HUBUNGAN KONDISI INTERNAL INDIVIDUAL DAN AKSESIBILITAS

Download ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Bagaimana pengaruh kondisi internal individual siswa terhadap motivasi siswa mel...

0 downloads 345 Views 186KB Size
Jurnal GeoEco Vol. 2, No. 1 (Januari 2016) Hal. 80 - 87

ISSN: 2460-0768

HUBUNGAN KONDISI INTERNAL INDIVIDUAL DAN AKSESIBILITAS SISWA SMP NEGERI 3 KRADENAN GROBOGAN TERHADAP KEPUTUSAN MELANJUTKAN SEKOLAH Rita Agus Sulistyawati1, Puguh Karyanto2, Moh. Gamal Rindarjono2 Email: [email protected]

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Bagaimana pengaruh kondisi internal individual siswa terhadap motivasi siswa melanjutkan sekolah, 2. Bagaimana pengaruh aksesibilitas siswa SMP Negeri 3 kradenan terhadap motivasi siswa melanjutkan sekolah. Unit analisis dalam penelitian ini adalah siswa SMP di Kabupaten Grobogan Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi sebagai analisis statistik inferensial. Data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh langsung melalui kuesioner. Sedangkan teknik sampling yang digunakan adalah probabiliti sampling. Analisis ANOVA data dilakukan untuk menentukan apakah hubungan antara variabel signifikan secara statistik. Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan pengujian hipotesis, maka penelitian ini memperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Kondisi internal individual memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan siswa melanjutkan sekolah. 2. Aksesibilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan siswa melanjutkan sekolah. Kata Kunci: Aksesibilitas, Motivasi, Prestasi Akademik, Keputusan Melanjutkan Sekolah.

sebayanya,

PENDAHULUAN Pendidikan

merupakan

hal

faktor

keluarga,

dan

kondisi

yang

masyarakat. Hal itu sebagaimana dikatakan

penting dalam kehidupan manusia. Pemenuhan

oleh Syah (2011: 132, 139) bahwa faktor-faktor

hak pendidikan tersebut diperoleh secara formal

yang mempengaruhi proses belajar adalah

di sekolah, secara informal melalui keluarga.

adany faktor internal dan faktor eksternal.

Khususnya pendidikan formal tidak semua anak

Faktor Internal seperti intelegensi, sikap, bakat,

bisa mendapatkan haknya karena berbagai

dan

kondisi yang melatarbelakanginya. Diantara

lingkungan sosial (keluarga, guru dan staf,

contohnya adalah anak putus sekolah dan tidak

masyarakat, dan teman) dan lingkungan non

bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

sosial (rumah, sekolah, peralatan, dan alam).

motivasi.

Faktor

Eksternal

seperti

Kondisi tersebut berasal dari siswa secara

Prilaku/niat siswa melanjutkan sekolah

pribadi sebagai pelaku dan dan lingkungan

dapat dipelajari melalui adanya hubungan sebab

sebagai faktor eksternal memegang peranan

akibat dari berbagai faktor. Hal tersebut dapat

penting dalam proses pendidikan.

dijelaskan melalui Theory of Planned Behavior

Diantara faktor internal dari diri siswa

(Teori Tindakan Terencana). Teori perilaku

yang mempengaruhi adalah prestasi belajar dan

terencana berfokus pada niat perilaku, indikasi

kemauan pribadi (motivasi), sedangkan faktor

kesiapan individu untuk melakukan perilaku

dari luar yang berpengaruh adalah teman-teman

tertentu

(Ajzen,

2001).

Sehingga

dengan 80

*1 Staff Mengajar SMP N 3 Kradenan *2 Staff Mengajar Magister PKLH FKIP UNS

Jurnal GeoEco Vol. 2, No. 1 (Januari 2016) Hal. 80 - 87

ISSN: 2460-0768

adanya teori tindakan terencana ini fenomena

penelitian ini diambil adalah tahun pelajaran

dan

2012/2013.

permasalahan

niat/motivasi

siswa

melanjutkan sekolah keterkaitannya dengan

Dalam

penelitian

digunakan

berbagai faktor yang melatar belakanginya

pendekatan

dapat diamati dan dipelajari.

menggunakan paradigma pendekatan kuantitatif

Permasalahan

kuantitatif.

