BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG GINJAL

Download lemah, tidak ada nafsu makan, mual, sulit tidur, pruritus, lidah tidak ada rasa, sulit konsentrasi, libido menurun, badan sakit, dan tekana...

0 downloads 366 Views 152KB Size
1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Ginjal merupakan salah satu organ tubuh yang memiliki fungsi vital. Fungsi utama ginjal antara lain sebagai organ sekresi, ekskresi, dan filtrasi. Penurunan fungsi ginjal yang progresif akan berakhir dengan penyakit ginjal kronik (PGK). Penyakit ginjal kronik merupakan keadaan abnormalitas struktur atau fungsi ginjal yang berlangsung lebih dari tiga bulan (PERNEFRI, 2012). Insidensi PGK semakin meningkat diseluruh dunia termasuk di Indonesia. Pada akhir tahun 2013 prevalensi PGK di dunia ditemukan sebanyak 14,7% dari populasi orang dewasa (Cueto-Manzano, 2014). Survei yang dilakukan Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) pada tahun 2012 menunjukkan bahwa 12,5% dari populasi atau 30 juta dari 240 juta jiwa penduduk Indonesia mengalami penurunan fungsi ginjal. Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti ke Dinas Kesehatan Yogyakarta, didapatkan data tahun 2013 sebanyak 767 pasien penyakit ginjal yang tersebar di lima kabupaten. Kasus terbanyak terdapat di Kota Yogyakarta yaitu 251 kasus. Penderita PGK masih dapat mempertahankan hidupnya selama bertahuntahun dengan terapi penggantian fungsi ginjal. Salah satu terapi penggantian fungsi ginjal adalah hemodialisis (HD). Penderita ginjal kronik sangat bergantung pada terapi HD untuk menggantikan fungsi ginjalnya. Penderita yang telah

1

2

menjalani HD akan terus menerus melakukan terapi HD secara rutin untuk menyambung hidupnya (Smeltzer & Bare, 2008). Orang dengan penyakit kronis, termasuk pasien yang menjalani terapi HD secara terus menerus akan mengalami perubahan dalam kehidupannya. Proses HD yang tidak adekuat akan menimbulkan efek samping berupa cepat lelah dan lemah, tidak ada nafsu makan, mual, sulit tidur, pruritus, lidah tidak ada rasa, sulit konsentrasi, libido menurun, badan sakit, dan tekanan darah sering tidak terkontrol (Lestariningsih, 2012). Terapi HD juga akan mempengaruhi keadaan psikologis pasien. Pasien dilaporkan mengalami depresi, kecemasan, gangguan seksual, dan masalah interpersonal (Mahdavi et al., 2013). Penelitian yang dilakukan oleh Tanvir et al. (2013) menunjukkan prevalensi depresi pada pasien HD mencapai angka 57,30%. Sedangkan menurut Cengic & Resic (2010), 51% pasien yang menjalani HD mengalami depresi. Depresi merupakan masalah yang umum pada pasien PGK yang mendapatkan terapi HD jangka panjang. Hal ini dikaitkan dengan peningkatan risiko nyata dari morbiditas dan mortalitas pada pasien HD (Hedayati et al., 2009). Selain masalah fisik, masalah psikologis seperti depresi pada pasien HD juga perlu untuk diperhatikan karena depresi dapat memperparah keadaan pasien. Teknik relaksasi secara efektif dapat menurunkan dan mencegah adanya efek psikologis dari stress (Johns, 2009). Relaksasi adalah salah satu teknik nonfarmakologi yang paling berguna mengurangi stres melalui dampak pada kondisi mental dan fisik, depresi, mood, kecemasan, dan self-steam (Mahdavi et

3

al., 2013). Terdapat berbagai macam teknik relaksasi seperti deep breathing, progressive muscle relaxation, relaxation with guided imagery, t’ai chi ch’uan, dan teknik relaksasi Benson. Metode relaksasi yang paling mudah dan tidak memerlukan biaya banyak untuk dipelajari adalah teknik relaksasi Benson. Relaksasi Benson merupakan pengembangan metode gabungan dari relaksasi dengan keyakinan pasien dan berfokus pada kata atau kalimat tertentu yang diucapkan berulang kali (Dossey & Keegan, 2009). Penelitian tentang teknik relaksasi Benson pada pasien yang menjalani HD sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh Rambod et al. (2013) dengan judul Evaluation of the effect of Benson’s relaxation technique on pain and quality of life of haemodialysis patient: A randomized controlled trial. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa teknik relaksasi Benson dapat meningkatkan kualitas hidup pada pasien yang menjalani HD. Menurut Gregory & Snyder (2007), mekanisme dari relaksasi Benson terdiri dari empat poin utama yaitu dengan menciptakan lingkungan tenang, merelaksasikan otot mulai dari kaki hingga kepala, merelaksasikan tubuh dan pikiran, dan melakukan napas dalam dengan menghirup udara menggunakan hidung, serta mengeluarkannya dengan menggunakan mulut diiringi pengulangan kalimat yang mampu membuat pasien tenang dan mengalihkan pikiran pasien dari stressor. Respon yang timbul dari teknik relaksasi tersebut diharapkan dapat membantu mengurangi masalah psikologis seperti depresi pada pasien. Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta didapatkan data sebanyak 319 pasien menjalani HD pada periode

