kuitansi kerugian serta sebagai salah satu persyaratan claim recovery. 3. Laporan Penyelesain Claim Recovery Tujuannya untuk mengetahui berapa besar claim recovery yang berhak diselesaikan. Sedangkan fungsinya sebagai dasar bukti pembuatan nota dan kuitansi claim recovery. 4. Nota dan Kuitansi Tujuannya untuk perhitungan klaim, sedangkan kuitansi kerugian untuk memudahkan pihak tertanggung dalam menerima pembayaran klaim. Secara intern nota kerugian berfungsi sebagai bukti dasar pembukuan klaim yang diserahkan ke bagian keuangan. Sedangkan kuitansi kerugian sebagai bukti

pembayaran klaim yang disetujui oleh tertanggung dan telah ditandatangani oleh yang bersangkutan. Penanganan klaim yang cepat merupakan salah satu bagian dari pelayanan kepada tertanggung. Tertanggung merasakan bahwa klaim yang diajukannya telah memperoleh tanggapan dan perhatian sepenuhnya dan telah mendapatkan pijakan yang benar dalam pemrosesan klaim. Klaim yang dilaporkan kepada perusahaan asuransi penting untuk dicatat dan diproses dengan segera. Penundaan yang berlarut-larut dari pihak tertanggung atau perusahaan asuransi akan merugikan perusahaan asuransi. Dalam penyelesaian suatu klaim tidak jarang terjadi perbedaan pendapat antara perusahaan asuransi dengan tertanggung. Perbedaan pendapat tersebut umumnya menyangkut 2 (dua) hal : a. Bertanggung jawab atau tidaknya perusahaan asuransi terhadap kerugian yang terjadi. b. Besarnya jumlah ganti rugi yang akan diterima oleh tertanggung. Bila perselisihan tersebut tidak dapat diselesaikan bahkan dengan kehadiran seorang loss adjuster atau suatu badan yang mempunyai keahlian untuk melakukan penelitian dan penetapan besarnya kerugian yang cukup rumit. Salah satu pihak, biasanya pihak tertanggung dapat mengajukannya ke pengadilan. Sebelum diajukan ke pengadilan, perselisihan diselesaikan melalui suatu arbitrase atau juru pisah. Keputusan arbitrase lazimnya mengikat kedua belah pihak,

keputusan dapat dimohonkan kasasi pada mahkamah agung. Dibandingkan dengan penyelesaian melalui pengadilan, penyelesaian melalui arbitrase akan lebih murah dan lebih cepat. Adapun prosedur klaim, antara lain pemberitahuan klaim (biasanya dengan bukti lisan dan diperkuat dengan laporan tertulis), bukti klaim kerugian (menyerahkan klaim tertulis dengan melengkapi lembaran klaim standar yang dirancang khusus untuk masing-masing class of business), penyelidikan (melakukan survey ke lapangan atau menunjuk independent adjuster, dimana laporan akan dijadikan dasar apakan klaim dijamin oleh polis atau tidak), penyelesaian klaim (kesepakatan mengenai jumlah penggantian sesuai peraturan perundangan yang berlaku, dan diisyaratkan bahwa pembayaran klaim tidak boleh lebih dari 30 hari sejak terjadi kesepakatan). Adapun proses paling sederhana dalam proses klaim, dimana masingmasing perusahaan memiliki prosedur sendiri untuk mempermudah nasabah (services), berikut gambar proses klaim sampai kepada pembayaran (penyelesaian klaim)

Gambar 2.3 Proses Klaim Asuransi Pengenalan

Periksa Penutupan

Tidak Ditutup

Ditutup

Tunjuk Adjuster

Tolak

Minta Dokumen Proses

Tolak

Lapor

Tawarkan

Voucher Pengambilan Pembayaran Sumber: Muhamad Syakir Sula, 2004

Sumber pembayaran klaim pada asuransi syari’ah diperoleh dari rekening tabarru’, yaitu iuran kebajikan yang telah diniatkan oleh peserta untuk dana saling tolong menolong apabila ada peserta lain yang terkena musibah, sedangkan pada asuransi konvensional, sumber pembayaran klaim berasal dari rekening perusahaan, murni bisnis, dan tentu tidak ada nuansa spiritual yang melandasinya. Klaim yang dibayarkan perusahaan adalah bagian dari kewajiban imbal balik peserta yang diatur dalam akad atau perjanjian asuransi, yaitu peserta

berkewajiban membayar sejumlah premi sebagai tertanggung dan perusahaan berkewajiban untuk membayar klaim sebagai penanggung apabila peserta mengalami musibah atau jatuh tempo. Jenis klaim ada empat macam, antara lain klaim habis kontrak, klaim meninggal dunia, klaim nilai tunai, klaim nilai sebagian, klaim biaya perawatan, dan klaim tahapan pendidikan. Administrasi klaim berfungsi melakukan verifikasi berkas klaim peserta untuk memenuhi perjanjian kontrak apakah klaim tersebut layak bayar atau tidak. Setiap dokumen yang diterima akan dilakukan verifikasi secara umum, meliputi dokumen klaim, polis dalam kondisi in force, peristiwa kerugian masih dalam kontrak, peristiwa kerugian tidak dalam pengecualian polis, tidak mengandung kecurangan atau tidak melanggar peraturan.

2.4

Pengaruh Anggaran Kas terhadap Realisasi Klaim Asuransi pada Perusahaan Asuransi Syariah Anggaran adalah salah satu bentuk dari berbagai rencana yang mungkin

disusun meskipun tidak semua rencana merupakan suatu anggaran. Hal ini didukung oleh Gunawan Adisaputro dan Marwan dalam buku “Anggaran Perusahaan” sebagai berikut : Anggaran adalah suatu pendekatan formal dan sistematis dari

pada

tanggung

jawab

manajemen

perencanaan, koordinasi, dan pengawasan.

di

dalam

Salah satu jenis anggaran yang terdapat dalam perusahaan adalah anggaran kas. Salah satu definisi anggaran ini dikemukakan oleh Weston dan Brigham dalam buku “Dasar-dasar Manajemen Keuangan” yang diterjemahkan oleh A. Q Khalid sebagai berikut : Anggaran arus kas (anggaran kas) adalah proyeksi tingkat masing-masing anggaran operasional yang disajikan dalam bentuk arus kas dalam proses perencanaan. Anggaran ini berfungsi untuk membantu pimpinan perusahaan dalam menjalankan perusahaan secara efektif dan efisien. Perusahaan yang bergerak dalam bidang asuransi kerugian membutuhkan anggaran kas untuk menghitung klaim asuransi yang mungkin terjadi pada tahuntahun mendatang. Apabila terjadi perubahan jumlah estimasi klaim, hal ini akibat dari penelaahan lebih lanjut yang dapat dilakukan baik oleh surveyor klaim dari perusahaan asuransi maupun adjuster dari pihak independen dan perbedaan tersebut diakui dalam laporan rugi laba periode terjadinya perubahan. Oleh karena itu penyusunan anggaran kas sangat penting bagi perusahaan yang bergerak di bidang asuransi umumnya khususnya bidang asuransi kerugian, untuk menilai estimasi klaim dan realisasi klaim yang dibayarkan kepada tertanggung.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1

Objek Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah

anggaran kas dan realisasi klaim asuransi. Sesuai dengan judul yang dipilih “Pengaruh Anggaran Kas Terhadap Realisasi Klaim Asuransi pada Perusahaan Asuransi Syariah” maka hanya mengambil data yang berhubungan dengan penyusunan anggaran kas dalam perusahaan asuransi takaful yang disebut dana tabbaru yang efektif dan efisien serta realisasi klaim pada perusahaan asuransi tersebut.

3.2

Metode Penelitian

3.2.1

Metode Penelitian yang Digunakan Dalam melakukan penelitian ini, metode penelitian yang digunakan oleh

peneliti adalah metode korelasional dan metode regresi linier sederhana. Metode korelasional adalah metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada atau tidaknya pengaruh anggaran kas terhadap realisasi klaim pada perusahaan asuransi syariah.

Sedangkan uji statistik yang digunakan adalah regresi linier sederhana. Analisis regresi sederhana adalah analisis yang digunakan untuk sebuah variabel independen dan sebuah variabel dependen. Uji ini digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh anggaran kas terhadap realisasi klaim. 3.2.2

Operasionalisasi Variabel Sesuai dengan judul yang dipilih, yaitu : “Pengaruh Anggaran Kas

terhadap Realisasi Klaim Asuransi pada Perusahaan Asuransi Syariah” maka terdapat dua variabel penelitian yaitu : 1.