ini Dua

alasan

-permasalahan

ini adalah; (1) Mempertimbangkan bahwa

pendidikan yang telah diuraikan diatas, yaitu

penelitian ini adalah untuk memverifikasi teori

aksesibilitas, prestasi akademik siswa, dan

yang tersedia, ulasan dan kerangka kerja. (2)

siswa

Mempertimbangkan

melanjutkan

sekolah

ke

tingkat

bahwa

penelitian

ini

selanjutnya juga terjadi di SMP Negeri 3

berkaitan dengan variabel penelitian yang

Kradenan

Dengan

saling berhubungan dan, bertujuan untuk

adanya permasalahan yang ada di SMP Negeri

memastikan interkoneksinya. Karena penelitian

3 Kradenan tersebut maka perlu dilakukan

ini menggunakan pendekatan kuantitatif, unsur

penelitian dengan tentang hubungan kondisi

tripartit yaitu unit analisis, variabel dan nilai

internal individual dan aksesibilitas siswa SMP

mudah dikenali (Galtung, 1969).

Negeri

Kabupaten

3

Kradenan

Grobogan.

terhadap

keputusan

melanjutkan sekolah.

Data dalam penelitian ini dianggap sebagai data primer karena diperoleh langsung

Tujuan penelitian ini adalah sebagai

melalui

kuesioner.

Nilai dari data

yang

berikut: 1) Untuk mengetahui hubungan kondisi

diperoleh dianggap sebagai ordinal. Selain

internal individual siswa terhadap keputusan

kuesioner,

siswa

Untuk

langsung juga dilakukan pada siswa dan orang

mengetahui hubungan aksesibilitas terhadap

tua. Hal ini dalam rangka untuk mengumpulkan

keputusan siswa melanjutkan sekolah.

informasi yang lebih luas untuk melengkapi

melanjutkan

sekolah,

2)

wawancara

semi-terstruktur

kuesioner. Hasil wawancara semi-terstruktur akan

METODE PENELITIAN Tempat penelitian adalah di SMP Negeri

3

Kradenan

temuan-temuan

statistik.

Karena penelitian ini berusaha untuk meneliti

Alasan

faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

dipilihnya SMP Negeri 3 Kradenan Grobogan

siswa melanjutkan sekolah, maka kuesioner

sebagai tempat penelitian adalah karena siswa

dapat digunakan sebagai alat utama untuk

lulusan SMP Negeri 3 Kradenan Grobogan

mengamati persepsi, pendapat, sikap dan

yang

tingkat

perasaan, kondisi, tindakan siswa terhadap

selanjutnya sanagat sedikit (hanya sekitar 25%

kasus tertentu. Kuesioner diverifikasi melalui

dari total lulusan). Sedangkan waktu data

uji validitas dan reliabilitas untuk menjadi valid

melanjutkan

Grobogan.

melengkapi

ke

sekolah

81

Jurnal GeoEco Vol. 2, No. 1 (Januari 2016) Hal. 80 - 87

ISSN: 2460-0768

dan reliabel sebelum dapat digunakan sebagai

nilai ini hanya memberikan panduan untuk

instrumen.

kebaikan dan tidak menunjukkan apakah

Penelitian ini dilakukan pada sejumlah

hubungan antara variabel signifikan secara

sampel. Koefisien korelasi 'r' merupakan nilai

statistik.

tingkat validitas. Item Likert dianggap sah bila

signifikan harus dilakukan uji ANOVA (Kutner

rhitung nilai lebih besar dari rtabel. Pada tingkat

2004). Analisis ANOVA data dilakukan untuk

signifikan 0,05, tabel r adalah 0.361. Oleh

menentukan apakah hubungan antara variabel

karena itu, item Likert dianggap valid jika r

signifikan secara statistik. Hipotesis diuji

diamati

menggunakan

lebih

memeriksa

besar

dari

reliabilitas

0.361.

digunakan

Untuk metode

konsistensi internal; uji coba dilakukan sekali.

Untuk

ini,

SPSS

tes

tambahan

untuk

yang

mengetahui

kemungkinan bahwa hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak.

