FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERWRITING

Download Mempengaruhi Underwriting Pada Produk Asuransi Kebakaran Syariah (Studi Pada ... asuransi syariah yang berkaitan dengan penulisan skripsi m...

0 downloads 895 Views 2MB Size
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERWRITING PADA PRODUK ASURANSI KEBAKARAN SYARIAH (Studi Pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967)

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

BUNYATI 106046201724 KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M

FAKTOR.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERWRITING "PADA PRODUK ASURANSI KEBAKARAN SYARIAH (Studi Pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967)

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh: BTJNYATI NrM. 106046201724

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing II

Pembimbing I

FAHMI BASYAH, ST, MM, AAIK, AIIS,

QIP

a. inArnUL HADI,I,}. NrP. 1s0411184

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN I{UKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432H I 2011M

PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang beqjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underwriting Pada

Produk Asuransi Kebakaran Syariah (Studi Pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967), telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum

tlIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 22 Jwi 2011.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)

Iakarta,22 Juni20ll Dekan,

NIP. r955050519820310t2

Panitia Ujian Munaq Ketua

Dr. Euis Amalia, M.Ag NIP. 1 97 I 07 011998032002

Sekretaris

Mu'min Rauf, M.A NIP. 1 9700 41 6 1997 03 1004

Pembimbing

I

:

Fahmi Basyah, ST, MM, AAIK, AIIS, QIP

Pembimbing II: Chairul Hadi, M.A

NIP. 150411184 Penguji I

Ir. Ela Patriana MM, AAAIJ NrP. 1969052820080120 10

Penguji II

H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, M.H

NIP. 1974072520}1nrc0

Sarjana

ABSTRAK Bunyati 106046201724, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underwriting Pada Produk Asuransi Kebakaran Syariah (Studi Pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967)”. Program Strata Satu (SI), Skripsi Konsentrasi Asuransi Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menjelaskan faktor-faktor underwriting produk asuransi kebakaran syariah pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967; (2) Menjelaskan proses underwriting pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dengan pendekatan kualitatif. Data primer yang digunakan bersumber dari observasi langsung pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967. Data skunder bersumber dari buku-buku, koran, website, riview studi terdahulu dan sumber-sumber tertulis lainnya. Kesimpulan penelitian ini secara singkat adalah: (1) Faktor-faktor underwriting pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 adalah kelas konstruksi dan obyek okupasi, jarak pemisah dengan obyek lain, jumlah barang berbahaya api yang disimpan dalam bangunan. (2) Proses underwriting pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 yaitu berawal dari unit pemasaran/agen yang memperoleh calon peserta kemudian diproses oleh underwriting yang nantinya akan memproses SPPA dengan pertimbangn risiko tersebut ditolak, diterima, atau perbaikan. Jika ditolak maka calon peserta menerima surat penolakan beserta alasan penolakan akseptasi. Jika diterima, maka calon peserta mendapatkan polis dan membayar premi yang telah ditetapkan, dan jikalau perbaikan maka calon peserta harus melengkapi dokumen-dokumen yang dibutuhkan. Kata Kunci

: Underwriting, Asuransi Kebakaran, Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967

Pembimbing

: 1. Fahmi Basyah, ST, MM, AAIK, AIIS, QIP 2. A. Chairul Hadi, M.A

Buku Rujukan

: Tahun 1992 s.d Tahun 2007

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Mei 2011 M

Bunyati

v

KATA PENGANTAR ِ‫ِبسْــــــــمِ الّلَــــــــهِ الّرَحْمَــــــــنِ الّرَحِيــــــــم‬ Alhamdulillahi Rabbil „Alamin, tiada kata yang pantas terucap selain puji syukur tak terhingga kehadirat Allah yang telah memberikan ilmu dari samudera ilmu-Nya yang tanpa batas. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, manusia termulia sepanjang zaman beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Berkat rahmat serta karunia-Nya, pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan

penyusunan

skripsi

ini

dengan

judul

“Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi Underwriting Pada Produk Asuransi Kebakaran Syariah (Studi Pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967)”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Ekonomi Syariah, pada Fakultas Syari‟ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak sedikit hambatan serta kesulitan yang penulis hadapi. Namun berkat kesungguhan hati dan kerja keras serta dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak lansung, sehingga hal-hal tersebut dapat penulis atasi dengan sebaik-baiknya. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, selaku Dekan Fakultas Syari‟ah dan Hukum Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, Ketua Prodi Muamalat dan Bapak Mu‟min Rauf, M.A, selaku Sekertaris Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta. vi

3. Bpk Fahmi Basyah, ST, MM, AAIK, AIIS, QIP dan Bapak A.Chairul Hadi, M.A, selaku dosen pembimbing yang sudah meluangkan waktunya dan memberikan pengetahuan dan pengalamannya dalam mengarahkan dan membimbing penulis hingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. 4. Wulan Setyorini, ST, AAAIK, AAK, IPGD-I selaku pihak Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan

segala

ilmu

pengetahuan,

arahan,

koreksi,

saran,

dan

pengalamannya, baik terkait pembahasan dalam skripsi ini maupun tidak, serta telah bersedia memberikan data-data yang penulis butuhkan, sehingga penelitian ini terselesaikan. 5. Bapak Landung Eko dan Bapak Ade Solahudin, selaku pihak Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Cabang Depok. Yang sudah memberikan penulis kesempatan untuk magang dan bertanya-tanya seputar asuransi syariah yang berkaitan dengan penulisan skripsi maupun tidak. Sehingga penulisan ini dapat terselesaikan. 6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis dengan penuh keikhlasan dan kesabaran. Dan seluruh civitas akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelayanan terbaiknya selama penulis menjalani studi. 7. Seluruh Pihak Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, serta Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang telah memberikan fasilitas kepada penulis sejak penulis memuali studi hingga saat penyusunan skripsi ini sehingga ilmu yang didapatkan penulis semakin bertambah vii

8. Seluruh keluarga besar, Khususnya Ayahanda tercinta Bpk H. Bandaih dan Ibu Hj. Sa‟anah beserta kakak-kakak yang telah memberikan support kepada penulis, baik itu secara moril maupun materil. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.. 9. Sahabat-sahabat sealmamater jurusan Asuransi Syariah: Novi Rosini, Elida Hayati, Fu‟adatul Khatimah, Anna Maria, Sopyan, Zarkasi, Euis, Ida, Yaya, Aip, Eti, Mukhlas dan seluruh angakatan 2006. Trimakasih atas do‟a, support dan bantuannya. 10. My Love, trimakasih atas kesabarannya, pengertiannya, supportnya, serta bantuannya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. 11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dorongan, semangat dan motivasi dalam kehidupan penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Semoga seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungannya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini, mendapatkan balasan dan kebaikan dari Allah SWT. Dan semoga skripsi ini bermanfaat untuk kita semua. Amin.

Jakarta, Mei 2011

Bunyati

viii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .............................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN MUNAQASYAH ...............................................

iii

ABSTRAK ............................................................................................................

iv

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................

v

KATA PENGANTAR ...........................................................................................

vi

DAFTAR ISI ..........................................................................................................

ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..............................................................

1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..........................................

6

C. Tujuan dan Manfaat penelitian ....................................................

7

D. Riview Studi Terdahulu ..............................................................

8

E. Kerangka Teori dan Kerangka Pemikiran ...................................

9

F. Metode Penelitian ........................................................................

11

G. Sistematika Penulisan……………………………………………..

12

TINJAUAN UMUM ASURANSI SYARIAH dan ASURANSI KEBAKARAN A. Asuransi Syariah dan Asuransi Kebakaran .................................

14

1. Pengertian Asuransi Syariah .................................................

14

2. Dasar Hukum Asuransi Syariah ............................................

17

3. Prinsip-Prinsip Asuransi Syariah ..........................................

19

ix

B. Asuransi Kebakaran ....................................................................

21

1. Pengertian Asuransi Kebakaran ............................................

21

2. Macam-Macam Risiko Kebakaran ........................................

22

C. Underwriting…………………………………………………….

28

1. Pengertian Underwriting ........................................................

28

2. Peran Underwriting ...............................................................

29

3. Pengertian Risiko ..................................................................

31

4. Jenis-Jenis Risiko Kebakaran .................................................

32

5. Risiko yang Dapat Diasuransikan ..........................................

34

6. Cara Mengelola Risiko ...........................................................

36

D.

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Underwriting

Pada

Asuransi Kebakaran ......................................................................

38

E. Manfaat Asuransi ..........................................................................

41

BAB III GAMBARAN UMUM UNIT SYARIAH PT. ASURANSI UMUM BUMIPUTERA MUDA 1967 A. Sejarah Singkat Perusahaan ........................................................ B. Visi,

BABIV

Misi, Falsafah Dasar, Nilai Dasar, dan

42

Budaya

Perusahaan ...................................................................................

43

C. Produk Asuransi ..........................................................................

46

D. Dukungan Reasuransi dan Mitra Asuransi……………………...

50

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underwriting Pada produk Asuransi Kebakaran Syariah ........................................................

51

B. Proses Underwriting Pada Produk Asuransi Kebakaran Syariah .

57

x

BABV

PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................... 69 B. Saran ................................................................................................ 70

DAFTARA PUSTAKA ........................................................................................ 71 LAMPIRAN-LAMPIRAN

xi

DAFTAR TABEL 1. Tabel 3.1

Produk RumahKoe Syariah ....................................................

46

2. Tabel 4.2

Kelas Konstruksi dan Okupasi Obyek ..................................

51

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar IV.1 Alur Proses Underwriting Proses Umum dan Proses Survey ...

57

Gambar IV.2 Alur Proses Underwriting Proses perbaikan/Penolakan ...........

63

Gambar IV.3 Alur Proses Underwriting Proses Persetujuan kantor Pusat .....

65

xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai Negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim, telah mendirikan lembaga-lembaga keuangan yang operasionalnya berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Salah satu lembaga keuangan tersebut adalah asuransi syariah. Ketua Umum Asosiasi Syariah Indonesia Muhaimin Iqbal menyatakan hingga Januari 2008, di Indonesia sudah ada 3 perusahaan yang full asuransi syariah, 32 cabang asuransi syariah, dan 3 cabang reasuransi syariah. Muhaimin Iqbal mengatakan perolehan premi industri asuransi syariah tanah air diperkirakan kembali mengulang prestasi tahun lalu dengan tumbuh sebesar 60% - 70% pada 2006, industri asuransi syariah membukukan pertumbuhan premi sebesar 73% dengan nilai total Rp 475 miliar. "Hingga akhir tahun 2007, saya rasa kami bisa mencapai Rp 700 miliar. Kalau tahun depan tumbuh 50% saja, sampai melebihi Rp 1 triliun,” ucap Muhaimin. Kendati asuransi syariah mengalami pertumbuhan yang pesat, kontribusi terhadap total industri baru mencapai 1,11% per tahun 2006 dan diperkirakan meningkat ke posisi 1.33% tahun ini. Hal itu tidak terlepas dari jumlah pelaku industri asuransi syariah yang masih terbatas dan baru menunjukkan peningkatan dalam dua tahun terakhir. Pada tahun 2003, hanya ada 11 pemain dalam industri syariah. Jumlah itu meningkat menjadi 30 pemain pada tahun 2006. Per Juli tahun 2007, terdapat

1

2

38 pemain asuransi syariah dengan rincian 2 perusahaan asuransi syariah, 1 asuransi umum, 12 asuransi jiwa syariah, 20 asuransi umum syariah, dan 3 asuransi syariah.1 Meningkatnya

perusahaan-perusahaan

asuransi

berarti

masyarakat

memang benar-benar membutuhkan. Sebenarnya ada berbagai cara bagaimana manusia menangani resiko terjadinya musibah. Cara pertama adalah dengan menanggungnya sendiri (risk retention), yang kedua, mengalihkan risiko ke pihak lain (risk transfer), dan yang ketiga, mengelolanya bersama-sama (risk sharing). Cara yang ketiga inilah filosofi dan dasar dalam asuransi syariah. Jadi, risk sharing inilah sesungguhnya esensi asuransi dalam Islam, di mana di dalamnya diterapkan prinsip-prinsip kerjasama, proteksi dan saling bertanggungjawab (cooperation, protection, mutual responsibility). Risiko adalah ketidakpastian (uncertainty) yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian (loss). Risiko timbul karena adanya ketidakpastian adalah merupakan kondisi yang menyebabkan timbulnya risiko, karena mengakibatkan keragu-raguan

seorang

mengenai

kemampuannya

untuk

meramalkan

kemungkinan terhadap hasil-hasil yang akan terjadi dimasa mendatang.2 Kerugian yang mungkin terjadi bisa disebabkan karena keadaan yang terjadi diluar kemampuan manusia dan bisa terjadi karena disebabkan kelalaian 1

Asuransi Syariah, asuransisyariah.net/ 2

artikel

diakses

pada

28

Juni

2011

dari

http://www.

Soeisno Djojosoedarso, Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko Asuransi (Jakarta: Salemba Empat, 2003), hal. 2.

3

oleh dirinya sendiri. Kerugian yang berasal dari luar manusia misalnya, suatu kerugian yang disebabkan karena bencana alam, banjir, perang, wabah penyakit dan lain sebagainya. Sedangkan yang bersal dari diri manusia itu sendiri ialah karena kelalaiannya sendiri yaitu terjadinya kebakaran yang mengakibatkan harta miliknya menjadi musnah dan mengalami kehancuran. Pada saat ini ledakan tabung gas elpiji 3kg marak terjadi, yang mengakibatkan sejumlah rumah penduduk hancur terbakar dan kejadian itu seringkali terjadi pada masyarakat kalangan menengah. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta pemerintah menarik tabung gas yang tak layak pakai yang masih beredar di masyarakat. Ledakan diduga dipicu oleh kondisi tabung yang tidak layak. “Berdasarkan hasil survei Badan Standarisasi Nasional (BSN), sekitar 66% tabung elpiji 3kg yang saat ini beredar di masyarakat tidak layak pakai,” kata Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi. Saat ini ada sekitar 44 juta tabung elpiji kemasan 3kg yang didistribusikan pemerintah ke masyarakat untuk program konversi kompor minyak tanah ke elpiji. Jika mengacu pada hasil survei BSN itu, sekitar 29 juta tabung yang tak layak pakai beredar di masyarakat. Sambil menunggu penarikan dan penggantian tabung gas bermasalah, menurut Tulus, pemerintah bisa menggencarkan sosialisasi cara mengantisipasi adanya kebocoran gas. “Ledakan juga di sebaabkan minimnya pemahaman masyarakat tentang bagaimana cara memakai dan menghadapi jika terjadi kebocoran gas”.3

3

“Satu Keluarga Terbakar Ledakan Tabung Gas”, Koran Tempo, 20 Juni 2010, h. 4.

4

Asuransi kebakaran adalah salah satu bentuk pertanggungan asuransi atau perlindungan yang menjamin kerugian atau kerusakan akibat terjadi kebakaran atau risiko perluasannya yang menimpa objek pertanggungan. Berbagai perusahaan asuransi terdapat bagian underwriting yang bertujuan memberikan skema pembagian risiko yang proporsional dan adil diantara para peserta yang secara relatif homogen, maka semua peserta akan merasa aman dan menikmati perlindungan yang mereka butuhkan.4 Underwriting dilakukan tidak hanya menerima risiko atau menolak risiko yang diajukan oleh calon peserta asuransi, tetapi juga menentukan besarnya premi, deductible dan lain-lain. Selain itu juga harus memperhatikan faktor-faktor underwriting. Manusia dengan sifat yang lemah dan ketidaktahuannya terhadap kejadian apa yang akan menimpanya dimasa yang akan datang dan dia tidak dapat memastikan bagaimana keadaan dia dikemudian hari. Apakah esok hari dia dalam keadaan sehat wal afiat, serta masih dalam keadaan dapat melihat matahari atau apakah harta kekayaan yang dimilikinya masih dalam keadaan aman serta tidak mengalami kehancuran atau terkena kebakaran. Semua itu tidak dapat dipastikan oleh manusia kecuali Allah Sang Maha Pencipta. Karena dalam sebuah kehidupan dan kegiatan manusia selalu dihadapkan pada peristiwa yang tidak terduga yang akan terjadi. Sehingga dalam kehidupan, manusia selalu mengalami pasang dan surut. Artinya disamping mengalami suka,

4

Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah Dalam Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2005), hal. 34.

5

tidak jarang manusia mengalami duka dan kemalangan silih berganti datangnya. Ada kalanya untung, tetapi tidak jarang mengalami kerugian; seperti roda yang berputar, kadang dibawah dan kadang diatas, adakalanya untung dan tidak jarang manusia mengalami kerugian.5 Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa manusia dalam hidupnya selalu menghadapi berbagai macam kemungkinan, baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif. Sehingga manusia dirundung oleh rasa kekhawatiran dalam menghadapi setiap kemungkinan yang akan terjadi pada dirinya dan harta bendanya. Semua itu merupakan risiko dalam kehidupan, karena risiko merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan sebab segala macam aktivitas manusia semua mengandung risiko bahkan ada pepatah yang mengatakan bahwa tidak ada hidup tanpa risiko. Pada dasarnya risiko itu dapat menimpa pada setiap orang, baik itu secara pribadi atau dalam kelompok termasuk badan hukum. Disamping itu risiko dapat pula menimpa pada kegiatankegiatan manusia pada umumnya, baik kegiatan yang sederhana sampai pada kegiatan yang kompleks, misalnya kegiatan-kegiatan dalam bidang perdagangan, industri, pengangkutan dan sebagainya. Banyak orang yang ingin mengelak dari risiko dengan alasan ingin hidup aman dan tentram. Disisi lain manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang dianugerahi berbagai kelebihan, salah satunya yaitu kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lain selain manusia yaitu berupa akal. Dengan akal manusia mencari 5

Atiyah, “Tinjauan Hukum Islam Dan Hukum Positif Terhadap Asuransi Kebakaran,”(Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h. 2.

6

daya dan upaya untuk menanggulangi, menghindari atau mengatasi risiko, baik secara individual atau pun bersama-sama. Salah satu upaya manusia untuk menghadapi risiko tersebut pada pihak lain, yaitu dengan mengadakan perjanjian pelimpahan risiko yang dikenal dengan lembaga pertanggungan atau asuransi merupakan cikal bakal lahirnya perasuransian yang dikelola sebagai kegiatan ekonomi sampai sekarang ini. Untuk mengurangi segala macam risiko yang diakibatkan oleh berbagai hal yang tidak diinginkan serta untuk menutup kemungkinan risiko-risiko kerugian, maka lembaga asuransi dibutuhkan untuk saling bekerjasama menjamin manusia dari berbagai risiko. Lembaga ini merupakan bisnis yang sangat penting dan menjadi sebuah kebutuhan dari kehidupan modern serta memiliki pengaruh yang sangat luas dalam seluruh kegiatan manusia. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik dan menggangap penting permasalahan tersebut dikaji dan ditelaah secara mendalam dengan sebuah skripsi yang berjudul: “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underwriting Pada Produk Asuransi Kebakaran Syariah (Studi Pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967)”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Pembahasan mengenai Asuransi Kebakaran memiliki cakupan yang sangat luas, agar penelitian ini lebih terarah, maka penulis membatasi masalah hanya pada: Asuransi Kebakaran Produk RumahKoe Syariah.

7

2. Perumusan Masalah Dari pembatasan masalah diatas, maka dapat diambil perumusan masalah sebagai berikut: a. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi produk asuransi kebakaran syariah? b. Bagaimana proses underwriting pada produk asuransi kebakaran syariah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Menjelaskan faktor-faktor underwriting apa saja yang mempengaruhi produk asuransi kebakaran syariah pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967. b. Menjelaskan proses underwriting pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967. 2.

Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini antara lain : a. Manfaat Akademis: 1) Bagi penulis yaitu, dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang apa yang diteliti oleh penulis. 2) Bagi Fakultas Syariah dan Hukum yaitu, penelitian ini akan memperluas wawasan intelektualitas dibidang asuransi syariah khususnya mengenai produk asuransi kebakaran syariah. Serta dapat

8

sebagai bahan referensi bagi mahasiswa dan mahasiswi yang bergelut dalam bidang asuransi. b. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan akan menghasilkan manfaat sebagai berikut : 1) Bagi masyarakat, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi agar lebih berpartisipasi secara aktif lebih khusus pada perkembangan Asuransi Syariah di Indonesia. 2) Bagi pihak perusahaan, yaitu Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputeramuda 1967, sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam menyeleksi risiko khususnya pada bagian underwriting.

D. Review Studi Terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan pada penelitian ini antara lain: Penulis dan Judul

Pembahasan

Perbedaan

Sri Panih “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Proses Penutupan dan Penyelesaian Klaim Asuransin Kebakaran Pada PT. Tripakarta Syariah”

Proses penutupan dan penyelesaian klaim asuransi kebakaran serta bagaimana hukum Islam meninjau hal tersebut.

Penulis menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi underwriting serta proses underwriting pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967. Hal ini tentu berbeda dengan yang ditulis oleh Sri Panih yang membahas pandangan hukum Islam terhadap proses penutupan dan penyelesaian klaim.