4

bulan Agustus 2014. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan pasien, pasien mengungkapkan adanya tanda-tanda depresi seperti putus asa dan tidak mempunyai harapan hidup setelah dirinya didiagnosa menderita PGK dan harus menjalani HD rutin. Wawancara yang dilakukan peneliti dengan kepala perawat unit HD menjelaskan kondisi depresi yang terjadi pada pasien tersebut berlangsung selama satu sampai dua tahun pertama. Tindakan non farmakologi termasuk teknik relaksasi Benson belum pernah diaplikasikan pada pasien di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi Benson terhadap penurunan depresi pada pasien hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah Penelitian Apakah teknik relaksasi Benson dapat menurunkan depresi pada pasien HD di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian Tujuan Umum: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi Benson terhadap penurunan depresi pada pasien HD di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

5

Tujuan Khusus: 1. Mengetahui rerata skor depresi pada pasien HD sebelum mendapatkan teknik relaksasi Benson. 2. Mengetahui rerata skor depresi pada pasien HD setelah mendapatkan teknik relaksasi Benson. 3. Mengetahui perbedaan skor depresi pada pasien HD sebelum dan setelah mendapatkan teknik relaksasi Benson.

D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi ilmu pengetahuan: penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang manfaat teknik relaksasi Benson. 2. Bagi klinisi keperawatan: dapat mengetahui manfaat teknik relaksasi Benson. 3. Bagi pasien: dapat melakukan teknik relaksasi Benson secara mandiri dengan mudah dan tidak memerlukan biaya banyak sehingga dapat mengurangi depresi. 4. Bagi peneliti selanjutnya: penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.

E. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai pengaruh teknik relaksasi Benson terhadap depresi pada pasien HD sejauh penelusuran kepustakaan yang peneliti lakukan belum

6

pernah dilakukan sebelumnya. Namun ada beberapa penelitian yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini, antara lain: 1. Aryana & Novitasari (2013) meneliti tentang Pengaruh tehnik relaksasi benson terhadap penurunan tingkat stres lansia di unit rehabilitas sosial Wening Wardoyo Ungaran. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi Benson untuk mengurangi tingkat stres pada lansia di unit rehabilitas sosial Wening Wardoyo Ungaran. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental with pretest & postest control group design. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa teknik relaksasi Benson memberikan pengaruh yang signifikan untuk mengurangi tingkat stres. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan terletak pada sampel yaitu pasien HD di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan variabel yang digunakan yaitu depresi. 2. Mahdavi et al. (2013) meneliti tentang Implementing Benson’s relaxation training in Hemodialysis Patients: changes in perceived stress, anxiety, and depression. Penelitian tersebut dilakukan dengan metode randomized control trial dengan tujuan untuk mengeksplorasi efektivitas teknik relaksasi Benson untuk stres, kecemasan, dan depresi pada pasien HD. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara tingkat stres dan kecemasan dalam kelompok kasus sebelum dan setelah intervensi. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada variabel, metode penelitian yang digunakan yaitu Quasi Experimental, dan kuesioner yaitu BDI-II. 3. Rambod et al. (2013) meneliti tentang Evaluation of the effect of Benson’s relaxation technique on pain and quality of life of haemodialysis patient: A

7

randomized controlled trial. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui evektivitas teknik relaksasi Benson dalam mengurangi rasa sakit dan meningkatkan kualitas hidup pada pasien HD dengan metode randomized controlled trial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik relaksasi Benson menurunkan intensitas nyeri secara signifikan dan meningkatkan kualitas hidup. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada variabel yaitu depresi, metode penelitian yaitu Quasi Experimental dan kuesioner yang digunakan yaitu BDI-II.