PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN DAN PERSEPSI WAJIB PAJAK TENTANG PELAKSANAAN SENSUS PAJAK NASIONAL TERHADAP KESADARAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Survei Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi Di Wilayah Banyuwangi) Herlambang Kurniawan Srikandi Kumadji Fransisca Yaningwati Program Studi Perpajakan, Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang Email:
[email protected] Abstract The purpose of this research is to find the effect of between the Socialization of Taxation and Taxpayer Perception on the Implementation of National Tax Census simultaneously and partially on Individual Taxpayer Awareness. The type of research is eksplanatory with the quantitative approach. The data collection method use form of questionnaire. Samples of 100 Individual Taxpayer has been recorded in the census by tax officer. The data analysis is descriptive and multiple linear regression. The results of research showed Socialization of taxation and taxpayer perception on the implementation of the National Tax Census simultaneously effect significantly on Taxpayer Awareness. Socialization of Taxation partially effect significantly on Taxpayer Awareness. Taxpayer Perception on the Implementation of the National Tax Census partially effect significantly on Taxpayer Awareness. The results test of determination coefficient showed that Socialization of Taxation, and Taxpayer Perception on the Implementation of the National Tax Census simultaneously give effect of 59,3% on Taxpayer Awareness. Variable that more dominant effect of Individual Taxpayer Awareness is Socialization of Taxation. Key words: socialization of taxation, taxpayer perception, national tax census, taxpayer awareness. PENDAHULUAN
kecilnya pajak yang dihimpun dari masyarakat.
Pajak adalah sumber utama penerimaan
Upaya tersebut akan menghadapi berbagai
negara, hal ini dapat dilihat dari Anggaran
kendala antara lain masih rendahnya kesadaran
Pendapatan
masyarakat
(taxpayer
merupakan alternatif bagi pemerintah untuk
membayar
pajak,
meningkatkan penerimaan negara sebagaimana
pelaksanaan
penyuluhan
yang
Rencana
dibidang perpajakan, dan banyak potensi pajak
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN).
yang belum tergali dan terealisasi secara
Berdasarkan APBN 2013, pajak diharapkan
optimal
dapat menyumbang 77,93% atau hampir 78%
(Direktorat Jenderal Pajak, 2012).
Belanja
telah
dari
Negara
direncanakan
seluruh
(APBN)
dalam
penerimaan
negara.
dan
sehingga
awareness) belum
tax
untuk
optimalnya
dan
pelayanan
ratio-nya
rendah
Target
Peran vital Direktorat Jenderal Pajak
penerimaan pajak Anggaran Pendapatan dan
(DJP) sebagai instansi yang diamanahi tugas
Belanja Negara (APBN) tahun 2013 adalah Rp
penghimpun
1.042,3 triliun, yang berarti terjadi kenaikan
berhadapan dengan realita masih rendahnya
target senilai Rp 157 triliun dari target APBN
kesadaran partisipasi masyarakat mengenai
Perubahan
perpajakan,
tahun
2012
(www.bisniskeuangan.kompas.com). ke
kas
negara
perbandingan
harus
bahwa
Juta jiwa, jumlah WP Orang Pribadi (OP) per
selanjutnya
April 2012 hanya sebesar 22 Juta, padahal
digunakan untuk membiayai belanja negara.
dengan asumsi Penghasilan Tidak Kena Pajak
Pengeluaran negara yang semakin meningkat
(PTKP) sebesar Rp. 24,3 Juta/Tahun, maka
harus
jumlah yang bisa terjaring akan lebih dari itu, ini
diimbangi
penerimaan
pajak
untuk
sebagai
negara
dengan jumlah penduduk yang mencapai 240
Kontribusi wajib dari masyarakat tersebut masuk
penerimaan
dengan yang
pertumbuhan
tinggi.
Anggaran
selaras dengan standar Bank Dunia mengenai
pendidikan, subsidi energi, dan pembangunan
garis kemiskinan yang ditetapkan di angka Rp
infrastruktur sangat bergantung dari besar
6,12 Juta/Tahun dan disandingkan dengan
Jurnal Perpajakan |Vol. 3 No. 1 Desember 2014| perpajakan..studentjournal.ub.ac.id
1
Pendapatan Per Kapita tahun 2012 Republik
dengan tujuan untuk perluasan basis pajak,
Indonesia yaitu sebesar Rp 31,80 Juta/Tahun
peningkatan penerimaan pajak, peningkatan
berarti masih banyak WP OP yang belum
jumlah penerimaan SPT Tahunan PPh dan
terjaring.