Variabel Independen (variabel X) Variabel independen adalah variabel bebas yang artinya variabel yang

mempengaruhi variabel lainnya. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio. Sesuai dengan judul penelitian ini, yang menjadi variabel independen adalah Anggaran Kas. Sedangkan pengukuran variabel independen dilakukan dengan menilai indikatornya. Berikut ini akan disajikan tabel operasional variabel dari variabel independen.

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel Independen (X) Anggaran Kas Variabel X Anggaran Kas

Sub Variabel 1. Anggaran Kas Masuk

Indikator 1. Penerimaan klaim reasuransi dari reasuradur 2. Penerimaan premi dari tertanggung 3. Penagihan piutang 4. Penjualan aktiva tetap 5. Pendapatan lain seperti bunga dari bank, jasa giro dan dividen 6. Penerimaan yang bukan penghasilan seperti kredit dari bank, penjualan obligasi 7. Penambahan modal sendiri oleh pemilik

2. Anggaran Kas Keluar

1. Pembayaran klaim asuransi 2. Pembayaran premi asuransi 3. Pembelian tunai bahan baku 4. Pembayaran utang

Skala Rasio

5. Pembayaran upah tenaga kerja langsung 6. Pembayaran biaya pabrik tidak langsung 7. Pembayaran biaya administrasi 8. Pembayaran biaya penjualan 9. Pembelian aktiva tetap 10. Pembayaran lain-lain seperti pembayaran biaya bunga, pembayaran biaya sewa, dan sebagainya Sumber : Drs. M. Munandar “Budgeting”, 2001

2.

Variabel Dependen (variabel terikat) Variabel dependen, disebut juga variabel terikat atau variabel tidak bebas

yaitu variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen pada penelitian ini adalah realisasi klaim. Berikut ini akan disajikan tabel operasionalisasi variabel dari variabel dependen.

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Variabel Dependen (Y) Realisasi Klaim Variabel Y

Indikator

Skala

Realisasi Klaim

1. Pembayaran klaim pada tertanggung

Rasio

tepat waktu 2. Proses penyelesaian klaim secara efektif dan efisien Sumber : Radiks Purba “Memahami Asuransi di Indonesia”, 1992

3.2.3

Teknik Analisis Data Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk

yang lebih mudah dibaca, dipahami dan diinterpretasikan. Setelah data yang diperlukan diperoleh, kemudian dilakukan pengklasifikasian dan pengolahan data dengan menyusun data. 1.

Analisis Regresi Linier Sederhana Regresi adalah hubungan yang terjadi antara satu variabel dependen atau

terikat (Y) dengan satu variabel independen (X). Analisis regresi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kedua variabel, serta untuk memeutuskan apakah naik dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan melalui menaikan dan menurunkan variabel independen. Hubungan tersebut umumnya

dinyatakan dalam bentuk persamaan matematis yang dituangkan dalam bentuk model persamaan regresi sebagai berikut :

y = a + bx

Dimana : y = subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan. a = intercept yaitu jarak antara titik potong garis regresi pada sumbu vertikal dengan titik 0. b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik dan apabila b (-) maka terjadi penurunan. x = subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu. Persamaan normalnya adalah ∑xy = b∑x² Dimana : y=Y-

x=XJadi untuk penelitian ini adapun persamaannya adalah sebagai berikut : Persamaan untuk pengaruh anggaran kas (X) terhadap realisasi klaim (Y) atau persamaan untuk variabel X terhadap Y adalah : ŷ = bx Persamaan normalnya : ∑xy = b∑x²

2.

Analisis Korelasi Analisis korelasi adalah analisis terhadap kekuatan hubungan antara

variabel bebas/ independen (X) dengan variabel tidak bebas/ dependen (Y). Kekuatan hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) untuk selanjutnya akan ditunjukkan dengan satu bilangan, yang disebut dengan koefisien korelasi. Dengan demikian koefisien korelasi adalah ukuran hubungan antara satu variabel X dengan satu variabel Y, dan dilambangkan dengan r. Rumus untuk mengukur koefisien korelasi ini yang digunakan adalah rumus Pearson :

r=

Dengan koefisien korelasi: 1. 0,9 ≤ r < 1,0 atau -1,0 < r ≤ -0,9 (hubungan sangat kuat)

2. 0,7 ≤ r < 0,9 atau -0,9 < r ≤ -0,7 (hubungan kuat) 3. 0,5 ≤ r < 0,7 atau -0,7 < r ≤ -0,5 (hubungan moderat) 4. 0,3 ≤ r < 0,5 atau -0,5 < r ≤ -0,3 (hubungan lemah) 5. 0,0 ≤ r < 0,3 atau -0,3 < r ≤ 0,0 (hubungan sangat lemah) 2

2

Dan untuk mencari koefisien determinasi yaitu: r = (r ) x 100% Dimana : r = Koefisien korelasi yang dicari X = Simpangan setiap X dari rata x (X – X) Y = Simpangan setiap Y dari rata y (Y - Y) XY = Perkalian X dengan Y X² = X dikuadratkan Y² = Y dikuadratkan

3.

Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui pengaruh dari variabel independen terhadap variabel

dependen, maka penulis melakukan pengujian hipotesis langkah pengujian hipotesis

, adapun langkah-

menurut Nurhayati dan Aspiranti (2005:133) dalam

bukunya “Dasar-dasar Statistika Bisnis” adalah sebagai berikut : 1. Menentukan Ho dan Ha

Ho :

= 0 Tidak terdapat pengaruh antara anggaran kas dengan

realisasi klaim Ha :

0 Terdapat pengaruh antara anggaran kas dengan realisasi

klaim

2. Menentukan tingkat signifikan Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0,05 ( = 0.05) Derajat kebebasan (df) = n-2

3. Menentukan t =

Dimana Se =



Se = Standars error of estimate b = Parameter koefisien regresi merupakan besarnya variabel dependen akibat perubahan tiap unit variabel independen. X = Variabel Independen Y = Variabel Dependen n = Jumlah sampel yang digunakan Ŷ = Persamaan regresi

4. Kriteria Keputusan -t½ α ≤ t ≤ t½ α

Ho diterima

t <- t½ α atau t > t½ α

Ho ditolak

5. Membuat Kesimpulan

3.2.4

Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini penulis

menggunakan teknik pengumpulan sebagai berikut : 1. Kepustakaan Dalam penelitian kepustakaan, penyusun mengumpulkan data dengan mempelajari buku-buku, literatur, referensi, peraturan-peraturan, dan sumber lain yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas. 2. Dokumen Metode pengumpulan data dengan cara meneliti, menyelidiki data-data tertulis seperti buku, majalah, dokumen, notilen rapat, catatan harian dan sebagainya.

3. Wawancara Mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang ada dalam perusahaan yang mempunyai wewenang untuk memberikan informasi yang berhubungan dengan data yang diperlukan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1

Gambaran Umum Perusahaan Gambaran umum PT Asuransi Takaful akan memaparkan beberapa hal

yang berkaitan dengan PT Asuransi tersebut, seperti sejarah singkat, aktivitas utama, struktur organisasi dan uraian tugas yang dilakukan. 4.1.1

Sejarah Singkat PT Asuransi Takaful PT Syarikat Takaful Indonesia (Perusahaan) berdiri pada 24 Februari 1994

atas prakarsa Tim Pembentukan Asuransi Takaful Indonesia (TEPATI) yang dimotori oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) melalui Yayasan Abdi Bangsa, Bank Muamalat Indonesia Tbk., Syarikat Takaful Malaysia, Bhd. (STM), PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, Departemen Keuangan RI, serta beberapa pengusaha muslim Indonesia. Syarikat Takaful Malaysia, Bhd. (STM) juga memberikan dukungan dalam bidang tehnis operasional ketika TEPATI terbentuk, dan menjadi pemegang saham mayoritas setelah menambah setoran modalnya pada tahun 2001. Struktur permodalan Takaful Indonesia juga diperkuat dengan dukungan Permodalan Nasional Madani (PNM) yang bergabung sejak tahun 2000 dan Islamic Development Bank (IDB) pada tahun 2004. Melalui dua perusahaan operasionalnya, yaitu PT Asuransi Takaful Keluarga dan PT Asuransi Takaful Umum, Perusahaan melayani kebutuhan

masyarakat Indonesia akan jasa asuransi dan perencanaan keuangan yang berlandaskan prinsip syariah. PT Asuransi Takaful Keluarga (biasa disebut Takaful Keluarga) yang bergerak di bidang asuransi jiwa syariah, didirikan pada 4 Agustus 1994 dan mulai beroperasi pada 25 Agustus 1994, yang ditandai dengan peresmian oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia waktu itu, Mar'ie Muhammad. Selanjutnya, pada 1 Juni 1995, didirikan PT Asuransi Takaful Umum (biasa disebut Takaful Umum) yang bergerak di bidang asuransi umum syariah dan diresmikan oleh Menteri Riset dan Teknologi/Ketua BPPT saat itu, Prof. Dr. B.J. Habibie. Dalam perjalanannya Perusahaan melakukan langkah restrukturisasi yang berhasil menyatukan fungsi pemasaran Takaful Keluarga dan Takaful Umum sehingga lebih efisien dan efektif dalam melakukan penetrasi pasar. Dua Sertifikasi ISO 9001:2000 yang diperoleh masing-masing oleh Takaful Umum dari SGS JAS-ANZ, Selandia Baru, dan Takaful Keluarga dari Det Norske Veritas (DNV), Belanda, merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sekaligus menjaga konsistensi perusahaan dalam memberikan pelayanan. Komitmen Perusahaan untuk menjadi penyedia jasa asuransi syariah terkemuka di Indonesia dibuktikan dengan diterimanya serangkaian penghargaan sepanjang tahun 2006 dari berbagai instansi atau lembaga pemeringkatan independen.