9

Atiyah “Tinjauan Hukum Islam dan Hukum Positif Terhadap Asuransi Kebakaran”

Asuransi kebakaran serta risiko-risikonya dan bagaimana pandangan hukum Islam dan hukum positif mengenai asuransi kebakaran yang meliputi mekanisme penetapan tarif premi, pengelolaan dana, dan pembayaran klaim.

Skripsi yang dibahas oleh Atiyah mengenai pandangan hukum Islam dan hukum positif terhadap mekanisme penetapan tarif premi, pengelolaan dana, dan pembayaran klaim asuransi kebakaran. Sedangkan yang akan dibahas oleh penulis adalah proses underwriting dan faktorfaktor yang mempengaruhi proses underwriting tersebut.

Apriza Ziusty “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Strategi Pemasaran Produk Asuransi Kebakaran”

Bagaimana startegi pemasaran produk asuransi kebakaran yang dijalankan oleh PT. Asuransi Syariah Takaful Umum, serta pandangan hukum Islam terhadap strategi pemasaran produk asuransi kebakaran tersebut.

Skripsi ini membahas mengenai strategi pemasaran produk asuransi kebakaran dan pandangan hukum Islam terhadap strategi tersebut. Sementara penulis membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi proses underwriting dan proes underwriting pada unit syariah.

E. Kerangka Teori dan Kerangka Pemikiran 1. Kerangka Teori Tinjauan teoritis yang terkait pada penelitian ini diantaranya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi produk asuransi kebakaran syariah, dan proses underwriting pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967. Menurut Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (MUI), asuransi syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong

10

diantara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah. Sedangkan pengertian asuransi kebakaran adalah suatu jenis pertanggungan yang memberikan jaminan terhadap risiko-risiko yang disebabkan oleh karena adanya suatu peristiwa kebakaran ataupun segala sesuatu yang dapat disamakan dengan kebakaran terhadap barang-barang yang dipertanggungkan.6 2. Kerangka Pemikiran Perusahaan

Bagian Pemasaran

Bagian Keuangan

Bagian Underwriting

Bagian SDM

Bagian Tehnik

Aplikasi Pengajuan

Ditolak

6

Ditunda

Diterima

Melengkapi Berkas-Berkas

Polis

Tidak

Interpretasi

Hermawan Darmawi, Manajemen Asuransi (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 1.

11

F. Metode Penelitian 1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 yang berlokasi di Jl. Wolter Monginsidi No. 63 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 12180. 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu data yang terkumpul berbentuk kata-kata, gambar bukan angka-angka. Kalaupun ada angka-angka, sifatnya hanya sebagai penunjang. Data yang diperoleh meliputi transkip interview, catatan lapangan, dan lain-lain.7 3. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Karena data-data yang dipeoleh berdasarkan buku-buku, majalah, koran, kajian pustaka terdahulu, serta artikel yang dikumpulkan penulis dan berhubungan dengan permasalahan dalam pembahasan skripsi ini. 4. Sumber Data a. Data primer, bersumber dari observasi langsung pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967. b. Data sekunder, bersumber dari buku-buku, koran, majalah, website, penelitian

terdahulu,

dan

sumber-sumber

tertulis

lainnya

yang

mengandung informasi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

7

51.

Suderwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif (Bandung: CV Pustaka Setia, 2002), h.

12

5. Teknik Analisis Data Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode teknik analisis data deskriptif kualitatif yang bertujuan agar hasil yang diperoleh dapat diuraikan secara jelas sesuai dengan rumusan yang telah ditentukan. 6. Pedoman Penulisan Skripsi Adapun teknik penulisannya, penulis menggunakan buku “Pedoman Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

G. Sistematika Penulisan Penulis membagi penulisan skripsi ini menjadi ke dalam 5 bab dan terdiri atas beberapa sub bab. Susunan bab tersebut secara sistematis adalah sebagai berikut: BAB I

PENDAHULUAN Dalam bab ini berisikan latar belakang permasalahan, pembatasan dan perumusan permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, riview studi terdahulu, kerangka teori dan kerangka pemikiran, metode penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II

TINJAUAN UMUM ASURANSI SYARIAH DAN ASURANSI KEBAKARAN Dalam bab ini memuat deskripsi mengenai asuransi syariah, asuransi kebakaran, dan underwriting.

13

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT. ASURANSI UMUM BUMIPUTERA MUDA 1967 Dalam bab ini dibahas mengenai gambaran umum Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967. Terdiri dari profil Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967, visi dan misi, tujuan, produk asuransi, serta dukungan reasuransi dan mitra asuransi. BABIV HASIL dan PEMBAHASAN Dalam bab ini dibahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi produk

asuransi

kebakaran

syariah,

serta

bagaimana

proses

underwriting pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967. BAB V

PENUTUP Dalam bab ini berisikan kesimpulan dari penelitian yang sudah penulis lakukan, serta saran-saran untuk perusahaan Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967.

BAB II TINJAUAN UMUM ASURANSI SYARIAH DAN ASURANSI KEBAKARAN

A. Ruang Lingkup Asuransi Syariah 1. Pengertian Asuransi Syariah Asuransi adalah serapan dari kata “assurantie” (Belanda), atau assurance/insurance (Inggris). Paling tidak menurut sebagian ahli, kata istilah assurantie itu sendiri sesungguhnya bukanlah istilah asli bangsa Belanda, melainkan berasal dari bahasa Latin yang kemudian diserap ke dalam bahasa Belanda yaitu assecurare yang berarti “meyakinkan orang” kata ini kemudian dikenal dalam bahasa Perancis sebagai assurance. Baik kata assurance maupun kata insurance, secara literal keduanya berarti pertanggungan atau perlindungan. Secara sederhana asuransi berarti pertanggungan atau perlindungan atas suatu obyek dari ancaman bahaya yang menimbulkan kerugian.1 Pengertian asuransi juga dapat kita lihat pada pasal 246 Kitab UndangUndang Hukum Dagang (KUHD). Disebutkan bahwa yang dimaksud dengan asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian yang dengan perjanjian tersebut penanggung mengikatkan diri kepada seseorang tertanggung untuk

1

Muhammad Amin Suma, Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional (Ciputat: Kholam Publishing, 2006 ), h. 39.

14

15

memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak tertentu.2 Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992, pada pasal 1 ayat (1) disebutkan bahwa yang dimaksud dengan asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri dengan tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan pergantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. 3 Dari kedua pasal tersebut dapat dipahami bahwa dalam asuransi terdapat 5 unsur yang harus ada, yaitu: 4 a. Perjanjian yang mendasari terbentuknya perikatan antara dua pihak yang sekaligus terjadinya hubungan keperdataan (muamalah). b. Premi berupa sejumlah uang yang sanggup dibayarkan oleh tertanggung kepada penaggung. 2

Yadi Janwari, Asuransi Syariah (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2005), h. 1.

3

Ibid.

4

Ibid, h. 2.

16

c. Adanya ganti rugi dari penanggung kepada tertanggung jika terjadi klaim atau masa perjanjian selesai. d. Adanya suatu peristiwa yang tidak tertentu yang adanya suatu risiko yang memungkinkan datang atau tidak ada risiko. e. Pihak-pihak

yang

membuat

perjanjian,

yakni

penanggung

dan

tertanggung. Dari kelima unsur diatas tersebut merupakan pokok penting pada asuransi kerugian yang meliputi asuransi pengangkutan laut, asuransi pengangkutan udara, asuransi pengangkutan darat, asuransi kendaraan bermotor, asuransi kebakaran dan lain sebagainya. Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan metode untuk mengurangi risiko dengan jalan memindahkan dan mengombinasikan ketidakpastian akan adanya kerugian pandang

hukum,

asuransi

keuangan (financial). Dari sudut

merupakan

suatu

kontrak

(perjanjian)

pertanggungan risiko antara tertanggung dengan penanggung. Menurut pandangan bisnis, asuransi adalah sebuah perusahaan yang usaha utamanya menerima/menjual jasa, pemindahan risiko dari pihak lain, dan memperoleh keuntungan dengan berbagai risiko (sharing of risk) diantara sejumlah nasabahnya. Dari sudut pandang sosial, asuransi didefinisikan sebagai organisasi sosial yang menerima pemindahan risiko dan mengumpulkan dana dari anggota-anggotanya guna membayar kerugian yang mungkin terjadi pada

17

masing-masing anggota tersebut. Dalam pandangan matematika, asuransi merupakan aplikasi matematika dalam memperhitungkan biaya dan faedah pertanggungan risiko. Hukum probabilitas dan teknik statistik dipergunakan untuk mencapai hasil yang dapat diramalkan. 5 Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional No.21/DSN-MUI/X/2001, asuransi syariah (Ta’min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan Syariah. Akad yang sesuai dengan syariah yang dimaksud diatas adalah yang tidak mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, zhulum (penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat. Akad dalam asuransi syariah adalah akad tabarru’ dan tijarah. Akad tabarru’ adalah semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan kebajikan dan tolongmenolong, bukan semata untuk tujuan komersial. Akad tijarah adalah semua pihak bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan komersial.6 2. Dasar Hukum Asuransi Syariah Hakikat asuransi secara Islami adalah saling bertanggung jawab, saling bekerja sama atau bantu membantu dan saling melindungi penderitaan satu 5

AM. Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 60. 6

Abul Ghoni & Erny Aryanty, Akuntansi Asuransi Syariah: Antara Teori dan Praktik (Jakarta: Insco Consulting, 2007), h. 1.

18

sama lain. Oleh karena itu berasuransi diperbolehkan secara syari’at, karena prinsip-prinsip dasar syari’at mengajak kepada setiap sesuatu yang meringankan bencana mereka sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam alQur’an surat al-Maidah ayat 2 yang berbunyi:

               

2 5

  

Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaNya.7 Asuransi syariah juga mengarah kepada berdirinya sebuah masyarakat yang tegak di atas asas saling membantu dan saling menopang, karena setiap muslim terhadap muslim yang lainnya sebagaimana sebuah bangunan yang saling menguatkan sebagian kepada sebagian yang lain. Dari segi hukum positif, hingga saat ini asuransi syariah masih mendasarkan legalitasnya pada UU No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian yang sebenarnya kurang mengakomodasi asuransi syariah di Indonesia karena tidak mengatur mengenai keberadaan asuransi berdasarkan prinsip syariah. Dengan kata lain UU No. 2 Tahun 1992 tidak dapat dijadikan landasan hukum yang kuat bagi asuransi syariah.8

7

Gemala Dewi, Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di Indonesia (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005), h. 141. 8

Ibid., h. 142

19

Adapun peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan pemerintah berkaitan dengan asuransi syariah yaitu:9 a. Keputusan

Menteri

Keuangan

Republik

Indonesia

Nomor

426/KMK.06/2003 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. b. Keputusan

Menteri

Keuangan

Republik

Indonesia

Nomor

424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. c. Keputusan

Direktur

Jendral

Lembaga

Keuangan

Nomor

Kep.

4499/LK/2000 tentang Jenis, Penilaian dan Pembatasan Investasi Perusahaan Asuransi dan Perusahaaan Reasuransi dengan Sistem Syariah. 3. Prinsip-Prinsip Asuransi Syariah Prinsip utama dalam asuransi syariah adalah ta’awanu ‘ala al birr wa al-taqwa (tolong-menolonglah kamu sekalain dalam kebaikan dan takwa) dan al-ta’min (rasa aman). Prinsip ini menjadikan para anggota atau peserta asuransi sebagai sebuah keluarga besar yang satu dengan lainnya saling menjamin dan menaggung risiko. Hal ini disebabkan transaksi yang dibuat dalam asuransi takaful adalah akad takafuli (saling menanggung), bukan akad tabaduli (saling menukar) yang selama ini digunakan oleh asuransi konvensional,

yaitu

pertanggungan. 9

Ibid., h. 142-143

pertukaran

pembayaran

premi

dengan

uang

20

Para pakar ekonomi Islam mengemukakan bahwa asuransi syariah atau asuransi takaful ditegakkan atas 3 prinsip utama, yaitu:10 a. Saling Bertanggung Jawab Yang berarti, para peserta asuransi takaful memiliki rasa tanggung jawab bersama untuk membantu dan menolong peserta lain yang mengalami musibah atu kerugian dengan niat ikhlas, karena memikul tanggung jawab dengan niat ikhlas adalah ibadah. Rasa tanggung jawab terhadap sesama merupakan kewajiban setiap muslim. Rasa tanggung jawab ini tentu lahir dari sifat saling menyayangi, mencintai, saling membantu dan merasa mementingkan kebersamaan untuk mendapatkan kemakmuran bersama dalam mewujudkan masyarakat yang beriman, takwa dan harmonis. b. Saling Bekerja Sama atau Saling Membantu Yang berarti, diantara peserta asuransi takaful yang satu dengan lainnya saling bekerja sama dan saling tolong-menolong dalam mengatasi kesulitan yang dialami karena sebab musibah yang diderita. c. Saling Melindungi Penderitaan Satu Sama Lain Yang berarti, bahwa para peserta asuransi takaful akan berperan sebagai pelindung bagi peserta lain yang mengalami gangguan keselamatan berupa musibah yang dideritanya.

10

Ibid., h. 146-148

21

B. Asuransi Kebakaran 1. Pengertian Asuransi Kebakaran Berdasarkan pasal 290 KUHD yang dimaksud dengan asuransi kebakaran adalah pertanggungan yang menjamin kerugian/kerusakan atas harta benda (harta tetap dan harta bergerak) yang disebabkan oleh kebakaran yang terjadi karena api sendiri atau api dari luar, karena udara jelek, kurang hati-hati, kesalahan atau perbuatan tidak pantas dari pelayanan tertanggung, tetangga, musuh, perampok dan apa saja dan dengan cara bagaimanapun sebab timbulnya kebakaran.11 Secara umum dapat disimpulkan bahwa kebakaran ditinjau dari sudut asuransi mengandung 3 unsur pokok, yaitu: a. Harus ada nyala api yang nyata. b. Kebakaran yang dipertanggungkan harus bersifat mendadak, sejauh mengenai tertanggung harus berasal dari hal tiba-tiba dan mendadak. c. Harus ada sesuatu yang terbakar yang seharusnya tidak terbakar. Asuransi kebakaran bertujuan untuk mengganti kerugian yang disebabkan oleh kebakaran. Dalam hai ini pihak perusahaan asuransi menjamin risiko yang terjadi karena kebakaran, oleh karena itu perlu dibuat suatu kontrak atau perjanjian antara pemegang polis (pembeli asuransi) dengan perusahaan asuransi. Perjanjian dibuat sedemikian rupa, agar kedua belah pihak tidak merasa dirugikan. 11

Sri Panih, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Proses Penutupan dan Penyelesaian Klaim Asuransi Kebakaran Pada PT. Tripakarta Syariah,” (Skripsi S1Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h. 29.

22

2. Macam-Macam Risiko Kebakaran Berdasarkan Polis Standard Asuransi Kebakaran Indonesia (PSAKI). Bahwa tertanggung yang disebutkan dalam ikhtisar polis ini telah mengajukan kepada penanggung suatu permohonan tertulis yang dilengkapi dengan keterangan tertulis lainnya yang menjadi dasar dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari polis ini. Maka dengan syarat tertanggung telah membayar premi kepada penanggung sebagaimana disebutkan dalam polis dan tunduk pada syaratsyarat, pengecualian-pengecualian dan ketentuan-ketentuan yang terkandung di dalamnya atau ditambahkan padanya. a. Risiko yang dijamin Polis ini menjamin kerugian atau kerusakan pada harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan yang secara langsung disebabkan oleh: 1) Kebakaran Yang

disebabkan

oleh

kekurang

hati-hatian

atau

kesalahan

tertanggung atau pihak lain, ataupun kerena sebab kebakaran lain sepanjang tidak dikecualikan dalam polis. Yang diakibatkan oleh: a) Menjalarnya api atau panas yang timbul sendiri atau karena sifat barang itu sendiri; b) Hubungan arus pendek. c) Kebakaran yang terjadi karena kebakaran benda lain di sekitarnya dengan ketentuan kebakaran benda lain tersebut bukan akibat dari risiko yang dikecualikan polis.

23

Termasuk juga kerugian atau kerusakan sebagai akibat dari air dan atau

alat-alat

lain

yang

dipergunakan

untuk

menahan

atau

memadamkan kebakaran dan atau dimusnahkannya seluruh atau sebagian harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan atas perintah yang berwenang dalam upaya pencegahan menjalarnya kebakaran. 2) Petir Kerusakan yang secara langsung disebabkan oleh petir. Khusus untuk mesin listrik, peralatan listrik atau elektronik dan instalasi listrik, kerugian atau kerusakan dijamin oleh polis ini apabila petir tersebut menimbulkan kebakaran pada benda-benda dimaksud. 3) Ledakan Yang berasal dari harta benda yang dipertanggungkan pada polis lain yang berjalan serangkai dengan polis ini untuk kepentingan tertanggung yang sama. Pengertian ledakan dalam polis ini adalah setiap pelepasan tenaga secara tiba-tiba yang disebabkan oleh mengembangnya gas atau uap. Meledaknya suatu bejana (ketel uap,pipa dan sebagainya) dapat dianggap ledakan jika dinding bejana itu robek terbuka sedemikian rupa sehingga terjadi keseimbangan tekanan secara tiba-tiba didalam meupun diluar bejana. Jika ledakan itu terjadi didalam bejana sebagai akibat reaksi kimia, setiap kerugian pada bejana tersebut dapat diberikan ganti rugi

24

sekalipun dinding bejana tidak robek terbuka. Kerugian yang disebabkan oleh rendahnya tekanan di dalam bejana tidak dijamin oleh Polis. Kerugian pada mesin pembakar yang diakibatkan oleh ledakan di dalam ruang pembakaran atau ledakan pada bagian tombol saklar listrik akibat timbulnya tekanan gas, tidak dijamin. Dengan syarat apabila terhadap risiko ledakan ditutup juga pertanggungan dengan Polis jenis lain yang khusus untuk itu, Penanggung hanya menanggung sisa kerugian dari jumlah yang seharusnya dapat dibayarkan oleh polis jenis lain tersebut apabila polis ini dianggap seolah-olah tidak ada. 4) Kejatuhan Pesawat Terbang Kejatuhan pesawat terbang yang dijamin dalam polis ini adalah benturan fisik antara pesawat terbang termasuk helikopter atau segala sesuatu yang jatuh dari padanya dengan harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan atau dengan bangunan yang berisikan harta benda dan atau kepemtingan yang dipertanggungkan. 5) Asap Yang berasal dari kebakaran harta benda yang dipertanggungkan pada Polis ini atau Polis lain yang berjalan serangkai dengan Polis ini untuk kepentingan Tertanggung yang sama. b. Risiko yang dikecualikan: 1) Polis ini tidak menjamin kerugian atau kerusakan pada harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan yang secara langsung atau tidak langsung disebabkan oleh atau akibat dari :

25

a) Pencurian dan atau kehilangan pada saat dan setelah terjadinya peristiwa yang dijamin polis. b) Kesengajaan tertanggung, wakil tertanggung atau pihak lain atas perintah tertanggung. c) Kesengajaan pihak lain dengan sepengetahuan tertanggung, kecuali dapat dibuktikan bahwa hal tersebut terjadi diluar kendali tertanggung. d) Kesalahan atau kelalaian yang disengaja oleh tertanggung atau wakil tertanggung. e) Kebakaran hutan, semak, alang-alang atau gambut. f) Segala macam bahan peledak. g) Reaksi nuklir termasuk tetapi tidak terbatas pada radiasu nuklir, ionisasi, fusi, fisi atau pencemaran radio aktif, tanpa memandang apakah itu terjadi didalam atau diluar bangunan dimana disimpan harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan h) Gempa bumi, letusan gunung berapi atau tsunami. i) Segala macam bentuk gangguan usaha. 2) Polis ini tidak menjamin kerugian atau kerusakan pada harta benda atau kepentingan yang dipertanggungkan yang secara langsung atau tidak langsung disebabkan oleh, timbul dari atau akibat dari risikorisiko dan atau bahaya berikut, kecuali jika tegas dijamin dengan perluasan jaminan khusus untuk itu:

26

a) Kerusuhan, pemogokan, penghalangan bekerja, perbuatan jahat, huru-hara, pembangkitan rakyat, pengambil alihan kekuasaan, revolusi, pemberontakan, kekuatan militer, invasi, perang sudara, perang dan permusuhan, maker, terorisme, sabotase atau penjarahan ; dalam suatu tuntutan, gugatan atau perkara lainnya, dimana penanggung menyatakanbahwa suatu kerugian secara langsung atau tidak langsung disebabkan oleh satu atau lebih risiko-risiko yang dikecualikan diatas, maka merupakan kewajiban tertanggung untuk membuktikan sebaliknya; b) Tertabrak kendaraan, asap industry, tanah longsor, banjir, genangan air, angin topan atau badai; c) Biaya pembersihan puing-puing. d. Harta benda dan kepentingan yang dikecualikan: 1) Kecuali jika secara tegas dijamin dengan perluasan jaminan khusus untuk itu, polis ini tidak menjamin kerugian atau kerusakan pada harta benda yang merupakan penyebab dari: a) Menjalarnya api atau panas yang timbul sendiri atau karena sifat barang itu sendiri. b) Hubungan arus pendek yang terjadi pada suatu unit peralatan listrik atau elektronik. Kecuali yang digunakan untuk keperluan rumah tangga baik menimbulkan kebakran ataupun tidak. 2) Kecuali jika secara tegas dinyatakan sebagai harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan dalam ikhtisar pertanggungan, polis ini tidak menjamin:

27

a) Barang-barang milik pihak lain yang disimpan dan atau dititipkan atas percaya atau atas dasar komisi; b) Kendaraan bermotor, kendaraan alat-alat berat, lokomotif, pesawat terbang, kapal laut dan sejenisnya; c) Logam mulia, perhiasan, batu permata atau batu mulia; d) Barang antik atau barang seni; e) Segala macam naskah, rencana, gambar atau desain, pola, model atau tuangan dan cetakan; f) Efek-efek, obligasi, saham atau segala macam surat berharga dan dokumen, perangko, meterai dan pita cukai, uang kertas dan uang logam, cek, buku-buku usaha dan catatan-catatan system komputer; g) Perangkat lunak computer, kartu magnetis, chip; h) Pondasi, bangunan dibawah tanah, pagar; i) Pohon kayu, tanaman, hewan dan atau binatang; j) Taman, tanah (termasuk lapisan atas, urugan, drainase atau goronggorong), saluran air, jalan, landas pacu, jalur rel, bendungan, waduk, kanal, pengeboran minyak, sumur pipa dalam tanah, kabel dalam tanah, terowongan, jembatan, galangan, tempat berlabuh, dermaga, harta benda pertambangan dibawah tanah, harta benda dilepas pantai.

