I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG SISTEM PERTANIAN TERPADU

Download A. Latar Belakang. Sistem pertanian terpadu (Integrated Farming System) merupakan integrasi antara tanaman dan ternak yaitu dengan perpadua...

0 downloads 473 Views 24KB Size
I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Sistem pertanian terpadu (Integrated Farming System) merupakan integrasi antara tanaman dan ternak yaitu dengan perpaduan dari kegiatan peternakan dan pertanian. Dengan sistem pertanian terpadu dapat menunjang ketersediaan pupuk kandang di lahan pertanian. Sistem pertanian terpadu merupakan sistem yang menerapkan prinsip zero waste karena limbah peternakan nantinya akan menjadi pupuk, dan limbah pertanian dapat menjadi pakan ternak. Integrasi antara ternak dan tanaman dapat meningkatkan keuntungan dari segi ekonomi selain itu dapat memperbaiki kondisi kesuburan tanah. Sistem pertanian terpadu selain dapat meningkatkan usaha peternakan juga dapat menunjang pola pertanian organik. Usaha peternakan perlu ditingkatkan seperti pada komoditas sapi, hal ini diharapkan dapat mencukupi kebutuhan daging nasional. Pertanian terpadu yang mengandalkan pada bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia termasuk untuk pupuknya. Dengan peningkatan populasi peternakan sapi maka akan menjamin ketersediaan pupuk kandang di lahan pertanian. Apabila ketersediaan pupuk kandang terjamin hal itu akan menjamin terlaksananya program pertanian organik dengan baik. Sistem pertanian terpadu dapat dikembangkan di lahan yang sempit maupun lahan yang luas. Untuk lahan sempit dengan pertanian terpadu akan memaksimalkan produksi tanpa membuang limbah. Pertanian terpadu yang dikembangkan di lahan lebih luas dapat menjadi suatu pengembangan agribisnis yang menguntungkan. Suatu sistem pertanian terpadu di lahan yang cukup luas serta dikelola dengan baik dapat dijadikan sebuah percontohan maupun pelatihan bagi masyarakat umum, hal tersebut menjadi peluang dalam mengembangkan agrowisata. Agrowisata merupakan diversivikasi produk wisata dari penggabungan aktivitas pertanian (agro) dan rekreasi di sebuah lingkungan pertanian (Sznajder et al., 2009). Diversivikasi usaha pertanian diimplementasikan antara lain dengan menggabungkan sektor pertanian dengan sektor pariwisata dalam bentuk wisata pertanian atau lebih dikenal dengan agrowisata. Wisata pertanian merupakan usaha di bidang jasa yang tidak hanya menjual kebutuhan pemandangan yang indah bagi

1

konsumen, melainkan juga berperan sebagai media promosi produk pertanian, media pendidikan masyarakat, memberikan sinyal bagi peluang pengembangan produk agribisnis dan dapat menjadi kawasan pertumbuhan baru. Dengan demikian agrowisata dapat menjadi salah satu sumber pertumbuhan baru daerah, sektor pertanian, dan ekonomi nasional (Departemen Pertanian 2008). Lembah Hijau Multifarm (LHM) merupakan salah satu perusahaan agribisnis di Indonesia yang dibangun dengan mengelola sistem pertanian terpadu yang memanfaatkan sumber daya lokal. Lembah Hijau Multifarm memiliki produk utama yaitu probiotik yang berguna untuk proses biologis, khususnya untuk feed enrichment limbah pertanian, untuk pakan ternak dan ikan, dan pengembangan serta produksi

kompos.

Lembah

Hijau

Multifarm

menjadi

agrowisata

yang

menggabungkan unsur edukasi dan wisata. Pengunjung dapat melihat secara langsung suatu sistem pertanian terpadu dari hulu sampai hilir. Lembah Hijau Multifarm juga memberikan pelatihan singkat mengenal Integrated Farming System (IFS) kepada masyarakat luas. Dalam meyakinkan pengunjung serta peserta pelatihan, Lembah Hijau Multifarm menunjukkan kinerja produknya dalam suatu usaha pertanian melalui pendekatan Low External Input Sustainable Agribusiness (LEISA), pola integrasi vertikal maupun horizontal, dengan pendekatan zero waste dan zero cost (Windarto dkk, 2010). Lembah Hijau Multifarm memberikan inovasi dalam budidaya sapi dan ikan patin, yang sebagian mampu memberikan solusi dalam menghasilkan pakan murah, serta teknik pemeliharaan yang mudah, murah dan ramah lingkungan. Lembah Hijau Multifarm sebagai agrowisata akan melibatkan publik. Publik meliputi publik internal dan publik eksternal. Publik internal akan melibatkan karyawan yang bekerja di Lembah Hijau Multifarm. Sedangkan publik eksternal yang terlibat yaitu masyarakat ataupun lingkungan sekitar Agrowisata Lembah Hijau Multifarm dan pengunjung atau semua yang memanfaatkan fasilitas yang ada di Lembah Hijau Multifarm. Publik tersebut memiliki opini tentang apa saja yang berkaitan dengan Agrowisata Lembah Hijau Multifarm. Publik sebelum maupun sesudah mengunjungi Agrowisata Lembah Hijau Multifarm mendapatkan informasi yang berkaitan dengan agrowisata tersebut. Salah satu yang berperan dalam pemberian informasi kepada publik yaitu bagian public