Ditopang dengan kuatnya citra Perusahaan, luasnya jaringan pemasaran, serta kokohnya sinergi dalam grup, Takaful Indonesia kini semakin memantapkan langkah untuk selalu menjadi yang terdepan. Visi Asuransi Takaful Menjadi grup asuransi terkemuka yang menawarkan jasa Takaful dan keuangan syariah yang komprehensif dengan jangkauan signifikan di seluruh Indonesia menjelang tahun 2011. Misi Asuransi Takaful Kami bertekad memberikan solusi dan pelayanan terbaik dalam perencanaan keuangan dan pengelolaan risiko bagi umat dengan menawarkan jasa Takaful dan keuangan syariah yang dikelola secara profesional, adil, tulus dan amanah. Konsep dan Filosofi Asuransi Takaful Segala musibah dan bencana yang menimpa manusia adalah ketentuan Allah. Namun, manusia wajib berikhtiar untuk memperkecil resiko dan juga dampak keuangan yang mungkin timbul. Upaya tersebut seringkali tidak memadai, sehingga tercipta kebutuhan akan mekanisme membagi resiko seperti yang ditawarkan oleh Takaful. Sebagai perusahaan asuransi syariah, Takaful beroperasi dengan konsep tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, sebagaimana telah digariskan di dalam Al-Qur’an, “Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa” (QS. Al-Maidah: 2). Dengan landasan ini, Takaful menjadikan semua peserta sebagai satu keluarga besar yang akan saling melindungi dan secara bersama-

sama menanggung resiko keuangan dari musibah yang mungkin terjadi di antara mereka. Transaksi yang digunakan berlandaskan

pada akad Tabbaru’ dan akad

Tijari. Akad tijari itu sendiri terdiri meliputi Mudharabah, Mudharabah Musytarakah, dan Wakalah bin Ujrah. Semua akad tersebut terbebas dari unsur riba (bunga uang), maisir (judi), gharar (ketidakjelasan), dan zhulmun (penganiayaan) yang secara tegas dilarang dalam syariat Islam.

4.1.2

Aktivitas Utama PT Asuransi Takaful Kondisi perekonomian yang semakin membaik turut mendorong

perkembangan industri asuransi. Hal ini selain mendatangkan peluang, tentunya juga tantangan. Sebab, selain harus berkompetensi dengan asuransi konvensional, perusahaan asuransi yang berbasis syariah pun makin berkembang. Sehingga inovasi produk dan peningkatan pelayanan harus ditingkatkan. Selain itu, penggunaan teknologi informasi pun semakin luas. Inovasi berbasis teknologi mejadi solusi yang memudahkan bagi semua pihak untuk melakukan berbagai hal. Untuk itu, pelayanan yang memanfaatkan kemajuan teknologi harus menjadi solusi yang tak bisa dipisahkan untuk meraih pangsa pasar, terutama industri asuransi syariah yang meningkat rata-rata 30 persen setiap tahun.

Menjamin Pencapaian Target-Target Produksi Untuk mendongkrak pendapatan kontribusi sekaligus mencapai target-target produksi, perusahaan akan terus mengembangkan program peningkatan pelayanan bagi para peserta serta memperluas jaringan untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Dalam hal peningkatan pelayanan, langkah utama yang akan dilakukan adalah dengan melakukan perbaikan sistem penerimaan kontribusi. Melalui pelayanan berbasis teknologi, diharapkan dapat memberikan kemudahan kepada para peserta untuk melakukan transaksi pembayaran. Upaya ini dilakukan melalui kerja sama dengan perbankan syariah, di antaranya dengan penggunaan sistem virtual account. Peserta dalam hal ini dapat melakukan pembayaran kontribusi melalui seluruh jaringan ATM yang ada di Indonesia, mobile banking, maupun internet banking. Melalui sistem ini, perusahaan dapat mengakses data pembayaran peserta secara lebih cepat dan akurat. Perusahaan juga akan melakukan business process engineering secara parsial dan bertahap. Tujuannya adalah untuk memperpendek proses bisnis dan menerapkan sistem monitoring untuk melacak arus dokumen. Di antaranya dalam proses pembayaran klaim peserta, perusahaan akan menyederhanakan proses administrasi dan mempersingkat waktu pembayaran klaim. Diharapkan peningkatan pelayanan dalam penerimaan kontribusi dan pembayaran klaim ini akan memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi peserta dalam berbisnis dengan Takaful.

Di sisi lain, untuk menghadapi persaingan yang semakin kompetitif di industri asuransi, perusahaan akan meningkatkan pendapatan kontribusi dari sektor ritel untuk mengimbangi produksi yang sebelumnya didominasi oleh bisnis korporasi. Salah satu upaya untuk mencapai target tersebut adalah dengan mengakselerasi proses rekrutmen dan peningkatan kompetensi agen pemasaran. Agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal, para agen akan difasilitasi sistem portal agency. Sistem ini memungkinkan para agen untuk melacak arus dokumen. Sejalan dengan itu, manajemen juga dapat mengendalikan sekaligus memastikan bahwa operasional perusahaan berjalan dengan baik. Fokus Pada Penjualan Produk yang Menguntungkan Dalam rangka memenuhi keinginan dan selera masyarakat, Takaful Keluarga akan terus melakukan pengembangan produk-produk berbasis investasi, yang dapat memberikan pilihan investasi yang fleksibel serta dikombinasikan dengan perluasan manfaat. Takaful juga akan menawarkan produk investasi yang unik sehingga memiliki diferensiasi dibandingkan dengan produk investasi lain yang sudah ada di pasar. Produk korporasi berbasis investasi juga akan dikembangkan sehingga memberikan pilihan yang lebih menarik bagi para pengusaha. Manfaat asuransi tetap didapat sementara manfaat investasi juga lebih optimal. Kerja sama dengan perbankan berupa bundling product akan dikembangkan sesuai dengan segmen masing-masing bank. Misalnya, produk tabungan haji atau

tabungan pendidikan di bank akan dikemas dengan produk asuransi, disesuaikan dengan segmen dan kebutuhan pasar Meningkatkan Pengendalian Efektif atas Biaya dan Manajemen Sumber Daya Insani Pengendalian biaya secara lebih efektif akan dilakukan dengan menerapkan sistem aplikasi untuk menonitor pengeluaran anggaran berdasarkan responsibility centre. Setiap pengajuan biaya akan dilihat dari efektivitas dan tingkat prioritasnya sebelum disetujui untuk dibayarkan. Perusahaan akan melakukan restrukturisasi organisasi untuk menciptakan suasana kerja yang lebih dinamis dan lebih tepat mengembangkan potensi karyawan. Selain itu, Takaful Keluarga juga mencanangkan Talent Program untuk mencari bibit baru yang akan menempati posisi-posisi strategis di masa mendatang Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan Prestasi gemilang yang telah didapat perusahaan merupakan buah dari kinerja yang maksimal dari seluruh Insan Takaful. Perusahaan akan memberikan penghargaan lebih kepada karyawan yang berprestasi tersebut. Diharapkan motivasi kerja yang baik dari seluruh Insan Takaful akan senantiasa terpelihara. Hal tersebut di atas akan dilakukan secara bertahap, dengan mengedepankan prinsip: by process, by system, and by priority.