28

C. Underwriting 1. Pengertian Underwriting Underwriting disebut juga seleksi risiko, adalah proses penaksiran dan penggolongan tingkat risiko yang terdapat pada seorang calon tertanggung. Tugas itu merupakan elemen yang esensial dalam operasi perusahaan asuransi, sebab maksud underwriting adalah memaksimalkan laba melalui penerimaan distribusi risiko yang diperkirakan akan mendatangkan laba. Pertanggungjawaban yang utama dari underwriting dalam seleksi risiko tersebut adalah memastikan tidak ada risiko yang bisa menyebabkan kesulitan besar bagi perusahaan dibelakang hari.12 Dalam asuransi konvensional, underwriting dilakukan untuk memilih mana objek risiko yang ditanggung dan mana yang tidak. Ini berarti seorang underwiter akan membuat suatu penilaian berdasarkan semua risiko yang diajukan kepada perusahaan. Kemudian underwriter juga akan menentukan besarnya premi dan nilai deductible dan lain-lain. Yang sepadan dengan nilai antisipasi klaim dari tertanggung, biaya manajemen dan akuisisi. Dan juga dianggap paling penting, harus diperoleh keuntungan underwriting untuk perusahaan.13 12

AM. Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 89. 13

Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah Dalam Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2005), h. 33.

29

Underwriting asuransi syariah mempunyai tujuan yang sangat berbeda. Konsep dasarnya adalah memberikan skema pembagian risiko yang proporsional dan adil diantara para peserta yang secara relatif homogen. Dengan dasar pemikiran ini, melalui asuransi syariah diharapkan para peserta tolong-menolong satu sama lain disertai dengan adanya perlindungan yang sifatnya mutual, maka semua peserta akan merasa aman dan menikmati perlindungan yang mereka butuhkan. Hal penting yang perlu dipertimbangkan oleh underwriter risiko tanggung jawab hukum adalah sifat usaha dan keadaan dimana risiko tanggung jawab hukum mungkin timbul. Underwriter perlu memahami risikorisiko tersebut agar mampu mengumpulkan informasi yang akurat dan calon peserta pada saat mendaftar masuk asuransi. Calon peserta harus mengisi folmulir permohonan secara lengkap yang intinya antara lain sebagai berikut: a. Uraian bisnis secara rinci b. Perubahan bisnis yang dilakukan belakangan ini dan kemungkinan pengembangannya selama masa keikutsertaan asuransi syariah. c. Catatan perkara yang pernah dialami. 14 2. Peran Underwriter Dalam sebuah Perusahaan Asuransi, tidak lepas dari sebuah peran underwriter. Tanpa underwriting yang efisian, Perusahaan Asuransi tidak akan mampu bersaing. Dan diantara peran underwriter adalah sebagai berikut: 14

Ibid., h. 88-89

30

Peran underwriter pada asuransi syariah:15 a. Mempertimbangkan risiko yang diajukan. Proses seleksi underwriter dipengaruhi oleh faktor kelas konstruksi bangunan, penggunaannya (occupation), lokasi objek pertanggungan dan harga pertanggungan. b. Memutuskan menerima atau tidak risiko-risiko tersebut. c. Menentukan syarat, ketentuan dan lingkup ganti rugi termasuk memastikan peserta membayar premi sesuai dengan tingkat risiko, menetapkan besarnya jumlah pertanggungan, lamanya waktu asuransi dan atau plan sesuai dengan tingkat risiko peserta. d. Mengenakan biaya upah (ujrah/fee) pada dana kontribusi peserta. e. Mengamankan profit margin dengan menjaga agar perusahaan asuransi tidak rugi. f. Menjaga kestabilan dana yang terhimpun agar perusahaan dapat berkembang. g. Menghindari antiseleksi. h. Underwriter juga harus memperhatikan pasar kompetitif yang ada dalam penentuan tarif, penyebaran risiko dan volume, dan hasil survey. i. Melakukan reasuransi setelah mengkaji limit retensi (jumlah risiko yang dapat ditahan oleh perusahaan asuransi).

15

Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Kencana Prenada Media Group), h. 273-274.

31

Dengan demikian, underwriter perusahaan asuransi memilih sasaran menyetujui dan menerbitkan polis asuransi yang adil bagi nasabah, dapat diterima oleh calon peserta di mana polis asuransi menyediakan benefit yang memenuhi kebutuhannya, premi yang ditetapkan dalam polis harus berada dalam batas kemampuan keuangannya, dan premi yang dibebankan harus mampu bersaing di pasar. Disamping itu bagi perusahaan, underwriter harus mampu membuat keputusan yang memberikan keuntungan kepada perusahaan yang berlaku bagi semua jenis usaha. 3. Pengertian Risiko Dalam kehidupan sehari-hari, risiko dapat menyebabkan masalah tetapi dapat juga mendatangkan peluang yang menguntungkan bagi perusahaan maupun orang per orang, para eksekutif, politisi, karyawan, investor, mahasiswa, rumah tangga, petualang, petani, nelayan, musisi, artis, atlit, dan orang-orang dijalanan semuanya menghadapi risiko dan harus menggaulinya dengan berbagai cara. Kadang-kadang risiko tertentu dianalisis dan dikelola secara sadar; tetapi ada kalanya risiko diabaikan sama sekali, mungkin karena yang bersangkutan tidak menyadari akibat yang akan terjadi. Ada beberapa definisi risiko, diantaranya: a. Menurut Abbas Salim, risiko adalah ketidaktentuan atau uncertainty yang mungkin melahirkan kerugian (loss).16

16

Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h. 4.

32

b. Menurut Soekarto, risiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa.17 c. Menurut Heman Darmawi, risiko merupakan penebaran/penyimpangan hasil aktual dari hasil yang diharapkan.18 4. Jenis-Jenis Risiko Jenis-jenis risiko yang umum dikenal dalam usaha perasuransian, antara lain:19 a. Risiko Murni Risiko murni yaitu risiko yang diderita sepenuhnya. Misalnya, rumah terbakar musnah, berarti pemili rumah mengalami kerugian total. Kapal tenggelam dan tidak bisa diapungkan lagi sehingga mengalami kerugian total. Mobil sedan tertabrak oleh kereta api hingga hacur (tidak mempunyai nilai lagi). Risiko murni menimpa suatu obyek dan yang menderita rugi adalah pemilik obyek itu.20 b. Risiko Investasi Risiko investasi adalah risiko yang berkaitan dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu peluang mengalami kerugian finansial atau peluang 17

Soeisno Djojosoedarso, Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko Asuransi (Jakarta: Salemba Empat, 2003), h. 2. 18

Ibid.

19

Andri Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h. 256-258. 20

Radiks Purba, Memahami Asuransi di Indonesia (Jakarta:PT. Pustaka Binaman Pressindo,1992), h. 29.

33

memperoleh keuntungan. Perbedaan risiko murni dan risiko investasi adalah dalam risiko murni kerugian terjadi atau tidak akan terjadi sama sekali. Sedangkan dalam risiko investasi kemungkinan terjadi kerugian atau keuntungan. Misalnya dalam melakukan investasi saham di bursa efek dan sebagainya. Fluktuasi harga saham akan dapat menyebabkan terjadinya kerugian atau keuntungan. c. Risiko Individu Risiko individu ini dapat dibagi lagi menjadi tiga macam risiko, yaitu: 1) Risiko Pribadi (personal risk) Risiko pribadi adalah risiko yang memengaruhi kapasitas atau kemampuan seseorang memperoleh keuntungan. Contoh risiko seseorang yang mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya kapasitas seseorang mendapatkan keuntungan yang mungkin dapat disebabkan oleh mati muda, uzur, cacat fisik, dan kehilangan pekerjaan. 2) Risiko Harta (property risk) Risiko harta adalah risiko terjadinya kerugian keuangan apabila kita memiliki suatu benda atau harta yaitu adanya peluang harta tersebut untuk hilang, dicuri, atau rusak. Hilangnya suatu harta benda berarti suatu kerugian finansial. Kehilangan suatu harta dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu: a) Kerugian langsung, yaitu apabila harta seseorang hilang atau rusak, maka akan terjadi suatu kerugian finansial karena kehilangan nilai

34

harta tersebut dan uang yang diinvestasikan di dalamnya berikut segala biaya yang digunakan. b) Kerugian tidak langsung, yaitu apabila terjadinya kerugian asal, misalnya kehilangan mobil, maka kerugian tidak langsungnya adalah pengeluaran uang atau biaya tambahan akibat biaya transport yabg lebih mahal. Contoh lain, bila rumah seseorang roboh karena gempa bumi, maka kerugian langsungnya adalah kehilangan rumah, lalu kerugian tidak langsungnya adalah pengeluaran sewa rumah. 3) Risiko Tanggung Gugat (liability risk) Risiko tanggung gugat adalah risiko yang mungkin dialami sebagai tanggung jawab akibat merugikan pihak lain. Jika seseorang menanggung kerugian orang lain, maka dia harus membayarnya, sehingga hal ini merupakan kerugian finansial. 5. Risiko yang Dapat Diasuransikan Pihak yang dapat mengasuransikan suatu benda adalah pihak yang memiliki insurable interest. Insurable risk merupakan semua risiko yang dapat diasuransikan. Ada beberapa karakteristik risiko

yang dapat

diasuransikan yang biasanya disingkat dengan LURCH, yaitu:21 a. Loss-Unexpected (kerugian-tidak terduga) Risiko yang dapat diasuransikan harus berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kerugian (loss). Kerugian tersebut ada yang dapat diukur dan dipastikan waktu dan tempatnya. Oleh karena itu, terjadinya kerugian 21

Ibid., h. 258-259

35

haruslah merupakan kecelakaan atau karena diluar kontrol atau kemampuan seseorang dan bukan hal yang dapat direncanakan. Contoh sifat insurable risk akibat terjadi kerugian yang tidak diperkirakan adalah: 1) Mengasuransikan kerugian dari kemungkinan terbakarnya rumah tempat tinggal. 2) Mengasuransikan tanaman/panen dari serangan hama/bencana alam. b. Resonable (beralasan) Risiko

yang

diasuransikan

adalah

benda

yang

memiliki

nilai.

Mengasuransikan pulpen yang hanya senilai Rp. 1000,- sudah jelas tidak dapat dipenuhi karena pengurusan, biaya polis yang disebabkan oleh kemungkinan seringnya pulpen tersebut hilang akan mengakibatkan pembayaran klaim dan biaya polis yang lebih mahal daripada nilai barang yang diasuransikan. c. Catastrophic (kemungkinan bencana besar) Risiko yang diasuransikan haruslah tidak akan menimbulkan suatu kemungkinan rugi yang sangat besar, yaitu jika sebagian besar pertanggungan kemungkina akan mengalami kerugian pada waktu yang bersamaan yang disebabkan oleh suatu bencana. Contohnya adalah menerima pertanggungan semua rumah yang dibangun disuatu wilayah berpantai yang sering dilanda gelombang pasang, badai, dan topan yang dapat merobohkan dan menghancurkan semua rumah. Atau seorang yang meninggal dunia tidak akan menyebabkan sebuah perusahaan menjadi pailit.

36

d. Homogeneous (sama/serupa) Barang yang diasuransikan haruslah homogeny dalam arti ada banyak barang yang serupa atau sejenis. Oleh karena itu, jika ingin mengetahui besarnya kemungkinan kerugian suatu benda, maka harus ada jenis yang serupa sebagai bahan perbandingan untuk memperkirakan kerugian yang mungkin terjadi tersebut. Jadi sekiranya objek yang diasuransikan merupakan sesuatu yang tidak umum, maka tidak menjadi insurable risk. Disamping itu, objek yang diasuransikan harus dapat dinilai dengan uang. 6. Cara Mengelola Risiko Dalam menangani risiko ini sekurang-kurangnya ada 5 hal yang dapat dilakukan, antara lain:22 a. Menghindari risiko (risk avoidance) Untuk menghindari risiko jangan melakukan kegiatan apa pun yang kemungkinan dapat menimbulkan peluang kerugian. Cara ini tentunya lebih negatif dalam usaha menghindari risiko karena mengurangi semangat orang untuk melakukan atau menjalankan usaha. Contoh suatu perusahaan konstruksi membatalkan membangun gedung disuatu tempat yang rawan gempa karena takut terjadinya gempa bumi. b. Mengurangi risiko (risk reduction) Mengurangi risiko adalah sedapat mungkin memperkecil kemungkinan terjadinya kerugian. Mengurangi risiko ini dapat dilakukan dengan dua 22

Ibid., h. 260-261

37

cara, pertama mengurangi peluang terjadinya kerugian, kedua mengurangi jumlah kerugian yang mungkin terjadi. Misalnya memasang alarm untuk menghindari kebakaran atau pencurian. c. Retensi risiko (risk retention) Retensi risiko berarti kita tidak melakukan apa pun terhadap risiko tersebut. Kita memiliki risiko tetapi kita memutuskan untuk tidak melakukan apa pun, maka retensi ini disebut retensi risiko sukarela (voluntary) yaitu risiko yang biasanya dapat menimbulkan risiko finansial relatif kecil misalnya kehilangan sandal dalam perjalanan. Namun yang ditahan adalah risiko yang tidak sukarela, yaitu risiko karena tidak tahu, maka hal ini bisa menjadi sangat mahal. d. Membagi risiko (risk sharing) Konsep ini merupakan konsep yang diterapkan dalam asuransi syariah. Terkadang suatu risiko tidak dapat di hindari, dan retensi akan memberi peluang kerugian yang amat besar, maka dapat dilakukan pembagian kerugian. Dengan membagi risiko kepada pihak lain maka potensi kerugian dapat dibagi kepada pihak lain. Contoh jika seseorang takut rugi jika berusaha sendiri, maka dia dapat mengajak pihak lain menjadi rekannya secara bersama-sama menanggung risiko. Perusahaan asuransi syariah hanyalah pengelola dana yang telah diamanahkan. e. Mentransfer risiko (risk transfer) Transfer risiko ini merupakan konsep usaha asuransi konvensional, yaitu

38

berarti memindahkan risiko kerugian kepada pihak lain, biasanya kepada perusahaan asuransi yang bersedia dan mampu memikul beban risiko. Pengalihan atau pemindahan tersebut dapat berupa risiko investasi maupun risiko murni.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underwriting Pada Produk Asuransi Kebakaran Syariah Seorang underwriter mengunderwriting suatu risiko calon peserta dalam

asuransi

kebakaran,

haruslah

mengandung

faktor-faktor

yang

mempengaruhinya. Agar underwriter bisa memastikan apakah risiko yang diajukan oleh calon peserta asuransi kebakaran dapat diterima atau ditolak. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi asuransi kebakaran:23 1. Kelas/Konstruksi Bangunan. Kelas/Konstruksi bangunan atau gedung terbagi dalam konsrtruksi kelas S, konstruksi kelas I, II, III, IV. Penggolongan konstruksi ini

dilakukan

berdasarkan daya tahan api bangunan itu. Yang dimaksud daya tahan api adalah konstruksi bangunan itu mampu bertahan minimal selama beberapa puluh menit terhadap bakaran api sebelum benar-benar terbakar atau meleleh. a. Konstruksi Bangunan Kelas S Bangunan beratap keras dan bangunan yang dibawah atap tahan terhadap api minimal selama 90 menit, yaitu: 23

Radiks Purba, Memehami Asuransi di Indonesia (Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo,1992), h.389-391.

39

1) Dinding-dinding luar tahan api. 2) Dinding-dinding dalam tahan api, sepanjang dinding-dinding yang demikian merupakan pemikul beban bangunan. 3) Lantai tahan api tanpa tembusan atau dengan tembusan yang terlindungi. 4) Bagian-bagian pemikul beban dan anak tangga tahan api. b. Konstruksi Bangunan Kelas I Bangunan beratap keras dengan dinding-dinding luar dan dalam tahan api minimal 30 menit. Juga konstruksi berkerangka baja yang diselubungi tahan api minimal 30 menit. c. Konstruksi Bangunan Kelas II Bangunan beratap keras dengan dinding luar berasal dari bahan konstruksi yang tidak mudah terbakar, bentukan baja atau kayu diisi dengan kayu atau kaca, konstruksi baja atau beton bertulang dengan dilapisi panel tipis tidak mudah terbakar, misalnya pelat besi atau lembaran semen asbes. Catatan, bangunan konstruksi kelas S, I, II, dibawah atap lunak dikenakan premi tambahan, yang dihitung dari premi dasar (suku premi) bangunan konstruksi kelas S, I, II yang beratap keras, sebaagi berikut: 1) Beratap lunak sebagian, premi tambahan minimal 1% dari premi dasar. 2) Beratap lunak seluruhnya, premi tambahan minimal 5% dari premi dasar. 3) Beratap sirap, premi tambahan 20% dari premi dasar.

40

d. Konstruksi Bangunan Kelas III 1) Bangunan beratap keras dengan dinding luar dari kayu, rangka kayu diisi dengan tanah liat atau dengan lapisan pelat besi atau lembaran semen asbes. 2) Bangunan beratap keras tanpa dinding. e. Konstruksi Bangunan Kelas IV Konstruksi bangunan ini sama dengan konstruksi bangunan kelas III, tetapi beratap lunak. Premi tambahan dihitung 80% dari premi dasar yang berlaku untuk konstruksi bangunan kelas III. 2. Penggunaannya (occupation). Penggunaan yang dimaksud adalah apakah calon peserta asuransi kebakaran mengasuransikan hartanya untuk digunakan sebagai rumah untuk tempat tinggal, kantor, pabrik, swalayan, gudang dan lain sebagainya. 3. Lokasi obyek pertanggungan. Posisi rumah yang calon peserta pertanggungakan, dilihat juga dari bagian belakang, bagian kanan, dan bagian kiri. Untuk memperkirakan apakah risiko yang di pertanggungakan sesuai dengan ketentuan atau tidak. 4. Harga Pertanggungan. Semakin tinggi tingkat risiko yang calon peserta pertanggungkan, maka akan semakin besar premi yang calon peserta bayar. Dan sebaliknya, semakin kecil tingkat risiko kebakaran yang calon nasabah pertanggungkan, maka semakin kecil pula premi yang harus dibayar oleh calon peserta.

41

E. Manfaat Asuransi Syariah Manfaat takafuli bagi peserta akan diperoleh apabila terjadi hal-hal berikut: 1.

Dapat diraskan oleh semua peserta yang ditakdirkan Allah mendapat musibah kerugian, kecelakaan, kebakaran, kehilangan, dan atau musibah lainnya yang dicover. Pada saat itulah peserta lainnya melalui dana tabarru’ ikut menanggung risisko melalui sharing of risk.

2.

Diperoleh setelah masa kontrak berakhir. Apabila peserta belum pernah mendapat klaim dan tidak membatalkan pertanggungannya, maka akan mendapat bagi hasil bila ada surplus underwriting sebesar skim mudharabah yang diperjanjikan. Dalam konteks syariah, sebenarnya manfaat yang paling hakiki yang

diperoleh peserta ta’awun asuransi syariah adalah pahala dari Allah, apabila niat yang bersangkutan ikut betul-betul mau berasuransi atau berta’awun satu sama lain.