Terdaftar
pemutakhiran data WP. Realisasi Responden
sebanyak 22 Juta orang tersebut, di tahun 2011
Sensus Pajak Nasional yang dilakukan oleh KPP
menanggung kontribusi penerimaan sebesar Rp
Pratama Banyuwangi pada tahun 2013 telah
200 Triliun yang dialokasi untuk fasilitas umum
melampaui jumlah target yang ditetapkan yaitu
yang dinikmati kurang lebih 218 Juta jiwa
mencapai 2.558 responden yang disensus.
Adapun
jumlah
WP
lainnya (Wijaya, 2012).
Salah satu kendala dalam penggalian
Data World Bank menunjukkan bahwa
potensi pajak di Banyuwangi adalah tingkat
populasi penduduk Indonesia di tahun 2012
kesadaran masyarakat mengenai arti penting
berjumlah 246 juta jiwa, dari jumlah tersebut
membayar
minimal 25%-nya atau sekitar 61,5 juta jiwa,
Masyarakat
dikatakan telah memenuhi syarat sebagai WP.
melaksanakan
Namun, jumlah WP OP yang terdaftar dan
seperti melaporkan seluruh penghasilannya,
mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
melunasi pajak terutang, dan menyampaikan
berjumlah 23,22 juta. Artinya, masih terdapat
surat pemberitahuan (SPT). Dengan demikian,
kurang lebih 38 juta penduduk yang belum ber-
Program Sosialisasi Perpajakan dan pelaksanaan
NPWP.
SPN
Hal
ini
juga
berarti
telah
pajak
yang
masih
masih
tidak
sepenuhnya
kewajibannya
diharapkan
mampu
rendah.
sebagai
WP
menjaring
dan
terjadi ketidakadilan terhadap 23,22 juta WP OP
meningkatkan kesadaran WP terdaftar dalam
yang
membayar pajak di Banyuwangi. Hal ini
memenuhi
kewajiban
perpajakannya
(http://news.detik.com). Banyaknya
merupakan tugas KPP Pratama Banyuwangi
masyarakat
yang
belum
untuk
selalu
memberikan
mendaftarkan diri sebagai WP, DJP harus segera
sosialisasi
melakukan perluasan basis
masyarakat agar ingin sepenuhnya memenuhi
dasar
itulah
DJP
perpajakan.
mendorong
Atas
peningkatan
dan
pemahaman,
pengawasan
kepada
kewajiban perpajakannya.
pemahaman dan kesadaran perpajakan melalui
Berdasarkan penjelasan tersebut terlihat
program Sosialisasi Perpajakan yang gencar
bahwa kesadaran WP di Banyuwangi masih
digalakan
perlu
kepada
meningkatkan
masyarakat.
sosialisasi
dan
Upaya
ditingkatkan.
Mengingat
program
penyuluhan
Sosialisasi Perpajakan dan pelaksanaan SPN
kepada WP atau masyarakat sejak usia dini,
memiliki peran yang sangat penting untuk
maka Sosialisasi Perpajakan diharapkan dapat
mendekatkan pajak kepada masyarakat, maka
mengedukasi masyarakat agar dapat memahami
peneliti merasa perlu mengkaji lebih mendalam
ketentuan peraturan dan mekanisme dalam
lagi dan ingin membuktikan secara empiris
perpajakan serta membentuk masyarakat yang
mengenai
paham, sadar dan peduli pajak.
pelaksanaan
Salah satu daerah di Jawa Timur yang
Sosialisasi SPN
Banyuwangi.
Perpajakan
yang
dan
dilaksanakan
Peneliti
tertarik
di
untuk
berpotensi pajak yang masih bisa digali adalah
menggabungkan kedua variabel independen
Banyuwangi.
tersebut
Menurut
data
KPP
Pratama
dalam
satu
penelitian
untuk
Banyuwangi Per 31 Desember 2013 terdapat
mengetahui apakah kedua variabel independen
92.667 WP OP terdaftar di KPP Pratama
tersebut cukup kuat mempengaruhi Kesadaran
Banyuwangi. Sensus Pajak Nasional (SPN) 2013
Wajib
Pajak
Orang
Pribadi
yang
Banyuwangi.
Hasil
dari
dilaksanakan
pada
KPP
Pratama
(WP
OP)
penelitian
di ini
Banyuwangi dimulai melalui sosialisasi SPN
diharapkan dapat digunakan sebagai kajian,
yaitu dengan cara menyebar brosur dan pamflet
evaluasi,
sebagai wujud simpatik terhadap masyarakat
mendatang mengenai kinerja dari program DJP
Banyuwangi
yang telah diimplementasikan di Banyuwangi.
yang
dilakukan
di
beberapa
Kecamatan. SPN periode 2013 di banyuwangi
strategi
Tujuan
dan
prediksi
penelitian
ini
pengaruh
antara
di
adalah
masa
untuk
menarget responden melalui SPN mencapai
mengetahui
Sosialisasi
2.500 WP baru. Target ini mencakup responden
Perpajakan dan Persepsi Wajib Pajak (WP)
Orang Pribadi (OP) maupun badan usaha
tentang Pelaksanaan Sensus Pajak Nasional Jurnal Perpajakan |Vol. 3 No. 1 Desember 2014| perpajakan..studentjournal.ub.ac.id
2
secara bersama-sama maupun parsial terhadap
arti bagi lingkungan mereka (Robbins dan
Kesadaran WP OP.