Dalam penelitian ini uji reliabilitas dihitung dengan menggunakan α Cronbach karena

HASIL

formula ini telah umum digunakan sebagai

PENELITIAN

pengukuran untuk uji reliabilitas (Cortina,

Hasil Penelitian

1993).

DAN

Berdasarkan Penelitian ini adalah untuk memastikan

PEMBAHASAN

hasil

rekapitulasi

data

penelitian diketahui gambaran data untuk

keterkaitan atau hubungan antara kondisi

variabel

internal individual dan aksesibilitas sebagai

Variabel

variabel independen dan keputusan melanjutkan

Sekolah (Y) dengan sampel 122 orang, jumlah

sekolah sebagai variabel dependen. Oleh karena

siswa yang melanjutkan sebesar 33 anak,

itu,

dengan

sedangkan yang tidak melanjutkan sejumlah 89

menggambarkan dan mengevaluasi hubungan

anak. Variabel Kondisi Internal Individual (X1)

antara suatu variabel, biasanya disebut variabel

dengan sampel 122 orang. Nilai rata-rata

dependen dan satu atau lebih variabel lain yang

prestasi belajar sebesar 6,75, nilai standar

dikenal sebagai variabel independen (Kutner,

deviasi sebesar 0,69. Nilai rata-rata motivasi

2004).

sebesar 106,2 dengan nilai standar deviasi 7,47.

analisis

regresi

digunakan

keputusan Keputusan

melanjutkan Siswa

sekolah.

Melanjutkan

Ketika analisis regresi linier telah

Sedangkan Variabel aksesibilitas (X2) dengan

dilakukan dan memberikan hasil tertentu, nilai

sampel 122 orang. Dari segi sarana transportasi,

r2

penting

siswa yang berjalan kaki ke sekolah sebanyak 9

dan

Y

anak, siswa yang naik sepeda sebanyak 83

(Suhardjo, 2008). Nilai r menunjukkan berapa

anak, dan siswa yang naik sepeda motor 30

banyak

memprediksi

anak. Dari segi kondisi jalan, sebanyak 26

hubungan tertentu dengan garis regresi. Namun

siswa dengan kondisi jalan pasir batu, 88 siswa

adalah

statistik

menunjukkan

yang

hubungan

paling

erat

X

2

model

dapat

dapat

82

Jurnal GeoEco Vol. 2, No. 1 (Januari 2016) Hal. 80 - 87

ISSN: 2460-0768

dengan kondisi jalan cor, dan 8 siswa dengan

c. Uji heteroskedastisitas

kondisi jalan aspal. Berdasarkan dari jarak

Berdasarkan

perhitungan

dengan

rumah ke sekolah sebanyak 4 siswa jarak

Menggunakan bantuan program SPSS diketahui

rumah ke sekolah 0 s/d 2 Km, 63 siswa jarak

hasil nilai signifikansi dari uji parsial variabel

rumah kesekolahnya 3 s/d 4 Km, dan 55 siswa

X1 (Kondisi internal) sebesar 0,197 yang lebih

jarak rumah kesekolah lebih dari 5 Km.

besar dari 0,05. Demikian juga untuk variabel

Uji asumsi yang digunakan dalam

X2 (Aksesibilitas) dengan nilai signifikansi

penelitian ini meliputi uji normalitas, uji

sebesar 0,083 yang lebih besar dari 0,05.

multikolinearitas,

Sehingga dapat disimpulkan bahwa syarat tidak

uji

heteroskedastisitas,

linearitas, dan otokorelasi.

terjadinya heteroskedastisitas terpenuhi untuk

a. Uji normalitas

dilanjutkan

Berdasarkan

perhitungan

dengan

Menggunakan bantuan program SPSS diketahui

pada

analisis

regresi

linear

berganda. d.