BAB III GAMBARAN UMUM UNIT SYARIAH PT. ASURANSI UMUM BUMIPUTERA MUDA 1967

A. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 didirikan atas ide pengurus AJB Bumiputera 1912 sebagai induk perusahaan yang diwakili oleh Drs. H.I.K. Suprakto dan Mohamad S. Hasyim, MA sesuai dengan akte No. 7 tanggal 8 Desember 1967 dari Notaris Raden Soerojo Wongsowidjojo, SH yang berkedudukan di Jakarta dan diumumkan dalam tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 15 tanggal 20 Pebruari 1970. Kemudian memperoleh ijin operasi dari Direktorat Lembaga Keuangan, Direktorat Jenderal Moneter Dalam Negeri, Departemen Keuangan Republik Indonesia No. KEP. 350/ DJM / 111.3/ 7 / 1973 tanggal 24 Juli 1973 dan diperpanjang sesuai Keputusan Menteri Keuangan Tahun 1986. PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967, selanjutnya disebut BUMIDA Bumiputera menuju cita-cita menjadi "The Big Ten" perusahaan asuransi umum, menguasai pasar retail di Indonesia, dan menjadi perusahaan yang berkualitas, dipercaya dan menguntungkan bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholder). Rapat Umum Pemegang Saham pada tanggal 30 April 2004 memutuskan untuk menambah dan meningkatkan Modal Statutair menjadi Rp. 100 M. Pada tanggal 23 Maret 2007, AJB Bumiputera 1912

42

43

menambah Modal Setor sebesar Rp. 30 M. Dengan demikian, modal setor Bumida yang sebelumnya hanya Rp. 70 M, saat ini telah genap mencapai Rp. 100 M. Hal ini berarti Bumida telah memenuhi regulasi pemerintah yang tertuang melalui PP No. 63 tahun 1999 yang mewajibkan setiap perusahaan asuransi memiliki modal setor minimal Rp. 100 M. Dengan modal setor yang telah mencapai Rp. 100 M, tentunya makin menambah keyakinan manajemen bahwa cita-cita perseroan menjadi "THE BIG TEN" dapat segera terwujud. Selanjutnya pada 19 Februari 2004, sesuai dengan surat keputusan Menteri Keuangan RI No. Kep-075/KM.6/2004, perusahaan memperoleh izin membuka Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda (disingkat Bumida Syariah), yang secara resmi beroperasi sejak bulan April 2004. BUMIDA Bumiputera

1912,

SYARIAH yang

merupakan

secara

khusus

bagian

kelompok

bergerak

di

bisnis

bidang

AJB

asuransi

umum/kerugian syariah. Dan induknya sendiri merupakan perusahaan yang mempelopori industri asuransi di Indonesia.1

B. Visi, Misi, Falsafah Dasar, Nilai Dasar dan Budaya Perusahaan 1. Visi Tumbuh dan Berkembang Menjadi Perusahaan yang Lebih Sehat dan 10 Besar Asuransi Umum.

1

2009.

PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967, Laporan Tahunan 2009 (Annual Report),

44

2. Misi Mewujudkan Organisasi yang Prima, Bisnis yang Berkualitas, dan Sinergi yang Terpadu dengan Bumiputera Group. 3. Falsafah Dasar a. Idealisme BUMIDA Bumiputera senantiasa memelihara semangat dan nilai–nilai kejuangan bangsa dalam upaya meningkatkan kemartabatan

dan

kesejahteraan bangsa melalui asuransi. b. Kebersamaan BUMIDA Bumiputera senantiasa memelihara dan meningkatkan nilainilai nasionalisme dan kejuangan dengan semangat kebersamaan untuk menghadapi era globalisasi melalui upaya sinergi dan optimalisasi manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. c. Profesionalisme BUMIDA Bumiputera mampu mengelola bisnis asuransi umum secara professional, memiliki sumber daya manusia yang berwawasan, berpengetahuan luas dan ketrampilan tinggi yang senantiasa siap memberikan pelayanan prima bagi pelanggan. 4. Nilai Dasar a. Berkualitas Membangun SDM merupakan kunci pokok eksistensi dan kelanjutan perkembangan Perusahaan kedepan. Dengan SDM yang berkualitas;

45

(Skill, Managerial, Knowledge dan sejahtera) perusahaan mampu menghadirkan kualitas produk dan kualitas layanan serta komitmen tinggi untuk menjaga integritas dan moralitas usaha kearah Good Corporate Governance. b. Dipercaya Komitmen yang tinggi untuk membangun kualitas SDM, inovasi dan differensiasi produk, pelayanan yang optimal dan didukung teknologi informasi yang handal, maka diharapkan akan meningkatkan kepercayaan dan loyalitas stake holder terhadap perusahaan. c. Menguntungkan Kepercayaan dan loyalitas stake holder terhadap Perusahaan akan menghasilkan manfaat yang saling menguntungkan, bukan hanya dinikmati Share Holder, tetapi juga oleh pemegang polis, karyawan dan semua pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.2 5. Budaya Perusahaan Berani Berubah dan Berbeda Ulet dan Pantang Menyerah Menghargai Nasabeh Kecil Inovatif dan Aktif Disiplin dan Taat Prosedur

2

2009.

PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967, Laporan Tahunan 2009 (Annual Report),

46

Amanah dan Tidak Ingkar Janji Kebanggaan dan Kebersamaan Orientasi pada Target dan Waktu Efektif dan Efisien

C. Produk Asuransi Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 mempunyai berbagai macam produk asuransi, diantaranya produk korporasi, produk khusus dan produk perorangan. Penulis memfokuskan pada produk perorangan yang salah satu dari produk tersebut adalah RumahKoe Syariah. Produk tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Tabel 3.1 Produk RumahKoe Syariah Rumah Koe Jaminan Kerugian sesuai Polis Standar Asuransi Kebakaran indinesia (PSAKI)

Idaman

Asri

Dijamin

Dijamin

Plus 1

Risiko Kerusuhan (4.1A)

Dijamin

2

Santunan Sewa

3

Santunan Kecurian Kebongkaran

4

Santunan Meninggal Dunia untuk Pesera* karena Terbakar saat Rumahnya Mengalami Kebakaran

Akibat

Dijamin

Rp 1,5 s/d Rp 8,5 Juta

Rp 1,5 s/d Rp 8,5 Juta

Rp 500 rb s/d Rp 8 Juta

Rp 750 rb s/d Rp 8,5 Juta

Rp 15 Juta

Rp 15 Juta

47

5

9 10

Santuan Meninggal Dunia bagi Satu Orang Pembantu Rumah Tangga karena Terbakar saat Rumah Peserta yang diasuransikan Mengalami Kebakaran Santunan Banjir (Ketinggian Air >30cm) Biaya Pembersihan Puing-puing akibat Kebakaran Tanggung Jawab Hukum terhadap Pihak Ketiga (TJH) akibat Kebakaran Biaya Administrasi Periode jaminan

11

Insentif Surplus Dana Peserta

6 7 8

Rp 5 Juta

Rp 5 juta

Rp 500 rb s/d Rp 1,5 Juta

Rp 750 rb s/d Rp 1,5 Juta

Rp 2,5 Juta

Rp 2,5 Juta

Rp 2,5 Juta

Rp 2,5 Juta

Gratis Standar 1 (satu) Tahun Sesuai Ketentuan

Risiko Sendiri Risiko Sendiri akibat Kerugian sesuai 1 PSAKI 2 Risiko Sendiri akibat Kerusuhan 4.1 A (RSMD)

Niil 15% of Claim Min Rp 10 Juta Sumber: Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967

Gratis Standar 1 (satu) Tahun Sesuai Ketentuan

Niil 15 % of Claim Min Rp 10 Juta

Dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Bangunan bersifat permanen, dinding beton/tembok dan atas genteng/asbes. 2. Bangunan hanya digunakan untuk tempat tinggal (tidak ada usaha lain) dengan kanan, kiri, belakang adalah rumah tinggal permanen seperti point 1 (satu). 3. Untuk penggantian kerugian yang disebabkan karena risiko banjir harus disertai dengan surat keterangan dari Kelurahan setempat.

48

4. Depan

rumah

terdapat

jalan

yang

dapat

dilalui

kendaraan

roda

empat/kendaraan pemadam kebakaran. 5. Pada saat diasuransikan, pemilik/pengguna rumah tinggal belum memiliki polis kebakaran atas rumah tinggal yang akan diasuransikan. 6. Untuk bangunan tingkat, maka luas bangunan merupakan jumlah dari luas bangunan masing-masing lantai. 7. Nilai santunan yang diberikan pada table diatas point 3 sampai dengan point 7 merupakan nilai maksimal yang diterima nasabah selama satu tahun periode asuransi. 8. Periode dimungkinkan lebih dari satu tahun dengan persetujuan Kantor Pusat cq Bagian Syariah. Pada point (a) dan point (b), termasuk dalam physical hazard karena berhubungan dengan aspek phisik atau aspek yang nyata dari subject matter of insurance dan sesuai dengan konstruksi kelas 1. Jika bangunan tersebut digunakan sebagi tempat usaha, maka premi yang akan nasabah keluarkan akan semakin besar dari premi yang telah ditetapkan. Ketentuan ini juga berlaku untuk jarak pemisah dengan obyek lain sesuai dengan faktor-faktor underwriting yang terdiri dari: Risiko berdampingan, risiko berbatasan, dan risiko dalam satu kompleks. Pada point (c) dan point (e), termasuk dalam moral hazard yaitu suatu keadaan yang menambah kemungkinan terjadinya peril (kerugian) yang menyangkut diri seseorang yang mengandung unsur subyektif. Untuk penggantian

49

kerugian yang disebabkan oleh risiko banjir yang harus disertai dengan surat keterangan dari kelurahan setempat, hal ini disebabkan agar perusahaan yakin bahwa bangunan yang telah nasabah asuransikan benar-benar terkena banjir. Dan pada saat diasuransikan, pemilik/pengguna rumah tinggal belum memiliki polis kebakaran atas rumah tinggal, karena jika nasabah sudah mempunyai polis kebakaran atas rumah tinggal pada perusahaan lain maka nasabah tidak boleh mengasuransikan kembali rumah tinggalnya dan ini tertera pada prinsip-prinsip asuransi syariah. Pada point (d), merupakan salah satu cara untuk memudahkan nasabah dalam menanggulangi kebakaran agar risiko kebakaran lebih ringan sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan. Pada point (f), sudah jelas bahwa luas bangunan dihitung berdasakan lantai yaitu bukan berdasarkan berapa buah lantai yang berada didalam setiap lantai. Pada point (g), bahwa premi yang akan diterima nasabah merupakan ketentuan yang ditetapkan oleh perusahaan. Pada point (h), apabila telah jatuh tempo (masa perjanjian dalam kontrak telah habis) maka nasabah boleh memperpanjang masa kontraknya. Penulis menganalisa bahwa manfaat/benefit yang diberikan calon peserta oleh Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967, cukup menarik. Sehingga banyak diminati oleh masyarakat yang membutuhkan, karena pada umumnya masyarakat hanya mengetahui bahwa asuransi kebakaran hanya menjamin sebagian risiko yang terdapat pada PSAKI. Tetapi dalam produk ini

50

risiko-risiko yang dijamin sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat dan kebanyakan masyarakat ingin mendapatkan manfaat yang besar.

D. Dukungan Reasuransi dan Mitra Asuransi Didukung oleh beberapa Perusahaan Reasuransi dalam negeri meliputi: 1. Reasuransi Internasional Indonesia (Reindo) Syariah. 2. Reasuransi Nasional Indonesia (Nesre) Syariah. 3. Maskapai Reasuransi Indonesia (Marein) Syariah.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produk Asuransi Kebakaran Syariah Faktor-faktor underwriting pada asuransi kebakaran syariah yang terdapat pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 adalah: 1. Kelas konstruksi dan okupasi objek Tabel 4.2 No.

Konstruksi

1.

Kelas I

2.

3.

Penjelasan Bangunan dengan dinding, lantai, dan semua komponen penunjang strukturnya serta penutup atap seluruhnya dari bahan-bahan yang tidak dapat terbakar. Bangunan

yang

kriterianya

seperti

disebutkan

dalam

Kelas II

konstruksi kelas I tetapi dengan kelonggaran-kelonggaran sebagai berikut: a. Penutup atap terbuat dari sirap kayu keras. b. Dinding-dinding mengandung bahan-bahan yang dapat terbakar sampai maksimum 20% dari luas dinding. c. Lantai dan struktur penunjangnya terbuat dari kayu.

Kelas III

Semua bangunan-bangunan lainnya.

Sumber: PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967

Catatan: a. Bangunan yang termasuk konstruksi kelas I tetapi tanpa dinding dianggap termasuk bangunan konstruksi kelas II. b. Bangunan konstruksi kelas II tanpa dinding termasuk bangunan konstruksi kelas III.

51

52

Setiap jenis okupasi (penggunaan) dari obyek pertanggungan juga menentukan besarnya suku premi yang dapat di kelompokkan menjadi:1 a. Risiko-risiko industri, seperti pabrik baja, pabrik semen, pabrik tekstil, dan lain-lain. b. Risiko-risiko non industri, seperti rumah tinggal, gudang, hotel, dan lainlain. c. Risiko-risiko perkebunan seperti perkebunan kelapa sawit, cokelat, dan karet. 2. Jarak Pemisah dengan obyek lain Jarak obyek pertanggungan dengan obyek lain akan mempengaruhi besarnya suku premi yang akan dikenakan atas obyek pertanggungan tersebut. Dalam hal ini terdapat 3 kategori risiko dilihat dari jarak obyek pertanggungan dengan obyek lain, yaitu:2 a. Risiko Berdampingan (Adjacent Risks) Yaitu dua risiko/bangunan atau lebih yang saling berdekatan atau berdampingan dan mempunyai atap masing-masing, dengan dipisahkan oleh jarak (bangunan-bangunan tersebut tidak saling menempel/menyatu). b. Risiko Berbatasan (Adjoining Risks) Yaitu dua risiko/bangunan atau lebih yang saling berbatasan dengan dibatasi oleh dinding pemisah/pembatas (separation wall) tunggal atau ganda dan 1

Ibid, h.7.

2

Ibid, h.2.

53

berada dibawah satu atap yang merupakan satu kesatuan atau dibawah atap masing-masing dimana pengenaan tarif adalah menggunakan tarif risiko teringgi. c. Risiko dalam Satu Kompleks (Compound Risks) Untuk jenis risiko yang menempati lebih dari satu bangunan dalam satu kompleks (compound) dibawah satu pengelola berlaku suku premi jenis risiko (okupasi utama) tersebut, bila banguan dimaksud dipisahkan oleh jarak sekurang-kurangnya 7,5 (tujuh koma lima) meter dari okupasi utama, maka untuk bangunan-bangunan itu boleh digunakan suku premi masing-masing. 3. Jumlah Barang Berbahaya Api yang Disimpan dalam Bangunan3 Jumlah barang berbahaya api yang disimpan dalam bangunan akan mempengaruhi suku premi. Atas obyek-obyek berbahaya api ini harus dilekatkan Klausula Kewajiban Tertanggung (warranty) A, B, atau C. Dalam tiap-tiap warranty ini, jumlah barang-barang berbahaya api dalam bangunan dibatasi sampai jumlah tertentu. 4. Jangka Waktu Pertanggungan a. Jangka waktu pertanggungan maksimal 1 (satu) tahun. b. Untuk pertanggungan jangka pendek dikenakan premi short period. c. Pertanggungan lebih dari 1 (satu) tahun harus izin kantor pusat.

3

Ibid, h.7.

54

5. Harga Pertanggungan a. Harga pertanggngan pada dasarnya merupakan batasan maksimum tanggung jawab penanggung apabila terjadi kerugian. Harga pertanggungan yang tercantum pada polis sebaiknya mendekati harga sebenarnya/nilai wajar dari obyek yang dipertanggungkan untuk menghindari pertanggungan under insured maupun over insured. b. Standar harga pertanggungan yang dipakai dapat mengacu pada harga harga yang dikeluarkan oleh pemerintah dan disesuaikan dengan kondisi bangunan yang dipertanggungkan. c. Harga pertanggungan untuk barang-barang (inventory) dapat mengacu pada harga pasar/nilai perolehan. Secara umum yang menjadi faktor-faktor penilaian Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 diatas tidak jauh berbeda dengan teori yang ada, namun pada teori yang ada konstruksi bangunan kelas S, dan kelas I yang penjelasannya bisa dilihat pada bab II bangunannya tahan api selama beberapa menit. Pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 sudah disesuaikan dengan kebijakan aktuaria dalam proses pembuatan premi pada perusahaan tersebut. Faktor konstruksi kelas I yang sudah dijelaskan diatas pada tabel IV.2, bahwa hal ini disebabkan karena konstrukasi kelas 1 merupakan konstruksi yang ditujukan untuk bangunan-bangunan permanen yang memiliki nilai risiko akan terjadinya kebakaran lebih rendah dibandingkan dengan konstruksi kelas ke II, adapun faktorfaktor untuk konstruksi kelas II yang sudah dijelaskan pada tabel IV.2, yaitu faktor

55

konstruksi kelas II memiliki tingkat risiko lebih tinggi dibandingkan dengan konstruksi kelas I. Hal ini disebabkan karena atap yang digunakan berupa kayu yang apabila terjadi kebakaran dapat terbakar habis sehingga membuat perusahaan asuransi harus membayar lebih untuk kerugian yang ditanggung oleh calon peserta. Hal lain yang dapat mempengaruhi yaitu jarak pemisah dengan obyek lain. Jarak pemisah dengan obyek lain

harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku pada

ketentuan perusahaan. Seorang underwriter harus benar-benar teliti dalam menganalisis risiko tersebut karena hal ini sangat berpengaruh terhadap uang pertanggungan yang akan dikeluarkan oleh perusahaan, serta premi yang harus dibayarkan oleh calon peserta, jumlah barang berbahaya api yang disimpan dalam bangunan juga merupakan salah satu faktor yang ditetapkan oleh perusahaan, karena barang-barang berbahaya api dapat mempercepat terjadinya kebakaran. Faktor lain tidak kalah penting seperti jangka waktu dan harga pertanggungan. Berdasarkan penilaian terhadap faktor-faktor tersebut, Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 dapat menentukan jumlah premi dan uang pertanggunan yang harus dibayarkan oleh calon peserta, selain itu juga Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 dapat meminimalisir risiko yang akan dihadapi karena penilaian risiko dilakukan secara ketat. Ketentuan underwriter dalam menyeleksi sebuah risiko sangatlah diperlukan, karena akan berakibat fatal pada premi yang akan dihasilkan serta uang pertanggungan yang dikeluarkan. Perusahaan akan kesulitan mendapatkan calon peserta baru, apabila para calon peserta banyak yang tidak memenuhi semua aspek penilaian dalam hal ini,

56

perusahaan harus lebih bijak dalam menentukan faktor menerima atau menolak calon peserta agar Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 dapat menarik nasbah sebanyak-banyaknya. Ketertarikan masyarakat terhadap asuransi tidak hanya sebatas pada iklan, promosi ataupun bujukan dari para agen asuransi, tetapi kemudahan dalam memenuhi syarat-syarat dibutuhkan juga menjadi salah satu faktor penentu. Banyak masyarakat yang ingin menjadi peserta asuransi tetapi mereka tidak dapat diterima karena syarat-syarat dari faktor-faktor yang ditetapkan oleh perusahaan sulit untuk dipenuhi. Underwriter harus selalu update informasi dan pendidikan tentang faktorfaktor dan pentingnya underwriting. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap proses seleksi risiko, kalau seorang underwriter tidak mempunyai pengetahuan yang luas tentang underwriting, dan perkembangan yang terjadi dimasyarakat. Misalnya, banyak tabung gas yang bocor dan mengakibatkan rumah, restaurant, hotel dan lain sebagainya terbakar. Maka dengan underwriter mengetahui hal tersebut, seorang underwriter sudah bisa memastikan atau menerka-nerka faktor-faktor apa saja yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menyeleksi risiko dengan kejadian seperti itu dan berapa uang pertanggungan yang dikeluarkan oleh calon nasabah. Dengan begitu Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967, bisa mendapatkan keuntungan yang sesuai.

57

B. Proses Underwriting dalam Penyeleksian Risiko pada Produk Asuransi Kebakaran Syariah Dalam dunia bisnis, terutama pada perusahaan yang bergerak dalam bidang asuransi konvensional maupun asuransi syariah memiliki sebuah divisi underwriting yang merupakan bagian yang sangat berperan penting dalam menentukan diterima atau tidaknya sebuah risiko asuransi. Tanpa underwriting yang efisien, baik perusahaan asuransi konvensional maupun asuransi syariah tidak akan mampu bersaing. Proses underwriting yang ditetapkan oleh Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 adalah sebagai berikut: a. Proses Umum Yaitu proses secara umum dimana proses akseptasi dapat berjalan lancar tanpa menemui kendala atau memerlukan proses tambahan hingga polis diterbitkan. Gambar IV.1 Alur Proses Underwriting

Sumber: Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967

58

1) Alur proses dimulai melalui agen/ unit pemasaran dalam mendapatkan prospek / calon peserta dengan menjelaskan Term of Condition (T/C), pengecualian, deductible, serta penggunaan objek pertanggungan secara syariah. 2) Order asuransi dapat berasal dari penawaran langsung ke calon peserta, surat, telepon, atau faksimili untuk kemudian agen/unit pemasaran menerima calon peserta dan mengarahkannya mengisi SPPA (From Renual untuk perpanjangan polis atau From Endorsment untuk perubahan polis) kebakaran syariah dengan huruf cetak, lengkap, dan benar serta ditandatangani. Kemudian meminta dokumen pendukung, antara lain: a. Copy Surat Bukti Kepemilikan Bangunan b. Copy KTP c. Copy Fisik Bangunan 3) Underwriting memeriksa kembali SPPA yang telah diisi oleh calon peserta, seperti: a. Bagian-bagian yang harus diisi oleh calon peserta, seperti: peserta (alamat polis), nomor telepon peserta (rumah/kantor/hp), dan cara pembayaran. b. Kelengkapan dokumen pendukung yang harus dilampirkan. c.