Berpegang teguh pada buhul yang kokoh serta dengan menyandarkan harapan akan bimbingan dan rahmat dari Allah SWT, Takaful Keluarga akan mampu menghadapi tantangan dan menyambut peluang bisnis di masa yang akan datang. Mengelola Tanggung Jawab Sosial Keinginan kuat untuk mewujudkan masyarakat madani, di mana kesejahteraan umat menjadi tolak ukurnya, membuat Takaful senantiasa memfokuskan diri untuk memberikan manfaat yang luas kepada masyarakat. Dengan berpegang teguh pada maqoshid syariah, yaitu memelihara agama, jiwa, akal, keturunan dan harta, Takaful menjalankan fungsi bisnis sekaligus fungsi sosial. Melalui sayap sosial, Yayasan Amanah Takaful (YAT), yang telah mendapatkan izin dari Departemen Agama sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional, Takaful menyalurkan dana zakat, infaq, dan shadaqah yang diterima dari perusahaan, karyawan dan masyarakat dengan prinsip jujur dan amanah melalui berbagai program sosial yang dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan umat. Pada tahun 2010, dana yang disalurkan melalui YAT mencapai Rp 1,45 miliar dan telah digunakan dalam berbagai program sosial yang berkesinambungan di antaranya : -

Pelayanan Kesehatan Mayarakat Salah satu wujud kepedulian yang dilakukan Takaful adalah memberikan

pelayanan kesehatan gratis bagi kaum dhuafa dan fakir miskin melalui program Klinik Kesehatan Cuma-Cuma (K2C). Program ini dibuat 2 kali seminggu, dan

tersebar di 3 lokasi, yaitu Jakarta, Depok, dan Bekasi. Takaful juga mengadakan pelayanan kesehatan secara rutin di banyak wilayah marjinal serta beberapa program kesehatan lainnya, seperti donor darah, khitanan massal, dan pemberian dana tunai untuk meringankan biaya pengobatan kaum dhuafa. -

Program Pendidikan dan Pengembangan SDM Melalui program Beasiswa Terbina, Takaful memberikan beasiswa kepada

siswa kurang mampu dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Program ini dilaksanakan secara regular, dengan kurikulum terpadu dan pembinaan yang terstruktur. Tujuannya adalah mencetak generasi yang cerdas dan bertakwa. Takaful juga memberikan bantuan untuk pengembangan kependidikan lainnya. Mulai dari memberikan sumbangan untuk membangun rumah baca, menyalurkan buku-buku bacaan, memberikan santunan pembelian alat sekolah di daerah tertentu, hingga mengadakan program tebar Al-Qur’an. -

Bantuan Sosial Kemanusiaan Takaful mengirimkan tim relawan untuk membantu korban Merapi di

Yogyakarta, dengan mendirikan posko kesehatan, bantuan pangan, pakaian dan medis, serta melakukan proses recovery secara berkesinambungan. Hal yang sama juga pernah dilakukan terhadap korban gempa di Padang, Tasikmalaya, tsunami di Aceh, dan berbagai bencana lainnya.

-

Pengembangan Produk Berbasis Sosial Takaful keluarga memiliki beberapa produk yang ditujukan kepada masyarakat

menengah ke bawah, di antaranya Takaful Ukhuwah dan Takaful Sakinah. Dengan kontribusi yang terjangkau dan kemudahan dalam pelayanan klaim, program ini memberikan perlindungan asuransi kepada masyarakat berpendapatan rendah dan keluarga miskin.

4.1.3

Struktur Organisasi PT Asuransi Takaful Umum PT Asuransi takaful Umum saaat ini memiliki 5 kantor perwakilanyang

tersebar di semua wilayah Indonesia, sed,angkan kantor pusat berada di Jakarta. Menurut keputusan No. SK 13/Pengurus/1993 tentang struktur organisasi tersebut terdiri dari : 1.

Holding Company PT STI (PT Syarikat Takaful Indonesia)

2.

-

Dewan Syariah

-

MIT (Majelis Insan Takaful)

Kantor Pusat Direksi Divisi Bagian

3.

Kantor Perwakilan

Secara singkat, diuraikan sebagai berikut : Holding Company merupakan badan musyawarah tertinggi dalam struktur organisasi perusahaan yang menentukan Garis Besar Haluan Perusahaan, dimana keanggotaannya terdiri dari pemegang polis, pemegang saham, karyawan dan pengurus. Dewan Pengurus Syariah adalah badan yang bertugas untuk melakukan pengawasan dan bertindak sebagai penasihat terhadap pelaksanaan tugas pengurus produk asuransi. Pengurus adalah penanggung jawab tertinggi operasional perusahaan. Pengurus menentukan kebijakan dan ketentuan-ketentuan pokok tentang pelaksanaan Garis Besar Haluan Perusahaan. Pengurus terdiri atas Direksi Utama dan Direksi Operasional. Direksi utama adalah pengawas harian, pemberi nasihat dan pembimbing Direksi Operasional. Divisi merupakan Strategic Business Unit (SBU) yang berkewajiban mengelola kegiatan operasional asuransi kerugian yang terdiri dari Divisi Teknis, Divisi Pemasaran, dan Divisi Keuangan dan Administrasi. Kantor Perwakilan. Sebagai Divisi Pemasaran, mengelola secara operasional di wilayah-wilayah perwakilan untuk mencapai sasaran sebagai Profil Center. Struktur organisasi PT Asuransi Takaful Umum Perwakilan Bandung terdiri dari : Kepala Perwakilan, Unit Pemasaran, Unit Teknik, Unit Administrasi dan Keuangan untuk memberikan gambaran yang jelas, berikut akan penulis sajikan tugas pokok masing-masing bagian :

Kepala Perwakilan a. Tugas-tugas Pokok Kepala Perwakilan : 1. Mengembangkan strategi pemasaran. 2. Mencari terobosan, memelihara dan mengembangkan penetrasi pasar untuk memperkuat jaringan pemasaran. 3. Mengadakan

pembinaan

kepada

bawahannya

untuk

mengoptimalkan fungsi masing-masing dalam rangka purnajuallayan. 4. Pintu utama seleksi risiko-risiko dari bisnis yang masuk di kantor perwakilan, sehingga menghasilkan bisnis yang aman dan menguntungkan. 5. Collection Outstanding Premium. 6. Menindaklanjuti laporan polis-polis yang sudah jatuh tempo. 7. Membuat laporan perkembangan prospek dan produk yang dipasarkan serta klaim yang terjadi kepada Asisten Direktur atau Direktur Utama. b. Wewenang Kepala Perwakilan 1. Kepala perwakilan mendapat wewenang sepenuhnya untuk melaksanakan tugas-tugas di atas. 2. Meminta data-data yang berhubungan dengan kepentingan perwakilan baik dari sumber-sumber di dalam maupun luar perusahaan.

3. Mengintruksikan

kepada

bawahannya

untuk

melaksanakan

perintah perjalanan dinas. c. Wewenang Penandatanganan/pemarafan : 1. Menandatangani laporan-laporan sebagai pertanggungjawaban kepada Asisten Direktur atau Direktur. 2. Menandatangani

surat-surat/dokumen,

baik

yang

bersifat

informative maupun instruktif yang ditujukan kepada bawahan. 3. Menandatangani persetujuan overmote atau bisnis retail rumah tinggal

dengan

nilai

harga

pertangguhan

maksimal

Rp.

50.000.000,00 Unit Pemasaran Terdiri dari Marketing Supervisor, Konsultan dan Freelance, tugasnya adalah: 1. Mensosialisasikan produk-produk Takaful Umum pada Ummat. 2. Mendapatkan perolehan premi. 3. Melakukan penagihan premi pada tertanggung. 4. Menjaga hubungan yang harmonis antar nasabah dengan perusahaan. Unit Pemasaran terbagi atas : 1. Korporasi Bagian

yang

menangani

penutupan-penutupan

perusahaan-perusahaan instansi/lembaga. 2. Retail

asuransi

untuk

Bagian yang menangani bentuk-bentuk kerjasama dengan suatu lembaga dan penanganan penutupan polis individu. 3. Kemitraan Suatu lembaga/perusahaan Mitra Takaful Umum yang turut serta memasarkan/mensosialisasikan produk-produk Takaful pada ummat atas dasar perjanjian kerjasama khusus. Unit Teknik Unit teknik terdiri dari : 1. Underwriting Bagian yang bertanggung jawab atas proses akseptasi SPPA. Pembuatan polis dan covernote. Pembetulan atau endorsement polis. 2. Klaim Bagian yang menangani proses klaim, survey, dokumentasi, pendataan hingga layak untuk dibayar. Unit Administrasi dan Keuangan Unit administrasi dan keuangan terdiri dari : 1. Keuangan dan Investasi Bagian

yang

bertanggung

jawab

atas

pengelolaan

pengembangan asset perusahaan pegelolaan gedung. Administrasi premi. Bagi hasil/mudharabah. Pengawas sirkulasi dana.

dan

2. Akuntansi Bagian yang bertanggung jawab atas kegiatan pengelolaan keuangan dan proses akuntansinya meliputi : kas, bank, anggaran, administrasi keuangan, pembayaran klaim dan bagi hasil. 3. SDM Bagian yang bertanggung jawab atas kegiatan pengembangan dan pengelolaan

administrasi

SDM

dan

Recrutment

meliputi

:

pengembangan SDM, administrasi dan hubungan industrial. 4. Umum Bagian yang bertanggung jawab atas kegiatan pengelolaan logistic perusahaan yang meliputi : sekretariat umum, rumah tangga, pembekalan, arsip umum, keamanan dan kendaraan.

