BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG LIMFOMA

Download Terdapat. 149 kasus. Limfoma Maligna, 126 LNH. Mayoritas penderita berada pada kisaran umur. 40-60 tahun sebanyak 57 kasus (45,24%). Pender...

0 downloads 492 Views 254KB Size
1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Limfoma

merupakan

keganasan

yang

berasal

dari

sistem limfatik (University of Miami Miller School of Medicine, 2014). Limfoma merupakan penyakit keganasan tersering (Longo,

kedua 2012).

pada

sel

limfoid

Berdasarkan

ada

setelah

tidaknya

leukemia sel

Reed

Sternberg, limfoma diklasifikasikan menjadi dua yaitu: Limfoma Hodgkin dan Limfoma Non Hodgkin. Berdasarkan data

di

Amerika

Serikat,

Limfoma

Hodgkin

memiliki

prevalensi 8,2% dari keseluruhan keganasan sel limfoid, sementara Limfoma Non Hodgkin memiliki prevalensi 62,4% yang terdiri dari: 31% Diffuse Large B Cell Lymphoma, 22%

Follicular

Mature

T

lymphoma, large

B

lymphoma,

cell 6% cell

7,6%

lymphoma,

Mantle

cell

lymphoma,

MALT

6,7%

Small

lymphoma, 2,4%

lymphoma,

2,4%

Anaplastic

7,6%

lymphocytic Mediastinal large

cell

lymphoma, 2,4% Burkitt’s lymphoma, 1,8% Nodal marginal zone lymphoma, 1,7% Precussor T lymphoblastic lymphoma,

2

1,2% Lymphoplasmacytic lymphoma, dan 7,4% lain-lain. (Longo, 2012) Angka

insidensi

Limfoma

Non

Hodgkin

di

Amerika

Serikat pada tahun 2005-2009 pada laki-laki 23,3 per 100.000

penduduk,

sementara

pada

perempuan

16,2

per

100.000 penduduk. (Siegel et al., 2013) Pada

tahun

2009,

Limfoma

Non

Hodgkin

merupakan

peringkat keempat tipe kanker penyebab kematian pada laki-laki merupakan

usia

20-39

peringkat

tahun kelima

di

Amerika

tipe

Serikat

kanker

dan

penyebab

kematian pada perempuan usia lebih dari sama dengan 80 tahun di Amerika Serikat. Angka kematian Limfoma Non Hodgkin di Amerika Serikat pada tahun 2005-2009 pada laki-laki

8,4

per

100.000

penduduk,

sementara

pada

perempuan 5,2 per 100.000 penduduk. (Siegel et al., 2013) Pada tahun 2000-2009 Limfoma Non Hodgkin mengalami penurunan angka rata-rata kematian tahunan sebesar 3% yang

menduduki

myeloid

leukemia

peringkat (8,4%),

keempat kanker

setelah

gaster

chronic

(3,1%),

kanker kolorektal (3%).(Siegel et al., 2013)

dan

3

Pada

tahun

2010

Limfoma

Hodgkin

memiliki

prevalensi 4.514 pada anak usia hingga 19 tahun, dan 30.739 pada orang usia diatas 20 tahun, dan 35.253 pada semua

usia.

Sementara,

Limfoma

Non

Hodgkin

memiliki

prevalensi 6.442 pada anak usia hingga 19 tahun, 16.301 pada orang usia diatas 20 tahun, dan 22.743 pada semua umur. (Ward et al., 2014) Di limfoma

Indonesia

didapat

pada

tahun

anak

data

estimasi

2005-2007

insidensi

adalah

0,75

per

100.000 penduduk (SriKanDI 2007 cited in Kementerian Kesehatan

RI,

2013).

Lokasi

tersering

munculnya

limfoma Non Hodgkin di Laboratorium Patologi Anatomi FK UGM

tahun

38,90%

1995-1997

(Handriawan,

penelitian

tentang

adalah

pada

1999).

Tidak

deskripsi

limfonodi

sebesar

didapatkan

limfoma

data

berdasarkan

diagnosis klinis. Informasi mengenai deskripsi demografi limfoma di Indonesia

masih

sangat

sedikit.

Oleh

karena

itu,

informasi mengenai insidensi limfoma dan deskripsinya berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, asal preparat (predileksi),

diagnosis

klinis,

dan

subtipe

histopatologis limfoma merupakan suatu kajian ilmiah yang menarik untuk dibahas.

4

B. Rumusan Masalah Berdasarkan

latar

belakang

di

atas

penulis

merumuskan beberapa pertanyaan sebagai berikut 1. Berapa

insidensi

limfoma

pada

pasien

di

RSUP

Dr

Sardjito Yogyakarta dalam kurun waktu Januari 2009 sampai dengan Desember 2013? 2. Bagaimana deskripsi limfoma menurut kelompok umur, jenis kelamin, asal preparat (predileksi), diagnosis klinis, dan pemeriksaan histopatologi yang terjadi di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta selama 5 tahun (dari Januari 2009 sampai dengan Desember 2013)? 3. Apakah terdapat hubungan antara jenis kelamin, umur, dan predileksi dengan tipe histopatologi limfoma di RSUP Dr Sardjito selama tahun 2009-2013? C. Tujuan Penelitian a.

Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kejadian limfoma di RSUP Dr Sardjito dalam kurun waktu 1 Januari 2009 hingga 31 Desember 2013. b. 

Tujuan Khusus

Mengetahui insidensi limfoma pada pasien di RSUP Dr Sardjito dalam kurun waktu 1 Januari 2009 hingga 31 Desember 2013.

5



Mendeskripsikan limfoma menurut kelompok umur, jenis kelamin,

asal

preparat

(predileksi),

diagnosis

klinis, dan tipe histopatologi limfoma yang terjadi di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta selama 5 tahun (dari Januari 2009 sampai dengan Desember 2013). 

Mengetahui hubungan antara jenis kelamin, umur, dan predileksi,

dengan

tipe

histopatologi

limfoma

di

RSUP Dr Sardjito selama tahun 2009-2013. D. Keaslian Penelitian Tidak banyak penelitian tentang limfoma dilakukan pada RSUP Dr.Sardjito. Penelitian ysng pernah dilakukan sebelumnya yang tercantum dalam tabel berikut:

6

Tabel 1. Daftar penelitian-penelitian sebelumnya No

Nama

Tahun

Judul

Desain

Subjek

Hasil

1

Handriawan, Dhian

1999

Evaluasi Kasus Limfoma Non Hodgkin pada Laboratorium Patologi Anatomi FK UGM Tahun 1995-1997

Retrospektif non eksperimental dengan metode deskriptif kualitatif terhadap penderita LNH

Pasien yang terdiagnosa menderita LNH yang diperiksa massa tumornya di Laboratorium Patologi Anatomi FK UGM dalam periode 1 Januari 1995 sampai 31 desember 1997

Terdapat 149 kasus Limfoma Maligna, 126 LNH. Mayoritas penderita berada pada kisaran umur 40-60 tahun sebanyak 57 kasus (45,24%). Penderita laki-laki lebih banyak dari perempuan (1,2:1). Lokasi tersering munculnya kelainan pada limfonodi (38,90%). Sebagian besar tumor mempunyai pola arsitektur difus (86,50%).Jenis histopatologis terbanyak menurut klasifikasi Working Formulation adalah limfoma difus dengan sel besar yang predominan (DLCL) dengan jumlah 36 kasus (28,60%).

2

Nurpratami, Diah

2011

Karakteristik Limfoma Non Hodgkin Ekstranodal Primer Kepala dan Leher

Deskriptif

Populasi penderita tumor kepala dan leher

Karakteristik LNH ekstranodal primer kepala dan leher terjadi lebih sering pada laki-laki

7

3

Laksono, Rizki Abri

2011

Frekuensi Ekspresi Protein Epstein Barr Virus (EBV) EBNA-1 pada Non Hodgkin Lymphoma Ekstranodul Primer di Kepala dan Leher

Deskripstif observasional

dengan hasil histopatologi LNH yang menjalani biopsi atau operasi dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan data register pasien 2007 sampai 2010

dengan perbandingan 1,4:1. Rentang usia tersering adalah 51-60 tahun. Lokasi tersering adalah kavum nasi dan sinus paranasal (42,68%). Pada LNH esktranodal primer kepala dan leher lebih banyak ditemukan tipe sel-B sebesar 59,75% dibandingkan tipe sel T.

Pasien tumor kepala dan leher di bagian THT RSUP Dr. Sardjito; menjalani biopsi atau operasi pada April 2007Oktober 2008; hasil pemeriksaan histopatologi menunjukkan

Ekspresi EBNA-1 lebih banyak pada laki-laki (87,5%) dibanding perempuan (12,5%), namun tidak berbeda signifkan (p>0,05). Ekspresi EBNA-1 paling banyak terdapat pada kelompok umur 41-60 tahun (37,5%) dibanding 4 kelompok umur lain namun tidak berbeda signifikan (p>0,05). Ekspresi EBNA-1 lebih banyak pada tumor primer tonsil (50%) dibanding 2 tumor primer

8

jenis Non Hodgkin Lymphoma dengan berbagai tipe/jenis.

lainnya, namun tidak berbeda signifikan (p>0,05). Ekspresi EBNA-1 lebih banyak pada jenis histopatologis sel B (62,5%) dibanding sel T (25%), namun tidak berbeda signifikan (p>0,05).

9

E. Manfaat Penelitian  Penelitian statistik

ini

menyediakan

mengenai

sebaran

informasi kasus

dan

Limfoma

data

Hodgkin

maupun Non Hodgkin yang terdapat di DIY khususnya RSUP Dr. Sardjito serta dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut.  Penelitian ini menyediakan data statistik mengenai sebaran kasus Limfoma Hodgkin maupun Non Hodgkin yang terdapat dapat

di

DIY

digunakan

khususnya bagi

RSUP

klinisi

Dr.

Sardjito

untuk

yang

membantu

menegakkan diagnosis klinis.  Penelitian ini memberikan kesempatan bagi peneliti untuk

memperoleh

sebuah penelitian.

pengalaman

belajar

dalam

membuat