2

relation dari Agrowisata Lembah Hijau Multifarm. Salah satu tugas public relation yaitu menciptakan citra Agrowisata Lembah Hijau kepada publik. Upaya pembentukan citra tersebut dapat dengan cara public relation memberikan informasiinformasi yang berkaitan dengan Agrowisata Lembah Hijau Multifarm. Publik yang mendapatkan informasi akan mempunyai persepsinya terhadap informasi tersebut. Persepsi antar individu dapat berbeda-beda hal itu ditentukan banyak faktor misalnya pengalaman, latar belakang budaya masing-masing individu. Dari persepsi yang terbentuk individu akan merespon dengan opininya. Opini publik dapat terbentuk dari pengalaman yang dirasakan para pengunjung ataupun yang memanfaatkan fasilitas yang ada di Lembah Hijau Multifarm. Oleh sebab itu opini publik dapat menciptakan citra Lembah Hijau Multifarm. Opini pengunjung merupakan ekspresi dari sikapnya, seperti apakah mereka akan berkunjung kembali dan merekomendasikan kepada kerabatnya. Opini masyarakat juga dapat mengetahui apakah

masyarakat mendukung atau tidak

pengembangan Agrowisata Lembah Hijau Multifarm. Opini publik yang tercipta membentuk citra Lembah Hijau Multifarm. Opini publik tentang Lembah Hijau Multifarm nantinya akan dapat menjadi masukan dalam strategi pengembangannya. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai opini publik terhadap Lembah Hijau Multifarm. B. Perumusan Masalah Lembah Hijau Multifarm selain sebagai tempat pelatihan, penelitian yang fokus di sistem pertanian terpadu juga menjadi agrowisata. Lembah Hijau Multifarm sebagai perusahaan agribisnis yang fokus terhadap sistem pertanian terpadu memperkenalkan sistem tersebut kepada masyarakat umum/pengunjung. Lembah Hijau Multifarm sebagai agrowisata tentu memliki pengunjung yang fluktuatif setiap harinya. Pengunjung di Lembah Hijau Multifarm dapat melihat serta belajar secara langsung tentang sistem pertanian terpadu, pengunjung juga dapat menikmati makanan yang merupakan olahan dari hasil pertanian dan peternakan yang ada di Lembah Hijau Multifarm, untuk menunjang sarana rekreasi juga tersedia kolam renang. Namun, adanya peternakan sapi dan pengolahan limbah menjadi kompos juga dapat menjadi salah satu sebab kenyamanan pengunjung. Kotoran sapi akan menimbulkan bau yang cukup mengganggu pengunjung. Hal itu mencerminkan 3

bahwa yang menjadi ciri khas Agrowisata Lembah Hijau juga dapat menjadi nilai minus bagi publik. Pengunjung yang memiliki latar belakang berbeda-beda tentu akan mempunyai opini yang beragam tentang Lembah Hijau Multifarm. Berbagai opini yang terbentuk di kalangan pengunjung tentunya akan dapat dijadikan bahan pertimbangan perusahaan dalam membuat strategi pengembangan Agrowisata Lembah Hijau Multifarm. Kawasan Agrowisata Lembah Hijau Multifarm yang ada di tengah-tengah pemukiman penduduk tentu saja akan melibatkan masyarakat sekitar. Jumlah pengunjung

yang

fluktuatif

setiap

harinya,

dan

untuk

hari-hari

tertentu

pengunjungnya cukup banyak. Hal itu tentu akan mempengaruhi kenyamanan masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan Lembah Hijau Multifarm. Berbagai kegiatan Lembah Hijau Multifarm tentunya menciptakan opini di masyarakat. Letak Agrowisata Lembah Hijau Multifarm yang harus melewati perumahan, dan tidak terletak di jalan raya akan sedikit menyulitkan bagi pengunjung yang tidak membawa kendaraan pribadi. Pengunjung yang menggunakan transportasi umum, sedikit kesulitan untuk dapat sampai ke Agrowisata Lembah Hijau Multifarm, karena lokasinya tidak dilewati angkutan umum. Hal itu juga nantinya dapat menimbulkan opini dari pengunjung. Opini publik yang terbentuk dapat berhubungan dengan berbagai faktor, misalnya pengalaman, latar belakang budaya, umur, dan tingkat pendidikannya. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang behubungan dengan pembentukan opini publik di Lembah Hijau Multifarm. Opini publik yang tercipta dapat positif maupun negatif. Apabila opini publik yang tercipta positif akan dapat memberikan

citra yang baik terhadap Agrowisata Lembah Hijau Multifarm,

sebaliknya jika opini publik yang tercipta negatif dapat memberikan citra yang buruk terhadap Agrowisata Lembah Hijau Multifarm. Maka dari itu, opini publik yang terbentuk dapat digunakan sebagai pertimbangan perusahaan dalam membuat kebijakan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu: 1. Bagaimana opini publik terhadap Agrowisata Lembah Hijau Multifarm? 2. Apa saja yang berhubungan dalam pembentukan opini publik terhadap Agrowisata Lembah Hijau Multifarm?

4

C. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan dalam penelitian ini, maka tujuan yang hendak dicapai adalah : 1. Untuk mengetahaui opini publik terhadap Agrowisata Lembah Hijau Multifarm. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dalam pembentukan opini publik terhadap Agrowisata Lembah Hijau Multifarm. D. Kegunaan Penelitian Berdasarkan pada tujuan penelitian yang telah dipaparkan diatas, maka diharapkan hasil penelitian dapat memberikan manfaat : 1. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Universitas Gadjah Mada. 2. Bagi perusahaan dalam hal ini Lembah Hijau Multifarm, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya pengembangan agrowisata yang memperhatikan masyarakat sekitar. 3. Bagi Pemerintah dapat digunakan sebagai bahan untuk menentukan kebijakan baru dalam pengembangan potensi pariwisata dan non pariwisata di daerah tersebut. 4. Bagi pihak-pihak lain yang berminat hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

5