4.2

Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.2.1

Anggaran Kas di PT Asuransi Takaful Berdasarkan Laporan keuangan PT Asuransi Takaful tahun 2006-2010

besarnya anggaran kas dapat dilihat melalui tabel berikut ini.

Tabel 4.1 Anggaran Kas, Kenaikan/Penurunan Periode 2006-2010 pada PT Asuransi Takaful (dalam Jutaan)

Tahun

Peningkatan/

Anggaran Kas

penurunan

Persentase Peningkatan/ penurunan

2006

Rp 266.200

-

-

2007

Rp 340.420

Rp 74.220

28%

2008

Rp 327.500

-Rp.12.920

-4%

2009

Rp 354.787

Rp 27.287

8%

2010

Rp 404.336

Rp 49.549

14%

Sumber : Laporan Keuangan PT Asuransi Takaful 2006-2010 (data diolah kembali)

Grafik 4.1 Grafik jumlah Anggaran Kas Pada PT Asuransi Takaful periode 2006-2010 (dalam jutaan)

Anggaran Kas 450,000 400,000 350,000 300,000 250,000 200,000 150,000 100,000 50,000 0

Anggaran Kas

2006

2007

2008

2009

2010

Sumber: Laporan Keuangan PT Asuransi Takaful 2006-2010 (data diolah kembali)

Berdasarkan tabel dan grafik di atas maka jumlah anggaran kas PT Asuransi Takaful mengalami peningkatan dan penurunan setiap tahunnya. Dapat dilihat bahwa pada tahun 2006 jumlah Rp.266.200.000.000,- mengalami peningkatan di tahun 2007 menjadi Rp.340.420.000.000,- atau meningkat sebesar 28%. Pada tahun 2008 jumlah anggaran kas mengalami penurunan menjadi Rp.327.500.000.000,- atau menurun sebesar 4%. Pada tahun 2009 jumlah anggaran kas mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2008 menjadi Rp.354.787.000.000,- atau sebesar 8%. Kemudian

pada

tahun

2010

peningkatan

kembali

terjadi

menjadi

Rp.404.336.000.000,- atau meningkat 14%. Menurut hasil wawancara dengan pihak asuransi, penurunan anggaran kas diakibatkan karena peserta yang mengikuti asuransi mengalami penurunan. Hal tersebut dikarenakan peserta lebih tertarik terhadap asuransi lainnya dan menurunnya tingkat kecelakaan atau kerugian juga menjadi salah satu penyebab turunnya tingkat anggaran kas. Selain itu, menurunnya jumlah anggaran kas juga dikarenakan dana yang dapat dihimpun oleh perusahaan asuransi dari peserta mengalami penurunan sehingga pengalokasian dana untuk anggaran kas pun mengalami penurunan. Peningkatan anggaran kas dikarenakan adanya kebutuhan akan asuransi sehingga peserta tetap menggunakan asuransi, adanya kepercayaan antara peserta dan perusahaan asuransi untuk bekerja sama, adanya promosi yang dilakukan perusahaan asuransi syariah untuk memberi pengertian kepada peserta akan

asuransi syariah yang menguntungkan dibandingkan dengan perusahaan asuransi lainnya. Selain itu, peningkatan anggaran kas juga didorong oleh adanya dana yang dihimpun oleh PT Asuransi Takaful melalui tabungan tabarru. Hal tersebut mengakibatkan danan yang akan dialokasikan untuk anggaran salah satunya anggaran kas akan mengalami peningkatan.

4.2.2

Realisasi Klaim di PT Asuransi Takaful Realisasi klaim pada PT Asuransi Takaful tahun 2006-2010 dapat dilihat

pada tabel berikut ini : Tabel 4.2 Realisasi Klaim, Kenaikan/Penurunan Periode 2006-2010 pada PT Asuransi Takaful (dalam jutaan) Persentase Peningkatan/ Tahun Realisasi Klaim Peningkatan/ Penurunan Penurunan 2006

Rp 76.320

-

-

2007

Rp 114.840

Rp 38.520

50%

2008

Rp 106.140

-Rp. 8.700

-7%

2009

Rp 138.120

Rp 31.980

30%

2010

Rp 172.230

Rp 34.110

25%

Sumber : Laporan Keuangan PT Asuransi Takaful 2006-2010 (data diolah kembali)

Grafik 4.2 Grafik Realisasi Klaim Pada PT Asuransi Takaful periode 2006-2010 (dalam jutaan)

Realisasi Klaim 200,000 180,000 160,000 140,000 120,000 100,000 80,000 60,000 40,000 20,000 0

Realisasi Klaim

2006

2007

2008

2009

2010

Sumber: Laporan Keuangan PT Asuransi Takaful 2006-2010 (data diolah kembali)

Berdasarkan tabel dan grafik realisasi klaim di atas dapat dilihat bahwa realisasi klaim mengalami kenaikan dan penurunan setiap tahunnya. Pada tahun 2006 realisasi klaim PT Asuransi Takaful sebesar Rp.76.320.000.000,- kemudian meningkat di tahun 2007 menjadi Rp.114.840.000.000 atau meningkat sebesar 50%. Pada tahun 2008 jumlah realisasi klaim mengalami penurunan menjadi Rp.106.140.000.000,- atau menurun sebesar 7%. Pada tahun 2009 mengalami peningkatan menjadi Rp.138.120.000.000,- atau sebesar 30%. Kemudian pada tahun 2010 mengalami peningkatan kembali menjadi Rp.172.230.000.000 atau meningkat sebesar 25%. Peningkatan jumlah realisasi klaim diakibatkan oleh meningkatnya peserta asuransi yang mengalami musibah. Jumlah penggantian tersebut diperoleh berdasarkan kesepakatan pada awal akad sedangkan untuk penurunan realisasi

klaim diakibatkan oleh peserta yang mengalami musibah menurun sehingga realisasi klaim pun mengalami penurunan.

4.3

Pengaruh Anggaran Kas terhadap Realisasi Klaim Asuransi pada Perusahaan Asuransi Syariah Untuk mengetahui bagaimana pengaruh anggaran kas terhadap realisasi

klaim asuransi, maka melalui penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknis analisis data yang dituangkan dalam perhitungan secara statistika. Diketahui :

X = Anggaran Kas Y = Realisasi Klaim Asuransi Tabel 4.3 Anggaran Kas dan Realisasi Klaim

Pada PT Asuransi Takaful periode 2006-2010 (Dalam Jutaan) Anggaran Kas

Realisasi Klaim Asuransi

(X)

(Y)

1

Rp 266.200

Rp 76.320

2

Rp 340.420

Rp 114.840

3

Rp 327.500

Rp 106.140

4

Rp 354.787

Rp 138.120

5

Rp 404.336

Rp 172.230

n

Sumber: Laporan Keuangan PT Asuransi Takaful 2006-2010 (data diolah kembali)

Grafik 4.3 Grafik Anggaran Kas dan Realisasi Klaim Pada PT Asuransi Takaful periode 2006-2010 450,000 400,000 350,000 300,000 250,000

Anggaran Kas

200,000

Realisasi Klaim

150,000

Periode tahun

100,000 50,000 0 1

2

3

4

5

Sumber: Laporan Keuangan PT Asuransi Takaful 2006-2010 (data diolah kembali)

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara anggaran kas dengan realisasi klaim dan menunjukan keterkaitan antara keduanya apakah dengan terjadi perubahan anggaran kas maka akan terjadi juga dengan perubahan realisasi klaim asuransi. Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan untuk mengetahui hal tersebut. 1. Analisis Regresi Linier Sederhana Langkah pertama yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara anggaran kas dengan realisasi klaim asuransi adalah dengan alat statistik regresi sederhana, dimana dalam regresi sederhana ini akan dicari persamaan regresinya. Dalam persamaan regresi terdapat koefisien regresi atau yang dilambangkan dengan b, koefisien regresi bertanda positif menunjukkan arahnya

sejajar atau dengan kata lain jika variabel X naik maka diprediksikan variabel Y juga akan naik begitu juga dengan sebaliknya. Sedangkan jika koefisien regresinya bertanda negatif maka hal tersebut menunjukkan arahnya berlawanan atau dengan kata lain jika variabel X naik maka diprediksikan variabel Y akan turun begitu juga sebaliknya. Tabel 4.4 Data Pengaruh Anggaran Kas terhadap Realisasi Klaim Asuransi pada PT Asuransi Takaful (Dalam Jutaan) No

