I PENGEMBANGAN PROGRAM VCD PEMBELAJARAN TEKNIK

Download Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah harus ... Pengembangan program VCD pembelajaran teknik dasar me...

0 downloads 458 Views 2MB Size
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENGEMBANGAN PROGRAM VCD PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR MENGGIRING BOLA SEPAKBOLA BERBASIS PLAY UNTUK MURID SEKOLAH DASAR (Studi pada Murid Sekolah Dasar Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri)

TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan

Oleh :Arif Dwi Prastyanto A.121308053

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 i to user commit

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

HALAMAN PERSETUJUAN PENGEMBANGAN PROGRAM VCD PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR MENGGIRING BOLA SEPAKBOLA

BERBASIS PLAY UNTUK MURID SEKOLAH DASAR (Studi pada Murid Sekolah Dasar Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri)

Oleh : ARIF DWI PRASTYANTO A 121308053

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Jabatan

Nama

Tanda Tangan

Tanggal

Pembimbing

Prof. Dr. Sugiyanto

.....................

................

I

NIP. 194911081976091001

Pembimbing

Dr. Sapta Kunta Purnama, M.Pd. NIP. 196503231993031012

.....................

................

II

Telah Dinyatakan memenuhi syarat Pada tanggal ............................

Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan Program Pascasarjana UNS

Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd. NIP. 196511281990031001 PENGESAHAN PENGUJI commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENGEMBANGAN PROGRAM VCD PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR MENGGIRING BOLA SEPAKBOLA BERBASIS PLAY UNTUK MURID SEKOLAH DASAR (Studi pada Murid Sekolah Dasar Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri) TESIS Disusun oleh : Arif Dwi Prastyanto A 121308053 Telah dipertahankan di depan penguji dan dinyatakan telah memenuhi syarat pada tanggal 2015 Tim Penguji : Jabatan

Nama

Ketua

Tanda Tangan

Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd. NIP 196511281990031001

Tanggal

..........………...

.............................

Sekretaris

Prof.Dr. Kiyatno, dr.,PFK.,M.Or.,AIFO. .......................... NIP 194801181976031002

............................

Anggota Penguji

1. Prof. Dr. Sugiyanto NIP 194911081976091001

....……………

............................

2. Dr. Sapta Kunta Purnama, M.Pd. NIP 196503231993031012

......……………

............................

Mengetahui: Direktur Program Pascasarjana

Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan

Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. NIP. 196107171986011001

Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd. NIP. 196511281990031001 commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa: 1. Tesis yang berjudul, “PENGEMBANGAN PROGRAM VCD PEMBELAJARAN TEKNIK

DASAR MENGGIRING BOLA SEPAKBOLA BERBASIS PLAY

UNTUK MURID SEKOLAH DASAR (Studi pada Murid Sekolah Dasar Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri)” ini adalah karya penelitian saya sendiri dan tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis dengan acuan yang disebutkan sumbernya, baik dalam naskah karangan dan daftar pustaka. Apabila ternyata di dalam naskah tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsur plagiasi, maka saya bersedia menerima sangsi, baik Tesis beserta gelar magister saya dibatalkan serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah harus menyertakan tim promotor sebagai author dan PPs UNS sebagai institusinya. Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.

Surakarta, Yang membuat pernyataan

ARIF DWI PRASTYANTO NIM A121308053 commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

MOTTO

“ Jangan Tunda Sampai Besok Apa Yang Bisa Engkau Kerjakan Hari Ini “

(Penulis)

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Dengan segala ketulusan dan kerendahan hati Tesis ini kupersembahkan kepada: 1. Bapak dan ibu yang telah merawat dan membesarkanku dengan penuh pengorbanan dan kasih sayang. 2. Istriku tersayang Pramuda Oktanianti yang selalu memberikan doa, motivasi dan penuh kesabaran hingga selesainya karya ini. 3. Bidadari kecilku Vania Callista Putri Prastyanto yang menjadi inspirasi semangat dalam menjalani hidup ini. 4. Bapak Kepala Sekolah, Guru beserta Karyawan SD N IV Gunungan yang selalu memberikan dukungan. 5. Almamaterku tercinta Universitas Sebelas Maret Surakarta

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim, Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah melimpahkan berkah rahmat dan ridho-NYA, sehingga tesis dengan judul.” Pengembangan program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play (Studi pada Murid Sekolah Dasar Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri) dapat diselesaikan. Tanpa bantuan dari berbagai pihak penyusunan tesis ini tidak mungkin dapat diselesaikan, maka selayaknya penulis mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada : 1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S. selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Ilmu Keolahragan yang telah memberikan arahan dan kesempatan kepada peneliti untuk mengikuti pendidikan di Program Studi Ilmu Keolahragaan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Prof. Dr. Sugiyanto, Selaku pembimbing I yang telah secara seksama dan dengan penuh kesabaran dalam mencurahkan pikiran, waktu, serta tenaga untuk memberikan bimbingan sampai tesis ini dapat selesai. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

5. Dr. Sapta Kunta Purnama, M.Pd. Selaku pembimbing II yang telah secara seksama dan dengan penuh kesabaran dalam mencurahkan pikiran, waktu, serta tenaga untuk memberikan bimbingan sampai tesis ini dapat selesai. 6. Drs. Teddy Agoeng Soelistyo M.Pd. selaku ahli akademisi yang telah memberikan masukan dan arahan demi kesempurnaan produk hasil penelitian. 7. Bapak Guntoro Tri Prasetyo dan Bapak Sumarjo HW selaku ahli praktisi sepakbola yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini dilapangan. 8. Sutarto S.Pd.,M.Pd. selaku Kepala Sekolah SD N IV Gunungan, Guru beserta karyawan yang telah memberikan ijin penelitian dan membantu hingga tesis ini selesai. 9. Keksi Sri Rahayu, S.Pd.,M.Pd. Kepala Sekolah SDN II Manyaran yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian. 10. Siswa SDN IV Gunungan dan SDN II Manyaran yang telah bersedia menjadi subjek penelitian. 11. Seluruh Staf Pengajar pada Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana Sebelah Maret, yang telah memberikan fasilitas untuk kelancaran studi. 12. Istri dan anak-anak yang telah memberikan perhatian dan dukungan moral yang sangat tinggi dan penuh kesabaran dalam mendukung penyelesaian tesis ini. 13. Seluruh rekan mahasiswa Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang telah banyak membantu kelancaran studi. 14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas bantuan baik moril atau materiil sehingga dapat terselesaikan penulisan tesis ini.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua kebaikan yang diberikan dengan tulus dan ikhlas. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun sebagai bekal demi kesempurnaan tesis ini, kiranya Tesis ini membawa manfaat dan kontribusi yang berarti dalam perkembangan ilmuan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Surakarta, Maret 2015

Penulis

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Arif Dwi Prastyanto. A121308053.2015. Pengembangan Program VCD Pembelajaran Teknik Dasar Menggiring Bola Sepakbola Berbasis Play untuk Murid Sekolah Dasar (Studi pada Murid Sekolah Dasar Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri). Tesis, Program Studi Ilmu Keolahragaan, Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pembimbing (1) Prof. Dr. Sugiyanto (2) Dr. Sapta Kunta Purnama, M.Pd. Latar belakang penelitian adalah penguasaan teknik dasar menggiring bola sepakbola siswa sekolah dasar yang belum baik dan belum adanya model program vcd pembelajaran menggiring bola sepakbola secara khusus yang diberikan untuk siswa sekolah dasar di Kecamatan Manyaran. Tujuan penelitian ini adalah melaksanakan dan mengetahui hasil analisis kebutuhan dan mengembangkan produk awal, melaksanakan dan mengetahui uji ahli dan uji lapangan, dan melaksanakan uji efektifitas produk untuk mengetahui hasil uji keefektifan program vcd pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play pada siswa sekolah dasar di Kecamatan Manyaran. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “metode penelitian pengembangan, (Research and Development)” yang dikemukakan oleh Borg dan Gall, peneliti mengadaptasi prosedur penelitian menjadi tiga tahap yaitu: tahap 1 pendahuluan, tahap 2 uji coba produk, dan tahap 3 uji efektifitas produk. Hasil yang pertama pendahuluan adalah analisis kebutuhan dengan menggunakan metode wawancara dan observasi, pembelajaran teknik menggiring bola sepakbola yang kurang bervariasi dan masih rendahnya tingkat penguasaan teknik menggiring pada siswa sekolah dasar di kecamatan manyaran. Pembelajaran menggiring sudah diberikan namun masih banyak siswa belum bias melakukan teknik menggiring dengan baik, selain itu kurangnya motivasi siswa ketika pembelajaran menggiring bola sepakbola karena kurangnya variasi model pembelajaran menggiring bola yang menyenangkan. Pengembangan produk penyajiannya yaitu bab I latihan pendahuluan, bab II Latihan Inti (teknik dasar menggiring bola sepakbola, variasi teknik dasar menggiring bola sepakbola), bab III Penutup dan program latihan. Tahap kedua adalah uji coba produk. Ujicoba yang pertama adalah uji coba ahli dengan menggunakan tiga ahli sepakbola dengan 50 butir pertanyaan dan 1 ahli media vcd dengan 15 butir pertanyaan dengan hasil 83,15% dan dapat di interpretasikan bahwa rancangan produk bias diuji cobakan pada tahap selanjutnya. Uji coba kelompok kecil dengan jumlah subjek 10 menggunakan instrument angket dengan jumlah pertanyaan 15. Hasil uji kelompok kecil adalah 81,3%, uji coba kelompok besar dengan 20 subjek dengan hasil 86,07%. Tahap ketiga adalah uji efektivitas produk dengan membandingkan dua kelompok, satu kelompok diberi perlakuan produk pengembangan dan kelompok lain diberi perlakuan secara konvensional dengan menggunakan pre test dan post test desain. Nilai beda untuk masing-masing kelompok berdasarkan tes adalah: jumlah nilai beda tes kelompok eksperimen adalah 57,49 Kelompok control 14,78.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Sebagai simpulan akhir dinyatakan bahwa produk terbukti efektif meningkatkan kemampuan menggiring bola sepakbola siswa sekolah dasar di Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri. Kata kunci: Menggiring, Program VCD Pembelajaran, Penelitian Pengembangan. ABSTRACT Arif Dwi Prastyanto. A1213080.2015. VCD Program Development Learning Basic Technique Based Soccer Ball Play On Elementary School Students (Studies in Primary Scholl Pupils Manyaran District of Wonogiri). Thesis, Department of Sport Science, Graduate Program Sebelas Maret University. Supervisor (1) Prof. Dr. Sugiyanto (2) Dr. Sapta Kunta Purnama, M.Pd. Background research is mastering the basic techniques of soccer dribblling elementary school students who have not been good and the lack of a model program of learning to dribble a football vcd specifically given to elementary school students in the District Manyaran. The purpose of this study is to carry out and know the results of the analysis of needs and develop initial product, implement and test knowing expert and field testing, and implementing test the effectiveness of the product to determine the effectiveness of the results vcd program learning the basic techniques of dribbling soccer play based on elementary school students in the District Manyaran. The method used in this study is “the development of research methods, (Research and Development)” proposed by Borg and Gall, researchers adapted the research procedures in to three phases: phase 1 preliminary, phase 2 trial products, and phase 3 trials effectiveness product. The first preliminary results are analytical requirements using interviews and observation, learning football dribbling technique which is less varied and the low level of mastery of the technique leads to an elementary school student in the District Manyaran. Learning herd has been given but there are still many students are not able to perform the technique leads to good, besides the lack of student motivation when learning to dribble a football because of the lack of variety of learning models dribble fun. Product development presentation that I exercise introductory chapter, chapter II exercise core(basic techniques of soccer dribble, dribble variations of the basic techniques of football), chapter III cover and exercise program. The second stage is a test product. The first trial is testing experts using three football expert with 50 grains of questions and 1 vcd media axpert with 15 grains of quetions with 83,15% and the results can be interpreted that the design of the productcan be tested at a later stage. Small group trial with 20 subjects with results of 86,07%. The third stageis to the test the effectiveness of a product by comparing two groups, one group was treated product development other groups were treated with the convetional manner using the pre-test and post-test design. Different value for each group based on the test are : the number of different values test the experimental group 57,49 was the control group 14,78. As a final conclusion stated that the product proved to effectively improve the ability to dribble soccer elementary school students in the District Manyaran, Wonogiri. Keywords : Dribbling, VCD learning program, research development commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL .......................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................

ii

HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... iii MOTTO ............................................................................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi ABSTRAK ......................................................................................................... ix ABSTRACT .......................................................................................................... x DAFTAR ISI . .................................................................................................. xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... . xvi BAB I

BAB II

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...........................................................

1

B. Identifikasi Masalah .................................................................

5

C. Rumusan Masalah ....................................................................

6

D. Tujuan Penelitian ......................................................................

7

E. Manfaat Penelitian ....................................................................

8

F. Asumsi ......................................................................................

9

TINJAUAN PUSTAKA commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

A. Kajian Teori............................................................................

10

1. Olahraga Sepakbola.............................................................

10

a. Teknik Dasar Bermain Sepakbola ……………………...

12

b. Teknik Dasar Menggiring Bola ………………………...

13

2. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar......................................

17

a. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar………………………. 17 b. Perkembangan Usia dan Kelas………………………….

18

3. Pembelajaran.........................................................................

23

a. Pembelajaran Sepakbola di Sekolah Dasar……………… 24 b. Pembelajaran Menggiring Bola di Sekolah Dasar ……… 28 4. Play (Bermain)......................................................................... 30 a. Hakikat Play (Bermain) ....................................................... 30 b. Manfaat Bermain ................................................................. 33 5. Program VCD Pembelajaran .................................................. 42 a. Program VCD Pembelajaran Berbasis Play …………....... 44 b. Teknik Pembuatan Program VCD Pembelajaran ………... 48 B. Penelitian yang Relevan............................................................... 53 C. Kerangka Berfikir ..................................................................... .... 54 D. Spesifikasi Produk dan Hipotesis ............................................. .... 56 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................. .. 58 B. Metode Penelitian ..................................................................... .. 59 C. Sumber Data ............................................................................. .. 68 commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... .. 71 E. Teknik Analisis Data ................................................................ ... 77 BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Ringkasan Hasil Penelitian ........................................................ 86 B. Hasil Tahap 1 Pendahuluan ...................................................... 87 C. Hasil Tahap 2 Uji Coba Produk ............................................... 90 D. Hasil Tahap 3 Uji Efektivitas Produk ..................................... 110 E. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................

BAB V

116

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan .............................................................................. 126 B. Implikasi.................................................................................... 128 C. Saran.......................................................................................... 129

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 130 LAMPIRAN – LAMPIRAN ...........................................................................

commit to user

131

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1

Periodesasi Perkembangan Berdasarkan Usia

18

........................................... Tabel

2.2

Teori Modern Bermain

41

............................................................................... Tabel

2.3

Hubungan antara Media dengan Isi / Tujuan Pembelajaran

45

..................... Tabel

3.1

Waktu dan Tempat Penelitian

58

.................................................................. . Tabel

3.2

Desain Uji Efektivitas Produk

67

................................................................... Tabel

3.3

Persentase Hasil Evaluasi Subyek Uji Coba

85

.............................................. Tabel

4.1

Rangkuman Hasil Penelitian

86

...................................................................... Tabel

4.2

Hasil Wawancara dengan Guru Penjaskes di Kec. Manyaran

87

.................. Tabel

4.3

Hasil Wawancara dengan Siswa SD di Kec. Manyaran

88

.......................... Tabel

4.4

Hasil Evaluasi Ahli Akademisi

91

................................................................. Tabel

4.5

Data Kuantitatif Hasil Evaluasi Ahli Praktisi Sepakbola 1 commit to user

95

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

................... Tabel

4.6

Data Kuantitatif Hasil Evaluasi Ahli Praktisi Sepakbola 2

98

.................. Tabel

4.7

Data Kuantitatif Hasil Evaluasi Ahli Media

103

.............................................. Tabel

4.8

Kesimpulan Data Kuantitatif Evaluasi Ahli

104

............................................... Tabel

4.9

Persentase Hasil Evaluasi

105

........................................................................... Tabel

4.10

Data Kuantitatif Hasil Uji Coba Kelompok Kecil

106

..................................... Tabel

4.11

Persentase Hasil Evaluasi

107

........................................................................... Tabel

4.12

Data Kuantitatif Hasil Uji Coba Lapangan

108

................................................ Tabel

4.13

Persentase Hasil Evaluasi

110

........................................................................... Tabel

4.14

Rekapitulasi Data Hasil pre-test dan post-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

111

............................................................................ Tabel

4.15

Ringkasan Hasil Uji Normalitas Distribusi Frekuensi

112

.............................. Tabel

4.16

Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Variansi Populasi commit to user

113

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

............................... Tabel

4.17

Data Hasil pre-test dan post-test

114

................................................................ Tabel

5.1

Peningkatan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok Tanpa Video

128

...............

Tabel

5.2

Peningkatan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok Menggunakan Video ...

commit to user

128

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1

Menggiring Bola dengan Sisi Kaki Bagian

16

Dalam................................. Gambar

2.2

Menggiring Bola dengan Sisi Kaki Bagian Luar

16

................................... Gambar

2.3

Menggiring Bola dengan Kura-kura Kaki

17

.............................................. Gambar

3.1

Bagan Prosedur Pengembangan

62

............................................................. Gambar

3.2

Bagan Instrumen Pengumpulan Data

72

..................................................... Gambar

3.3

Bagan Pemeriksaan Keabsahan Data.......................................................

commit to user

81

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampira

1

n Lampira n

Lampira n

Lampira n

Lampira n

Lampira n

Lampira n

Lampira n

Lampira n

Lampira n

2

3

4

5

6

7

8

9

1

Hasil Wawancara Guru Penjaskes dan Murid SD di Kec. Manyaran

13

.......

3

Kisi-kisi Angket Ahli Akademisi, Praktisi Sepakbola dan Ahli

13

Media ....

5

Kuesionair Evaluasi Ahli Akademisi, Praktisi Sepakbola dan Ahli Media...................................................................................................

13

.......

6

Data Hasil Evaluasi Ahli Akademisi, Praktisi Sepakbola dan Ahli Media...................................................................................................

15

.......

2

Kisi – kisi Kuesioner Uji Coba Produk

16

.....................................................

3

Kuesionair Uji Coba Kelompok Kecil dan Uji Coba Lapangan

16

...............

4

Data Uji Coba Kelompok Kecil

16

................................................................

8

Data Uji Coba Kelompok

17

Besar.................................................................

0

Prosedur Pelaksanaan Penelitian Menggiring Bola

17

.................................

3

Penyajian Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir

17

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

Lampira n

Lampira n

Lampira n

Lampira n

Lampira n

Lampira n

Lampira n

Lampira n

Lampira n

digilib.uns.ac.id

0

.........................................

5

1

Uji Prasyarat Analisis

17

1

...............................................................................

9

1

Analisis Data Uji Efektivitas Produk

18

2

.......................................................

8

1

Produk Pengembangan Sepakbola Berbasis

19

3

Play......................................

6

1

Program Pembelajaran Harian

21

4

..................................................................

8

1

Naskah Video Pembelajaran

22

5

...................................................................

4

1

Catatan Lapangan Penelitian

23

6

.....................................................................

2

1

Dokumentasi Penelitian

23

7

...........................................................................

9

1

Surat Permohonan Ijin Penelitian

25

8

............................................................

1

1

Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian

25

9

............................................

2

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani sebagai salah satu mata pelajaran yang diberikan disekolah sama pentingnya bila dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya yang diajarkan disetiap jenjang pendidikan. Pendidikan jasmani diselenggarakan di sekolah sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesegaran jasmani siswa yang merupakan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah dilakukan dengan cara memahami konsep aktivitas jasmani olahraga dan kesehatan dilingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang baik, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil serta memiliki sikap yang positif. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas seorang pendidik harus membuat pelaksanaan program kegiatan pembelajaran agar dapat menggambarkan kegiatan yang akan dilaksanakan dilapangan atau di kelas. Pada hakikatnya, suatu pembelajaran yang direncanakan terlebih dahulu akan lebih terarah dan lebih mudah tercapai. Namun sering kali guru beranggapan bahwa mengajar sudah dianggap pekerjaan rutin sehari-hari jadi tidak perlu membuat program pembelajaran atau persiapan sehingga mengajar seadanya tanpa memperhatikan situasi dan kondisi serta kebutuhan siswa. Sebagai seorang guru yang baik di samping menyiapkan seperangkat program pembelajaran diharapkan juga mau dan mampu membuat suatu media pembelajaran sebagai persiapan sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran. 1 to user commit

perpustakaan.uns.ac.id

2 digilib.uns.ac.id

Tujuan pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dalam ranah psikomotor adalah membentuk dan meningkatkan persepsi motorik, gerak dasar, dan keterampilan gerak, sedangkan prinsip-prinsip dalam pembelajaran ranah psikomotor adalah : a) siswa diberi kesempatan untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya, b) harus ada kesempatan bagi siswa untuk memperluas dan memperdalam pembelajaran, c) semaksimal mungkin memanfaatkan sumber-sumber pembelajaran, d) setiap siswa harus terlibat dan aktif terus-menerus, dan lain sebagainya. Dalam dunia pendidikan, sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang diajarkan disekolah yang terangkum dalam kurikulum pendidikan jasmani. Sepakbola adalah cabang permainan beregu yang dimainkan masing-masing oleh sebelas orang pemain termasuk penjaga gawang. Berbeda dengan permainan bola voli atau basket dimana pemain selalu menggunakan kedua tangan pada waktu permainan, maka sepakbola hampir seluruhnya menggunakan kemahiran kaki, kecuali penjaga gawang yang bebas menggunakan anggota badan manapun. Dalam upaya meningkatkan keterampilan bermain sepakbola para siswa sekolah harus menguasai macam-macam teknik dasar bermain sepakbola. Kemampuan siswa menguasai teknik dasar bermain sepakbola dapat mendukung penampilan dalam bermain sepakbola baik secara individu maupun secara tim. Melihat betapa pentingnya penguasaan teknik dasar bermain sepakbola, maka bagi para pemain pemula (siswa sekolah) harus dilatih secara baik dan benar. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani sepakbola merupakan pembelajaran yang sangat digemari oleh siswa khususnya siswa laki-laki. Tetapi permasalahannya adalah didalam proses pembelajaran sepakbola, siswa

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

3 digilib.uns.ac.id

hanya sekedar bermain tanpa memperhatikan penguasaan dalam teknik dasar bermain sepakbola seperti menggiring bola, mengoper bola dan menghentikan bola. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia adalah dengan cara melalui perbaikan proses belajar mengajar secara efektif, misalnya dengan jalan memilih metode mengajar yang baik dan benar. Metode yang dipilih dan diperkirakan cocok digunakan dalam proses pembelajaran teori dan praktik keterampilan. Gaya mengajar, metode, media dan strategi guru dalam menyajikan pembelajaran sangat berpengaruh terhadap perhatian dan konsentrasi serta motivasi anak. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani bermain adalah salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh guru pendidikan jasmani terutama guru sekolah dasar, karena melalui bermain dapat memberi kesempatan pada anak untuk melatih kemampuan gerak dasar seperti gerak lokomotor (jalan, lari), non lokomotor (membungkuk, menekuk tangan) dan manipulatif (menggiring bola, melempar bola). Kemampuan gerak dasar ini semakin baik dan berkualitas. Melalui aktivitas bermain maka kemampuan fisik anak akan berkembang secara optimal. Selain strategi mengajar dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani media pengajaran merupakan suatu alat komunikasi. Dikatakan demikian karena didalam media pengajaran terdapat proses penyampaian pesan dari pendidik kepada anak didik, sedangkan pesan yang dikirimkan, biasanya berupa informasi atau keterangan dari pengirim pesan. Pesan tersebut adakalanya disampaikan dalam bentuk sandi-sandi atau lambang-lambang, seperti kata-kata, bunyi, gambar, dan lain sebagainya.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

4 digilib.uns.ac.id

Menurut Nanang Hanafiah & Cucu Suhana (2009 : 8) keberhasilan dalam belajar dipengaruhi oleh berfungsinya secara integratif dari setiap faktor pendukungnya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, antara lain : 1) peserta didik dengan sejumlah latar belakangnya yang mencakup tingkat kecerdasan, bakat, sikap, minat, motivasi, keyakinan, kesadaran, kedisiplinan dan tanggung jawab, 2) pengajar yang profesional yang memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi personal, kompetensi profesional, pendidikan yang memadai dan kesejahteraan yang memadai, 3) atmosfir pembelajaran partisipatif dan interaktif yang dimanifestasikan dengan adanya timbal balik dan multi arah secara aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan, 4) sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran

antara

lain

lahan

tanah,

bangunan

dan

perlengkapan

(media

pembelajaran), 5) kurikulum sebagai kerangka dasar atau arahan, 6) lingkungan agama, sosial, budaya, politik, ekonomi, ilmu dan teknologi serta lingkungan alam sekitar, 7) atmosfir kepemimpinan pembelajaran yang sehat, 8) pembiayaan yang memadai. Menurut Dina Indriana (2011 : 16) media pengajaran mencakup bahan-bahan tradisional seperti papan tulis, buku pegangan, bagan slide, OHP, objek-objek nyata dan rekaman video atau film. Selain itu bisa juga bahan-bahan dan beberapa metode mutakhir seperti komputer, DVD, CD-Room, internet dan penggunaan fasilitas konferensi video secara interaktif. VCD adalah salah satu bentuk media pembelajaran audio visual. Alat ini mampu menampung muatan audio visual sepanjang 74 menit yang kualitasnya setara dengan VHS Video dan suaranya setara dengan kualitas CD audio. VCD bisa digunakan sebagai media pembelajaran yang mengasyikkan, karena dengan media ini seorang guru bisa memperlihatkan bentuk asli materi pembelajaran dengan commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

5 digilib.uns.ac.id

gamblang dan jelas. Siswa akan semakin mudah memahami semua materi yang disampaikan oleh guru karena langsung melihat bagaimana bentuk aslinya. Seperti telah disampaikan diatas bahwa salah satu tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan salah satunya adalah mengembangkan keterampilan gerak siswa, hal ini rasanya sulit dicapai karena dalam Kurikulum 2013 jumlah tatap muka Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan hanya tiga jam pelajaran per minggu (kelas besar). Belum lagi sarana dan prasarana yang masih kurang. Salah satu cara untuk memecahkan

permasalahan

tersebut

adalah

mengembangkan

sebuah

media

pembelajaran yang efektif. Setiap pengajar mempunyai kesenangan atau keahlian di dalam memilih media pengajaran, media pengajaran atau intruksional design yang dipakai sebaiknya sesuai dengan bahan ajar atau materi yang diberikan. Karena perkembangan media pengajaran yang semakin maju, pengajar perlu memanfaatkannya dalam proses belajar mengajar. Penggunaan media pengajaran mendorong siswa lebih cepat dalam menyerap informasi yang disampaikan, karena siswa akan termotivasi untuk belajar. Melihat kenyataan tersebut, peneliti sangat tertarik untuk menciptakan model atau media pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola yang menarik untuk dipelajari oleh siswa secara mandiri. Untuk itu peneliti akan mengangkat judul : “ Pengembangan Program VCD Pembelajaran Teknik Dasar Menggiring Bola Sepakbola Berbasis Play Untuk Murid Sekolah Dasar” (Studi pada Murid Sekolah Dasar Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri).

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

6 digilib.uns.ac.id

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan, yaitu : 1. Kurangnya kemampuan guru pendidikan jasmani dalam menggunakan metode yang bervariasi dalam pengajaran materi sepakbola serta belum pernah mendapatkan sebuah model pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola dalam bentuk VCD. 2. Belum adanya model latihan atau penguasaan pembelajaran gerak dalam teknik menggiring bola sepakbola. 3. Program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola yang efektif seperti apa yang akan dikembangkan pada murid Sekolah Dasar Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri?