Apakah data sudah sesuai dengan dokumen yang dilampirkan.

d. Kode dan nama agen/unit pemasaran. e. Penggunaan keseharian obyek pertanggungan apakah sudah sesuai

59

ketentuan syariah. 4) SPPA kebakaran syariah dapat diproses lebih lanjut bila dokumen yang tersebut diatas sudah lengkap dan memenuhi ketentuan syariah, bila tidak maka langkah kerja berikutnya menuju ke (point 3.a) atau proses perbaikan atau penolakan SPPA. 5) Untuk dokumen yang sudah lengkap, underwriter menganalisa risiko atas pertanggungan yang tertera di SPPA berdasarkan Pedoman Underwriting Cabang Syariah (PUCS), dengan memperhatikan: a. Data dari objek Pertanggungan b. Penggunaan dan jangka waktu pertanggungan c. Harga/nilai pertanggungan d. Lokasi pertanggungan e. Apakah objek sudah diasuransikan ditempat lain? f. Apakah penggunaan objek sudah sesuai dengan rule syariah? Bila ada hal-hal yang meragukan maka underwriting menyiapkan proposal ke Dewan Pengawas Syariah (DPS) untuk dianalisa lebih lanjut. 6) Underwriter menilai akseptasi dari hasil analisa, bila lengkap prasyarat awal maka diteruskan ke proses berikutnya dan bila tidak maka langkah kerja berikutnya menuju ke (A) proses perbaikan/penolakan akseptasi. Apabila Kantor Cabang/Perwakilan mendapatkan penutupan/akseptasi diluar wilayah pemasarannya maka harus ditanyakan dulu ke Kantor

60

Cabang/Perwakilan lainnya yang berada diwilayah pemasarannya mengenai kemungkinan akumulasi penutupan dalam satu wilayah, maka Kantor Cabang/Perwakilan harus mengajukan ke Kantor Pusat. Dan setiap ada akumulasi risiko, Kantor Cabang harus menuliskan hal tersebut dilaporan bulanan pada item keterangan dengan menyebutkan nomor polis dan total akumulasi. 7) Mengacu

pada

PUCS,

apakah

diperlukan

survey

pada

objek

pertanggungan? Bila diperlukan, maka underwriter membuat surat permintaan survey kemudian didistribusikan ke surveyor. 8) Bila tidak diperlukan survey, mengacu ke PUCS underwriter menganalisa apakah nilai objek Pertanggungan termasuk limit cabang? Jika tidak, langkah kerja berikutnya ke (C) atau proses persetujuan Kantor Pusat. 9) Kepala Cabang menganalisa risiko apakah layak untuk diaksep atau tidak? Sehingga dapat dihasilkan kesimpulan akseptasi yang berupa: a. Ditolak, bila T/C dan rate menyimpang terlalu jauh serta risiko yang terlalu besar. Maka langkah kerja berikutnya ke (A) atau proses Perbaiakan/ Penolakan. Risiko yang biasanya tidak diaksep adalah: 1. Premi jauh dari standar kebijakan. 2. Rate terlalu rendah (tidak sebanding dengan tingkat risiko). 3. Bila perpanjangan dengan L/R tertinggi. b. Diterima dengan pertimbangan, bila T/C dan rate kompetitif serta akomodatif bisnis. Dalam hal ini untuk proses penutupannya harus sudah mendapat izin dari Kantor Pusat. Apabila Kantor Pusat

61

menolak izin dari Cabang/Perwakilan maka Cabang berhak mengajukan banding yang disertai analisa yang menguatkan atau analisa harus akurat (misal; akomodatif bisnis, L/R, tingakat risiko, estimasi surplus, dan sebagainya). 10) Diterima, bila T/C dan rate standar. Selanjutnya untuk proses penerbitan polis dapat langsung dilakukan oleh Kantor Cabang/Perwakilan, bila harga pertanggungan tidak melebihi limit Cabang. Setelah itu, Kepala Cabang/Perwakilan atau Kasie Teknik menandatangani persetujuan akseptasi tersebut. 11) Bila diaksep, selanjutnya underwriter mencetak polis. Pencetakan polis harus dengan program komputer dan ditandatangani sesuai dengan limit atau kewenangan . Selain itu, dicetak juga Debit dan Credit Note secara Kwitansi Polis. Setelah polis dicetak, diteliti kembali oleh Kasie Teknik dan dilekatkan klausula-klausula yang dibutuhkan dan tambahan klausula oleh Kasie Teknik. Kemudian polis diterbitkan setelah adanya persetujuan otorisasi dengan mencantumkan klausula dan kondisi polis (sesuai dengan PUCS yang berlaku). Untuk peralatan non standar yang dipertanggungkan harus ditulis secara tegas dan terinci. Polis yang telah dicetak diregister dan didistribusikan oleh bagian teknik kepada bagian pemasaran dengan bukti tanda terima. Setiap polis dan kwitansi yang diterbitkan harus mengandung data yang benar dan sama antara lain: 1. Polis dan kwitansi yang asli. 2. Polis dan kwitansi tembusan/copy.

62

Apabila terjadi perubahan T/C polis, maka wajib untuk dilakukan endorsement, kecuali berkas polis belum beredar dilakukan dengan mengganti polis baru dan untuk polis yang lama dinyatakan rusak. 12) Polis yang telah dicetak didistribusikan oleh bagian teknik kepada bagian untuk diserahkan kepada peserta dengan bukti tanda terima. Nota Debit diberikan ke bagian keuangan Cabang secara harian. Copy polis warna kuning diserahkan kebagian keuangan dan umum, sedangkan warna merah untuk file teknik. 13) Rangkaian proses akseptasi asuransi kebakaran selesai setelah peserta menerima polis. b. Proses Survey Yaitu proses meganalisa obyek pertanggungan dilapangan untuk mengkroscek data obyek pertanggungan di SPPA kebakaran syariah yang bertujuan menggali informasi tentang moral hazard dan insurable interest calon peserta. 14) Underwriter

berdasarkan

dipertimbangkan lebih

analisa

terhadap

risiko

yang

akan

lanjut membuat surat permintaan survey dan

didistribusikan ke surveyor. 15) Surveyor membuat jadwal survey dan dikonfirmasikan dengan calon peseta, mempersiapkan tim dan peralatan survey. 16) Tim survey melakukan proses survey dengan membawa SPPA kebakaran syariah, form survey dan kamera. 17) Tim survey membuat laporan survey berdasarkan hasil survey yang intinya

63

memuat informasi: a. Analisa Risiko. b. Kelayakan Risiko. c. Foto survey bertanggal. d. Informasi lain tentang moral hazard dan insurable calon peserta. e. Apakah penggunaan objek sudah ketentuan syariah. f. Informasi lain yang dianggap perlu. Kemudian laporan hasil survey didistribusikan ke bagian underwriting untuk proses akseptasi (kembali ke point i). c. Proses Perbaikan/Penolakan Yaitu proses dimana calon peserta harus memperbaiki atau melengkapi informasi tambahan atau dokumen lain yang harus dilampirkan. Ataupun sebagai proses penolakan akseptasi SPPA kebakaran syariah karena tidak sesuai dengan pedoman underwriting Cabang syariah. Gambar IV.2 Alur Proses Underwriting

Sumber: Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967

64

18) Hasil analisa Cabang ataupun Kantor Pusat (bila sudah sampai ke Kantor Pusat) mengenai akseptasi SPPA kebakaran syariah calon peserta kurang/tidak memenuhi syarat. 19) Underwriter menilai, apakah permintaan akseptasi tersebut, masih bisa diperbaiki? Bila ya, langkah kerja berikutnya ke (B) atau proses umum pada (point b), yaitu menginformasikan ke calon peserta untuk dapat memenuhi informasi atau kelengkapan dokumen yang dibutuhkan oleh pengelola sebagai prasyarat akseptasi. 20) Bila tidak bisa diperbaiki lagi karena tidak sesuai dengan pedoman underwriting Cabang syariah, maka permintaan akseptasi ditolak, maka underwriting membuat surat penolakan disertai dengan alasan penolakan akseptasi. Kemudian mengirimkannya kepada calon peserta. 21) Calon peserta menerima surat penolakan beserta alasan penolakan akseptasi. 22) Proses akseptasi asuransi kebakaran syariah selesai diakhiri dengan surat penolakan akseptasi yang diterima oleh calon peserta. d. Proses Persetujuan Kantor Pusat Yaitu dimana limit akseptasi bukan merupakan limit Cabang atau tidak terakomodasi pada pedoman underwraiting Cabang syariah.

65

Gambar IV.3 Alur Proses Underwriting

Sumber: Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967

23) Underwriter membuat pemintaan persetujuan ke Kantor Pusat secara tertulis dan ditandatangani Kasie/Kacab, izin sebelumnya, data kompetitor, dan sebagainya beserta analisa Kasie Teknik, berdasarkan: a. Cabang mendapatkan penutupan diluar wilayah pemasarannya. b. Risiko tidak termasuk limit cabang. c. Bila Kantor Pusat menolak akseptasi, Cabang dapat mengajukan banding dengan disertai analisa yang menguatkan, seperti; akomodatif bisnis, L/R, dan lain-lain. 24) Dasar persetujuan akseptasi di Kantor Pusat adalah sebagai berikut: a. Permohonan izin akseptasi dari Cabang yang dilengkapi analisa Cabang ditandatangani oleh Kasie/Kancab. b. Data kelengkapan akseptasi (SPPA kebakaran syariah, izin sebelumnya, data kompetitor, dan sebagainya).

66

Kemudian staf underwriting di Kantor Pusat melakukan analisa awal terhadap kelengkapan berkas izin akseptasi dan kondisi permintaan tersebut apakah standar sesuai dengan kapasitas treatry atau tidak. Setelah itu, staf underwriting memberikan report dan analisa akseptasi tersebut meliputi: a) Data

permohonan

Cabang

yang

menyimpang

dari

Pedoman

underwriting Cabang Syariah (PUCS) yang berlaku. b) Kondisi standar untuk akseptasi tersebut. c) Rekomendasi permintaan akseptasi disertai dengan analisa dan alasannya. d) Rekomendasi tersebut dibuat dalam secarik kertas tanpa perlu diketik namun harus ditandatangani. Dalam hal rekomendasi ini tidak tersampaikan kepada Kepala Bagian yang berwenang maka dapat langsung dialihkan kepada Kepala Bagian lain atau kepala Divisi Teknik, agar dapat segera membuat akseptasi persetujuan penutupan untuk Kantor Cabang/Perwakilan. e) Bila terdapat excess atau kondisi di-exclude dalam treatry, staf wajib melakukan spreading dengan sepengetahuan Kepala Bagian terkait. 25) Dari hasil analisa akseptasi tersebut, adalah: a. Untuk penutupan oleh Cabang/Perwakilan yang diterima (harga pertanggungan melebihi limit Cabang). a) Kantor Pusat menerima permintaan izin dari Cabang/Perwakilan. b) Kantor Pusat melakukan placing ke reasuransi

67

b. Untuk penutupan oleh Cabang/Perwakilan yang diterima dengan pertimbangan. a) Kantor Pusat melakukan placing ke reasuransi atas excess harga pertanggungan tersebut. b) Setelah full place, Kantor Pusat menerbikan otorisasi ke Cabang/Perwakilan untuk menerbitkan polis. c) Bila

placing

tidak

dapat

dilakukan

karena

tidak

ada

reasuransi/asuransi lain yang bersedia memback-up, Kantor Pusat menerbitkan penolakan atas penutupan tersebut ke Cabang/ Perwakilan. Akseptasi yang diterima ataupun ditolak ditandatangani oleh Kepala Bagian, Kepala Divisi, atau Direktur Teknik sesuai dengan limit otorisasi kewenangan pejabat Bidang Teknik sesuai PUCS yang berlaku. Kemudian di fax ke Cabang/Perwakilan yang dimaksud serta filling data akseptasi penutupan beserta kelengkapan berkasnya (ataupun alasannya bila akseptasi ditolak). Kemudian langkah kerja berikutnya kembali ke proses umum pada (point 9) hingga proses akseptasi SPPA kebakaran syariah selesai. Dari prosedur underwriting yang dilakukan oleh Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967, menurut analisa penulis bahwa proses tersebut sangat memungkinkan meminimalisir risiko yang akan dihadapi nanti, karena apabila dalam syarat-syarat pengajuan tersebut terdapat data/dokumen yang tidak lengkap atau belum terpenuhi semua, maka pengajuan akan ditolak

68

atau perbaikan tetapi calon peserta harus melengkapi terlebih dahulu semua persyaratannya sampai terpenuhi baru kemudian akan diproses ketahap lebih lanjut. Dengan prosedur seperti itu pula akan sedikit sulit mendapatkan calon peserta, karena banyaknya persyaratan yang harus dipenuhi, dan biasanya banyak orang tidak terlalu suka direpotkan. Hal itu tidak akan menjadi masalah jikalau Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 mempunyai para agen yang sudah terlatih dan bisa mendapatkan calon peserta sebanyak banyaknya, sehingga apabila dalam proses underwriting terdapat salah satu calon peserta atau beberapa calon peserta yang tertolak masih banyak calon peserta lain yang lebih prospek, namun akan menjadi masalah jika calon peserta yang dihadapi oleh para agen tidak mempercayai agen tersebut. Masalah yang dihadapi saat ini banyak para agen yang dipandang oleh masyarakat hanya mengobral janji, sehingga faktor-faktor yang memudahkan menjadi salah satu kunci agar calon naasabah tertarik pada produk yang ditawarkan.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan berkenaan dengan Faktor-faktor yang mempengaruhi underwriting pada produk asuransi kebakaran syariah (Studi Pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967), maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi underwriting pada produk asuransi kebakaran syariah sesuai dengan Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 adalah kelas konstruksi dan okupasi obyek, jarak pemisah dengan obyek lain, jumlah barang berbahaya api yang disimpan dalam bangunan, jangka waktu pertanggungan, dan harga pertanggungan. 2. Proses underwriting Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 berawal dari unit pemasaran/agen yang memperoleh calon peserta kemudian diproses oleh underwriting yang nantinya akan memproses SPPA dengan pertimbangan risiko tersebut ditolak, diterima, atau perbaikan. Jika ditolak maka SPPA dikembalikan kepada calon peserta melalui bagian pemasaran/agen beserta alasan penolakan akseptasi. Jika diterima, maka calon peserta mendapatkan polis dan membayar premi yang telah ditentukan. Dan jikalau ditunda maka calon peserta harus melengkapi dokumen-dokumen yang dibutuhkan, kalau calon peserta sudah melengkapi maka calon peserta akan mendapatkan polis asuransi. Kalau calon peserta tidak melengkapi maka akan dikembalikan kebagian pemasaran.

69

70

B. Saran 1. Dalam menyeleksi risiko seorang underwriter harus lebih teliti, guna untuk mengurangi terjadinya moral hazard. Moral hazard yaitu kebiasaan dan tingkah laku seseorang, dalam asuransi diutamakan pada tingkah laku tertanggung yang menimbulkan kerugian. 2. Pencantuman ketentuan/faktor underwriting dalam SPPA/brosur. Hal ini sangat berpengaruh terhadap calon peserta yang akan berasuransi, jikalau ketentuan dan faktor-faktor underwriting sudah tercantum didalam SPPA maka akan memudahkan calon peserta untuk memenuhi ketentuan dan faktorfaktor underwriting yang telah ada, apabila ketentuan dan faktor-faktor underwriting tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan maka calon peserta bisa menanyakan hal tersebut lebih lanjut kepada agen atau kepada bagian pemasaran.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Al-Karim Amrin, Abdullah. Asuransi Syariah: Keberadaan dan Kelebihannya di Tengah Asuransi Konvensional, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2006. Ali, AM Hasan. Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, Jakarta: Prenada Media, 2004. Asuransi Syariah, artikel diakses pada 28 Juni 2011 dari http://www.asuransisyariah.net/ Atiyah, “Tinjauan Hukum Islam Dan Hukum Positif Terhadap Asuransi Kebakaran”. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006. Darmawi, Hermawan. Manajemen Asuransi, Jakarta: Bumi Aksara. 2006. Dewi, Gemala. Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005. Djojosoedarso, Soeisno. Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko Asuransi .Jakarta: Salemba Empat, 2003. Dunia Asuransi, “ Polis Standard Asuransi Kebakaran”. Artikel diakses pada 02 Mei 2011 dari http://duniaasuransi.blogspot.com/2008/09/polis-standard-asuransikebakaran.html. Ghani, Abdul & Aryanty, Erny, Akuntansi Asuransi Syariah: Antara Teori dan Praktik, Jakarta: Insco Consulting, 2007. Gunanto. Asuransi Kebakaran diIndonesia, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2003. http://www.bumida.co.id/index.php/main_ind/about_detail/38/1/2011/03/15/ManajerKantor-Pusat. Iqbal, Muhammad. Asuransi Umum Syariah Dalam Praktik. Jakarta: Gema Insani, 2005.

71

72

Iqbal, Muhammad. Solusi Jitu Bagi Pengusaha Kecil dan Menengah (pedoman menjalakan usaha), Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2004. Janwari, Yadi. Asuransi Syariah, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2005. Laporan Tahunan 2009 (Annual Report) 2009, PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967. Purba, Radiks. Memahami Asuransi di Indonesia, Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo. 1992. Salim, Abbas. Asuransi dan Manajemen Risiko, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005. “Satu Keluarga Terbakar Ledakan Tabung Gas”, Koran Tempo. 20 Juni 2010. Soemintra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan, Jakarta: Kencana Prenada, 2009. Sri Panih, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Proses Penutupan dan Penyelesaian Klaim Asuransi Kebakaran Pada PT. Tripakarta Syariah.” Skripsi S1Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006. Sula, Muhammad Syakir. Asuransi Syariah(Life and General): Konsep dan Sistem Operasional, Jakarta: Gema Insani Pers, 2004. Suma, Muhammad Amin. Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensionl: Teori, Sistem, Aplikasi, dan Pemasaran, Ciputat: Kholam Publishing. 2006. Surat Permintaan Penutupan Asuransi (SPPA), PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967. Standard Operation Procedure (SOP), PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967, 2004.

Nomor Lampiran

: Istimewa : 2 (dua) berkas : Pengajuan Judul Skripsi

Perihal

Jakarta, 06 Oktober 2010

KepadaYth, Ketua Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Syarif Hidayatullah di Tempat Assalamualaikum Wr. Wb Salam teriring doa kami semoga Bapak/Ibu selalu dalam bimbingan, lindungan dan limpahan rahmat Allah SWT. .Seiring dengan surat ini, saya :

Nama

BUNYATI

NIM

10604620t724 Semester lX (sembilan) Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Asuransi Syariah Bermaksud untuk mengajukan judul skripsi sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian program S-1 (Strata l) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun judul skripsi yang saya ajukan adalah :

ANALISN FAKTOR-F'AKTOR YAIIG MEMPENGARUIII PROSBS PENYELEKSIAN RISIKO PAI}A PRODUK AST]RANSI SYARIAH KEBAKARAN (sTuDI PADA rjNrr SYARTATT PT.ASURATIST UMUM BUMTPUTERA N{UD A 1967) Bersamaan dengan surat ini juga terlampir berkas proposal pengajuan judul skripsi, yang terdiri atas

l.

:

Satu berkasjudul skripsi

2. Outline Sementara 3. Daftar Pustaka Sementara Demikian proposal pengajuan judul skripsi ini saya sampaikan. Besar harapan saya proposal pengajuan judul skripsi ini dapat Bapak pertimbangkan. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum Wr. Wb

NIM. 106046201724

PITNGESAHAN

TIM

PBMBIMBING SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

T;-

Pembimbing Seminar proposal Skripsi

Program Studi Muamalat

mengesahkan proposal skripsi:

Nama

:

Bunyati

NIM

z

106046201724

/

Konsentrasi :

Mua4palat / Asuransi

Judul

o2$(oaktor-Faktor yang rur.,,{p"n$ruhi prles

,

Syariah I '+

penye

FJsiko Pada Produk Asuransi Syariah Kebakay{n (studi Pada unit Syariah PT. Asuransi umurr( Bumioutera I Muda

1967\

".;;LYot) Disahkan oleh TrM pembimbing Seminar proposat Ketua

n

f

" 'trAhwI l'^:ao-

sl*ip.r

.. ' g'[/'a I rq ( Ftad''

AM. Hasan Ali, MA

\ Sckretaris

Pembimbing I

Pembimbing II

Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH

,tl#

\

/; AM. Hasan Ali, MA

,0u? n

Yuke Rahmawati, MA

,

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) S YARIF HIDAYAT ULLAH JAKARTA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

Jln. lr. H. Juanda No.