X

Y

XY

X2

Y2

x

1

266.200

76.320

20.316.384.000

70.862.440.000

5.824.742.400

-72.449

2

340.420

114.840

39.093.832.800

115.885.776.400

13.188.225.600

1.771

3

327.500

106.140

34.760.850.000

107.256.250.000

11.265.699.600

-11.149

4

354.787

138.120

49.003.180.440

125.873.815.400

19.077.134.400

16.138

5

404.336

172.230

69.638.789.280

163.487.600.900

29.663.172.900

65.687

Total

1.693.243

607.290

212.813.036.500

583.365.882.700

79.018.974.900

-

y

xy

x2

y2

-45.138

3.270.202.962

5.248.857.601

2.037.439.044

70.019

6.301

39.702.601

-6.618

-11.720.478

3.136.441

43.797.924

122.715

-7.875

62.015.625

-15.318

170.780.382

124.300.201

234.641.124

113.542

-7.402

54.789.604

16.662

268.891.356

260.435.044

277.622.244

132.916

5.204

27.081.616

50.772

3.335.060.364

4.314.781.969

2.577.795.984

168.096

4.134

17.089.956

-

7.033.217.586

9.951.511.256

5.171.296.320

-

-

200.679.402

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Y-

(Y-

2

Berdasarkan hasil tersebut diperoleh persamaan regresinya:

Dimana diperoleh koefisien regresinya (b) bertanda positif yaitu 0,71 yang itu artinya dengan naiknya anggaran kas maka diprediksi realisasi klaim juga akan mengalami kenaikan.

2. Analisis Korelasi Analisis korelasi untuk mengetahui kekuatan hubungan antara variabel X dan variabel Y, dan perhitungannya adalah sebagai berikut:

r=

Jadi, besarnya korelasi antara anggaran kas terhadap realisasi klaim asuransi adalah 0,99 yaitu sangat kuat. Besarnya kontribusi variabel anggaran kas terhadap realisasi klaim asuransi yaitu

x 100% = 98%

Artinya, pengaruh antara anggaran kas terhadap relalisasi klaim asuransi sebesar 98% dan sisanya 2% dipengaruhi oleh faktor lain.

3. Pengujian Hipotesis Selanjutnya untuk mengetahui apakah hal tersebut benar maka akan di uji dengan uji hipotesis β. Dalam hasil pengujian hipotesis ini akan diketahui diterima atau ditolaknya hipotesis. Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan pengujian hipotesis tersebut :

1.

Menentukan Ho dan Ha Ho :

= 0 Tidak terdapat pengaruh antara anggaran kas terhadap realisasi klaim asuransi.

Ha :

0 Terdapat pengaruh antara anggaran kas terhadap realisasi klaim asuransi.

2.

Penetapan tingkat signifikansi Dalam penelitian ini tingkat kepercayaan adalah 95% (α = 0,05) maka dengan menggunakan tabel distribusi t, t tabel dapat diperoleh dengan cara : untuk n = 5 maka df = 5 - 2 = 3 tingkat kepercayaan = 100% - 5% = 95% maka t ½ α = 3,182 (berdasarkan tabel distribusi t)

3.

Menghitung nilai t

Nilai t dapat dicari melalui rumus sebagai berikut : Se merupakan standar error of estimates atau estimasi standar kesalahan.

Dimana Se =



Se =

= 8.179 b = 0,71 dengan β = 0 Sehingga :

t

Jadi, diperoleh t hitung sebesar 8,66

4.

Kriteria keputusan

Kriteria keputusan

yaitu menggunakan pengujian 2 pihak dengan

membandingkan t tabel dan t hitung t hitung > t tabel yaitu : 8,66 > 3,182 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima

5.

Kesimpulan Pada tingkat kepercayaan 95% ternyata benar terdapat pengaruh antara anggaran kas terhadap realisasi klaim asuransi.

Berdasarkan pengujian tersebut diperoleh hasilnya bahwa terdapat pengaruh antara anggaran kas terhadap realisasi klaim asuransi dimana pengaruhnya adalah bersifat positif yang aritnya dengan terjadinya kenaikan anggaran kas maka realisasi klaim asuransi juga akan mengalami kenaikan begitu juga dengan sebaliknya jika anggaran kas mengalami penurunan maka realisasi klaim juga akan mengalami penurunan. Sehingga berdasarkan hasil penelitian ini hipotesis diterima.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan Berdasarkan pembahasan bab sebelumnya, maka penelitian mengenai

pengaruh anggaran kas terhadap realisasi klaim auransi (Studi kasus pada PT Asuransi Takaful) dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.

Anggaran kas Dari pembahasan yang dilakukan pada bab empat anggaran kas, dapat disimpulkan bahwa anggaran kas pada tahun 2006-2010 mengalami kenaikan dan penurunan di setiap tahunnya. Hal tersebut dikarenakan adanya kebutuhan asuransi sehingga peserta tetap menggunakan asuransi, promosi yang dilakukan PT Asuransi Takaful untuk memberikan pengertian kepada peserta akan asuransi yang dibutuhkan. Selain itu, peningkatan anggaran kas juga didorong oleh adanya dana yang dihimpun PT Asuransi Takaful melalui dana tabarru. Terjadinya penurunan diakibatkan karena peserta tertarik untuk mengikuti asuransi yang lain. Selain itu, jumlah dana yang dapat dihimpun dari peserta mengalami penurunan sehingga pengalokasian dana tabarru pun mengalami penurunan.

2.

Realisasi klaim asuransi Dari pembahasan yang dilakukan pada bab empat mengenai realisasi klaim asuransi pada asuransi syariah, dapat disimpulkan bahwa realisasi klaim yang dilakukan oleh PT Asuransi Takaful pada tahun 2006-2010 mengalami kenaikan dan penurunan disetiap tahunnya. Kenaikan ini dikarenakan oleh banyaknya peserta asuransi yang mengalami musibah. Sedangkan terjadinya penurunan dikarenakan sedikitnya peserta asuransi yang mengalami musibah.

3.

Pengaruh anggaran kas terhadap realisasi klaim asuransi pada asuransi syariah Anggaran kas mempunyai pengaruh terhadap realisasi klaim asuransi pada perusahaan asuransi syariah. Berdasarkan hasil perhitungan persamaan regresi

dan penetapan uji statistik dimana t hitung > t

tabel yaitu 8,66 > 3,182. Maka hasil hipotesisnya Ho ditolak dan Ha diterima.

5.2

Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis mengajukan

saran yang diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan bagi PT Asuransi Takaful, yaitu : 1.

Di dalam penetapan anggaran kas sebaiknya PT Asuransi Takaful lebih rasional dan disesuaikan dengan penyerapan atau realisasi anggaran. Hal ini agar tidak terlalu memberatkan perusahaan PT Asuransi Takaful sendiri.

2.

Sebaiknya PT Asuransi Takaful tetap mempertahankan nasabah untuk tetap berasuransi karena dengan semakin banyaknya nasabah akan semakin mudah untuk memenuhi anggaran kas walaupun di sisi lain akan banyak resiko.

3.

Sistem marketing atau pemasaran yang sudah diberlakukan di PT Asuransi Takaful sebaiknya dipertahankan dan ditingkatkan agar semakin banyak nasabah yang tertarik dan mengikuti asuransi di PT Asuransi Takaful.