C. Rumusan Masalah 1. Produk Program VCD pembelajaran seperti apa yang baik untuk meningkatkan penguasaan teknik dasar menggiring bola sepakbola secara efektif dan efisien a. Model pembelajaran teknik menggiring bola pada sepakbola berbasis play seperti apa yang diduga dapat meningkatkan penguasaan teknik menggiring bola sepakbola murid sekolah dasar? b. Bagaimanakah hasil pelaksanaan uji coba terbatas dari penerapan produk pengembangan model pembelajaran teknik menggiring bola sepakbola murid sekolah dasar?

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

7 digilib.uns.ac.id

c. Bagaimanakah hasil pelaksanaan uji coba lebih luas dari penerapan produk pengembangan model pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola siswa?

2. Seberapa besar efektivitas program VCD pembelajaran yang dihasilkan dalam meningkatkan keterampilan penguasaan dan kemampuan menggiring bola sepakbola murid Sekolah Dasar? a. Bagaimanakah signifikansi perbedaan keterampilan menggiring bola sepakbola Murid Sekolah Dasar di Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri yang menggunakan VCD Pembelajaran dengan siswa yang mengikuti secara konvensional? b. Bagaimanakah perbandingan keterampilan menggiring bola sepakbola berdasarkan perbedaan skor post-test dan pre-test kelompok sampel dan kelompok konvensional?

D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Membuat bentuk drill menggiring bola sepakbola yang baik dan pelaksanaan uji coba untuk meningkatkan penguasaan dan kemampuan teknik menggiring bola sepakbola Murid Sekolah Dasar di Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri secara efektif dan efisien

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

8 digilib.uns.ac.id

a. Menyusun pembuatan produk program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola berbasis play yang baik untuk meningkatkan penguasaan teknik menggiring bola sepakbola. b. Menyusun pelaksanaan uji coba terbatas terhadap produk pengembangan program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola. c. Menyusun pelaksanaan uji coba lebih luas terhadap produk pengembangan program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola. 2. Mengetahui hasil uji keefektifan program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola murid Sekolah Dasar di Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri. a. Mengetahui signifikansi perbedaan kemampuan teknik dasar menggiring bola sepakbola yang menggunakan VCD pembelajaran dengan keterampilan teknik menggiring bola sepakbola yang menggunakan model secara konvensioanal. b. Mengetahui perbandingan kemampuan teknik dasar menggiring bola sepakbola berdasarkan perbedaan skor posttest – pretest kelompok sampel dan kelompok konvensional.

E. Manfaat Penelitian Penelitian pengembangan ini dilakukan oleh peneliti setelah melakukan pengamatan, serta studi pendahuluan dan peneliti mengetahui adanya model-model pembelajaran yang efektif dalam permainan sepakbola. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut : commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

9 digilib.uns.ac.id

1. Manfaat teoritis Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat referensi baru tentang pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola agar dapat digunakan secara maksimal. 2. Manfaat praktis a. Bagi peneliti Penerapan teori dan praktik yang didapat selama menempuh kuliah, dan juga dapat memberikan tambahan wawasan tentang olahraga sepakbola secara menyeluruh sehingga dapat melakukan penerapan ilmu yang telah diperoleh dengan baik. b. Bagi Sekolah Dasar di Kecamatan Manyaran Sebagai bahan pustaka dan tambahan model pembelajaran yang bisa diterapkan dan tambahan referensi belajar untuk peningkatan prestasi sepakbola. c. Bagi guru pendidikan jasmani Sebagai bahan pustaka dan referensi tentang penerapan model-model pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola. d. Bagi Program Studi Ilmu Keolahragaan Universitas Sebelas Maret Sebagai bahan pustaka dan tambahan referensi tentang model-model pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola serta dapat digunakan sebagai tambahan referensi metodologi penelitian agar lebih bervariatif dalam pembuatan penelitian dimasa mendatang.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

10 digilib.uns.ac.id

F. Asumsi 1. Dengan menggunakan VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola sangat efisien membantu siswa dalam memahami dan melakukan gerakan teknik dasar menggiring bola dengan benar. 2. Dengan menggunakan VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan menggiring bola siswa. 3. Dengan menggunakan VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sangat menambah kreativitas guru pendidikan jasmani dalam mengembangkan anak didik.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Olahraga Sepakbola Sepakbola adalah cabang permainan beregu yang dimainkan masing-masing oleh sebelas orang pemain termasuk penjaga gawang. Berbeda dengan permainan bola voli atau bola basket dimana pemain selalu menggunakan kedua tangan pada waktu permainan, maka sepakbola hampir seluruhnya menggunakan kemahiran kaki, kecuali penjaga gawang yang bebas menggunakan anggota badan manapun. Permainan sepakbola dimainkan dilapangan rumput berbentuk persegi panjang dengan lebar 65-74 meter dan panjang 100-110 meter. Sebuah bola dari kulit dibutuhkan pula oleh kedua regu untuk main bersama. Dipimpin oleh seorang wasit dan dua asisten wasit. Tujuan dari masing-masing regu adalah memasukkan bola kegawang lawan sebanyak mungkin dan berusaha agar gawangnya terhindar dari kemasukan bola Tujuan daripada masing masing regu adalah hendak memasukkan bola kegawang sebanyak mungkin dengan pengertian pula berusaha dengan tenaga agar gawangnya terhindar dari kebobolan penyerang lawan. Permainan dilakukan dalam dua babak, sedang diantara dua babak itu diberi waktu istirahat. Disamping itu pada babak kedua diadakan pertukaran tempat. Mengenai kelengkapan pemain dengan menggunakan sepatu bola serta kostum yang berbeda warna antara kedua regu, demikian pula untuk masing-masing penjaga gawang menggunakan kostum yang khusus dengan para pemain. Sepak bola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari 11 11 to user commit

perpustakaan.uns.ac.id

12 digilib.uns.ac.id

pemain dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan

menggunakan

tungkai,

kecuali

penjaga

gawang

yang dibolehkan

menggunakan lengannya di daerah tendangan hukumannya. Dalam perkembangannya permainan ini dapat dimainkan di luar lapangan (outdoor) dan di dalam ruangan tertutup (in door).“ Laws of the game (2008: 27) mengatakan bahwa Pertandingan berlangsung dua babak yang waktunya sama yaitu 45 menit, kecuali ada kesepakatan lain antara wasit dan kedua tim yang akan bertanding. Setiap persetujuaan untuk mengubah waktu permainan (misalnya untuk mengurangi waktu suatu babak permainan menjadi 40 menit karena cahaya tidak cukup) harus dilakukan sebelum memulai dan harus sesuai aturan kompetisi. Pemain berhak mendapat waktu istrahat antara kedua babak. Waktu istrahat harus tidak lebih dari 15 menit. Peraturan kompetisi harus menyatakan jangka waktu istrahat babak pertama. Lamanya waktu istrahat dapat diubah hanya dengan persetujuan wasit. Dari pengertian-pengertian di

atas dapat

disimpulkan bahwa sepakbola adalah

permainan beregu yang dimainkan dengan menggunakan teknik, taktik dan strategi dari seorang pelatih yang membutuhkan kekuatan fisik dan mental selama dua kali empat puluh lima menit yang tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan sebanyakbanyaknya dan berusaha menjaga gawangnya agar tidak kemasukan bola oleh tim lawan. Dan juga sepakbola merupakan permainan yang memiliki suatu peraturan bermain tentang sepakbola.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

13 digilib.uns.ac.id

a. Teknik Dasar Bermain Sepakbola Salah satu faktor agar dapat mencapai kemenangan adalah menguasai teknik-teknik bermain sepakbola. Sukatamsi (2001: 24) merinci teknik dasar sepakbola adalah semua gerakan tanpa bola maupun dengan bola yang diperlukan dalam bermain sepakbola. Jadi teknik dasar bermain sepakbola kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan atau mengerjakan sesuatu yang terlepas sama sekali dari permainan sepakbola. Adapun teknik dasar bermain sepakbola yang harus dimiliki oleh seorang pemain sepakbola yang baik adalah menendang bola (shooting), menerima bola (controling), menggiring bola (dribbling), menyundul bola (heading), melempar bola, gerak tipu dengan bola, merampas dan merebut bola, teknik khusus penjaga gawang (Sukatamsi, 2001: 28). 1) Menendang bola (shooting) Karakteristik utama dalam permainan sepakbola adalah menendang bola atau shooting. Adapun tujuan penting untuk menendang bola adalah untuk mengumpan, dan menembak bola kearah gawang. Menendang bola dapat dilakukan dengan berbagai bagian kaki, yaitu menendang bola dengan kaki sebelah dalam, menendang bola dengan kaki sebelah luar, dan menendang bola dengan punggung kaki. 2) Menerima bola (controling) Menghentikan bola merupakan salah satu teknik dasar dalam permanan sepakbola yang penggunaanya bersamaan dengan teknik menendang bola. Tujuan menghentikan bola adalah untuk mengontrol bola, yang termasuk didalamnya adalah untuk mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan dan memudahkan untuk passing. 3) Menggiring bola (dribbling) commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

14 digilib.uns.ac.id

Pada dasarnya menggiring bola adalah menendang bola terputus-putus atau pelan, oleh karena itu bagian kaki yang dipergunakan dalam menggiring bola sama dengan bagian kaki yang dipergunakan untuk menendang bola. Menggiring bola bertujuan antara lain untuk mendekati jarak sasaran, melewati lawan, dan menghambat permainan. 4) Menyundul bola (heading) Cara lain mengumpan dan mencetak gol adalah dengan menyundul bola (heading). Dalam menyundul bola harus menggunakan dahi dan mata harus tetap terbuka. Luxbacher (2001: 87) mengelompokkan teknik dasar heading menjadi dua macam, yaitu: 1) jump header (meloncat ke atas untuk menanduk bola) dan 2) dive header (terjun kebawah untuk menyundul bola). b. Teknik Dasar Menggiring Bola (dribbling) Menggiring (dribbling) adalah salah satu kemampuan untuk membawa bola pada arah sasaran yang diinginkan. Dalam menggiring bola, seorang pemain harus

dapat

menguasai bola dengan baik. Ini dikarenakan pada saat kita menggiring bola, kita tidak dapat secara mudah untuk menggiring bola, karena kita mendapat halangan dan hadangan oleh pemain lawan. Bola harus dikuasai dengan baik di daerah yang sempit dengan demikian berarti bola harus dapat disentuh pada setiap langkah sebagai keperluan untuk melindungi bola dari serangan lawan. Menggiring bola juga dimaksudkan untuk menyelamatkan bola apabila tidak ada kemungkinan untuk mengoper teman. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kecepatan membebaskan bola merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki agar dapat bermain sepakbola dengan baik. Menggiring bola adalah metode menggerakkan bola dari satu titik ke titik yang lain di lapangan dengan menggunakan commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

15 digilib.uns.ac.id

kaki, bola harus dekat dengan kaki agar mudah dikontrol. Pemain tidak boleh harus terus menerus melihat bola, mereka juga harus melihat sekeliling dengan kepala tegak agar dapat mengamati situasi di lapangan dan mengawasi gerak-gerik pemain lainnya”. Dari penjelasan diatas dapat ditegaskan bahwa menggiring bola mempunyai tujuan untuk memindahkan bola ke daerah lain untuk menjauhi lawan pada saat berada dilapangan saat permainan berlangsung. Menggiring bola juga harus tetap menguasai bola tetap berada di depan kita dan tetap dalam penguasaan kita, dan tidak hanya terpaku terhadap bola saja tetapi berusaha agar kepala tegak untuk melihat situasi lapangan. Posisi ini harus tetap dipertahankan agar terbiasa dan tetap fokus pada saat permainan berlangsung. Prinsip menggiring bola (dribbling) sepakbola tak lain ialah melakukan sentuhan - sentuhan atau mendorong-dorong bola itu ke depan sambil berlari, dengan bagian kaki tertentu. Hal ini dapat dilakukan dengan kaki bagian dalam (inside-foot dribbling), dengan kaki bagian luar (outside-foot dribbling), atau juga dengan instep. Hal yang penting diperhatikan dalam menggiring adalah bahwa bola tersebut dijaga agar tidak lari jauh dari kaki, karenanya perlu feeling (perasaan) saat menyentuh bola tersebut agar bola tidak terdorong terlalu jauh. Semakin mahir pemain menggiring bola itu, semakin cepat ia dapat menggiring bola.” Dengan memperhatikan prinsip-prinsip menggiring bola tersebut, jelas bahwa dalam menggiring bola, bola harus tetap dalam penguasaan sehingga bola tidak mudah lepas dari jangkauan. Bola dapat digiring dengan kaki bagian luar atau dalam dengan mengatur kecepatan bola tetap dalam control dan penguasaan bola, hal ini akan commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

16 digilib.uns.ac.id

berpengaruh saat berlangsungnya permainan atau pertandingan. Ina Hasanah menambahkan (2009: 47) menambahkan secara umum prinsip-prinsip menggiring bola adalah: 1) Mata melihat kearah bola (pemula), mata dan kepala agak ditegakkan untuk melihat posisi lawan dan kawan (mahir). 2) Bola didorong dengan kaki (dalam, luar, kura-kura) dengan tekanan yang terukur, sehingga bola selalu dalam penguasaan sipenggiring. 3) Langkah kaki pendek-pendek dan cepat, hal ini

bertujuan untuk cepat menyentuh

bola kembali. 4) Mengatur kecepatan, kapan saat cepat dan kapan pula harus lambat. Sarumpaet (1992: 24) menambahkan tujuan dari menggiring bola adalah: 1) Untuk menguasai situasi permainan pada waktu menggiring bola. 2) Untuk melewati lawan. 3) Memancing lawan mendekati bola hingga ke daerah penyerangan terbuka. 4) Untuk memperlambat tempo permainan. Danny Mielke (2007: 2) menyatakan bahwa:

a) Dribbling menggunakan kaki bagian dalam memungkinkan seorang pemain untuk menggunakan sebagian besar permukaan kaki sehingga kontrol terhadap bola semakin besar.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

17 digilib.uns.ac.id

Gambar 2.1 Menggiring Bola dengan Sisi Kaki Bagian Dalam (Danny Mielke 2007: 2) Dribbling menggunakan kaki bagian luar adalah salah satu cara untuk mengontrol bola , keterampilan mengontrol bola ini digunakan ketika pemain b) mencoba mengubah arah atau bersiap untuk mengoper bola ke teman satu timnya.

Gambar 2.2 Menggiring Bola dengan Sisi Kaki Bagian Luar (Danny Mielke 2007: 4)

c) Dribbling menggunakan kura-kura kaki dapat memberikan permukaan yang datar pada bola dan juga dapat membuat bola bergerak membelok dan menukik, biasa digunakan untuk melakukan dribbling bila ingin bergerak cepat dilapangan.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

18 digilib.uns.ac.id

Gambar 2.3 Menggiring Bola dengan Kura-kura Kaki (Danny Mielke 2007: 4)

2. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar a. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Anak sekolah dasar termasuk dalam masa anak besar. Anak besar adalah anak yang berusia antara 6 sampai dengan 10 atau 12 tahun, Sugiyanto (1991: 101). Perkembangan fisik yang terjadi pada masa ini menunjukkan adanya kecenderungan yang berbeda dibanding pada masa sebelumnya dan juga pada masa sesudahnya. Kecenderungan perbedaan ini dalam hal kepesatan dan pola pertumbuhan yang berkaitan dengan proporsi ukuran bagian-bagian tubuh. Pada umumnya siswa-siswa di Sekolah Dasar, khususnya kelas IV dan V usianya adalah antara 9 sampai 12 tahun. Dalam tahapan perkembangan usia 9 sampai 12 tersebut dapat diklasifikasikan pada taraf perkembangan pada fase anak-anak yaitu anak besar. Hal ini seperti yang dikemukakan Sugiyanto (1998:9) bahwa, fase anak besar yaitu “usia 6 sampai 10 atau 12 tahun”.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

19 digilib.uns.ac.id

Kemampuan koordinasi berkembang sejalan dengan pertumbuhan dan kematangan anak. Menurut Sugiyanto ( 1998: 166) bahwa, “pada masa anak besar, berbagai gerak dasar dan variasinya yang telah bisa dilakukan sebelumnya akan mengalami peningkatan

kualitas

atau

mengalami

penyempurnaan”.

Peningkatan

kualitas

penguasaan sangat dipengaruhi oleh kesempatan untuk melakukannya. Anak besar memerlukan aktivitas gerak yang beragam yang bisa meningkatkan kemampuan fisik, keterampilan, kreativitas, serta sifat sosialnya. b. Perkembangan Usia dan Kelas Anak-anak adalah anak yang berusia 2-6 tahun dan anak yang berusia 6 sampai dengan 12 tahun. (Gallahue dan Ozmun 1998:189) Selain itu menurut (Sugiyanto, 1993:8) anak-anak dapat dibagi menjadi dua bagian yakni masa anak kecil dan masa anak besar. Masa anak kecil adalah anak yang ber usia 1 atau 2 tahun sampai dengan 6 tahun. Sedangkan masa anak besar adalah anak yang berusia

6-10 tahun untuk anak

perempuan dan antara 6 sampai dengan 12 tahun untuk anak laki-laki. Sugiyanto (1993: 8) memperjelas batasan periodisasi perkembangan berdasarkan usia, maka dapat kita lihat dari tabel 2.1 berikut ini : Tabel 2.1 Periodisasi Perkembangan Berdasarkan Usia Fase Perkembangan Fase Sebelum Lahir

Batasan Usia Selama 9 bulan 10 hari

1. Awal

Saat pembuahan sampai dua minggu.

2. Embrio

2 sampai 8 minggu

3. Janin

8 minggu sampai saat lahir

Bayi

Saat lahir 1-2 tahun commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

20 digilib.uns.ac.id

Neonatal

Saat lahir sampai 4 minggu

Anak-anak

1 atau 2 sampai 10 atau 12 tahun

1. Anak Kecil

1 atau 2 sampai 6 tahun

2. Anak Besar Perempuan

6 sampai 10 tahun.

3. Anak besar Laki-laki

6 sampai 12 tahun

Adolesensi 1. Perempuan

10 sampai 18 tahun

2. Laki-laki

12 sampai 20 tahun

Dewasa 1. Dewasa Muda

18 atau 20 sampai 40 tahun

2. Dewasa Madya

40 sampai 60 tahun

3. Dewasa Tua

60 tahun keatas

Pada anak-anak sudah terjadi perkembangan, perkembangan dapat diartikan sebagai peningkatan kapasitas fungsi atau kemampuan kerja organ-organ tubuh, peningkatan bisa berbentuk daya fisik, koordinasi dan kontrol tubuh. Misalnya peningkatan fungsifungsi otot, otak syaraf, jantung, paru-paru dan lain sebagainya (Sugiyanto, 1993: 2). Dari segi perkembangan fisik, pada masa ini sudah terjadi perkembangan komponen biomotorik diantaranya: kekuatan, fleksibilitas, daya tahan, power dan kemampuan biomotorik lainnya (Gallahue dan Ozmun 1998: 267-292).

commit to user

21 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Masa anak-anak ditandai oleh keteraturan pertumbuhan pada tinggi badan, berat, dan berat otot. Masa anak-anak disini dibagi menjadi masa anak-anak awal dengan usia 2 sampai 6 tahun, dan masa anak-anak akhir dari usia 6 sampai dengan 10 tahun. Pada anak-anak masa pertumbuhan dan perkembangan anak dibagi menjadi dua tahapan yaitu : 1). Pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak awal pada usia (2-6 tahun) dan 2). Pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak akhir pada usia (6-10 tahun) (Gallahue dan Ozmun 1998:267292). Sedangkan menurut Sugiyanto (1993:8) anak-anak dibagi menjadi : 1) Masa anak kecil (usia 1 atau 2 tahun sampai 6 tahun) dan 2) Masa anak besar (usia 6 sampai dengan 12 tahun). Selama masa kanak-kanak awal, pertumbuhan tinggi dan berat tidak secepat pada masa kecil. Tingkat pertumbuhan melambat secara perlahan. Pada usia 4 tahun, anak-anak memiliki ukuran panjang tubuh 2 kali panjang tubuh sewaktu kelahirannya. Peningkatan jumlah total berat tubuh pada usia 2 sampai 5 tahun lebih rendah dari peningkatan pada tahun pertama. Proses pertumbuhan melambat setelah 2 tahun pertama, tapi tetap konstan sampai usia remaja. Peningkatan tinggi tahunan dari periode masa kanak-kanak awal sampai usia remaja adalah sekitar 2 inchi (5,1 cm) per tahun. Peningkatan berat rata-rata 5 pound (2,3 kg) per tahun. Masa kanak-kanak awal, oleh karena itu, menggambarkan masa ideal anak-anak untuk mengembangkan dan memperbaiki berbagai macam gerakan mulai dari gerakan dasar pada masa kanak-kanak awal sampai pada kemampuan olahraga pada pertengahan masa kanakkanak. Karakteristik perkembangan berikut menggambarkan sebuah pembentukan penemuan dari berbagai macam sumber dan dihadirkan disini untuk memberikan pandangan yang lebih lengkap dari seluruh anak selama tahun-tahun masa kanak-kanak awal. commit to user

21

22 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id 1) Karakteristik Perkembangan Fisik dan Motorik.

a) Anak laki-laki dan perempuan dengan range dari sekitar 33 sampai 47 inchi (83,8119,4 cm) dalam tinggi dan dari 25 sampai 53 pound (11,3-24,0 kg) dalam berat. b) Kemampuan perseptual motorik berkembang secara cepat, tetapi kebingungan sering terdapat pada tubuh, arah, waktu dan kesadaran akan tempat. c) Pengendalian buang air kecil dan buang air besar yang baik pada umumnya terbangun pada berakhirnya periode ini, tetapi hal-hal yang tak terduga tetap terjadi. d) Anak kecil selama periode ini secara cepat mengembangkan kemampuan gerakan mendasar dalam berbagai kemampuan motorik. Gerakan bilateral seperti loncatloncatan, bagaimanapun, seringkali menunjukkan kesulitan yang lebih daripada gerakan unilateral. e) Anak kecil aktif dan energetik dan biasanya lebih memilih berlari daripada berjalan, tetapi mereka tetap memerlukan sedikit waktu untuk beristirahat. f) Kemampuan motorik dikembangkan dengan tujuan agar anak-anak mulai belajar bagaimana mereka berpakaian, walaupun mereka mungkin memerlukan bantuan meluruskan dan mengencangkan bagian-bagian dari pakaian. g) Fungsi tubuh dan proses menjadi lebih teratur. Sebuah tingkat keseimbangan (physiological homeostatis) terbangun dengan baik. h) Perkembangan tubuh anak laki-laki dan perempuan dapat dikatakan sama. i) Kontrol motorik yang baik tidak dibangun secara penuh, walaupun kontrol motorik yang kurang baik (gross) dibangun dengan cepat. commit to user

23 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

j) Mata pada umumnya tidak siap untuk menutup dalam waktu lama karena penglihatan jauhnya. 2) Karakteristik Perkembangan Kognitif a) Selama fase ini anak-anak bersifat egosentrik dan beranggapan bahwa semua orang berpikir seperti mereka. Hasilnya, mereka kelihatannya sering bertengkar dan enggan untuk berbagi dengan yang lain. b) Mereka seringkali sangat ketakutan akan situasi yang baru, malu, sadar diri, dan tidak mempunyai keinginan untuk meninggalkan pengamanan yang kelihatannya telah biasa dikenal. c) Mereka belajar untuk membedakan benar dan salah dan mulai menuruti kata hati nurani. d) Anak usia 2 dan 4 tahun seringkali terlihat aneh dan tidak seperti biasanya dalam perilaku mereka, dimana anak dengan usia 3 dan 5 seringkali digambarkan sebagai anak yang stabil dan sesuai dengan perilaku anak seusianya. e) Konsep diri secara cepat berkembang. Bimbingan yang bijaksana, pengalaman yang berorientasi pada keberhasilan, dan bantuan yang positif adalah hal-hal penting selama tahun-tahun ini. 3) Karakteristik Perkembangan Afektif a) Kesukaan anak laki-laki dan perempuan dapat dikatakan sama. b) Anak-anak cenderung egosentris, ingin selalu aktif bergerak dan umumnya menyenangi gerak berirama. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

24 digilib.uns.ac.id

c) Selalu ingin tahu, imajinatif / meniru-niru gerakan serta bersifat individualistik dan egosentrik dalam beraktifitas. d) Suka menjelajah dan mencoba-coba dalam beraktifitas serta suka gaduh dalam bermain.