Telp. (62-211 747 11537,740192s Fax. (62-21\ 7491821

95 Ciputat Jakarta 15412, lndonesia

website : www.uinjkt.ac.id E-mail : [email protected]

Nomor,:un.01'/F4/PP.01'.t/]66 /2010 Jakarta,2g Nopember 2010 M Lamp ":1 (satu) Berkas Propo/al 22Dzulhijjah 1431 H Hal : Mohon Kesediaan Menjadi Pembimbing Skripsi Yang Terhormat Bapak

Fahmi Basyah, ST, AAIK AAIS, QIP A. Chairul Hadi, M.A Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta A

s s

aI a

mu aI aikum w ar ahm

a t uII

ah w ab ar aka tuh

Pimpinan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing skripsi mahasiswa: Nama

NIM Prodi/Konsentrasi Judul

Skripsi

: : : :

Bunyati 106046201724

Muamalat/AsuransiSyariah Faktor-Faktor yang Mempengan-thi Fenyeleksian Risiko patln

Produk Asuransi Syaiah Kebakaran (Studi pad.a Llnit

Beberapaharyango^o^l'*To!r{loxZT:y#;",:#T":"T,#da7e67) 1. Topik bahasan dan out line dilo;'ana perru dapat diadakan perubahan dan Penyempurnaan.

2. Teknik

.

penulisan supaya merujuk kepada buku "pedoman penulisan skripsi Fakuitas syariah dan Hukum UIN syarif Hidayatullah Jakarta,,

Demikianlah atas kesediaan saudara kami ucapkan terima kasih. 1sIamual .-: : :. ,::.-'-{::'j1'.:--''*"

,

aikunt

w ar ahmatullahi w ab ar akatuh 'W RdrTllffil"'s1fi)i rvr"u-alat (Ekonomi Islam) ';

,

,

Tembusan Disampaikan dengan hormat kepada: l. Kasubag Akademik & Kemahasiswaan Fakultas syariah da. Hukum 2. sekretaris Program studi Muamalat Fakultas syariah dan Hukum

3.

Arsip

KEMENTERIAN AGAMA

UNI\/ERSITAS ISLAM NEGE,RI (UIN) SYARIF IIIDAYATULLAH JAKAKTA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

Telp. (62-21 ) 747 11537 ,7401925 Fax. (62-21) 7491421

Website : www.uinjkt.ac.id E-mail : [email protected]

Jln. lr. H. Juanda No. 95 Ciputat Jakafta 15412, lndonosia

Nornor Lampiran Hal

: Un.01 n

.-_

:

/

F4/KM.00.02I 8if7 /2010

Jakarta,

Desemeber 2010

Mohon Data/ Wawancara Kepacla Ytl-r,

Pimpirran Pf. Asurar-rsi Urnum Burni PuteraMudaTg6T di Jakarta Assnlmnu' nlnikun r Wr.Wb.

Derrgan hortrrat,

Pimpinan Fakultas Syariah clan Hukurn UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menerangkan bahwa Narna

:

Bunvati

Alamat

: -1O6046201724 : Jakarta, 12 Nopernber 1988 : IX (Sembilan) : Muarnalat/ Asuransi Syariah : Jl.Warung Silah Kp.Gudang Baru Rt.008/05

Telpon

:

Nomor Pokok Ternpat/Tanggal Lahir Sernester J

u

rusa rr/ Kor rserr Irasi

No.-17 Jak-Sel

085697747745

Aclalal-r benar mahasiswa Fakultas Syariah cian Hukum UIN Syarif yang seclang rnenyelesaikan skripsi dengan

Hiclayaturllal-r Jakarta Topik/ Juclul:

"Faktor-Faktor yang Mempengaruiri Penyeleksiarr Risiko pada produk Asuransi Svariah h Pr Asuransi rrmum

""o"o?;lltj:iTi$ii:;'r2l;:

Untuk rnelengkapi bahar-r/clata yang berkaitan clengan penulisan pembalrasan Topik/Juclul cli atas, elir-nohon kirarrya Bapak/Ibu/Saudara/i dapat rnernbantu/ rnenerirna yang bersangkutan untuk berwawancala. Atas kesecliaan Bapak/lbu/Saudara/i, kami ucapkan banyak terima kasih.

,.

,

a

[-.Dr.H. Ahmad Mukri Aji, MA.

I

'

NIP.'195703121985031003

\ . ,,al-_..,-

Tenrbusan

,

:

1. Yth.Dekan Fakr-rltas Syar.ial'r dan Hr.rhunt UIN .lal
Bumiputera Nomor : 0 1 5-E|DIV-SY/VV20i

1

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIlrtr Jakarta

Di Tempat.

HaI : SURAT KETERANGAN Assalamu'alaikurn Wr. Wb. Bersama ini kami Kepala Divisi Syariah PT Asuransi Utmrrn Bumiputerarnuda 1967 menerangkan bahwa

:

Narna

Bunyati

Nomor Pokok

10604620t724 Jakarta, 12 l{opember 1988 X (Sepuluh) Mu'amalat /Asuransi Syari' ah Jl. Wamng Silah Kp.Gttdalrg Bar-u RT.008/05 No.47

Tempat/Tanggal Lahir Mahasiswa Semester Jurusan/Konsentrasi

Alamat

Jakarta Selatan.

o82114242325

Telp.

Adalah benar telah rnelalnrkan penelitian di PT Bumiputera Muda 1967 Unit Syariali dibawah bimbingan staff kami Sdri.Wulan Setyorini,AAAIK (Kepala Bagian Tehnik Syariah) untuk melengkapi bahan skripsi yang bersangkutan denganjudul :

Faktor-Faktor yang Mempenguruhi Underwriting puda Produk Asuransi Kebuksren Syariah (Sndi padu Unit Syarialt PT Asuransi Umum Bumiputern Muda 1967) Demikian Keterangan irn dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Wassalamu'alaikurn Wr. wb Jakarta,20 Juni 201 I

{

U

FAHN{I BASYAH.ST.MM.AAIK.AIIS.OP Kadiv Syadah Tembusan

. .

:

Direktur Pernasaran & Syariah File

ljmum Bumiputera Muda 1967 Unit Syariah Head office l Wolter Monginsidi No.43 Kebayoran Baru, lakarta 12180 PT. Asuransi

Telp. : (021) 72AOO9O4,7268039. Fax | (o21) 7243624 E-mail : syariah@bumida co.id Website : http://www.bumida,co.id

s $ \r _s 'g

$Y

f: .lJ

\

*': :E €g sg. 'FR"

B \< -e S *€

,!5

Ln

3 E

i

S

=

q{

.(:

.A ( Y

F

*E 'rE F St

C

O!

a

{

a---

"

N+ €.x 6;

s

o f

L

= e u F D

t; 6l: c! S;A as

G 6

!2 ci;

ss,

FES E E€

.g

ES= E 9:1

:r

F

*s

E

Edw

-EF E .s.

ri+ -]99

caR6

SB 9s

€P cs E: oE

E

sr \.

l

! 99 tr

fti

:ES=E

=r*=N<6 .S olki.= n d E€r€

8

E 6 = (

Ot:=^.... =,r€Nfg* C qt=o C

-e

A€

=:ZdE= I =ffi t -o.5 9;Y-E j =FEg

.:

T:I tql

t+l

l-l

-E RE

;-

lj ::

"6

a(l

a

'6

a

tl l tl -

=

5'

L

(U

5.-

E?

.E \-

=

=E€ ;E

c,

CL

=E

.u

i/l

E6 69 -eg od

==

:

E € €:

t. I

tr

g E

E

E-c =<

g 6

--l

--.1

E

j

I j j


=

o E

g.

l

€;E ;db

:d

l

l

fit

4c

q55S€ E -

?9 f!==

A E fE -E 6 j*= .

: *1 g

q : v €

I E P

Et

sE -t GqE= gsqE €P=!

+

k>

!;

E* = Eo = o)

E

€ E

E

=

=

E

;o

sES PP'E 3SF ! 3i.P

!

E

E

c=

h

EF

8-5

-sE.EE

Eg-=€ = EE .= .= E !e*e Etr.ts9 -E E -pcr E€E; E E=rE 5Er- a ;;"t-t€*-g9s sc E'E 5# Ats;;€ taPSE*55s e 3,8 3a E EE oEt-c---!eE

3 od

E5s 4q tr

4Er

c4 6€ €g e

* €:i a sEi' s.iES EEE4

i++€

_c! E: '-a .Eo

E

rb

**

€.E

E

:E

.E

dnh I

E

s

t FtEP

"AfIs

::
E

z



dodv6N€F6@+ds6om666
== -h ;€= a=

G

E= -5

s$

\*

t k

== ---

+

6

6



@ 6

6

d6AR+-+ ."I .,1 +-s-!.1

O---r--f.a.1

.=cr =i;=

.a6-

E



EEE E FFRRRRRRRRRRF-F.RRRRRRRRRRRRRRRRH E=== -<< >> d 6=

-* :ct

o

== =B E= o _=== E === --6, t$tg g G <-e = A.

@

Eg

'-

==-

€=

s.s ! e == $F=5E s=#*E

c\-

S=*

€€= S .\ =<= -" iES

H

L:6-=

=Es ='as

6q9

=#a

.^=e E= z E=

EH {n*

-8== o-<

i; PO

o

E_=5 -=-ec9q

oooooooooooooooooooooooooo6000oooooooooooo

oooo

+€ €3s 5F-H'Hg$€

=

dH'd€-s€= sdF

sE-S-=-F-FiSH

or

= E *sEE >9sr 5

,=

?= EE

e 6

-= xQ

-

E

o

E€EE E- 6i 5 E-EEE EF FE F €C i+=E€ = E+ gEEE E s* EE Eg-E= E F; ;FE 5

--Ec

Ei; €.=o e-6O\t:rc

= =

c

ac c o

tF+F*F==€ Et€ -p lE-sE"a€€ 5E * a j-EFE=Eg'*A EA* F E=e=ee. @a=G

66+N660 66N6hN^ 6606.OOF

-; €5

ee .EAE

=-;
a>

\.i

ro60 600 5 aAaaaaaaBAAaaAaaaAAaAaAaaAAAAae SF-R-E a € R b A'= Kih a G R b a:: SH a I R € I ris Hs s =

N6=€6N@@6-+6+ €@NOO*FF 660++$660€6N

== g=

T

oooooooooooooooooooooooo oooooooooooo v1 s1 ur q o- o_ u.: s1 o- o- v1 4 o- o- v1 vl oooo o- o- v.t rQ o- o- ul uI o- o- r.l L.t o- o- ra +<:< €€O€Ftstsr€@€

c5

e= r= =a

6EC

q-E=r.

66oooooooooo q. tf n 4r.Q 4 l-" N N o- o- o- o- o- o- o- o- o- o- wl u.I 4 f:. oo6--66

fi = Eg = = -

'a

cl =g+E -ol

EEpRFsH$Hm€sFFssFsEqFRHs€ilHu€e* oooooooooooooooo

\

G F

dcs6

N699N@6€9-Fh@pF€€FO6AVN@OS5-66@ dNs€€o66 6N-+6N6 F d N N m m O + + 6 h h € A N N N @ @ @ 6 6 O-O-.O-F--oooooooooooo oooooooo 6h6h666hh60000000060

F-s

Fr

oooo66-

5

=6 ou

=: A;

-.Yc<6

oooooooooooooooo oooo oooooooooooooooooooooooooooooo6 6 h o- o- v: .1 o- o- vl !.1 o- o 6 b o o 6 6 o o 6 6 o o h 6 o o 6 6 o .-- .-.-- N- N N N- 6- ri 6_ 6_ <_ <_ +_ +_ 6_ 6_ n' o_ o- o_ o_ .d s- s- s' x_ o_ oo60

oooeoo-o ooooooooooooooooooooooooooooooo d
==== o

o

o

o

o

o

:1

===

oooo o o

o

o

e

i"

- T T T .,{ +

.-€66F€tFa6q€;-6€@F6hN-=@@-m6NF6€6Fd€6t-6

+* ; =

tu

6

;.+ 3E

e = E-e-

SEEt *5i

E€

*'E=€ -=g €E

o

F<€6F66ts c.{ ..{ 1n ..4 ..n o-@-

o

33

R F" R i3 X K

o-o-o-o-o-o-Q-o

o-

@@€6NNN i

lri:

F6D6:F6.6 F m 66 tlt .? .9 ---d-f f -t f F !.) ." 6-6F'6-G-6 I \P .P $a r:-.!>

--€-6*G-

j:

o6t,h666

==

=<=<

dOhO=6€@FmhN .Y| Y 9 cP

d -E -_=Eo

e

d5aO=o

oooooooo oooooooooooo Oohhoohh

oooooooooooo oooooooooooo o o o o o o o o o o d_ o_ h_ o_o_o_o_h_ o'6_o6+€€F6€€--hN-+O€*66Ne-€@-66@F66

P3 j = s E'> EF; -(o Lca-.=c?

..

..

'l ...,i

:'

;'... !.;, .:r.: il.ii.

r:rt

a:

;r;1.

.,:

-oino6oho

N6
I:':

EEF H- Es. oYgEE NE9= EE€ s€ S PE€ .E tE--E *\t€= I=dts= =AE =Ed 5€e€

€E=;*€ES

3f€ FE;EE* !€Ec 3eE3 ;B€ PEEF=_g

E ++e EqH 3E--TiEE *tt=F'='EqEEE:.H:6'E 5 P*- E-E ? 3=e:E = E5.Fs=aF€= 3f ,fe*€€ ar-€ -'jcid;+riCL.--

".

aE

E4ECC

P E =

€ E

S'g .= P e E E e 4:c=c-d

EEE€

F€ls F *==.= €

= E E 5. E

E F



fu* #E :-e EEFEEE + Ba€ + ? 3.ts_o€s€ =ggEF€ =.93, s'=EtBE€p =€E -_= t

-le

c,

xct AE

=

E

*_*EE--

= 9."qHBAts F. FFE H'F: a-q€

==:

E 3€€E [*€c€e€=cE= F \ E €E E€ E€ €E E:F€E € g S+"Ega=sE;EEFrEa=

g E €€€-T€EEE€gA E€€€ R g E EE 5* sT F:a 5-E # g. F-s

=grciri+uisiFjqt

f,

6jui

Panduan Undemriting - Asuransi Keebakaran @irc)

BAGTAT

{anntnan

I

PETGAil?f,N

Kebakaran adalah sesuatu yang terbakar yang seharusnya tidak terbakar, sifatnya sekonyong-konyong atau merupakan sesuatu kecelakaan atau tidak dapat didugaidiketahui lebih dahulu Asuransi Kebakaran menjamin kerugian Tertanggung akibat risiko-risiko kebakaran sebagaimana yang

tercantum dalam polis.

Risiko-risiko yang dijamin dalam Asuransi Kebakaran mengacu kepada polis Standar Asuransi Kebakaran lndonesia (PSAKD versi AAUI. Adapun qbyek pertanggungan adalah bangunan dan perabotan yang ada di dalamnya. Biasanya okupasi obyek -neruia Uan6inai ruman- atau sim-pte buildiig lainnya. sedangkan untuk obyek oengin okupasi yang teUin kompteks (missat : pabrikl P9{angg.llg_qn biasanya dicover dalam Property All Risk (PAR) yang mennililii laminan lebih luas diband-ingkan niuranii Kebakaran standar Hal-halyang perlu diperhatikan dalam penutupan Asuransi Kebakaran diantaranya adalah : a. Underwriting Factor adalah segala fakta,situasi atau keadaan yang dapat mempengaruhi seorang Unclenrrriter untuk menentukan suatu penutuparr Asuransi. Apa[arr 'seoian! underwriter akan menerima atau menolak penutupan yang ditawarkan atau menerima dengan syaiat-syarat. b. Surat permintaan penutupan Asuransi (SppA) :

o . .' 1.

Di isi dan ditandatangani oleh calon tertanggung Sebagai dasar pembuatan polis Sebagai bukti bahwa tedanggung rnau mengalihkan risiko kepacia asuransi Bagian yang tidak terpisahkan dari polis

Kelas Konstruksi dan Okupasi Obyek Kelas.konstruksi bangunan menentukan besarnya suku premi, yang terbagi menjadi kelas l, kelas ll, dan kelas lll. Definisi atau penjelasan dari masing-masing kelas-ada-lah sedagai berikut : No-

Konstruksi

1

Kelas

2

Kelas ll

3

Kelas lll

I

Penjelasan Bangunan dengan dinding, lantai, Oan struktumya serta penutup atap terbuat seluruhnya dari bahan-bahan yang tidak dapat terbakar Bangunan yang krlterianya seperti oisebuffi tetapi dengan kelonggaran-kelonggaran sebagai berikut : - Penutup atap terbuat dari sirap kayu keras. - Dinding-dinding mengandung bahan-bahan yang dapat terbakar sampai maksimum 2Oo/o dan luas dinding. - Lantai dan struktur penunianonva terbuat dari kavrr Semua bangunan-bangurlan lainnya r

r'Catatan Bangunan yang termasuk konstruksi Kelas I :

r

tetapi tanpa dinding dianggap termasuk

bangunan konstruksi Kelas il. Bangunan konstruksi kelas ll tanpa dinding termasuk bangunan konstruksi kelas lll.

FrRE

/1

Panduan Underwriting - Asuransi Keebalcaran (Fire)

6-Buirh{ Bnputu

2.

Jarak Pemisah dengan Obyek Lain Risiko Berdampingan ( Adiacent Risks ) yaitu dua risiko/bangunan atau lebih yang saling ' berdekatan/berdampingan dan mempunyai atap masing-masing, i"ngrn dipisahkan 'otin larai (bangunan-bangunan tersebut tidak saring menemper/menyatu) o " Risiko Berbatasan ( Adioining Risks yaitu dua risikolbangunan ) atau lebih yang saling berbatasan dengan dibatasi oleh dinding pemisah/pembatas wall) tungjal atal iseparation ganda dan berada dibawah satu atap yang merupakan satu'kesatuan atau oioailn atap masing-masing dimana pengenaan tarip adalah menggnakan tarip risiko tertinggi. o Risiko dalam satu kompleks (Compound Rr3ks) untuk jenis risiko yang menempati lebih dari satu bangunan dalam satu kompleks (coumpound) dibaw-ah satu p"ng"6t" berlai
3'

Klausula yaitu bagian kh.usus dari polis yang berisikan tentang hak dan kewajiban tertanggung dan atau penanggung yang digunakan untuk menyesuaikan konoili polis dengan Situasi tertentu sesuai

kebutuhannya.

4'

Warranty yaitu suatu suatu janji yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab oleh si tertanggung bahwa suatu hal tertentu akan atau tidak akan dila[ukannya, atau suatu keadaan atau fakta tertentu atau tidak ada.

5'

suqgggs!-ygllu hak penanggung yang telah membayar ganti rugi sepenuhnya kepada tertanggung, untuk bertindak atas nama tertanggung guna menuntul tcepaia pin"k iuiig" (iain) yang ;at;j hukum bertanggung jawab atas terjadinya ierugian tersebut.

6' 7'

Dgdqg. tible vaitu jumlah tertentu yang harus dipikul sendiri oleh tertanggung untuk setiap risiko atau kejadian kerugian. Dengan kaia lain, tanggung jawab penanggung atasluaitu kerugian yang dijamin polis akan berkurang sebesar jumlah risilio senOiri yang tercaniurn Oalam polis.

Sum lnsured adalah batas maksimum tanggung j.awab penanggung apabita terjadi kerugian dan sebagai dasar untuk menghltung besamya- kewajinan penanggung dalam menyetesaian tuntutan ganti rugi. Jadijika tertanggung mengalami kerugiin yarig mdimpalilumtan pertanggungan, maka ganti rugi yang menjadi tanggung jawab penanggung seiinggi-tingginya senesir jumtah oertanggungan.

8'

Average (prorata) artinya membagi kerugian, dan merupakan suatu alat yang digunakan oleh penanggung

dalam mencegah terjadinya perianggungan dibawah harga (under inlura-nce1, artinya jumlah pertanggungan yang tercantum dalam potis teOin kecildibanding:kan O"ngrn nilaisebenarnyi.

9.

Polis Voidable

:

ketidakterbukaan.

polis ticjak berlaku (void) jika terjadi misdescription, misrepresentation, dan

10. Alteration : Tidak boleh dilakukan perubahan atas kondisi risiko, perpindahan interest (kepemilikan) kecualijika diberitahukan kepada penanggung dan diberikan ijin.

11' Reasonable Precaution : tertanggung iarus mengambil segala tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerugian. Tertanggung harus bertindak selkan-akan ticiak mengasuransikan kepemilikannya.