Judge, 2008:175). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi persepsi (Robbins dan Judge,
KAJIAN PUSTAKA
2008:176):
Sosialisasi Perpajakan
Sosialisasi adalah proses belajar yang dialami
1. Faktor-faktor dalam situasi: Waktu, Keadaan kerja, Keadaan sosial. 2. Faktor-faktor dari dalam diri pengarti: Sikapsikap, Motif-motif, Minat-minat, Pengalaman dan Harapan-harapan. 3. Faktor-faktor dalam diri target: Sesuatu yang baru, Gerakan, Suara, Ukuran, Latar belakang, Kedekatan dan kemirirpan. Sensus Pajak Nasional adalah kegiatan
seseorang untuk memperoleh pengetahuan,
pengumpulan
keterampilan, nilai-nilai dan norma-norma agar
perpajakan dalam rangka memperluas basis
ia dapat berpartisipasi sebagai anggota dalam
pajak, pencapaian target penerimaan perpajakan
kelompok masyarakatnya (Goslin dalam Ihromi,
dan pengamanan penerimaan negara dengan
1999:30).
mendatangi subjek pajak (Orang Pribadi atau
Sosialisasi adalah suatu proses dimana orang-orang mempelajari sistem nilai, norma dan
pola
perilaku
yang
diharapkan
oleh
kelompok sebagai bentuk transformasi dari orang tersebut sebagai orang luar menjadi organisasi yang efektif (Basalamah, 2004:196).
Sebelum
era
modernisasi,
DJP
data
mengenai
Badan) diseluruh indonesia, yang dilakukan
mempunyai Direktorat Penyuluhan Perpajakan
oleh DJP bekerjasama
yang
(Sumarsan, 2012:1).
memiliki
tugas
pokok
dan
fungsi
kewajiban
dengan pihak lain
melakukan program penyuluhan atau sosialisasi
SPN sesuai dengan landasan hukum,
perpajakan kepada pihak eksternal DJP dengan
bertujuan untuk: Penggalian potensi perpajakan
menggunakan berbagai media. Dengan adanya
dalam
kesadaran bahwa salah satu kunci dalam
pencapaian
meningkatkan
kepatuhan
adalah
peningkatan jumlah penerimaan SPT tahunan
meningkatnya
pemahaman
kesadaran
PPh, pemutakhiran data WP dan pengamanan
kewajiban
penerimaan negara. SPN juga ditujukan untuk
perpajakannya, maka DJP memperluas fungsi
menjaring seluruh potensi perpajakan dalam
penyuluhan dengan fungsi pelayanan dan
rangka Tri Dharma Perpajakan, yaitu: seluruh
kehumasan, sehingga pada awal tahun 2007
WP Terdaftar, seluruh Objek Pajak dipajaki,
Direktorat tersebut berubah menjadi Direktorat
pelaksanaan kewajiban perpajakan tepat waktu
Penyuluhan,
dan tepat jumlah.
masyarakat
akan
WP dan
hak
Pelayanan
dan
dan
Hubungan
rangka
memperluas
target
basis
penerimaan
pajak,
perpajakan,
Masyarakat (Direktorat Jenderal Pajak, 2009). Sosialisasi
Perpajakan
adalah
suatu
Kesadaran Wajib Pajak
program/kegiatan yang diimplementasikan oleh
Kesadaran WP memiliki arti keadaan
DJP untuk meningkatkan pemahaman dan
dimana seseorang mengetahui, memahami dan
pengetahuan masyarakat mengenai pajak serta
mengerti tentang cara menghitung, membayar
untuk
menunjang
perpajakan.
pelaksanaan
pelayanan
dan melapor pajak serta mentaati hak dan
Kegiatan
Sosialisasi
kewajibanya sebagai WP. Apabila WP memiliki
Bentuk
pengetahuan
Perpajakan: 1. Penyuluhan
Dan
Edukasi
Perpajakan:
Penyuluhan, Multi Media, dan Website DJP.
pemahaman
tentang
peraturan perpajakan serta pelayanan yang berkualitas terhadap WP maka akan timbul kesadaran untuk membayar pajak.