Uji Linearitas

nilai Skewness dan Kurtosis diketahui bahwa

Untuk Linearitas kondisi internal (X1)

nilai Asymp. Sig untuk uji normalitas data

terhadap keputusan melanjutkan atau tidak

residual regresi linier berganda sebesar 0,099

melanjutkan

yang lebih besar dari nilai α = 0,05 sehingga

signifikansi pada Linearity sebesar 0,000.

dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi

Karena signifikansi kurang dari 0,05 maka

normal, sehingga syarat normalitas data untuk

dapat disimpulkan bahwa antara variabel

dilakukan uji regresi linear berganda dapat

kondisi

dilanjutkan.

melanjutkan/tidak

b. Uji multikolinearitas

terdapat hubungan yang linear. Sedangkan

Berdasarkan

diketahui

internal

dan

bahwa

nilai

keputusan

melanjutkan

sekolah

dengan

Linearitas aksesibilitas (X2) terhadap keputusan

menggunakan bantuan program SPSS diketahui

melanjutkan atau tidak melanjutkan (Y) dapat

hasil sebagai berikut. Nilai VIF untuk variabel

diketahui

Kondisi Internal Individual (X1) sebesar 1,021

Linearity sebesar 0,002. Karena signifikansi

<

kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan

10

dinyatakan

perhitungan

(Y),

tidak

terjadi

gejala

bahwa

bahwa

(X2) nilai VIF sebesar 1,021< 10 dinyatakan

keputusan

tidak terjadi gejala multikolinieritas. Sehingga

sekolah terdapat hubungan yang linear.

dapat

e. Uji Otokorelasi

bahwa

syarat

tidak

terjadinya multikolinearitas terpenuhi untuk dilanjutkan berganda.

pada

analisis

regresi

linear

variabel

signifikansi

multikolinieritas. Untuk variabel Aksesibilitas

disimpulkan

antara

nilai

aksesibilitas

melanjutkan/tidak

pada

dan

melanjutkan

Dari uji Run Test diketahui bahwa nilai Sig =0,716

> 0,05 maka dapat disimpulkan

tidak terjadi Otokorelasi.

83

Jurnal GeoEco Vol. 2, No. 1 (Januari 2016) Hal. 80 - 87

ISSN: 2460-0768

Analisis data dalam penelitian ini adalah

Individual berpengaruh terhadap keputusan

dengan Menggunakan Regresi Linier berganda

Siswa Melanjutkan Sekolah. Artinya Kondisi

untuk hipotesis pertama hipotesis kedua, dan

Internal

hipotesis ketiga sementara hipotesis keempat

mendukung

dalam penelitian ini menggunakan uji F.

Sekolah.

Selanjutnya perhitungan dilakukan dengan

yang

Motivasi

diberikan

Siswa

telah

Melanjutkan

4) Uji t variabel Aksesibilitas

penjabaran sebagai berikut:

Berdasarkan uji koefisien variabel

1) Regresi Linier Berganda Berdasarkan

Individual

Aksesibilitas (X2), terhadap variabel keputusan

hasil

perhitungan,

Siswa Melanjutkan Sekolah (Y) dengan T-test

persamaan regresi yang digunakan dalam

diperoleh nilai sebesar 4,524 yang lebih besar

penelitian ini adalah: Y = 0,162 X1 + 0,155 X2

dari T tabel sebesar 1,65. Sedangkan nilai

+ .

signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa

2) Uji F Berdasarkan

perhitungan

dengan

menggunakan bantuan program SPSS diketahui

berpengaruh

terhadap

keputusan Siswa Melanjutkan Sekolah. 5) Uji koefisien Determinasi (R2)

sebesar 27,788 sementara nilai F

Dalam uji ini digunakan adjusted R

sebesar 3,09 atau 27,788 > 3,09 didukung

square dengan program SPSS dengan hasil

nilai F tabel

Aksesibilitas

hitung

0,05

0,318 atau sebesar 31,8%. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa variabel Kondisi Internal

menunjukkan bahwa variabel Kondisi Internal

(X1),

secara

Individual (X1), variabel Aksesibilitas (X2),

variabel

secara bersama menerangkan kesesuaiannya

nilai

signifikansi

variabel

bersama

sebesar

0,000

Aksesibilitas

berpengaruh

<

(X2),

terhadap

keputusan siswa Melanjutkan Sekolah (Y)

terhadap

artinya

Individual,

Melanjutkan Sekolah (Y) sebesar 31,8 %

keputusan

sementara sisanya sebesar 68,2 % disesuaikan

Kondisi

Aksesibilitas

telah

Internal mendukung

variabel

lain

dalam

Siswa

Siswa Melanjutkan Sekolah, berarti hipotesis 1

oleh

terbukti.

variabel keputusan Siswa Melanjutkan Sekolah

3) Uji t Variabel Kondisi Internal

variabel

Keputusan

mempengaruhi

(Y).