3. Pembelajaran Istilah pembelajaran mempunyai banyak makna. Pengertian pembelajaran dalam kebanyakan teori bermaksud sebagai suatu proses, cara, perbuatan menjadikan seseorang atau makhluk hidup belajar. Pembelajaran berasal dari kata belajar, yang memiliki arti yaitu aktivitas perubahan tingkah laku tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti. Dari uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan yaitu pembelajaran merupakan kegiatan perubahan tingkah laku secara kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut Dwiyogo (2007:74), pembelajaran adalah suatu disiplin yang menaruh perhatian pada upaya untuk meningkatkan dan memperbaiki proses belajar. Belajar merupakan peristiwa atau kejadian yang memberikan pengalaman belajar bagi siswa atau pembelajar. Yang dimaksud dengan pengalaman belajar, menurut Rusli Lutan & Adang Suherman (2000:29) adalah, “ seperangkat kejadian yang berisikan aktifitas dan kondisi belajar untuk memberi struktur terhadap pengalaman siswa dan kejadian tersebut terkait untuk pencapaian tujuan”. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran berdasarkan teori kondisioning (Dimyati dan Mudjiono 2013:9) langkah - langkah pembelajaran sebagai berikut : (1) Kesatu, mempelajari keadaan kelas. Guru mencari dan menemukan perilaku siswa commit to user yang positif atau negatif. Perilaku positif akan diperkuat dan perilaku negatif diperlemah

25 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

atau dikurangi, (2) Kedua, membuat daftar penguat positif. Guru mencari perilaku yang lebih disukai oleh siswa, perilaku yang kena hukuman, dan kegiatan luar sekolah yang dapat dijadikan penguat, (3) Ketiga, memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang dipelajari serta jenis penguatnya, (4) Keempat, membuat program pembelajaran. Program pembelajaran ini berisi urutan perilaku yang dikehendaki, penguatan, waktu mempelajari perilaku, dan evaluasi. Dalam melaksanakan program pembelajaran, guru mencatat perilaku dan penguat yang berhasil dan tidak berhasil. Ketidakberhasilan tersebut menjadi catatan penting bagi modifikasi perilaku selanjutnya.

a. Pembelajaran Sepakbola di Sekolah Dasar Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan termasuk salah satu upaya untuk mewujudkan manusia seutuhnya yang diselenggarakan disekolah, baik jenjang pendidikan dasar sampai menengah. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Cabang olahraga permainan merupakan salah satu isi kurikulum

yang cukup

mendominasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di sekolah dasar. Olahraga permainan tersebut diantaranya permainan bola kecil dan permainan bola besar. Permainan bola kecil yang diajarkan disekolah dasar diantaranya : kasti, kippers, rounders, softball, dan baseball, sedangkan untuk permainan bola besar yang diajarkan di sekolah dasar diantaranya sepakbola, bola voli, dan bola basket. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

26 digilib.uns.ac.id

Salah satu cabang olahraga permainan adalah sepakbola, di dalam pembelajaran permainan sepakbola dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang kelancaran pembelajaran itu sendiri. Bola, tanah lapang, sepatu bola adalah beberapa contoh sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pembelajaran sepakbola. Keterbatasan yang dimiliki sekolah sering kita jumpai akhir-akhir ini, terutama dikota besar yang lahan untuk berolahraga, dalam hal ini lapangan sepakbola sangat minim sekali karena terdesaknya pembangunan yang mengorbankan tanah lapang itu sendiri. Keterbatasan sekolah di lingkungan pedesaan berbeda lagi dengan sekolah yang ada di perkotaan, dipedesaan tanah lapang masih banyak kita jumpai, namun teknologi yang mendukung pembelajaran yang sulit kita temui, misalnya LED TV atau proyektor. Semua kekurangan-kekurangan itu menuntut Guru Penjas untuk lebih kreatif lagi dalam menyampaikan materi pembelajaran sepakbola agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pada dasarnya setiap aktivitas olahraga terdiri dari pemanasan, kegiatan inti dan pendinginan. Ketiga tahap ini hendaknya menjadi pedoman bagi siswa dan pelaku olahraga lain ketika melakukan kegiatan olahraga apapun begitu pula olahraga sepakbola. Pemanasan (warming-up) adalah aktivitas yang berisi gerakan-gerakan yang mendukung aktivitas inti dari olahraga yang akan dilakukan berikutnya. Pemanasan ini dilakukan untuk mempersiapkan tubuh dalam menerima beban fisik dan mengurangi resiko cedera yang mungkin terjadi saat melakukan aktivitas olahraga. Menurut Luxbacher (2001: 8) menyatakan bahwa pemanasan berguna untuk menghangatkan suhu otot, melancarkan aliran darah dan memperbanyak masuknya oksigen kedalam tubuh, memperbaiki kontraksi otot dan kecepatan gerak refleks, juga menjaga kejang otot dan pegal-pegal keesokan harinya. Pendinginan setelah berolahraga juga tidak kalah pentingnya dengan kegiatan pemanasan, pendinginan setelah berolahraga artinya memperlambat tingkat aktivitas secara bertahap. user Pendinginan setelah berolahraga bergunacommit untuk tomencegah terjadinya penimbunan zat-zat

27 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

racun yang dikeluarkan sewaktu berolahraga atau pusing-pusing karena darah masih terkumpul di otot yang masih aktif. Penimbunan asam laktat dapat menimbulkan rasa nyeri pada otot sesudah berolahraga, untuk pendinginan yang efektif melakukan intensitas rendah selama setidaknya 5-10 menit dan di akhiri melakukan peregangan selama 10 menit, dengan lama setiap gerakan selama 15-30 detik. Materi inti dalam pembelajaran olahraga sepakbola terdiri dari beberapa macam teknik dasar, teknik dasar dalam permainan sepakbola, seperti : stop ball (menghentikan bola), shooting (menendang bola), passing (mengoper), heading (menyundul bola ) dan dribbling (menggiring bola) sangat berpengaruh terhadap permainan para pemain sepakbola, (Sudjarwo, dkk. 2005 :25). Untuk mencapai tujuan diatas, maka pembelajaran sepakbola harus dilaksanakan dengan langkah - langkah yang benar, dan tentunya diperlukan program perencanaan dan

strategi yang benar pula, sehingga tujuan pembelajaran harus dapat

tercapai dengan optimal. Namun demikian, sebelum menentukan strategi pembelajaran harus diketahui terlebih dahulu karakteristik siswa atau kompetensi yang sudah dimiliki siswa sehingga pembelajaran akan lebih tepat mengenai sasaran. Materi pembelajaran kelas V siswa diharapkan dapat melakukan gerakan menendang, menggiring, mengoper dan menerima bola dengan berbagai variasi kontrol. Standar kompetensinya adalah mempraktikkan berbagai variasi gerak dasar kedalam permainan dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi serta nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Sedangkan kompetensi dasarnya mempraktikkan variasi gerak dasar kedalam modifikasi bola besar, serta nilai kerjasama, sportivitas, dan kejujuran. Materi pembelajaran kelas IV siswa diharapkan dapat melakukan gerakan menendang, mengontrol, menyundul, dan menggiring bola, dalam permainan sepakbola. Standar kompetensinya mempraktikkan gerak dasar kedalam permainan sederhana dan olahraga serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

28 digilib.uns.ac.id

Dengan kompetensi dasar mempraktikkan gerak dasar permainan bola besar sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerjasama, sportivitas dan kejujuran. Dalam kurikulum 2013 sekolah dasar, materi pembelajaran sepakbola kompetensi dasar untuk kelas atas adalah mempraktikkan variasi dan kombinasi pola gerak dasar yang dilandasi konsep gerak dalam berbagai permainan bola besar dan atau olahraga tradisional, sedangkan indikatornya adalah mampu menendang bola dengan berbagai variasi, mampu menggiring bola, mampu menyundul bola, mampu menghentikan bola, mampu mengoper bola, dan mampu melemparkan bola. b. Pembelajaran Menggiring Bola Sepakbola pada Sekolah Dasar Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia. Permainan sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang harus dibina, dengan permainan yang dimulai semenjak usia muda/dini (atau dari sekolah dasar). Pendidikan sepakbola diberikan mulai awal dengan benar dan metodis, artinya bermain sepakbola bagi anak-anak merupakan kegiatan yang dilakukan dengan penuh kesadaran secara teratur dan terarah. Permainan sepakbola di sekolah dapat dijadikan sarana untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan siswa. Selain itu permainan sepakbola juga dapat digunakan sebagai alat untuk melatih kemampuan jasmani. Untuk mencapai tujuan, maka pembelajaran sepakbola harus dilaksanakan dengan cara yang benar, diperlukan program, perencanaan dan metode yang tepat pula, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai sebaik mungkin. Agar siswa gemar bermain sepakbola, lebih dulu diajarkan dari pelajaran teknikteknik dasar yang paling mudah dan yang paling banyak digunakan dalam teknik bermain, baru kemudian menuju pada teknik dasar yang komplek. Selain memperhatikan tingkat kesulitan dalam menyampaikan materi guru atau pelatih juga harus memperhatikan metode commit to user pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan materi tersebut. Murid-murid akan lebih

perpustakaan.uns.ac.id

29 digilib.uns.ac.id

antusias apabila metode pembelajaran tersebut dikemas dalam metode yang menarik atau dapat memotivasi siswa untuk melakukan pembelajaran dengan penuh semangat. Masa sekolah dasar adalah dimana masa-masa murid untuk bermain dengan teman sebayanya, Guru Penjaskes harus bisa memahami hal-hal yang berkaitan dengan pertumbuhan fisik dan psikologi murid. Murid akan lebih termotivasi lagi apabila pembelajaran sepakbola terutama menggiring bola dikemas dalam bentuk bermain, sehingga murid akan merasa mereka sedang bermain dengan teman-temannya. Menggiring bola adalah salah satu teknik dasar bermain sepakbola yang memiliki unsur seni dan daya tarik sendiri, jika dibandingkan dengan teknik dasar lainnya. Pada prinsipnya menggiring bola merupakan cara menggulirkan bola kedepan secara terus menerus diatas tanah. Menurut Sarumpaet, A. dkk. (1992:24) berpendapat, “menggiring bola merupakan teknik dalam usaha memindahkan bola dari satu daerah ke daerah lain pada saat permainan sedang berlangsung”. Menggiring bola pada dasarnya bertujuan untuk melewati lawan, menahan bola dan memberikan operan kepada teman seregunya. Soekatamsi (1988:158) menyatakan bahwa kegunaan menggiring bola yaitu : “(1) untuk melewati lawan, (2) untuk mencari kesempatan memberikan bola umpan kepada teman dengan tepat, (3) untuk menahan bola tetap dalam penguasaan, dan (4) menyelamatkan bola apabila tidak terdapat kemungkinan atau kesempatan untuk segera memberikan operan kepada teman. Dalam pembelajaran menggiring bola ada beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu menggiring bola dengan menggunakan kaki bagian dalam, kaki bagian luar ataupun punggung kaki. Menurut Soekatamsi (1988:159-160) pada prinsipnya menggiring bola dapat dilakukan dengan tiga bagian kaki yaitu, “(1) menggiring bola dengan kura-kura bagian dalam, (2) menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar, (3) menggiring bola dengan commit to user kura-kura kaki penuh. Materi permainan sepakbola khususnya menggiring bola yang

perpustakaan.uns.ac.id

30 digilib.uns.ac.id

diajarkan bagi siswa sekolah dasar, harus diberikan dalam bentuk yang berbeda dengan materi yang diberikan untuk orang dewasa. Menurut Agus Mahendra (2003) menyatakan bahwa ruang lingkup pendidikan jasmani yang ditawarkan di sekolah dasar semestinya dikembangkan berdasarkan kebutuhan siswa, serta memperhatikan beberapa pertimbangan diantaranya: 1) dasar-dasar pengembangan program, 2) pola pertumbuhan dan perkembangan anak, 3) dorongan dasar anak-anak, 4) karakteristik serta minat anak. Permainan sepakbola yang diberikan bagi anak-anak atau siswa sekolah dasar seharusnya diberikan dalam bentuk permainan yang dimodifikasi.

4. Play (Bermain) a. Hakikat Play (Bermain) Play atau dalam bahasa Indonesia berarti bermain merupakan aktivitas yang menggembirakan mempunyai arti dalam kehidupan anak yaitu mampu membawa anak ke perubahan yang baik dalam berbagai aspek kehidupannya. Seperti dikemukakan oleh Plato dalam Tedjasaputra (2001) bahwa bermain mempunyai nilai praktis dalam kehidupan anak. Anak-anak akan lebih mudah mempelajari aritmatika dengan cara membagi apel kepada teman-temannya. Bermain bagi anak mempunyai arti penting terhadap perkembangan fisik, psikis, maupun sosial anak. Secara psikis aktivitas bermain juga mampu membantu perkembangan jiwa anak secara wajar dalam hal tingkah laku, emosi, kecerdasan, keberanian, rasa percaya diri. Melalui bermain anak akan semakin matang dalam perkembangan emosinya dan mampu mengendalikan emosinya secara nyata. Melalui bermain keberanian anak akan terpupuk dengan baik karena akan terbiasa dengan berbagai situasi dan kondisi yang selalu mereka hadapi. Rasa percaya diri dalam diri anak akan selalu berkembang dengan baik melalui bermain karena anak selalu berhadapan dengan persoalan dan situasi yang selalu berubah dan harus dilaluinya. Melalui bermain secara fisik anak akan mengalami perubahan dalam hal pertumbuhan dan commit to user perkembangan fisik anak seperti bertambahnya berat dan tinggi badan serta kemampuan

perpustakaan.uns.ac.id

31 digilib.uns.ac.id

ototnya semakin berkualitas walaupun jumlah serabut dan bentuk otot relatif tetap, melalui bermain juga dapat meningkatkan dan mempertahankan kebugaran jasmani anak, anak tidak mudah lelah dan tetap bugar walaupun selalu beraktifitas secara terus menerus dalam kesehariannya. Melalui bermain juga dapat membantu penguasaan kemampuan gerak dasar anak, seperti gerak lokomotor, non lokomotor maupun manipulasi. Aktivitas bermain juga mampu meningkatkan unsur-unsur kondisi fisik siswa semakin baik seperti kecepatan, kekuatan, daya ledak, kelentukan, keseimbangan, dan lain-lain. Fungsi bermain bagi perkembangan fisik, psikis, maupun sosial anak tidak dapat dipungkiri oleh karena itu tepatlah aktivitas bermain ini sebagai sarana pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, selain itu melalui bermain anak merasa senang gembira dalam melakukan aktivitasnya sehingga situasi ini merupakan situasi yang kondusif untuk kegiatan pembelajaran. Sebab suatu kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani dengan situasi yang kondusif (menarik, menyenangkan, menggembirakan) akan mempermudah/mempercepat pencapaian suatu tujuan pembelajaran tersebut. James Sully dalam Tedjasaputra (2001) menyatakan bahwa tertawa adalah tanda dari kegiatan bermain dan tertawa ada di dalam aktivitas sosial yang dilakukan bersama sekelompok teman, yang penting dan perlu ada di dalam kegiatan bermain adalah rasa senang yang ditandai oleh tertawa. Ada juga yang mengartikan bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang demi kesenangan. Soemitro (1991) menyatakan

bahwa

bermain adalah belajar menyesuaikan diri dengan keadaan. Melalui bermain anak akan berusaha beradaptasi dengan situasi dan kondisi lingkungan tertentu dalam hal bentuk, berat, isi, sifat, jarak, waktu, bahasa, dan sebagainya. Sedang Smith ( Soemitro,1991) menyatakan bahwa bermain adalah dorongan langsung dari dalam setiap individu, yang bagi anak-anak merupakan pekerjaan, sedang bagi orang dewasa dipandang sebagai kegemaran. commit to user Huizinga dalam Sukintaka (1998) menyatakan bahwa dengan aktivitas bermain akan

32 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

terjadi sebab-akibat, dan beliau membandingkan arti bermain dari berbagai bahasa di dunia menemukan unsur-unsur bermain yaitu gerak, sukarela, senang, dan sungguh-sungguh. Sehingga Sukintaka (1998) menyatakan bermain adalah aktivitas jasmani yang dilakukan dengan sukarela dan bersungguh-sungguh untuk memperoleh rasa senang dari melakukan aktivitas tersebut. Aktivitas jasmani adalah gerak manusia itu sendiri yang berarti salah satu tanda adanya bermain adalah adanya gerak/aktivitas jasmani seperti: jalan, lari, lempar, lompat, berguling, memanjat, merangkak, menendang, memukul, dan lainnya. Anak dapat berkativitas jasmani dipastikan sudah melalui aktivitas rohani. Sukarela mempunyai arti bahwa dalam bermain anak melakukan aktivitasnya dengan menaati peraturan tanpa adanya paksaan dari siapapun, karena aturan yang mereka gunakan dalam bermain adalah merupakan kesepakatan mereka bersama. Sedang sungguh-sungguh berarti dalam melakukan aktivitas bermain tersebut anak menggunakan segala kemampuannya (fisik, teknik, taktik, psikis) untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam situasi bermain tersebut. Senang merupakan tujuan utama dari suatu aktivitas bermain. Siedentop, Herkowitz, dan Rink dalam Sukintaka (1998) menyimpulkan bahwa bermain adalah aktivitas jasmani yang dilakukan dengan sukarela, terpisah antara lingkup dan keleluasannya, secara ekonomi tidak produktif, peraturan dapat ditentukan oleh para peserta/pemain, dan bersifat fiktif. Senada dengan pendapat ahli tersebut di atas Montolulu,dkk (2007) menyebutkan karakteristik bermain adalah sebagai berikut:

1. Bermain relatif bebas dari aturan-aturan, kecuali anak-anak

membuat aturan

mereka sendiri. 2. Bermain dilakukan seakan-akan dalam kehidupan/kegiatan yang nyata (bermain drama, peran).

commit to user

33 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

3. Bermain lebih menitikberatkan pada proses dari pada hasil akhir atau produknya. 4. Bermain memerlukan interaksi, komunikasi, dan keterlibatan anak- anak secara aktif dari kegiatan tersebut.

b. Manfaat Bermain Bermain

merupakan

kebutuhan

anak

dalam

kehidupan sehari-hari,

bahkan PBB

mengakui bahwa bermain merupakan hak anak yang harus di hormati. Anak bermain mulai dari pagi hari sampai dengan siang hari bahkan kadang lupa akan waktu dan tempat dalam bermain karena asiknya bermain. Huizinga dalam Sukintaka (1998) mengatakan bahwa bermain lebih tua dari pada kebudayaan, sebab kebudayaan itu selalu didasari oleh pemikiran dan segala peristiwa serawung antara manusia. Kebudayaan

timbul

karena

adanya

akal

budi manusia untuk mewujudkan suatu

pemikiran/penalaran dalam kehidupan ini. Sebelum berfikir manusia telah melakukan aktivitas bermain karena adanya dorongan yang lain seperti insting ataupun motif lain. (Sukintaka:1998) mengemukakan bahwa bermain telah ada seusia dengan umur manusia. Bermain merupakan salah satu gejala kehidupan manusia yang berarti dimana ada kehidupan disitu pula terjadi aktivitas bermain, yang berarti pula bermain seiring dengan kehidupan manusia. Selanjutnya mengenai sebab-sebab anak bermain dapat dijelaskan melalui teori klasik dan teori modern. Sejalan dengan itu Tedjasaputra (2001) menyatakan bahwa anak bermain dapat dijelaskan melalui teori klasik yang terdiri dari dua kelompok yaitu teori surplus energi dan rekreasi serta kelompok teori rekapitulasi dan praktis. Teori surplus energi dikemukakan oleh Herbert Spencer bahwa bermain terjadi akibat energi yang berlebihan dan ini hanya berlaku pada manusia dan binatang dengan tingkat evolusi tinggi. Energi berlebih ini dapat commit dibaratkan sebagai system kerja air atau gas yang to user mempunyai tekanan ke segala arah untuk menyalurkan kekuatannya. Tekanan akan lebih

34 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

kuat dan butuh penyaluran yang lebih besar apabila volume atau isi air/gas sudah melebihi daya tampungnya. Hal ini tampak pada diri anak yang selalu siap sedia untuk bermain walaupun dalam keadaan apapun, misal anak sehabis pulang sekolah tetap bermain dengan teman-temannya walaupun di sekolah telah belajar dan bermain dalam waktu yang relatif lama. Dalam dunia binatang hanya binatang yang mempunyai tingkat evolusi tinggi saja yang bermain karena surplus energi, sedang binatang yang tingkat evolusi rendah energinya hanya untuk mempertahankan hidupnya. Sejalan dengan teori surplus energi selanjutnya Elkind dalam Montolalu,dkk (2007:1.14) menyatakan bahwa bermain sebagai suatu pelepasan atau pembebasan dari tekanan-tekanan yang dihadapi anak. Teori rekreasi mengajukan alasan bahwa tujuan bermain adalah untuk memulihkan tenaga yang sudah terkuras saat bekerja seperti yang dikemukakan oleh Moritz Lazarus bangsa Jerman. Aktivitas pekerjaan akan menguras tenaga yang segera perlu dipulihkan. Pemulihan tenaga ini dapat dilakukan melalui istirahat atau tidur dan dapat pula dengan cara lain yaitu kegiatan rekreatif. Bermain adalah perimbangan antara kerja dan istirahat yang merupakan cara ideal untuk memulihkan tenaga. Teori rekapitulasi dikemukakan oleh G. Stanley Hall dalam Tedjasaputra (2001) dengan gagasannya sebagai berikut: anak merupakan mata rantai evolusi dari binatang sampai menjadi manusia artinya anak menjalani semua tahapan perkembangan kehidupan dari yang sederhana sampai komplek dalam hidupnya. Dengan demikian perkembangan manusia akan mengulangi perkembangan manusia terdahulu sehingga pengalamanpengalaman nenek moyangnya akan ditampilkan kembali dalam dunia anak termasuk kegiatan bermain. Teori rekapitulasi berhasil memberikan penjelasan secara rinci mengenai tahapan kegiatan bermain yang mengikuti tata urutan yang sama dengan evolusi makluk hidup. Sekedar contoh bermain air, memanjat pohon, berburu, memanah, menombak, bergulat dan lain sebagainya.

commit to user

35 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Teori praktis dikemukakan oleh Karl Groos yang meyakini bahwa bermain berfungsi untuk memperkuat instink yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup di masa mendatang. Jadi bermain berfungsi sebagai sarana latihan untuk kesiapan hidup dan mempertahankan hidup di masa datang. Sedang Groos dalam Sukintaka (1998) mengutarakan bahwa bermain mempunyai tugas biologik dan mereka yang bermain itu mempelajari fungsi hidup untuk keperluan hidup di kemudian hari. Anak bermain berlarian atau kejar-kejaran dapat dipandang sebagai sarana latihan untuk mempertahankan hidup dan menyiapkan diri pada kehidupan yang akan datang. Anak berlari berarti semua komponen organ tubuh seperti: sistem otot, sistem syaraf, sistem pernafasan, sistem peredaran darah, sistem pencernaan akan terstimulus dengan baik. Sedang

Bigot,

Kohnstamm,

dan

Palland

dalam

Sukintaka

(1998)

mengemukakan alasan anak bermain melalui teori-teori sebagai berikut: 1. Teori teleologik dari Karl Gross, 2. Teori kelebihan tenaga dari Herbert Spencer, 3. Teori rekreasi atau pelepasan dari Lazarus dan Schaller, 4. Teori sublimasi oleh Ed Claparede dari Swiss, 5. Teori lingkup pelatihan dari Roels bangsa Belanda 6. Teori Buhler dari Jerman. Teori sublimasi merumuskan bahwa bermain itu tidak hanya mempelajari fungsi hidup tetapi juga merupakan proses sublimasi atau proses pelarian yang positif dari tekanan perasaan yang berlebihan. Dengan bersublimasi seseorang akan berusaha lebih baik, lebih mulia, lebih tinggi, dan lebih indah dari semula. Teori lingkup pelatihan mengandung arti bahwa bermain mengandung makna latihan awal atau latihan pendahuluan. Melalui bermain akan membentuk kesiapan hidup di kemudian commit hari dan membentuk kepribadian yang positif hal to iniuser penting untuk kelangsungan hidupnya.

perpustakaan.uns.ac.id

36 digilib.uns.ac.id

Selaras dengan pendapat Athey dan Hendrick dalam Montolalu (2007:1.14) menyatakan bahwa bermain memberikan kesempatan pada anak-anak untk menguji tubuhnya, melihat seberapa baik anggota tubuhnya berfungsi. Bermain membantu mereka rasa percaya diri secara fisik, merasa aman, dan mempunyai keyakinan diri. Teori Buhler sepaham dengan pendapat Groos tetapi perlu ditambah keinginan untuk berfungsi dan dorongan untuk aktif, yang berarti bermain merupakan tugas biologik untuk menyiapkan diri pada kehidupan yang akan datang dengan penuh kesadaran melalui dorongan dan keinginan yang kuat dari dalam diri anak untuk melalukan aktivitas bermain. Teori lain menyatakan bahwa anak bermain karena mengulangi permainan yang pernah dilakukan oleh nenek moyangnya (teori reinkarnasi). Secara lengkap mengenai teori beserta penggagasnya dan alasan atau tujuan anak bermain menurut teori klasik adalah : 1) Teori Surplus Energi penggagasnya adalah Schiller / Spencer tujuan bermain adalah mengeluarkan energi berlebih, 2) Teori Rekreasi penggagasnya adalah Lazarus tujuan bermain adalah memulihkan tenaga, 3) Teori Rekapitulasi penggagasnya adalah Hall tujuan bermain adalah memunculkan insting nenek moyang, 4) Teori Praktis penggagasnya adalah Groos tujuan bermain dalam teori ini adalah menyempurnakan insting. Sedang teori-teori modern tentang bermain menurut Tedjasaputra (2001:6) meliputi teori psikoanalitik, dan kognitif. Teori Psikoanalitik dari Sigmund Freud memandang bermain seperti halnya berfantasi atau melamun/berangan-angan. Melalui bermain atau beranganangan anak dapat memproyeksikan harapan-harapannya maupun konflik-konflik pribadinya. Melalui bermain anak dapat mengeluarkan segala perasaan negatif seperti pengalaman yang tidak menyenangkan/menyakitkan, atau pengalaman traumatik, dan harapan-harapan yang tidak dapat diwujudkan dalam kenyataan melalui aktivitas bermain. Melalui bermain anak dapat memerankan atau memindah perankan perasaan negatif ke commit to user obyek pengganti, dan hal tersebut dilakukan berulang-ulang menyebabkan anak dapat

37 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

mengatasi situasi yang tidak menyenangkan, sehingga menimbulkan perasaan lega. Oleh sebab itu menurut Freud bermain dapat mengatasi masalah psikis anak terutama kejadian yang menyedihkan atau traumatik. Sehingga memberi peluang bermain berfungsi untuk sarana terapi bagi anak. Contoh setelah terjadi bencana alam gempa bumi yang dahsyat atau erupsi gunung api yang hebat, begitu mendengar suaru gemuruh anak-anak sudah merasa ketakutan luar biasa, maka salah satu terapi ini adalah dengan mengadakan aktivitas bermain yang sering dijumpai pada barak-barak pengungsian. Teori kognitif didukung oleh Jean Piaget, Lev Vygotski, Bruner, Sutton Smith, dan Singer. Menurut Piaget anak mengalami tahapan perkembangan kognisi sampai dengan proses berfikirnya menyamai orang dewasa. Sejalan dengan hal itu kegiatan bermainpun mengalami tahapan perkembangan dari tahap sensori motor sampai dengan tahap bermain

dengan

peraturan

yang

baku.

Menurut

Piaget

bermain

tidak

saja

menggambarkan tahap perkembangan kognisi anak tetapi bermain juga memberikan sumbangan yang nyata pada perkembangan kognisi anak itu sendiri. Piaget berpendapat bahwa dalam proses belajar perlu adaptasi, dan adaptasi memerlukan kesimbangan antara dua proses yang saling mendukung yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses penggabungan informasi baru dengan struktur kognisi anak. Dalam proses asimilasi ini dapat terjadi distorsi, modifikasi atau pembelokan fakta untuk disesuikan dengan kognisi yang dimiliki anak. Sedang akomodasi

adalah

mengubah

struktur kognisi seseorang untuk disesuikan, diselaraskan, dengan atau meniru apa yang diamati dalam kenyataan. Bermain adalah keadaan tidak seimbang dimana asimilasi lebih dominant dari pada akomodasi. Peniruan juga merupakan suatu keadan yang tidak seimbang antara akomodasi dan asimilasi, akomodasi mendoninasi asimilasi. Keadaan yang tidak seimbang ini dengan sendirinya kurang menguntungkan terhadap commit to user proses belajar. Piaget mengemukakan bahwa pada saat bermain anak sebenarnya tidak

38 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

belajar hal yang baru tetapi anak belajar mempraktikkan dan mengkonsolidasi keterampilan yang baru diperoleh. Hal ini sangat penting karena dngan praktik dan konsolidasi ini suatu keterampilan baru akan hilang jika tidak dipraktikkan dan dikonsolidasikan. Kegiatan bermain juga dipengaruhi oleh tingkat perkembangan kecerdasan anak. Ana-anak yang mempunyai kecedasan di bawah rata-rata dalam kegiatan bermain akan mengalami banyak hambatan Vygotski menyatakan bahwa bermain mempunyai peran langsung terhadap perkembangan kognisi (kecerdasan) anak. Anak kecil belum mampu berfikir abstrak seperti orang dewasa, karena antara obyek dan makna berbaur menjadi satu. Melalui bermain anak pada akhirnya mampu membedakan obyek dan makna. Seperti dalam bermain kuda yang terbuat dari kayu atau anyaman bambu. Vygotski membedakan tahap perkembangan yaitu yang actual (independent performance) dan potensial (assisted performance) dengan zone of proximal development (ZPD). ZPD adalah jarak antara tahap aktual dan potensial. Menurut Vygotski bermain adalah self help tool. Keterlibatan anak dalam bermain dengan sendirinya mengalami

kemajuan

dalam

perkembangannya.

Melalui

bermain

dapat

semakin

mendekatkan jarak antara aktual dan potensial. Dalam bermain anak mempunyai perhatian, daya ingat, bahasa, dan kerja sama yang lebih baik. Vygotski memandang bermain sebagai kaca pembesar yang dapat menelaah kemampuan baru dari anak yang bersifat potensial sebelum

diaktualisasikan

dalam

situasi

lain.

Menurut

beliau

bermain

mampu

mengembangkan kognisi, sosial, dan emosi. Bruner menekankan pada fungsi bermain sebagai sarana mengembangkan kreativitas dan fleksibilitas. Dalam bermain bagi anak adalah makna bermain itu sendiri bukan pada hasil akhir, sehingga anak bebas berekspresi dan bereksperimen untuk mencoba berbagai cara dalam mengatasi permasalahan dalam bermain. Perilaku ini dilakukan berulang-ulang commit to user sehingga mampu terintegrasi dengan kehidupan sehari- hari yang akhirnya menjadi salah

39 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id atau pola kehidupannya.