12-

Right lnspection

:

penanggung berhak untuk melakukan pemeriksaan sewaktu-waktu dan

tertanggung harus mernberikan informasi untuk keperluan aessment.

ErRE

/

2

6BUffi{a-,i*,u*

Panduan Underwriting - Asuransi Keebakaran (Fire)

13' lndemnification : pe.nanggung wajib memberikan ganti rugi dalam waktu 30 hari setelah menerima laporan final loss adjuster. 14. lnterest payment : penanggung tidak berkewajiban untuk membayar bunga

15' Material Damage : .pena.nggung menyetujui untuk mengganti rugi atas kerugian yang disebabkan oleh peristiwa yang tiba-tiba, seiain oari yang okecuatiiai"oaram dener"rjan s"plciir condition. 16' cappital Additions : polis ini juga rnencover setiap perubahan dan penambahan atas bangunan, mesin dan peralatan lainnya selam periode asuiansi asalkan pada setiap lokasi penambahan tersebut tidak melebihi 5olo untuk setiap objek pertantgung"n dan dalam waktu tiga bulan harus dibayarkan premi tambahan.

Asuransi harta benda adalah pertanggungan atas harta benda kedatam polis properti All Risk (pAR) atau lndustrialAil Risk (tAR). Terminologi Beberapa istilah (terminolog) yang berkaitan dengan asuransi harta benda antara lain adalah

a'

:

Harta benda (property) adalah semua benda atau barang-banang yang bergerak..yang dapat mengalami mengalanri kerusakan, atau objek phisik tainnya, baik kerugian, kehilangan dan atau berkurangnya nilainya, yang terjadilecara tiba-tiba dan tidak terciuga sebelumnya. contohnya bangunan, gedung perkantoran, hotel, peoeoi"an o";*g, d"il;ngunan-oangunan lain

termasuk isinya.

b' c' d'

sega/a Rr3rko {Atl Ris?-s) adalah benluk pertanggungan yang digunakan untuk menjamin ticlak hanya terbatas bagi kejadian-kejadian tertentu, sepertireoakaran, angin topan dan badai, banjir, pencurian dan segalanya. Tertanggung adalah nama

seseorang arau badan hukum atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap harta benda yang diasuransikan dan memiliki kewajiban untuk membayar premi asuransi kepada penanggu ng (ilenisahaan asuransij

objek pertanggungan merupakan harta benda sebagaimana yang telah didefinisikan di atas. objek pertanggungan tersebut harus merupakan kepentingai pokok bagitertanggung yang pertu mendapat

perlindungan.

Pencantuman objek pertanggungan dalam polis asuransi harta benda disebutkan secara lengkap, tegas dan jelas- Hindari pencaniuman keterangan objei pertanggungan yang dapat menimbulkan perbedaan persepsi atau mengandung pengertiJn ganda

lemoiquily.

Jumlah Pertanggungan Pencantuman jumlah pertanggungan dalam polis asuransi harta benda merupakan dasar untuk :

menentukan

a. Besarnya premiasuransi b' Batas maksimum tanggung jawab penanggung (Perusahaan Asuransi) apabila terjadi kerugian, dan c. Besarnya kewajiban penanggung daram penyeresaian tuntutan gantirugi. FrRE

/3

6ffi-mao,6,a-

Panduan Underwriting - Asuransi Keebakarah (Fire)

Penetapanan Jumlah pertanggungan dapat dilakukan dengan dua cara

a' . b'

:

Nilai Penuh (Full value Basrs) yaitu jumlah pertanggungan dari seturuh nitai objek pertanggungan Igng merupakan batas maksimum ganti rugi (ndemnity). Nilai Kerugian Pertam a (First /osJr?oss timit oasisl yiitu lumtah pertanggungan didasarkan atas maksimum kemungkinan terjadi kerugian dan merupakin naias maksimum-janti rugi (lndemnity).

Penerapan Jumlah pertanggungan

Untuk menghindari atau memperkecil kemungkinan terjadinya selisih antara jumlah p"rt"nggungrn dengan jumlah penggantian kerugian, maka lebagai acuan (salah saru altematif dapat d6;ilf3; perkiraaan harga sebenamya dari objek pertanggungin yang diaiuransikan r"ojg"i berikut :

a.

Bangunan/Gedung (Buitdings) Penetapan jumlah pertanggungan untuk bangunan/gedung adalah berdasarkan perftiraan biaya yang

dikeluarkan untuk memperbaiki (repair) aiau memuarigun kemoaii nanjunanlgedung tirseoui (reinstatement) dengan kualitas yang sama dikurangi dengan penyusutan (depresiasi) karena umur dan penggunaan bangunan /gedung tersebut, oitamuan dengan-biav. pLntiurusan ijin-ijin, biaya

tenaga ahli, pajqk-pajak dan biaya pembersihan puing_puing.

b.

Bangunan tua (absolete buitdings) Penetapan jumlan pertanggungan untuk bangunan tua dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : r Atas dasar perkiraan biaya untuk pembelian bangunan yang sama atau yang mirip dengan bangunan yang diasuransikan, ditambah dengan niJya peniOeriihan puing: atau Betdasarkan biaya untuk membangun kembali bangunan yang baru yang menyediakan ' yang fasilitas hampir sama (mirip) dengan bangunan yang diasuranskin, oitahuirr biaya konsuttan oin biaya pembersihan puing serta biaya-biaya la-innya yang timbul akibat adanya ketentuan pemerintah setempat.

c.

Mesin-mxin(machinery) Penetapan jumlah pertanggungan untuk mesin-mesin pada prinsipnya ditaksir berdasarkan harga mesin bekas (second hand) dengan tipe, jqnis dan kapasiras yani sama; oeroasarran naria mesin yang baru (market value), dikurangi dengan biaya penyusutan karena "tau umur mesin tersebut. Persediaan Banng (Stock) Peneiapan jumlah pertanggunan untuk persediaan barang dagangan dan persediaan

d.

bahan baku

(raw material) adalah ditaksir berdasarkan harga beli barang tersebut (cos1 price) dikurangi Oenga; potongan harga pembelian (discount)

' e. Komputer(Computers)

Penetapan jumlah pertanggungan untuk komputer adalah ditaksir berdasarkan biaya perbaikan atau biaya penggantian komputer dan peralatan lainnya dengan harga saat ini.

Jangka Waktu Pertanggun gan Jangka waktu pertanggungan merupakan suatu jangka waktu dimana tertanggung menginginkan agar objek pertanggungan yang diasuransikan oapit oilamin oteh penanggung-iertrioap -reirgian aiiu kerusakan yang timbul karena risiko-risiko yang'dijamin dalarn polis. Jani[a *irt, ptrtanggungan dalam

asuransi harta benda umunya secara tahunan @nhuaily).

FtxE

/4

ffi{amnun

Panduan Underwriting - Asuransi Keebakaran (Fire)

Polis standar Asuransi Harta Benda Mengacu kepada surat Dewan Asuransi lndonesia (DAl) No. o7lBRTS/sE/g3 tanggal 12 april lgg3, polis standar yang baku untuk penutupan asuransi harta b6nda di lndonesia oapat "niengacu kepaoa' potis :t.ald3l Munich-Re (lndustrialAll Risk Policy 03/93). Sedangkan polis asuransi harta binda tiropert' nff R|SUPAR) yang banyak digunakan untuk mendukung (Bick-ui) pertanggungan atas rraria nbnJ'a oi pasar asuransi di lndonesia adalah polis standar Munich_Re. Susunan Polis standar munich-Re sebagai berikut

:

1. Pembukaan

I| I I'

3. Persyaratan Umum, yang berla a. Definisi o. Pembatalan Pos c. Perubahan d. Jaminan Tertanggung e. Tindakan Pencegahan f. Hak melakukan pemeriksaan g. Prosedur Tuntutan Ganti Rugi h. Pembayaran ganti Rugi i. Pembayaran Bunga j. Arbitrase k. Subrogasi

.1.

l. Pertanggungan m. Jangka Waktu Pertanggungan n. Kondisi Prorata o. Risiko Sendiri p. Jumlah pertanggungan Eaglan I . KerusaKan Flana Benda

4.1.P 4.2 Persyaratan Khusus Bagian l, kenrsakan Harta benda - Jumlah Pertanggungan - Dasar Penyelesaian Kerugian - Pertanggungan Kerugian pertama - Penambahan Modal

6. lkhtisar

Pertanggungan

Terlampir : Klausula PSAKI Klausula PAR

SPPA

Form Klaim

A. Risiko Pasar Pengertian Pasar: Tempat terbuka untuk umum dimana - kepemilikan tanah sebagian atau seluruhnya oleh pemerintah dan pada lokasi tersebut berdiri bangunan (bangunan-bangunanf yang seluruhnya atau sebagian beratap yang diperuntukkan bagi pedagan$-pedagang yang secara teratur dan langsung memperdagangkan barang dan/atau jasa.

EIRE

/

5

Panduan Underwriting - Asuransi Keebakaran (Fire)

1.

Pasar Tradisional Secara umum Pasar Tradisional memiliki kriteria sebagai berikut: a. Kepemilikan/Penguasaan Tanah Pemerintah Daerah dan / atau Swasta b. "Status Kepemilikan Tanah Hak Milik / Hak Pakai / Hak Guna Bangunan c. Pemilik Bangunan Pemerintah Daerah dan / atau Swasta d. Pengelola Bangunan Pemerintah Daerah dan / atau Swasta Kepemilikan Barang Dagangan Sendiri dan I atau Konsinyasi Jenis Barang Dagangan Beragam Transaksi Langsung / tidak langsung Status Pedagang Grosir dan / atau Pengecer Jumlah Pedagang Banyak jenis Bangunan Terdiri dari beberapa kios dan / atau los Jumlah Alat Pemadam Pada umumnya minim Kebersihan / ketertiban Pada umumnya kurang memadai m. Keadaan halaman bangunan : Banyak pedagang kaki lima Fasilitas Gedung : Tidak menggunakan Air Conditioner (AC) sentrat

e. f. g. h. i. j. k. l. n. 2.

Pasar Modern Secara umum Pasar Modem memiliki kriteria sebagai berikut : KepeinilikanlPenguasaan Tanah Pemerintah Daerah dan / atau Swasta b. Status Kepemilikan Tanah Hak Milik / Hak Pakai/ Hak Guna Bangunan Pemilik Bangunan Pemerintah Daerah dan / atau Swasta Pengelola Bangunan Pemerintah Daerah dan / atau Swasta e. Kepemilikan Barang Dagangan Sendiri dan / atau Konsinyasi Jenis Barang Dagangan Beragam g. Transaksi Langsung / tidak langsung h. Status Pedagang Grosir dan / atau Pengecer i. Jumlah Pedagang Banyak Jenis Bangunan ). Terdiri dari beberapa counter, kios, los k. Jumlah Alat Pemadam Minimal berupa tabung dan hydrant t. Kebersihan / ketertiban Memadaidan dikelola secara baik m. Keadaan halaman bangunan Pedagang kaki lima maksimal 2|o/o dan tuas h6laman n. Fasilitas Gedung Menggunakan Air Conditioner (AC) sentral

a. c. d. f.

B. Gempa Bumi

Gempa Bumi (Earthquake) : goncangan atau getaran bumi akibat gejala geologi seperti pergerakan tektonik dan letusan gunung berapi C. Terrorisme & Sabotase

Terorisme adalah tindakan seseorang yang menggunakan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan orang lain dalam mencapai suatu tujuan yang menurut pendapat umum berlatar belakang politik. Sabotase adalah tindakan pengrugakan harta benda atau penghalangan kelancaran pekerjaan atau yang berakibat turunnya nilai suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seslorang datam usaha mencapai suatu tujuan yang menurut pendapat umum berlatar belakang politik.

FrRE

/6

6ffi{Rmyw

Panduan Underwriting - Asuransi Keebakaran (Fire)

DIGTAil DROTEDUN

a.

tr

AT'EDTA$ Df,T TE1ERGrIDAT DITA

Tertanggung harus mengisi SPPA (surat Permintaan Penulupan Asuransi) dan melengkapi data

yang diminta oleh SPPA serta menandatangani SppA

b.

c.

d. e.

f. g.

1.

Setiap permintaan penutupan harus dilakukan survey kecuali untuk rumah tinggal yang berada di komplek perumahan dan Harga pertanggungannya di-bawah np. soo.oo-oi0od,_ Surveyor membuat laporan suruey secara rinci s-esuai formulir (tertamdl:r), n"mun'i"inva tidak hanya terbatas pada formulir tersebut. Berdasarkan informasi yang terdapat dalam SPPA, dokumen-dokumen lain dan hasil survey, Kantor Operasional harus membuat analisa/penilaian risiko dan kesimpulan akseptasinya. Setelah proses tersebut selesai pada prinsipnya polis dapat diterbitkan dengan ;|;"r"t sesuai dengan schedule kebijakan yang be_rlaku, bila syarat tidak terpenuhi/diluar T/C pada 6chedule Kebijafan yang berlaku maka Kantor operasional wajib meminta lzin ke Kantor pusat. Jaminan polis mulai berlaku apabila syarat-syarat polis sudah terpenuhi antara lain premi telah terbayar dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Setiap polis dan kwitansi yang diterloitkan. harus mengandung data yang benar dan sama yaitu antara Polis dan Kwitansi asli dengan polis dan kwitansi iemouslnlcopy. Kwitansi Polis dapat diberikan jika ada pembayaran secara Tunaiicash, bila tidak dengan tunai diberikan Debit Note

Kelas Konstruksi dan Okupasi Obyek Kelas konstruksi bangunan menentukan besamya suku premi, yang terbagi menjadi kelas l, kelas ll, dan kelas lll. jenis okupasi (penggunaan) dari objek pertanggungan juga menentukan . setiap besarnya suku premi yang dapat dikelompokkan menjadi : a. Resiko-resiko industri, seperti pabrik baja, pabrik semen, pabrik tekstil, dan lain-lain. b. Resiko-resiko non industri, seperti rumah tinggal, gudang, dan lain-lain. c. Resiko-resiko perkebunan, seperti perkebunan kelapa siwit,hotel, coklat, karet, dan lain-lain. Jarak Pemisah dengan Obyek Lain Jarak objek pertanggungan dengan objek lain akan mempeqgaruhi besarnya suku premi yang akan dikenakan atas objek pertanggungan tersebut. Dalam hal ini terdapat 3 kitegori resiko dilihat dari jarak objek pertanggungan dengan objek lainnya, yaitu : a Risiko Berdamping an ( Adjacenf Risks b. Risiko Berbatasan (AdjoiningRisks) ) c. Risiko dalam satu kompleks (Compound Rrbks) Jumlah Barang Berbahaya Api yang Disimpan Datam Bangunan Jumlah barang berbahaya api yang disim.pan dalam bangunan akan mempengaruhisuku premi. Atas obyek-obyek berbahaya api ini harus dilekatkan Klasula Kewajiban teriang-gung A, B, ftVarranty) atau C. Dalam tiap-tiap warranty ini, jumlah barang-barang berbahaya api oiiimia'ngunan dibatasi sampai jumlah tertentu.

FnE/7

Panduan Undemniting - Asuransi Keebakaran (Fire)

6BUh{

annauura

Contoh: Okupasi Toko (29341) harus dilekatkan ktausuta Wananty A Ib. okupasi Gudang dimana terdapat stock minyak tanah aniara 200 L s/d 1.g00 L harus ditekatkan klausula Warranty B. c. Ofgqqsi Gudang dimana terdapat stock minygk tanah, korek api, cat, petasan, dengan jumlah 'melebihi ketentuan dalam Warranty B, maka harus ditekatkan klausuta'Wanantyb. Jangka Waltu Pertanggungan

g Jangka waktu pertanggungan maksimal 1 (satu) tahun. b. untuk pertanggungan jangka pendek dikenakan premi shoit period. c. Pertanggungan lebih dari 1 (satu) tahun harus ijin Kantor pusat. Harga Pertanggungan

a. b.

c'

11ar9? pertanggungal Rada dasamya merupakan batas maksimum tanggung jawab penanggung apabila terjadi kerugian. Harga pertanggungan yang tercantum dalam pliis ie'uairny'a menl-emi harga sebenannya/nilai wajar dari objgk yang dipertanggungican untuk menghindari pertanggungan under insured maupun over insured Standard harga pertanggungan yang dipakaidapat mengacu pada harga yang yang dikeluarkan oleh pemerintah dan disesuaikan dengan kondisi bangunln yang dipertindgu;'gi"n. Harga pertanggungan untuk barang-barang (inventory) dapat mengacu pada harga pasar/nilai

perolehan.

Klausuta yang wajib dilekatkan

a.

b.

7.

PSAK|Standard Klausula EDRC "A'- NMA ZA0O 11t12t1997 Klausula Khusus Perubahan

. o o

Klausula mata uang, khususnya pertanggungan yang menggunakan selain mata uang

rupiah. Perluasan 4.1A (RSMD)

o Endorsement 4.1A 011121'1999, subject ro . Endorsement - NMA 2918 }BnAt2OA1 wai- & Terrorism Exclusion c. Perluasan 4.1-T&S OERORTSME & SABOTASE) . Endorsement Terorisme & Sabotase d. Penutupan isi/stock barang dagangan Toko/ stock Gudang . KlausulaAdministrasiBarangDagangan/Stock e. Penutupan objek pertanggungan fategorf llt . Klausula Resiko Sendiri (Deductible) f. PAR/IAR (advised Kp - contoh terlampir) Definisi Electronic Goods Elecdronic goods adalah peralatan/perlengkapan yang digunakan untuk keperluan rumah tangga

yang menggunakan tenaga listriUbattery

1.

Perluasan 4.1A (RSMD) Penutupan risiko 4.1.A, harus melihat risiko yang mungkin timbul terutama daerah-daer:ah yang sensitif terhadap isu sARA (suku, agama, ras) dan kerawanan sosial. unttrk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : Setiap pengajuan akseplasi Cabang harus memberikan analisa atas risiko cover 4.1,A tersebut.

a.

ErRE

/I

Panduan Undenrriting - Asuransi Keebakaran (Fire)

6iu {w

b-

Melengkapi dengan pengisian formulir pelengkap permintaan Jaminan 4.1.A. setiap penerbitan polis kebakaran dengan;iminan tambahan 4.1A harus ditekatkan/dilampirkan Endorsement Kerusuaan (4.1.A) dan Enooisement Pengecualian perang dan Teroris me (war & Teronism Exclusion Endorsement - NMA 2g1g). d. Untuk perluasan 4.1A selain rumah tinggal dan kantor, termasuk untuk kode risiko 2g31 (Dept. ' stores, Superma_rket, Shopping center), 2933 (Chain/grocer stores), 2g34 (Shop of itate focd/sembako),29395 (Show room),29a2 Nighl club, Dance halls,'Ball room, Disco, Bars, Biliards, dan Karaoke) , 257 (shoe factory) hai-ui ijin Kantor pusat. Perluasan 4.1-T&S (Risiko Terorisme & Sabotase) J Penutupan 4.1-T&S dimaksudkan untuk menampung risiko Terorisme dan Sabotase sebagai perluasan jaminan dari pSAKI/PAR/|AR. a. Setiap pengajuan akseptasi Cabang harus memberikan analisa atas risiko cover 4.1-T&S

G'

2.

tersebut.

b. ivlelengkapi dengan pengisian fornnulir pelengkap permintaan jaminan 4.1-T&S. (terlampir). c. setiap penerbitan polis kebakaran oeng'an jaminin tambahan 4.1-T&S diiekatkan/dilampi rkan Endorsement 4. -T&s Crerorism6 & sabotase). d. Semua objek penutupan dengan perluasan +.i-ras harus ijin Kantor pusat. e. Copy polis egar dikirimkan ke Kantor pusat.

harus

1

3.

Perluasan Earthquake (Risiko Gempa eumiy ) Hal penting yang harus dipefiatikanbglm penutupan perluasan 4.2 sebagai berikut : a. Analisa cabang menyangkul ac.tiuity zone lieniacu padarisiko aMej, k";r [onstruksi, pondasi, tinggi bangunan, pengalaman klaim, indikasi rZte yang diterapkan untuk fire & expnsnn', tsunami, volcanic eruption (ika diperluas).

b. Polis berdiri sendiri. Pclis berjalan bersama dengan polis asuransi kebakaran atas obyek yang sama. 9 Mengisisurat d. permintaan untuk asuransigempa bumi (terlampir). e. Copy polis agar dikirimkan ke Kantor pusat. 4. Perluasan 4.S (Self Combustion) -

Perluasan risiko 4.8 yang harus diperhatikan adalah sifat alamiah secara fisik dan kimiawi ciari

barang yang di pertanggungkan (inherent vice).

5. 6.

Perluasan 4.9 (Electrical Short Circuit) Perluasan risiko 4.9 yang benar-benar diperhatikan adalah sistem listrik, penempatan dan penyusunan kabel, alat elektronik dan mesin Ketentuan-Keientuan Lain yang Harus Diperhatikan

a.