Berdasarkan uji koefisien Kondisi Internal Individual (X1) terhadap variabel

Pembahasan Hasil Penelitian

keputusan siswa Melanjutkan Sekolah (Y)

Berdasarkan

uji

koefisien

antara

dengan T-test diperoleh nilai sebesar 6,516

kondisi internal individual dan keputusan siswa

yang lebih besar dari T tabel sebesar 1,65.

melanjutkan sekolah dengan menggunakan T-

Sedangkan nilai signifikansi sebesar 0,000 <

test diperoleh nilai sebesar 6,516 yang lebih

0,05 menunjukkan bahwa Kondisi Internal

besar dari T tabel sebesar 1,65. Sedangkan nilai

84

Jurnal GeoEco Vol. 2, No. 1 (Januari 2016) Hal. 80 - 87

ISSN: 2460-0768

signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 menunjukkan

penentu keputusan siswa melanjutkan sekolah.

bahwa Kondisi Internal Individual berpengaruh terhadap

keputusan

Melanjutkan

secara teori terdapat korelasi antara kondisi

Sekolah. Korelasi kondisi internal individual

internal individual yang berupa motivasi siswa

yang berupa motivasi siswa dan prestasi

dan prestasi akademik dengan keputusan siswa

akademik dapat dijelaskan sebagai berikut.

melajutkan sekolah, dan secara kenyataan hal

Kegiatan

Siswa

Berdasarkan penjelasan diatas, berarti

untuk

menumbuhkan

Motivasi Siswa Melanjutkan Sekolah bukanlah hal

mudah

untuk

dilakukan.

tersebut terbukti seperti pada hasil analisis penelitian ini.

Rendahnya

Berdasarkan

uji

koefisien

antara

kepedulian orang tua dan guru, merupakan

aksesibilitas dan keputusan siswa melanjutkan

salah satu penyebab sulitnya menumbuhkan

sekolah dengan menggunakan T-test diperoleh

Motivasi Siswa Melanjutkan Sekolah. Hal

nilai sebesar 4,524 yang lebih besar dari T tabel

tersebut tampak dari jumlah siswa yang

sebesar 1,65. Sedangkan nilai signifikansi

melanjutkan hanya 27% saja. Fakta yang ada

sebesar 0,000 < 0,05, hal tersebut menunjukkan

selama ini di SMP Negeri 3 Kradenan

bahwa

menunjukan bahwa ketika ada permasalahan

keputusan

tentang rendahnya Motivasi Siswa Melanjutkan

Keterkaitan

Sekolah, guru dan orang tua kurang memiliki

dengan Keputusan Melanjutkan Sekolah dapat

rasa peduli dengan kondisi pendidikan anak

dijelaskan sebagai berikut.

kedepan.

Siswa

berpengaruh Melanjutkan

pengaruh

antara

terhadap Sekolah.