Sutton - Smith mengemukakan bahwa bermain sebagai adaptive potentiation yaitu bermain memberikan berbagai kemungkinan anak dapat menentukan pilihan yang variatif dan mengatur fleksibilitas secara baik. Selain itu bermain merupakan adaptive variability, yang menyatakan bermain memegang

faktor kunci dalam perkembangan manusia. Fungsi

bermain dapat membantu aktualisasi potensi otak anak karena menyimpan lebih banyak variabilitas yang secara potensial ada di dalam otak manusia. Selanjutnya Sutton-Smith dalam Hurlock (1978: 322) menyatakan bahwa bermain bagi anak terdiri atas empat mode dasar yang membuat kita mengetahui tentang dunia- meniru, eksplorasi, menguji dan membangun. Singer berpendapat bahwa bermain mempunyai kekuatan positif untuk membantu perkembangan manusia terutama bermain imajinatif.bagi Singer bermain juga memberikan masukan bagi anak mengenai mamjukan kecepatan masuknya stimulus baik dari dalam maupun dari dunia luar yaitu aktivitas otak yang secara konstan memainkan kembali dan merekam pengalaman-pengalaman. Melalui bermain anak dapat mengoptimalkan laju kecepatan stimulus karena mengalami emosi atau perasaan yang menyenangkan. Arrousal Modulation Theory yang dikembangkan oleh Berlyne dan dimodifikasi oleh Ellis dalam Tedjasaputra (2001), menurut teori ini bermain disebabkan adanya kebutuhan atau dorongan agar system syaraf pusat agar selalu dalam keadaan terjaga/siap siaga. Menurut Ellis bermain adalah stimulation producing activity yang disebabkan tingkat arousal rendah. Teori ini banyak diterapkan dalam perancangan dan penggunaan alat permainan serta arena bermain anak. Selanjutnya dapat dilihat pada tabel 2.2 mengenai teori-teori modern dalam mengungkapkan makna bermain beserta perannya dalam perkembangan anak.

commit to user

40 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id Tabel 2.2 Teori Modern Bermain Teori

Peran Bermain Dalam Perkembangan Anak

Psikoanalitik

mengatasi pengalaman traumatik, coping terhadap frustasi mempraktikkan dan melakukan konsilidasi konsep-konsep serta keterampilan yang telah dipelajari sebelumnya memajukan berfikir abstrak,belajar dalam kaitan ZPD; pengaturan diri memunculkan fleksibilitas perilaku dan berfikir, imajinasi dan narasi, mengatur kecepatan stimulasi dari dalam dan luar

Kognitif-Piaget

Kognitif-Vygotsky Kognitif-Bruner/ Sutton-Smith Singer Teori-teori lain: Arousal Modulation Bateson

tetap membuat anak terjaga pada tingkat optimal dengan menambah stimulasi memajukan kemampuan untuk memahami berbagai tingkat makna.

Freeman dalam Sukintaka (1998) menyatakan bahwa pengelompokan bermain dan bukan bermain melalui tiga teori yang berlandaskan dari ilmu-ilmu sosial yaitu teori kontras, teori titik berat, teori kegunaan. Teori kontras menyatakan bahwa

bermain

berlawanan langsung dengan kerja. Teori titik berat menyatakan bahwa aktivitas yang menitikberatkan pada proses termasuk kelompok bermain, sedang yang menitikberatkan pada hasil termasuk dalam kelompok kerja. Sedang teori kegunaan menyatakan bahwa bermain termasuk dalam kategori nirkegunaan dan yang berguna non bermain. 5. Program VCD Pembelajaran a. Program VCD Pembelajaran Berbasis Play Salah satu kurang berkembangnya proses pembelajaran penjasorkes di sekolah dikarenakan kurang kreatifitas dan inovatif para guru penjasorkes dalam menggunakan model commit to user pembelajaran. Guru penjasorkes selalu menggunakan sarana dan prasarana yang seadanya

perpustakaan.uns.ac.id

41 digilib.uns.ac.id

secara terus menerus tanpa berfikir untuk mengembangkan model pembelajaran yang lebih menyenangkan dan inovatif, sehingga banyak siswa merasa jemu dan bosan. Banyak guru penjasorkes yang masih menggunakan proses pembelajaran konvensional sehingga proses pembelajaran menjadi monoton dan tidak menarik. Dampak dari kurangnya pengembangan model pembelajaran penjasorkes tentunya juga berdampak pada metode dan strategi pembelajaran di lapangan. Proses pembelajaran penjasorkes harus didukung oleh sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai, seperti alat-alat olahraga dan lapangan sebagai sumber belajar pembelajaran penjasorkes. Jika salah satu diantaranya kurang memadai baik terbatas secara kuantitas maupun kualitasnya maka sangat berpengaruh pada proses pembelajaran. Kemajuan dan perkembangan teknologi sudah sedemikian menonjol, sehingga penggunaan alat - alat bantu mengajar seperti alat-alat audio visual serta perlengkapan sekolah disesuaikan dengan perkembangan zaman tersebut. Di zaman yang serba canggih seperti ini, sudah banyak sekali media yang dapat kita gunakan untuk mendukung dalam suatu proses pembelajaran. Arsyad, (2011) menyatakan sejalan dengan kemajuan IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat visual, audial, projected still media maupun projected motion media bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat saja yang disebut multimedia. Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik. Media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran itu juga memerlukan perencanaan yang baik. Meskipun demikian, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa seorang guru memilih salah satu media dalam kegiatannya di kelas atas dasar pertimbangan antara lain guru sudah merasa akrab dengan media itu (papan tulis, proyektor), guru merasa bahwa media yang dipilihnya dapat menggambarkan dengan lebih baik dari pada dirinya (diagram pada flip chart), media yang commit to user

42 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

dipilihnya dapat menarik minat dan perhatian siswa, serta menuntunnya pada penyajian yang lebih terstruktur dan terorganisasi. AECT Task Force (Latuheru 1988:11) mengatakan bahwa media adalah segala bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi. Media atau bahan sebagai sumber dalam pengertian teknologi pendidikan merupakan komponen dari sistem intruksional disamping pesan, orang, teknik latar dan peralatan (Sadiman 2003:19). Maka sumber belajar dapat diperoleh dari berbagai macam media salah satunya adalah media audio visual, media bermacam-macam yang berbeda makna. Perbedaan makna ini disebabkan karena tujuan dan jenis media yang digunakan berbeda-beda pula. Menurut Sudjana dan Rivai (2003:58) media audio visual adalah sejumlah peralatan yang dipakai oleh para guru dalam menyampaikan konsep, gagasan dan pengalaman yang ditangkap oleh indera pandang dan pendengaran. Media audio visual dapat digunakan sebagai alat multimedia, fungsi audio visual sebagai alat multimedia adalah dapat menampilkan materi dalam bentuk visual, audio dan audio visual secara bersamaan pada pembelajaran. Namun menurut Ibrahim, (1982:2) dilihat dari asal kata jamak medium, yang berarti perantara, maksudnya sebagai perantara atau alat untuk menyampaikan sesuatu. Menurut Asosiasi Pendidikan Nasional (NEA/National Education Association) (dalam sadiman, 2002:6) media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik secara tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Selain itu Gagne (dalam sadiman, 2002:6) menyatakan media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sedangkan menurut Sadiman, (2002:19) media atau bahan sebagai sumber belajar merupakan suatu komponen dari suatu sistem intruksional disamping pesan, orang, teknik latar dan peralatan. commit to user

43 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Media intruksional menurut Gerlach dan Ely (dalam Ibrahim, 1982:3) mengartikan media intruksional dalam arti luas dan sempit. Media dalam arti luas yaitu orang, material, atau kejadian yang dapat menciptakan kondisi sehingga memungkinkan pelajar dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap yang baru. Dalam arti sempit yang dimaksud media adalah grafik, potret, gambar, alat-alat mekanik dan elektronik yang dipergunakan untuk menangkap, memproses serta menyampaikan informasi visual atau verbal, setiap medium adalah untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Gagne (dalam Ibrahim, 1982:4) menggunakan istilah media instruksional untuk menunjukkan berbagai macam komponen lingkungan belajar yang dapat menimbulkan perangsang untuk si belajar (pelajar), dengan kata lain yang menyebabkan terjadinya komunikasi dengan pelajar, menurut Ibrahim, (1982:4) yang termasuk dalam pengertian ini guru, objek (benda), berbagai macam alat mulai dari buku sampai pada televisi, yang secara umum mempunyai fungsi memberikan input kepada murid. Ibrahim, (1982:4) menyimpulkan media instruksional adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk menimbulkan rangsangan terjadinya prose belajar mulai paling sederhana dan mudah digunakan yaitu suara guru, sampai yang merupakan peralatan yang kompleks seperti video, tape recorder. Dengan pengertian semua alat atau media yang dipilih itu dipersiapkan untuk mencapai tujuan instruksional yang telah ditentukan. Berdasarkan uraian pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan media instruksional adalah sesuatu yang disusun dengan rumusan dan tujuan yang jelas sehingga dapat menimbulkan rangsangan terjadinya proses belajar. Arsyad (2011:79) mengemukakan tentang hubungan antara media dengan isi / tujuan pembelajaran, sebagaimana terlihat dalam tabel 2.3 di bawah ini :

commit to user

44 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 2.3 Hubungan antara Media dengan Isi / Tujuan Pembelajaran Jenis Media Guru Instruktur Cetak Transparansi Slide Gambar Ilustrasi Audio Tape Video Kaset Radio Film Komputer Simulasi Video Disc Permainan Televisi

1 S S S S S S T S T R T S S S

2 S R T T T R T R T T S T R S

3 S S S S S R T R T T S T R S

4 S S S S S R T R T T T S S T

5 S R S S S R S R S S T S S S

6 T S S S S R S S S S S S S S

Keterangan : R S T 1 2 3 4 5 6

: Rendah : Sedang : Tinggi : Belajar Informasi faktual : Belajar pengenalan visual : Belajar prinsip, konsep, dan aturan : Prosedur belajar : Penyampaian keterampilan persepsi motorik : Mengembangkan sikap, opini dan motivasi Arsyad (2011:75) menyimpulkan bahwa dalam pemilihan media harus

bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem intruksional secara keseluruhan, bila tujuan kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan tentunya media audio yang digunakan. Jika tujuan atau kompetensi bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik ( gerak dan aktifitas ), maka media video bisa digunakan. VCD sebagai media audio visual dapat memperlihatkan secara lebih nyata tentang fenomena yang ada dalam pembelajaran teknik dasar menggiring bola (dribbling) sepakbola. Menurut (Sadiman : 2008) penyajian materi pelajaran dalam pendidikan jasmani di sekolah dengan menggunakan VCD pendidikan diharapkan menarik minat siswa, membangkitkan semangat commit to user siswa untuk mempelajari kembali materi yang disajikan melalui multimedia (teks,citra, audio,

perpustakaan.uns.ac.id

45 digilib.uns.ac.id

video) materi yang disajikan dengan berbagai warna dan gambar yang sangat menarik dan sebagainya. Dalam pengembangan media pembelajaran dalam bentuk keping VCD bertujuan agar siswa dapat belajar teknik dasar menggiring (dribbling) dengan baik, secara mandiri maupun dengan guru ketika praktik dilapangan. Selain itu, juga sebagai variasi pembelajaran yang dapat dipakai oleh guru dalam penyampaian materi dalam proses pembelajaran, dengan visualisasi yang lebih nyata sangat mendukung pemahaman siswa dalam proses pembelajaran. Penggunaan VCD pada lembaga pendidikan bertujuan supaya pembelajaran lebih menarik dan peserta didik dapat mengingat lebih lama terhadap apa yang dipelajari Beberapa faktor yang telah disebutkan tentang pertimbangan pemilihan media merupakan pedoman atau acuan dalam pemilihan media belajar dalam penelitian ini. Hal yang ditekankan dalam pemilihan adalah media yang berupa media tertulis yang berbentuk model-model pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play dengan berupa video sebagai jenis medianya yang bersifat belajar prinsip, konsep, aturan dan prosedur belajar menggiring bola berbasis play yang menyenangkan. Pembelajaran menggiring bola sepabola berbasis play disini dimaksudkan adalah kegiatan pembelajaran sambil bermain siswa secara bersama-sama sehingga siswa merasa senang, riang dan gembira, dengan perasaan tersebut diharapkan tujuan pembelajaran akan tercapai dan siswa juga tidak akan bosan. Dalam penelitian pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play yang disusun secara tertulis. Metode penulisan model-model latihan pembelajaran teknik dasar menggiring bola tersebut akan disusun sebagai program latihan, dengan kaidah penulisan program latihan yang disesuaikan. Penyusunan program latihannya akan disusun dengan gambar sebagai penjelas dari metode latihan yang diterapkan. commit to user Pembagian aktifitas yang akan dilakukan juga akan dituliskan secara jelas yang nantinya

46 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

diharapkan sebagai alur pelaksanaan program latihan ini tentunya akan melalui tahap-tahap perbaikan untuk memaksimalkan hasil dari produk yang dibuat. Sehingga model latihan yang dalam hal ini adalah sebagai produk dari penelitian akan tersusun secara rapi dan mudah untuk dipahami. b. Teknik Pembuatan Program VCD Pembelajaran Media audio visual adalah media yang penyampaian pesannya ditangkap dengan indera pendengaran dan penglihatan. Karena media ini menyampaikan pesan dengan suara dan gambar. Yang termasuk media audio visual adalah televisi, film bersuara dan video. Dari segi bentuk, Leshin, Pollock, Reigeluth (1992) dalam Arsyad (2003:30) mengklarifikasi media dalam lima kategori, yaitu : a.

Media berbasis sumber (pendidik, instruktur, tutor, pemain peran,kegiatan kelompok) b. Media bebasis cetak ( buku penuntun,buku latihan, dan lembaran kerja) c. Media bebasis visual ( alat bantu kerja, chart, slide show, grafik, peta, dan gambar transparansi) d. Media berbasis audio (program tape, kaset, dan CD‟ Compact Disc,’DVD ’Digital Video Disc,’ televisi, gambar dan suara.) Tidak diragukan lagi bahwa semua media itu diperlukan dalam pembelajaran. Dalam memilih media pembelajaran, perlu disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi masing-masing. Dengan kata lain, media yang terbaik adalah media yang ada. Salah satu media yang tidak asing lagi disekitar kita adalah VCD. Pengembangan VCD adalah salah satu pemanfaatan teknologi multimedia. Media VCD ini bisa digunakan di rumah dengan bantuan VCD player dan penyajiannya menggunakan televisi apabila di rumah tidak mempunyai komputer. Berikut ini adalah langkah-langkah pengembangan media pembelajaran dalam bentuk keping VCD : commit to user

47 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id 1) Analisis Kebutuhan

Tahap awal dari pembuatan media adalah mengidentifikasi kebutuhan dari media yang digunakan. Seberapa besar dalam hal ini siswa dapat memanfaatkan media dalam belajar merupakan acuan dari pengembangan media yang dilakukan. 2) Rancangan Pembuatan Media Dalam rancangan pembuatan media terdiri dari pengkajian materi, perangkat media dan pengkajian penggunaan media. Pada tahap ini peneliti menentukan topik materi dan pokokpokok sub bahasan yang akan disampaikan pada siswa. Isi dari materi maupun isi yang akan disampaikan dalam media pembelajaran harus relevan dan sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Dalam tahap ini juga ditentukan perangkat pembuat dan penggunaan media. Hal ini untuk menentukan desai media yang akan dikembangkan. 3) Pengumpulan Objek Rancangan Tahapan pengumpulan objek terdiri dari pembuatan teks, pengumpulan/koleksi teks materi yang akan disampaikan, pembuatan grafis, pengambilan gambar, pengumpulan suara, pengumpulan video, penganimasian dilakukan dengan mengambil buku materi sepakbola yang relevan dan juga dengan sistem unduhan dari internet. 4) Pembuatan Desain Media Maksud dari tahap desain adalah membuat spesifikasi secara rinci media yang akan dibuat. Desain media yang disusun oleh peneliti, yang berisi judul materi ajar dan sub-sub materi latihan serta video pembelajaran. Semua komponen ini di desain dalam bentuk naskah yang didiskusikan dengan tim ahli yang menguasai pengembangan bahan ajar yaitu ahli materi dan ahli media. Hasil revisi / masukan digunakan srebagai acuan dalam tahap pengembangan media.

commit to user

48 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id 5) Pembuatan Media

Pembuatan objek multimedia dirancang terlebih dahulu objek-objek yang akan digunakan dalam media pembelajaran seperti text, animasi, suara, grafis atau gambar, dan narasi. Tahapan perakitan objek yang telah dibuat dengan melakukan penggabungan animasi, text, suara, dan grafis menjadi suatu keselarasan dalam tampilan maupun suara yang disesuaikan dengan naskah menggunakan bantuan perangkat keras (hardware) seperangkat komputer dengan kemampuan olah grafis yang baik. Perangkat lunak (software) pendukung yang digunakan adalah Adobe Premiere cs3, perangkat video converter seperti Format Factory, perangkat pembuat teks tambahan seperti Microsoft office Power Point 2007, Paint dan juga perangkat burning yaitu Nero. 6) Teknik Mengoperasikan Kamera Untuk memahami dan mengoperasikan kamera kita harus membaca buku petunjuk dari setiap kamera yang akan kita gunakan karena setiap industri kamera mempunyai teknologinya sendiri-sendiri. Pada prinsipnya semua kamera sama dan hanyalah alat bantu kita mewujudkan ganbar yang sesuai dengan yang diinginkan, akan tetapi alangkah baiknya jika pengguna sudah memahami kamera tersebut secara teknis dalam petunjuk di bukunya (manual book). Pada prinsipnya kamera dibagi menjadi tiga bagian: 1) Lensa, 2) Camera Body, 3) Magazine / tape compartments. 1) Lensa : pada prinsipnya lensa seperti mata kita atau mata kamera, untuk itu kejernihan harus di jaga, karena lewat lensalah gambar / cahaya akan di transmisikan ke film atau pita atau digital. Dalam sinematografi mengenal tiga jenis lensa yaitu Lensa Wide : adalah lensa dengan sudut pengambilan yang luas, Lensa Normal : adalah lensa yang secara perspektif dianggap mewakili mata manusia dalam melihat commit to user

49 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

dunia dan sekitarnya. Pada pembuatan film, lensa normal ini adalah lensa 50 mm. Lensa Tele : adalah lensa dengan sudut pengambilan sempit. Pada setiap lensa yang profesional maupun yang semi profesional ada tiga buah ring yaitu yang pertama adalah Focussing Ringyang berfungsi untuk mengatur fokus dalam sebuah shoot. Kemudian ada Focal Length Ring(pada lensa zoom atau variable focal lenght). Focal lenght adalah panjang pendeknya sebuah lensa atau secara teknis dikenal sebagai jarak dari titik api lensa kebidang datar atau film plane. Yang terakhir adalah F.Stop atau diafragma ring yang berfungsi untuk mengatur exposure sebuah shoot. Setiap lensa mempunyai daerah ketajamannya masing-masing, daerah ketajaman ini disebut dengan Dept of field disingkat dengan Dof. Jadi Dept of field adalah daerah ketajaman dimana subjek/objek terlihat jelas atau tidak blur dikamera. Dept of field sendiri di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: jarak dari kamera ke objek atau subjek, besar kecilnya bukaan diafragma (diafragma adalah diameter lingkaran aperture yang juga berfungsi untuk mengatur gelap atau terangnya sebuah gambar), penjang pendeknya Focal Lenght sebuah lensa, exposure (exposure adalah waktu yang diperlukan dalam perekaman gambar) dan scene brightness. 2) Camera Body : pada bagian inilah gambar direkam atau di tangkap baik secara organik dengan seluloid 35 mm seperti pada kamera film maupun perubahan dari cahaya ke gelombang elektromagnetic pada video atau digital. Pada kamera film bagian ini yang paling penting dijaga dari kontaminasi debu, cairan maupun radiasi karena akan mempengaruhi hasil shooting. Pada kamera video atau digital pada bagian ini akan banyak sekali tombolpengaturan imajinasi. 3) Magazine : magazine adalah tempat kita memasang film baik sebelum maupun setelah di ekspose. Pada kemera video atau digital bagian ini adalah tape atau card commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

50 digilib.uns.ac.id

compartments yaitu bagian dimana kita memasang kartu seperti SD atau CF atau kaset video. Selain bagian-bagian kamera yang telah kita bahas tadi, masih banyak lagi hal-hal penting yang harus kita lakukan atau perhatikan ketika kita mengoperasikan kamera, agar gambar yang dihasilkan baik dan sesuai dengan keinginan kita, diantaranya : a) Sudut kamera : camera angle atau sudut penempatan kamera juga memegang peranan yang sangat penting pada sinematografi. Bagaimanapun juga sebuah video/ film dibentuk oleh beberapa banyak shot yang membutuhkan penempatan kamera di tempat yang terbaik. b) Pencahayaan : cahaya adalah salah satu elemen terpenting dalam sinematografi, karena untuk mengexpose sebuah gambar kita memerlukan cahaya dan bahkan untuk melihat sebuah benda di alam ini kita memerlukan pantulan cahaya. Seni menata cahaya dalam membuat film/video menjadi bagian yang terpenting karena juga bisa mempengaruhi juga perhatian penonton. c) Pergerakan kamera : pergerakan kamera adalah sebuah usaha menggerakkan atau subjek untuk lebih mengenalkan ruang atau memberi kesan tiga dimensi sebuah ruangan, dimana penonton bergerak masuk atau keluar atau bergerak ke kanan / kiri mengikuti atau meninggalkan subjek. d) Jenis rekaman : sering didefinisikan sebagai sebuah aktifitas perekaman dimulai dari menekan tombol rekam pada kamera hingga diakhiri dengan stop.

B. Penelitian yang Relevan Secara umum pengembangan program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play untuk murid sekolah dasar belum banyak dilakukan sehingga peneliti commit to user belum menemukan penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan sekarang.

51 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id C. Kerangka Berpikir

Kerangka berfikir merupakan argumentasi teoritik terhadap hipotesis yang diajukan, dalam penelitian pengembangan kerangka berfikir memberikan arahan tentang langkah-langkah metodologis yang akan diambil, penelitian ini menggunakan metode pengembangan research and development Borg & Gall (1983). Pengembangan atau yang sering disebut sebagai penelitian pengembangan dilakukan dengan maksud menjembatani jurang yang terbentang cukup lebar antara penelitian dan praktik pendidikan. Degeng (2001:1) menyimpulkan arti dari penelitian pengembangan yaitu “Penelitian ilmiah yang menelaah suatu teori, model, konsep, atau prinsip, dan menggunakan hasil telaah untuk mengembangkan suatu produk. Dapat disebutkan lagi bahwa teori-teori, model, serta konsep ilmiah yang telah ditemukan atau dikemukakan sebelumnya dapat dikaji kembali untuk kemudian dilakukan suatu pengembangan yang menghasilkan sesuatu yang baru dari hal tersebut sehingga akan menjadi sempurna baik substansi maupun tujuan yang dihadirkan. Menurut Ardhana

(2002:7), “Pengembangan

adalah pemakaian secara sistematik

pengetahuan ilmiah yang di arahkan pada produksi bahan, system, atau metode termasuk perancangan

prototipe-prototipe‟.

Adapun

menurut

Asim

(2002:1),

“Penelitian

pengembangan (research and development) dalam pembelajaran adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam proses pembelajaran”. Penelitian pengembangan akan mengacu pada pembuatan suatu produk baru yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dengan cara yang berbeda dari sebelumnya. Penelitian pengembangan bisa dilakukan di berbagai bidang yang tentunya tidak hanya pada bidang-bidang umum saja. Dengan demikian penelitian pengembangan merupakan penelitian yang menelaah suatu teori, konsep atau model untuk membuat suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang commit user suatu kebutuhan yang kemudian sudah ada. Kegiatan penelitian ini dimulai dari toadanya

perpustakaan.uns.ac.id

52 digilib.uns.ac.id

dipecahkan dengan pembuatan produk akhir penelitian. Penelitian-penelitian di bidang pendidikan umumnya tidak diarahkan pada pengembangan suatu produk, tetapi ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru berkenaan dengan fenomena-fenomena fundamental, serta praktik-praktik pendidikan. Pemilihan metode pengembangan ini karena dianggap sesuai dengan permasalahan yang akan diangkat menjadi topik penelitian dan dapat menjadi solusi dari permasalahan yang ada. Secara garis besar metode pengembangan ada tiga tahap, yang pertama pendahuluan, kedua tahap uji produk dan tahap uji efektifitas produk. Tahap 1, pendahuluan terdiri analisis kebutuhan, kajian teoritik dan pengembangan produk awal. Analisi kebutuhan dilakukan untuk mengetahui proses latihan dan kesenjangan antara harapan dan kenyataan di sekolah dasar yang ada di Kec. Manyaran, setelah menemukan masalah yang akan diangkat menjadi masalah penelitian, kemudian dilanjutkan kajian teoritik yang relevan dengan topik penelitian yang diangkat. Langkah selanjutnya pengembangan produk awal yaitu mengembangkan program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play. Model pembelajaran dikembangkan berdasarkan karakteristik siswa usia 10-12 tahun dan disesuaikan dengan kajian teori tentang sepakbola, analisis kondisi fisik, prinsip latihan dan tentang belajar gerak. Tahap 2, uji coba produk ada dua yaitu uji coba ahli dan uji coba lapangan bertujuan untuk mendapatkan penilaian dari ahli sepakbola, ahli media VCD dan siswa sekolah dasar di Kec. Manyaran usia 10-12 tahun. Hasil evaluasi dijadikan acuan dan masukan untuk perbaikan program VCD pembelajaran menggiring bola yang akan dikembangkan oleh peneliti. Hasil penelitian juga sebagai acuan, apakah produk bisa dilanjutkan atau tidak. Tahap 3, uji efektivitas produk menggunakan rancangan eksperimen semu, eksperimen semu membandingkan dua kelompok antara kelompok yang menggunakan program VCD pembelajaran dengan

commit to user kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran secara

53 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

konvensional. Uji efektivitas ada tiga tahapan yaitu : tes awal, perlakuan dan tes akhir. Perlakuan kelompok coba dan kelompok kontrol selama 24 kali pertemuan, tiga kali seminggu.