2. Tax Center 3. Kegiatan
dan
Penunjang
Penyuluhan
Dan
Edukasi Perpajakan
Menurut Suryadi (2006), Kesadaran WP dapat dibentuk oleh dimensi persepsi WP, pengetahuan
WP,
karakteristik
WP
dan
Persepsi Wajib Pajak tentang Pelaksanaan
sosialisasi perpajakan. Kesadaran WP akan
Sensus Pajak Nasional
meningkat apabila dalam WP muncul persepsi
Persepsi (perception) adalah proses dimana
positif terhadap pajak. Begitu juga dengan
individu mengatur dan menginterpretasikan
meningkatnya pengetahuan perpajakan WP
kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan
melalui pendidikan perpajakan baik formal Jurnal Perpajakan |Vol. 3 No. 1 Desember 2014| perpajakan..studentjournal.ub.ac.id
3
maupun non formal akan berdampak positif
Pajak periode 2011, 2012 dan/atau 2013 oleh KPP
terhadap kesadaran WP untuk membayar pajak.
Pratama Banyuwangi.
Karakteristik
WP
yang
oleh
Tercatat hingga periode 31 Desember 2013
kondisi budaya, sosial dan ekonomi akan
jumlah WP OP terdaftar sebanyak 92.667 WP.
dominan
yang
Ukuran sampel sejumlah 100 WP OP yang telah
tergambar dalam tingkat kesadaran mereka
disensus pajak yang terdaftar di KPP Pratama
dalam membayar pajak. Dengan sosialisasi
Banyuwangi
perpajakan yang dilakukan secara intensif, akan
dengan menggunakan rumus Slovin. Teknik
dapat meningkatkan pemahaman WP tentang
pengambilan sampel yang dilakukan dalam
kewajiban membayar pajak sebagai wujud
penelitian ini adalah dengan menggunakan
kegotongroyongan
nasional
dalam
teknik nonprobability sampling dengan metode
menghimpun
untuk
kepentingan
purposive sampling. Jenis data penelitian adalah
pembiayaan pemerintahan dan pembangunan
data primer. Seluruh item pada setiap variabel
nasional.
sudah diuji dan hasilnya valid dan reliabel.
HIPOTESIS
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
membentuk
dicerminkan
perilaku
dana
WP
Keterangan :
Kesadaran WP Orang Pribadi (Y)
Banyuwangi. Hal ini dapat disebabkan oleh
Secara Bersama – sama
yang cukup dekat. Tabel Perbandingan jumlah
Secara Parsial
kepala keluarga dan jumlah WP OP KPP
H1: Sosialisasi Perpajakan dan Persepsi Wajib Pajak tentang Pelaksanaan Sensus Pajak secara
berpengaruh
terhadap
Bangorejo Banyuwangi Cluring Gambiran Genteng Giri Glagah Glenmore Kabat Kalibaru Kalipuro Licin Muncar Pesanggaran Purwoharjo Rogojampi Sempu Siliragung Singojuruh Songgon Srono Tegaldlimo Tegalsari Wongsorejo Jumlah
H2: Sosialisasi Perpajakan dan Persepsi Wajib Pajak tentang Pelaksanaan Sensus Pajak parsial
berpengaruh
signifikan terhadap Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi. Perpajakan
berpengaruh
dominan terhadap Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian eksplanatori (eksplanatory research) kuantitatif.
Metode
pengumpulan data yang dilakukan adalah metode survei berupa angket. Untuk mengukur pendapat responden peneliti
Tabel 1. Perbandingan Jumlah Kepala Keluarga dan Jumlah WP OP KPP Pratama Banyuwangi Kecamatan
signifikan
secara
Pratama Banyuwangi.
bersama-sama
Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi.
pendekatan
diantara Kecamatan lain di KPP Pratama
atau jarak dengan KPP Pratama Banyuwangi
adalah sebagai berikut:
dengan
Banyuwangi. Kecamatan Banyuwangi terbesar
beberapa faktor, diantaranya adalah jangkauan Hipotesis
Adapun rumusan hipotesis penelitian ini
H3: Sosialisasi
sampel
jumlah WP OP yang terdaftar di Kabupaten
Persepsi WP tentang Pelaksanaan SPN Gambar 1. Model (X2)
Nasional
perhitungan
Jumlah penduduk, kepala keluarga dan
Sosialisasi Perpajakan (X1)
Nasional
dengan
menggunakan
skala ordinal dengan teknik pengukuran skala Likert 5 poin. Populasi dalam penelitian ini adalah WP OP yang terdaftar dan telah disensus
Jml. Jml. Kpl. Jml. WP Persentase Pnddk Keluarga OP (%) 64.338 28.493 2.648 9,293 115.313 46.752 20.661 44,193 70.072 29.384 4.016 13,667 59.515 24.338 4.337 17,82 86.109 33.671 6.873 20,412 26.604 11.917 3.159 26,508 30.739 14.882 2.594 17,43 76.267 30.655 3.418 11,15 68.889 30.315 3.022 9,969 73.804 29.920 2.807 9,382 90.454 41.467 3.860 9,309 27.517 13.375 446 3,335 126.713 51.600 5.444 10,55 51.030 24.036 3.389 14,1 67.693 29.512 3.442 11,663 91.395 41.268 5.837 14,144 76.678 31.929 1.755 5,497 47.041 19.443 843 4,336 46.071 20.474 1.969 9,617 51.395 22.521 1.714 7,611 89.394 39.255 4.462 11,367 59.646 24.839 2.537 10,214 45.496 18.291 865 4,729 84.957 37.360 2.569 6,876 1.627.130 695.697 92.667 13,32
Jurnal Perpajakan |Vol. 3 No. 1 Desember 2014| perpajakan..studentjournal.ub.ac.id
4
Sumber : KPP Pratama Banyuwangi dan Dinas Capil Banyuwangi, 2013 Hasil Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Hasil uji normalitas dari metode ini menggambarkan bahwa titik-titik mengikuti dan
merapat
di
Berdasarkan
sekitar
gambar
garis
diagonal.