DAFTAR PUSTAKA Adisaputro, Gunawan. 1988. Anggaran Perusahaan. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada. Ahyari, Agus. 2002. Anggaran Perusahaan Pendekatan Kuantitatif. Edisi Pertama. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Janwari, Yadi. 2006. Asuransi Syariah. Edisi Pertama. Bandung: Pustaka Bani Quraisy. Keown, Arthur J dkk. 2001. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi Ketujuh. Jakarta: Salemba Empat Munandar M. 1992. Budgeting: Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja. Edisi Pertama. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada. Munawir. 1992. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakata: Liberty. Mulyadi. 1993. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ekonomi Indonesia YKPN. Nazir, Muhammad. 1988. Metode Penelitian. Edisi Ketiga. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nurhayati, Nunung dan Tasya Aspiranti. 2005. Statistika Ekonomi. Bandung: Fakultas Ekonomi Universitas Islam Bandung Nurindrianto dan Bambang Supomo. 2002. Metode Penelitian untuk Akuntansi dan Bisnis. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. Purba, Radiks. 1992. Memahami Asuransi di Indonesia. Jakarta: PT Pustakawan Syahatah, Husain. 2006. Asuransi dalam Perspektif Syariah. Edisi Pertama. Jakarta: Amzah. Sula, Muhammad Syakir. 2004. Asuransi Syariah (Life and General). Edisi Pertama. Jakarta: Gema Insani Press. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian dan Administrasi. Edisi Pertama. Bandung: Alfabeta

LAMPIRAN

Laporan Realisasi Anggaran Arus Kas Periode Januari s/d Desember 2006 LAPORAN REALISASI ANGGARAN ARUS KAS PT. ASURANSI TAKAFUL TAHUN ANGGARAN 31 DESEMBER 2006 (dalam rupiah) Anggaran (Rp) 293.512.294.400,00 0,00 0,00 87.560.000.000,00 0,00 (4.550.988.000,00) (266.200.000.000,00) (44.353.000.000,00) 65.968.306.400,00

Realisasi (Rp) 137.369.000.000,00 0,00 0,00 91.550.600.000,00 0,00 (3.578.148.661,00) (76.320.000.000,00) (43.853.000.000,00) 105.168.451.339,00

Arus Kas Aktivitas Investasi Hasil Investasi Penempatan Investasi Kas Bersih dari/untuk Aktivitas Investasi

4.356.455.000,00 0,00 4.356.455.000,00

2.720.744.198,00 0,00 2.720.744.198,00

Arus Kas Aktivitas Pendanaan Penerimaan dari Kantor Cabang Penerimaan untuk Kantor Pusat Penerimaan Lain-lain Pembayaran untuk Kantor Pusat Belanja Modal Pembayaran Lain-lain Kas Bersih dari/untuk Aktivitas Pendanaan

55.324.500.000,00 6.342.560.000,00 1.044.587.000,00 (9.856.500.000,00) (756.600.000,00) 824.500.000,00 52.923.047.000,00

57.212.744.000,00 8.478.540.000,00 1.554.388.000,00 (9.560.780.000,00) (700.320.000,00) 810.540.000,00 57.795.112.000,00

123.247.808.400,00 123.247.000.000,00 808.400,00 150.550.000,00 151.358.400,00

165.684.307.537,00 165.684.000.000,00 307.537,00

Arus Kas Aktivitas Operasional Penerimaan Premi Penerimaan Komisi Reasuransi Penerimaan Klaim Reasuransi Penerimaan Lain-lain Pembayaran Premi Reasuransi Pembayaran Komisi Pembayaran Klaim Pembayaran Lain-lain Kas Bersih dari/untuk Aktivitas Operasional

Kenaikan (penurunan) Saldo Kas Transfer ke Kantor Cabang Ekses Dana Saldo Kas Awal Saldo Kas Akhir

150.857.537,00

Selisih (Rp) (156.143.294.400,00) 0,00 0,00 3.990.600.000,00 0,00 972.839.339,00 189.880.000.000,00 500.000.000,00 39.200.144.939,00 0,00 0,00 (1.635.710.802,00) 0,00 (1.635.710.802,00) 0,00 0,00 1.888.244.000,00 2.135.980.000,00 509.801.000,00 295.720.000,00 56.280.000,00 (13.960.000,00) 4.872.065.000,00 0,00 42.436.499.137,00 42.437.000.000,00 (500.863,00) (150.550.000,00) (500.863,00)

% 46,80 0,00 0,00 104,56 0,00 78,62 28,67 98,87 159,42

62,45 62,45

103,41 133,68 148,80 97,00 92,56 98,31 109,21 134,43 134,43 38,04 100,00 99,67

Laporan Realisasi Anggaran Arus Kas Periode Januari s/d Desember 2007 PT. ASURANSI TAKAFUL TAHUN ANGGARAN 31 DESEMBER 2007 (dalam rupiah) Anggaran (Rp) 357.512.294.400,00 0,00 0,00 90.560.000.000,00 0,00 (4.550.988.000,00) (340.420.000.000,00) (40.345.000.000,00) 62.756.306.400,00

Realisasi (Rp) 443.590.000.000,00 0,00 0,00 97.550.600.000,00 0,00 (5.578.148.661,00) (114.840.000.000,00) (50.753.000.000,00) 369.969.451.339,00

5.276.455.000,00 0,00 5.276.455.000,00

6.520.744.198,00 0,00 6.520.744.198,00

Arus Kas Aktivitas Pendanaan Penerimaan dari Kantor Cabang Penerimaan untuk Kantor Pusat Penerimaan Lain-lain Pembayaran untuk Kantor Pusat Belanja Modal Pembayaran Lain-lain Kas Bersih dari/untuk Aktivitas Pendanaan

58.575.300.000,00 7.726.560.000,00 1.035.560.000,00 (10.856.500.000,00) (847.600.000,00) 875.500.000,00 56.508.820.000,00

58.612.544.000,00 8.856.564.000,00 1.250.037.500,00 (11.560.800.000,00) (900.320.000,00) 920.320.000,00 57.178.345.500,00

Kenaikan (penurunan) Saldo Kas Transfer ke Kantor Cabang Ekses Dana Saldo Kas Awal Saldo Kas Akhir

124.541.581.400,00 124.541.000.000,00 581.400,00 151.358.400,00 151.939.800,00

433.668.541.037,00 433.668.000.000,00 541.037,00 150.857.537,00 151.398.574,00

Arus Kas Aktivitas Operasional Penerimaan Premi Penerimaan Komisi Reasuransi Penerimaan Klaim Reasuransi Penerimaan Lain-lain Pembayaran Premi Reasuransi Pembayaran Komisi Pembayaran Klaim Pembayaran Lain-lain Kas Bersih dari/untuk Aktivitas Operasional Arus Kas Aktivitas Investasi Hasil Investasi Penempatan Investasi Kas Bersih dari/untuk Aktivitas Investasi

Selisih (Rp) 86.077.705.600,00 0,00 0,00 6.990.600.000,00 0,00 (1.027.160.661,00) 225.580.000.000,00 (10.408.000.000,00) 307.213.144.939,00 0,00 0,00 1.244.289.198,00 0,00 1.244.289.198,00 0,00 0,00 37.244.000,00 1.130.004.000,00 214.477.500,00 (704.300.000,00) (52.720.000,00) 44.820.000,00 669.525.500,00 0,00 309.126.959.637,00 309.127.000.000,00 (40.363,00) (500.863,00) (541.226,00)

% 124,08 0,00 0,00 107,72 0,00 122,57 33,73 125,80 589,53

123,58 0,00 123,58

100,06 114,62 120,71 106,49 106,22 105,12 101,18 348,21 348,21 93,06 99,67 99,64

Laporan Realisasi Anggaran Arus Kas Periode Januari s/d Desember 2008 LAPORAN REALISASI ANGGARAN ARUS KAS PT. ASURANSI TAKAFUL TAHUN ANGGARAN 31 DESEMBER 2008 (dalam rupiah) Arus Kas Aktivitas Operasional Penerimaan Premi Penerimaan Komisi Reasuransi Penerimaan Klaim Reasuransi Penerimaan Lain-lain Pembayaran Premi Reasuransi Pembayaran Komisi Pembayaran Klaim Pembayaran Lain-lain Kas Bersih dari/untuk Aktivitas Operasional Arus Kas Aktivitas Investasi Hasil Investasi Penempatan Investasi Kas Bersih dari/untuk Aktivitas Investasi Arus Kas Aktivitas Pendanaan Penerimaan dari Kantor Cabang Penerimaan untuk Kantor Pusat Penerimaan Lain-lain Pembayaran untuk Kantor Pusat Belanja Modal Pembayaran Lain-lain Kas Bersih dari/untuk Aktivitas Pendanaan Kenaikan (penurunan) Saldo Kas Transfer ke Kantor Cabang Ekses Dana Saldo Kas Awal Saldo Kas Akhir

Anggaran (Rp) 322.317.234.500,00 0,00 0,00 86.750.000.000,00 0,00 (4.250.655.000,00) (327.500.000.000,00) (38.345.000.000,00) 38.971.579.500,00

Realisasi (Rp) 353.460.000.000,00 0,00 0,00 90.450.800.000,00 0,00 (5.154.248.550,00) (106.140.000.000,00) (42.732.000.000,00) 289.884.551.450,00

4.976.455.000,00 0,00 4.976.455.000,00

5.432.566.000,00 0,00 5.432.566.000,00

53.455.200.000,00 7.456.500.000,00 1.050.000.000,00 (10.120.500.000,00) (815.000.000,00) 875.500.000,00 51.901.700.000,00

55.623.000.000,00 7.945.000.000,00 1.125.000.000,00 (10.950.000.000,00) (845.000.000,00) 900.500.000,00 53.798.500.000,00