D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan dan Hipotesis Penelitian 1. Spesifikasi produk yang diharapkan Peneliti akan mengembangkan sebuah media pembelajaran berupa VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola dengan memperhatikan tahapan pembelajaran, yang dilakukan dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang kompleks dan dari tingkat kesulitan yang rendah ke yang tinggi. Penyusunan media pembelajaran teknik dasar menggiring bola ini, subjek penelitiannya adalah siswa Sekolah Dasar di Kec. Manyaran, Kab. Wonogiri dimana penekanan utamanya diarahkan pada pengembangan yang diarahkan pada tujuan. Kegiatan – kegiatan pembelajarannya mengarah pada pengkondisian terhadap penguasaan keterampilan. 2. Hipotesis Berdasarkan uraian dari kerangka berfikir, hipotesis dalam penelitian pengembangan ini adalah produk pengembangan program VCD pembelajaran menggiring bola sepakbola berbasis play untuk siswa Sekolah Dasar yang disusun berdasarkan kajian teori, kaidah penyusunan produk pengembangan, uji ahli dan uji coba kelompok dapat meningkatkan penguasaan teknik dasar menggiring bola secara efektif dan efisien.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian pengembangan program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola untuk murid Sekolah Dasar dimulai studi pendahuluan, pembuatan produk, penilaian ahli, uji coba kelompok kecil, revisi, uji coba kelompok besar, revisi dan eksperimen produk, berikut akan dijabarkan mengenai waktu dan tempat penelitian yang akan dilakukan. Tabel 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian No. 1

Kegiatan Penelitian

Tempat

4

Wawancara dengan Guru Penjas SD di Kec. Manyaran Pembuatan produk awal pengembangan model latihan Evaluasi ahli sepakbola dan ahli media: a. Drs. Teddy Agoeng Sulistiyo, M.Or b. Coach Guntoro Tri P c. Coach Sumarjo HW d. Wiku Aditya S.Kom, M.Kom Uji kelompok kecil

5

Uji kelompok besar

6

Eksperimen produk

7

Analisis dokumen penelitian

2 3

SD di Kec. Juli 2014 Manyaran Wonogiri Agustus – September 2014 Oktober 2014 Solo Solo Solo Wonogiri Lapangan SD N Oktober 2014 4 Manyaran Lapangan SD N November 2014 2 Manyaran Lapangan SD N November4 Gunungan Desember 2015 Wonogiri Januari 2015

Berdasarkan tabel 3.1 di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Tempat penelitian

Waktu

commit to user

54

perpustakaan.uns.ac.id

55 digilib.uns.ac.id

Pemilihan tempat dan pelaksanaan penelitian akan dipertimbangkan dengan beberapa aspek, baik dari segi akses maupun lokasi, yang mendukung terlaksananya penelitian dengan baik. Dengan memperhatikan hal tersebut maka penelitian ini akan dilaksanakan di Wonogiri dan mengambil tempat di Sekolah Dasar Negeri IV Gunungan, Kec. Manyaran, Kab. Wonogiri. 2. Waktu Penelitian Penelitian akan berlangsung selama tiga tahap. Tahap yang pertama adalah analisis kebutuhan dan pembuatan produk yang akan dilaksanakan pada bulan Juli-September 2014. Tahap ke dua pelaksanaan uji coba produk yang akan berlangsung pada bulan Oktober. Setelah pelaksanaan uji coba dan revisi produk selesai maka akan dilanjutkan dengan tahap ketiga yaitu eksperimen hasil produk yang telah dibuat. Tahap ketiga dan pelaksanaan penelitian ini adalah ekperimen produk yang telah dihasilkan. Pelaksanaan eksperimen ini akan berlangsung selama dua bulan, mulai bulan November sampai bulan Desember. Pelaksanaan perlakukan selama 8 minggu dengan frekuensi latihan 3 kali dalam seminggu. Hal ini didasarkan pada prinsip pemberian waktu latihan yang baik sehingga akan mencapai tujuan yang diinginkan. B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan, karena sesuai dengan masalah yang ditemukan dalam studi pendahuluan, sehingga untuk memecahkan kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang terjadi, penelitian pengembangan yang cocok untuk hal tersebut. 1. Model Pengembangan Model pengembangan yang digunakan peneliti model pengembangan (research and development) Borg and Gall (1983:775). Pemilihan model ini karena adanya kesesuaian dengan pengembangan yang dilakukan peneliti dengan model pengembangan (research and development) Borg and Gall. Adapun langkah-langkah model research and development commit to user yaitu: (1) riset dan pengumpulan informasi termasuk kajian pustaka dan observasi lapangan,

perpustakaan.uns.ac.id

56 digilib.uns.ac.id

(2) perencanaan termasuk definisi keahlian mulai menentukan objek-objek masalah dalam satu lingkup masalah dan skala tes kecil yang mungkin terjadi, (3) mengembangkan produk awal meliputi persiapan-persiapan materi pembelajaran, buku pedoman, dan alat evaluasi, (4) persiapan area pengujian diadakan 1-3 sekolah dengan menggunakan 5-20 subyek yang diteliti wawancara, observasi dan data kuisioner dikumpulkan dan dianalisis, (5) revisi produk utama, revisi produk seperti yang telah dihasilkan oleh hasil tes persiapan lapangan, (6) tes lapangan utama diadakan di 1-3 sekolah dengan 10-30 subyek sebelum dan sesudah tes dikumpulkan, hasilnya dievaluasi dengan memperhatikan objek penelitian yang dibandingkan dengan data kontrol kelompok yang tepat, (7) revisi produk operasional, revisi produk yang telah disarankan oleh hasil tes lapangan utama, (8) tes lapangan operasional diadakan 1-3 sekolah dengan melibatkan 20-40 subyek yang diteliti, wawancara, observasi dan kuisioner dikumpulkan dan dianalisis, (9) revisi produk final seperti yang telah disarankan oleh hasil tes lapangan operasional, dan (10) penyebaran dan pelaksanaan laporan dalam jurnal bekerja dengan bertanggung jawab kepada distribusi untuk menyediakan kualitas kontrol. Model pengembangan (research and development) Borg and Gall (1983). Adapun langkahlangkahnya yaitu: a. Research and information collecting (Studi pendahuluan) b. Planning (Perencanaan) c. Develop preliminary form of product (Pengembangan rancangan produk awal) d. Preliminary field testing (uji lapangan awal) e. Main product revision (Revisi produk awal) f. Main field testing (uji lapangan utama) commit to user g. Operational product revision (Revisi produk kedua)

57 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id h. Operational field testing (Uji kelompok) i. Final Product Revision (Revisi produk akhir)

j. Dissemination and implementation (Diseminasi dan implementasi) Dari sepuluh langkah pengembangan yang dikemukakan Borg dan Gall ada beberapa tahap yang sebagian dimodifikasi oleh peneliti, dengan pertimbangan waktu, tenaga, dan biaya yang terbatas untuk menghasilkan produk pengembangan program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola. Untuk mengetahui peningkatan dan hasil penerapan pengembangan produk, maka peneliti melakukan eksperimen terhadap produk model Pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan teknik Menggiring Bola (Dribbling) Sepakbola. 2. Prosedur Penelitian Pengembangan Dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan dalam pelaksanannya. Tahapan-tahapan dalam penelitian merupakan aspek-aspek terpenting dalam penelitian. Urutan tahapan penelitian ini terbagi menjadi beberapa prosedur pelaksanaan yaitu dan mulai tahap awal, pembuatan, pelaksanaan, hingga tahap akhir yang juga merupakan tahap penerapan dan penyelesaian.

commit to user

58 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tahap pertama: Analisis kebutuhan dengan rasionalisasi masalah berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan wawancara dengan Guru Penjas dan Siswa

Tahap kedua: Pengembangan Produk Kajian teori teknik menggiring bola sepakbola

Bentuk-bentuk teknik dasar menggiring bola sepakbola

Rancangan program latihan teknik menggiring bola sepakbola

Program latihan bulanan

Program latihan mingguan

Rancangan program latihan harian

Tahap Ketiga Uji Coba Produk

Angket Campuran

Evaluasi Ahli Sepak Bola Ahli akademisi Sepak Bola

Ahli praktisi Sepak Bola

commit to user Revisi Produk

59 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Kuisioner campuran Uji coba kelompok kecil

Revisi produk Catatan lapangan Kuisioner campuran

Uji coba lapangan (luas)

Revisi produk Catatan lapangan

Tahap keempat: Uji efektifitas produk dengan eksperimen Pre-test kemampuan menggiring bola sepakbola

Kelompok Terikat

Catatan Lapangan

Kelompok Kontrol

Post Test kemampuan menggiring bola sepakbola

Produk pengembangan Program VCD Pembelajaran Teknik Dasar Menggiring Bola Sepakbola Berbasis Play Untuk Murid Sekolah Dasar commit to user Gambar 3.1 Bagan Prosedur Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id

60 digilib.uns.ac.id

Evaluasi dan tiap tahapan penelitian diperlukan untuk mengetahui sejauh mana mekanisme pada setiap tahapan tersebut dilakukan dan mengetahui kesesuaian antara rancangan penelitian dengan instrument yang digunakan dalam pelaksanaan pengukuran. “Evaluasi dapat di definisikan sebagai proses yang sistematis untuk menentukan luas dan tujuan sasaran hasil yang ingin dicapai, Verducci (1980:4). Dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai tujuan dan sesuatu yang dapat diukur dengan sistematis maka dapat dilakukan dengan cara evaluasi. Adapun prosedur pengembangan yang digunakan oleh peneliti dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Tahap Pertama (Analisis kebutuhan) Analisis kebutuhan merupakan bagian dari langkah-langkah yang digunakan untuk mengetahui produk yang dikembangkan, dalam memperoleh data dengan cara observasi dan interview bebas terpimpin dengan siswa dan guru pendidikan jasmani di Kec. Manyaran, Kab. Wonogiri dan rasionalisasi masalah oleh peneliti. 2. Tahap Kedua (pengembangan produk) a. Kajian Teori Mengkaji secara ilmiah materi yang kita gunakan dalam penelitian dan merupakan pijakan teoritik untuk mengembangkan produk sebagai hasil penelitian. Teori-teori yang digunakan merupakan teori yang mendukung terhadap penelitian yang dilakukan. Penelitian ini membahas tentang Pengembangan program VCD pembelajaran teknik menggiring bola sepakbola berbasis play untuk murid Sekolah Dasar . b. Pembuatan Produk Awal Berdasarkan analisis kebutuhan sampai pada kajian teoritik yang dipaparkan pada bab II. Pemilihan teori-teori tersebut dilakukan peneliti dengan didasarkan pada logika berfikir commit to user bentuk-bentuk penalaran yang dapat empiris. Dalam penyusunan kajian teori dapat digunakan

61 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

menunjukkan alur pola berfikir yang logis. Penulisan kajian teori dalam penelitian ini menggunakan penalaran deduktif. Winarno (2007) “Penalaran deduktif dimulai dari hal-hal yang bersifat umum dan menuju ke hal-hal yang khusus.” Hal yang cukup luas atau cukup besar cakupan bahasannya dikaji terlebih dahulu sehingga nanti akan mengerucut pada hal yang lebih khusus. Peneliti menggunakan penalaran deduktif dalam penyusunan kajian teori dengan mengungkap kajian terhadap olahraga hingga tinjauan yang mendukung terhadap penelitian yang disusun. Hal ini relevan dengan prosedur serta teori yang menjadi landasan dan dapat menunjukkan alur berfikir dan peneliti yang logis. 3. Tahap Ketiga (Uji Coba Produk) a. Evaluasi Ahli Tahap selanjutnya adalah evaluasi dari para ahli untuk kesempurnaan pembuatan produk yang dalam hal ini adalah Tentang Model pembelajaran teknik dasar menggiring bola Sepakbola. Adapun ahli yang digunakan adalah : 1. Drs. Teddy Agoeng Sulistiyo, M.Or (Dosen Sepakbola Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Tunas Pembangunan, sebagai ahli akademisi I) 2. Guntoro Tri Prasetyo (Pelatih Klub Ster salah satu tim internal Persis Solo dan Pelatih Persis Junior, sebagai ahli praktisi I) 3. Sumarjo HW (Pelatih Klub POP salah satu tim internal Persis Solo dan mantan pelatih Persis U 23, sebagai ahli praktisi II) 4. Wiku Aditya, S.Kom.,M.Kom (Pengajar TIK di SMA N 3 Wonogiri, sebagai ahli media) b. Revisi Produk Produk direvisi sesuai dengan masukan dari para ahli untuk selanjutnya diuji coba pada kelompok kecil.

commit to user

62 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id c. Uji Coba Tahap I (kelompok kecil)

Uji coba tahap I (kelompok kecil) dimaksudkan untuk mencari penilaian dari Siswa Sekolah Dasar di Kec Manyaran, Kab. Wonogiri berkaitan dengan produk pengembangan. d. Revisi Produk Setelah uji coba kelompok kecil, maka dilakukan revisi dan akhir uji coba yang dilakukan sebagai perbaikan produk yang telah diuji cobakan. e. Uji coba Tahap II (kelompok besar) Uji coba tahap II (kelompok besar) dimaksudkan untuk mencari saran dan penilaian dari Siswa Sekolah Dasar di Kec. Manyaran, Kab. Wonogiri berkaitan dengan isi model Pembelajaran. f. Revisi Produk Setelah uji coba kelompok besar, maka dilakukan revisi dan akhir uji coba yang dilakukan sebagai perbaikan produk yang telah diuji cobakan. 4. Tahap Keempat (Uji Efektivitas Produk) a. Eksperimen produk Eksperimen dilakukan pada Siswa Sekolah Dasar di Kec. Manyaran Kab. Wonogiri dengan tujuan mengetahui tingkat efektifitas produk pengembangan untuk pemanfaatan lebih lanjut. Rancangan eksperimen menggunakan rancangan pretest dan postest dengan pemilihan kelompok yang di acak (two group pre test and post test design). Tabel 3.2 Desain Uji Efektivitas Produk Subjek

Pre test

Perlakuan

Post test

R

X1

Pembelajaran Menggunakan Video

X2

R

X1

Pembelajaran Tidak Menggunakan Video

X2

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

63 digilib.uns.ac.id

Mekanisme pelaksanaan uji efektivitas hasil produk pengembangan ini dilakukan dengan membandingkan dua kelompok untuk kemudian dilihat hasilnya dan hasil pre test dan post tes. b. Laporan Hasil Produk Pengembangan Hasil akhir berupa produk yang telah dihasilkan dan analisis kebutuhan, evaluasi ahli, uji coba kelompok kecil, uji coba kelompok besar, dan hasil eksperimen produk berupa program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola Sepakbola. c. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian Dalam penelitian ini hanya terdapat satu variabel yaitu VCD Pembelajaran Teknik Dasar Menggiring Bola Sepakbola.

C. Sumber Data Sumber data adalah subjek dimana data diperoleh. Sumber data dalam penelitian pengembangan program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola ini dikelompokkan menjadi dua sumber data, yaitu sumber data awal dan sumber data dalam uji coba kelayakan produk pengembangan program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola yang dikembangkan. 1. Pembagian sumber data Sumber data dalam penelitian Pengembangan program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola ini dikelompokkan menjadi dua sumber data, yaitu sumber data awal dan sumber data dalam uji coba kelayakan produk Model Pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola yang dikembangkan. Sumber data tersebut meliputi: a. Ahli Akademisi Sepakbola Sumber data ahli akademisi Sepakbola diambil dari unsur perguruan tinggi, dengan commit to user kualifikasi pengampu mata kuliah Sepakbola. Sumber data ahli akademisi sepakbola masing-

perpustakaan.uns.ac.id

64 digilib.uns.ac.id

masing adalah Drs.Teddy Agoeng Sulistiyo,M.Pd dimana beliau merupakan pakar Sepakbola dari Universitas Tunas Pembangunan Surakarta. b. Ahli Praktisi Sepakbola Sumber data ahli praktisi sepakbola diambil dari unsur pelatih, dengan kualifikasi melatih dalam sebuah tim. Sumber data ahli praktisi sepakbola adalah Guntoro Tri Prasetyo, beliau adalah pelatih Klub Ster salah satu klub internal Persis dan pelatih tim Persis Solo Junior. Ahli sepakbola yang kedua adalah Sumarjo HW, Beliau adalah pelatih Klub PS POP salah satu tim internal Persis solo dan mantan pelatih Persis U 23. c.

Ahli Media VCD

Sumber data ahli media VCD diambil dari unsur pengajar mata pelajaran TIK. Sumber data ahli media VCD adalah Wiku Aditya, S.Kom.,M.Kom, beliau adalah guru pengampu mata pelajaran TIK di SMA N 3 Wonogiri. d. Siswa Sekolah Dasar di Kec. Manyaran, Kab. Wonogiri 1) Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa Sekolah Dasar, Kec. Manyaran, Kab. Wonogiri. 2) Sampel Untuk penentuan sampel penelitian dilakukan dengan purposive karena sudah diketahui ciricirinya. Menurut Maksum (2009:44) “purposive sampling adalah sebuah teknik pengambilan sampel yang ciri atau karateristiknya sudah diketahui lebih dulu berdasarkan ciri atau sifat populasi.” Kemudian selanjutnya dengan cara random karena pengambilan dilakukan secara acak. Maksum (2009:4 1) menyatakan “random sampling merupakan teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi individu yang menjadi anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel” Dalam penelitian ini pengambilan sampelnya adalah Siswa Sekolah Dasar di Kec. Manyaran dan kemudian diambil secara acak tanpa memilih sesuai dengan commitusia. to user tingkatan-tingkatan baik kemampuan maupun Jumlah sampel yang diambil dalam

perpustakaan.uns.ac.id

65 digilib.uns.ac.id

penelitian ini diambil 20 Siswa dengan jumlah keseluruhan 30 Siswa. Kemudian diambil secara acak dalam kegiatan penelitian. e. Peneliti Peneliti juga merupakan sumber data karena berdasarkan pengamatan pribadi yang dilakukan oleh peneliti dapat dituangkan sebagai hasil perolehan data lapangan yang dapat dijadikan tambahan informasi yang diperlukan dalam penelitian. Menurut Moleong (2007:168) “Kedudukuan peneliti dapat merupakan sebagal perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya sebagai pelapor hasil penelitian”. Dapat disimpulkan bahwa peneliti selain sebagai pengumpul data bisa juga berfungsi sebagai sumber data yang dapat mendukung hasil penelitian. 2.

Jenis Data

Jenis data penelitian pengembangan program vcd pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play adalah data kualitatif dan data kuantitatif penjabarannya sebagai berikut : 1. Dalam penelitian ini data kualitatif berasal dari: a.

Hasil observasi dan peneliti.

b.

Hasil wawancara dengan guru penjas pada studi pendahuluan.

c.

Masukan dari ahli sepak bola dan ahli multimedia

d.

Catatan lapangan pada saat eksperimen produk.

2. Data kuantitatif Dalam penelitian ini data kuantitatif yang diperoleh adalah: a. Data dan questioner evaluasi ahli adalah termasuk data ordinal. b. Data dan questioner atlit pada saat uji kelompok kecil dan uji kelompok besar termasuk data ordinal. . user c. Data dan hasil penilaian commit pre testtodan post test termasuk data ordinal

66 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data kondisi awal, data penilaian ahli sepakbola, data uji coba kelompok, dan data hasil uji efektivitas produk pengembangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: a. Teknik wawancara dipergunakan untuk mengumpulkan data studi pendahuluan tentang Pembelajaan teknik dasar menggiring bola sepakbola dalam hal ini dilakukan pada siswa dan guru penjas di Kec. Manyaran. b. Teknik questionair digunakan untuk mengumpulkan data penilaian kelayakan produk dari para ahli, serta pendapat dari siswa (testee). c. Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang keterampilan teknik menggiring bola sepakbola. d. Teknik observasi digunakan untuk mengumpulkan data catatan lapangan tentang keterlaksanaan latihan dan penerapan penelitian (model Pembelajaran). 2. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpul data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatanya mengumpulkan agar kegiatanya tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya, (Arikunto, 2009:101). Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan antara lain: Wawancara

Intervieu Bebas

Kuisioner

Kuisioner campuran

Skala penilaian

Checklist

Observasi

Catatan lapangan

Instrumen

Gambar 3.2 Bagan Instrumen Pengumpulan Data commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

67 digilib.uns.ac.id

1. Intervieu guide Metode pertama yang digunakan adalah metode wawancara atau interviu. “Interviu adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dan orang yang diwawancarai (interviewer), Winamo (2007:64).” Metode wawancara dengan menggunakan teknik interviu bebas digunakan untuk memperoleh informasi analisis kebutuhan dari siswa dan Guru penjas Di Kec. Manyaran. Interviu bebas adalah interviu yang dilakukan oleh pewawancara tanpa menggunakan pedoman wawancara, tetapi mengingat apa saja yang dipertanyakan. 2. Questionair campuran Instrument selanjutnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuisioner. “Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dan responden tentang sesuatu yang akan diteliti, Winarno (2007:62).” Metode angket digunakan untuk memperoleh informasi dari Siswa Sekolah Dasar di Kec. Manyaran saat uji coba kelompok kecil, besar serta memperoleh informasi dari para ahli. Berdasarkan cara menjawabnya kuisioner yang digunakan adalah kuisioner tertutup karena jawaban dan pertanyaan sudah tersedia dan responden hanya tinggal memilih. Kemudian berdasarkan jawaban yang diberikan maka kuisioner yang digunakan adalah kuisioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya dan kuisioner tidak langsung yaitu responden menjawab tentang orang lain. Untuk bentuk dan kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini ada beberapa bentuk. Bentuk yang pertama adalah kuisioner pilihan ganda dengan disertai juga bentuk Skala likert. Hal ini dikarenakan butir-butir jawaban yang tersedia merupakan pilihan ganda dan jawaban yang tersedia menunjukkan tingkatan-tingkatan, mulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju atau sangat baik hingga kurang sekali. Dalam penelitian ini ada 3 jenis kuesioner,commit yaitu: to user

perpustakaan.uns.ac.id

68 digilib.uns.ac.id

a. Kuesioner untuk ahli Sepakbola Aspek kelayakan produk pengembangan latihan pengembangan teknik dasar menggiring bola sepakbola untuk masing-masing indikator dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Aspek Kesesuaian 2) Aspek Kemanfaatan 3) Aspek Keamanan 4) Aspek Keterlaksanaan b. Kuesioner untuk Siswa Aspek kelayakan produk pengembangan Pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola masing-masing indikator dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Aspek kemudahan untuk dipahami 2) Aspek kemudahan untuk dilakukan 3) Aspek kemenarikan 4) Aspek kemanfaatan c. Ahli Media 1) Aspek Kesesuaian 2) Aspek Kemenarikan Gambar 3. Skala penilaian Untuk pemilihan jenis skala penilaian yang digunakan, disesuaikan dengan metode pengambilan data serta tujuan yang diinginkan. Dalam penelitian ini bentuk skala penilaian yang digunakan adalah absolute rating scales (skala penilaian absolute). Pemilihan bentuk ini didasarkan pada kriteria jenis skala penilaian yang sesuai dengan mekanisme pelaksanaan penelitian serta subyek yang akan diperbandingkan. Menurut Verducci (1980:188) “skala penilaian absolut memiliki keuntungan dimana satu grup dan siswa atau subyek dapat commit user subyek tersebut sudah memiliki diperbandingkan dengan grup subyek yang laintokarena

69 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

kemampuan dengan antisipasi standar yang sama.”Jadi untuk membandingkan dua kelompok dapat menggunakan bentuk skala penilaian absolut dengan antisipasi bahwa dua kelompok tersebut memilki standar awal yang sama. Untuk tipe skala penilaian absolut yang digunakan sendiri adalah checklist yaitu penandaan terhadap kegiatan yang muncul. Dalam skala penilaian absolut sendiri terdiri dari 4 macam tipe skala penilaian. Namun yang paling sesuai untuk pelaksanaan eksperimen hasil produk pengembangan program VCD teknik dasar menggiring bola sepakbola adalah checklist. Hal ini didasarkan pada penilaian indikator keterampilan yang dipilah-pilah menjadi beberapa sub indikator yang nantinya menjadi bahan pengamatan. Checklist juga disebut dengan keputusan “ya” atau “tidak”. Menurut Verducci (1980:191) “checklist dapat digunakan untuk mengukur prosedur dan perilaku.” Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk mengukur proses pelaksanaan akifitas motorik akan didapatkan relevansi yang cukup baik dan tepat. Mekanisme evaluasi dengan menggunakan metode skala rating absolut tipe checklist ini dilaksanakan dengan mengamati setiap indikator yang telah ditetapkan dan dibagi menjadi beberapa sub indikator. Apabila sub indikator tersebut muncul maka diberikan tanda berupa check (√) yang merupakan mekanisme pemberian checklist. Pengamatan dilaksanakan oleh pengamat yang sudah ditunjuk sebelumnya. Setelah pelaksanaan pengamatan maka data yang terkumpul dikumpulkan untuk hasil dan perbandingan. Dalam penelitian ini, skala penilaian digunakan untuk mengukur tingkat keterampilan menggunakan alat pada saat latihan teknik menggiring bola. Pengambilan data dan skala penilaian ini pada saat uji coba produk kelompok kecil dan uji coba produk kelompok besar. 4. Catatan lapangan Catatan lapangan dalam penelitian ini merupakan hasil dan observasi yang dilakukan sebagai pengamatan keterlaksanaan penelitian. Catatan lapangan menurut Bogdandan Biklen dalam commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

70 digilib.uns.ac.id

Moleong (2007: 209) adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian. Catatan Lapangan dalam penelitian ini digunakan pada saat uji coba terbatas uji coba lebih luas serta uji efektivitas produk untuk memantau obyektifitas dan pelaksanaan uji coba produk dan memantau keterlaksanaan latihan pada saat eksperimen produk. Catatan lapangan ini berisi tentang gambaran pelaksanaan uji coba dan hasil pengamatan pelaksanaan program latihan pengembangan teknik dasar menggiring bola (Dribbling) sepakbola pada saat tahap perlakuan, sehingga seluruh kegiatan tersebut bisa terekam dengan baik. 5. Tes keterampilan teknik menggiring bola (dribbling) sepakbola Dalam penelitian ini juga digunakan metode tes. Menurut Johnson dan Nelson (1969:1) “Tes adalah suatu bentuk dan suatu pertanyaan dan atau pengukuran, yang digunakan untuk memperkirakan ingatan dan suatu pengetahuan dan kemampuan, atau untuk mengukur kemampuan gerak di dalam aktifitas jasmani. Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah untuk mengetahui pencapaian dan eksperimen produk pengembangan. Secara khusus tes yang digunakan adalah tes prestasi. Winarno (2007:61) menyatakan “tes prestasi adalah tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian prestasi seseorang setelah mempelajari sesuatu.” Dalam penelitian ini tes prestasi yang dimaksudkan tes penguasaan teknik menggiring bola (dribbling) sepakbola sehingga instrument ini masuk kategori achievement test. Namun lebih jelas akan dijelaskan mengenai tes yang digunakan sebagai berikut : 1. Tes Menggiring Bola Tes menggiring yang digunakan adalah Dodging Run (lari menghindar). Pada aba-aba “siap”, testee berdiri dibelakang garis start dengan bola dalam penguasaan kakinya dan bersiap mendengar pluit tanda mulai untuk menggiring boa, setelah bunyi peluit, testee mulai commit to userdan ke arah kanan melewati bambu menggiring bola ke arah kiri melewati coen pertama

perpustakaan.uns.ac.id

71 digilib.uns.ac.id

kedua dan seterusnya, sesuai sengan arah panah yang telah ditetapkan sampai melewati garis finish.