tersebut
dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan persyaratan normalitas pada model regresi ini telah terpenuhi. Hasil pengujian ini dapat Gambar 3. Grafik Scatterplot
dilihat pada Gambar 2.
Hasil Uji Hipotesis 1. Analisis Regresi Linear Berganda Hasil pengujian hipotesis dengan model analisis regresi berganda menghasilkan suatu persamaan yang menunjukkan hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependennya. Untuk membentuk persamaan regresi linear berganda dibutuhkan nilai-nilai koefisien untuk mengganti variabel β0, β1, dan β2. Nilai-nilai koefisien ini dapat dilihat pada Tabel
2
kolom
Rekapitulasi
Hasil
unstandardized Analisis
coefficients.
Regresi
Linier
Berganda dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Gambar 2. Grafik Normal Probability Plot
Berganda Unstandardized
2. Uji Multikolinieritas Hasil diketahui Statistics
Uji
Multikolinieritas,
bahwa nilai
pada
VIF
kolom
dari
dapat
Collinearity
kedua
Variabel
Variabel
Terikat
Bebas
variabel
(Y)
Selain itu nilai Tolerance pada dua variabel
Std.
β
Konstanta
independen berturut-turut sama yaitu 1,166.
Coefficients
-1,157
3,388
-0,342
0,733
(X1)
1,006
0,101
9,912
0,000
(X2)
0,183
0,069
2,656
0,009
N
Karena seluruh nilai VIF < 10 dan nilai Tolerance
R2
0,593
> 0,1 maka disimpulkan tidak terjadi gejala
F hitung
72,974
multikolinearitas dalam model regresi antara
Sig. F
0,000
3. Uji Heteroskedastisitas Gambaran grafik scatterplot pada Gambar 3 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu. Hal ini dapat diartikan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi
Sig. t
Error
independen > 0,1 yaitu masing-masing 0,858.
variabel-variabel independen dalam penelitian.
t hitung
100
Berdasarkan
Tabel
2
tersebut
dapat
dibentuk persamaan sebagai berikut: Y = -1,157 + 1,006X1+ 0,183X2 Hasil persamaan analisis regresi berganda dijelaskan sebagai berikut: a. Koefisien
regresi
variabel
Sosialisasi
yang dibentuk, maka prasyarat tidak adanya
Perpajakan (X1) bernilai positif (1,006),
heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik
artinya semakin banyak WP mengikuti
scatterplot pada penelitian ini dapat terpenuhi.
Sosialisasi Perpajakan, maka Kesadaran
Adapun hasil pengujian ini dapat dilihat pada
WP juga akan semakin tinggi, dengan
Gambar 3.
Jurnal Perpajakan |Vol. 3 No. 1 Desember 2014| perpajakan..studentjournal.ub.ac.id
5
asumsi variabel Persepsi WP tentang
pembanding yang bersifat obyektif dan netral
Pelaksanaan SPN bernilai tetap.
atau disebut juga hipotesis nol (H0).
b. Koefisien regresi variabel Persepsi WP tentang
Pelaksanaan
Sensus
Berikut adalah analisis uji t pada masing-
Pajak
masing variabel.