aksesibilitas

Salah satu faktor yang mempengaruhi

Kemampuan merupakan

aksesibilitas

fondasi

akademik dasar

siswa

atau

sebagai

keputusan pilihan siswa melanjutkan sekolah atau

memilih

sekolah

adalah

tingkat

kemampuan awal siswa untuk belajar atau

kemudahan sekolah tujuan dijangkau oleh

memperoleh ilmu ditingkat selanjutnya (dalam

siswa. Hal tersebut dikenal dengan tingkat

hal ini untuk melanjutkan sekolah). Apabila

aksesbilitas, menurut Magribi (1999) bahwa

prestasi akademik siswa tidak mencukupiu

aksesibilitas adalah ukuran kemudahan yang

kriteria maka siswa akan kesulitan untuk

meliputi waktu, biaya, dan usaha dalam

menyerap

pendidikan

melakukan perpindahan antara tempat-tempat

selanjutnya. Bahkan secara formal, siswa yang

atau kawasan dari sebuah sistem. Dalam hal ini

prestasi akademiknya tidak memenuhi kriteria

adalah adalah aksesbilitas antara rumah siswa

yang telah ditetapkan oleh sekolah tujuan siswa

dengan sekolah. Salah satu bagian aksesbilitas

melanjutkan bisa berakibat siswa tersebut tidak

adalah adanya sistem jaringan jalan. Semakin

diterima. Sehingga dalam hal ini prestasi

banyak sistem jaringan yang tersedia pada

akademik merupakan salah satu faktor penting

daerah

ilmu

ditingkat

tersebut

maka

semakin

mudah

85

Jurnal GeoEco Vol. 2, No. 1 (Januari 2016) Hal. 80 - 87 aksesibilitas

yang

didapat

begitu

ISSN: 2460-0768 pula

pengaruh

terhadap

keputusan

siswa

sebaliknya (Bintarto, 1989). Sehingga tingkat

melanjutkan sekolah, dan secara kenyataan hal

aksesbilitas antara rumah dan sekolah siswa kan

tersebut terbukti seperti pada hasil analisis

sangat berpengaruh terhadap tingkat keputusan

penelitian ini.

siswa melanjutkan sekolah. Hal tersebut karena siswa lebih mudah mengakses sekolahnya sebagaimana diungkapkan oleh Kartono (2001)

KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan

bahwa adanya aksesibilitas ini diharapkan dapat

kesimpulan

pengujian

hipotesis,

maka

mengatasi beberapa hambatan mobilitas, baik

penelitian ini memperoleh kesimpulan sebagai

berhubungan dengan mobilitas fisik, misalnya

berikut: 1. Kondisi internal individual memiliki

mengakses jalan raya, pertokoan, gedung

pengaruh yang signifikan terhadap keputusan

perkantoran, sekolah, pusat kebudayaan, lokasi

siswa melanjutkan sekolah. 2. Aksesibilitas

industri dan rekreasi baik aktivitas non fisik

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

seperti kesempatan untuk bekerja, memperoleh

keputusan siswa melanjutkan sekolah.

pendidikan, mengakses informasi, mendapat perlindungan dan jaminan hukum.

DAFTAR PUSTAKA

Selain ada tidaknya jaringan jalan,

Cortina, J. M. (1993). What is coefficient

faktor yang mempengaruhi tingkat aksesbilitas

alpha? An examination of theory and

adalah jarak rumah siswa kesekolah, jenis

applications.

transportasi yang digunakan siswa untuk ke

Psychology , 98-104.

sekolah, dan kondisi jalan. Hal itu sebagaimana

Journal

of

Applied

Elliott, S. N., Kratochwill, T. R., & Cook, J. L.

diungkapkan oleh Soewandi, dkk., (2007: 114-

(2000).

Educational

115) bahwa mobilitas (pola perpindahan)

Effective Teaching, Effective Learning

manusia dari satu tempat ke tempat lain

Third

dipengaruhi oleh faktor yang berhubungan

McGraw-Hill Companies.

Edition.

New

Psychology:

York:

The

dengan: 1) Jarak mutlak dan jarak relatif antara

Galtung, J. (1969). Peace, Violence, and Peace

satu wilayah dan wilayah lainnya, 2) Biaya

Research. Journal of Peace Research ,

angkutan

167-191.

atau

biaya

transportasi

yang

memindahkan manusia dari satu tempat ke

Kutner, M., Nachtsheim, C., & Neter, J. (2004).

tempat lain, 3) Kemudahan dan kelancaran

Applied Linear. Regression Models.

prasarana transportasi antar wilayah, seperti

New York: The McGraw-Hill.

kondisi jalan, relief wilayah yang dilewati, dan

Loomis, C. P. (1975). Sosiologi Pedesaan (

jumlah kendaraan sebagai sarana transportasi.

Strategi Perubahan di Indonesia).

Artinya secara teoritis aksesibilitas memiliki

New York: Prentice-Hall, INC.

86

Jurnal GeoEco Vol. 2, No. 1 (Januari 2016) Hal. 80 - 87 Makmun. (2005). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muhmin, A. (2006). An Experimental Study of the Accuracy of Consumers’ SelfReports

of

their

Information

Acquisition Processes. Research in Consumer Behavior , 185-208.

ISSN: 2460-0768 Nasution, S. (2000). Metode research. Jakarta: Bumi Aksara. Sardiman, A. (2005). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali. Suhardjo. (2008). Perencanaan Pangan Dan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara. Syah, M. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

87