D. Teknik Analisa Data Dalam penelitian ini ada dua teknik pengumpulan data, hal ini dilihat dan jenis data yang dikumpulkan, berikut masing-masing pendekatan pengolahan data dalam penelitian ini: 1. Pendekatan kualitatif a. Analisa data Analisis data kualitatif menurut Bodgan dan Bikien (dalam Moleong, 2005: 248) merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, sehingga pada akhirnya akan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Data yang dianalisis secara kualitatif berasal dan data yang diperoleh dan berbagai sumber yaitu wawancara dan catatan lapangan. Menurut Moleong (2005 :247) proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dan berbagai sumber, yaitu dan wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya. Tahap analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini sebagaimana yang dilakukan yaitu: (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan. Data yang diperoleh melalui perangkat pengumpulan data akan dianalisis dan selanjutnya direduksi secara sistematis berdasarkan kelompok data, data tereduksi ini akan disajikan secara terorganisir untuk dilakukan penarikan kesimpulan. 1) Tahap reduksi data Adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Data yang diperoleh dan commitlapangan to user dimungkinkan masih belum dapat hasil observasi, lembar penilaian, dan catatan

72 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

memberikan informasi yang jelas. Oleh karena itu, perlu dilakukan reduksi data. Reduksi data dilakukan dengan cara pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi kasar yang diperoleh dan wawancara, observasi, lembar penilaian, dan catatan lapangan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang jelas dan data tersebut, sehingga peneliti dapat membuat kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan. 2) Tahap penyajian data Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat atau paparan naratif. (Sugiyono, 2005:95). Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan dalam memahami apa yang terjadi atau penarikan kesimpulan sementara yang berupa temuan penelitian yaitu berupa pencapaian indikator-indikator yang berkaitan dengan apa yang telah diberikan. 3) Tahap penarikan kesimpulan Adalah proses pengambilan inti sari dan sajian data yang telah terorganisir dan hasil paparan data dalam bentuk peryataan kalimat yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian luas. Temuan penelitian dilakukan pengecekan keabsahan temuan, sehingga diperoleh hasil penelitian. Selanjutnya hasil penelitian direfleksi atau diberi makna untuk mendapatkan kesimpulan akhir. Hasil refleksi ini digunakan untuk menyusun rencana tindakan selanjutnya. b. Pemeriksaan keabsahan data Untuk menjaga keabsahan dan data yang telah diambil di lapangan maka dilakukan pemeriksaan keabsahan dan data yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode: 1) Pengecekan sejawat Teknik ini dilakukan dengan cara memaparkan hasil sementara atau hasil akhir dengan rekanrekan sejawat. Menurut Moleong (2007:333), diskusi ini sebaiknya dilakukan dengan teman sejawat yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bidang yang dipersolakan, commit to user

73 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

terutama tentang isi dan metodologinya. Teknik pemeriksaan sejawat ini menurut moleong (2007:333) mengandung beberapa maksud: a) Untuk membuat agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran. b) Memberikan suatu kesempatan awal yang baik untuk mulai menjajaki dan menguji hipotesis kerja yang muncul dan pemikiran peneliti. Tenik pemeriksaan keabsahan data ini jika dilakukan maka hasilnya adalah: a) Menyediakan pandangan kritis. b) Mengetes temuan kerja. c) Membantu mengembangkan langkah selanjutnya. d) Melayani sebagai pembanding. (Moleong, 2007:333) 2) Triangulasi (Bogdan dan Taylor, 1993:189, Zuber, 1996:81) menyimpulkan, untuk melakukan pemeriksaan terhadap data dan berbagai sumber akan lebih tepat dengan menggunakan metode triangulasi. Dalam hal ini triangulasi dilakukan dengan mengumpulkan data yang sejenis dengan menggunakan berbagai sumber data yang berbeda. Pada penelitian ini sumber data yang dimaksud adalah para ahli yang memberikan masukan dan evaluasi terhadap produk disusun oleh peneliti.

Pemeriksaan keabsahan data

Triangulasi teori

Teori teknik menggiring bola

Triangulasi metode

1. Wawancara 2. Catatan langsung 3. Kuisioner

Uji ahli commit to user

1. Ahli akademi 2. Ahli praktek

Gambar 3.3 Bagan Pemeriksaan Keabsahan Data

74 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Pemeriksaan keabsahan melalui teknik triangulasi ini dilakukan dengan melakukan diskusi antara peneliti, pelatih serta siswa. Hal ini diharapkan akan mendapatkan adanya keabsahan data dan sumber yang berbeda. Kebenaran dan data telah diuji dan berbagai sumber data yang berbeda. Mekanisme pemeriksaan ini merupakan triangulasi metode dan teori karena menggunakan lebih dari satu instrument pengumpul data. Dalam penelitian ini pengambilan data tidak hanya menggunakan satu instrument sebagai pengumpul data tetapi menggunakan dua instrument yaitu kuisioner dan wawancara tak terstruktur. Triangulasi metode dilakukan dengan cara mencocokan hasil pengambilan data dengan menggunakan kuisioner baik dari siswa maupun ahli dengan hasil wawancara. Triangulasi teori dilakukan dengan cara mencocokan kesesuaian produk dengan teori yang telah ada sebelumnya yaitu teori mengenai latihan teknik menggiring bola sepakbola. 3) Perpanjangan keikutsertaan Dalam penelitian ini peneliti sebagai instrument itu sendiri, keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Perpanjangan keikutsertaan ini menurut moleong (2007:327) akan membatasi: a) Gangguan dan dampak peneliti pada konteks. b) Membatasi kekeliruan (biases) peneliti. c) Mengkonpensasi pengaruh dan kejadian-kejadian yang tidak biasa atau pengaruh sesaat.

2. Pendekatan kuantitatif Pengolahan data dengan pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini melihat dan jenis data yang dikumpulkan pada saat penelitian, mulai dan questioner ahli sepakbola, questioner atlet, dan data pre tes - post test pada saat uji eksperimen produk. commit to user

75 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id a. Pengujian data 1) Uji Normalitas distribusi frekuensi

Uji normalitas distribusi frekuensi dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors (Sudjana, 2005 :466). Adapun prosedur pengujian normalitas adalah sebagai berikut: a) Pengamatan

x 1,

x2,...,xn

dijadikan

bilangan

baku

z1,

z2,…zn,

denganmenggunakan rumus:

Keterangan: xi= Nilai tiap kasus x = Rata-rata S = Simpangan baku b) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F (Zi) = P (z
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

76 digilib.uns.ac.id

Uji homogenitas variansi populasi dilakukan dengan uji F. Pengujian homogenitas lebih sesuai menggunakan uji F dikarenakan hanya ada dua kelompok sampel yang diuji homogenitas. Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut: a) Menghitung varians gabungan dari tiap kelompok sampel Sx2 = √

(∑ )

∑ (

)

b) Varians dan setiap kelompok c) Menghitung nilai F F= d) Membuat kesimpulan Dan penghitungan diperoleh F hitung = …, dengan derajat kebebasan (dk) pembilang n-i, dan derajat kebebasan (dk) penyebut n-i, dan pada taraf nyata = 0,05, Apabila F hitung Lebihkecil dan pada F tabel, maka data pada kelompok X dan Y Homogen. 3) Analisis data a) Analisis data questionair ahli sepakbola, ahli media dan questionair siswa. Teknik analisis data yang digunakan dalam pengembangan model latihan teknik dribbling adalah teknik analisis deskriptif persentase. Analisa data sesuai dengan pendekatan ini dimaksudkan bahwa, setiap analisa disesuaikan dengan dengan pendekatan yang digunakan, hanya sampai mengetahui persentase (%) (Sudjana, 1990:45) Rumus untuk mengolah data kuantitatif subyek uji coba. P=

x 100%

Keterangan: P

= Persentase hasil subyek uji coba

x

= Jumlah jawaban skor oleh subyek uji coba commit to user

xi

= Jumlah jawaban maksimal dalam aspek penilaian

77 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id oleh subyek uji coba 100% = Konstanta

Untuk menentukan kesimpulan yang telah tercapai maka ditetapkan kriteria seperti pada tabel berikut: Tabel 3.3 Persentase Hasil Evaluasi Subyek Uji Coba Persentase

Keterangan

80% - 100 %

Valid/digunakan

60% - 79%

Cukup valid/digunakan

50% -59 %

Kurang valid/diganti

<50%

Tidak valid/diganti (Sumber: Maksum 2009:57) b) Analisis data uji eksperimen produk.

Proses penghitungan hasil eksperimen menggunakan uji t (uji signifikasi) dengan menggunakan rumus;

t= Kriteria prodak dinyatakan signifikan pengaruhnya dinyatakan jika –t1 – ½ < t < t1 – ½ dimana t1 – ½  didapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n1+ 2 - 2) dan peluang (1–½) untuk harga-harga lainnya ditolak.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab IV berikut ini akan diuraikan mengenai penyajian data yang telah diperoleh selama penelitian yang telah dilakukan dari analisis kebutuhan (wawancara dengan Siswa SD dan Guru pendidikan jasmani di Kecamatan Manyaran Wonogiri), Evaluasi ahli akademisi, ahli praktisi sepakbola, ahli media, uji coba kelompok kecil sebanyak 10 siswa, uji coba kelompok besar 20 siswa dan uji coba efektifitas produk dengan eksperimen yang akan dijabarkan sebagai berikut. A. Ringkasan Hasil Penelitian Pada tabel 4.1 berikut akan disajikan data ringkasan dari penelitian pengembangan program vcd pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play pada anak sekolah dasar di Kec. Manyaran, Kab. Wonogiri. Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Penelitian No 1

2

Komponen Tahap Pendahuluan Wawancara dengan guru penjaskes Sekolah Dasar di Kec. Manyaran Kabupaten Wonogiri dengan jumlah pertanyaan 10 butir soal

Temuan

Penguasaan teknik dasar menggiring bola sepakbola masih kurang baik dan belum adanya pembelajaran dengan menggunakan media sebagai proses pembelajaran. Wawancara dengan siswa Sekolah Dasar di Penguasaan teknik dasar menggiring Kec. Manyaran Kabupaten Wonogiri bola sepakbola masih kurang baik dan dengan jumlah pertanyaan 10 butir soal belum adanya pembelajaran dengan menggunakan media sebagai proses pembelajaran. Tahap Uji Coba a. Hasil evaluasi ahli sepakbola dengan a. Dari hasil evaluasi ketiga ahli jumlah instrumen sebanyak 50 butir sepakbola diperoleh persentase 83, 15%, pertanyaan dan ahli media dengan 15 sehingga model latihan bisa di uji butir soal. (n=4) cobakan. b. Dari masukan ahli sepakbola, rancangan model pembelajaran harus disesuaikan dengan kurikulum yang commit to digunakan user dan materi harus menyenangkan agar siswa tidak bosan. 78

79 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

3

b. Uji coba kelompok kecil (n=10) dengan Dari hasil uji coba kelompok kecil jumlah instrumen 15 butir pertanyaan diperoleh persentase 81,3%, sehingga program pembelajaran bisa dilanjutkan ke tahap uji coba kelompok besar c. Uji coba kelompok kecil (n=20) dengan Dari hasil uji coba kelompok kecil jumlah instrumen 15 butir pertanyaan diperoleh persentase 86,07%, sehingga program pembelajaran bisa dilanjutkan ke tahap uji efektifitas produk Uji efektifitas produk Nilai beda Nilai beda hasil pre-test dan post-test uji efektifitas produk menggiring bola sepakbola sebesar : 1. Kelompok Eksperimen= 57,49 2. Skala Penilaian = 47 1. Kelompok kontrol = 14,78 2. Skala Penilaian = 15 B. Hasil Tahap 1 Pendahuluan

1. Data hasil analisis kebutuhan Tahap pendahuluan dalam penelitian ini adalah analisis kebutuhan untuk mengidentifikasi masalah, dalam penelitian ini analisis kebutuhan dilakukan dengan observasi dan wawancara terhadap Guru penjaskes dan Siswa Sekolah Dasar di Kec. Manyaran Kab. Wonogiri, observasi dan wawancara dilakukan untuk mengetahui permasalahan tentang pembelajaran menggiring bola sepakbola. Pada tabel 4.2 dan 4.3 ini akan disajikan kesimpulan hasil wawancara dengan Guru Penjaskes dan Siswa SD di Kec. Manyaran. Tabel 4.2 Hasil Wawancara dengan Guru Penjaskes di Kec. Manyaran No 1

2

3

Aspek

Hasil Wawancara

Banyaknya guru pendidikan jasmani 2 - 4 kali dalam 1 semester mengajarkan teknik dasar sepakbola dalam satu semester Jumlah macam-macam teknik dasar  Kura-kura kaki bagian dalam menggiring bola yang diketahui  Kura-kura kaki penuh  Kura-kura kaki bagian luar Cara melakukan teknik dasar menggiring  Pandangan fokus bola bola sepakbola yang benar  Tubuh agak membungkuk, tangan disamping badan commit to user  Lutut agak diteku  Posisi bola tidak terlalu jauh

perpustakaan.uns.ac.id

4

5 6

7

8 9

10

80 digilib.uns.ac.id

dengan kaki Pengetahuan tentang teknik dasar  Dribbling sepakbola  Passing  Heading  Controling Sikap siswa saat menerima pembelajaran Ada sebagian siswa yang tidak yang bapak berikan memperhatikan (bercanda) Respon siswa saat menerima Mayoritas siswa senang pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola Mekanisme pembelajaran teknik dasar Berbaris membanjar, bergantian menggiring bola menggiring bola sesuai dengan tempat yang telah ditentukan Rata-rata siswa yang mampu melakukan Rata-rata tidak mampu apabila banyak teknik dasar menggiring bola rintangan/coen untuk zig zag Kendala saat memberikan materi teknik  Teknik dasar masih salah / dasar menggiring bola tidak sesuai dengan yang diajarkan  Sarana & prasarana kurang Kebutuhan terhadap VCD pembelajaran Perlu pengembangan VCD teknik dasar menggiring bola pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola

Berdasarkan tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa penguasaan teknik dasar menggiring bola sepakbola masih kurang baik dan belum adanya pembelajaran dengan menggunakan media sebagai proses pembelajaran. Tabel 4.3 Hasil Wawancara dengan Siswa SD di Kec. Manyaran No 1 2 3 4

5 6

Aspek

Jawaban Subyek

Apakah kalian pernah melakukan Pernah tapi jarang olahraga sepakbola? Apakah kalian senang melakukan Sangat senang sekali olahraga sepakbola? Apakah kalian pernah mengikuti Pernah dan hanya bermain saja Pembelajaran sepak bola disekolah ? Pernahkah guru penjas dalam Pernah tapi kurang jelas pembelajaran materi permainan sepak bola mengajarkan teknik menggiring bola (dribbling) ? Apakah kalian pernah melakukan model Tidak pernah pembelajaran dengan video ? Apakah kalian senang melakukan model Senang tapi bolanya tidak mencukupi commit to user pembelajaran teknik dasar menggiring bola (dribbling) yang diajarkan guru

81 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

7 8

9

10

Dari

penjas disekolah kamu ? Mekanisme pembelajaran teknik dasar menggiring bola Bentuk – bentuk teknik dasar menggiring bola (dribbling) seperti apa yang pernah kalian pelajari dalam pembelajaran materi sepakbola ? Apakah dengan model pembelajaran teknik dasar menggiring bola (dribbling) yang pernah kalian terima mudah untuk dipahami dan dilakukan? Apakah setelah melakukan model pembelajaran teknik dasar menggiring bola (dribbling) tersebut, kalian bisa melakukan teknik menggiring bola (dribbling) dengan baik ? Hasil

Wawancara

diatas

maka

Dua kali seminggu Menggiring bola dengan punggung kaki bagian dalam

Agak sulit, karena contoh kurang jelas

Bisa, tapi dengan pelan gerakannya

dapat

disimpulkan

bahwa penguasaan

teknik dasar menggiring bola sepakbola masih kurang baik dan belum adanya pembelajaran dengan menggunakan media sebagai proses pembelajaran. 2. Pengkajian Teori Tahap pengembangan produk terdiri dari pengkajian terhadap teori-teori pendukung tentang sepakbola serta tahap penyusunan draft awal produk pengembangan. Pengkajian teori diperlukan untuk mendasari penyusunan produk yang dalam hal ini adalah produk pengembangan

teknik dasar menggiring bola sepakbola. Teori-teori yang digunakan

adalah teori umum olahraga sepakbola serta teori umum latihan teknik dan aspek-aspek pendukung dari teori latihan yang dapat melandasi penyusunan produk. Pengembangan produk ini juga mengkaji tentang teori belajar gerak, analisis gerak dan perkembangan gerak yang digunakan untuk menganalisis

kebutuhan gerak pada sepakbola serta teori

tentang anatomi untuk identifikasi penggunaan otot pada saat melakukan gerakan sepakbola. 3. Perancangan Produk Awal Perancangan produk awal pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola commit to user dengan berdasarkan kajian secara teoritis dirumuskan dalam susunan sebagai berikut:

82 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

a) Teori umum sepakbola b) Teori umum latihan teknik menggiring c) Latihan menggiring sepakbola d) Program latihan menggiring sepakbola e) Evaluasi keterampilan teknik menggiring bola sepakbola Berdasarkan rumusan di atas maka produk VCD Pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola ini selanjutnya akan dilakukan validasi serta evaluasi oleh ahli untuk mengetahui tingkat kelayakan produk untuk diuji cobakan. C. Hasil Tahap 2 Uji Coba Produk 1. Evaluasi Ahli Data evaluasi didapat dari 4 ahli dengan kualifikasi: 1 ahli Akademisi dan 2 ahli praktisi sepakbola dan 1 ahli media. Tujuan dari evaluasi ahli ini adalah untuk mendapatkan saran atau masukan demi perbaikan atau kesempurnaan rancangan produk yang akan dikembangkan. Pendapat dari 4 ahli tersebut dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang berbeda tiap ahli, Pelaksanaan evaluasi ahli ini menggunakan instrumen sebagai alat evaluasi, instrumen yang digunakan untuk evaluasi ahli adalah kuisioner terdiri

dari

pertanyaan

dengan

jawaban

campuran

yang

tertutup (Jawaban yang telah ditentukan

sebelumnya), dan jawaban terbuka (jawaban langsung dari nara sumber). Hasil revieu dari evaluasi ahli terdiri dari data kuantitatif untuk hasil evaluasi dengan skala likert dan data kualitatif yang berupa saran ataupun masukan. a. Data Hasil Evaluasi Ahli Akademisi Sepakbola Ahli Akademisi dalam produk pengembangan ini adalah Drs. Teddy Agoeng Sulistyo, commitTunas to userPembangunan Surakarta, evaluasi M.Or yang merupakan dosen Universitas

83 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

dilakukan pada hari senin tanggal 20 Oktober 2014 di Kampus UTP Surakarta. Dengan pedoman sebagai berikut: (1) apabila jawaban a mendapat skor 5, (2) apabila jawaban b mendapat skor 4, (3) apabila menjawab c mendapat skor 3, dan (4) apabila menjawab d mendapat skor 2, (5) apabila menjawab e mendapat skor 1. Tebel 4.4 Hasil Evaluasi Ahli Akademisi No 1

2

3

4

5

6

7

8 9 10 11 12 13 14

Aspek

Skoring Nilai X Xi Kesesuaian pemanasan permainan dan 5 5 streching untuk pembelajaran teknik menggiring bola Kemanfaatan pemanasan permainan dan 5 5 streching untuk pembelajaran teknik menggiring bola Keamanan pemanasan permainan dan 4 5 streching untuk pembelajaran teknik menggiring bola Kemudahan pemanasan permainan dan 4 5 streching untuk pembelajaran teknik menggiring bola Kesesuaian pengenalan teknik dasar 4 5 menggiring bola pada latihan inti dengan pembelajaran teknik menggiring bola Kemanfaatan pengenalan teknik dasar 4 5 menggiring bola pada latihan inti untuk pembelajaran teknik menggiring bola Kemudahan untuk dipahami pengenalan 5 5 teknik dasar menggiring bola pada latihan inti dengan pembelajaran teknik menggiring bola Kesesuaian giring lempar bola untuk 5 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemanfaatan giring lempar bola untuk 4 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Keamanan giring lempar bola untuk 5 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemudahan giring lempar bola untuk 4 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kesesuaian giring menghindar untuk 5 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemanfaatan giring menghindar untuk 4 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola commit to user Keamanan giring menghindar untuk 4 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola

Validasi P Kategori 100% Valid

100%

Valid

80%

Valid

80%

Valid

80%

Valid

80%

Valid

100%

Valid

100%

Valid

80%

Valid

100%

Valid

80%

Valid

100%

Valid

80%

Valid

80%

Valid

84 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39

Kemudahan giring menghindar untuk 4 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kesesuaian giring ikuti pemimpin untuk 4 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemanfaatan giring ikuti pemimpin untuk 4 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Keamanan giring ikuti pemimpin untuk 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemudahan giring ikuti pemimpin untuk 4 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kesesuaian giring cerminku untuk 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemanfaatan giring cerminku untuk 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Keamanan giring cerminku untuk 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemudahan giring cerminku untuk 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kesesuaian giring dengarkanku untuk 3 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemanfaatan giring dengarkanku untuk 4 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Keamanan giring dengarkanku untuk 3 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemudahan giring dengarkanku untuk 3 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kesesuaian giring buru aku untuk 4 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemanfaatan giring buru aku untuk 4 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Keamanan giring buru aku untuk 4 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemudahan giring buru aku untuk 3 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kesesuaian giring jauhi aku untuk 4 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemanfaatan giring jauhi aku untuk 4 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Keamanan giring jauhi aku untuk 4 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemudahan giring jauhi aku untuk 4 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kesesuaian giring bersambung untuk 4 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemanfaatan giring bersambung untuk 4 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Keamanan giring bersambung untuk 5 commit pembelajaran teknik dasar menggiring bolato user Kemudahan giring bersambung untuk 4

5

80%

Valid

5

80%

Valid

5

80%

Valid

5

100%

Valid

5

80%

Valid

5

100%

Valid

5

100%

Valid

5

100%

Valid

5

100%

Valid

5

60%

5

80%

Cukup Valid Valid

5

60%

5

60%

5

80%

Cukup Valid Cukup Valid Valid

5

80%

Valid

5

80%

Valid

5

60%

5

80%

Cukup Valid Valid

5

80%

Valid

5

80%

Valid

5

80%

Valid

5

80%

Valid

5

80%

Valid

5

100%

Valid

5

80%

Valid

85 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

40

41

42

43

44

45

46

47

48 49

50

pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kesesuaian ragam kegiatan pendinginan pada latihan penutup pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemanfaatan ragam kegiatan pendinginan pada latihan penutup pembelajaran teknik dasar menggiring bola Keamanan ragam kegiatan pendinginan pada latihan penutup pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemudahan ragam kegiatan pendinginan pada latihan penutup pembelajaran teknik Valid dasar menggiring bola Kesesuaian program latihan harian selama dua bulan untuk meningkatkan kemampuan menggiring bola siswa Kemanfaatan program latihan harian selama dua bulan untuk meningkatkan kemampuan menggiring bola siswa Keamanan program latihan harian selama dua bulan untuk meningkatkan kemampuan menggiring bola siswa Kemudahan program latihan harian selama dua bulan untuk meningkatkan kemampuan menggiring bola siswa Kesesuaian penyajian produk pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemudahan untuk dipahami penyajian produk pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemudahan untuk dilakukan produk pembelajaran teknik dasar menggiring bola Total

4

5

80%

Valid

4

5

80%

Valid

4

5

80%

Valid

3

5

60%

Valid

4

5

80%

Valid

4

5

80%

Valid

4

5

80%

Valid

4

5

80%

Valid

4

5

80%

Valid

5

5

100%

Valid

5

5

100%

Valid

209

250

83,6%

Valid

Keterangan: P

: Persentase hasil evaluasi subyek uji coba

X

: Skor oleh subyek uji coba

Xi

: Jawaban maksimal dalam aspek penilaian oleh subyek uji coba ∑X 209 Persentase = ∑ X x100% = 250 x100% = 83,6% 1

commit to user Berdasarkan hasil analisis dari tabel 4.3, maka hasil evaluasi ahli pembelajaran pendidikan

86 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

jasmani adalah 83,6%, berdasarkan kriteria yang ditentukan, dapat dikatakan bahwa pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play dari pendahuluan, inti, dan penutup ini telah memenuhi kriteria valid (80%-100%). Dari hasil evaluasi ahli Akademisi Sepakbola terhadap rancangan pengembangan model pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola terdapat saran-saran yaitu: (1) Pembelajaran mengacu pada kurikulum 2013. (2) Model menggiring berbasis play nya ditambah / perbanyak variasi (3) Buat semenarik mungkin sehingga anak merasa senang ketika pembelajaran Rekomendasi perbaikan produk ahli akademisi adalah layak untuk uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran. b. Data Hasil Evaluasi Ahli Praktisi Sepakbola 1 Dalam tabel 4.5 berikut ini akan disajikan data hasil evaluasi ahli sepakbola. Dengan pedoman sebagai berikut: (1) apabila Jawaban a mempunyai skor 5, (2) apabila jawaban b mempunyai skor 4, (3) apabila jawaban c mendapat skor 3, dan (4) apabila jawaban d mendapat skor 2, (5) apabila jawaban e mendapat skor 1. Dalam penelitian ini, ahli praktisi sepakbola yang pertama adalah Guntoro Tri Prasetyo yang merupakan pelatih Persis Solo Junior dan Pelatih PS Ster salah satu tim internal Persis Solo, evaluasi rancangan produk awal ini dilaksanakan pada hari rabu 22 oktober 2014 di Solo. Tabel 4.5 berikut akan disajikan hasil evaluasi dari ahli praktisi sepakbola 1 yang berupa data kuantitatif.

commit to user

87 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.5 Data Kuantitatif Hasil Evaluasi Ahli Praktisi Sepakbola 1 No 1

2

3

4

5

6

7

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Aspek

Skoring Nilai X Xi Kesesuaian pemanasan permainan dan 5 5 streching untuk pembelajaran teknik menggiring bola Kemanfaatan pemanasan permainan dan 5 5 streching untuk pembelajaran teknik menggiring bola Keamanan pemanasan permainan dan 4 5 streching untuk pembelajaran teknik menggiring bola Kemudahan pemanasan permainan dan 4 5 streching untuk pembelajaran teknik menggiring bola Kesesuaian pengenalan teknik dasar 3 5 menggiring bola pada latihan inti dengan pembelajaran teknik menggiring bola Kemanfaatan pengenalan teknik dasar 3 5 menggiring bola pada latihan inti untuk pembelajaran teknik menggiring bola Kemudahan untuk dipahami pengenalan 4 5 teknik dasar menggiring bola pada latihan inti dengan pembelajaran teknik menggiring bola Kesesuaian giring lempar bola untuk 5 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemanfaatan giring lempar bola untuk 4 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Keamanan giring lempar bola untuk 5 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemudahan giring lempar bola untuk 4 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kesesuaian giring menghindar untuk 4 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemanfaatan giring menghindar untuk 4 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Keamanan giring menghindar untuk 5 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemudahan giring menghindar untuk 4 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kesesuaian giring ikuti pemimpin untuk 4 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemanfaatan giring ikuti pemimpin untuk 4 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Keamanan giring ikuti pemimpin untuk 5 5 commit to user pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemudahan giring ikuti pemimpin untuk 5 5

P 100%

Validasi Kategori Valid

100%

Valid

80%

Valid

80%

Valid

60%

Cukup Valid

60%

Cukup Valid

80%

Valid

100%

Valid

80%

Valid

100%

Valid

80%

Valid

80%

Valid

80%

Valid

100%

Valid

80%

Valid

80%

Valid

80%

Valid

100%

Valid

100%

Valid

88 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

41

42

pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kesesuaian giring cerminku untuk 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemanfaatan giring cerminku untuk 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Keamanan giring cerminku untuk 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemudahan giring cerminku untuk 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kesesuaian giring dengarkanku untuk 3 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemanfaatan giring dengarkanku untuk 3 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Keamanan giring dengarkanku untuk 4 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemudahan giring dengarkanku untuk 3 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kesesuaian giring buru aku untuk 4 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemanfaatan giring buru aku untuk 4 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Keamanan giring buru aku untuk 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemudahan giring buru aku untuk 3 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kesesuaian giring jauhi aku untuk 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemanfaatan giring jauhi aku untuk 4 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Keamanan giring jauhi aku untuk 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemudahan giring jauhi aku untuk 4 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kesesuaian giring bersambung untuk 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemanfaatan giring bersambung untuk 4 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Keamanan giring bersambung untuk 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemudahan giring bersambung untuk 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kesesuaian ragam kegiatan pendinginan 4 pada latihan penutup pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemanfaatan ragam kegiatan pendinginan 4 pada latihan penutup pembelajaran teknik dasar menggiring bola commitpada to user Keamanan ragam kegiatan pendinginan 4 latihan penutup pembelajaran teknik dasar

5

100%

Valid

5

100%

Valid

5

100%

Valid

5

100%

Valid

5

60%

5

60%

5

80%

Cukup Valid Cukup Valid Valid

5

60%

5

80%

Cukup Valid Valid

5

80%

Valid

5

100%

Valid

5

60%

5

100%

Cukup Valid Valid

5

80%

Valid

5

100%

Valid

5

80%

Valid

5

100%

Valid

5

80%

Valid

5

100%

Valid

5

100%

Valid

5

80%

Valid

5

80%

Valid

5

80%

Valid

89 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

43

44

45

46

47

48 49

50

menggiring bola Kemudahan ragam kegiatan pendinginan pada latihan penutup pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kesesuaian program latihan harian selama dua bulan untuk meningkatkan kemampuan menggiring bola siswa Kemanfaatan program latihan harian selama dua bulan untuk meningkatkan kemampuan menggiring bola siswa Keamanan program latihan harian selama dua bulan untuk meningkatkan kemampuan menggiring bola siswa Kemudahan program latihan harian selama dua bulan untuk meningkatkan kemampuan menggiring bola siswa Kesesuaian penyajian produk pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemudahan untuk dipahami penyajian produk pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemudahan untuk dilakukan produk pembelajaran teknik dasar menggiring bola Total