Nasional (X2) bernilai positif (0,183),
a. Pengujian
artinya semakin tinggi tentang
Pelaksanaan
Persepsi Sensus
WP
koefisien
regresi
Variabel
Sosialisasi Perpajakan (X1)
Pajak
Tabel 2 menunjukkan nilai koefisien
Nasional, maka Kesadaran WP akan
regresi (β) sebesar 1,006 dengan probabilitas
semakin tinggi dengan asumsi variabel
sebesar
Sosialisasi Perpajakan bernilai tetap.
disimpulkan bahwa Sosialisasi Perpajakan
2. Analisis koefisien determinasi Tabel
2
determinasi
hasil
0,05), maka dapat
(X1) secara parsial berpengaruh signifikan
pengujian
menunjukkan
0,000 (p <
koefisien
terhadap Kesadaran WP (Y) dengan asumsi
variabel
variabel Persepsi WP tentang Pelaksanaan
bahwa
Sosialisasi Perpajakan (X1), dan Persepsi WP
Sensus Pajak Nasional (X2) Konstan.
tentang Pelaksanaan Sensus Pajak Nasional (X2)
b. Pengujian
koefisien
regresi
Variabel
secara bersama-sama memberikan pengaruh
Persepsi WP tentang Pelaksanaan Sensus
sebanyak 59,3% terhadap variabel Kesadaran
Pajak Nasional (X2)
WP (Y). Sedangkan 40,7% sisanya dipengaruhi
Tabel 2 menunjukkan nilai koefisien
oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam
regresi (β) sebesar 0,183 dengan probabilitas
penelitian ini.
sebesar
3. Uji F
disimpulkan bahwa Persepsi WP tentang
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh secara
bersama-sama
variabel
Sosialisasi
0,009 (p <
0,05), maka dapat
Pelaksanaan Sensus Pajak Nasional (X2) secara
parsial
berpengaruh
signifikan
Perpajakan (X1), dan Persepsi WP tentang
terhadap Kesadaran WP (Y) dengan asumsi
Pelaksanaan
variabel Sosialisasi Perpajakan (X1) Konstan.
Sensus
Pajak
Nasional
(X2)
terhadap Kesadaran WP (Y). Langkah pertama dari uji F adalah dengan menyusun hipotesis. Hipotesis
penelitian
sudah
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
disampaikan pada bab II. Untuk menguji
diperoleh jawaban bahwa variabel Sosialisasi
pengaruh
Perpajakan,
secara
secara
umum
Pembahasan
bersama-sama,
digunakan
dan
Persepsi
Pelaksanaan
dan netral atau disebut juga hipotesis nol (H0).
berpengaruh terhadap Kesadaran WP. Adapun
Uji signifikansi dilihat dengan melihat nilai
pembahasannya adalah sebagai berikut:
Signifikansi jika nilai Sig. F ≤ 0,05, maka
1. Pengaruh Sosialisasi Perpajakan (X 1) dan
hitung
sebesar
72,974 dengan probabilitas sebesar 0,000 (p < maka
dapat
Nasional
Persepsi WP tentang Pelaksanaan Sensus
hubungan variabel tersebut signifikan.
0,05),
Pajak
tentang
hipotesis pembanding yang bersifat obyektif
Tabel 2 menunjukkan nilai F
Sensus
WP
disimpulkan
bahwa
Pajak Nasional (X2) terhadap Kesadarn WP (Y). Berdasarkan
analisis
koefisien
Sosialisasi Perpajakan (X1) dan Persepsi WP
determinasi, adjusted R yang dihasilkan adalah
tentang Pelaksanaan Sensus Pajak Nasional (X2)
0,593 atau 59,3 %. Pengaruh sejumlah variabel
secara bersama-sama berpengaruh signifikan
lainnya yang tidak dijelaskan dalam penelitian
terhadap Kesadaran WP (Y).
ini mengambil porsi yang cukup besar yaitu
4. Uji t
40,7%. Berdasarkan analisis hipotesis uji F, Tabel
2
Uji t dilakukan untuk menguji pengaruh
2 menunjukkan nilai F hitung sebesar 72,974
setiap variabel independen terhadap variabel
dengan probabilitas sebesar 0,000 (p < 0,05),
dependen secara parsial. Langkah pertama dari
maka dapat disimpulkan bahwa Sosialisasi
uji t adalah dengan menyusun hipotesis.
Perpajakan (X1) dan Persepsi WP tentang
Hipotesis
sudah
Pelaksanaan Sensus Pajak Nasional (X2) secara
disampaikan pada bab II. Untuk menguji
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
pengaruh
Kesadaran WP (Y).
penelitian parsial,
secara
umum
digunakan
hipotesis
Jurnal Perpajakan |Vol. 3 No. 1 Desember 2014| perpajakan..studentjournal.ub.ac.id
6
2. Pengaruh Sosialisasi Perpajakan (X1)
Perpajakan (X1) berpengaruh dominan terhadap
terhadap Kesadaran WP (Y)
Kesadaran WP (Y). Berdasarkan hasil tersebut
Tabel 2 menunjukkan nilai signifikansi
maka hipotesis ketiga (H3) diterima, karena nilai
Variabel Sosialisasi Perpajakan (X1) adalah 0,000
t hitung dari Sosialisasi Perpajakan (X1) lebih
(p
besar dari Persepsi WP tentang Pelaksanaan
<
0,05),
Sosialisasi
sehingga
dapat
Perpajakan
(X1)
disimpulkan
secara
parsial
Sensus Pajak Nasional (X2).