95.849.734.500,00 95.849.000.000,00 734.500,00 151.939.800,00 152.674.300,00

349.115.617.450,00 349.115.000.000,00 617.450,00 151.398.574,00 152.016.024,00

Selisih (Rp) 31.142.765.500,00 0,00 0,00 3.700.800.000,00 0,00 (903.593.550,00) 221.360.000.000,00 (4.387.000.000,00) 250.912.971.950,00 0,00 0,00 456.111.000,00 0,00 456.111.000,00 0,00 0,00 2.167.800.000,00 488.500.000,00 75.000.000,00 (829.500.000,00) (30.000.000,00) 25.000.000,00 1.896.800.000,00 0,00 253.265.882.950,00 253.266.000.000,00 (117.050,00) (541.226,00) (658.276,00)

% 109,66 0,00 0,00 104,27 0,00 121,26 32,41 111,44 743,84

109,17 0,00 109,17

104,06 106,55 107,14 108,20 103,68 102,86 103,65 364,23 364,23 84,06 99,64 99,57

Laporan Realisasi Anggaran Arus Kas Periode Januari s/d Desember 2009 LAPORAN REALISASI ANGGARAN ARUS KAS PT. ASURANSI TAKAFUL TAHUN ANGGARAN 31 DESEMBER 2009 (dalam rupiah) Anggaran (Rp) 365.450.000.000,00 0,00 0,00 90.500.000.000,00 0,00 (4.350.600.000,00) (354.787.000.000,00) (40.346.000.000,00) 56.466.400.000,00

Realisasi (Rp) 380.550.000.000,00 0,00 0,00 95.456.000.000,00 0,00 (5.357.335.650,00) (138.120.000.000,00) (43.650.003.000,00) 288.878.661.350,00

5.276.455.000,00 0,00 5.276.455.000,00

5.612.500.000,00 0,00 5.612.500.000,00

Arus Kas Aktivitas Pendanaan Penerimaan dari Kantor Cabang Penerimaan untuk Kantor Pusat Penerimaan Lain-lain Pembayaran untuk Kantor Pusat Belanja Modal Pembayaran Lain-lain Kas Bersih dari/untuk Aktivitas Pendanaan

55.730.000.000,00 7.860.500.000,00 1.350.000.000,00 (10.560.500.000,00) (850.700.000,00) (895.000.000,00) 52.634.300.000,00

58.450.500.000,00 8.179.500.000,00 1.525.000.000,00 (11.350.000.000,00) (878.000.000,00) (912.300.000,00) 55.014.700.000,00

Kenaikan (penurunan) Saldo Kas Transfer ke Kantor Cabang Ekses Dana Saldo Kas Awal Saldo Kas Akhir

114.377.155.000,00 114.377.000.000,00 155.000,00 152.674.300,00 152.829.300,00

349.505.861.350,00 349.505.000.000,00 861.350,00 152.016.024,00 152.877.374,00

Arus Kas Aktivitas Ope rasional Penerimaan Premi Penerimaan Komisi Reasuransi Penerimaan Klaim Reasuransi Penerimaan Lain-lain Pembayaran Premi Reasuransi Pembayaran Komisi Pembayaran Klaim Pembayaran Lain-lain Kas Bersih dari/untuk Aktivitas Operasional Arus Kas Aktivitas Investasi Hasil Investasi Penempatan Investasi Kas Bersih dari/untuk Aktivitas Investasi

Selisih (Rp) 15.100.000.000,00 0,00 0,00 4.956.000.000,00 0,00 (1.006.735.650,00) 216.667.000.000,00 (3.304.003.000,00) 232.412.261.350,00 0,00 0,00 336.045.000,00 0,00 336.045.000,00 0,00 0,00 2.720.500.000,00 319.000.000,00 175.000.000,00 (789.500.000,00) (27.300.000,00) (17.300.000,00) 2.380.400.000,00 0,00 235.128.706.350,00 235.128.000.000,00 706.350,00 (658.276,00) 48.074,00

% 104,13 0,00 0,00 105,48 0,00 123,14 38,93 108,19 511,59

106,37 0,00 106,37

104,88 104,06 112,96 107,48 103,21 101,93 104,52 305,57 305,57 555,71 99,57 100,03

Laporan Realisasi Anggaran Arus Kas Periode Januari s/d Desember 2010 LAPORAN REALISASI ANGGARAN ARUS KAS PT. ASURANSI TAKAFUL TAHUN ANGGARAN 31 DESEMBER 2010 (dalam rupiah) Anggaran (Rp) 380.650.000.000,00 0,00 0,00 94.230.000.000,00 0,00 (4.550.500.000,00) (404.336.000.000,00) (41.230.000.000,00) 24.763.500.000,00

Realisasi (Rp) 395.430.000.000,00 0,00 0,00 97.380.000.000,00 0,00 (5.450.450.000,00) (172.230.000.000,00) (45.500.000.000,00) 269.629.550.000,00

Arus Kas Aktivitas Investasi Hasil Investasi Penempatan Investasi Kas Bersih dari/untuk Aktivitas Investasi

5.347.280.000,00 0,00 5.347.280.000,00

5.825.000.000,00 0,00 5.825.000.000,00

Arus Kas Aktivitas Pendanaan Penerimaan dari Kantor Cabang Penerimaan untuk Kantor Pusat Penerimaan Lain-lain Pembayaran untuk Kantor Pusat Belanja Modal Pembayaran Lain-lain Kas Bersih dari/untuk Aktivitas Pendanaan

56.550.000.000,00 7.950.000.000,00 1.540.500.000,00 (11.450.000.000,00) (867.500.000,00) (905.450.000,00) 52.817.550.000,00

59.550.200.000,00 8.385.000.000,00 1.675.000.000,00 (12.500.000.000,00) (880.500.000,00) (923.700.000,00) 55.306.000.000,00

82.928.330.000,00 82.928.000.000,00 330.000,00 152.829.300,00 153.159.300,00

330.760.550.000,00 330.760.000.000,00 550.000,00 152.877.374,00 153.427.374,00

Arus Kas Aktivitas Operasional Penerimaan Premi Penerimaan Komisi Reasuransi Penerimaan Klaim Reasuransi Penerimaan Lain-lain Pembayaran Premi Reasuransi Pembayaran Komisi Pembayaran Klaim Pembayaran Lain-lain Kas Bersih dari/untuk Aktivitas Operasional

Kenaikan (penurunan) Saldo Kas Transfer ke Kantor Cabang Ekses Dana Saldo Kas Awal Saldo Kas Akhir

Selisih (Rp) 14.780.000.000,00 0,00 0,00 3.150.000.000,00 0,00 (899.950.000,00) 232.106.000.000,00 (4.270.000.000,00) 244.866.050.000,00 0,00 0,00 477.720.000,00 0,00 477.720.000,00 0,00 0,00 3.000.200.000,00 435.000.000,00 134.500.000,00 (1.050.000.000,00) (13.000.000,00) (18.250.000,00) 2.488.450.000,00 0,00 247.832.220.000,00 247.832.000.000,00 220.000,00 48.074,00 268.074,00

% 103,88 0,00 0,00 103,34 0,00 119,78 42,60 110,36 1088,82

108,93 0,00 108,93

105,31 105,47 108,73 109,17 101,50 102,02 104,71 398,85 398,85 166,67 100,03 100,18

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

NAMA LENGKAP

: AMBIA GINA PUSPITA

NAMA PANGGILAN

: BIA

TEMPAT, TANGGAL LAHIR

: BANDUNG, 29 NOVEMBER 1990

ALAMAT

: TAMAN CIBADUYUT INDAH BLOK FC NO. 11

AGAMA

: ISLAM

JENIS KELAMIN

: PEREMPUAN

NAMA AYAH

: ALM. BABAN SUMBARAN

NAMA IBU

: OPIE RAFIANI

ALAMAT ORANGTUA

: TAMAN CIBADUYUT INDAH BLOK FC NO. 11

STATUS

: BELUM MENIKAH

GOLONGAN DARAH

:A

RIWAYAT PENDIDIKAN

:

1. TK ASSALAAM DI BANDUNG, LULUS TAHUN 1996 2. SD ASSALAAM DI BANDUNG, LULUS TAHUN 2002 3. SMPN 3 DI BANDUNG, LULUS TAHUN 2005 4. SMAN 11 BANDUNG, LULUS TAHUN 2008 5. PROGRAM STUDI AKUNTANSI, MASUK TAHUN 2008

RIWAYAT PEKERJAAN

:

1. PT. MELVAR LINTASNUSA SEBAGAI OFFICER 2. MAGANG DI PT KERETA API (PERSERO)

PROMOTION