Terhadap polis-polis perpanjangan yang menyimpang dari wewenang Cabang diperlakukan seperti polis baru yang harus dilengkapi standari data-data penduku"ngnya untuk di analisa

b-

Minimum premi yang diterapkansesuaisclredule kebijakan yang bertaku, Kesalahan dalam_ penerapan tarif sebagaimana diatur DAI (Biro Tarif) berarti merupakan "Breach of Tariff'dan bila terjadi klaim, Reasuradur tidak akan oertantiung jawab atas klaim

ulang.

c'

tersebut.

d' e'

.Bisnis:bisnis ySng berhubungan dengan.Broker, co-Asuransi, BanuLembaga Keuangan lainnya

WAJlBdilekatkanPaymentofPremiumWarraniy1lsoays;. Apabila dua polis atau lebih dikarenakan letak obyeknya satu lokasi dan atau berdekatan jarak (misalnya berada dijalan yang sama dan atau berbelakangan dengan nama jalan yang rerbeoij harus disebutkan bahwa polis satu risiko/same risk tadioiiing ri"iirin coiiincrrori oe"ngan pori6

FIIRE

/e

Panduan Undenvriting - Asuransi Keebakaran @ire)

6ffi{ampue

nomor sekian. Untuk.itu diminta agar Cabdng membuat kartu- risiko .shortage code agar dapat mendeteksi adanya akumutasiguna menghindari risiko yang lebih besar.

setiap polis yang menjamin bangunan dan isi,

berupa barang-barang perabovperlengkapan 'yary jumlahnya lebih dari 20 % dari harga pertanggungan *i;io merimpirian-Iecara terinci ienis, merk, type, iumlah .unit dan harganya. sedanjk-an irntrr fenutupan i"i"ng-per"oot saja ' (inventory only) wajib merinci berapapun t-St-nya. Terhadap penutupan aiau apapun ygry mempunyai stock, agar diperhatikan stock ; barang dengan cermatIo[o sehubungan dengln krit-eria stirad" ot hazardius jioa"i"r"nty A, B c dan okupasi serta penjelasan tarifnya. Letak ok-upasi apakah Oeiat oengan pasar / 9jn Konsorsium rsk dan atau Pusal keramaian itau oi kawasan shopping centre, dan atau sangat dekat dengan kawasan supermarket atau Departement store. Agar: diperhatikan pula letak bangunan termasuk adiacent r'sk atau adioiniig building. Fenutupan terhadap stock wajib dilekatkan klausu la administrasi barang daganganTstock. Penutupan stock di pabrik agar dipisahkan nilai masing-masing siock : . Raw matenal (bahan baku) . Good processing (dalam proses/setengah jadi) o Finishing good (barang jadi) wajib dilampirkan klausula acministrasi barang/stock (klausula terlampir).

a. b.

Semua Risiko Kq!eOo13 (tiga) dikenakandeduciible sebesar 5% (tima prosen) of TSI Perluasan 4.1A (RSMD) dikenakan deductible sebesar 15To ot Claim paid minimal Rp.10.000.000,juta

c.

Perluasan 4.1 T&s dikenakan deductibld sebesar 15o/o of claim paid minimal Rp.s0.000.000,- dan Rp. 10.000.000,. untuk Risiko Rumah Tinggat Perluasan 4.2 (gempa bumi) dikenakan deJuctibte sebesar 2,506 of Tsl Penutupan risiko pasar dikenakan deductible sebesar 10% ci claim. Property All RisUtndustriatA[ Risk (advised Kp) :

(sepuiuh

d. e. f.

. Fire .'

. . o

Rupiah)

fSyD (4.1A) TSFVVD (4.3) Vehicle lmpact EQA/olcanic Eruption (4.2) Others

: 5% of claim. :10o/o of claim min. IDR 10.000.000,-

: 10olo of claim : IDR 1,000,000 :2.5o/o of TSI : USD 1,000

FIRE

/

10

6BIIffi{anpun

Padduan Underwriting - Asuransi Keebakaran @ire)

Dno$DUn

1.

futt

lt!

BIB

rrlItcfrDrt Dtrt

Dri

Pelaporan Bila terjadi kerugian maka segata dokumen yang diperlukan seperti yang

diuraikan datam polis, sudah menjadi kewajiban. Tertanggung menyiapicanny" o"n menygrahkannya secepatnya kepada .Kantor operasional. Penjelianiya oapat'dilihai di Folis standar Asuransi Kebakaran

lndonesia pasal 1g, pasal 19, dan pasat 2b. pendukung ktaim yang dipertukan, yaitu : d. P?,llTT-d"kumen l-olls oan semua Endorsement yang ada e. formqlr Laporan Kerugian yang tetan diis! dan ditanda tangani rertanggurrg f. Surat Tuntutan Ganti nugi lktaim; disertai perincian ferugia;g. sural keterangan yang menyatakan kejadiln dari Keporiiian atau Lurah h. Surat keterangan atau bukti:bukti lainnya. i. Kantor operasional segera melapo*an klaim yang terjadi dilampiri laporan hasil survey sementara ke Kantor Pusat serta mencatatnya Padi l-iporair Kerugian sementara . Penelitian polis b.

2.

setelah menerima pemberilahuan tentang adanya kerugian dari Tertanggung, maka cabang segera melakukan penelitian mengenai validitas folis. a' Adakah kepentingan (insurable interist) Tertanggung atas obyek yang mengatami kebak aran I kerusakan b. Apakah kebakaran/kerusakan terjadi daram jangka waktu pertanggungan c. Apakah ppmitelah ditunasi.

3.

Perielitian Klaim Apabila validitas polis tidak terkonfirmasi, maka dilakukan penolakan \Y'r srqe atas r\'qrr Klaim tersebut, Apabila validitas polis terkonfirmasi, maka : Dilakukan penelitian rapangan (survey on the spot) untuk mengetahui : Penyebab terjadinya kebakaran'

3. b. c. Tempaiterjadinya kebakaran/kerusakan d. Jumlah kerugian yang dialami (taksiran) e' Jumlah harga sisa dari bangunin/barang/mesin yang tidak terbakar/rusak (taksiran) f' Usaha Tertanggung.untuk menyelamat-kan dan-m"-ni"g" barang-barang pada saal kebakaran, serta penyelamatan barang_barang yang masih nernitii.g. Bila diketahuidari hasilsurvey Oit
i' k'

lama, maka claim Assesment diierahkan

repioir-oss Ad;ustiryird oitrri,ir.

waktu

Kantor pusat. setelah dokumen dinyatakan lengkap dan Kanlor operasionat telan iretaruian penetitian maka segera membuat dan mengirim tipoian Kerugian sementara (LKS) yang telah dikoreksi bila ada perubahan, ke Kantor pusat. Atas dasar laporan loss adjuster dan .berdasarkan pertimbangan Kantor pusat maka Kantor Operasional agar melakukan Negosiasi klaim.

FrRE

/

11

Panduan Undemriting - Asuransi Keebakaran (Fire)

ffi{antuua

Penyampaian Keputusan Klaim Dari.gr9.s9s penanganan klaim oleh Bumida ataupun Loss A-djuster, akan diketahuivaliditas klaim: a' valid' maka diberitahukan kepada Kantor operadional mengenai estimasi ganti rugi yang dapat , 9i!9got!l9lkan dengan Tertanggung dan setelah ada kesepakatan maka akin dikuatkan dengan otorisasi Klaim kantor pusat b' lnvalid, maka diberitahukan penolakan klaim tersebut disertai dengan alasannya. Penyelesaian Klaim Setelah ada otorisasi klaim Kantor Pusat dan telah diterima Kantor operasional maka Kantor operasionar segera fienerbitkan Laporan rerulian Fasti Agai- disiapkan pembayaran klaim kepada Tertand;ng dan

3. b' Keuangan c' Pembayaran

dikoordinasikan dengan Divisi

Klaim Paling Lambat

disepakatilain.

a. b. c.

:

I

(satu) bulan sejak tercapainya kesepakatan kecuati

otoritas klaim diberikan hanya untuk poli+polis yartg akseptasi penutupannya masuk dalam limit kewenangan Kantor Operasional. Besarnya limit akseptasi klaim untuk Kantor operasional (sesuai dengan kebijakan underwriting pada tahun bersangkutan). Untukklaim-klaim atas.polis yang pada saat akseptasi penutupannya menjadi otoritas Kantor pusat maka berapapurr nilai klaimnya menjadikewenangan Kantor pusat.

FrRE

/

12

ffit*ntuan

Panduan Underwriting - Asuransi Keebakaran (Fire)

CONTOH LAPORAN SURVEY

Laponn Suruey Bentuk Cerita

A.

INFORMASI UMUM 1. Nama Tertanggung

2.

Lokasi

3. lnterest dan TSI 4. Tanggal Survey 5. Contact person

Harus Jeras dan benar sesuai dengan prinsip insurabre interest

nomor banlunan, el6r atau ka;"i;;;'-' fg!11-g."lsan Harus orrengkapi dgn kode, jenis risiko & ketas konstruksi objek ys diasuiansikan oan ;umrahnya 1:I:, nama Sebutkan orang dan jabatannya serta no. tetp

H:::

lir:l

B. MANAJEMEN 1. - Status perusahaan

- Group perusahaan - pemegang Saham - Jenis Usaha

PMDN, PMA atau Swasta Sebutkan Group dan pemiliknya Sebutkan Pernegang saham Mayoritas Sebutkan jenis bisnis atau produksinya

2. - SaaUTahun Objek risiko pertama kalidibangun - SaaUTahun objek nsiro iereiai oiorngun - SaaU Tahun mulai bercperasi/berproduksi - SaaUTahun renovasi/penambahan bangunan (ika ada) 3' Jenis-jenis bahan mentah, sumber pemasougupplier dan kapasitas/banyaknya yang di pertu ka n/ditm bu n per bur a n atau per ja ng r" *, ktu l;it-;i;. 4' Jam produksi dan Jam administrasi, apatah ada pembagian bagaimana dengan jam kantor/administiasinva canLeia-pa"hari shift dan sebutkan jamnya serta kerja perminggu. 5' Jumlah pegawaiftenaga kerja disebutkan secara rinci untuk iumlah satpam, karyawan kantor dan buruh produksi. Khusus untuk buruh bagian produksi agar sedapat mungkin disebutkan bagian-bagiannya. Juga sebutkan status karyawannya, apakah pegawai tet;p,;;gawai buranan, pegawai harian atau buruh harian lepas.

c. SITUASI LOKASI: 1' Jelaskan situasi risiko dan ronoisi alarn atau.lingkungan seita jalan untuk mencapai risiko tersebut. Juga sebutkan perkiraan jarak nya dari kota terdertat ^ Luas total lahan, luas totat bangunin 2' dan keaoaan urur orri lahan tempat risiko itu berada. BANGUNAN SEKITAR RISIKO :

1' sebelah Kiri risiko, agar dijelaskan oku,pasi dari bangunan sekitamya itu, dengan memberikan perkiraan jarak antara bangunan risiko denga;

b*g;;;'iiseoetannya. 2' sebelah Kanan risiko, agar dijelaskan okupasi dari bangunan sekitamya perkiraan jarak anrara bingunan risiko denga.

b;rt;;;; iiseoetannya.

itu, dengan memberikan

ErRE

/

13

6BIITD{ao*pqan

Panduan Underwriting - Asuransi Keebakaran (Fire)

3' sebelah Depan risiko, agar dijelaskan okupasi dari bangunan sekitarnya itu, -' dengan memberikan perftiraan jarak antara bangunan risiko dengan bangunin diseberahny;. 4' Sebelah Belakang risiko, agar d.ijelaskan okupasi dari bangunan sekitarnya itu, dengan memberikan perkiraan jarak antara bangunan risitb oenta. o"rg"uil oiiJoetannya. ,Catatan: Yang dimaksud dengan sebelah kiri risiko adalah arah kiri apabila kita berdiri dipintu/gerbang risiko menghadap ke jalan. Begitu juga berlaku untuk sebelah kanan, depan dan belakang risiko

E.

KONDISI BANGUNAN: Agar disebutkan banyaknya bangunan utama dan bangunan lainnya yang ada dan dirinci masingmasing konstruksinya. selain itu ukuran luas masing-riasing oangunin jarar antar bangunan ian harus disebutkan.

F.

LISTRIK, MESIN-MESIN DAN UTILITAS LAINNYA: Listrik :

1.

a'

b' 2.

Agar disebutkan sumbemya (apakah PLN, Genset atau kombinasi dari keduanya) serta kapasitas PLN dan genset serta kapasiias tanki solar, letaknva, teouai dari bahan apa dan

cara penyimpanannya Kalau mungkin agar disebutkan beban maksimum harian yang dipakai dan dibandingkan dengan kapasitas total yang tersedia

Mesin-mesin:

a Agar disebutkan jumlah mesin_mesin produksi utama b' Agar disebutkan juga tahun pembuatannya, tahun perrakaiannya dan negara penibuat c. Agar ditanyakan apakah mesin-mesin tersebut dipakai baru dari a,,val atau mesin bekas (second hand)

3.

Agar disebutkan utititas yang lain (ika ada), seperti : steam boiler: metiputirierk, riapasita6, tyde, tahun rran jumrahnya b. Compresor : meliputi merk, kapasitas, type, tahun dan;umtannyi Sumber air yang ada berikut cara penyimpananya; Utilitas lainnya yang mungkin ada.

a. c. d.

G. PROSESPRODUKSI

1'

Agar dijelaskan secara rirpkas teniang proses yang diiakukan, diawali dari bahan baku yang disimpan digudang dan diakhiri dengan produk jioi iang disimpan diguoang. J Agara tebih jetas, kalau mungkin agar disertakan diagram itur proiursi (frow crrariy

-

2'

Agar diberikan besaran atau nilai yang biasa digunakan pada proses produksi suhu,liter,kg atau besaran lainnya)

E.

(serta

AqAT PEMADAM KEBAKARAN DAN KEAMANAN Agar dirinci banyaknya peraratan pencegahan dan penanggurangan kebakaran yang misarnya : Jumlah pemadam api ringan (APAR), berikut type, birit dan-penemp"ta"iiv.; ada Hidran (umlah titik, ukurin slang dan outlet, lehii pompa hydran dan penggeraknya, kapasitas tandon air);

I 2' 3.

Sprikler, jika ada;

4.

Alarm kebakaran, jika ada; Smoke and head detector, jika ada ; Peraturan DILAMNG MEROKOK Jenis pemadam yang lainnya, jika masih ada

5. o. 7.

FrRE

/ 14

Panduan Underwriting - Asuransi Keebakaran (Fire)

8.

Agar disebutkan juga letak Pos Pemadam Kebakaran terdekat yang ada dilengkapi dengan perkiraan jarak; 9. Jumlah satpam dan pembagian shiftnya Catatan : Khusus untuk risiko ya.ng diperlengkapi dengan hydrant agar dilakukan 'hydrant rest,, dan dilakukan juga pengambiran photo pada saat test terse6ut dilaku"Gn.

L

HAZARDS;

1. Hazard urnum : -

2.

terhadap risiko RSMD (4.1A) 3 terhadap b. gempa bumi c. terhadap banjir, dsb Hazard Khusus:

a. terhadap ledakan b. terhadap hubungan arus pendek q terhadap risiko terbakar sendiri (self Combustion) d. terhadap tanah longsor, jika ada risiko lainnya, jika ada 9. terhadap - Agar dijeraskan mengenii "House keeping" dan kebersihannnya I4. Agar dijelaskan mengenai kondisi ranJ oin instatasiii*rlk lrinny,

5' Agar dijelaskan mengenai adanya barang-barang nertanaya api, dan jumlahnya, jika ada 6' Agar dijelaskan mengenai pengalaman-kerugi";;fi; s rihun teiarnir, olengkapi dengan penyebabnya dan besamya klaim yang dibayir _ Agar dicoba untuk mempe*irakan oelamyi kemungkinan terjadinya ' kerugiart maksimum (% PML), juga disertai alasan aiau pertimbanginnya -8' Ager diberikan pertimbangan apakah risik6 tersebut dapat ditutup atau tidak, atau mungkin ada 7

pertimbangan lainnya

KESIMPULAN

Agar{iberikan kesirnpulan-kesimpulan untuk setiap topik bahasan secara rinci seperti tersebut

a. DariSegiivianajemen b. Dari segi Jumrah pertanggungan (apakah under atau over rnsurance) c. Dari segi lokasi bangunan d. Dari segi Bangrlnan sekitar risiko Dari segi kondisi/konstuksi bangunan r9 pari segi listrik, instarasi, mesinlmesin dan utiritas rainnya g. Dari segi proses produksi h. Dari segi banyaknya alat pemadam kebakaran (apakah mencukupi, kurang atau sangat tidak cukup)

i. i'

Dari segi hazards baik secara umum maupun khusus Apakah risiko tersebut dapat diterima atau ditutup atau harus ada syarat serta pertimbangan khusus lainnya

DENAH LOKASI Kalau mungkin agar diusahakan memperoleh denah risiko lengkap dengan keterangan bangunan, jika denah (lay out) tidak ada agar di'buatran oenan r"""i"'i.r"r (tanpa skala) dan ditengkapai dengan keterangannya

LAY OUT INSTALASI HIDRANT DAN SPRINKLER ; Jika risiko dilengkapi dengan hydrant, agar dilampirkan lay out instalasi posisi titik{itik hydrant. FrRE

/ ls

6Buffiffi{e^ftiputu

Panduan Underwriting - Asuransi Keebakaran @ire)

M.

DAFTAR MESIN{\,IESIN Lampirkan daftar mesin-mesin dan perabot yang akan ditutup. .Daftar mesin harus dijelaskan mengenaitahun pembuatan, type, merek, negara pembuat dan nilaimasing_masing

N.

F6TO.FOTO

Mengenai pembuatan foto, sedapat mungkin foto-foto tersebut yang dilampirkan mamBu

menjelaskan tentang kondisi risiko. Untuk itu disarankan agar minimum penlambilan roto mengit
petunjuk-petunjuk sebagai berikut

1.

:

resiko difoto dari luas lahan dengan juga memperlihatkan kondisi lingkungan sekeliling lahan

risiko;

2.

lahan risiko difoto secara keseluruhan dari

ada

3. 4.

5.

6.

:

a. arah depan atau arah pintu masuk utama b. arah amping kiri c. arah samping kanan d. arah belakang e. kemudian dari foto-foto tersebut agar diberikan penjelasan tentang

nama bangunan yang

Risiko cifoto dari.kondisi dirnasing-masing bangunan atau ruangan didalam bangunan, sesuai dengan fungsiljenis penggunaannya, seperti flow charts produksi dan selanjutnya agar diberi keterangan- Jika ada hal-hal yang dianggap khusus pada kondisi di datam ninguian agar difoto

Agardifoto utilitas yang ada, misalnya : a. Gardu PLN b. Tampak luar rumah genset dan gensettiya c. Penyimpanan solar d. Steam boiler e. Kondisi perkabelan dan panel listrik f. Ruang penyimpanan bahan-bahan kimia dan cara penyimpanannya g. Exhaust system/AC dan cooling towemya h. Sistem penghisap debu dan limbahnya Bangunan bengkel/workshop kegiatannya j.i. Utilitas yang lain yang mungkindanmasih ada k. Pompa air dan cara penyimpanannya Agar difoto jenis alat pemadam/pencegah kebakaran yang ada, misalnya : a. contoh alat pemadam api ringan (APAR) b. Smoke and head detector c. Alarm Kebakaran d. Hydrant box dan slang sei'ta outletnya (hydrant box difoto dalam keadaan pintu terbuka guna memperlihatkan isinya Rumah pompa Hydrarrt dan pompa Hydrantnya 9 Tandon f. air dan banyaknya air didalam tandon g. Agar difoto sewaklu test Hydrant Selanjutnya penyusunan foto dibuat lebih sistematis dengan adanya pengelompokan foto berdasarkan setiap topiUmasalah, atau dengan petunjuk seblgai beriliut Kelompok I foto diluar lihan dan foto luar bangunan Kelompok ll foto didalam setiap bangunan/ruangan, tersusun sesuai flow chart produksi mulai dari bahan mentah dalam gudang sampai dengan bahan jadi dalam gudang; Kelompok lllfoto utilitas juga tersusun secara masing-pssing kelompok

g. b. c.

:' '

FrRE

/

16

Panduan Underwriting - Asuransi Keebakaran (Fire)

d' e. O.

6

{u*ptun

Kerompok llfoto tentang arat pemadam/pencegahan kebakaran; Kelompok V Foto _foto lainnya yang Oianggap p6du

SARAN DAN REKOMENDASI

selanjutnya untuk risiko-risiko yang mungkin dianggap kurangbaik agar sedapat mungkin diberikan saran-saran secara tertulis ian oitiniii[njuti (foltow fielek),guna up) peningkatan at-au

perbaikan risiko, misalnya : penambahan alat pemadam b. peningkatankebersihan peningkatan cara penyimpanan barang peningkatan pengolahan iimnan e. dan sebagainya

a. c. d.

Tanda tangan Surveyor

F'[RE

/

17