3

5

60%

Cukup Valid

4

5

80%

Valid

4

5

80%

Valid

5

5

100%

Valid

4

5

80%

Valid

4

5

80%

Valid

5

5

100%

Valid

4

5

80%

Valid

84,8%

Valid

212

250

Keterangan: P

: Persentase hasil evaluasi subyek uji coba

X

: Skor oleh subyek uji coba

Xi

: Jawaban maksimal dalam aspek penilaian oleh subyek uji coba ∑X 212 x100% = x100% = 84,8% Persentase = ∑ X 250 1

Berdasarkan hasil analisis dari tabel 4.5, maka hasil evaluasi ahli praktisi sepakbola 1 adalah 84,8%, berdasarkan kriteria yang ditentukan, dapat dikatakan bahwa pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play dari pendahuluan, inti, dan penutup ini telah memenuhi kriteria valid (80%-100%). Dari hasil evaluasi ahli praktisi sepakbola 1 terhadap rancangan pengembangan model commit to user pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola terdapat saran-saran yaitu:

90 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

1. Penekanan fisik pada pembelajaran jangan terlalu banyak 2. Variasi menggiring ditambah yang lebih menyenangkan agar siswa tidak bosan 3. Pada pemanasan permainan bersifat fun game 4. Variasi gerakan pada pendinginan perlu ditambah / bisa juga dalam bentuk fun game Rekomendasi perbaikan produk ahli akademisi adalah layak untuk uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran. c. Evaluasi Ahli Praktisi sepakbola 2 Dalam penelitian ini, ahli praktisi sepakbola 2 adalah Sumarjo HW yang merupakan mantan pelatih Persis Solo U 23 dan saat ini melatih PS POP salah satu tim internal Persis Solo, evaluasi rancangan produk awal ini dilaksanakan pada hari Rabu 22 Oktober 2014 di Stadion Mini Banaran Sukoharjo. Tabel 4.6 berikut akan disajikan hasil evaluasi dari ahli praktisi sepakbola 2 yang berupa data kuantitatif. Tabel 4.6 Data Kuantitatif Hasil Evaluasi Ahli Praktisi Sepakbola 2 No 1

2

3

4

5

6

Aspek

Skoring Nilai X Xi Kesesuaian pemanasan permainan dan 4 5 streching untuk pembelajaran teknik menggiring bola Kemanfaatan pemanasan permainan dan 5 5 streching untuk pembelajaran teknik menggiring bola Keamanan pemanasan permainan dan 5 5 streching untuk pembelajaran teknik menggiring bola Kemudahan pemanasan permainan dan 5 5 streching untuk pembelajaran teknik menggiring bola Kesesuaian pengenalan teknik dasar 4 5 menggiring bola pada latihan inti dengan pembelajaran teknik commit to user menggiring bola Kemanfaatan pengenalan teknik dasar 4 5

Validasi P Kategori 80% Valid

100%

Valid

100%

Valid

100%

Valid

80%

Valid

80%

Valid

91 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

menggiring bola pada latihan inti untuk pembelajaran teknik menggiring bola Kemudahan untuk dipahami 4 pengenalan teknik dasar menggiring bola pada latihan inti dengan pembelajaran teknik menggiring bola Kesesuaian giring lempar bola untuk 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemanfaatan giring lempar bola untuk 4 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Keamanan giring lempar bola untuk 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemudahan giring lempar bola untuk 4 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kesesuaian giring menghindar untuk 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemanfaatan giring menghindar untuk 4 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Keamanan giring menghindar untuk 4 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemudahan giring menghindar untuk 4 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kesesuaian giring ikuti pemimpin 4 untuk pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemanfaatan giring ikuti pemimpin 4 untuk pembelajaran teknik dasar menggiring bola Keamanan giring ikuti pemimpin untuk 5 pembelajaran teknik dasar menggiring 4bola Kemudahan giring ikuti pemimpin 4 untuk pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kesesuaian giring cerminku untuk 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemanfaatan giring cerminku untuk 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola commit to user Keamanan giring cerminku untuk 5

5

80%

Valid

5

100%

Valid

5

80%

Valid

5

100%

Valid

5

80%

Valid

5

100%

Valid

5

80%

Valid

5

80%

Valid

5

80%

Valid

5

80%

Valid

5

80%

Valid

5

100%

Valid

5

80%

Valid

5

100%

Valid

5

100%

Valid

5

100%

Valid

92 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemudahan giring cerminku untuk 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kesesuaian giring dengarkanku untuk 3 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemanfaatan giring dengarkanku untuk 3 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Keamanan giring dengarkanku untuk 3 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemudahan giring dengarkanku untuk 3 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kesesuaian giring buru aku untuk 4 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemanfaatan giring buru aku untuk 4 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Keamanan giring buru aku untuk 4 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemudahan giring buru aku untuk 3 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kesesuaian giring jauhi aku untuk 4 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemanfaatan giring jauhi aku untuk 4 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Keamanan giring jauhi aku untuk 5 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemudahan giring jauhi aku untuk 4 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kesesuaian giring bersambung untuk 4 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemanfaatan giring bersambung untuk 4 pembelajaran teknik dasar menggiring bola Keamanan giring bersambung untuk 5 commit to user pembelajaran teknik dasar menggiring

5

100%

Valid

5

60%

Cukup Valid

5

60%

Cukup Valid

5

60%

Cukup Valid

5

60%

Cukup Valid

5

80%

Valid

5

80%

Valid

5

80%

Valid

5

60%

Cukup Valid

5

80%

Valid

5

80%

Valid

5

100%

Valid

5

80%

Valid

5

80%

Valid

5

80%

Valid

5

100%

Valid

93 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id bola Kemudahan giring bersambung untuk pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kesesuaian ragam kegiatan pendinginan pada latihan penutup pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemanfaatan ragam kegiatan pendinginan pada latihan penutup pembelajaran teknik dasar menggiring bola Keamanan ragam kegiatan pendinginan pada latihan penutup pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemudahan ragam kegiatan pendinginan pada latihan penutup pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kesesuaian program latihan harian selama dua bulan untuk meningkatkan kemampuan menggiring bola siswa Kemanfaatan program latihan harian selama dua bulan untuk meningkatkan kemampuan menggiring bola siswa Keamanan program latihan harian selama dua bulan untuk meningkatkan kemampuan menggiring bola siswa Kemudahan program latihan harian selama dua bulan untuk meningkatkan kemampuan menggiring bola siswa Kesesuaian penyajian produk pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemudahan untuk dipahami penyajian produk pembelajaran teknik dasar menggiring bola Kemudahan untuk dilakukan produk pembelajaran teknik dasar menggiring bola

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

4

5

80%

Valid

4

5

80%

Valid

4

5

80%

Valid

4

5

80%

Valid

4

5

80%

Valid

4

5

80%

Valid

4

5

80%

Valid

4

5

80%

Valid

4

5

80%

Valid

4

5

80%

Valid

4

5

80%

Valid

4

5

80%

Valid

208

250

83,2%

Valid

Total

Keterangan: P

: Persentase hasil evaluasi subyekcommit uji coba to user

X

: Skor oleh subyek uji coba

94 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id Xi

: Jawaban maksimal dalam aspek penilaian oleh subyek uji coba

Persentase =

∑X x100% = ∑ X1

208 x100% = 83,2% 250

Berdasarkan hasil analisis dari tabel 4.6, maka hasil evaluasi ahli praktisi sepakbola 2 adalah 83,2%, berdasarkan kriteria yang ditentukan, dapat dikatakan bahwa pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play dari pendahuluan, inti, dan penutup ini telah memenuhi kriteria valid (80%-100%). Dari hasil evaluasi ahli Praktisi Sepakbola 2 terhadap rancangan pengembangan model pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola terdapat saran-saran yaitu: 1. Setiap gambar diberi penjelasan maksud dan tujuan agar jelas yang melihat. 2. Pemanasan permainan perlu variasi setiap pertemuan 3. Streching yang urut 4. Pendinginan, gerakan lebih divariasikan Rekomendasi perbaikan produk ahli akademisi adalah layak untuk uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran d. Data Hasil Evaluasi Ahli Media Pada evaluasi ahli media di evaluasi oleh Wiku Aditya S.Kom,.M.Kom. yang mana beliau adalah pengajar di SMA N 3 Wonogiri, evaluasi ini dilakukan pada hari kamis 23 oktober 2014 di Wonogiri.

commit to user

95 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id Tabel 4.7 Data Kuantitatif Hasil Evaluasi Ahli Media No. 1 2 3 4

Aspek

Skoring Nilai X Xi 5 5 5 5

4 4 4 3

5 6 7 8 9

Kesesuaian anatara naskah dan isi program Kemenarikan Opening design dalam video Kemenarikan Closing design dalam video Pemilihan musik pada opening dan closing design Urutan materi dalam VCD pembelajaran Penggunaan bahasa Indonesia yang baku Kejelasan penyaji/presenter Kualitas suara dalam VCD pembelajaran Kualitas gambar dalam VCD pembelajaran

4 4 4 4 3

5 5 5 5 5

10

Pemilihan musik pada saat pembelajaran

3

5

11

Kesesuaianantara musik,visualisasi dan narasi Kesesuaian antara visualisasi dan narasi Durasi dalam video pembelajaran Pencapaian tujuan yang diharapkan Pembelajaran yang mudah dipahami audiens

3

5

4 5 4 4

5 5 5 5 75

12 13 14 15

57 TOTAL

Validasi P Kategori 80% Valid 80% Valid 80% Valid 60% Cukup Valid 80% Valid 80% Valid 80% Valid 80% Valid 60% Cukup Valid 60% Cukup Valid 60% Cukup Valid 80% Valid 100% Valid 80% Valid 80% Valid 76% Cukup Valid

Keterangan: P

: Persentase hasil evaluasi subyek uji coba

X

: Skor oleh subyek uji coba

Xi

: Jawaban maksimal dalam aspek penilaian oleh subyek uji coba ∑X

Persentase =

= ∑ X1

x100% 57 x100% = 76% 75

Berdasarkan hasil analisis dari tabel 4.7 maka hasil evaluasi tanggapan/penilaian dari ahli media adalah 76 %, berdasarkan kriteria yang ditentukan, dapat dikatakan bahwa VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola ini memenuhi kriteria cukup valid (6079%). Dari hasil evaluasi ahli media tentang VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola commit to user sepakbola didapat saran-saran sebagai berikut :

96 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id 1. Pengaturan pencahayaan diperhatikan 2. Sudut pengambilan gambar/angel ditambah 3. Pemilihan aliran musik jangan terlalu keras 4. Suara musik ketika ada penjelasan agak dikurangi

5. Waktu di efektifkan (gerakan sama tidak usah diulang-ulang/terlalu panjang) Rekomendasi perbaikan produk ahli akademisi adalah layak untuk uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran Pada tabel 4.8 berikut akan disajikan data kuantitatif dari hasil evaluasi keempat ahli diatas, sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut : Tabel 4.8 Kesimpulan Data Kuantitatif Evaluasi Ahli No 1 2 3 4

Ahli Ahli Akademisi Ahli Praktisi 1 Ahli Praktisi 2 Ahli Media Jumlah

Skor Hasil 209 212 208 57 686

Skor Maks. 250 250 250 75 825

Persentase 83,6 84,8 83,2 76 83,15%

Dari tabel 4.8 diatas dapat di interpretasikan bahwa rancangan produk pengembangan program vcd pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play untuk anak sekolah dasar bisa diuji cobakan pada tahap selanjutnya, mengacu pada klasifikasi dari Maksum (2009). Tabel 4.9 Persentase Hasil Evaluasi Persentase 80% - 100% 60% - 79% 50% - 59% <50%

Keterangan Valid/digunakan Cukup Valid/digunakan Kurang Valid/diganti Tidak Valid/diganti commit to user

97 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id 2. Data Hasil Uji Coba Lapangan

Uji coba produk dalam penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mencari penilaian dari siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Manyaran yang berkaitan dengan isi model pembelajaran. Uji coba produk dilaksanakan di SD N 4 Manyaran, berikut ini akan disajikan hasil uji coba produk pengembangan program pembelajaran menggiring bola sepakbola berbasis play uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar. Hasil uji coba kelompok berupa data kuantitatif dan termasuk jenis data ordinal. a. Uji Coba Kelompok Kecil Uji coba kelompok kecil produk pengembangan program vcd pembelajaran menggiring bola sepakbola berbasis play untuk anak sekolah dasar dilaksanakan pada 29 Oktober 2014 dengan jumlah subjek 10 siswa SD Negeri 4 Manyaran, Kec. Manyaran. Uji coba kelompok kecil dilakukan di lapangan SD N 4 Manyaran dimulai pukul 07.00 s/d 09.00 WIB. Pada tabel 4.10 berikut akan disajikan data hasil penilaian atlet pada uji coba kelompok kecil. Tabel 4.10 Data Kuantitatif Hasil Uji Coba Kelompok Kecil No 1

2 3

4 5 6

Skoring Nilai X X X X X X X X X X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kejelasan penyaji 5 5 4 5 4 3 5 4 4 4 dalam menyampaikan materi Kemudahan dalam 4 5 5 3 4 5 4 3 4 4 melakukan pemanasan Kemenarikan 4 4 5 4 4 4 3 4 3 4 pemanasan dalam pembelajaran Kemanfaatan dalam 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 melakukan pemanasan Aspek

Keamanan dalam 5 melakukan pemanasan Kemenarikan variasi 5

4

4

4

4

4 3 3 5 4 commit to user 4 3 5 4 4

Validasi P Kate

X

Xi

43

50

86%

Valid

42

50

84%

Valid

39

50

78%

Valid

38

50

76%

gori

4

5

41

50

82%

Cuku p Valid Valid

3

3

39

50

78%

Valid

98 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

7

8

9 10

11

12 13 14

15

model latihan 1-8 Kemudahan melakukan variasi model 1-8 Kemanfaatan melakukan variasi model 1-8 Keamanan melakukan variasi model 1-8 Keamanan dalam melakukan pendinginan Kemudahan dalam melakukan pendinginan Kemenarikan materi pendinginan Kemanfaatan materi pendinginan

4

3

5

3

3

5

4

5

3

3

38

50

76%

Cuku p Valid

4

4

4

5

3

5

4

5

4

4

42

50

84%

Valid

5

4

4

5

4

4

5

4

4

4

43

50

86%

Valid

4

5

5

4

4

4

5

4

4

3

42

50

84%

Valid

3

5

4

4

4

4

4

4

3

4

40

50

80%

Valid

4

4

4

4

5

5

3

4

4

3

40

50

80%

Valid

4

3

4

4

4

4

5

4

3

4

39

50

78%

Kemudahan 4 keseluruhan materi untuk dipahami Kemenarikan 5 keseluruhan meteri dalam VCD

3

5

4

5

3

5

5

4

4

42

50

84%

Cuku p Valid Valid

4

4

3

3

5

5

5

3

4

42

50

84%

Valid

610

750

81,3 %

Valid

Total Keterangan : P

: Persentase hasil evaluasi subyek uji coba

X1-X10

: Jumlah jawaban skor oleh subyek uji coba

X

: Jumlah jawaban

Xi

: Jumlah jawaban maksimal dalam aspek penilaian oleh subyek uji coba

Persentase =

∑X = ∑ X1

x100% 610 x100% = 81,3% 750

Berdasarkan hasil analisis dari tabel 4.10, maka hasil tanggapan/penilaian dari uji commit to user coba (kelompok kecil) didapat persentase yaitu 81,3% berdasarkan kriteria yang ditentukan,

99 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

bahwa model pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play ini memenuhi kriteria Valid. Maka sesuai dengan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa rancangan produk pengembangan program vcd pembelajaran menggiring bola sepakbola berbasis play dapat diuji cobakan pada tahap uji coba kelompok besar, mengacu pada klasifikasi dari Maksum (2009). Tabel 4.11 Persentase Hasil Evaluasi Persentase 80% - 100% 60% - 79% 50% - 59% <50%

Keterangan Valid/digunakan Cukup Valid/digunakan Kurang Valid/diganti Tidak Valid/diganti

b. Uji Coba Kelompok Besar Uji coba kelompok besar produk pengembangan program vcd pembelajaran menggiring bola sepakbola berbasis play untuk anak sekolah dasar dilaksanakan pada 2 November 2014 dengan jumlah subjek 20 siswa yang terdiri dari 10 siswa SD Negeri 4 Manyaran, Kec. Manyaran dan 10 siswa SD Negeri 4 Gunungan, Kecamatan Manyaran. Uji coba kelompok kecil dilakukan di lapangan SD N 4 Gunungan, Kecamatan Manyaran dimulai pukul 07.00 s/d 09.00 WIB. Pada tabel 4.12 berikut akan disajikan data hasil penilaian atlet pada uji coba kelompok kecil. Tabel 4.12 Data Kuantitatif Hasil Uji Coba Lapangan No 1

2

Skoring Nilai X X X X X X X X X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kejelasan penyaji 4 5 4 5 4 5 5 5 5 dalam menyampaikan materi commit to user Kemudahan dalam 5 5 5 5 4 5 5 5 5 Aspek

X 11

X 12

X 13

X 10 4

5

3

4

4

5

4

4

100 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

3

4 5 6 7 8

9 10 11 12 13 14

15

melakukan pemanasan Kemenarikan pemanasan dalam pembelajaran Kemanfaatan dalam melakukan pemanasan Keamanan dalam melakukan pemanasan Kemenarikan variasi model latihan 1-8 Kemudahan melakukan variasi model 1-8 Kemanfaatan melakukan variasi model 1-8 Keamanan melakukan variasi model 1-8 Keamanan dalam melakukan pendinginan Kemudahan dalam melakukan pendinginan Kemenarikan materi pendinginan Kemanfaatan materi pendinginan Kemudahan keseluruhan materi untuk dipahami Kemenarikan keseluruhan meteri dalam VCD

4

5

4

5

4

4

5

4

5

5

3

3

4

4

4

4

5

5

4

4

4

4

4

5

3

3

4

4

4

4

4

4

4

5

5

5

4

3

4

4

4

4

5

5

4

5

5

5

5

5

4

4

5

4

4

5

4

4

5

4

5

5

5

4

5

5

5

4

5

4

4

5

4

5

4

5

5

4

4

5

5

5

4

5

5

4

5

5

4

5

4

4

4

4

4

5

5

4

5

4

4

4

4

5

4

5

4

4

4

4

3

4

4

4

4

5

5

4

5

4

3

5

4

3

4

3

4

4

5

3

4

4

4

4

4

4

3

4

3

5

3

3

4

5

5

4

5

5

4

5

5

4

5

5

4

4

5

5

4

5

5

5

5

5

5

5

5

4

4

Aspek

X 14

X 15

X 16

X 17

X 18

X 19

Kejelasan penyaji dalam menyampaikan materi Kemudahan dalam melakukan pemanasan Kemenarikan pemanasan dalam pembelajaran Kemanfaatan dalam melakukan pemanasan Keamanan dalam melakukan pemanasan Kemenarikan variasi model latihan 1-8 Kemudahan melakukan

5

4

3

4

4

5

4

4

4

4

4

4

5

4

4

4

4

4

4

3

4

4

5

3

3

4

5 5

Skoring Nilai No 1 2 3

4 5 6 7

Validasi Xi

P

87

100

87%

Valid

4

90

100

90%

Valid

3

4

82

100

82%

Valid

4

3

4

79

100

79%

4

3

5

81

100

81%

Cukup Valid Valid

4

4commit 4 5to user 5 5

91

100

91%

Valid

5

5

94

100

94%

Valid

5

5

5

X 20

5

X

Kategori

101 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

8

9 10 11 12 13 14

15

variasi model 1-8 Kemanfaatan melakukan variasi model 1-8 Keamanan melakukan variasi model 1-8 Keamanan dalam melakukan pendinginan Kemudahan dalam melakukan pendinginan Kemenarikan materi pendinginan Kemanfaatan materi pendinginan Kemudahan keseluruhan materi untuk dipahami Kemenarikan keseluruhan meteri dalam VCD

4

4

3

5

5

4

5

89

100

89%

Valid

5

4

3

4

5

5

5

91

100

91%

Valid

4

5

4

5

5

5

3

87

100

87%

Valid

4

4

4

3

4

4

4

81

100

81%

Valid

3

3

4

4

3

4

4

76

100

76%

5

3

4

4

3

5

4

77

100

77%

5

3

4

5

4

5

4

90

100

90%

Cukup Valid Cukup Valid Valid

5

5

5

5

5

5

4

96

100

96%

Valid

1291

1500

86,07

Valid

Total Keterangan : P

: Persentase hasil evaluasi subyek uji coba

X1-X20

: Jumlah jawaban skor oleh subyek uji coba

X

: Jumlah jawaban

Xi

: Jumlah jawaban maksimal dalam aspek penilaian oleh subyek uji coba

Persentase =

∑X = ∑ X1

x100% 1291 x100% = 86,07% 1500

Berdasarkan hasil analisis dari tabel 4.12, maka hasil tanggapan/penilaian dari uji coba lapangan (kelompok besar) didapat persentase yaitu 86,07% berdasarkan kriteria yang ditentukan, bahwa model pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play ini memenuhi kriteria Valid, sehingga produk ini dapat diuji cobakan pada tahap uji efektifitas produk (uji eksperimen produk), mengacu pada klasifikasi dari maksum (2009). commit to user Tabel 4.13 Persentase Hasil Evaluasi

102 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id Persentase 80% - 100% 60% - 79% 50% - 59% <50%

Keterangan Valid/digunakan Cukup Valid/digunakan Kurang Valid/diganti Tidak Valid/diganti

D. Hasil Tahap 3 Uji Efektivitas Produk Uji efektifitas produk dalam penelitian pengembangan program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring sepakbola berbasis play ini bertujuan untuk melihat perbedaan pengaruh kemempuan menggiring bola sepakbola dari hasil pengembangan dan kelompok yang diberikan pembelajaran secara konvensional. Uji efektivitas produk ini menggunakan rancangan eksperimen semu. Uji efektivitas terhadap kelompok perlakuan dilakukan di lapangan SDN IV Gunungan, tes awal dilakukan pada tanggal 9 November 2014 dan tes akhir 2 Januari 2014, pelaksanaan program latihan dilaksanakan pada sore hari pukul 15.30 dan pukul 07.30 pada hari minggu. Tes awal dan akhir kemampuan menggiring bola untuk mengetahui peningkatan kemampuan menggiring bola siswa Sekolah Dasar di Kec. Manyaran, berikut ini akan dijabarkan data kuantitatif hasil Tes awal dan akhir kemampuan menggiring bola siswa Sekolah Dasar di Kec. Manyaran Kabupaten Wonogiri. 1. Deskripsi Data Pre-test dan Post test Pada tabel 4.14 berikut akan disajikan kesimpulan data dari pre-test dan post-test kemampuan menggiring bola sepakbola kelompok eksperimen dan kontrol siswa Sekolah Dasar usia di Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri.

commit to user

103 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 4.14. Rekapitulasi data Hasil pre-test dan post-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Deskripsi Data Rentang

Kemampuan Menggiring Eksperimen Kontrol Pre Test Post Test Pre Test Post Test 19,32 – 15,21 16,2 – 13,18 19,98 – 14,52 18,08 – 13,26

Jumlah Beda

57,49

14,78

Beda rata-rata

2,87

0,73

S.Baku beda

0,45

0,88

t-hitung

28,75

3,75

t-tabel

2,09

2,09

Dari hasil pre-test dan post-test kemampuan menggiring pada kelompok eksperimen pre test diperoleh rentang 19,32 – 15,21 dan post-test 16,2-13,18. Jumlah beda 57,49 dengan beda rata-rata 2,87 dan simpangan baku beda 0,45 sehingga didapat t hitung 28,75. Dari hasil pre-test dan post-test kemampuan menggiring pada kelompok kontrol pre test diperoleh rentang 19,98 – 14,52 dan post-test 18,08-13,26. Jumlah beda 14,78 dengan beda rata-rata 0,73 dan simpangan baku beda 0,88 sehingga didapat t hitung 3,75. 2. Analisis data uji efektivitas produk (eksperimen produk) a. Pengujian Prasyarat Analisis 1) Uji Normalitas Distribusi Frekuensi Populasi Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode liliefors. Hasil uji normalitas data yang dilakukan pada tiap kelompok adalah sebagai berikut : Tabel 4.15 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Distribusi Frekuensi POP Kel Eksperimen

N

M

20

16,95

SB

Lo

commit to user 1,17 0,0986

Ltabel

Ά

Ket

0,190

0,05

Normal

104 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id Kel Kontrol

20

16,74

1,55

0,1156

0,190

0,05

Normal

Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok eksperimen diperoleh nilai : Lo = 0,0986 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf signifikansi 5% yaitu : 0,190. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada tes kelompok eksperimen termasuk berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok kontrol diperoleh nilai : Lo = 0,1156 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf signifikansi 5% yaitu : 0,190. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada tes kelompok kontrol termasuk berdistribusi normal. 2) Uji Homogenitas Variansi Populasi Uji homogenitas variansi populasi dimaksudkan untuk menguji kesamaan varians pada populasi. Uji homogenitas variansi populasi pada penelitian ini dilakukan dengan Uji F. Hasil uji homogenitas variansi populasi dalam penelitian pengembangan adalah sebagai berikut : Tabel 4.16 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Variansi Populasi Kelompok

N

ƩX:

M

ơ data

Fo

Ft

Ket

ƩY Eksperimen

20

338,92

16,95

1,17

1,32

2,21

Homogen

Kontrol

20

334,71

16,74

1,55

1,32

2,21

Homogen

Dari perhitungan data tes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan derajat (dk) pembilang=19, dan derajat kebebasan (dk) = 19, dan taraf nyata ά=0,05, diperoleh F tabel = 2,21. Tampak bahwa F hitung Lebih Kecil dari tabel, maka data kelompok X dan Y commit to user Homogen.

105 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id b. Uji Signifikansi

Proses penghitungan hasil eksperimen menggunakan uji t (uji signifikansi) dengan menggunakan rumus :

Kriteria produk dinyatakan signifikan pengaruhnya apabila daftar distribusi t dengan menggunakan peluang 1 - ½ά = 0,975 dengan dk n-1 = 23 diperoleh harga t

(0,975)

= 2,09.

Dalam kriteria pada t Hitung > t Tabel dengan ά = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dalam tabel 4.20 berikut akan disajikan data hasil pre-test dan post test dalam penelitian pengembangan program vcd pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola adalah sebagai berikut :

Tabel 4.17 Data Hasil pre-test dan post-test POP

N

Ʃpre-test

Ʃpost-test

Ʃbeda

Thitung

Ttabel

Ket

Eksperimen

20

338,92

281,43

57,49

28,75

2,09

Signifikan

Kontrol

20

334,71

319,93

14,78

3,751

2,09

Signifikan

Dari hasil uji t signifikansi tes kelompok eksperimen, derajat kebebasan menggunakan rumus (n-1) sehingga diperoleh d.b=20-1=19. Dari hasil t hitung, maka diperlukan tabel t tabel untuk target empirik 0,5%, dengan t tabel = 2,09. Dan dari hasil perbandingan t hitung lebih besar dari t tabel maka dapat disimpulkan data signifikan untuk taraf signifikansi 0,5%. Dari hasil uji t signifikansi tes kelompok kontrol, derajat kebebasan menggunakan commit to user rumus (n-1) sehingga diperoleh d.b=20-1=19. Dari hasil t hitung, maka diperlukan tabel t

106 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

tabel untuk target empirik 0,5%, dengan t tabel = 2,09. Dan dari hasil perbandingan t hitung lebih besar dari t tabel maka dapat disimpulkan tidak ada beda rata-rata yang signifikan untuk taraf signifikansi 0,5%. Dari uji signifikansi dapat diketahui bahwa kelompok eksperimen atau kelompok yang menggunakan video pembelajaran menunjukkan adanya peningkatan hasil yang jauh lebih signifikan dibandingkan kelompok kontrol atau kelompok yang tanpa menggunakan video, hal ini didasarkan pada hasil penghitungan selisih antara tes akhir dan tes awal. 3.