berpengaruh signifikan terhadap Kesadaran WP (Y). Hasil pengujian ini sesuai dengan beberapa
PENUTUP
penelitian sebelumnya, seperti pada penelitian
Kesimpulan
Rahmawati, Prasetyono, dan Rimawati, (2013) yang
dalam
mempunyai
hasil
penelitiannya
kesimpulan
bahwa
mereka Sosialisasi
Perpajakan berpengaruh positif dan signifikan
Berdasarkan sebelumnya,
hasil
terdapat
analisis
pada
beberapa
hal
bab yang
menjadi kesimpulan dalam penelitian ini, antara lain:
terhadap kesadaran WP dalam membayar pajak.
1. Sosialisasi Perpajakan, dan Persepsi Wajib
Objek dalam penelitian ini sama dengan yang
Pajak tentang Pelaksanaan Sensus Pajak
diteliti Rahmawati, Prasetyono, dan Rimawati,
Nasional secara bersama-sama berpengaruh
(2013) yang meneliti WP OP hasil yang
signifikan terhadap Kesadaran Wajib Pajak.
diperoleh
adalah
Perpajakan
sama,
secara
yakni
parsial
Sosialisasi
berpengaruh
signifikan terhadap Kesadaran WP. Pajak
Nasional
Perpajakan
berpengaruh
signifikan terhadap Kesadaran Wajib Pajak. 3. Persepsi Wajib Pajak tentang Pelaksanaan
3. Pengaruh Persepsi WP tentang Pelaksanaan Sensus
2. Sosialisasi
(X2)
terhadap
Kesadaran WP (Y)
Sensus
Pajak
Nasional
berpengaruh
signifikan terhadap Kesadaran Wajib Pajak. 4. Sosialisasi Perpajakan berpengaruh dominan
Tabel 2 menunjukkan nilai koefisien
terhadap Kesadaran WP.
regresi (β) sebesar 0,183 dengan probabilitas sebesar
0,009
disimpulkan
(p
<
bahwa
0,05),
maka
Persepsi
WP
dapat
Saran
tentang
Penelitian
menyimpulkan
bahwa
Pelaksanaan Sensus Pajak Nasional (X2) secara
Sosialisasi Perpajakan, dan Persepsi Wajib Pajak
parsial
tentang Pelaksanaan Sensus Pajak Nasional
berpengaruh
signifikan
terhadap
Kesadaran WP (Y). Skor rata-rata persepsi WP
secara
tentang pelaksanaan Sensus Pajak Nasional dari
berpengaruh signifikan terhadap Kesadaran
data responden juga menunjukkan
bahwa
Wajib Pajak. Berdasarkan hal tersebut, penulis
persepsi WP terhadap Sensus Pajak Nasional
menyumbangkan beberapa saran yang dapat
pada wilayah responden tinggal cukup tinggi,
dijadikan bahan masukan bagi beberapa pihak.
dengan nilai mean sebesar 4,09. Hal ini
1. Saran bagi penelitian selanjutnya:
menunjukkan secara umum Pelaksanaan Sensus
bersama-sama
maupun
parsial
a. Penelitian hendaknya diperluas ruang
Pajak Nasional sudah dapat diterima dan
lingkup
mendapat respon yang baik di lingkungan
memberikan gambaran yang mewakili
masyarakat.
agar
dapat
populasi KPP yang diteliti.
4. Variabel yang berpengaruh dominan terhadap Kesadaran WP (Y). Dari
penelitian
hasil
b. Dalam
metode
menggunakan
analisis regresi
analisis
analisis
sebaiknya
faktor
untuk
berganda,
mencari faktor-faktor yang benar-benar
variabel yang lebih dominan adalah variabel
mempengaruhi kesadaran Wajib Pajak
Sosialisasi Perpajakan (X1). Nilai t hitung pada
secara komprehensif dan berdasarkan
Tabel 2 Variabel Sosialisasi Perpajakan (X1) yaitu
teori yang relevan.