Pemeriksaan Keabsahan Data Kualitatif

a. Pemeriksaan teman sejawaat Langkah pemeriksaan sejawat dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan diskusi terhadap metode serta hasil dari penelitian yang dilakukan. Pemeriksaan teman sejawat merupakan salah satu langkah pemeriksaan keabsahan data. Langkah ini untuk data yang berbasis paparan naratif. Hal ini dilakukan untuk memperoleh keterbukaan dan kejujuran serta menghasilkan suatu klarifikasi terhadap penafsiran dari hasil-hasil temuan dalam penelitian. Temuan-temuan yang didapat dalam penelitian perlu adanya suatu klarifikasi untuk didapatkan suatu simpulan dari temuan tersebut. Dalam penelitian ini klarifikasi dilakukan terhadap materi yang diangkat yaitu meningkatkan penguasaan teknik dasar menggiring bola sepakbola siswa sekolah dasar di Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri dan kesesuaian metodologi penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian pengembangan. Berdasarkan diskusi yang dilakukan didapatkan bahwa materi yang diangkat sangat penting untuk diteliti dan diberikan sesuatu yang baru sehingga dapat digunakan di masa mendatang. Dari sisi metodologis didapatkan simpulan bahwa metode penelitian pengembangan merupakan cara yang tepat menghasilkan suatu hal baru yang dapat digunakan sebagai referensi pemberian solusi.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

107 digilib.uns.ac.id

b. Perpanjangan keikutsertaan Perpanjangan keikutsertaan ini terkait dengan peneliti sebagai salah satu instrument penelitian. Sumber data yang diperoleh berasal dari pengamatan peneliti sendiri. Keikutsertaan peneliti ini dilakukan dalam jangka waktu yang panjang karena peneliti terlibat dalam proses penelitian dengan menjadi salah seorang pengamat. Peneliti secara keseluruhan mengamati segala bentuk-bentuk kejadian yang terjadi dalam penelitian untuk memperoleh keakuratan informasi dan meminimalisir terjadinya bias dalam penelitian. Dalam hal ini perpanjangan keikutsertaan yang dilakukan oleh peneliti adalah pengamatan terhadap keterlaksanaan penelitian yang kemudian dituliskan dalam bentuk catatan lapangan. Dari hasil catatan lapangan dapat diinterpretasikan hasil yang di dapat sudah cukup valid dan layak untuk dipertanggung jawabkan. c. Triangulasi Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti untuk pemeriksaan keabsahan data adalah dengan triangulasi. Adapun langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk triangulasi ini adalah sebagai berikut: 1.

Triangulasi teori dimana peneliti membandingkan temuan penelitian dengan hasil

teori yang didapat dilapangan dan dilakukan pembahasan. 2. Triangulasi metode dimana melakukan pengecekan terhadap subyek menggunakan pengamat yang lain. Dalam hal ini peneliti melibatkan pelatih tim sebagai pengamat untuk memperoleh derajat kepercayaan terhadap hasil temuan penelitian. Hasil-hasil temuan lapangan dirangkum dan kemudian disajikan dalam satu hasil yang merupakan simpulan dari dua pengamatan. 3.

Triangulasi sumber (experts judgements) yaitu peneliti melakukan wawancara

untuk memperoleh temuan awal permasalahan penelitian kepada salah satu ahli commit to user yang merupakan pelatih tim yang diteliti dan membandingkan hasil temuan teori

108 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

yang dirancang dalam produk awal untuk diberikan masukan dari para ahli atau narasumber. Dilakukanya pemeriksaan terhadap keabsahan data yang didapat dalam penelitian maka diharapkan hasil dari penelitian dapat dipertanggungjwabkan dan diperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan peneilitian. E. Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran yang lebih lanjut mengenai hasilhasil analisis data yang telah dikemukakan dikaitkan dengan teori-teori yang relevan serta penelitian yang terdahulu. Berdasarkan prosedur penelitian pengembangan manghasilkan tiga kelompok pembahasan yaitu: 1. Studi Pendahuluan Tujuan dari penelitian pengembangan dilakukan yaitu sebagai jalan penghubung antara dua tempat yang terbentang cukup lebar antara penelitian dan praktek pendidikan. Menurut Degeng (2002:1) penelitian pengembangan adalah “penelitian ilmiah yang menelaah suatu teori, model,

konsep,

atau

prinsip,

dan

menggunakan

hasil

telaah

untuk

mengembangkan suatu produk”. Penelitian pengembangan tidak selalu mengembangkan produk baru, bisa dengan menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggung jawabkan. Penelitian dan pengembangan selalu diawali dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan menggunakan suatu produk tertentu. Dengan demikian penelitian pengembangan merupakan penelitian yang menelaah suatu teori, konsep atau model untuk membuat suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada yang dimulai dari adanya suatu kebutuhan dari suatu masalah yang dapat dipecahkan dengan produk tersebut. Penelitian dan pengembangan dalam dunia olahraga Tahap pelaksanaannya dimulai studi pendahuluan yang merupakan proses commit to awal user dari penelitian yang memiliki sifat berbasis masalah, hal ini sama juga dengan penelitian penelitian dalam bidang pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id

109 digilib.uns.ac.id

yaitu penelitian berbasis masalah yang kemudian diselesaikan dengan adanya pemecahan masalah. Menurut Arikunto (2009) “Studi pendahuluan adalah kegiatan yang dilakukan oleh calon

peneliti

untuk mengadakan pengumpulan data sementara demi pastinya langkah

yang akan dilalui.” Studi pendahuluan merupakan identifikasi awal terhadap masalah yang ingin diungkap dan dibahas dalam penelitian. Masalah penelitian yang akan diangkat dalam penelitian akan dijabarkan dan dijadikan ruang lingkup untuk membatasi masalah dalam penelitian.

Dari ruang lingkup yang telah disusun tersebut akan dirumuskan langkah-

langkah yang akan dilakukan dalam proses penelitian yang berlandaskan teori yang telah ada. Pencapaian prestasi olahraga sepakbola ditentukan dari beberapa aspek, mulai dari aspek fisik, teknik, taktik, mental dan keberuntungan. Prestasi sepakbola juga ditentukan dari faktor penguasaan teknik dasar yang baik, karena dengan penguasaan teknik dasar yang baik akan dapat menghasilkan gerakan yang efektif dan efisien para atlitnya. Penguasan teknik dasar sepakbola harus benar-benar diperhatikan untuk mendukung performa gerak dan kemampuan melakukan olahraga sepakbola. Borg dan Gall (1983) “ menyimpulkan bahwa analisis kebutuhan merupakan pengumpulan informasi awal terhadap perbedaan kondisi yang ada dilapangan dan kondisi yang diinginkan, untuk kebutuhan pemecahan masalah yang ada.” Informasi awal yang dibutuhkan merupakan hal yang sangat penting sebagai awal penemuan terhadap masalah yang akan dijadikan sebagai perhatian utama dalam penelitian. Analisis kebutuhan sebagai suatu cara pengumpulan informasi awal dapat dilakukan dengan berbagai cara. Analisis kebutuhan juga merupakan cara untuk mengetahui tentang segala materi yang dibutuhkan dalam penelitian. commit to user Informasi awal dilapangan sangat diperlukan dalam penelitian pengembangan karena

perpustakaan.uns.ac.id

110 digilib.uns.ac.id

merupakan gambaran nyata kondisi yang ada dan sebagai suatu bahan kajian untuk ditemukan suatu kekurangan atau kelebihan dari suatu hal. Informasi ini akan bisa memunculkan suatu keadaan dimana terungkap keunggulan dari poin utama yang diamati, namun bisa juga muncul suatu permasalahan yang membutuhkan suatu solusi pemecahan sehingga menjadi lebih baik. Ketika muncul suatu keunggulan dari fokus utama yang menjadi bahan pengamatan, maka secara tidak langsung sejalan dengan harapan yang dimiliki, namun ketika muncul ketidaksesuaian dengan harapan yang dimilki maka akan timbul suatu masalah yang menjadi pemisah antara harapan dan kenyataan yang ada. Menurut Winarno (2007) “masalah merupakan kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, kesenjangan antara teori dan praktik yang memerlukan jawaban, penjelasan atau pemecahan.”Kemunculan suatu masalah di lapangan jelas membutuhkan suau solusi untuk pemecahan masalah tersebut, sehingga tidak ada suatu kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang ada dilapangan. Studi pustaka merupakan salah satu sarana yang dimaksudkan untuk mempersiapkan pengumpulan data lapangan sebagai awal penentuan masalah penelitian. Studi pustaka juga dilakukan untuk mempelajari lebih lanjut tentang masalah penelitian yang yang akan diangkat serta pemahaman terhadap metodologi penelitian yang digunakan. Studi pustaka bertujuan untuk memudahkan langkahlangkah pelaksanaan penelitian serta menyusun pola pikir yang lebih terstruktur dan efisien. Studi pustaka juga mempunyai tujuan untuk mempelajari teori-teori serta konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah penelitian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam analisis kebutuhan ada beberapa tahap yang dilakukan sehingga dapat menjelaskan dan menemukan suatu masalah yang pada akhirnya akan diangkat ke dalam penelitian. Adapun cara pengumpulan informasi awal untuk analisis kebutuhan adalah dengan beberpa instrumen commit to user yang dapat digunakan antara lain wawancara, kuisioner, tes dan observasi yang diberikan

111 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

peneliti dalam hal ini kepada para guru penjas dan siswa sekolah dasar di Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri. Penelitian ini diawali dengan peneliti menentukan bidang garapan yang akan menjadi bahan yang akan diteliti. Bidang garapan yang ingin diteliti ditentukan adalah bidang olahraga. Dalam hal ini peneliti memilih olahraga sepakbola sebagai bidang utama yang akan diteliti. Alasan peneliti memilih olahraga sepakbola dikarenakan disesuaikan dengan bidang yang ditekuni oleh peneliti. Diharapkan dengan hal tersebut dapat memudahkan peneliti melakukan pekerjaan penelitian dengan baik. Menindaklanjuti pemilihan materi penelitian yang dilakukan sebelumnya, peneliti melanjutkan langkahlangkah penelitian dengan melakukan analisis kebutuhan terhadap masalah dan materi penelitian. Analisis kebutuhan dimulai dari peneliti mulai menentukan masalah yang akan diteliti. Penentuan masalah ini dimulai dari menentukan materi yang akan dijadikan bahan penelitian yang dalam hal ini adalah olahraga sepakbola. Olahraga sepakbola terdiri dari berbagai komponen yang diantaranya terdiri dari komponen fisik,

teknik,

taktik

dan

mental.

Dari

beberapa

komponen

tersebut

peneliti

menentukan salah satu untuk dijadikan fokus utama penelitian. Peneliti memilih materi teknik dasar Menembak menggiring bola sepakbola sebagai fokus utama yang akan di angkat

sebagai masalah penelitian. Peneliti kemudian mengarah lebih lanjut kepada

penentuan subyek penelitian, berdasarkan masalah penelitian yang akan diangkat maka peneliti memilih serta menyesuaikan karakteristik subyek yang akan diteliti. Peneliti memilih siswa kelas besar usia 10-12 tahun sebagai subyek penelitian dengan asumsi bahwa latihan teknik yang dilakukan oleh Siswa kelas besar usia 10-12 tahun yang jika dilihat dari usia kronologis masuk pada usia anak besar yang masih mudah untuk diberikan pembelajaran tentang teknik dasar menggiring bola sepakbola. Dalam olahraga commit to user sepakbola banyak aspek yang mempengaruhi di dalamnya. Ditinjau dari profil olahraga

perpustakaan.uns.ac.id

112 digilib.uns.ac.id

sepakbola maka tidak akan terlepas dari aspek fisik, teknik, taktik dan mental ketika pada saat situasi petandingan. Aspek tersebut merupakan bagian terpenting dalam suatu olahraga termasuk olahraga sepakbola. Salah satu yang menjadi aspek terpenting dalam olahraga adalah

penguasaan

teknik dasar. Olahraga sepakbola di wonogiri sangat berkembang

dengan pesat, tetapi penekanan pada latihan teknik belum maksimal dilakukan, hal ini dapat diketahui dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan wawancara kepada Guru penjas dan siswa di Kecamatan Manyaran.

Peneliti memilih Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri sebagai tempat pelaksanaan penelitian dimana selain peneliti bertempat tinggal didaerah ini juga terdapat banyak sekolah yang mempunyai lapangan sepakbola sendiri. Didalam prosedur penelitian pengembangan harus didahului dengan studi pendahuluan sebagai langkah awal pengumpulan informasi mengenai kejadian yang terjadi dilapangan yang pada akhirnya mengungkap suatu masalah. Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti juga relevan dengan kebutuhan dari penelitian sehingga dapat memunculkan data-data pendukung mengenai masalah yang ditemukan beserta memberikan solusi. 2. Pengembangan Produk Tahap pengembangan produk ini dilakukan dengan tujuan memperoleh desain model pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola yang sesuai dengan teori dan subjek uji coba. a. Pengkajian Teori Tahap pertama dalam pengembangan produk ini adalah melakukan kajian terhadap teori yang digunakan untuk mendukung penelitian. Borg dan gall (1983) menyimpulkan, “kajian teori commit to user adalah pengumpulan informasi pendukung penelitian

yang berhubungan dengan

perpustakaan.uns.ac.id

113 digilib.uns.ac.id

perencanaan pengembangan.” Kajian teori merupakan tahapan untuk mengkaji dan menelaah secara ilmiah materi yang akan digunakan dengan berlandaskan pada teoriteori empiris yang ada. Materi dalam penelitian ini adalah temuan masalah di lapangan, dimana akan dikembangkan produk untuk memberikan solusi terhadap masalah yang ditemukan sebelumnya pada studi pendahuluan. Teori-teori yang digunakan merupakan teori yang mendukung terhadap penelitian yang dilakukan. Peneliti mengungkap teori-teori yang relevan dan mendukung terhadap produk penelitian yang dikembangkan. Teori-teori yang mendasari adalah: 1. Olahraga Sepakbola 2. Teknik dasar Sepakbola 3. P e m b e l a j a r a n 4. Model Menggiring bola Pemilihan teori-teori tersebut dilakukan peneliti dengan didasarkan pada logika berfikir empiris. Dalam penyusunan kajian teori dapat digunakan bentuk-bentuk penalaran yang dapat menunjukkan alur pola berfikir yang logis. Salah satu contoh untuk menjabarkan penyusunan dalam penulisan kajian teori menggunakan penalaran deduktif. Winarno (2007) “penalaran deduktif dimulai dari hal-hal yang bersifat umum dan menuju ke hal-hal yang khusus.” Hal yang cukup luas atau cukup besar cakupan bahasannya dikaji terlebih dahulu sehingga nanti akan mengerucut pada hal yang lebih khusus. Peneliti menggunakan penalaran deduktif dalam penyusunan kajian teori dengan mengungkap kajian terhadap olahraga hingga tinjauan yang mendukung terhadap penelitian yang disusun. Penyusunan ini relevan dengan prosedur serta teori yang menjadi landasan dan dapat menunjukkan alur berpikir dari peneliti yang logis. commit to user b. Penyusunan Draft Produk Pengembangan

perpustakaan.uns.ac.id

114 digilib.uns.ac.id

Produk dalam penelitian pengembangan ini berupa pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola untuk siswa sekolah dasar. Model sebagai noun dapat diartikan sebagai representasi atas struktur yang dicoba untuk diproyeksikan. Sebagai adjective model mengandung pemahaman sebagai kesempurnaan atau idealisasi atas suatu gagasan, sementara sebagai adverb model mengacu pada pengertian „memperagakan‟ atau menunjukkan serta menampilkan apa yang dipresentasikan Bell (dalam Basuki 2011). Berdasarkan hal tersebut model dalam konteks ilmiah mengacu pada konotasi sebuah acuan atau pola/tiruan dari suatu yang akan dibuat, dan merupakan kesempurnaan atau idealisasi atas suatu gagasan, yang dimaksudkan untuk „memperagakan‟ atau menunjukan serta menampilkan apa yang dipresentasikan. Tipe model yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah tipe procedural. Hal ini sesuai dengan pendapat Bompa bahwa model adalah suatu tiruan, suatu tiruan dari yang aslinya, mengatur bagian khusus suatu fenomena yang diamati atau diselidiki. Tujuan suatu model adalah untuk memperoleh suatu yang ideal, dan meskipun keadaan abstrak ideal diatas adalah kenyataan yang kongkrit, hal itu juga menggambarkan sesuatu yang diusahakan untuk dicapai, suatu peristiwa yang akan dapat diperoleh. Model pengembangan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa item, yaitu: 1. Kajian teoritis sebagai dasar penyusunan bentuk-bentuk latihan dan penyusunan program pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola. 2. Bentuk-bentuk pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola yang sesuai dengan karakteristik kebutuhan fisik dalam sepakbola. 3. Program pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola, program bulanan, dan program harian. 4. Evaluasi terhadap produk pengembangan, yaitu evaluasi kemampuan fisik. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

115 digilib.uns.ac.id

3. Tahap Uji Coba a. Evaluasi Ahli Sepakbola Evaluasi ahli dalam penelitian pengembangan ini dimaksudkan untuk memperoleh masukan dan saran terkait dengan pengembangan produk. Ahli sepakbola dalam penelitian pengembangan ini ada dua kriteria, yaitu ahli akademisi sepakbola dan ahli praktisi sepakbola. Hasil dari evaluasi ahli sepakbola dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif, hal ini karena dalam evaluasi ahli digunakan angket campuran. Hasil evaluasi ahli sepakbola untuk data kuantitatif berupa hasil persentase yaitu 83,6% dan 84%, dari hasil tersebut bisa diinterpretasikan bahwa produk pengembangan pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola bisa dilanjutkan ke tahap selanjutnya dengan memperhatikan saran dari ahli. b. Uji Coba Kelompok Kecil Tahap uji coba kelompok kecil merupakan tahap untuk mengetahui pendapat siswa terkait dengan produk pembelajaran teknik dasar menggiring bolas sepakbola yang dikembangkan. Uji coba kelompok kecil dalam penelitian ini menggunakan 10 subjek uji coba yang berasal dari Siswa kelas IV-VI SD N 4 Manyaran usia 10-12 tahun. Informasi yang berupa pendapat siswa dalam uji kelompok kecil ini diperoleh dengan menggunakan instrumen angket tertutup, sehingga data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif. Hasil persentase dari uji kelompok kecil sebesar 81,3%, sehingga bisa diinterpretasikan bahwa produk pengembangan pembelajaran teknik dasar menembak diterima oleh atlet sepakbola dan siap diuji coba pada kelompok yang lebih luas. c. Uji Coba Kelompok Besar Tahap uji coba kelompok besar merupakan tahap untuk mengetahui pendapat Siswa terkait dengan produk pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola yang commit to user dikembangkan dengan subjek lebih banyak dari uji coba kelompok kecil. Uji coba kelompok

perpustakaan.uns.ac.id

116 digilib.uns.ac.id

besar dalam penelitian ini menggunakan 20 subjek uji coba yang berasal dari siswa kelas IVVI SD N 4 Gunungan dan SDN 4 Manyaran usia 10-12 tahun. Informasi yang berupa pendapat siswa dalam uji kelompok besar ini diperoleh dengan menggunakan instrumen angket tertutup, sehingga data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif. Hasil persentase dari uji kelompok besar sebesar 86,07%, sehingga bisa diinterpretasikan bahwa produk pengembangan pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola diterima oleh siswa dan siap untuk dilakukan uji efektivitas. d. Revisi Produk Akhir Setelah pelaksanaan uji coba lapangan, maka dilakukan revisi dari hasil uji coba yang dilakukan sebagai perbaikan produk yang telah diuji cobakan berdasarkan tanggapan dan masukan dari para subyek. Hasil revisi menunjukkan bahwa produk pengembangan program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play dapat diuji tingkat efektivitasnya. 4. Uji Coba Produk Pengembangan Program VCD Pembelajaran Teknik Dasar Menggiring Bola Sepakbola Berbasis Play. Uji efektivitas produk ini dilakukan pada 20 Siswa Kelas IV-VI SDN 4 Gunungan dan 20 Siswa Kelas IV-VI SDN 2 Manyaran, dengan tujuan mengetahui tingkat efektivitas produk pengembangan untuk dirumuskan menjadi hasil produk akhir serta pemanfaatan lebih lanjut untuk penerapan pembelajaran di masa mendatang. Untuk rancangan desain eksperimen menggunakan rancangan desain pre test dan post test dengan pemilihan kelompok secara acak (Two Group Randomize Pre test and Post Test), atau dengan kata lain rancangan desain eksperimen ini menggunakan rancangan eksperimen dengan satu macam perlakuan. Arikunto (2009) menyimpulkan, “rancangan ekperimen dengan satu macam perlakuan (pretest-posttest control group design) dilakukan dengan cara kedua kelompok commit to user diberi tes awal untuk mengukur kondisi awal, kemudian pada kelompok eksperimen

117 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

diberikan perlakuan sedangkan pada kelompok pembanding tidak diberi.” Dapat diartikan juga bahwa kelompok pembanding menggunakan tipe konvensional yang telah diterapkan sebelumnya. Berdasarkan perbandingan persentase tersebut peningkatan hasil tes untuk kelompok eksperimen menunjukkan jauh lebih efektif peningkatannya dibandingkan dengan kelompok kontrol.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian serta hasil analisis data yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Studi Pendahuluan Studi pendahuluan ini dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap guru pendidikan jasmani dan siswa sekolah dasar di Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri. Berdasarkan hasil wawancara tersebut disimpulkan bahwa belum adanya pembelajaran dengan menggunakan media dan belum adanya contoh program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play di Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri. 2. Pengembangan Produk Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk secara teoritis, konseptual, prosedural, metodologis dan praktik empirik. Produk dalam penelitian pengembangan ini berupa VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play untuk murid sekolah dasar. Model pengembangan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa item, yaitu : 1. Kajian teori teknik dasar menggiring bola sepakbola. 2. Bentuk-bentuk teknik dalam menggiring bola sepakbola 3. Variasi drill untuk pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola 3. Tahap Uji Coba Produk a. Evaluasi Ahli Sepakbola Evaluasi ahli yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan 1 orang ahli akademisi, 2 orang ahli praktisi sepakbola dan 1 orang ahli media, kemudian didapat hasil commit to user data kualitatif dan data kuantitatif dikarenakan dalam evaluasi ahli menggunakan angket 118

119 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

campuran. Hasil evaluasi ahli akademisi untuk data kuantitatif didapatkan hasil akhir persentase evaluasi adalah 83,6% dan 2 ahli praktisi sepakbola dengan hasil akhir persentase evaluasi adalah 84% serta hasil akhir evaluasi ahli media adalah 76% sehingga dapat diinterpretasikan bahwa rancangan produk awal pengembangan program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play bisa di uji cobakan pada tahap selanjutnya. b. Uji Coba Terbatas Dari hasil informasi yang berupa pendapat Siswa dalam uji coba kelompok terbatas ini diperoleh dengan menggunakan instrumen angket tertutup berupa data kuantitatif. Hasil persentase didapat 84,8% dan dapat di interpretasikan bahwa rancangan produk pengembangan program vcd pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play ini bisa diuji cobakan pada tahap uji coba luas. c. Uji Coba Luas Dari hasil informasi berupa data kuantitatif dengan angket tertutup. Hasil persentase dari uji coba luas didapatkan hasil persentase 86,07% dan diinterpretasikan bahwa rancangan produk pengembangan program vcd pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play ini bisa diuji cobakan pada tahap uji efektifitas produk (uji eksperimen produk) d. Uji Efektifitas Produk a. Ada perbedaan pengaruh yang lebih baik antara hasil tes Kelompok yang menggunakan video dan kelompok tidak menggunakan video yaitu : 1. Kelompok Tanpa Video Tabel 5.1 Peningkatan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok Tanpa Video POP

N

Ʃpre-test

Ʃpost-test commitƩBeda to user Thitung

Ttabel

Ket

120 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id 20

Kontrol

334,71

319,93

14,78

3,751

2,09

Signifikan

2. Kelompok Dengan Video Tabel 5.2 Peningkatan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok Video POP

N

Ʃpre-test

Ʃpost-test

ƩBeda

Thitung

Ttabel

Ket

Eksperimen

20

338,92

281,43

57,49

28,75

2,09

Signifikan

Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa produk pengembangan program vcd pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play yang dikembangkan oleh peneliti dapat meningkatkan penguasaan keterampilan teknik menggiring bola sepakbola Siswa SD di Kecamatan Manyaran secara efektif dan efisien. B. Implikasi 1.

Produk pengembangan program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play di SD Kecamatan Manyaran dapat menambah bahan rujukan guru pendidikan jasmani dalam mengajarkan teknik dasar menggiring bola sepakbola.

2.

Keterampilan teknik dasar menggiring bola sepakbola dapat ditingkatkan secara optimal bila guru penjaskes atau pelatih dapat memilih media dan metode yang tepat dan menarik untuk murid dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.

3.

Temuan dalam penelitian ini bahwa dengan menggunakan program VCD pembelajaran ini sangat berdampak bagi kemampuan siswa dan mempermudah siswa dalam memahami materi dalam proses belajar.

4.

Penelitian ini telah menghasilkan sebuah produk yang mempunyai dampak bukan hanya untuk guru pendidikan jasmani dan siswa sekolah dasar, tetapi produk ini juga sangat commit to user

121 digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

berguna bagi para pelatih sepakbola dan atlit-atlit sepakbola untuk meningkatkan kualitas skills dribbling. C. SARAN Berdasarkan kajian teori, pembahasan hipotesis, hasil penelitian dan kesimpulan yang didapat dari hasil analisis data diatas, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut : 1.

Kepada Kepala Sekolah hendaknya lebih memperhatikan proses pembelajaran Penjaskes untuk menunjang peningkatan hasil pembelajaran secara umum terutama dari segi sarana dan prasarana (tanah lapang yang memadai, bola sepakbola) dan media pendukung pembelajaran yang ada di sekolah.

2.

Kepada Kepala Sekolah dan Guru penjaskes hendaknya menambah kegiatan jam belajar dengan kegiatan ektrakurikuler untuk meningkatkan hasil pembelajaran yang lebih optimal, karena tanpa adanya jam tambahan dan hanya mengandalkan jam mata pelajaran kemampuan siswa tidak akan meningkat secara maksimal.

3.

Guru atau pelatih sepakbola di sekolah diharapkan selalu kreatif dan berusaha memilih media dan metode pembelajaran yang tepat dalam membina dan melatih murid agar memperoleh hasil yang optimal.

4.

Program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play ini terbukti efektif untuk meningkatkan kemampuan menggiring bola sepakbola siswa dan sangat mempermudah siswa memahami dan melakukan gerakan dengan benar. Produk Pengembangan Program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play di SD Kecamatan Manyaran dapat menambah bahan rujukan dan kreatifitas guru pendidikan jasmani dalam mengajarkan teknik dasar menggiring bola.

5.

Bagi peneliti lanjutan, produk program vcd pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play ini telah memadai untuk dikatakan sebuah model pembelajaran. commit to user karena telah melakukan pengujian atau validasi baik secara teoritik dan empirik.