9,912, sedangkan nilai t hitung Variabel Persepsi
c. Peneliti yang tertarik untuk melakukan
WP tentang Pelaksanaan Sensus Pajak Nasional
kajian
(X2)
mencoba
adalah
sebelumnya
2,656. pada
bab
Telah II
dirumuskan
bahwa
peneliti
di
bidang
yang
sama
menganalisis
Kesadaran
Wajib
Pajak
variabel
dapat
pengaruh dengan
mengambil dugaan sementara pada hipotesis
menambahkan
Independen
ketiga (H3) yang menyatakan bahwa Sosialisasi
berbeda yang tidak disinggung pada Jurnal Perpajakan |Vol. 3 No. 1 Desember 2014| perpajakan..studentjournal.ub.ac.id
7
model
persamaan
Karakteristik
disini
Wajib
misalnya:
Pajak
dan/atau
DAFTAR PUSTAKA
meningkatkan Kesadaran Wajib Pajak,
Anonim. 2013. Sensus Pajak Digiatkan Lagi. http://www.bisniskeuangan.kompas.co m/read/2013/02/11/02171978/Sensus.Paja k.Digiatkan.Lagi. Diakses pada Agustus 2013. Anonim. 2013. kepedulian kita untuk kemakmuran bersama.http://news.detik.com/read/2013 /08/26/010002/2339949/727/kepeduliankita-untuk-kemakmuran-bersama. diakses pada Agustus 2013. Basalamah, A. S. 2004. Perilaku Organisasi Memahami dan Mengelola Aspek Humaniora dalam Organisasi. Edisi Tiga. Depok: Usaha Kami. Direktorat Jenderal Pajak. 2009. Reformasi DJP: Silent Revolution, Jakarta. . 2012. Strategi meningkatkan kepatuhan wajib pajak. http://www.pajak.go.id/content/strategimeningkatkan-kepatuhan-wajib-pajak. Diakses pada Januari 2014. Ihromi, T. 1999. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Robbins, S. P. ( 2008). Perilaku Organisasi. Ed.12. Jakarta: Salemba Empat. Rohmawati, Prasetyono, Rimawati. 2013.
DJP dapat meningkatan melalui program
Pengaruh Sosialisasi Dan Pengetahuan
Sosialisasi Perpajakan yang dilakukan
Perpajakan
secara intensif dan Sensus Pajak Nasional
Kesadaran Dan Kepatuhan Wajib Pajak
yang dilaksanakan secara lebih merata.
(Studi pada Wajib Pajak Orang Pribadi
Pengetahuan Wajib Pajak. Hal ini dapat dilakukan
karena
nilai
koefisien
determinasi dalam penelitian ini masih dapat
ditingkatkan
penambahan
dengan
variabel
adanya
Independen
(bebas). d. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik mengkaji
pengaruh
Kesadaran
Wajib
Pajak juga bisa menggunakan teknik analisis yang lebih berkembang lagi seperti
analisis
jalur
(path
analisys).
Peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel Kepatuhan Wajib Pajak sebagai variabel endogenus sedangkan Sosialisasi Perpajakan, Wajib
Persepsi
Pajak disisni
dan
Kesadaran
sebagai
variabel
eksogenus agar memperoleh hasil yang berbeda dan lebih bermanfaat. 2. Saran bagi Instansi terkait: a. Dari analisis yang telah dilakukan maka peneliti
menyarankan
bahwa
untuk
Terhadap
Tingkat
dapat
yang Melakukan Kegiatan Usaha dan
menunjang pelaksanaan pelayanan di
Pekerjaan Bebas pada KPP Pratama
bidang perpajakan di wilayah Wajib Pajak
Gresik Utara). Madura: Program Studi
yang jangkauannya cukup jauh dan
Akuntansi
waktu yang tidak sedikit untuk menuju
Madura.
b. Membuka
lembaga
yang
lokasi KPP dalam melapor pajak, contoh: membuka Tax Center di wilayah – wilayah tertentu yang memiliki jangkauan cukup jauh dari KPP. c. DJP hendaknya tetap konsisten dalam melakukan Sosialisasi kepada masyarakat mengenai Perpajakan sehingga tingkat Kesadaran
masyarakat
mengenai
Perpajakan dapat lebih meningkat. d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan evaluasi, strategi dan prediksi kedepan bagi DJP apakah Sosialisasi Perpajakan dan Sensus Pajak Nasional yang
telah
diimplementasikan
Universitas
Trunojoyo
Sumarsan, T. 2012. Sensus Pajak Nasional Siapa Takut?. Jakarta: Penerbit PT. Indeks. Suryadi, 2006. Model Hubungan Kausal Kesadaran, Pelayanan, Kepatuhan Wajib Pajak dan Pengaruhnya terhadap kinerja Penerimaan Pajak (survei diwilayah jawa timur). Jurnal Keuangan Publik Volume 4 No. 1, April 2006, halaman 105-121. Wijaya, Erikson. 2012. Mengapresiasi kinerja ditjen pajak kiprah tantangan dan arah kebijakan.http://www.pajak.go.id/content /article/mengapresiasi-kinerja-ditjenpajak-kiprah-tantangan-dan-arahkebijakan. diakses pada Agustus 2013.
sudah
berjalan efektif atau belum.
Jurnal Perpajakan |Vol. 3 No. 1 Desember 2014| perpajakan..studentjournal.ub.ac.id
8